• www.coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

  • www.berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label hantu 5. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hantu 5. Tampilkan semua postingan

hantu 5





1

. Aku memulai hari ini dengan awal yang tak biasa. Terjatuh dari tempat tidur, terpeleset di kamar mandi, menumpahkan segelas susu di lantai dan ban sepedaku kempis. Coba tebak? Ya. Aku berjalan 250 meter ke sekolah. Bayangkan saja? Aku pasti terlambat dan dihukum oleh Madam Angelia. Terdengar seperti nama yang bagus, tapi tidak seperti perilakunya. Bukan menggambarkan seorang peri di surga, tapi-yah, kau tahu. Kebalikannya. Aku berlarian di lorong kelas. Dan.. BRUKK!!! Aku tersandung. Dan, apa yang menyandungku tadi, merupakan penyebab kesialanku yang kesekian kalinya. Jika itu merupakan seseorang yang sengaja menggangguku, aku akan membalasnya! Dan jika itu benda, aku akan merusaknya! Kulirik kakiku yang kesakitan. Di bawah kakiku yang mengenakan sepatu pantofel hitam dan long stocking di atas lutut warna putih, terdapat sebuah buku. Terlihat berdebu dan kusam dengan warna merah tua dan gambar bunga berwarna pink cerah. Umm.. kurasa, pink kusam. "Kuralat, sepertinya aku tidak akan merusaknya.." gumamku sambil memasukkan buku tersebut ke dalam tasku. "Buku apa ini..??" gumamku lagi. Oh iya, aku harus cepat sebelum Madam Angelia memarahiku dan teman-teman menertawaiku! Aku mengetuk pintu itu dua kali sebelum aku memasukinya secepat kilat seperti menembus pintu itu. "Madam Harrison! Kenapa kamu terlambat lagi? Cepet, taruh tas kamu di meja! Terus, berdiri di depan! Angkat satu kaki kamu, sampai 10 menit, baru kamu boleh duduk..!?" omel Madam Angelia setibanya aku di kelas. Dan aku pun melakukan apa yang biasa teman-temanku lakukan jika terlambat. Berlari dan meletakkan tas, dan langsung melaksanakan perintahnya. Kulihat di bagian depan, ada Miranda, Delancy dan Rose menertawaiku dengan tatapan mengejek. Huh.. Ini dia yang membuatku sangat kesal!!! Saat istirahat, aku meletakkan buku itu di atas mejaku. Kuusap bagian atas buku itu hingga debu itu tersingkir. Hmm… Ternyata gambar bunga itu memang berwarna pink cerah. Dan warna buku itu merah terang. "Caitlyn, kamu ngapain..??" tanya granny . "Itu buku apa Cate..??" tanya tribuanatunggadewi. "Ini, aku tadi nemu buku di lorong kelas pas jalan ke sini. Aku juga nggak tau, ini buku apaan.." kataku sambil memperhatikan buku itu. "Yang jelas, ini semacam buku harian. Nih, ada gemboknya.." kata granny . "Terus, kuncinya mana..??" tanya tribuanatunggadewi. "Nggak tau, tapi aku pengen cari.." kataku. "Dimana..??" tanya tribuanatunggadewi lagi. "Hmm.. Kita makan aja dulu ke kantin yuk.." kata granny  sambil menarik tanganku dan tribuanatunggadewi. "tribuanatunggadewi, granny , aku masih mau cari tau deh tentang buku harian itu. Masalahnya, kalo kita nggak cari kunci itu, buku itu bakalan jadi rahasia selamanya.." kataku. "Tapi kan, masih ada yang lain! Mereka bisa cari juga.." kata granny . "Kan yang tau buku ini cuma kita! Lagipula, kalo Miranda, Delancy dan Rose tau, pasti mereka rebut buku ini dari kita.." kataku lagi. "Aku setuju deh." kata tribuanatunggadewi. "Yaudah deh, aku mau.." kata granny . "Naaah, gitu dong!!!." kataku dan tribuanatunggadewi sambil merangkulnya. Keesokan harinya.. "Guys, menurut kalian, buku ini berhubungan dengan apa? Persahabatan, kasus, masalah, rahasia sekolah, rahasia murid SMP Glorious America, atau apa..??" kata tribuanatunggadewi sambil "mengubek-ubek.. rak buku perpustakaan. "Misteri..??" kataku mengheningkan suasana. "Jangan bilang gitu dong Cate, kalo gitu aku nggak jadi ikut deh.." kata granny . Maklum, granny  memang penakut terhadap hal-hal yang berbau misteri. "Bisa jadi. Memangnya, ada yang taruh buku itu di lorong..??" tanya tribuanatunggadewi. "Nggak tau sih, tapi aku nggak liat buku itu pas aku lari.." kataku. "Hmm.. Kita ke lorong, sekarang.." kata tribuanatunggadewi sambil menarikku dan granny  yang ketakutan. "Ngg.. Disini. Disini tempat aku kesandung terus nemu buku ini.." kataku sambil menunjuk tempatku terjatuh kemarin. “Oke. Kira-kira, dimana kunci itu..?? kata tribuanatunggadewi. “Kita cari jam istirahat kedua ya.." kataku dan tribuanatunggadewi. Pada saat istirahat makan siang, jam 13.00. granny  pergi ke toilet. "Hhhaa.. Caitlyn sama tribuanatunggadewi sama aja deh.. Suka banget sama misteri.." gumam granny  sambil mencuci tangannya. Dia melihat ke arah kaca yang ada di atas wastafel. Saat dia berkaca, keran itu menyala sendiri. "Loh kok nyala sendiri..??" kata granny  sambil mematikan keran itu. Saat dia melihat ke kaca, ada sebuah tangan yang memegang bahunya. Ternyata, ada seorang anak perempuan 13 tahun yang mengerikan di belakangnya! granny  langsung berteriak dan berlari ke kelas. tribuanatunggadewi datang ke kantin. tribuanatunggadewi melihat ibu kantin menyiapkan sup baso ikan "di arah belakang kantin. Ibu kantin menghadap belakang. Bu, aku minta sup baso ikannya ya,," kata tribuanatunggadewi sambil mengambil mangkok di atas meja. Saat ibu kantin menoleh ke arah tribuanatunggadewi, tubuhnya tetap di tempatnya, tidak berputar sama sekali. Hanya kepalanya yang berputar layaknya burung hantu. Ternyata itu bukan ibu kantin, melainkan seorang anak 13 tahun yang menyeramkan! AAAAAAAAA!!! tribuanatunggadewi langsung menjatuhkan mangkok itu dan berlari dari kantin. Aku sedang menunggu tribuanatunggadewi dan granny  sambil memakan sosis bekalku. Mana sih mereka? Katanya mau cari kunci itu di jam istirahat kedua. "Hmmmmhh.." gumamku. Lalu, aku mendengar teriakan. Itu seperti suara.. Suara tribuanatunggadewi dan granny ! "Kalian kenapa..??" kataku pada mereka yang ngos-ngosan. "Kalau aku sih, tadi, ketemu hantu di toilet.." kata granny  sambil mencomot sosisku dan menyengir kuda. "Kalau aku, ketemu hantu di kantin.." kata tribuanatunggadewi sambil mengikuti jejak granny . Sosisku kini tinggal 1. Mereka hanya tersenyum jail sambil berusaha memfokuskan kepada pencarian kunci buku harian itu. "Kita cari aja di seluruh area sekolah, pasti kita bakalan dapet. Tapi pencariannya ditunda dulu, kan besok kita ujian matematika.." kata granny . "Kamu kok jadi pemberani gini ya..??" tanyaku heran. "Yaa.. aku penasaran aja. Siapa tahu bukan tentang misteri..???" kata granny . "Bener kata granny . Kalo gitu, belajar bareng di rumahku yuk!?" kata tribuanatunggadewi. "Ayooo.." kataku dan granny . Di rumah tribuanatunggadewi "Aku masih bingung tentang hantu di sekolah tadi. Kira-kira siapa yang meninggal di sekolah..??" kataku dengan wajah penasaran. granny  mengangkat bahunya sejenak. tribuanatunggadewi terlihat gugup. Dia sepertinya tahu apa yang terjadi di sekolah sebelum aku ada di sekolah ini. "tribuanatunggadewi, kamu tahu sesuatu..??" tanya granny  yang melihat ekspresi tribuanatunggadewi juga. "Ada sih.. Yang tahu hal ini cuma aku, dan.. katanya terpotong. "Siapa..??" tanyaku penasaran. "Ada 2 orang lagi. Udah, lanjutin belajar aja yuk!!!" kata tribuanatunggadewi. Hmm.. aku jadi curiga. Pagi hari saat masuk sekolah, kami mengerjakan ujian matematika dengan baik. Selesai ujian, aku, tribuanatunggadewi dan granny  makan burger di kantin. "Semoga, usaha kita belajar kemarin ada hasilnya.. kata granny . "Iya, semoga nilai kita bisa bagus.." kataku. Sepulang sekolah, Madam Felicia membagikan hasil ujian. "granny  Carter,," "Giorgino Lucello,," "Tommie Derkiens," "tribuanatunggadewi Evangeline Cranston,," "Delancy Anderson,," "Kevin Lucas,," "Caitlyn Anatasha Harrison,," "Jonathan Frizzy,," "Rossiana Johnson,," satu persatu murid dipanggil. "Miranda Jennifer Gouston,," Miranda maju ke depan sambil memperhatikan semua murid yang telah memegang kertasnya masing-masing. Miranda juga melihat masih ada kertasnya dan satu lagi kertas di tangan Madam Felicia. "Madam, itu punya siapa? Semuanya udah dibagiin.." kata Miranda sambil mengambil kertas miliknya. "Ini milik.." nyi girah Grenier. Ada yang bernama nyi girah Grenier disini? Atau, tidak masuk.." tanya Madam Felicia. Aku melihat Miranda begitu terkejut dan mengecek kertas itu dengan wajah ketakutan. "Madam letakkan disini, jika nyi girah masuk tolong berikan ya.." kata Madam Felicia sambil beranjak dari kelas. "nyi girah siapa..?" tanyaku kepada tribuanatunggadewi. "Nanti, akan aku ceritakan.." kata tribuanatunggadewi. "nyi girah? Dia kok ikut ujian.." tanya granny  dengan berbisik pada tribuanatunggadewi. Aku membuka lokerku dan mengambil tasku. Tiba-tiba, ada 4 kunci yang terjatuh dari dalam loker. Kunci-kunci itu dimasukkan dalam satu gantungan berwarna perak kusam. Di ujung gantungan kunci, aku melihat ada gulungan kertas. Aku segera mengambilnya dan memasukkannya dalam tasku. Aku mencoba keempat kunci itu, tapi tidak ada yang bisa membuka. Padahal, bentuknya sudah pas. "Hmm.. tribuanatunggadewi dan granny  juga harus ikut bantu cari kunci lagi nih.." gumamku. tribuanatunggadewi piket hari ini. Dia mengambil buku-buku di lemari kelas dan menyusunnya. Kemudian ada gantungan dengan 4 kunci dan gulungan kertas seperti yang kutemukan. tribuanatunggadewi meletakkannya di dalam kotak pensilnya dan memasukkan ke tas. granny  ada les biola pada sore hari. Di lokernya, dia menemukan 4 kunci yang digantung dengan gulungan kertas. granny  senang dan memasukkannya ke dalam tasnya. Besok paginya.. "Aku nemuin 3 kunci sama gulungan kertas kemarin.." kataku, tribuanatunggadewi dan granny  berbarengan. Kami langsung menunjukkannya di atas meja. Aku pun mencoba membuka gembok buku itu. Tapi, tidak ada kunci yang pas. Padahal semua kunci itu berbentuk sama. "Kita udah coba kuncinya, tapi belum buka kertasnya kan..??" tanya granny  mengingatkan. Kami pun membuka kertas masing-masing. Aku melihat tulisan "I'm not lost.." tapi menggunakan tinta pulpen berwarna merah. Aku memegang kertas itu dengan tangan gemetar. granny  langsung melempar kertas itu ke meja dengan takut. tribuanatunggadewi seperti mendapat informasi-Jika tribuanatunggadewi memegang benda yang memiliki kisah di dalamnya, dia akan diberi (tepatnya seperti diberi) wahyu tentang benda itu, cukup dengan meletakkan kedua jari tangannya di kepalanya dan memejamkan matanya. dan terdiam. Ternyata isi di dalam kertas mereka sama dengan kertasku. Siangnya, aku menemukan 1 kunci lagi di kolong mejaku. tribuanatunggadewi menemukan 1 kunci lagi di nampan makanannya. granny  menemukan 1 kunci lagi di mapnya. "Kok kuncinya bisa ada di barang-barang kita gitu aja? Ada yang naruh disana???" tanya granny  heran. "Kalo gitu, nggak salah lagi, ini tentang misteri.." kata tribuanatunggadewi tegas. "Iya.." kataku yang mulai merinding. Keesokan harinya, granny  tidak masuk sekolah karena sakit. Pada saat istirahat, aku dan tribuanatunggadewi makan snack dengan bungkus besar berdua. "tribuanatunggadewi, kamu inget nggak kertas itu? Kamu dapet informasi apa.." tanyaku sambil mengunyah snack yang enak itu. "Kamu janji kan nggak akan kasih tau siapa-siapa? Jangan kasih tau granny  juga..??" tanya tribuanatunggadewi. "Iya.. oke.." kataku. "Kalau gitu, aku sekalian cerita tentang nyi girah juga ya. Jadi.." Saat kelas 1 SMP, Caitlyn belum ada di sekolah ini. Ada murid bernama nyi girah Grenier. Dia adalah sahabat tribuanatunggadewi dan granny . Dia cantik dan baik. Dengan rambut coklat keemasan dan tubuh semampai, tentu banyak yang menyukainya. Tidak terkecuali orang yang disukai oleh Miranda. Miranda sangat membenci nyi girah. Setiap hari nyi girah selalu sabar menghadapi perilaku Miranda. Apapun yang dilakukan Miranda, nyi girah tidak pernah membalasnya. Pada suatu hari, tanggal 13 April 2007, orang yang disukai Miranda (Milson) menyatakan cintanya pada nyi girah dan memberikan sebuket bunga mawar, sebatang coklat mahal dan boneka lucu yang membawa bantal hati bertulisan I Love You. nyi girah menerima Milson dan akhirnya mereka berpacaran. Miranda akhirnya mengetahui tentang itu. Dia pun sudah tak tahan lagi dengan nyi girah dan berniat menyingkirkan nyi girah. Dia sudah coba cara itu berkali-kali, tetapi keberuntungan selalu berpihak pada nyi girah. Akhirnya, Miranda melakukan hal terakhir yang akan berhasil menghancurkan nyi girah. Miranda berencana membunuh nyi girah!. Pada suatu hari, tanggal 13 Mei 2007 jam 13.00. tribuanatunggadewi akan pergi ke halaman belakang, tapi langkahnya terhenti karena dia melihat ada Miranda dan nyi girah di halaman belakang. nyi girah sedang diikat di sebuah kursi dan Miranda sedang membawa sebuah pisau yang cukup besar. tribuanatunggadewi nampaknya tahu apa yang akan dilakukan oleh Miranda. tribuanatunggadewi ingin menyelamatkan nyi girah, tapi dia melihat Miranda yang berjalan ke arahnya, maka dia berubah pikiran dan berlari dengan sangat kencang. Saat dia duduk di kantin yang berjarak 90 m dari halaman belakang, dengan kemampuan mendengar jarak jauh, dia mendengar Miranda berkata "Good night, nyi girah.." (bermaksud tidur untuk selamanya) dan suara jeritan yang diakhiri dengan tangisan. Dengan kemampuan melihat sesuatu yang tidak bisa dilihat orang lain yang dimilikinya, dia melihat banyak darah mengalir dari leher nyi girah yang disayat sepanjang 6 cm. Seketika tribuanatunggadewi pun menangis dengan airmata yang mengalir deras. Besoknya, semua menanyakan keadaan nyi girah. Miranda berkata bahwa nyi girah hilang. Mamanya juga bilang seperti itu. Karena, nyi girah memang tidak pulang Terus, kalo sesuai pengamatan aku, buku itu milik nyi girah. Kunci-kunci itu ditaruh sama nyi girah. Dan, nyi girah masih ada di sekolah ini dan dia nulis kertas itu untuk kita karena dia percaya sama kita.." jelas tribuanatunggadewi sambil menangis mengingat kejadian tragis itu. "granny  nggak tau tentang ini..??" tanyaku yang terisak sedih mendengar cerita tribuanatunggadewi. "Nggak, makanya jangan kasih tau dia ya, dia itu sayang banget sama nyi girah, setelah tahu nyi girah hilang saja, dia langsung menangis. Apalagi dia tahu nyi girah dibunuh sama Miranda? Pasti dia marahin Miranda habis-habisan.." kata tribuanatunggadewi sambil mengambil segenggam snack lagi. Digenggamannya, dia melihat kunci yang seukuran kunci lemari pakaian. Kepala kuncinya berwarna hitam terbuat dari plastik, dan badannya terbuat dari besi. "Tunggu, kayaknya ini mirip kunci loker les biola granny .." kataku. "nyi girah, ini kunci loker siapa.." tanya tribuanatunggadewi pada nyi girah lewat pesan pikiran yang tekniknya dikuasai olehnya, olehku dan oleh nyi girah. Aku berusaha memasuki pesan tribuanatunggadewi dan nyi girah. Kami memulai pesan pikiran. "tribuanatunggadewi, ini kunci loker les biolaku. Berikan pada granny  untuk membukanya. Disana, ada beberapa barangku yang tertinggal dan lupa kuambil sebelum hari aku meninggal. Dan, siapa nama temanmu itu.." kata nyi girah. "Oh.. Kenalkan, aku Caitlyn Anatasha Harrison. Cukup panggil aku Cate atau Caitlyn.." kataku. "Kenalkan juga, aku nyi girah Grenier. Kita akan berbicara lain kali. Sudah waktunya aku kembali hari ini. Besok, kita akan bertemu. Aku janji.." kata nyi girah. "Baiklah.. Bye.." kata tribuanatunggadewi. Besoknya, kami memberikan kunci itu pada granny . Keesokannya lagi, granny  membawa barang yang dia temukan di loker itu. Katanya, kunci itu pas dengan lubang kunci di loker nyi girah. Aku dan tribuanatunggadewi hanya tersenyum tipis dan melihat barang-barang nyi girah yang ada. Ada sebuah kotak pensil berwarna pink, pensil kuning muda dari Paris, penghapus warna pink, buku-buku catatan berwarna biru muda, ungu muda dan kuning muda, beberapa pulpen warna ungu dan pink, 2 kaus ganti dari tempat les, buku not lagu, dan ada beberapa fotonya sedang memainkan biola, lalu ada juga yang berbentuk pasfoto. Itu mungkin dipakainya saat mendaftar les biola. Ada 3 pasfoto disitu, kami mengambilnya masing-masing satu, untuk kenang-kenangan. Dan, ada juga kalung warna pink dengan gantungan sebuah kunci yang mirip, persis! Persis seperti kunci yang aku, tribuanatunggadewi dan granny  temukan! Dan, di dekat kunci itu, ada sebuah gulungan kertas. Tulisannya, ‘Tell the truth, about 13.. dengan tinta merah. Aku paham betul maksud kata-kata itu. Maksudnya, nyi girah meminta kami untuk memberitahu yang sebenarnya kepada orang-orang yang diberitahu informasi palsu dari Miranda. Aku yakin kalian juga paham kan? Tapi, ada yang membuatku bingung. About 13? Ada apa dengan 13? Saat pulang sekolah, mereka sedang memakai tas mereka dan siap-siap pulang. "granny , aku, Caitlyn dan nyi girah punya sesuatu untuk diungkapkan. Tapi kamu janji, kalau udah ketemu nyi girah, kamu jangan marah sama siapapun. Termasuk Miranda. Karena kalau kamu marah, sama aja kamu nyakitin nyi girah.." kata tribuanatunggadewi. "Ketemu nyi girah??? Aku janji deh! Aku bakalan lakuin apapun buat ketemu nyi girah! Iya, aku janji!" kata granny  bersemangat. "Ya udah, kamu ikut aku ya.." kataku sambil menarik tangan granny . Kami berada di halaman belakang. Tak kusangka, kursi yang digunakan nyi girah masih ada di pojok teras halaman belakang. Terdapat tali-tali yang beberapa masih melilit kaki kursi, juga bercak-bercak darah yang melumuri beberapa bagian tali. Ada yang penuh darah sekitar beberapa cm. Itu mungkin tali yang digunakan untuk mengikat nyi girah di bagian bahu. Entah mengapa, saat diceritakan tribuanatunggadewi, aku tidak merasa takut, sedangkan hanya merasa sedih. Sekarang, aku membayangkan kondisi nyi girah saat itu. Kulihat lagi foto nyi girah yang kusimpan. Aku membayangkannya sedang duduk disana dan disiksa oleh Miranda. Aduh, aku tak tega melihatnya. Segera kuhapus bayang-bayang itu, dan aku segera memanggil nyi girah. "nyi girah! nyi girah!.." seruku dan tribuanatunggadewi. "Hei, tribuanatunggadewi, granny , Caitlyn!.." kata seseorang dari belakang. Kami pun melihat ke belakang. "nyi girah.." seru kami bertiga. "nyi girah, kamu kemana aja? Aku kangen banget sama kamu.." kata granny  sambil hendak memeluk nyi girah. "granny .." kata tribuanatunggadewi mengingatkan. Dia tahu, granny  tidak akan bisa memeluk nyi girah. "granny , aku juga kangen kamu. Tapi, lihat.. Tidak ada yang mau kaupegang disini! Lihat, disini kosong.." kata nyi girah sambil mengibas-ngibaskan tangannya. "Aku hanya mau peluk kamu, aku kan udah lama nggak ketemu kamu, tapi gak papa kalo kamu nggak mau kok.." kata granny  sambil berbalik arah. "granny ! Coba pegang tanganku.." kata nyi girah ingin membuktikan. granny  segera meraih tangan nyi girah, tapi entah mengapa, saat dia melihat kembali apa yang digenggamnya, dia tak merasakan ada tangan nyi girah disana! Hanya ada angin! granny  menatap nyi girah heran. Dia masih mengira nyi girah berpura-pura menjadi tubuh yang bisa ditembus oleh tangan manusia. Ternyata, nyi girah menangis. Dia sangat sedih. "Kamu takkan pernah memegangku lagi, granny . Terakhir kau memegang tanganku adalah saat istirahat kedua, tanggal 13 Mei 2007. Saat itu adalah hari ulang tahunku. Kamu dan tribuanatunggadewi mengajakku untuk makan spaghetti di kantin. Tak kusangka, itu spaghetti terakhirku.." katanya sedih. Aku mengingat sesuatu. Buku hariannya! Aku langsung mengambil kunci yang ada di kalung nyi girah dan membuka gembok di buku itu. Kubaca semua isinya dengan cepat ketika nyi girah, tribuanatunggadewi dan granny  sedang bercerita tentang hari itu, tanggal 13 Mei 2007. Sesekali aku mendengarkan cerita mereka, tentang masa lalu mereka di kelas 1 SMP. Banyak sekali kisah yang sama dengan yang ada di buku nyi girah! Aku tercengang. 13 Mei adalah hari ulang tahun nyi girah, dan 13 Mei 2007 adalah hari terakhirnya! Ini dia. Ini dia yang dimaksudkan nyi girah sebagai "About 13..". 13! Dia lahir pada tanggal 13 Mei 1994, dan meninggal pada tanggal 13 Mei 2007, dengan usia 13 tahun, pada jam 13.00! Dan, 2007. 20-07= 13!! Jumlah kunci yang dia berikan hingga menemukan kunci utamanya, 12 kunci kecil dan 1 kunci besar! 13 kunci! Lalu, tanggal dia berpacaran dengan Milson, tanggal 13 April 2007! Ini semualah yang dimaksud About 13. Hari ini tanggal 12 Mei 2008. Hampir satu tahun nyi girah meninggalkan dunia ini. "Jadi.. Kamu udah beda sama kita..??" kata granny  memastikan. "Iya. Jadi, kita nggak akan bisa gandengan, pelukan lagi. Udah terlambat 1 tahun.." kata nyi girah. granny  tetap kangen sama nyi girah, dan mencoba memeluknya. Tanpa disangka, granny  bisa memeluk nyi girah! Tubuh nyi girah menjadi tidak tembus begitu granny  memeluknya! Dan, nyi girah berubah menjadi mengenakan seragam sekolah mereka. "Sayangnya, besok kita bisa ketemu cuma sampai jam 13.00. Udah setahun, aku bebas ada di dunia. Besok, jam 13.00, aku harus udah pergi. Jadi, sempatin buat ketemu aku buat yang terakhir kalinya ya.." kata nyi girah sambil menguatkan dirinya agar tidak tembus dan memeluk mereka. "Terimakasih, buat jadi sahabat aku hingga aku telah tiada. Caitlyn, makasih banyak ya. granny , tribuanatunggadewi, Cate, be my Best Friend.." kata nyi girah yang perlahan-lahan menghilang. "I REALLY MISSING YOU.." seru granny  menahan tangisannya. Siang hari, jam 13.00. Aku, tribuanatunggadewi dan granny  bertemu nyi girah. "Aku berjanji, akan menjaga kalian kapanpun kalian terkena bahaya. Walaupun kamu tak bisa lihat aku, tapi aku ada disana. Melindungi kalian. Aku mohon, kasih tau tentang aku yang sebenernya sama ibuku dan teman-teman. Jangan lupain aku ya. Aku juga nggak akan pernah lupain kalian.." kata nyi girah. "Kami nggak akan lupain kamu. Kalau gitu, selamat tinggal.." kata tribuanatunggadewi sambil berlari. Aku dan granny  mengucapkan salam perpisahan, lalu mengikuti tribuanatunggadewi. Aku membawa kapak yang tajam dan menyeretnya mengelilingi Miranda yang kuikat dengan kursi tempatku diikat dan dengan tali yang dipakai untuk mengikatku. "Ini adalah waktu yang tepat untuk membalas semua sikapmu, yang selalu menggangguku.." "Nggak, nyi girah. Nggak! Aku nggak mau bernasib sama kayak kamu.." "Aku akan melakukan ini dengan lebih keras, itu melambangkan kejahatanmu terhadap aku sebelum aku disiksa olehmu,," "Nggak! Aku nggak mau! Tolong aku! Tolooong! Toloooong.." "Tidak ada yang akan dengar. Kita ada disini, di alam yang beda. Ada penghalang di antara dunia kita dulu dan yang sekarang, sudah sepantasnya kau ada disini. Dikurung dan disiksa sebagaimana kau menindas dan menyiksa teman-temanmu.." "Nggak! Ini cuma mimpi! Nggak.." "Sejarah 13 Mei bukan cuma ada namaku. Setahun yang lalu, kamu yang membuat namaku tercantum disana yang membuatku berpisah dengan orang-orang yang kusayangi. Tahun ini, Sejarah 13 Mei akan berlanjut, dan terus menerus hingga akhir jaman. Akan ada nama baru yang terisi setiap 13 Mei, mulai tahun 2007, 2008, dan seterusnya. Dan tahukah kau siapa nama yang akan mengisi tahun ini.." "Nggak! Itu cuma terjadi 13 Mei 2007! Dan nggak ada kasus yang sama untuk tahun-tahun berikutnya.." "Akan kuberitahu namanya. Namanya adalah Miranda Jennifer Gouston. Kamu kenal dia? Oh.. Dia sudah siap untuk menerima pembalasannya.." "Nggak!!!! Nggak ada yang siap untuk itu! Yang siap cuma kamu, dan kamu nggak akan bisa.." "This is the night, when moon is come. Picking up you, into the sky. Goodnight, Miranda!!!.." aku menebas kepala Miranda dengan keras "AAAA.." hanya jeritan itu saja yang mampu kudengar. "Miranda, maafkan aku, mari ikut aku,," kataku sambil menggandeng nyawanya yang masih tertidur dan mengajaknya pergi ke duniaku. Miranda, remember, YOU...RE NOT THE LAST.


2

. raden wijaya terus berlari sekuat tenaga menyusuri deretan pohoh-pohon tua yang mengepung di sisi kiri dan kanan bagai hendak menerkam. raden wijaya tak tahu tengah berada di mana, yang ia tahu sesuatu mengancamnya. raden wijaya terus berlari dengan napas memburu, panik. raden wijaya tak mau menoleh ke belakang karena dirinya tahu bahwa yang mengejarnya adalah sosok yang sangat mengerikan. Hingga tibalah raden wijaya di deretan pohon terakhir yang akarnya sedikit menyembul. raden wijaya tersandung, tubuhnya tersungkur. raden wijaya mencoba bangkit, namun tak bisa meski seluruh tenaga telah dikeluarkan. Keringat dingin sebesar biji jagung mengucur dari dahi raden wijaya. Dia ingin berteriak tapi percuma tak ada suara yang berhasil ke luar. Sesuatu yang mengejarnya terus mendekat. Badannya bergetar hebat. raden wijaya akhirnya pasrah apapun yang akan terjadi padanya. "AAaahhh!!!.." raden wijaya terbangun dari mimpi buruk. Terduduk dengan keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya. Napasnya terengah-engah. Jantungnya berdegup keras. Tenggorokannya terasa kering. raden wijaya meraih gelas berisi air putih yang sengaja ia siapkan sebelum tidur lalu meminumnya. Berharap dengan meminum air ini tak hanya dapat menghilangkan rasa dahaganya sekaligus juga dapat menenangkan pikirannya. raden wijaya melirik ke samping. Jam meja kamarnya menunjukkan pukul tiga pagi. Untuk beberapa detik raden wijaya menata kembali napasnya. Setelah merasa sedikit tenang. raden wijaya mencoba merebahkan tubuhnya di ranjang. Sebenarnya dia masih terlalu takut untuk kembali tidur. Takut jika mimpi itu datang lagi. Dan benar saja mimpi itu datang lagi. raden wijaya mencoba mengatur lensa kameranya. Cuaca yang mendukung sangat pas untuk menyalurkan hobi fotografinya. Selain itu raden wijaya berharap ia dapat melupakan mimpi buruknya semalam yang sudah tiga kali berhasil menghantui tidurnya. raden wijaya tak mau ambil pusing untuk sibuk menerjemahkan arti mimpi tersebut, meski raden wijaya tahu jika mimpi buruk yang sama datang tiga kali berturut-turut itu menandakan ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Percaya atau tidak, yang jelas begitulah kata Neneknya. Apalagi hari ini raden wijaya berada di tempat yang paling indah yang pernah dia temukan di dunia. Terletak di sebuah desa kecil benama Armoy, Irlandia Utara. Tepatnya di Bregagh Road. Jalan di sini memiliki pemandangan yang artistik dan mempesona. Sepanjang jalan terlihat banyaknya pohon-pohon Beech yang diperkirakan berusia 300 tahun. Jalinan ranting pepohonan meliuk membentuk seperti atap rumah. Cahaya matahari mengintip dari sela-sela pertautan ranting, seakan menjadi payung raksasa yang siap melindungi makhluk di bawahnya. Tampaknya raden wijaya tak tahan jika hanya mengagumi tempat ini saja. Kameranya mulai membidik setiap sudut pepohonan. Indah sekali. Sesekali raden wijaya memeriksa ulang hasil jepretannya dibarengi senyum raden wijaya yang tersungging penuh kepuasan. Tak terasa sore datang menyapa. Entah kenapa perasaannya tiba-tiba tak enak. Pohon-pohon seakan bermata dan menatap raden wijaya. Sebuah tatapan yang tidak menyenangkan. Angin berhembus menampar ranting-ranting pohon mengabarkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Tiba-tiba dari kejauhan terbang berkelebat dengan cepat sesosok tubuh menyeberangi jalan. Tubuh itu melayang menyerupai siluet hitam. raden wijaya terkejut. Namun raden wijaya bersikap seolah tak peduli. Mungkin hanya halusinasinya saja. raden wijaya akhirnya memutuskan untuk kembali ke hotel tempatnya menginap. Tiba-tiba terdengar samar-samar seseorang memanggil dirinya. "raden wijaya.. raden wijaya..." Suara yang memanggilnya terdengar serak. raden wijaya menghentikan langkahnya. Bulu kuduk raden wijaya berdiri. Napasnya mulai tak teratur. raden wijaya tak menyadari sesuatu telah berdiri di belakangnya. Sebenarnya raden wijaya tak cukup punya keberanian. Namun rasa penasarannya lebih besar ketimbang tasa takutnya. raden wijaya segera melihat ke belakang. Tak ada apa-apa. raden wijaya lega. Sosok itu kembali muncul ketika raden wijaya menoleh kembali ke depan. raden wijaya tercekat. Keduanya beradu muka. raden wijaya melotot, hendak mundur tapi kakinya terasa kaku tak mampu digerakkan seperti tertahan oleh sesuatu. Di hadapannya berdiri seorang perempuan yang kulit mukanya penuh retakan-retakan bekas sayatan, masih mengeluarkan nanah segar bercampur darah. Urat nadinya menyembul mengerikan. Matanya hitam gelap lantang menatap raden wijaya. Sosok itu menyeringai seolah ingin tersenyum tapi tiba-tiba saja darah kental ke luar dari mulutnya hingga mengalir ke dagunya. raden wijaya terkesiap antara jijik, mual, dan takut lebur menjadi satu. Sontak raden wijaya berlari dengan mencurahkan seluruh tenaganya yang tersisa namun ia tersungkur. Untung saja raden wijaya bisa bangkit lagi. Sesekali raden wijaya menoleh ke belakang. Sosok perempuan itu terus menatapnya lantang. Kali ini raden wijaya dibiarkan selamat. Segelas cappuccino hangat di pagi yang berawan ini mungkin sedikit bisa menenangkan hati dan pikiran raden wijaya yang gelisah. Sebuah tanda tanya besar mengendap di benak raden wijaya. "Kenapa hanya aku yang diganggu.." hati raden wijaya bergejolak. Ya, pertanyaan sederhana namun butuh kerumitan untuk menjawabnya. Bagaimana tidak, kejadian kemarin juga mengingatkan raden wijaya akan mimpi yang akhir-akhir ini selalu hadir dalam tidurnya. Apa ada kaitannya? Untuk dapat jawabannya raden wijaya banyak bertanya pada penduduk sekitar tentang rahasia tempat itu. Deretan pohon rindang di Bregagh Road adalah pohon Beech yang dahulu ditanam oleh keluarga Stuart sekitar abad ke-18 dengan tujuan untuk menciptakan gerbang yang indah menuju rumah bangsawan itu. Pohon yang tumbuh memang membuat jalan semakin indah akan tetapi dalam musim yang berbeda suasana bisa berubah mistis dan mencekam. Tak ayal penduduk setempat menamainya dengan The Dark Hedges. Di tempat itu juga terdapat sebuah legenda kemunculan sesosok hantu wanita bernama raden wijaya Lady. Beberapa orang mengatakan hantu itu adalah seorang pembantu keluarga Stuart yang mati secara misterius. "Tapi itu hanya mitos belaka. Sampai saat ini cerita itu belum terbukti kebenarannya.." Begitulah kata-kata yang dikeluarkan semua orang seusai menceritakan keangkeran tempat itu. "Bagi mereka hanya mitos. Tapi kenapa mitos itu terbukti padaku..?" keluh raden wijaya. Hatinya bertambah gelisah. Terlebih raden wijaya harus mengambil kalung pemberian Ibunya yang sangat berharga, yang mungkin terjatuh saat raden wijaya berlari menghindar dari sosok mengerikan itu. Masih terbayang oleh raden wijaya matanya yang hitam dan sayatan-sayatan mengerikan di wajah perempuan itu. Tapi mau bagaimana lagi, suka tak suka raden wijaya harus kembali ke Bregagh Road. raden wijaya menghela napas pajang. Lalu menyeruput cappuccino yang sudah dingin. Seseorang memperhatikan raden wijaya dari kejauhan. Rinai hujan menyapa sore ini. Payung hitam melindungi raden wijaya dari rintik airnya. Angin berhembus dingin menusuk tulang. raden wijaya meneliti lebih detail setiap lengkung pohon Beech yang saat ini tampak sedikit bersahabat dengannya. Kali ini raden wijaya bisa tenang karena sore ini dirinya tak sendiri. Paling tidak jika sosok mengerikan itu muncul lagi dia tahu akan ada orang yang menolongnya. Keindahan Bregagh Road tengah dilukis oleh seorang perempuan yang khusuk memainkan kuas meliuk-liuk di atas kanvas putih, pohon Beech melindunginya dari hujan. Perempuan itu tersenyum puas saat liukan pohon Beech berhasil dilukisnya dengan sempurna. Senyum itu sama ketika aku berhasil membidik Bregagh Road dengan sempurna. raden wijaya tak mengenali siapa perempuan itu. "Mungkin dia turis sama sepertiku,," pikir raden wijaya. raden wijaya mulai mencari kalungnya. Kalung berharga pemberian Ibunya sebelum beliau meninggal. Kalung itu berbandul perak bertuliskan namanya. raden wijaya menaruh harapan besar jika kalung itu masih bisa ditemukan. Karena lewat kalung itu dirinya bisa selalu dekat dengan mendiang Ibunya. raden wijaya merunduk mengamati jalanan sekitar Bregagh Road, fokus mencari-cari. Lama juga ia mencari hingga saat matahari membenamkan sinarnya. raden wijaya meneliti setiap celah pohon-pohon Beech, tak ada. raden wijaya hampir putus asa. Telapak tangannya mengusap wajahnya menghapus kegundahan. Sebenarnya raden wijaya tak mau berlama-lama di sini. Selain suasana semakin gelap, raden wijaya merasa ada yang tengah mengawasinya. "Kamu mencari ini.." sang pelukis perempuan buka suara sambil memperlihatkan kalung berbantul nama, "raden wijaya.." raden wijaya berbalik dan melangkahkan kakinya mendekati perempuan itu. raden wijaya memperhatikan kalung di tangan perempuan itu dengan seksama. "Iya benar kalung itu punya saya,," ucap raden wijaya saat benar-benar yakin bahwa itu adalah kalung miliknya. "Kamu dapat kalung itu dimana..?" lanjut raden wijaya. "Kalung kamu saya temukan di sini. Nama kamu raden wijaya.." kata perempuan itu. "Iya,," jawab raden wijaya canggung. "Boleh saya minta kembali kalungnya..??" tanya raden wijaya selanjutnya. "Aku dengan senang hati mengembalikkan kalungmu, jika kamu bersedia menemaniku melukis,," pinta perempuan itu. raden wijaya tampak ragu. Apa tidak berbahaya jika menuruti permintaan orang yang tidak dikenalnya sama sekali. Tapi kalung kesayangannya saat ini berada di tangan orang yang tidak dikenalnya itu. raden wijaya menghela napas panjang, mau tak mau akhirnya raden wijaya duduk di samping perempuan itu untuk melihatnya melukis. Namun semakin raden wijaya perhatikan lukisan karya perempuan itu, raden wijaya merasa ada sesuatu yang janggal. Di dalam lukisannya yang indah, di antara deretan pohon Beech yang tersusun rapi ada sesosok perempuan berbaju hitam tengah menantang di tengah jalan Bregagh Road. Tiba-tiba bulu kuduk raden wijaya merinding. Pikiran raden wijaya mulai kalut. Hatinya berkecamuk. "Ii.. ini.. siapa..??" tanya raden wijaya seraya menunjuk lukisan yang dimaksud dengan rasa gugup bercampur ketakutan. "Kamu tidak tahu ini siapa.." perempuan itu balik bertanya. raden wijaya menggeleng. Angin tiba-tiba berhembus kencang membawa kabar buruk, menampar ranting dan dedaunan yang berubah kacau. Menimbulkan suara mistis dengan dendangan maut. Lampu jalan tak lagi terang sempurna. Hidup mati hidup mati. Berkedip tak berhenti. raden wijaya panik. Napasnya memburu sesak. raden wijaya lalu menoleh ke arah perempuan di sampingnya. "raden wijaya.." ucap perempuan itu serak. Perlahan perempuan itu memutar kepalanya. Wajahnya telah berubah. Wajah itu kini dipenuhi retakan bekas sayatan-sayatan bernanah mengeluarkan belatung-belatung kecil yang menjijikkan. Matanya hitam menantang. raden wijaya beringsut mundur menjauhi perempuan itu. "Kenapa kamu hanya menggangguku? Apa karena aku dan kamu adalah raden wijaya ?.." raden wijaya berteriak lantang. Sosok itu menyeringai jahat. Perempuan itu lalu mengejar raden wijaya. Ini sama seperti di mimpinya. raden wijaya terus berlari sekuat tenaga menyusuri deretan pohoh-pohon tua yang mengepung di sisi kiri dan kanan bagai hendak menerkam. Kali ini raden wijaya tahu tengah berada di mana, dan sesuatu mengancamnya. raden wijaya terus berlari dengan napas memburu, panik. raden wijaya tak mau menoleh ke belakang karena dirinya tahu bahwa yang mengejarnya adalah sosok yang sangat mengerikan. Hingga tibalah raden wijaya di deretan pohon terakhir yang akarnya sedikit menyembul. raden wijaya tersandung, tubuhnya tersungkur. raden wijaya mencoba bangkit, namun tak bisa meski seluruh tenaga telah dikeluarkan. Keringat dingin sebesar biji jagung mengucur dari dahi raden wijaya. Dia ingin berteriak tapi percuma tak ada suara yang berhasil ke luar. Sesuatu yang mengejarnya terus mendekat. Badannya bergetar hebat. raden wijaya akhirnya pasrah apapun yang akan terjadi padanya. "AAaahhh!!!" The End





3

Sebongkah batu besar berdiri kokoh di atas sebidang tanah. Ada yang istimewa dari batu ini, ada pintu dan ruangan di dalamnya. Masyarakat setempat meyakininya sebagai rumah Umang, orang Bunian di Tanah majapahit. Dahulu kala, terdapatlah sebuah kampung kecil di salah satu daerah di Tanah majapahit. Kampung Uruk Rambuten, begitu masyarakat setempat menyebutnya. Hanya beberapa keluarga saja yang tinggal di sana. Rumah-rumah mereka mengelilingi sebuah pohon beringin besar. Kampung tersebut memang perkampungan kecil yang hanya dihuni marga Ketaren. Alkisah, hiduplah seorang peladang di kampung tersebut. Dia biasa dipanggil Opung (kakek) Ketaren. Sebagai seorang peladang, Opung mau membuka hutan yang masih berada tidak jauh dari kawasan perkampungan untuk dijadikan lahan bercocok tanam. Dalam perjalanan menuju lokasi tersebut, Opung bertemu dengan sesosok mahkluk bertubuh kecil dengan kakinya terbalik. Tumitnya menghadap ke depan dan jari kakinya ke belakang. Orang-orang menyebutnya Umang. "Mau kemana..?" Umang bertanya pada Opung. Opung menjelaskan bahwa dia mau membuka hutan untuk berladang padi. Umang pun menawarkan bantuan kepada Opung, dengan syarat Opung tidak boleh membawa perempuan dan anak kecil ke ladangnya. Opung menyanggupinya, walaupun dia sendiri punya seorang istri yang baru saja melahirkan. Akhir kata, Umang dan kawan-kawannya membantu Opung membuka hutan. Dalam satu hari, lahan seluas tiga hektar selesai dibersihkan dan siap untuk ditanam. Sebelum senja, Opung kembali ke rumahnya. Di rumah, dia mengatakan kepada istrinya, bahwa lahan untuk ladang sudah selesai dibuka, dan besok dia akan mulai menanam padi. Dia juga meminta istrinya untuk menyiapkan benih padi yang akan ditanam besok. Sang istri pun heran, bagaimana bisa lahan seluas tiga hektar dapat diselesaikan suaminya dalam waktu hanya satu hari. Dengan hati bertanya-tanya, dia tetap menyiapkan benih padi yang akan ditanam. Keesokan harinya, Opung sudah berada kembali di ladangnya dengan membawa benih padi yang akan ditanam. Namun tak disangka, Umang marah padanya karena dia telah mengingkari janji. Opung sama sekali tidak mengerti kenapa Umang bisa menuduhnya seperti itu. Padahal dia tidak pernah membawa perempuan atau anak kecil ke ladangnya. Tiba-tiba saja, istri dan anak Opung sudah berada di belakangnya. Ternyata, istri Opung diam-diam mengikutinya karena rasa penasaran yang tak tertahankan. Perjanjian Opung dengan Umang pun batal. Semuanya berubah menjadi hutan kembali seperti sedia kala. Mendapati itu, Opung marah besar. Namun apa daya, nasi sudah jadi bubur. Besoknya, Opung kembali membuka hutan tersebut untuk dijadikan ladang padi. Selama berhari-hari akhirnya Opung pun berhasil membersihkannya. Ketika itulah ditemukan batu besar yang disebut Gua Kemang. Hingga saat ini, batu besar tersebut diyakini oleh masyarakat setempat sebagai rumah Umang yang pernah membantu Opung. Cerita Mistik Gua Kemang GUA KEMANG, CERITA RAKYAT, majapahit, SUKU majapahit, LIMA MARGA Umang.." merupakan bahasa majapahit yang berarti jin atau roh. Seperti diceritakan oleh Tolen Ketaren, fisik dari Umang seperti manusia, tapi lebih kecil. Bedanya lagi, kalau berjalan, kakinya terbalik, tumitnya menghadap ke depan sedangkan jari-jari kakinya ke arah belakang. "Itu kata orang yang sudah pernah melihatnya. Seperti orang bunian,.." jelas Tolen setelah menceritakan kisah asal muasal Gua Kemang yang dipercayai masyarakat setempat. Sekitar tahun 1970-an, menurut Tolen, masyarakat masih sering bertemu dengan Umang. Bahkan ada juga masyarakat yang dibawa ke hutan oleh Umang. "Tapi kalau balik, ada kurang-kurangnya,.." ujar pria yang pernah menjadi Kepala Desa Sembahe pada 2001-2007 ini. Dulunya, Gua Kemang yang diyakini sebagai rumah Umang ini dikenal juga dengan nama Gua Umang. Karena mistis, banyak orang yang bertapa dan membawa sesajen ke sana. Bahkan dulu, setiap orang yang lewat di daerah Sembahe, selalu singgah dan menyembah batu ini. "Makanya dibilang Sembahe. Asal kata dari "semba", sembah ini. Sembahe dulu di kampung itu,.." jelas Tolen. Dulu gua batu ini juga bisa tiba-tiba menghilang, raib entah kemana. Menurut keyakinan masyarakat di sana, hal itu berarti ada Umang yang menempatinya. "Kadang nampak batunya, kadang tidak. Kata orang, kalau umangnya sudah pergi, baru nampak batunya,.." ujar Tolen. Seperti dikisahkan Tolen lagi, menurut cerita dari orang-orang tua di sana, terdapat jalan bawah tanah dari Gua Kemang menuju sebuah batu besar lainnya. "Secara magis, ada jalan bawah tanah dari gua batu itu ke Batu Penjemuren, tempat jemuran padi si Umang,.." cerita bapak berusia 46 tahun tersebut. Batu Penjemuren sendiri merupakan batu besar dengan bagian atasnya yang datar. Batu ini berada di pinggir Sungai Sembahe, sekitar satu kilometer dari Gua Kemang. Namun jalan bawah tanah tersebut tidak pernah ditemui oleh Tolen. Gua batu yang ditemukan oleh masyarakat setempat pada zaman penjajahan prasejarah  ini, pernah hendak diangkat untuk dipindahkan ke prasejarah . Tetapi tidak bisa dipindahkan. Tolen sendiri pun tidak tahu kenapa gua batu ini tidak bisa diangkat. Mungkin ada kaitannya juga dengan kekuatan magisnya. Sebagian masyarakat meyakini bahwa hingga saat ini kadang-kadang masih ada yang menghuni gua batu tersebut. "Konon, sekarang masih ada penghuninya,.." kata Hendri, pemuda setempat yang menemani saya menuju lokasi Gua Kemang. Kampung Uruk Rambuten yang dianggap sebagai awal Desa Sembahe, sampai saat ini masih dikenali. Namun tak ada lagi penduduk yang menghuni kampung tersebut. Kampung Uruk Rambuten berada di dekat lokasi jatuhnya pesawat Garuda Indonesia pada 26 September 1997 lalu. Menurut Tolen, ada kemungkinan pesawat tersebut jatuh karena tersangkut pohon beringin besar yang tumbuh di tengah-tengah kampung Uruk Rambuten. Situs Budaya yang Terbengkalai GUA KEMANG, CERITA RAKYAT, majapahit, SUKU majapahit, LIMA MARGA Gua Kemang berlokasi di Kampung Durintani, Desa Sembahe, Kecamatan wojo, Kabupaten hutan larangan . Tepatnya berada di lahan perkebunan seorang penduduk yang juga bermarga Ketaren. Untuk menuju lokasi gua batu ini, kita dapat berjalan kaki sejauh satu kilometer dari simpang Durintani, arah kanan dari Medan. Tidak susah menemukan simpang Durintani. Ada sebuah plang dari semen yang terdapat di simpang tersebut. "Situs Gua Kemang (Gua Batu), Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan distrik  majapahit Utara, Proyek Pembinaan Kebudayaan APBD Tingkat I majapahit Utara,.." itulah yang tertulis di sana. Ternyata gua batu yang diyakini oleh para arkeolog sebagai peninggalan manusia pra sejarah ini sudah menjadi salah satu situs budaya milik pemerintah. Jalan aspal mengawali perjalanan menuju gua batu. Namun separuh jalan setelahnya kita terpaksa melewati jalanan berbatu yang sedikit menanjak. Cukup menguras keringat juga. Apalagi mengingat kondisi tubuh saya yang sudah lama tak pernah berolahraga. Terasa cukup lama juga kami berjalan kaki, mungkin lebih setengah jam. Akhirnya pintu masuk menuju gua batu ini sudah berada di depan mata. Namun sebuah kondisi yang cukup mengiris hati akhirnya menyambut kami. Pagar dan tembok yang menjaga situs budaya ini sudah berlumut. Begitu pun tangga yang akan mengantar kami hingga ke atas, di mana gua batu berada. Ukiran yang tertulis di tembok pagar sudah hampir tak terbaca akibat lumut yang begitu tebal. "Pernah dibangun parkir dan jalannya oleh Kanwil Depdikbud tahun 75-an. Namun tidak berkembang,.." ujar Tolen seakan-akan mengerti pertanyaan yang muncul di benak kami. Kami pun melanjutkan sisa-sisa perjalanan, menempuh puluhan tangga hingga sampai ke lokasi Gua Kemang yang berada di bagian atas kebun. Kondisi gua ternyata tak jauh beda dengan apa yang kami jumpai sebelumnya. Lumut tebal menyelimuti dinding luarnya. Dua relief serupa manusia yang diyakini sebagai bentuk sosok Umang tersebut tak lagi terlihat jelas."Dulu batu ini besar. Ada batu-batu lain juga di sekitar gua. Batu-batunya seperti meja, kursi, tapi dirusak prasejarah . Ada yang dibuang, ada yang dimasuki ke kantong plastik. Tapi tidak tau yang mana yang diambil,.." cerita Tolen menjelaskan lagi tentang Gua Kemang yang berada di bawah sebuah pohon rambe, sejenis pohon langsat. GUA KEMANG, CERITA RAKYAT, majapahit, SUKU majapahit, LIMA MARGADi bagian depan gua, ada lobang kecil berukuran sekitar 50 x 50 cm dengan pahatan berbentuk segitiga di bagian atasnya. Semacam pintu bagi rumah Umang. Di dalam gua hanya terdapat satu chamber berukuran sekitar 3 x 2 meter dengan tinggi sekitar satu meter. Bagian atas dalam gua mirip dengan atap rumah biasa, mengerucut ke atasnya. Di sisi kanan dan kiri dalam gua, ada dua undakan, seperti tempat tidur. Sedangkan di sebelah kanan ada ruangan kecil memanjang. "Mungkin dapurnya Umang,.." ujar Hendri. Atau mungkin tempat tidurnya bayi Umang? GUA KEMANG, CERITA RAKYAT, majapahit, SUKU majapahit, LIMA MARGASelain itu, terdapat juga ukiran-ukiran serupa tulisan Arab di dalam gua di bagian atas pintu. Menurut Tolen, mungkin saja itu tulisan majapahit, karena jika dilihat dari bentuknya, tulisan majapahit hampir mirip dengan bentuk tulisan Arab. Namun tidak jelas juga kepastiannya karena di beberapa bagian dinding dalam gua juga banyak coretan-coretan manusia yang iseng mengukir namanya di sana. Rusaklah sudah! Namun yang paling perlu diperhatikan di sini adalah kondisi Gua Kemang. Cukup memprihatinkan, mengingat gua ini pernah dijadikan sebagai salah satu situs budaya di majapahit Utara. Jika pemerintah sekarang tak mengindahkan ini, bisa saja Gua Kemang benar-benar akan hilang untuk selamanya..



4

Yuka Abadi merupakan seorang mahasiswa seni rupa di salah satu universitas negeri di Jogja. Dari segi penampilan aja emang udah keliatan banget kok, kalo dia tuh anak jurusan seni rupa. Gimana nggak, lihat aja rambutnya yang bergelombang udah hampir sebahu, dan sekarang hanya sering dikucir. Tapi untungnya Yuka, rajin keramas sehingga tidak banyak kutu yang bersarang di rambutnya. Penampilan dia juga sedikit acak-acakkan kayak mukanya. Jangan heran kalo sampe detik ini dia pun masih menyandang status jomblo. Ternyata memiliki tampang yang acak-acakkan juga dapat bermanfaat oleh temen-temen Yuka, buat ngusir hantu di kost-kost temennya. Bayarannya sekedar makan gratis di burjo atau dapat nomer handphone cewek-cewek cantik buat tambah koleksi gebetannya. Yuka itu bisa lihat hantu, jadi dia itu kaya ghostbuster buat temen-temennya. Menurut Yuka, bisa lihat hantu ini merupakan anugrah yang dikasih sama Tuhan buat dia. Pasalnya, ia sering dapat rejeki buat mengusir hantu. Subuh-subuh buta saat Yuka hendak mengambil wudhu buat solat shubuh. Dia terperanjat melihat sesosok yang dia yakin banget itu bukan manusia melainkan hantu. Ya iya lah kalo manusia, mana mungkin bisa duduk sambil melayang. Hantu itu sedang duduk-duduk sambil melamun dengan muka sedih di balkon kamar kostnya. Baru kali ini, Yuka berdecak kagum, melihat hantu. Karena baru kali ini dia ngeliat hantu dengan paras cantik ala cewek-cewek girlband Korea. Bukannya merinding, tapi Yuka malah berniat kenalan. Dasar Yuka, manusia nggak ada yang naksir, dia pun mulai beralih buat pedekate sama hantu. "Hei.." Sapa Yuka dengan nada lembut, tapi sang hantu justru terperanjat melihat Yuka. Pasti karena ngeliat muka Yuka yang mirip sama parutan kelapa. Karena banyak bersarang komedo dan jerawat di mukanya. "Kok, elo bisa liat gue..?" hantu itu heran, karena ada manusia yang bisa ngeliat dia. "Hmm... situ belum tahu ya siapa gue..??" Yuka mulai sombong sambil berdecak pinggang. Sambil tersenyum sombong. "Elo, hantu baru di wilayah sini ya? Soalnya hantu-hantu disini, gue kenal semua. Kenalin gue Yuka.." Namun, mendengar ucapan Yuka justru cewek yang diduga hantu itu malah menangis. Ia terisak-isak dan sedikit tersenyum. Namun, isakannya nggak seperti mbak kunti kok. "Gue hampir putus asa. Gue berusaha interaksi sama manusia tapi nggak ada satu pun yang bisa ngeliat gue. Akhirnya, gue nemu manusia yang bisa liat gue. Thanks God.." Arwah cantik itu girang bak habis dapet undian. "Terus kenapa lo jadi hantu..?" Yuka mulai kepoin tuh hantu, berharap ia dapat membantu hantu cantik tersebut, kali aja masih penasaran dan belum bisa mati secara damai. "Gue belum jadi hantu, gue ini arwah. Kayaknya di kehidupan nyata, gue lagi koma dan amnesia. Gue nggak tau, gue ini siapa. Gue bener-bener nggak inget jati diri gue, makanya gue butuh bantuan, dan gue rasa Cuma lo satu-satunya manusia yang bisa bantu gue buat nemuin raga gue..." "Hah, gimana caranya coba..?" Yuka hanya kukur-kukur kepala. Karena baru kali ini dia menemui kasus langka seperti ini. Masak sih ada arwah amnesia. Lalu ia meminta ijin buat sholat subuh terlebih dahulu. Berharap menemukan jalan buat bantuin arwah cantik itu. Alhasil, ia kemana-mana diikuti oleh arwah cantik tersebut. Termasuk kuliah, makan, maen, waktu dia ngebantu temennya buat ngusir hantu, tapi kecuali kalo Yuka pas di toilet. Hari-hari Yuka kini tak kesepian lagi, namun dia lebih mirip kayak orang gila. Dia sering banget dikira orang gila karena dia ngomong sendirian. Namun, teman-teman yang sudah kenal dekat dengan Yuka sudah mengetahui pribadi Yuka. Itu karena ia memang bisa berinteraksi dengan hantu, bukan karena ia tak waras. "Hei, arwah cantik. Gimana kalo gue panggil elo Hana? Masak gue harus panggil lu wah.. arwah sih. Ya, selama elo masih belum inget siapa lo sebenernya.." Kata Yuka dengan wajah berbinar-binar. "Hana..? Nama yang cantik. Gue suka.." Arwah cantik itu tersenyum bahagia, ia sekarang memiliki nama yaitu Hana. Tentunya Yuka tak selalu memecahkan masalah sendiri. Ia selalu rundingan dengan sahabatnya bernama Reni. Reni itu sebenarnya sahabat Yuka dari SD, SMP, SMA bahkan sampe kuliah. Walaupun mereka kini tidak satu kampus. Namun, mereka tetap akrab dan dekat. "Hah, jadi lo sekarang diikutin sama arwah cewek cantik..?" mendadak Reni kaget seakan nggak terima, atau mungkin Reni takut kalo-kalo Yuka diajak jadi arwah gentayangan juga. "nggak, usah kaget berlebihan deh Ren. Gue Cuma pengen bantuin ni arwah nemuin raganya doang, biar dia bisa hidup lagi itu aja.." Yuka mulai menegaskan kepada sahabatnya yang lebih mirip kayak jelasin sesuatu ke pacar biar nggak terjadi kesalahpahaman antara mereka. Mendengar penjelasan dari Yuka, bukan kelegaan yang Reni dapat, melainkan pikiran-pikiran jelek yang Reni dapat. Yuka justru tak mengerti dengan sahabatnya itu. Karena tanpa persetujuan dari Reni pun, ia tetap akan membantu Hana. Namun, ia menghargai Reni sebagai sahabatnya. Yuka ternyata serius ingin membantu Hana. Ia melukis sosok Hana, kebetulan sekali Yuka memang jagonya melukis, sehingga apapun yang ia lukis akan menyerupai aslinya. Rencananya hasil lukisannya akan ia sebar di fesbuk, twitter, bahkan di kampus. Seandainya ada yang mengenal dengan sosok Hana yang ia lukis. Hana pun ikut senang karena Yuka tulus membantunya. Hari demi hari, dan berganti menjadi bulan. Sudah tiga bulan mereka selalu bersama. Seandainya aja Hana itu manusia bukan arwah. Pikiran itu selalu saja bergelayut di pikiran Yuka. Orang yang melihat kebersamaan mereka pasti akan menghancurkan dan mematahkan hati siapapun yang melihat. Karena paras cantik Hana yang memang cantik ini bukanlah isapan jempol belaka saja. Penyebaran lukisan Hana pun belum membuahkan hasil. Hana yang sering menangis itu pun sering putus asa untuk kembali menjadi manusia. Namun, Yuka selalu menghibur dengan berbagai macam cara agar Hana tak sedih. Reni sang sahabat yang merasa akhir-akhir ini Yuka menjadi jauh, justru sedih. Namun, saat sedih pun Yuka tak berada di sampingnya. Saking dongkol dan emosinya, Reni datang ke kost Yuka. Yuka sedang tiduran sambil ngomong sendiri, bukan melainkan Yuka sedang bercengkerama dengan Hana, si arwah cantik yang udah mengalihkan dunianya. "Elo tuh sekarang hampir mirip kaya orang gila tau gak..??" Reni mendadak masuk ke kamar kost Yuka tanpa mengetuk pintu, dengan wajah berapi-api. "Elo, kenapa sih Ren..?" Yuka sang sahabat berusaha mengalah, karena baru kali ini Reni jadi sensitif banget. "Elo, jadi jauh sama gue semenjak kedatangan arwah sialan itu. Hei, arwah kalo lo denger omongan gue ini, sebaiknya lo jauhin deh Yuka. Kedatangan lo tuh Cuma bikin Yuka jadi kaya orang gila.." Reni semakin nggak bisa mawas diri, ia pun melontarkan kata-kata yang membuat hati Hana sakit. Yuka hanya melongo. "Ren, jangan kayak anak kecil dong. Gue Cuma mau membantu Hana..?" Yuka berusaha menenangkan hati sahabatnya itu, karena ia merasa akhir-akhir ini ia memang cuek dengan Reni. Bahkan saat Reni punya masalah sekalipun. "Oh, jadi elo lebih belain arwah itu daripada sahabat lo sendiri gitu. Terus salah siapa kalo gue sayang sama lo Yuk, salah siapa kalo gue ngerasa cemburu gini. Oke, gue pergi dari hidup lo.." Reni membanting pintu kost Yuka, sedangkan Yuka malah terperangah dengan ucapan Reni. Dia tak menyangka bila ternyata Reni sayang sama dia. Dan amarahnya diakibatkan karena ia merasa cemberu sama Hana. "Gue, sebaiknya pergi dari hidup lo Yuk. Gue nggak enak elo jadi marahan sama Reni.." Hana mulai berkecil hati lagi, ia hanya tak ingin membebani orang. "Jangan Han, lo belum nemuin raga lo. Gue bakal ngelanjutin ini semua, sampe lo bener-bener kembali jadi manusia.." Mendadak Yuka jadi pria paling romantis sepanjang hidupnya. Lalu ia ingin memeluk Hana, namun nggak bisa. Yuka hanya terkekeh-kekeh menyadari kembali kalo Hana itu arwah bukan manusia. Kehidupan Yuka agak berubah semenjak bertemu Hana. Dia jadi lebih sering mandi, pake parfum. Rambutnya pun juga udah di potong. Itu pun karena permintaan Hana, karena ingin Yuka tampil lebih rapi dan Yuka pun menikmatinya. Teman-temannya juga melihat sisi perubahan yang berbeda dari Yuka. Muka Yuka udah nggak acak-acakan lagi. Ternyata Yuka memiliki sisi ganteng walaupun hanya sedikit tapi lumayanlah agak bersinar sedikit auranya. Kabar datang setelah 5 bulan kemudian. Lukisan cewek cantik Yuka yang tak lain adalah Hana telah bersambut. Seorang pria yang mengaku sebagai tunangannya mencari Yuka. Hana pun senang sebentar lagi ia akan kembali menjadi manusia ketika ia memasuki raganya nanti. Namun, sedikit kegelisahan di hati Yuka. Yuka ternyata diam-diam menyukai Hana. Tapi ternyata Hana sudah bertunangan dengan orang. Dan Yuka tak ingin merusak itu. "Besok, kita akan ketemu Romi. Orang yang mengaku sebagai tunangan lo Han.." Yuka memasang wajah muram. Ia seperti tidak rela melepaskan Hana. "Hmm.. semoga gue cepat inget kembali. Gue sama sekali nggak ingat Romi..." "Mungkin disaat lo, kembali ke kehidupan manusia, lo akan mengingat kembali kehidupan nyata lo. Tapi.." Yuka menghela nafas kemudian. Hana melihatnya dengan tatapan sendu, dalam lubuk hatinya ia juga tak ingin berpisah dari Yuka. Pria yang baik dan tulus selama ia menjadi arwah. "Tapi apa Yuk..??" "Mungkinkah, lo tetep bakal inget sama gue ketika lo kembali jadi manusia. Setidaknya, inget gue sebagai sahabat lo.." Hana hanya terdiam dan tertunduk karena ia tak tahu apa yang akan terjadi setelah ia kembali menjadi manusia. Mungkinkah ia masih mengingat Yuka? Yuka mendatangi rumah sakit di daerah dekat kampusnya. Ternyata selama ini, Hana koma di rumah sakit dekat kampusnya saja. Ia melihat tunangan Hana bernama Romi sedang duduk di lobi dengan santai. Ia menunggu Yuka. Hana juga ikut bersama Yuka ke rumah sakit. Yuka menceritakan perihal tentang arwah Hana yang lupa akan raganya dimana. Ternyata nama arwah cantik itu Cheri. Dan Romi juga menjelaskan kalau memang kemungkinan besar akibat kecelakaan mobil, membuat Hana amnesia, ia koma sudah cukup lama hampir setahun sudah dan mungkin masalalu akan tentang tunangannya pun terhapus. Yuka berusaha menghibur Romi. "Apa lo siap..??" tanya Yuka kepada Hana. "Gu.. gue takut Yuk.." Mendadak Hana meragu. "Takut apalagi? bukannya ini kan yang lo mau. Lo bakal kembali jadi manusia. Lo bakal hidup kembali.." "Gue takut nggak bisa inget lo Yuk.." "Udah, nggak papa. Yang penting lo jadi manusia dan hidup bahagia bersama Romi.." Hana alias Cheri itu pun secara perlahan berjalan mendekati raganya yang terbaring koma di ranjang rumah sakit. Hana pun segera memasuki raganya. Yuka segera pamitan pulang, namun Romi menahan Yuka agar ia menunggu Hana siuman. Beberapa detik setelah Hana masuk ke raganya, ia pun siuman. Hana nampak terlihat bingung. Yang membuat hati Yuka sedih adalah Hana ternyata tak ingat dengan dirinya. Ia pun beranjak pulang dengan langkah gontai meninggalkan Hana bersama tunangannya. Dua hari semenjak Hana kembali menjadi manusia dan kembali ke kehidupannya. Yuka pun kembali melanjutkan hidupnya. Ia juga segera minta maaf dengan Reni yang sempat marah dengannya. Baginya Hana hanyalah sepenggal kisah unik yang pernah ia alami. Yang tak akan pernah ia lupakan. Hana ataupun Cheri, si cewek cantik bak Girlband Korea yang telah mengalihkan dunia Yuka. "Oke, deh. Gue maapin. Gue juga minta maaf Yuk. Sikap gue nggak seharusnya gitu.." Reni kembali ceria dengan kembalinya Yuka seperti sediakala, namun Yuka merasa ada yang hilang ketika Hana tak ada lagi. "Nah, gitu dong baru Reni sahabat gue.." Yuka mengacak-acak rambut Reni. Mereka kembali bercengkrama seperti biasanya. Mereka berdua telah melupakan masalah mereka, termasuk Reni yang kembali memendam perasaannya kepada Yuka. Kerena Reni pun tak membahas perihal perasaan kepada Yuka. - SELESAI -


5

Sebenarnya aku enggan menceritakan kisah ini karena sama saja dengan aku mengingat lagi pengalaman menyeramkan itu. Tapi baiklah, akan aku ceritakan pengalaman menyeramkan kali ini saja untuk www.cerita-hantu.com Namaku Via, aku ingin menceritakan pengalaman mistis yang pernah aku alami dulu ketika aku masih menjadi karyawati di kota Jogja. Pengalaman ini aku alami saat liburan menjelang tahun baru, aku menghabiskan akhir tahun di jogja. Aku tinggal di sebuah kost, saat itu kost sangat sepi karena penghuni kost yang lain sudah pada pulang untuk menikmati libur tahun baru. Jadi hanya ada aku sendiri disitu, malam itu aku pulang dari kantor sekitar jam 7 malam. Dari jauh terlihat kost sangat gelap, aku masuk ke dalam kamar dan langsung menutup gorden jendela yang tadi pagi lupa aku tutup. Aku ngeri, melihat pemandangan kebun bambu yang sangat gelap didepan kost an. Kemudian aku teringat kalo malam itu adalah malam jumat. Aku pun langsung ketakutan, aku langsung menyalakan televisi biar suasana ramai. Karena tidak ada acara yang seru aku pun memutuskan untuk menonton dvd, tapi sampai setengah film aku terlelap. Aku terbangun karena ada suara berisik, lalu aku bangun dan mencari sumbernya. Ternyata suara itu berasal dari jendela kamarku. Seperti, ada orang yang melempar batu kerikil dari pekarangan. Aku membuka gorden dan tidak ada siapa-siapa, mataku melihat pekarangan dari sudut ke sudut dan tidak ada tanda seseorang pun disana. Hanya terlihat kegelapan malam yang berasal dari seberang bambu pekarangan, aku pun memutuskan untuk kembali tidur. Tapi tiba-tiba, ada sebuah batu kerikil yang melayang tepat ke arah keningku. Batu kerikil itu terlempar karena terkena jendela, kali ini aku yakin kalo batu itu ada yang melempar dari bawah. Dengan kesal aku membuka jendela dan berteriak. "Hoi, siapa sich?" Kali ini, aku melihat ada sosok seseorang di sudut pekarangan yang berada paling dekat dengan pohon bambu. Sosok itu adalah seorang kakek yang sedang berdiri tegak, kakek itu memakai pakaian serba putih dan dia melambaikan tangannya kepadaku. Dia seperti menyuruhku turun untuk menemuinya, aku memicingkan mata karena tidak percaya apa yang aku lihat. Tapi kakek itu masih melambaikan tangannya, dia tidak berbicara apa-apa dan hanya tersenyum kepadaku. Aku terbujuk oleh ajakan kakek itu, aku memutuskan untuk turun kebawah menemuinya dan sampai sekarang aku tidak tau kenapa aku melakukan itu. Rasanya seperti dihipnotis mungkin kalo saat itu aku tidak turun, aku tidak akan mengalami kejadian setelahnya. Aku membuka pintu kamar dan jalan menuruni tangga menuju pekarangan kebun belakang. Aku membuka pintu pekarangan dan melihat kakek itu masih ada di ujung pekarangan, aku berjalan menyeberangi pekarangan dan menghampirinya. Tidak ada semilir angin pun malam itu, Bulan juga bersinar sangat terang. Kakek itu hanya tersenyum melihatku datang menghampirinya. Aku bertanya siapa dirinya dan kenapa dia ada disana namun kakek itu tidak menjawab pertanyaanku malah bertanya balik. Dia menanyakan, apakah dia bisa menumpang menitipkan anaknya sebentar kepadaku. Aku tidak melihat sosok anak-anak didekatnya, aku pun langsung curiga dan telintas di pikiranku kalo jangan- jangan ini adalah modus penculikan terbaru. Aku pun langsung mengambil ancang-ancang siaga dan mundur menjaga jarak darinya. Aku menolak permintaannya dengan nada yang kurang sopan. Mungkin karena aku ketakutan, tiba-tiba kakek itu seperti terlihat marah. Dia mulai beranjak dan dalam bahasa yang tidak aku mengerti, dia seperti memaki kepadaku. Kemudian, di kiri dan kananku terdengar suara gemuruh. Bunyi itu mirip dengan suara pohon yang dihentak-hentakan. Spontan aku melihat ke arah pohon bambu yang berada di belakang kakek itu. Rimbunan pohon bambu seperti ditiup angin kencang. Lalu sosok kakek itu berubah, badannya menjadi tinggi, gelap, besar dan berbulu. Di kedua tangannya terdapat cakar yang sangat menakutkan. Dia sekarang seperti terlihat seperti manusia serigala, yang tingginya sekitar 2 meter. Aku pun baru tersadar, kalo apa yang aku lihat sekarang ini adalah Genderuwo. Aku sangat terkejut namun tidak bisa teriak, genderuwo itu berteriak dengan parau dan aku mematung didepannya. Aku hendak kabur namun kakiku terasa berat, kemudian dari balik pepohonan bambu dibelakangnya muncul sesosok mahluk berbulu lain. Anak genderuwo ini, seukuran anak sapi dan anak genderuwo itu melangkah ke arahku. Sementara genderuwo yang besar tadi berjalan ke arah pohon bambu dan menghilang. Anak genderuwo itu kemudian duduk disudut pekarangan dan berdiam diri disana. Aku tidak berani melihat ke arahnya, aku juga tidak berani melangkah. Akhirnya aku hanya bisa terdiam sambil menangis dan membaca doa dalam hati berharap mahluk yang ada didepanku ini menghilang. Waktu terasa berjalan sangat lama, sampai pintu pekarangan dibelakangku terbuka. Bapak penjaga kost datang dan menanyakan apa yang sedang aku lakukan, dengan gemetar aku menunjuk ke arah anak genderuwo itu berada. Tapi bapak penjaga kost an tampak heran dan tidak mengerti apa maksudku. Sepertinya hanya aku yang dapat melihat sosok anak genderuwo itu dengan agak berbisik, aku memanggil bapak penjaga kost untuk datang kepadaku. Aku menceritakan kepadanya apa yang baru saja aku alami, awalnya dia tidak percaya namun setelah dia merasakan ada hawa yang aneh. Dia bilang akan pergi mencari ustad dan tidak lama ustad setempat datang dengan beberapa warga dan memintaku untuk menceritakan apa yang terjadi. Setelah bercerita pak ustad itu pun berkata akan mengusir genderuwo itu. Dia menyuruhku ke kamar dan segera beristirahat. Aku menolak, karena takut dengan kata-kata genderuwo. Pak ustad berkata kalo dia hanya mengancam, dia menawarkan untuk menginap dirumah bersama istrinya sampai keadaan tenang. Aku pun mengiyakannya, dan dia berkata kepada penjaga kost untuk mengantarkanku ke rumahnya. Aku tidak tau apa yang terjadi setelah itu dengan sosok genderuwo tadi. Aku langsung tertidur ketika sampai dirumah pak ustad. Aku bangun esok paginya dan pak ustad sudah mengusir anak genderuwo itu, katanya dia bersama warga membaca ayat kursi berulang kali. Kata pak ustad, kebun bambu itu memang ada penunggunya, berupa sosok genderuwo dan anaknya.


6

Kisah yang telah lama terjadi di jalan Babakan Siliwangi Bandung. Banyak pengendara enggan melewati jalan itu di malam hari. Terutama setelah santer terdengar jalan itu makin wingit. Di jalan terusan menuju Bogor itu kerap muncul hantu "boneka panda kecil" yang suka memperlihatkan diri kepada pemakai jalan. Apalagi bila saat melewatinya membawa anak kecil. Biasanya, yang lebih dulu melihat boneka itu adalah si anak. Menurut cerita beberapa warga, suatu malam hantu itu pernah melayang-layang di tengah keramaian jalan. Hantu itu berbentuk boneka panda kecil. Menurut cerita warga di sekitar lokasi, boneka itu adalah milik gadis kecil bernama Uci usia 2 tahun yang meninggal akibat tabrak lari pada tahun 1981. Ketika itu, Uci kecil manis sedang bersama keluarganya akan menikmati makan malam di jalan Siliwangi. Setelah memarkir mobil, keluarga itu lalu menyeberang ke sebuah rumah makan. Tapi sampai di tengah jalan, dari arah Cihampelas melaju kencang sebuah mobil. Karena letak rumah makan persis berada di tikungan, maka sopirnya tak sempat menginjak rem. Tabrakan tak terelakkan. Keempat orang itu terpental dan mengalami luka parah ! Eh, pengemudi tidak turun menolong, tapi malah tancap gas! Selama dalam perawatan di rumah sakit St Carolus Bandung, Uci kecil terus mengigau mencari boneka panda kesayangannya. Boneka itu sedang didekap saat terjadi kecelakaan. Keluarga Uci pun berusaha mencarinya. Namun tidak pernah ketemu. Seminggu dalam perawatan, Uci yang kemudian koma, akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Sejak kecelakaan itu, jalan Babakan Siliwangi hingga sekarang sepi dari pengguna jalan. Hal ini pun berdampak pada restoran Siliwangi. "Restoran ini jadi sepi, tidak seperti dulu. Dulu terkenal enak makanannya, nyaman suasananya. Tapi sekarang terkenal angkernya. Orang jadi enggan ke sini," kata Wahyu karyawan restoran Siliwangi. Menurut Wahyu, hantu itu malah sering mengganggu di lingkungan restorannya. Juga malang melintang di Jl Babakan Siliwangi. Padahal jalan itu satu-satunya ruas menuju restoran tempat Wahyu bekerja. "Pertama mengganggu juga di restoran ini," katanya. Ceritanya, boneka panda kecil berwarna coklat tiba-tiba berada dalam ruangan menjelang restoran tutup lepas tengah malam. Dikira boneka tertinggal milik tamu, lalu Wahyu akan mengambilnya untuk disimpan. Tapi Wahyu kontan kaget ketika boneka itu bisa turun sendiri dari kursi dan kemudian berjalan santai keluar. Beberapa hari setelah kejadian itu, Rochim, juru parkir restoran tersebut, juga disatroni hantu boneka panda. Ketika dia akan menutup pintu gerbang halaman parkir, dia melihat boneka panda tergeletak. Ketika akan diambil dia kaget, boneka itu bisa berjalan. Rochim terkesiap. Apalagi setelah melihat boneka itu berlari menghampiri seorang gadis kecil. Setelah dekat boneka itu pun langsung didekap si gadis. Meski masih dihantui rasa takut, Rochim iba ketika melihat gadis cilik cantik itu menangis menyayat hati. "Siapa saja yang mendengar tangisannya pasti akan terenyuh," katanya. Gadis itu tiba-tiba menghilang. Dengan perasaan takut Rochim cepat meninggalkan halaman parkir. Beberapa sumber mengatakan, boneka milik Uci yang gentayangan sebenarnya tidak bermaksud untuk mengganggu pengguna jalan Babakan Siliwangi. Kemunculannya yang hampir tiap hari dinilai untuk memperingatkan kepada setiap pengguna jalan agar berhati-hati bila lewat tikungan tesebut. Sebagian lagi mengatakan, pemunculan boneka panda antara lain untuk mencari tuannya. Banyak orang menuturkan pengalamannya, pernah ditemui hantu boneka itu saat makan di Restoran Siliwangi. Tak sedikit anak-anak para pengunjung restoran itu mengaku sering melihat gadis kecil sedang menangis sambil memeluk boneka panda. Yang membuat trenyuh, malah ada anak seorang tamu sampai menangis saat bercerita kepada orangtuanya. Anak itu mengira gadis cilik yang berada di bawah pohon di tikungan Jl Babakan Siliwangi adalah gadis yang sedang hilang.



7

. Makhluk halus adalah salah satu ciptaan YME, dari sekian banyak makhluk halus yang tinggal juga bersama kita dapat dikategorikan setan, dedemit, jin. Setan atau dedemit mempunyai ciri khas tertentu dalam menampakan diri. Misalnya, kuntilanak yang mengambil bentuk perempuan berambut panjang atau genderuwo dengan kepala besar dan mata yang besar. Makhluk yang kutemui dalam cerita ini, bisa dibilang langka untuk ditemui wujudnya berupa kepala terbakar yang melayang. Orang-orang biasa menyebutnya dengan HANTU BANASPATI. Namaku geri, aku pernah bertemu dengan makhluk itu saat masih kecil. Saat itu kota bandung belum seramai sekarang, waktu itu pohon-pohon tinggi masih banyak dimana-mana dan hutan masih gelap pekat membuat berdiri bulu roma ketika malam hari. Kejadian ini dimulai saat ayah mengajak aku main ke rumah kakek. Sekeliling rumah kakek masih berupa hutan asli dan dihalaman beliau ditumbuhi pohon kelapa dan berbagai pohon nangka juga mangga, walaupun rumah kakek sudah memakai listrik tapi rumah disekitar nya belum dialiri listrik. Jadi ketika matahari tenggelam, sepanjang pemandangan hanya kegelapan yang terlihat. Kami pun pamit pulang, sepanjang perjalanan entah kenapa aku merasa sedikit gelisah. Lampu mobil yang terang benderang, membuat pemandangan sekeliling terlihat jelas namun hal itu membuat terasa sangat mengerikan. Tidak ada kendaraan lain yang melewati jalan setapak, setelah beberapa saat rumah-rumah dan cahaya lampu mulai menghilang. Di kanan dan kiri tumbuhan semakin merapat dan tinggi-tinggi. Jalanan juga tidak sebagus tadi, mobil mulai bergoyang-goyang cukup kencang. Tiba-tiba ada seorang wanita di pinggir jalan melambai-lambaikan tangannya. Wanita itu berambut panjang dan memakai baju putih, mirip seperti daster dan aku tidak bisa melihat wajahnya karena ayah lebih memilih tancap gas mobil. Aku heran dan bertanya tanya, kenapa kami tidak berhenti. Ayah berkata, kalo dihutan ini ada pantangan untuk tidak berhenti walaupun ada orang yang minta pertolongan sekalipun, karena kemungkinan besar mereka adalah makhluk halus penunggu hutan ini. Aku pun yakin, ketika tahu wanita yang barusan aku lihat tadi mungkin salah satu jenis makhluk halus. Ayah berusaha menenangkanku sambil terus menjalankan mobil. Hutan ini rasanya begitu panjang, seolah tidak habis-habis. Tidak lama dari kejauhan, aku melihat sebuah titik cahaya kecil seperti lampu yang berpindah-pindah. Titik cahaya ini berkelompok, sangat banyak. Aku pikir itu adalah kunang-kunang, tapi kalo kunang-kunang kan cahayanya lebih putih dan terang. Tapi cahaya ini berwarna kuning dan gerakannya meloncat-loncat sangat jauh, seolah berpindah dari satu pohon ke pohon lain. Perlahan cahaya yang aku pikir seperti kunang-kunang itu semakin dekat dan cahayanya semakin besar. Ditengah cahaya itu seperti ada sesuatu, wajahku pun berubah ketakutan saat menyadari bahwa yang aku lihat itu ternyata bukan kunang-kunang. Cahaya itu adalah bola api yang melayang- layang, aku merapatkan diri kepada ayah. Lalu ayah berkata jangan takut dan memberitahukan aku bahwa itu namanya Banaspati dan mereka tidak mengganggu. Ayah berkata sambil menunjukan telunjuknya ke arah cahaya itu. Banaspati itu terus mendekat, satu, dua, tiga, banaspati itu terus melayang mendekati mobil kami. Samping kiri, kanan, belakang mobil terlihat jelas sekarang apa yang berada di tengah bola api itu. Berbentuk bundar yang dikelilingi oleh cahaya api itu adalah seraut wajah keriput dengan ekspresi wajah yang sangat marah. Matanya melotot dan menatapku dengan tajam. Ketika wajah itu sudah dekat didepan kaca mobil, tiba-tiba saja mulutnya terbuka. Terlihat taring besar dengan lidah panjang yang menjulur keluar. Sorot matanya seakan-akan ingin menelanku hidup hidup, dua buah banaspati lagi muncul dari samping kanan dan kiri. Kira-kira ada lima banaspati yang mengelilingi mobilku. Aku ingin berteriak, tapi ayah menyuruhku untuk diam sambil memejamkan mata. Aku pun menurutinya, tapi bayangan wajah keriput itu tidak bisa aku lupakan. Ketika aku mengintip kelima banaspati itu masih menatapku, dan kini mereka bergerak-gerak seolah mencari celah untuk masuk ke dalam mobil kami. Anehnya, gerombolan banaspati itu seolah susah untuk masuk ke dalam mobil kami. Seperti ada sesuatu yang menyelubungi mobil sehingga mereka tidak bisa menembusnya. Mereka pun marah, kepala api itu mulai menabrakan diri ke jendela depan dan samping. Lalu dari atas juga, suaranya sangat gaduh. Banaspati yang ada didepan itu, kini aku lihat semakin terlihat menganga seperti ingin menjilati kami. Wajahnya seperti ingin memakanku hidup-hidup, aku panik dan berteriak ketakutan. Samar aku mendengar, ayah berbisik-bisik seperti membaca doa. Lalu ayah mencengkram kepalaku dan meniupnya perlahan, ayah menyuruhku untuk tidur dan aku pun terlelap begitu saja. Ketika membuka mata hari telah pagi dan aku sedang memasuki kota. Aku masih ingat kejadian semalam dan masih merasa ketakutan. Ayah menyapaku dan memberikan air putih, setelah itu kepala yang tadi aku rasa sangat berat kini menjadi ringan. Aku menanyakan kejadian tadi malam kepada ayah, kenapa banaspati itu tidak bisa masuk ke dalam mobil kami. Ayah bilang kalo sebelum berangkat pulang tadi, kakek sudah memberikan doa dan juga pada ayahku dan pada kendaraan kami. Daerah rumah kakek memang terkenal dengan hantu banaspati, hantu kepala yang dikelilingi api dan melayang-layang. Jika orang awam melewati daerah itu tanpa meminta perlindungan YME, bisa jadi banaspati itu akan membuat kita mengalami kecelakaan. Bulu kuduk pun langsung merinding, aku pun coba melupakan ekspresi wajah banaspati tadi malam yang terlihat akan memakanku. Tapi sampai saat ini ekspresi wajah marah itu belum bisa kulupakan. Walaupun hutan-hutan sekarang sudah mau hampir habis ditebang, dan banaspati sudah jarang menampakan diri didepan orang-orang, tapi aku selalu merasa ngeri jika berkunjung lagi ke rumah kakek.


8

Waktu itu saya masih berumur 9 tahun, waktu itu ada sebuah tulisan di mading sekolah SD saya yang mengatakan bahwa dulu ada alumni sekolah saya ini, mempunyai dendam kepada semua orang yang telah mengolok ngoloknya karena penyebabnya dia sangat culun dan hitam, dia gantung diri di tangga sekolah yang paling atas, dia berjanji akan menghantui semua orang yang kelas 3, serentak aku dan teman teman ku kaget, mengapa? karena waktu itu saya masih kelas 3 dan dia bunuh diri saat kelas 3 waduuuuh capek deh. Keesokan harinya.. "Yul, yulia aku barusan mimpi buruk banget.." kata temanku yasmin "Apa min? aku penasaran.." kata aku kepada yasmin "aku mimpi buruk bahwa yang bunuh diri itu sepupuku fitri di mimpi dia bilang "temukan mayatku di bawah tangga sekolah" itu kata sepupuku.." kata yasmin "min ayo panggil teman teman menyelidiki bareng bareng.." kata aku "ya, yul ayo.." kata yasmin Sesampainya di bawah tangga "AAAAA.." jerit temanku, Varini "Apa kamu ngeliat apa Rin.." tanyaku "AAAAA.." Jerit temanku, alya dan Luna "apa sih apa..?" kata yasmin juga bingung "itu kan mayat sodaramu.." kata Varini "AAAAA.." jerit aku dan yasmin "i..iya.. m..min cepat panggil bu kepala sekolah.." kataku "II..IYA.. yul.." kata yasmin sambil gugup Setelah bu kepala sekolah datang, semua menggotong Alumni murid itu dan dibawake UKS Tiba tiba malamnya aku bermimpi bahwa Fitri ingin cepat dikubur jika tidak fitri akan bergentayangan terus menerus, setelah aku cerita langsung saja dikuburin. SELESAI.



9

Bus Sumber Kencono. Bus ini memang cukup terkenal di kalangan masyarakat Jawa Timur dan Jawa Tengah bagian Timur. Armada bus ini terkenal karena kebiasaan ugal-ugalannya. Selain itu, angka kecelakaannya juga termasuk tinggi. Tak heran nama Sumber Kencono ini sering dipelesetkan oleh masyarakat menjadi "Sumber Bencono" alias "sumber bencana". Bahkan, suatu ketika bus ini pernah dibakar di Ngawi oleh massa karena menabrak pengendara sepeda motor hingga tewas. Mungkin karena ingin mengubah image, nama armada ini akhirnya diganti menjadi seperti itu (Sumber Selamat). ini ada salah satu kisah nyata cerita mistis yang anda boleh percaya boleh tidak.. Dingin, aku merapatkan jaketku. Entah sudah berapa batang rokok yang kuhabiskan menunggu bis sialan ini. Kulihat jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 12 malam. Mataku sampai bosan melihat ke arah jembatan layang Janti. Sudah hampir dua jam aku menunggu di sini, bener-bener brengsek, tak satupun bis yang mau berhenti. Mana sendirian pula, jadi agak-agak merinding, campuran antara takut ada preman kesasar sama aroma mistis malem Jumat Kliwon yang dikenal orang Jawa sebagai malam keramat. Dari arah barat kulihat sepeda motor melambat, nampaknya dia mau nunggu bis juga. Yang dibonceng seorang pemuda gondrong dengan jaket bergambar lambang salah satu perguruan tinggi di ringroad utara, dia turun sambil melepaskan helmnya. "Ati-ati dab!" Si pengendara motor muter balik sambil melambaikan tangannya. Lumayan, ada barengan di sini, minimal kalo sampe ada yang mau malak bisa kabur ke arah berlainan biar premannya bingung mau ngejar yang mana. Ndak usah ketawa, aku males berantem sama orang ndak mikir masa depan macem preman jalanan, sedikit trauma juga gara-gara dulu waktu ribut sama preman mereka seenaknya ngeluarin pisau. Lha siapapun yang kena kan pasti berurusan sama polisi, dia mungkin mikirnya masuk tahanan ndak masalah, bisa makan gratis. Kalo aku? Bisa digebuki bapakku! "Mau pulang ke mana Mas?" Sapaku mencoba beramah tamah. Blah! Sombong sekali mas satu ini, berapa kali aku menyapa tak sekalipun dia menjawab, pura-pura gak denger, sok-sok sibuk ngliat arah datangnya bis di arah jembatan layang. Ini mungkin yang pernah dibilang Simbah di kampung, wong Jowo ilang Jowone, sudah ndak tau tata krama. Untunglah tak berapa lama kemudian bisnya datang, Sumber Kencono, bis legendaris jurusan Jogja-Surabaya, dan kali ini bisnya mau berhenti. Si Mas gondrong naik duluan, eh lha kok aku baru naik satu kaki si bisnya udah jalan lagi, bener-bener gak sopan! Tapi mungkin memang sudah jadi kebiasaan, karena jadwal keberangkatan antar bis yang kadang cuma selisih 5 menit membuat mereka ndak bisa berhenti lama-lama, kuatir mepet sama yang belakang. Tumben baru sampe Janti saja bisnya sudah penuh, ada satu dua kursi yang kapasitasnya tiga orang baru ditempati dua orang tapi penumpang yang di situ gak ada yang menawarkan tempat duduk padaku. Lebih tepatnya mereka gak bereaksi apapun saat aku permisi mau duduk. Blah! Makin lama makin keterlaluan orang-orang ini, terbiasa hidup sendiri-sendiri mungkin, sudah hilang segala macam ramah tamah yang konon dulu pernah jadi salah satu ciri orang sini. Untung ada tiga kursi kosong di bangku paling belakang, tak perlu permisi, lega juga, bisa naikin kaki, mungkin sambil klebas-klebus ngrokok untuk mengusir bosan nanti. Peduli setan sama orang-orang bakal terganggu atau tidak, wong mereka disapa gak menyahut, harusnya diganggu juga gak protes! Sekarang yang penting merem dulu, kompensasi dari berdiri hampir dua jam waktu nunggu bis tadi. Bis sudah melaju sampai daerah Kalasan, biasanya di sini kondektur sudah narik bayaran dari semua penumpang, tapi heran, kok dari tadi gak ada yang njawil padahal duit sudah aku siapkan. Terserah lah, kalo nanti gak mbayar ya malah bersukur tho. Tunggu dulu, sunyi waktu naik bis di malam hari sudah biasa, tapi sepertinya yang sekarang ini terlalu sunyi. Mungkin ada satu dua celoteh pelan terdengar, tapi kenapa dari tadi ekspresi orang-orang ini terlalu datar? Lebih tepatnya gak ada ekspresi yang tergambar di wajah. Bahkan orang di sebelahku pun seperti gak merasakan kehadiranku. Aku jadi sedikit merinding, dulu mbakyuku pernah bilang, kalo malem jangan nunggu bis dari janti, lebih baik dari terminal saja karena konon ada bis hantu yang suka ngambil penumpang di situ. Bis hantu? Iya, bis hantu. Selentingan kabar mengatakan bis ini mengalami kecelakaan parah dan semua penumpangnya tewas, waktu kita naik itu semua penumpangnya berwajah pucat dan tidak menghiraukan kehadiran kita. Konon kalo naik bis itu dari Jogja bisa sampai ke Surabaya dalam waktu gak sampai tiga jam, tapi kalo lagi gak beruntung bisa juga gak sampai Surabaya, kita malah dibawa ke alam antah-berantah. Lebih celaka lagi katanya bis hantu itu Sumber Kencono yang memang terkenal suka kebut-kebutan. "Mas, Sampeyan mau turun mana?" Aku mencoba menyapa penumpang di sebelah, sekaligus mengusir rasa penasaran, masa iya ada bis hantu. Dia gak menjawab, lebih tepatnya bereaksi seperti semua orang yang dari tadi kusapa, gak ada ekspresi. Ini mulai menakutkan. Kucoba menepuk bahunya agar dia menanggapi sapaanku. Sial! Tanganku menembus bahunya! Dia tidak nyata, dia bukan manusia! "Pak! Kiri pak! Saya turun sini!" Teriakku panik, tapi mereka tetap dingin tanpa ekspresi. Sialan! Mungkinkah aku akan terbawa ke alam gaib seperti yang orang-orang pernah ceritakan? Bulu kudukku merinding, badanku terasa dingin. Tapi percuma panik sekarang, aku mencoba mengingat doa-doa yang diajarkan Simbah dulu, sial, lupa semua! Hampir tanpa sadar, aku meraih sebatang rokok, kunyalakan perlahan dan kuhisap dalam-dalam untuk mengusir tegang. "Cak, kok bisnya bau kemenyan?" Penumpang di sebelahku mendadak menutup hidung, menatap lurus seakan menembusku dan bertanya pada kenek yang berdiri di pintu belakang. "Gak papa Mas, kadang memang suka tercium bau kemenyan. Katanya dulu di Janti situ pernah ada penumpang lagi nunggu bis meninggal ditusuk waktu ribut sama preman, kalo malem Jumat Kliwon kayak sekarang ini katanya dia suka ikut naik bis. Kasian, mungkin matinya gak tenang." Aku termangu, dan bis terus melaju..




10 A

Kisah nyata ini dialami sendiri oleh teman penulis bernama Kamino almarhum, pengalamannya membawa penumpang makhluk dari dunia lain tak pernah ia lupakan dalam kehidupannya. Baginya kejadian itu menjadi penyesalan seumur hidup. "Kalau saja aku tidak membawa penumpang kuntilanak dan diajaknya berhubungan intim aku tidak menderita impoten permanen seperti ini..." Bisik hatinya penuh penyesalan. Tapi apa hendak dikata ibarat pribahasa nasi sudah menjadi bubur. Peristiwa ia berlangsung sekitar dua puluh tahun lalu tepatnya di bulan haji. Tradisi masyarakat Kabupaten Langkat di bulan haji digelar hajatan pesta perkawinan atau sunatan. Setiap Sabtu dan Minggu ada saja warga yang menggelar pesta.Pengasilan Kamino narik ojek mengantarkan penumpang ke tempat kondangan dalam satu hari bisa mencapai seratus ribu rupiah. Suatu penghasilan cukup besar di zaman itu. Kamino kadangkala sampai dini hari baru pulang ke rumah orangtuanya, dulu ia dan keluarganya tinggal di kawasan Lingkungan II Titi Putih Kelurahan Perdamaian Stabat. Malam Minggu itu cuaca Kota Stabat Kab. Langkat Sumut sangat cerah bulan purnama dan ribuan bintang mengiasi angkasa. Bagi Kamino tidak ada rasa letih meskipun seharian menyelusuri jalan raya mengantarkan penumpang ke tempat tujuan. Rencana hendak meminang Anisah gadis yang telah dipacarinya selama dua tahun memotivasi Kamino untuk giat mencari uang. Tengah malam itu Kamino barusan saja mengantarkan penumpang ibuk-ibuk ke tempat kondangan di Desa Batu Melenggang Kec. Hinai. Malam sudah menunjukkan pukul 00 Wib. Ia berniat hendak pulang ke rumah. Sepanjang perjalanan sampai ke kota Stabat Kamino tidak mendapatkan penumpang, tapi begitu tiba di Simpang Maut Kuala Bingai Kamino melihat ada seorang perempuan berdiri di pinggir jalan menyetop ojeknya. Kamino berhenti di depan perempuan berambut panjang sebatas pinggul. Tubuhnya tinggi semampai seksi bagai gitar sepayol dan sangat indah dipandang mata "Mas tolong antarkan aku ke tempat kondangan di Desa Tanjung Beringin ,.." pintanya. Kamino hanya diam membisu menatap wajah cantik rupawan perempuan itu. Dalam hatinya sebenarnya ia malas mengantarkannya, tapi ia tidak ingin mengecewakan penumpang. Rezeki tidak boleh di tolak. Begitu bisik hatinya. "Tolonglah Mas yang pesta teman akrabku, Pasti dia marah kalau aku tidak menghadiri pesta penikahannya,.." rengek perempuan itu manja. Ia mengedipkan matanya menggoda. Sar darah Kamino berdesir. "Ayoklah Mbak .." katanya. Perempuan itu lalu mengempaskan bokongnya ke atas sadel sepeda motornya. Tangan mulus perempuan itu memeluk pinggangnya. [Lainnya dari cerita misteri] "Jangan ngebut Mas santai aja,.." pintanya. Suara perempuan yang diboncengnya terdengar sangat nyaring di telinganya. "Namanya siapa Mbak dan rumahnya di mana..?" Tanya Kamino. "Namaku Kuntila Puspita Dewi Mas, Panggil aja Dewi jangan pakai Mbak. Umurku baru dua puluh tahun Mas. Rumahku di Ranto Kwala Simpang Aceh Tamiang. Aku ketiduran dalam bus Mas. Begitu terjaga dari tidur sudah sampai di depan kantor Koramil. Aku minta berhenti dan bus berhenti di Simpang Maut,.." katanya. "Mengapa pergi sendirian tidak bersama pacanya ..?" Tanya Kamino kemudian. "Aku belum punya pacar Mas. Aku ini janda .." jawabnya. "Anaknya berapa ..?" Tanya Kamino. "Enggak punya anak Mas. Suamiku meninggal dua tahun lalu korban kecelakaan lalu lintas. Sejak suamiku meninggal aku menjanda, dan Mas sendiri sudah punya isteri .." ia balik bertanya. "Sudah,.." jawab Kamino berdusta. "Sudah punya anak Mas ..?" "Belum..." "Sudah berapa tahun menikah Mas ..?" "Setahun..." Perempuan itu ternyata enak di ajak bercerita tak terasa perjalanan sudah hampir tiba di tempat tujuan. "Mas disimpang Pasar 8 nanti belok,.." katanya. Bersambung.


10 B

Begitu memasuki simpang pasar 8 di Kecamatan Hinai terlihat ramai tamu undangan keluar masuk menuju ke tempat pesta. Padahal tadi saat Kamino lewat di simpang itu, setelah mengantarkan sewa dari Desa Batu Melenggang terlihat sepi. Mengapa sekarang terlihat ramai. Bisik hatinya merasa heran. Tapi orkes dangdut menyemarakkan pesta pernikahan malam itu membuat Kamino terlena dan larut dalam suasana gembira. Kedatangan Dewi disambut peluk cium penyambut tamu. Kamino diperkenalkan sebagai pacar barunya. Pemuda itu hanya senyum-senyum saja. "Mas tunggu di sini sebentar ya, Dewi mau menemui pengantin wanita,.." katanya. Kamino hanya mengangguk. Dia duduk sambil menyantap sepiring nasi putih bersama lauk pauknya dengan lahapnya. Dia asyik menonton pertunjukan orkes dangdut, sehingga tidak memikirkan hal-hal gaib yang terjadi di depan matanya. Ketika matanya melihat Mia, Kamino mengernyitkan dahi. "Itu kan Mia penyanyi dangdut yang sudah meninggal beberapa bulan lalu. Mengapa dia ada di sini jadi biduan lagi " guman hati Kamino bartanya-tanya. "Tidak mungkin Mia. Diakan sudah meninggal dunia. Wajahnya memang mirip seperti pinang dibelah dua,.." bisik hati Kamino. "Mas yok kita kerumah temanku. Mas mau pulang sudah tanggung mendingan pulang besok pagi aja . Di rumah temanku Mas bisa istirahat .." ujar Dewi. "Benar juga,.." bisik hati Kamino. Dewi mengajak Kamino ke rumah temannya. Mereka berjalan melewati gang-gang yang sempit. Bangunan rumah sangat rapat berdempetan. Gang masuk ke rumah teman Dewi hanya pas untuk ukuran tubuh dan bentuk bangunan rumah itu bermacam-macam sesuai dengan status keluarga yang membangunnya. Ada yang berdinding beton dan berlantai kramik ada juga yang hanya berdinding gedek bahkan tidak berdinding sama sekali. Tiba disebuah rumah bercat putih Dewi berhenti. "Ini rumahnya Mas.." katanya. Pintu rumah yang terkunci di buka keduanya memasuki rumah itu. Cahaya dalam rumah itu remang-remang. [klik disini untuk membaca cerita misteri lainnya] "Penghuni rumah ini kemana " Tanya Kamino. "Di tempat pesta tadi. Besok pagi mereka pulang,.." jawab Tila. "Jadi di rumah ini kita tinggal bedua " Tila henya mengangguk. "Duduk dulu Mas. Kita ngombrol sambil minum kopi,.." ujar Tila. Kamino hanya mengangguk. Tila selain menyedu kopi hangat ia ganti pakaian begini. Begitu ia muncul sambil membawa minuman Tila mengenakan busana tipis tembus pandang. Kamino terperangah darah kejantanannya berdesis seperti ular cobra mendeteksi buruannya dan nafsu birahinya sekoyong-koyong bangkit. Tila hanya tersenyum-senyum mengerlingkan bola matanya untuk menggodanya. "Mas ini kopinya,.." kata Tila sambil duduk merapat. Tanpa malu ia sandarkan kepalanya di tubuh Kamino. "Rambutnya bau kembang kantil,.." bisik hati Kamino. Tapi, Kamino tidak mempedulikannya. Ia sama sekali tidak menaruh rasa curiga jika perempuan yang dipeluknya makhluk dari dunia lain. "Mas .." kata Tila. Kata-kata itu hanya sampai di situ saja.Ia lama menatap wajah Kamino seperti minta sesuatu. Kamino paham apa keinginan Tila. Kamino memainkan kedua belah tangannya meraba bagian sentitiv di tubuh Tila. Perempuan itu menggelinjang merasakan kenikmatan. "Terus lakukan Mas aku membutuhkannya. Sekian lama aku merindukan suasana seperti ini. Dulu sewaktu suamiku masih hidup kami sama-sama merasakan kenikmatan syurgawi setiap berhubungan suami isteri, tapi sekarang setelah suamiku meninggal aku tidak pernah merasakannya lagi,.." cerita Tila berterus terang. Kamino terus menjelajahi titik-titik birahi di tubuh Tila. "Mas. Puaskan aku .." pinta Tila mengiba. Kamino hanya mengangguk. Bersambung.


10 C

Nafsu birahi keduanya senat senut sudah sampai ke ubun-ubun kepala, seperti kepundan gunung berapi tinggal menunggu waktu kapan meletus . Keduanya bergulat di atas sofa. Sehelai demi sehelai pakaian Tila dipelorotinya, begitu juga sebaliknya Tila juga melakukan hal yang sama. Keduanya kini tanpa sehelai benang pun menempel di tubuh masing-masing. Tak ada lagi kata-kata keluar dari bibir keduanya kecuali kata-kata birahi, erangan, dan rintihan kenikmatan yang saling susul menyusul. Puncaknya keduanya tertidur pulas hanyut dalam kenikmatan surgawi. Lupa segala-galanya, lupa pacar setia, lupa dosa. Sinar matahari pagi menyinari tubuh Kamino membuat pemuda itu terbangun dari tidur pulasnya. Begitu ia terjaga betapa ia sangat terkejut melihat tubuhnya dalam keadaan telanjang bulat berbaring di atas kuburan. "Mengapa aku berada di sini, di tengah kuburan lagi,.." bisik hatinya bertanya-tanya . Buru-buru ia memakai pakaiannya. Untung pagi itu tidak ada orang yang melihatnya. Sejenak Ia duduk di atas kuburan tanpa nama sambil mengingat kejadian tadi malam. "Berarti perempuan yang kusetubuhi tadi malam Kuntilanak dan rumah-rumah yang berdempetan yang kulalui tadi malam, rumah masa depan alias kuburan..." Guman hati Kamino. Sesaat ia duduk termenung dibawah pohon beringin tua diperkirakan usianya sudah ratusan tahun. Akarnya berjuntaian ke tanah. "Apa di atas pohon beringin ini tempat tinggal Kuntila Puspita Dewi ..?" guman hatinya menduga-duga. Buru-buru Kamino meninggalkan areal perkuburan. Mendadak bulu kuduknya merinding. "Mana sepeda motorku..?" bisik hatinya. Kamino mencari-cari di mana sepeda motornya berada, tapi tidak ditemukan.Seingatnya tadi malam sepeda motornya di parkir di samping rumah keluarga yang pesta. "Kemana lagi harus dicari sepeda motorku ,sedangkan rumah keluarga yang pesta tadi malam entah dimana,.." bisik hatinya. Kamino menduga sepeda motornya tadi malam diparkir di tepi jalan depan kuburan, kebetulan ada pencuri spesialis sepeda motor yang lewat lalu dibawanya kabur. Karena sudah sering kejadian sepeda motor dibawa maling ketika diparkirkan pemilknya yang hendak berziarah,' katanya bicara sendiri. Kedua orangtuanya malam itu tidak dapat memejamkan mata. Mereka khawatir terjadi sesuatu pada putranya. "Bagaimana aku menceritakan peristiwa yang aku alami ini pada kedua orangtuaku dan teman-temanku,.." bisik hatinya bingung. Kalau bercerita terus terang aku akan mendapat ejekan apalagi kalau Aisyah tau pasti dia marah besar dan tidak akan memafkanku. Rencana hendak memperistrikannya bisa menjadi gagal. [klik cerita misteri lainnya] Teman-teman Kamino berusaha mencari imformasi keberadaannya. "Kalau sampai jam dua belas ia tidak pulang kita lapor polisi,.." kata Parjan teman dekatnya. Jam Sebelas siang Angkot berhenti di depan rumahnya. "Itu dia pulang, panjang umurnya .." teriak temannya yang duduk-duduk di teras rumahnya sambil ngobrol membicarakan dirinya. Wajah Kamino terlihat pucat pasi seperti kurang tidur. Ia diberondong pertanyaan dari ibunya. "Mengapa kau tidak pulang .." Tanya ibunya. "Aku dirampok sepedaku dilarikan perampok. Aku tidak berani pulang sendirian. Malam tadi aku tidur di pos jaga,.." katanya berdusta. "Ibu kan sudah bilang kalau narik ojek siang hari saja. Kau tidak pernah mau dinasihati orangtua..." Kata ibunya. Anisyah rupanya mendengar berita Kamino tidak pulang tadi malam. Gadis itu menemuinya selepas tengah hari. "Sudah kubilang malam hari jangan narik ojek. Mas bandel tidak mau dinasihati,.." kata Aisyah ketika mereka berdua bertemu di rumah orangtua Kamino. "Ibuku juga barusan tadi berkata sepertimu,.." kata Kamino. Sejak mengalami kejadian itu Kamino tidak lagi berani narik ojek malam hari. Bahkan ia menolak jika minta diantarkan penumpang lewat pasar 8 Kecamatan Hinai. Malam hari ia sering mengalmi mimpi berhubungan intim dengan Kuntilawati Puspita Dewi. Anehnya lagi Mr P nya menjadi menciut tak lagi bisa ereksi. Kamino menjadi gelisah bagaimana dia bisa membahagiakan Aisyah nanti.Berbagai obat kuat seperti yang diiklankan di Koran sudah Kamino coba memakainya apakah berbentuk minyak oles, krim, pil sampai vacum pembesar tapi hasilnya nihil. Akhirnya Kamino menemui Mbah dukun. Kepada Mbah dukun ia menceritakan kejadian yang menimpanya. "Lemah syahwatmu ini tidak dapat disembuhkan,.." kata Mbah dukun sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Mengapa tidak dapat disembuhkan Mbah?" tanya Kamino. "Kejantananmu sudah diambilnya. Cucu hanya bisa ereksi kalau berhubungan dengan dia walaupun itu hanya dalam mimpi,.." kata Mbah dukun menjelaskan. "Tolonglah Mbah dia jangan lagi datang dalam mimpiku,.." mohon Kamino. Ia berharap kalau Kuntila Puspita Dewi ia tidak lagi menderita impoten. Mbah dukun mengabulkan permintaannya. Kamino diberi jimat berupa kain hitam diikatkan dipinggangnya. Bersambung.



10 D

"Kalau cucu ingin menikmati hubungan suami isteri dengan Kuntila Puspita Dewi lepaskan jimat ini. Kalau tidak ingin cucu ikatkan dipinggang,.." kata mbah dukun menjelaskan kegunaan jimat yang diberikannya. Benar saja jika Kamino memakai jimat dia tidak bermimpi berhubungan intim dengan Kuntila Puspita Dewi. Namun kadangkala kiinginan nafsunya tak dapat ditahannya ia lepaskan jimat itu, ia dapat menikmati hubungan intim walau hanya dalam mimpi tapi ia merasa puas. Kamino mencari dukun lain tapi hasilnya tetap sama. Sudah puluhan dukun didatanginya tapi kesembuhan yang diharapkannya tidak pernah menjadi kenyataan. Saat ini Kamino dihadapkan pada dilemma bagaimana aku harus menghadapinya. "Memutuskan hubungan cinta dengan Anisyah sungguh tidak mungkin. Apalagi keperawanannya sudah aku rengut. Pasti ia kan minta tanggungjawab dari diriku. Bagaimana aku ini apakah aku harus bunuh diri ? Kalaupun harus menikah dengannya pasti ia kecewa karena tidak dapat memuskan nafsu birahinya. Pilihan kedua memang lebih aman, persoalan Anisyah kecewa urusannya nanti..." Bisik hatinya memikirlan problema yang dihadapinya. Kamino akhirnya berketetapan hati memilih menikahi Anisyah. Malam pertama seperti yang ia bayangkan pasti Aisyah kecewa. "Abang pasti sering jajan dengan PSK.." tuduhnya. "Jangan menuduh sembarangan.." bantah Kamino. "Buktinya abang kehilangan keperkasaan. Kalau abang tidak selingkuh lalu apa yang menyebabkan keperkasaan abang hilang .." tany Anisyah. Di malam pertama itu terjadi pertengkaran. Anisyah sangat kecewa sekali soalnya ia pernah merasakan kenikmatan syurgawai saat berhubungan intim di luar nikah bersama Kamino. Kini setelah resmi menikah kenikmatan syurgawi itu tiba-tiba hilang. Kamino menjadi bingung apakah harus berterus terang menjelaskan pada Aisyah atau tetap berdusta. "Aku harus berkata jujur pada Anisyah . Terserah nanti bagaimana ia menanggapinya,.." bisik hatinya. Akhirnya Kamino menceritakan peristiwa yang dialaminya beberapa waktu lalu. "Laki-laki mata keranjang, hidung belang .." makinya. "Apapun kata-kata yang kau ucapkan Abang terima, Abang sudah berusaha mengobatinya ke mana-mana tapi tidak sembuh. Maafkan Abang Syah .." Mohon Kamino. [klik cerita misteri untuk membaca lainnya] Anisyah hanya diam membisu . Sepanjang malam itu keduanya tidak dapat tidur. Malam kedua kejadiannya juga sama seperti malam pertama kemarin. Kamino hanya bisa bisa memuaskan nafsu birahi Anisyah melalui oral seks. Padahal Anisyah menginginkan kenikmatan lebih. Ketika Anisyah menyatakan kepada kedua orangtuanya hendak bercerai dengan Kamino. Kedua orangtuanya sangat terkejut demikian pula kedua mertuanya. Tapi setelah dijelaskan Anisyah akhirnya kedua orangtuanya dan mertuanya dapat memahaminya. Anisyah melakukan gugatan ke cerai Pengadilan Agama dengan alasan suaminya tidak dapat memberikan nafkah bathin. Gugatan itu akhirnya dikabulkan Pengadilan setelah ada surat dari doctor ahli kandungan yang menyatakan Kamino menderita impoten sifatnya permanen. Hanya enam bulan bersetatus janda Anisyah mendapat pendamping hidup duda tanpa anak. Isteri pertama suaminya meninggal dunia bersama bayi pertamanya saat melahirkan. Kini Aisyah bersama suaminya merajut hari-hari bahagia. Kebahagian pasangan suami isteri ini menjadi sempurna ketika Aisyah mengandung anak pertama. Kini Anisyah sudah dikarunia empat orang anak mulai beranjak remaja. Berbeda dengan Kamino dia harus menjalani hari-hari hidupnya seorang diri. Ketika ia tak sanggup lagi menahan gejolak nafsu birahinya Kamino melepaskan jimat yang terikat di pinggangnya. Kuntila Puspita Dewi datang datang mimpinya. Mereka berdua menikmati hubungan suami isteri. Aneh dalam mimpi Mr P Kamino berubah menjadi perkasa. Saat ia terjaga celana dalamnya dibasahi cairan sperma.Ternyata dampak dari hubungan intim meskipun hanya dialam mimpi mendatangkan penyakit kanker prostat. Pada mulanya Kamino tidak menghiraukan penyakitnya itu tapi kemudian ia tidak sanggup lagi menahan rasa sakit saat hendak buat air kecil. Keluarganya segera membawanya ke Rumah Sakit. Ia harus menjalani operasi pengangkatan sel-sel kanker. Karena penyakit kanker yang dideritanya termasuk kanker ganas. Pada operasi yang ketiga Kamino berpulang kerahmatullah.[