PERTUMBUHAN HUKUM MADJAPAHIT
Hukum apakah jang berlaku dalam negara keperabuan Madja
pahit, sebagai peraturan pergaulan-hidup dan bagi berbagai-bagai
perbuatan-hukum? Kita tak dapat mendjawab pertanjaan itu,
bahwa hukum Hindulah jang berlaku. Susunan negara seperti sapta-
prabhu, maha-menteri, perabu, rakrian jang tiga, kementerian
fang lima, kedudukan perabu dan lain-lain tak dikenal sebagai
djawatan tat a negara dalam naskah -naskah hukum Hindu. Perkataan
Sangsekerta jang dipakai mendjadi istilah-hukum sekalipun tak
dapat membawa kita kearah djawaban tersebut. Seperti dalam
zaman Islam, djuga beberapa perkataan Arab dipakai sebagai istilah-
hukum bagi menjatakan peristiwa atau perbuatan hukum-adat;
kaum, ahli, wakaf, war is, wilajat, kedaiilatan, sjah Alam (Minang-
kabau: Sahie alam).
Sebelum diperiksa hukum apakah jang dipakai dalam negara
Madjapahit, untuk mendjawab pertanjaan jang diadjukan diatas,
maka lebili dahuhi kita liendak mengumpulkan beberapa istilah-
liukum dan kemudian menjebutkan beberapa naskah -hukiim.
Perkataan dharma mempunjai dua arti: jang chusus jalah nama
tanah perdikan jang sudah dilepaskan dari kekuasaan desa; dipakai
djuga istilah sudharma. Dan jang umum dharma itu berarti kewa-
djiban menurut perintah agama, djadi maksudnja lebih luas dari
pada perkataan hukum; bagi orang Tionghoa beragama Buda maka
pengartian dharma itu banjak samanja dengan tao, jaitu: perim-
bangan susunan dunia dengan susunan kemanusiaan (D e Groot, The
religion of the Chinese, 1910, hal. 164; Vollenhoven, H et Adatrecht
II, 1931; hal. 133). Ilmu pengetahuan hukum Hindu bernama
Wyawaharagastra. Menurut prasasti Bendasari, maka hakim pemutus
eengketa bernama: Wyawahurawicchedaka; juris ilmu hukum
Hindu: pragwiwaka; ahli jang mengetahui hukum Hindu: dharma-
pathaka; hakim dinamai: adhyaksa, dharmadhikurin, atau karta;
masing-masing djawatan ini akan ditindjau perwatasan kewadjiban-
nja pada halaman lain.
Hukum adat dinamai dalam zaman Madjapahit deqadrsta, jaitu
kebiasaan dalam suatu daerah. Nama jang lain jaitu: degajatikula-
dharma.
176. Untuk memberi kesan, bahwa dalam perdjalanan sedjarah
Indonesia susunan ketatanegaraan itu berkembang menurut langkah-
langkah jang ditentukan oleh kemadjuan hukum kebiasaan, maka
dibawah ini kami terakan beberapa buah pertulisan, jaitu diantara-
nja pertulisan Telaga Batu dari abad ke-VII, jang semuanja dapat
dibandingkan dengan pertulisan lain-lain dalam zaman Madjapahit,
seperti telah disalinkan lehih dahulu pada halaman depan.
Pertulisan jang dengan segera akan dibalias dan disalin dibawah
ini jalah:
1. Pertulisan Telaga Batu dan Kedukan Bukit,
2. Serta beberapa pertulisan Islam.
Setelah mengemukakan beberapa pertulisan Islam sepandjang
masa Abad XII - XV, maka kami selidiki perumahan negara M adja
pahit dengan empat unzur-negara (tudjuan, orang dan penduduk,
mandala Nusantara dan pemerintahan), maka kami tindjau arti
dan tenaga kekuatan sumpah, jang mengikat supaja hukum M adja
pahit dipatulii. Dan pada achimja kami kemukakan dengan ringkas
hukum ketatanegaraan kedatuan Seriwidjaja selama seribu tahun
(Masehi 392— 1406) jang mendahului dan banjak hubungannja
dengan ketatanegaraan keperabuan Madjapahit (Masehi 1293—
1525).
177. Batu bertulis jang kita salin dibawah ini berasal dari
Kedukan Bukit dikaki Bukit Siguntang Mahameru dihulu Sungai
Tatang tjabang Batang Musi dikota Pelembang. Sampai kepada
tahun 1920 kaluarga jang menjimpan batu-pusaka .itu setiap inusim
memindjamkan kepada perahu jang ikut memuliakan perajaan air
dilaut Musi. Sesudah taliun 1920 batu itu dipindahkan kegedung
Artja dikota Djakarta dengan mendapat augka D. 146. Tidaklah
sardjana-sardjana menjangka bahwa tulisan berbahasa Indonesia-
lania itu berisi naskah Proklamasi Pembentukan negara Seriwidjaja
pada tahun 682. Pertulisan itu telali disalin kedalam bahasa Indo-
nesia-baru, Belanda, Inggeris dan Perantjis. Karangan-karangan jang
berisi pendjelasan tulisan itu jalah diantaranja:
Madjalah Oudli. Verslag 1920, lial. 117.
Westenenk : Uit het Land van Bittertong (dalam madj.
Djawa, 1921, djilid I, lial. 5).
— Bukit Sijruntanp: on Giiming Mahameru dll.
(dalam TLV, LXIII; 1923, lial. 221—226).
Prof. Dr. van Ronkel dalam madj. Acta Orientalia (djilid II,
1924: lial. 19).
G Coedes : Inscription de Kedukan Bukit (dalam madj.
BEFEO, 1930, lial. 33— 37).
Wellan : (^rlwijaya, 1250 jaren geleden gesticlit (TAG,
1934, lial. 378—402).
Prof. Dr. Poerbatjaraka. Riwajat Indonesia, 1951; lial. 33— 35.
Adapun batjaan pertulisan Kedukan Bukit itu adalali sebagai
berikut:
(J ) Swasli grl gakawarsallta 604 ekadacl gu
(2) klapaksa ivulan ivaicukha dapunta hiyang nayik di
(3) samwau manalap siddhayaira disaptami guklapaksa
(4) ivulan jyestha dapunta hiyang marlapas dari minanga
i (5 ) tamivan mamuiva yam ivala dualaksa danan koga
1 (6) duamtus cura di samwau danan jalan sariivu
(7) tluralus sapulu dua wannakna dTitam di malayu
i (8 ) sukhacilla di pancaml guklapaksa ivulan —
( 9 ) laghu mudila datam marwuat wunua —
1 (10) graivijaya jay a siddayatra subhiksa —
31
178. Salinan pertulisan diatas kedalam baliasa Indonesia Baru
berbunji:
1—4. Selamatlah. Pada taliun Sjaka 604 pada hari kesebelas
ketika bulan Waisjaka sedang terang, maka Jang Dipertuan Dapunta
Hiang naik kekapal untuk mengambil berkah kesaktian. Pada liari
ketudjuh ketika bulan Djesta sedang terang, maka Jang Dipertuan
Dapunta Hiang bertolak dari Muara Tamban, membawa tentara
dua-laksa orang;
5—8. banjak pengiringnja dua-ratus orang.
Bala-tentara dengan kapal banjaknja seribu-tiga ratus-dua belas
orang. Sampailah ke-Melaju dengan selamat. Pada tanggal lima belas
ketika bulan — sedang terang mudiklah pergi inembuat benua —
Seriwidjaja atas kedjajaan jang diberkahi tuali-kesaktian dan jang
menimbulkan kesedjahteraan.
179. Pertulisan Kedukan Bukit adalah dua buah, jang serupa
isinja; Janc satu ditemui di Kedukan Bukit di Muara Tatang dikaki
Bukit Siguntang Mahameru dan jang kedua ditemui di-Telaga Batu
dikota Pelembang djua. Pertulisan Kedukan Bukit seperti kita
salinkan diatas, menurut batjaan Ronkel-Coedes-Krom memuat tiga
taricli bulan dan semuanja djatuh kedalam tahun Sjaka 605, tetapi
jang menurut pembatjaan dan perhitungan baru disamakan oleli
sardjana Damais dengan tahun Masehi 682. Dengan demikian maka
ternjatalah, baliwa pertulisan Kedukan Bukit masuk prasasti jang
paling tua dari pada segala pertulisan bertarich di Asia Tenggara.
Prasasti itu memuat nama Seriwidjaja dan kepala negara Dapunta
Hiang, jang pada tahun 684 bernama Djajanasja (Djajanaga) me
nurut pertulisan Talang Tua. Selainnja dari pada itu disebutkan
besarnja pasukan (ivala = balatentara) jang naik kemudik pergi
membuat benua Seriwidjaja.
Pertulisan Kedukan Bukit memuat sampai dua kali istilah
siddhayatra, jaitu pada hari 3 dan 10. Istilah itu terbuat dari per-
kataan siddlui (berarti: tertjapai; niat atau tudjuan jang terkabul,
tertjapai; kesempurnaan jang tertjapai dengan mempergunakan
tenaga sakti: tenaga sakti jang dinamai djuga siddhi). Perkataan
kedua jaitu yatra (berarti perdjalanan atau pelajaran). Perkataau
kembar siddhayatra djadi berarti perdjalanan (pelajaran) jang telali
mentjapai tudjuannja jaitu untuk mendapat kebahagiaan tuali-
kesaktian. Kalimat Dapunta Hiyang nayik di suinwau mahalap
siddhayatra disalin kedalam baliasa Indonesia Baru Abad X X ber
bunji: „Dapunta Hiang naik kekapal pergi mengambil (mendjem-
put) berkah kebahagiaan tuali-kesaktian” . Istilah Indonesia lama
manalap siddhayatra serupa benar dan sama maknanja dengan istilah
dalam baliasa Sunda ngalap berkah jang berarti mengambil kebaha
giaan jang dipantjarkan leluhur, tempat leluhur atau tuah-sakti
jang menguntiuigkan untuk menambah kesedjahteraan ruhani.
Kedua kalinja istilali siddhayZ^tra tersebut pada kalimat baris 9
dan 10, jang berbunji: mudita datam marwuat ivanua ............... Qri-
wijaya jaya siddhayatra subhiksa jang disalin kedalam bahasa In
donesia Abad XX lalu berbunji mudiklah pergi membuat benua —
Seriwidjaja atas kedjajaan jang diberkahi tuah-kesaktian dan jang
menimbulkan kesedjahteraan.
Antara kata watiua dan grawijaya ada ruangan untuk tiga suku
kata, jang tak dapat dibatja lagi, sehingga menimbulkan. beberapa
djenis dugaan dan teka-teki. Bolehlah kita menambah dugaan itu
dengan menjangka bahwa kata jang hilang itu mungkin sekali jalah
malayu, sehingga salinannja ,,membuat benua Melaju sehingga
Seriwidjaja djadi megah dan bertuah-sakti karena mendapat berkat
dan kesedjahteraan” . Djika demikian, maka kalimat achir pada
Kedukan Bukit itu samalah isi dan tudjuannja dengan djeritan
pudjangga I-tsing jang berkata, bahwa Melaju jalah Seriwidjaja jang
kini pada tahun 692.
Pudjangga dan ulama besar I-tsing memang mengalami dan me
ngetahui keadaan Seriwidjaja sebelum dan sesudah tarich 682
Masehi memuat perubahan besar jang kebetnlan tidak dialaminja,
karena pudjangga besar itu masih merantau ditanah India. Maka
mungkin sekali timbullah pertanjaan padanja waktu dia berada
kembali pada tahun 685 di Seriwidjaja tentang perubahan besar
itu dan tentang hubungan tanah Melaju dengan negara Seriwidjaja.
Pertanjaan itu didjawabnja dalam naskah karjanja bernama Nan
hai ki kouei nei fa tchouan, jang disalin oleh sardjana J. Takakusu,
1896 kedalam terdjemahannja a record of the Buddhist religion as
practised in India and the Malay Archipelago, hal. 10, ditulis dan
disusun di Seriwidjaja antara tahun 685 dan 692 dan dikimmkan
ke Tiongkok pada tahun 692, dengan kalimat dalam bahasa Perantjis
sebagai salinan dan kalimat tertulis dalam aksara kandji: Vile de
Moloyu, c’est maintenant (vers 692) le pays de Che-lifo-che ...........
(Ferrand, L’Empire sumatranais de (^nvijaya, halaman 6). Kalimat
I-tsing beraksara kandji dapat disalin: bumi Melaju jalah kini (pada
tahun 692) telah mendjadi tanah Seriwidjaja, tetapi djuga dapat
dibatja: bumi Melaju jalah (pada tahun 692) tanah Seriwidjaja
jang sekarang. Salinan ini menegaskan dimana dahulu letaknja
Melaju, jaitu dikota Pelembang, jang berhasil mendjadi tudjuan
pelajaran mengambil berkah pada tahun 682, sedangkan perubahan
besar bahwa tanah Melaju dengan rasmi mendjadi kedatuan Seri-
widjaja seperti dapat d.ibatja pada tulisan pernjataan Kedukan
Bukit dan djuga dapat didengar dari pudjangga. ulama I-tsing jang
tiga kali berkundjung ke Seriwidjaja sebelum dan sesudah tarich
Kedukan Bukit dan Telaga Batu.
Selainnja pertulisan Kedukan Bukit, Talang Tua dan beberapa
batu bertulisan siddhayTitra, maka di Telaga Batu didapat pula bat.ii-
150,B (3)
besar jang sebelah ata3 dihiasi dengan seekor naga berkepala tudjuli
dan sebelah bawah dihiasi joni. Dibagian tengah terdapat 28 baris
tulisan berbahasa Indonesia Lama; melihat huruf Pallawa jang
dipergunakan, serupa benar dengan huruf Kedukan Bukit, maka
kita menduga djuga dengan memakai alasan jang lain-lain bahwa
pertulisan Telaga Batu itu djuga berasal dari tarich 684 Masehi.
Isinja jalah tentang susunan tatanegara kedatuan Seriwidjaja, jang
dikuatkan dengan kekuatan sumpah gakti. Pertulisan ini kita bahas
dibawah -ini.
Djadi dikota Pelembang telah ditemni dua pertulisan penting,
jang berhubungan langsung dengan permulaan pembinaan Seriwi
djaja. Pertulisan Kedukan Bukit, jang salinannja djuga didapat di
Telaga Batu, memuat pemjataan pemJwnaan Seriwidjaja; katakan-
lah naskah Pernjataan Proklamasi Seriwidjaja pada tahun 684
Masehi. Kedua pertulisan Telaga Batu jang diduga djuga berasal
dari tahun 684 Masehi, memuat susunan ketatanegaraan kedatuan
Seriwidjaja; katakanlah pertulisan Konstitusi Seriwidjaja. Kedua-
dua pertulisan diatas, Proklamasi dan Konstitusi Seriwidjaja,
dituang dalam bahasa Indonesia Lama jang mendjadi bahasa nasio-
nal dizaman itu, dan diguris dengan pahat diatas batu pada pangkal
sedjarah negara kedatuan Seriwidjaja. Tentang proklamasi berdiri-
nja Negara Keperabuan Madjapaliit d.ibahas pada halaman
Sedjarah permakluman Proklamasi dan Konstitusi Seriwidjaja
memperingatkan kita kepada peristiwa permalduman Proklamasi
dan Konstitusi negara kesatuan Republik Indonesia dlisekeliling
langgal 17 Agustus 1945, duabelas ratus 61 tahun sesudah Proklamasi
dan Konstitusi Seriwidjaja jang paling tua. di Asia. Tenggara, ja jang
tertua diseluruh dunia.
180. Batu-bertulis jang dihiasi sebelah atasnja dengan tudjuh ke-
pala ular-naga didapat dalam tahun 1934 ketika membuat djalan
dikota Pelembang sebelah Dua Hilir. Sebelah kebawah didapat
pantjuran air berupa joni, dan dibagian lengah terguris tulisan 28
baris banjaknja. Setelali berpuluh-puluh tahun lamanja tertegak
digedung Artja sebagai D. 155 dikota Djakarta, maka barulah ter-
njata bahwa huruf Pallawa jang dipakai itu mendjelaskan susunan
ketatanegaraan Sriwidjaja dalam baliasa Indonesia-lama, seperti
jang dilazimkan dalam pertulisan Karang Berahi, Talang Tua dan
Kota Kapur dengan bertarich 686 Masehi. Berlainan dengan per-
sangkaan Dr. Schnitger, jang mengatakan dalam karangannja The
Archaeology of Hindoo- Sumatra (1937, p. 1 bahwa pertulisan Telaga
Batu berasal dari abad ke-IX atau ke-X, maka meliliat baliasa,
tulisan, tempat dan isinja, kita memadjukan dugaan, bahwa per
tulisan Telaga Batu berasal dari permulaan perkembangan kedatuan
Seriwidjaja djuga kira-kira pada tahun 682, ringkasnja pada peng-
liabisan abad ke-VII.
181. Menurut pembatjaan epigraaf Dr. de Casparis maka per
tulisan jang disiarkannja dalam Prasasti Indonesia II itu berbunji
sebagai berikut:
1. / / om siddham // titam hamvan vari avai. kandra kuyet nipai-
humpa. an umuha ulu
2. lavan tandrun luah makamatai tandrun luah an hakairu muah
kayet nihumpa unai {unai. uine-
3. utem bhakii ni ulun haraki. unai tuuai // kamu vanak = mumu
rajaputra prostura. bliupati. seiiapati. nayaka. pratyaya. haji
pratyaya. daiidanayaka.
4........... murddhaka. tuhu an vatak = vuruh. addhyaksi rujavarna.
vasikarana. kumurunuitya. cathabhata adhikarana. karmma ...
kuyastha. sthZpaka. puhavam. vaniyuga. pratisara. da ...........
5. kumu marsl haji. hulun—haji. vanak—mamu uram nivunuh
sumpah dari mantmam kamu. kaauci kTimu tida bhakti dy—uku
nivunuh kamu sumpah tuvi mulam kaduci kamu drohaka vauun
luvT yamm marvuddhi.
6. lavan qatrunku. athava lariya ka clucu paracaksu lai nivunuh
kamu sumpah. tuvi mulam kadaci kamu makanucara dari
qatruuku dari datu paracaksu lai. dari kulamamu mitramamu.
dari vaduamamu, dari hulu vukan paracaksu
7. lai. maniLjari kamu drohaka vahun=dy=aku matun ada di
kamu. tida ya marppadah dy=aku di huluntuhahku. kadaci
kamu lai lari nivunuh kamu supipah. tuvi mulam kadaci kamu
miayuayu mamrnam dari vatu .......
8. athava marcorakara liinamadhyamottamafati. yadi makalauit —
tamva yarn praja niraksanku. athava makatalu muah uram
kalpita purva katalu muahna uram arambha kadatuanku
nivunuh kamu sumpah. tuvi mulam dari kamu.
9. kamu marvuat vini haji an tahu an tnah rumah mahufari yarn
mamava mas dravya athava manujari dirTna uram an til ah
rumah mutun uram mamtari yarn jana marnuva dravya di luar
huluntuliaiiku lai varopaya ka kamu lari —
10. yakan ka gutruiiku ka dutu paracaksu lai nivunuh kamu
sumpah / /
athava kadaci kamu mati malun mamrurua athava lariya
mamlariya lai kamu. nivunuh kumu sumpah / /
athava kamu nicari lai marvuat =. nicari parddatuan
11. mahalit mas mani matun mamrurua kadatuanku. marvuddhisa-
rana ri lai kamu. uram vukan vaidika taliitna kamu marvuat
sakit. tiaa kamu marppadah dari liutuntuhaiiku. nivunuh kamu
sumpah. kamu tuvi nigalarmamu marsamjnavuddhi kulamamu
mancaru .......
12. nku kamu ada patra danan darali nivunuh kamu suinpah. tuvi
mulam tahu kamu di sthanana gatruhku lai nipinanna maka-
grlyantra di kata luar samsthana txda kamu ....... marppadah
dy=aku di huluntulianku nivunuh kamu sumpah. tathapi kumu.
13.............. di smaryyadapatha di vanua vahun = dy = aku. tida
kamu marppadah nivunuh kamu sumpah. ini makalauit =
prana uram marupabhasmavaidimantraprayoga. tlda Tihara dari
samayaiiku rupinanku kusta kasihan vagikarana lai. kadaci
Kamu ...........
14. marvuddhisurana mara maryyada. yatha vagikarana. tida maka-
gila makalauit pranana. athava vuatha tahu kamu di dega. tida
ya kamulam dy=aku di huluntulianku. nivunuh kamu sumpah.
athava cihna diri kamu lai marvuat yam vuat fahat ini. i.i.
prati ...........
15. ti dirTna ....... di kamu. nivunuh kximu sumpah. athava 'mulam
dari kamu tulu diya. tida aku dandaku danda. tuvi kZZmu lai
yam sanyasa datua. sanyasa ....... nda sanyasa parvvanrja dy =
aku. kadaci kamu ugraya mamu makalauit vuat'ana sat a.
16. tah nivunuh kamu sumpah. athava mulam uda uram dari
kTimu.......savanakna kriyakarmmakaryyakarudi.........i nivunuh
kamu, sumpah athava mulam, kadaci Tida ....... prakarafia tida
nivunuh kamu sumpah
38
17. JiZmii sumpah. tuvi mulam, kadaci kamu mantrika ...................
marswastha samaryyada atliava lai kalaliumamu....... dia lai.........
prakurana. ticui' kumu marppadali dy=aku di huluntuhanku.
dhan = kamu parvuatana. nivunuh ka sumpah / / tuvi mulam
kadaci ...........
18. mu niminumna nidanda kZHmu tia~ lai ada kamu kadaci .......
dy=aku tlaZi kamulamna sarvvapruna nivunuh kZmu sumpah
atliava dTCarn kZmu di stliunamamu tida aku danda ganti >yam
urarn nigalarku mamraksa di kZpiu ....... nivunuh
19........... dnan vinim~mu anakmamu .......... pallavamamu dandaku.
tathapi di luar ....... uram nigalarku nivunuh kumu sumpah.
talu muah kamu dhan anakmamu vinimamu santhanamamu
gotramamu mitramumu / / tathapi .......
20. dy=7iku sanyasa datua kamu mamraksana sakalamandalana
kadatuanku. yuvaraja pratiyuvaraja. rajakumara yam nisam-
varddhiku akan = datua niparsurnpahakan=kamu. kadaci
kumu tida bhakti tlaZi lattva dy = aku marvuddhi dnan
Qatruiiku kumu di y a rn , lai nivunuh kamu.
21. sumpah niminumftmu ini. nisuruh tapik=kamu. purvvana
mulam kamu tulu muah kumu / / tuvi mulam jana vanun =
kulagotramitrasanuinamumu dy=aku. tida yuvaraja. pratiyuva
raja. rajakumura yam nisamvarddhiku akan=datua. yam
marvuat=t7da kamu nivunuh.
22. sumpah nifriinumamu ini. nisuruh tapik=kamu dnan gotrama
mu santanamamu talu muah iya, ini gram, kadagi ka yuvaraja.
pratiyuraja. rajakumara yarn nisamvarddhiku akan=datua lai
kadaci akan=nimulam qdsanana. akan=dari kamu ni-
23. muahna praja abhiprayana. niujuri kumu purvvana. urarn
vukan nisuruh ya pianujari kZ\mu sanmata. kumu tm~ marppa
dah dy=aku di huluntuhanku nivunuh kamu sumpah. atliava
tuvi vanak = mu mu mantri durum vala yam nisamvarddhiku.
24........... luvili dari samaryyadamamu. dari labhamamu nivunuh
kumu sumpah. sarambha dari, uram droliaka. tida bhakti tida
sajjava. dhava vuatmTHniu nivunuh kumu sumpah ini vuatmamu
minum sumpah ...........
25. kadaci kamu mulam karyya nivunuh kamu sumpah niminu-
mamu ini. ini gram, kadaci kamu bhakti tattva sarjjava d iy =
aku. tida marvuat kumu dosa ini tantrdmala pamvalyauku n
tida iya akan—nimakan kZmu dnan anakvinimamu. kadaci
kamu minum sumpah ...........
26. vala yam nivava di samaryyada muah yam muah niminumamu.
atliava kvara lai. ganti muah kavuatanana yarn, sumpah inminu-
mamu ini. nimuah di divasana vala yam, nisamvarddhiku
parvvanda manapik. tathapi yam nitapik ...........
39
2 7...........tida kamu nisamjna kalpana akan ......... makaryya avadya
asannaplialana savatu gulas = savatu ....... samalam. athava
niminumamu ...........
2 8............... maka tida tamuna diya siddha muah yarn, kamuna iya
nitamuna vala ........... yarn, kamu vulan asadha ............
182. Salinannja kedalam bahasa Indonesia Baru berbunji seba
gai berikut:
1 — 2. „Selamatlah! Berbahagialah! Dengan mengutjapkan atau
menjeru sumpah sakti: Titang hamwan ivari awai, kandrakait
didjadikan umpan; an umuha ulu lawan tandrun luah, sehingga
matilah tandrun-luah karena kail dan kait, diumpan unai-tungai ;
apabila kurang berbakti kepada orang haraki ; unai-tungai.
3 — 4. Kamu sekalian, seperti kamu semuanja, — anak-radja........,
bupati, panglima besar, najaka, pedjabat kepertjajaan, pedjabat
kepertjajaan radja, hakim pengadilan, kepala ............. kepala para-
pekerdja buruh, kepala pekerdja tingkatan bawah.
kumaramatya, cathabhata dan adhikarana, karmma ............, penulis,
pemahat, djuragan pawang, saudagar, panglima, ............
5 — 6. Dan kamu — tukang pembersih keradjaan, hamba-radja, —
kamu sekalian akan dimakan-dibunuli sumpah jang mengutuk kamu
apabila kamu sekalian tidak setia kepada kami, kamu akan dima-
kan-dibunuh oleh sumpah itu.
Lagi pula, djikalau kamu berkelakuan mendurhaka, bekerdja
bersama dengan mereka jang berhubungan dengan musuh kami,
atau djikalau kamu menjeberang kepihak datu jang mendjadi mata-
mata musuh, maka kamu akan dibunuh sumpah-kutuk.
Tambahan lagi, apabila kamu mengambil bagian dalam berpihak
pada musuh kami, atau memihak pada datu jang mendjadi mata-
mata pihak lain, atau berpihak pada keluarga atau kawan, atau
pekerdja kamu, atau kepala jang lain memata-matai bagi orang lain,
7 — 8. apabila kamu berhubungan dengan pendurhaka jang
mengchianati kami, maka sebelumnja mereka bersatu dengan kamu,
orang jang tidak tundukpatuh kepada kami serta kedatuan kami,
dan apabila kamu menjeberang kepihak mereka, — kamu akan
dibunuh oleh sumpah-kutuk ini.
Selandjutnja, — apabila kamu memperbaiki isi sumpah kami
diatas batu ini, atau apabila kamu melakukan pentjurian, — baak
djikalau kamu orang rendah, menengah ataupun orang bertingkatan
tinggi — apabila kamu dengan memakai obat tamba menggilakan
Rakjat jang kita lindungi, atau — apabila kam u........... dari Rakjat
jang menjerang kedatuan kita, — kamu akan dibunuh dimakan
sumpah.
Selandjutnja, — apabila diantara kam u...............
40
9 — 10. jang memimpin bini-radja supaja dapat mengetahui tengah-
rumah kami dan memperliubungkan dengan mereka jang melarikan
emas dan liarta-milik atau apabila kamu sendiri berhubungan
dengan orang jang bekerdja dalam tengah-istana, sebelum orang itu
melarikan diri dengan mengangkut harta benda keluar negara dan
mendjalankan ketjerdikan mentjuri barang itu untuk musuh kami,
atau untuk datu jang mendjadi mata-mata musuh itu, — kamu akan
dibunuh dimakan sumpah.
Atau apabila kamu mati sebelum berhasil membinasakan (istana
kita), atau lari atau membantu orang lain supaja lari, — kamu akan
dibunuh dimakan sumpah itu — kutuk kita.
Atau, apabila kam u...............
11 — 12. menaburkan emas dan permata untuk meruntuhkan
kedatuan atau mendjalankan tipu-muslihat bersama-sama orang
diantara kamu sekalian, atau dukun mantera jang taliu menjakitkan
orang, — dan apabila kamu tidak tunduk-patuli kepada kami dan
kepada negara-kedatuan kami, maka tentulali kamu akan dimakan-
dibunuli sumpah.
Dan djuga kamu jang menjuruh anggota kauni-keluargamu supaja
berchianat............... memakai sebuah piala patra berisikan darah,
— maka kamu akan dimakan-dibunuli sumpah (itu. Tetapi apabila
kamu bertjampur-gaul entah dimana dengan musuli kami dan ...........
dengan memakai angka-angka kesaktian............... dan lagi pula kamu
tidak tunduk-patuli kepada kami dan kepada negara-kedatuan kami,
kamu akan dimakan-dibunuh sumpah-kutuk. Demikian pula apabila
kamu
13 — 14. melawan kepada kami didaerah-daerah perwataaan
negara-kedatuan kami sedangkan kamu tidak tunduk-patuli, maka
kamu akan dimakan-dibunuli sumpah-kutuk.
Apabila kamu membuat liati orang lain mendjadi gila dengan me
makai rupa, abu, obat atau mantera tanpa.......dari pemakaian.........
maka perintah kami, lukisan kami, turnbuhan kusta, dan alat-alat
lain untuk membawa orang lain kebawah kekuasaannja; apabila
kamu ....... alat-alat ....... perwatasan seperti alat-alat membawa
orang lain kebawah kekuasaannja, tetapi tanpa berhasil membuat
ruhnja mendjadi gila dan ......., atau apabila perbuatan-perbuatan
orang lain itu kamu ketahui berlaku didaerah kamu, apabila orang
lain itu tidak d i ............... kepada kami dan kepada negara-kedatuan
kami, maka kamu akan dimakan-dibunuli sumpah-kutuk. Atau, apa
bila kamu memerintahkan............... kamu sendiri kepada orang lain
diantara kamu supaja melaksanakan perbuatan
15 — 16................ kamu akan dimakan-dibunuh oleh sumpah-kutuk.
Tetapi apabila orang-orang itu telah kamu hukum, maka kita tidak
akan mendjalankan tindakan apa-apa lagi terhadap kamu.
41
Djuga kamu orang lain jang kami angkat mendjabat pangkat datu,
mendjabat pangkat............... atau mendjabat pangkat parwanda,
memakai alat-alat mendjadikan gila ............... . maka kamu akan
diraakan-ddbunuli sumpah-kutuk. Atau apabila ada orang-orang
dibawah pengawasanmu............... kepada k am i................ sebanjak
perbuatan pada ketika sekarang, dahulu dan nanti................ kamn
akan dimakan-dibunuh sumpah-kutuk. Atau apabila sebaliknja ada
orang ............... urusan mereka, maka kamu tidak akan dimakan-
dibunuh sumpah-kutuk...............
17 — 18.................... sumpah-kutuk. Tetapi apabila kamu memakaii
alat-alat................ untuk membebaskan daerah-daerah diperwatasan
dari kekuasaan kami, atau apabila ketahui bahwa orang la in ............
urusan mereka, dan kamu tidak pula tunduk-patuh kepada kami
dan kepada negara-kedatuan kami dan sedangkan kamu.1 ah jang
melaksanakan perbuatan bagi mereka, maka kamu akan dimakan-
dibunuh oleh sumpah-kutuk.
Tambahan lagi, — apabila kamu ................ diminum mereka,
kamu akan dihukum tetapi tak lainlah dan apabila k am u ................
kepada kami,............... kamu akan dimakan-dibunuh sumpah-
kutuk.
Tetapi apabila kamu pulang-kembali ketempat-diammu, maka
kamu tidak akan kami hukum. Berbahagialah segala orang jang
kami perintalikan mendjagai kamu sekalian ............. akan dibunuh
19 — 20................... dengan anak-binimu.
.................. turunan-mu akan kami hukum. Djuga d iluar................ *
kamu akan dimakan-dibunuh sumpah-kutuk. Kamu akan kena
hukum bersama-sama anak-binimu, turunanmu, sentana-mu,
keluargamu dan teman-mu.
Lagi pula . kami tetapkan dengan pengangkatan mendjadi
datu, dan mereka jang melindungi sekalian daerah negara-kedatuan
kami: putera-mahkota, putera-radja kedua dan pangeran jang laiin-
lain, jang didudukkan dengan pengangkatan mendjadi datu, kamu
akan dihukum apabila kamu tidak tunduk-patuh kepada kami,
apabila kamu tidak setia kepada kami, apabila kamu berserikat
dengan musuh kami, kamu sendari dan orang lain-lain, kamu akan
dihukum oleh sumpah jang kamu
21 — 22. minum, Kami akan memerintahkan menghukum kamu,
tetapi sebelum kamu berpulang maka haruslah kamu membajar
dosamu.
Walaupun demikian, — apabila orang lain mengerahkan keluarga,
marga, teman atau turunan-mu melawan kita, tanpa sebagai radja-
muda, radja-muda kedua atau seorang pangeran lain jang telah kita
angkat mendjadi seorang datu, dan apabila kamu bersalah maka
kamu tidak akan dibunuh-dimakan sumpah jang telah kamu minum
42
itu, tetapi akan kita perintalikan menghukum kamu: bersama-sama
dengan marga dan turunan, jang akan kamu ampuni. Tetapi apabila
pendjahat-pendjahat padanja jalah radja-muda, radja-muda kedua
atau pangeran lain jang telak kita angkat mendjadi datu dan apa
bila perintah itu memberi peladjaran kepada-mu, dengan bahan-
bahan jang bersangkutan dengan kerdja-sama kamu itu, maka anak-
buah seharusnja memikul akibat perbuatan kamu itu — apabila
(pendjahat) itu pemah mempimjai perhubungan dengan kamu
sebelumnja, maka untuk mentjapai tudjuan baliwa Rakjat lain akan
disuruh mereka berbitjara menurut............... kamu, — dan dalam
pada itu apabila kamu tidak tunduk-patuh kepada kami dan kepada
kedatuan kami, maka kamu akan dibunuli-dimakan sumpah itu.
Atau begitu djualah, — kamu sekalian jang mendjadi penasehat
sebelum (tentara jang kami perintalikan............... )
24 — 25. diluar keradjaan-mu atau diluar daerah jang baru kamu
dapat, kamu akan dibunuh-dimakan sumpah. Kepada mereka jang
menjusun sesuatunja menurut nasehat pendurhaka, dan karena tidak
patuh dan melawan — maka pelaku randjangan kamu akan dibunuh
sumpah. Perbuatan ini dengan meminum sumpah............... apabila
kamu serahkan melakukan perbuatan litu, kamu akan dibunuh oleh
sumpah jang kamu minum. Tetapi apabila kamu tunduk-patuh, setia
dan tulus kepada kami, dan tidaklah pula melakukan kedjahatan
ini maka sebuali tentara ja n g ............... akan ada atas............... kami.
Kamu tidaklah akan dimakan (sumpah) bersama-sama anak-isteri
kamu. Apabila kamu minum, sumpah ...........
26 — 28. tentara jang dikerahkan menudju daerali-daerah perwa-
tasan; kamu akan memetik buah dari pada persumpahan jang kamu
minum; maka perdamaian abadi akan menghasilkan buah dari pada
persumpahan jang kamu minum itu. Sumpah akan berbuah...........
pada hari tentara jang kita anugerahi dengan perwira ........... akan
melakukan ........... Tambahan lagi, maka mereka jang diliukum
............... berbuat kedjahatan.
183. Seperti dapat dibatja pada pertulisan diatas, njatalah bahwa
isinja berhubungan langsung dengan susunan tata-negara jang di-
dukung oleh kekuatan sumpah. Tidak menurut atau mengindahkan
isi sumpah (miayu-ayu sumpah) diantjam dengan hukuman-mati;
sedangkan pelanggaran tidak mengindahkan isi sumpah dalam hal
jang tertentu hanja dikenakan denda.
Dengan demikian maka hukum-pidana menurut hukum-kebiasaan
mengenal pelanggaran sumpah-radja jang terbagi dua menurut
akibatnja: hukuman denda (dandaku danda) dan hukuman-bunuh
( nivunuh sumpah).
Kekuatan sumpah itu mendukung peraturan tatanegara dan men-
djamin peraturan tatapradja, Susunan tatanegara jang didukung
oleh tenaga sumpah fitu jalah suatu kedatuan.
43
Negara kedatuan dikepalai oleh seorang datu, jang dibantu oleli
tiga orang radja-muda.
Dibawah Datu Seri Maharadja berkuasa radja-muda jang tiga
matjamnja:
Yuvaraja jalah turunan datu jang didjadikan mendjadi radja-muda f
serta duduk dalam pemerintalian setelah dirajakan. Djabatan 1
dan istilah itu dipakai dalam beberapa pertulisan Indonesia,
malahan ternjata sampai kezaman Kediri dan Madjapahit
radja-muda Yuvaruja dikenal.
pratiyuvaraja jalah yuvaruja kedua karena lebih muda usianja; dia
mendjadi pengganti atau wakil apabila jang sulung berlialang-
an mendjalankan pemerintahan.
rajakumara jalah radja-muda jang lain-lain; mungkin sekali dalam
ketiga-tiga djabatan diatas tersimpan radja-muda jang sulung,
tengah dan bungsu dengan penetapan menurut kelahiran: jang
sulung jalah tjalon pendukung mahkota, jang kedua jalah peng
ganti atau datuk-penungkat. Tengku mahkota jalah radja-muda
sulung, seperti dibiasakan dalam naluri Melaju. Pada baris 20
disebutkan balnva ketiga radja-muda atau pangeran itu diangkat
oleh Datu Seri Maharadja djuga dengan berpangkat datu: yam
nisamvarddhiku akan datiia = jang saja angkat akan berdja-
.batan datu. Kata nisamvarddhiku terbuat dari kata samvarddhi
dengan tjantuman ku, artinja jang diangkat oleh saja, jang
saja angkat. Pengangkatan itu hanja mengenai radja-muda atau
pangeran; untuk pengangkatan djabatan jang lebih rendah di- j
pakai istilah nigalarku = jang diangkat oleh saja, jang saja
angkat.
kumaramatya jaitu seorang menteri jang bukan turunan radja
dengan berkedudukan pangeran karena diangkat: aniatya = \
menteri, seperti djuga tersebut dalam Negarakertagama; kumara
= anak radja, radja-muda.
cathatabhata
Pendjabat-pendjabat lain jang melantjarkan hukum tatapradja
jalah: bhupati, jang dikenal dalam ketatanegaraan Madjapahit,
dan waktu itu berarti pengusaha-bawahan dalam arti kepala
daerah.
seriapati, jang dikenal eampai kezaman Madjapahit dan Mataram
ketiga; memegang kekuasaan militer dan dapat disalin dengan j
istilah panglima besar atau panglima tertinggi dalam Republik
Indonesia.
nayaka, jang dikenal dalam seluruh babakan. sedjarah Indonesia
dengan berupa-rupa pengartian. Disini berarti: pendjabat tinggi
jang ikut melantjarkan pemerintahan.
44
dandanayaka, hakim atau pendjabat jang mendjalankan peradilan;
judges.
pratyaya jalah pendjabat jang mendapat kepertjajaan dari peme-
rintah; dalam pertulisan berbahasa Djawa-lama pendjabat biasa-
nja disebutkan bersama-sama nay aka mendjadi nayaka pra-
tyaya, jang djuga tersebut dalam pertulisan dizaman Madja
pahit.
hujipratyaya pendjabat kepertjajaan datu atau radja. Kata kembar
ini tersusun atas sepatah kata asli Austronesia dan jang lain
kata Sangsekerta.
tuha an vatak-vuruh, pengawas atau ketua perburuhan: rupa-rupa-
nja mengepalai orang dagang dan tukang.
addhyaksi nijavarna atau sebaiknja: adhyaksa nlcavana, pengawaa
;pendjabat-rendahan.
vasTknrana
radja-muda dalam tiga rupa: kuma-raniatya.
Adapun ketatanegaraan dan hukum kebaasaan seperti berlaku
dalam negara Seriwidjaja sedjak ahad ke-VII itu ternjata dan
terbukti melandjutkan perdjalanannja dalam babakan sedjarah
sesudah runtuhnja Seriwidjaja. Perkembangan itu terutama dapat
dipeladjari dalam pertulisan Kebun Kopi berbaliasa Indonesia-lama
dan pertulisan Gandasuli bertaricli S32 dan kemudiian dalam bebe
rapa pertulisan lain berbahasa Djawa-lama dengan melalui zaman
kekuasaan Belitung, Daksa, Airlangga sampai kenegara-kembar
Singasari-Madjapahit. Djalan itu ada jang melalui garis perkem
bangan agama Sjiwa, Buda-Mahajana atau Tanterajana, tetapi tetap
berdasarkan tindjauan hidup Indonesia asli. Begitu djuga pada
ketika agama Islam mulai berkembang ketanah Indonesia sedjak
abad ke-XII sampai keabad XVI, maka mulailah pengaruh tata-
negara jang diselubungi agama Sjiwa, Wisjnu, Mahajana dan
Tanterajana kian hari kian berkurang-kurang, sedangkan hukum
Islam bertambah naik dan berkembang, diatas dan disekeliling
hukum-kebiasaan nasional.
Pertulisan Seriwidjaja dari abad ketudjuh itu bagi penjelidikan
sedjarah hukum-kebiasaan mendjadi pangkalan jang njata untuk
memulai kemadjuan hukum tata-negara dan tata-pradja, djuga dapat
dipakai perkembangan menudju kedaerah-daerali lain dikepulauan
Nusantara, terutama jang mengenai hukum-adat dipulau Djawa
dengan menempuh pelbagai djalan bertimbal-balik dan melalui
beberapa babakan-waktu sampai kedalam negara Madjapahit jang
mendjadi bahan penjelidikan naskah ini.
184. Susunan negara-negara Indonesia seperti diuraikan diatas,
ternjata dibentuk sedjak abad ke-VII sampai kebabakan sedjarah
Singasari-Madjapahit dan selalu menurut peraturan hukum-kebiasa-
an Indonesia. Dalam masjarakat jang berlaku jalah pula peraturan
hukum-adat, seperti ternjata pada hukmnan pelanggaran peraturan
45
adat. Hukum-pidana nasional inilah jang dengan segera kita djelas-
kan dibawah ini.
185. Dilapangan hukum-kebiasaan nasional dibagian kepidana-
an adalah sekumpul kedjahatan jang pelanggarannja dihukum
tidaklah dengan hukuman-mali (pembunuhan) melainkan dengan
hukuman denda: oleh sebab itu kita namai segala mat jam pidana
itu dengan istilah pelanggaran-denda. Kedjahatan ini telah dikenal
setjara adat dengan hukuman denda sedjak abad ke-VII sampai
keabad ke-XV; dalam babakan-waktu jang lamanja tudjuh ratus
tahun itu maka pelanggaran-denda didjalankan lepas dari ikatan
agama Buda dan Sjiwa, malahan berlaku semata-mata karena ke
kuatan hukum-adat.
186. Dalam pertulisan Telaga Batu jang berasal dari penghabisan
abad ke-VII pada ketika pemerintah kedatuan Seriwidjaja beragama
Buda-Maliajana sedang berkuasa didapat kalimat berbunji: nivunuh
kamu sumpah, alhava mulam dari liumu talu diya, tida aku dandaku
danda (lihatlat kalimat 15): kamu akan dibunuh atas kekuatan
sumpah; tetapi djika orang itu kamu djatuhkan hukuman, maka
kamu tidak akan saja hukum densran denda apa-apa. Malah istilah
pelanggaran-denda bernama dandaku danda jang berbeda dengan
pelanggaran-bunuh jang djuga cLisebutkan sebelum kalimat kutipan
itu, berkali-kali disebutkan dalam pertulisan berbahasa Djawa-lama
sedjak abad ke-X sampai abad ke-XIV, misalnja: pertulisan Empu
Sindok bertarich 851 Sjaka (Brandes, OJO, X LI: 20); salinan per
tulisan diatas lojang ini berasal kira-kira dari zaman Singasari
(Stutterheim, TBG, 1925, LXV, hal 235; Ila ; 4 ; danda.kudan.da);
pertulisan Gunung Butak bertarich 1294 dibawah perabu Kerta-
radjasa (Brandes, OJO, LXXXI 10b); dan pertulisan Sidoteko ber
tarich Masehi 1323 dibawah perabu Djajanegara.
Pelanggaran denda meliputi beberapa kumpulan kedjahatan
pidana, jang masing-masing mempunjai nama menurut lambang
jang tersimpan dalamnja. Tiap-tiap kumpulan kedjahatan jang di
hukum dengan <lenda itu meliputi beberapa pelanggaran, 6ehingga
nama pepatah tersebut tidaklah dapat disainakan dengan pasal-pasal
dalam Kitab Hukum Pidana Djerman dalam abad ke-XX, melain
kan berisi sekumpul pasal kedjahatan pelanggaran-adat.
Tentang istilah-hukum dandakudanda itu memerlukan pendjelas-
an. Sebelum pertulisan Telaga Batu dapat dibatja, maka salinan
istilah tersebut dari huruf Djawa-lama kehuruf Latin berbagai-bagai.
Karena tidak mengetahui akan kedudukan urat-kata — ku jang ter-
selip dalamnja, maka atjap kali pulalah istilah itu dituliskan
danda — kudanda dengan tidak menghiraukan apakah arti suku-
kata feu-dalamnja. Setelali pertulisan Telaga Batu jang berisi istilah
itu dibatja, maka dapatlah pendjelasan jang lebih memuaskan,
bahwa beralasanlah apabila istilah itu ditjeraikan mendjadi
46
dandakudanda sebagai istilah jang berarti dalam kalimat berbahasa
Indonesia-lama tidak aku dandaku danda = tidaklah aku kenakan
denda olehku dengan denda, sehingga -ku itu jalah kata penundjuk
diri aku, -ku seperti berulang-ulang dipakai dalam pertulisan Telaga
Batu.
187. Pertulisan Seriwidjaja dalam bahasa Indonesia-lama dari
abad VII-IX jang djumlahnja memang tidak begitu banjak dan
berpuluh-puluh pertulisan Madjapahit dari abad X III-X V menguat-
kan pendugaan, bahwa ketatanegaraan Indonesia menu rut keperi-
badian nasional sudah dilaksanakan dalam babak pra-sedjarah dan
proto-sedjarah setjara tidak tertulis, dan sesudah itu mulai ditulis-
kan diatas batu, lontar atati perunggu. Kepala kesatuan perkam-
pungan jalah datu ratu; primus inter pares bergelar rakaraja, jang
dinamai djuga Seri Maharadja atau Perabu. Kepala negara Seri
widjaja bergelar Datuk Seri Maharadja dan kepala negara Madja
pahit bergelar perabu atau djuga Seri Maharadja, jang didalamnja
menjimpan pengartian primus inter pares rakaraja. Disekeliling
kepala negara Indonesia disusun pemenintahan nasional jang
anggotanja ada jang disebnt dengan nama asli dan ada pula jang
disebut dengan kata-kata Sangsekerla. Maka hubungan antara Rakjat
atau lapisan bawahan dengan pihak pemerintah disekeliling kepala
negara didasarkan atas dasar kesetiaan jang dinamai djuga dengan
istilah hubungan-bakti. Tidak bakti atau tidak setia kepada kepala
negara atau golongan atasan adalali suatu kesalahan besar. Menurut
keadaannja, maka .sikap atau lindakan tidak bakti itu jalali suatu
kedjahatan berat jang hukumannja berupa hukuman mati atau
denda. Dasar pidana kenegaraan ini tumbuh dalam utjapan sumpah,
jang menguatkan peraturan adat supaja berlaku. Pertulisan Telaga
Batu dan beberapa pertulisan Madjapahit berachir atau berulang-
ulang menjebutkan utjapan sumpah negara itu. Djima setelah
peradaban Seriwidjaja dan Madjapahit berachir, maka kekuatan
peraturan adat supaja berlaku dalam masjarakat dan negara diru-
muskan dalam sumpah sakti. Dalam dunia kesaktian maka kekuatan
sumpah dapat difahamkan.
XLVII-LV.
XIX . BUAH PERTULISAN ISLAM DARI ZAMAN MADJAPAHIT
BERTARICH M A Sfiffl DARI TAHUN 1102 SAMPAI 1477.
150, B (4)
XLVII. PERTULISAN LfiRAN, 1102
188. Pertulisan berbaliasa Arab ini dinamai demikian, karena
berasal dari kampung Leran dikota Gersik. Huruf jang dipakai
jaitu liuruf Ivufi; melihat tarichnja inilah pertulisan Arab jang
tertua di Asia Tenggara. Jang pertama membatjanja jaitu J.P.
Moquette (1911) dan salinannja kedalam bahasa asing disiarkan
dalam Handelingen van het Eerste Congres voor de TLV van Java
(1919), hal. 396. Salinannja dengan huruf Arab zaman sekarang:
A 1
189. Dengan huruf Rumawi tulisan mizan itu berbunji:
Bismillah arrahman arrahim kullu man alaiha jan iva jab qa
wadjhii Rabbika Ziddjalali wal iknjm haza qabrusj sjahdah Fathi-
mah bind Maimun bin Hibatiillah tuwufjiat fi jaumil Djum’ah
( ........... ) chalauna min Rad jab iva fi sanati chamsatin umtis'ina wa
arba’amiah ila rahbnatillah ( ........... ) shada qollahuV Azhm toa rasu-
luhid Karim.
190. Salinannja kedalam bahasa Indonesia seperti berikut:
Atas nama Tuhan Allah jang Maha-Penjajang dan Maha-Pemu-
rali. Tiap-tiap machluk jang hidup diatas bumi itu adalah bersifat
fana. Tetapi wadjah Tuhan-mu jang bersemarak dan gemilang itu
tetap akan kekal adanja.
Inilah kuburan wanita jang mendjadi kurban 6jahid, bernama
Fatimah binti Maimun, putera Hibatu’llah, jang berpulang pada
liari Djumijat ketika tudjuh ............... sudah berliwat dalam bulan
Radjab dan pada tahun 495, jang mendjadi kemurahan Tuhan
Allah, .............. jang sesungguhnja djua difirmankan Tuhan Allah
jang Mahatinggi, beserta pula Rasulnja jang Mulia.
XLYIII. PERTULISAN MALIK AL-SALfiH 1297, SULTAN
PERTAMA DI-SAMUDERA PASAI. .
191. Pertulisan mesan seperti dimaksudkan diatas dilapurkan
pertama kalinja pada tahun 1912 dan berasal dari mukim Belang
Me dekat kampung Samudera. Pembatjaan tulisan memberi hasil
bahwa mesan itu berasal dari kuburan Malik al*Saleh Sultan pertama
di Indonesia dan beliaulah pula pembentuk sultanat Samudera.
Tarich pertulisan: 1297 Maselii.
I. Bagian-depan batu mesan kepala bertulisan:
A 2
51
i
Pada bagian sisi sebelah kanan dapat dibatja tulisan berbunji:
A 3
II. Pada bagian belakang menurut Moquette-Ronkel tertulis:
A 4
III. Dan selandjutnja pada bagian sisi sebelah kiri tertulis:
A 5
IV. Pada bagian atas dapat dibatja disebelah depan kalimat:
A 6
V. Pada bagian ata3 dapat dibatja disebelah belakang kalimat:
A 7
VI. Batu mesan untuk sebelah kiri berguris kalimat sjahadat, serta
pada bagian-depan dan belakang, begitu pula pada bagian-sisi
diaalin Surah LIX ajat 22, 23 dan 24 dan kalimat
A 8
192. Salinannja kedalam bahasa Indonesia:
I. —Bahwa inilah kuburan seorang-oranK iang semoga diturunkanO J O o
rahmat dan diben ampunan Allah; jang takut akan Tulian;
jang memberi nasehat; jang mahamuliawan; jang bangsawan;
jang berkemurahan hati; jang beriman; jang berkemenangan;
jang dinamai Sultan Malik al-Saleh; jang wafat dalam bulan
Ramadan tahun Hidjrah Nabi 696.
II. — Adapun dunia itu fana belaka; dunia tak mempunjai kete-
tapan. Dunia itu jalah hanja sebuah rumah, buatan labah-labah.
Dan dari padanja, wahai murid, bagi Tuhan tjukuplah barang
jang akan dimakan. Permulaan hidup-hidajat itu adalah tak
berarti semena-mena dan masing-masing didunia akan maut.
III. — Allah semoga membasahkan benda-Nja dan mendjadikan
surga djadi tempat kediamannja, atas nama: Tidak adalah
Tuhan selainnja Allah dan Muhammad jalah utusan Allah.
IV. — Dunia itu jalah fana dan hanjalah kesungguhan jang baka.
V. — Allah ampunilah dia, dan turunkanlah rahmat kepadanja.
VI. — Tidak adalah Tuhan selainnja Allah dan Muhammad jalah
utusan Allah.
— Dia Allah, jang tidak ada Tuhan selain dari pada-Nja,
mengetahui jang gaib dan jang lahir; Dia pengasih, penjajang.
— Dia Allah jang tidak ada Tuhan selain dari pada-Nja, jang
memerintahi (’alam), sutji, sedjahtera (dari kekurangan),
mempertjajai rasulnja, mendjaga (segala liamba-Nja), kuat
perkasa, gagah dan mahabesar. Maha-sutji Allah dari pada
apa-apa jang mereka persekutukan itu.
52-
I
Dia Allah, jang mendjadikan, mengadakan (dari tidak ada
r mendjadi ada) dan merupakan bentuk (membaguskannja);
bagi-Nja beberapa nama jang baik-baik. Tasbih kepada-Nja
apa-apa jang dilangit dan dibumi. Dia mahakuat lagi bidjak-
sana.
IL. PERTULISAN TERANGGANU, MASEHI 1303.
193. Pertulisan-batu ini mula-mulanja berasal dari batang air
Teresat dekat Kuala Berang, kira-kira 20 mil dari muara Sungai
Terengganu, tempat batu itu didapat pada permulaan abad ke-XX;
kini disimpan dimusium Raffles dikota Singapura, setelah dipin-
dahkan kesana atas perintah seri Sultan Terengganu dari benteng
Melaju di Bukit Puteri.
Pertulisan itu memakai huruf Djawi (Melaju — Arabiah) dan
bahasanja jalah bahasa Indonesia-Pertengahan. Tarichnja bulan
Radjab tahun 702 Hidjrah, atau sama dengan Februari-Maret tahun
1303 Masehi, djadi lebih muda dari pertulisan Rambahan, Leran
dan Minje Tudjoh di Pasai-Samudera, serta lebih tua dari tulisan
Malik Ibrahim dan Mansjur Sjah.
194. Salinan dengan huruf Romawi dan foto tulisan itu didapat
dalam karangan H. S. Paterson (An early Malay Inscription from
Trengganu; JMB — RAS, 1924; Vol. II-part III; muka 252 — 258).
Batjaannja adalah seperti berikut:
A.
1. Rasul Allah dengan jang orang ............... bagi mereka ................
2. ada pada Dewata Mulia Raja, beri hamba meneguhkan agama
Islam.
3. dengan benar bitjara derma meraksa bagi sekalin hamba Dewata
Mulia Raja
4. di-benua-ku ini penentu agama Rasul Allah salla allahu ala-
ihi iva sallama Radja.
5. mandalika jang benar bitjara se-belah Dewata Mulia Raja
didalarn
6. bumi. Pencntuan itu fardu pada sekalian Raja manda-
7. like Islam menurut se-titah Dewata Mulia Raja dengan benar
8. bitjara berbadjiki bpnua penentuan itu maka tit ah Seri Paduka
9. Tuhan mendudukkan lamra ini di-benua Terengganu adi-perta-
ma ada
10. Djuma’at di-bulan Radjab di-tahun sarathan di-sasanakala
11. Baginda Rasul Allah telah lalu tudjuh ratus dua
53
B.
1. kalarga di-benua d jau h ............... k a n ........... ul
2. datang berikan. Keemp-(at derma barang) orang berpihutang
3. djangan mengambil k ............ (a)m bil hilangkan emas
4. kelima derma barang orang ....... (m er)deka
5. djangan mengambil tugal buat temasnja
6. djika ia ambil hilangkan emas. Keenam derma barang
. 7. orang berbuat balatjara laki-laki perempuan se-iitah
8. Dewata Mulia Raja djika merdeka budjan palu.
■9. se-ratus rautan. Djika merdeka beristeri
10. atawa perempuan bersuami di-tantim hinggan
11. pinggang di-hembalang dengan batu malikam
12. djika inkar ba (latjara) hembalang djika
; ' c.
1. budjan denda-nja se-puluh tengah tiga djika id .........................
2. menteri budjan denda-nja tudjuh tahil sa-p(aha .........................
3. tengah tiga. Djika tetua budjan dendanja lima ta(hil ................
4. tudjuh tahil sa-paha masuk bendara. Djika o(rang ....................
5. merdeka. Ketudjuh derma berang perempuan hendak ............
6. tida dapat bersuami djika ia berbuat balatjara .............................
D.
1.........tida benar denda-nja setahil se-paha.
Kesembilan derma
2.............Seri Paduka Tuhan siapa tida .................. dendanja
3. kesapuluh der(ma djika anak-ku atawa pemain (? )k u atawa
tjutju-ku atawa kaluarga-ku atawa anak
4...............tamha ini segala isi tamra ini barang siapa tida menurut
tamra ini laanat Dewata Mulia Raja
5...............di-djadikan Dewaia Mulia Raja bagi jang langgar a tjara
tamra ini.
195. Undang-undang liukum adat seperti berlaku didaerah
Terengganu itu rupa-rupanja pada abad ke-XIV telali mulai berlaku
menurut beberapa peraturan-hukum kaluarga sepandjang hukum
Islam.
Penghabisan pertulisan Terengganu berisi besarnja denda dan
sumpah bagi jang melanggar peraturan adat jang tersebut dalamnja.
Umumnja pada waktu prasasti itu ditulis masjarakat dan susunan
negara Terengganu menimbulkan kesan adalah sedang dalam pe-
54
rubahan clan pertumbuhan, sehingga beberapa istilah perkataan
Sangsekerta dan istilah hukum-adat lama dengan njata bertjampur
dengan istilah baru, diantaranja banjak jang berasal dari hukum
Islam jang sedang berkembang didaerah Terengganu, mungkin se
kali dari Samudera-Pasai di Sumatera Utara dalam perdjalanannja
dari daerah Selat Malaka menudju pulau Djawa, Nusa Tenggara,
Sulawesi Selatan dan tanah Maluku, menurut djalan-pelajaran dan
perdagangan dari Barat menudju Timur Indonesia.
Menurut bagian achir pertulisan diatas dinamai tamra dan disalin
oleh Paterson dengan record; menurut pendapat kami tamra berarti
dengan umumnja perintah seperti djuga ringkasan dari perkataan
tamras jasana.
Tuhan Allah dinamai dalam tamra itu Dewata Mulia Raja; seri
Sultan Terengganu dinamai Seri Paduka Tuhan. Ada pula pegawai
jang bernama radja mandalika, agaknja dibawah Seri Paduka
Tuhan. Istilah hukum jang menarik liati, jaitu: benua (wilajah-
hukum); radja-jnandalika; Radja-mandalika Islam; anak mandali
ka; titah Dewata Mulia Raja (firman); tit ah Seri Paduka Tuhan;
peneniua agama; tamra Snkr. tamras jasana =■ perintah tertuli9
diatas piagam perunggu; benua Terengganu adi-pertama; sasana-
kala Baginda Rasul Allah (tahun Hidjrah n abi); hamba Dewata
Mulia Raya; kaluarga, Suami; anak tjutju, kaluarga; pihutang;
derma, meraksa (memerintah, melindungi), balatjara (kedjahatan,
pelanggaran), tetua, denda, tahil, paha: bendara, menteri, terperbeja
(Snkr. vyaya); hambalang (dihantam dengan batu).
Isi pertulisan itu jalah mengenai hukum-adat jang dapat dinamai
Undang-undang Nan X, djika dibandingkan dengan Undang-undang
X X terbagi atas Undang-undang VIII dan XII dilingkaran hukum-
adat Minangkabau.
Tulisan Terengganu adalah sangat penting bagi pengetaliuan
tentang perkembangan liukum Islam dalam zaman perubahan dan
telah mendapat perhatian perpustakaan-sedjarah, antara lain seba
gai berikut: H.S. Peterson (An early Malay Inscription from Treng-
ganu; JMB — RAS, 1924, muka 252 — 258); C.O. Blagden (A Note
on the Trengganu Inscription, seperti diatas; muka 258 — 263);
R.A. Kern (I. De verbreiding van den Islam; § 3. De steen-inscrip-
tie van Trengganu; Geschiedenis van N.I., 1938; muka 316 — 319.
II. De Islam in Indonesia 1947; muka 5-24); M.C. Sheppard (A
short History of Trengganu, JMB — RAS, 1949; Vol XXII, muka
2-3).
L. TULISAN MINJE TUDJUH-SAMUDERA, MASfiHI 1389.
196. Dikampung Minje Tudjoh antara Samudera dengan Pasai
didaerah Atjeh didapat pada tahun 1915 sebuali batu mizan me-
makai bahasa Indonesia Pertengahan dengan bertarich hidjrah
sama dengan tahun Maselii 1380. Tulisan itu beraksara Djawa-lama,
55
jang banjak serupanja dengan aksara Aditiawarman pada pertulis
an Rambahan dan Kubu Radja. Anekawarna mengenai bahasa,
aksara, bentuk sastera dan isi, jang menimdjukkan kepada kita
keadaan zaman dalam perubahan.
Tulisan batu mizan itu terbagi atas bagian depan dan belakang.
Menurut batjaan Dr. W.F. Stutterheim maka tulisan itu dengan
huruf Rumawi berbunji sebagai berikut:
Bagian depan:
1. hijrat nabi mnngsatapa yang prasaddha
2. tdjuh ratus asta puluh savarssa
3. hajji catur dan dasa vara sukra
4. raja iman varda rahmatallap
Bagian belakang:
1. gutra bharubha sang mpu hak kadah pasema
2. tarukk tasih tanah sumuha
3. ilahi ya rabbi tuhan samuha
4. taruh dalam ’svargga tuhan tatuha
197. Salinan dalam bahasa Indonesia sekarang berbunji:
„Pada tahun hidjrah nabi maha-terpilih pada waktu jang telah
lampau, pada tanggal 781 bulan Zu’lhidjdjah tanggal 14, liari
Djum’at, maka Radja Iman bernama Warda Rahmatu’ llah,
dari kaluarga Bharubha jang mempunjai hak atas Kedah dan
Pasai, dan jang mentjintai 6egala tanah, barang ditempatkanlah
beliau itu oleh Tuhan ilahi Rabbi, Tuhan jang menguasai seluruli
alam kedalam suarga orang-orang jang telah berdjalan lebih
dahulu” .
198. Menurut daftar Wuestenfeld, maka liari Djum’at tanggal 14
Zu’lhidjdjah tahun hidjrah 791 itu 6ama dengan tahun Masehi 1380,
djadi berasal dari zaman Madjapahit ketika dikendalikan oleh sang
prabu Ajam Wuruk. Dibandingkan dengan tulisan Terangganu dan
Leran, maka ternjatalah bahwa agama Islam berkembang dibagian
Asia Tenggara dengan lebih dahulu melalui daratan seberang-menje-
berang Selat Malaka.
199. Untuk menjatakan bagaimana djauh dan dalamnja perkem-
bangan agama Islam pada penghabisan abad ke-XIV itu, dapatlah
kita hubungkan tulisan bahasa Arab dan bertarich 791 Hidjrah,
jang didapat bersama-sama dengan tulisan berbahasa Indonesia
diatas. Menurut batjaan Prof. Djajadiningrat tulisan itu berbunji:
9,matn al-malikah al-miCazzamah alalah bint as-sultan al-marhum
malik az-zahir khan ’al-athar ibn walidihi khan al-khanat. taghain-
dahan l-lahu bi rridhwan fVr-rabi’ *shar yaum al-juin ah min dzi’ l-
dahau l-lahu bi rridhwan jVr-rabV *shar yaum al-jum9ah min dzVl-
hijjah a had was tis ma wa sab’a mi’ah min al-hijrah al-muQtafa-
wiyyah
56
200. Salinannja:
„Bahwa permaisuri jang maha-tjantik bernama Alalah, puteri
seri Sultan jang telali mangkat bernama Malik Attahari Khan,
putera dari ajah Khan dari pada segala Khan; barang dilindungilali
beliau itu oleh Tuhan jang Mahakuasa dengan kemurahan-Nja.
Pada tanggal 14, hari Djum’at bulan zu ’nidjdjah tahun 791 Hidjrah
nabi jang terpilih” .
154. Beralaskan kedua pertulisan mizan diatas, maka Dr. Stut-
terheim menduga, bahwa Radja Iman jang bernama puteri Warda
Rahmatu’llah itu jalah kiranja anak Sultan Malik At-Tahir jang
berkuasa dinegara Samudera Pasai sedjak tahun Masehi sampai
tahim 1326.
Dengan demikian, maka tulisan Atjeh jang berbahasa Indonesia
dan berhuruf Djawa-lama seperti dimuatkan diatas, menjatakan
dengan pasti, bahwa agama Islam pada penghabisan abad ke-XIV
itu telah menurunkan pengaruh baru kepada susunan ke-tatanegara-
an Indonesia dengan mengenal ke-sultanah, pada hal pada ketika
jang saina itu susunan ke-tatanegaraan berupa keperabuan sedang
berkembang dengan djelasnja dinegara Madjapahit.
Dengan menurutkan djalan perdagangan maka susunan ke-tatane
garaan baru itu mula-mula berkembang ditepi pantai Sumatera
Timur, Malaja, pantai utara pulau Djawa, dan kemudian terus
ketanah Indonesia bagian Timur Raja. Djika demikian maka per-
kembangan itu sudali bermula sedjak abad ke-12 dan bertambah
deras pada penghabisan abad ke-14, ketika negara Madjapahit,
Samudera-Pasai, Melaju-Minangkabau sedang memeluk agama
Tanterajana. Penjusunan negara-negara ditepi pantai dalam zaman
perubahan itu adalah menurut dasar baru, jang dimungkinkan oleh
penebaran agama Islam dari barat menudju ketimur.
LI. PERTULISAN MAH£SAN PUTERI BAHIAH.
LI I. PERTULISAN MAULANA MALIK IBRAHIM DI GERSIK,
1419.
201. Pertulisan ini berasal dari Gersik tempat wali penjiar aga
ma Islam jang pertama dimakamkan. Lukisannja terdapat pada
Kuatu halaman dalam risalah ini. Pertulisan itu telah beberapa kali
dibatja, tetapi belum disiarkan seluruhnja dalam sesuatu perhubung-
an jang serangkai terus-menerus. Dibawah ini kita usahakan pemba-
tjaan dan salinannja ke-dalam bahasa Indonesia dalam satu rang-
kaian jang diharapkan.
202. Pertulisan batu maesan Malik Ibrahim dapat dibagi atas
bagian pinggir dan bagian tengah. Liliatlah foto jang dilampirkan.
Bagian pertama dimulai dari bawah sebelah kanan; dengan melalui
puntjak batu, pertulisan itu melengkung kesebelah kiri dan berachir
dibagian bawah sebelah kiri. Tulisan itu berbunji (1 ):
57
vm
Bagian-tengah terbagi atas empat ruangan. Ruangan pertama
pada puntjak jang diatapi oleh bagian-pinggir berisi kalimah sjaha-
dat (II):
IX
Ruangan kedua berisi tulisan setjara ukiran, kalimat (III) :
X
Diantara kalimat atas nama Allah ini didapat 4 ruangan ketjil
jang diantaranja tergantung lukisan sebuah lampu kandil. Ruangan-
ketjil jang empat buah itu berisi empat ajat (IV ), berbunji:
Dan pada bagian-tengah sebelah kebawah barulah terdapat lima
baris tulisan (V) jang bunjinja sebagai berikut:
XI
1. 2 .
3.
4.
5.
203. Adapun kelima-lima kalimat itu, djika disalin kedalam
bahasa Indonesia, berbunji:
I. Allah, tak adalah Tuhan jang disembah selain dari pada-Nja;
la hidup, lagi mendjaga semesta ’alam, tiada la m engantuk
dan tiada pula tidur. Kepunjaan-Nja apa-apa jang dilangit dan
apa-apa jang dibumi. Tidak ada jang memberi sjafa’at pada-
Nja, melainkan dengan izin-Nja. Dia mengetahui apa-apa jang
dihadapan mereka dan apa-apa jang dibelakangnja. Tiada mere-
ka mengetahui sesuatu pengetaliuan, melainkan dengan kehen-
dak-Nja. Meliputi kursi-Nja (’ ilmu-Nja dan keradjaanfNja)
akan langit dan bumi, dan tiada susah bagi-Nja mendjaga
keduanja. Dia mahatinggi lagi mahabesar.
II.
III. Atas nama Allah jang Malia-pengasih dan Maha-penjajang.
IV. 1. — Katakanlah (ja Muhammad!) Allah itu satu.
2. — Allah tempat meminta.
3. — Tiada la beranak dan tiada pula diperanakkan (berbapa).
4. — Dan tak ada seorang djuapun jang menjerupai-Nja.
V. 1-2. — Tuhan mereka memberi kabar suka buat mereka
dengan rahmat-Nja, kesukaan-Nja dan surga untuk mereka,
didalamnja nikmat jang tetap. Mereka kekal didalamnja selama-
lamanja, sesungguhnja pada siai Allah, pahala jang besar.
58
204. Adapun kalimat pertama (1) jang ditulis disekeliling bagian
sisi jalah ajat kursi, jang sangat masjhur sampai kini di Indonesia
jaitu surat Bakarah II ajat 255 (bukan ajat 256 menurut
J.P. Moquette, TBG. LIV, hal. 209); pertulisan itu adalah seperti
didapat pula pada pertulisan Na-’ ina dari meunasah Pi dekat
Samudera (1420).
Kalimat kedua (II) jalah kalimat sjahadat; dan kalimat ketiga
(III) menjatakan dengan permulaan atas nama Allah.
Kalimat keempat (IV) jalah empat ajat Kuriin dalam surat CXIV
al-Ichlas; kalimat penghabisan (V) terbagi atas ajat Kuriin (Surah
Tobat IX, 21—22) dan pertulisan maesan jang sebenarnja.
Pertulisan memuat nama, taricli wafat dan tempat-asal. Nama
jang diguriskan jalah maulana Malik Ibrahim, dengan tidak mema
kai gelaran tambalian seperti Sultan atau Malik. Adalah selandjut
nja disebutkan bahwa beliau turunan dari daerah Ivasjan ditanah
Farsi, itupun sekiranja batjaan bi Kasjaui dapat dipertahankan.
Waktu beliau wafat jalah taricli Hidjrah 822 atau sama dengan
tahun Masehi 1419; bulanuja kurang djelas; mungkin pada tang-
gal 12 Rabiu’lawal, tetapi mungkin djuga pada tahun 1419 itu jang
berkua9a di-Madjapahit jalah Perabu.
205. Kepustakaan pertulisan Malik Ibrahim dapat kita renteng-
kan sebagai berikut:
1817 Raffles, History of Java II, hal. 122 — 124.
1852 TNI, II, hal. 408 — 411.
]8 ... Roorda van Eysinga, Handboek etc, III, 1, hal. 456; III, 3,
hal. 1905 — 196.
1907 Snouck Hurgronje, Inaugnreele Rede 1907 (V.G. IV, 2, hal.
101 n. 2).
1907 Rapport oudli. commissie 1907, hal. 255 — 256.
19...
1911 Dr. Z. W. Juynboll, TBG, LIII, hal. 605.
1912 J. P• Moquette, De datum op den grafsteen van Malik Ibrahim
te Grissee; TBG, 1912, LIV, hal. 208 — 214.
1912 — De grafsteenen te Pase’ en Grissee vergeleken met derge-
lijke monumenten uit Ilindoestan, TBG, 1912, LIV, hal.
536 _ 548.
1913 Dr. H. Djajadiningrat, Critische beschouwing van de Sadjarah
Banten 3 Mei 1913, hal. 30, 247 — 251.
59
LIII. PERTULISAN MISAN NAINA BERBAHASA ARA B DAN
FARSI BERASAL DARI SAMUDERA, 1420.
206. Pada tahun 1913 buat pertama kalinja dilaporkan dan
disiarkan terdapatnja dua buah batu misan bertulis, berasal dari
meunasah Pi didaerah Pasai-Sasalin kedalam bahasa Inggeris oleh
sardjana Dr. H.K.J. Cowan, TBG. 1940; LXXX, afl. I, lial. 15 — 21.
Pertulisan misan-kepala ternjata berbahasa Arab, sedangkan
misan-kaki memakai bahasa Farsi. Jang meninggal jalah seorang
bernama Naina Husam al-Din pada tahun 1420.
207. Bagian-tengah dari pertulisan dimisan-kepala berisi kalimali
sjahadat, bismillah dan kemudian kalimat seperti berikut:
Salinannja kedalam bahasa Indonesia: — Tuhan mereka memberi
kabar suka buat mereka dengan rahmat-Nja, kesukaan-Nja dan
surga untuk mereka, didalamnja nikmat jang tetap. Mereka kekal
didalamnja selama-lamanja, sesungguhnja pada sisi Allah, pahala
jang besar.
— Bahwa inilah kuburan seorang-orang jang mendapat nikmat
rahmat, jang segala dosanja semoga diampuni; jang mengliarapkan
rahmat Allah jang mahamulia, bernama Naina Husam al-D’en,
putera Naina Amin, barang diampunilah mereka itu oleh Tuhan.
Almarhum meninggal dalam bulan Sjawal pada tahun Hidjrah
Nabi: 823.
Pada bagian pinggir dapat dibatja kalimat tertulis:
Salinannja kedalam bahasa Indonesia:
Allah, tak adalah Tuhan jang disembah selain dari pada-Nja,
la hidup, lagi mendjaga semesta alam, tiada ia mengantuk dan
tiada pula tidur. Kepunjaan-Nja segala-apa jang dilangit dan segala
apa jang dibumi. Tidak ada jang memberi pertolongan pada sisi-
Nja, melainkan dengan izin-Nja. Dia mengetahui segala apa jang
dihadapan mereka dan segala apa jang dibelakangnja. Tiada mereka
mengetahui sesuatu pengetahuan, melainkan dengan kehendak-Nja
meliputi kursi-Nja (ilmu-Nja dan keradjaan-Nja) akan langit dan
bumi, tiada susah bagi-Nja mendjaga keduanja. Dan malia tinggi
lagi mahabesar.
II. Pertulisan pada misan-kaki hanja didapat pada bagian sisi,
sedangkan bagian tengah berisi ukiran kaju-kajuan dan bunga. Ter-
tarik oleh kata sadjak penutup....... sampai sepuluh kali pada achir
tiap-tiap kalimat, maka Dr. H.K.J. Cowan melahirkan persangkaan
jang ternjata tepat dan benar, bahwa pertulisan jang dihadapinja
tidaklah sadja berbahasa Farsi, melainkan djuga jalah dapat diketa-
hui bentuk pantun ghazal, jang pandjangnja enam bait atau 12
misra, jang masing-masing mengisi satu ruangan. Dengan memban-
dingJbanding ghazal dalam naskah Tayyibat ( Bibliotheca Indica,
60
terbitan Asiatic Society of Bengal, Calcutta 1919), maka ternjatalah
bahwa pertulisan Farsi dari Pasai Samudera itu jalah sja’ir-ghazal
karangan seorang pudjangga Farsi jang masjhur, bernama Sjaich
Muslih aLDin Sa'di jang hidup antara tahun Masehi 1193 — 1292.
Bagaimana djuga indahnja isi pantun Farsi, jang memudji-mudji
keindalian hidup dan mati, tetapi dalam naskah ini pantun itu tidak-
lah kita salinkan, karena sangat djauh hubungannja dengan soal
ketatanegaraan Indonesia dalam zaman Madjapahit.
208. Adapun nama orang jang meninggal jalah Naina Husam
al-Din, seorang putera dari Naina Amin. Dia meninggal pada tahun
Hidjrah 823 dalam bulan Sjawal; tanggal itu sama dengan tahun
Masehi 1420 bulan Oktober-November.
Seperti diketaliui maka pertulisan berbahasa Arab pada misan-
kepala itu sampai dua kali menjalin ajat Kuran, jaitu: Surat IX,
ajat 21 — 22 dan ajat al-kursi (Surat II, ajat 255). inilah pertulisan
ajat al-kursi jang tertua didapat pada batu misan Indonesia. Salinan
kedua ajat Kuran diatas disusun menurut Tafsir Alquran’lkarim
karangan Mamud Junus terbitan tahun 1951.
Tidak dapat diambil kesimpulan siapakah orang jang meninggal
pada tahun 1420 itu. Tetapi ternjata, bahwa sebelum tahun itu agama
Islam sudah berkembang ke-Samudera-Pasai; djuga ternjata, bahwa
dalam abad ke-XIV pengaruh bahasa dan kepustakaan Farsi sudah
sampai kedaerah tersebut, sesuai dengan kesimpulan jang dapat
ditimbulkan oleh tjeritera-tjeritera pelawat orang Marokko berna
ma Ibnu Batutah jang berkundjung ke Samudera pada tahun 1345
— 6 (C. de Fremery dan Dr. B.R. Sanguinetti; Voyages d’lbu Batou-
tah, 1858, hal 229 — 230). Pengaruh Farsi itu berlangsung dengan
melalui tanah India. Hal itu djuga bertambah ternjata dengan
dapatnja pertulisan batu misan di-Pasai dari seorang bernama
Abdiillah, meninggal pada tahun Masehi 1407, turunan langsung
dari Kalif al-Muntasir, jang meninggalkan Bagdad ketika neneknja
terantjam serangan Monggol, sehingga beralih melarikan diri ke-
istana Dihli pada tahun ....... (Snouck Hurgronje, V.G. IV 2; hal.
102).
Pertulisan Na’ina diatas berhubungan langsung dengan perkem
bangan agama Islam dalam masjarakat: dalamnja tak terbukti apa
jang dapat dipetik dari bukti jang lain, bahwa pada waktu jang
sama hukum Islam sudah berpengaruh pada ketatanegaraan Samu-
dera-Pasai.
LIV. TARICH WAFATNJA PUTRI TJEMPA, 1448.
209. Kuburan Puteri Tjempa didapat didesa Terawulan, kabu-
paten Madjakerta. Disebelah selatan pada bagian kaki kuburan itu
didapat sebuah batu mahesan dengan memakai tarich. Hal itu telah
dilaporkan pada tahun 1907, Rapp. Oudh. onderzoek, 1907, hal. 42.
61
Menurut Raffles taricli itu harus dibatja 1320 Sjaka; Prof. Vetli
telah membantah angka itu tak mungkin sekali. Pada tahun 1886
(Notulen XXIV, 1886, hal. 42) Dr. Brandes menulis, bahwa pemba-
tjaan angka 1320 itu tidaklah benar, melainkan dengan tidak bim-
bang-bimbang sardjana tersebut menetapkan 1370 = Masehi 1448.
Katanja: „Hoewel ik vermoeden moet, dat op eene na liet laatste
cijfer niet volkomen aan het oorspronkelijke beantwoordt, maar
iets meer gebogen had moeten zijn dan op het afgedrukte blad het
geval is, aarzel ik toch niet, dat jaartal in stede van 1320, waar het
in ieder geval niets van heeft, te lezen 1370, d.i. A.D. 1448, wat in
verband met andere historische gegevens veel waarschijnlijker is.”
Kepastian bahwa kuburan Terawulan itu jalah kuburan Puteri
Tjempa semata-mata berdasarkan kepertjajaan, naluri dan babad
belaka; naluri dalam hal ini sangatlah kuat, seperti djuga ternjata
dalam kepustakaan tentang Puteri Tjempa, diantaranja:
Babad Tanah Djawi
Rapport Oudh. onderzoek, 1907 hal. 42 — 51.
Raffles, History of Java II, 1817, hal. 55.
Rigg, IIA and EA, V ; O , 1849, hal. 80.
Dr. Verbeek, Notulen 1887; TBG, 1889; XXIII.
Dr. Brandes, Notulen XXIV, 188, hal 42.
Prof.sVeth
Penetapan tarich Masehi 1448 diatas membuka kemungkinan-
sedjarah jang dahulu kira-kira tidak dapat diterima, karena ber-
beda usia setengah abad lamanja. Mungkinlah sekarang puteri
Tjempa itu tjutju Maulana Malik-Ibrahim dan berkawin mendjadi
isteri seorang perabu jang berkuasa dipueat Madjapahit, jaitu: Bera
Tumapel (1447 — 1451); atau seperti persangkaan Dr. Verbeek
(TBG XXXIII, 1890): „een prinses van Sabrang of overwal — en
gemalin van een der laatste vorsten van Madjapahit” . D jadi pada
perduaan pertama dalam abad ke-XV, sedjak dari Malik Ibrahim
jang wafat pada tahun 1419 sampai kepada tahun 1448, temjatalah
agama Islam telah tersiar dari pantai Gersik — Sidaju sampai kepu-
sat negara Madjapahit jang ketika itu belum runtuh. Agama Islam
sebelum tahun 1450 telah mulai berkembang dalam keraton
Madjapahit.
LV. PERTULISAN MIZAN SULTAN MANSJUR SJAH,
1458 —