• www.coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

  • www.berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label Astronomi islam 13. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astronomi islam 13. Tampilkan semua postingan

Astronomi islam 13

 


perusahaan 

meluncurkan rancangan hotel antariksa Von Braun 

Station yang ditargetkan pada 2025 dan beroperasi 

penuh pada 2027.  

Tak hanya itu, startup teknologi Orion Span juga 

berencana merilis hotel Aurora Station pada 2022. 

Stasiun itu berbentuk roda berputar, terdiri atas 24 

modul yang mengelilingi Bumi. Roda berputar itu akan 

menciptakan gravitasi buatan, papar Arsitek Desain 

Senior Gatewa y Foundation. Stasiun itu akan memutari 

Bumi, lalu isi stasiun keluar seperti air yang ada bejana.  

Keberadaan software interaktif astronomi juga 

semakin berkembang sehingga perangkat tersebut 

tidak harus digunakan pada computer,  perangkat 

lunak astronomi yang beredar bahkan sekarang sudah 

dapat digunakan untuk membuat simulasi alam 

fenomena astronomi dan mengabarkannya langsung 

dari ujung jari. Sebagai contohnya adalah stelarium, 

Aplikasi Stellarium, pengguna dapat dengan mudah 

mensimulasikan bentuk dan pe rgerakan benda langit, 

selain Stellarium dapat menjadi gambaran visual 

sebagai informasi kepada warga  tentang 

masuknya awal bulan hijriyah dan waktu salat. 27  

                                                         

 

KESIMPULAN  

 

Kita saat ini sedang dalam masa bersejarah, masa 

saat revolusi industri keempat se dang dibicarakan, 

dipersiapkan, diperdebatkan, dan dimulai. Melihat 

pola sejarah, akan terjadi perubahan besar di dunia ini. 

Jutaan pekerjaan lama yang semula mapan, yang 

semula diandalkan akan menghilang. Jutaan pekerjaan 

baru yang tak terpikirkan oleh ki ta akan muncul. Setiap 

revolusi industri sebetulnya adalah proses yang rumit 

dengan pengaruh luar biasa luas maupun dalam di 

warga .  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

aktu Subuh adalah sejak terbit fajar sidik 

sampai waktu terbit matahari. Fajar sidik 

dipahami sebagai awal fajar astronomi, 

cahaya ini muncul menjelang matahari terbit pada saat 

matahari berada sekitar 18° di bawah ufuk (atau jarak 

zenit matahari = 108°). Pendapat lain menyatakan 

bahwa terbitnya fajar sidik dimulai pada saat posisi 

matahari 20° di bawah ufuk atau jarak zenit matahari = 

110 derajat (Putraga, 2016) . Adopsi nilai dip matahari di 

Indonesia diperkirakan berasal dari Saadoedin 

Djambek serta Abdur  Rachim yang menyampaikan 

bahwa awal waktu salat Subuh di Indonesia dan 

daerah dekat khatulistiwa adalah pada saat posisi 

matahari berada pada kedalaman 20° di bawah ufuk 

(Faruq, 2013)  

Dalam penelitiannya, Bapak Dhani Herdiwijaya 

menyampaikan terdapat 3 klasifikasi fajar seperti yang 

diperlihatkan pada gambar 1 yaitu:  

1.  Fajar/senja sipil : waktu fajar ketika pusat 

geometris Matahari pada sudut 

kedalaman/elevasi 6° di bawah ufuk sampai 

Matahari terbit atau 0,5° di bawah ufuk, dan 

sebaliknya. Ciri waktu fajar sipil adalah hamburan 

cahaya matahari sudah cukup kuat (meskipun 

matahari belum terbit), sehingga dengan mudah 

dibedakan antara benda –  benda luar sekitar kita 

dan tidak perlu bantuan lampu. D alam kondisi 

cuaca cerah, batas ufuk pantai dan awan di 

91 

 

sekitarnya terlihat jelas. Demikian pula planet 

Venus secara visual.  

2.  Fajar / senja nautikal : waktu Subuh ketika pusat 

geometris matahari pada sudut kedalaman/ 

elevasi 12° di bawah ufuk sampai 6° di b awah 

ufuk, dan sebaliknya. Langit masih cukup gelap 

atau remang –  remang, sehingga batas ufuk di 

pantai dan awan tidak terlihat jelas. Demikian 

pula obyek luar di sekitar kita tidak bias 

dibedakan dengan jelas.  

3.  Fajar / senja astronomi: waktu fajar ketika p usat 

geometris Matahari pada sudut 

kedalaman/elevasi 18° di bawah ufuk sampai 12° 

di bawah ufuk, dan sebaliknya. Langit gelap, 

sehingga obyek luar kita tidak  bias dibedakan, 

kecuali mata beradaptasi cukup lama dalam 

keadaan kegelapan. Polusi cahaya akibat  cahaya 

lampu kota dapat menyebabkan langit lebih 

terang dari kondisi normal.  

 

90 91

92 

 

 

Ga m b a r 1 .  Ilustrasi Pembagian Waktu Fajar / senja berdasarkan sudut 

depresi matahari  

 

Kondisi –  kondisi ini berlaku untuk lintang 

pengamat kurang dari 45 derajat. Durasi fajar /senja di 

ekuator dari Matahari terbenam sampai fajar / senja 

astronomi sekitar 1 jam 8 menit sampai 1 jam 16 menit. 

Di lokasi lintang tinggi, durasinya mencapai orde 

beberapa jam. Warna fajar/senja lebih sulit ditentukan 

karena be rgantung terhadap kondisi meteorologis, 

topografi permukaan, fase bulan, atau komposisi kimia 

atmosfer rendah, terutama aerosol, terlebih jika ada 

erupsi gunung berapi, kebakaran hutan atau partikel 

industri dan kota. Gambar berikut menunjukkan secara 

skem atis klasifikasi senja dan fajar (Herdiwijaya, 

2016a) . 

Dalam kaitannya dengan kajian fajar ini, paling 

tidak ada tiga sub topik yang harus dikuatkan 

pijakannya. Pertama , dari aspek definisi fajar sidik itu 

sendiri, baik dengan pendekatan normatif maupun 

93 

 

sains. Hal ini dikarenakan masih adanya 

kesimpangsiuran mengenai definisi fajar sidik di 

kalangan fuqaha` dan ahli sains, apakah dimulai 

pertama kali dari munculnya cahaya putih yang 

menyebar secara horizontal di ufuk timur atau ketika 

cahaya itu benar –  benar sudah jelas (terang) menurut 

penglihatan mata telanjang atau diperbolehkan dengan 

bantuan teknologi.  

Kedua , dari aspek teknis -empirisnya: apakah 

identifikasi munculnya fajar sidik itu berdasarkan 

perbedaan ketajaman pengliha tan mata manusia pada 

pagi hari dan sore hari atau berdasarkan kondisi 

empiris -faktual dari gejala alam yang objektivitasnya 

dapat diidentifikasi dengan perangkat teknologi. 

Karena penglihatan mata manusia pada pagi hari lebih 

kuat dibandingkan dengan sore  hari. Hal ini 

disebabkan karena kondisi alam pada pagi hari itu dari 

gelap ke terang dan kondisi mata manusia masih segar 

karena usai istirahat tidur. Tetapi jika yang dipakai 

adalah gejala empiris alam secara faktual. Mestinya 

tidak ada perbedaan antara keduanya. Untuk hal ini 

perlu adanya penegasan.  

Ketiga , hasil kajian dari aspek sains dan teknologi, 

sehingga terbangun metode yang standar untuk 

observasi fajar sidik ini. Kondisi waktu pengamatan 

yang memiliki kriteria, lokasi –  lokasi yang ideal untuk 

observasi, implikasi dari perbedaan lintang masing –  

masing lokasi, antara yang rendah dan yang tinggi 

yang juga terkait dengan deklinasi matahari dan garis 

ekliptika. Hal yang terakhir ini penting karena 

munculnya fajar sidik yang dijadikan dasar penetapan  

92 93

94 

 

awal waktu salat Subuh itu berhubungan dengan tinggi 

matahari dan jarak (selisih) waktu Subuh terhadap 

waktu terbitnya matahari, sebagai batas akhir salat 

Subuh. Daerah –  daerah yang lintangnya rendah tentu 

berbeda dengan daerah yang lintangnya lebih ting gi.  

 

PENELITIAN AWAL WAKT U SUBUH  

DENGAN FOTOMETER  

Penelitian Perubahan langit saat waktu fajar 

dilakukan dengan menggunakan alat fotometer. Salah 

satu alat yang sering digunakan adalah fotometer dari 

Unihedron yaitu Sky Quality Meter (SQM). SQM sangat 

mudah untuk digunakan oleh peneliti amatir untuk 

mendapatkan nilai indeks kegelapan malam. 

Unihedron Sky Quality Meter) merupakan sebuah 

photometer berukuran kecil dan berharga rendah yang 

dapat digunakan untuk mengukur kecerahan langit 

malam, dimana pengguna  dapat dengan mudah dan 

cepat mendapatkan data kualitas dari langit malam di 

setiap tempat kapan pun juga. Terdapat banyak jenis 

dari SQM yang dapat digunakan sesuai kebutuhan, 

baik itu menggunakan sumber listrik, baterai, atau USB 

dari PC komputer.  Denga n medan pandang sebesar 

20° dan memiliki kesalahan relatif kurang dari 3%. 

Resolusi temporal pengambilan data dapat dilakukan 

setiap detik. Fotometer ini memiliki lensa dengan 

sensor CM500 HOYA, dengan rentang spektral antara 

300 -720 nm (puncak 500 nm) (Herdiwijaya, 2016b) . 

Dengan demikian respon detektor SQM sama dengan 

sensitivitas spektral visual mata manusia. Hasil dari 

perangkat ini adalah nilai dalam besaran kecerahan 

95 

 

langit (Magnitudo per detik busur persegi –  mpdbp 

atau mpass), di mana nilai yang tinggi mencerminkan 

langit semakin gelap.  

Pengambilan data menggunakan SQM dapat 

dilakukan ke berbagai arah langit, namun kebanyakan 

penggunaan SQm diarahkan ke langit pada sudut 

ketinggian 90° atau Zenith.  

Zenith mewakili ti tik langit tepat diatas lokasi 

pengamat sehingga menjadi indikator penilaian polusi 

cahaya dan tingkat kegelapan langit malam  di tempat 

tersebut. Perubahan kecerahan langit juga terlihat lebih 

jelas apabila pengamatan dilakukan mengarah ke 

Zenith dikarena kan titik ini sendiri merupakan jarak  

yang sudah dipastikan telah terjadi peningkatan 

kecerahan langit setelah di ufuk berubah.  

Data yang disajikan SQM adalah berupa data 

perbaris durasi waktu dengan pembagian 

parameternya pembacaan dalam angka dan huruf.  

Berikut adalah tampilan pembacaan nilai pada SQM 

LU -DL yang diambil ke arah Zenith  pada tanggal 25 

Juli 2018 pukul 04:59:58 hingga 05:00:02 (OIF 

UMSU,2018) adalah sebagai berikut:  

. . . 

2018 -07-24T 21:59:58.179;2018 -07-

25T 04:59:58 .179;24.1;31842;14; 17.09  

2018 -07-24T 22:00:00.176;2018 -07-

25T 05:00:00 .176;24.1;31876;14; 17.09  

. . . 

Pada bagian yang dicetak tebal merupakan data 

yang diambil untuk diolah penulis untuk menampilkan 

grafik perubahan kecerlangan langit dengan nilai yang 

94 95

96 

 

digunakan adalah waktu lokal ( 04:59:58, 05:00:00, 

05:00:02) dan bagian cetak tebal di kanan (17.09 dan 

17.10) adalah nilai dari magnitudo langit yang dibaca 

oleh SQM. Nilai pembacaan Magnitudo kecerahan 

langit yang tinggi mencerminkan langit yang gelap dan 

nilai magnitudo rendah mencer minkan keadaan langit 

yang tinggi polusi cahaya atau terang.  

 

Gambar 2.  Grafik Hasil Olahan Pembacaan SQM Saat Waktu Fajar di 

OI F UMSU Medan . 

 

Pada gambar 2 menunjukkan pengolahan dari 

data pembacaan SQM sehingga dapat diperlihatka n 

perubahan dalam bentuk pergerakan kurva pada saat 

waktu subuh muncul dimana sumbu x menunjukkan 

waktu dan sumbu y menunjukkan besaran magnitudo 

langit yang dibaca pada saat pengamatan,  

Dengan menganalisis data dan grafik yang 

dihasilkan maka selanjutnya melakukan pendekatan 

dan penggunaan metode perhitungan untuk 

mendapatkan nilai depresi matahari pada saat awal 

waktu subuh muncul dan terbaca oleh SQM pada saat 

itu.  

97 

 

WAKTU SUBUH DI NEGAR A ISLAM 

Dalam penelitian Raihana di Malaysia 

menggunakan SQM menghasil kan ketinggian matahari 

di waktu fajar sebesar 18.6° - 19.1° (Raihana, 2016) . 

Sehingga kedalaman matahari 20° tidak sesuai dengan 

keadaan keterlihatan pada lokasi peneliti  

Hasan juga melakuk an pengamatan 

menggunakan mata telanjang dalam penentuan awal 

waktu Subuh di Libya selama empat tahun 

pengamatan. Ia menyimpulkan pengamatan yang 

menunjukkan keterlihatan waktu fajar (cahaya 

pertama) terjadi berdasarkan pada rata -rata 

pengamatan mata di Tu bruq (Libya) berlatar belakang 

Gurun Pasir adalah pada sudut depresi matahari D = 

14.7° dengan standar deviasi 0.757°. Nilai maksimum 

yang didapat adalah 14.7° sedangkan nilai minimum 

adalah 11.13° (Hasan, 2015) . 

Beberapa negara Islam dalam konvensinya 

menggunakan beberapa nilai yang berbeda d alam 

menggunakan sudut depresi matahari saat memasuki 

waktu subuh. Beberapa Konvensi tersebut 

diperlihatkan pada tabel 1.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

96 97

98 

 

Tabel 1.  Daftar Konvensi Islam dan Sudut  

 Matahari saat Subuh 

Konvensi  

Kedalaman 

Matahari saat 

Fajar  

Shiah Ithna Ashari (Ja afari)  16°  

Islamic Society of North 

America (ISNA)  

15°  

Muslim World League 

(MLW)  

18°  

Umm al -Qura,  

Mekah  

18.5°  

Egyptian General Authority 

of Survey  

19.5°  

University of Islamic Science, 

Karachi  

18°  

Malaysia 20°  

 

PENGAMATAN DI SUMATE RA UTARA  

Pengamata n oleh peneliti dan tim OIF UMSU 

menunjukkan hal yang tidak menyetujui kedalaman 

matahari saat memasuki waktu subuh sebesar 20°.  

Dalam pengamatan tim OIF UMSU di daerah 

pantai timur Sumatera Utara pada tahun 2018 dalam 

penelitian berada di Pantai Romantis , Serdang Bedagai, 

Deli Serdang, pembacaan SQM yang mengarah ke arah 

atas (Zenith) dan waktu pengambilan selama tidak ada 

bulan di langit pada tanggal 1 -7 Hijriyah dengan 

pengolahan data menggunakan metode Moving Average  

menghasilkan nilai rata –  rata sudut depresi matahari 

99 

 

saat waktu subuh berada pada kedalaman 14,13° 

dengan nilai maksimal berada pada kedalaman 16,05° 

dan nilai minimal berada pada kedalaman 12,41°. Hal 

ini berarti Waktu Subuh Sudah dapat terlihat pada 

kedalaman matahari sebesar 16,05° atau  64 Menit 

sebelum waktu matahari terbit, dengan keterlihatan 

secara umum pada kedalaman 14,13° atau 56 menit 

sebelum matahari terbit.  

Pada pengamtanan lainnya dilakukan di daerah 

pantai Barat Sumatera Utara yang berlokasi di daerah 

Barus, Tapanuli Tengah p ada tahun 2020. Pengambilan 

data SQM arah atas (Zenith) dan waktu pengambilan 

selama tidak ada bulan dengan pengolahan data 

menggunakan metode Moving Average  menghasilkan 

nilai rata –  rata sudut depresi matahari saat waktu 

subuh berada pada kedalaman 16,28 ° dengan nilai 

maksimal berada pada kedalaman 16,86° dan nilai 

minimal berada pada kedalaman 14,7°. Hal ini berarti 

Waktu Subuh Sudah dapat terlihat pada kedalaman 

matahari sebesar 16,86° atau 67 Menit sebelum waktu 

matahari terbit, dengan keterlihatan sec ara umum pada 

kedalaman 16,28° atau 65 menit sebelum matahari 

terbit.  

Keberadaan nilai ini sendiri telah menunjukkan 

adanya perbedaan kedalaman matahari saat waktu 

Subuh yang memang harus dievaluasi kembali agar 

dapat digunakan dalam penentuan awal waktu s alat 

Subuh yang diperkirakan terlalu cepat jika 

menggunakan kriteria ketinggian sudut matahari 

sebesar 20°.  

98 99

100 

 

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal 

diperlukan kriteria keadaan langit selama pengamatan 

dan pengambilan data untuk pengamatan, yaitu :  

a.  Tidak ter dapat bulan.  

b.  Langit di Zenith Cerah.  

c.  Mengetahui indeks polusi cahaya lokasi 

pengamatan.  

d.  Rentang yang diambil sesuai kebutuhan.  

 

KESIMPULAN  

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh 

peneliti dan OIF UMSU, maka dapat dibenarkan bahwa 

penggunaan krite ria ketinggian matahari yang 

digunakan saat ini yaitu 20° adalah tidak sesuai 

ataupun terlalu cepat, sehingga diperlukan adanya 

kajian kembali dalam penggunaan nilai tersebut untuk 

membuat perhitungan awal waktu salat Subuh yang 

benar agar memenuhi syarat sahnya salat yaitu 

memasuki waktu salat tersebut.  

Peneliti sendiri menemukan nilai awal waktu 

Subuh terdalam di pantai timur Sumatera Utara adalah 

sekitar 16,05° ufuk timur. Sedangakan untuk di pantai 

barat Sumatera Utara adalah 16,86° yang artinya waktu 

subuh di daerah Sumatera Utara berada pada 

kedalaman Matahari sebesar 16,05° - 16,86° atau 64 

hingga 67 menit sebelum matahari terbit.  

Perlu adanya pijakan yang kuat, standar prosedur 

baku, dan kesamaan Teknik pengolahan agar standar 

dalam melakukan pengam atan dapat dilakukan oleh 

setiap orang yang berkeinginan untuk melanjutkan 

penelitian.  

101 

 


ahaya buatan merupakan hal yang sangat 

penting bagi kehidupan manusia sebagai 

penerangan pada saat malam hari. Namun 

dengan seiring perkembangan populasi manusia yang 

semakin banyak, cahaya buatan yang dibutuhkan 

menjadi semakin besar yang dapat menjadi polusi 

cahaya. Hal ini tidak berarti bahwa lampu listrik pada 

dasarnya buruk. Cahaya buatan telah memberikan 

manfaat bagi warga , misalnya dengan 

memperpanjang hari produktif, menawarkan l ebih 

banyak waktu tidak hanya untuk bekerja tetapi juga 

untuk kegiatan rekreasi yang membutuhkan 

penerangan. Tetapi ketika pencahayaan luar ruangan 

buatan menjadi tidak efisien, mengganggu, dan tidak 

perlu, itu dikenal sebagai polusi cahaya 28 . 

Cahaya langit  malam alami berasal dari cahaya 

bintang, cahaya zodiak (sinar matahari yang 

berhamburan dari debu di tata surya kita), dan airglow  

dalam jumlah yang kurang lebih sama. Cahaya bulan 

juga merupakan cahaya alami yang dapat 

mempengaruhi kecerahan langit malam 29 . Cahaya 

buatan bahkan dalam jumlah yang sedikit dapat 

mengganggu keseimbangan yang halus ini, mengubah 

warna langit, dan menutupi cahaya bintang. Polusi 

                                                         

cahaya telah menjadi masalah di seluruh dunia karena 

secara bertahap mengurangi kemampuan untuk 

menga mati bintang-bintang. Jenis limbah baru ini 

menimbulkan dampak terhadap budaya, lingkungan, 

dan bahkan energi, dengan konsekuensi yang tidak 

terduga 30 . 

Dalam kondisi normal, polusi cahaya banyak 

ditimbulkan oleh sumber -sumber cahaya buatan. 

Sumber -sumber ca haya buatan diantaranya adalah 

lampu penerangan jalan, lampu -lampu reklame, lampu 

dekorasi, lampu taman, lampu dari stadion olahraga, 

dan lampu penerangan luar lainnya. Polusi cahaya 

berbeda dari konsep pencemaran polusi yang lain. 

Polusi cahaya tidak bera rti cahaya yang mendapat efek 

pencemaran, tetapi cahaya itu sendiri yang menjadi 

polutan bagi kondisi gelapnya langit malam 31 . Polusi 

cahaya menyebar dengan cepat dengan urbanisasi yang 

cepat dan telah menjadi gangguan lingkungan yang 

nyata.  

Polusi cahaya b iasanya dibagi menjadi dua 

kategori utama yaitu cahaya yang mengganggu dan 

cahaya yang berlebihan. Polusi cahaya juga dapat 

dibagi menjadi polusi cahaya indoor dan outdoor. 

Banyak pencahayaan luar ruangan yang digunakan 

pada malam hari tidak efisien, terla lu terang, tidak 

                                                         

 

tepat sasaran, tidak terlindung dengan baik, dan, dalam 

banyak kasus, sama sekali tidak diperlukan. Cahaya ini, 

dan listrik yang digunakan untuk membuatnya, sedang 

disia-siakan dengan menumpahkannya ke langit, alih -

alih memfokuskannya ke o bjek dan area aktual yang 

ingin diterangi orang 32 . Berdasarkan International 

Dark-Sky Association, polusi cahaya merupakan efek 

merugikan dari cahaya buatan termasuk sky glow , glare , 

l i ght trespass , light clutter, penurunan jarak pandang di 

malam hari, dan pemborosan energi.  

Polusi cahaya biasanya terjadi di daerah 

perkotaan besar dan telah terbukti mengurangi 

visibilitas bintang. Polusi cahaya juga mengganggu 

ekosistem dan bahkan dapat berdampak negatif bagi 

kesehatan. Beberapa ilmuwan bahkan berpendapat 

bahwa polusi cahaya yang terus meningkat dapat 

menyebabkan terganggunya jaring makanan dan 

memengaruhi seluruh ekosistem. Hal ini karena polusi 

cahaya mengganggu kemampuan navigasi hewan 

nokturnal sseperti kumbang, ngengat, jangkrik, dan 

laba-laba secara to tal. Polusi cahaya dapat dikurangi 

dengan penggunaan cahaya buatan yang lebih efisien. 

Penggunaan cahaya buatan yang lebih efisien 

membutuhkan perubahan kebiasaan sebagian besar 

warga 

 

                                                         

JENIS-JENIS POLUSI CAHAYA  

 

Polusi cahaya adalah istilah umum yan g mengacu 

pada berbagai masalah, yang semuanya disebabkan 

oleh penggunaan cahaya buatan yang tidak efisien atau 

tidak perlu. Jenis -jenis dari polusi cahaya termasuk 

cahaya yang menggangu hak sekitar ( l i ght trespass ), 

pencahayaan yang berlebihan ( over illum i nation ), silau 

( glare ), kekacauan cahaya ( l i ght clutter ), langit terang 

( sky glow ).  

 

Cahaya yang mengganggu hak sekitar ( light 

tre s pas s ) 

Li ght trepass  merupakan cahaya yang jatuh di 

tempat yang tidak dimaksudkan, tidak dinginkan atau 

tidak dibutuhkan. Ha l ini terjadi ketika cahaya yang 

tidak diinginkan memasuki properti seseorang, 

misalnya, dengan menyinari pagar tetangga. Masalah 

penerobosan cahaya yang umum terjadi saat cahaya 

kuat masuk ke jendela rumah seseorang dari luar, 

menyebabkan masalah seperti kurang tidur atau 

pemandangan malam terhalang 34 . 

P encahayaan yang berlebihan ( ove r illumination )  

O ver illum i nation  merupakan jumlah sumber 

cahaya yang berlebihan secara kualitas dan kuantitas. 

Pencahayaan berlebihan berasal dari beberapa faktor  

a.  Tidak menggu nakan pengatur waktu, sensor 

hunian, atau kontrol lain untuk memadamkan 

pencahayaan saat tidak diperlukan  

                                                         

34 Rajkhowa, “Li ght Pollutio n and Impact o f Light Pollutio n. ”  

106 107

108 

 

b.  Desain yang tidak tepat, terutama ruang kerja, 

dengan menentukan tingkat cahaya yang lebih 

tinggi dari yang dibutuhkan untuk tugas tertentu  

c.  Pilihan bola lampu yang salah, yang tidak 

mengarahkan cahaya ke area yang diperlukan  

d.  Pemilihan perangkat keras yang tidak tepat agar 

dapat memanfaatkan energi lebih banyak 

daripada yang dibutuhkan untuk pencahayaan.  

e.  Pelatihan kepada pengelola gedung dan penghuni 

yang tidak tuntas untuk menggunakan sistem 

pencahayaan secara efisien  

f.  Perawatan pencahayaan yang tidak memadai 

mengakibatkan peningkatan terhadap cahaya 

yang menyimpang dan biaya yang dikeluarkan.  

g.  "Pencahayaan siang hari" dapat dibutuhkan untuk 

mengurangi kej ahatan oleh warga atau untuk 

menarik pelanggan oleh pemilik toko, jadi 

pencahayaan yang berlebihan bisa menjadi 

pilihan desain, bukan kesalahan.  

h.  Penggantian lampu merkuri lama dengan lampu 

sodium atau metal halide yang lebih efisien 

dengan daya listrik ya ng sama 

i.  Teknik pencahayaan tidak langsung, seperti 

menerangi dinding vertikal untuk 

mengaplikasikan foton di tanah.  

Sebagian besar masalah ini dapat segera 

diperbaiki dengan teknologi yang tersedia dan 

tidak mahal. Namun terdapat dampak yang yang 

cukup di bidang desain dan pelaku industri di 

bidang pencahayaan yang menyebabkan 

hambatan dalam memperbaiki pencahayaan yang 

109 

 

berlebihan ini. Kesadaran publik perlu 

ditingkatkan agar negara -negara industri 

menyadari manfaat yang besar dalam mengurangi 

pencahayaan y ang berlebihan 35 . 

Silau ( glare ) 

Glare  merupakan cahaya latar belakang yang 

terlalu banyak. Ini biasanya berupa cahaya terang yang 

bersinar langsung di mata yang mengganggu tugas 

visual yang ada36 . Silau merupakan hasil dari kontras 

yang berlebihan antara are a terang dan gelap di bidang 

pandang. Cahaya yang menyinari mata pejalan kaki 

dan pengemudi dapat mengaburkan penglihatan 

malam hingga satu jam setelah terpapar. Disebabkan 

oleh kontras yang tinggi antara area terang dan gelap, 

silau juga dapat menyulitkan  mata manusia untuk 

menyesuaikan dengan perbedaan kecerahan. Silau 

dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:  

a.  Silau yang membutakan ( Blindi ng Glare ) 

Jenis silau ini menjelaskan efek seperti yang 

disebabkan oleh menatap ke Matahari. Ini benar -benar 

membutakan dan meninggalkan kekurangan 

penglihatan sementara atau permanen.  

b.  Silau yang mencacatkan ( D i sability Glare )  

Jenis silau ini menjelaskan efek seperti dibutakan 

oleh lampu mobil yang melaju, atau hamburan cahaya 

dalam kabut atau pengurangan kontras di mata, s erta 

pantulan dari area gelap lain yang membuatnya terang 

                                                         

 

yang menyebabkan pengurangan kemampuan 

penglihatan yang signifikan.  

c.  Silau yang tidak nyaman ( D i scomfort Glare ) 

Jenis silau ini biasanya tidak menyebabkan situasi 

berbahaya namun jenis ini adalah yan g paling 

menggangu dan menjengkelkan. Silau jenis ini 

berpotensi menyebabkan kelelahan jika dialami dalam 

waktu lama37 . 

Cahaya yang bertumpuk ( L ight Clutte r ) 

Light clutter mengacu pada pengelompokan 

lampu yang berlebihan. Pengelompokan lampu pada 

jalan raya  dapat menimbulkan kebingungan, 

mengalihkan perhatian dari pembatas (termasuk yang 

mungkin dimaksudkan untuk diterangi), dan 

berpotensi menyebabkan kecelakaan. Cahaya yang 

bertumpuk terutama terlihat di jalan yang desain 

lampu jalannya buruk, atau tempat i klan yang terang 

benderang mengelilingi jalan raya. Bergantung pada 

motif orang atau organisasi yang memasang lampu, 

penempatan dan desainnya bahkan mungkin 

dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian 

pengemudi, dan dapat menyebabkan kecelakaan. Hal 

ini juga d apat menimbulkan bahaya di lingkungan 

penerbangan jika penerangan keselamatan 

penerbangan harus bersaing untuk mendapatkan 

perhatian pilot dengan pencahayaan yang tidak 

relevan 38 .  

 

                                                         

Langit terang ( Sky Glow ) 

Sky glow  merupakan penambahan kecerahan 

langit di atas wilayah yang pada penduduk. Ini adalah 

kombinasi dari semua cahaya yang dipantulkan dari 

apa yang diterangi dan cahaya yang diarahkan dengan 

buruk menyebabkan cahaya tersebut lolos ke langit, 

tersebar (dialihkan) oleh atmosfer kembali ke tanah. 

Hamburan ini sangat erat kaitannya dengan panjang 

gelombang cahaya ketika udaranya sangat jernih. 

Hamburan Rayleigh mendominasi di udara yang 

begitu jernih, membuat langit tampak biru di siang 

hari. Ketika ada aerosol yang signifikan, cahaya yang 

tersebar tidak terlalu bergantung pada panjang 

gelombang, membuat langit siang hari lebih putih. 

Karena efek Rayleigh ini, dan karena kepekaan mata 

yang meningkat terhadap sumber cahaya yang kaya 

warna putih atau biru saat disesuaikan dengan tingkat 

cahaya yang sangat re ndah, cahaya yang kaya warna 

putih atau biru memberikan kontribusi yang lebih 

signifikan terhadap sky glow daripada cahaya kuning 

dalam jumlah yang sama. Sky glow sangat mengganggu 

para astronom, karena langit terang  mengurangi 

kontras di langit malam bahkan menyebabkan tidak 

mungkin untuk melihat bintang yang paling terang 39 . 

 

 

 

Polusi cahaya harus diakui sebagai bahaya bagi 

lingkungan dan kesehatan manusia dan bukan seperti 

yang diyakini secara umum, hanya sebagai ma salah 

bagi para astronom. Penelitian medis tentang efek 

cahaya yang berlebihan pada tubuh manusia 

menunjukkan bahwa berbagai efek kesehatan yang 

merugikan dapat disebabkan oleh polusi cahaya atau 

paparan cahaya yang berlebihan. Dalam beberapa buku 

desain p encahayaan menggunakan kesehatan manusia 

sebagai kriteria eksplisit untuk menentukan 

pencahayaan interior yang tepat. Dampak bagi 

kesehatan dari pencahayaan berlebih atau komposisi 

spektrum cahaya yang tidak tepat dapat mencakup: 

peningkatan insiden sakit kepala, kelelahan pekerja, 

peningkatan terhadap stres yang ditentukan secara 

medis, penurunan fungsi seksual dan peningkatan 

kecemasan 40 . 

Polusi cahaya juga memiliki peran terhadap 

penyakit kanker. Badan internasional untuk penelitian 

kanker menambahkan gan gguan sirkadia ke dalam 

daftar kelompok 2A (mungkin menyebabkan kanker 

pada manusia). Gangguan sirkadian juga disebabkan 

oleh paparan cahaya pada malam hari 41 . Sirkadia 

merupakan proses dalam tubuh semua makhluk hidup 

bahkan organisme sederhana seperti alga  yang 

                                                         

mengatur siklus bangun -tidur selama 24 jam. Kanker 

payudara dan kanker kolorektal merupakan kanker 

yang dapat ditimbulkan oleh polusi cahaya 42 . 

Efek dari polusi cahaya juga dapat berdampak 

langsung pada kesehatan retina mata. Paparan konstan 

pada panj ang gelombang yang berbeda dan intensitas 

cahaya yang dipromosikan oleh polusi cahaya dapat 

menyebabkan degenerasi retina sebagai akibat dari 

kematian sel epitel pigmen retina atau fotoreseptor. 

Efek kumulatif dari eksposur yang terlalu lama dengan 

tidak adanya pengalaman yang mendalam terhadap 

gelap pada malam hari dan paparan radiasi tinggi oleh 

teknologi LED dapat mempengaruhi fisiologi retina 

yang mendorong kematian sel dan dapat 

mengakibatkan kebutaan dan desinkronisasi 43 . 

 

DAMPAK POLUSI CAHAYA  

 TERHADA P HEWAN  

K ehidupan disusun dengan pola terang -gelap 

yang alami.sehingga gangguan pada pola tersebut 

dapat mempengaruhi berbagai aspek perilaku hewan. 

Polusi cahaya dapat mengacaukan navigasi hewan, 

mengubah interaksi kompetitif, mengubah hubungan 

predatorpr ey, dan memengaruhi fisiologi hewan. 

                                                         

 

Berikut beberapa hewan yang terkena dampak dari 

polusi cahaya.  

Kura -Kura  

Kura -kura merupakan contoh paling kuat 

bagaimna polusi cahaya di sekitar pantai dapat 

mempengaruhi tingkah laku hewan. Banyak spesies 

kura-kura be rtelur di pantai dengan penyu betina 

kembali selama beberapa dekade ke pantai tempat 

mereka dilahirkan untuk bersarang. Kura -kura betina 

menghindari pantai yang diterangi cahaya untuk 

sarangnya karena sarang dikonsentrasikan pada bagian 

pantai yang kurang terang dan teduh. Jika pantai -

pantai tersebut terang benderang di malam hari, kura -

kura betina mungkin tidak disarankan untuk bersarang 

di dalamnya. Hal ini dapat menyebabkan pemilihan 

habitat bersarang yang kurang optimal atau 

konsentrasi sarang yang khus us, dengan efek pada 

jumlah dan rasio jenis kelamin tukik yang dihasilkan 

dan kematian tukik yang lebih tinggiMereka juga dapat 

mengalami disorientasi yang disebabkan oleh lampu 

dan tersasar ke jalan raya terdekat, di mana mereka 

berisiko tertabrak kendara an44 . 

Burung  

Sekitar 200 spesies burung terbang dengan pola 

migrasi mereka pada malam hari di atas Amerika 

Utara, dan terutama selama cuaca buruk dengan 

tutupan awan rendah, mereka secara rutin 

dibingungkan oleh bangunan yang terang benderang, 

                                                         

menara komun ikasi, dan bangunan lainnya. Para ahli 

memperkirakan navigasi burung yang menggunakan 

cakrawala sebagai orientasi arah terganggu oleh 

pencahayaan dan cahaya langit. Setiap tahun di Kota 

New York, sekitar 10.000 burung yang melakukan 

migrasi terluka atau te rbunuh karena menabrak 

gedung pencakar langit dan gedung bertingkat tinggi 45 . 

Polusi cahaya juga dapat menyebabkan kerusakan 

terhadap kesehatan burung dengan mengganggu ritme 

sirkadian, menghambat pelepasan melatonin dan 

mengubah mikrobiota usus 46 . Selain it u beberapa bukti 

menunjukkan bahwa pencahayaan malam buatan 

mempengaruhi pilihan lokasi sarang pada burung 47 . 

Ikan 

Ada jenis ikan yang tertarik dengan cahaya ada 

juga yang menghindari cahaya, namun cahaya buatan 

mempengaruhi kedua reaksi tersebut. Sebagian besar 

penelitian menunjukkan bahwa ikan menghindari 

sumber cahaya putih. Namun demikian, ada spesies 

yang tertarik oleh cahaya dan ini biasanya digunakan 

oleh pemancing untuk menangkap ikan tersebut. 

Sebuah studi tentang teknik pencahayaan pada 

pengamatan ikan laut dalam menunjukkan bahwa 

cahaya putih mengganggu perilaku alami ikan laut 

                                                         

dalam. Pengamatan menunjukkan bahwa "jumlah rata -

rata penampakan ikan di kamera secara signifikan lebih 

besar di bawah cahaya merah daripada cahaya putih". 

Alasannya adalah adaptasi mata ikan laut dalam 

dengan lingkungan gelap dan kemungkinan kerusakan 

mata karena kecerahan lampu 48 . 

 

DAMPAK POLUSI CAHAYA   

TERHADAP TUMBUHAN  

Tumbuhan memanfaatkan kegelapan dengan 

berbagai cara. Manajemen metabolisme, 

perkembangan, dan program ke hidupan pada 

tumbuhan dipengaruhi oleh kegelapan. Tumbuhan 

mengukur dan bereaksi terhadap durasi malam yang 

berarti durasi kegelapan. Oleh karena itu tumbuhan 

hari pendek membutuhkan malam yang panjang. Jika 

malam diterangi oleh cahaya buatan yang berlebih an 

pola pembungaan dan perkembangannya mungkin 

akan sepenuhnya terganggu.  

Studi menunjukkan bahwa polusi cahaya di 

sekitar danau mencegah zooplankton, seperti Daphnia, 

memakan alga di permukaan danau yang dapat 

mematikan tanaman di danau dan menurunkan 

kualitas air. Cahaya malam hari dapat mengganggu 

kemampuan ngengat dan serangga nokturnal lainnya 

untuk bernavigasi. Bunga yang bergantung pada 

ngengat untuk penyerbukan secara tidak langsung 

dapat dipengaruhi oleh pencahayaan malam, karena 

tidak ada penyerb uk pengganti yang tidak akan 

                                                         

terpengaruh oleh cahaya buatan. Hal ini dapat 

menyebabkan penurunan spesies tanaman yang tidak 

dapat bereproduksi, dan mengubah ekologi jangka 

panjang suatu daerah 49 . 

 

DAMPAK POLUSI CAHAYA   

TERHADAP ASTRONOMI  

Polusi cahaya dapat  mengurangi kontras antara 

bintang dan galaksi di langit dan langit itu sendiri, 

sehingga lebih sulit untuk mendeteksi objek yang lebih 

redup. Ini adalah salah satu faktor yang menyebabkan 

teleskop baru dibangun di daerah yang semakin 

terpencil 50 . Permasala han ini dirasakan sendiri oleh 

salah satu observatorium terbesar dan  tertua di 

Indonesia yakni Observatorium Bosscha  yang terletak 

di kabupaten Bandung Jawa Barat. Karena langit di 

sekitar observatorium semakin terang, Lembaga 

Penerbangan dan Antariksa Nas ional (Lapan) akan 

membangun Observatorium Nasional di Kupang, 

NTT51 . Hal ini tidak hanya dirasaka oleh observatorium 

Bosscha, observatorium di seluruh dunia seperti di 

Observatorium Mount Wilson dan National 

Observatory di Amerika juga melakukan pencarian 

lokasi baru dikarenakan langit di lokasi sebelumnya 

semakin terang sehingga mengganggu pengamatan 52 .  

                                                         

KESIMPULAN  

 

Cahaya buatan seperti lampu merupakan hal 

yang sangat penting bagi kehidupan manusia sebagai 

penerangan pada saat malam hari. Namun penggunaan 

yang berlebihan dan tidak efisien dapat mengakibatkan 

adanya polusi cahaya yang dapat memiliki dampak 

negatif pada berbagai aspek kehidupan baik pada 

makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan 

tumbuhan. Polusi cahaya juga berdampak pada 

menurunnya jumlah bi ntang yang dapat diamati pada 

malam hari sehingga banyak observatorium yang 

mencari lokasi baru yang jauh dari polusi cahaya 

sebagai lokasi observatorium yang baru.  

 

 

 

 

 

atelit adalah bulan, planet atau mesin yang 

mengorbit planet atau bintang. Mi salnya, Bumi 

adalah satelit karena mengorbit matahari. 

Demikian juga, bulan adalah satelit karena mengorbit 

Bumi. Biasanya, kata "satelit" mengacu pada mesin 

yang diluncurkan ke ruang angkasa dan bergerak di 

sekitar Bumi atau benda lain di ruang angkasa.  

Bumi dan bulan adalah contoh satelit alami. 

Ribuan satelit buatan, atau buatan manusia, mengorbit 

Bumi. Beberapa mengambil gambar planet yang 

membantu ahli meteorologi meramalkan cuaca dan 

melacak badai. Beberapa mengambil gambar dari 

planet lain, matahari,  lubang hitam, materi gelap atau 

galaksi yang jauh. Gambar -gambar ini membantu para 

ilmuwan lebih memahami tata surya dan alam semesta 

53 . 

Satelit merupakan salah satu teknologi paling 

memukau yang pernah diciptakan oleh manusia. 

Manusia telah meluncurkan s atelit sejak tahun 1957, 

pada saat itu dipelopori oleh Uni Soviet dengan 

meluncurkan Sputnik. Semenjak saat itu pemanfaatan 

satelit berkembang dengan pesat. Fungsi satelit selain 

memudahkan kita dalam urusan berkomunikasi, 

sebagai alat navigasi dan pertaha nan, satelit juga 

memungkinkan digunakan untuk penjelajahan jarak 

jauh dalam tata surya kita. Satelit sudah menjadi inti 

                                                         

dari kehidupan kita, bahkan indonesia turut andil 

dalam meluncurkan satelit nasionalnya, satelit tersebut 

dimulai dengan satelit Palapa  A1 pad tahun 1976 54 .  

Satelit ada yang berawak dan ada yang tidak 

berawak. Satelit yang berawak antara lain space shuttle 

(Atlantis, Columbia, Discovery, dan Endeavour) yang 

dimiliki Amerika Serikat, sedangkan satelit ayng tidak 

berawak antara lain adalah  satelit komunikasi, obsevasi 

bumi, cuaca, navigasi, dan sateli -satelit untuk tujuan 

militer. Satelit -satelit tersebut beredar pada orbit yang 

sudah ditentukan. namun demikian sebagian besar 

orang masih beranggapan bahwa satelit tersebut 

beredar hanya dari  timur ke barat, mengitari bumi di 

atas ekuator. Anggapan itu tidak benar, karena banyak 

juga satelit yang melakukan kegiatannya di orbit -orbit 

ekuatorial rendah, polar, yang beredar dari utara ke 

selatan melintasi bumi 55 .  

Dalam sejarah satelit, sejak pel uncuran satelit 

Sputnik pertama pada tahun 1957, sekitar 8.378 satelit 

telah dikirim ke luar angkasa, sesuai data United 

Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA). Saat 

ini ada 4.994 satelit di orbit, dari yang hanya 7 yang 

berputar di sekitar planet  selain bumi. Ada tiga tempat 

peluncuran yang paling sering digunakan yaitu, 

Plesetsk Cosmodrome di Rusia (2.101 peluncuran), 

Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan (1.734 

peluncuran), dan Cape Canaveral di Amerika Serikat 

                                                         

 

(1.203 peluncuran). Menurut data oleh Union of 

Concerned Scientists (UCS) yang menyimpan catatan 

jumlah satelit operasional, dari 4.987 satelit yang 

berputar di sekitar bumi pada tahun 2018, hanya 1.957 

yang beroperasi. Ini berarti saat ini kurang dari 40% 

satelit yang berada di orbit beropera si 56 .  

Satelit sangat penting bagi suatu negara. 

Contohnya bagi Indonesia, satelit dapat bergfungsi 

untuk menyatukan wilayah Indoensia yang relatif  

besar, terdiri dari ribuan pulau dan lautan yang luas. 

Selain itu, satelit juga berfungsi untuk mempersatuka n 

keadaan sosial dan budaya warga  Indonesia, 

memajukan perekonomian, bisnis dan politik, dan 

dapat mengantisipasi bencana di seluruh kawasan 

Indonesia 57 .  

Berdasarkan data dari UCS pada bulan Maret 2020 

terdapat 2.666 satelit yang beroperasi. Negara ya ng 

paling banyak memiliki satelit akit adalah Amerika 

Serikat dengan jumlah satelit aktif sebanyak 1.327 

satelit, di urutan kedua terdapat negara Cina dengan 

jumlah satelit aktif sebanyak 363 satelit, dan di urutan 

ketiga terdapat negara Rusia dengan jumla h satelit aktif 

sebanyak 169 satelit 58 . Negara -negara di Asia Tenggara 

seperti Indonesia juga ikut berlomba mengirimkan 

                                                         

 

satelitnya ke luar angkasa. Penelitian ini bertujuan 

untuk melihat perkembangan satelit yang berasal dari 

negara di Asia Tenggara.  

 

METODE PENELITIAN  

Penelitian ini menggunakan maetode kualitatif  

untuk mengetahui satelit pertama yang dimiliki oleh 

negara -negara di Asia Tenggara.  

 

TINJAUAN PUSTAKA  

Satelit  

Satelit buatan adalah suatu benda buatan manusia 

yang beredar di ruang antariksa dan  mengelilingi 

bumi, berfungsi sebagai stasiun radio yang menerima 

dan memancarkan atau memancarkan kembali dan 

atau menerima, memproses dan memancarkan kembali 

sinyal komunikasi radio. Suatu sistem satelit terdiri 

dari satelit, stasiun bumi yang mengoperas ikan dan 

mengendalikan satelit dan link diantaranya. Pada 

umumnya satelit memiliki komponen -komponen 

sebagai berikut  

1.  Subsistem Struktural atau Bus.  

Bus adalah kerangka logam atau komposit 

dimana elemen lainnya dipasang, Bus biasanya 

dibuat elastis untuk m engatasi tekanan sewaktu 

peluncuran. Untuk membatasi panas matahari 

yang diserap, Bus juga dicat dengan cat reflektif 

sehingga menghasilkan proteksi dari laser.  

2.  Sistem Pengatur Suhu.  

124 125

126 

 

Sistem pengatur suhu berfungsi untuk menjaga 

bagian aktif dari satelit a gar cukup dingin 

sehingga dapat bekerja sebagaimana mestinya. 

Komponen satelit aktif seperti komputer dan 

penerima sinyal dapat menghasilkan sejumlah 

besar panas. Pancaran sinar matahari pada 

permukaan satelit juga menghasilkan panas 

meskipun permukaan sat elit dapat dibuat sangat 

reflektif untuk mengurangi penyerapan panas. 

Tanpa atmosfer, konduksi dan konveksi tidak 

dapat menghilangkan panas objek seperti halnya 

di bumi. Jadi, satelit harus meradiasi panas untuk 

menghilangkannya.  

3.  Sumber Daya Listrik  

Satel it biasanya menggunakan serangkaian sel 

surya (panel surya) yang menghasilkan listrik 

kemudian disimpan pada baterai isi ulang untuk 

menjamin suplai daya saat satelit tidak 

mendapatkan cahaya matahari. Perkembangan 

teknologi baterai menghasilkan  baterai b aru 

dengan energi spesifik (energi yang tersimpan per 

massa unit) dan kehandalan yang tinggi. Panel 

surya biasanya dipasang di badan satelit atau 

diatas panel yang datar.  

4.  Sistem Kendali Komputer  

Komputer on -board memonitor kondisi subsistem 

satelit, mengen dalikan aksinya dan memproses 

data. Satelit bernilai tinggi memasukkan 

perangkat keras anti jamming mutakhir yang 

dioperasikan oleh komputer. Sistem komputer ini 

sensitif terhadap lingkungan elektromagnetiknya 

127 

 

dan dapat dimatikan atau dinyalakan ulang  

selama badai matahari.  

5.  Sistem Komunikasi  

Sistem komunikasi membentuk link antar satelit 

dan stasiun buminya atau antar satelit dan satelit 

lainnya. Sistem ini secara umum terdiri dari 

penerima sinyal, pengirim sinyal dan satu atau 

lebih antena radio. Salah sa tu bagian yang paling 

penting dan paling rentan dari suatu sistem satelit 

adalah link radio antara satelit dan stasiun bumi. 

Semua satelit membutuhkan link ke dan dari 

bumi untuk melakukan fungsi Telemetry , Tracking  

and Command  (TTnC). Sistem TTnC 

mengoper asikan satelit dan mengevaluasi 

kelayakan sistem satelit lainnya. Sistem TTnC  

menempati bagian kecil dari total bandwidth 

satelit yang ditetapkan.  Sistem komunikasi satelit 

merupakan cara yang efisien untuk 

menghubungkan stasiun komunikasi berjumlah 

banyak dengan cakupan wilayah yang luas. 

Sistem komunikasi satelit terdiri dari dua segmen 

yaitu:  

a.  Segmen Pentanahan (terminal, stasiun bumi)  

 Segmen pentanahan berfungsi mengirimkan 

komunikasi pengguna kepada segmen 

antariksa 

 Seluruh terminal satelit di dalam c akupan 

dapat berkomunikasi  

b.  Segmen Luar Antariksa (Satelit)  

 Satelit komunikasi merupakan microwave 

repeater di antariksa  

126 127

128 

 

 Transponder menerima sinyal pada frekuensi 

yang diberikan (uplink), menguatkan dan 

mengirimkan kembali sinyal tersebut pada 

frekuensi yang berkaitan (downlink)  

6.  Sistem Kendali Ketinggian  

Sistem kendali ketinggian berfunsi untuk menjaga 

pergerakan satelit pada arah yang benar 

mencakup giroskop, akselerometer, dan sistem 

pemandu. Kendali presisi dibutuhkan untuk 

menjaga antena mengarah deng an benar untuk 

keperluan komunikasi dan sensor mengarah 

dengan benar untuk keperluan pengumpulan 

data. Jika sistem kendali ketinggian tidak 

berfungsi, satelit tidak bisa digunakan.  

7.  Subsistem Penggerak  

Sistem penggerak satelit terdiri dari mesin yang 

berfun gsi untuk memandu pesawat antariksa 

menuju tempat yang dituju di orbit setelah 

diluncurkan, pendorong -pendorong kecil yang 

digunakan untuk station - keeping  dan 

mengendalikan ketinggian dan pendorong yang 

lebih besar untuk manuver lainnya. Satelit masih 

dapat berfungsi walaupun sistem penggerak tidak 

berfungsi karena kerusakan atau kekurangan 

bahan bakar. Meskipun begitu, di orbit yang 

dipenuhi oleh satelit lainnya seperti orbit 

geostasioner, satelit harus bisa mempertahankan 

posisinya dengan sangat akurat.  

 

 

 

129 

 

8.  Perlengkapan Spesifik Misi  

Selain elemen dasar, satelit juga membawa 

peralatan spesifik misi untuk melakukan tugas 

tertentu sebagai berikut:  

a. Penerima Sinyal, Pengirim Sinyal dan 

Transponder.  

b.  Sistem Penginderaan jauh  

c.  Sistem Persenjataan  

Stasiun Bumi 

Sate lit dimonitor dan dikendalikan dari stasiun 

bumi. Salah satu jenis stasiun bumi adalah stasiun 

kendali yang memonitor kelayakan dan status satelit, 

mengirimkan perintah dan menerima data yang 

dikirimkan satelit. Antena yang digunakan oleh stasiun 

kendali u ntuk berkomunikasi dengan satelit dapat 

berlokasi sama dengan stasiun bumi. Untuk 

mempertahankan hubungan secara terus menerus 

dengan satelit yang tidak berada di orbit geostasioner, 

stasiun bumi membutuhkan antena atau stasiun 

otonomi di lebih dari satu l okasi. Satelit dapat 

berkomunikasi dengan banyak stasiun bumi pada 

waktu yang bersamaan.  

Stasiun bumi umumnya tidak dilindungi secara 

ketat dari serangan fisik. Penonaktifan stasiun bumi  

dapat menyebabkan dampak gangguan secara 

langsung namun gangguan te rsebut dapat dikurangi 

dengan stasiun bumi yang memiliki kapabilitas lebih 

misal pusat kendali pengganti. Komputer di pusat 

kendali rentan terhadap gangguan dan interferensi, 

terutama jika dihubungkan ke internet. Meskipun 

128 129

130 

 

demikian, komputer command bernil ai tinggi memiliki 

keamanan yang tinggi. Selain itu, banyak komputer 

kendali perintah mi liter terisolasi dari internet.  

Link 

Istilah link mengacu pada jalur yang digunakan 

untuk berkomunikasi dengan satelit, terdiri dari:  

1 U plink : mengirimkan sinyal dari s tasiun bumi ke 

satelit  

2 Downlink : mengirimkan sinyal dari satelit ke 

stasiun bumi 

3 Crosslink : mengirimkan sinyal dari satelit ke 

satelit lainnya.  

4 Telemetry, tracking, and command  (TT&C) link : 

bagian  dari uplink dan downlink yang digunakan 

untuk mengendal ikan fungsi satelit dan 

memonitor kelayakan satelit.  

Uplink dan downlink rentan terhadap interferensi 

karena kekuatan sinyal radio saat mencapai antena 

penerima sinyal seringkali lemah sehingga sinyal 

gangguannya tidak perlu kuat. Link juga bisa diganggu 

dengan menempatkan sesuatu yang kedap terhadap 

gelombang radio seperti sehelai bahan penghantar di 

jalur a ntara satelit dan stasiun bumi.  

Layanan Satelit  

Berdasarkan International Telecomuni cations Union  

(ITU -R) yaitu badan yang bertanggung jawab dalam 

komunikasi radion mendefinisikan beberapa jenis 

layanan satelit yang digunakan di dunia.  

 

 

131 

 

1 Fi xed - Satellite Services  (FSS)  

FSS merupakan layanan komunikasi radio antara 

posisi yang ditunjukkan pada permukaan bumi 

saat satu atau lebih satelit digunakan. Stasiun  

yang berlokasi pada posisi yang ditunjukkan pada 

permukaan bumi disebut stasiun bumi FSS.  

 

2 Mobile -Satellite Services  (MSS)  

MSS merupakan layanan radio komunikasi radio 

antara stasiun bumi bergerak dan satu atau lebih 

stasiun antariksa atau antara stasiun bumi 

bergerak dengan menggunakan satu atau lebih 

stasiun antariksa.  

 

3 Broadcasting -Satellite Services  (BSS)  

BSS merupakan layanan komunikasi radio 

dimana sinyal dikirimkan atau dikirimkan 

kembali oleh stasiun antariksa untuk penerimaan 

langsung warga  dengan menggunakan 

antena penerima yang sangat kecil (TVRO). Satelit 

yang digunakan untuk BSS dinamakan satelit 

siaran langsung ( D irect Broadcast Satellite ) 59 . 

 

 

 

Satelit pertama yang dimiliki oleh Indoneia adalah 

satelit  Palapa -A1. Satelit Palapa -A dibangun oleh 

Boeing SatelliteSystems. Program satelit Palapa -A 

dimulai pada Februari 1975 ketika pemerintah 

Indonesia memberikan dua kontrak terpisah kepada 

Boeing untuk pembangunan dua satelit, stasiun kontrol 

induk untuk sel uruh sistem, dan sembilan stasiun 

bumi. Penyelesaian stasiun bumi dan pengembangan, 

konstruksi, dan peluncuran satelit pertama terjadi 

dalam 17 bulan, salah satu jadwal produksi tercepat 

yang pernah dilakukan oleh manajemen dan insinyur 

Boeing. Perusahaan lain membangun 30 stasiun bumi 

untuk melengkapi segmen grup dari sistem, yang 

dikendalikan dan dioperasikan oleh PERUMTEL, 

perusahaan telekomunikasi milik pemerintah 60 .  

Berat peluncuran satelit itu 1.265 pound; berat di 

orbit adalah 654 pound. Kendaraan p eluncuran NASA 

untuk satelit Palapa -A adalah Delta -2914, jenis 

pendorong yang sama yang digunakan untuk 

meluncurkan satelit Anik A dan Westar sebelumnya. 

Palapa, nama yang menandakan persatuan nasional, 

dipilih oleh Presiden Soeharto pada Juli 1975.  

Palapa -A adalah satelit 12 -transponder dengan 

kapasitas rata -rata 6000 sirkuit suara atau 12 saluran 

televisi berwarna simultan atau kombinasi keduanya. 

Masa kontrak satelit di orbit adalah tujuh tahun. Satelit 

                                                         

itu setinggi 11 kaki 2 inci (termasuk antena) dan 

diameter 6 kaki 3 inci. Antena berbentuk balok adalah 

parabola 5 kaki transparan tenaga surya.  

 

Tabel 1. Satelit Palapa A1  

Negara  Indonesia  

Nama Satelit  Palapa A1  

Tanggal 

Peluncuran  

8 Juli 1976  

Tipe Satelit  Komunikasi  

Operator  PERUMTEL  

Kontraktor  Hughes  

Peralatan  12 transponder C -

band  

Konfigurasi  HS-333D  

Tenaga 

Penggerak 

FW -5  

Sumber Daya 

Listrik  

Panel surya, 

baterai  

Waktu Operasi  7 Tahun  

Orbit  GEO  

 

Thailand 

Satelit pertama yang dimiliki oleh Thailand 

adalah satelit Thaicom 1. Mengingat pertumbu han 

populasi dan basis bisnis di Thailand, Shinawatra 

Computer and Communications Co. Ltd. (SC&C) 

menandatangani kontrak dengan Hughes Space and 

Communications Company pada Oktober 1991 untuk 

mengembangkan sistem satelit komunikasi khusus 

132 133

134 

 

pertama di negara  itu. Dua satelit, versi ringan dari 

model Hughes HS -376 Hughes yang populer, 

diperintahkan untuk dibangun dan dikirim dalam 24 

dan 28 bulan, masing -masing. Sistem itu dinamai 

"Thaicom" oleh Raja Bhumiphol, untuk melambangkan 

hubungan antara Thailand dan teknologi komunikasi 

modern. Satelit -satelit itu disebut Thaicom 1 dan 

Thaicom 2.  

Berdasarkan bus HS -376 yang andal, setiap satelit 

Thaicom memiliki dua transponder Ku -band (ditambah 

satu cadangan), ditenagai oleh amplifier tabung 

bepergian -gelombang 47 wat t. Daya radiasi isotropik 

efektif di Thailand adalah 50 dBW. Pesawat ruang 

angkasa juga membawa 10 transponder C -band 

(ditambah dua suku cadang), yang terhubung ke 

amplifier daya solid state 11 watt. Ini memiliki area 

cakupan yang lebih luas, dari Jepang k e Singapura, dan 

menyediakan 33 hingga 38 dBW.  

Satelit Thaicom HS -376L berbagi beberapa 

karakteristik dengan model HS -376 spin -stable lainnya 

yang dijual kepada pelanggan di seluruh dunia. Panel 

surya silinder luar dan dalam meluncur bersama untuk 

diluncur kan, dan di orbit, panel luar diturunkan dan 

putaran, antena berpolarisasi ganda dinaikkan. Sel 

surya silikon memberikan daya listrik (700 Watt pada 

awal kehidupan untuk Thaicom), dan baterai nikel -

hidrogen memberikan daya selama gerhana.  

Satelit Thaicom m emiliki berat sekitar 629 kg, 

dengan bahan bakar stasiun hidrazin, pada awal 

kehidupan di orbit. Karena muatan elektronik yang 

ringan, satelit akan dapat membawa bahan bakar 

135 

 

tambahan senilai beberapa tahun. Kontrak Thaicom 

membutuhkan 13,5 tahun layanan, d ibandingkan 8 

hingga 10 tahun untuk model HS -376 lainnya dengan 

lebih banyak transponder.  

Thaicom 1 diluncurkan dengan roket Ariane -44L 

H10+ dari Kourou, Guyana Prancis, pada 18 Desember 

1993. Ukuran satelit memungkinkannya untuk berbagi 

kendaraan peluncur an dengan pesawat ruang angkasa 

Hughes lainnya. Thaicom 2 berhasil diluncurkan 7 

Oktober 1994, juga berbagi roket Ariane -44L H10 + 

dengan satelit Hughes lainnya. Dalam peluncuran 

Ariane, pesawat ruang angkasa disuntikkan langsung 

ke orbit transfer geosinkr on, sehingga tidak diperlukan 

tahap perigee. Motor tendangan apogee kelas Thiokol 

Star-30 digunakan untuk mengedarkan orbit pesawat 

ruang angkasa di sekitar khatulistiwa. Empat 22.2 

Newton pendorong digunakan untuk pemeliharaan 

stasiun. Satelit dirancang u ntuk beroperasi antara 78 

derajat dan 120 derajat bujur Timur.  

Thaicom 1 dipindahkan pada Mei -Juni 1997 ke 

posisi orbit 120 derajat BT, dan dinamai Thaicom 1A. 

Thaicom1A dipindahkan ke orbit pekuburan pada 12 

Januari 2010 dan diikuti Thaicom 2 pada 30 Okt ober 

2010, keduanya pensiun setelah 16 tahun pelayanan 61 . 

 

 

 

 0

 

Tabel 2. Satelit Thaicom 1  

Negara  Thailand 

Nama Satelit  Thaicom 1  

Tanggal Peluncuran  18 Desember 1993  

Tipe Satelit  Komunikasi  

Operator  Shinawatra Computer 

and Komunikasis Co. 

Ltd. (SC&C )  

K ontraktor Hughes  

Peralatan  2 (+1) transponder Ku -

band, 10 (+2) 

transponder C -band  

Konfigurasi  HS-376L  

Tenaga Penggerak  Star-30BP  

Sumber Daya Listrik  Panel surya, baterai  

Waktu Operasi  16 Tahun  

Orbit  GEO  

 

Malaysia  

Satelit pertama yang dimiliki oleh  Malaysia 

adalah satelit MEASAT 1. Binariang Sdn. Bhd. Kuala 

Lumpur mengambil langkah besar ke arah peningkatan 

infrastruktur dan komunikasi regional Malaysia 

dengan menandatangani kontrak dengan Hughes 

Space and Communications International, Inc. (HSCI), 

pada 17 Mei 1994. Perjanjian tersebut menyimpulkan 

lebih dari dua tahun diskusi menyusul sebuah 

memorandum kesepahaman ditandatangani pada 

November 1991, dan mengakhiri kompetisi 

internasional yang dimenangkan HSCI atas tiga 

137 

 

pesaing. Kontrak menyerukan pen giriman satu 

pesawat ruang angkasa model Hughes HS -376 dan opsi 

untuk yang kedua, membentuk sistem Satelit Malaysia -

Asia Timur (MEASAT). Binariang menggunakan 

opsinya pada 30 November 1994, dan mengizinkan 

Hughes untuk melanjutkan dengan 37 6 satelit kedua.  

Sistem MEASAT akan menyediakan layanan direct -to-

user (DTU) pertama di Malaysia, serta layanan 

komunikasi umum di area yang menjangkau dari India 

ke Hawaii dan dari Jepang ke Australia Timur. Di 

antara layanan DTU adalah program televisi dan 

pendidikan ya ng dipancarkan ke antena rumah 

berukuran kecil (50 cm). Layanan komunikasi regional 

umum termasuk telepon, televisi, transmisi data, dan 

jaringan bisnis. Binariang adalah operator seluler 

pertama di Malaysia yang menawarkan layanan digital 

sepenuhnya.  

Kedu a pesawat ruang angkasa MEASAT 

dibangun oleh Hughes Space and Communications 

Company (HSC) di El Segundo, California. Satelit 

pertama diluncurkan dengan roket Ariane -44L H10 -3 

pada 12 Januari 1996, dari Kourou, Guyana Prancis. 

Peluncuran satelit kedua adal ah 13 November 1996, 

juga menggunakan Ariane -44L H10 -3. HSC juga 

memasok peralatan untuk stasiun pengendali satelit di 

Pulau Langkawi Malaysia dan melatih pengendali 

pesawat ruang angkasa Malaysia.  

Model MEASAT HS -376 menampilkan tiga bonus 

kinerja penting  dibandingkan dengan versi standar. 

Pertama, masing -masing memberikan daya muatan 40 

persen lebih banyak - lebih dari 1200 Watt - dengan 

136 137

138 

 

menggunakan sel surya gallium arsenide daripada 

silikon. MEASAT 1 adalah satelit komunikasi komersial 

pertama yang meng gunakan sel surya gallium 

arsenide. Kedua, antena HSC yang ringan dan 

berbentuk gain tinggi memulai debutnya HS -376 di 

MEASAT. Permukaan ganda antena yang berkontur 

khusus dan bukaan tunggal menghilangkan kebutuhan 

akan feedhorn ganda. Ketiga, MEASAT mengg unakan 

sistem propulsi bipropellant alih -alih monopropellant 

untuk efisiensi penempatan dan kontrol sikap yang 

lebih baik. MEASAT 1 dikontrak untuk beroperasi 

selama 12 tahun.  

MEASAT 1 memiliki lima transponder Ku -band 

berdaya tinggi, ditambah satu cadanga n, untuk layanan 

DTU. Ini menggunakan amplifier gelombang bepergian 

112 watt. Selain itu, 12 transponder C -band melakukan 

layanan regional, ditenagai oleh amplifier solid -state 12 

watt, dengan tambahan tiga transponder cadangan. 

MEASAT 1 dipindahkan ke 46 ° E dan berganti nama 

menjadi Africasat 1 pada Januari 2008 62 .  

 

 

 

 

 

 

 

 

                                                         

62 Gunter Dirk Krebs, “MEASAT 1, 2 / Africasat 1, 2,” 

space.skyrocket.de, 2018, https://space.skyrocket.de/doc_sdat/measat-

1.htm. 

139 

 

Tabel 3. Satelit MEASAT 1  

Negara  Malaysia 

Nama Satelit  MEASAT 1  

Tanggal 

Peluncuran  

12 Januari 1996  

Tipe Satelit  Komunikasi  

Operator  Binariang Sdn. Bhd. 

→ MEASAT Satellite 

Systems Sdn. Bhd.  

Kontraktor  Hughes  

Peralatan  5 (+1) transponder 

Ku -band, 12 

transponder C -band  

Konfigurasi  HS-376  

Tenaga Penggerak  Star-30  

Sumber Daya 

Listrik  

Panel surya, baterai  

Waktu Operasi  12 tahun  

Orbit  GEO  

 

Filipina  

Satelit pertama yang dimiliki oleh Filipina adalah 

satelit Agila 2. Agila 2 dikirim pada orbit pada tahun 

1997. satelit ini adalah satelit telekomunikasi yang 

paling kuat dalam layanan di wilayah Asia -Pasifik. 

Satelit baru adalah contoh uta ma dominasi SS / L di 

pasar satelit siaran domestik dan internasional yang 

baru muncul.  

Satelit ini dirancang, dibangun, dan diluncurkan oleh 

SS / L untuk Mabuhay Philippines Satellite 

138 139

140 

 

Corporation, Agila 2 memberikan layanan siaran 

televisi, telepon, dan d ata ke area yang mencakup Asia 

Tenggara, dari Filipina hingga Hawaii, ke India, 

Pakistan, dan Bangladesh, dan ke Vietnam dan Cina.  

Satelit Agila 2 mentransmisikan lebih dari 190 

saluran pemrograman digital dengan kesetiaan tinggi 

kepada perusahaan kabel da n antena satelit rumah, 

bersama dengan kemampuan untuk menangani lebih 

dari 50.000 percakapan telepon dua arah secara 

bersamaan.  

Agila 2 menampilkan jumlah transponder aktif 

terbesar dari satelit mana pun di wilayah ini. Ini berisi 

30 transponder C -band pa da 27 Watt dan 24 

transponder Ku -band pada 110 watt, dapat 

dikombinasikan dengan 12 transponder daya 220 watt. 

Total daya dc di End of Life (EOL) lebih dari 8200 Watt. 

Kombinasi ini memberikan rasio kekuatan -ke -massa 5 -

ke -1, menjadikan Mabuhay salah satu s atelit paling 

efisien di industri.  

Sebagai bagian dari kontrak, SS / L mengadakan 

kendaraan peluncur, membangun stasiun pengendali 

satelit di Subic Bay di Filipina, dan melatih personil 

Agila 2 yang mengoperasikan satelit. Pesawat ruang 

angkasa diluncurkan  pada CZ -3B.  

Setelah negosiasi dengan ProtoStar untuk 

mengambil alih satelit saat ProtoStar -3 tidak berakhir, 

satelit tersebut diakuisisi oleh Asia Broadcast Satellite 

dan berganti nama menjadi Agila 2 / ABS 5 pada akhir 

141 

 

2009. Pada akhir 2011, posisinya di reposisi menjadi 3 ° 

Barat dan berganti nama menjadi ABS 3 63 . 

 

Tabel 4. Satelit Agila 2  

Negara  Filipina  

Nama Satelit  Agila 2  

Tanggal 

Peluncuran  

19 Agustus 1997  

Tipe Satelit  Komunikasi  

Operator  Mabuhay 

Kontraktor  Space 

Systems/Loral 

(SS/L)  

Peralatan  3 0 transponder C -

band, 24 transponer 

Ku -band  

Konfigurasi  SSL -1300  

Tenaga Penggerak  R-4D -11  

Sumber Daya 

Listrik  

Panel surya, baterai  

Waktu Operasi  12 tahun  

Orbit  GEO  

 

Singapura  

Dimiliki bersama oleh Singapore Telecom 

(SingTel) dan Chunghwa Telecom da ri Taiwan, sistem 

satelit ST 1 menyediakan layanan telekomunikasi dan 

siaran langsung ke sebagian besar Asia, hingga 16 

                                                         

 

transponder Ku -band daya tinggi di India, tenggara 

Asia dan Taiwan, dan 14 transponder C -band untuk 

liputan dari India barat dan Pakista n ke Kalimantan, 

Filipina, dan Cina tenggara. Satelit ST 1 diluncurkan 

pada Agustus 1998. Dua stasiun kendali darat terletak 

di Seletar (Singapura) dan Taipei (Taiwan).  

ST-1 membawa enam belas transponder Ku -band 

daya tinggi dan empat belas transponder C -band daya 

sedang. Dengan berat lebih dari 3.000 kg saat 

diluncurkan, ST -1 menghasilkan lebih dari 6.500 Watt 

daya listrik. Sinar cakupan C -band satelit yang luas 

membentang dari Timur Tengah ke Jepang, termasuk 

semua Asia Tenggara.  

ST-1 juga memiliki dua ba lok spot Ku -band: balok 

"K1" yang membentang dari Taiwan ke Singapura dan 

dari Indonesia ke Malaysia dan balok "K2" yang 

berpusat di atas anak benua India. Satelit ST -1 saat ini 

memberikan telepon, penyiaran DTH digital, VSAT dan 

layanan bisnis lainnya di seluruh wilayah.  

Astrium menyediakan sistem satelit lengkap 

untuk SingTel dan Chunghwa Telecom - pembuatan 

dan pengiriman dalam orbit satelit, yang didasarkan 

pada versi Eurostar -2000 + dari seri Eurostar 

perusahaan, muatan, stasiun darat dan paket pelatih an 

dan dukungan yang komprehensif 64 . 

 

 

 

 

Tabel 5. Satelit ST 1  

Negara  Singapura  

Nama Satelit  ST 1  

Tanggal Peluncuran  25 Agustus 1998  

Tipe Satelit  Komunikasi  

Operator  Singapore Telecom 

(SingTel), Chunghwa 

Telecom  

Kontraktor  Astrium 

Peralatan  16 transp onder Ku -

band, 14 transponder 

C -band  

Konfigurasi  Eurostar -2000+  

Tenaga Penggerak   

Sumber Daya 

Listrik  

Panel surya, baterai  

Waktu Operasi  12 Tahun  

Orbit  GEO  

 

Laos 

Laos menandatangani Maret 2010 kontrak dengan 

China Great Wall Industry Corporation (CG WIC) 

untuk pengiriman orbit satelit komunikasi LaoSat 

1.Satelit ini dioperasikan oleh Lao Satellite Joint 

Venture Co, sebuah kolaborasi antara China APMT Co. 

dan Otoritas Nasional Laos untuk Sains dan Teknologi. 

Satelit berbasis DFH -4S Bus memiliki 14 tran sponder C -

band dan 8 Ku -band dan memiliki masa kerja 15 tahun. 

142 143

144 

 

Diluncurkan pada 2015 pada booster CZ -3B / G2 dan 

ditempatkan di 128,5 ° BT 65 . 

 

Tabel 6. Satelit LaoSat 1  

Negara  Laos  

Nama Satelit  LaoSat 1  

Tanggal Peluncuran  20 November 2015  

Tipe Satelit  K omunikasi 

Operator  Lao Satellite Joint 

Venture Co.  

Kontraktor  CAST  

Peralatan  8 transponder Ku -

band, 14 transponder 

C -band  

Konfigurasi  DFH -4S Bus  

Tenaga Penggerak   

Sumber Daya Listrik  Panel surya, baterai  

Waktu Operasi  15 Tahun  

Orbit  GEO  

 

Vietnam  

Lockheed Martin pada Mei 2006 mendapat 

kontrak dari Vietnam Posts and Telecommunications 

Group (VNPT) Vietnam untuk menyediakan sistem 

satelit telekomunikasi turnkey dengan operasi yang 

dijadwalkan akan dimulai pada kuartal kedua 2008. 

Ketentuan keuangan t idak diungkapkan.  

                                                         

 

Ditunjuk sebagai VINASAT -1, sistem satelit akan 

didasarkan pada platform pesawat ruang angkasa 

A2100A pemenang penghargaan Lockheed Martin dan 

mewakili sistem satelit pertama yang pernah dibeli oleh 

negara Vietnam. VINASAT -1, satelit hybr id C - / Ku -

band yang dirancang untuk masa pakai minimum 15 

tahun, akan berlokasi di slot orbital 132 derajat timur.  

Menurut ketentuan kontrak pengiriman -dalam-

orbit yang ditandatangani pada 12 Mei 2006 di Hanoi, 

Lockheed Martin Commercial Space Systems (LM CSS) 

akan mengelola proyek secara keseluruhan, mulai dari 

desain dan pembuatan satelit hingga meluncurkan 

pengaturan pengadaan, diikuti oleh proyek akhir yang 

ekstensif. pengujian orbit sebelum penerimaan 

pelanggan.  

Sistem satelit diharapkan dapat meningka tkan 

telekomunikasi di Vietnam dengan mentransmisikan 

komunikasi radio, televisi, dan telepon ke seluruh 

pelosok negara. VINASAT -1 juga akan meningkatkan 

infrastruktur jaringan komunikasi negara dengan 

menghilangkan ketergantungan pada jaringan darat 

dan memungkinkan 100% komunitas pedesaan dan 

dusun-dusun Vietnam dilengkapi dengan telepon dan 

televisi 66 . 

 

 

 

 

 

Tabel 7. Satelit VINASAT 1  

 

Negara  Vietnam  

Nama Satelit  VINASAT 1  

Tanggal Peluncuran  18 April 2008  

Tipe Satelit  Komunikasi  

Operator  Vietnam Posts  and 

TeleKomunikasis 

Group (VNPT) of 

Vietnam  

Kontraktor  Lockheed Martin  

Peralatan  8 transponder C -band, 

12 transponder Ku -

band 

Konfigurasi  A2100A  

Tenaga Penggerak  LEROS -1c  

Sumber Daya Listrik  Panel surya, baterai  

Waktu Operasi  15 Tahun  

Orbit  GEO  

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

147 

 

KESIMPULAN  

Negara -negara di Asia Tenggara juga turut andil 

dalam mengirimkan satelit ke luar angkasa guna 

memudahkan komunikasi di negaranya masing -

masing. Negara -negara di Asia Tenggara umumnya 

merupakan negara berkembang. Negara Indonesia 

meru pakan negara pertama di Asia Tenggara yang 

memiliki satelit yaitu satelit Palapa A1 yang 

diluncurkan pada tanggal 8 Juli 197 6. dan kemudian 

selanjutnya diikuti negara Asia Tenggara lainnya. 

Diantara 11 negara di Asia Tenggara, baru 7 negara 

yang memiliki s atelit sendiri yaitu Indonesia, Thailand, 

Malaysia, Filipina, Singapura, Laos, dan Vietnam.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

enentuan masuknya  waktu shalat khususnya 

waktu shalat subuh adalah hal yang wajib 

diketahui bagi seluruh umat Islam. Karena bagi 

umat Islam shalat merupakan salahsatu sarana 

komunikasi kepada Allah dalam sehari semalam.  

Dalam melaksanakan ibadah shalat, umat Islam terikat 

oleh waktu -waktu yang telah ditentukan. Sebagaimana 

firman Allah Q.S an -Nisaa’ (4) : 103. “Sesungguhnya 

shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya 

atas orang-orang yang beriman”.  

Penentuan awal w aktu shalat dapat diketahui 

dengan posisi atau pergerakan Matahari. Posisi dan 

pergerakan Matahari itu juga yang menyebabkan 

adanya perbedaan dalam menentukan masuknya awal 

waktu shalat. Waktu shalat subuh dinyatakan masuk 

ketika  cahaya putih yang nampak dan yang menyebar 

di ufuk timur yang muncul sesaat setelah fajar kazib. 67  

Dan waktu shalat subuh akan berakhir ketika Matahari 

sudah terbit. 68  

Sebagaimana firman Allah Q.S. Al -Baqarah (2):187 

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang 

putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian 

sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam”.  

                                                         

 

Terjadi perbedaan dalam menentukan awal waktu 

shalat subuh dikarenakan pemahaman dan penafsiran 

yang berbeda terkait dengan fajar shadiq dan sudut 

Matahari. 69  Di Indonesia dalam m enetapkan masuknya 

awal waktu shalat subuh menganut kriteria kedalaman 

Matahari yaitu  -20 derajat. Waktu shalat subuh dengan 

ketinggian -20 derajat  dari dahulu sampai sekarang ini 

sudah dianggap sesuai dengan syariat dan hasil 

penelitian. Walaupun sampai sekarang ini para pakar 

ilmu falak/astronomi belum menemukan data -data 

ataupun bukti saintifik yang menunjukkan bahwa 

masuknya waktu shalat subuh itu pada ketinggian 

Matahari dibawah ufuk -20 derajat. 70   

Waktu shalat subuh di Indonesia sebagaimana 

yang tela h ditetapkan oleh Kementerian Agama 

Republik Indonesia ketinggian Matahari untuk waktu 

shalat subuh yaitu -20 derajat dibawah ufuk dan hal 

tersebut sudah dianggap sesuai dengan dalil syar’i dan 

astronomis. 71    

Waktu shalat subuh pada awalnya mulai mencuat 

dan dipermasalahkan ketika salah satu majalah di 

Indonesia yaitu majalah Qiblati mempermasalahkan 

terkait dengan waktu shalat subuh yang dinilai terlalu 

pagi sekitar 24 menit dari jadwal yang dipakai pada 

                                                        

 

saat itu. Dengan menganggap permasalah ini serius ti m 

majalah Qiblati juga memuat berita seputar waktu 

shalat subuh yang terlalu cepat sampai dengan 3 

edisi. 72  Dan pada tahun 2017 waktu shalat subuh 

kembali mencuat kepermukaan setelah ketua 

Himpunan Ilmuwan Muhammadiyah memaparkan 

hasil penelitiannya yang di tulis kedalam buku berjudul 

“Evaluasi Awal Waktu Subuh & Isya” yang 

mendapatkan ketingggian Matahari pada saat 

kemunculan fajar shadiq pada ketingggian antara -14.8 

derajat -12.0 derajat dibawah ufuk. 73  

Dalam rangka memberikan ketenangan kepada 

masyrakat di Indonesia khususnya umat Islam dalam 

menjalankan ibadah shalat subuh, para pakar ilmu 

falak ataupun astronomi mengadakan banyak 

penelitian diberbagai lokasi dengan berbagai jenis alat 

dan salah satunya dengan alat pengukur kecerlangan 

langit Sky Quality Me ter.  SQM adalah alat untuk 

mengukur kecerahan langit dengan cepat dan akurat. 74  

SQM juga dapat digunakan untuk mengukur 

pencahayaan dari langit malam dengan ukuran saku 

dan harga yang terjangkau. Alat ini memungkinkan 

bagi warga  umum untuk mengukur kua litas 

langit malam kapanpun dan dimanapun. 75  SQM 

                                                         

 

dipergunakan untuk menghasilkan kecerlangan langit 

dan dalam meneliti awal waktu shalat subuh dapat 

dipergunakan untuk mendeteksi kemunculan fajar 

shadiq, karena dengan kemunculan fajar shadiq 

tersebut maka a kan diketahui masuknya awal waktu 

shalat subuh.  

Pengukuran Kecerahan langit dilakukan 

menggunakan fotometer yang disebutkan di atas yaitu 

Unihedron Sky Quality Meter (SQM). Inilah yang 

membuat SQM dapat digunakan dengan mudah oleh 

warga  umum untuk me ndapatkan nilai indeks 

kecerahan langit malam. Fotometer ini memiliki lensa 

dengan penapis CM500 HOYA, dengan rentang 

spectral antara 300 -720 nm (puncak 500 nm). Dengan 

demikian respons detector SQM sama dengan 

sensitivitas spectral visual mata manusia. Ha sil dari 

perangkat ini adalah nilai dalam besaran kecerahan 

langit (Magnitudo per detik busur persegi - mpdbp 

atau mpsas), dimana nilai yang tinggi mencerminkan 

langit semakin gelap.  

Melihat tingkat pemahaman keagamaan 

warga  di kota Medan yang cukup t inggi, apalagi 

dalam hal ini yang terkait dengan untuk mengetahuai 

masuknya waktu shalat, khususnya waktu shalat 

subuh, perlu diketahui respons warga  yang 

sebenarnya terhadap evaluasi awal waktu shalat subuh 

dengan alat SQM, dibutuhkan penelitian yang  lebih 

intensif dan mendalam. Inilah yang melatarbelakangi 

peneliti untuk lanjut melakukan penelitian terkait 

“Respons warga  Kota Medan Terhadap Evaluasi 

Awal Waktu Shalat Subuh Dengan Alat SQM”.  

154 155

156 

 

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 

Bagaimana Respons warga  Kota Medan Terhadap 

Evaluasi Awal  Waktu Shalat Subuh Menggunakan 

Alat Sky Quality Meter?  

Untuk Mengetahui Respons warga  Kota 

Medan Terhadap Evaluasi Awal  Waktu Shalat Subuh 

Menggunakan Alat Sky Quality Meter.  

Adapun penelitian ini  diharapkan banyak 

memberikan manfaat:  

1.  Untuk memberikan informasi kepada warga  

terkait waktu shalat subuh  

2.  Untuk menambah pengetahuan, konsep dan teori 

tentang respons warga  terkait dengan 

penelitian waktu shalat subuh  

 

METODE PENELITIAN  

 

Metodolo gi penelitian merupakan cara 

melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran 

secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. 

Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk 

mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis 

sampai menyusun laporannya. 76  

Metode merupa kan suatu cara yang tepat untuk 

melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan dengan alat 

dan tekhnik tertentu. Metode penelitian adalah cara 

atau setrategi menyeluruh untuk menemukan atau 

memperoleh data yang diinginkan, metode penelitian 

merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk 

                                                         

 

mendapatkan data dengan tujuan tertentu. 77  Penelitian 

ini dilakukan di Kota Medan dengan ruang lingkup 

untuk mengetahui respons warga  terhadap 

evaluasi waktu shalat subuh di kota Medan.  

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam  

penelitian ini meliputi studi kepustakaan dan lapangan 

(observasi dan wawancara)  

 

HASIL DAN PEMBAHASAN  

Dalil Al -Quran dan Hadis  

Secara spesifik waktu shalat subuh dijelaskan 

dalam nas Al-Quran dan Hadis 

 

1.  QS. Al -Baqarah ayat 187  

  ىَّتَح اُوبَرْشاَو اُولُكَو  َفْلا َنِم ِدَوَْسْلْا ِطْيَخْلا َنِم ُضَيَْبْلْا ُطْيَخْلا ُمُكَل َنَّيََبَتي ِرْج  

 

“Dan makanlah kalian dan minum lah hingga tampak bagi 

kalian benang putih dari benang hitam, dari sinar fajar”  

 

  

2.  QS. Hud ayat 114  

 ِراَهَّنلا ِيَفَرَط َةَلا َّصلا ِمَِقأَو 

 َذ ِتَاِئ ي َّسلا َنْبِهُْذي ِتَانَسَحْلا َّنِإ ِلْيَّللا َنِم اًَفلُزَو َكِل

 َنيِرِكاَّذلِل  ىَرْكِذ 

 

“Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan 

petang) dan pada bagian permulaan malam”.  

 

 

 

                                                         

77  Mahi M Hikmat, Metode Penelitian, (Yogyakarta, Graha 

Ilmu, 2011), h.30. 

156 157

158 

 

3.  QS. Al -Isra ayat 78  

  َّشلا ِكُوُلدِل َةَلَ َّصلا ِِمَقأ َناَك ِرْجَفْلا َنآُْرق َّنِإ ِرْجَفْلا َنآُْرقَو ِلْيَّللا ِقَسَغ َٰىلِإ ِسْم

ًادوُهْشَم 

“Dan dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir 

sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. 

Sesu ngguhnya shalat subuh disaksikan oleh (malaikat)” .  

Sebagaimana Rasulullah bersabda (yang diriwayatkan 

Ibn Khuzaimah)  

 

 ِيناَّثلا ا ََّمأَو , َةَلا َّصلا ُّلُِحي َلاَو , َمَاع َّطلا ُم ِ رَُحي َلا ُهَّنَِإف ُل ََّوْلْا ا ََّمَأف :ِناَرَْجف ُرَْجفْلا

نبا هاور( َةَلا َّصلا ُّلُِحيَو , َمَاع َّطلا ُم ِ رَُحي ُهَّنَِإف ةميزخ( 

“ Fajar itu ada dua: Yang pertama, tidak diharamkan 

(padanya) makan dan tidak dihalalkan shalat, adapun yang 

kedua, diharamkan padanya makan (sahur) dan dihalalkan 

shalat (Shubuh)”.  

 

Terkait dengan ayat di atas, seorang sahabat 

bertanya kepada Rasul ullah terkait dengan penafsiran 

benang putih dan benang hitam. Sahabat yang 

menafsirkan benang putih dan benang hitam secara 

tekstual sehingga sahabat tersebut mempraktikkan 

dengan cara menaruh benang hitam dan benang putih 

dibawah bantalnya, kemudian meng amatinya 

sepanjang malam sampai menjelang sahur. Dan pada 

saat bertemu Rasulullah sahabat tersebut menjelaskan 

kepada Rasulullah apa yang dipraktikkannya pada saat 

malam hari. Kemudian Rasulullah menjelaskan bahwa 

yang dimaksud dari benang hitam ialah gela pnya 

malam, sedangkan benang putih merupakan terangnya 

siang.  Dalam penjelasan hadis tersebut fajar dapat dibagi 

menjadi dua: yaitu fajar shhadiq dan fajar kadzib.  

159 

 

Fajar Shadiq  

Fajar shadiq adalah cahaya putih yang nampak 

dan menyebar di ufuk timur yang m uncul beberapa 

saat setelah fajar kadzib. Lebih lanjut lagi fajar shadiq 

merupakan fenomena penampakan cahaya Matahari 

beberapa sebelum terbit karena dipantulkan oleh 

partikel -partikel angkasa dilatar langit ufuk timur. 78  

Pada saat kemunculan fajar ini, uma t Muslim sudah 

diperbolehkan untuk melaksanakan shalat subuh, akan 

tetapi dilarang untuk makan s ahur bagi yang hendak 

berpuasa.  

Fajar Kadzib  

Fajar Kadzib adalah berupa cahaya yang terlihat 

dicakrawala timur yang membentuk kolom yang 

menjulang ke atas dan sering disebut dengan cahaya 

zodiak. 79  Lebih lanjut lagi fajar kadzib muncul 

menjulang kelangit seperti ekor  serigala yang 

menjulang ke atas. 80  Kemunculan fajar ini hanya 

sementara dan akan menghilang kembali. Pada saat 

kemunculan fajar ini umat Muslim dipe rbolehkan 

melaksanakan makan sahur (bagi yang hendak 

melaksanakan puasa), namun dilarang untuk 

melaksanakan ibadah shalat subuh.  

Para ulama ahli hisab dan rukyat telah 

merumuskan ketinggian Matahari dibawah ufuk, 

berdasarkan pengamatan terdahulu ditetapkan  berkisar 

                                                         

 

mulai -18 derajat s.d. -20 derajat dibawah ufuk. 

Penentuan kriteria tersebut merupakan hasil sebuah 

ijtihadiyah dikalangan para ulama, dengan adanya 

perbedaan dalam berijtihad dianggap biasa saja. 

Sebagaimana dalam Qawa’id Fiqhiyyah disebutkan 

  داهتجلااب ضقني لا داهتجلاا 

“ijtihad  tidak dibatalkan oleh ijtihad lainnya” 81 .  

Di Indonesia, dari dahulu sampai sekarang ini 

kriteria yang dipakai untuk awal waktu shalat subuh 

yaitu ketinggian Matahari dibawah ufuk -20 derajat, 

dan ini sudah dianggap sesu ai dengan syariah dan 

hasil penelitian yang kuat. Kriteria inilah yang saat ini 

dipakai oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian 

Agama RI untuk dipakai dalam melaksanakan shalat 

subuh di Indonesia.  

Berikut ini beberapa perbedaan Ketinggian 

Matahari pada waktu subuh di beberapa negara antar 

lain. 82  

 

 

 0

Tabel 1.1. P erbedaan waktu subuh dibeberapa negara  

Organisasi  

Jarak Zenit 

Matahari(Subuh)  

Negara  

University of 

Islamic 

Science, 

Karachi  

-18 derajat  

Pakistan, 

Bangladesh, 

India, 

Afghanistan, dan 

sebagia n Eropa  

Islamic Society 

ofNorth 

America 

(ISNA) 

-15 derajat  

Canada, sebagian 

Amerika  

Muslim Word 

League  

-18 derajat  

Eropa, Timur 

Jauh, dan 

sebagian Amerika 

Serikat  

Umm al -Qura 

University 

-18.5 derajat  

Semenanjung 

Arabia 

Egyptian 

General 

Authority of 

survey  

-19.5 derajat  

Afrika, Syria, 

Irak, Lebanon, 

Malaysia 

Syekh Taher 

Jalaluddin 

-20 derajat  

Indonesia  

 

Dari uraian tabel di atas menunjukkan bahwa 

waktu subuh di beberapa negara di dunia, hanya di 

Indonesia yang memakai kedalaman Matahari di 

bawah ufuk -20 derajat untuk waktu subuh.  

160 161

162 

 

Berikut ini perbedaan ketinggian Matahari di 

Indonesia. 83  

 

Tabel 1.2. Ketinggian Matahari Yang Dipakai Di 

Indonesia Dalam Melaksanakan Shalat Subuh  

No Ahli Falak  Posisi Matahari 

1  Saadoe’ddin Djambek  -20 derajat  

2  KH. Zubair Umar al -Jailani -18 derajat  

Muhammad Ma’shum bin 

Ali 

-19 derajat  

4  Abdur Rachim  -20 derajat  

5  Noor Ahmad SS -19 derajat  

6  T. Djamaluddin  -18 derajat  

7  Muhyidin Khazin  -20 derajat  

 

Di Indonesia sendiri ketinggian Matahari untuk 

waktu subuh tidak sem uanya menggunakan ketinggian 

dibawah ufuk -20 derajat sebagaimana tertera pada 

tabel di atas.  

Untuk mengukur tingkat kecerahan langit saat 

malam dapat menggunakan fotometer seperti Sky 

Quality Meter  (SQM). SQM juga dapat digunakan untuk 

mengetahui polusi cahaya suatu tempat. SQM adalah 

alat yang digunakan untuk mengukur pencahayaan 

dari langit malam dengan ukuran saku. Alat ini 

memungkinkan bagi warga  umum untuk 

mengukur kualitas langit malam kapanpun dan 

dimanapun.  

                                                         

 

Respon spektral SQM berada dalam r entang yang 

cukup lebar, yaitu rentang visual 400 –  650 nm untuk 

transmisi 0,5 dengan puncak sekitar 540 nm. Oleh 

karena itu maka   rentang spektral SQM sesuai dengan 

sensitivitas spektral mata manusia. Dimensi fisik yang 

ringan dan kemudahan akuisisi data  resolusi waktu 

tinggi membuka peluang pemanfaatan SQM lebih luas 

dengan mobilitas tinggi untuk menentukan waktu salat 

Subuh. 84  

Berbagai faktor dapat menyebabkan kecerahan 

langit malam berubah -ubah. Pengambilan banyak data 

akan sangat berguna dalam mengesam pingkan 

kejadian sesaat selama proses pengambilan data. SQM 

mengumpulkan cahaya sedikitnya dalam satu detik, 

dan hasil yang diperoleh didasarkan pada cahaya yang 

terakumulasi selama waktu tersebut. Faktor yang 

mempengaruhi SQM dalam pengumpulan cahaya 

adalah polusi cahaya buatan manusia (lampu jalan, 

gedung perkantoran, dll), cahaya Bulan, aurora, airglow , 

cahaya galaksi Bima Sakti, kelembaban, erupsi merapi, 

dan cahaya zodiak.  

Pada saat ini pengamatan fajar shadiq telah 

dilakukan oleh banyak berbagai pihak  khususnya para 

peneliti di Indonesia seperti : Observatorium Ilmu 

Falak UMSU, ISRN UHAMKA, Universitas Ahmad 

Dahlan, Imah Noong Observatory, Herdiwijaya 

(Observatorium Bosscha), AR Sugeng Riyadi (Pondok 

Pesantren As -Salam Solo), dan para penggiat ilmu 

                                                         

 

falak/astronomi lainnya. kesemuanya itu 

menggunakan alat Sky Quality Meter. Dari hasil 

pengamatan yang dilakukan oleh berbagai pihak di 

atas tidak ada satupun penelitian yang mendapatkan 

ketinggian Matahari saat kemunculan fajar shadiq 

dengan ketinggian -20 d erajat di bawah ufuk. Dari 

sekian banyak penelitian yang dilakukan di Indonesia 

memang benar adanya bahwa waktu shalat subuh yang 

selama ini dipakai khsusnya di Indonesia terlalu cepat.  

 

Tabel 1.3. D ata hasil penelitian dari 

berbagai observatorium di Indone sia yang di olah 

oleh tim OIF UMSU menggunakan M oving Ave r age . 85  

 

No Nama Lembaga  

Hasil 

Penelitian  

1  

Observatorium Ilmu Falak 

UMSU (Pantai Romantis, 

Serdang Bedagai, Barus)  

-16.48 derajat  

2  

Observatorium Ilmu Falak 

UMSU (Kota Medan)  

-11.83 derajat  

3  ISRN UHAMKA  -11.88 derajat  

4  Observatorium UAD  -12.81 derajat  

 

Penelitian terkini (tabel di atas) menunjukkan 

bahwa kemunculan fajar shadik tidak didapatkan 

ketinggian Matahari pada ketinggian -20 derajat 

                                                         

85  Tim OIF UMSU, hasil penelitian tim OIF, UHAMKA, 

Observatorium UAD, yang diolah oleh tim OIF menggunakan metode 

Moving Average 

165 

 

dibawah ufuk. Semua data di atas dalam pengambilan 

data-datanya menggunakan alat Sky Quality Meter.  

Respons atau tanggapan adalah kesan -kesan yang 

dialami jika perangsang sudah tidak ada. Jika proses 

pengamatan sudah terhenti, dan hanya tinggal kesan -

kesan saja, peristiwa demikian itu disebut dengan 

tanggap an. Tanggapan adalah gambaran ingatan dari 

pengamatan. Dalam hal ini untuk mengetahui 

bagaimana respons warga  dapat dilihat melalui 

persepsi, dan sikap. Respons pada prosesnya didahului 

oleh sikap seseorang, karena sikap memperlihatkan 

kecenderungan a tau kesediaan seseorang untuk 

bertingkah laku ketika ia menghadapi rangsangan 

tertentu. Respons juga diartikan sebagai suatu tingkah 

laku atau sikap yang berwujud baik sebelum 

pemahaman yang mendetail, penialain, pengaruh, atau 

penolakan, suka atau tidak s erta pemanfaatan pada 

suatu fenomena tertentu. Melihat seseorang atau 

sekelompok orang terhadap sesuatu. Maka, akan 

diketahui bagaimana respons mereka terhadap kondisi 

tersebut.  

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 

tokoh warga  di kota Medan me ngatakan bahwa: 

kami menilai bahwasanya memang saat ini dengan 

banyaknya hasil penelitian yang dilakukan di kota 

Medan (khususnya Observatorium Ilmu Falak UMSU) 

memang ada indikasi bahwa waktu shalat subuh yang 

dipakai saat ini yaitu dengan ketinggian Mata hari 

dibawah ufuk -20 derajat terindikasi terlalu cepat. Akan 

tetapi, kami sebagai warga  yang tidak ada 

keahlian dibidang menentukan kemunculan fajar 

164 165

166 

 

shadiq untuk memulai waktu shalat subuh tidak bisa 

sembarangan untuk mengikuti hasil penelitian terki ni 

karena hal ini akan memunculkan pertanyaan pada 

warga  awam. kecuali dari Kementerian Agama 

nanti sudah menginstruksikan dan sudah diwakili dari 

seluruh ormas, mudah -mudahan nantinya seluruh 

warga  bisa mengikutinya. Ketika ada arahan dari 

pihak  yang berwenang maka kami siap untuk 

mensosialisasikan kepada warga  dan kami pasti 

mengikuti hasil keputusan daripada Kementerian 

Agama tersebut.  

Pendapat yang sama disampaikan juga oleh tokoh 

warga  lainnya yaitu: kalau memang ini hasil 

penelitia n maka kita tidak ada dalil untuk menolak 

hasil penelitian tersebut,  apalagi pada zaman sekarang 

ini teknologi sudah semakin canggih. Jadi, kami 

menerima hasil penelitian ini untuk disosialisasikan 

kepada warga  awam terlebih dahulu supaya tidak 

ada kesalah pahaman ditengah -tengah warga .   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

167 

 

KESIMPULAN DAN SARAN  

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga  

menyambut baik dengan penelitian -penelian yang 

dilakukan oleh para pakarnya terkait dengan evalusi 

waktu shalat subuh dengan alat S ky Quality Meter. 

warga  menunggu dari pihak yang berwenang 

untuk menentukan sikap terkait dengan penelitian ini 

yang mengindikasikan waktu shalat subuh yang 

dipakai pada sekarang ini terlalu cepat. Pemerintah 

harus mengambil sikap dan keputusan karena  hal ini 

menyangkut dengan sah atau tidaknya shalat yang 

dikerjakan.  

Saran yang dapat diberikan berdasarkan 

penelitian ini adalah perlu dilakukan langkah -langkah 

untuk meningkatkan pemahaman warga  tentang 

fajar shadiq dan awal waktu shalat subuh. Perl unya 

sosialisasi tentang hasil penelitian waktu subuh 

sekarang ini, perlu ditingkatkan terutama bagi para 

peneliti, pemerintah dan tokoh warga  yang 

dianggap memiliki keilmuan dibidangnya. Para 

peneliti harus ikut berperan aktif diantaranya dengan 

mela kukan kerjasama dengan para mubalig dan tokoh 

warga  yang memiliki pengaruh besar dalam 

kehidupan warga  di kota Medan.  

 

 

 

ajian dan diskusi terhadap penentuan awal 

bulan secara global di dunia Islam sampai saat 

ini masih berlangsung dan belum 

mendapatkan kesepakatan. Keinginan umat Islam 

didunia ini untuk memiliki sebuah kalender secara 

global sebenarnya sangat besar. Hal tersebut bisa kita 

lihat dari berbagai konferensi penanggalan Islam 

internasional telah digelar dan peserta yang 

mengikutinya juga cukup banyak dari berbagai ormas 

maupun perwakilan dari wilayah serta dunia. Hal 

tersebut  karena umat Islam belum memiliki sebuah 

kalender terpadu. 86  Secara umum, ada dua sisi yang 

menjadi pokok pembahasan dalam rangka penyusunan 

kalender Islam global ini. Yang pertama adalah sisi 

fikih dan yang kedua sisi astronomi (hisab). Kajian 

yang susah mendapatkan kompromi menurut hemat 

penulis adalah dari sisi fikihnya, sedangkan dari sisi 

astronomi (hisab) masih dapat dikompromikan bisa 

kita lihat tanda-tanda pencapaiannya walaupun 

memang memerlukan waktu yang lama namun 

perlahan mulai diterima oleh ber bagai pihak.  

Penanggalan atau kalender di dalam Islam sudah 

jelas disampaikan Allah sebagaimana firman Allah 

dalam Q.S. at -Taubah ayat 36.  

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah 

dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia 

                                                         

menciptakan lan git dan bum i , diantaranya empat bulan 

haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah 

kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, 

dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana 

merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah 

bahwasanya Allah beserta orang -orang yang bertaqwa”.  

Sampai saat ini umat Islam belum memiliki 

sebuah sistem penanggalan yang bersifat tunggal. 

Padahal jika umat Islam memiliki kalender tunggal 

akan memudahkan bagi umat Islam dalam menyusun 

dan merencanaka n berbagai kegiatan dimasa yang 

akan datang serta mengetahui peristiwa -peristiwa pada 

masa lampau. Kalender tidak hanya berfungsi untuk 

kepentingan ibadah (keagamaan) akan tetapi berfungsi 

juga untuk kepentingan sosial (muamalah) dan lain -

lain. Ketiadaan k alender tersebut merupakan sebagai 

hutang peradaban, hal tersebut sangat memprihatinkan 

karena umat Islam didunia ini tidak dapat melakukan 

selebrasi keagamaan secara serentak seperti Idul Fitri, 

Idul Adha dan Ramadhan serta ibadah lainnya. Jika 

dikaji dar i segi fikih dan astronomis hal tersebut 

memang tidak mudah untuk direalisasikan karena 

harus betul -betul dikaji lebih jauh lagi, baik dari segi 

fikih dan astronimis. Akan tetapi perlu diketahui, 

adanya kalender yang akurat dan konsisten adalah 

bagian dari tuntunan sebuah peradaban dan 

merupakan salah satu persyaratan bagi suatu 

peradaban agar selalu eksis dan berkembang.  

Perbedaan dalam menentukan awal bulan 

kamariah tidak dapat dihindarkan selagi masih 

menggunakan berbagai metode dalam menentukan 

172 173

174 

 

awal bulan kamariah. Bisa dilihat dalam menentukan 

hari besar ataupun waktu -waktu ibadah selalu 

mendatangkan perbedaan seperti menentukan 

Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. 87  Untuk 

menghilangkan perbedaan tersebut umat Islam harus 

menggunakan kalender unifikatif satu  hari satu tanggal 

diseluruh dunia. Kalender Islam global memerlukan 

konsep yang betul -betul matang dengan 

menghubungkan berbagai disiplin ilmu sehingga 

terwujud kalender yang dapat memersatukan umat 

Islam diseluruh dunia baik dalam menjalankan ibadah 

maup un dalam kegiatan sosial.  

Diskursus tentang kalender Islam secara global 

telah dikenal oleh warga  Islam di dunia, namun 

para ahli dibidang ilmu falak dan astronomi serta ilmu 

keislaman lainnya tidak menaruh perhatian 

sepenuhnya untuk melakukan peneli tian dan 

pembahasan yang lebih konkrit lagi terkait kalender 

Islam global tersebut. Upaya penyatuan dalam 

penentuan awal bulan hijriah harus dilakukan untuk 

meminimalisir kerancauan yang ada di warga  

akibat kebingungan harus mengikut siapa dalam 

memul ai dan mengakhiri suatu ibadah.  

Kebutuhan umat Islam di dunia akan sebuah 

kalender yang unifikatif hal yang urgen untuk 

kepentingan keagamaan baik sebagai makhluk 

individu maupun sebagai makhluk sosial, seperti 

halnya penentuan Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah  serta 

penentuan awal bulan hijriah lainnya. Problem yang 

                                                         

 

memperlambat pemberlakuan kalender Islam secara 

global ini salah satunya karena masih berdebat dan 

masih memiliki pemahaman yang berbeda terkait 

dengan hadis Nabi saw tentang penentuan awal bulan 

hijriah. Sebagaimana hadis Nabi saw (HR. al -Bukhari 

dan Muslim)  

“Berpuasalah kamu ketika melihat hilal dan beridul f itrilah 

ketika melihat hilal pula; jika hilal di atasmu terhalang awan, 

maka genapkanlah bilangan bulan Syakban tiga puluh hari”.  

Dalam hadis yang lain juga diriwayatkan (HR. 

Bukhori dan Muslim)  

“Janganlah kamu berpuasa sebelum melihat hilal dan 

janganlah kamu beridul f itri sebelum melihat hilal; jika hilal 

di atasmu terhalang awan, maka estimasikanlah”.  

Terdapat perbedaan dalam memahami hadis 

te rsebut. Salah satu perbedaannya adalah “karena 

melihat hilal” menurut sebahagian ulama diartikan 

sebagai melihat hilal dengan mata telanjang, sedangkan 

menurut pemahaman ulama yang lainnya 

diterjemahkan sebagai melihat dengan penalaran 

melalui hisab. 88  

Keti adaan kalender Islam yang komprehensif dan 

terunifikasi dikalangan umat Islam di dunia 

menyebabkan dunia Islam memiliki kekacauan dalam 

pengorganisasian sitem waktu 89  dan juga memberikan 

kekacauan dalam menetapkan hari -hari besar Islam di 

                                                         

 

dunia, serta memil iki hutang peradaban dalam Islam. 90  

Sama-sama diketahui ketika umat Islam menggunakan 

kalender Gregorian dalam bertransaksi dan dalam 

pengolahan bisnis serta kegiatan ibadah seperti 

membayar Zakat, niscaya umat Islam telah melakukan 

suatu kesalahan kekurang an dalam membayar zakat 

karena kalender Gregorian 11.5 hari lebih panjang dari 

kalender hijriah. 91   Menyadari kenyataan ini dan 

sebagai upaya menyatukan sistem waktu dalam dunia 

Islam, para ahli falak dan astronomi telah melakukan 

penelitian dan pengkajian untuk menemukan suatu 

konsep kalender Islam yang bersifat global satu hari 

satu tanggal diseluruh dunia.  

Dari berbagai kajian ilmiah bahkan berskala 

internasional  berbagai seminar dibeberapa Negara 92  

telah dilaksanakan. Adapun beberapa seminar dan 

pertemua n tersebut antara lain 93 :  

Muktamar Penetapan Awal Bulan Kamariah 

(Mu’tamar Tahdid Awa’il asy -Syuhur al-Qamariyyah) 

yang diadakan di kota Istanbul (Turki), pada tanggal 

26 -29 Zulhijah 1398 H/27 -30 Nopember 1978 M, 

Konferensi Astronomi Emirat Pertama (Mu’tama r al-

Imarat al-Falaky al -Awwal) di Abu Dhabi tanggal 13 -14 

                                                         

 

Desember 2006, Simposium Internasional “Penyatuan 

Kalender Islam Internasional” (an -Nadwah ad-

Dauliyyah li Tauhid at-Taqwim al -Islamy al-‘Alamy/di 

Jakarta, 4 -6 September 2007 M (22 -24 Syakban 1428 H), 

Temu Pakar II untuk Pengkajian Perumusan Kalender 

Islam (Ijtima’ al-Khubara’ ats-Tsany li Dirasat Wadh’ at -

Taqwim al -Islamy di Rabat, Maroko tahun 2008, 

Pertemuan Persiapan untuk Konferensi Internasional 

Rukyat Hilal (al -Ijtima’ at -Tahdhiry li Mu’tamar  Ru’yah 

al-Hilal ad-Duwaly) di Istanbul, Turki, 18 -19 Pebruari 

2013 dan Muktamar Penyatuan Kalender Hijriah 

Internasional (Mu’tamar Tauhid at -Taqwim al -Hijry ad -

Dauly) di Istanbul, Turki tahun 2016. Dari berbagai 

pertemuan di atas, pertemuan yang membawaka n hasil 

yang positif walaupun keputusan untuk mengadopsi 

kalender hijriah global tunggal ini diambil melalui 

pemungutan (voting) karena tidak ada kesepakatan 

antara para ahli antara yang menghendaki kalender 

b i zonal  dan yang menghendaki kalender tunggal, 

namun keputusan ini mencerminkan kehendak 

mayoritas peserta,  adalah pertemuan terakhir kongres 

Istanbul, Turki 2016 serta merupakan momen 

persatuan umat Islam 94 . Respons peserta seminar juga 

sangat baik dan menghendaki agar kalender Islam 

global dapat diter apkan.  

Bila kita perhatikan sampai sekarang ini belum 

ada kesepakatan untuk merealisasikan kalander hijriah 

global, umat Islam masih memilih menggunakan 

                                                         

 

kalender masehi Gregorian dalam melaksanakan 

kegiatan baik itu kegiatan keagamaan maupun 

kegiatan sosia l.  

 

HASIL DAN PEMBAHASAN  

Di Indonesia, salah satu tokoh yang mendukung 

adanya kalender unifikatif 95  dan memberikan konsep 

untuk mewujudkan terbentuknya kalender Islam 

secara global adalah Prof. Dr. Syamsul Anwar, MA. 

Syamsul Anwar merupakan ketua Majelis Ta rjih dan 

Tajdid PP Muhammadiyah pada priode 2005 -2010 dan 

2010 -2015, pemikiran beliau terkait kalender Islam 

global sangat progresif dan memiliki daya jelajah ke 

depan. Beliau dikenal sebagai tokoh dalam 

pengembangan kalender Islam global di Indonesia. 

Gag asan dan ide -ide beliau terkait kalender melampaui 

tokoh-tokoh falak yang ada di Indonesia. Gagasan yang 

paling fenomenal beliau terkait kalender adalah konsep 

“kalender kamariah Islam unifikasi” (at - Taqwim al -

Qamary al - Muwahhad)  yang sedang dikonsep dan 

digalakkan. Kalender Islam unifikasi adalah kalender 

dengan prinsip satu hari satu tanggal diseluruh 

dunia. 96  Konsep tersebut bertujuan agar umat Islam 

dapat menyelenggarakan selebrasi keagamaan secara 

bersamaan diseluruh dunia seperti memulai puasa dan 

hari raya.. Kalender unifikatif adalah konsep kalender 

dengan prinsip satu hari satu tanggal diseluruh dunia, 

                                                         

dengan patokan konjungsi di GMT. Konsep kalender 

Syamsul Anwar ini merupakan hasil dari 

pengembangan dan penjabaran dari konsep kalender 

yang dibuat oleh Jamaluddin ‘Abd ar -Raziq. Sebuah 

kalender yang bersifat global akan terlaksana dengan 

pasti jika penyusunannya menggunakan hisab. Karena 

hanya dengan hisablah penjadwalan dapat dilakukan 

dengan pasti jauh kedepan. 97  Pada era klasik atau 

lampau kalender dipergunakan untuk dapat menata 

waktu secara alami. Sedangkan kalender pada masa 

modern ini adalah upaya penataan waktu sebagai 

pedoman, tanda serta aturan terhadap manusia dalam 

menjalankan aktivitasnya sehari -hari dan sepanjang 

waktu.  

Di dalam syariat Islam waktu-waktu untuk 

menjalankan ibadah tertentu berdasarkan bulan 

qamariah seperti puasa wajib di bulan Ramadhan, 

Shalat Idul Fitri pada tanggal satu Syawal, dan Shalat 

Idul Adha pada tanggal sepuluh Dzulhijjah dan ibadah 

lain yang ada hubungannya denga n waktu-waktu 

penanggalan. Dengan demikian penggunaan kalender 

secara unifikatif sangat dibutuhkan umat Islam agar 

dapat menjalankan ibadah secara bersamaan. 98  

Kalender unifikatif adalah kalender yang 

menjadikan Bumi sebagai satu kesatuan, dimana awal 

bulan hijriah diseluruh dunia dimulai secara serentak 

dengan hari yang sama. Salah satu alasan untuk 

membuat kalender secara unifikatif adalah kita tidak 

                                                         

dikhawatirkan lagi dengan adanya perbedaan dalam 

menetapkan hari Arafah yang sangat terkait dengan 

Arab Saudi.  

 

KONSEP KALENDER ISLA M GLOBAL  

MENURUT SYAMSUL ANWA R 

Syamsul Anwar menuturkan untuk terbentuknya 

kalender Islam global harus memegang empat (4) 

prinsip:  

Pertama, Menerima Keberadaan Hisab Secara 

Penuh, untuk penggunaan kalender secara global harus 

meng gunakan hisab (perhitungan astronomis) karena 

tidak mungkin pembuatan kalender berdasarkan 

pengamatan visibilitas hilal (bulan baru). Penggunaan 

hisab merupakan conditiosine quanon  (syarat mutlak) 

bagi pembuatan kalender Islam terpadu (unifikatif). 99  

Ketika pembuatan kalender berdasarkan rukyat, pasti 

akan merepotkan karena rukyat itu terbatas 

cakupannya dan tidak menjadi representasi seluruh 

penjuru dunia pada hari pertama visibilitas hilal. 100  Dan 

hal tersebut jugalah yang menyebabkan adanya 

perbedaan dalam menentukan tanggal hijriyah, karena 

bagian bumi yang bisa menyaksikan hilal pada suatu 

sore akan memasuki bulan baru keesokan harinya. 

Sebaliknya bagian Bumi yang tidak dapat menyaksikan 

hilal harus menunda untuk memasuki bulan baru pada 

hari berikutnya at au lusa. Apabila situasi seperti itu 

                                                         

 

terjadi pada bulan Dzulhijjah, maka s