• www.coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

  • www.berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

yahudi 4


sejarah bangsa-bangsa dari balik layar. Itu memperjelas, bahwa Zionisme 
bukanlah suatu gerakan yang lahir dari 'rahim kebetulan.' Ia merupakan anak 
dari sebuah program jangka panjang, yang dibentuk oleh perkumpulan pemilik 
modal internasional dengan tujuan menguasai seluruh dunia dengan 
kekayaannya. Berikut ini diketengahkan beberapa data lain yang bisa 
melengkapi bukti-bukti yang lalu, yang bisa dijadikan bahan tambahan untuk 
meneropong beberapa sisi misterius dari pengaruh Kekuatan Terselubung dan 
Zionisme di Inggris. 
Pada tanggal 28 Januari 1915 Perdana Menteri Asquith menulis dalam buku 
hariannya beberapa baris catatan berikut : 
"Saya menerima catatan khusus dari Herbert Samuel dengan judul Masa Depan 
Palestina. Dia menyangka, bahwa kami mampu menempatkan sebanyak 3 
sampai 4 juta bangsa Yahudi Eropa di bumi Palestina. Gagasan semacam ini 
bagi kami seperti kumpulan cerita mengenai perang salib baru. Saya 
menunjukkan kebencianku terus perang terhadap program dan gagasan yang 
akan menambah beban tanggungjawab kami ..... dan seterusnya." 
Catatan ini menunjukkan bukti kuat mengenai sikap Asquith terhadap 
Zionisme dan Konspirasi internasional. Tidak bisa diragukan lagi, bahwa sikap 
benci Asquith dan pemerintahannya menyebabkan pihak Konspirasi 
mengambil langkah-langkah baru untuk menumbangkan Asquith. Bahkan juga 
akan mendongkel sistem pemerintahan Inggris yang ada pada saat itu. 
Memang benar, bahwa para pemilik modal sejak lama telah menguasai 
beberapa pabrik senjata di Inggris. Pada saat para perancang program 
Konspirasi mengumumkan perang terhadap Asquith yang menentang 
Zionisme, Inggris tiba-tiba dihadapkan pada krisis dahsyat di bidang produksi 
kimia sebagai bahan dasar bagi industri senjata perang dan amunisi. Direktur 
produksi bahan kimia di Inggris ketika itu adalah seorang Yahudi bernama Sir 
Frederick Nathan. Ia memberi  tender bahan-bahan kimia kepada 
perusahaan Browner-Mond dengan kredit besar dari pemerintah sebagai 
bantuan. Sedang pemilik perusahaan itu tidak lain adalah dua orang 
pengusaha Yahudi terkenal, yaitu Browner dan Mond itu sendiri yang diambil 
sebagai nama perusahaannya. Kemudian perusahaan itu membangun pabrik 
kimia raksasa di kota Silvertown dengan biaya dari bantuan kredit pemerintah 
itu. Ketika pabrik ini mulai memproduksi bahan-bahan kimia, kebutuhan 
bahan kimia pemerintah segera bisa diatasi. Pada saat itu media massa yang 
kebanyakan telah dikuasai oleh Konspirasi segera menyanjung keberhasilan 
Browner dan Mond sebagai patriot yang dibanggakan Inggris. Pada saat negara 
sedang dikepung oleh ancaman krisis persenjataan, mereka tampil sebagai juru 
selamat. Sedang kecaman pedas dibebankan kepada pemerintah. Tidak lama 
kemudian, sesudah  proyek Silvertown beroperasi, terjadi ledakan dahsyat yang 
menghancurkan pabrik ini beserta 800 rumah di sekitarnya. Akibatnya, 
produksi bahan kimia macet dan kembali pula krisis mengancam pemerintahan 
Asquith. Sedang para pahlawan palsu beserta para perancangnya telah selamat 
dari kecaman, dan mendapat sanjungan serta pujian. 
Sebagai penutup perlu kita ingatkan, bahwa Mond yang bergelar Sir Alfred 
Mond itu, yang kemudian menjabat pengawas produksi bahan kimia Inggris, 
di samping sebagai wakil pemerintah dalam produksi persenjataan di kerajaan 
itu adalah kelak menjadi kepala perwakilan Yahudi di Palestina. 
Telah kita ketengahkan peristiwa yang terjadi berturut-turut, hingga jatuhnya 
pemerintahan Asquith, yang kemudian digantikan oleh pemerintahan tiga 
serangkai, yaitu Lloyd George, Balfour dan Churchill. Kemudian menyusul 
berbaliknya perimbangan kekuatan dalam Perang Dunia I, sesudah  Balfour 
melaksanakan  kunjungan ke New York untuk menghubungi para pemilik modal 
internasional. Mungkin timbul pertanyaan di benak kita mengenai sebab yang 
memaksa menteri luar negeri Inggris harus pergi ke New York untuk 
menghubungi mereka. Padahal, kelompok Rothschild punya pusat kegiatan di 
London, sebagaimana beberapa kali telah kita singgung. Untuk menjawab 
pertanyaan seperti itu, kita bisa melihat Encyclopedia Yahudi mengenai 
gerakan Zionisme sebagai berikut : 
"Perang Dunia I telah memaksa pusat organisasi Zionisme di Berlin berpindah 
ke New York. Seluruh kekuasaan dan wewenang diserahkan kepada Komite 
Darurat Zionisme di bawah pimpinan seorang jaksa agung Amerika L.B. 
Brandes." Dalam kaitan ini, seorang penulis berkebangsaan Inggris mengatakan 
dalam bukunya berjudul Waters Flowing to the East halaman 51 : 
"Sejak itu, yaitu perpindahan pusat Zionisme dari Berlin ke Amerika, 
pengaruhnya tampak makin bertambah besar dalam kehidupan politik di 
Amerika dan Eropa. Perwakilan imigrasi Yahudi telah berubah menjadi 
kekuatan yang mampu mengirimkan dana dan informasi penting kepada 
kelompok sabotase di setiap negeri di dunia." Kemudian seorang pengamat 
Amerika dalam bidang peperangan M. Harrisburger menambahkan dalam 
bukunya My Experiences in the First World War halaman 145-146 : 
"Perusahaan milik orang Yahudi, Eliyans telah mentransfer uang sebesar 
700.000 Franc Perancis pada 16 Maret 1916 kepada The Grand Eastern Lodge 
di Paris, dan kepada The Grand Eastern Lodge di Roma sebesar 1 juta Lira Italia 
pada tanggal 18 Maret tahun yang sama. Hal ini telah tercatat dalam dokumen 
perkumpulan itu. Tidaklah keliru, kalau kita meragukan, bahwa uang sebesar 
itu hanya untuk dibagikan kepada orang-orang Yahudi miskin. Jumlah itu 
sangat besar waktu itu. Di sana pasti ada tujuan lain." 
Kita kembali lagi meneropong peristiwa keji yang mengakibatkan Konspirasi 
Zionisme berhasil menguasai Inggris sepenuhnya. Dalam periode ini 
digambarkan oleh seorang penulis Inggris A.N. Field dalam bukunya That's all 
Things halaman 4 sebagai berikut : 
"Demikianlah pengaruh Yahudi tampak jelas sesudah  Lloyd George memegang 
kendali pemerintahan." 
Pertemuan pertama yang diadakan oleh komite politik organisasi Zionisme, 
sesudah  Lloyd George memegang kendali kekuasaan dilaksanakan 7 Februari 
1917 di kota London. L. Fray dalam bukunya Waters Flowing to the East 
halaman 55 mengatakan : 
"Pertemuan pertama yang diadakan oleh Komite politik organisasi Zionisme 
adalah tanggal 7 Februari 1917 di rumah kediaman Moshe Gaster di London, 
dihadiri oleh : 
1) Lord Rothschild, kepala Rothschild and Brothers cabang London, dan 
James Rothschild putra Edmond De Rothschild, kepala cabang Perancis 
untuk kelompok Rothschild and Brothers, dan kepala Dewan Pemukiman 
Yahudi yang mewakili Rothschild di Palestina. 
2) Sir Mark Sykes, yang rumah tinggalnya terletak di distrik Ballingham 
Guinness London, yang merupakan pusat gerakan Zionisme di Inggris, 
3) Sir Herbert Samuel, yang kelak menjadi komisioner Tinggi Inggris pertama 
di Palestina dan koordinator imigrasi Yahudi di wilayah itu. 
4) Herbert Pantowich, yang kelak menjadi gubernur jenderal di Palestina. 
Dialah orang yang bertanggung jawab dalam bidang hukum dan undang￾undang serta pelaksanaannya di Palestina. 
5) Harry Sasheer 
6) Joseph Cowen 
7) Haim Weisman, seorang ketua Zionisme politik terbesar. 
8) Nachom Sokolov, penanggungjawab dalam bidang propaganda yang kelak 
menulis buku The History of Zionisme. 
Topik utama yang dibahas dalam pertemuan itu adalah strategi yang akan 
dipakai sebagai landasan pijak dalam perundingan resmi, yang akan 
menentukan perjalanan nasib Palestina, Armenia dan Irak. Seorang politikus 
Amerika Jeffrey menambah informasi mengenai pertemuan itu dalam sebuah 
komentarnya yang ia sajikan kepada pihak organisasi Zionis di Amerika Serikat 
sebagai berikut : 
"Saya menyampaikan rincian hasil pertemuan ini kepada organisasi Zionisme di 
Amerika. Kemudian sejak itu, mereka mencampuri urusan dalam negeri Inggris, 
dan mengarahkan pemerintahan Lloyd George dalam kasus  penting yang 
menjadi bidangnya." 
Selanjutnya kita perlu mengukur, sejauh mana penyusupan Zionisme ke dalam 
pemerintahan Inggris pada saat itu diatur. Berikut ini beberapa pengakuan 
seorang tokoh Yahudi Samuel Landman yang dibeberkan sendiri kelak dalam 
bukunya Yahudi Internasional, diterbitkan di London tahun 1926 sebagai 
berikut : 
"sesudah  persetujuan ditandatangani oleh Sir Mark Sykes dan Haim Weizman serta 
Sokolov, mereka sepakat untuk mengirim sepucuk surat kepada jaksa agung Amerika 
Serikat L.D. Brandes, yang sekaligus juga kepala Komite Organisasi Zionisme di New 
York, untuk memberitahukan, bahwa pemerintah Inggris telah menyetujui untuk 
membantu orang-orang Yahudi dalam merebut Palestina dari tangan bangsa Arab. 
Imbalannya, persatuan Yahudi internasional bersedia bersekutu dengan Inggris, dan 
Zionisme di Amerika bersedia mendesak pemerintah Amerika untuk bergabung dengan 
sekutu. Pada saat itu, Amerika belum melibatkan diri dalam perang. Kemudian gerakan 
Zionisme di Amerika meniupkan arus kuat untuk mendukung dan menekan 
pemerintah Amerika agar terlibat dalam perang memihak Inggris. Ini membuat 
kekuatan Inggris menjadi unggul seketika." 
"Kami mengirimkan surat serupa kepada jenderal Mac. Donaff, komandan angkatan 
darat Inggris. Dr Weizman sejak itu telah menjadi orang yang punya pengaruh besar, 
sehingga memungkinkan ia melaksanakan  hubungan langsung dengan jenderal Mac. 
Donaff, dan bisa mencampuri urusan militer. Ia berhasil memperoleh hak pembebasan 6 
orang pemuda Yahudi dari dinas wajib militer. Padahal, negara masih dalam keadaan 
perang. Dr Weizman berhasil memperoleh pembebasan mereka dari dinas wajib militer, 
karena alasan yang ada hubungannya dengan kepentingan utama bagi negara." 
"Adapun kepentingan utama yang dimaksud tidak lain adalah mendirikan kantor 
khusus untuk gerakan Zionisme, langsung di bawah pimpinan Weizman. Sedang ke 6 
pemuda itu adalah saya sendiri dan 5 kawan lainnya, di antaranya Harry Sasheer, 
seorang anggota Komite politik organisasi Zionisme. Pemerintah baru di bawah 
pimpinan Lloyd George, Balfour dan Churchill menganggap organisasi Zionisme 
sebagai kawan dan sekutunya. Kantor-kantor perwakilan kita mendapat perlakuan 
istimewa dalam pelayanan urusan paspor untuk beberapa orang tertentu, transportasi 
dan pendanaan. Sebagai contoh, kami sendiri bisa menguruskan dokumen-dokumen 
perjalanan untuk seorang Yahudi berkebangsaan Turki Utsmani, karena ia adalah 
kawan kami sendiri. Kementerian dalam negeri Kerajaan Inggris dengan mudah 
memberi  berbagai fasilitas, meskipun kerajaan Turki pada saat itu sedang berperang 
melawan Inggris. Setiap warga Turki Utsmani dianggap musuh." 
Demikianlah sebagai penutup bab ini, kita bertambah yakin, bahwa langkah 
pertama dan paling utama yang ditempuh oleh pemerintah tiga serangkai 
adalah, bahwa politik negaranya (Inggris) akan mendukung program 
Rothschild untuk mendirikan sebuah negara bagi bangsa Yahudi di bumi 
Palestina
DI BALIK PANGGUNG PERJANJIAN 
VERSAILLES 
Dalam sejarah sering terjadi kesalahan besar, adanya perjanjian dan pertemuan 
yang sering memicu  akibat buruk yang tidak diharapkan oleh berbagai 
negara. Sejarah belum pernah menyaksikan akibat yang lebih buruk daripada 
yang ditimbulkan oleh Perang Dunia I, yaitu perjanjian Versailles, yang 
buntutnya masih dirasakan oleh ummat manusia sampai kini. Perjanjian 
Versailles yang menandai berakhirnya Perang Dunia I sebenar benarnya  merupakan 
bibit timbulnya Perang Dunia II. Perjanjian ini telah mencoreng wajah dunia 
secara keseluruhan. Dunia terkelompok menjadi wilayah jajahan, yang 
diistilahkan dengan kawasan-kawasan pengaruh. Perjanjian Versailles juga 
melahirkan penjajahan baru dengan istilah yang menyesatkan, seperti 
pemerintah perwakilan, perlindungan, pendudukan, pembinaan, kawasan 
pengaruh, dan seterusnya. Timbullah berbagai pertikaian, pemberontakan, 
krisis macam-macam, yang diakibatkan oleh pengelompokan bangsa dan 
negara menjadi berbagai sekutu, yang pada akhirnya menumbuhkan bibit 
kekacauan di mana-mana, dan kecemburuan politik tak terhindarkan lagi. 
Sebagai akibat dari semua itu, situasi dunia makin buruk, sesudah  perjanjian 
Versailles dilaksanakan. Opini dunia mulai menyadari keburukan isi perjanjian 
Versailles itu sedikit demi sedikit. Tokoh politisi dunia dibantu oleh para ahli 
strategi terus mengamati perkembangan yang terjadi. Akhirnya mereka 
meletakkan tanda tanya besar di seputar perjanjian itu. Oleh sebab itu, kita 
akan mencoba mengungkap tabir yang menutupi hakikat yang 
melatarbelakangi perjanjian itu, agar kita bisa melihat hal-hal yang selama ini 
merupakan teka-teki. 
A. Kebencian Muncul di Jerman 
Para analis netral memberi komentar tentang perjanjian Versailles, bahwa para 
wakil dunia berbudaya sebenar benarnya  tidak menandatangani isi perjanjian yang 
berisi penindasan, sebanyak penindasan yang diderita oleh bangsa Jerman, 
sesudah  perjanjian itu diberlakukan. Kebenaran ini terlihat dari sikap bangsa 
Jerman terhadap perlakuan yang mereka terima akibat diberlakukannya 
perjanjian itu beberapa hari sesudah  ditandatangani. Akibatnya, bangsa Jerman 
naik darah dan dendam, yang kelak berkembang menjadi bahan dasar 
pemikiran faham nasionalisme Aryan Jerman. Fenomena kebencian bangsa 
Jerman ini kelak melahirkan Hitler dan Nazisme, yang kemudian menyebabkan 
pecahnya Perang Dunia II. Kita perlu melihat kembali kerancuan bagaimana 
Perang Dunia I berakhir, agar kondisi yang mengelilingi penandatanganan 
perjanjian Versailles tanggal 11 November 1918 menjadi jelas.
Permintaan untuk melaksanakan  gencatan senjata oleh komandan tertinggi 
angkatan bersenjata Jerman bukan berarti menyerah kalah. Peristiwa ini 
memicu  perbedaan pendapat yang sangat besar. Pasukan Jerman masih 
tetap kuat dan masih maju menghadapi musuh. Permintaan komandan 
tertinggi Jerman itu semata-mata disebabkan oleh adanya bahaya yang 
mengancam dari dalam negeri Jerman sendiri, yaitu bahaya pemberontakan 
Komunis yang timbul di bawah pimpinan seorang wanita Yahudi, Roza 
Luxemburg. 
Ketika pimpinan pasukan Jerman sedang membicarakan kasus  gencatan 
senjata dengan sekutu, ada peristiwa besar yang terjadi, yang perlu dicatat. 
Gerakan pemberontakan Komunis di bawah pimpinan Roza Luxemburg 
berhasil menyusup ke dalam tubuh angkatan bersenjata Jerman, khususnya ke 
dalam jajaran angkatan laut, yang selama itu menjadi incaran mereka. Pada 
awal tahun 1918 tiba-tiba tersiar desas-desus di kalangan angkatan laut Jerman, 
bahwa panglima tertinggi angkatan bersenjata akan melaksanakan  serbuan 
bunuh diri dengan kapal perangnya secara besar-besaran terhadap armada 
angkatan laut Amerika, Inggris dan Perancis. Tujuannya ialah untuk 
melumpuhkan kapal-kapal sekutu, meskipun untuk itu Jerman akan 
kehilangan sebagian besar kapal perangnya. sesudah  itu, Jerman akan 
melaksanakan  serangan udara di pantai-pantai Inggris yang tidak terlindung 
oleh armada sekutu. Para penyebar kabar burung itu terus melakukan agitasi 
kasak-kusuk, dan melaksanakan  api pembangkangan dengan dalih, bahwa 
rencana serbuan gila seperti itu sama saja dengan bunuh diri secara konyol, dan 
akan mengakibatkan kehancuran fatal. Desas-desus itu terutama difokuskan 
pada bayangan yang mengerikan yang akan terjadi, apabila saat itu pesawat 
sekutu menjatuhkan bom-bom kimia paling modern terhadap pasukan Jerman. 
Maka nasib pasukan Jerman sudah bisa dibayangkan. 
Desas-desus itu mencapai puncaknya, ketika para agitator mengumumkan 
secara terbuka dari atas kapal Jerman, tentang satu-satunya jalan untuk 
menyelamatkan diri dari nasib yang bakal menimpa, apabila panglima 
angkatan bersenjata meneruskan rencana serbuan itu. Pada tanggal 3 
November angkatan laut Jerman benar-benar mengeluarkan pernyataan 
pembangkangan terhadap panglima tertinggi angkatan bersenjata. Kemudian 
disusul oleh pembangkangan unit armada kapal selam pada tanggal 7 
November, yang sedang berada dalam perjalanan menuju arah front Barat. 
Tiba-tiba tersiar desas-desus yang lain, bahwa mereka sedang berjalan pergi 
untuk melarikan diri dari misi serbuan bunuh diri yang didesas-desuskan itu. 
Pada saat yang sama di Jerman terjadi kekacauan besar di berbagai pabrik 
amunisi dan senjata, yang menyebabkan macetnya produksi. Sejumlah orang 
keluar untuk menyebarluaskan tuntutan, agar Jerman menyerah kepada 
sekutu. Perkembangan selanjutnya makin bertambah kacau dan keruh, 
sehingga Kaisar Jerman terpaksa turun tahta pada tanggal 9 November 1918. 
Kemudian segera berdiri sebuah pemerintahan Republik Sosialis. Langkah 
pertama yang dilakukan adalah menandatangani gencatan senjata, hanya 
beberapa hari berselang kemudian, yaitu pada tanggal 11 November 1918. 
namun , kerusuhan itu tidak juga kunjung reda. Bahkan kali ini banyak 
orang bertambah sengit menentang tokoh-tokoh Republik Sosialis. Roza 
Luxemburg telah memainkan kartu pentingnya, ketika ia mengajukan 
persyaratan kepada pemerintahan Republik Sosialis, untuk melepas angkatan 
bersenjata dan menggantikan panglimanya, sebagai imbalan untuk meredakan 
kerusuhan. Namun ketika Jerman tidak lagi mengandalkan pasukan regulernya 
yang mampu menumpas kerusuhan dan kekacauan, Roza Luxemburg beserta 
kelompoknya kembali memihak kaum republik sosialis dan bergabung 
kedalamnya. Kemudian mereka mengeluarkan pengumuman tentang revolusi 
di kota Berlin pada bulan Januari 1919, dan berhasil merebut kekuasaan 
bersama para pendukungnya, yang mayoritas adalah orang Yahudi. Namun 
revolusi ini sempat memicu  dampak ke luar yang tidak disangka-sangka. 
Di Moskow terjadi perpecahan tajam antara dua tokoh revolusi Komunis Rusia, 
yaitu Lenin dan Trotsky. Lenin menolak mentah-mentah membantu Roza 
Luxemburg, sedang Trotsky bersedia membantu dengan segala kekuatan yang 
dimiliki Uni Sovyet Rusia. Penolakan Lenin itu menjadi faktor penentu bagi 
perkembangan selanjutnya. Roza dan kawan-kawan Yahudinya menjadi 
terisolir. Sementara kaum nasionalis Jerman bangkit untuk menyerang Roza 
dan para pendukungnya. Mereka dikejar-kejar, dan terjadilah pembantaian 
besar-besaran atas orang Yahudi. Seorang kolonel muda dari angkatan 
bersenjata Jerman berhasil menangkap Roza beserta pembantu utamanya Karl 
Lickenht. Kemudian mereka berdua ditembak mati. Kebencian terhadap unsur 
semitik terus memuncak, karena mereka merupakan biang kerok yang telah 
merugikan Jerman dalam perang, dan timbulnya kerusuhan besar sesudah  itu. 
Rumah-rumah yang dihuni oleh orang Yahudi dibakar, dan ratusan ribu orang 
Yahudi menemui ajal mereka, akibat dendam mendalam bangsa Jerman 
terhadap mereka. 
Sejak itu situasi di Jerman membuka pintu bagi fanatisme ras, dan 
menghidupkan kembali teori superioritas Aryanisme, atau dengan kata lain 
memunculkan Hitler dan Nazismenya. Inilah akibat peran buruk yang 
dimainkan oleh pemilik modal Yahudi internasional bagi bangsa Jerman, mulai 
dari angkatan lautnya, pabrik senjatanya dan perjanjian Versailles yang sangat 
memberatkan Jerman. Lenin sendiri pernah mengatakan, bahwa Roza 
Luxemburg adalah orang Yahudi yang bertanggungjawab atas gelombang anti 
semitik yang melanda Jerman. Konspirasi sebenar benarnya  menemukan kondisi 
yang sesuai untuk menyulut api Perang Dunia II, sesudah  mereka lebih dulu 
merancang dan menciptakan situasi itu. Ini sesuai dengan pernyataan di atas, 
bahwa yang bertanggungjawab atas gelombang anti semitik di Eropa, dan 
perkembangan situasi yang terus memuncak menuju pertikaian senjata secara 
global adalah hasil ulah tangan kotor persekongkolan para pemilik modal 
Yahudi internasional sendiri. 
kasus  Palestina 
sesudah  Konspirasi berhasil mencapai tujuannya di Jerman, sasaran berikutnya 
ditujukan kepada bumi Palestina. Mereka mengincar Palestina sebagai impian 
lama yang kini hampir tiba di ambang pintu. Sebagaimana telah kita singgung 
terdahulu, bumi Palestina akan dijadikan poros bagi program dan titik 
pemusatan kegiatan internasional bagi Konspirasi. Hal ini bisa dimaklumi, 
karena Palestina adalah pusat terpenting wilayah Timur Tengah dan Timur 
Dekat. Secara geografis, Palestina merupakan jalur penghubung antara tiga 
benua, yaitu Afrika, Eropa dan Asia. Di samping itu, kekayaan emas hitam 
yang terdapat di wilayah itu merupakan kebutuhan dunia dalam jumlah 
melimpah. Dengan demikian, politik Zionisme telah meletakkan dua sasaran 
yang hendak dicapai untuk menuju ke Palestina, yaitu : 
1) Memaksa negara di dunia untuk mengakui negara nasional bagi bangsa 
Yahudi di Palestina, yang kemudian akan dijadikan pusat kegiatan 
Konspirasi untuk meletakkan memprakarsai Perang Dunia III. 
2) Menguasai seluruh sumber kekayaan alam yang terdapat di wilayah itu. 
Berikut ini diketengahkan tahapan program kerja yang akan dijadikan landasan 
bagi pelaksanaannya. Langkah pertama, mereka mengeluarkan deklarasi 
Balfour tahun 1917 yang telah mengikat Inggris, Perancis dan Amerika Serikat 
untuk mendukung berdirinya sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi di 
bumi Palestina. Untuk melaksanakan hal itu, jenderal Allenby langsung diberi 
instruksi untuk memukul mundur pasukan Turki Utsmani keluar dari wilayah 
Timur Tengah dan menduduki Yerusalem. Penguasa Inggris sengaja 
merahasiakan deklarasi Balfour selama masa operasi militernya, dengan 
dukungan pasukan Arab nasional, pengkhianat ummat di bawah bendera 
Syarif Hussein, Amir Makkah. Sedang para pemilik modal internasional pada 
saat operasi militer Inggris di wilayah Palestina masih berlangsung, telah 
mendesak pemerintah Inggris untuk menentukan perwakilan Organisasi 
Zionisme di Palestina, dan menentukan anggota politisi Zionis untuk menjadi 
anggota perwakilan itu. Tuntutan itu diajukan kepada penguasa militer Inggris 
di Palestina, jenderal Crayton, dan segera dikabulkan pada bulan Maret 1915. 
Politisi yang menjadi anggota perwakilan itu adalah : 
™ Kolonel Orampsey Rigor, yang kelak menjadi direktur Bank Standard di 
Afrika Selatan, yaitu sebuah bank yang menguasai pertambangan emas 
dan logam mulia lainnya di Afrika Selatan. Dan dia pula yang 
mendukung dana kepada sistem politik Apartheid. 
™ Haim Weizman yang kelak menjadi perdana menteri Israel pertama. 
Komite perwakilan Zionisme ini telah berada di Palestina sebelum diadakan 
perundingan damai, bahkan sebelum Perang Dunia I usai. Hal ini 
dimaksudkan untuk menciptakan momen yang tepat sebelum kasus  
Palestina dibicarakan di forum mendatang, yaitu perjanjian Versailles. 
Kemudian perundingan damai dimulai, dan para pemilik modal internasional 
membuka kedok. Tampak jelaslah pengaruh mereka. Kita tidak perlu 
memperjelas lagi, tapi cukup dengan menyebutkan beberapa analisa singkat. 
Dalam perundingan ini, ketua utusan Amerika adalah Paul Warburg, yang 
sebelumnya telah kita sebutkan sebagai wakil pemilik modal internasional di 
Amerika Serikat. Ketua utusan Jerman adalah saudara kandung Paul sendiri, 
Mark Warburg. Jangan lupa, Mark mewakili negara musuh sekutu yang kalah 
perang. Sementara itu, Paul mewakili negara yang menang perang. 
Perundingan damai seperti itu lalu menjadi perundingan pemerasan, yang 
seluruh keputusan yang berbuntut jahat dan mengakibatkan timbulnya bahaya 
itu bisa disetujui. Pada kasus  yang berhubungan dengan Palestina, sejumlah 
tokoh Zionis Inggris dalam perundingan itu meletakkan rancangan 
pemerintahan perwakilan Inggris di wilayah itu, di antaranya adalah : 
™ Profesor Philex Frankfurner, yang kelak menjadi penasihat presiden di 
Gedung Putih pada masa pemerintahan Franklin Roosevelt. 
™ Sir Herbert Samuel, komisioner tinggi pertama di Palestina sesudah  
pendudukan pasukan Inggris. 
™ Lushian Wolf, seorang penasihat pribadi perdana menteri Inggris Lloyd 
George. 
Ketika perundingan pendahuluan dimulai, penasihat khusus bagi perdana 
menteri Perancis Monscour Clemenceau adalah Madell. Nama ini adalah nama 
samaran. Nama yang sebenar benarnya  adalah Rothschild, yaitu salah satu anggota 
keluarga besar Rothschild. Sedang salah satu penasihat presiden Amerika 
Serikat yang menjadi delegasi dalam perundingan itu adalah Mr. Morganthow, 
yang putranya kelak memegang kementerian keuangan pada masa 
pemerintahan Roosevelt. Telah kita sebutkan, bahwa para pemilik modal 
internasional tidak segan-segan mencampakkan topeng mereka. Untuk 
membuktikan hal ini, berikut ini dikutipkan beberapa kalimat yang ditulis oleh 
Lushian Wolf dalam bukunya yang berjudul Steadies on The Jewish History 
halaman 408 : 
"Sejumlah nama politisi muncul pada perundingan perdamaian, dan yang 
menandatangani perjanjian itu atas nama negara-negara Italia, Perancis dan 
India adalah tokoh-tokoh Yahudi yang mewakili negara masing-masing. 
Mereka adalah Baron Somito mewakili Italia, Louis Cloudes mewakili Perancis, 
dan Edvin Montagio mewakili India. Mereka semua adalah orang Yahudi. 
Sebaiknya baik pula untuk kita simak kata-kata beberapa penulis yang tidak 
perlu kita beri komentar. Seorang sejarawan Inggris terkenal Harold Nicolon 
dalam bukunya "Menciptakan Perdamaian" 1919-1944 (Making Peace 1919-1944) 
halaman 44 mengatakan, bahwa Lushian Wolf minta secara pribadi kepadanya, 
agar ia mau menunjukkan pendapatnya tentang orang-orang Yahudi yang 
harus diberi perlindungan internasional. Dalam waktu yang sama mereka juga 
harus diberi hak seperti layaknya warga negara lain, di mana pun mereka 
berada. 
Seorang penulis Perancis George Pateau dalam bukunya yang diberi judul 
"kasus  Yahudi" (The Problem of the Jews) halaman 38 mengatakan : 
"Tanggungjawab diberikan kepada orang Yahudi yang telah mengelilingi 
presiden Amerika Serikat Wilson, perdana menteri Perancis Clemenceau dan 
perdana menteri Inggris Lloyd George, dalam menyulap perundingan damai 
menjadi perundingan Yahudi." Selanjutnya perlu juga disinggung mengenai 
peristiwa yang terjadi pada saat perundingan berlangsung di Paris tahun 1919, 
saat presiden Wilson pada mulanya mengajukan pendapatnya yang sangat jitu. 
namun  sayang, tiba-tiba ia mendapat telegram tertanggal 28 Maret 1919 
terdiri dari 2000 kata, yang dikirim kepadanya secara pribadi oleh Yacob Sheiff, 
wakil pemilik modal internasional di Amerika, yang telah kita sebutkan 
berulang kali. Telegram itu berisi gagasan pihak yang diwakili Yacob Sheiff 
mengenai 5 kasus  internasional, yaitu kasus  Palestina, pampasan perang 
yang harus dibayar oleh Jerman, kasus  Sisilia, Terusan Danring dan wilayah 
Sarre (Jerman). Telegram ini telah mempengaruhi pendirian presiden Wilson, 
dan membuatnya berubah pendirian, sehingga jalan perundingan dibuatnya 
berputar haluan. Duta besar Perancis untuk Inggris, pada waktu itu De San 
O'clear melukiskan peristiwa itu dalam bukunya mengenai politik yang kelak 
ia tulis, berjudul "Jenewa menuju Perdamaian" (Jeneve Towards Peace)
menyebutkan, bahwa isi teks yang terkandung dalam perjanjian Versailles 
berkenaan dengan 5 kasus  itu adalah hasil rancangan Yacob Sheiff dan 
orang-orang sedarahnya. 
kasus  Palestina merupakan agenda pembicaraan yang paling banyak 
difokuskan oleh para peserta. Sebelum gerakan Yahudi terselubung selesai 
menentukan pemerintahan perwakilan Inggris di Palestina dalam perundingan 
damai itu, mereka telah mengalihkan program mengenai point yang lain, yaitu 
persiapan untuk merancang pecahnya Perang Dunia II. Maka isi rumusan 
perundingan damai yang dibebankan kepada Jerman sangat tidak adil dan 
memberatkan. Hal ini merupakan bibit-bibit ketidakpuasan di kalangan bangsa 
Jerman yang kelak memicu  dendam nasional. Begitulah kenyataan yang 
terjadi dalam peristiwa berikutnya. 
Konspirasi tidak lupa untuk menoleh kepada usul mengenai pembentukan 
Liga Bangsa-Bangsa (Nations League) Yang telah disahkan dalam perjanjian 
Versailles. Maka tidak mengherankan kalau forum internasional ini kelak 
menjadi ladang subur bagi penanaman berbagai rancangan yang dibuat oleh 
Konspirasi, sekaligus menjadi kuda tunggangan bagi para pemilik modal 
internasional. Oleh sebab itu, kelak tokoh Zionis kenamaan Nachom Sokolov, 
kepala Komite Eksekutif Konferensi Zionisme menjadi berbangga diri dalam 
badan internasional ini. Pada tanggal 25 Agustus 1952 ia mengatakan, bahwa 
Liga Bangsa-Bangsa adalah hasil buah pikiran orang-orang Yahudi. Pernyataan 
ini dikutip secara harfiah oleh kolonel M.H. Seen dari Amerika, dalam bukunya 
"Tangan Kotor" (The Filty Hand), yang sengaja ia tulis untuk memperingatkan 
bangsa Amerika mengenai bahaya Zionisme. Juga perlu kita perhatikan 
pernyataan Weekham Syde, seorang pakar dalam kasus  internasional dan 
pimpinan redaksi harian besar berbahasa Inggris The Tunes. la berkali-kali 
menyinggung adanya pengaruh terselubung yang dilakukan oleh para pemilik 
modal Yahudi internasional. la menulis buku besar dengan judul "Selama 30 
Tahun" (In the past 30 Years). Dalam halaman 301-302 ia mengatakan : 
Ketika Winston Churchill melaksanakan  kunjungan ke tanah Palestina tahun 
1921, delegasi Arab datang untuk menyambutnya. Mereka menjelaskan 
kepadanya tentang ketidakadilan dan kekejaman langkah-langkah kebijakan 
yang ditempuh pemerintah Inggris untuk memenuhi cita-cita Zionisme, yaitu 
menguasai bumi Palestina. Mereka mengemukakan, bahwa bangsa Arab telah 
mendiami bumi itu sejak ribuan tahun yang silam. Mereka minta agar 
Churchill sudi mengusahakan adanya penyelesaian mengenai ketidakadilan 
ini. namun  Churchill menjawab: 
"kasus  itu di luar wewenang kekuasaanku, di samping aku sendiri juga tidak 
setuju. Bahkan kami yakin, bahwa yang telah digariskan dalam deklarasi Balfour 
ini akan lebih baik bagi kemaslahatan dunia, bagi kerajaan Inggris dan bagi 
bangsa Arab sendiri. Kami akan tetap mewujudkan rencana itu." 
Tidak seorang pun bisa membayangkan, bagaimana perasaan delegasi Arab 
yang mendengar jawaban Churchill itu, yang terus terang menunjukkan 
keterlibatan Churchill dengan program terselubung Zionisme. Bahkan kami 
pribadi (penulis) baru tahu kasus  ini sesudah  tahun 1954, pada saat Churchill 
melaksanakan  kunjungan ke Amerika Serikat dalam suatu pertemuan dengan 
Bernard Baruch, seorang Yahudi yang memainkan pecan penting dalam politik 
Amerika Serikat dari balik layar selama bertahun-tahun, pada masa 
pemerintahan Roosevelt yang menjabat sebagai kepala penasihat presiden di 
Gedung Putih. Pada pertemuan itu Churchill menyatakan, bahwa dia adalah 
seorang Zionis, dan akan tetap sebagai orang Zionis. Mungkin ketika menjawab 
delegasi Arab, Churchill masih teringat ancaman terbuka kepada Inggris, yang 
dikeluarkan oleh tokoh Zionis terbesar, Haim Weizman yang dimuat dalam 
majalah Gudesha edisi ke 4 tahun 1920, yang bunyinya secara harfiah sebagai 
berikut : 
"Kami akan tetap hidup berdiam di tanah Palestina, baik Anda mau atau tidak. 
Maka langkah yang paling baik untuk Anda lakukan sekarang adalah 
mempercepat proses imigrasi bangsa Yahudi ke Palestina atau memperlambat 
sedikit. Namun yang paling baik bagi Anda adalah membantu kami supaya 
kekuatan kami tidak berbalik menentang Anda. Kami sekarang berada dalam 
gerakan barisan  bersama Anda. Dan Anda semua tahu, bahwa kami punya kekuatan di 
setiap penjuru dunia." 
Ancaman seperti itu bukan satu-satunya. Dalam konferensi Zionisme yang 
diadakan di kota Budapest ibukota Hunggaria tahun 1919, para tokoh Zionis 
peserta konferensi mengeluarkan ancaman terbuka kepada dunia. Pernyataan 
yang bernada mengancam seperti itu juga datang dari Hain Weizman sendiri. 
Ia mengatakan : 
"Organisasi Zionisme kita akan memainkan perannya dalam mengatur dunia 
baru pada masa pasca perang. Kitalah yang menciptakan Liga Bangsa-Bangsa, 
dan kita akan berjalan di belakang program yang telah kita buat. Tujuan dan 
kepentingan yang kita inginkan telah kita tentukan sebelumnya." 
Kami (penulis) menyelesaikan penulisan bab ini tahun 1944, sesudah  
mempelajari dokumen dan data-data yang sebelumnya kami kumpulkan. Akan 
tetapi, sesudah  8 tahun kemudian sesuai dengan jabatan kami dalam pemerintah 
sebagai perwira inteligen rahasia, kami mendapatkan sebuah dokumen rahasia 
berbahaya. Kami merasa wajib untuk menyertakan beberapa bagian dari 
dokumen itu dalam bab ini, mengingat kasus  ini punya arti tersendiri, yaitu 
yang berhubungan dengan konferensi puncak Sidang Darurat Para Pendeta 
Yahudi se-Eropa, yang diadakan di Budapest tanggal 22 Januari 1952. Berikut 
ini adalah ringkasan dari dokumen ini yang mengandung beberapa 
paragraf harfiah, yang memungkinkan kami memuatnya, yaitu : 
'Laporan dari Eropa tentang konferensi puncak Sidang Darurat Pendeta Yahudi 
se-Eropa, pidato rahasia yang disampaikan oleh pendeta tertinggi Yahudi 
Emanuel Robinovich tertanggal 12 Januari 1952. 
Selamat berbahagia putra-putraku . . . 
Kalian telah terpanggil untuk melaksanakan  pertemuan istimewa ini untuk 
mengkaji kasus  dan rancangan pokok bagi program kita yang baru, yaitu 
program yang berkaitan dengan perang yang akan datang, sebagaimana yang 
kalian telah ketahui. Rancangan kita semula membutuhkan tenggang waktu 20 
tahun, sehingga kita mendapatkan seluruh keuntungan yang dihasilkan dari 
Perang Dunia II. namun , beberapa pertimbangan baru mengharuskan 
adanya pengurangan jangka waktu 5 tahun lebih dini. Langkah-langkah yang 
masih kita lakukan demi tujuan kita, sejak 3000 tahun yang lalu sekarang telah 
berada dalam jangkauan tangan kita. Sebentar lagi kita pasti akan bisa memetik 
buahnya, dengan syarat kita harus melipat gandakan usaha keras dengan 
memakai  pikiran dan pengalaman apa saja yang kita miliki. Kami bisa 
meyakinkan Anda sekalian, bahwa beberapa tahun lagi bangsa kita akan bisa 
mengembalikan posisinya di tempat paling atas di dunia. Ini merupakan hak 
alami yang telah dirampas semenjak kurun waktu yang sangat panjang. Dan 
hal ini akan kembali kepada kita seperti semula, sehingga setiap orang Yahudi 
akan menjadi tuan, dan setiap gentile atau non-Yahudi akan menjadi budak ... 
(aplaus besar). 
Sekarang ini, kami akan menawarkan pemikiran tentang perang mendatang. 
Kalian tentu ingat keberhasilan besar mengenai program yang kita laksanakan 
sejak tahun 1930. Propaganda besar-besaran yang kita sebarluaskan telah 
berhasil meniupkan api kebencian di Jerman terhadap dunia Barat dan 
terhadap unsur semitik. Kemudian kita juga meniupkan rasa kebencian bangsa 
Barat terhadap bangsa Jerman, yang disebabkan oleh sikap permusuhan 
Jerman terhadap unsur semitik. Inilah program pokok yang sekarang sedang 
kita laksanakan untuk meniupkan rasa kebencian Timur terhadap Barat, dan di
Barat terhadap Timur. Kita akan memerangi bangsa-bangsa yang bersikap 
netral untuk memaksa mereka bergabung dengan blok ini atau blok itu. Kita 
tidak akan membiarkan seseorang menghalangi jalan yang kita tempuh. Untuk 
mencapai tujuan awal dari program ini, kita akan menanamkan orientasi 
militerisme dan naluri perang di Amerika. namun , rancangan undang￾undang yang kita ajukan kepada kongres Amerika dengan dukungan dari jaksa 
agung mengenai wajib militer bagi setiap warga Amerika ternyata ditolak. Kita 
mengalami kegagalan sementara. Kita akan mulai usaha baru lagi dengan 
bekerja keras, untuk melemparkan tuduhan kepada pihak Uni Sovyet, bahwa 
negara itu melakukan kebijakan anti semitik, meskipun terdapat hubungan erat 
antara kita dan Komunisme. Kita akan mendukung dengan dana dan pengaruh 
bagi organisasi yang membela unsur semitik, khususnya di Amerika. Tujuan 
terakhir program ini adalah menciptakan Perang Dunia III, yang akan 
mengakibatkan kehancuran total, dan pengaruh yang jauh lebih besar dari 
pada seluruh peperangan yang pernah terjadi. Kita akan membuat Israel tetap 
netral dalam perang ini, sehingga terhindar dari kehancuran. sesudah  itu, Israel 
akan menjadi tempat sidang-sidang perundingan, pengawasan dan lain-lain, 
yang saat itu akan diserahi tugas untuk mengawasi bangsa-bangsa yang tersisa. 
Perang inilah yang akan merupakan pertikaian terakhir dalam sejarah melawan 
kaum gentiles. Kita kelak akan membuka kedok yang menutupi wajah identitas 
kita yang sebenar benarnya  di hadapan mata dunia. 
Ada sebuah pertanyaan diajukan oleh salah seorang pendeta Yahudi. Saya 
mohon yang mulia pendeta Robinovich menjawab pertanyaan berikut ini, 
'Bagaimanakah nasib agama-agama sesudah  Perang Dunia III berakhir?' Robinovich 
menjawab, 
"Di sana tidak akan ada lagi agama sesudah  Perang Dunia III, dan tidak ada pula tokoh￾tokoh agama. Keberadaan agama dan tokohnya merupakan ancaman bagi kita, karena 
agamalah yang mampu membuat ancaman bagi kita untuk menguasai dunia. Kekuatan 
jiwa yang ditimbulkan dari iman pemeluk agama akan melahirkan sikap berani untuk 
menghadapi kekuatan kita. namun , kita akan tetap memelihara sebagian dari ajaran 
agama yang bersifat lahiriah saja. Sedang agama Yahudi akan tetap merupakan 
pegangan bagi setiap bangsa Yahudi, dengan satu tujuan untuk menjaga tali pengikat 
antar-bangsa kita, dan sekaligus sebagai tameng untuk menghalangi orang non-Yahudi 
tidak masuk ke dalam gerakan barisan  kita melalui perkawinan atau lainnya.” 
“Untuk mencapai tujuan akhir, bisa saja kita memerlukan cara yang menyedihkan, 
seperti pernah kita lakukan pada masa Hitler, yaitu kita sendiri yang mengatur 
terjadinya peristiwa penindasan terhadap sebagian bangsa kita sendiri. Dengan kata 
lain, kita akan menumbalkan sebagian putra bangsa kita sendiri pada suatu peristiwa 
yang akan kita atur dari belakang layar. Kita bisa mendapatkan alasan yang cukup 
untuk menarik simpati dan dukungan bangsa Eropa dan Amerika, serta dunia pada 
umumnya dari satu sisi. Sedang dari sisi lain, para tokoh militer yang terlibat perang, 
seperti pernah kita lakukan dalam pengadilan Nurenburg (Jerman) sesudah  Perang 
Dunia II. Tumbal itu mungkin mencapai ribuan nyawa bangsa kita, dan kita sendiri 
yang akan melakukan pembunuhan terhadap mereka, agar kita bisa melemparkan 
tuduhan terhadap pihak lain. Meskipun tumbal itu besar, namun kita tidak perlu 
mengukur besar-kecilnya tumbal demi tujuan kita yang terakhir, yaitu menguasai 
dunia. Anda sekalian sekarang melihat kemenangan terakhir dengan jelas, seperti 
melihat gajah di pelupuk mata. Kalian akan kembali ke negara masing-masing sesudah  
konferensi ini untuk mengajak bangsa kita bekerja keras, sehingga akhirnya akan 
sampai pada suatu saat, di mana Israel akan membuka hakikat diri yang sebenar benarnya  
kepada dunia, sebagai tempat memancarnya cahaya yang akan menerangi seluruh 
jagad." 
Sampai di sini Robinovich mengakhiri pidatonya. Komentar tidak diperlukan 
lagi. Satu hal yang perlu kita singgung adalah, bahwa kongres itu menguatkan 
hasil analisa kita sebelumnya, sehubungan dengan kasus  anti semitik dan 
Nazisme dan seterusnya, yang bisa meyakinkan kita, bahwa kekuatan di balik 
layar yang diatur oleh Zionisme pada hakikatnya adalah kekuatan yang 
mengeksploitasi gerakan anti semitik dengan memperalat Hitler dan 
Nazismenya. Kekuatan itu pula yang sedang merancang dan mendalangi 
untuk menjerumuskan dunia ke dalam Perang Dunia III. Hitler dan Nazisme 
bagi orang awam belum banyak dikenal. 
Banyak yang tidak memperhatikan adanya tangan-tangan terselubung di balik 
peristiwa yang terjadi di Jerman, yaitu ketika para pemilik modal Yahudi 
internasional mempersenjatai Nazisme, dan membangun perindustrian Jerman 
sesudah  perjanjian Versailles. Pada saat itu Hitler menggalakkan anti Yahudi. Di 
sini timbul pertanyaan, mengapa Stalin dan dunia Barat tutup mulut, ketika 
melihat Jerman bangkit dan membangun militernya kembali secara besar￾besaran, yang bisa mengancam dunia Barat dan Rusia? Menurut pengamatan 
yang cermat, justru Stalin sendiri telah melaksanakan  perjanjian kerja-sama 
rahasia dengan penguasa militer di Jerman, bahkan sebelum militer berkuasa 
untuk melatih dan mempersenjatai angkatan perang Jerman. Dan lagi, 
beberapa lembaga keuangan Barat menyalurkan dana-dananya untuk 
membiayai pembangunan industri persenjataan Jerman. Tokoh-tokoh Barat 
bukan tidak tahu apa yang terjadi di balik layar di Jerman pada waktu itu, dan 
kebangkitan kekuatan militernya. Kami (penulis) secara pribadi tahu akan hal 
itu dengan yakin, ketika kami menghadiri konferensi perlucutan senjata yang 
diadakan di London tahun 1930. Hasil studi analitis mengenai periode 1920-
1938 dalam sejarah modern yang kami lakukan menunjukkan, bahwa pemilik 
modal Yahudi internasional telah memusatkan kegiatannya dalam periode ini 
untuk meraih tujuan-tujuan sebagai berikut : 
1) Menyalakan api Perang Dunia II, sesuai dengan program asli semenjak 
dulu. Mereka berhasil. 
2) Memerangi pemerintahan dan pergerakan yang memusuhi mereka di 
Eropa dengan segala cara dan sarana. Dalam hal ini, mereka juga telah 
berhasil dengan gemilang, seperti penyingkiran pemerintahan Asquith 
di Inggris pada masa Perang Dunia I. 
3) Memaksa Inggris, Perancis, kemudian Amerika Serikat untuk 
menyetujui berdirinya sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi di 
Palestina. Pada masa Perang Dunia I Inggris telah menjanjikan para 
pemilik modal Yahudi internasional untuk mendesak Amerika Serikat 
lewat organisasi Yahudi di Amerika, agar negara itu terlibat dalam 
perang bersama sekutu dengan imbalan, bahwa Inggris akan membela 
cita-cita Zionisme. Data-data inteligen angkatan laut menunjukkan, 
bahwa peristiwa penyerbuan Jerman terhadap kapal perang Amerika, 
Lusiana, kemudian tenggelam adalah sebuah peristiwa yang sengaja 
dirancang sebelumnya sebagai preteks agar Amerika Serikat melibatkan 
dirinya dalam Perang itu, persis penyerbuan Pearl Harbour oleh 
angkatan udara Jepang tahun 1941, sehingga Amerika-Serikat ketika itu 
bisa terjun dalam kancah Perang Dunia II. 
Adapun naskah asli dalam perjanjian Versailles tentang nasib tanah Palestina di 
bawah kekuasaan pendudukan Inggris disebutkan dalam rumusan berikut ... 
yaitu untuk mengubah tanah Palestina menjadi sebuah negara nasional bagi 
bangsa Yahudi. 'mengubah" menjadi "mendirikan", dengan maksud menutupi 
niat buruk bangsa Yahudi sebenar benarnya  di seluruh wilayah itu. Maka rumusan 
menjadi sebagai berikut21 : 
"His Majesty's government view with favor the establishment in Palestine of a national 
home for the Jewish people, and will use their best endeavors to facilitate the 
achievement of this object, it being clearly understood that nothing shall be done which 
might prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communities in 
Palestine, of the right and political status enjoyed by Jews in any other country."
(Pemerintah baginda raja melihat dengan tatapan belas kasih mengenai 
berdirinya sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina, dan akan 
mengusahakan dengan segala kemampuan pemerintah kerajaan Baginda untuk 
mewujudkan cita-cita ini. Sebagaimana sama-sama dimaklumi, tidak ada 
langkah yang akan diambil yang kira-kira bisa menyinggung hak sipil atau 
agama bagi warga non-Yahudi yang ada di Palestina, atau hak dan status 
politik yang dimiliki oleh Yahudi di negara lain manapun). 
Dalam ulasan terdahulu telah kita bicarakan, bagaimana kekuatan Konspirasi 
bisa menaklukkan arah politik seluruh negara Eropa pada masa antara Perang 
Dunia I dan Perang Dunia II, yaitu politik yang ditandai dengan ketamakan 
imperialisme dunia Barat dan pemerasan kekayaan terhadap bangsa lainnya di 
Dunia. Begitu pula periode itu ditandai oleh adanya perpecahan blok militer 
yang saling berhadapan, hingga pecahnya Perang Dunia II. Oleh karena itu, 
kita tidak perlu heran, bahwa tujuan paling utama Konspirasi dari Perang 
Dunia itu adalah mendirikan negara yang akan menjadi pusat kegiatan 
konspirasi Yahudi terhadap bangsa lain di dunia. 
"Kami telah berkali-kali mengatakan, bahwa yang menguasai wajah perjalanan 
dunia adalah para pemilik modal Yahudi Internasional. Dan yang 
menggerakan khususnya perundingan damai itu adalah Yacob Sheiff dan 
kelompok Warburg serta para pemilik modal Yahudi internasional lainnya. 
Satu-satunya tujuan yang hendak mereka capai adalah menguasai Eropa, 
khususnya Jerman." 
C. Stalin dan Yahudi 
Stalin dilahirkan di desa Gory, wilayah Georgia Rusia. Ibunya seorang pemeluk 
agama Kristen Ortodoks bernama E. Catherina Gelades, dan kakeknya seorang 
petani kecil. Ayahnya mula-mula bekerja di ladang, dan kemudian berpindah 
profesi sebagai tukang sepatu di kota kecil Adilchanov. Meskipun ibunya 
pemeluk agama yang taat, tapi ayahnya peminum minuman keras. Ibunya 
terpaksa bekerja keras sebagai pencuci pakaian, agar ia bisa membiayai 
anaknya mengenyam pendidikan dan menjadi pendeta. Stalin sendiri adalah 
anak yang cerdas di kelas, dan akhirnya ia mendapat bea siswa dari sebuah 
seminary di kota Tiflis. Namun Stalin terpaksa tidak bisa meneruskan studinya 
karena sering terjadi perdebatan sengit dengan guru-gurunya. Akhirnya ia 
diusir dari sekolahnya, sesudah  4 tahun belajar di sana. Kemudian ia bergabung 
dengan sebuah kelompok yang kala itu telah tersebar luas di seluruh Rusia. 
Stalin menikah dengan Catherine Shnaindes dan mendapat seorang putra yang 
diberi nama Yasha. Kelak Yasha hidup sebagai seorang mekanik listrik sampai 
masa kejayaan ayahnya berakhir. Selain itu, Stalin juga punya seorang istri lain 
bernama Nadia Baliova, dikaruniai seorang putra bernama Fasili dan seorang 
putri lagi bernama Sevitlana. Fasili kelak menjadi marsekal udara dalam jajaran 
angkatan bersenjata Rusia pada masa kejayaan Stalin. Namun sepeninggal 
Stalin, Fasili termasuk orang yang disingkirkan dari arena politik oleh Nikiti 
Khrouchtchev. Kemudian Fasili menghilang tanpa jejak. 
Perkawinan Stalin dengan istri keduanya tidak berumur lama. Sebab, Stalin 
jatuh cinta kepada seorang wanita Yahudi jelita bernama Roza Kaganovich, 
yang kemudian hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan. Nasib Nadia 
(istri pertama) berakhir dengan bunuh diri. Tindakannya yang nekad ini bukan 
karena skandal asmara suaminya dengan wanita Yahudi itu, melakukan ia 
menderita karena melihat suaminya melakukan kekejaman terhadap musuh 
politiknya, yang sebagian besar merupakan saudara seagama Nadia, yaitu 
Kristen Ortodoks, yang berbeda dari agama yang dianut oleh wanita Yahudi, 
pacar gelap Stalin itu. Adapun Roza Kaganovich tidak lain adalah saudara 
kandung Lazar Kaganovich, seorang tokoh Komunis terkemuka pada masa 
pemerintahan Stalin, yang menjadi anggota politbiro partai Komunis Rusia, di 
samping menjadi kepala pengawas industri berat. Lazer adalah orang yang 
paling dekat dengan Stalin, sampai Stalin mati. sesudah  Stalin mati, 
pemerintahan Khrouchtchev melaksanakan  pembersihan besar-besaran untuk 
mencampakkan sisa-sisa popularitas Stalin dan para pendukungnya dari arena 
politik Rusia dengan cara kejam, seperti pernah dilakukan oleh pendahulunya, 
Stalin terhadap lawan politiknya. Lazer Kaganovich juga berhasil 
mengawinkan putranya Mikhail dengan putri Stalin Sevitlana pada tanggal 15 
Juli 1951. Padahal, Sevitlana ketika itu masih berstatus istri dari salah seorang 
yang konon telah menghilang beberapa hari berselang, tanpa diketahui ke 
mana ia pergi. Sedang Stalin sendiri kemudian mengawini Roza, sesudah  
istrinya mati bunuh diri. Dengan demikian, Stalin telah hidup dalam 
lingkungan keluarga Yahudi. Sebab, istrinya adalah Yahudi, menantu laki￾lakinya adalah Yahudi, dan saudara kandung istrinya yang sekaligus sahabat 
karib Stalin adalah juga Yahudi. Bukan hanya sampai di sini. Wakil perdana 
menteri dalam pemerintahan Stalin yang merangkap menteri luar negeri, yaitu 
Molotov juga beristrikan wanita Yahudi. Istri Molotov ini adalah adik kandung 
pemilik modal Yahudi internasional di Amerika Sam Carb, yang mewakili 
perusahaan impor-ekspor, berpusat di negara bagian Connecticut. Sedang putri 
Molotov adalah tunangan putra Stalin sendiri, Fasili. 
Demikianlah yang kita lihat. Politbiro akhirnya dipegang oleh tangan-tangan 
satu keluarga. Ini merupakan akibat wajar dari filsafat atheisme dalam bentuk 
komunisme, yang pada dasarnya merupakan anak yang lahir dari kandungan 
kehidupan lingkungan ghetto Yahudi di Eropa Timur. Oleh karena itu, tidaklah 
mengherankan kalau kenyataan ini merupakan sisi gelap dari perkembangan 
mendasar yang terjadi di Rusia, dan dunia komunisme umumnya, sampai 
Stalin meninggal dunia. Perkembangan ini ditandai dengan publikasi tentang 
kejahatan Stalin, dan pembantaian kaum tani yang dilakukannya. Mesin 
propaganda Komunis sebelumnya telah berusaha menggambarkan, bahwa 
kaum tani adalah pendukung terkuat sistem Komunisme. Dan faham 
Komunisme masih akan terus berubah dan berkembang di seluruh dunia. 
Pada mulanya Stalin adalah sosok yang dilahirkan oleh situasi. la muncul 
menjelang pecah revolusi Oktober 1917, pada saat tokoh-tokoh senior masih 
terkungkung dalam sel-sel penjara Czar. Pada masa pemerintahan Lenin, Stalin 
belum memainkan peran berarti dalam partai Komunis Rusia, kecuali hanya 
beberapa saat ketika Lenin dalam keadaan sakit. Stalin maju ke gerakan barisan  
terdepan sesudah  terjadi perselisihan tajam antara dia dan Trotsky. Maka sejak 
Trotsky bisa disingkirkan, Stalin terus berkuasa sebagai diktator Rusia tanpa 
tertandingi sampai matinya. Tahap kenaikan bintang Stalin dalam 
kepemimpinan Komunis Rusia dimulai ketika Lenin jatuh sakit bulan Mei 1922, 
yaitu ketika sebuah dewan yang terdiri dari Stalin, Zenoviev, Kaminiev, 
Trotsky dan Bochorin meneruskan kepemimpinan Komunis Rusia. Kemudian 
penyakit Lenin tidak bisa disembuhkan, yang akhirnya menyebabkan 
kematiannya. Zenoviev dan Kaminiev merupakan tangan kanan Lenin sejak 
awal kekuasaan Lenin, sehingga mereka berdua memandang dirinya sebagai 
pewaris yang paling layak untuk meneruskan kepemimpinan Lenin. Trotsky 
dalam bukunya yang berjudul Lenin pada halaman 37 dan 48 menyebutkan, 
bahwa Zenoviev diperlakukan oleh Stalin seperti budak, sedang Kaminiev 
sering dihina. Trotsky memandang Zenoviev dan Kaminiev sebagai saingan 
yang mengancam kedudukannya, sesudah  Lenin meninggal dunia. Sementara 
itu, Stalin memandang Trotsky dengan pandangan curiga, karena sikapnya 
yang meragukan terhadap Stalin. 
Zenoviev bagi kalangan atas partai Komunis Rusia dipandang sebagai calon 
kuat untuk menggantikan Lenin. Pada kongres partai Komunis ke 12 ia diminta 
menyampaikan pidato pembukaan menggantikan Lenin yang sedang sakit. 
Lenin sendiri sudah menyatakan tidak mampu menyampaikan pidato 
sambutan seperti biasanya. Kesempatan emas ini dimanfaatkan oleh Stalin dan 
bukan Zenoviev yang menggantikan Lenin. sesudah  sidang ditutup, Stalin 
meraih kekuasaan dan kedudukan tinggi atas partai Komunis bersama kawan￾kawannya, hingga pada saat Lenin meninggal dunia tahun 1924. Pada bulan 
April 1925 Stalin berhasil menyingkirkan Trotsky dari jabatannya sebagai 
komisioner rakyat dalam urusan penahanan atau kementerian penahanan. 
sesudah  itu, Zenoviev disingkirkan pula dan digantikan oleh Bovadin, Rikov 
dan Tomsky. Sedang Zenoviev dan Kaminiev ketika itu bergabung dengan 
Trotsky untuk membentuk gerakan oposisi menentang Stalin. namun , 
langkah ini datangnya terlambat, sehingga mereka mendapat pukulan balik 
dari Stalin. Pada bulan Februari 1926 Stalin berhasil menyingkirkan Zenoviev 
dari politbiro, kemudian dari kepemimpinan Rusia di Leningrad, dan terakhir 
dari kepemimpinan rakyat. Lalu datanglah giliran bagi Kaminiev dan Trotsky 
pada bulan Oktober 1926. Mereka berdua disingkirkan dari politbiro oleh 
Stalin. Pada tahun berikutnya Stalin benar-benar telah menyingkirkan lawan￾lawan politiknya dari komite sentral partai Komunis Rusia. Tahun 1927 Trotsky 
berusaha melaksanakan  pembangkangan yang terakhir kalinya dengan 
melemparkan tuduhan, bahwa Stalin telah menyalahi garis ideologi Marxisme 
yang benar, dan menciptakan diktatorisme keluarga di Rusia. Stalin membalas 
tuduhan itu dengan tindakan sangat kejam, dengan melaksanakan  pembersihan 
besar-besaran yang menumbalkan ratusan ribu orang mati, dan ribuan lainnya 
dibuang ke Siberia. Ini diungkapkan oleh Khrouchtchev di kemudian hari. 
Stalin telah melakukan pembersihan terhadap para tokoh Komunis senior 
Yahudi dan para tokoh proletar generasi pertama yang mencetuskan revolusi 
Komunis. Di antara mereka yang terkenal tindakan Stalin itu yang berupa 
penahanan, pembuangan dan hukuman mati adalah Trotsky, Zenoviev, 
Kaminiev, Martinov, Zalolich, Martov dan lain-lain. Dengan demikian, secara 
langsung Stalin telah bebas dari lingkungan orang-orang Yahudi senior pada 
akhir hayatnya, kecuali istrinya Roza Kaganovich dan kakak iparnya Lazar 
Kaganovich. Hasil studi analitis menunjukkan, bahwa dalam pembersihan 
yang dilakukan Stalin pada akhir masa hidupnya terdapat adanya hubungan 
rahasia dengan kekuatan terselubung, yang di dalamnya terdapat para tokoh 
senior Yahudi Komunis Rusia. Ini menunjukkan, bahwa kekuatan terselubung 
itu tidak mempertimbangkan adanya tumbal orang Yahudi atau bukan, selama 
semua itu akan mendatangkan keuntungan materi bagi mereka. Peristiwa demi 
peristiwa itu sebenar benarnya  merupakan rancangan untuk membuka jalan 
timbulnya perang ekonomi global, dengan menjadikan dunia sebagai arena 
pertarungan pada masa sebelum Perang Dunia II. Perang ekonomi itu 
memberi  bukti nyata, yang menunjukkan adanya hubungan konspirasi 
antara Stalin dengan kekuatan terselubung. Tujuan yang hendak dicapai oleh 
kekuatan terselubung sejak Perang Dunia I usai adalah : 
1) Mempersiapkan pecahnya Perang Dunia II, seperti telah kita bahas. 
2) Menguasai sumber kekayaan bangsa-bangsa gentiles, yang merupakan 
tujuan mereka sejak dulu. 
Jelaslah kiranya, bahwa untuk menopang tujuan pertama, Konspirasi dituntut 
untuk mencapai dua faktor utama. Pertama adalah faktor psikologis dengan 
membawa dunia dan Eropa kepada perang, dan meniupkan rasa permusuhan 
dan kebencian antar-bangsa, seperti telah kita bicarakan terdahulu. Faktor 
kedua adalah menciptakan perimbangan antara blok militer yang saling 
berhadapan dalam perang. Ini merupakan jalan pokok menuju pecahnya 
perang, karena negara sekutu yang keluar sebagai pemenang dalam Perang 
Dunia I, yaitu Amerika, Perancis dan Inggris jauh lebih kuat dibanding dengan 
Jerman yang kalah perang, dan menderita luka parah luar-dalam. Maka sebagai 
pijakan logis untuk mewujudkan perimbangan kekuatan yang ada, lebih dulu 
harus mempersenjatai dan membangun Jerman kembali beserta negara yang 
akan dijadikan sekutu oleh para pemilik modal Yahudi internasional. Pada saat 
yang sama, negara sekutu yang lebih kuat lebih dulu harus dilemahkan pada 
tingkat yang diperlukan. Di samping itu, para pemilik modal Yahudi 
internasional mencurahkan dananya dalam bidang industri persenjataan, agar 
bisa mengalihkan potensi ekonomi negara yang bersangkutan kepada produksi 
senjata, sampai pada masa yang diperlukan. Tidak mengherankan kalau sesudah  
Perang Dunia I, negara Barat yang tergabung dalam sekutu bersama Stalin 
menutup mulut atas kebangkitan militer Jerman dan pembangunan kembali 
negara itu, sehingga melahirkan Hitler dan Nazismenya. Sebagai kekuatan 
besar dan makin kuat, Jerman mampu menaklukkan dan menduduki Swedia 
dan Austria, serta beberapa negara Eropa lainnya. Sementara itu, Konspirasi 
terus mencurahkan perhatiannya untuk mengeruk keuntungan dari bangsa￾bangsa yang bertikai, sebagai pelaksana dari perang ekonomi global yang 
dirancang oleh Konspirasi. 
Perang ekonomi global ini dimulai dari tahap percobaan antara tahun 1922 
sampai 1925 dengan taktik tradisional. Para pemilik modal Yahudi 
internasional membanjiri pasar modal negara-negara yang menang perang dan 
negara-negara netral dengan saham, kredit dan investasi secara besar-besaran, 
sehingga memicu  kenaikan harga barang dan meningkatkan produksi 
serta kegiatan bisnis. sesudah  itu, dana, saham dan investasi yang ada dalam 
bursa internasional tiba-tiba ditarik kembali, sehingga memicu  krisis 
ekonomi drastis dan dahsyat pada tahun 1925. Nilai mata uang merosot 
seketika, Selanjutnya saham yang telah ditarik itu dilempar kembali ke pasar 
modal dalam bentuk pinjaman dan transaksi, dan nilai mata uang kembali 
normal. Dan para pemilik modal Yahudi internasional meraih keuntungan 
besar. Para pemilik modal Yahudi Internasional merasa yakin akan 
keberhasilan percobaan perang ekonomi ini di atas. Dengan berpijak pada 
percobaan itu, mereka mengambil langkah penting dalam perang ekonomi 
besar tahun 1930, yang mengakibatkan krisis ekonomi yang melanda hampir 
seluruh dunia, yang dikenal dalam sejarah dengan sebutan Krisis Ekonomi 
Dunia. Perang ekonomi ini bisa terlaksana berkat bantuan Stalin, sesuai dengan 
kesepakatan rahasia. Maka jelaslah bukti yang menunjukkan adanya 
persekongkolan antara Stalin dengan para pemilik modal Yahudi internasional. 
Operasi perang ekonomi ini dimulai dengan penolakan para pemilik modal 
memberi  dana kepada perusahaan perkapalan dan pelayaran Amerika dan 
Eropa Barat pada umumnya. Sedang perusahaan perkapalan dan pelayaran 
Jerman, Jepang dan Italia mendapat dana besar-besaran dan fasilitas dari 
mereka. Di tiga negara itu tumbuh industri perkapalan, dan banyak orang 
memonopoli dan merajai pelayaran Taut di seluruh dunia. Dan yang menjadi 
perhatian khusus bagi para pemilik modal Yahudi internasional adalah kapal￾kapal barang pengangkut peti daging yang dieskan, dan biji-bijian Amerika 
dan Eropa Barat menjadi terbengkalai tanpa bisa dioperasikan. Sementara itu, 
kapal Jepang, Jerman dan Italia berlayar dengan leluasa mengangkat berbagai 
jenis muatan. 
Operasi berikutnya adalah lembaga keuangan dan bank-bank besar beserta 
cabang-cabangnya menolak untuk memberi  kredit dan pinjaman bagi 
pemasaran biji-bijian dan daging yang telah dieskan atau kalengan dan 
asuransi produksinya di Amerika dan Eropa pada umumnya. Barang-barang 
ini menumpuk dalam gudang tanpa bisa dipasarkan. Pada saat yang 
sama, di negara yang dibanjiri barang-barang itu oleh para pemilik modal 
internasional, harga barang turun drastis. Daging-daging itu berasal dari 
Australia dan Argentina, sedang biji-bijian Rusia dijual kepada para pemilik 
modal internasional dengan harga sangat murah, sehingga para petani Rusia 
dengan sistem kolektif mengalami beban berat, khususnya para petani 
Republik Ukraina di Uni Sovyet. Hal inilah yang memicu  kerusuhan 
berdarah dan bahaya kelaparan yang melanda seluruh wilayah Republik 
Ukraina. 
Kenyataan di atas merupakan bukti yang kelak secara terbuka diakui sendiri 
oleh Nikita Khrouchtchev dalam konferensi umum partai Komunis Rusia, 
dimana Nikita dengan sengit menyerang politik Stalin, dan membeberkan 
kebijakannya atas penjualan hasil biji-bijian Rusia kepada lembaga keuangan 
internasional dengan harga sangat rendah, sehingga para petani Rusia 
mengalami kerugian besar dan dilanda kelaparan. Kecuali itu, Nikita juga 
berbicara tentang pembantaian yang dilakukan oleh Stalin pada masa 
pemerintahannya. Akibatnya, perekonomian Amerika dan Eropa ambruk, 
khususnya dibidang produksi pertanian dan peternakan. Barangkali Stalin 
mengharapkan pecahnya revolusi Komunis di Eropa Barat yang ditimbulkan 
oleh krisis ekonomi perubahan sosial dan gejolak politik. Namun peristiwa 
berikutnya menunjukkan kesalahan dan keluguan perhitungan Stalin, 
sebagaimana dilukiskan oleh Nikita. Sedang para pemilik modal internasional 
adalah pihak yang berhasil mencapai tujuannya, yaitu menciptakan krisis 
ekonomi global di Amerika, Eropa dan dunia penghasil biji-bijian dan daging. 
Dengan demikian, krisis ekonomi, sosial dan politik berkembang mewarnai 
kehidupan dunia secara umum. Kredit bank, sertifikat tanah, nota bank dan 
lain-lain yang dijadikan jaminan pada lembaga keuangan segera berpindah 
tangan kepada para pemilik modal internasional. Semua itu berkat kebijakan 
yang ditempuh Stalin dalam konspirasinya bersama mereka. 
Selanjutnya kondisi mencekam seperti itu menyebabkan lembaga keuangan 
kecil terpaksa gulung tikar, di samping mengakibatkan timbulnya kerusuhan 
dan dekadensi moral di mana-mana. kasus  ini tidak menjadi pertimbangan 
bagi para pemilik modal selama mereka mendapat keuntungan besar. Stalin 
telah berspekulasi dengan permainan berbahaya, dan menghancurkan nilai￾nilai manusiawi di kalangan rakyatnya sendiri. 
Untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang langkah-langkah setan yang 
merancang krisis ekonomi dunia, kita perlu menengok kembali peristiwa 
menjelang meledaknya krisis besar ini pada tahun 1929 sampai 1930. Amerika, 
Eropa dan negara lain penghasil biji-bijian dan ternak mengalami kelesuan 
ekonomi yang sangat parah. Barang hasil produksinya terpaksa tertimbun 
dalam gudang, atau terbengkalai dalam kapal, tanpa bisa dikirim ke luar negeri 
untuk dipasarkan. Pada saat yang sama bahaya kelaparan melanda berbagai 
negara, termasuk negara penghasil biji-bijian dan daging itu sendiri. Sedangkan 
Jerman, Jepang dan Italia telah mendapat kesempatan emas untuk mengeruk 
keuntungan besar dari krisis ekonomi itu. Kapal mereka bisa leluasa 
mengangkut ke pasaran bebas. Orang bisa bebas membeli dan menjual barang￾barang Jepang dengan harga yang bersaing. Dalam waktu relatif singkat ketiga 
negara ini telah kembali berotot dan bisa membusungkan dadanya di 
hadapan bangsa lain di dunia. 
Akibat dari krisis besar dunia ini macam-macam. Franklin Roosevelt di 
Amerika muncul dengan politiknya yang terkenal itu, yaitu beranjak dari 
pengalihan investasi modal nasional Amerika ke dalam bidang industri, dan 
membiarkan sebagian tanah pertanian tidak digarap dengan imbalan ganti rugi 
yang diberikan kepada para pemiliknya. Roosevelt berhasil dengan rencana 
politiknya itu, sehingga ia memenangkan pemilihan umum di Amerika. Krisis 
ekonomi yang melanda Amerika bisa diakhiri dari satu sisi. Dari sisi lain, 
investasi modal nasional Amerika bisa dialihkan ke dalam industri yang segera 
berubah lagi menjadi industri persenjataan perang sejak meletusnya Perang 
Dunia II. 
Sebagaimana kita lihat, tujuan pokok para pemilik modal internasional adalah, 
pertama mewujudkan perimbangan ekonomi antara Eropa dan Amerika di satu 
pihak, dan Jerman, Italia dan Jepang di pihak lain. Masing-masing pihak dipacu 
untuk mengalihkan industrinya ke bidang produksi persenjataan, untuk 
mempersiapkan perang yang benar-benar akan menjadi kenyataan. Sedang tujuan kedua adalah untuk sedapat mungkin menguasai kekayaan lain bangsa. 
H al ini sudah mereka capai. 
Krisis besar ini tampak mereda antara tahun 1931-1932, dan muncul lagi tahun 
1933. Hal ini terjadi, karena para pemilik modal internasional melemparkan 
modalnya secara besar-besaran ke pasaran internasional yang memungkinkan 
lahirnya transaksi baru. Pemasaran dan barter barang diborong oleh para 
pemilik modal itu dengan harga sangat rendah. Adapun Stalin, ia telah gagal 
menyalakan api revolusi Komunis di Eropa Barat. Stalin sendiri akhirnya 
mengakui, bahwa ia adalah pihak yang dirugikan dalam persekutuan 
rahasianya dengan para pemilik modal internasional. Mungkin inilah yang 
menyebabkan timbulnya perselisihan terselubung antara keduanya, yang 
tanda-tandanya tampak jelas pada tahun 1936. Dunia saat itu belum menyadari, 
bahwa krisis ekonomi besar itu pada hakikatnya adalah awal dari rancangan 
menuju Perang Dunia II. Juga tidak banyak orang menyadari, bahwa semua itu 
terjadi karena ulah Konspirasi Internasional dengan jerat-jerat perangkap yang 
sengaja dipasang. 
HITLER DAN PERISTIWA YANG 
MENYEBABKAN PECAHNYA PERANG DUNIA 
II 
Kita sampai pada tahap baru dalam sejarah umat manusia yang punya anti 
tersendiri bagi generasi sekarang. Tahap ini merupakan lembaran dunia baru 
dari akibat yang langsung kita rasakan. Yaitu tahapan yang dimulai sejak pra 
Perang Dunia I sampai Perang Dunia II. 
Pada bab terdahulu sudah kita bicarakan tentang kondisi dunia dan tentang sisi 
gelap politik Eropa. Telah diketengahkan, bagaimana para pemilik modal 
internasional mengembalikan kekuatan militer dan industri Jerman, tanpa ada 
reaksi dari Stalin dan dunia Barat di tengah-tengah bahaya yang terus 
meningkat. Kita jelaskan pula sebab dan latar belakang yang membuat Stalin 
mengambil kebijakan untuk melatih dan mempersenjatai para perwira 
angkatan bersenjata Jerman mendatang. Data-data itu telah lama diketahui oleh 
agen-agen rahasia di seluruh dunia. Juga kegiatan lembaga keuangan besar di 
Eropa dan Amerika yang telah memberi  kredit besar-besaran kepada 
industri Jerman yang Sedang bangkit itu, untuk membuka jalan bagi lahirnya 
militerisme Jerman di bawah pimpinan Hitler. Namun kita harus tahu, bahwa 
faktor yang sebenar benarnya  menaikkan bintang Hitler dan suhu kondisi Eropa 
adalah sisi gelap dari kondisi politik yang ada antara tahun 1924-1934. 
Bangsa Jerman keluar dari perang penuh dengan kepahitan, dan perjanjian 
Versailles menjerat Jerman dengan rantai berupa kewajiban negara yang kalah 
perang dan kekacauan sosial melanda negara itu, serta sistem pemerintahannya 
runtuh berkeping-keping, betapa pun bangsa Jerman dikenal sebagai bangsa 
yang ulet dan rajin bekerja. Kepedihan itu makin bertambah dengan 
meningkatnya kekacauan dan penghinaan yang dilontarkan oleh negara￾negara sekutu yang Jerman tidak mampu membalasnya. Marah dan dendam 
terus ditahan, sambil melihat dengan berat kenyataan yang ada di hadapannya. 
Mayoritas bangsa Jerman tahu, bahwa angkatan bersenjatanya belum kalah 
perang. Jerman belum menyerah, bahkan bisa dikatakan lebih mendekati 
kemenangan. Jerman lah yang melakukan penyerbuan dari segala penjuru 
tahun 1918, yaitu pada akhir Perang Dunia I. Dengan kata lain, Jerman pada 
masa akhir perang itu masih tetap merupakan pihak yang mengambil prakarsa. 
namun , Jerman ditikam dari belakang oleh kelompok Yahudi, yang 
membuat onar dan kekacauan dalam jajaran angkatan bersenjata Jerman, dan 
bergabungnya Amerika ke dalam gerakan barisan  sekutu dari faktor luar. 
Kepemimpinan Roza Luxemburg beserta para pendukung Yahudinya dari 
partai Komunis Jerman, peran kaum Komunis yang membuat kekacauan di 
Jerman, disusul dengan pemberontakan Komunis, semua itu merupakan 
kenangan abadi yang pahit bagi Jerman, bahwa orang Yahudi di mata mereka 
adalah sekutu musuh Jerman. Perjanjian Versailles muncul pada saat kondisi psikologis, politik dan sosial 
dalam keadaan tidak menentu, penuh dengan dendam kesumat yang 
dieksploitasi oleh para pemilik modal internasional, yang akhirnya semua itu 
dapat terungkap. Semangat anti Yahudi tumbuh subur mewarnai aspirasi 
nasional bangsa Jerman secara menyeluruh. 
A. Faktor Ekonomi 
Bukan hanya rakyat jelata Jerman yang mengalami perasaan seperti itu. Para 
cendekiawan khususnya di kalangan pemerintahan, dan para ahli ekonomi itu 
juga merasakan hal itu. namun , perhatian mereka dicurahkan ke kasus  
vital lainnya, yaitu kasus  ekonomi. Mereka menyadari adanya jurang yang 
membuat Jerman terperosok kedalamnya, sesudah  para pemilik modal 
internasional menguasai perekonomian negara itu, sehingga Jerman secara 
ekonomi menggantungkan diri kepada kredit luar negeri, yang ada 
hubungannya secara langsung dengan lembaga keuangan internasional lewat 
bank negara-negara besar. Para cendekiawan dan politisi Jerman bukan tidak 
tahu adanya bahaya hutang-piutang semacam itu yang mencekik leher, ibarat 
tangan ikan gurita yang melilit mangsanya sedikit demi sedikit yang akhirnya 
bisa mematikan itu. Bunga kredit itu, dan bunga dari bunganya senantiasa 
bertambah terus menerus, yang akhirnya berkembang menjadi berlipat ganda 
dari kredit semula. Untuk membayar kredit itu pemerintah terpaksa menaikkan 
pajak yang dikenakan pada rakyatnya dari hasil pertanian, industri, 
perdagangan dan income nasional. Dengan kata lain, arti kredit itu tidak lain 
adalah perbudakan nasional bagi seluruh rakyat. 
Melihat kenyataan seperti itu, para cendekiawan dan politisi Jerman menyadari 
bahaya cekikan perekonomian negara. Mereka segera melaksanakan  
kesepakatan untuk mencari jalan keluar, yang bisa menyelamatkan Jerman dari 
ancaman bahaya di atas. Dengan demikian, iklim pembebasan krisis ekonomi 
telah lahir untuk menyambut setiap langkah yang bisa menyelamatkan Jerman 
bersama rakyatnya. Muncullah Hitler dengan Nazismenya yang menyerukan 
kebangkitan Jerman dalam segala aspek kehidupan termasuk membebaskan 
diri dari ikatan pihak asing, dan mencetak mata uang sendiri, tanpa bergantung 
pada kredit. Ia segera mendapat dukungan penuh dari bangsa Jerman. Langkah 
pertama yang dilakukan adalah mengatur income nasional, sumber daya alam 
Jerman, industri, pertanian dan kekayaan alam untuk kepentingan bangsa, 
demi terwujudnya self-reliance atau berdikari. 
Langkah ini pada dasarnya merupakan ungkapan nyata yang mewakili aspirasi 
bangsa Jerman, dan tuntutan mereka. Oleh sebab itu, sambutan mereka ibarat 
api yang menyambut bensin. Nazisme naik pada tingkat kekuatan politik 
paling atas yang terorganisir dengan baik. Pendukungnya terdiri dari unsur 
pemuda, para tokoh intelektual dan para politisi, yang secara serentak 
menghendaki Jerman muncul kembali sebagai kekuatan dunia yang harus 
diperhitungkan. Kehadiran Adolf Hitler di atas pentas percaturan politik Jerman merupakan tokoh penuh dinamika, yang mampu merebut simpati 
segenap lapisan warga Jerman. Ditambah dengan keberhasilan Mussolini 
dan Fasismenya di Italia yang terus berjaya menunjukkan kekuatannya, dan 
munculnya beberapa tokoh diktator di Eropa merupakan faktor yang 
mendorong Hitler dan Nazismenya bangkit dan menguasai Eropa. 
Melihat perkembangan di Jerman, para pemilik modal internasional mengatur 
siasat setan. Meskipun sasaran Hitler ditujukan kepada orang Yahudi, namun 
para pemilik modal internasional justru mendorong seruan nasionalisme 
ekstrem Nazi dan pembangunan ekonomi, yang digalakan oleh Hitler. Dan 
lagi, sesudah  Hitler naik daun, para pemilik modal internasional bersedia 
menarik beban kredit yang memberatkan Jerman, dan merelakan hutang 
pampasan perang yang ditolak oleh Hitler. Bahkan mereka memberi  
pinjaman lunak kepada Hitler untuk proyek industri dan perdagangan Jerman. 
Mereka kemudian mendesak Stalin dan dunia Barat untuk tutup mulut atas 
kebangkitan militer Jerman secara besar-besaran dari waktu ke waktu. Dalam 
kasus  ini, banyak pengamat sejarah dunia belum menemukan jawaban, 
mengapa Stalin dan dunia Barat tinggal diam di hadapan Fuhrer Adolf Hitler, 
yang pada awal perjalanannya masih sangat lemah, yang bisa di hancurkan 
cukup hanya dengan kekuatan militer Perancis atau Inggris sendiri. 
Kegelapan politik saat itu, kenapa para analis, para sejarawan dan para penulis 
tidak mempersoalkan perjalanan sejarah, yang membuat Eropa tidak 
mengambil tindakan terhadap langkah agresif Hitler, mulai dari pembatalan 
perjanjian Versailles, penolakan untuk membayar pampasan perang, 
membangun kembali militer Jerman, pendudukan atas wilayah Ruhr untuk 
dijadikan kawasan industri persenjataan Jerman, pendudukan Swedia, 
penyerbuan terhadap Czekoslovakia, aneksasi Austria ke dalam wilayah 
Jerman, dan seterusnya? Keberanian Hitler telah menaikkan namanya dan 
Nazisme, baik di dalam maupun di luar Jerman. Hitler telah keluar sebagai 
kekuatan yang membuat bulu Roma negara-negara besar berdiri. Sementara 
itu, para pemilik modal Yahudi internasional terus membukakan peluang bagi 
Hitler, dan mengeluarkan dana besar-besaran secara terselubung, serta 
merancang pembunuhan terhadap sejumlah besar putra-putra Yahudi dengan 
meminjam tangan Hitler sebagai kambing tebusan (scape goat). Peristiwa ini 
kelak dijadikan propaganda untuk menuntut ganti rugi atas kematian mereka. 
Ini adalah bagian dari program jangka panjang, untuk membuka jalan bagi 
pecahnya Perang Dunia II. 
Hitler mendapat kenangan gemilang pada saat Jerman sebenar benarnya  masih 
dalam keadaan lemah, belum memiliki kekuatan militer yang memadai. Baru 
kemudian Hitler membangun angkatan bersenjatanya yang bisa diandalkan. Ia 
terpaksa membuka hubungan dengan golongan aristokrat militer Jerman 
golongan Arya', yang dikenal oleh dunia dengan sebutan Junkers. Mereka 
inilah golongan yang memegang kendali kekuatan militer Jerman sejak 
beberapa generasi yang lalu. Maka timbullah Perselisihan intern di kalangan Nazi sendiri, antara golongan moderat yang ingin membangun Jerman dengan 
memperkuat sendi-sendinya, dan golongan ekstrim yang punya hubungan 
dengan golongan aristokrat militer, penganut faham Karl Reiter yang ingin 
mendirikan negara Jerman Tulen yang berdasarkan faham supremasi ras Arya, 
untuk menguasai seluruh Eropa dengan kekuatan tangan besi. 
Banyak analis sejarah yang membahas kasus  pertikaian intern dalam tubuh 
Nazi. Begitu pula media massa dan pergerakan politik sering 
membicarakannya, namun mereka tidak menyinggung sebab-sebab mendasar 
yang melatarbelakangi pertikaian ini. Hitler sendiri sebenar benarnya  tidak memihak 
kepada golongan ekstrim, seperti sering disebut oleh beberapa penulis. Ia tetap 
bersikap netral tanpa memihak kepada golongan ekstrem, seperti sering 
disebut oleh beberapa penulis. Ia tetap bersikap netral tanpa memihak kepada 
salah satu pihak yang berselisih sampai tahun 1936, ketika peristiwa demi 
peristiwa yang terjadi akhirnya menempatkan Hitler menganut garis moderat. 
Ini terlihat jelas dari usaha yang dilakukan untuk mencoba melaksanakan  
persahabatan dengan Inggris, dan berusaha menjauhi benturan dengan pihak 
gereja dan para penganut Kristen secara umum. Tindakan Hitler yang sangat 
berani adalah menutup The Grand Eastern Lodge di Jerman, yang merupakan 
sarang Free Masonry, mirip dengan The Grand Eastern Lodge yang terdapat di 
kota besar Eropa lainnya yang dikuasai oleh para pemilik modal internasional. 
Meskipun perkumpulan The Grand Eastern Lodge di Jerman melarang orang 
Yahudi menjadi anggotanya, namun faham atheisme yang terdapat dalam 
perkumpulan itu bukan tidak lebih berbahaya daripada prinsip para pemilik 
modal Yahudi internasional. Nazisme merupakan salah satu bentuk atheisme 
yang mentuhankan negara Jerman. Seluruh dunia harus tunduk kepada Jerman 
dengan kekuatan, dan membangun kebudayaan supremasi ras Arya Jerman. 
Di tengah-tengah perselisihan antar-kelompok dalam Nazi, pribadi Hitler bagi 
kelompok moderat merupakan sosok pimpinan baru dan bapak pembangunan 
Jerman. Bagi kelompok ekstrem, Hitler adalah seorang Fuhrer bagi Jerman, dan 
seorang pimpinan bangsa Arya. Sedang Hitler sendiri berusaha menjauhkan 
diri dari pelukan golongan aristokrat militer Aryan, yang bagi Hitler sendiri 
tidak dibutuhkan, karena ia mampu membangun militer Jerman tanpa harus 
minta bantuan mereka. Hitler yakin, bahwa satu-satunya jalan untuk 
mewujudkan perdamaian, dan memberi  pukulan mematikan kepada para 
pemilik modal Yahudi internasional itu adalah melaksanakan  persekutuan 
dengan negara super power di Eropa pada saat itu, yaitu Inggris. Maka, arah 
politik Hitler ditujukan kepada persekutuan sejenis itu. Antara tahun 1933-1936 
Hitler selalu berusaha melaksanakan  hubungan dengan Inggris, agar bisa 
membentuk persekutuan bersama. la memiliki tekad seperti itu sejak masih 
dalam bukunya yang diberi judul Perjuanganku. Katanya, "Seandainya aku 
diminta untuk membela kerajaan Inggris dengan kekuatan, pastilah permintaan 
itu akan kukabulkan dengan senang hati". Hitler kurang jeli, bahwa usaha 
untuk mencapai keinginan seperti itu terhalang oleh dua kendala besar, yaitu :
1) Para pemilik modal internasional tahu, bahwa dukungan bagi 
kebangkitan dan militerisasi Jerman yang digalakan oleh Hitler akan 
membuka jalan bagi pecahnya perang yang mereka rancang 
sebelumnya. Di lain pihak, Hitler punya beberapa sasaran utama yang 
akan dituju dalam persekutuannya dengan Inggris, di antaranya 
mengenyahkan orang-orang Yahudi sampai ke akar-akarnya. 
2) Golongan aristokrat militer Aryan di Jerman, yang dari para sejarawan 
mendapat julukan "Para Pialang Perang Nazi", tidak mau berkompromi, 
kecuali demi kekuasaan Jerman atas seluruh Eropa, dan membangun 
kebudayaan yang berpijak pada supremasi bangsa Arya Jerman. 
Dengan demikian, kedua kekuatan itu telah sepakat dalam satu hal, yaitu 
mencegah Hitler untuk melaksanakan  perjanjian persekutuan dengan Inggris, 
dan mencegah Jerman dari setiap upaya untuk tidak terlibat dalam perang 
yang akan datang. Oleh karena itu, usaha Hitler untuk melaksanakan  hubungan 
dengan Inggris berkali-kali mengalami kegagalan. Pihak golongan Nazi 
ekstrem menjadi jengkel melihat Hitler selalu berusaha berjalan melawan arus 
yang ditempuh oleh golongan aristokrat militer Jerman. Akhirnya sebuah 
persekongkolan berusaha untuk membunuh Hitler, tetapi gagal. Usaha 
pembunuhan kedua terjadi tahun 1936, karena Hitler berusaha lagi 
melaksanakan  perjanjian persekutuan dengan Inggris. Tujuannya untuk 
menghadapi kekuatan para pemilik modal Yahudi internasional, bahaya 
Komunisme di Eropa dan untuk menghindari perang yang sudah terasa segera 
akan pecah. Usaha Hitler untuk melaksanakan  perjanjian persahabatan dengan 
Inggris yang terakhir dilakukan bulan Januari 1936 di Berlin, ibukota Jerman. 
Inggris diwakili oleh Lord Lowend, sedang Jerman oleh Hitler sendiri dan 
tangan kanannya Goering dan menteri luar negerinya Von Reintrop. Kita perlu 
mengetahui kasus  ini lebih luas, karena ini merupakan titik perubahan sikap 
Hitler yang menyentuh perkembangan kondisi Jerman secara keseluruhan. 
Untuk itu, kita perlu menelaah buku karya Lord Lowend yang diberi judul Kita 
dan Jerman (We are and Germany), dan menengok kembali artikel yang dimuat 
oleh harian The Evening Standard berbahasa Inggris edisi 23 April 1936. 
Hitler membeberkan kepada Lord Lowend tentang sikap Jerman terhadap 
kasus  internasional yang dihadapi oleh dunia, khususnya tentang bahaya 
Komunisme dan bahaya organisasi para pemilik kapital besar. Hitler 
menjelaskan sebab-sebab yang melatarbelakangi sikap kerasnya terhadap 
kelompok Yahudi internasional, dan keprihatinan Jerman atas penyusupan 
organisasi Zionisme yang masuk ke Eropa dan Amerika Serikat. Hitler 
berpendapat, bahwa untuk menghindari bahaya itu harus lebih dulu 
menyingkirkan kelompok pemilik modal Yahudi internasional sampai ke akar￾akarnya, dengan mengingatkan kembali apa yang diucapkan oleh Disraeli, 
perdana menteri Inggris kenamaan berdarah Yahudi akhir abad ke 19 dalam 
catatan diarynya, "Sesungguhnya yang memerintah dunia adalah segelintir orang 
yang jauh berbeda dari apa yang dibayangkan oleh orang yang tidak mengerti apa yang 
sebenar benarnya  terjadi di balik layar". Reintrop menandaskan kata-kata Hitler. Lord 
Lowend kemudian menyebutkan laporan komite kerajaan Inggris yang diberi 
tugas menyelidiki skandal percukaian Kanada di bawah pimpinan Mr. Stevens 
pada tahun 1927-1928. Von Reintrop sendiri saat itu berada di Kanada. Dalam 
laporan itu dijelaskan, bahwa sindikat penyelundupan yang punya hubungan 
dengan para pemilik modal Yahudi internasional bisa mengeruk uang setiap 
tahunnya lebih dari 100 juta dolar Amerika. Jumlah itu sangat besar waktu itu, 
yang diperoleh lewat sogokan, pemerasan dan sebagainya, sehingga timbul￾goncangan kehidupan sosial dan politik di Kanada. Untuk memperkuat 
laporan pemerintah Inggris itu, Von Reintrop menambahkan, bahwa 
kebobrokan seperti itu, lebih dulu harus disingkirkan sumbernya, yaitu 
kelompok pemilik modal internasional. Pembicaraan itu berakhir sesudah  Von 
Reintrop dan Goering memaparkan pemikiran dan pandangan profesor Karl 
Reiter dan para ideolog Nazi kepada Lord Lowend. Hitler menutup pertemuan 
itu dengan meminta, agar menteri Inggris itu menyampaikan kepada 
pemerintahnya tentang sikap dan pandangan Hitler, dan menawarkan untuk 
mempertimbangkan kemungkinan terbentuknya persekutuan bersama antara 
Jerman dan Inggris. sesudah  tiba di Inggris, Lord Lowend menyampaikan 
gagasan dan pandangan Hitler kepada pemerintah Inggris, tetapi ditolak 
mentah-mentah. Lord Lowend diberi tugas kembali untuk menjelaskan 
penolakan ini . Pada tanggal 21 Februari 1936 Lord Lowend kirim surat 
kepada Von Reintrop yang berisi penolakan pemerintah Inggris atas gagasan 
dan tawaran Hitler, dan menerangkan faktor-faktor penyebabnya. Hitler 
kemudian sepenuhnya berpaling kepada golongan aristokrat militer Jerman, 
dengan mengambil prinsip dan rancangan mereka. Sejak itu Hitler 
berkeyakinan, bahwa satu-satunya jalan untuk mewujudkan cita-cita bangsa 
Jerman dan membinasakan musuh-musuhnya adalah perang. 
Sejak tahun 1936 tahap kedua masa pemerintahan Hitler dimulai. Prinsip 
Nazisme berhaluan keras telah mewarnai sepak-terjangnya untuk 
mempersiapkan diri menghadapi perang. Sementara itu, apa yang terjadi di 
Italia mirip dengan apa yang terjadi di Jerman. Akibatnya yang wajar, Hitler 
tertarik untuk mendekati Mussolini, yang akhirnya keduanya membentuk 
poros Berlin-Roma. Spanyol merupakan medan percobaan bagi kekuatan yang 
bertikai di Eropa, yaitu Hitler dan Mussolini berpihak kepada kaum nasionalis. 
Perang saudara ini berakhir pada bulan Juli 1936 dengan kemenangan di 
pihak jenderal Franco kemudian tampil sebagai pemimpin baru di Spanyol. 
B. Pertikaian antara Nazisme dan Kristen 
Kaum nasionalis di Spanyol yang didukung oleh Hitler dan golongan Kristen 
tidak bisa mengelakkan permusuhan antara Hitler dan gereja Katolik, sejak 
Hitler memihak dan bergandengan tangan dengan golongan aristokrasi militer 
Jerman. Kasta ini berpegang pada faham atheisme dalam sepak terjangnya, 
yaitu menjadikan negara Jerman dan prinsip supremasi ras Arya sebagai 
Tuhan. Para tokoh Protestan bergabung dengan gereja Katolik untuk 
menghadapi langkah-langkah Hitler. Gabungan ini terjadi karena terpanggil 
untuk menentang faham atheisme yang dijadikan pegangan oleh golongan 
Nazi ekstrem itu. Pertentangan antara Hitler dan gereja makin tampak jelas 
menjelang akhir tahun 1936, dan mencapai puncaknya ketika Paus Pius XI 
menulis surat kepausannya kepada gereja di seluruh dunia tanggal 14 Maret 
1937. Isinya, Sri Paus menyerang Nazisme secara terbuka, khususnya 
sehubungan dengan prinsip ketuhanan nasional bagi suatu bangsa dengan 
menjelaskan, bahwa Allah adalah Tuhan bagi semesta alam, bukan hanya bagi 
makhluk atau ras tertentu. 
Tanggal 19 Agustus 1938 para tokoh gereja Protestan Jerman mengedarkan 
surat berisi kecaman keras terhadap prinsip atheisme yang dianut oleh Nazi. 
Disebutkan tentang sikap para tokoh Nazi di Jerman terhadap agama Kristen 
secara terbuka, disertai dengan pernyataan fuehrer tentang nasionalisme Aryan 
Jerman yang di-Tuhan-kan itu. Gereja Protestan bersama Katolik mengambil 
sikap melawan dan menentang Hitler dan Nazismenya. Berikut ini adalah 
cuplikan isi surat ini : 
"Tujuan para tokoh Nazi bukan saja menghancurkan gereja Katolik atau gereja 
Protestan, melainkan juga ingin menghancurkan ajaran Kristen yang berlandaskan 
Tuhan semesta alam, untuk diganti secara praktis dengan Tuhan Ras Jerman. Apakah 
yang dimaksud dengan Tuhan Ras Jerman itu ? Apakah ada bedanya dari Tuhan 
bangsa lain? Kalau demikian, setiap bangsa punya Tuhan sendiri, yang berarti tidak 
ada Tuhan' sama sekali". 
Para tokoh Nazi menanggapi sikap gereja itu dengan sikap keras. Suhu politik 
di Jerman hampir mirip dengan situasi perang sipil yang disebabkan oleh 
pertikaian kepercayaan agama. Untuk menghadapi perkembangan situasi 
dalam negeri, Hitler mengeluarkan undang-undang tegas dengan sangsi 
hukuman yang berat bagi setiap ancaman terhadap kekuasaan politik mutlak 
negara Nazi. Sejak itu situasi tegang yang terjadi di Jerman tampak mereda. 
namun , pertengkaran mendasar antara Nazi dan gereja tetap tidak bisa 
berkurang. 
Perkembangan situasi di Italia tidak jauh berbeda secara umum dari situasi di 
Jerman. namun , pertikaian yang ada di Italia berasal dari persengketaan 
tentang perebutan tanah jajahan antara Italia di satu pihak serta Inggris dan 
Perancis di pihak lain. Kesamaan Mussolini di Italia dengan Hitler di Jerman 
merupakan sekutu alami dalam menghadapi setiap tantangan musuh. 
Persekutuan poros Nazi-Fasisme terungkap dengan jelas ketika Italia dan 
Jerman terlibat dalam perang saudara di Spanyol, yang keduanya memihak 
jenderal Franco, yang akhirnya Francolah yang menang. Demikianlah awal 
wajah poros Berlin-Roma. Pada mulanya Hitler dan Mussolini mengira, bahwa 
jenderal Franco segera akan bergabung ke dalam persekutuan mereka sesudah  
menang perang itu. Namun pandangan politik Franco yang lebih banyak 
dipengaruhi oleh keyakinan ajaran agama Kristen yang dianutnya, telah 
menjadi penghalang untuk bergabung bersama. Franco tetap bersikap seperti  ini, meskipun berkali-kali mendapat tekanan dari Hitler dan Mussolini. Dengan 
demikian, kepercayaan yang dipegang teguh telah menjauhkan negerinya dari 
kancah perang yang menghancurkan. 
Kemudian poros Berlin-Roma mengalihkan perhatiannya ke Timur Jauh. Di 
sini mereka mendapatkan sekutu ketika tanpa kesulitan, karena perang 
ekonomi yang telah mencapai puncaknya antara Jepang dan Dunia Barat. 
Barang-barang produksi Jepang sudah dikenal oleh seluruh dunia dengan 
ragam dan modelnya serta harganya yang murah. Hal ini merupakan ancaman 
bagi barang-barang produksi Eropa. Pihak Barat mengumumkan perang 
terhadap perdagangan dan industri Jepang yang akan menghancurkan 
perekonomiannya. Maka wajarlah kalau Jepang mencari kawan yang bisa 
dijadikan sekutu, dan menyambut baik pendekatan yang dilakukan oleh poros 
Berlin-Roma, yang juga memusuhi Dunia Barat. Dengan demikian, 
terbentuklah poros Berlin-Roma-Tokyo. terbukalah sekarang jalan bagi 
program para pemilik modal Yahudi internasional. Mereka mengantar dunia 
menuju perang yang tidak bisa di hindarkan lagi. Mereka segera bersiap siap 
untuk menyambut kedatangan perang itu. 
Tokoh yang dipersiapkan untuk memimpin perang dari Inggris adalah 
Winston Churchill. Dari Amerika tampil Franklin Roosevelt, yang punya 
hubungan dekat dengan Baruch, seorang kapitalis kelas dunia. Lebih 
berbahaya lagi, karena ia adalah salah seorang tokoh yang menggerakan 
organisasi Zionisme internasional dan Kongres Yahudi internasional selama 
hampir setengah abad. Selama hidupnya ia melakukan pengkhianatan 
terhadap bangsa Amerika Serikat. Hubungan gelapnya dengan Churchill 
bukan merupakan rahasia lagi. Keduanya sering melaksanakan  pertemuan dan 
kunjungan secara teratur sejak beberapa tahun lamanya. Dan yang paling 
menonjol adalah, kunjungan Churchill kepada Baruch pada tahun 1954, ketika 
Churchill menyampaikan terus terang hubungannya dengan organisasi 
Zionisme, yang telah terjalin sejak lama. Namun ini tidak berarti, bahwa para 
pemilik modal Yahudi internasional menemukan jalan mulus untuk mencapai 
cita-citanya di Inggris, meskipun Churchill telah membantu proyek yang 
dicanangkan. 
Di Inggris sendiri terdapat benturan keras dengan sebuah tantangan 
terorganisasi yang digerakkan oleh kalangan intelektual kelas atas. Kalangan 
ini telah lama menyadari bahaya yang mengancam Inggris yang datang dari 
Kongres Yahudi dan para pemilik modal Yahudi internasional. 
Orang yang mengingatkan kalangan intelektual tentang bahaya yang 
mengancam inggris dari balik layar adalah seorang wartawan bernama Victor 
Marsedan , yang bertugas di Rusia untuk harian The Morning Past berbahasa 
Inggris yang terbit di London. la menyaksikan berbagai peristiwa yang terjadi 
di Rusia ketika itu. Ia juga mendapatkan satu eksemplar buku yang ditulis oleh 
Sergay Niloss berjudul "Bahaya Yahudi" yang terbit tahun 1905. Dalam buku 
itu profesor Niloss memuat dokumen rahasia yang ia peroleh dari seorang wanita kaya di Paris yang berhasil mencuri dari kekasihnya, seorang kapitalis 
Yahudi terkemuka pada saat itu, yang baru saja kembali dari pertemuan 
rahasia yang diadakan oleh para tokoh The Grand Eastern Lodge Perancis. 
sesudah  mengkaji dan menganalisa buku profesor Niloss itu, Victor Marsedan 
segera berniat mengingatkan bangsanya tentang bahaya yang sedang 
mengancam negerinya. sebenar benarnya  ia sudah berniat segera kembali ke London, 
tapi situasi dan peristiwa besar yang terjadi di Rusia memaksa ia untuk 
menangguhkan kepulangannya hingga tahun 1921. sesudah  tiba di Inggris, 
Marsedan segera menerjemahkan buku itu ke dalam bahasa Inggris, dan 
mengedarkannya dengan judul The Protocols of Learned Elderly of Zion. 
Marsedan menyadari, bahwa dengan menerjemahkan dan mengedarkan buku 
itu berarti is meletakkan diri dalam posisi berbahaya. Namun ia tetap tidak 
mau mundur dari tekadnya. sesudah  buku itu beredar, terjadilah goncangan 
besar di Inggris, yang kemudian menjalar ke seluruh dunia. Para pemilik modal 
Yahudi segera melangkah melaksanakan  propaganda besar-besaran dengan 
melemparkan tuduhan klasik, seperti biasa mereka lakukan, bahwa dokumen 
yang terdapat dalam buku Niloss itu palsu, yang bertujuan hendak meniupkan 
gelombang anti semitik. 
Kami (penulis) menjadikan buku Niloss ini sebagai rujukan utama. sesudah  
melaksanakan  kajian dan analisa mendalam selama beberapa tahun, akhirnya 
kami sampai pada kesimpulan yang meyakinkan, bahwa dokumen Niloss, atau 
yang dikenal dengan Protocols of learned elderly of Zion tidak lain adalah 
ucapan asli yang disampaikan dalam Kongres yang diadakan oleh Amschel
Rothschild tahun 1773 di Frankfurt, yang telah kami kutipkan selengkapnya 
pada bab terdahulu. Perlu kami tambahkan di sini, bahwa kekuatan setan itu 
sejak lama telah membentuk organisasi yang memiliki jaringan internasional, 
dengan tujuan menghancurkan warga dunia. Organisasi ini tidak lain 
adalah faham Zionisme dan Komunisme sebagai kedok yang membungkus 
gurita busuk. Para pemilik modal internasional tidak bisa memukul Marsedan 
secara terbuka. Banyak kawan Marsedan justru akan membuka rahasia lebih 
luas lagi. Marsedan tetap bekerja pada harian The Morning Post sampai tahun 
1927. Saat itu, golongan yang berpengaruh di Inggris yang menyadari bahaya 
Yahudi internasional bisa membujuk pemerintah Inggris untuk mengangkat 
Marsedan sebagai orang kepercayaan putra mahkota Inggris, Duke of Wales. 
Waktu putra mahkota akan melaksanakan  lawatan panjang keliling wilayah 
kerajaan Inggris, Marsedan diminta untuk mendampingi sang pangeran. 
Sepulang dari lawatan itu, sang pangeran tidak lagi bergaya hidup mewah dan 
boros, tapi berubah menjadi orang yang berpandangan jauh. Selama dalam 
perjalanan, Marsedan sengaja menunjukkan semua dokumen dan bukti yang 
ada padanya tentang seluk-beluk Konspirasi internasional, dan peran yang 
dimainkan oleh para pemilik modal Yahudi internasional dari balik layar. 
sesudah  beberapa saat pulang dari lawatannya berkeliling bersama sang 
pangeran, Marsedan meninggal dunia secara mengejutkan. Ini jelas bukan 
peristiwa kebetulan. 
Di sisi lain, sesudah  kembali dari perjalanannya, sang pangeran mengalihkan 
pola hidupnya dari hidup pesta-pora dan bersenang-senang kepada hidup 
serius untuk memanfaatkan peluang baik dalam memikirkan politik dan 
ekonomi. Ia suka membaur dengan berbagai kalangan rakyat. Sang pangeran 
telah meninggalkan adat kebiasaan turun temurun, yang melarang seorang 
pangeran campur tangan dalam kasus  umum. Ia menentang setiap langkah 
politik yang telah ia ketahui berasal dari prakarsa para pemilik modal Yahudi. 
Jelaslah kiranya, pangeran telah masuk ke dalam pertikaian melawan kekuatan 
terselubung yang sedang memerintah Inggris. Hal ini benar-benar terjadi ketika 
ia menaiki tahta kerajaan Inggris bulan Mei 1936 dengan gelar Raja Edward 
VIII. 
Para pemilik modal Yahudi internasional segera tahu, bahwa pertikaiannya 
melawan raja baru Inggris itu adalah perang yang menentukan. Mereka tidak 
mau membuang-buang kesempatan dalam penyerangannya kepada Raja 
Edward VIII, sejak raja naik tahta. Mereka amat berpengalaman sejak berabad￾abad lamanya dalam menghadapi kasus  seperti ini, dan banyak belajar 
untuk mempersiapkan segalanya dalam rangka operasinya. Mereka mulai 
menyerbu dengan propaganda gosip yang terkenal itu. Ini ternyata tidak 
mudah. Sebab, Raja Edward diketahui hidup bersih sejak ia kembali dari 
lawatannya itu. Namun mereka tidak kehilangan akal. Mereka segera 
menemukan sasaran yang dicari pada diri wanita terkenal bernama Willy 
Simpson. Ia adalah seorang janda jelita berkebangsaan Amerika, yang hendak 
dikawin oleh Edward. Segeralah mesin propaganda besar-besaran diarahkan 
kepada kasus  ini untuk membentuk opini umum di Inggris menentang 
wanita itu. kasus  ini menjadi isu paling hangat di Inggris, dan memaksa 
Edward memilih salah satu alternatif, turun tahta atau kawin dengan Willy 
Simpson. Edward diperingatkan oleh perdana menteri Inggris Mr. Boldwin 
agar menentukan sikap. Akhirnya Edward memilih turun tahta, dan 
melanjutkan pernikahannya dengan Willy Simpson. 
Inggris mengalami masa peralihan baru sejak Edward VIII turun tahta. 
Pertikaian terjadi antara para pemilik modal Yahudi internasional melawan 
para pendukung mantan Raja Edward yang masih bertahan merintangi gerak￾gerik mereka. Para pemilik modal Yahudi internasional bertekad akan 
mengalahkan para pendukung Edward, berapa pun harga yang harus dibayar, 
demi menaikkan seorang pendukung Zionisme kawakan Winston Churchill ke 
tampuk kekuasaan sebagai perdana menteri. 
Kami pribadi (penulis) bertanya-tanya tentang sebab munculnya dokumen ini, 
yaitu The Protocols of Learned Elderly of Zion, ketika ditemukan oleh profesor 
Niloss sesudah  berapa di alam rahasia sejak tahun 1773, yaitu lebih dari satu 
seperempat abad lamanya. Jawaban ini kemudian terungkap dalam analisa 
kami mengenai periode itu yang punya arti lebih penting daripada yang 
pernah mereka alami dalam sejarah mereka. Dunia telah dipersiapkan untuk 
menerjuni Perang Dunia I, sesudah  semua jalan yang menuju perang itu terbuka 
lebar. Mereka dituntut melaksanakan  pertemuan penting dalam rangka 
menjajaki kasus  perang itu dan rancangannya. Bukan hanya ini saja 
keistimewaan periode ini . Di sana terdapat peristiwa demi peristiwa 
berbahaya yang telah dipersiapkan oleh pihak Konspirasi secara serentak 
terhadap umat manusia. Peristiwa itu belum pernah disaksikan dalam sejarah 
dunia, yang menyebabkan para tokoh Konspirasi sendiri terpaksa berbondong￾bondong membanjiri kota London pada tahun 1893 dengan membawa serta 
dokumen-dokumen, berbagai program dan hasil kajian penting mereka. 
Berbagai pertemuan rahasia yang mereka adakan terus berlangsung di London 
saat itu. Sebagian dokumen rahasia itu disimpan oleh para tokoh Konspirasi 
yang berdiam di London, sampai mereka meninggal dunia dan sesudah  itu. 
Pada waktu para tokoh The Grand Eastern Lodge melaksanakan  pertemuan di 
Paris tahun 1901, salah seorang peserta kapitalis Yahudi membawa dokumen 
itu ke London, langsung sesudah  pertemuan itu usai. Pada saat ia menginap di 
rumah seorang wanita kaya kekasihnya, dokumen itu lenyap. 
Peristiwa yang membuat kekuatan Konspirasi terpaksa melaksanakan  berbagai 
pertemuan dimulai tahun 1896, ketika terjadi perang Boer yang berkobar di 
Afrika Selatan. Para pemilik modal internasional berhasil menguasai tambang 
emas di sana. Lalu disusul dengan sejumlah peristiwa pembunuhan terkenal 
yang telah kita bicarakan terlebih dahulu. Di samping itu, di belahan bumi lain 
terjadi pula perang antara Spanyol dan Amerika tahun 1896. Ada indikasi kuat, 
bahwa Winston Churchill muncul pertama kali ketika terjadi perang Boer itu. 
Saat itu ia bekerja sebagai koresponden perang di Afrika Selatan. Hubungannya 
dengan Zionisme telah terjalin sejak masa mudanya, seperti diakuinya sendiri 
pada tahun 1954. Churchill sangat bangga sebagai tokoh Zionis, dan bekerja 
sesuai dengan program terselubung berjangka panjang, yang diawasi oleh 
Zionisme internasional, yang bertujuan menguasai dunia. 

RAHASIA DI BALIK PERANG DUNIA II 
(Sebuah Tinjauan Analitis Sejarah) 
Setiap peristiwa yang terjadi di Inggris meninggalkan tanda tanya besar bagi 
sekelompok kalangan dalam warga Inggris, karena telah lama menyadari 
bahaya yang mengancam negeri itu sesuai Perang Dunia I. Media massa yang 
kebanyakan dikuasai oleh para pemilik modal internasional mampu menguasai 
pendapat umum, dan jalan pemikiran, serta perasaan kelas menengah dan 
bawah di Inggris. Lain halnya dengan kalangan intelektual dan golongan atas 
lainnya. Mereka ini tidak mudah terpengaruh oleh propaganda media massa. 
Para pemuka Inggris yang berpikiran jernih makin merasakan adanya kekuatan 
terselubung. Mereka ini mengatur dan mengendalikan peristiwa dari balik 
layar, menciptakan tokoh-tokoh yang bisa dijadikan kaki-tangan, sesuai dengan 
program teratur dan terarah, dan berjangka panjang. Peristiwa turunnya 
Edward dari singgasana kerajaan Inggris, dan peristiwa yang melatarbelakangi 
punya akibat tertentu, sesuai dengan rancangan yang telah digariskan. Para 
tokoh terkemuka Inggris menyadari bahaya itu, dan tahu pula dari mana 
datangnya bahaya itu. Mereka tahu secara pasti, bahwa para pemilik modal 
Yahudi internasional adalah pihak yang membentuk kekuatan terselubung itu, 
atau setidaknya yang mewakilinya. Jadi, merekalah yang bertanggungjawab 
atas perjalanan sejarah yang terjadi di Eropa, atau bahkan di dunia pada 
umumnya. Diyakini pula, bahwa Zionisme bukanlah sebuah organisasi politik 
yang punya tujuan dan sasaran biasa. Zionisme adalah organisasi utama yang 
melaksanakan program Konspirasi internasional secara umum. 
Tokoh Inggris yang mengetahui hakikat dan seluk-beluk Konspirasi adalah 
admiral Sir Barry Dumvell, seorang perwira yang pernah memegang jabatan 
tinggi berkali-kali pada angkatan laut kerajaan Inggris selama 40 tahun 
berturut-turut. la dikenal dengan kedahsyatannya dalam pasukan meriam 
angkatan laut Inggris pada Perang Dunia I, dan juga seorang direktur Akademi 
Angkatan Laut Kerajaan (Royal Navy Academy). Kemudian ia menjabat 
sebagai kepala badan inteligen angkatan laut selama beberapa tahun. Tidak 
diragukan lagi, data-data berbahaya yang ia peroleh selama melaksanakan 
tugas inteligen itulah yang membuat ia mengetahui secara detail tentang apa 
yang terjadi di balik layar. Apalagi ia sering mewakili pemerintahnya dalam 
berbagai kesempatan, terutama dalam konferensi yang ada hubungannya 
dengan keamanan laut. Adapun kolonel Ramsey adalah tokoh kedua yang 
mengetahui seluk-beluk Konspirasi, sesudah  Sir Barry Dumvell. Ia seorang 
alumnus Akademi Militer Saint Horse (Saint Horse Military Academy), dan 
pernah mengabdi sebagai pasukan pengawal kerajaan Inggris (The Royal 
British Guard) selama masa Perang Dunia I. Kemudian ia berpindah tugas 
sebagai komandan angkatan laut kerajaan Inggris. sesudah  terjun ke dunia 
politik, ia terpilih sebagai anggota Majelis Umum (House of Common) pada tahun 1931. Ia duduk dalam parlemen itu sampai tahun 1940, ketika ia 
meninggalkan kehidupan politik. 
Admiral Dumvell dan Ramsey keduanya merupakan orang terdepan dalam 
gerakan barisan  pasukan yang mengetahui hakikat bahaya yang datang dan para tokoh 
Yahudi internasional, yang bergabung pada kelompok pemilik modal 
internasional. kasus  ini menjadi perhatian khusus bagi mereka berdua sejak 
tahun 1938. Mereka berdua menyampaikan peringatan kepada pemerintah 
Inggris tentang hakikat bahaya itu. Keduanya mengetahui tujuan langsung 
yang dijadikan sasaran pada waktu itu, yaitu menyalakan api perang yang 
akan menyeret bangsa lain untuk saling menghantam. Seusai perang pasti akan 

muncul kondisi baru yang penuh kecemasan dan kelelahan, yang 
memungkinkan Konspirasi melangkah ke tahap berikutnya, yaitu mendirikan 
negara nasional bagi bangsa Yahudi di Palestina. Dari tempat inilah kegiatan 
Konspirasi selanjutnya akan diatur untuk mengejar mimpi-mimpi gila mereka. 
Kami pribadi (penulis) sampai tahun 1937-1938 belum merasa yakin tentang 
tujuan akhir Konspirasi dan sejauh mana pengaruh mereka yang menyelusup 
masuk ke dalam bangsa-bangsa di dunia. sesudah  mempelajari catatan Dumvell 
dan Ramsey yang berhubungan dengan kasus  Yahudi sejak tahun 1939 
sampai tahun 1950, kami meyakini semua itu, khususnya tentang kenyataan 
yang mengerikan, dan hakikat apa yang disebut dengan penindasan terhadap 
Yahudi. Semua itu memberi  image secara jelas mengenai propaganda 
beracun yang menelanjangi mereka sendiri dari sifat kemanusiaan. Setiap 
orang Yahudi dan para korban propaganda Komunisme dan atheisme wajib 
menelaah ulasan berikut dengan pikiran jernih, agar selamat dan marabahaya. 
Stalin melaksanakan  langkah pembersihan umum secara besar-besaran pada 
tahun 1939 terhadap unsur-unsur Yahudi yang didalangi oleh jaringan 
revolusioner terselubung. sesudah  beberapa waktu berlalu diketahui, bahwa 
mereka itu ternyata hanya menjadi kuda tunggangan belaka. Para tokoh 
Konspirasi Yahudi internasional tidak memperdulikan untuk menjerumuskan 
saudara-saudaranya sebangsa Yahudi sebagai tumbal. Bahkan mereka 
memberi  bantuan besar-besaran kepada Stalin selama dalam perang. Dan 
kami (penulis) adalah salah seorang yang memimpin pengawasan pengiriman 
bantuan itu dari Eropa dan Amerika ke Rusia melewati teluk Arab. Mengenai 
perang itu sendiri, para pemilik modal Yahudi internasional adalah pihak yang 
mendalangi dan membiayainya. Para tokoh Yahudi mengklaim, bahwa mereka 
meniupkan api perang itu untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari 
kekejaman Nazisme. Demikian pula yang diklaim oleh sekutu mereka dalam 
perang ini , termasuk di dalamnya Winston Churchill dan Roosevelt, serta 
tokoh-tokoh dunia lainnya. Dengan demikian, pendapat yang beredar dan 
yang terus diungkit-ungkit hingga kini adalah, bahwa Jerman di bawah Hitler 
telah bertekad untuk memusnahkan orang Yahudi. Dan Perang Dunia II telah 
menyelamatkan nasib mereka dari penderitaan yang mereka alami selama ini. 
Akibatnya, orang Yahudi yang pada umumnya menganut faham Zionisme bekerja untuk mencari dukungan dari bangsa Eropa dan Amerika terhadap 
penindasan Hitler di masa lalu. 
Siapakah gerangan orang-orang Yahudi yang tertindas itu? 
Apa sebenar benarnya  hakikat penindasan Hitler itu? 
Dan apa hakikat Zionisme itu? 
Kita perlu berhenti sejenak untuk meninjau secara analitis, sehingga kita akan 
sampai pada titik yang bisa memberi  gambaran jelas. Sejarah telah berbicara 
sendiri, bahwa Jerman pada masa Nazi memang memusuhi Yahudi, atau anti 
semitisme menurut istilah orang Yahudi. namun , permusuhan itu belum 
sampai di luar batas Jerman. Memang benar mereka diperlakukan kejam oleh 
Hitler dan para tokoh Nazi. namun , orang Yahudi di luar perbatasan 
Jerman tidak mendapat perlakuan keji dari Nazi. Bahkan orang Yahudi di 
Eropa masih tetap bisa hidup dengan aman. Hanya sebagian kecil orang 
Yahudi yang melarikan diri dari Jerman. Serbuan Hitler bersama pasukan 
Nazinya ke wilayah Polandia terjadi pada bulan September 1939, disusul 
dengan pecahnya Perang Dunia II. Keadaan orang-orang Yahudi berbalik sama 
sekali. Perang ini membuat seluruh Eropa dalam cengkeraman Jerman 
Hitler. Kebencian bangsa Jerman ditumpahkan kepada orang Yahudi di 
Polandia, Belgia, Perancis, Belanda dan negara Eropa lainnya, yang sebelum 
pecah perang mereka hidup aman. Perang itu sendiri direncanakan oleh para 
tokoh Yahudi sejak berakhirnya Perang Dunia I. Sikap anti Yahudi bangsa 
Jerman sebelum pecah Perang Dunia II sudah tampak dan terungkap dalam 
bentuk kebencian, pemenjaraan dan pembuangan pada saat-saat tertentu. 
sesudah  pecah perang, sikap orang Yahudi di seluruh dunia menentang Jerman, 
sedang kebencian bangsa Jerman terhadap Yahudi berubah menjadi tindakan 
kejam. Jerman menganggap orang Yahudi sudah memihak kepada sekutu 
musuh Jerman. Wajarlah kalau Jerman juga memerangi Yahudi, sehingga 
tumbal perang bertambah banyak. 
Bagi kita kasus nya bertambah jelas, bahwa para tokoh Yahudi internasional 
lah yang mengatur kondisi buruk seperti itu. Contoh yang jelas adalah kondisi 
di Polandia, yang karena perjanjian Versailles telah memicu  perselisihan 
tajam antara Jerman dan Polandia tentang pemisahan Prusia Timur sebagai 
wilayah Jerman yang dipersengketakan oleh Polandia. Prusia Timur dengan 
Jerman dibatasi oleh terusan yang memanjang sampai di kota Danzig, sesuai 
dengan perjanjian Versailles sebagai kota internasional. Propaganda yang 
dilancarkan oleh para pemilik modal Yahudi internasional menghujani berita 
palsu yang membentuk opini umum, bahwa Hitler telah bertekad 
menyelesaikan kota Danzig dan terusan Polandia dengan jalan kekerasan. 
Padahal kasus nya tidaklah demikian. Nota Hitler yang dikirim kepada 
pemerintah Polandia bulan Maret 1939 menjelaskan, agar kasus  itu bisa 
diselesaikan dengan jalan damai. Usaha damai ini sudah berulang kali 
ditempuh, namun tidak membawa hasil. Nota Hitler yang terakhir itu tidak 
mendapat jawaban selama berbulan-bulan. Pemerintah Polandia berlagak tidak tahu-menahu, yang membuat Hitler kehabisan kesabaran. Propaganda Yahudi 
sendirilah yang mengipas-kipas untuk mendorong Hitler mengambil tindakan 
militer terhadap Polandia. Dan terjadilah serbuan Nazi ke Polandia, September 
1939. 
kasus  yang menyebabkan Polandia bersikap tidak tahu-menahu tentang 
nota Hitler itu ialah, karena adanya jaminan dari Inggris untuk membela 
Polandia bila diserang oleh Jerman. Untuk ini, Polandia menandatangani 
sebuah perjanjian dengan Inggris. Jaminan Inggris ini disahkan oleh 
pemerintah Inggris atas desakan dan prakarsa para pemilik modal Yahudi 
internasional dan kakitangannya. Mungkin ada anggapan, bahwa Inggris 
sudah melaksanakan janjinya itu, ketika Inggris mengumumkan perang 
terhadap Jerman, sesudah  Jerman menyerbu Polandia. namun , 
kenyataannya Inggris sendiri sangat lemah. Pemerintah Inggris sendiri 
menyadari ketidakmampuannya untuk mengulurkan bantuan, baik dari laut, 
udara atau pun darat. Jaminan Inggris kepada Polandia menyulitkan posisi 
pemerintah Inggris sendiri. Di sisi lain, para pemilik modal Yahudi 
internasional telah mengetahui lika-liku sebelumnya tentang apa yang akan 
terjadi, dan mendesak Inggris untuk mengeluarkan jaminan, dan sekaligus juga 
mendesak Polandia untuk memegang jaminan itu. Mereka juga mendorong 
orang-orang Yahudi Polandia untuk melaksanakan  perlawanan sengit kepada 
pasukan Jerman. Ketika Polandia dikejutkan oleh serbuan Nazi, dan ternyata 
Inggris tidak mengulurkan bantuan apa pun, rakyat Polandia mengalami nasib 
buruk. Jelaslah bagi kita akibat dari semua peristiwa itu. Para tokoh Yahudi 
internasional telah merancang dan menyebabkan nasib bangsa mereka sendiri 
di Polandia kepada pasukan Nazi. Mereka sebelumnya berhasil memaksa 
Hitler membanting haluan untuk berpihak kepada Nazi ekstrem. Dan 
kebencian Nazi ekstrem yang telah mendarah daging terhadap bangsa Yahudi 
justru menambah keruh suasana di Jerman sesudah  Perang Dunia I. Ini satu 
bukti lagi, bahwa para tokoh Yahudi internasional adalah dalang setiap 
kejahatan internasional dengan program setan, yang bertujuan menguasai 
dunia demi kepentingan mereka sendiri. Setiap orang Yahudi patut menyadari, 
bahwa para tokoh mereka adalah pihak yang paling bertanggungjawab atas 
setiap peristiwa yang menimpa mereka dan bangsa lain di dunia. Para tokoh 
Yahudi atau para sesepuh Zion (The Learned Elderly of Zion) atau kaum Nurani 
tidak pernah menganut ajaran suatu agama mana pun, sampai kini. Mereka 
tidak punya aqidah tertentu, kecuali 'aqidah' tamak dan gila turun-menurun, 
yang selalu membuat onar dan bencana dalam mewujudkan impiannya. 
Seandainya mereka benar-benar hendak membela orang Yahudi Polandia 
seperti yang mereka klaim, niscaya mereka tidak akan menjerumuskan negara 
itu ke dalam perang. Perang itu berarti orang Yahudi sendiri yang mendapat 
perlakuan kejam dari pasukan Nazi. 
Mengapa orang Yahudi yang konon tertindas, lewat organisasi Zionisme dan 
jaringan-jaringannya berhasil masuk ke Amerika, Eropa dan Palestina? Orang 
Yahudi kelas bawah sebenar benarnya  hanya melaksanakan perintah dan program 
para tokoh mereka sendiri. Mereka terkejut oleh perang yang berkecamuk, 
karena mereka sebelumnya tidak menyangka. Para tokoh Yahudi, para agen 
mereka, dan kaki-tangan mereka adalah orang-orang yang mengatur jaringan 
Konspirasi di mana-mana dan mempersiapkan perang. Mereka inilah yang 
sebenar benarnya  menyelusup ke Eropa, Amerika dan Palestina. Mereka ini pula 
yang datang kepada bangsa Barat dengan mengenakan 'pakaian hamil' dengan 
mengaku menjadi mangsa perkosaan Hitler dan Nazismenya. Padahal, mereka 
sendirilah yang sengaja merancang dan mengatur perkosaan itu. Mereka 
datang atas nama Zionisme untuk membela apa yang dinamakan dengan 
bangsa Yahudi. Kalau bangsa di dunia hendak membela orang Yahudi, 
mestinya para sesepuh Yahudilah yang harus dibinasakan, untuk 
menyelamatkan mereka dari kejahatan setan
SISI GELAP POLITIK PERANG DUNIA II 
Sudah kita bahas terdahulu, bahwa sekelompok tokoh terkemuka Inggris, 
terutama Dumvell dan kolonel Ramsey menyampaikan peringatan kepada 
pemerintah Inggris tentang bahaya Yahudi internasional. Ketika Chamberlain 
menjadi perdana menteri Inggris, Dumvell dan Ramsey menjelaskan adanya 
bahaya Yahudi, dan bahwa para pemilik modal Yahudi internasional adalah 
pihak yang akan menyalakan api perang antara Inggris dan Jerman. Tujuan 
yang hendak dicapai di balik perang itu juga dijelaskan. Mereka berdua 
mencari bukti-bukti yang kuat untuk mendesak, agar Chamberlain mengambil 
langkah yang tepat. Chamberlain akhirnya yakin akan adanya bahaya itu. 
Pemerintahnya segera mengambil langkah dan sikap hati-hati dan waspada 
dalam kasus  internasional, dengan mengabaikan isyarat yang digerakkan 
oleh para pemilik modal Yahudi internasional. Chamberlain tahu tentang 
kebusukan perjanjian Versailles yang menjerat leher Jerman. Maka, ia akan 
menyelesaikan kasus  internasional yang timbul oleh adanya perjanjian 
ini . Akibatnya, pihak kelompok pemilik modal internasional mulai 
memandang Chamberlain dengan mata permusuhan dari hari ke hari. Mereka 
bertekad untuk menyingkirkan Chamberlain dari kedudukannya. 
Waktu krisis Swedia mencapai puncaknya karena invasi pasukan Nazi ke 
negeri itu, yang sebelumnya Swedia telah digabungkan dengan Czekoslovakia 
sesuai dengan perjanjian Versailles, Chamberlain enggan mengumumkan 
perang terhadap Jerman. la lebih mengutamakan langkah damai dengan 
mengusulkan diadakannya konferensi untuk membicarakan penyelesaian 
damai mengenai krisis ini . Lebih-lebih sesudah  Dumvell dan Ramsey 
membeberkan seluk-beluk kekuatan terselubung itu, ia lebih waspada 
menghadapi para tokoh Yahudi. pihak Jerman sendiri sesudah  melihat isyarat 
baik dari Inggris, Hitler melihat secercah harapan untuk menjalin hubungan 
persahabatan dengan Inggris. Hitler masih tetap menuntut, agar semua beban 
ketidakadilan perjanjian Versailles terhadap Jerman segera dicabut. Seluruh 
akibat yang ditimbulkan oleh isi perjanjian itu harus diganti rugi. Pertemuan 
yang diprakarsai Chamberlain ini diadakan di kota Munich (Munchen) Jerman. 
Kemudian Chamberlain kembali ke Inggris dengan membawa berita besar 
tentang perdamaian. Para pemilik modal Yahudi internasional melihat gelagat 
yang tidak menyenangkan, yang akan menghalangi mereka disebabkan oleh 
sikap Chamberlain. Mereka tidak akan berhasil menyalakan api Perang Dunia 
II, kecuali apabila mereka bisa menyingkirkan jalan yang menuju perang itu. 
Mereka juga menyadari, bahwa Chamberlain sedikit demi sedikit berbalik 
memusuhi mereka. Untuk menghadapi Chamberlain, para pemilik modal 
Yahudi internasional mengandalkan taktik efektif, seperti yang biasanya 
mereka pakai dalam memukul musuhnya. Mereka memakai senjata media 
massa dan propaganda besar-besaran yang mereka kuasai, termasuk surat 
kabar, majalah dan siaran. Semuanya itu memusatkan serangan terhadap 
Chamberlain, dengan melemparkan tuduhan sebagai antek dan kaki tangan 
Hitler. Bahkan Chamberlain sempat dituduh sebagai agen Fasisme. Tuduhan 
itu disebarluaskan sampai ke seluruh Eropa. Nama Chamberlain menjadi 
identik dengan Fasisme. Sampai sekarang literatur internasional yang 
membahas pembicaraan Chamberlain dan Hitler di Munich melukiskannya 
sebagai tidak membawa hasil positif. Padahal, pertemuan itulah yang 
mencegah pecahnya perang, dan menjaga perdamaian internasional. 
Dalam rangka mengumpulkan bukti-bukti, Dumvell dan Ramsey menemukan 
seorang yang bisa memberi  bantuan dalam melakukan usaha menghindari 
perang, yaitu Tailor Kant, seorang perwira dari Amerika yang bertugas 
menerima dan mengirim teleks kepada jaringan badan inteligen di kedutaan 
Amerika di London. Tailor Kant dibantu oleh seorang wanita bernama Anna 
Woofkov. Keduanya telah lama mengetahui data-data berbahaya yang terdapat 
dalam dokumen rahasia yang sampai kepada kedutaan besar Amerika itu. 
Mereka pun tahu, bahwa perang sudah sampai di ambang pintu, tanpa ada 
yang menyadari. Akhirnya lubuk hati kedua orang itu berontak, ketika 
mengetahui bahwa di belakang perang itu terdapat perancang dan pengatur 
yang akan mendapat keuntungan sendiri. Mereka merupakan komplotan 
internasional terselubung yang punya hubungan langsung dengan kalangan 
pemilik modal Yahudi internasional. Mereka berdua mulai berpikir dalam￾dalam untuk menemukan cara yang bisa mencegah terjadinya perang itu. 
Mereka mempelajari isi dokumen pertukaran informasi lewat antara Churchill 
dan Presiden Roosevelt, yang jelas-jelas membuka kedok para tokoh Yahudi 
internasional yang sebenar benarnya  memegang kendali pemerintah Inggris dan 
Amerika dari punggung Churchill dan Roosevelt sendiri. 
Tailor Kant tahu, bahwa admiral Dumvell dan kolonel Ramsey sedang 
berusaha memerangi tokoh-tokoh Yahudi internasional, serta menghindari 
pecahnya perang. Akhirnya Taylor menemui kolonel Ramsey di rumahnya di 
Gloster Square 47 London, dan minta agar Ramsey sudi menunjukkan 
dokumen asli kepadanya. sesudah  diperlihatkan, Taylor terkejut sekaligus lebih 
yakin dan bisa lebih banyak membantu usaha pencegahan perang dengan 
memperlihatkan dokumen itu kepada Chamberlain. 
Sementara itu, di Jerman terjadi pertikaian intern antara Hitler dan para tokoh 
Nazi berhaluan ekstrem, yang mewakili kalangan elit Jerman. Meskipun Hitler 
telah berganti haluan dan memihak mereka sejak tahun 1936, namun dalam 
benak Hitler masih terdapat keyakinan mengenai keharusan adanya 
persahabatan dan perdamaian dengan Inggris dan Eropa. Hitler berharap agar 
tuntutan Jerman berkenaan dengan perjanjian Versailles bisa dipenuhi, 
khususnya pencabutan konsekuensi ini . Sedang para tokoh Nazi 
berhaluan keras bertekad untuk mewujudkan supremasi ras Jerman dengan 
menguasai Eropa dan dunia pada umumnya dengan kekuatan militer. Di sisi 
lain, Hitler telah merasa puas sesudah  bertemu Chamberlain. Sebab perdana 
menteri Inggris ini tahu benar seluk-beluk bahaya laten Yahudi internasional, 
dan bertekad untuk tidak tunduk pada ketamakan para pemilik modal Yahudi 
internasional. Itulah sebabnya, Hitler berusaha menghindari benturan dengan 
Inggris, namun ternyata tidak mampu mencegah pecahnya perang. Ketegangan 
politik terus meningkat oleh propaganda dan desas-desus santer yang tersebar 
luas di Eropa, yaitu suatu taktik untuk membakar suasana. Di samping itu, 
tekanan kelompok Nazi berhaluan keras di Jerman terhadap Hitler 
menyebabkan meletusnya perang pada awal September 1939, ketika Jerman 
menyerbu Polandia. 
Hitler adalah tipe orang yang punya sifat tidak mundur dari pendiriannya, 
kalau hal itu telah terlanjur diucapkan. Ketika mengumumkan perang kepada 
Inggris dan sekutu, ia memandang bahwa satu-satunya penyelesaian adalah 
dengan perang, meskipun ia masih ingin berdamai dengan Inggris. Namun ia 
ingin mengenyahkan para pemilik modal internasional dengan satu pukulan 
yang mematikan. Para tokoh Yahudi internasional menyadari, bahwa mereka 
sedang mempertaruhkan nasib dalam sebuah permainan konspirasi terbesar 
yang pernah mereka lakukan sepanjang sejarah. Untuk itu, mereka bertekad 
menyalakan api perang lebih besar lagi, dengan menjadikan Nazisme sebagai 
kekuatan yang mampu membakar api perang global, yang dalam perang itu 
pasukan Nazi muncul sebagai salah satu super power. Sementara itu, mereka 
mendapatkan Chamberlain sebagai batu penghalang di tengah jalan yang 
mengganggu, sampai perang berkobar. Chamberlain diketahui punya niat 
untuk secepatnya mengakhiri perang, dan melaksanakan  perdamaian, atau 
menerima syarat yang diajukan oleh Hitler sebelumnya. 
Pasukan Jerman menyerbu bagaikan angin topan dan menduduki Polandia, 
lalu melalap Perancis dan Eropa Barat. Pasukan lapis baja Jerman yang 
dilengkapi dengan tank jenis panser yang terkenal itu, mampu menumbangkan 
pasukan Inggris, atau memaksa mereka menyerah dalam sekejap mata. Namun 
saat itu tiba-tiba Hitler mengeluarkan perintah tertanggal 22 Mei 1940, agar 
pasukannya berhenti menyerang. Perintah yang ditujukan kepada komandan 
pasukan lapis baja Jerman, jenderal Von Klaist itu berbunyi sebagai berikut, 
"Seluruh divisi lapis baja supaya menghentikan operasinya dengan mengambil 
jarak yang cukup dari battery meriam kota Dankert, yang memungkinkan bisa 
melakukan gerakan defensif atau berjaga-jaga". Sudah tentu, jenderal Von 
Klaist sangat terkejut adanya perintah itu. Sebab, pasukannya ketika itu 
mampu menghancurkan pasukan Inggris sama sekali kalau dikehendaki. Ia 
lebih terkejut lagi ketika mendapat perintah yang kedua yang lebih 
membingungkan lagi. Hitler memberi instruksi untuk menarik mundur 
pasukannya ke belakang garis front pertempuran di dekat kota itu, sesudah  
pasukan lapis baja Jerman berhasil menyeberang masuk melewati garis 
ini . Pasukan Jerman itu terpaksa berhenti selama tiga hari dalam keadaan 
tidak menentu. Dalam bukunya berjudul "Ujung Lembah yang Lain" (Another End of the Plain),
seorang kapten dalam pasukan Von Klaist bernama Liddle Hart menulis, 
bahwa dua perwira tinggi jenderal Ronchidt dan Von Klaist menghadap Hitler 
untuk menyampaikan protes atas instruksi Hitler yang membingungkan. 
Namun kedua perwira itu lebih terkejut lagi sesudah  mendengar jawaban sang 
Fuhrer yang menjelaskan, bahwa perintahnya itu bermaksud memberi  
kesempatan pasukan Inggris untuk menarik mundur pasukannya, tanpa 
memerlukan jatuhnya korban, dan untuk menjaga wibawa angkatan bersenjata 
Inggris yang telah dikenal oleh dunia itu. Hitler punya keyakinan, bahwa 
kelestarian kerajaan Inggris masih sangat diperlukan. Di samping itu, Hitler 
mengharapkan agar terbuka kesempatan untuk melaksanakan  pembicaraan 
damai dengan Inggris, yang berarti akan mengakhiri perang melawan Inggris, 
dengan syarat Inggris harus memenuhi tuntutan Jerman. 
Ada bukti lain, bahwa angkatan udara Jerman menolak untuk melakukan 
serangan udara selama bulan-bulan pertama perang itu, yaitu selama 
Chamberlain masih menduduki tampuk kepemimpinan pemerintah Inggris. 
Pasukan Inggris jugs menolak untuk menyerang kota-kota Jerman yang akan 
membawa korban penduduk sipil. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang 
dikeluarkan oleh Chamberlain tanggal 2 September 1939, tepatnya pada hari 
pecahnya perang. Chamberlain berkata, bahwa pasukannya hanya akan 
menyerang sasaran militer. Perang itu berlangsung hingga pasukan Inggris 
ditarik mundur dalam kondisi lebih mirip damai daripada perang yang 
sebenar benarnya , dari kota Dankert. Pasukan Jerman tidak melaksanakan  serbuan 
lebih jauh masuk ke wilayah Inggris, kecuali melakukan manuver militer kecil￾kecilan. Situasi ini ditentang keras oleh tokoh-tokoh Nazi di Jerman, dan para 
pemilik modal Yahudi internasional di Inggris. sesudah  itu, seperti biasanya 
media massa di Inggris menyerang Chamberlain dengan gencar, dibarengi 
dengan tekanan berat terhadap pemerintahnya. Chamberlain terpaksa 
meletakkan jabatan dalam kondisi seperti dialami oleh Asquith dan 
pemerintahnya dalam Perang Dunia I. Kemudian digantikan oleh wajah yang 
sama pernah menggantikan Lord Asquith sendiri, yaitu Winston Churchill 
menduduki kursi perdana menteri tanggal 11 Mei 1940, langsung ia 
mengeluarkan perintah kepada angkatan udara Inggris untuk melaksanakan  
serangan udara terhadap sasaran di kota-kota Jerman untuk pertama kalinya. 
Inilah awal pengeboman atas kota-kota penduduk sipil di seluruh dunia. 
Perkembangan seperti itulah yang ditunggu-tunggu oleh para tokoh Nazi 
berhaluan keras. Ini berarti, mereka telah melihat saat yang tepat untuk 
melaksanakan  penyerbuan besar-besaran ke arah Timur dan Barat. Lebih-lebih 
sesudah  diketahui ternyata pasukan Nazi dengan mudah bisa merebut beberapa 
kemenangan sebelumnya. Mereka segera melaksanakan  pertemuan puncak yang 
dihadiri oleh eselon satu tokoh-tokoh Nazi untuk membahas perkembangan 
yang terjadi. Mereka sepakat memanfaatkan politik Hitler yang condong 
kepada Inggris untuk membentengi jalannya perang. Dengan segera mereka 
mengutus orang kepercayaannya yang mewakili mereka ke Inggris untuk mendesak, agar Inggris bersedia melaksanakan  perjanjian damai dengan Jerman. 
Dengan demikian, kekuatan pasukan Jerman bisa difokuskan ke Uni Sovyet 
dan menghancurkan Komunisme, kalau Inggris bersikap netral. Utusan yang 
dikirim itu adalah Rudolf Heiss, yang saat itu dipandang sebagai tangan kanan 
Hitler. Seluruh dunia dikejutkan oleh berita tentang pembelotan Rudolf Heiss 
yang melarikan diri, dan minta suaka politik di Inggris. la melarikan diri 
dengan pesawat tempur terbang ke London. Di antara orang yang paling 
terkejut adalah Hitler sendiri. Ia tidak habis berfikir, kenapa orang 
kepercayaannya sampai melarikan diri. Di Inggris, Rudolf Heiss melaksanakan  
pembicaraan penting dengan Churchill dan Lord Hamilton. Heiss 
membeberkan gagasan dari sejumlah perwira tinggi Jerman yang ingin 
melaksanakan  perdamaian dengan Inggris. sesudah  itu, Hitler akan memutuskan 
perhatian militernya untuk memerangi komunisme di Uni Sovyet. Churchill 
ternyata menolak. Gejala ini juga menunjukkan, bahwa Hitler dan Heiss 
sebenar benarnya  menentang kelompok Nazi yang berhaluan keras. Dan benar juga, 
kelompok Nazi berhaluan keras mendesak Hitler untuk segera menyerbu 
Rusia, tanpa memperhitungkan terbukanya wilayah Jerman dari perlindungan 
militer, apabila pasukan Jerman dikerahkan ke arah Rusia. Tidak ada jalan lain 
bagi Hitler selain menyerah kepada kehendak mereka. Tepat tanggal 22 Juni 
1941 pasukan Jerman menyerbu Rusia secara besar-besaran. 
Perang global menjadi kenyataan sesudah  Presiden Amerika Roosevelt 
mengumumkan perang kepada Jerman. Churchill muncul menjadi tokoh 
sekutu terkemuka dan pemimpin kuat di Inggris. Langkah pertamanya ialah 
melaksanakan  penangkapan terhadap semua lawan politiknya, dan 
menjebloskan mereka ke penjara sampai batas yang tidak ditentukan tanpa 
diadili. Sebagian tetap meringkuk dalam penjara, meskipun perang telah 
selesai. Hal ini bertentangan dengan kebiasaan yang dikenal dalam sejarah 
Inggris. Bagi Churchill, orang yang memusuhi Yahudi internasional atau 
Zionisme, dan orang yang mencoba menghalangi berlanjutnya perang adalah 
musuhnya. Di antara orang yang ditahan adalah Dumvell dan kolonel Ramsey 
beserta istri mereka, serta kawan-kawan dan para pendukung mereka. Faktor 
yang menyebabkan bangsa Inggris tutup mulut adalah propaganda yang 
tersebar luas, yang dikuasai oleh para pemilik modal Yahudi internasional. 
Berita ini mengatakan, bahwa di Inggris terdapat perkumpulan terbesar kelima 
yang berkolaborasi dengan Hitler, yang para anggotanya harus segera 
diamankan. Kebohongan propaganda itu dibuktikan oleh hasil penyelidikan 
mahkamah dan agen rahasia Inggris, bahwa tuduhan yang dilontarkan kepada 
para tahanan mengenai kolaborasi mereka dengan Hitler adalah tidak benar. 
Kekuatan terselubung juga mencoba melontarkan tuduhan yang sama kepada 
Lady Nicholson, istri admiral Nicholson. Namun pengadilan Inggris kemudian 
membebaskannya, sesudah  terbukti ia tidak bersalah. Churchill mengambil 
tindakan lain dengan menahannya tanpa diajukan ke pengadilan, hanya karena 
ia pernah menentang keterlibatan Inggris dalam perang. Semua perintah 
penangkapan itu dikeluarkan oleh menteri dalam negeri pemerintah Churchill, 
Herbert Morrison. Morrison ini tampil kembali dengan wajah aslinya pada 
tahun 1954 di Kanada, ketika ia melakukan kegiatan pengumpulan dana 
bantuan untuk gerakan Zionisme internasional. Dengan demikian, hubungan 
Churchill dengan kelompok Yahudi internasional tampak makin jelas. 
Ternyata, penjara bukanlah penghalang bagi suara lantang admiral Dumvell. Ia 
terus tetap berusaha membeberkan seluk-beluk kekuatan terselubung itu. 
Beberapa saat sesudah  keluar dari penjara, karya tulisnya segera beredar dengan 
judul From Admiral to Young Marine (Dari Admiral menjadi Marinir Muda). 
Dalam buku itu ia membuka rahasia peristiwa yang menyebabkan timbulnya 
Perang Dunia II, dan mengingatkan bangsa Inggris akan adanya ancaman 
bahaya Zionisme. Kolonel Ramsey juga tidak ketinggalan. la menulis buku 
berjudul War without Name (Perang tanpa Nama). Anehnya kedua buku itu 
segera lenyap dari peredaran. Diduga keras, kedua buku itu diborong oleh 
kelompok Yahudi untuk dimusnahkan. Namun demikian, mata sebagian 
bangsa Inggris dan Eropa sempat pula terbuka tentang hal-ikhwal rahasia 
Zionisme. 
Sedang mantan perdana menteri Inggris Chamberlain sangat terenyuh melihat 
negerinya diseret ke pembantaian global, demi membela kepentingan 
kelompok pemilik modal Yahudi internasional. Kepedihan Chamberlain 
bertambah pahit oleh adanya propaganda yang memusatkan sasarannya 
kepada dirinya, sampai akhir hayatnya. Bahkan dalam buku sejarah hingga kini 
masih tertulis, bahwa Chamberlain adalah kaki tangan Hitler. Sementara itu, 
Churchill ditulis sebagai pahlawan terbesar penuh dengan jasa bagi 
kemanusiaan dan bintang kehormatan. Ia dianggap berjasa, karena telah 
menghindarkan umat manusia dari malapetaka Nazisme. Sejarah telah menjadi 
kumpulan kebohongan yang dibukukan.