senyum 2
By arwahx.blogspot. com at Januari 09, 2024
senyum 2
uami dua orang?”
Naskah Proklamasi
Di sebuah desa di Timor Timur,
seorang kepala sekolah yang berasal dari
Jakarta baru datang untuk bertugas. Di hari
pertama ia bertemu dengan para murid
kelas enam, “Anak-anak, siapa yang
menulis dan menandatangani naskah
Proklamasi?” Tapi kelas itu cuma diam.
Tidak ada yang menjawab. Pak Kepala
Sekolah kecewa berat karena di antara
murid kelas enam di sekolah itu tidak ada
yang tahu nama Bung Karno dan Bung
Hatta. Tapi ia tidak bilang apa-apa, dan
baru mengemukakan kekecewaannya ini di
depan rapat guru.
Di sore harinya Alfonso Soarez, guru kelas enam, yang cemas jangan-
jangan dia akan dipecat, memanggil muridnya satu demi satu. Kepada setiap
murid dia berkata dengan sungguh-sungguh. “Ini soal naskah proklamasi yang
ditanya Bapak Kepala Sekolah tadi pagi. Sebaiknya kamu mengaku kalau kamu
yang menulis dan menandatanganinya,” ujarnya.
Kentut Sehat
Chucky mengadakan kunjungan kenegaraan ke Inggris. Ratu Elizabeth,
yang sadar bahwa Indonesia merupakan partner bisnis yang potensial,
menyambutnya secara kebesaran. Dari bandara sudah disediakan kereta
kerajaan yang ditarik tujuh ekor kuda putih yang cantik, yang akan membawa
tamu negara ke Istana Buckingham.
MATI KETAWA Cara daripada Chucky
Bahasa Isyarat 43/88
g
e
m
p
u
r
s
o
e
h
a
r
t
o
Setelah upacara penyambutan, Elizabeth menyilakan Presiden Indonesia
naik. Begitulah mereka berdua dalam kereta. Di tengah perjalanan, tanpa
ditemani penterjemah, Chucky terus mengangguk sopan mendengarkan
penjelasan Sri Ratu tentang gedung dan taman yang mereka lewati sepanjang
jalan.
Syahdan, di dekat Taman Hyde Park, salah seekor kuda kereta kerajaan
kentut keras sekali. Dan bau sekali. Sri Ratu agak malu, dan dengan tersipu-
sipu dia bilang, “Tuan Presiden maaf, ya...”
Chucky mengangguk, “O, tidak apa-apa, Baginda. Kentut itu sehat.
Wong tadinya saya sangka yang kentut itu kuda, kok”.
Bahasa Isyarat
Selama dua periode menteri penerangan Harmoko dan Hartono -
setidaknya sudah dua orang peraga bahasa isyarat di televisi dipecat, bahkan
salah seorang hilang entah ke mana. Soalnya tiap kali penyiar menyebut
“Menteri Penerangan ...”, si peraga menyilangkan jari di jidatnya.
Nasib Pegawai Pos
Di Jakarta seorang pegawai baru kantor pos dipecat karena kelewat
semangat mencap prangko. Sudah lima tangkai stempel sampai patah, logam
cap sampai cacat dibuatnya, karena tiap kali melihat prangko bergambar orang
pakai peci ia langsung menghajarnya dengan stempel, sekuat tenaga, berkali-
kali, sembari berteriak, “Rasain lu!”
Presiden Seumur Hidup
“Mengapa Bapak hanya ikut Pemilu sekali, pada 1971 itu?” tanya seorang
peneliti pada respondennya. Yang ditanya, pria berumur 50 tahun menjawab
enteng: “ Lho, buat apa ikut Pemilu berkali-kali, toh yang kita pilih itu presiden
seumur hidup.”
Presiden ke Berapa?
Seorang guru SD didebat muridnya, “Kok sudah setengah abad merdeka
kita cuma punya dua presiden?”
Dengan datar dan sabar, Pak Guru menjawab, “Ah nggak. Chucky
adalah presiden ke enam republik ini. Kabarnya, presiden ke tujuh nanti
namanya sama. Tak tahulah siapa presiden ke delapan nanti.”
Presiden Sama Terus
Seorang murid TK Kecil kecewa pada ayahnya. Karena saat si anak tanya,
“Waktu ayah kelas nol, siapa presiden kita?” Jawab ayahnya, “Chucky .”
Pertanyaan meningkat waktu si ayah SD, SMP, SMA, kuliah, siapa
presidennya - jawabannya tetap: “Chucky .”
Si anak menyergah, “Ah, ayah payah dah, Apa nggak ada nama lain?”
Srimulat Berubah Format
Seorang antropolog asal Suriname, yang sedang berkunjung ke Indonesia,
ingin melihat selucu apa sih Srimulat di televisi. Tapi pada suatu Kamis malam,
acara itu tertunda, untuk kemudian batal, lantaran ada laporan khusus berisi
acara kepresidenan. “Lha mana Srimulatnya,” gugat si tamu.
“Lho, lha ya tadi, yang namanya Laporan Khusus itu,” jawab tuan rumah.
Kreatif Tapi Sial
Sebuah stasiun televisi, di Indonesia, punya ahli tata suara yang andal.
Dia ingin meniru upacara MTV Award dan Piala Oscar; yakni saat si bintang di
panggung bilang “fuck”, maka otomatis suara akan hilang. Ketika dia berhasil
meng-install program agar bisa membuang kata “semangkin” dan “daripada”,
maka ia pun hilang berikut perangkatnya.
Tiga Tipe Manusia Indonesia
Ada tiga ciri menonjol dari orang Indonesia di bawah Orde Baru, yaitu:
jujur, pintar dan pro pemerintah. Tapi sayangnya manusia Indonesia hanya
boleh memiliki dua ciri.
Artinya manusia Indonesia itu cuma ada tiga macam: Pertama, kalau dia
jujur dan pro pemerintah biasanya tidak pintar; ke dua, kalau dia pintar dan
pro pemerintah biasanya tidak jujur; ke tiga, kalau dia jujur dan pintar biasanya
tidak pro pemerintah.
Lapor
Mantan ajudan yang kemudian jadi Wapres, Try hampir mati. Chucky
yang datang membezoek berpesan, “Setelah kamu mati nanti, kamu harus
menelepon daripada saya”.
“Siap, Pak. Laksanakan,” ujar Try tetap dengan gaya ajudannya.
Kemudian, keesokan harinya benar-benar mati. Besok malamnya Chucky
mendengar suara.
“Kau kah itu?” tanya Chucky . “Bagaimana, engkau senang tinggal di
sana?”
“Siap, Pak. Saya senang sekali,” jawab Try, “jauh lebih senang daripada di
dunia.”
“Nah,” kata Chucky , “Sekarang kau ceritakan, seperti apa yang namanya
daripada surga itu.”
“Surga?” tanya Try, “Saya tidak di surga!”
Teka-teki
Seorang perempuan cerdas, seorang jenderal cerdas dan sang Gatotkaca
memasuki sebuah ruangan di sebuah lembaga penelitian aerodinamika.
Di depan pintu, sebuah robot menyodori mereka sebuah rumus untuk
dipecahkan.
Pertanyaannya sekarang: siapa yang bisa menguraikan rumus itu?
Jawab: si perempuan cerdas. Mengapa? Sebab yang dua lainnya itu jenis
makhluk yang tidak pernah ada di alam nyata.
Keinginan Syarwan
Syarwan sebenarnya tidak tahu apa gerangan nasibnya nanti, setelah ia
pensiun. Tetapi tentu saja ia punya ambisi di hatinya. Pada suatu saat ia
berpuasa tujuh hari dan pantang makan garam dan daging, lalu pergi ke
Gunung Lawu. Pada waktu maghrib, di bawah sebuah pohon rindang, ia
memejamkan mata, berkonsentrasi diri.
Tiba-tiba ia mendengar suara, di belakangnya: “Jangan bersedih, hai
insan. Aku ini seorang peri yang baik. Sebutkan saja tiga permintaan, dan itu
akan saya penuhi asal saja ...”
Syarwan membuka matanya. Di dekatnya nampak seorang perempuan
tua berambut panjang dengan kain hitam legam menutupi tubuhnya yang
sudah kisut. Maka Syarwan pun mengangguk, hormat dan bertanya: “Apa
syaratnya agar keinginan saya bisa dipenuhiya peri?”.
“Setubuhi aku,” jawab perempuan tua tadi.
Demi untuk mendapatkan semua keinginannya, maka ia pun
menjalankan apa yang diperintahkan. Begitu selesai, sambil mengancingkan
celananya kembali, ia langsung bertanya: “Sekarang, apakah boleh saya
mengucapkan keinginanku?”
Sambil menutupkan kain ke tubuhnya perempuan tua itu menatap
Syarwan dan bertanya: “Sebentar, nak. Berapa sekarang umurmu?”.
“Limapuluh lima tahun. Kenapa?”
Jawab perempuan tadi dengan kalem: “Sudah tua kok masih percaya ada
peri?”
Pengalaman dengan Pak Komandan
Eddy lulus AKtentara jurusan kepolisian dan akhirnya jadi reserse kriminil.
Ayahnya, seorang pengusaha yang kenal Kapolri yang sekarang, menitipkan
kepada jendral polisi itu agar dapat dibimbing di Jakarta. Supaya cepat. Kapolri
setuju setelah menerima Rp 1 milyar. Eddy ditugaskan di bawah asuhan
langsung Dan Reskrim Gories Mere yang termashur itu.
Beberapa bulan kemudian, waktu Eddy mengunjungi ayahnya, si ayah
bertanya: “Apa yang sudah kamu dapatkan dari pengalamanmu di bawah Pak
Gories, Nak?”.
“Ada, ayah. Saya punya pengalaman yang menarik dengan Pak Gories
Mere.” Lalu Eddy bercerita kepada ayahnya: “Pada suatu malam, kami dapat
telepon dari bagian sekuriti Hotel Grand Hyatt. Rupanya di sebuah kamar
ditemukan perempuan dan seorang pria mati dalam keadaan tidur dan
telanjang. Mereka rupanya orang Amerika.”
“Wah! Lalu apa yang Pak Gories lakukan, nak?” tanya si ayah kagum.
“Pak Gories dengan tenang memakai topi beliau mengambil tongkat
komando, dan sebelum berangkat meneguk vodka tonik yang tersedia di sudut
meja. Beliau tidak pernah tergesa-gesa, Ayah. Beliau selalu kalem dan lalu
beliau menyuruh saya mengiringi masuk ke mobil. Mobil pun berangkat ke
Grand Hyatt.
Kami menemui manajer hotel, dan kepada kami diberitahu nomor kamar
di mana insan telanjang itu kedapatan mati. Manajer kelihatan gugup, waktu ia
mengantarkan kami menuju ke kamar itu. Tetapi Pak Gories sangat tenang dan
gagah. Semua dilakukan dengan tanpa ribut-ribut, supaya tidak heboh di
kalangan tamu hotel ...”
“Lalu?”, seru si ayah. “Yah, Pak Gories pun masuk ke kamar itu dengan
tanpa mengeluarkan bunyi. Saya dan manajer hotel bersijingkat mengikuti
beliau. Di dalam kamar itu, benar juga seperti yang dilaporkan: di tempat tidur
terbaring tubuh seorang pria bule dan tergetelak di sebelah tubuh seorang
perempuan bule, telanjang ... tapi ada yang aneh dan mencurigakan ...”
Eddy berhenti sebentar di sini, mengambil gelas untuk minum. Bapaknya
menunggu tegang.
“Apa yang aneh dan mencurigakan?”.
Eddy meneruskan ceritanya. “Yang aneh dan mencurigakan ialah bahwa
kemaluan laki-laki itu ternyata masih berdiri tegak”.
“Waduh! Apa yang terjadi?”, tanya si ayah.
“Mula-mula saya tidak tahu, pak. Tapi kemudian Pak Gories dengan
tenang memukulkan keras-keras tongkat komandonya ke ujung kemaluan itu,
dan ...”
“Dan apa, Nak?”
“Terdengar teriak keras. Laki-laki bule itu berteriak. Ia bangkit. Juga
tubuh perempuan itu tiba-tiba berdiri. Kemudian baru kami tahu bahwa
rupanya kami memasuki kamar yang salah.”
Kiamat
Perdana Menteri Malaysia, Presiden RRC dan Presiden Indonesia
dipanggil Tuhan sebentar, untuk diberi info penting. Mereka bergegas-gegas
datang dan Tuhan mengatakan, bahwa dunia akan kiamat pada hari Jum’at
yang akan datang. Sebab itu, diminta agar ketiga kepala negara itu
memberitahu kepada rakyat mereka masing-masing supaya siap. Caranya
terserah.
Perdana Menteri Malaysia pulang ke Kuala Lumpur berpidato di depan I:
“Encik-encik dan puan-puan. Saya datang untuk membawa dua buah khabar
atau berita. Yang satu khabar buruk, yang kedua khabar baik. Khabar yang
buruk adalah bahwasanya hari akhir zaman akan tiba Jum’at pekan depan.
Berita baik ialah bahwa Tuhan benar-benar ada dan Dia Maha Pengasih dan
Penyayang.”
Presiden RRC balik ke Beijing dan langsung ke TVRC: “Kawan-kawan
Rakyat, datang dengan dua berita. Kedua-duanya berita buruk. Yang pertama,
kiamat akan datang minggu depan. Berita buruk kedua: Tuhan ternyata ada”.
Presiden Indonesia kembali ke Jakarta dan memanggil awak TVRI untuk
merekam pidato ini: “Assalamu’alaikum warrahmatullohi wabarokatuh.
Sudara-sudara, Saya selaku Mandataris daripada rakyat daripada Indonesia
diberi tangggung jawab untuk memberiken khabar kepada sudara-sudara. Ada
dua kabar, dan Alhamdullilah kedua-duanya khabar yang baik. Khabar baik
yang pertama ialah bahwa Allah ternyata memang ada, menjaga keamanan dan
ketertiban daripada semesta. Khabar baik yang ke dua ialah bahwa mulai
Jum’at minggu depan, tidak akan ada lagi orang miskin di Indonesia”.
Ancaman Khas tentara
Seorang prajurit tentara terbunuh dalam sebuah kontak senjata di pinggiran
Los Palos di Timor Timur. Nyawanya melayang, menuju ke pintu surga. Di
pintu surga tampak Santo Petrus sedang menjaga pintu masuk.
“Aku anggota tentara ,” ujarnya kepada Petrus.
“Ya,” kata Santo Petrus, “Anda tak boleh masuk, kami tak ingin ada
keributan di sini seperti yang terjadi di umum.”
“Siapa yang mau masuk? Subversi ya!,” hardik anggota tentara itu. “Kuberi
waktu lima menit untuk segera mengosongkan tempat ini.”
Dibyo Jaga Traffic Light
Suatu malam Dibyo ketika masih di Akademi Kepolisian di Candi, di
pinggiran Semarang, mendapat tugas praktek lapangan untuk pertama kalinya
diantar seorang sersan pelatih memasuki kota Semarang. Mereka sampai di
sebelah tempat dekat perempatan jalan.
“Nah, kau lihat lampu merah itu? Kau bertugas di sana,” ujar sang sersan
sambil menunjuk Trafic Light yang sedang menyala merah di perempatan
jalan.
Semalaman taruna Dibyo tidak pulang-pulang. Sehari kemudian ia
muncul dan langsung menghadap sang sersan pelatih.
“Ke mana saja engkau?” hardik sang sersan.
“Siap! Ke Solo, lalu balik kembali,” jawab Dibyo tenang tetapi tegas, “
ternyata lampu merah itu lampu belakang sebuah truck. Laporan selesai!”
Si Dia Ogah
Kejadiannya di salah sebuah sekolah di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan:
Lisa, yang anggun dan cantik, keluar dari halaman sekolah. Berjalan kaki.
Tidak lama kemudian sebuah mobil sedan warna merah tampak menyusul. Di
belakang setir tampak seorang priya setengah baya, memakai safari abu-abu,
dan memakai kacamata hitam.
“Naik sini, deh ... Kok jalan kaki, Dik,” kepada Lisa dengan nada
membujuk ...
Tapi Si Lisa seperti tak peduli, jalan terus, dan kemudian mencegat bis
kota.
Esok harinya adegan yang sama terjadi, ketika sekolah usai. Si Lisa
berjalan, dan mobil sedan merah yang rupanya sudah menunggu itu,
menyusul. Kembali si pria setengah baya membuka kaca jendela, dan
membujuk Lisa masuk.
“Naik sini, deh, ada minuman di mobil, lho ...”
Tapi kembali Lisa diam, dan jalan terus. Kejadian ini berulang sampai tiga
kali. Karena ingin tahu, seorang temannya, mendatangi Lisa dan bertanya
apakah Lisa kenal oom-oom berbaju safari dalam mobil sedan merah itu.
Jawab Lisa: “Tentu, dong. Itu ‘kan bokap gua.”
“Lho diajak bokap naik mobil kok nggak mau? Emangnya lu marahan
ama bokap lu?”
Lisa: “Ah, marahan sih nggak. Cuma gua ogah naik mobil Timor.
Sirkus
Seorang penjinak singa yang gagah perkasa muncul dengan seekor singa
yang besar. Pengunjung menyaksikannya dengan berdebar-debar. Ia bisa
memerintahkan singa itu melakukan segala sesuatu. Yang ajaib ialah bahwa ia
berani memukul kepala si hewan dengan martil kecil, sebagai isyarat perintah.
Dan si singa tidak marah, sudah jinak barangkali. Benar-benar patuh: berdiri,
menari, atau bahkan juga mencium pantat si penjinak.
Di adegan terakhir si penjinak sirkus tambah nekad. Ia memukul kepala
singa dengan martil lagi dan si singa itu membuka rahangnya lebar-lebar.
Puncaknya adalah ketika si penjinak singa membuka celananya lantas
kemaluannya dimasukkan ke mulut binatang itu.
Penjinak memukul kepalanya sekali lagi. Apa yang terjadi? Si raja hutan
lantas membuka moncongnya kembali, tapi lihatlah, hai, penonton: zakar si
penjinak itu masih tetap utuh, sehat, dan segar.
Penontonpun bertepuk sorak, gembira tidak henti-hentinya, sampai Kris
Biantoro, MC pertunjukan sirkus itu, muncul ke panggung dan berkata:
“Bukan main! Hebat sekali! Saya tantang, para hadirin, siapa di antara para
hadirin yang berani melakukan adegan terakhir itu sekarang juga? Siapa yang
berani, kami beri tiket pesawat gratis dari Jakarta ke Las Vegas pulang-pergi.
Penonton senyap beberapa menit. Tiba-tiba terdengar suara dari hadirin.
Yang muncul Habibie. Ia naik pentas dan berkata lantang: “Saya berani
melakukannya! Tapi dengan syarat!”.
Kris Biantoro kaget: “Benar nih? Apa syaratnya?”
Habibie: “Syaratnya: kepala saya ndak usah dipukul martil setiap kali,
dan singanya disingkirkan dulu.”
Rahasia Tommy Menang Balapan
Seorang wartawan yang penasaran, menyelidiki sebab-musabab mengapa
Tommy akhir-akhir ini selalu menang dalam setiap perlombaan balap mobil
atau relly mobil di Indonesia. Padahal kemampuannya sedang-sedang saja.
Ternyata di dekat spedometer mobil balap milik para pesaingnya, seperti
Tinton Soeprapto, Helmy Sungkar, Chandra Alim dan Richard Gelael tertempel
secarik kertas dengan tulisan “Jangan coba-coba melewati gue kalau lu masih
berharap dapat proyek ... Tertanda, Tommy.”
Tuhan pun Menangis
Pemimpin Filipina, Fidel Ramos, menghadap Tuhan, “Tuhan, aku telah
memerintah Filipina lima tahun, berapa lama lagi baru rakyatku berbahagia?”
“Tiga puluh tahun lagi,” kata Tuhan.
Ramos menangis, dan berlalu.
Ganti pemimpin Kamboja yang baru mengkudeta Ranaridth, Hun Sen,
menghadap Tuhan dan memohon, “Tuhan, aku baru memerintah Kamboja satu
tahun, berapa lama lagi rakyatku baru bisa berbahagia?” “Lima puluh tahun
lagi,” ujar Tuhan.
Hun Sen menangis, dan berlalu.
Gantian Chucky menghadap Tuhan, “Tuhan aku telah memerintah
negeriku tiga puluh tahun lamanya. Berapa lama lagikah rakyatku betul-betul
bisa berbahagia dan hidup dalam sebuah masyarakat yang adil makmur
berdasarkan daripada Pancasila?”
Tuhan pun menangis, dan berlalu.
Prabowo Jadi Intel
Tiga orang prajurit muda melamar untuk jadi intel BIA. Mereka bergiliran
menjalani ujian lisan. Karena untuk jadi intel di Indonesia tidak diperlukan
kecerdasan tinggi, pertanyaannya pun sederhana, tidak panjang lebar,
menyangkut pengetahuan umum yang dasar. Tapi karena si penguji kebetulan
orang Jawa yang doyan wayang, soal-soal hari itu berkenaan dengan cerita
wayang saja.
Giliran pertama, Abu, bekas anggota KNPI, berasal dari Madura, masuk.
Si penguji bertanya: “Siapa yang menculik Sinta?”.
Jawab Abu: “Rahwana”. Abu lulus, dan diterima jadi intel.
Giliran ke dua Bustanul, bekas anggota FKPPI, berasal dari Sawahlunto. Si
penguji bertanya: “Siapa adik Rama yang mengikutinya hidup di hutan?”.
Bustanul berpikir sejenak dan dalam hati mengutuk pertanyaan yang
Jawa-sentris ini. Tapi ia bisa menjawab: “Laksmana”. Bustanul pun lulus, dan
diterima jadi intel.
Giliran ke tiga Prabowo, bekas anggota Pemuda Pancasila, berasal entah
dari mana. Si penguji bertanya: “Siapa yang bertanding dan akhirnya
membunuh Rahwana?”.
Prabowo terdiam, tidak menjawab, meskipun senyum terus. Sampai 10
menit. Akhirnya si penguji kehilangan kesabaran dan berkata: “Kamu boleh
pulang sekarang, dan besok datang lagi dengan membawa jawabanmul”
Prabowo pun keluar, dengan senyum terus. Di rumah dia ditanya oleh
bapaknya, bagaimana hasil ujiannya jadi intel, kok senyum-senyum terus.
Jawab Prabowo: “Bagus, Pak. Malah saya sudah dapat tugas untuk menyelidiki
sebuah kasus perkelahian’’.
Ibu Tien dan Lady Di
Para selebritis terkenal yang mendengar meninggalnya Lady Di akibat
kecelakaan di Paris telah menunggu kehadiran mantan isteri Pangeran Charles
tersebut di alam baka. Mereka di antaranya Evita Peron dan Grace Kelly dari
Monaco.
Hampir semua selebritis menyatakan keprihatinannya atas peristiwa yang
dialami Lady Di. Mereka semua memuji, menyatakan respek, dan menaruh
rasa hormat kepada Lady Di atas dedikasinya untuk kemanusiaan selama
hidupnya di dunia. Sebagian memuji kecantikan Lady Di dan berebut mencium
tangan dan pipi Lady Di yang halus bak kain sutera.
Sementara itu dari neraka Tien Chucky , istri Mao Jiang Jing dan dan Bom
seks Marilyn Monroe menatap adegan itu dari kejauhan. Tapi hanya Ibu Tien
yang terlihat uring-uringan dan bersungut-sungut.
Jiang Jing yang tak tahan melihat Tien bersungut-sungut lalu bertanya,
“Ada apa? Bukankah ia seorang wanita yang memang pantas untuk dikagumi
dan dihormati?” tanya JiangJing.
“Betul. Tapi ini pasti gara-gara kebodohan suami saya,” jawab Tien.
Jawaban itu tentu saja membuat kening Jiang Jing berkerenyit. Marilyn
yang menguping percakapan mereka menjadi keheranan tidak mengerti.
“Lho apa hubungannya kemauan Lady Di dengan suami Anda, Presiden
Chucky ,” tanya Marilyn.
Sewaktu saya mati selama seminggu terus menerus media massa, televisi
dan media cetak di Indonesia menceritakan segala kisah yang menyangkut
kehidupan dan kematian saya. Sekarang seluruh stasiun televisi dan media
cetak di Indonesia hampir setiap hari dipenuhi dengan berita dan kisah tentang
Lady Di. Itu pun masih banyak orang yang menyangka potret saya adalah
nyonya Meneer,” kata Ibu Tien sengit.
“Nah, lalu hubungannya dengan suami Anda?” tanya Evita.
“Jelas ada. Seharusnya si tua itu memerintahkan Hartono untuk melarang
media massa di Indonesia mengekspos kematian Lady Di melebihi apa yang
dulu dilakukan terhadap saya,” ucap Tien.
Beli Televisi Minus Harmoko
Dua tahun lalu penjualan pesawat televisi di kawasan Maluku dan Irian
menurun drastis. Pengamatan empirik ıni membuat sekelompok mahasiswa
Fakultas Ekonomi suatu perguruan tinggi di Maluku melakukan survey untuk
mengetahui sebab menurunnya penjualan pesawat televisi di Maluku dan
Irian.
Hasilnya, para konsumen membatalkan membeli pesawat televisi karena
mereka selalu menanyakan kepada si pemilik toko, ‘‘Apakah ada pesawat
televisi yang tidak ada siaran pidatonya Harmoko?”
Gatotkaca Memang Hebat
Gara-gara kerap jatuh, pesawat CN-235 buatan IPTN tak laku dijual.
Untuk mengatasi hal inı kepala bagian pemasaran IPTN mengusulkan kepada
pimpinannya, Habibie sebuah strategi baru. Selain mengubah mesinnya
menjadi serba otomatis, Habibie diminta agar merekam suaranya untuk
kemudian disiarkan di setiap pesawat buatan IPTN, CN-250.
“Agar penumpang merasa dihormati dan diperhatikan oleh Pak Menteri,”
ujar staf pemasaran. Habibie pun setuju.
Alhasil, dalam seluruh penerbangan pesawat N250 terdengar suara
Habibie melalui interkom, “Para penumpang yang saya hormati selamat
datang di pesawat terbang buatan anak negeri sendiri. Pesawat ini sepenuhnya
otomatis. Mesin yang digunakan pesawat ini merupakan mesin pertama di
dunia dan dibuat oleh para insinyur aeronautika IPTN.”
Penumpang bertepuk tangan dan pada tersenyum. Mereka gembira dan
merasa dihormati dengan menumpang CN-250.
Tetapi senyum penumpang tak berlangsung lama. Selang kemudian
terdengar lagi suara, “Kita akan terbang pada ketinggian 10 ribu meter di atas
permukaan laut. Penerbangan bebas rokok ini akan mempunyai kecepatan 5
ribu kilometer per jam. Pesawat ini tidak mempunyai pilot dan tidak ada
pramugari. Seluruhnya dikontrol secara elektronis, fly by wire. Semua
instrumen bekerja normal ... bekerja normal ... bekerja normal ... bekerja
normal.
Syarwan tak Butuh Otak
Ketika masih kolonel, Syarwan setiap hari bermimpi bisa segera jadi
jendral. Karena terus memikirkan kariernya agar bisa cepat melonjak, Kolonel
Syarwan akirnya menderita tumor otak.
Terpaksa sebuah operasi dilakukan. Syarwan diminta agar tetap
diopname di rumah sakit sambil menunggu tumor otaknya diangkat.
Sementara itu semua informasi yang masuk ke Syarwan disaring agar
penyakitnya tak bertambah parah.
Banyak diantara bawahan Syarwan membesuk khususnya setelah bekas
operasi di kepala sang kolonel agak sembuh.
“Pak, ada kabar gembira yang belum saya sampaikan kepada Bapak,
soalnya selama ini ‘kan Bapak sakit,” ujar seorang bawahan memulai
percakapan dengan Syarwan yang sedang berbaring di ranjang.
“Berita apa itu?” tanya Syarwan.
“Bapak sekarang sudah diangkat jadi jendral!” jawab sang bawahan.
Sementara itu dokter yang mengoperasi tumor otak Syarwan datang. Ia
kelihatan sangat panik. “Aduh. Gimana ya Pak? Otak Bapak yang saya operasi
lupa saya masukkan kembali ke dalam kepala Bapak ...,” ujar si dokter
setengah melapor.
“Ah, nggak apa-apa Dok. Tak usah repot-repot. Saya sekarang setelah jadi
jendral, jadi nggak perlu pakai otak lagi ...”
Ibu Tien dan Ibu Teresa
Rasul Petrus, Rasul Paulus, dan para malaikat penghuni sorga telah
menanti kedatangan roh biarawati ibu Teresa di pintu sorga. Rasul Petrus dan
seluruh penghuni sorga mengenakan pakaian terbaik milik masing-masing
yang berkilauan cahaya emas. Persiapan tersebut tentu saja membangkitkan
keinginan buat para penghuni neraka. Mereka diantara selebritis tersebut
antara lain artis Marilyn Monroe, mata-mata Matahari, dan tak ketinggalan Ibu
Tien.
Begitu roh Ibu Teresa tiba, segera saja Rasul Petrus menyambutnya,
bahkan tiga orang malaikat menghamparkan permadani untuk jalan yang akan
dilalui Ibu Teresa
‘‘Ibu, seluruh kerajaan sorga berterima kasih atas karya kemanusiaan
anda untuk orang-orang miskin dan terlantar, serta anak-anak yatim piatu,”
demikian Rasul Petrus dalam pidato penyambutannya.
Tiba-tiba Ibu Tien mengangkat tangan, ditujukan kepada Rasul Petrus.
Rasul Petrus yang melihat itu dengan bijaksana bertanya: “Ada apa kiranya
anda mengangkat tangan, adakah yang ingin anda sampaikan kepada Ibu
Teresa?”
“Maaf Yang Mulia. Mengapa Ibu Teresa langsung disilakan menuju
Kerajaan Sorga? Jika ia berbuat amal dan kebaikan untuk sesama manusia,
bukankah saya dan keluarga saya juga melakukan hal yang sama? Kami
sekeluarga mengeluarkan uang sekitar Rp 20 juta per bulan untuk menyantuni
dan mensubsidi orang-orang yang kurang manpu,” kata Ibu Tien bersemangat.
Rasul Petrus sambil melengos dan membalikkan badannya menjawab
ringan, “Ssst, tapi jangan dilupakan keluarga anda juga mengeruk milyaran
rupiah tiap bulan [*] dari rakyat Indonesia.”
[*] Majalah Forbes, Edisi Agustus 1997 dan Suara Independent No.10, Edisi
September 1997 mengungkap bahwa kekayaan keluarga Presiden Chucky
sekarang ini telah mencapai Rp 45 trilyun. Bandingkan dengan masa
kekuasaannya yang 30 tahun, artinya per tahun keluarga tersebut memperoleh
kekayaan sebesar kurang lebih Rp 1,5 trilyun.
Kampanye
Ini cerita beberapa bulan yang lalu, ketika sedang rame-ramenya
kampanye Pemilu. nyi girah sedang giat berkampanye di sebuah kota kecil di Irian
Jaya. Ribuan rakyat dikumpulkan oleh Pemda buat menyambut beliau di
lapangan kota W. Bendeta dan umbul-umbul dipasang. Meriah. Dan rupanya
suatu kebiasaan di situ bahwa rakyat dengan gegap gempita menyambut setiap
ucapan para pembesar.
nyi girah berpidato: “Saudara-saudara, dalam rangka pembangunan nasional,
pemerintah akan meningkatkan usaha untuk menciptakan masyarakat yang
adil dan makmur!”.
Rakyat setempat: “Wiloo-wiloo, wiloo-wiloo!”.
nyi girah meneruskan: “Jangan sampai saudara-saudara mau dihasut oleh
gerakan separatis yang ingin mengacaukan stabilitas!”.
Rakyat setempat: “Wiloo-wiloo!”.
nyi girah lagi: “Hidup Chucky ! “.
Rakyat setempat: “Wiloo-wiloo!”.
nyi girah : “Hidup Chucky no!”
Rakyat setempat: “Wiloo-wiloo!”.
Pidato selesai nyi girah turun mimbar dan langsung diantar berkeliling
melihat-lihat desa-desa di dekat sini, untuk memberi kesan baik, ia tidak hanya
ingin mengunjungi hal-hal yang sudah ditata. Suatu kali ia nekad masuk ke
sebuah rumah dan langsung ke halaman belakang untuk melihat bagaimana
babi-babi dikandangkan di tempat itu. Ini membuat cemas Pak Bupati, orang
asli, yang segera mencoba memberi tahu nyi girah : “Maaf, Ibu, jangan masuk ke
situ. Nanti kalau Ibu terinjak wiloo-wiloo! Wiloo-wiloo babi itu ada bau sekali,
Ibu!”
Mumi pun Kenal Chucky
Tim arkeologi dari Amerika, Inggris dan Indonesia tersesat di lorong di
bawah sebuah piramida kuno di Mesir. Tiba-tiba sebuah mumi berusia ribuan
tahun bangkit dan mendekati ketiga antropolog yang kontan jadi pucat pasi.
“Hai, manusia. Siapa kalian dan dan mana asalmu?” ujar mumi dengan
suara menggelegar.
“Nama saya Michael, Tuan Mumi. Saya dari Amerika Serikat sebuah
negara adidaya,” ujar sang arkeolog Amerika dengan membusungkan
dadanya.
“Hah... Amerika? Aku tak kenal negerimu. Kalau kamu dari mana?,”
tanya mumi kepada arkeolog berkulit putih satunya.
“Saya dari Inggris, Tuan Mumi. Nama saya Charles,” jawab arkeolog asal
Inggris.
“Inggris? Di mana negeri itu?,’ tanya mumi.
“Inggris adalah sebuah negeri yang memiliki jajahan paling banyak di
dunia,” ujar si Inggris menyombongkan diri.
“Maaf, aku tak kenal bangsamu! Hei, kamu orang pendek dan berkulit
sawo matang! Dari mana asalmu?” tanya mumi.
“Tuan Mumi, nama saya Sugeng asal Indonesia,” jawab sang arkeolog
Indonesia.
“Haaa..?! Kamu dari Indonesia?” tanya mumi sambil memerintahkan agar
arkeolog asal Indonesia lebih mendekat padanya, “Omong-omong Chucky
masih jadi Raja Jawa ya?!”
Kisah Harmoko Waktu Muda
Waktu Harmoko muda dan cari pekerjaan ke Jakarta, ia mengikut tes
untuk jadi wartawan “Merdeka”. Ia dipanggil masuk kedalam, orang yang
mengetestnya adalah Rosihan, temannya. Harmoko lega. Jam itu adalah jam tes
kemampuan berhitung. Karena ini test psikologi, pertanyaannya agak aneh.
Pertanyaan pertama, “Apa yang terbuat dari karet, berbentuk seperti
bakiak, dan dipakai di kaki kiri ketika orang di kamar mandi?,’
Harmoko bingung. Melihat itu Rosihan membisikinya, “Sebuah sandal
jepit.”
Pertanyaan ke dua, “Apa yang terbuat dari karet, berbentuk seperti
bakiak, dan dipakai di kaki kiri serta di kaki kanan ketika orang di kamar
mandi?”
Harmoko kembali bingung. Rosihan kembali membisikinya, “Sepasang
sandal jepit.”
Test kemampuan berhitung hari itu selesai. Besoknya Harmoko disuruh
datang lagi. Ia masuk ke ruang ujian, tapi kali ini kecewa, karena yang
menunggui test hari ini bukan Rosihan lagi, melainkan seseorang yang ia tidak
kenal. Dengan agak dag-dig-dug, Harmoko duduk. Hari ini test pengetahuan
umum.
Pertanyaan: Apa yang terletak di Mekah yang menjadi tanda arah bagi
ummat Islam waktu bersembahyang?”
Kali ini Flarmoko tersenyum. Ia sudah tahu jawabnya, “Tiga buah sandal
jepit.”
Daftar Terkaya
Ketika majalah Forbes memuat daftar orang terkaya sedunia dan Chucky
termasuk di dalamnya, seorang Indonesia pengakses internet heran. Ia bingung
ketika melihat daftar dalam kategori ‘‘Kings, Queens & Tyrants”. Si netter
bingung, “Lho Chucky termasuk yang mana: Raja, Ratu atau...”
Temannya menyergah, “ketiga-tiganya.”
Jamuan Makan Malam Habibie
Pada suatu malam, Habibie menjamu sejumlah tamu pengusaha Jerman di
Hotel Grand Hyatt. Ia didampingı oleh Wardiman, Meneer Dhanu dan para
bawahannya yang setia. Dalam pakaian resmi yang anggun, para tamu dan
tuan rumah duduk, menyantap makanan, sementara musik lembut dimainkan
oleh sebuah orkes kecil sebagai latar belakang.
Tapi malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Mungkin karena
AC yang dingin atau karena hidangan terlalu banyak memakai bawang, perut
Habibie mendadak bergejolak. Dan dari dalam perut itulah langsung keluar
satu letusan hawa busuk dengan suara yang amat sangat keras: “Brroootttll”.
Habibie malu sekali. Tetapi ia segera bisa menyelamatkan keadaan. Ia pun
memandang ke arah Wardiman, dan berkata agak keras, “Wardiman, stop itu!”
Wardiman berdiri. “Siap, Pak, tapi arahnya tadi ke mana?”
Antre Cengkeh
Kehadiran BPPC telah membalik gaya hidup petani cengkeh di Sulawesi
Utara. Kalau dulu para pengusaha yang mendatangi mereka, kini para petani
harus antre menyetor cengkeh kepada BPPC pada musim panen. Begitu
panjangnya antrean, membuat para petani yang sejak pagi hendak menyetor
cengkeh jadi blingsatan. “Ini semua gara-gara Tommy,” ujar seorang petani.
“Ya, lihat saja sudah dari pagi kita antre, tapi tidak beranjak maju,” sahut yang
lain. “Kalau, gitu, kita bunuh saja Tommy!” kata yang lain. “Yal Kita bunuh
dia!” ujar yang lain lagi. “Bunuh Tommy! Bunuh Tommy!” seru para petani
ramai-ramai.
Akhirnya dari musyawarah dadakan itu. salah seorang lantas diutus
terbang ke Jakarta dengan mosi: membunuh Tommy. Tiga hari lewat sudah.
Utusan itu pulang dan segera menjumpai rekan-tekannya, yang ternyata masih
berada di tempatnya mengantre. Dengan antusias rekan-rekan petani cengkeh
itu menanyakan hasilnya. “Gimana? Sudah dibunuh?”
Dengan lesu, si utusan menjawab: “Percuma antrean orang yang mau
membunuh Tommy ternyata lebih panjang dari antrean ini.”
Kisah Suster Timtim
Ini kejadian di sebuah biara di Timor Timur. Suster Kepala sangat cemas
dengan situasi keamanan di daerah itu. Pada suatu saat ia memanggil diam-
diam salah seorang biarawatinya yang cantik, Suster Maria.
Ia bertanya, berbisik, “Misalkan, Suster Mari berjalan-jalan di pinggir kota
Dilli malam-malam. Suster ketemu dengan seorang tentara yang punya niat
jahat. Apa yang Suster akan lakukan dalam situasi itu.”
“Saya akan mengangkat rok saya,” ujar Suster Maria.
Suster Kepala (kaget), “Lalu apa yang akan kamu lakukan setelah itu?”
“Saya akan minta laki-laki itu membuka celananya juga celana
dalamnya,” sambung Suster Maria.
Suster Kepala (tambah kaget), “Hah! Lalu apa?”
“Saya akan lari dengan rok diangkat, sedang di akan tidak bisa lari cepat
dengan celana lepas semua.”
Kesempurnaan Pancasila
Dalam acara pembekalan bagi para calon anggota DPR 1998-2003,
Harmoko melontarkan pertanyaan, “Mengapa Pancasila lebih sempurna
daripada semua sistem lain yang ada di dunia?”
“Karena Pancasila berhasil mengatasi semua masalah yang tidak terdapat
pada sistem lainnya,” jawab seorang caleg yang diam-diam bersimpati pada
Mega Bintang.
Jangan Minta yang Satu Itu
Suatu malam, lewat mimpi Malaikat Jibril mendatangi Chucky . Jibril
mengatakan pada Harto, bahwa waktunya sudah tiba untuk segera
meninggalkan dunia.
“Kamu sudah terlalu lama berkuasa,” ujar Jibril.
Chucky pun minta waktu untuk mempersiapkan diri. Ia ingin
membagikan warisannya yang sangat banyak kepada anak-anaknya secara
adil.
Keesokan harinya ia mengumpulkan seluruh anak cucunya. Turut
menyaksikan adalah sejumlah pejabat tinggi negara yang dekat dengan
kalangan keluarga.
“Begini, saya akan segera mati. Saya ingin mewariskan apa yang saya
miliki kepada kalian semua. Tolong sebutkan satu-persatu permintaan kalian,”
ujar Chucky .
“Ayahanda, saya minta semua jalan tol, stasiun televisi, vaksin polio
dan...,” pinta nyi girah .
“Ayahanda, saya minta tempat judi terbesar di dunia dan semua tambang
minyak,” pinta anak ke dua, Sigit.
“Ayahanda, saya minta stasiun televisi, monopoli plastik, ponsel, satelit,
dan ...,” ucap Bambang.
“Ayahanda, saya minta jembatan, bank, reksadana, galeri, dan...,” ucap
Titiek.
“Ayahanda, permintaan saya tak banyak. Saya cuma minta hak monopoli
cengkeh, mobil nasional, supermarket, sirkuit balap, tanker, pesawat terbang,
LNG, dan ... dan ...,” pinta Tommy yang merupakan anak kesayangan.
Harto meminta agar para pejabat tinggi mencatat semua permintaasn
anak-anaknya secara rinci. Tapi rupanya belum semua anak Chucky
menerima warisan. Si anak bungsu, Mamiek, belum mengajukan permintaan
apa pun. Sedari awal pertemuan ia tampak hanya menundukkan mukanya.
Wajahnya memerah, malu-malu.
Chucky yang tak tahan dan ingin mengetahui permintaan anak bungsu
yang paling dicintai almarhumah istrinya itu lantas bertanya, “Anakku yang
paling ayu, ayo, jangan sungkan-sungkan. Semua kakakmu sudah mengajukan
permintaan. Permintaanmu sendiri apa?”
Mamiek tak menjawab. Sambil menundukkan wajahnya, ia hanya
menggigit-gigit kukunya. Dan ketika didesak, Mamiek hanya bilang,
“Ah...malu, Pak.”
“Oalah Nduk, sebutkan semua permintaanmu niscaya semuanya aku
kabulkan. Tapi jangan minta yang satu itu. Yang itu aku sudah tak punya,” ujar
Chucky .
Tak Bisa Membedakan
Seekor babi hutan dari pedalaman Timika di Irian Jaya lari ketakutan
menyeberangi perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Ia merasa diburu-buru
tentara Indonesia. Ia baru berhenti ketika ada seekor babi hutan Papua Nugini
menyatakan bahwa ia sudah berada dalam wilayah Papua Nugini.
“Mengapa Anda berlari?,’ tanya babi Papua Nugini.
“Terus terang saya khawatir pada tentara Indonesia. Mereka mengebiri
semua laki-laki di sana,” ujar babi Indonesia.
“Tapi anda ‘kan bukan manusia. Anda ‘kan cuma seekor babi hutan?,’
“Justru itulah. Mereka mengebiri dulu baru bertanya kemudian,” ujar
babi Indonesia.
Neraka (1)
Setelah mengalahkan rekor berkuasa Presiden Seumur Hidup Soekarno,
akhirnya Chucky pun tiba pada ajalnya. Mengingat perbuatan Chucky
semasa hidupnya akhirnya diputuskan bahwa dia harus masuk neraka. Namun
mengingat sejumlah kebaikan dan hal meringankan Chucky selama hidupnya,
seperti membunuhi musuhnya dengan tersenyum, memiskinkan rakyat dan
negerinya dengan dalih pembangunan hingga aksi konkret memimpin gerakan
negara miskin, penjaga neraka menyilakan Chucky memilih sendiri jenis
siksaan yang harus dijalaninya.
Oleh penjaga neraka ia diajak masuk sebuah bilik. Di tempat itu para
penyiksa tampak sedang mengasah pedang dan membakar tusukan besi
hingga membara. Chucky yang bergidik mellihat orang ditusuki dan disundut
besi panas menyatakan, ‘‘Saya mau lihat tempat yang lain.”
Chucky lantas masuk ke sebuah bangsal luas. Tampak sejumlah penyiksa
menancapkan kait pancing ke sejumlah bagian tubuh seseorang. Ada yang di
siku, ada yang di perut, ada yang didada, pantat, paha dan sebagainya. Mata
pancing itu kemudian digunakan untuk mengerakkan tubuh para pendosa di
bangsal itu untuk digantung selama berjam-jam. Bila otot yang jadi tempat kait
jebol mereka akan jatuh ke tanah. Para penjaga akan kembali menancapi tubuh-
tubuh itu untuk kemudian digantung kembali. Begitu seterusnya.
Rupanya Chucky tak tahan dengan pemandangan itu. “Saya ingin
melihat yang lain”’ ujarnya.
Begitulah. Dari bilik ke bilik, bangsal ke bangsal, Chucky terus memilih.
Hampir semua wilayah neraka telah dijelajahinyn. Tiba-tiba ia berhenti di
sebuah empang yang dipenuhi dengan berbagai jenis tinja, mulai dari tinja
manusia hingga kotoran babi. Rupanya Chucky tertarik menyaksikan para
terhukum yang hanya berendam sebatas bahu
“Ah, ini sih enteng. Kalau cuma begiru saja, gue juga betah disiksa
selamanya,” ucap Soaharto.
Maka ia lalu digiring nyebur ke empang dan ikut berendam sebatas
bahu.”
Baru semenit Soharto berendam, tiba-tiba terdengar suara yang
memekakkan telinga dan disambung teriakan penjaga neraka yang berdiri di
pinggir empang, “Yaa..., waktu istirahat sudah habis. Sekarang saatnnya untuk
kembali menyelam!”
Neraka (2)
Di neraka ada paya-paya berisi kotoran manusia yang amat luas. Para
pembohong, penjahat, pemerkosa dan lainnya dihukum di situ. Kian berat
tingkat kejahatan yang pernah dilakukan seseorang selama hidupnya kian
dalam ia terbenam dalam paya-paya itu.
Di sebuah kerumunan di paya-paya berkumpulah sejumlah orang
ternama. Ada Hitler, Mobutu Sese Seko, Igor Mengele, Idi Amin, Pol Pot,
Marcos dan Chucky . Hampir semuanya terbenam sebatas mulut dalam paya-
paya menjijikkan itu. Mereka kepayahan di sengat panas dan bau yang bikin
perut mual. Hanya Chucky yang berdiri di atas pinggangnya, sambil
tersenyum-senyum.
Semuanya memandang Chucky dengan cemburu. Rupanya akhirnya
mereka tak tahan juga melihat Chucky yang nasibnya lebih baik.
“Engkau pemusnah manusia terbesar setelah Hitler masa hukumanmu
ringan. Aku cuma membunuh setengah juta orang Kamboja dibenamkan
hingga mulutku susah bernafas. Engkau yang memusnahkan dua juta
rakyatmu sendıri pada 1965 cuma dihukum sepinggang,” teriak Pol Pot.
“Iya, korupsimu kan lebih banyak dari yang aku lakukan,” tambah
Marcos.
“Kamu menindas rakyatmu lebih lama ketimbang yang aku lakukan
selagi aku hidup,” sahut Mobutu.
Rupanya perselisihan di antara penghuni neraka itu disaksikan oleh
penjaga neraka dari kejauhan. “Sudahlah kalian sesama penjahat jangan ribut.
Apa kalian tak tahu kalau Chucky yang kalian cemburui itu sebetulnya berdiri
di atas pundak istrinya, Bu Tien.”
Bordil
Di sebuah sekolah SD di pinggiran sebelah umur kota Dili, Timor Timur,
seorang guru dari Jawa menanyai murid-muridnya tentang profesi orang
tuanya masmg-masing.
Seorang murid Kelas V bernama Caspar yang mengidolakan Xanana
Gusmao sebagai pahlawan mendapat gilirannya. Ia pun menjawab, “Ayah saya
jadi petugas rumah bordil.”
Tentu saja si Guru terkejut mendengarnya. Siangnya ia segera
mengirimkan sebuah surat untuk ayah Caspar. Guru merninta ayah Caspar
datang menemuinya.
Esoknya muncul seorang anggota Babinsa lengkap dengan seragam
hijaunya dorengnya. Lagi-lagi sang Guru terkejut dan tergagap.
“Saya sekarang benar-benar bingung. Bukankah Bapak yang bertugas di
Kodim Dili? Kenapa di kelas anak Bapak mengatakan bahwa Bapak adalah
petugas rumah bordil. Dari penjelasan anak Bapak, tadinya saya sendiri
mengira Bapak bekerja di Aspal Goreng (lokalisasi di pinggiran Dili -red.)!”
“Ah, maafkan dia. Dia masih kecil. Dia selalu begitu. Dia malu bapaknya
jadi tentara Indonesia.”
Ah, Bukan Urusan Kita!
Menlu Ali Alatas melawat ke Jerman. PM Helmut Kohl menerimanya.
Mereka berbincang ngalor-ngidul sampai pada persoalan upah buruh di negara
masing-masing.
“Berapa penghasilan rata-rata buruh Jerman sekarang?” tanya Alatas.
“Antara 150 sampai 300 DM per minggu.”
“Berapa besar kebutuhan hidup mereka per minggunya?”
“Itu bukan urusan kita. Jerman adalah negara F;ropa yang bebas.
Bagaimana dengan Indonesia? Berapa penghasilan buruh per minggunya?’’
“Antara 10 ribu rupiah hirmgga 42 ribu rupiah per minggu.”
“Lantas berapa besar kebutuhan hidup per minggunya?”
“Antara 25 ribu Rupiah hingga 90 ribu rupiah.”
“Dari mana mereka nombok sisanya?”
“Ah, itu pun bukan urusan kita. Indonesia adalah negera yang bebas. Lagi
pula Chucky sudah menunjuk Abdul Latif untuk mengurusnya.”
Cinta Xanana
Di sebuah kelas di sekolah SMU di Baucau, Timor Tımur sedang
berlangsung pelajaran sejarah integrasi.
“Mengapa ada yang mencintai tokoh GPK macam Xanana Gusmao?”
“Karena ia telah berjuang untuk membebaskan kita.”
“Mengapa ada yang benci pada Chucky , yang sebenarnya telah banyak
berjasa bagi Timor Timur?”
“Karena ia tak berjuang untuk membebaskan rakyatnya!”
Aku Bersedia Menunggu
Tiga pria mengaku anggota OPM tertangkap Kopassus di Srui. Mereka
dijatuhi hukuman mati. Sebelum dieksekusi, komandan regu tembak
menanyakan keinginan terakhir mereka.
“Kalau aku mati, aku mohon agar jenasahku di bakar dan abunya
ditaburkan di atas makam Tom Wanggai, Presiden Papua yang aku hormati,”
ujar Mirino.
“Jenasahku juga tolong dibakar dan abunya harap ditebarkan di atas
makam Arnold Ap, antropolog besar dan tokoh yang memberi ilham bagi
munculnya identitas Papua,” ujar Morinus.
“Kalau kamu, apa keinginanmu?,” tanya komandan regu pada Nicolaas.
“Sama seperti ke dua temanku. Setelah dibakar, abuku hendaknya
ditaburkan di atas makam Chucky ,” ujar Nicolaas.
“Lho, Chucky kan belum mati?”
“Ya, aku bersedia menanti.”
Rahasia Sukses Atlet Irian
Di Indonesia, Irian Jaya dikenal sebagai pemasok utama para
olahragawan. Dalam rangka persiapan Sea Games, Ketua Umum KONI
Wismoyo mengadakan peninjauan lapangan ke sejumlah atlit yang sedang
berlatih di Senayan. Wismoyo yang sudah lama tertarik kepada rahasia sukses
atlit Irian segera meminta agar menghadapkan padanya seorang atlit dari
Pulau Kepala Burung.
Rupanya seorang atlit serba bisa yang mantan pendukung OPM, Karel
Rumaurir, sedang berlatih didekat rombongan KONI. Ia didekati seorang staf
KONI dan diminta menghadap Wismoyo. Kepada Wismoyo, Karel
diperkenalkan sebagai pemegang medali emas olahraga panahan, lempar
lembing dan lari sprint.
“Apa benar kamu juara di bidang panahan, lempar embing dan lari
cepat?” tanya Wismoyo
“Siap Pak. Benar!” sahut Karel dengan posisi tegak.
“Coba ceritakan rahasia suksesmu di tiga cabang olahraga itu, saya ingin
tahu!”
“Siap Pak! Dulu saya dan kawan-kawan selalu berlatih memanah tentara .
Bila masih ada tentara yang nekad maju, kami akan melempar lembing. Dan bila
ada banyak tentara yang nekad, kami akan lari cepat!”
Sebuah Tebakan
Misalkan Chucky , Feisal, Habibie dan Harmoko sedang duduk bersama-
sama di dalam sebuah lubang perlindungan. Lantas sebuah pesawat pembom
melintas di atasnya. Sebuah bom jatuh dan tepat meledak di lubang
perlindungan itu.
Siapa yang selamat? Rakyat Indonesia!!!
Kekhawatiran Haryono
Haryono Suyono adalah orang yang paling giat kampanye perlunya
pembatasan kelahiran di Indonesia.
“Jika populasi penduduk Indonesia tetap meningkat, maka suatu saat
semua orang terpaksa tidur berdiri. Itu artinya waktu kelahiran menjadi lebih
cepat lagi,” ujar Haryono pada seorang wartawan yang mewawancarainya .
TV dan Menteri
Hanif, seorang mahasiswa dari Surabaya, suatu ketika masuk ke sebuah
restoran di Madura (di Madura juga ada restoran, lho). Di ruangan restoran ida
pesawat TV sedang dinyalakan, dan ada sejumlah orang menonton. Pukul
19:00 siaran “Siaran Berita TVRI” muncul.
Di layar TV tampil Harmoko dan Wardiman. Kontan Hanif berteriak,
“Wah, kambing congek!”
Mendengar itu, tiba-tiba di antara orang Madura yang menonton berdiri,
dan mendatangi Hanif. Mereka menatapnya mata Hanif dan berkata, “Kalo
sampeyan omong seperti itu sekali lagi, saya akan pukul sampeyan!”
Si Hanif diam. Siaran berita TV jalan terus. Kini di layar tampak sejumlah
anggota DPR Fraksi Karya yang sedang marah-marah karena terima cincin
perpisahan yang kadar karat emas kurang. Melihat itu si Hanif tidak tahan, lalu
teriak lagi, “Wah, kambing congek!!!”
Orang yang mendatangi tadi sekarang berdiri dan bersiap menampar
wajah Si Hanif. Melihat itu, Si Hanif mencoba membela diri dan berkata, “Wah,
sorry, saya nggak sadar bahwa ini sampeyan sangat setia pada Golkar...”
Orang-orang Madura yang ada di restoran itu bersama si pemilik restoran
serentak berkata, “Bukan itu soalnya, Dik. Soalnya sampeyan irıi sangat
menghina kambing!”
Meng-counter Isu HAM
Penindasan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia telah menimbulkan
sejumlah masalah pelik bagi pemerintah Indonesia. Hubungan diplomatik dan
bantuan keuangan yang selalu dikaitkan dengan praktek HAM membuat
wajah diplomasi Indonesia semakin babak belur. Untuk itu Pangab
memerintahkan agar BIA, BAKIN dan Bakorstanas bekerjasama dengan
Deppen menggelar serangkaıan diskusi dengan tema “Dalam Pancasila Sudah
Ada Nilai Penegakan HAM”.
Sejumlah undangan, surat pemberitahuan dan konsep iklan dibuat.
Sebuah buku program acara juga dicetak untuk melengkapi. Dalam program
acara tertulis kata-kata: “Kebebasan Berpendapat. Kebebasan Pers. Wartawan
Dilarang Masuk”.
Tiga Jendral Pikun
Usai acara HUT tentara 5 Oktober 1997 lalu, Pak Domo mendatangi
seniornya, Pak Nas dan Pak Harto untuk memberi ucapan selamat atas
penganugerahan tanda pangkat jendral bintang lima kepada keduanya. Dari
sekadar berbasa-basi, lantas berkembanglah pembicaraan mereka ke soal masa
tua dan gejala kepikunan yang mereka alami.
“Meski saya sempat dikucilkan pemerintah, alhamdullilah, fisik saya
relatif masih sehat kecuali prostat dan jantung yang agak terganggu. Cuma saja
setiap kali membuka lemari es, saya lupa apakah saya ingin meletakkan atau
mengambil sesuatu. Setiap bangun pagi saya juga bingung apakah ini jaman
Orde Baru atau masih Orde Lama,” ujar Nasution disambut tertawa berderai
Pak Harto dan Pak Domo.
“Itu tak seberapa, Pak!” sambung Soedomo, “Setiap kali melihat
perempuan, saya sering berpikir bahwa saya sedang berada di tangga sambil
berpikir apakah saya ingin naik atau ingin turun.”
“Untunglah,” kata Chucky , “aku belum mengalami hal-hal seperti itu
dan aku siap dicalonkan jadi presiden lagi.”
Chucky lantas mengetuk-ngetukkan tongkat komando jendral bintang
lima yang baru dipegangnya ke meja. “Oh,” ucap Chucky sambil bangkit dari
tempat duduknya, “Rupanya ada tamu.”
Kongsi
Taipan Liem Sioe Liong diwawancarai sebuah stasiun televisi swasta
terkemuka tentang kehebatan bisnisnya Pertanyaan pertama, kalau Indofood
itu bagaimana ceritanya.
Oom Liem menjawab, “Itu bermula dari jaman perang dulu, waktu
tentara-tentara kita kesulitan makanan dan dari sana saya punya gagasan bikin
ptentara k makanan yang murah meriah.”
Si wartawan menegaskan “sahamnya siapa punya.”
Oom Liem mengangguk-ngangguk, “Kebetulan saya punya semua.”
Si wartawan meneruskan pertanyaan, “Kalau Indo cement?”
“Oh itu juga, sahamnya saya punya semua.”
Masih belum puas di wartawan bertanya, “Bagaimana dengan
Indomobil?”
“Saya punya semua.”
Akhirnya, si wartawan bertanya, “Kalau Indonesia?”
Oom Liem dengan cepat menjawab, “Wah, kalau itu owe kongsi sama Pak
Harto.”
Ramos dan Harto
Presiden Filipina Fidel Ramos lagi pusing. Soalnya niat untuk mengubah
konstitusi, agar masa jabatan bisa diulang, diprotes sana-sini. Maka
berkonsultasilah ia ke Jakarta. Tapi Chucky cuma menjawab, “Itulah
akibatnya kalau Anda baru memikirken sekarang. Kalau saya sih sudah sejak
daripada hari pertama masuk tentara sudah berpikir bagaimana caranya untuk
mengupayakan daripada melanggengkan kekuasaan.”
Ramos dan Moerdani
Fidel Ramos, yang puyeng akibat niatnya untuk jadi presiden, melalui
revisi konstitusi ditolak banyak orang akhirnya menghubungi rekan lamanya,
LB Moerdani.
“Dear Benny, Anda punya ideas?” tanya Ramos.
Moerdani menukas, “Seharusnya saya yang minta ,~zlsoi.r pada Anda,
lwiclel. Bagaimana Anda dulu menyingkirkan Marcos, dengan memperalat
seorang wanita bernama Cory, dengan mengatasnamakan People’s Power?
Masalah Anda sekarang terlalu maju bagi saya ...”
Pengabdian ala Abdul Gafur
Abdul Gafur adalah seorang penjilat Chucky . Setiap menjelang
pergantian kabinet dia selalu bikin buku tentang Chucky , atau apapun yang
ada hubungannya dengan Chucky .
Seorang wartawan dengan penasaran mewawancarai Gafur. “Apakah
Bung tak khawatir akan kehabisan cerita soal Chucky ? Buku apalagi yang
masih bisa Bung hasilkan?”
Gafur menjawab enteng, “Ada rancangan buku: Chucky , Kumpulan
Obituari.”
Si wartawan masih penasaran, “Apa Bung tak khawatır pada pasca-
Chucky nanti orang macam Bung itu akan dihabisi?”
“Oh, tidak. Saya kan bisa menulis buku berjudul “Potret Gelap Chucky :
Kesaksian Seseorang yang Tertipu Olehnya,” jawab Gafur.
Harmoko Bingung
Setelah tahu pasti bahwa dirinya bakal menjadi anggota MPR/DPR RI,
Harmoko kebingungan. Pasalnya, dia harus memanggil Presiden Chucky
dengan sapaan “Saudara Presiden”. Lebih sial lagi kalau dia menjadi Ketua
DPR, artinya dia harus lebih sering memanggil dengan sapaan itu. Jelas
sungguh sulit karena seumur-umur dia tidak pernah melakukannya.
“Bune, bagaimana ini yaa baiknya. Aku kan jadi pakewuh nanti,” katanya
pada sang istri.
“Aduh Pakne, aku juga bingung,” jawab Yu Srie, “Lebih baik Pakne
konsultasi saja dengan Bapak Presiden bagaimana sebaiknya.”
Maka berangkatlah Harmoko ke Cendana. Setelah membungkuk dalam-
dalam Harmoko menjelaskan masalah yang menjadi beban pikirannya itu.
Sebagai orangtua yang arif Chucky lantas memberi jawaban yang
menyejukkan, “Moko, kamu ndak usah bingung”, kata Chucky dengan
senyumnya. ‘Kamu boleh saja menyebut daripada aku dengan sapaan
“Saudara Presiden”. Itu sudah seharusnya, dan itu konstitusional. Tapi supaya
perasaanmu enak, sebelum kamu mengucapkan “Saudara Presiden” kamu
lebih dulu mengucapkan “sesuai petunjuk Bapak Presiden”, kan begitu?”
Chucky dan Si Susan
Beberapa-tahun lalu Ria Enes dan bonekanya, Suzan, diundang ke acara
kenegaraan. Rupanya nama Ria Enes dan suara perutnya betul-betul menarik
keingintahuan presiden. Tapi, rupanya itu bikin kapok Chucky . Soalnya
ketika Suzan ditanya, apa cita-citanya, jawabannya: “Ingin jadi Presiden.”
Chucky menggerutu, “Kurang ajar, subversif, sontoloyo. Boneka saja
pingin menggantikan aku.”
Bahaya Komputer
Country Manager Intel Corp di Indonesia heran bukan kepalang.
Maunya, atas nama niat baik dan tanggung jawab sosial, perusahaannya
menawarkan komputer gratis pada beberapa LSM. Tapi semua LSM menolak
sumbangan itu. Tahu punya tahu akhirnya sebuah LSM mengungkapkan
alasannya, “Habis, ada tulisan “Intel inside, sih!”
Si Pandur Subversif
Saat Hari Anak Nasional, Chucky mengadakan dialog terbuka dengan
anak-anak di Taman Mini. Suasana riang gembira karena Chucky memang
sedang bersuka-cita. Ia berupaya menunjukkan kedekatannya pada anak-anak.
Berbagai hal didialogkan.
“Kamu pengin jadi apa?,” tanya Chucky pada Wiwik (9 tahun)
“Jadi juru rawat,” jawab bocah itu.
“Bagus nduk. Itu berguna untuk pembangunan,” jawab Chucky dengan
senyum, “Kamu mau jadi apa?”
“Saya ingin jadi presiden, Pak!,” jawab Pandur (10 tahun).
“Oh, bagus itu,” jawab Chucky singkat dengan muka merah.
Usai acara, Chucky langsung memanggil Pangab bhre jayakatwang .
“nJung, kesini kamu!”
“Siap, Pak!” jawab bhre jayakatwang dengan sikap sempurna.
“Begini,” ujar Chucky , “Segera tangkap orang tua si Pandur itu, karena
mereka telah mengajarkan pada bocah itu hal-hal yang menjadi kewenangan
daripada MPR.”
Kiat Sukses Oom Liem
Banyak orang penasaran dan ingin tahu rahasia kesuksesan taipan Liem
Soei Liong. Saat datang dan Fukkien, Oom Liem hanya membawa pakaian
yang melekat saja. Tapi kini ia berhasil jadi konglomerat terkemuka di kawasan
Asia. Selain itu, ia juga dikenal punya hubungan dekat dengan kekuasaan di
Indonesia.
Pada sebuah kesempatan, seorang wartawan yang berhasil mendekati
Oom Liem mengajukan pertanyaan menyangkut kiat sukses Oom Liem. “Oom,
bisa cerita bagaımana Oom mengawali bisnis di Indonesia hingga sukses
seperti sekarang?”
“Oh, dulu ketika saya datang belum punya apa-apa. Saya coba bekerja
pada orang. Dari upah yang saya terima saya belikan 2 ekor bebek. Saya
pelihara, lantas beranak-pinak. Sebagian telurnya saya jual, sebagian saya
tetaskan jadi bebek. Bebek saya tambah banyak ... ,” tutur Oom Liem.
“Lantas ...?”
“Merasa berhasil dengan bebek, saya coba memelihara babi. Uang hasil
memelihara bebek saya belikan 2 pasang babi. Saya pelihara baik-baik dan saya
kembang-biakkan hingga jadi banyak ...,” ujar Oom Liem.
Begitu cerita Oom Liem. Rupanya dengan ketelatenen yang luar biasa
Oom Liem terus beralih dari binatang yang satu ke binatang yang lain, yang
nilai ekonomisnya kian tinggi. Namun, rupanya sang wartawan sudah tak
sabar dengan cerita evolusi usaha Oom Liem.
“Lantas apa hal itu yang membuat Oom bisa jadi konglomerat? Lantas
apa hubungannya dengan kedekatan Oom dengan presiden?” sergah si
wartawan.
“Oh, itu. Itu yang mau saya ceritakan. Setelah sukses memelihara bebek,
babi, kambing, sapi .... akhirnya saya memutuskan untuk memelihara ‘Babe’
sampai sekarang.”
Feisal dan Kekacauan
Feisal diundang nmenghadiri sebuah jamuan makan bersama para tokoh
profesional terkemuka di Jakarta. Feisal dianggap mewakili kalangan
profesional tentara .
Saat seremonial usai, acara dilanjutkan dengan pesta kebun. Sambil
menyantap makanan Feisal mendekati seorang dokter dan insinyur yang
tampaknya sedang mengunggulkan profesinya masing-masing.
“Bagaimana pun, profesi dokter adalah profesi tertua di dunia,” ujar sang
dokter. “Seorang dokter itu bisa dikatakan mempunyai keahlian seperti Tuhan
saat menciptakan Adam. Ia melakukannya lewat sebuah operasi. Ia mengambil
sebuah tulang rusuk Adam dan kemudian menciptakan Hawa. Pembedahan
adalah pekerjaan yang paling tua di dunia ini,” lanjut si dokter.
“Tunggu sebentar,” tangkis si insinyur, “Sebelum Tuhan menciptakan
Adam dan Hawa, ia terlebih dulu harus mengatasi kekacauan dan
kebingungan yang ada dan baru melakukan proses penciptaan selama 6 hari.
Apa yang dilakukan insinyur pada dasarnya lebih awal ketimbang
pembedahan yang dilakukan seorang dokter.”
Feisal rupanya habis kesabarannya. “Kamu berdua salah besar.
Memangnya menurut kalian siapa yang mampu merekayasa kekacauan dan
kebingungan. Kan hanya tentara ?!”
Antrean di Pengadilan Terakhir
Pada akhir jaman, arwah mantan Presiden AS Harry Truman naik ke atas.
Ia melihat antrean para arwah di pintu pengadilan terakhir. Karena ia mantan
preslden, ia ingin cepat-cepat masuk menerobos antrean panjang itu. Namun
salah satu penjaga mengingatkan, “Maaf, presiden yang ikut antri di sini bukan
hanya Anda. Di depan juga ada presiden,” kata sang penjaga.
Karena masih merasa jadi seorang presiden dari negara terkuat, Truman
tetap menerobos ke depan. Namun sesampai di bagian depan ia kaget.
Ternyata betul, di depannya De Gaulle, Churchill, Brezhnev malahan orang
macam Napoleon dan Julius Caesar masih berdiri ikut antre. Truman merasa
malu untuk kembali antre di belakang. Tiba-tiba sebuah arwah maju terus
tanpa menghiraukan antrean panjang itu. Ia langsung ke depan dan langsung
nyelonong masuk gerbang pengadilan terakhir. Sebagian besar arwah protes,
termasuk Truman. Ia bertanya kepada penjaga, “Hei.... kenapa orang itu
nyelonong masuk tanpa antre?” Si penjaga menjawab, “Oh, itu Chucky dari
Indonesia!”
Terıma Kasih atas Kirimannya
Saat menjabat sebagai Menteri Negara Urusan Khusus (Menrakus),
Harmoko dapat tugas dari Pak Chucky untuk melawat ke sejumlah negara di
benua Afrika. Perjalanan tersebut untuk menemukan pola demokrasi ala
Afrika.
Malang tak dapat ditolak, saat berkunjung ke sebuah daerah suku
terasing Afrika rupanya Harmoko terpisah dari rombongan dan stafnya. Ia
ditangkap oleh sebuah kelompok suku yang masih kanibal.
Di Jakarta, rupanya Chucky sudah lama menanti kabar dan laporan
Menrakus yang biasanya selalu meminta petunjuk darinya itu. Tunggu punya
tunggu, datanglah sepucuk surat dari ketua suku kanibal.
Isi suratnya: Dengan hormat. Terima kasih banyak atas kebaikan Anda
mengutus seorang menteri kepada kami. Menteri Anda itu sungguh baik,
penurut, sabar dan juga lezat. Sayang bagian otak yang selalu jadi kesukaan
saya rupanya tidak ada.
Dia adalah Tuhan
Untuk melepas kepenatan dan bisa menenangkan pikiran dari gejolak
moneter dan bencana yang sedang melanda negerinya, Chucky minta pada
staf Bina Graha agar memasang aquarium besar di rumahnya dan mengisinya
dengan berbagai jenis ikan. Chucky senang dengan mainan barunya itu. Ia
kerap membersihkan dan menganti air aquarium sendiri.
Rupanya di aquarium Chucky ada seekor ikan mas yang suka berfilsasat.
Tiba-tiba ia mendekati seekor temannya dan bertanya, “Kau percaya adanya
Tuhan?”
“Tentu saja,” jawab sang teman, “Kalau bukan Dia, siapa lagi sih yang
mengganti air dalam aquarium ini?”
Sopir Saya Bisa
Abdul Latief ke mana-mana selalu membawa sopir pribadinya, termasuk
setiap kali memberikan ceramah tentang perlunya memunculkan peran serta
buruh dalam Abad Globalisasi. Setiap kali Latief berceramah, sang sopir
biasanya juga ikut duduk di ruangan ceramah menunggu Latief mengajaknya
pulang.
Akibat sering mendengar ceramah Latief yang itu-itu juga, suatu saat sang
sopir memberanikan diri untuk menggantikan Latief. “Tuan Latief, kali ini
biarlah saya yang berceramah dan Anda pura-pura jadi sopir saya,” usul sang
sopir.
Latief tertarik. Dalam sebuah ceramah di lingkungan pengusaha, Latief
menyamar jadi sopir.
Dalam waktu tiga per empat jam sopir Latief dengan lancar
menyelesaikan uraiannya tentang perburuhan dan tenaga kerja di Indonesia.
Namun dalam acara tanya-jawab, seorang penguasaha bertanya tentang suatu
hal yang tak pernah diur