tata negara majapahit 1



PERTUMBUHAN HUKUM MADJAPAHIT


Hukum apakah jang berlaku dalam negara keperabuan Madja­

pahit, sebagai peraturan pergaulan-hidup dan bagi berbagai-bagai 

perbuatan-hukum? Kita tak dapat mendjawab pertanjaan itu, 

bahwa hukum Hindulah jang berlaku. Susunan negara seperti sapta- 

prabhu, maha-menteri, perabu, rakrian jang tiga, kementerian 

fang lima, kedudukan perabu dan lain-lain tak dikenal sebagai 

djawatan tat a negara dalam naskah -naskah  hukum Hindu. Perkataan 

Sangsekerta jang dipakai mendjadi istilah-hukum sekalipun tak 

dapat membawa kita kearah djawaban tersebut. Seperti dalam 

zaman Islam, djuga beberapa perkataan Arab dipakai sebagai istilah- 

hukum bagi menjatakan peristiwa atau perbuatan hukum-adat; 

kaum, ahli, wakaf, war is, wilajat, kedaiilatan, sjah Alam (Minang- 

kabau: Sahie alam).

Sebelum diperiksa hukum apakah jang dipakai dalam negara 

Madjapahit, untuk mendjawab pertanjaan jang diadjukan diatas, 

maka lebili dahuhi kita liendak mengumpulkan beberapa istilah- 

liukum dan kemudian menjebutkan beberapa naskah -hukiim.

Perkataan dharma mempunjai dua arti: jang chusus jalah nama 

tanah perdikan jang sudah dilepaskan dari kekuasaan desa; dipakai 

djuga istilah sudharma. Dan jang umum dharma itu berarti kewa- 

djiban menurut perintah agama, djadi maksudnja lebih luas dari

pada perkataan hukum; bagi orang Tionghoa beragama Buda maka 

pengartian dharma itu banjak samanja dengan tao, jaitu: perim- 

bangan susunan dunia dengan susunan kemanusiaan (D e Groot, The 

religion of the Chinese, 1910, hal. 164; Vollenhoven, H et Adatrecht

II, 1931; hal. 133). Ilmu pengetahuan hukum Hindu bernama 

Wyawaharagastra. Menurut prasasti Bendasari, maka hakim pemutus 

eengketa bernama: Wyawahurawicchedaka; juris ilmu hukum

Hindu: pragwiwaka; ahli jang mengetahui hukum Hindu: dharma- 

pathaka; hakim dinamai: adhyaksa, dharmadhikurin, atau karta; 

masing-masing djawatan ini akan ditindjau perwatasan kewadjiban- 

nja pada halaman lain.

Hukum adat dinamai dalam zaman Madjapahit deqadrsta, jaitu 

kebiasaan dalam suatu daerah. Nama jang lain jaitu: degajatikula- 

dharma.

176. Untuk memberi kesan, bahwa dalam perdjalanan sedjarah 

Indonesia susunan ketatanegaraan itu berkembang menurut langkah- 

langkah jang ditentukan oleh kemadjuan hukum kebiasaan, maka 

dibawah ini kami terakan beberapa buah pertulisan, jaitu diantara- 

nja pertulisan Telaga Batu dari abad ke-VII, jang semuanja dapat 

dibandingkan dengan pertulisan lain-lain dalam zaman Madjapahit, 

seperti telah disalinkan lehih dahulu pada halaman depan.

Pertulisan jang dengan segera akan dibalias dan disalin dibawah 

ini jalah:

1. Pertulisan Telaga Batu dan Kedukan Bukit,

2. Serta beberapa pertulisan Islam.

Setelah mengemukakan beberapa pertulisan Islam sepandjang 

masa Abad XII - XV, maka kami selidiki perumahan negara M adja­

pahit dengan empat unzur-negara (tudjuan, orang dan penduduk, 

mandala Nusantara dan pemerintahan), maka kami tindjau arti 

dan tenaga kekuatan sumpah, jang mengikat supaja hukum M adja­

pahit dipatulii. Dan pada achimja kami kemukakan dengan ringkas 

hukum ketatanegaraan kedatuan Seriwidjaja selama seribu tahun 

(Masehi 392— 1406) jang mendahului dan banjak hubungannja 

dengan ketatanegaraan keperabuan Madjapahit (Masehi 1293— 

1525).




177. Batu bertulis jang kita salin dibawah ini berasal dari 

Kedukan Bukit dikaki Bukit Siguntang Mahameru dihulu Sungai 

Tatang tjabang Batang Musi dikota Pelembang. Sampai kepada 

tahun 1920 kaluarga jang menjimpan batu-pusaka .itu setiap inusim 

memindjamkan kepada perahu jang ikut memuliakan perajaan air 

dilaut Musi. Sesudah taliun 1920 batu itu dipindahkan kegedung 

Artja dikota Djakarta dengan mendapat augka D. 146. Tidaklah 

sardjana-sardjana menjangka bahwa tulisan berbahasa Indonesia- 

lania itu berisi naskah Proklamasi Pembentukan negara Seriwidjaja 

pada tahun 682. Pertulisan itu telali disalin kedalam bahasa Indo- 

nesia-baru, Belanda, Inggeris dan Perantjis. Karangan-karangan jang 

berisi pendjelasan tulisan itu jalah diantaranja:

Madjalah Oudli. Verslag 1920, lial. 117.

Westenenk : Uit het Land van Bittertong (dalam madj.

Djawa, 1921, djilid I, lial. 5).

—  Bukit Sijruntanp: on Giiming Mahameru dll.

(dalam TLV, LXIII; 1923, lial. 221—226).

Prof. Dr. van Ronkel dalam madj. Acta Orientalia (djilid II, 

1924: lial. 19).

G Coedes : Inscription de Kedukan Bukit (dalam madj.

BEFEO, 1930, lial. 33— 37).

Wellan : (^rlwijaya, 1250 jaren geleden gesticlit (TAG,

1934, lial. 378—402).

Prof. Dr. Poerbatjaraka. Riwajat Indonesia, 1951; lial. 33— 35.

Adapun batjaan pertulisan Kedukan Bukit itu adalali sebagai 

berikut:

(J ) Swasli grl gakawarsallta 604 ekadacl gu

(2) klapaksa ivulan ivaicukha dapunta hiyang nayik di

(3) samwau manalap siddhayaira disaptami guklapaksa

(4) ivulan jyestha dapunta hiyang marlapas dari minanga

i (5 ) tamivan mamuiva yam ivala dualaksa danan koga

1 (6) duamtus cura di samwau danan jalan sariivu

(7) tluralus sapulu dua wannakna dTitam di malayu

i (8 ) sukhacilla di pancaml guklapaksa ivulan —

( 9 )  laghu mudila datam marwuat wunua  —

1 (10) graivijaya jay a siddayatra subhiksa —

31

178. Salinan pertulisan diatas kedalam baliasa Indonesia Baru 

berbunji:

1—4. Selamatlah. Pada taliun Sjaka 604 pada hari kesebelas 

ketika bulan Waisjaka sedang terang, maka Jang Dipertuan Dapunta 

Hiang naik kekapal untuk mengambil berkah kesaktian. Pada liari 

ketudjuh ketika bulan Djesta sedang terang, maka Jang Dipertuan 

Dapunta Hiang bertolak dari Muara Tamban, membawa tentara 

dua-laksa orang;

5—8. banjak pengiringnja dua-ratus orang.

Bala-tentara dengan kapal banjaknja seribu-tiga ratus-dua belas 

orang. Sampailah ke-Melaju dengan selamat. Pada tanggal lima belas 

ketika bulan — sedang terang mudiklah pergi inembuat benua —  

Seriwidjaja atas kedjajaan jang diberkahi tuali-kesaktian dan jang 

menimbulkan kesedjahteraan.

179. Pertulisan Kedukan Bukit adalah dua buah, jang serupa 

isinja; Janc satu ditemui di Kedukan Bukit di Muara Tatang dikaki 

Bukit Siguntang Mahameru dan jang kedua ditemui di-Telaga Batu 

dikota Pelembang djua. Pertulisan Kedukan Bukit seperti kita 

salinkan diatas, menurut batjaan Ronkel-Coedes-Krom memuat tiga 

taricli bulan dan semuanja djatuh kedalam tahun Sjaka 605, tetapi 

jang menurut pembatjaan dan perhitungan baru disamakan oleli 

sardjana Damais dengan tahun Masehi 682. Dengan demikian maka 

ternjatalah, baliwa pertulisan Kedukan Bukit masuk prasasti jang 

paling tua dari pada segala pertulisan bertarich di Asia Tenggara.

Prasasti itu memuat nama Seriwidjaja dan kepala negara Dapunta 

Hiang, jang pada tahun 684 bernama Djajanasja (Djajanaga) me­

nurut pertulisan Talang Tua. Selainnja dari pada itu disebutkan 

besarnja pasukan (ivala =  balatentara) jang naik kemudik pergi 

membuat benua Seriwidjaja.

Pertulisan Kedukan Bukit memuat sampai dua kali istilah 

siddhayatra, jaitu pada hari 3 dan 10. Istilah itu terbuat dari per- 

kataan siddlui (berarti: tertjapai; niat atau tudjuan jang terkabul, 

tertjapai; kesempurnaan jang tertjapai dengan mempergunakan 

tenaga sakti: tenaga sakti jang dinamai djuga siddhi). Perkataan 

kedua jaitu yatra (berarti perdjalanan atau pelajaran). Perkataau 

kembar siddhayatra djadi berarti perdjalanan (pelajaran) jang telali 

mentjapai tudjuannja jaitu untuk mendapat kebahagiaan tuali- 

kesaktian. Kalimat Dapunta Hiyang nayik di suinwau mahalap 

siddhayatra disalin kedalam baliasa Indonesia Baru Abad X X  ber­

bunji: „Dapunta Hiang naik kekapal pergi mengambil (mendjem- 

put) berkah kebahagiaan tuali-kesaktian” . Istilah Indonesia lama 

manalap siddhayatra serupa benar dan sama maknanja dengan istilah 

dalam baliasa Sunda ngalap berkah jang berarti mengambil kebaha­

giaan jang dipantjarkan leluhur, tempat leluhur atau tuah-sakti 

jang menguntiuigkan untuk menambah kesedjahteraan ruhani.

Kedua kalinja istilali siddhayZ^tra tersebut pada kalimat baris 9

dan 10, jang berbunji: mudita datam marwuat ivanua ...............  Qri-

wijaya jaya siddhayatra subhiksa jang disalin kedalam bahasa In­

donesia Abad XX  lalu berbunji mudiklah pergi membuat benua — 

Seriwidjaja atas kedjajaan jang diberkahi tuah-kesaktian dan jang 

menimbulkan kesedjahteraan.

Antara kata watiua dan grawijaya ada ruangan untuk tiga suku 

kata, jang tak dapat dibatja lagi, sehingga menimbulkan. beberapa 

djenis dugaan dan teka-teki. Bolehlah kita menambah dugaan itu 

dengan menjangka bahwa kata jang hilang itu mungkin sekali jalah 

malayu, sehingga salinannja ,,membuat benua Melaju sehingga 

Seriwidjaja djadi megah dan bertuah-sakti karena mendapat berkat 

dan kesedjahteraan” . Djika demikian, maka kalimat achir pada 

Kedukan Bukit itu samalah isi dan tudjuannja dengan djeritan 

pudjangga I-tsing jang berkata, bahwa Melaju jalah Seriwidjaja jang 

kini pada tahun 692.

Pudjangga dan ulama besar I-tsing memang mengalami dan me­

ngetahui keadaan Seriwidjaja sebelum dan sesudah tarich 682 

Masehi memuat perubahan besar jang kebetnlan tidak dialaminja, 

karena pudjangga besar itu masih merantau ditanah India. Maka 

mungkin sekali timbullah pertanjaan padanja waktu dia berada 

kembali pada tahun 685 di Seriwidjaja tentang perubahan besar 

itu dan tentang hubungan tanah Melaju dengan negara Seriwidjaja.

Pertanjaan itu didjawabnja dalam naskah  karjanja bernama Nan 

hai ki kouei nei fa tchouan, jang disalin oleh sardjana J. Takakusu, 

1896 kedalam terdjemahannja a record of the Buddhist religion as 

practised in India and the Malay Archipelago, hal. 10, ditulis dan 

disusun di Seriwidjaja antara tahun 685 dan 692 dan dikimmkan 

ke Tiongkok pada tahun 692, dengan kalimat dalam bahasa Perantjis 

sebagai salinan dan kalimat tertulis dalam aksara kandji: Vile de

Moloyu, c’est maintenant (vers 692) le pays de Che-lifo-che ...........

(Ferrand, L’Empire sumatranais de (^nvijaya, halaman 6). Kalimat 

I-tsing beraksara kandji dapat disalin: bumi Melaju jalah kini (pada 

tahun 692) telah mendjadi tanah Seriwidjaja, tetapi djuga dapat 

dibatja: bumi Melaju jalah (pada tahun 692) tanah Seriwidjaja 

jang sekarang. Salinan ini menegaskan dimana dahulu letaknja 

Melaju, jaitu dikota Pelembang, jang berhasil mendjadi tudjuan 

pelajaran mengambil berkah pada tahun 682, sedangkan perubahan 

besar bahwa tanah Melaju dengan rasmi mendjadi kedatuan Seri- 

widjaja seperti dapat d.ibatja pada tulisan pernjataan Kedukan 

Bukit dan djuga dapat didengar dari pudjangga. ulama I-tsing jang 

tiga kali berkundjung ke Seriwidjaja sebelum dan sesudah tarich 

Kedukan Bukit dan Telaga Batu.

Selainnja pertulisan Kedukan Bukit, Talang Tua dan beberapa 

batu bertulisan siddhayTitra, maka di Telaga Batu didapat pula bat.ii-

150,B (3)

besar jang sebelah ata3 dihiasi dengan seekor naga berkepala tudjuli 

dan sebelah bawah dihiasi joni. Dibagian tengah terdapat 28 baris 

tulisan berbahasa Indonesia Lama; melihat huruf Pallawa jang 

dipergunakan, serupa benar dengan huruf Kedukan Bukit, maka 

kita menduga djuga dengan memakai alasan jang lain-lain bahwa 

pertulisan Telaga Batu itu djuga berasal dari tarich 684 Masehi. 

Isinja jalah tentang susunan tatanegara kedatuan Seriwidjaja, jang 

dikuatkan dengan kekuatan sumpah gakti. Pertulisan ini kita bahas 

dibawah -ini.

Djadi dikota Pelembang telah ditemni dua pertulisan penting, 

jang berhubungan langsung dengan permulaan pembinaan Seriwi­

djaja. Pertulisan Kedukan Bukit, jang salinannja djuga didapat di 

Telaga Batu, memuat pemjataan pemJwnaan Seriwidjaja; katakan- 

lah naskah Pernjataan Proklamasi Seriwidjaja pada tahun 684 

Masehi. Kedua pertulisan Telaga Batu jang diduga djuga berasal 

dari tahun 684 Masehi, memuat susunan ketatanegaraan kedatuan 

Seriwidjaja; katakanlah pertulisan Konstitusi Seriwidjaja. Kedua- 

dua pertulisan diatas, Proklamasi dan Konstitusi Seriwidjaja, 

dituang dalam bahasa Indonesia Lama jang mendjadi bahasa nasio- 

nal dizaman itu, dan diguris dengan pahat diatas batu pada pangkal 

sedjarah negara kedatuan Seriwidjaja. Tentang proklamasi berdiri- 

nja Negara Keperabuan Madjapaliit d.ibahas pada halaman 

Sedjarah permakluman Proklamasi dan Konstitusi Seriwidjaja 

memperingatkan kita kepada peristiwa permalduman Proklamasi 

dan Konstitusi negara kesatuan Republik Indonesia dlisekeliling 

langgal 17 Agustus 1945, duabelas ratus 61 tahun sesudah Proklamasi 

dan Konstitusi Seriwidjaja jang paling tua. di Asia. Tenggara, ja jang 

tertua diseluruh dunia.


180. Batu-bertulis jang dihiasi sebelah atasnja dengan tudjuh ke- 

pala ular-naga didapat dalam tahun 1934 ketika membuat djalan 

dikota Pelembang sebelah Dua Hilir. Sebelah kebawah didapat 

pantjuran air berupa joni, dan dibagian lengah terguris tulisan 28 

baris banjaknja. Setelali berpuluh-puluh tahun lamanja tertegak 

digedung Artja sebagai D. 155 dikota Djakarta, maka barulah ter- 

njata bahwa huruf Pallawa jang dipakai itu mendjelaskan susunan 

ketatanegaraan Sriwidjaja dalam baliasa Indonesia-lama, seperti 

jang dilazimkan dalam pertulisan Karang Berahi, Talang Tua dan 

Kota Kapur dengan bertarich 686 Masehi. Berlainan dengan per- 

sangkaan Dr. Schnitger, jang mengatakan dalam karangannja The 

Archaeology of Hindoo- Sumatra (1937, p. 1 bahwa pertulisan Telaga 

Batu berasal dari abad ke-IX atau ke-X, maka meliliat baliasa, 

tulisan, tempat dan isinja, kita memadjukan dugaan, bahwa per­

tulisan Telaga Batu berasal dari permulaan perkembangan kedatuan 

Seriwidjaja djuga kira-kira pada tahun 682, ringkasnja pada peng- 

liabisan abad ke-VII.

181. Menurut pembatjaan epigraaf Dr. de Casparis maka per­

tulisan jang disiarkannja dalam Prasasti Indonesia II itu berbunji 

sebagai berikut:

1. / /  om siddham // titam hamvan vari avai. kandra kuyet nipai- 

humpa. an umuha ulu

2. lavan tandrun luah makamatai tandrun luah an hakairu muah 

kayet nihumpa unai {unai. uine-

3. utem bhakii ni ulun haraki. unai tuuai // kamu vanak =  mumu 

rajaputra prostura. bliupati. seiiapati. nayaka. pratyaya. haji 

pratyaya. daiidanayaka.

4........... murddhaka. tuhu an vatak =  vuruh. addhyaksi rujavarna.

vasikarana. kumurunuitya. cathabhata adhikarana. karmma ... 

kuyastha. sthZpaka. puhavam. vaniyuga. pratisara. da ...........

5. kumu marsl haji. hulun—haji. vanak—mamu uram nivunuh 

sumpah dari mantmam kamu. kaauci kTimu tida bhakti dy—uku 

nivunuh kamu sumpah tuvi mulam kaduci kamu drohaka vauun 

luvT yamm marvuddhi.

6. lavan qatrunku. athava lariya ka clucu paracaksu lai nivunuh 

kamu sumpah. tuvi mulam kadaci kamu makanucara dari 

qatruuku dari datu paracaksu lai. dari kulamamu mitramamu. 

dari vaduamamu, dari hulu vukan paracaksu

7. lai. maniLjari kamu drohaka vahun=dy=aku  matun ada di

kamu. tida ya marppadah dy=aku  di huluntuhahku. kadaci 

kamu lai lari nivunuh kamu supipah. tuvi mulam kadaci kamu 

miayuayu mamrnam dari vatu .......

8. athava marcorakara liinamadhyamottamafati. yadi makalauit — 

tamva yarn praja niraksanku. athava makatalu muah uram 

kalpita purva katalu muahna uram arambha kadatuanku 

nivunuh kamu sumpah. tuvi mulam dari kamu.

9. kamu marvuat vini haji an tahu an tnah rumah mahufari yarn 

mamava mas dravya athava manujari dirTna uram an til ah 

rumah mutun uram mamtari yarn jana marnuva dravya di luar 

huluntuliaiiku lai varopaya ka kamu lari —

10. yakan ka gutruiiku ka dutu paracaksu lai nivunuh kamu 

sumpah / /

athava kadaci kamu mati malun mamrurua athava lariya 

mamlariya lai kamu. nivunuh kumu sumpah / /  

athava kamu nicari lai marvuat =. nicari parddatuan

11. mahalit mas mani matun mamrurua kadatuanku. marvuddhisa-

rana ri lai kamu. uram vukan vaidika taliitna kamu marvuat 

sakit. tiaa kamu marppadah dari liutuntuhaiiku. nivunuh kamu 

sumpah. kamu tuvi nigalarmamu marsamjnavuddhi kulamamu 

mancaru .......

12. nku kamu ada patra danan darali nivunuh kamu suinpah. tuvi 

mulam tahu kamu di sthanana gatruhku lai nipinanna maka-

grlyantra di kata luar samsthana txda kamu .......  marppadah

dy=aku di huluntulianku nivunuh kamu sumpah. tathapi kumu.

13..............  di smaryyadapatha di vanua vahun =  dy =  aku. tida

kamu marppadah nivunuh kamu sumpah. ini makalauit =  

prana uram marupabhasmavaidimantraprayoga. tlda Tihara dari 

samayaiiku rupinanku kusta kasihan vagikarana lai. kadaci 

Kamu ...........

14. marvuddhisurana mara maryyada. yatha vagikarana. tida maka-

gila makalauit pranana. athava vuatha tahu kamu di dega. tida 

ya kamulam dy=aku di huluntulianku. nivunuh kamu sumpah. 

athava cihna diri kamu lai marvuat yam vuat fahat ini. i.i. 

prati ...........

15. ti dirTna ....... di kamu. nivunuh kximu sumpah. athava 'mulam

dari kamu tulu diya. tida aku dandaku danda. tuvi kZZmu lai

yam sanyasa datua. sanyasa .......  nda sanyasa parvvanrja dy =

aku. kadaci kamu ugraya mamu makalauit vuat'ana sat a.

16. tah nivunuh kamu sumpah. athava mulam uda uram dari

kTimu.......savanakna kriyakarmmakaryyakarudi.........i nivunuh

kamu, sumpah athava mulam, kadaci Tida .......  prakarafia tida

nivunuh kamu sumpah

38

17. JiZmii sumpah. tuvi mulam, kadaci kamu mantrika ...................

marswastha samaryyada atliava lai kalaliumamu....... dia lai.........

prakurana. ticui' kumu marppadali dy=aku di huluntuhanku. 

dhan =  kamu parvuatana. nivunuh ka sumpah / /  tuvi mulam 

kadaci ...........

18. mu niminumna nidanda kZHmu tia~ lai ada kamu kadaci .......

dy=aku tlaZi kamulamna sarvvapruna nivunuh kZmu sumpah 

atliava dTCarn kZmu di stliunamamu tida aku danda ganti >yam 

urarn nigalarku mamraksa di kZpiu .......  nivunuh

19........... dnan vinim~mu anakmamu .......... pallavamamu dandaku.

tathapi di luar ....... uram nigalarku nivunuh kumu sumpah.

talu muah kamu dhan anakmamu vinimamu santhanamamu 

gotramamu mitramumu / /  tathapi .......

20. dy=7iku sanyasa datua kamu mamraksana sakalamandalana 

kadatuanku. yuvaraja pratiyuvaraja. rajakumara yam nisam- 

varddhiku akan =  datua niparsurnpahakan=kamu. kadaci 

kumu tida bhakti tlaZi lattva dy =  aku marvuddhi dnan 

Qatruiiku kumu di y a rn , lai nivunuh kamu.

21. sumpah niminumftmu ini. nisuruh tapik=kamu. purvvana 

mulam kamu tulu muah kumu / /  tuvi mulam jana vanun =  

kulagotramitrasanuinamumu dy=aku. tida yuvaraja. pratiyuva­

raja. rajakumura yam nisamvarddhiku akan=datua. yam 

marvuat=t7da kamu nivunuh.

22. sumpah nifriinumamu ini. nisuruh tapik=kamu dnan gotrama­

mu santanamamu talu muah iya, ini gram, kadagi ka yuvaraja. 

pratiyuraja. rajakumara yarn nisamvarddhiku akan=datua lai 

kadaci akan=nimulam qdsanana. akan=dari kamu ni-

23. muahna praja abhiprayana. niujuri kumu purvvana. urarn 

vukan nisuruh ya pianujari kZ\mu sanmata. kumu tm~ marppa­

dah dy=aku di huluntuhanku nivunuh kamu sumpah. atliava 

tuvi vanak =  mu mu mantri durum vala yam nisamvarddhiku.

24...........  luvili dari samaryyadamamu. dari labhamamu nivunuh

kumu sumpah. sarambha dari, uram droliaka. tida bhakti tida 

sajjava. dhava vuatmTHniu nivunuh kumu sumpah ini vuatmamu 

minum sumpah ...........

25. kadaci kamu mulam karyya nivunuh kamu sumpah niminu-

mamu ini. ini gram, kadaci kamu bhakti tattva sarjjava d iy =  

aku. tida marvuat kumu dosa ini tantrdmala pamvalyauku n 

tida iya akan—nimakan kZmu dnan anakvinimamu. kadaci 

kamu minum sumpah ...........

26. vala yam nivava di samaryyada muah yam muah niminumamu.

atliava kvara lai. ganti muah kavuatanana yarn, sumpah inminu- 

mamu ini. nimuah di divasana vala yam, nisamvarddhiku 

parvvanda manapik. tathapi yam nitapik ...........

39

2 7...........tida kamu nisamjna kalpana akan .........  makaryya avadya

asannaplialana savatu gulas =  savatu .......  samalam. athava

niminumamu ...........

2 8............... maka tida tamuna diya siddha muah yarn, kamuna iya

nitamuna vala ........... yarn, kamu vulan asadha ............

182. Salinannja kedalam bahasa Indonesia Baru berbunji seba­

gai berikut:

1 — 2. „Selamatlah! Berbahagialah! Dengan mengutjapkan atau 

menjeru sumpah sakti: Titang hamwan ivari awai, kandrakait 

didjadikan umpan; an umuha ulu lawan tandrun luah, sehingga 

matilah tandrun-luah karena kail dan kait, diumpan unai-tungai ; 

apabila kurang berbakti kepada orang haraki ; unai-tungai.

3 — 4. Kamu sekalian, seperti kamu semuanja, —  anak-radja........,

bupati, panglima besar, najaka, pedjabat kepertjajaan, pedjabat

kepertjajaan radja, hakim pengadilan, kepala ............. kepala para-

pekerdja buruh, kepala pekerdja tingkatan bawah.

kumaramatya, cathabhata dan adhikarana, karmma ............, penulis,

pemahat, djuragan pawang, saudagar, panglima, ............

5 — 6. Dan kamu — tukang pembersih keradjaan, hamba-radja, —  

kamu sekalian akan dimakan-dibunuli sumpah jang mengutuk kamu 

apabila kamu sekalian tidak setia kepada kami, kamu akan dima- 

kan-dibunuh oleh sumpah itu.

Lagi pula, djikalau kamu berkelakuan mendurhaka, bekerdja 

bersama dengan mereka jang berhubungan dengan musuh kami, 

atau djikalau kamu menjeberang kepihak datu jang mendjadi mata- 

mata musuh, maka kamu akan dibunuh sumpah-kutuk.

Tambahan lagi, apabila kamu mengambil bagian dalam berpihak 

pada musuh kami, atau memihak pada datu jang mendjadi mata- 

mata pihak lain, atau berpihak pada keluarga atau kawan, atau 

pekerdja kamu, atau kepala jang lain memata-matai bagi orang lain, 

7 — 8. apabila kamu berhubungan dengan pendurhaka jang 

mengchianati kami, maka sebelumnja mereka bersatu dengan kamu, 

orang jang tidak tundukpatuh kepada kami serta kedatuan kami, 

dan apabila kamu menjeberang kepihak mereka, —  kamu akan 

dibunuh oleh sumpah-kutuk ini.

Selandjutnja, — apabila kamu memperbaiki isi sumpah kami 

diatas batu ini, atau apabila kamu melakukan pentjurian, —  baak 

djikalau kamu orang rendah, menengah ataupun orang bertingkatan 

tinggi — apabila kamu dengan memakai obat tamba menggilakan

Rakjat jang kita lindungi, atau —  apabila kam u...........  dari Rakjat

jang menjerang kedatuan kita, — kamu akan dibunuh dimakan 

sumpah.

Selandjutnja, — apabila diantara kam u...............

40

9 —  10. jang memimpin bini-radja supaja dapat mengetahui tengah- 

rumah kami dan memperliubungkan dengan mereka jang melarikan 

emas dan liarta-milik atau apabila kamu sendiri berhubungan 

dengan orang jang bekerdja dalam tengah-istana, sebelum orang itu 

melarikan diri dengan mengangkut harta benda keluar negara dan 

mendjalankan ketjerdikan mentjuri barang itu untuk musuh kami, 

atau untuk datu jang mendjadi mata-mata musuh itu, — kamu akan 

dibunuh dimakan sumpah.

Atau apabila kamu mati sebelum berhasil membinasakan (istana 

kita), atau lari atau membantu orang lain supaja lari, — kamu akan 

dibunuh dimakan sumpah itu —  kutuk kita.

Atau, apabila kam u...............

11 — 12. menaburkan emas dan permata untuk meruntuhkan 

kedatuan atau mendjalankan tipu-muslihat bersama-sama orang 

diantara kamu sekalian, atau dukun mantera jang taliu menjakitkan 

orang, — dan apabila kamu tidak tunduk-patuli kepada kami dan 

kepada negara-kedatuan kami, maka tentulali kamu akan dimakan- 

dibunuli sumpah.

Dan djuga kamu jang menjuruh anggota kauni-keluargamu supaja

berchianat...............  memakai sebuah piala patra berisikan darah,

— maka kamu akan dimakan-dibunuli sumpah (itu. Tetapi apabila

kamu bertjampur-gaul entah dimana dengan musuli kami dan ...........

dengan memakai angka-angka kesaktian...............  dan lagi pula kamu

tidak tunduk-patuli kepada kami dan kepada negara-kedatuan kami, 

kamu akan dimakan-dibunuh sumpah-kutuk. Demikian pula apabila 

kamu

13 — 14. melawan kepada kami didaerah-daerah perwataaan 

negara-kedatuan kami sedangkan kamu tidak tunduk-patuli, maka 

kamu akan dimakan-dibunuli sumpah-kutuk.

Apabila kamu membuat liati orang lain mendjadi gila dengan me­

makai rupa, abu, obat atau mantera tanpa.......dari pemakaian.........

maka perintah kami, lukisan kami, turnbuhan kusta, dan alat-alat 

lain untuk membawa orang lain kebawah kekuasaannja; apabila

kamu ....... alat-alat ....... perwatasan seperti alat-alat membawa

orang lain kebawah kekuasaannja, tetapi tanpa berhasil membuat

ruhnja mendjadi gila dan ......., atau apabila perbuatan-perbuatan

orang lain itu kamu ketahui berlaku didaerah kamu, apabila orang

lain itu tidak d i ...............  kepada kami dan kepada negara-kedatuan

kami, maka kamu akan dimakan-dibunuli sumpah-kutuk. Atau, apa­

bila kamu memerintahkan...............  kamu sendiri kepada orang lain

diantara kamu supaja melaksanakan perbuatan

15 —  16................ kamu akan dimakan-dibunuh oleh sumpah-kutuk.

Tetapi apabila orang-orang itu telah kamu hukum, maka kita tidak 

akan mendjalankan tindakan apa-apa lagi terhadap kamu.

41

Djuga kamu orang lain jang kami angkat mendjabat pangkat datu,

mendjabat pangkat............... atau mendjabat pangkat parwanda,

memakai alat-alat mendjadikan gila ............... . maka kamu akan

diraakan-ddbunuli sumpah-kutuk. Atau apabila ada orang-orang

dibawah pengawasanmu............... kepada k am i................  sebanjak

perbuatan pada ketika sekarang, dahulu dan nanti................  kamn

akan dimakan-dibunuh sumpah-kutuk. Atau apabila sebaliknja ada

orang ............... urusan mereka, maka kamu tidak akan dimakan-

dibunuh sumpah-kutuk...............

17 — 18.................... sumpah-kutuk. Tetapi apabila kamu memakaii

alat-alat................ untuk membebaskan daerah-daerah diperwatasan

dari kekuasaan kami, atau apabila ketahui bahwa orang la in ............

urusan mereka, dan kamu tidak pula tunduk-patuh kepada kami 

dan kepada negara-kedatuan kami dan sedangkan kamu.1 ah jang 

melaksanakan perbuatan bagi mereka, maka kamu akan dimakan- 

dibunuh oleh sumpah-kutuk.

Tambahan lagi, — apabila kamu ................  diminum mereka,

kamu akan dihukum tetapi tak lainlah dan apabila k am u ................

kepada kami,...............  kamu akan dimakan-dibunuh sumpah-

kutuk.

Tetapi apabila kamu pulang-kembali ketempat-diammu, maka 

kamu tidak akan kami hukum. Berbahagialah segala orang jang 

kami perintalikan mendjagai kamu sekalian ............. akan dibunuh

19 — 20...................  dengan anak-binimu.

..................  turunan-mu akan kami hukum. Djuga d iluar................ *

kamu akan dimakan-dibunuh sumpah-kutuk. Kamu akan kena 

hukum bersama-sama anak-binimu, turunanmu, sentana-mu, 

keluargamu dan teman-mu.

Lagi pula . kami tetapkan dengan pengangkatan mendjadi

datu, dan mereka jang melindungi sekalian daerah negara-kedatuan 

kami: putera-mahkota, putera-radja kedua dan pangeran jang laiin- 

lain, jang didudukkan dengan pengangkatan mendjadi datu, kamu 

akan dihukum apabila kamu tidak tunduk-patuh kepada kami, 

apabila kamu tidak setia kepada kami, apabila kamu berserikat 

dengan musuh kami, kamu sendari dan orang lain-lain, kamu akan 

dihukum oleh sumpah jang kamu

21 — 22. minum, Kami akan memerintahkan menghukum kamu, 

tetapi sebelum kamu berpulang maka haruslah kamu membajar 

dosamu.

Walaupun demikian, — apabila orang lain mengerahkan keluarga, 

marga, teman atau turunan-mu melawan kita, tanpa sebagai radja- 

muda, radja-muda kedua atau seorang pangeran lain jang telah kita 

angkat mendjadi seorang datu, dan apabila kamu bersalah maka 

kamu tidak akan dibunuh-dimakan sumpah jang telah kamu minum

42

itu, tetapi akan kita perintalikan menghukum kamu: bersama-sama 

dengan marga dan turunan, jang akan kamu ampuni. Tetapi apabila 

pendjahat-pendjahat padanja jalah radja-muda, radja-muda kedua 

atau pangeran lain jang telak kita angkat mendjadi datu dan apa­

bila perintah itu memberi peladjaran kepada-mu, dengan bahan- 

bahan jang bersangkutan dengan kerdja-sama kamu itu, maka anak- 

buah seharusnja memikul akibat perbuatan kamu itu —  apabila 

(pendjahat) itu pemah mempimjai perhubungan dengan kamu 

sebelumnja, maka untuk mentjapai tudjuan baliwa Rakjat lain akan

disuruh mereka berbitjara menurut...............  kamu, —  dan dalam

pada itu apabila kamu tidak tunduk-patuh kepada kami dan kepada 

kedatuan kami, maka kamu akan dibunuli-dimakan sumpah itu.

Atau begitu djualah, —  kamu sekalian jang mendjadi penasehat 

sebelum (tentara jang kami perintalikan............... )

24 —  25. diluar keradjaan-mu atau diluar daerah jang baru kamu 

dapat, kamu akan dibunuh-dimakan sumpah. Kepada mereka jang 

menjusun sesuatunja menurut nasehat pendurhaka, dan karena tidak 

patuh dan melawan —  maka pelaku randjangan kamu akan dibunuh

sumpah. Perbuatan ini dengan meminum sumpah...............  apabila

kamu serahkan melakukan perbuatan litu, kamu akan dibunuh oleh 

sumpah jang kamu minum. Tetapi apabila kamu tunduk-patuh, setia 

dan tulus kepada kami, dan tidaklah pula melakukan kedjahatan

ini maka sebuali tentara ja n g ............... akan ada atas............... kami.

Kamu tidaklah akan dimakan (sumpah) bersama-sama anak-isteri 

kamu. Apabila kamu minum, sumpah ...........

26 —  28. tentara jang dikerahkan menudju daerali-daerah perwa- 

tasan; kamu akan memetik buah dari pada persumpahan jang kamu 

minum; maka perdamaian abadi akan menghasilkan buah dari pada

persumpahan jang kamu minum itu. Sumpah akan berbuah...........

pada hari tentara jang kita anugerahi dengan perwira ...........  akan

melakukan ...........  Tambahan lagi, maka mereka jang diliukum

...............  berbuat kedjahatan.

183. Seperti dapat dibatja pada pertulisan diatas, njatalah bahwa 

isinja berhubungan langsung dengan susunan tata-negara jang di- 

dukung oleh kekuatan sumpah. Tidak menurut atau mengindahkan 

isi sumpah (miayu-ayu sumpah) diantjam dengan hukuman-mati; 

sedangkan pelanggaran tidak mengindahkan isi sumpah dalam hal 

jang tertentu hanja dikenakan denda.

Dengan demikian maka hukum-pidana menurut hukum-kebiasaan 

mengenal pelanggaran sumpah-radja jang terbagi dua menurut 

akibatnja: hukuman denda (dandaku danda) dan hukuman-bunuh 

( nivunuh sumpah).

Kekuatan sumpah itu mendukung peraturan tatanegara dan men- 

djamin peraturan tatapradja, Susunan tatanegara jang didukung 

oleh tenaga sumpah fitu jalah suatu kedatuan.

43

Negara kedatuan dikepalai oleh seorang datu, jang dibantu oleli

tiga orang radja-muda.

Dibawah Datu Seri Maharadja berkuasa radja-muda jang tiga

matjamnja:

Yuvaraja jalah turunan datu jang didjadikan mendjadi radja-muda f

serta duduk dalam pemerintalian setelah dirajakan. Djabatan 1

dan istilah itu dipakai dalam beberapa pertulisan Indonesia, 

malahan ternjata sampai kezaman Kediri dan Madjapahit 

radja-muda Yuvaruja dikenal.

pratiyuvaraja jalah yuvaruja kedua karena lebih muda usianja; dia 

mendjadi pengganti atau wakil apabila jang sulung berlialang- 

an mendjalankan pemerintahan.

rajakumara jalah radja-muda jang lain-lain; mungkin sekali dalam 

ketiga-tiga djabatan diatas tersimpan radja-muda jang sulung, 

tengah dan bungsu dengan penetapan menurut kelahiran: jang 

sulung jalah tjalon pendukung mahkota, jang kedua jalah peng­

ganti atau datuk-penungkat. Tengku mahkota jalah radja-muda 

sulung, seperti dibiasakan dalam naluri Melaju. Pada baris 20 

disebutkan balnva ketiga radja-muda atau pangeran itu diangkat 

oleh Datu Seri Maharadja djuga dengan berpangkat datu: yam  

nisamvarddhiku akan datiia =  jang saja angkat akan berdja- 

.batan datu. Kata nisamvarddhiku terbuat dari kata samvarddhi 

dengan tjantuman ku, artinja jang diangkat oleh saja, jang 

saja angkat. Pengangkatan itu hanja mengenai radja-muda atau 

pangeran; untuk pengangkatan djabatan jang lebih rendah di- j

pakai istilah nigalarku =  jang diangkat oleh saja, jang saja 

angkat.

kumaramatya jaitu seorang menteri jang bukan turunan radja

dengan berkedudukan pangeran karena diangkat: aniatya =  \

menteri, seperti djuga tersebut dalam Negarakertagama; kumara 

=  anak radja, radja-muda.

cathatabhata

Pendjabat-pendjabat lain jang melantjarkan hukum tatapradja 

jalah: bhupati, jang dikenal dalam ketatanegaraan Madjapahit, 

dan waktu itu berarti pengusaha-bawahan dalam arti kepala 

daerah.

seriapati, jang dikenal eampai kezaman Madjapahit dan Mataram

ketiga; memegang kekuasaan militer dan dapat disalin dengan j

istilah panglima besar atau panglima tertinggi dalam Republik

Indonesia.

nayaka, jang dikenal dalam seluruh babakan. sedjarah Indonesia 

dengan berupa-rupa pengartian. Disini berarti: pendjabat tinggi 

jang ikut melantjarkan pemerintahan.

44

dandanayaka, hakim atau pendjabat jang mendjalankan peradilan; 

judges.

pratyaya jalah pendjabat jang mendapat kepertjajaan dari peme- 

rintah; dalam pertulisan berbahasa Djawa-lama pendjabat biasa- 

nja disebutkan bersama-sama nay aka mendjadi nayaka pra- 

tyaya, jang djuga tersebut dalam pertulisan dizaman Madja­

pahit.

hujipratyaya pendjabat kepertjajaan datu atau radja. Kata kembar 

ini tersusun atas sepatah kata asli Austronesia dan jang lain 

kata Sangsekerta. 

tuha an vatak-vuruh, pengawas atau ketua perburuhan: rupa-rupa- 

nja mengepalai orang dagang dan tukang. 

addhyaksi nijavarna atau sebaiknja: adhyaksa nlcavana, pengawaa 

;pendjabat-rendahan. 

vasTknrana

radja-muda dalam tiga rupa: kuma-raniatya.

Adapun ketatanegaraan dan hukum kebaasaan seperti berlaku 

dalam negara Seriwidjaja sedjak ahad ke-VII itu ternjata dan 

terbukti melandjutkan perdjalanannja dalam babakan sedjarah 

sesudah runtuhnja Seriwidjaja. Perkembangan itu terutama dapat 

dipeladjari dalam pertulisan Kebun Kopi berbaliasa Indonesia-lama 

dan pertulisan Gandasuli bertaricli S32 dan kemudiian dalam bebe­

rapa pertulisan lain berbahasa Djawa-lama dengan melalui zaman 

kekuasaan Belitung, Daksa, Airlangga sampai kenegara-kembar 

Singasari-Madjapahit. Djalan itu ada jang melalui garis perkem­

bangan agama Sjiwa, Buda-Mahajana atau Tanterajana, tetapi tetap 

berdasarkan tindjauan hidup Indonesia asli. Begitu djuga pada 

ketika agama Islam mulai berkembang ketanah Indonesia sedjak 

abad ke-XII sampai keabad XVI, maka mulailah pengaruh tata- 

negara jang diselubungi agama Sjiwa, Wisjnu, Mahajana dan 

Tanterajana kian hari kian berkurang-kurang, sedangkan hukum 

Islam bertambah naik dan berkembang, diatas dan disekeliling 

hukum-kebiasaan nasional.

Pertulisan Seriwidjaja dari abad ketudjuh itu bagi penjelidikan 

sedjarah hukum-kebiasaan mendjadi pangkalan jang njata untuk 

memulai kemadjuan hukum tata-negara dan tata-pradja, djuga dapat 

dipakai perkembangan menudju kedaerah-daerali lain dikepulauan 

Nusantara, terutama jang mengenai hukum-adat dipulau Djawa 

dengan menempuh pelbagai djalan bertimbal-balik dan melalui 

beberapa babakan-waktu sampai kedalam negara Madjapahit jang 

mendjadi bahan penjelidikan naskah  ini.

184. Susunan negara-negara Indonesia seperti diuraikan diatas, 

ternjata dibentuk sedjak abad ke-VII sampai kebabakan sedjarah 

Singasari-Madjapahit dan selalu menurut peraturan hukum-kebiasa- 

an Indonesia. Dalam masjarakat jang berlaku jalah pula peraturan 

hukum-adat, seperti ternjata pada hukmnan pelanggaran peraturan

45

adat. Hukum-pidana nasional inilah jang dengan segera kita djelas- 

kan dibawah ini.

185. Dilapangan hukum-kebiasaan nasional dibagian kepidana- 

an adalah sekumpul kedjahatan jang pelanggarannja dihukum 

tidaklah dengan hukuman-mali (pembunuhan) melainkan dengan 

hukuman denda: oleh sebab itu kita namai segala mat jam pidana 

itu dengan istilah pelanggaran-denda. Kedjahatan ini telah dikenal 

setjara adat dengan hukuman denda sedjak abad ke-VII sampai 

keabad ke-XV; dalam babakan-waktu jang lamanja tudjuh ratus 

tahun itu maka pelanggaran-denda didjalankan lepas dari ikatan 

agama Buda dan Sjiwa, malahan berlaku semata-mata karena ke­

kuatan hukum-adat.

186. Dalam pertulisan Telaga Batu jang berasal dari penghabisan 

abad ke-VII pada ketika pemerintah kedatuan Seriwidjaja beragama 

Buda-Maliajana sedang berkuasa didapat kalimat berbunji: nivunuh 

kamu sumpah, alhava mulam dari liumu talu diya, tida aku dandaku 

danda (lihatlat kalimat 15): kamu akan dibunuh atas kekuatan 

sumpah; tetapi djika orang itu kamu djatuhkan hukuman, maka 

kamu tidak akan saja hukum densran denda apa-apa. Malah istilah 

pelanggaran-denda bernama dandaku danda jang berbeda dengan 

pelanggaran-bunuh jang djuga cLisebutkan sebelum kalimat kutipan 

itu, berkali-kali disebutkan dalam pertulisan berbahasa Djawa-lama 

sedjak abad ke-X sampai abad ke-XIV, misalnja: pertulisan Empu 

Sindok bertarich 851 Sjaka (Brandes, OJO, X LI: 20); salinan per­

tulisan diatas lojang ini berasal kira-kira dari zaman Singasari 

(Stutterheim, TBG, 1925, LXV, hal 235; Ila ; 4 ; danda.kudan.da); 

pertulisan Gunung Butak bertarich 1294 dibawah perabu Kerta- 

radjasa (Brandes, OJO, LXXXI 10b); dan pertulisan Sidoteko ber­

tarich Masehi 1323 dibawah perabu Djajanegara.

Pelanggaran denda meliputi beberapa kumpulan kedjahatan 

pidana, jang masing-masing mempunjai nama menurut lambang 

jang tersimpan dalamnja. Tiap-tiap kumpulan kedjahatan jang di­

hukum dengan <lenda itu meliputi beberapa pelanggaran, 6ehingga 

nama pepatah tersebut tidaklah dapat disainakan dengan pasal-pasal 

dalam Kitab Hukum Pidana Djerman dalam abad ke-XX, melain­

kan berisi sekumpul pasal kedjahatan pelanggaran-adat.

Tentang istilah-hukum dandakudanda itu memerlukan pendjelas- 

an. Sebelum pertulisan Telaga Batu dapat dibatja, maka salinan 

istilah tersebut dari huruf Djawa-lama kehuruf Latin berbagai-bagai. 

Karena tidak mengetahui akan kedudukan urat-kata — ku jang ter- 

selip dalamnja, maka atjap kali pulalah istilah itu dituliskan 

danda — kudanda dengan tidak menghiraukan apakah arti suku- 

kata feu-dalamnja. Setelali pertulisan Telaga Batu jang berisi istilah 

itu dibatja, maka dapatlah pendjelasan jang lebih memuaskan, 

bahwa beralasanlah apabila istilah itu ditjeraikan mendjadi

46

dandakudanda sebagai istilah jang berarti dalam kalimat berbahasa 

Indonesia-lama tidak aku dandaku danda =  tidaklah aku kenakan 

denda olehku dengan denda, sehingga -ku itu jalah kata penundjuk 

diri aku, -ku seperti berulang-ulang dipakai dalam pertulisan Telaga 

Batu.

187. Pertulisan Seriwidjaja dalam bahasa Indonesia-lama dari 

abad VII-IX jang djumlahnja memang tidak begitu banjak dan 

berpuluh-puluh pertulisan Madjapahit dari abad X III-X V  menguat- 

kan pendugaan, bahwa ketatanegaraan Indonesia menu rut keperi- 

badian nasional sudah dilaksanakan dalam babak pra-sedjarah dan 

proto-sedjarah setjara tidak tertulis, dan sesudah itu mulai ditulis- 

kan diatas batu, lontar atati perunggu. Kepala kesatuan perkam- 

pungan jalah datu ratu; primus inter pares bergelar rakaraja, jang 

dinamai djuga Seri Maharadja atau Perabu. Kepala negara Seri­

widjaja bergelar Datuk Seri Maharadja dan kepala negara Madja­

pahit bergelar perabu atau djuga Seri Maharadja, jang didalamnja 

menjimpan pengartian primus inter pares rakaraja. Disekeliling 

kepala negara Indonesia disusun pemenintahan nasional jang 

anggotanja ada jang disebnt dengan nama asli dan ada pula jang 

disebut dengan kata-kata Sangsekerla. Maka hubungan antara Rakjat 

atau lapisan bawahan dengan pihak pemerintah disekeliling kepala 

negara didasarkan atas dasar kesetiaan jang dinamai djuga dengan 

istilah hubungan-bakti. Tidak bakti atau tidak setia kepada kepala 

negara atau golongan atasan adalali suatu kesalahan besar. Menurut 

keadaannja, maka .sikap atau lindakan tidak bakti itu jalali suatu 

kedjahatan berat jang hukumannja berupa hukuman mati atau 

denda. Dasar pidana kenegaraan ini tumbuh dalam utjapan sumpah, 

jang menguatkan peraturan adat supaja berlaku. Pertulisan Telaga 

Batu dan beberapa pertulisan Madjapahit berachir atau berulang- 

ulang menjebutkan utjapan sumpah negara itu. Djima setelah 

peradaban Seriwidjaja dan Madjapahit berachir, maka kekuatan 

peraturan adat supaja berlaku dalam masjarakat dan negara diru- 

muskan dalam sumpah sakti. Dalam dunia kesaktian maka kekuatan 

sumpah dapat difahamkan.


XLVII-LV.

XIX . BUAH PERTULISAN ISLAM DARI ZAMAN MADJAPAHIT 

BERTARICH M A Sfiffl DARI TAHUN 1102 SAMPAI 1477.

150, B (4)


XLVII. PERTULISAN LfiRAN, 1102

188. Pertulisan berbaliasa Arab ini dinamai demikian, karena 

berasal dari kampung Leran dikota Gersik. Huruf jang dipakai 

jaitu liuruf Ivufi; melihat tarichnja inilah pertulisan Arab jang 

tertua di Asia Tenggara. Jang pertama membatjanja jaitu J.P. 

Moquette (1911) dan salinannja kedalam bahasa asing disiarkan 

dalam Handelingen van het Eerste Congres voor de TLV van Java 

(1919), hal. 396. Salinannja dengan huruf Arab zaman sekarang:

A 1

189. Dengan huruf Rumawi tulisan mizan itu berbunji:

Bismillah arrahman arrahim kullu man alaiha jan iva jab qa 

wadjhii Rabbika Ziddjalali wal iknjm haza qabrusj sjahdah Fathi- 

mah bind Maimun bin Hibatiillah tuwufjiat fi jaumil Djum’ah

( ........... )  chalauna min Rad jab iva fi sanati chamsatin umtis'ina wa

arba’amiah ila rahbnatillah ( ........... )  shada qollahuV Azhm toa rasu-

luhid Karim.

190. Salinannja kedalam bahasa Indonesia seperti berikut:

Atas nama Tuhan Allah jang Maha-Penjajang dan Maha-Pemu-

rali. Tiap-tiap machluk jang hidup diatas bumi itu adalah bersifat 

fana. Tetapi wadjah Tuhan-mu jang bersemarak dan gemilang itu 

tetap akan kekal adanja.

Inilah kuburan wanita jang mendjadi kurban 6jahid, bernama 

Fatimah binti Maimun, putera Hibatu’llah, jang berpulang pada

liari Djumijat ketika tudjuh ...............  sudah berliwat dalam bulan

Radjab dan pada tahun 495, jang mendjadi kemurahan Tuhan

Allah, .............. jang sesungguhnja djua difirmankan Tuhan Allah

jang Mahatinggi, beserta pula Rasulnja jang Mulia.

XLYIII. PERTULISAN MALIK AL-SALfiH 1297, SULTAN 

PERTAMA DI-SAMUDERA PASAI. .

191. Pertulisan mesan seperti dimaksudkan diatas dilapurkan 

pertama kalinja pada tahun 1912 dan berasal dari mukim Belang 

Me dekat kampung Samudera. Pembatjaan tulisan memberi hasil 

bahwa mesan itu berasal dari kuburan Malik al*Saleh Sultan pertama 

di Indonesia dan beliaulah pula pembentuk sultanat Samudera. 

Tarich pertulisan: 1297 Maselii.

I. Bagian-depan batu mesan kepala bertulisan:

A 2

51

i

Pada bagian sisi sebelah kanan dapat dibatja tulisan berbunji:

A 3

II. Pada bagian belakang menurut Moquette-Ronkel tertulis:

A 4

III. Dan selandjutnja pada bagian sisi sebelah kiri tertulis:

A 5

IV. Pada bagian atas dapat dibatja disebelah depan kalimat:

A  6

V. Pada bagian ata3 dapat dibatja disebelah belakang kalimat:

A 7

VI. Batu mesan untuk sebelah kiri berguris kalimat sjahadat, serta 

pada bagian-depan dan belakang, begitu pula pada bagian-sisi 

diaalin Surah LIX ajat 22, 23 dan 24 dan kalimat

A 8

192. Salinannja kedalam bahasa Indonesia:

I. —Bahwa inilah kuburan seorang-oranK iang semoga diturunkanO J O  o

rahmat dan diben ampunan Allah; jang takut akan Tulian; 

jang memberi nasehat; jang mahamuliawan; jang bangsawan; 

jang berkemurahan hati; jang beriman; jang berkemenangan; 

jang dinamai Sultan Malik al-Saleh; jang wafat dalam bulan 

Ramadan tahun Hidjrah Nabi 696.

II. — Adapun dunia itu fana belaka; dunia tak mempunjai kete- 

tapan. Dunia itu jalah hanja sebuah rumah, buatan labah-labah. 

Dan dari padanja, wahai murid, bagi Tuhan tjukuplah barang 

jang akan dimakan. Permulaan hidup-hidajat itu adalah tak 

berarti semena-mena dan masing-masing didunia akan maut.

III. — Allah semoga membasahkan benda-Nja dan mendjadikan 

surga djadi tempat kediamannja, atas nama: Tidak adalah 

Tuhan selainnja Allah dan Muhammad jalah utusan Allah.

IV. — Dunia itu jalah fana dan hanjalah kesungguhan jang baka.

V. — Allah ampunilah dia, dan turunkanlah rahmat kepadanja.

VI. — Tidak adalah Tuhan selainnja Allah dan Muhammad jalah

utusan Allah.

— Dia Allah, jang tidak ada Tuhan selain dari pada-Nja, 

mengetahui jang gaib dan jang lahir; Dia pengasih, penjajang.

— Dia Allah jang tidak ada Tuhan selain dari pada-Nja, jang 

memerintahi (’alam), sutji, sedjahtera (dari kekurangan), 

mempertjajai rasulnja, mendjaga (segala liamba-Nja), kuat 

perkasa, gagah dan mahabesar. Maha-sutji Allah dari pada 

apa-apa jang mereka persekutukan itu.

52-

I

Dia Allah, jang mendjadikan, mengadakan (dari tidak ada 

r mendjadi ada) dan merupakan bentuk (membaguskannja);

bagi-Nja beberapa nama jang baik-baik. Tasbih kepada-Nja 

apa-apa jang dilangit dan dibumi. Dia mahakuat lagi bidjak- 

sana.

IL. PERTULISAN TERANGGANU, MASEHI 1303.

193. Pertulisan-batu ini mula-mulanja berasal dari batang air 

Teresat dekat Kuala Berang, kira-kira 20 mil dari muara Sungai 

Terengganu, tempat batu itu didapat pada permulaan abad ke-XX; 

kini disimpan dimusium Raffles dikota Singapura, setelah dipin- 

dahkan kesana atas perintah seri Sultan Terengganu dari benteng 

Melaju di Bukit Puteri.

Pertulisan itu memakai huruf Djawi (Melaju —  Arabiah) dan 

bahasanja jalah bahasa Indonesia-Pertengahan. Tarichnja bulan 

Radjab tahun 702 Hidjrah, atau sama dengan Februari-Maret tahun 

1303 Masehi, djadi lebih muda dari pertulisan Rambahan, Leran 

dan Minje Tudjoh di Pasai-Samudera, serta lebih tua dari tulisan 

Malik Ibrahim dan Mansjur Sjah.

194. Salinan dengan huruf Romawi dan foto tulisan itu didapat 

dalam karangan H. S. Paterson (An early Malay Inscription from 

Trengganu; JMB —  RAS, 1924; Vol. II-part III; muka 252 —  258). 

Batjaannja adalah seperti berikut:

A.

1. Rasul Allah dengan jang orang ...............  bagi mereka ................

2. ada pada Dewata Mulia Raja, beri hamba meneguhkan agama 

Islam.

3. dengan benar bitjara derma meraksa bagi sekalin hamba Dewata 

Mulia Raja

4. di-benua-ku ini penentu agama Rasul Allah salla allahu ala- 

ihi iva sallama Radja.

5. mandalika jang benar bitjara se-belah Dewata Mulia Raja 

didalarn

6. bumi. Pencntuan itu fardu pada sekalian Raja manda-

7. like Islam menurut se-titah Dewata Mulia Raja dengan benar

8. bitjara berbadjiki bpnua penentuan itu maka tit ah Seri Paduka

9. Tuhan mendudukkan lamra ini di-benua Terengganu adi-perta- 

ma ada

10. Djuma’at di-bulan Radjab di-tahun sarathan di-sasanakala

11. Baginda Rasul Allah telah lalu tudjuh ratus dua

53

B.

1. kalarga di-benua d jau h ...............  k a n ...........  ul

2. datang berikan. Keemp-(at derma barang) orang berpihutang

3. djangan mengambil k ............ (a)m bil hilangkan emas

4. kelima derma barang orang .......  (m er)deka

5. djangan mengambil tugal buat temasnja

6. djika ia ambil hilangkan emas. Keenam derma barang 

. 7. orang berbuat balatjara laki-laki perempuan se-iitah

8. Dewata Mulia Raja djika merdeka budjan palu.

■9. se-ratus rautan. Djika merdeka beristeri

10. atawa perempuan bersuami di-tantim hinggan

11. pinggang di-hembalang dengan batu malikam

12. djika inkar ba (latjara) hembalang djika

; ' c.

1. budjan denda-nja se-puluh tengah tiga djika id .........................

2. menteri budjan denda-nja tudjuh tahil sa-p(aha .........................

3. tengah tiga. Djika tetua budjan dendanja lima ta(hil ................

4. tudjuh tahil sa-paha masuk bendara. Djika o(rang  ....................

5. merdeka. Ketudjuh derma berang perempuan hendak ............

6. tida dapat bersuami djika ia berbuat balatjara .............................

D.

 1.........tida benar denda-nja setahil se-paha.

Kesembilan derma

 2.............Seri Paduka Tuhan siapa tida .................. dendanja

3. kesapuluh der(ma djika anak-ku atawa pemain (? )k u  atawa 

tjutju-ku atawa kaluarga-ku atawa anak

 4...............tamha ini segala isi tamra ini barang siapa tida menurut

tamra ini laanat Dewata Mulia Raja

 5...............di-djadikan Dewaia Mulia Raja bagi jang langgar a tjara

tamra ini.

195. Undang-undang liukum adat seperti berlaku didaerah 

Terengganu itu rupa-rupanja pada abad ke-XIV telali mulai berlaku 

menurut beberapa peraturan-hukum kaluarga sepandjang hukum 

Islam.

Penghabisan pertulisan Terengganu berisi besarnja denda dan 

sumpah bagi jang melanggar peraturan adat jang tersebut dalamnja. 

Umumnja pada waktu prasasti itu ditulis masjarakat dan susunan 

negara Terengganu menimbulkan kesan adalah sedang dalam pe-

54

rubahan clan pertumbuhan, sehingga beberapa istilah perkataan 

Sangsekerta dan istilah hukum-adat lama dengan njata bertjampur 

dengan istilah baru, diantaranja banjak jang berasal dari hukum 

Islam jang sedang berkembang didaerah Terengganu, mungkin se­

kali dari Samudera-Pasai di Sumatera Utara dalam perdjalanannja 

dari daerah Selat Malaka menudju pulau Djawa, Nusa Tenggara, 

Sulawesi Selatan dan tanah Maluku, menurut djalan-pelajaran dan 

perdagangan dari Barat menudju Timur Indonesia.

Menurut bagian achir pertulisan diatas dinamai tamra dan disalin 

oleh Paterson dengan record; menurut pendapat kami tamra berarti 

dengan umumnja perintah seperti djuga ringkasan dari perkataan 

tamras jasana.

Tuhan Allah dinamai dalam tamra itu Dewata Mulia Raja; seri 

Sultan Terengganu dinamai Seri Paduka Tuhan. Ada pula pegawai 

jang bernama radja mandalika, agaknja dibawah Seri Paduka 

Tuhan. Istilah hukum jang menarik liati, jaitu: benua (wilajah- 

hukum); radja-jnandalika; Radja-mandalika Islam; anak mandali­

ka; titah Dewata Mulia Raja (firman); tit ah Seri Paduka Tuhan; 

peneniua agama; tamra Snkr. tamras jasana =■ perintah tertuli9 

diatas piagam perunggu; benua Terengganu adi-pertama; sasana- 

kala Baginda Rasul Allah (tahun Hidjrah n abi); hamba Dewata 

Mulia Raya; kaluarga, Suami; anak tjutju, kaluarga; pihutang; 

derma, meraksa (memerintah, melindungi), balatjara (kedjahatan, 

pelanggaran), tetua, denda, tahil, paha: bendara, menteri, terperbeja 

(Snkr. vyaya); hambalang (dihantam dengan batu).

Isi pertulisan itu jalah mengenai hukum-adat jang dapat dinamai 

Undang-undang Nan X, djika dibandingkan dengan Undang-undang 

X X  terbagi atas Undang-undang VIII dan XII dilingkaran hukum- 

adat Minangkabau.

Tulisan Terengganu adalah sangat penting bagi pengetaliuan 

tentang perkembangan liukum Islam dalam zaman perubahan dan 

telah mendapat perhatian perpustakaan-sedjarah, antara lain seba­

gai berikut: H.S. Peterson (An early Malay Inscription from Treng- 

ganu; JMB — RAS, 1924, muka 252 — 258); C.O. Blagden (A Note 

on the Trengganu Inscription, seperti diatas; muka 258 —  263); 

R.A. Kern (I. De verbreiding van den Islam; § 3. De steen-inscrip- 

tie van Trengganu; Geschiedenis van N.I., 1938; muka 316 — 319.

II. De Islam in Indonesia 1947; muka 5-24); M.C. Sheppard (A  

short History of Trengganu, JMB —  RAS, 1949; Vol XXII, muka 

2-3).

L. TULISAN MINJE TUDJUH-SAMUDERA, MASfiHI 1389.

196. Dikampung Minje Tudjoh antara Samudera dengan Pasai 

didaerah Atjeh didapat pada tahun 1915 sebuali batu mizan me- 

makai bahasa Indonesia Pertengahan dengan bertarich hidjrah 

sama dengan tahun Maselii 1380. Tulisan itu beraksara Djawa-lama,

55

jang banjak serupanja dengan aksara Aditiawarman pada pertulis­

an Rambahan dan Kubu Radja. Anekawarna mengenai bahasa, 

aksara, bentuk sastera dan isi, jang menimdjukkan kepada kita 

keadaan zaman dalam perubahan.

Tulisan batu mizan itu terbagi atas bagian depan dan belakang. 

Menurut batjaan Dr. W.F. Stutterheim maka tulisan itu dengan 

huruf Rumawi berbunji sebagai berikut:

Bagian depan:

1. hijrat nabi mnngsatapa yang prasaddha

2. tdjuh ratus asta puluh savarssa

3. hajji catur dan dasa vara sukra

4. raja iman varda rahmatallap

Bagian belakang:

1. gutra bharubha sang mpu hak kadah pasema

2. tarukk tasih tanah sumuha

3. ilahi ya rabbi tuhan samuha

4. taruh dalam ’svargga tuhan tatuha

197. Salinan dalam bahasa Indonesia sekarang berbunji:

„Pada tahun hidjrah nabi maha-terpilih pada waktu jang telah

lampau, pada tanggal 781 bulan Zu’lhidjdjah tanggal 14, liari 

Djum’at, maka Radja Iman bernama Warda Rahmatu’ llah,

dari kaluarga Bharubha jang mempunjai hak atas Kedah dan 

Pasai, dan jang mentjintai 6egala tanah, barang ditempatkanlah 

beliau itu oleh Tuhan ilahi Rabbi, Tuhan jang menguasai seluruli 

alam kedalam suarga orang-orang jang telah berdjalan lebih 

dahulu” .

198. Menurut daftar Wuestenfeld, maka liari Djum’at tanggal 14 

Zu’lhidjdjah tahun hidjrah 791 itu 6ama dengan tahun Masehi 1380, 

djadi berasal dari zaman Madjapahit ketika dikendalikan oleh sang 

prabu Ajam Wuruk. Dibandingkan dengan tulisan Terangganu dan 

Leran, maka ternjatalah bahwa agama Islam berkembang dibagian 

Asia Tenggara dengan lebih dahulu melalui daratan seberang-menje- 

berang Selat Malaka.

199. Untuk menjatakan bagaimana djauh dan dalamnja perkem- 

bangan agama Islam pada penghabisan abad ke-XIV itu, dapatlah 

kita hubungkan tulisan bahasa Arab dan bertarich 791 Hidjrah, 

jang didapat bersama-sama dengan tulisan berbahasa Indonesia 

diatas. Menurut batjaan Prof. Djajadiningrat tulisan itu berbunji:

9,matn al-malikah al-miCazzamah alalah bint as-sultan al-marhum 

malik az-zahir khan ’al-athar ibn walidihi khan al-khanat. taghain- 

dahan l-lahu bi rridhwan fVr-rabi’ *shar yaum al-juin ah min dzi’ l- 

dahau l-lahu bi rridhwan jVr-rabV *shar yaum al-jum9ah min dzVl- 

hijjah a had was tis ma wa sab’a mi’ah min al-hijrah al-muQtafa- 

wiyyah

56

200. Salinannja:

„Bahwa permaisuri jang maha-tjantik bernama Alalah, puteri 

seri Sultan jang telali mangkat bernama Malik Attahari Khan, 

putera dari ajah Khan dari pada segala Khan; barang dilindungilali 

beliau itu oleh Tuhan jang Mahakuasa dengan kemurahan-Nja. 

Pada tanggal 14, hari Djum’at bulan zu ’nidjdjah tahun 791 Hidjrah 

nabi jang terpilih” .

154. Beralaskan kedua pertulisan mizan diatas, maka Dr. Stut- 

terheim menduga, bahwa Radja Iman jang bernama puteri Warda 

Rahmatu’llah itu jalah kiranja anak Sultan Malik At-Tahir jang 

berkuasa dinegara Samudera Pasai sedjak tahun Masehi sampai 

tahim 1326.

Dengan demikian, maka tulisan Atjeh jang berbahasa Indonesia 

dan berhuruf Djawa-lama seperti dimuatkan diatas, menjatakan 

dengan pasti, bahwa agama Islam pada penghabisan abad ke-XIV 

itu telah menurunkan pengaruh baru kepada susunan ke-tatanegara- 

an Indonesia dengan mengenal ke-sultanah, pada hal pada ketika 

jang saina itu susunan ke-tatanegaraan berupa keperabuan sedang 

berkembang dengan djelasnja dinegara Madjapahit.

Dengan menurutkan djalan perdagangan maka susunan ke-tatane­

garaan baru itu mula-mula berkembang ditepi pantai Sumatera 

Timur, Malaja, pantai utara pulau Djawa, dan kemudian terus 

ketanah Indonesia bagian Timur Raja. Djika demikian maka per- 

kembangan itu sudali bermula sedjak abad ke-12 dan bertambah 

deras pada penghabisan abad ke-14, ketika negara Madjapahit, 

Samudera-Pasai, Melaju-Minangkabau sedang memeluk agama 

Tanterajana. Penjusunan negara-negara ditepi pantai dalam zaman 

perubahan itu adalah menurut dasar baru, jang dimungkinkan oleh 

penebaran agama Islam dari barat menudju ketimur.

LI. PERTULISAN MAH£SAN PUTERI BAHIAH.

LI I. PERTULISAN MAULANA MALIK IBRAHIM DI GERSIK,

1419.

201. Pertulisan ini berasal dari Gersik tempat wali penjiar aga­

ma Islam jang pertama dimakamkan. Lukisannja terdapat pada 

Kuatu halaman dalam risalah ini. Pertulisan itu telah beberapa kali 

dibatja, tetapi belum disiarkan seluruhnja dalam sesuatu perhubung- 

an jang serangkai terus-menerus. Dibawah ini kita usahakan pemba- 

tjaan dan salinannja ke-dalam bahasa Indonesia dalam satu rang- 

kaian jang diharapkan.

202. Pertulisan batu maesan Malik Ibrahim dapat dibagi atas 

bagian pinggir dan bagian tengah. Liliatlah foto jang dilampirkan. 

Bagian pertama dimulai dari bawah sebelah kanan; dengan melalui 

puntjak batu, pertulisan itu melengkung kesebelah kiri dan berachir 

dibagian bawah sebelah kiri. Tulisan itu berbunji (1 ):

57

vm

Bagian-tengah terbagi atas empat ruangan. Ruangan pertama 

pada puntjak jang diatapi oleh bagian-pinggir berisi kalimah sjaha- 

dat (II):

IX

Ruangan kedua berisi tulisan setjara ukiran, kalimat (III) :

X

Diantara kalimat atas nama Allah ini didapat 4 ruangan ketjil 

jang diantaranja tergantung lukisan sebuah lampu kandil. Ruangan- 

ketjil jang empat buah itu berisi empat ajat (IV ), berbunji:

Dan pada bagian-tengah sebelah kebawah barulah terdapat lima 

baris tulisan (V) jang bunjinja sebagai berikut:

XI

1. 2 .

3.

4.

5.

203. Adapun kelima-lima kalimat itu, djika disalin kedalam 

bahasa Indonesia, berbunji:

I. Allah, tak adalah Tuhan jang disembah selain dari pada-Nja; 

la hidup, lagi mendjaga semesta ’alam, tiada la m engantuk  

dan tiada pula tidur. Kepunjaan-Nja apa-apa jang dilangit dan 

apa-apa jang dibumi. Tidak ada jang memberi sjafa’at pada- 

Nja, melainkan dengan izin-Nja. Dia mengetahui apa-apa jang 

dihadapan mereka dan apa-apa jang dibelakangnja. Tiada mere- 

ka mengetahui sesuatu pengetaliuan, melainkan dengan kehen- 

dak-Nja. Meliputi kursi-Nja (’ ilmu-Nja dan keradjaanfNja) 

akan langit dan bumi, dan tiada susah bagi-Nja mendjaga 

keduanja. Dia mahatinggi lagi mahabesar.

II.

III. Atas nama Allah jang Malia-pengasih dan Maha-penjajang.

IV. 1. — Katakanlah (ja Muhammad!) Allah itu satu.

2. — Allah tempat meminta.

3. — Tiada la beranak dan tiada pula diperanakkan (berbapa).

4. — Dan tak ada seorang djuapun jang menjerupai-Nja.

V. 1-2. — Tuhan mereka memberi kabar suka buat mereka 

dengan rahmat-Nja, kesukaan-Nja dan surga untuk mereka, 

didalamnja nikmat jang tetap. Mereka kekal didalamnja selama- 

lamanja, sesungguhnja pada siai Allah, pahala jang besar.

58

204. Adapun kalimat pertama (1) jang ditulis disekeliling bagian 

sisi jalah ajat kursi, jang sangat masjhur sampai kini di Indonesia 

jaitu surat Bakarah II ajat 255 (bukan ajat 256 menurut 

J.P. Moquette, TBG. LIV, hal. 209); pertulisan itu adalah seperti 

didapat pula pada pertulisan Na-’ ina dari meunasah Pi dekat 

Samudera (1420).

Kalimat kedua (II) jalah kalimat sjahadat; dan kalimat ketiga 

(III) menjatakan dengan permulaan atas nama Allah.

Kalimat keempat (IV) jalah empat ajat Kuriin dalam surat CXIV 

al-Ichlas; kalimat penghabisan (V) terbagi atas ajat Kuriin (Surah 

Tobat IX, 21—22) dan pertulisan maesan jang sebenarnja.

Pertulisan memuat nama, taricli wafat dan tempat-asal. Nama 

jang diguriskan jalah maulana Malik Ibrahim, dengan tidak mema­

kai gelaran tambalian seperti Sultan atau Malik. Adalah selandjut­

nja disebutkan bahwa beliau turunan dari daerah Ivasjan ditanah 

Farsi, itupun sekiranja batjaan bi Kasjaui dapat dipertahankan. 

Waktu beliau wafat jalah taricli Hidjrah 822 atau sama dengan 

tahun Masehi 1419; bulanuja kurang djelas; mungkin pada tang- 

gal 12 Rabiu’lawal, tetapi mungkin djuga pada tahun 1419 itu jang 

berkua9a di-Madjapahit jalah Perabu.

205. Kepustakaan pertulisan Malik Ibrahim dapat kita renteng- 

kan sebagai berikut:

1817 Raffles, History of Java II, hal. 122 —  124.

1852 TNI, II, hal. 408 — 411.

]8 ... Roorda van Eysinga, Handboek etc, III, 1, hal. 456; III, 3, 

hal. 1905 — 196.

1907 Snouck Hurgronje, Inaugnreele Rede 1907 (V.G. IV, 2, hal.

101 n. 2).

1907 Rapport oudli. commissie 1907, hal. 255 —  256.

19...

1911 Dr. Z. W. Juynboll, TBG, LIII, hal. 605.

1912 J. P• Moquette, De datum op den grafsteen van Malik Ibrahim 

te Grissee; TBG, 1912, LIV, hal. 208 — 214.

1912 —  De grafsteenen te Pase’ en Grissee vergeleken met derge- 

lijke monumenten uit Ilindoestan, TBG, 1912, LIV, hal. 

536 _  548.

1913 Dr. H. Djajadiningrat, Critische beschouwing van de Sadjarah 

Banten 3 Mei 1913, hal. 30, 247 — 251.

59

LIII. PERTULISAN MISAN NAINA BERBAHASA ARA B DAN 

FARSI BERASAL DARI SAMUDERA, 1420.

206. Pada tahun 1913 buat pertama kalinja dilaporkan dan 

disiarkan terdapatnja dua buah batu misan bertulis, berasal dari 

meunasah Pi didaerah Pasai-Sasalin kedalam bahasa Inggeris oleh 

sardjana Dr. H.K.J. Cowan, TBG. 1940; LXXX, afl. I, lial. 15 —  21.

Pertulisan misan-kepala ternjata berbahasa Arab, sedangkan 

misan-kaki memakai bahasa Farsi. Jang meninggal jalah seorang 

bernama Naina Husam al-Din pada tahun 1420.

207. Bagian-tengah dari pertulisan dimisan-kepala berisi kalimali 

sjahadat, bismillah dan kemudian kalimat seperti berikut:

Salinannja kedalam bahasa Indonesia: —  Tuhan mereka memberi 

kabar suka buat mereka dengan rahmat-Nja, kesukaan-Nja dan 

surga untuk mereka, didalamnja nikmat jang tetap. Mereka kekal 

didalamnja selama-lamanja, sesungguhnja pada sisi Allah, pahala 

jang besar.

— Bahwa inilah kuburan seorang-orang jang mendapat nikmat 

rahmat, jang segala dosanja semoga diampuni; jang mengliarapkan 

rahmat Allah jang mahamulia, bernama Naina Husam al-D’en, 

putera Naina Amin, barang diampunilah mereka itu oleh Tuhan. 

Almarhum meninggal dalam bulan Sjawal pada tahun Hidjrah 

Nabi: 823.

Pada bagian pinggir dapat dibatja kalimat tertulis:

Salinannja kedalam bahasa Indonesia:

Allah, tak adalah Tuhan jang disembah selain dari pada-Nja, 

la hidup, lagi mendjaga semesta alam, tiada ia mengantuk dan 

tiada pula tidur. Kepunjaan-Nja segala-apa jang dilangit dan segala 

apa jang dibumi. Tidak ada jang memberi pertolongan pada sisi- 

Nja, melainkan dengan izin-Nja. Dia mengetahui segala apa jang 

dihadapan mereka dan segala apa jang dibelakangnja. Tiada mereka 

mengetahui sesuatu pengetahuan, melainkan dengan kehendak-Nja 

meliputi kursi-Nja (ilmu-Nja dan keradjaan-Nja) akan langit dan 

bumi, tiada susah bagi-Nja mendjaga keduanja. Dan malia tinggi 

lagi mahabesar.

II. Pertulisan pada misan-kaki hanja didapat pada bagian sisi, 

sedangkan bagian tengah berisi ukiran kaju-kajuan dan bunga. Ter-

tarik oleh kata sadjak penutup.......  sampai sepuluh kali pada achir

tiap-tiap kalimat, maka Dr. H.K.J. Cowan melahirkan persangkaan 

jang ternjata tepat dan benar, bahwa pertulisan jang dihadapinja 

tidaklah sadja berbahasa Farsi, melainkan djuga jalah dapat diketa- 

hui bentuk pantun ghazal, jang pandjangnja enam bait atau 12 

misra, jang masing-masing mengisi satu ruangan. Dengan memban- 

dingJbanding ghazal dalam naskah  Tayyibat ( Bibliotheca Indica,

60

terbitan Asiatic Society of Bengal, Calcutta 1919), maka ternjatalah 

bahwa pertulisan Farsi dari Pasai Samudera itu jalah sja’ir-ghazal 

karangan seorang pudjangga Farsi jang masjhur, bernama Sjaich 

Muslih aLDin Sa'di jang hidup antara tahun Masehi 1193 —  1292. 

Bagaimana djuga indahnja isi pantun Farsi, jang memudji-mudji 

keindalian hidup dan mati, tetapi dalam naskah  ini pantun itu tidak- 

lah kita salinkan, karena sangat djauh hubungannja dengan soal 

ketatanegaraan Indonesia dalam zaman Madjapahit.

208. Adapun nama orang jang meninggal jalah Naina Husam 

al-Din, seorang putera dari Naina Amin. Dia meninggal pada tahun 

Hidjrah 823 dalam bulan Sjawal; tanggal itu sama dengan tahun 

Masehi 1420 bulan Oktober-November.

Seperti diketaliui maka pertulisan berbahasa Arab pada misan- 

kepala itu sampai dua kali menjalin ajat Kuran, jaitu: Surat IX, 

ajat 21 — 22 dan ajat al-kursi (Surat II, ajat 255). inilah pertulisan 

ajat al-kursi jang tertua didapat pada batu misan Indonesia. Salinan 

kedua ajat Kuran diatas disusun menurut Tafsir Alquran’lkarim 

karangan Mamud Junus terbitan tahun 1951.

Tidak dapat diambil kesimpulan siapakah orang jang meninggal 

pada tahun 1420 itu. Tetapi ternjata, bahwa sebelum tahun itu agama 

Islam sudah berkembang ke-Samudera-Pasai; djuga ternjata, bahwa 

dalam abad ke-XIV pengaruh bahasa dan kepustakaan Farsi sudah 

sampai kedaerah tersebut, sesuai dengan kesimpulan jang dapat 

ditimbulkan oleh tjeritera-tjeritera pelawat orang Marokko berna­

ma Ibnu Batutah jang berkundjung ke Samudera pada tahun 1345

— 6 (C. de Fremery dan Dr. B.R. Sanguinetti; Voyages d’lbu Batou- 

tah, 1858, hal 229 — 230). Pengaruh Farsi itu berlangsung dengan 

melalui tanah India. Hal itu djuga bertambah ternjata dengan 

dapatnja pertulisan batu misan di-Pasai dari seorang bernama 

Abdiillah, meninggal pada tahun Masehi 1407, turunan langsung 

dari Kalif al-Muntasir, jang meninggalkan Bagdad ketika neneknja 

terantjam serangan Monggol, sehingga beralih melarikan diri ke-

istana Dihli pada tahun ....... (Snouck Hurgronje, V.G. IV 2; hal.

102).

Pertulisan Na’ina diatas berhubungan langsung dengan perkem­

bangan agama Islam dalam masjarakat: dalamnja tak terbukti apa 

jang dapat dipetik dari bukti jang lain, bahwa pada waktu jang 

sama hukum Islam sudah berpengaruh pada ketatanegaraan Samu- 

dera-Pasai.

LIV. TARICH WAFATNJA PUTRI TJEMPA, 1448.

209. Kuburan Puteri Tjempa didapat didesa Terawulan, kabu- 

paten Madjakerta. Disebelah selatan pada bagian kaki kuburan itu 

didapat sebuah batu mahesan dengan memakai tarich. Hal itu telah 

dilaporkan pada tahun 1907, Rapp. Oudh. onderzoek, 1907, hal. 42.

61

Menurut Raffles taricli itu harus dibatja 1320 Sjaka; Prof. Vetli 

telah membantah angka itu tak mungkin sekali. Pada tahun 1886 

(Notulen XXIV, 1886, hal. 42) Dr. Brandes menulis, bahwa pemba- 

tjaan angka 1320 itu tidaklah benar, melainkan dengan tidak bim- 

bang-bimbang sardjana tersebut menetapkan 1370 =  Masehi 1448. 

Katanja: „Hoewel ik vermoeden moet, dat op eene na liet laatste 

cijfer niet volkomen aan het oorspronkelijke beantwoordt, maar 

iets meer gebogen had moeten zijn dan op het afgedrukte blad het

geval is, aarzel ik toch niet, dat jaartal in stede van 1320, waar het

in ieder geval niets van heeft, te lezen 1370, d.i. A.D. 1448, wat in 

verband met andere historische gegevens veel waarschijnlijker is.”

Kepastian bahwa kuburan Terawulan itu jalah kuburan Puteri 

Tjempa semata-mata berdasarkan kepertjajaan, naluri dan babad 

belaka; naluri dalam hal ini sangatlah kuat, seperti djuga ternjata 

dalam kepustakaan tentang Puteri Tjempa, diantaranja:

Babad Tanah Djawi

Rapport Oudh. onderzoek, 1907 hal. 42 —  51.

Raffles, History of Java II, 1817, hal. 55.

Rigg, IIA and EA, V ; O ,  1849, hal. 80.

Dr. Verbeek, Notulen 1887; TBG, 1889; XXIII.

Dr. Brandes, Notulen XXIV, 188, hal 42.

Prof.sVeth

Penetapan tarich Masehi 1448 diatas membuka kemungkinan- 

sedjarah jang dahulu kira-kira tidak dapat diterima, karena ber- 

beda usia setengah abad lamanja. Mungkinlah sekarang puteri 

Tjempa itu tjutju Maulana Malik-Ibrahim dan berkawin mendjadi 

isteri seorang perabu jang berkuasa dipueat Madjapahit, jaitu: Bera 

Tumapel (1447 —  1451); atau seperti persangkaan Dr. Verbeek 

(TBG XXXIII, 1890): „een prinses van Sabrang of overwal —  en 

gemalin van een der laatste vorsten van Madjapahit” . D jadi pada 

perduaan pertama dalam abad ke-XV, sedjak dari Malik Ibrahim 

jang wafat pada tahun 1419 sampai kepada tahun 1448, temjatalah 

agama Islam telah tersiar dari pantai Gersik —  Sidaju sampai kepu- 

sat negara Madjapahit jang ketika itu belum runtuh. Agama Islam 

sebelum tahun 1450 telah mulai berkembang dalam keraton 

Madjapahit.

LV. PERTULISAN MIZAN SULTAN MANSJUR SJAH,

1458 —