• www.coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

  • www.berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label melayu. 8. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label melayu. 8. Tampilkan semua postingan

melayu 8

uan beberapa anggota aktif BIN, ada sedikit berita 
yang mengiris hati, yaitu praktis BIN semakin dikebiri dengan 
berbagai persoalan yang membayangi. Mungkin tidak pernah 
terbayangkan oleh publik, bahwa tidak sedikit anggota BIN yang 
sungguh sungguh ingin membawa BIN menjadi organisasi 
profesional yang pro-gerakan demokrasi, penegakan hukum dan 
perlindungan HAM. 
220
 Bila rekan sahabat Blog I-I bertanya bagaimana lantas posisi 
, hal ini sungguh sangat sulit. Meski misalnya 
saya memiliki data cukup belum tentu saya bisa 
merekomendasikan satu obat mujarab berdasarkan kalkulasi 
resiko yang akan dilalui Presiden SBY, Kapolisi , BIN, maupun 
Peradilan negara kita atas pilihan-pilihan langkah strategis 
penuntasan kasus Munir pasca dokumen FARA. Saya percaya 
Presiden SBY dan anggota Kabinet bidang Polkam sudah memiliki 
informasi cukup. Penuntasan secara hukum masalah ini sampai 
pada sasaran yang dikehendaki atau berdasarkan dugaan kuat 
TPF Munir maupun para "aktivis HAM" negara kita dan luar negeri 
akan sulit karena lemahnya kecukupan barang bukti yang bisa 
dibawa ke pengadilan. Hal ini cukup jelas terlihat dari hasil kerja 
dan temuan TPF selama masa kerjanya dan hasil rekomendasinya, 
bahkan dari jalannya sidang kasus Munir di pengadilan. Mungkin 
bagi Senator Patrick Leahy kondisi ini cukup empuk untuk 
menjadi "pekerjaan rumah" bagi persoalan HAM negara kita yang 
digelutinya. Leahy mungkin juga sudah melihat kondisi 
obyektifnya, dan justru karena kerumitan masalah inilah, maka 
beragam dugaan/asumsi dengan mudah digunakan secara logis 
untuk meyakinkan salah satu sudut pandang yang bisa menggiring 
opini publik. 
 Sementara itu, kebenaran kasus Munir justru akan semakin 
kabur dan semakin jauh dari meja hukum karena memang 
ketiadaan barang bukti baru yang bisa digunakan untuk membuka 
kembali atau menuntaskan kasus Munir. Semakin performance 
221
pemerintah negara kita menjadi lebih buruk dalam kasus Munir, 
semakin membuka kesempatan bagi orang-orang seperti Leahy 
untuk terus menekan dengan alasan yang telah dipersiapkan dan 
cukup meyakinkan publik Amerika. Bila pun akhirnya-pun tekanan 
itu semakin kuat, maka pemerintah dalam hal ini Presiden SBY 
harus mampu mengambil langkah yang tepat, seperti dalam 
permainan catur, pengorbanan atau ketiadaan langkah terbaik 
karena hasilnya tetap pengorbanan. Nah siapa yang dikorbankan 
itu tergantung dari kalkulasi resikonya.
Bila ada kekeliruan data, mohon rekan-rekan sahabat Blog I-I 
memberikan koreksi.
Sekian
Posted by  /Saturday, September 09, 2006
222
Kepemimpinan Sipil BIN
Sekitar sebulanan yang lalu, tepatnya sekitar hari-hari menjelang lebaran 
seorang lingkaran dekat Presiden menanyakan pendapat saya tentang 
calon pengganti Kepala BIN, Syamsir Siregar.
Beberapa nama yang beredar cukup menarik untuk dibahas, baik dari 
mereka yang berlatar belakang militer maupun sipil. Saya tidak akan 
membahas mereka yang berlatar belakang militer, karena siapapun 
Jenderal Bintang dua, tiga atau empat yang duduk di pucuk pimpinan BIN 
jarang mengalami resistensi internal maupun kemampuan dalam 
pengelolaan jaring intelijen domestik dan internasional.
Saya akan melakukan perbandingan antara dua calon dari kalangan sipil 
yang memiliki kans yang sama kuat, yaitu antara Sdr. As’at Said Ali dan 
Sdr. Makarim Wibisono.
Dari sudut pandang supremasi sipil dan pemantapan organisasi intelijen 
sipil, maka kedua tokoh ini sama-sama menjanjikan reformasi 
organisasi BIN menjadi seperti CIA atau seperti lembaga intelijen sipil 
lainnya di dunia. Hal itu tentu bukan berarti terjadi pergeseran dari sifat 
militeristik menjadi murni sipil. Faktor penting dari kepemimpinan sipil 
semata-mata hanya bermakna simbolik bahwa dalam dunia intelijen 
negara kita, kepemimpinan sipil tidak lagi diharamkan.
Selama ini, kepemimpinan sipil dikebiri dalam opini ketidakmampuan 
ataupun ketidaktegasan karakter yang sulit diperbaiki. Sementara 
kepemimpinan militer hampir selalu menjadi pilihan terbaik.
Tulisan ini bukan bermaksud menciptakan dikotomi sipil-militer, karena 
hal ini harus dibuang jauh-jauh dari benak komunitas intelijen. Apa yang 
dibutuhkan oleh dunia intelijen negara kita adalah kepastian hukum, 
223
pembinaan karir yang baik serta mekanisme dan sistem organisasi yang 
mantap. Kemudian mengenai siapa-siapa yang mengisi posisi-posisi penting 
intelijen tidak memandang seseorang itu sipil atau militer, melainkan 
dilihat dari kemampuannya. Sekali lagi bila seorang sipil naik sampai 
puncak pimpinan BIN, maka hal ini menjadi sebuah momentum 
keseimbangan yang di masa mendatang akan semakin mendewasakan sikap 
para pemimpin intelijen dalam memandang latar belakang seorang 
pimpinan intelijen, yaitu berdasarkan pada kemampuan dan prestasi.
Saya pribadi melihat bahwa kepemimpinan intelijen negara kita baik dari 
kalangan sipil maupun militer telah memperlihatkan prestasi tersendiri 
yang tidak perlu diungkapkan. Sedangkan dari sisi kekurangannya kita 
juga bisa memperhatikan sejumlah pemberitaan yang menerpa dunia 
intelijen negara kita.
As’at atau Makarim
Dari sudut pandang kapasitas intelektual, saya kira gelar-gelar akademis 
tidak bisa menjadi satu-satunya ukuran. Karena meski hal itu secara jelas 
memperlihatkan sebuah catatan tertulis tentang prestasi seseorang, 
namun hal itu tidak menjamin seseorang mampu menjadi pimpinan 
intelijen.
Dari sudut pandang jaringan intelijen, Sdr. Makarim Wibisono mungkin 
bisa memperbesar kerjasama intelijen internasional dan menciptakan unit 
intelijen aktif (spionase). Hal sama tentu saja bisa di lakukan oleh Sdr. 
As’at karena pengalaman luar negeri Sdr. As’at yang begitu luas. Tetapi
bagaimana dengan jaringan intelijen domestik yang utamanya diarahkan 
224
pada kontra-intelijen, kontras-spionase, kontra-terorisme. Sdr. As’at 
jauh lebih unggul dibanding Sdr. Makarim.
Dari sudut pandang kedekatan politik dengan kekuatan-kekuatan politik 
dalam negeri. Nilai lebih Sdr. Makarim hanya kedekatan dengan SBY dan 
lingkarannya dan basis organisasinya, yaitu Deparlu. Terbuka pula 
kemungkinan Makarim memiliki akses dengan sejumlah tokoh politik 
dalam negeri. Sementara itu, Sdr. As’at diterpa gosip kedekatan dengan 
PDI-P dan Partai Golkar, sehingga sebagian kalangan SBY merasa 
khawatir. Padahal Sdr. As’at lebih tepat bila dilihat sebagai tokoh 
intelijen yang memiliki kedekatan dengan hampir seluruh kelompok Islam 
Moderat di dalam negeri. Lebih jauh, sebagai seorang organik intelijen, 
bisa dikatakan bahwa semua unsur intelijen tidak ada bedanya dengan 
prajurit perang yang tidak akan melakukan pembangkangan politik kepada 
pimpinan negara (Presiden).
Dari sudut pandang organisasi, kekecewaan yang sangat besar akan 
dialami oleh lebih dari 80% organik BIN bila akhirnya orang sipil pertama 
yang memimpin BIN bukanlah seseorang yang sama-sama berjuang di 
dalam organisasi dalam waktu yang lama. Saya mendengar kabar akan ada 
pengunduran diri besar-besaran dari jajaran pimpinan BIN sebagai 
bentuk protes. Saya perkirakan hal ini akan menjadi awal kejatuhan SBY, 
yang bisa jadi akan semakin terpuruk popularitasnya.
Dari sudut pandang keinginan untuk memanfaatkan Sdr. Makarim sebagai 
bumper/martir menyelesaikan masalah HAM, khususnya kasus Munir. 
Saya kira setelah Sdr. Makarim melakukan evaluasi langsung pada intisari 
permasalahan juga akan terdiam seribu bahasa. Hal yang sama juga akan 
menimpa kepemimpinan Sdr. As’at, bahkan siapapun dari kalangan militer. 
225
Perlu diketahui bahwa meskipun Sdr. As’at dan sebagian besar pimpinan 
sipil BIN bersih dari kasus Munir, namun kode etik dan sumpah intelijen 
sudah menjadi darah daging kehidupan insan intelijen. Khusus untuk 
masalah ini, sebaiknya SBY sendirilah yang mempersiapkan diri untuk 
mengambil langkah berani, sehingga seluruh jajaran polkam akan 
memberikan dukungan penuh.
Dari sudut penerimaan kalangan militer. Saya kira bila secara definitif 
kepemimpinan sipil bisa mencapai puncaknya di BIN, kalangan militer akan 
bisa menerima. Hanya saja hal ini membutuhkan kerja ekstra bagi 
seseorang yang jarang berinteraksi dengan kalangan militer.
Catatan penting!!!! Kepemimpinan saat ini ada ditangan Sdr. Syamsir 
Siregar yang meski saya lihat agak kelelahan selama memimpin BIN, telah 
menunjukkan dan meneruskan tradisi organisasi BIN yang terus berusaha 
meningkatkan profesionalitasnya. Seperti kita lihat bersama, 
persahabatan sipil-militer dalam tubuh BIN bisa tetap terjaga atas 
dasar saling menghormati dan bekerjasama dalam memenuhi tugas 
pokoknya.
Sekian

Posted by  /Sunday, December 03, 2006
226
Diskriminasi Penghasilan di BIN
Kurang lebih sebulan yang lalu saya mengangkat tema yang langsung 
membidik BIN, yaitu tentang kepemimpinan sipil BIN. Tidak disangka 
tidak dinyana berbagai pertanyaan mengenai pertimbangan siapa yang 
pantas menggantikan Sdr. Syamsir Siregar berhamburan ke Blog I-I. Di 
awal Januari ini isu itu kembali berhembus dan kali ini bukan di Istana 
melainkan di kalangan lembaga setingkat DPR , baca detik.com edisi 9-10 Januari 2007. 
Sungguh menarik karena saya bisa merasakan mayoritas anggota Dewan 
telah melihat sosok yang paling tepat untuk diangkat. Sementara dari 
pihak SBY justru masih terikat dengan janji ke kalangan dekat (eks Tim 
Sukses) serta hasil bisikan agen-agen CIA di Istana. Berapapun nama 
diajukan SBY, sebenarnya hanya ada satu calon yaitu yang pernah 
dijanjikan SBY.
Berlawanan dengan keinginan SBY, kondisi nyata di lembaga setingkat DPR  dan organisasi 
BIN sungguh mendambakan kepemimpinan sipil dari dalam BIN.
Wah judul artikel tidak nyambung dengan paragraf pembukaan.....??? 
maklum sudah semakin pikun. Baiklah....akan saya kait-kaitkan dengan 
judul artikel kali ini.
DISENSOR ATAS PERMINTAAN AGEN P5
227
Berikut ini catatan yang diberikan agen P5 :
Yth. Pak Seno
Saya hanya ingin berbagi pendapat soal diskriminasi yang Pak Seno 
sebut-sebut dalam artikel yang berjudul Diskriminasi Penghasilan di 
BIN. Semoga Pak Seno berkenan dan juga menjadi bahan pemikiran bagi 
rekan-rekan pembaca Blog I-I.
Pertama, sangat tidak etis membeberkan "kelemahan" organisasi ke 
dalam media Blog I-I yang bisa dibaca di seluruh dunia. Kekecewaan yang 
mendalam dari sejumlah oknum yang mengirim informasi/e-mail kepada 
Pak Seno masih kurang cukup bila dijadikan satu-satunya referensi 
tulisan yang tendensius dan penuh tuduhan ini. Alangkah baiknya 
semua informasi dikumpulkan dan kemudian dikonfrontasikan langsung 
kepada pimpinan intelijen guna mendapatkan tanggapan yang berimbang.
Kedua, sadar maupun tidak sadar Pak Seno telah berkontribusi dalam 
merusak citra organisasi intelijen negara yang sedang dibangun. Alangkah 
baiknya jika memang ada hard fact tentang kerusakan organisasi di 
sektor manapun segera dilaporkan ke pihak yang berwenang. Kritik 
membangun ke dalam organisasi lebih diperlukan daripada teriak-teriak 
meludahi wajah sendiri (meminjam istilah Pak Seno, maaf).
Ketiga, dalam pengamatan saya Pak Seno telah memiliki pengaruh luas 
karena benar adanya bahwa Pak Seno telah menjadi bahan pembicaraan 
yang melebihi orang-orang intel yang telah dikenal publik di negeri ini. 
Posisi "maya" Pak Seno yang signifikan ini sebaiknya lebih terarah pada 
228
reformasi dan penguatan organisasi intelijen yang tidak mengabaikan 
citra organisasi di mata warga.
Demikian pendapat saya, mudah-mudahan Pak Seno tidak tersinggung dan 
menjadi bosan menyoroti dunia intelijen negara kita.
Terima kasih
Posted by  /Wednesday, January 10, 2007
229
Kepada Yang Tersayang Adik-Adik STIN
Tiga hari yang lalu seseorang menyampaikan peringatan bahwa Blog I-I 
bisa berdampak negatif kepada calon-calon agen potensial yang sedang 
digembleng. Karena Blog I-I hanya memberikan kesan suramnya masa 
depan karir di dunia intelijen. Diperkirakan telah terjadi penurunan 
semangat di kalangan calon agen setelah membaca tulisan-tulisan gila dari 
.
Sebelumnya saya mohon maaf bila tulisan dalam Blog I-I dianggap 
mengandung racun yang mematikan. 
Secara singkat saya ingin membesarkan hati adik-adik bahwa kesuksesan 
hidup dunia tidak semata-mata dilihat dari cemerlangnya jalur karir, 
tidak dari gemerlapnya penghasilan harta, tidak dari kejeniusan belaka. 
Melainkan secara utuh menjadi bagian jati diri patriot bangsa yang 
merupakan identitas prajurit intelijen yang tidak cepat puas dan tidak 
cepat menyerah. Sesungguhnya hakikat keberhasilan berkarir di dunia 
intelijen bukan hanya terletak pada bukti-bukti suksesnya sebuah analisa 
atau operasi, melainkan lebih ke dalam prinsip hidup kita yang mengabdi 
pada keselamatan bangsa dan negara negara kita. Andaipun harus mati 
demi prinsip ini akan terasa nyaman dan ringan. Perhatikan mereka 
yang menjadi legenda dalam dunia intelijen, banyak yang dihargai setelah 
melalui hinaan dan penderitaan. Hal itu semata-mata hanya tragedi 
kehidupan dimana intelijen dengan segala citra hebatnya hanyalah 
manusia biasa yang memegang keyakinan tentang fungsinya untuk 
menjaga seluruh komponen bangsa dari kehancuran. Ini hanya sebuah 
230
pesan yang membuat saya masih hidup bergairah menyoroti dunia 
intelijen negara kita. Merupakan pesan turun-temurun dari senior intelijen 
sejak masa perjuangan yang sebagian telah diabadikan dalam janji 
prajurit perang fikiran (semoga diajarkan di sekolah).
Sekian dan mohon maaf bila Blog I-I telah meracuni pikiran adik-adik. 
Saya terbuka untuk berdiskusi kritis bila memang perlu dan kpada 
segenap rekan Blog I-I jangan sungkan untuk memberikan koreksi dan 
teguran.
Posted by  /Wednesday, January 10, 2007
231
Intel Menjawab
Beberapa e-mail dari rekan-rekan pembaca Blog I-I berisi keluhan dan 
pertanyaan bagaimana menjalani kehidupan sebagai seorang intel. Saya 
jadi teringat sekitar 20an tahun silam saat  beberapa intel junior dalam 
komunitas intelijen negara kita bersenda gurau dan saling bercerita 
tentang betapa repotnya menjalani tugas sebagai anggota intelijen dalam 
kehidupan sehari-hari. "Enaknya" pada era Orde Baru adalah bahwa 
kekuasaan begitu besarnya, sehingga kerisauan intelijen itu hanya 
sebagai obrolan ringan setelah mendapatkan pelatihan masalah cover
yang ideal.
Bagaimanapun juga, seorang intel adalah mahluk sosial dengan berbagai 
hubungan sosial yang harus dipelihara dengan baik serta dijalani secara 
normal seperti orang biasa.
Berikut ini, saya berikan beberapa catatan untuk rekan-rekan Blog I-I 
yang masih risau tentang menjalani kehidupan sebagai individu dan 
anggota warga sekaligus juga sebagai petugas intelijen.
Pertama mempraktekan prinsip anonim. Seorang petugas intelijen perlu 
meresapi bahwa keberadaan dirinya yang terkait dengan institusi 
intelijen adalah tanpa nama. Saya sudah mencontohkan dengan eksistensi 
 yang telah mengambil semua identitas, semua ide, 
semua intelektualitas jati diri saya yang kemudian dipublikasikan ke 
dalam dunia maya Blog I-I.
232
Kedua terkait dengan prinsip anonim, apabila sulit dihindari untuk 
terungkapnya identitas asli kepada keluarga, sahabat/teman, kolega 
kerja dari institusi lain, maka tidak ada gunanya apabila hal itu ditutup-
tutupi dengan kebohongan. Langkah yang perlu ditempuh adalah dengan 
hanya mengakui adanya keterkaitan dengan institusi intelijen. Misalnya 
Saya Fulan bekerja di Baintelkam polisi , saya Johnny bekerja di BAIS 
tentara , saya Budi bekerja di Intelijen Imigrasi, saya Anto bekerja di BIN, 
saya Agus bekerja di Intelijen Kejaksaan Agung, dst. Hal penting yang 
perlu diperhatikan adalah bahwa informasi itu tidak tersebar lagi lebih 
luas dengan meminta perhatian pihak yang sudah tahu. Lebih dari itu, misi 
utama, kegiatan, serta keahlian khusus anda sebagai petugas intelijen 
tetap dirahasiakan.
Ketiga terkait dengan keahlian khusus yang anda miliki sebagai seorang 
petugas intelijen, maka ada saat-saat dimana anda mendapat 
pelatihan/training. Sejumlah metode pelatihan adalah bersifat terbuka 
dan merupakan keahlian dasar yang wajib diketahui oleh seorang intel. 
Namun ada pelatihan yang sangat khusus yang sangat sensitif yang 
langsung terkait dengan pekerjaan anda, hal yang semacam ini bukan 
untuk dipamerkan ataupun diketahui banyak orang di luar organisasi. 
Sebagai contoh keahlian dalam menggunakan intelligence devices, 
keterampilan membunuh secara "wajar", dan keterampilan melakukan 
trick kotor intelijen. Saya kira rekan-rekan Blog I-I senior akan bisa 
mengingat siapa saya, karena keterampilan yang saya peroleh di CIA dan 
Mossad pada tahun 80-an hanya diikuti oleh sangat sedikit orang. Karena 
233
sedikit itulah, maka saya cukup percaya diri akan kerahasiaan yang akan 
selalu melindungi.
Keempat masalah verifikasi pekerjaan yang harus dilakukan saat  kita 
melakukan hubungan dengan dunia praktis di sekitar kita. Misalnya hal ini 
terkait dengan hubungan dengan Bank (tabungan, kredit pinjaman, kartu 
kredit, dll), pemilikan properti, dan data-data administrasi lainnya. 
Adalah sangat penting untuk mempersiapkan cover job yang sempurna, 
dalam artian benar-benar ada sampai pada tingkat verifikasi dan back 
stopping yang kuat.
Kelima masalah hubungan dengan media massa. Sebuah situasi yang ideal 
adalah keberadaan sebuah Divisi atau Direktorat Kebijakan Informasi 
Publik atau semacam Humas/PR. Organisasi Intelijen dari waktu ke waktu 
akan menjadi berita di media cetak, TV maupun internet. Oleh karena itu 
Divisi yang bertanggungjawab yang memberikan pernyataan resmi. Dalam 
kasus negara kita, pimpinan Intelijen seperti KA BIN, KA BAIS, KA 
BAINTELKAM, sekaligus merangkap menjadi humas. Apabila anda telah 
mencapai posisi yang tinggi dan mulai dikenal publik, jangan sekali-kali 
memberikan konfirmasi ataupun penyangkalan atas sebuah informasi yang 
terkait dengan organisasi intelijen di mana anda bekerja. Jawaban 
singkat berupa no comment sudah cukup. Bahkan bila anda masih pada 
tingkatan yang lebih rendah, jangan sekali-kali memberikan konfirmasi 
atau penyangkalan walaupun hanya sebagai bincang-bincang ringan dengan 
anggota keluarga atau teman.
234
Keenam terkait dengan masalah kewaspadaan seorang intelijen adalah 
melekat dan sungguh-sungguh dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari 
dan menjadi otomatis duluan seperti iklan sebuah produk motor 
automatic. Misalnya dalam kasus konflik komunal, terorisme, dan kegiatan 
intelijen asing, maka menjadi kewajiban untuk melaporkan apabila anda 
sungguh-sungguh menemukannya walaupun itu di luar tugas pokok unit 
anda.
Ketujuh terkait masalah tingkatan klasifikasi informasi yang cara 
menanganinya. Mulai dari catatan tulisan tangan anda sampai laporan 
khusus. Secara umum hanya ada tiga tingkatan kerahasiaan yaitu 
Terbatas, Rahasia, dan Sangat Rahasia. Namun tingkatan itu bisa saja 
diperbanyak tergantung keputusan pimpinan masing-masing organisasi.
Kedelapan adalah prinsip need-to-know yang harus secara ketat dijalani 
dalam keseharian kerja seorang intelijen. Banyak omong, distribusi 
laporan yang sembarangan, atau kekeliruan dalam proses pelaporan 
adalah hal-hal yang bisa merusak mekanisme kerja intelijen. Mungkin 
anda berpikir Blog I-I sudah melanggar prinsip ini, saya tidak 
menyangkalnya karena Blog I-I memang menjadi konsumsi publik. 
Pembelaan saya adalah bahwa saya membuka diri untuk koreksi dari 
siapapun untuk bisa menyajikan sebuah proses pembelajaran dan 
reformasi Intelijen negara kita.
235
Kesembilan prinsip For Official Use Only (FOUO) harus secara ketat 
diterapkan dalam setiap dokumen yang diberikan tanda Untuk 
Kepentingan Dinas. Jangan sampai anda campur adukkan dengan 
keseharian pekerjaan rutin maupun pribadi. Anda berkesempatan 
memanfaatkan informasi-informasi penting untuk hal-hal yang 
menyimpang. Misalnya untuk pemerasan, untuk mencari keuntungan, untuk 
membuka peluang bisnis, untuk kepentingan kelompok atau pribadi. Oleh 
karena itu, janganlah tergoda untuk menjerumuskan diri ke situasi 
ini.
Kesepuluh masalah publikasi karya seorang petugas intelijen. Diperlukan 
persetujuan dari pimpinan intelijen untuk setiap publikasi seorang 
petugas intelijen yang mungkin berisi data-data intelijen. Bahkan 
meskipun bila anda sudah pensiun seperti saya, ada sebuah proses review 
atas hasil karya anda. Sekali lagi rekan-rekan Blog I-I akan bingung, 
apakah Blog I-I sudah direstui? jawabnya tanyakan pada jajaran 
pimpinan Komunitas Intelijen negara kita (IC). Apapun kontroversinya, 
Blog I-I sekali lagi memberikan ruang koreksi yang sangat luas kepada 
organisasi intelijen di negara kita untuk klarifikasi, koreksi, sensor, dan 
apapun namanya dengan catatan atau alasan yang dimenegrti Blog I-I.
Kesebelas masalah pengamanan pribadi anda sebagai seorang petugas 
intelijen. saat  seorang petugas intelijen keluar dari kantornya, ada 
begitu banyak informasi yang ada di kepalanya. Oleh karena itu, seorang 
petugas intelijen juga menjadi target pihak oposisi yang ingin 
236
membongkar informasi dari organisasi intelijen. Karena itu waspadalah 
dan jagalah keselamatan anda di manapun berada.
Keduabelas masalah hubungan dengan warga negara asing. Petugas 
Intelijen negara kita seyogyanya waspada terhadap infiltrasi agen-agen 
asing ke dalam organisasi dan usaha-usaha menjadikan anda seorang 
double agent. Setiap hubungan dengan orang asing mencakup percintaan, 
kewajiban dalam satu organisasi internasional, dan hubungan profesional 
lainnya pada prinsipnya wajib diketahui organisasi. Apalagi jika hubungan 
ini menjadi semakin erat, misalnya dari percintaan mengarah pada 
pernikahan, harus ada proses clearance yang teliti. Meski begitu, 
hubungan-hubungan dengan WNA yang memang dirancang dalam sebuah 
rencana operasi yang dikendalikan oleh Case Officer dari Markas Pusat 
adalah sah-sah saja.
Ketigabelas korespondensi dengan warga negara asing. Berbeda dengan 
poin nomor dua belas, maka masalah korespondensi bisa dibedakan 
korespondensi sosial (penpal) dan korespondensi strategis, yaitu yang 
membahas aspek-aspek pekerjaan intelijen. Korespondensi yang 
berpotensi membahas pekerjaan organisasi adalah dilarang atau 
setidaknya diketahui pimpinan atau menjadi bagian dari operasi intelijen. 
Meskipun sangat sulit, karena sekarang sudah menjadi begitu cepat 
prosesnya melalui internet, maka tanggung jawab kontrolnya ada di 
tangan anda.
237
Keempatbelas Masalah mengunjungi Kedutaan Besar negara lain atau 
bertemu dengan diplomat asing. Karena dalam setiap Kedutaan Besar 
asing selalu ada agen intelijen, maka seorang petugas intelijen tidak 
dianjurkan untuk berkunjung ke Kedutaan Besar atau menemui diplomat 
asing (bisa jadi diplomat intel). Urusan Visa, dan masalah-masalah yang 
terkait dengan Kedutaan Besar asing seyogyanya dikondultasikan dengan 
unit liaison agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Kelimabelas masalah kegiatan radio amatir yang rawan dari eksploitasi 
intelijen asing termasuk kepemilikan website yang bisa membongkar 
individu-individu penting intelijen. Blog I-I berkali-kali menjadi sasaran 
desepsi asing yang seolah-olah merupakan sumbang saran dari sesama 
rekan Blog I-I yang nasionalis. Itulah sebabnya Blog I-I sangat 
berterima kasih kepada beberapa agen senior dan sedikit pimpinan 
intelijen yang memberikan perhatian berupa teguran, kritik, saran dan 
konfirmasi.
Keenambelas masalah perjalanan pribadi ke luar negeri. Setiap petugas 
intelijen negara kita yang melakukan kunjungan ke luar negeri dalam urusan 
pribadi harus mendapatkan persetujuan dari pimpinan intelijen. Hal ini 
terkait dengan pengamanan. Hukuman kepada petugas intelijen negara kita 
yang lalai atau sengaja tidak melaporkan kunjungan ke luar negeri 
maksimal dikeluarkan dari kedinasan. Ini merupakan masalah prinsip 
disiplin petugas demi terjaganya fungsi pengawasan yang maksimal dari 
penghianat di dalam organisasi. Misalnya saja, pada tahun 1979 saya 
melakukan kunjungan pribadi kepada seorang tokoh KIN yang tersingkir 
238
ke Taiwan, saya melaporkan secara rinci rencana ini langsung 
kepada pimpinan. Selain silaturahmi, ada misi memahami kebijakan baru 
RRC dalam kepemimpinan Teng Hsiao Bing.
Ketujuhbelas masalah keanggotaan dalam sebuah organisasi lokal, 
regional maupun internasional. Adalah sah-sah saja bila seorang petugas 
intelijen menjadi anggota atau bahkan pengurus organisasi. 
Persyaratannya sangat sederhana, jelas maksud dan tujuannya. Apalagi 
untuk organisasi internasional, tentu harus sepengetahuan pimpinan 
intelijen. Perlu diketahui bahwa ada organisasi yang dibentuk memang 
untuk menghancurkan organisasi intelijen, maka berhati-hatilah bila 
kegiatan yang dituju dalam organisasi bisa kontraproduktif terhadap 
kegiatan anda, pengecualian hanya bila ada dalam rencana operasi 
interlijen, misalnya organisasi target intelijen.
Kedelapanbelas masalah perubahan status pernikahan, perceraian, dan 
ganti nama. Kesemua itu wajib dilaporkan kepada organisasi.
Kesembilanbelas masalah narkoba adalah masalah yang sangat 
membahayakan kinerja seorang petugas intelijen. Hukuman berupa 
pemecatan secara tidak hormat adalah wajar.
Keduapuluh masalah senjata dan tanda pengenal dalam kantor pusat. 
Kedisplinan dalam memperlakukan senjata dan tanda pengenal bagi 
petugas intelijen negara kita adalah vital. Kedua hal ini melekat 
dalam identitas seorang petugas. Pada saat ke kantor pusat pemakaian 
239
tanda pengenal adalah wajib, dan pada saat di luar tugas tanpa pengenal 
tidak boleh hilang ditempat umum. Demikian pula dengan senjata, 
kehilangan kedua hal ini bisa berakibat sanksi yang berat.
Keduapuluhsatu masalah kehilangan informasi penting harus dilaporkan 
kepada pimpinan langsung untuk dilakukan review tingkat resiko yang bisa 
ditimbulkan. Misalnya saat  terjadi pembocoran dari dalam organisasi 
hal ini harus diselidiki secara seksama untuk mengetahui pihak yang 
membocorkan yang bisa dihukum dengan pemecatan.
Keduapuluhdua msalah penggunaan jalur telepondan fax aman dan tidak 
aman. Untuk pembicaraan yang rahasia seperti rencana operasi, maka 
wajib menggunakan jalur telepon aman yang bebas penyadapan. Anda bisa 
menggunakan berbagai metode, alat, atau sandi (encrypted).
Catatan ini di atas hanya sebagai masukan demi profesionalitas 
petugas intelijen yang memahami kewajibannya dalam menjalankan tugas 
serta menjalani kehidupan wajar sehari-hari. Bila rekan Blog I-I ada 
tambahan ide, silahkan ditambahkan.
Sekian, semoga bermanfaat
Posted by  /Saturday, February 24, 2007
240
Cambridge Circus
"I get so angry but I keep my mouth shut"
Begitulah ekspresi seorang  bila harus mendongeng 
tentang Cambridge Circus. Buat rekan-rekan yang belum terlalu banyak 
tahu tentang kisah-kisah penghianatan intelijen, ada baiknya mengunjungi 
link Cambridge Circus yang mudah-mudahan bisa mempersingkat waktu
dalam memahami salah satu istilah yang wajib diketahui oleh insan 
intelijen. Namun bila rekan-rekan Blog I-I ingin lebih serius lagi maka 
akan sangat baik untuk membaca buku John Le Carre atau menonton film 
berikut ini :
Adalah seorang Bird Commander yang memancing saya untuk menulis
artikel ini.
Silahkan dilanjutkan bila tertarik.........sebelum rekan-rekan Blog I-I 
melanjutkan ada baiknya dipahami bahwa masalah ini sangat serius 
sehingga saya harus sangat berhati-hati dalam penulisannya.
Pertama-tama perlu diketahui bahwa kisah tentang Mole (agen penetrasi 
yang ada di dalam organisasi intelijen, umumnya double agent) merupakan 
keniscayaan yang sulit dihindari dalam dunia intelijen. Hal itu menjadi 
natural bagi orang-orang intel dan sangat dipahami bahwa tingkat 
probabilitanya cukup tinggi. Di negara kita pernah dihebohkan dengan 
kasus Susdaryanto yang kemudian menjadi catatan klasik dunia intelijen 
negara kita. Belajar dari kasus ini, para tikus-tikus bermain dalam 
tataran yang lebih aman yaitu dengan mengembangkan sayap-sayap 
241
pendukung yang kuat serta menghindari pertemuan langsung di negara kita. 
Dengan mengandalkan alat komunikasi yang relatif lebih canggih dari 
alat-alat yang dimiliki Intelijen negara kita, para tikus bisa merasa aman, 
dan demikianlah faktanya.
Celakanya Blog I-I melihat bahwa beberapa tikus ini termasuk 
intel andalan di jajaran polisi , tentara  dan BIN. Tentu saja tuduhan Blog I-I 
akan berdampak serius dengan tuntutan adanya klarifikasi dengan fakta 
dan tunjuk muka siapa si tikus yang dimaksud. Sejujurnya Blog I-I tidak 
bisa tunjuk muka atau memberikan DPO Circus yang dimaksud. Mengapa 
demikian? karena memang tidak pernah ada lagi operasi pengungkapan 
infiltrasi intel asing ke dalam tubuh organisasi keamanan negara kita. 
Selain dianggap naif dan mengada-ada, setiap kecurigaan ke arah sana 
selalu didahului oleh kelihaian para tikus untuk menghentikan kecurigaan 
ini.
Berikut ini saya kategorikan beberapa jenis kelompok Circus :
Pertama Circus Merdeka Philip dibentuk pada masa operator CIA senior 
keturunan Vietnam bekerja di negara kita, saat ini para tikus diperkirakan 
sudah atau akan menduduki posisi-posisi penting dalam organisasi 
Intelijen.
Kedua Circus Graha TW, motivasi pada uang dan aksi premanisme yang 
akan tergiring menuju gerakan membuka diri pada infiltrasi kepentingan 
China, Singapura dan Israel. Sangat kuat dalam organisasi tentara .
Ketiga Circus Opera House sedang bergerak cepat dalam tubuh polisi  dan 
BIN, merupakan operasi penggalangan Australia yang memberikan begitu 
banyak bantuan uang dan teknis.
242
Keempat Circus Mandarin berjalan mantap karena sangat halusnya 
senantiasa menjadi kepanjangan kepentingan negara-negara Eropa 
khususnya Inggris.
Kelima Circus Sahara yang secara berkelanjutan memposisikan Islam 
sebagai ancaman serius bagi NKRI, merupakan antek-antek Mossad yang 
sangat lihai.
Blog I-I mengangkat masalah Circus secara ringan hanya sebagai teguran 
halus sekaligus peringatan kepada rekan-rekan intel yang telah 
terperosok dalam permainan intelijen asing. Mengapa tidak secara keras 
dilakukan tindakan disiplin oleh pimpinan intelijen, Mabes polisi  dan Mabes 
tentara ? Blog I-I melihat bahwa kebanyakan anggota Circus ini masih 
dalam tahapan "tergalang" dan belum sungguh-sungguh melakukan 
pembelotan yang serius, motivasi harta dan karir gemilang merupakan 
faktor utama. Blog I-I meyakini bahwa mereka hanya salah jalan dan bisa 
kembali bertaubat. Dengan kata lain, hanya masalah waktu saja untuk 
proses pengumpulan bukti-bukti pro justisia, setidaknya di antara anda 
para tikus sudah ada yang bisa merasakan mengapa tiba-tiba karir anda 
mandeg bukan?
Refleksi Intelijen negara kita
Tulisan ini tidak mengandung informasi yang akurat tentang peristiwa-
peristiwa di tanah air. Hanya sebuah refleksi ringan.
Memang dasar negeri penuh misteri dan propaganda, hampir tak ada 
kasus yang benar-benar bersih dari unsur misteri alias ketidakjelasan 
informasi yang simpang siur. Itulah sebabnya teori konspirasi begitu laku. 
Bahkan sejujurnya lama-kelamaan saya jadi ikutan pusing. Bila kebenaran 
diungkapkan-pun tidak akan langsung bisa dilihat sebagai kebenaran. 
Melimpahnya informasi justru membuat pekerjaan intelijen menjadi 
harus ekstra hati-hati. Sementara itu, permainan demi permainan tanpa 
kenal ampun terus bergulir dari satu papan masalah ke masalah lain. Dari 
luar tampak sebuah dinamika yang sehat dan baik bagi kemajuan manusia 
negara kita yang demokratis. Tetapi siapa yang bisa menduga kehancuran 
tiba-tiba negara kita Raya bak kisah goro-goro ramalan Jayabaya.
Belakangan sejumlah kalangan mempertanyakan masalah Blog I-I, bisa 
dipercaya atau tidak? punya afiliasi dengan siapa? berapa besar jaring 
informasinya? apa maksud dan tujuannya? adakah kode-kode instruksi 
yang tersembunyi? membela kepentingan siapa? dst....dst....dst.
Kita akan sangat berbahaya apabila kita jujur di dunia yang penuh 
kebohongan. Ada yang perlu saya syukuri bahwa kepedulian rekan-rekan 
semakin lama semakin satu irama dengan Blog I-I, bahkan mereka yang 
kontra pun mulai berpikir panjang dan mengajak diskusi-diskusi sensitif 
tentang masa depan negara kita. Sayang saya sudah lambat berpikir dan 
terlalu capek untuk mengikuti dinamika perkembangan yang begitu cepat.
Sebagai contoh, entah berapa puluh rekan Blog I-I yang menanyakan 
apakah artikel Blog I-I tentang Jamaah Islamiyah di Poso merupakan 
murni analisa . Perlu saya sampaikan bahwa simpati dan 
kesamaan visi dari rekan-rekan pembaca Blog I-I telah berkembang 
menjadi ikatan longgar untuk sharing informasi. Saya sendiri semakin 
sulit memperkirakan berapa besar perkembangan jaring informasi yang 
memiliki nafas sama Blog I-I. Banyak informasi yang merupakan serpihan 
fakta, banyak juga yang desepsi, serta tidak sedikit yang bertanya-
tanya. Maka saya konfirmasikan kepada rekan-rekan bahwa artikel dalam 
Blog I-I merupakan kumpulan dari sejumlah informasi dari rekan-rekan 
yang punya akses dan kemudian saya susun menjadi artikel yang mudah 
dibaca dan dipahami. Seperti pernah saya sampaikan dalam tulisan-tulisan 
awal, maka saya mematuhi kepatutan untuk tidak gegabah membahas 
suatu kasus yang masih dalam proses penyelidikan. Apalagi kasus sensitif 
gerakan kelompok teroris yang sedang dikejar-kejar Densus 88. Apabila 
saya bawakan oleh-oleh cerita tentang lolosnya NMT atau AD tentu akan 
pihak geregetan ingin menjitak kepala saya. Densus 88 sudah bekerja 
dengan sangat baik.
Informasi tentang Jamaah Islamiyah, NII KW 9, keterlibatan oknum 
aparat, keterlibatan intelijen asing, perang melawan teror, pembusukan 
citra Islam, adu domba Islam-Kristen, konflik komunal, operasi cabut 
mandat, masalah perampokan pasir oleh Singapura, sikap Malaysia yang 
arogan, isu HAM, kelompok neoliberal, bangkitnya Partai Komunis 
negara kita, dll begitu simpang siur di tengah-tengah warga. Bahkan 
dalam forum komentar Blog I-I pun mulai tampak simpang siur yang saya 
kewalahan untuk meresponnya satu per satu. Mudah-mudahan artikel-
artikel dalam Blog I-I tidak semakin memperkeruh keadaan.
Ojo kagetan Ojo gumun kata mantan Presiden Suharto. Rekan-rekan juga 
tidak perlu emosional dalam menyikapi setiap suasana keruh yang 
disebabkan oleh menebalnya kabut persoalan yang harus disingkapkan 
oleh intelijen. 
Bila negara kita Raya memang berambisi menjadi negara 5 besar di dunia 
pada tahun 2030 dengan pendapatan per kapita US$ 18.000 seperti 
diungkapkan oleh Presiden SBY, maka sudah tidak bisa ditawar lagi 
penguatan sektor intelijen sebagai garda depan penjaga keselamatan 
bangsa. Saya katakan demikian karena bila kita belajar dari RRC, jelas 
sekali bahwa sejak tahun 1960-an intelijen RRC yang dipimpin oleh Otak 
Revolusi Kebudayaan Kang Sheng yang telah merancang pondasi yang 
kokoh bagi intelijen modern RRC, diantaranya dengan pendataan seluruh 
Cina Perantauan yang potensial bagi pembangunan nasional RRC. Secara 
khusus misalnya ditetapkan target kepada Ilmuwan Cina Perantauan yang 
sangat cerdas untuk bekerja di luar negeri dan pada waktunya dipanggil 
kembali untuk membangun Cina. Kemudian target juga diarahkan kepada 
kapitalis Cina di dunia. Sehingga, meski Kang Sheng akhirnya harus 
dihukum karena tuduhan terlibat kasus Gang of Four. Intelijen RRC telah 
membangun jaring intelijen manusia yang luar biasa atau mungkin yang 
terbesar di dunia. Jaring itulah yang diteruskan oleh institusi intelijen 
untuk terus mendukung pembangunan RRC sebagai negara besar. 
Sehingga saat  terjadi pergeseran konsep pembangunan, tidak ada 
masalah atau gejolak yang berarti, secara mantap terjadi kesinambungan 
dari pemimpin lama kepada pemimpin baru, bagaikan lari estafet yang 
tidak terputus di tengah jalan.
Bagaimana dengan negara kita? dengan kondisi intelijen yang tercerai 
berai, kondisi demokrasi yang sarat politik kepentingan, adakah jaminan 
bahwa program pembangunan negara kita akan konsisten dan berkelanjutan 
dari waktu ke waktu. Bukankah hampir menjadi tradisi di negara kita untuk 
terjadinya jeda/putusnya kesinambungan pembangunan saat  terjadi 
perubahan pemimpin. Oh entah kapan lahir kesadaran komunal seluruh 
komponen bangsa untuk berperilaku benar demi kelangsungan negara kita 
Raya.
Masalah yang ini belum selesai, meledak masalah yang itu. Masalah yang 
itu sedang ditangani, muncul lagi masalah yang lain, begitu dari waktu ke 
waktu. Derap langkah pembangunan yang tertatih-tatih dalam perbedaan 
konsep, keyakinan, kepentingan, strategi dan bahkan sampai level taktik 
pun terjadi perbedaan yang mengarah pada konflik.
Hal itu belum menyoroti soal kinerja. Tanggung jawab anggaran 
pemerintah yang hampa kinerja semakin rusak manakala para pelakunya 
bahkan tidak mengerti apa yang dimaksud bekerja sesuai dengan rencana 
yang dianggarkan. Ditengah perjalanan banyak bermunculan lembaga-
lembaga ekstra (fungsional) karena lembaga struktural tidak berfungsi. 
Ada kesan banyak yang ingin berbuat namun hanya sebatas ingin saja, 
berandai-andai tanpa kerja nyata yang bisa dipertanggungjawabkan.
Korupsi, penyalahgunaan wewenang, dan kontrol yang lemah di berbagai 
sektor baik di pusat maupun di daerah. Semuanya menjadi sebuah ramuan 
maut yang mematikan. Sementara para pelakunya memiliki keyakinan aji 
mumpung yang sangat kuat. Mumpung aparat masih bisa dibeli, mumpung 
hukum masih bisa pilih kasih, mumpung pemerintahan bisa disandera oleh 
kepentingan politik, dan jutaan mumpung lainnya.
Insan intelijen yang ideal di negara kita adalah sekumpulan orang stress 
yang nyaris gila karena harus melihat kenyataan pahit sulitnya menangkap 
asap tanpa menyeret anginnya. Sebuah pesan revolusi untuk menyalakan 
api karena asap akan hilang bila apinya sudah menyala. Atau menuang
tuba/endrin bening ke dalam air agar ikan mati keluar dari dalam air dan 
mengapung, sehingga air tak bergolak ataupun menjadi keruh. Lagi-lagi 
pesan revolusi yang sungguh Blog I-I tidak setuju, karena sangat jarang 
terjadi revolusi damai, apalagi dalam sejarah bangsa negara kita.
Tetapi tidak berarti intelijen ideal harus menyerah pada keadaaan dan 
duduk bengong tanpa berbuat apapun. Manfaatkanlah Blog I-I untuk 
kepentingan bersama. Tegurlah  bila ada artikel yang 
bernada kebohongan, fitnah, ataupun pengelabuan. Koreksilah untuk 
kepentingan bangsa negara kita. Sampaikanlah kebenaran informasi 
intelijen walaupun pahit. Tentunya perlu rekan-rekan renungi dahulu 
tingkat sensitifitas informasi yang pantas diangkat dalam Blog I-I, 
Duduk Perkara Mossad dan Intel Asing di negara kita
Mohon maaf kepada seluruh komponen bangsa negara kita bila Blog I-I 
mengabarkan berita yang kurang enak didengar dan menimbulkan tanda 
tanya. Mohon maaf kepada segenap aparatur keamanan pemerintah yang 
masih aktif bila Blog I-I membawa kekisruhan. Mohon maaf kepada unsur 
pimpinan di Negeri tercinta negara kita Raya bila informasi-informasi 
sensitif dari jaring Blog I-I membuat hati menjadi panas. Sungguh tidak 
ada maksud tersembunyi selain meningkatkan kewaspadaan publik serta 
mendorong peningkatan Intelijen negara kita yang berwibawa, kuat, 
cerdas, dan cepat tanggap.
Informasi kedatangan Kidon di negara kita telah mengundang terjadinya 
polemik hebat baik secara offline (copy darat) maupun online (silahkan 
dicari sendiri linknya). Beberapa kelompok agen binaan Mossad 
terdeteksi mengurangi aktivitas dan lebih berhati-hati, beberapa bahkan 
mulai menjadi ragu-ragu atas pilihan menjual diri kepada Israel. Dari sisi 
kesadaran ini saya merasa ada manfaat positif yang nyata dari Blog I-I.
Meskipun demikian, apa-apa yang dibahas dalam Blog I-I tentang Mossad 
maupun Intelijen Asing lainnya bukan sebuah generalisir kebencian 
terhadap unsur-unsur asing di Republik negara kita. Melainkan sebuah 
proses kabar berita intelijen berdasarkan dukungan data yang mudah-
mudahan bisa merangsang kewaspadaan yang lebih baik.
Blog I-I tidak bermaksud menjerumuskan bangsa negara kita untuk 
berpandangan sempit kepada seluruh unsur asing yang ada di negara kita. 
Blog I-I juga tidak bermaksud melimpahkan seluruh persoalan bangsa 
negara kita kepada kambing hitam yang bernama unsur asing ataupun 
Mossad. Bahwa terlalu banyak unsur domestik, pemimpin, pengusaha, dan 
elit negara kita yang menjadi pelacur busuk yang menjual diri kepada unsur 
asing itu ada benarnya. Namun kita juga sulit dalam berhadapan dengan 
pelacur berwajah manis dan menguasai ekonomi dan politik negara bukan? 
Salah-salah kita juga diajak sekalian melacurkan diri demi kesuksesan 
pribadi.
Bila artikel-artikel Blog I-I sebelumnya disimpulkan sebagai sebuah 
tuduhan yang tidak beralasan kepada Mossad dan Intelijen Asing lainnya, 
maka hal itu sebuah kekeliruan karena Blog I-I hanya bertanya-tanya 
dalam pengaruh teori konspirasi. Jadi bukan sebuah desepsi informasi 
yang bertujuan memanaskan situasi.
Jaring Blog I-I saat ini terus mengembangkan operasi pengumpulan 
bahan keterangan untuk menjaga agar kerusakan negara kita Raya tidak 
semakin parah. Terima kasih kepada para ksatria Ronin yang menjadi 
garda terdepan dalam menginformasikan berbagai perkembangan 
keamanan dan intelijen. Silahkan menjadikan Blog I-I sebagai rumah 
bersama kumpulan Ronin atau Senopati tanpa Raja yang senantiasa 
mengasah diri. Demi negara kita Raya, mungkin suatu saat kita bisa 
mendapat kehormatan untuk berjuang seperti Kisah 47 Prajurit Ronin di 
Edo pada masa akhir pemerintahan Shogun Tokugawa Tsunayoshi.
Kembali pada pokok pembicaraan, dan sebagai pemanasan awal, Blog I-I 
akan mengungkapkan satu bukti faktual operasi Kidon yang teramat 
sensitif dan resikonya sangat besar karena akan menyinggung unsur 
pimpinan intelijen atau bahkan berpotensi memicu  ybs turun 
jabatan.
Seperti pernah saya ungkapkan bahwa rencana infiltrasi yang lebih dalam 
ke NKRI telah menjadi agenda Mossad sejak tahun lalu. Sasarannya 
adalah lembaga keamanan negara kita dengan tujuan menciptakan jalur 
komunikasi langsung yang tidak bisa diintersep oleh pihak ketiga. Jalur 
komunikasi ini dibangun atas biaya Mossad, dengan biaya yang 
sebenarnya tidak terlalu mahal bagi sebuah negara, namun cukup lumayan 
bagi instansi keamanan. Menurut informasi hasil intersep di Singapura, 
pembukaan jaring komunikasi ini merupakan ujian kenaikan bagi 
seorang agen yang telah bertahun-tahun menjadi Katsa di negara kita. 
Selain itu, ada aspek bisnis yang besar berupa pembayaran atas jasa-
jasanya dalam menciptakan jaring kegiatan di negara kita. Agen ini 
berinisial ASGF, keturunan Arab serta memiliki hubungan dekat dengan 
pimpinan militer dan intelijen negara kita. ASGF telah berhasil meyakinkan 
bahwa komunikasi Jakarta - Tel Aviv sangat penting dan harus dibangun 
tahun ini juga. Menurut informan Blog I-I yang berkantor di depan 
Kalibata Mall, bisa dipastikan bahwa alat ini sudah terpasang. 
Tidak usah menuduh Blog I-I macam-macam, silahkan buktikan sendiri 
dan tanyakan langsung kepada pimpinan tertinggi di Kantor ini. 
Setidaknya perlu ada konfirmasi apakah Blog I-I menyebarkan fitnah 
belaka atau fakta.
Mohon maaf sekali lagi bila Blog I-I tidak mampu menahan diri dan 
melanggar prinsip Si decem habeas linguas, mutum esse addecet.
Sesungguhnya Kidon sudah direstrukturisasi menjadi Komemiute sesuai 
dengan konsep perang modern, assasination, sabotage, dll yang dilakukan 
Kidon bukan hanya aksi-aksi hebat dengan kemampuan teknis yang tinggi, 
melainkan mencakup operasi cuci otak atau dekonstruksi pikiran untuk 
menciptakan kondisi tertentu sesuai dengan keinginan Mossad. Bila 
proses dekonstruksi telah dilakukan, maka sasaran dianggap sudah "mati" 
karena tidaklagi menjadi oposisi atau musuh bagi Mossad. Sasaran 
dekonstruksi ini adalah tokoh-tokoh berpengaruh di NKRI. Meski 
saya belum paham bagaimana proses itu berjalan, tetapi konon sangat 
efektif.
Mengapa negara kita? apa pentingnya negara kita? sebuah pertanyaan 
desepsi untuk membodohi potensi bangsa dan negara negara kita. 
Sebenarnya pertanyaan ini harus dibalik kapan Kidon datang dan 
kita menantikan juga dengan taraf kecerdasan yang seimbang sehingga 
mereka tidak mampu melakukan dekonstruksi pikiran para pemimpin kita. 
negara kita Raya yang kuat adalah Mimpi Buruk bagi Israel sekutunya 
karena mereka juga memahami dan mempercayai kebangkitan kekuatan 
dari Selatan yang sebenarnya dipengaruhi cerita legenda berdasarkan 
kitab suci, diantaranya misalnya tafsir "bebas" dari surat Al Kahfi dalam 
kitabsuci  yang mana hal itu juga menjadi obyek penerawangan kaum 
Kabalist yang berpengaruh. 
Bila saya mencoba menarik perhatian para pembaca dengan tulisan 
provokatif tentang Mimpi Buruk negara kita Raya, mohon dibaca sebagai 
penggugah dari tidur.
Sekedar menjelaskan bahwa IIN - Institut Intelijen Negara sudah tidak 
ada dan berganti nama menjadi Sekolah Tinggi Intelijen Negara - STIN. 
Bila ada yang berminat sekolah kesana, upaya untuk mencari tahu sudah 
menjadi bagian dari nilai keseriusan lulusan SMA yang ingin menekuni ilmu 
intelijen dan mengabdi kepada negara kita Raya. Meski begitu, para 
pencari bakat Intelijen juga melakukan aktifitas pemantauan untuk 
mencari bibit unggul yang berbakat di berbagai SMA.
Untuk rekan-rekan Blog I-I yang ingin mendalami S-2 Kajian Stategis 
Intelijen, Hubungi Program Pascasarjana Universitas negara kita. 
Informasi lengkap cari sendiri....lha calon intel harus ada usaha, maaf 
informasi dari Blog I-I sangat terbatas. Nanti disangka promosi 
terselubung.....
Senang juga mendengar banyak sekali peminat sekolah intelijen.
Usulan untuk menyegarkan pembahasan dunia intelijen sedang saya 
pikirkan, salah-salah Blog I-I dituduh mengajarkan intelijen secara online 
serta mau menandingi Intelijen yang resmi.

Sekedar kilas balik dunia intelijen yang menyebalkan dalam sudut 
pandang individualistik yang melihat tidak adanya masa depan yang cerah 
dalam kehidupan pribadi seorang intel.
Ini merupakan counter pandangan negatif yang terlanjur menerpa dunia 
intelijen negara kita.
Sungguh dimanapun kita bekerja akan ada orang yang tulus bekerja 
mencari nafkah yang halal dan ada orang brengsek yang mencari
keuntungan pribadi duniawi semata.
Pekerjaan intelijen tidak ada bedanya dengan pekerjaan pengabdian yang 
lain kepada rakyat dan tanah air kita. Tetapi karena karakternya yang 
tidak transparan maka syak wasangka begitu kuat kepada intel. Seolah-
olah intel adalah seorang berpenyakit kusta yang menjijikan dan miskin, 
atau sebaliknya intel adalah sosok perlente yang dibiayai pajak rakyat 
namun tidak peduli sedikitpun pada nasib rakyat.
Jadilah diri anda sendiri.
Meskipun begitu gelapnya masa depan negara kita, intelijen tidak pernah 
putus asa melihat cahaya diujung labirin kegelapan dan tetap melangkah.
Bertanyalah mengapa sampai saat ini kita masih takut melangkah dalam 
kegelapan. Bukankah semua harus melangkah entah itu menuju 
kehancuran atau menyongsong masa gemilang.
Bukan soal ingin mempertahankan idealisme, tetapi masalahnya adalah 
memberanikan diri melakukan yang seharusnya dilakukan.
, betapapun jasamu terhadap rakyat negara kita, nasibmu 
bahkan lebih buruk dari pahlawan tanpa tanda jasa. Intel tak lebih dari 
orang biasa yang bermimpi tentang negara kita Raya yang mengayomi 
rakyat dalam kehidupan yang sejahtera.
Bunga-bunga Intelijen
Bagi rekan-rekan Blog I-I yang paham bahasa Arab dipersilahkan untuk 
mempelajari pesan-pesan dalam forum ini:
http://alfirdaws.org/vb/
Ada seruan jihad global melawan Amerika Serikat dkk, diantaranya 
melalui teknologi informatika dan elektronika.
Peringatan Untuk Intelijen Aktif
Sehubungan dengan kasus komentar saudara Bataviasaint di shoutbox 
tentang masalah daftar Ambalat, Blog I-I memutuskan untuk 
menghapusnya karena hal itu sudah mengarah pada suatu bentuk 
disclosure yang tidak bisa ditolerir Blog I-I.
Bagaimanapun juga kondisi amatiran rekan-rekan Blog dalam melakukan 
kegiatan intelijen atau jalan-jalan, ada kewajiban tidak tertulis untuk 
saling menjaga. Bahkan saya sendiri tidak sungkan untuk mengatakan 
please watch my back kepada seluruh rekan Blog I-I.
Saya paham bahwa beberapa rekan Blog I-I kecewa karena Blog I-I 
telah membiarkan caci maki di shoutbox sebagai bentuk kebebasan 
berekspresi. Namun hal ini jauh berbeda dengan komentar yang 
mengarah pada pengungkapan sesama rekan Blog I-I.
Semoga saudara Bataviasaint mengerti dan hal ini juga untuk seluruh 
rekan-rekan Blog I-I yang lain untuk tidak mengangkat hal-hal aktual 
dari unit intelijen manapun.
Mohon peringatan ini dianggap sebagai pembelajaran bersama tentang 
pentingnya saling menjaga, saling menghormati, dan saling 
memperingatkan sesama rekan Blog I-I demi kejayaan Intelijen 
negara kita dan Negara Kesatuan Republik negara kita Raya.
Masa Depan Intelijen
Belum lama ini seorang rekan Blog I-I menanyakan tentang masa depan 
intelijen di negara kita. Sebuah pertanyaan yang sederhana namun begitu 
luas dan tidak dapat dijelaskan hanya dari sudut pandang Blog I-I 
semata. Karena sekali lagi saya perlu nyatakan bahwa coretan tulisan 
dalam Blog I-I bukanlah sebuah kreasi ilmiah, bukanlah sebuah produk 
intelijen dan bukan pula sesuatu yang harus diyakini akurasinya. Hanya 
sebuah ungkapan demi ungkapan yang sarat dengan keterbatasan dan 
subyektifitas.
Beberapa komentar rekan-rekan yang semakin merangsang daya nalar 
setiap pembaca Blog I-I sangatlah baik untuk masa depan penciptaan 
sistem dan mekanisme pertahanan dan ketahanan nasional negara kita yang 
salah satunya ditopang oleh intelijen.
Sungguh saya sangat gembira meski beberapa komentar dengan tajamnya 
menyoroti kelemahan-kelemahan dalam Blog I-I yang sebenarnya 
menggugah untuk direspon dengan nada pembelaan...tetapi dari pada 
membela diri tanpa argumentasi yang memadai, akan lebih positif bila 
saya akui bahwa ada benarnya apa-apa yang rekan-rekan keluhkan 
terhadap Blog I-I. Sementara setiap upaya perbaikan sistem di negeri 
negara kita Raya ini tampak begitu melelahkan, karena kecenderungan 
untuk tarik-menarik kepentingan tidak dapat dihindari. Jangankan 
membahas pengaruh Blog I-I dalam komunitas intelijen di negara kita, bila 
kita bandingkan dengan pengaruh kaum reformis di lembaga setingkat lembaga setingkat DPR  di Eksekutif 
dan di Yudikatif, rasanya kita masih harus terus berjuang lebih keras lagi 
untuk melakukan perbaikan demi perbaikan. Blog I-I hanya bersuara di 
luar pagar komunitas intelijen sehingga pengaruhnya tidak sebesar para 
reformis di lembaga setingkat DPR , Eksekutif maupun Yudikatif.
Reformasi Intelijen tidak dapat dilepaskan dari Reformasi Militer atau 
Penataan Sistem Pertahanan dan Ketahanan yang harus seimbang dalam 
budaya kendali Sipil. Dalam makna yang lebih luas bukan mengarah pada 
dikotomi sipil-militer secara wujud, tetapi lebih dalam soal perwatakan 
kebijakan dan arah strategi pembangunan sistem pertahanan dan 
ketahanan. Sinergi seluruh komponen institusi keamanan dan pertahanan 
serta penegakkan hukum menjadi syarat mutlak bagi terciptanya 
keamanan bagi bangsa negara kita. 
Dalam kaitan ini, Blog I-I melihat bahwa upaya penciptaan sistem yang 
menyeluruh ini telah digagas oleh Departemen Pertahanan, namun
karena karena adanya ego sektoral yang kuat dari salah satu institusi, 
maka Pimpinan Negeri ini lebih memilih mengambil langkah "aman" dengan 
menyingkirkan ide-ide reformasi sistem pertahanan dan keamanan negara 
yang komprehensif. Sebenarnya semua itu hanya menyimpan sebuah BOM 
waktu yang akan membahayakan serta menjadi kerawanan di masa 
mendatang. 
Blog I-I sangat memahami perasaan Patriot Bangsa negara kita yang 
dilecehkan sebagai pelanggar HAM serta menjadi pesakitan dalam 
berbagai kasus. Blog I-I juga memahami kekesalan kalangan civil society 
yang melihat bahwa tentara  belum juga menuntaskan reformasinya. 
Sementara konflik Polisi-tentara  sepertinya akan terus meletup walaupun 
dalam skala terbatas.
Diperlukan dasar hukum yang kuat yang mengatur keseluruhan lembaga 
keamanan dan pertahanan untuk memberikan rasa adil kepada semua 
pihak. 
Reformasi politik telah mempersempit ruang gerak perwira menengah 
dan tinggi tentara  dalam meniti perjalanan karirnya sebagai abdi bangsa, 
ingat abdi bangsa dan bukan pencari kekayaan dan kekuasaan. Hal itu 
kemudian sudah bisa diterima dengan adanya aturan main yang sama bagi 
siapapun yang ingin terjun ke kancah politik. Lagi-lagi kita bisa mengaca 
pada sejumlah perubahan peraturan perundang-undangan di bidang 
politik.
Polisi secara khusus telah memiliki perundang-undangan sendiri, tentara  pun 
tidak ketinggalan, tetapi tidak ada sinergi dan tidak ada mekanisme 
hubungan yang jelas. Lalu bagaimana dengan intelijen yang sama sekali 
tidak memiliki dasar hukum yang kuat selain kepres tentang kelembagaan 
intelijen. Lemahnya sinergi hukum jelas membuka peluang yang sangat 
besar bagi terciptanya kecurigaan dan saling bersaing secara tidak 
sehat. 
Dalam kondisi ini, maka pengaruh individual seorang pimpinan 
intelijen menjadi sangat vital guna mengisi setiap kelemahan yang 
tercipta dalam ketiadaan aturan hukum.
Membicarakan masa depan intelijen tidak dapat dipisahkan dari 
pembicaraan tentang masa depan negara kita. Betapapun ambisiusnya 
pimpinan negeri ini, tidak akan pernah terwujud sebuah negara yang 
besar dan kuat tanpa adanya intelijen yang kuat pula. Hal itu tidak 
berarti hanya intelijen yang menjadi tulang punggungnya, melainkan hal 
itu berangkat dari fakta bahwa intelijen memberikan laporan, analisa, 
penilaian dan saran yang idealnya menjadi salah satu rujukan utama dalam 
kebijakan nasional.
Dengan adanya sinergi yang kuat antara intelijen dengan militer, polisi, 
kejaksaan agung dan berbagai institusi hukum dan keamanan lainnya, 
maka ancaman yang membahayakan negara kita Raya bisa diantisipasi.
Lalu apakah dengan kuatnya intelijen, hal itu akan menginjak-injak hak 
warga negara? tentu saja tidak karena harus ada aturan hukum yang 
menciptakan transparansi intelijen secara terbatas dalam fungsi 
pengawasan yang diberikan kepada perwakilan rakyat. Dasar hukum 
intelijen juga secara otomatis akan memberikan batasan yang pasti 
tentang ruang gerak intelijen. Tanpa adanya aturan hukum, maka intelijen 
menjadi liar, 
Tentang RUU KAMNAS
Kepada rekan-rekan Blog I-I yang memiliki draft RUU KAMNAS mohon 
kiranya dapat menginformasikan kepada saya agar analisa atas RUU 
KAMNAS ini semakin mendalam di kalangan pemerhati keamanan 
dan aparat keamanan melalui Blog I-I. Saya pribadi hanya berkesempatan 
membahasnya sekilas waktu dalam sebuah acara makan malam bersama 
beberapa pengamat. Waktu itu saya tidak terlalu tertarik karena SBY 
sudah memutuskan untuk menyimpannya sampai batas waktu yang tidak 
ditentukan.
Dalam diskusi kami waktu itu, saya berada dalam posisi mendukung ide 
melakukan pendekatan yang komprehensif dalam penataan sistem 
pertahanan keamanan nasional termasuk upaya sinergi dari fungsi 
pertahanan negara (hanneg), keamanan dalam negeri (kamdagri) serta 
keamanan dan ketertiban warga (kambtibmas), serta kalo ingin 
sempurna termasuk di dalamnya sistem intelijen negara dan sistem 
pengambilan keputusan masalah keamanan nasional di level nasional.
Namun seorang rekan pejabat tinggi Polisi secara tegas menyampaikan 
bahwa ide ini akan kontraproduktif terhadap perundang-undangan 
yang telah melewati proses legislasi sebelumnya. Kami juga paham 
keberatan yang disampaikan oleh rekan Polisi dan melihatnya sebagai 
sebuah proses dialog menuju pada upaya penataan sistem keamanan yang 
mengakomodir pemikiran dari seluruh elemen keamanan nasional 
negara kita. 
Kemudian seorang rekan mempertanyakan proses penyusunan RUU 
KAMNAS di Dephan apakah hal itu hasil buah pemikiran segelintir 
akademisi, staf ahli di Dephan ataukah sungguh-sungguh telah melalui 
proses yang bertujuan mengakomodir pandangan dari seluruh elemen 
keamanan nasional. Benar bahwa proses dialog dari seluruh unsur 
keamanan nasional akan menyita waktu panjang, namun bila hal itu 
memiliki ujung keputusan yang kuat di tangan Presiden, maka seluruh 
elemen keamanan nasional harus tunduk. Persoalannya sekarang adalah 
bahwa masing-masing unsur pimpinan dalam sistem keamanan nasional 
saat ini tahu persis bahwa Presiden SBY sangat berhati-hati sehingga, 
dengan sedikit "ditakut-takuti", akhirnya lebih memilih penundaan. 
Hakikatnya SBY cukup paham akan masa depan sistem keamanan nasional 
negara kita, namun karena kuatnya tarik-menarik kepentingan sektoral, 
akhirnya keputusan bijak untuk menundanya menjadi pilihan yang tak 
terhindarkan.
Sebuah keputusan tidak akan mampu menyenangkan semua pihak. 
Demikian juga dalam soal tarik-menarik kepentingan dalam penyusunan 
RUU KAMNAS. 
Kepada pihak-pihak yang mengkampanyekan RUU KAMNAS coba lakukan 
sosialisasi yang bersifat komunikatif yaitu menyampaikan pemahaman 
kepada publik dan khususnya instansi terkait masalah keamanan nasional 
tentang pentingnya sinergi dari seluruh elemen keamanan nasional. Namun 
jangan lupa untuk tetap menjaga kehormatan seluruh institusi keamanan 
nasional dengan tidak menggurui tentang bagaimana menjaga keamanan 
nasional negara kita karena seluruh elemen keamanan nasional negara kita. 
Dengan kata lain lobby yang lebih halus dan cerdas serta proses 
meyakinkan seluruh unsur keamanan nasional sangatlah penting, sama 
pentingnya dengan sosialisasi publik guna mendapatkan dukungan politik 
dalam kerangka demokrasi.
Catatan: saat  saya katakan mendukung ide RUU KAMNAS hal itu dalam 
cara pandang yang umum, dan belum masuk dalam pembahasan ayat per 
ayat serta analisa strategis arti penting keberadaan RUU KAMNAS. Lagi 
pula saya belum membaca keseluruhan isi dari RUU KAMNAS, jadi boleh 
dikatakan saya cukup tertarik dengan idenya semata, namun bila ingin 
lebih serius tentu harus ada pendalaman materinya serta melihat 
keberatan dari pihak-pihak yang berkeberatan.
Intelijen dan Konspirasi
Beberapa komentar dan pandangan yang saya terima mempertanyakan 
konspirasi yang "sering" dilakukan intelijen. Wah..wah..wah, sungguh 
dahsyat pengaruh penciptaan opini publik yang membuat angker lembaga-
lembaga intelijen di dunia dengan ketakutan adanya konspirasi. Apa 
sesungguhnya yang ada dalam hubungan antara intelijen dan konsep 
konspirasi?
Konspirasi adalah merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang disusun 
secara detail sedemikian rupa yang dilakukan oleh lebih dari satu pihak 
yang bertujuan tertentu bergulir secara normal/wajar ditengah-tengah 
warga. Konspirasi cenderung berkonotasi negatif karena tujuan-
tujuan tertentu yang dirancang secara rahasia ini lebih banyak 
diisi oleh kepentingan golongan/kelompok yang melanggar kepentingan 
golongan/kelompok lain.
Dalam definisi yang lebih positif, konspirasi tidak ada bedanya dengan 
kerjasama rahasia untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya saja saat  
Amerika Serikat dan sekutu Baratnya merestui integrasi Timor Timur ke 
dalam NKRI. Dalam kacamata kelompok Komunis Fretilin, 
kerjasama/persetujuan/dukungan rahasia AS kepada negara kita 
merupakan suatu konspirasi, karena beragam peristiwa di Timor Timur 
(sekarang Timor Leste) ini seluruhnya terbungkus secara "baik" 
dalam genggaman kekuatan kelompok Liberal Barat yang anti Komunis.
Hanya karena intelijen yang hampir selalu bersentuhan dengan kerjasama 
rahasia tingkat regional maupun internasional, maka warga awam 
akan langsung menuduh adanya suatu konspirasi tertentu dalam 
terjadinya persitiwa-peristiwa di warga.
Contoh lain yang menarik adalah kasus Bom Bali dan terciptanya kelompok 
Jemaah Islamiyah. Masih banyak pihak di kalangan Muslim yang meyakini 
bahwa ada konspirasi Barat dalam mengkondisikan terciptanya kelompok 
teroris, misalnya dengan kejanggalan penanganan Hambali dan kasus 
Omar Faruq. Banyak pandangan ditengah-tengah komunitas Islam yang 
militan yang menduga kuat bahwa Hambali dan Omar Faruq adalah agen 
CIA, dan segala cerita Jemaah Islamiyah adalah hasil konspirasi kaum 
Yahudi dan kerjaan CIA untuk menjebak kelompok Muslim tertentu ke 
dalam aksi teror regional atau global. Bahkan pemicu peristiwa besar 
seperti 9/11 pun banyak diwarnai analisa konspirasi yang secara umum 
kita kenal sebagai teori konspirasi.
Teori konspirasi atau persekongkolan hanya suatu pendekatan (belum sah 
diakui sebagai teori) yang berusaha memahami serta menjelaskan latar 
belakang peristiwa atau rangkaian peristiwa tertentu (khususnya yang 
menarik perhatian khalayak banyak seperti pada peristiwa pembunuhan 
politik, krisis ekonomi, revolusi sosial, atau terorisme, dll) dari sudut 
pandang adanya kekuatan rahasia yang merancangnya dan 
menggulirkannya secara wajar. Kekuatan rahasia ini biasanya 
diterjemahkan kepada kelompok rahasia tertentu termasuk intelijen. 
Jalan cerita konspirasi umumnya bersifat memperdaya logika publik dan 
menghasilkan polemik yang tidak akan pernah diketemukan kebenaran 
hakikinya. Klaim pandangan konspirasi yang agak berlebihan misalnya 
peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah adalah hasil kerja para 
konspirator belakang layar yang memanipulasinya.
Benarkah kerjaan Intelijen selalu terkait dengan konspirasi?
Konspirasi dari konotasi negatif sangat jarang dilakukan oleh intelijen 
karena tingkat kerumitan rancangan kegiatannya bertingkat sampai 
minimal lima level yang terputus sebagaimana dasar penerapan operasi 
standar situasi perang. Hampir bisa dipastikan tidak akan terbongkar 
atau yang sering kita kenal sebagai a perfect crime, yang akan selalu 
dibantah oleh aparat penegak hukum seperti kepolisian. Padahal apa-apa 
yang tercatat dalam sejarah sebagai unsolved mystery cenderung 
dianggap sebagai bagian dari hasil kerja konspirasi. Namun dalam 
generalisasi kerja intelijen yang rahasia segala yang disentuh intelijen 
kemudian dibungkus dalam sudut pandang konspirasi, padahal terlalu 
ceroboh dan dangkal apabila hal itu dikerjakan oleh intelijen, apalagi bila 
langsung bersentuhan dengan tangan petinggi intelijen. Bisa jadi 
konspirator yang mudah tercium oleh publik adalah pelaku pemula 
bermodal kecil serta belum berpengalaman sehingga tampak belepotan di 
mana-mana.
Betapapun lemahnya suatu konspirasi, apabila dilakukan berdasarkan pada 
kerjasama sejumlah pihak untuk mencapai kepentingan bersama, maka 
cerita yang meluncur kepada publik akan samar dan sulit ditentukan mana 
yang benar. Hal itu didukung oleh fakta bahwa waktu terus berputar dan 
generasi berganti, sehingga akan banyak cerita yang terkubur begitu 
saja. Standar minimal terjaganya sebuah cerita konspirasi adalah minimal 
25 tahun yaitu setara dengan boleh-tidaknya suatu file rahasia dibaca 
oleh publik sebagai bahan riset penelitian sejarah dan rekayasa sosial 
atau konstruksi warga. Tetapi tidak sedikit kelompok rahasia yang 
membawa mati seluruh cerita konspirasi karena kuatnya prinsip 
kerahasiaan individu anggota-anggotanya.
Intelijen lebih banyak berurusan dengan kegiatan nyata menyelamatkan 
bangsa dan negara, ya memang kedengaran klise dan seperti manusia 
super yang waktunya habis untuk bangsa dan negara. Ideal sekali bukan?
Keseharian intelijen boleh dikatakan jauh dari wacana konspirasi, karena 
utamanya adalah deteksi dini atas setiap potensi ancaman kepada bangsa 
dan negara. Deteksi dini pada garis terdepan adalah akses kepada 
informasi yang diperlukan. Selanjutnya analisa dan akhirnya adalah 
rekomendasi yang seyogyanya diperhatikan oleh pimpinan negara.
Namun karena kemampuan individu intelijen yang rata-rata sudah 
terlatih dalam soal kerahasiaan, pesanan untuk melakukan kerjasama 
rahasia dalam rangka mewujudkan suatu peristiwa tertentu tidaklah 
terlalu sulit untuk dikerjakan dan hal ini hanya membutuhkan satu 
dukungan, yaitu dana segar.
Cukup jelas bukan?
Intelijen bukanlah konspirator, tetapi tidak sulit bagi intelijen untuk 
melakukan konspirasi.
Selamat Jalan Bapak Intelijen negara kita
Jenderal Besar Haji Muhammad Suharto pada hari ini tanggal 27 Januari 
2008 pukul 13.10 waktu negara kita bagian barat wafat meninggalkan kita. 
Dunia Intelijen negara kita kehilangan salah seorang Master Spy yang 
telah menjadi legenda tersendiri dengan segala misterinya.
Blog I-I secara khusus menyampaikan penghormatan tertinggi atas jasa-
jasa Master Spy Suharto dalam membangun Intelijen negara kita dengan 
segala kelebihan dan kekurangannya. Dengan ini izinkanlah saya 
memberikan gelar sebagai Bapak Intelijen negara kita.
Berikut ini memoir khusus untuk Master Spy Suharto:
Jenderal Besar Haji Muhammad Suharto yang wafat pada usia 86 tahun 
merupakan prajurit perang fikiran sejati yang memiliki karakter menjadi 
semakin kuat dalam tekanan pekerjaannya. Bangsa negara kita lebih 
mengenalnya sebagai sosok pemimpin negara selaku Presiden selama 
kurang lebih 32 tahun. Namun bagi Intelijen negara kita, Jenderal Besar 
Soeharto adalah peletak dasar Intelijen Strategis yang fokus pada 
urusan politik dan khususnya pemeliharaan kekuasaan. Dengan langkah 
awal pembubaran dan pembersihan Badan Pusat Intelijen (BPI) pada 
tanggal 22 Agustus 1966, Master Spy Suharto membentuk Komando 
Intelijen Negara (KIN) dan langsung mengkomandoinya dengan bantuan 
tokoh intel kawakan Sudirgo. Sebagaimana lembaga intelijen di seluruh 
dunia, ada unit prestigius yang memiliki power kuat dalam KIN yaitu 
Opsus yang dipimpin oleh Letkol. Ali Moertopo dengan asisten Leonardus 
Benyamin (Benny) Moerdani dan Aloysius Sugiyanto.Dengan cikal bakal 
KIN inilah kemudian pada tanggal 22 Mei 1967, KIN yang telah 
"bersih" dari unsur komunis berganti nama menjadi Badan Koordinasi 
Intelijen Negara (Bakin), dan almarhum Suharto secara cerdas 
mengelolanya melalui Jenderal-jenderal terdekat dengannya. Mulai tahun 
1970 terjadi reorganisasi Bakin dengan tambahan Deputi III dan pos 
Opsus di bawah Brigjen. Ali Moertopo.
Pada era kepemimpinan Mayjen. Sutopo Juwono, Bakin memiliki Deputi II 
di bawah Kolonel Nicklany Soedardjo, perwira Polisi Militer (POM) lulusan 
Fort Gordon, AS. Pada awal 1965 Nicklany telah membangun unit intel 
PM, yaitu Detasemen Pelaksana Intelijen (Den Pintel) POM. Secara 
resmi, Den Pintel POM menjadi Satuan Khusus Intelijen (Satsus Intel), 
lalu tahun 1976 menjadi Satuan Pelaksana (Satlak) Bakin dan di era 1980-
an dan kemudian berubah nama menjadi Unit Pelaksana (UP) 01. 
Pada saat yang bersamaan dengan jalannya sejarah, intelijen militer yang 
secara teori harus fokus pada masalah intelijen tempur dengan segala 
informasi pertahanan dan ketahanan didesain oleh Master Spy Suharto 
sebagai penyeimbang informasi BAKIN sekaligus sebagai cross check. 
Sebelum BPI dibersihkan dari unsur komunis, di Angkatan Darat ada 
lembaga yang bernama Pusat Psikologi Angkatan Darat (disingkat PSiAD) 
milik Markas Besar Angkatan Darat (MBAD) yang mengimbangi Biro 
Pusat Intelijen (BPI) yang saat itu di bawah pimpinan Subandrio. Seiring 
dengan pembersihan pada tubuh BPI, pada periode awal Orde Baru, 
Dephankam mendirikan Pusat Intelijen Strategis (disingkat  Pusintelstrat) dengan anggota-anggota PSiAD sebagian besar dilikuidasi 
ke dalamnya. Pusintelstrat dipimpin oleh Ketua G-I Hankam Brigjen L.B. 
Moerdani. Jabatan ini terus dipegang sampai L.B. Moerdani 
menjadi Panglima ABRI. Pada era ini, intelijen militer memiliki 
badan intelijen operasional yang bernama Satgas Intelijen Kopkamtib. 
Tahun 1980, Pusintelstrat dan Satgas Intel Kopkamtib dilebur menjadi 
Badan Intelijen ABRI (disingkat BIA). Jabatan Kepala BIA dipegang oleh 
Panglima ABRI, sedangkan kegiatan operasional BIA dipimpin oleh Wakil 
Kepala. Tahun 1986 BIA diubah menjadi BAIS yang berdampak kepada 
restrukturisasi organisasi yang harus mampu mencakup dan menganalisis 
semua aspek Strategis Pertahanan Keamanan dan Pembangunan Nasional. 
Master Spy Suharto yang Blog I-I kenal adalah sosok intelijen yang 
tegas dan sangat memperhatikan kecepatan dan keakuratan informasi 
sebagai dasar pengambilan keputusannya. Selain itu, Master Spy Suharto 
juga faham tentang pahitnya kebenaran dan jahatnya manipulasi 
informasi, sehingga ketabahannya dalam menghadapi perang opini tentang 
dirinya memperlihatkan kematangan mentalitas intelijennya. Begitu dingin 
dalam senyum yang sulit dipahami oleh kawan maupun lawannya.
Semua legenda Intelijen negara kita seperti Zulkifli Lubis, Yoga Sugama, 
Ali Murtopo, Benny Moerdani, serta berbagai unsur pimpinan militer dan 
intelijen yang ada selama periode Orde Baru berada dalam genggaman 
strategi intelijen Master Spy Suharto. Perhatikan bagaimana kelihaian 
intelijen Master Spy Suharto dalam mengelola keberadaan Bakin-Bais 
yang praktis memiliki banyak kesamaan dalam operasinya.
Satu-satunya kelemahan Master Spy Suharto di mata Intelijen 
negara kita adalah keterlupaan dalam membangun pondasi yang kuat bagi 
masa depan Intelijen negara kita. Ketakutan yang kuat kepada loyalitas 
Intelijen yang dalam sejarah sering menjadi negara dalam negara 
memicu  besarnya kepentingan untuk mengkerdilkan intelijen. 
Rapuhnya struktur, mekanisme dan landasan kerja Intelijen negara kita 
memicu  situasi dan kondisi intelijen bagaikan terombang-ambing 
dalam kepentingan politik. Sementara perubahan dan tantangan zaman 
yang begitu cepat telah meninggalkan dinamika Intelijen negara kita yang 
tersangkut dalam pola dan paradigma kejayaan di masa perang dingin. 
Jasa almarhum Jenderal Besar Haji Muhammad Suharto dalam dunia 
intelijen telah menjadi amalan yang tidak akan dilupakan oleh Intelijen 
negara kita dari satu generasi ke generasi berikutnya. Intelijen negara kita ,negara kita 
mendo'akan semoga amal-amal baik almarhum diterima Allah SWT dan 
kekeliruannya dapat diampuni. 
Bagi Prajurit Perang Fikiran tidak ada dendam dalam setiap perbedaan 
dan konflik, semuanya begitu dingin dan beku dalam keheningan 
pengorbanan. Membawa rahasia negara sampai kematian menjemput. 
Bertahan dalam kesabaran dan pengharapan bahwa akhirnya dosa-dosa 
kita diampuni baik oleh Tuhan semesta alam maupun oleh umat manusia 
yang telah kita sakiti. 
Semoga Insan Intelijen negara kita di manapun berada tidak melupakan 
jati diri dan sejarahnya, namun demikian tetap berpegang pada tali yang 
kokoh yaitu misi dan visi memperjuangkan kepentingan nasional rakyat, 
bangsa dan negara negara kita dalam mewujudkan cita-cita bersama 
mencapai negara kita Raya yang adil dan makmur sejahtera.