hukum pertanahan belanda 2





 milik apartemen tidak hanya memiliki apartemennya 

semata. Secara hukum, pelbagai pemilik apartemen yang berbeda-beda 

dalam satu gedung itu menjadi pemilik atas tanah dan bangunan bersama-

sama. Hal khusus mengenai kepemilikan apartemen yaitu  bahwa 

setiap hak kepemilikan apartemen berisi hak eksklusif atas penikmatan 

28


ter hadap salah satu dari apartemen-apartemen yang ada di gedung 

yang bersangkutan. Jadi, kepemilikan apartemen berarti sebenarnya 

kepemilikan bersama atas bangunan dan tanah, yang berisi hak eksklusif 

untuk memakai  salah satu apartemen yang terletak di dalamnya. 

Hak ini  dapat dialihkan, sehingga sangat mungkin untuk menjual 

hak eksklusif Anda atas apartemen, bersama dengan saham Anda dalam 

kepemilikan atas bangunan secara keseluruhan, kepada orang lain.

Di samping hak eksklusif atas penikmatan apartemen Anda sendiri, 

se tiap pemilik apartemen memiliki hak bersama atas penikmatan terhadap 

bagian-bagian umum dalam gedung apartemen yang bersangkutan, se-

perti pintu masuk, tangga dan lift. Jadi, singkat kata, secara hukum para 

pemilik apartemen yang berbeda-beda dalam satu gedung yang sama 

yaitu  pemilik atas seluruh bangunan secara bersama-sama, tapi setiap 

pemilik apartemen hanya memiliki hak untuk menikmati apartemennya 

dan bagian-bagian umum dari bangunan apartemen ini . Meskipun 

secara hukum ia juga sebenarnya yaitu  pemilik yang sah dari 

apartemen-apartemen lain dalam bangunan yang sama itu, namun setiap 

pemilik apartemen harus tetap menjaga diri untuk tidak memasuki atau 

memakai  apartemen dari pemilik lain. Dia harus menghormati hak-

hak eksklusif para pemilik apartemen lain atas penikmatan terhadap 

apartemen mereka masing-masing. Secara bersama-sama, para pemilik 

apartemen bertanggung jawab atas pemeliharaan seluruh bangunan.

1.3.3.1 Kepemilikan apartemen: Akta pembagian

Sebuah pembagian hak atas kepemilikan menjadi hak kepemilikan 

atas apartemen merupakan sebuah masalah yang cukup kompleks. 

Unsur utama dari pembagian menjadi hak-hak apartemen yaitu  akta 

pembagian, yang dibuat oleh notaris atas perintah pemilik bangunan. 

Sebagian besar, pada waktu itu, hanya ada satu pemilik tunggal dari 

seluruh bangunan. Akta pembagian harus terdaftar dalam arsip publik 

bersama-sama dengan draft atau rancangan bangunan, termasuk rencana 

pembagian setiap lantai. Dalam akta pembagian, notaris secara hati-

hati akan menjelaskan di mana bangunan ini  terletak dan bagian 

mana dari bangunan ini  dimaksudkan untuk digunakan sebagai 

apartemen-apartemen tunggal. Oleh sebab  itu, ia akan sebagian besar 

merujuk pada draft atau rancangan yang terlampir.

Dalam akta pembagian, hak-hak atas kepemilikan apartemen 

kemudian diciptakan. Jumlah hak atas kepemilikan apartemen yang akan 

dibentuk tergantung pada jumlah apartemen yang akan terletak di dalam 

gedung yang bersangkutan. Setiap hak atas kepemilikan apartemen 

pasti memberikan hak eksklusif atas penikmatan setidaknya salah satu 

apartemen di gedung itu. Secara hukum, hak atas kepemilikan apartemen 

29

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

memberikan satu bagian dari hak kepemilikan atas seluruh bangunan. 

Jadi, dalam kasus empat apartemen, pada prinsipnya setiap pemilik 

apartemen memiliki 25 persen hak kepemilikan atas seluruh bangunan.

Namun demikian, tidak setiap apartemen memiliki ukuran yang 

sama dan tidak setiap apartemen ini terletak di bagian terbaik dari 

bangunan apartemen yang bersangkutan. Bisa ada  alasan untuk 

tidak memberikan kepada setiap pemilik apartemen bagian atau saham 

dengan ukuran yang sama dalam hak kepemilikan. Jadi, tidak setiap hak 

kepemilikan apartemen berarti 25 persen saham atas hak kepemilikan, 

melainkan misalnya, salah satu hak kepemilikan apartemen memberikan 

hak sampai 40 persen dan yang lainnya sampai 20 persen. Ukuran dari 

saham-saham yang berbeda juga dapat diatur dalam akta pembagian. 

Para pemilik apartemen menjadi pemilik sah dari seluruh bangunan 

bersama-sama, sebanding dengan ukuran saham yang berbeda-beda 

pula. Akta pembagian menjelaskan saham yang mana dari kepemilikan 

terkait dengan hak untuk memakai  apartemen yang mana, yang 

sebagian besar dengan mengacu pada draft. sesudah  pembentukan hak-

hak atas apartemen, pemilik bangunan, yaitu orang yang memutuskan 

untuk membagi kepemilikannya menjadi hak-hak atas apartemen, 

menjadi berhak atas seluruh hak kepemilikan atas apartemen yang telah 

diciptakan itu. Hak-hak ini  dapat dialihkan secara terpisah kepada 

orang yang berbeda-beda, yang kemudian akan menjadi pemilik sah atas 

gedung ini  secara bersama-sama. 

1.3.3.2 Akta pembagian: Piagam

Sebagaimana dapat kita bayangkan, ketika banyak orang hidup bersama 

dalam sebuah bangunan, ada banyak peraturan yang dibutuhkan untuk 

mengatur hal-hal seperti pemanfaatan bersama atas bagian-bagian umum 

dalam bangunan ini , pemeliharaan gedung, asuransi kebakaran, 

gangguan bagi pemilik apartemen lain, dan sebagainya. Peraturan-

peraturan ini ditetapkan dalam akta pembagian juga, terutama dalam 

bagian yang disebut “piagam”.

Piagam ini  berisi peraturan-peraturan tentang pemanfaatan, 

manajemen dan pemeliharaan bangunan. Dalam banyak kasus, piagam 

ini terutama berfokus pada bagian umum bangunan, tetapi ia juga dapat 

membatasi kekuasaan para pemilik apartemen untuk memanfaatkan 

apartemen mereka “sendiri”, misalnya dengan peraturan tentang 

volume musik yang diperbolehkan, tentang apakah diperbolehkan 

untuk menaruh hewan peliharaan di dalam gedung, dan sebagainya. 

Selanjutnya, peraturan tentang utang-utang dan biaya-biaya umum 

dicatat dalam piagam juga. Apakah utang dan biaya umum itu? Hanya 

biaya menyangkut pembersihan, pemeliharaan dan asuransi bangunan 

30


atau lebih? Dan pemilik apartemen manakah harus membayar bagian 

mana dari biaya umum ini ? Jawaban atas pertanyaan terakhir sangat 

tergantung pada ukur an dari bagian atau saham dalam hak kepemilikan 

bangunan.

Jadi piagam berisi peraturan-peraturan penting yang mengikat para 

pemilik apartemen yang berbeda-beda dalam satu gedung yang sama, 

seperti akta pembentukan hak sewa mengikat orang yang menjadi penyewa 

dan seperti akta pembentukan pengabdian pekarangan mengikat orang-

orang yang menjadi pemilik satu salah dari bidang atau kapling tanah 

yang bersangkutan. sebab  pemilik apartemen yang baru akan terikat 

dengan ketentuan yang diatur dalam akta pembagian, terutama oleh 

bagian dari akta ini  yang disebut “piagam”, peraturan-peraturan ini 

dibuat oleh notaris dan harus terdaftar dalam arsip publik.

1.3.3.3 Akta pembagian: Perubahan

Kekuasaan pemilik apartemen yang berbeda-beda dalam satu gedung 

yang sama itu dibatasi dan diatur dalam akta pembagian. Jadi, sebenarnya, 

akta pembagian mengatur kepemilikan bersama atas gedung apartemen 

ini . Kadang-kadang, pemilik apartemen ingin mengubah peraturan-

peraturan ini  di kemudian hari. Jika semua pemilik apartemen setuju 

akan hal itu, perubahan ini  tidak menjadi masalah sama sekali. Atas 

perintah semua pemilik apartemen secara bersama-sama, notaris akan 

membuat akta perubahan pembagian dan dia akan mendaftarkannya di 

arsip publik.

Namun demikian, seringkali terjadi bahwa tidak semua pemilik 

apartemen menyetujui perubahan ini . Untuk kasus seperti itu, 

hukum menetapkan bahwa akta pembagian dapat diubah dengan delapan 

puluh persen suara yang setuju, kecuali ditetapkan lain dalam akta yang 

asli atau yang pertama. Jadi jika akta pembagian mengatur bahwa hanya 

enam puluh persen suara sudah cukup untuk mengubahnya, maka 

ketentuan ini  menggantikan peraturan tentang delapan puluh 

persen suara yang diatur dalam hukum Belanda.

Delapan puluh persen suara sebagian besar berarti, kecuali akan 

dinyatakan lain lagi, para pemilik memiliki saham minimal delapan 

puluh per sen dari hak total kepemilikan bersama. Jadi, menurut aturan 

ini, tidak mungkin bagi setiap pemilik apartemen untuk menentang 

perubahan akta pembagian. Namun demikian, perubahan akta pembagian 

sebenarnya dapat menyebabkan pembatasan kekuasaan para pemilik 

apartemen yang tidak setuju dengan perubahan itu juga. Untuk itu, 

hukum menyediakan kemungkinan untuk menantang atau menggugat 

perubah an yang tidak adil itu di pengadilan. Para pemilik apartemen 

yang tidak setuju dengan perubahan akta pembagian dapat mengklaim 

31

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

pembatalan atas perubahan itu, atau mengklaim pembayaran kerusakan 

yang disebabkan oleh perubahan itu, di pengadilan.

Jadi, akta pembagian, yang terdaftar di arsip publik, mengatur 

hubung an antara para pemilik apartemen. Akta pembagian berisi 

peraturan tentang penggunaan bagian-bagian umum bangunan, kadang-

kadang tentang penggunaan bagian pribadi juga, dan menetapkan aturan 

mengenai utang dan biaya umum yang ditanggung bersama-sama oleh 

seluruh pemilik apartemen. Selanjutnya, selain peraturan ini , setiap 

gedung apartemen membutuhkan sesuatu seperti manajemen, untuk 

mengurus pelaksanaan dan keberlanjutan dari akta pembagian dan 

kepentingan bersama dari para pemilik apartemen. Sebuah manajemen 

untuk mengurus persoalan hari demi hari, kira-kira seperti itu. Untuk itu, 

setiap akta pembagian harus berisi penentuan atau penetapan tentang 

sebuah asosiasi para pemilik apartemen yang bersangkutan. 

1.3.3.4 Kepemilikan apartemen: Asosiasi para pemilik

Para pemilik apartemen memiliki tanggung jawab bersama untuk 

penggunaan, pemeliharaan dan pengelolaan gedung yang mereka 

miliki bersama. Peraturan utama yang berkaitan dengan hal-hal ini  

ditetapkan dalam bagian piagam dari akta pembagian. Namun demikian, 

masih banyak keputusan yang harus diambil sehubungan dengan hal-hal 

ini . Untuk itu, setiap akta pembagian berisi pembentukan sebuah 

asosiasi para pemilik. Asosiasi ini dapat dianggap sebagai “badan hukum” 

sendiri, sama seperti misalnya perusahaan perseroan terbatas. Ini berarti 

bahwa sebuah asosiasi para pemilik dapat memperoleh kewajiban dan 

hak-haknya sendiri. Ia dapat, misalnya, menandatangani kontrak-kontrak 

dengan pihak ketiga untuk urusan pemeliharaan bangunan, tentang 

membersihkan bagian-bagian bangunan yang menjadi perhatian bersama 

atau tentang asuransi.

Asosiasi-asosiasi ini memiliki anggota untuk memutuskan 

bersama-sama tentang tindakan yang mana yang akan dilakukan 

asosiasi, jadi misalnya kontrak yang mana yang akan ditandatangani 

oleh asosiasi. Para anggota asosiasi para pemilik yaitu , sebagaimana 

telah digambarkan di depan, para pemilik apartemen. Perolehan hak 

atas kepemilikan apartemen datang secara otomatis bersama dengan 

perolehan keanggotaan asosiasi para pemilik. Jadi, secara bersama-

sama para pemilik apartemen harus menangani urusan asosiasi. Untuk 

melakukan hal ini, pertemuan dapat diselenggarakan, yang untuk itu 

setiap pemilik apartemen harus diundang. Dalam pertemuan ini, para 

anggota dapat mengadopsi atau mengesahkan peraturan mengenai hal-

hal yang disebutkan di atas dengan keputusan mayoritas anggota secara 

keseluruhan atau oleh mayoritas terbatas dari anggota yang hadir. Apakah 

diperlukan mayoritas normal atau mayoritas terbatas, hal itu tergantung 

32


pada peraturan yang ditetapkan dalam akta pembagian, terutama dalam 

bagian akta yang berisi klausul tentang penetapan asosiasi para pemilik.

Pertemuan-pertemuan ini sebagian besar terjadi setahun sekali. 

Keputus an utama yang ada di sana yaitu  penunjukan sebuah badan 

administratif. Badan ini harus memastikan bahwa keputusan yang diambil 

oleh asosiasi akan dilakukan. Mereka berhak juga untuk mengambil 

keputusan untuk jenis yang lebih bersifat “sehari-hari”. 

1.3.3.5 Aturan-aturan rumah (bangunan)

Selanjutnya, asosiasi para pemilik sebagian besar akan menetapkan 

beberapa aturan rumah (bangunan). Aturan-aturan ini terutama berisi 

peraturan mengenai penggunaan bagian-bagian umum dari bangunan 

atau gedung apartemen, misalnya tentang kerai penahan sinar matahari 

yang mungkin dipasang oleh para pemilik apartemen di bagian luar 

apartemen mereka, dan tentang jenis penutup lantai di tangga-tangga 

gedung.

Peraturan-peraturan umum yang berkaitan dengan penggunaan 

bagian umum bangunan juga dapat diatur dalam akta pembagian itu 

sendiri, yang terdaftar dalam arsip publik.

Mari kita lihat perbedaan utama antara kedua jenis aturan ini. 

Secara singkat dapat dikatakan bahwa aturan-aturan utama dalam hal 

pemanfaatan bangunan harus ditetapkan dalam piagam akta pembagian. 

Aturan-aturan ini mengikat pemilik apartemen secara berturut-turut. 

Peraturan-peraturan yang lebih rinci ditetapkan dalam aturan rumah 

(bangunan) yang disusun oleh asosiasi para pemilik apartemen. Aturan-

aturan rumah (bangunan)  dapat diubah jauh lebih mudah daripada 

piagam. Dalam kebanyakan kasus aturan-aturan rumah ini dapat diubah 

dengan kurang dari delapan puluh persen suara anggota asosiasi. Selain 

itu, aturan rumah tidak perlu didaftarkan dalam arsip publik. Sebagai 

konsekuensi dari aspek terakhir, aturan-aturan rumah tidak secara 

otomatis mengikat pemilik apartemen berikutnya. Jadi, aturan rumah 

lebih mudah dibuat dan diubah, tetapi di sisi lain mereka kurang kuat 

dibandingkan dengan piagam. Dalam kasus terjadi bentrokan antara 

aturan rumah dan piagam, piagam menempati peringkat paling tinggi 

dalam prioritas.

Dalam rangka meningkatkan dampak dari aturan rumah, asosiasi 

para pemilik dapat memutuskan untuk mendaftar aturan rumah 

di arsip pu blik terlepas dari fakta bahwa mereka tidak diwajibkan 

untuk melakukannya. Jika aturan rumah tercatat dalam arsip publik, 

mengubah aturan-aturan itu kemudian akan menjadi sedikit lebih sulit 

sebab  perubahan itu pun harus didaftar. Di sisi lain pemilik apartemen 

berikutnya menjadi terikat dengan aturan-aturan rumah yang terdaftar 

itu.

33

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

Ada juga kemungkinan lain untuk meningkatkan kekuatan dari 

aturan-aturan rumah. Ada kemungkinan untuk menetapkan dalam 

akta pembagian bahwa pemilik apartemen hanya diperbolehkan untuk 

memakai  apartemen mereka jika asosiasi para pemilik memberi 

mereka izin. Dalam akta pembagian kebanyakan telah ditetapkan juga 

bahwa asosiasi para pemilik akan menolak memberikan izin jika pemilik 

apartemen menolak untuk menerima aturan-aturan rumah yang telah 

ditetapkan.

Item ketiga yaitu  biaya berkala. Asosiasi para pemilik yaitu  

subjek atau badan hukum dalam dirinya. Asosiasi dapat memperoleh 

kewajiban-kewajiban dan hak-haknya sendiri. Ia juga dapat memiliki 

hutang dan properti sendiri. Dalam rangka membayar utang-utangnya, 

misalnya mengenai pemeliharaan dan pembersihan bagian umum 

bangunan, setiap pemilik apartemen wajib membayar biaya berkala 

kepada asosiasi para pemilik. Jumlah uang yang para pemilik harus 

bayar kebanyakan tergantung pada ukuran saham atau bagian mereka 

dalam hak total kepemilikan. Seseorang dengan saham 25 persen dari 

hak kepemilikan akan membayar kurang dari seseorang yang memiliki 

saham 40 persen hak kepemilikan.

Sebuah asosiasi para pemilik membutuhkan uang ini untuk 

membayar biaya dan untuk membuat dana cadangan agar mampu 

membayar biaya lain-lain, misalnya untuk pemeliharaan atap yang 

mahal. Jumlah biaya ini  ditetapkan oleh asosiasi para pemilik dalam 

pertemuan tahunan mereka, tetapi jika asosiasi tidak dapat membayar 

utangnya, setiap orang atau setiap pemilik apertemen yang merupakan 

anggota asosiasi itu harus membayar lebih lagi daripada sebelumnya. 

1.3.3.6 Kepemilikan apartemen: Konflik

Bagaimana jika setiap pemilik apartemen tidak bertindak sesuai dengan 

ketentuan dalam akta pembagian, aturan-aturan rumah atau keputusan-

keputusan lain yang diambil oleh asosiasi para pemilik atau badan 

administratif? Aturan untuk kasus seperti ini hampir sama dengan 

aturan-aturan yang dibahas dalam konteks pelanggaran kewajiban oleh 

para penyewa.

Dalam hal salah satu pemilik apartemen melanggar salah satu 

kewajibannya, setiap pemilik apartemen yang lain yang dirugikan 

oleh pelanggaran itu, berhak untuk menuntut ganti rugi di pengadilan 

atau untuk menuntut pelaksanaan di sana. Namun demikian, dalam 

kebanyakan kasus badan administratif dari asosiasi para pemilik akan 

menuntut ganti rugi atau pelaksanaan. Mereka berhak untuk mewakili 

semua pemilik apartemen secara keseluruhan.

Dalam kasus pelanggaran berat, akta pembagian kebanyakan 

memberikan wewenang untuk mendiskualifikasi pemilik apartemen yang 

34


melanggar dari haknya atas penikmatan apartemennya. Keputusan seperti 

itu dapat diambil oleh asosiasi para pemilik, tetapi jika pemilik apartemen 

yang didiskualifikasi itu menolak untuk mematuhi keputusan ini, asosiasi 

para pemilik memerlukan perintah pengadilan untuk menyingkirkannya. 

Dalam prosedur judisial itu, hakim juga akan memeriksa dengan cermat 

apakah diskualifikasi itu sah atau tidak.

1.3.3.7 Kepemilikan apartemen: Pengalihan

Mari kita lihat lebih dekat pada soal pengalihan hak kepemilikan 

apartemen. Seperti semua hak kebendaan pada tanah dan bangunan, 

pengalihan semacam itu hanya berlaku jika sudah terdaftar di arsip 

publik. Kadang-kadang pemilik tanah ingin memakai  pengaruhnya 

pada masalah pengalihan. Dalam kasus seperti itu, dapat diatur dalam 

akta pembentukan bahwa penyewa memerlukan izin yang diberikan 

oleh pemilik tanah dalam hal dia ingin mengalihkan haknya kepada 

orang lain lagi. Seperti yang dapat Anda bayangkan, aturan seperti itu 

dapat berguna dalam kasus kepemilikan apartemen juga. Para pemilik 

apartemen harus hidup bersama di gedung mereka. Tergantung pada 

jenis bangunan apartemen, para pemilik apartemen yang berbeda-beda 

itu lebih atau kurang perlu cocok satu sama lain. Misalnya, dalam kasus 

sebuah bangunan apartemen untuk orang-orang yang sudah dewasa, 

maka siswa yang berusia 25 tahun kebanyakan tidak diinginkan untuk 

tinggal bersama mereka di gedung yang sama itu.

Di bangunan-bangunan semacam itu, akta pembagian kebanyakan 

memberikan wewenang untuk memakai  pengaruh tentang siapa 

yang berhak untuk memakai  salah satu apartemen. Dalam akta 

pembagian dapat ditetapkan bahwa pemilik apartemen memerlukan izin 

yang diberikan oleh asosiasi para pemilik untuk menetap di apartemen 

mereka; tanpa izin ini , Anda tidak memiliki kekuasaan untuk 

memakai  apartemen Anda. Sebagian besar, ini berarti sebenarnya 

sama dengan izin untuk pengalihan, sebab  tidak akan ada yang membeli 

apartemen tanpa adanya izin terlebih dahulu.

Dalam hal akta pembagian menyediakan kemungkinan untuk 

menolak memberikan izin untuk tinggal, peraturan-peraturan ini  

sebagian besar mengandung ketentuan yang mengatakan untuk alasan 

tertentu apakah asosiasi para pemilik diperbolehkan untuk menolak 

memberikan izin. Biasanya, asosiasi akan diperbolehkan untuk menolak 

memberikan izin jika pemilik apartemen menolak untuk menerima 

aturan-aturan rumah yang telah mereka tetapkan bersama. Selanjutnya, 

tergantung pada jenis bangunan apartemen, lebih banyak peraturan akan 

diberikan, misalnya berkaitan dengan usia penghuni yang baru. Dalam 

kasus adanya penolakan yang tidak adil, seorang calon pemilik apartemen 

35

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

bisa menuntut untuk mendapatkan izin di dan melalui pengadilan.

1.3.3.8 Pembagian hak sewa

Pembentukan hak atas kepemilikan apartemen sebenarnya berarti 

pembagian hak atas kepemilikan sebidang tanah beserta bangunan yang 

melekat di atasnya menjadi hak-hak kepemilikan yang berbeda-beda. 

Secara bersama-sama, pemilik apartemen yang berbeda-beda itu yaitu  

pemilik tanah dan bangunan. Semuanya memiliki hak eksklusif atas 

penikmatan setidaknya atas salah satu unit dari apartemen-apartemen di 

gedung atau bangunan yang bersangkutan.

Jika pemilik sebuah kapling membentuk hak sewa, penyewalah 

yang memiliki hak kebendaan atas penikmatan hak ini , bukan 

pemiliknya. Dalam kasus ini , penyewa dapat membagi haknya 

menjadi hak sewa apartemen. Ketika pembagian menjadi kepemilikan 

apartemen menyebabkan terjadinya kepemilikan bersama atas tanah 

beserta bangunan bersama di atasnya dengan hak eksklusif untuk 

menikmati salah satu apartemen, sebuah pembagian menjadi hak sewa 

apartemen menyebabkan terjadinya  hak sewa bersama atas sebidang 

tanah beserta bangunan bersama di atasnya dengan hak eksklusif untuk 

menikmati salah satu apartemen.

Dalam kasus-kasus seperti itu, ketentuan dalam akta pembagian 

tidak dapat berbenturan dengan ketentuan-ketentuan dalam akta 

pembentukan dari hak sewa ini . Selain itu, hak sewa tidak dapat 

dibagi menjadi hak-hak atas sewa apartemen tanpa izin dari pemilik tanah. 

Jika akta pembentukan hak sewa melarang untuk mengalihkan sewa 

tanpa izin dari pemilik tanah, maka mengalihkan sebuah hak atas sewa 

apartemen di sebidang tanah ini  tidak mungkin juga, kecuali kalau 

ketentuan ini ditulis ulang, sebagai pengingat, dalam akta pembagian.

1.3.4 Beberapa hak kebendaan terkait dengan bidang tanah yang 

sama

Bayangkan bahwa pemilik sebidang tanah, yang sudah menetapkan sebuah 

hak atas pengabdian pekarangan di atas tanahnya, juga ingin membentuk 

sebuah hak sewa. Atau, misalnya, bahwa pemilik sebidang tanah yang 

sudah menetapkan sebuah hak atas pengabdian pekarangan, juga ingin 

membentuk sebuah pengabdian pekarangan lain demi keuntungan bagi 

orang lain lagi. Secara hukum, tidak ada yang salah dengan konstruksi-

konstruksi seperti ini. Kehadiran satu hak kebendaan yang ditetapkan 

oleh pemilik tidak membuat pembentukan hak kebendaan yang lain 

menjadi mustahil.

Aturan utama dalam kasus beberapa hak kebendaan yaitu  bahwa 

hak kebendaan yang tertua menduduki peringkat prioritas teratas dalam 

36


kasus terjadi bentrokan. Bayangkan misalnya bahwa pemilik tanah 

membentuk sebuah hak atas pengabdian pekarangan di atas tanahnya. 

Kemudian ia memutuskan untuk membentuk sebuah hak sewa juga. 

Kemudian, pemilik bidang tanah atasan yang menikmati hak pengabdian 

pekarangan  dapat memakai  haknya juga terhadap penyewa. Jika 

hak atas pengabdian pekarangan memungkinkan dia misalnya untuk 

memakai  jalan yang terletak di atas tanah yang bersangkutan, 

maka penyewa akan diwajibkan untuk mentoleransinya juga di tanah 

ini . Jadi, meskipun para penyewa biasanya memiliki hak eksklusif 

atas penikmatan tanah, penyewa harus mentoleransi kekuasaan pemilik 

bidang tanah atasan yang menikmati hak pengabdian pekarangan, yaitu 

orang yang diperbolehkan untuk memakai  jalan ini .

Sebaliknya, demikian juga dalam kasus sewa dan pengabdian 

pekarang an yang kemudian dibentuk, sewa ini , yang merupakan 

hak kebendaan tertua dalam contoh ini, menempati peringkat tertinggi 

dalam prioritas. Ini berarti bahwa hak eksklusif atas penikmatan 

penyewa tidak akan terhalang oleh hak atas pengabdian pekarangan 

yang dibentuk kemudian. Kemudian, penyewa tidak harus mentoleransi 

pemilik bidang tanah atasan yang menikmati hak pengabdian pekarangan 

untuk memakai  tanah. Ini berarti bahwa pengabdian pekarangan 

yang dibentuk itu sebenarnya tidak berguna tanpa izin dari penyewa itu. 

Kadang-kadang, hak kebendaan dapat dibentuk oleh orang lain selain 

oleh pemilik tanah. Misalnya, penyewa diperbolehkan untuk membentuk 

sebuah pengabdian pekarangan di atas tanah di mana telah didirikan hak 

sewa. Kemudian, pengabdian pekarangan itu berakhir secara otomatis, 

segera sesudah  hak sewa itu pun berakhir.

1.3.5 Fokus: Hipotek

Hak kebendaan penikmatan atas tanah dan bangunan yang telah dikenal 

dalam hukum Belanda kini telah dibahas. Mari kita sekarang berfokus 

pada hak jaminan yang paling penting, yaitu hipotek. Pertama penjelasan 

singkat tentang aturan yang berkaitan dengan tidak membayar utang.

1.3.5.1 Hipotek: Tidak membayar utang (aspek-aspek umum)

Menurut hukum Belanda, jika seseorang tidak memenuhi kewajibannya 

atas pinjaman yang diberikan oleh kreditornya, kreditor ini diperbolehkan 

untuk membuat apa yang disebut penyitaan terhadap bagian-bagian 

tertentu dari milik debitur yang tidak membayar itu. sesudah  mendapat 

izin dari pengadilan, yang akan memeriksa dan menilai apakah debitur 

memenuhi kewajibannya atau tidak, kreditur diizinkan untuk menjual 

dan mengalihkan harta benda yang disita itu kepada pihak ketiga dan 

untuk memulihkan piutangnya dari hasil penjualan ini . Prosedur 

menjual dan pengalihan ini, yang dengan sangat hati-hati telah diatur 

37

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

oleh hukum, akan dibahas nanti. Untuk saat ini, cukup ingat saja bahwa 

para kreditur memiliki kemungkinan untuk mendapatkan otorisasi dari 

pengadilan untuk menjual dan mengalihkan harta benda milik debitur 

dalam hal debitur ini tidak memenuhi tugas-tugasnya. Ini yaitu  dalam 

rangka memulihkan piutangnya dari hasil penjualan harta benda debitur 

yang disita kreditur.

Seringkali, jika seseorang menolak untuk membayar utang-

utangnya, ada lebih dari satu kreditur. Dalam hal krediturnya lebih 

dari satu, mereka semua bisa membuat penyitaan terhadap harta benda 

milik debitur mereka. Mereka semua dapat memperoleh otorisasi dari 

pengadilan untuk diperbolehkan untuk mengalihkan harta benda yang 

disita pada saat yang sama. Aturan utamanya, dalam kasus lebih dari satu 

kreditur yang berhak mengalihkan harta benda yang sama dan untuk 

memulihkan piutangnya dari proses itu, yaitu  bahwa semua kreditur 

memiliki hak yang sama untuk hasil proses ini , yang sesuai dengan 

klaim mereka masing-masing.

Contoh. X memiliki  utang kepada kreditur Y dan Z. X berutang 

200.000 kepada kreditur Y dan 400.000 kepada Z. Kedua kreditur ini  

melakukan penyitaan kediaman Tuan X dan mereka memperoleh 

otorisasi dari pengadilan untuk menjual dan mengalihkan tempat 

tinggalnya, dalam rangka untuk memulihkan piutang mereka dari hasil 

penjualan barang sitaan ini . Mereka menjual dan mengalihkan ke 

Tuan A dan dia membayar 300.000 untuk rumah tempat tinggal [dari 

debitur X]. Kreditur Y dan kreditur Z memiliki hak yang sama untuk 

hasil proses ini , sesuai dengan proporsi klaim mereka masing-

masing. Jumlah total klaim mereka yaitu  600.000, dan jumlah total hasil 

proses atau penjualan yaitu  300.000. Ini berarti bahwa Y dan Z akan 

sama-sama hanya mendapatkan setengah dari klaim mereka. Ini berarti 

bahwa Y menerima 100.000 dari jumlah klaimnya yang sebesar 200.000 

dan Z menerima 200.000 dari jumlah klaimnya yang sebesar 400,000. X 

masih akan diwajibkan untuk membayar setengah lainnya, tapi mungkin 

ia sama sekali tidak mampu melakukannya: ia tidak memiliki cukup 

uang lagi untuk membayar sisa utangnya dan tidak memiliki harta yang 

tersisa untuk disita lagi. Sebagai konsekuensi dari hal seperti ini, Z dan Y 

mungkin tidak akan pernah mendapatkan kembali uang mereka.

1.3.5.2 Tidak membayar utang; dengan atau tanpa hipotek/jaminan?

Hipotek yaitu  sebuah lembaga hukum yang dirancang untuk menangani 

risiko-risiko seperti ini. Pemilik tanah dan bangunan dapat membe rikan/

menetapkan hak hipotek atas tanah dan bangunannya, yang terkait dengan 

kredit yang diberikan. Kreditur yang memberikan pinjaman kemudian 

menjadi pemegang hipotek atas tanah dan bangunan ini . Pemegang 

38


hipotek memiliki hak untuk menjual dan mengalihkan harta orang lain 

jika orang lain itu tidak memenuhi tugasnya terkait dengan pinjaman 

yang diberikan, yaitu pinjaman yang dijamin dengan hipotek ini . 

Ia dapat memulihkan piutangnya dari hasil penjualan dan pengalihan 

ini  sebelum kreditur lainnya. Berbeda dengan “kreditur normal”, 

pemegang hipotek tidak perlu mendapatkan perintah pengadilan 

terlebih dahulu. Jika kreditur Y dalam dispensasi terakhir telah membuat 

pinjamannya dijamin dengan hak hipotek yang dibebankan di atas tempat 

tinggal X, dia akan memiliki hak untuk memulihkan piutangnya sebesar 

200.000 sebelum kreditur Z mengklaim bagiannya. Maka, pinjam annya 

yang sebesar 200.000 akan dibayar sepenuhnya, sementara kreditur Z 

hanya akan dapat mengklaim 100.000 sisanya dari 300.000 jumlah hasil 

total penjualan dan pengalihan harta X. Sebaliknya, dalam hal kre ditur Z 

telah membuat pinjamannya dijamin dengan hak hipotek, ia akan dapat 

memulihkan piutangnya sebesar 400,000 sebelum Y dapat mengklaim 

piutangnya. sebab  tanah dan bangunan yang dijaminkan itu tidak 

bernilai lebih dari 300.000, maka 100.000 sisa piutangnya tetap tidak akan 

dibayar kembali.

1.3.5.3 Ringkasan

Jadi, untuk meringkas, pemegang hipotek yaitu  kreditur dengan hak 

atas jaminan yang dibebankan di atas harta berupa tanah dan bangunan 

milik orang lain. Jika debiturnya tidak memenuhi kewajibannya 

berkaitan dengan pinjaman yang diberikan, lebih khususnya membayar 

kembali utangnya, pemegang hioptek diperbolehkan untuk menjual 

dan mengalihkan tanah dan bangunan yang di atasnya hipotek telah 

dibebankan dan untuk memulihkan piutangnya dari hasil penjualan dan 

pengalihan itu sebelum kreditur lain mengklaimnya, tanpa perlu campur 

tangan hakim.

1.3.5.4 Hipotek: Sebuah hak kebendaan juga

Jadi, tidak seperti hak sewa, hak pengabdian pekarangan dan pemilik-

an apartemen yang merupakan penikmatan atas tanah, hipotek yaitu  

sebuah hak atas jaminan. Namun demikian, hipotek harus dianggap 

sebagai hak kebendaan, sebab  penjamin kredit dapat memakai  

haknya terhadap orang lain siapa pun. Secara teoretis, ini menjadi 

jelas misalnya jika pemilik tanah dan bangunan mengalihkan tanah 

dan bangunan itu kepada orang lain. Pengalihan semacam itu tidak 

mengakhiri hipotek. sesudah  pengalihan, pemegang hipotek masih akan 

diizinkan untuk menjual dan mengalihkan properti itu jika debiturnya, 

yang masih merupakan mantan pemilik tanah dan bangunan, tidak akan 

memenuhi kewajibannya berkaitan dengan pinjaman yang dijamin itu. 

39

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

Bagaimanapun, hal ini pun dalam kenyataannya tidak terjadi. Notaris 

yang terlibat dengan peng alihan tanah dan bangunan akan memastikan 

bahwa uang yang dibayarkan untuk memperoleh tanah dan bangunan 

akan digunakan untuk melunasi pinjaman yang dijaminkan itu. Mantan 

pemilik tanah dan ba ngunan tidak akan mendapatkan uang kecuali kalau 

pinjaman yang terjamin itu dibayar kembali sepenuhnya. Ini akan dibahas 

secara lebih rinci nanti. Untuk saat ini, cukup ingat saja bahwa secara 

teoretis pemegang hipotek masih diperbolehkan untuk memakai  

haknya saat tanah dan bangunan yang tunduk pada hipoteknya dialihkan 

ke pemilik lain. Namun bagaimanapun, kekuasaan ini akan dibatalkan 

oleh notaris yang terlibat dengan pengalihan semacam itu, yang akan 

memastikan bahwa pinjaman yang dijamin itu akan dibayar kembali 

secara penuh. Ketika pinjaman dibayar kembali sepenuhnya, hak atas 

hipotek berakhir secara otomatis.

Yang lebih penting daripada kemungkinan memakai  hipotek 

terhadap pemilik baru dari tanah dan bangunan yaitu  kemungkinan 

untuk memakai  hipotek terhadap kreditor-kreditor lain dari pemilik 

tanah dan bangunan ini . Pemegang hipotik memiliki hak untuk 

memulihkan piutang yang dijamin dari hasil tanah dan bangunan yang 

dijual dan dipindahkan sebelum mereka kreditur lainnya melakukan 

klaim. Ini berarti bahwa pembentukan hipotek mengarah pada 

pengurangan kemungkinan kreditur lain untuk memulihkan piutang 

mereka. Untuk itu, akta-akta pembentukan hipotek harus dimasukkan 

dalam arsip publik kadaster oleh notaris.

1.3.5.5 Hipotek bisa dibuat untuk barang-barang yang dapat 

  dialihkan 

Hak hipotek dapat dibuat untuk hak-hak yang dapat dipindahtangankan 

atas tanah dan bangunan. Jadi, bukan hanya pemegang hak milik yang 

diperbolehkan untuk membebankan hak hipotek atas tanahnya. Juga 

penyewa dapat membebankan hak hipotek atas objek penyewaannya. 

Dan pemilik apartemen juga diperbolehkan membebankan hak hipotek 

untuk haknya atas apartemennya. Menurut hukum Belanda, semua hak 

kebendaan pada tanah dan bangunan dapat diakses untuk pembebanan 

hak hipotek, selama hak-hak ini dapat dialihkan.

Kadang-kadang penyewa tidak diperkenankan untuk mengalihkan 

haknya tanpa izin yang diberikan oleh pemilik tanah. Sewa seperti itu juga 

dapat dihipotekkan, dan hukum menetapkan bahwa para penjamin kredit 

tidak akan terikat oleh ketentuan seperti itu. Jadi, jika penjamin kredit 

menjual sebuah hak sewa dalam rangka untuk memulihkan piutangnya, 

ia tidak perlu meminta izin dari pemilik tanah.

40


1.3.5.6 Hipotek: Bentrokan dengan hak-hak kebendaan lainnya?

Bagaimana jika beberapa hak kebendaan dibuat untuk tanah yang sama? 

Maka aturan utamalah yang berperan, yang mengatakan bahwa hak-hak 

kebendaan yang paling tua menempati urutan prioritas paling tinggi 

dalam hal terjadi bentrokan antara dua hak kebendaan.

Hal ini dapat dijelaskan dengan menunjukkan beberapa contoh. 

Contoh pertama hadir untuk soal dua hipotik yang dibuat di atas tanah 

yang sama, untuk kepentingan dua penjamin kredit yang berbeda. 

Kemudian, keduanya diizinkan untuk menjual dan mengalihkan tanah 

dan bangunan yang telah dijaminkan itu, tetapi kreditur yang berhak 

atas hipotek tertua diperbolehkan untuk memulihkan pinjamannya 

sebelum kre ditur yang berhak atas hipotek yang termuda. Kreditur yang 

berhak atas hipotek termuda diperbolehkan untuk memakai  haknya 

terhadap orang lain lagi, kecuali untuk kreditur yang berhak atas hipotek 

tertua: hak tertua menempati urutan prioritas tertinggi.

Prinsip itu dapat digunakan pada contoh lain. Misalnya, bagaimana 

jika sebuah hipotek bentrokan dengan hak sewa yang lebih tua (diperoleh 

lebih dahulu sebelum pembebanan hipotik). Jadi, pemilik tanah pertama 

kali membuat sebuah hak sewa dan kemudian membuat hak hipotek 

atas tanahnya. Kemudian, sebab  sewa yaitu  hak kebendaan tertua, 

pembebanan kemudian dengan hak hipotek tidak akan mempengaruhi 

kekuasaan penyewa ini . Ini berarti bahwa, jika pemilik tanah 

tidak memenuhi kewajibannya terkait dengan pinjaman yang dijamin, 

peminjam atau debitur hanya dapat menjual dan mengalihkan hak 

kepemilikan yang dibebani dengan hak sewa ini .

Jika sebuah hipotek bentrokan dengan sewa yang lebih muda, maka 

sebaliknyalah yang terjadi. Dalam contoh ini, hipotek yaitu  hak tertua. 

Jadi kekuasaan pemegang hipotek tidak dapat dibatasi oleh pembentukan 

selanjutnya dari sebuah hak sewa. Ini berarti bahwa pemegang hipotek 

bisa menjual dan mengalihkan sebuah hak kepemilikan yang tidak 

dibebani jika debiturnya tidak memenuhi kewajibannya berkaitan dengan 

pin jaman yang telah diberikan.

1.3.5.7 Berakhirnya sebuah hipotek

Sebuah hipotek berakhir jika kedua belah pihak, yaitu peminjam/debitur 

selaku pemberi hipotek dan kreditor selaku pemegang hipotek, sama-

sama setuju akan hal itu. Hipotek juga berakhir jika utang itu telah 

sepenuhnya dilunasi. Itu cukup logis, sebab  fungsi utama dari hak 

hipotek yaitu  untuk pemulihan utang itu. sesudah  utang tidak ada lagi, 

hak hipotek menjadi tak berguna. Untuk itu, hak hipotek berakhir segera 

sesudah  utang yang dijamin itu tidak ada lagi. Sebuah hipotek terkait erat 

dengan pinjaman.

41

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

1.3.5.8 Hipotek dalam praktik: Proses hukum

Dalam warga  Belanda, hak hipotek sungguh merupakan sebuah 

hak kebendaan yang penting. Bagi kebanyakan orang, tidak mungkin 

atau hampir tidak mungkin untuk memperoleh tanah dan bangunan 

dengan uang mereka sendiri. Kebanyakan orang akan melakukan 

perjanjian pinjaman untuk itu dengan pihak bank. Bank-bank tidak akan 

memberikan pinjaman tanpa mendapatkan hipotek yang dibuat untuk 

tanah dan bangunan yang mereka biayai dengan pinjaman ini .

Apa yang sebenarnya terjadi jika seseorang ingin membeli tanah 

dan bangunan, dimulai dengan kesepakatan antara penjual dan pembeli. 

Se seorang yang memiliki tanah dan bangunan ingin menjualnya, orang 

lain ingin membelinya, dan bersama-sama mereka mencapai sebuah 

kesepakatan. Salah satu ketentuan dalam perjanjian itu, kebanyakan 

merupakan sebuah persyaratan resolutif. Menurut persyaratan ini, kontrak 

penjualan akan dibubarkan jika pembeli tidak akan dapat memperoleh 

pinjaman untuk membayar harga pembelian tanah dan bangunan.

Kemudian, pada bagian kedua dari proses ini , pembeli 

dari tanah dan bangunan ini  pergi ke bank untuk mengadakan 

kesepakatan soal pinjaman yang diberikan oleh bank dan, di sisi lain, 

hipotek yang dibuat oleh pembeli tanah dan bangunan ini .

Kemudian, penjual, pembeli dan bank bersama-sama datang ke 

notaris. Pertama, sangat penting bagi bank yang memberikan pinjaman 

bahwa uang yang dipinjamkan benar-benar akan digunakan untuk 

membeli tanah dan bangunan. Ini sebab , bagaimanapun juga, pembeli 

tanah dan bangunan tidak akan bisa membebankan hipotek selama ia 

tidak memiliki tanah dan bangunan. Penjual tanah dan bangunan tidak 

akan meng alihkan kepemilikannya selama ia tidak yakin bahwa pembeli 

akan membayar tanah dan bangunannya yang ia jual. Di sisi lain, pembeli 

tanah dan bangunan tidak ingin membayar kepada penjual, selama ia tidak 

yakin bahwa penjual benar-benar akan mengalihkan kepemilikannya atas 

tanah dan bangunan ini  kepadanya.

Jadi, sebenarnya, banyak tindakan harus dilakukan tepat pada 

waktu yang sama, yang – tentu saja – mustahil. Untuk itu, seorang notaris 

independen dan handal dilibatkan dalam seluruh prosedur yang terkait 

dengan jual beli tanah dan bangunan beserta pembentukan hak hipotek 

atasnya. Bank tidak membayar uangnya secara langsung ke penjual atau 

pembeli tanah dan bangunan yang bersangkutan, tetapi sebaliknya, ia 

membayar ke bank juga. Kemudian, notaris memastikan bahwa tanah 

dan bangunan akan dialihkan kepada pembelinya, dengan membuat 

pencatatan pengalihan dalam arsip publik. Dia juga akan memastikan 

bahwa hipotek akan dibuat untuk kepentingan pihak bank yang 

memberikan pinjaman.

42


Pada umumnya, penjual tanah dan bangunan sudah membebankan 

hipotek untuk bank lain pada saat ia membeli tanah dan bangunan. Untuk 

memastikan bahwa mantan pemilik tanah dan bangunan benar-benar 

akan membayar utang-utangnya, notaris akan memakai  pinjaman 

yang diberikan oleh kreditur pihak pembeli tanah dan bangunan itu untuk 

membayar utang yang dijamin dengan hipotik yang telah dibebankan 

oleh penjual tanah dan bangunan ini . Pembayaran itu akan meng-

akhiri hipotek yang dibebankan sebelumnya itu, sebab  hipotek terkait 

erat dengan pinjaman. sesudah  utang tidak ada lagi, hipotek berakhir juga. 

Sisa uang ini  akan dibayarkan kepada penjual tanah dan bangunan 

itu.

1.3.5.9 Eksekusi hipotek

Ketika semua proses ini selesai, tanah dan bangunan sekarang dimiliki 

pemilik baru, hipotek yang dibebankan oleh mantan pemilik telah berakhir 

dan sebuah hipotek baru dibentuk oleh pemilik baru. Pemilik baru dan 

pemegang hipotek yang baru membuat kontrak atau perjanjian pinjaman 

bersama-sama. Kontrak ini berisi beberapa kewajiban yang harus dipenuhi 

oleh debitur. Pada umumnya, kewajiban utamanya yaitu  pembayaran 

sejumlah uang setiap bulan, yang terdiri dari bunga dan pelunasan pokok 

pinjaman yang diberikan. Dalam hal debitur tidak memenuhi kewajiban 

ini, pemegang hipotek diperbolehkan untuk menjual dan mengalihkan 

tanah dan bangunan dalam rangka untuk memulihkan piutang dari 

proses yang sudah berlangsung sebelumnya.

Eksekusi semacam ini sungguh terjadi menyeluruh, terutama 

sebab  ia memaksa pemilik tanah dan bangunan untuk meninggalkan 

rumahnya. Selanjutnya, pemilik tanah dan bangunan dan kreditur-

krediturnya yang lain dengan mudah dapat terkena pengaruh dalam hal 

kepentingan mereka dengan cara yang lain juga. Yang perlu dipahami 

yaitu  bahwa kepentingan penjamin kredit yaitu  tidak lebih substansial 

daripada jumlah uang yang menjadi utang dari pemilik tanah dan 

bangunan kepadanya. Bayangkan misalnya bahwa debitur berutang 

200.000 kepada kreditur, maka pemegang hipotek tidak memiliki 

kepentingan untuk meminta harga beli lebih tinggi dari 200.000, bahkan 

jika tanah dan bangunan bernilai lebih tinggi lagi dari nilai ini .

Untuk menjaga kepentingan orang lain selain penjamin kredit, 

hukum memberikan prosedur eksekusi yang hati-hati. Pada setiap tahap 

prosedur ini, debitur dapat membatalkan proses lebih lanjut. Hal ini dapat 

dilakukan dengan membayar keseluruhan utang bersama-sama dengan 

ongkos prosedur eksekusi yang sudah dibuat pada saat pembayaran. 

Mengakhiri prosedur ini dimungkinkan sampai fase terakhir, penjualan 

publik, telah dimulai.

43

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

Untuk semua itu, bagian pertama dari prosedur ini  yaitu  

permintaan untuk pembayaran. Pemegang hipotek mengirimkan surat 

yang menuntut pembayaran kepada debiturnya. Dalam surat ini  ia 

menjelaskan bahwa prosedur eksekusi akan dimulai, atau benar-benar 

dilanjutkan jika debitur tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar 

dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalam surat itu.

Dalam hal debitur tidak memenuhi permintaan ini, bagian kedua 

dari prosedur dimulai. Dalam bagian itu, pemegang hipotek harus 

mengirim pemberitahuan kepada semua orang yang terancam kehilangan 

haknya sebab  pengalihan oleh pemegang hipotek ini . Bukan hanya 

pemilik tanah dan bangunan yang akan kehilangan miliknya sebagai 

akibat dari pengalihan oleh pemegang hipotek ini . Juga mereka 

yang berhak atas hak kebendaan atas tanah dan bangunan yang dibuat 

lebih kemudian daripada pembentukan hipotek. Orang-orang itu harus 

diberitahu terlebih dahulu oleh pemegang hipotek ini . Dalam 

pemberitahuan yang sama, notaris akan ditunjuk untuk memimpin 

dalam seluruh prosedur yang tersisa itu. Keterlibatannya dimaksudkan 

untuk melindungi kepentingan semua orang yang terkait dengan urusan 

ini . Lebih khususnya, yaitu  tugas dari notaris untuk memastikan 

bahwa prosedur berjalan dengan benar dan untuk menerima uang 

sebanyak mungkin untuk tanah dan bangunan. Namun demikian, 

pemegang hipotek memilih notaris mana yang akan terlibat.

Bagian ketiga dari prosedur ini yaitu  persiapan penjualan/

pelelangan umum tanah dan bangunan yang terkait. Pada fase itu, notaris 

menentukan tanggal, waktu dan tempat untuk itu. Dalam kebanyakan 

kasus, notaris akan mencoba untuk mengatur/menyelenggarakan banyak 

penjualan/pelelangan umum publik di tempat yang sama pada waktu 

yang sama. Diselenggarakannya penjualan publik yang “besar” seperti itu 

merayu pembeli untuk datang ke tempat di mana penjualan umum akan 

berlangsung. Hal ini sering akan menyebabkan hasil atau pemasukan 

yang lebih tinggi.

sesudah  menentukan tanggal, waktu dan tempat, notaris akan 

memastikan bahwa tanggal, waktu dan tempat yang telah ditentukan itu 

akan diumumkan di koran lokal. Ini untuk mempengaruhi pihak-pihak 

yang berkepentingan untuk datang ke tempat penjualan umum ini . 

Meskipun hukum Belanda masih tidak mewajibkan untuk melakukan hal 

itu – aturan-aturan ini  sesungguhnya sudah cukup tua – keba nyakan 

notaris juga biasa mengumumkan tanggal, waktu dan tempat penjualan 

umum di website khusus di internet.

sesudah  fase ini, orang yang ingin membeli tanah dan bangunan 

sudah memiliki kemungkinan untuk membelinya sebelum datang ke 

penjualan umum. Oleh sebab  itu, mereka harus membuat pernyataan 

minat mereka ke notaris yang ditunjuk. Kemudian, mereka diizinkan 

44


untuk bernegosiasi tentang harga baik dengan pemilik tanah dan 

bangunan atau dengan pemegang hipotek ini . Jika salah satu dari 

mereka telah mencapai kesepakatan dengan seseorang, para pihak yang 

terlibat dalam perjanjian atau kontrak itu berkewajiban untuk meminta 

persetujuan pengadilan. Hakim akan memeriksa dan menilai apakah 

para pihak telah menyepa kati harga yang wajar atau tidak. Dia juga harus 

menyelidiki apakah orang lain juga sudah membuat pernyataan minatnya 

ke notaris yang ditunjuk itu, yang menawarkan harga yang lebih tinggi.

Jika tanah dan bangunan tidak terjual dalam tahap prosedur ini, 

bagian terakhir dari prosedurnya akan dimulai: penjualan/pelelangan 

umum. sesudah  bagian ini sudah dimulai, pemilik tanah dan bangunan 

tidak lagi memiliki kemungkinan untuk menghentikan prosedur ini . 

Penjualan umum berlangsung sesuai dengan prosedur yang dijelaskan 

oleh hukum dengan baik. Prosedur ini dimulai dengan tawaran yang 

meningkat. Pertama, notaris menyebutkan harga minimum yang sangat 

rendah. Lalu ia menceritakan kepada orang-orang yang hadir dengan 

berapa banyak uang harga akan naik setiap kali seseorang mengajukan 

tawaran. Jadi, misalnya harga minimal yaitu  5.000 dan kenaikan yaitu  

1.000 setiap kali penawaran. Orang-orang dapat mengajukan penawaran 

untuk tanah dan bangunan dengan mengacungkan tangan mereka, se-

hingga menjadi yang pertama dalam mengacungkan tangan Anda berarti 

penawaran sudah dimulai dengan 5.000, mengangkat tangan Anda pada 

urutan kedua berarti penawaran 6.000, mengangkat tangan Anda pada 

urutan ketiga berarti penawaran 7.000, dan seterusnya. Selanjutnya 

kemungkinan untuk mengajukan tawaran dengan mengacungkan tangan 

Anda, orang juga diperbolehkan untuk meneriakkan jumlah yang jauh 

lebih tinggi. Misalnya jika mereka ingin meningkatkan penawaran dari 

7.000 ke 20.000 dengan segera. Bagian dari prosedur penjualan ini ber-

akhir ketika tidak ada satu pun dari orang yang hadir mengacungkan 

ta ngan [atau meneriakkan jumlah tertentu] lagi. Bayangkan misalnya 

bahwa tawaran tertinggi yaitu  100.000.

Lalu, bagian kedua dari prosedur dimulai, yang merupakan unsur 

lelang yang notaris mulai dengan menyebutkan harga yang sangat tinggi, 

misalnya 500.000. sesudah  itu ia menyebutkan harga yang agak lebih 

rendah, dan lagi, dan lagi. Jadi, ia menyebut harga misalnya seperti 500.000, 

490.000 480.000, 470.000, dan seterusnya. Semua orang yang hadir pada 

penjualan umum diperbolehkan meneriakkan kata “milik saya” jika me-

reka ingin membayar dengan harga yang disebutkan terakhir oleh notaris. 

Jika demikian, maka tawaran itu merupakan tawaran yang terakhir. Jika 

penjamin kredit menerima tawaran ini, tanah dan bangunan pun telah 

laku terjual. Jika tidak ada yang meneriakkan kata “milik saya”, maka 

tawaran tertingginya yaitu  tawaran yang dibuat di bagian prosedur 

sebelumnya, jadi hanya dengan harga 100.000 dalam contoh kita di sini.

45

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

Orang yang membuat tawaran tertinggi pada bagian pertama dari 

prosedur penjualan ini tetap tidak akan pulang dengan tangan hampa 

meskipun orang lain meneriakkan kata “milik saya” pada bagian 

prosedur kedua. Prinsipnya yaitu  bahwa pembeli tanah dan bangunan 

yang bersangkutan, yaitu orang yang meneriakkan kata “milik saya” 

pada bagian prosedur kedua wajib membayar satu persen dari tawaran 

tertinggi pada bagian pertama dari prosedur penjualan; dalam contoh 

kita di sini berarti 1% X 100.000, yaitu 1.000.

1.3.5.10 Hipotek: Dampak fiskalnya

Kebanyakan orang di Belanda tidak punya cukup uang untuk membeli 

tanah dan rumah sendiri. Mereka harus mengajukan kontrak pinjaman 

untuk itu dengan pihak bank. Namun demikian, pemerintah Belanda 

ingin merangsang rakyatnya untuk memiliki tanah dan rumah tempat 

tinggal sendiri. Untuk itu, undang-undang tentang pajak penghasilan 

memberikan insentif pajak yang mendukung atau menguntungkan 

orang-orang yang mengajukan kontrak pinjaman untuk membeli tempat 

tinggal me reka. Insentif ini hanya berlaku untuk rumah tinggal utama.

Peraturan ini bekerja sebagai berikut. Bank-bank yang memberikan 

pinjaman selalu menetapkan bahwa peminjam (debitur) harus membayar 

bunga secara berkala. Tidaklah cukup untuk membayar kembali de-

ngan jumlah uang sebesar yang telah dipinjamkan oleh bank. Peminjam 

harus membayar bunga, misalnya 5 persen dari total utang setiap tahun. 

Hukum Belanda untuk pajak penghasilan mengatur bahwa bunga yang 

dibayar atas pinjaman yang diajukan dalam kontrak pinjaman untuk 

membeli tanah dan bangunan untuk tempat tinggal dikurangkan dengan 

nilai pajak.

Apa sesungguhnya arti dari pernyataan di atas? Orang yang 

memiliki sebuah pekerjaan atau sebuah perusahaan dikenakan pajak 

atas penghasil an yang mereka peroleh. Persentase yang cukup besar dari 

pendapatan mereka harus dibayar kepada pemerintah. Undang-undang 

tentang pajak penghasilan memungkinkan orang untuk mengurangi 

angka penghasil an mereka dengan jumlah uang yang mereka harus bayar 

untuk cicilan pinjaman yang mereka ajukan untuk membeli tanah dan 

bangunan untuk tempat tinggal mereka.

1.3.5.11 Hipotek: Dampak fiskal (contoh)

Bayangkan, seseorang memperoleh penghasilan tahunan sebesar € 50.000 

dan tarif pajak yaitu  35 persen. Setiap tahun ia harus membayar cicilan 

sebesar € 10.000 kepada bank yang telah memberikan kepadanya pinjaman 

untuk membeli tempat tinggal.

Tanpa insentif pajak, orang ini harus membayar pajak atas penghasil-

annya yang sebesar € 50.000, jadi ia membayar 35 persen dari € 50.000, 

46


yang yaitu  sebesar € 17.500. sesudah  pembayaran pajak dan pembayaran 

bunga, total pendapatan bersihnya per tahun yaitu  € 50.000 dikurangi € 

17.500 (pajak penghasilan), dikurangi € 10.000 untuk pembayaran cicilan 

pinjaman dari bank, sehingga total pendapatan bersih tahunannya yaitu  

€ 22.500.

Insentif pajak memungkinkan dia untuk menurunkan 

penghasilannya dari € 50.000 dengan menguranginya dengan jumlah 

pembayaran cicilan pinjaman ke bank, yaitu sebesar € 10.000, sehingga 

ia diperbolehkan membayar pajak atas penghasilan sebesar € 40.000. Ini 

berarti jumlah pajak yang ia harus bayar bukan lagi € 17.500, melainkan 

€ 14.000 (35% dari € 40.000). sesudah  pembayaran pajak dan pembayaran 

cicilan pinjamannya, total pendapatan bersih tahunannya yaitu  € 50.000 

dikurangi € 10.000 untuk cicilan dan € 14.000 untuk pajak, yaitu  € 26.000. 

Jadi sebenarnya, sebagian dari cicilan telah dibayarkan oleh pemerintah, 

dengan cara ini.

1.3.5.12 Jenis-jenis hak atas tanah yang berbeda-beda: ringkasan

Hukum Belanda yang berkaitan dengan hak kebendaan untuk benda 

tetap terutama berfokus pada tanah. Setiap bagian dari tanah di Belanda 

dimiliki oleh seseorang, yang biasanya memiliki bangunan yang terletak 

di atas sebidang tanah juga. Dia berhak untuk menetapkan beberapa 

hak kebendaan di atas tanahnya. Kita telah membahas hak sewa, yang 

merupakan hak yang dapat dipindahtangankan atas penikmatan eksklu-

sif terhadap tanah dan bangunan yang dimiliki oleh orang lain, hak 

atas pengabdian pekarangan, yang mewajibkan pemilik sebidang tanah 

untuk mentoleransi beberapa tindakan dari pemilik sebidang tanah 

lainnya di atas tempat atau tanahnya, atau yang mewajibkan pemilik 

sebidang tanah untuk membiarkan beberapa perbuatan dibatalkan untuk 

mendukung atau menguntungkan pemilik tanah di tempat yang lain. 

Akhirnya, kepemilikan apartemen pun telah ditinjau. Pemilik sebidang 

tanah berhak untuk membagi haknya atas kepemilikan menjadi hak atas 

kepemilikan apartemen. Para pemilik apartemen memiliki hak bersama 

untuk menikmati bagian-bagian umum dari gedung apartemen yang 

bersangkutan dan mereka semua memiliki hak eksklusif atas penikmatan 

setidaknya salah satu apartemen yang terletak di gedung itu. Secara 

bersama-sama, para pemilik apartemen yaitu  pemilik sah atas tanah 

dengan bangunan yang melekat di atasnya.

Hak atas jaminan yang paling penting untuk hak yang dapat 

dipindahtangankan pada tanah dan bangunan yaitu  hak hipotek. 

Hipotek memberikan hak kepada pemegang hipotek untuk menjual 

dan memindahkan properti orang lain jika debiturnya tidak memenuhi 

kewajibannya berkaitan dengan pinjaman yang diberikan. Ini yaitu  

dalam rangka untuk memulihkan piutang dari pendapatan hasil penjualan 

47

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

barang yang disita dengan kedudukan prioritas di atas kreditur lainnya. 

Kebanyak an orang di Belanda perlu mengajukan kontrak pinjaman 

untuk membeli tanah dan bangunan. Pinjaman ini  sebagian besar 

tidak akan diberikan tanpa penetapan pembentukan hipotek sebagai 

suatu syarat yang diperlukan. Pemegang hipotek diperkenankan untuk 

menjual dan mengalihkan tanah dan bangunan yang dikenakan hipotek 

jika peminjam tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjaman. 

Kemudian penjamin kredit berhak untuk memulihkan piutangnya dari 

hasil penjualan barang sitaan sebelum kreditur lainnya dari pemilik tanah 

dan bangunan yang bersangkutan.

Item terakhir yaitu  insentif pajak penghasilan untuk meminjam uang 

untuk membeli tanah dan bangunan untuk tempat tinggal. Bunga dan 

cicilan yang harus dibayar atas pinjaman yang diberikan untuk membeli 

tempat tinggal utama mengurangi nilai penghasilan yang dikenakan 

pajak.

1.4 Sistem abstrak vs sistem kausal

Apakah validitas pengalihan tergantung pada validitas hak untuk peng-

alihan? Belanda memiliki sistem kausal untuk memperoleh properti. Pada 

dasarnya ada dua sistem yang berbeda untuk memperoleh kepemilikan 

atau hak: sistem kausal dan sistem abstrak.

Dalam sistem kausal, perolehan hak atas kepemilikan tergantung 

pada validitas penyebab pengalihan. Misalnya A, pemilik sebidang tanah, 

menjual tanahnya ke B, pembeli. Mereka pergi ke notaris yang menyiapkan 

akta pengalihan atau akta pemindahtanganan. Akta ini  berlaku dan 

salinannya yang disahkan didaftar dalam arsip publik. Jika perjanjian jual-

beli antara A dan B tampaknya batal sebab  adanya penipuan misalnya, 

tanah ini  akan secara otomatis kembali ke penjual, tanpa pembukuan 

dalam arsip publik. Jadi, biasanya, ini memiliki efek retroaktif: kontrak 

penjualan dianggap tidak pernah ada (tentu saja secara retrospektif).

Jadi situasi yang terjadi yaitu  bahwa seseorang terdaftar sebagai 

pemilik yang sah, tapi secara hukum dia bukan pemilik. Namun jika ia 

tetap mengalihkan tanah kepada pihak ketiga, maka pihak ketiga ini akan 

dilindungi oleh hukum jika dia berniat baik; itu untuk mengatakan: jika 

ia percaya pada arsip publik. Namun bagaimanapun, A dapat mendaftar 

fakta bahwa bukti kepemilikan ini  yaitu  tidak sah dan bahwa 

sebab  itu, kepemilikan secara otomatis diserahkan kembali kepadanya. 

Jika fakta itu diterbitkan dalam arsip publik, pihak ketiga tidak akan 

berniat baik dan sebab  itu tidak akan dilindungi.

Dalam sistem abstrak, tanah tidak akan secara otomatis kembali ke 

pemilik sebelumnya jika pengalihan itu tampaknya batal sebab  adanya 

penipuan misalnya. Pemilik baru memiliki kewajiban untuk mengalihkan 

48


properti kembali ke pemilik sebelumnya. Efek pada hak dari pembeli B 

tergantung pada sistem pengalihan yang bisa bersifat kausal atau bisa 

abstrak.

Belanda mengikuti sistem kausal. Pengalihan kepemilikan 

membutuhkan sebuah kontrak kewajiban yang valid (kausa/penyebab), 

persetujuan atas pengalihan kepemilikan (tersirat dalam akta pengalihan) 

dan pendaftaran pada kantor pencatatan tanah. Hukum menyatakan 

persyaratan-persyaratan sebagai berikut: “Pengalihan properti 

membutuhkan penye rahan sesuai dengan kewenangan yang valid oleh 

orang yang memiliki hak untuk melepaskan properti yang bersangkutan” 

(Pasal 3:84 Bagian 1 KUH Perdata). “Penyerahan yang diperlukan untuk 

pengalihan barang-barang yang tidak bergerak dibuat dengan akta 

notaris yang dimaksudkan untuk tujuan ini  dan dibuat antara 

para pihak, yang diikuti dengan pencatatannya di arsip publik yang 

disediakan untuk tujuan itu. Entah pihak yang mendapatkan atau pihak 

yang memindahtangankan boleh memiliki akta yang terdaftar” (Pasal 

3:89 Bagian 1 KUH Perdata).

Persetujuan atas pengalihan kepemilikan tidak secara khusus 

disebutkan, tetapi dapat dilihat sebagai bagian yang tersirat dari “kontrak 

hukum harta tak bergerak” dan juga dapat dibaca dalam frase yang 

umumnya digunakan dalam akta penyerahan “penjual menyatakan 

untuk meng alihkan ...”.

Dalam konteks Eropa, sistemnya yaitu  sebagai berikut:

a.  Di bawah Hukum Jerman kepemilikan B tidak terpengaruh, ia hanya 

akan berada di bawah kewajiban untuk mengalihkan kepemilikan 

kembali kepada A. Selama kewajiban itu tidak dijalankan B tetap 

merupakan pemilik properti.

b.  Di bawah hukum Prancis dan Belanda kepemilikan kembali secara 

otomatis kepada A. Dilihat ke belakang, B tidak pernah merupakan 

pemilik. sebab  tidak pernah ada kontrak penjualan yang valid 

maka juga tidak pernah ada pengalihan yang valid; maka pengalihan 

tidak pernah terjadi sebab  tidak pernah ada penyebab/kausa yang 

valid untuk mendukungnya.

Hal ini berbeda, paling tidak di bawah hukum Belanda, dalam hal kontrak 

penjualan tidak dibatalkan tetapi dibubarkan oleh B. Dalam hal itu, tidak 

ada retroaktivitas dalam hilangnya terhadap kontrak penjualan; kontrak 

itu berakhir sejak sekarang (ex nunc) bukan sejak waktu lalu (ex tunc). Jadi 

kepemilikan pembeli B tidak dipengaruhi oleh pembubaran penjualan. B 

berkewajiban untuk memberikan properti kembali kepada A, yang berada 

di bawah kewajiban untuk mengembalikan harga pembelian.

Perbedaan ini  yaitu  penting dalam kasus kebangkrutan 

B. Dalam hal pembubaran, wali (trustee) dalam kebangkrutan harus 

mengalihkan kembali properti kepada A yang mana dia dapat saja menolak 

49

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

untuk melakukannya. Dalam kasus pembatalan, properti kembali secara 

otomatis dari B kepada A; wali tidak dapat mencegah efek ini .

Pembayaran atas harga pembelian tidak diperlukan. Pembayaran 

harga pembelian dalam kebanyakan kasus tidak menjadi persoalan/isu, 

sebab  semua aliran uang disalurkan melalui kantor notaris. Ini yaitu  

hasil dari aturan yang termuat dalam Pasal 7:26 Bagian 3 KUH Perdata 

Belanda: “Dalam hal akta notaris dan pendaftarannya dalam arsip publik 

diperlukan untuk pengalihan kepemilikan, harga pembelian harus keluar 

dari kekuasaan pembeli sebelum menandatangani akta, dan hanya akan 

dibayarkan ke penjual sesudah  pendaftaran akta.” Namun demikian, 

aturan ini tidak bersifat wajib. Para pihak sepakat bahwa harga pembelian 

akan dibayar langsung dari pembeli kepada penjual pada saat tertentu 

sesudah  kepemilikan telah dialihkan.

1.5 Pendaftaran akta vs. Pendaftaran hak milik (title)

Dalam hal objek pendaftaran, seseorang dapat membedakan antara 

pendaftaran akta dan pendaftaran hak (title, titel). Lihat di bagian belakang 

(2.1.3) untuk pengertian yang berbeda-beda dari kata “titel”.

1.5.1 Pendaftaran hak

Sebuah sistem pendaftaran hak berarti bahwa bukan akta, yang 

menjelaskan misalnya pengalihan hak, yang didaftar melainkan akibat 

hukum dari transaksi itu yaitu bahwa hak itu sendiri (= titel; hak) secara 

hukum diberikan kepada pembeli. Jadi hak itu sendiri bersama-sama 

dengan nama pengklaim yang berhak dan objek dari hak itu dengan 

pembatasannya dan biayanya didaftar. Dengan pendaftaran ini hak itu 

pun diciptakan.

Sering kali ada buku tentang hak (“Grundbuch” sebagaimana 

orang Jerman menyebutnya). Kebanyakan penasihat hukum yang khusus 

(pengacara atau notaris) harus dilibatkan dalam rangka mendaftar 

transaksi. Pendaftaran menciptakan kepercayaan publik. Pendaftaran hak 

sering kali diadakan oleh pengadilan.

Ada tiga kelompok negara yang berbeda-beda satu sama lain menyangkut 

jenis pendaftaran hak ini:

a.  Kelompok Inggris (Inggris, Irlandia, Nigeria, beberapa provinsi di 

Kanada);

b.  Kelompok Jerman/Swiss (Jerman, Austria, Swiss, Mesir, Turki, 

Swedia, Denmark);

c.  Sistem Torrens .

Keuntungan dari sistem ini jelas: ia menyediakan tingkat keamanan yang 

tinggi dan status quo secara keseluruhan dari hak atas tanah. Namun 

50


demikian, kelemahannya pun sangat besar: sistem ini sangat rumit dan 

detail dan ia memerlukan tenaga-tenaga personel yang terampil. Hal 

ini membutuhkan pengeluaran modal awal yang tinggi untuk mulai 

menjalankan sistem ini.

1.5.2 Pendaftaran akta

Sebuah sistem pendaftaran akta berarti bahwa akta itu sendiri, yaitu 

suatu dokumen yang menjelaskan transaksi yang khusus, didaftar. Akta 

ini merupakan bukti bahwa transaksi tertentu telah terjadi, tetapi pada 

prinsipnya akta itu sendiri bukanlah bukti tentang hak-hak hukum 

dari para pihak yang terlibat dan, sebagai akibatnya, sesungguhnya ia 

bukanlah bukti akan legalitas atau keabsahannya. Jadi sebelum pelbagai 

kesepakat an apa pun dapat dengan aman dihasilkan, pemilik yang nyata 

harus melacak kembali kepemilikannya hingga ke akar yang baik dari 

hak.

Pendaftaran akta membutuhkan beberapa peraturan perundang-

undangan dalam rangka menyatukan cara bagaimana akta dibuat 

dan informasi dari akta-akta itu diproses dalam sistem pangkalan dan 

pengolahan data yang terkomputerisasi. Memiliki setumpukan salinan 

resmi dari akta tidaklah cukup. Orang perlu memiliki sebuah gambaran 

tentang transaksi yang relevan yang tekait dengan persil atau sebidang 

tanah, serta semua informasi tentang bidang tanah ini , para pemilik 

dan pembatasan-pembatasan umum yang mungkin berlaku.

1.6 Sistem positif vs. sistem negatif

Terkait dengan perbedaan ini, ada perbedaan lain dalam sistem 

pendaftaran tanah sehubungan dengan arti dari “terdaftar”: sistem positif 

dan negatif.

Dalam sistem positif, orang yang terdaftar dalam arsip publik 

yaitu  pemilik atau pemegang hak-hak pakai tanah, bahkan dalam kasus 

misalnya ada penipuan untuk haknya itu sekalipun.

Dalam sistem negatif, ada kebutuhan untuk didaftarkan dalam 

arsip pu blik, tapi itu tidak memberikan jaminan 100% sama sekali bahwa 

seseorang itu yaitu  pemilik. Jika hak itu tampaknya batal sebab  adanya 

penipuan misalnya, pembeli kemudian tidak pernah dianggap sudah 

memperoleh kepemilikannya. Namun, di beberapa negara sistem ini 

menawarkan perlindungan bagi pemilik dalam kasus ia dihadapkan 

dengan misalnya orang yang menentang atau mempersoalkan haknya.

Sistem Belanda mungkin merupakan sistem pendaftaran akta 

yang pa ling maju. Ada dua arsip: arsip publik tentang akta dan 

pendaftaran hak. Dengan demikian, orang dapat berargumentasi bahwa 

ini merupakan sistem campuran dari dua pendaftaran arsip publik yang 

51

Sistem dasar transasksi tanah dalam teori

sangat terintegrasi untuk akta dan pendaftaran hak. Keduanya disimpan 

oleh Kadaster, sebuah badan hukum yang terpisah dengan kekuasaan 

yang otonom, tanpa kewenangan-kewenangan politik. Kadaster ini 

hanya menyediakan layanan, yang dibayar oleh para pengguna, yaitu 

orang-orang yang ingin mendaftar akta dan memerlukan informasi dari 

Kadaster ini . Jadi, secara finansial Kadaster itu mandiri.

Sistem Belanda disebut sistem negatif yang moderat sebab  

sementara di satu sisi ia tidak menjamin kepemilikan kepada pemilik 

yang terdaftar atas barang tak bergerak, di sisi lain ia mengamankan 

hingga tingkat yang tinggi bahwa pengalihan tidak akan batal.

Sistem akta menawarkan perlindungan yang cukup sebab  keterlibatan 

notaris dan Kadaster dan ketentuan-ketentuan khusus dalam hukum:

a.  transaksi harus disiapkan oleh seorang ahli hukum, notaris; ia 

bertanggung jawab atas kesalahan;

b.  hukum mengatur informasi-informasi yang harus terkandung 

dalam akta notaris;

c.  notaris dikendalikan oleh Kadaster; Kadaster berhak untuk 

menolak pendaftaran suatu akta notaris jika akta ini  tidak 

memuat semua informasi yang diperlukan oleh hukum;

d.  hukum melindungi pihak ketiga jika mereka percaya pada informasi 

yang muncul dari arsip publik.

Pekerjaan notaris dan Kadaster bisa dipercaya pada tingkat yang 

setinggi itu, sehingga tidak perlu untuk menjamin risiko yang di kemudian 

hari ternyata salah.

Sistem negatif moderat juga ditentukan oleh sistem kausal 

pengalihan. sebab  sistem kausal, pengalihan sesudah  itu bisa batal sebab  

ketidakabsahan hak untuk pengalihan. Dengan demikian, pendaftaran 

tidak berpengaruh dalam sistem negatif. Tetapi ada sistem lain, seperti 

di Jerman, di mana pengadilan masih mendaftar transaksi tanah. sebab  

penyelidikan yang sangat mendalam tentang perolehan pemanfaatan 

tanah, me reka memiliki sistem positif: sekali Anda telah terdaftar, hanya 

peng adilan yang dapat mengubah pendaftaran ini  dan Anda 

tetaplah pemilik hingga pengadilan membuktikan sebaliknya.

Tidak seperti praktik asuransi hak di Amerika Serikat, di Belanda 

tidak perlu untuk mengasuransikan hak Anda sebab  risiko bahwa Anda 

tidak menjadi pemilik sangat kecil. Selanjutnya notaris dapat dimintai 

pertanggungjawabannya dalam kasus di mana ia tidak memenuhi “tugas 

perawatan”-nya dengan cukup baik (dan dia harus diasuransikan untuk 

tanggung jawab profesionalnya).

Kadaster juga bertanggung jawab atas kesalahan dan penundaan 

oleh stafnya yang menyebabkan kerusakan atau kerugian (Pasal 117 

52


Undang-Undang tentang Pendaftaran Tanah), baik yang berkaitan dengan 

menjaga dan memperbarui daftar pencatatan tanah maupun arsip-arsip 

publik. Pada akhirnya dalam kasus khusus di mana aturan perlindungan 

untuk pihak ketiga yang memiliki niat baik ternyata menyebabkan Anda 

kehilangan hak Anda, pemerintah bertanggung jawab bila Anda tidak 

memberikan kontribusi kepada pihak ketiga yang berniat baik itu (Pasal 

3:30 KUH Perdata).

53

SISTEM DASAR TRANSAKSI TANAH

DALAM PRAKTIK

2.1 Pengantar

Bab ini akan membahas sistem dasar transaksi tanah dalam 

praktiknya, terutama berfokus pada arsip publik, para pialang tanah 

dan bangunan, keterlibatan notaris dan pemerintah. Namun demikian, 

pertama-tama perlu diajukan beberapa komentar sehubungan dengan 

perolehan hak kebendaan.

2.1.1 Titel (alas hak) umum dan titel (alas hak) khusus

Setiap sistem yang mendasari hak atas tanah, juga mengatur cara peroleh-

an hak kebendaan atas tanah. Sistem Belanda misalnya mengenal cara 

memperoleh tanah berdasarkan title umum dan title khusus. di bawah 

pengalihan umum dan di bawah pengalihan khusus. Properti berik


Related Posts:

  • hukum pertanahan belanda 2 milik apartemen tidak hanya memiliki apartemennya semata. Secara hukum, pelbagai pemilik apartemen yang berbeda-beda dalam satu gedung itu menjadi pemilik atas tanah dan bangunan bersama-sama. Hal khusus menge… Read More