Perancangan ini berangkat dari keinginan untuk mengenalkan perjalanan
sejarah negara kita terutama dari masa lampau yang tidak begitu dikenal oleh
warga modern, salah satunya yaitu kisah tentang raja Airlangga dari
Kerajaan Kahuripan yang berdiri berkisar tahun 1019-1049.
Disainer mengumpulkan data pustaka tentang kisah raja Airlangga dalam
tujuan perancangan untuk kemudian dianalisis dan dikembangkan. Data hasil
analisis ini kemudian akan di pikirkan untuk menentukan media dan bentuk visual
yang kreatif.
Kesimpulan yang didapat dari perancangan ini yaitu, negara kita memiliki
perjalanan sejarah yang sangat panjang, mulai dari masa kerajaan hingga menjadi
negara merdeka seperti sekarang. Namun apresiasi warga terhadap berbagai
hal yang berbau sejarah terbilang kurang terutama oleh generasi muda. Yang
dalam perancangan ini yaitu dengan cara disajikan dalam bentuk komik novel
sejarah, dimana ada perubahan dan modifikasi dibeberapa bagian cerita dari
kisah aslinya yang disesuaikan dengan kondisi sekarang ini.
Dewasa ini buku cerita berupa komik dan novel grafis sangat
popular dikalangan warga negara kita , terutama anak-anak muda.
Tema yang disajikan dalam komik sangat beragam mulai dari berbagai
hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, olahraga, teknologi,
sejarah, hingga tema fiksi hasil dari imajinasi komikus/pengarangnya.
Selain itu daya tarik lainnya yaitu banyaknya gaya gambar
penceritaan yang berbeda-beda dari komik yang satu dengan yang
lainnya dengan membawa ciri khasnya masing-masing.
Fenomena novel grafis dengan tema sejarah negara kita dapat
ditemukan produknya di masa sekarang ini. Banyak komikus yang
memilih tema ini sebab negara kita memiliki perjalanan sejarah yang
sangat panjang, mulai dari masa kerajaan hingga menjadi negara
merdeka. Salah satunya yaitu sejarah mengenai keberadaan seorang
raja yang bernama Airlangga dari kerajaan Kahuripan dari abad ke-10.
Sejarah Mataram Kuno terbagi menjadi tiga dinasti yang berkuasa,
di Jawa Tengah yaitu wangsa Sanjaya dan wangsa Sailendra.
Kemudian pindah ke Jawa Timur dikuasai oleh wangsa Isyana.
Airlangga memiliki garis keturunan dari wangsa Isyana yang dia
peroleh dari ibunya yang berasal dari kerajaan Medang. sedang
ayahnya yaitu seorang raja dari kerajaan Bedahulu, Bali. Wangsa
Isyana yaitu dinasti terakhir yang memerintah di kerajaan Medang
dengan raja terakhir yaitu Raja Dharmawangsa Teguh, yang tidak lain
yaitu mertua Airlangga
Sosok Raja Airlangga tidak bergitu dikenal oleh warga
modern sebab kerajaan Kahuripan hanya berdiri dalam kurun waktu
yang tidak terlalu lama, hanya berkisar tahun 1019-1049M atau dengan
kata lain hanya Airlangga lah raja Kahuripan satu-satunya. Kerajaan
Kahuripan yaitu kerajaan lanjutan dari kerajaan Medang yang
berlokasi di Tamwlang, Jawa Timur. Letak pasti kerajaan Kahuripan
telah berpindah ke daerah Daha, Kediri. Hal ini disebabkan oleh
gejolak politik yang terjadi.
Hal ini bertujuan untuk membuat alur cerita yang menyenangkan
dan dapat dinikmati oleh semua kalangan warga .Ilustrasi yang
sederhana namun juga menarik dan tidak menimbulkan kesan jenuh
khususnya bagi generasi muda, mengingat banyaknya dialog atau
captions yang ada dalam sebuah novel grafis. Oleh sebab itu
diperlukan suatu media sebagai penyalur informasi yang dapat
diterima oleh generasi muda. Perancangan media yang menarik dan
komunikatif sehingga diharapkan generasi muda dapat tertarik untuk
mempelajari sejarah negara kita lebih lanjut. Mengingat sejarah yaitu
kejadian masa lampau yang selalu berulang sehingga hikmah
perjuangan yang telah dihasilkan dapat digunakan untuk menghadapi
situasi serupa dimasa yang akan datang.
Bagaimana merancangkisah perjalanan hidup Raja Airlanggabagi
generasi muda,sehingga nilai dari perjuangan Airlangga dapat disusun
dengan pendekatan visual sehingga menarik dan komunikatif ?
3. Teori dan Metode
a. Metode Penelitian
Jenis metode yang akan dipakai dalam perancangan ini yaitu
pendekatanhistoris, yakni penelitian yang bertujuan untuk
merekontruksi peristiwa masa lampau secara sistematis dan objektif,
dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memferivikasibukti-bukti
yang diperoleh untuk mengungkap fakta dan memperoleh kesimpulan
yang kuat. Perancangan tentang sejarah yang disusun secara menarik
dan komunikatif dimana ada penambahan ataupenyesuaian objek
adegan maupun dialog tertentu dalam cerita dengan maksud untuk
mempermudah menyampaikan nilai atau hikmah dari sejarah ini
dengan cara mengumpulkan data-data dokumen tertulis yang terkait.
b. Metode Analisis data
HAnalisis data penelitian ini menggunakan teori 5 W + 1 H
(Apa, Siapa, Dimana, Kapan, Mengapa, Bagaimana).Metode ini
dipilih dalam penerapannya teori 5W+1H bertujuan untuk
mengumpulkan informasi dan menganalisis permasalahan yang ada
sehingga dapat ditentukan solusi yang tepat untuk mengatasinya.
1) What
Buku sejarah tentang Raja Airlangga hingga saat ini belum ada
oleh sebab itu dirancang sebuah buku novel grafis. Novel grafis
sejarah Raja Airlangga dirancang dengan maksud mengajak
generasi muda untuk lebih mengenal sosok dan kehidupan
Airlangga dari sisi fiksi.
2) Who
Menceritakan tentang kehidupan Airlangga sebagai seorang raja.
Mulai Airlangga remaja dan masih bergelar pangeran hingga
menjadi seorang raja di kerajaan Kahuripan. Kisah-kisah
romantika dan perjuangannya mempertahankan kerajaan.
gan yaitu developer game dan penggemar game negara kita .
3) Where
Lokasi cerita yaitu daerah Jawa Timur sebab kerajaan
Kahuripan yaitu kerajaan lanjutan dari kerajaan Medang yang
berlokasi di Tamwlang, Jawa Timur. Namun sebab suatu alasan
lokasi kerajaan nantinya akan berpindah ke daerah Daha, Kediri.
4) When
Novel grafis sejarah ini bersetting di kerajaan Medangsebelum
tahun 1016 M dan kerajaan Kahuripan yang berdiri berkisar
tahun 1016-1049M (abad ke-10).
5) Why
Dipilihnya media novel grafis sebab bersifat fleksibel dan lebih
mudah digunakan untuk target generasi muda. Disajikan dengan
model fiksi yang bertemakan sejarah bertujuan untuk mengajak
generasi muda belajar tentang kehidupan Airlangga.
6) How
Perancangan novel grafis ini disusun berdasar cerita asli
yang mana akan ada beberapa penambahan cerita, adegan,
karakter ataupun dialog yang disesuaikan dengan imajinasi
komikus/pengarangnya. Hal ini dimaksudkan untuk membentuk
alur cerita yang menarik dan tidak monoton. Oleh sebab itu
komik ini disebut sebagai komik novel sejarah.
B. Pembahasan dan Hasil Penelitian
1. Pembahasan
a. Konsep kreatif
Tujuan utama dari pembuatan buku novel grafis ini yaitu
sebagai media pembelajaran kepada generasi muda untuk lebih
mengenal sejarah. Menciptakan media pengenalan dan informasi
yang mengangkat budaya dan kearifan lokal negara kita , terutama
kebudayaan Jawa Kuno yang menyangkut Kebudayaan Jawa
Timur.
Tema komik secara keseluruhan yaitu sejarah perjalanan
hidup Airlangga. Mulai dari Airlangga masa remaja, konflik
semasa hidupnya hingga Airlangga meninggal. Perjuangannya
dalam merebut kembali kejayaan kerajaan pendahulunya,
bagaimana pemerintahan dijalankan, dan hikmah-hikmah apa yang
dapat diambil dari kisah perjalan hidupnya
Cerita mengambil kisah dari kehidupan nyata dimasa lalu
namun secara keseluruhan cerita yang diambil telah mengalami
modifikasi dari segi alur cerita, visual serta perkembangan tiap
karakter yang ada didalamnya. Sehingga novel grafis l sejarah ini
tergolong dalam cerita fiktif yang berdasar kisah sejarah. Hal
ini bertujuan untuk membuat sebuah alur cerita yang menarik dan
dapat dinikmati oleh target audiens.
Novel grafis ini berukuran A5 penjilidan softcover dengan
kombinasi jenis kertas untuk bagian cover yaitu kertas ivory dan
bagian isi yaitu kertas Art Paper. Pemilihan kertas dimaksudkan
untuk menjaga kualitas dari buku novel grafis ini.
Target audiens primer yaitu generasi muda dengan kategori
wanita-pria kisaran usia 16-50 tahun. Dengan alasan kisaran usia
ini merupakan usia yang siap untuk mempelajari dan memahami
nilai dari hikmah sejarah dari pejuangan Airlangga sebagai seorang
raja. Target sekunder yang lebih umum yaitu warga luas.
b. Perancangan karakter
1) Sinopsis Cerita
Cerita dimulai dengan penjelasan secara naratif tentang
Mahapralaya yang menyebabkan hancurnya kerajaan Medang
serta terbunuhnya Raja Dharmawangsa Teguh. Menjelaskan
secara singkat proses acara pernikahan Airlangga dengan Dyah
Sri Laksmi, putri Raja Dharmawangsa. Kemudian berubah
menjadi medan peperangan akibat serangan dari kerajaan
Wurawari atas perintah dari kerajaan Sriwijaya. Wurawari
menggunakan strategi serangan mendadak yang memang
merupakan strategi perang yang paling banyak digunakan pada
peperangan antar kerajaan pada masa itu.
Klimaks peperangan ini yaitu pertarungan antar raja,
Airlangga dan Wurawari. Serta diselipkan pertarungan antara
Mapanji Tumanggala dan Mpu Narotama dengan Adama
Panudha. Peperangan ini berakhir dengan terbunuhnya Aji
Wurawari ditangan Airlangga dan hancurnya kerajaan
Wurawari. Sebagai sentuhan akhir, akan diceritakan secara
naratif keadaan kerajaan Kahuripan setelah peperangan ini.
2) Karakter
Airlangga
Berusia 32 tahun, bertubuh tegap dan berwibawa.
Sifatnya tegas dan lembut penuh kasih sayang.
Menggunakan pakaian Mahabhusana Rajakaputran
Dahanapura. Sejata keris Jawa yang berisi kekuatan magis.
Pendiri kerajaan Kahuripan yang merupakan kerajaan
lanjutan dari kerajaan Medang atau yang lebih dikenal
dengan Mataram Kuno. Airlangga yaitu putra mahkota dari
kerajaan Bedahulu, Bali. Namun dia kehilangan tahta
Bedahulu sebab telah mempunyai kerajaannya sendiri,
Kahuripan.
Dyah Sri Laksmi
Berusia 31 tahun, dengan rambut panjang dan anggun.
Sifat lembut dan ceria. Menggunakan pakaian Mahabhusana
Rajakaputrian Dahanapura. Putri Raja Dharmawangsa yang
menikah dengan Airlangga. Walaupun tidak ikut terlibat
dalam peperangan memerangi pemberontakan, Dyah Laksmi
lebih berperan dalam masalah intern kerajaan.
Mpu Narotama
Berusia 56 tahun, walaupun sudah tua namun badannya
masih tegap, gemuk tapi berotot. Sifatnya penyayang dan
ceria penuh tawa. Seorang abdi dalem Airlangga dari
kerajaan Bedahulu. Menggunakan pakaian Bhusana
Gagampang Putra yang merupakan pakaian sehari-hari
warga . Mpu Narotama datang ke Jawa bersama dengan
Airlangga ditahun 1016. Setia menemani Airlangga bahkan
saat menghadapi Mahapralaya, peperangan
pemberontakan dan membangun kerajaan Kahuripan. Mpu
Narotama bertarung dengan menggunakan tangan kosong,
dia selalu mengandalkan kekuatan otot badannya dalam
melawan musuh.
Mapanji Tumanggala
Berusia 35 tahun, dengan karakter tenang, badan yang
besar dan kekar. Cerewet dan loyal. Menggunakan pakaian
Mahabhusana Rajakaputran Dahanapura yang telah
disederhanakan. Merupakan tangan kanan Airlangga saat
menjadi raja Kahuripan. Bertugas sebagai jenderal pasukan
dan ahli strategi dalam setiap peperangan. Senjata yang
digunakan yaitu keris Jawa.
Aji Wurawari
Berusia 36 tahun dan mempunyai sifat keras, tegas,
ceria dan penuh dengan ambisi. Menggunakan Mahabhusana
Rajakaputran Singhasaripura. Bersenjata keris yang
mempunyai kekuatan magis. Raja dari kerajaan Wurawari
yang merupakan saingan dari kerajaan Medang.
Wurawarilah yang telah menghancurkan Medang atas
perintah dari kerajaan Sriwijaya. Penyerangan ini dikenal
dengan peristiwa Mahapralaya.
Adama Panudha
Berusia 45 tahun. Sifatnya tertutup, tenang namun
penuh ambisi dan akan menghalalkan segala cara untuk
memenuhinya. Merupakan tangan kanan dan penasehat Aji
Awurawari. Menggunakan Mahabhusana Rajakaputran
Singhasaripura yang telah disederhanakan. Senjata yang
digunakan yaitu keris Jawa.
negara kita memiliki perjalanan sejarah yang sangat panjang, mulai
dari masa kerajaan hingga menjadi negara merdeka seperti sekarang. Salah
satunya yaitu sejarah mengenai keberadaan seorang raja yang bernama
Airlangga dari kerajaan Kahuripan dari abad ke-10. Kisah tentang
perjalanan hidup Airlangga sebagai seorang raja hingga saat ini belum ada
buku atau novel grafisyang memuat tentang perjuangannya. Terlebih
apresiasi warga terhadap berbagai hal yang berbau sejarah terbilang
kurang terutama oleh generasi muda. Sebagian besar dari mereka
menganggap hal-hal yang berhubungan dengan sejarah sebagai sesuatu
yang membosankan serta kuno.
Tugas disainer yaitu menyasar generasi muda untuk mempelajari
dan memahami nilai dari hikmah suatu sejarah, yaitu dengan
mengemasnya ke dalam bentuk yang lebih di terima oleh mereka.Salah
satu media terbaik yang dapat memasukkan nilai-nilai dari hikmah
perjuangan Airlangga yaitu novel grafis dimana disusun secara menarik
dan komunikatif.Perlu dirancang suatu media yang disajikan dalam bentuk
novel grafis sejarah, dimana akan ada perubahan dan modifikasi
dibeberapa bagian cerita dari kisah aslinya.
Tujuan dasar perancangan novel grafis sejarah ini yaitu untuk
dapat menciptakan media pengenalan dan promosi baru untuk
menghadirkan sosok Airlangga serta perjuangannya sebagai seorang raja
kedalam sebuah media komik. Oleh sebab itu tujuan dari konsep kreatif
ini yaitu bisa memberikan kemasan baru untuk menjangkau target
audience yang berbeda sesuai dengan kondisi sekarang ini dalam upaya
melestarikan sejarah negara kita .
Raja Airlangga memerintah di Kerajaan Kahuripan dengan damai dan mampu mensejahterahkan warga nya dari
segi ekonomi, sosial, politik dan agama. ada nya beberapa kasta dalam kepemimpinan Raja Airlangga merupakan
bentuk dari ajaran Hindu pada saat itu, hingga strata ini berorientasi pada beberapa kebijakan Raja Airlangga, dimana
dalam mengambil bentuk kebijakan kesejahteraan warga , Airlangga akan membedakan taraf kenimatan hak mulai dari
Kasta tertinggi yakni; Brahama, disusul Ksatria, hingga yang bawah disebut Kasta Sudra dan Waysa. Sementara bentuk-
bentuk kebijakan yang diambil Raja Airlangga juga cukup berkeadilan meski harus ada pembedaan stratifikasi sosial
yaitu pemberian hak istimewa.
Raja Airlangga merupakan Raja kedua yang
memerintah kerajaan di Jawa Timur. Masa pemerintahan
Raja Airlangga berkisar tahun 1019 – 1042 Masehi.
Sebelum Raja Airlangga memerintah di Jawa Timur yaitu
Raja Mpu Sindok. Raja Mpu Sindok memerintah pada
Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur berkisar tahun 929
– 948 Masehi.
Dalam silsilah Airlangga diketahui berawal dari
anak perempuan Pu Sindok yaitu Sri Isanatunggawijaya
menikah dengan Sri Lokapala dan mempunyai anak Sri
Makutawangsawardhana, kemudian Sri
Makutawangsawardhana mempunyai anak
Gunapriyadharmmapatni atau Mahendradatta yang
menikah dengan Dharmmodayana, putra mahkota Dinasti
Warmadewa dari Bali dan mempunyai tiga orang putra
yaitu Airlangga, Marakata Pangkaja dan Anak Wungsu.
Raja Airlangga memerintah di Kerajaan
Kahuripan dengan damai dan mampu mensejahterahkan
warga nya dari segi ekonomi, sosial, politik dan agama.
Perihal catatan sejarah ini dibuktikan dengan adanya
beberapa prasasti yang dikeluarkan pada masa
pemerintahan Raja Airlangga. Dalam masa
pemerintahakannya, Raja Airlangga banyak mengeluarkan
prasasti Kamalagyan yang dibuat pada tahun 1037 Masehi,
Prasasti Kakurugan I (1023 M / 945 Saka), Prasasti
Kakurugan II (1023 M / 945), prasasti Terep I (1032 M /
954 Saka), Prasasti Terep II (1023 M / 945 Saka).
Raja Airlangga pada masa memerintah kerajaan
di Jawa Timur memiliki julukan sebagai Raja Pembaharu
Jawa (Ninie Susanti :1). Airlangga juga sangat
memperhatikan kesejahteraan warga nya mulai dari segi
Politik, Agama, Ekonomi dan Sosial, tentu hal ini
juga dibuktikan dengan beberapa epigrafi terkait dan
beberapa temuan prasasti yang telah ditemukan arkeolog.
Dalam pemerintahan Raja Airlangga, dirinya
memiliki tekad yang kuat dalam membangun
kesejahteraan warga nya. Meski demikian, dalam
pemerintahan Raja Airlangga juga telah terbagi menjadi
beberapa kasta sebagaimana ajarah Brahma pada saat itu.
Ninie Sunanti : 5 menyebutkan jika dalam
pemerintahannya secara umum telah terbagi menjadi 5
kasta, diantaranya ialah kasta Brahmana, Ksatria, Waysa,
Sudra dan Kilalan.
Kasta Brahmana merupakan kasta yang memiliki
tingkat strata hidup tertinggi, kasta ini merupakan
golongan orang yang mengerti atau faham tentang kitab
suci, ketuhanan dan ilmu pengetahuan. Selain itu,
golongan ini juga diberikan tugas untuk mengajarkan
agama dan ilmu pengetahuan kepada warga di
wilayah kerajaan.
Golongan kedua ialah kasta Ksatria, golongan ini
dalam masa pemerintahan Raja Airlangga memiliki
kemampuan untuk mengatur pertahanan di wilayah
kerajaan, golongan ini juga memiliki ciri khas yakni; sikap
pemberani, jujur dan tangkas. Kasta ini diduduki oleh
pemimpin Negara, pemerintah Negara dan prajurit Negara.
Golongan ke tiga ada kasta Waisya dan kasta
Sudra. Kasta Waisya merupakan warga kahuripan yang
memiliki keahlian berbisnis, Bertani dan berbagai profesi
lainnya yang bergerak dalam bidang ekonomi. Dalam kasta
Waisya ini ada beberapa macam contohnya; pedagang,
petani, nelayan, pengusaha, dan sejenisnya. Pada kasta
Sudra yaitu kasta yang paling bawah dari keempat kasta
di atas, contohnya golongan Sudra : buruh rumah tangga
dan buruh tani.
sedang golongan ke empat warga kilalan.
Warga kilalan sendiri merupakan golongan orang – orang
yang tinggal di daerah sekitar wilayah kerajaan kahuripan
dan orang – orang yang hidup dari keahlian yang
dimilikinya atau disebut seniman.
Sebagai seorang raja, Airlangga memiliki prnsip
dalam menata Negara yang lebih maju dari sebelumnya.
Namun hal ini juga tidak terlepas dari pengaruh dan tradisi
lama yang telah berlangsung, yakni; dari dinasti Isyana
yang memrintah pada masa kerajaan Mataram Kuno.
berdasar beberapan hal yang telah diuraikan
di atas, maka peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa
masalah berikuti: (1) Bagaimana strategi raja Airlangga
dalam mengembangkan kesejahteraan masayarakatnya, (2)
Bagaimana bentuk kebijakan Raja Airlangga dalam upaya
mensejahterakan warga di bidang Politik, Ekonomi, Sosial
dan Agama.
Metode yang digunakan oleh peneliti yaitu
metode penelitian sejarah. Metode ini dapat dimengerti
sebagai pengungkapan kejadian atau peristiwa yang terjadi
pada masa lampau dalam penulisan sejarah dibutuhkan
suatu pendekatan supaya menjadi rangkaian sejarah yang
utuh. Penelitian mengenai “Upaya - upaya Raja Airlangga
dalam Menyelenggarakan Kesejahteraan warga
Tahun 1019 – 1042 M” menggunakan metode pendekatan
sejarah (historical approach). Pendekatan sejarah yaitu
kegiatan pengumpulan, menguji, dan menganalisis secara
kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dengan
menggunakan analisa logis atau sering disebut dengan pola
kesejarahan.
Tahap pertama ialah tahapan Heuristik, dalam
tahapan ini peneliti mencari dan menemukan sumber-
sumber yang diperlukan serta relevan dari sumber primer
ataupun sumber sekunder. Dalam hal ini peneliti
menggunakan data primer berupa keterangan data alih
aksara prasasti – prasasti Raja Airlangga yang terdiri dari
Prasasti Kakurugan, Prasasti Klagen, Prasasti Terep,
Prasasti Cane, dan Prasasti Pucangan yang ada di
dalam buku Oud Javaansche Oorkonden karya J.L. A
Brandes. Selain itu, penulis juga observasi mengenai
prasasti – prasasti Raja Airlangga di Unit Pengelolaan
Majapahit dan Museum Mpu Tantular Sidoarjo.
Melakukan dokumentasi penelitian pada prasasti – prasasti
ini . Selanjutnya melakukan studi historis pada
prasasti Terep, prasasti Pucangan, prasasti Klagen, prasasti
Kakurugan, prasasti Cane dan beberapa prasasti lainnya
yang berhubungan dengan masa Raja Airlangga,
khususnya yang berhubungan dengan kesejahteraan
warga .
Tahapan kedua yang dilakukan peneliti ialah kritik.
data alih aksara prasasti – prasasti Raja Airlangga yang
terdiri dari Prasasti Kakurugan, Prasasti Klagen, Prasasti
Terep, Prasasti Cane, dan Prasasti Pucangan yang ada
di dalam buku Oud Javaansche Oorkonden karya J.L. A
Brandes. Selain itu penulis juga observasi mengenai
prasasti – prasasti Raja Airlangga di Unit Pengelolaan
Majapahit dan Museum Mpu Tantular Sidoarjo.
Melakukan dokumentasi penelitian pada prasasti – prasasti
ini . Selanjutnya melakukan studi historis pada
prasasti Terep, prasasti Pucangan, prasasti Klagen, prasasti
Kakurugan, prasasti Cane dan beberapa prasasti lainnya
yang berhubungan dengan masa Raja Airlangga,
khususnya yang berhubungan dengan kesejahteraan
warga .
Tahap kedua yang dilakukan peneliti ialah
tahapan kritik. Kritik yaitu melakukan kritik dari data-
data yang telah ditemukan dengan tujuan untuk
mendapatkan fakta dalam penelitian. Tahap kritik sumber
sejarah dibagi menjadi dua yaitu kritik intern dan ekstern.
Maka dalam penelitian ini memakai ilmu bantu epigrafi
dan filologi untuk menentukan usia, asal tulisan, tata
bahasa serta mengidentifikasi kesalahan-kesalahan yang
menyelinap dalam teks prasasti. Tujuan memakai ilmu
bantu epigrafi dan filologi yaitu untuk pembacaan tulisan
kuno dan penerjemahannya supaya tidak terjadi kesalahan.
Tahap selanjutnya ialah tahapan interpretasi,
tahap ini merupakan penafsiran terhadap fakta yang
ditemukan dengan jalan menghubungkan fakta lain yang
diakui kebenarannya. Pada tahap ini peneliti melakukan
interpretasi berdasar fakta-fakta yang telah ditemukan,
setelah dilakukan kritik sumber. Penulis mencari hubungan
antara fakta dengan fakta lain dengan sumber berdasar
yang koherensi.
Terakhir peneliti akan melakukan tahapan
Historiografi atau tahap penulisan yang bertujuan untuk
menyajikan hasil laporan dari penelitian yang dilakukan.
Dalam hal ini, penulisan tentang “Upaya-upaya Raja
Airlangga dalam Menyelenggarakan Kesejahteraan warga
Tahun 1019 – 1042 M”.
Raja Airlangga disebutkan sebagai The True
Personality sebab ditempatkan tokoh Airlangga sebagai
raja besar yang menjadi bagian dari suatu kawasan yang
lebih luas, yaitu Asia Tenggara.1 Masa sesudah 1000 M
merupakan periode yang sangat penting dalam perjalanan
sejarah kuno Asia Tenggara. Hal ini disebabkan telah
terjadi beberapa perubahan mendasar yang disebabkan
pengaruh pergolakan negara-negara di luar Asia Tenggara.
Sejak masa Raja Airlangga memerintah telah
mengeluarkan Prasasti sebanyak 33 Prasasti, dimana
prasasti yang memberikan penjelasan mengenai kebijakan
Airlangga dalam mensejahterakan warga nya ada pada
prasasti Pucangan 963 Caka, prasasti Terep I (1032 M /
954 Saka), Prasasti Terep II (1023 M / 945 Saka), Prasasti
Kamalagyan (1037 M / 959 Saka) dan prasasti Kakurugan
(1043 M/ 945 Saka). Raja Airlangga dalam menjalankan
tugasnya sebagai sebagai seorang raja, dirinya mampu
mengaplikasikan empat aspek bernegara yakni di bidang
ekonomi, politik, agama dan social.
A. Kebijakan Raja Airlangga Terhadap warga
Astabrata
Dalam strategi dan siasatnya Raja Airlangga
memberikan hak istimewa pada beberapa kasta di
kerajaannya, hal ini dilakukan oleh Airlangga sebagai
bentuk anugrah sebab telah mengabdikan diri kepada
kerajaan. Oleh sebab itu, Airlangga dalam strateginya
telah memberikan kebijakan khusus pada warga
Astabrata dan memberikan hak istimewa bagi warga nya
yang terbagi menjadi beberapa kasta, yakni; Kasta Brahma,
kasta Ksatria, kasta Waysa, Sudra dan Warga Kilalan
(warga asing).
B. Raja Airlangga dalam Memberikan Bentuk Hak
Istimewa untuk Kesejahteraan warga nya
1. Kasta Brahmana
Menurut isi dari Prasasti Pucangan menjelaskan
bahwa Airlangga dalam memberikan hak istimewa berupa
Anugerah pada kaum Brahmana yang dikeluarkan pada
masa Raja Airlangga, dimana Prasasti Pucangan dan Terep
ini menyebutkan pemberian hak beribadah,
menyembah, status sosial bagi Brahmana dan status
ekonomi yang istimewa.
2. Kasta Ksatria
Dalam data Prasasti Kakurugan ini sangat
jelas bahwa hak istimewa yang diberikan Raja merupakan
rincian gaya hidup yang hanya dimiliki oleh golongan raja,
keluarganya dan para kasta Ksatria. Hak istimewa ini
berupa rumah, bisa membunuh dan kekayaan ekonomi
yang lebih tinggi dari kasta di bawahnya. sedang untuk
Dyah Kaki Ngadulungen memiliki hak istimewa yang
sama dengan raja, terlebih diberi tugas untuk mengawasi
wilayah-wilayah kerajaan.
3. Kasta Waisya
Kasta Waisya sebagai status paling bawah
dibanding dengan Brahmana atau Ksatria tetap memiliki
hak istimewa. Pandangan ini diungkapkan oleh
Jones2, dimana dirinya menyebutkan bahwa dari segi social
Raja Airlangga memiliki hubungan erat dengan warga nya,
sekalipun kenyataannya pada masa pemerintahan tetap ada
untuk feudal yang tidak bisa dilepaskan, namun warga
tetap memiliki hak komunitas untuk meminta bantuan pada
sang raja saat warga sudah tidak bisa mengatasi
permasalahan.
4. Kasta Sudra
Dalam prasasti Kelagen atau Kamalagyan yang
dibuat untuk memperingati pembuatan bendungan di
Waringin Sapta, dimana dalam prasati ini menyebutkan
bahwa raja telah memberikan pengurangan pajak yang
harus diserahkan para istana untuk Desa Kamalagyan,
Pangkaja, Kebun Sirih, tepian-tepian sungai dan rawa-
rawa. Diketahui bahwa pajak yang diberikan pada istana
seluruhnya bernilai 17 Swarna, 14 masa, 4 kupang dan 4
satak serta dikurangi 10 swarna khusus diberikan pada Raja
Airlangga di bulan Asuji, Dari daerah Kalagyan
Sandangan, yang pajaknya 2 swarnna dan 10 masa emas,
dikurangi 2 swarnna untuk diterimakan kepada wargga
hatur demi kepentingan bendungan itu juga, sedang
dari Kakalangan yang pajaknya 1 masa dan 2 kupang,
dikurangi 1 masa untuk diterimakan kepada wargga pati
untuk kepentingan bendungan it., Sementara, pajak
ini juga untuk keperluan merawat bendungan.
Namun, untuk pajak perdagangan yang diberikan pajak
berupa mata uang perak tidak dikurangi.3
Raja Airlangga juga memiliki alasan yang cukup kuat
dalam memberi anugerah ini yakni sebab Bengawan
(Brantas) sering menjebil tanggul di Waringin Sapta
hingga menyebabkan desa di sekitar hilir mengalami
banjir. Disebutkan juga desa ini ialah desa Lusun,
Panjuwuan, Panjiganting, Sijanantyesan, Talan,
Dasapangkah dan Pangkaja. Tak hanya itu, desa di daerah
status Sima, Kalang, Kagyan, Thani Jumput, Biara-Biara,
Bangsal-Bangsal kamulan, bangunan suci pemujaan
terhadap dewa dan pertapaan pada Sang Hyang Dharmma
ring Isanabhwana daerah labapura di Surapura.4
Disitulah warga resah sebab sudah dua kali
disebutkan warga memperbaikinya, namun selalu gagal.
Disitulah Negara hadir, Raja Airlangga pun memberikan
anugerah berupa kerja bakti untuk membuat bendungan,
sedang tantangan yang cukup besar ini juga menjadi
cambukan bagi warga untuk menyelsaikan perkara besar
ini, hingga akhirnya jawaban ini dibuktikan dalam masa
pemerintahan Airlangga (tepatnya di wilayah Sidoarjo).5
Banjir bah yang selalu membawa malapetakan dari
segi social, ekonomi, politik dan agama mampu di
selsaikan dan tampil kemuka dalam gelanggang sejarah
negara kita . Disitulah letak kebahagiaan kasta Sudra saat
bendungan kukuh dan kuat dan aliran sungai Brantas telah
dipecah menjadi kearah utara, besuka citalah para
warga yang mengambil dagangan di Hubung Galuh,
hal serupa juga dinikmati oleh para pedagang dan nahkoda
dari pulau-pulau lain, dimana mereka semua berkumpul di
Hujung Galuh. Untuk para petani yang semula sawahnya
kebanjiran kini bisa menggarap sawahnya berkat
bendungan.
Oleh sebab itu, bendungan di Waringin Sapta itu
mereka sebut bendungan Sri Maharaja. Akan tetapi,
kemudian raja berpikir akan kemungkinan banyaknya
orang yang hendak menghancurkan karya besar itu. Oleh
sebab itu, raja memerintahkan agar penduduk Desa
Kamalagyan dengan kalagyaninya yang tinggal ditanah-
tanah sekitar bendungan itu sebagai penjaga, untuk
mengantisipasi semua orang yang hendak menghancurkan
bendungan itu. Untuk itu, mereka mendapatkan bagian
pajak seperti yang telah disebutkan di atas, yaitu jumlah
yang dikurangkan dari pajak yang semestinya disetor ke
kas kerajaan.
Dengan demikian, Raja Airlangga yang menerima
pujian sebagai ratu cakrawati dengan memperbaiki semua
bangunan dan tempat suci serta daerah dengan status dima,
hal ini sebagai bentuk pendewasaan kerajaan di masa
pemerintahannya, sebab itulah Raja Airlangga selalu
menyebarluaskan perbuatan Darma agar ditiru oleh
warga nya serta supaya warga berlomba-lomba dalam
berbuat kebajikan.
Namun, dalam kalimat ini juga menyatakan
bahwa Airlangga mengkhawatirkan aka nada usaha untuk
menghancurkan semua pembaharuan yang dilakukannya,
terlihat bahwa Airlangga masih belum percaya pada
seluruh warga yang taat pada pemerintah atau istana.
sedang prasasti Kamalagyan sendiri dibuat selang
seminggu tambah sehari setelah Airlangga berhasil
mengalahkan raja Wijayawarmma yang merupakan raja
kecil pemberontak pada pemerintah.
Dari keterangan diatas, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa pembangunan dawuhan Sri Maharaja
telah memberikan dapat bagi kasta Sudra dan Waysa dari
segala aspek kehidupan bernegara, mulai dari Sosial,
Politik, Agama dan Ekonomi. Perubahan yang dilakukan
oleh Raja Airlangga telah membawa sendi-sendi
kehidupan yang besar, dari warga berlatar belakang
budaya yang semula menjadi agraris, kini menjadi
warga bercampur dengan maritime.
Prabu Airlangga yaitu raja yang menelurkan
kebijakan dengan memberikan anugerah melalui
penetapan status sima yang sesuai dengan dharmma atau
kewajiban dari masing-masing golongan kasta sesuai
dengan ajaran dan agama pada masa Raja Airlangga
sendiri.
Pada aspek politik atau pertahanan keajaan
Kahuripan di atas menjelaskan bahwa Dyah kaki ngadu
lengan diberikan hak sima terhadap Raja Airlangga.
Disebab kan ikut berjuang dalam mempertahankan
kedaulatan kerajaan Kahuripan yang dibuktikan dari
peninggalan kerajaan Kahuripan yaitu prasasti Kakurugan
I. Prasasti Kakurugan I ditemukan di wilayah Mojokerto
dan Prasasti Kakurugan I terbuat dari logam. Melalui
golongan Ksatria, kewenangan hak sima yang diberikan
sesuai dharmma atau kewajiban dari amsing-masing
golongan sosial dan pertahanan kerajaan Kahuripan
terlindungi dari musuh-musuhnya. sebab golongan
Ksatria termasuk golongan yang dibidang kemiliteran.
Dari segi sosial, masa kepemimpinan Raja
Airlangga merupakan seseorang pemimpin bijaksana dan
karismatik yang memperdulikan masyrakatnya. Sehingga
masa kepemimpinan Raja Airlangga warga nya bisa
merasakan dan menikmati kesejahteraan dalam
kehidupannya. Misalnya adanya pemberian anugerah
penetapan status sima yang sesuai dengan dhaarmma atau
kewajiban dari masing-masing golongan sosial yang
mendapatkan anugrah ini . Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya peninggalan kerajaan Kahuripan, yaitu
Prasasti Klagen, Prasasti Pucangan, Prasasti Terep, dan
Prasasti Kakurugan I.
sedang berdasar segi ekonomi, masa
kepemimpinannya Raja Airlangga wilayah yang
berdekatan dengan tambak atau sawah, kehidupannya
mengalami kesejahteraan sebab dengan adanya
bendungan Waringin Sapta ( irigasi ) untuk mengalirkan ke
sawah – sawah warga yang mengalami kekeringan.
Maka dari itu warga golongan Waisya dan Sudra jika
mencari nafkah mengalami kemakmuran atau mudah
didapat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peninggalan kerajaan
Kahuripan yaitu prasasti Klagen. prasasti Klagen ini
ditemukan di wilayah tropodo, kecamatan krian, kabupaten
sidoarjo.
Sementara berdasar segi keagamaan dan
Pendidikan, pada golongan Brahmana memenuhi
kebutuhannya untuk beribadah. Dengan adanya kebutuhan
yasa Brahmana pada bangunan-bangunan suci berdekatan
dengan sawah-sawah yang ada di perairan irigasi. Hal ini
dibuktikan dengan adanya peninggalan dari kerajaan
Kahuripan yaitu Prasasti Terep. Prasasti Terep ditemukan
diwilayah Mojokerto desa Terep.
Dengan demikian, pada masa Raja Airlangga
memimpin sebuah wilayah, di situlah semua tergambar
dengan jelas bahwa dalam sejarah peradaban negara kita
yang kini rasakan, sebenarnya bisa jadi kalah jauh dengan
masa Airlangga memimpin suatu wilayah, dimana aspek
bernegara mulai dari social, politik, ekonomi dan agama
hingga system ketatanegaraan sudah tersusun dengan
sempurna, bahkan perkembangan tekhnologi irigasi yang
mendapat decak kagung dunia Internasional juga di
gadang-gadang dimulai dari masa Airlangga.
Penelitian pada upaya-upaya Raja Airlangga
dalam mensejeahterakan warga nya pada tahun 1019 –
1042 Masehi ini masih jauh dari kata sempurna,
diharapkan masukan dan sarah bagi para pembaca yang
bersifat membangun. Penelitian upaya Raja Airlangga
untuk kesejahteraan warga nya pada dasarnya memiliki
daya Tarik sendiri pagi penulis maupun pembaca untuk
lebih jauh memahami bagaimana perjalanan sejarah
bangsa yang kini kita kenal dengan nama ‘negara kita ’,
dimana semua peradaban maju telah diawali dari Raja
Airlangga dengan kebijakan system bernegara, juga pada
kemajuan tekhnologi di masanya. Semoga melalui
penelitian ini,pembaca mampu memahami dengan detail
sepak terjang Raja Airlangga dalam mengupayakan
warga nya agar hidup sejahtera, terlebih bagi para pembaca
agar bisa mengaplikasikan aspek positif dari kebijakan
bernegara Raja Airlangga untuk kehidupan sehari-hari.