Tampilkan postingan dengan label permainan tradisional 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label permainan tradisional 1. Tampilkan semua postingan
permainan tradisional 1
By arwahx.blogspot. com at Januari 26, 2024
permainan tradisional 1
kegiatan yang telah berkembang dan tumbuh di tengah-tengah
warga sejak zaman dahulu kala, pada zaman kerajaan dan
mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga dan
Permainan tradisional yaitu kegiatan permainan yang
sederhana, mudah dimengerti/dipelajari dan dilakukan, biayanya
relatif murah dibanding dengan permainan moderen sebab sedikit
memakai perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat
sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka maupun tertutup.
Olahraga dan Permainan tradisional pada awalnya sangat
digemari oleh warga , namun dalam perkembangannya
secara berangsur-angsur menghilang dan tinggal namanya saja
sebab terdesak oleh olahraga modern serta jenis permainan yang
memakai teknologi modern berupa permainan elektronik. Di
kalangan anak-anak dan remaja, bahkan orang dewasa pada saat
ini olahraga tradisional masih sangat awam bagi mereka, dan
kurang diminati, padahal bila ditelusuri secara lebih mendalam
permainan/ olahraga tradisional ini dapat memiliki nilai-nilai luhur
yang perlu diperkenalkan dan diwariskan pada generasi muda
selain semangat persahabatan, kebersamaan, kekeluargaan dan
persatuan di antara yang ikut bermain, juga dapat membuat
perasaan dan suasana ceria serta sportivitas yang tinggi.
Olahraga dan Permainan tradisional yaitu salah satu
warisan budaya bangsa yang perlu dilestarikan agar tidak punah
ditelan jaman. Untuk mewujudkan hal ini maka perlu
dilakukan tindakan untuk menggali dan melestarikan permainan
tradisional salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan
sosialisasi permainan tradisional keseluruh wilayah negara kita .
Olahraga/Permainan tradisional yaitu salah satu
peninggalan budaya nenek moyang yang memiliki kemurnian dan
corak tradisi setempat. negara kita dikenal memiliki kekayaan
budaya tradisional yang sangat beraneka ragam. Namun seiring
dengan semakin lajunya perkembangan teknologi budaya
tradisional semakin lama semakin tenggelam seiring dengan
pengaruh budaya asing, maraknya permainan playstation, game
watch, computer game, dan sebagainya. Jika generasi saat ini
tidak berusaha melestarikan maka lambat laun budaya tradisional
kita akan semakin tenggelam dan suatu saat akan punah,
sehingga identitas bangsa negara kita sebagai bangsa yang
berkebudayaan tinggi akan hilang. Penyebab tenggelamnya
budaya tradisional ini tentunya terdiri dari berbagai macam,
seperti: (1) Kurangnya sosialisasi olahraga tradisional kepada
warga ; (2) Tidak adanya minat warga untuk menggali
kekayaan tradisional; (3) Tidak ada minat melombakan secara
berjenjang, berkelanjutan, dan berkesinambungan.
Tujuan
1. Untuk menggali dan melestarikan olahraga/permainan
tradisional sebagai bagian dari budaya bangsa.
2. Memberikan nuansa hiburan sekaligus mendorong dan
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
3. Mempererat silahturahmi dan kekeluargaan antar lintas
generasi, baik orang tua, anak-anak dan cucu.
4. Meningkatkan kemampuan gerak (psikomotorik) dan
kebugaran jasmani warga .
5. Meningkatkan karakter dan nilai-nilai positif (afektif) kepada
anak bangsa yang terkandung dalam setiap permainan.
6. Meningkatkan daya pikir dan pengetahuan (kognitif) anak
secara baik dan kritis.
A. Pengertian Play
Bermain (play) yaitu aktivitas menyenangkan, dan sukarela,
dengan senang dan menyenangkan diri dan yaitu sarana
untuk belajar secara aktif Bermain lebih
mengedepankan cara dibandingkan hasil akhir sebab di dalamnya
ada nilai-nilai yang berharga menjelaskan bahwa bermain memiliki
karakteristik bahwa kegiatan jasmaniah dilakukan secara: (a)
Dalam berpartisipasi ada unsur bebas, sukarela, dan tanpa
paksaan, (b) tidak tergantung pada batasan ruang dan waktu, (c)
hasil akhir yaitu hal yang sudah direncanakan, (d) aktivitas
tidak menghasilkan sesuatu atau tidak menghasilkan suatu nilai
yang permanen, (e) peraturan yang ditetapkan bergantung kondisi,
dan ditentukan berdasarkan situasional, (f) kualitas aktivitas yang
dilakukan yaitu bagian dari kehidupan nyata. Bermain yaitu
aktivitas yang menyenangkan, sukarela, dan serius, di mana anak
berada dalam dunia yang tidak nyata atau sesungguhnya.
Bermain memiliki sifat menyenangkan sebab tidak terikat oleh
hal yang menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan
pemikiran.
mendefinisikan
bermain sebagai kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan
sendiri, ditandai dengan cara dibandingkan hasilnya (proses lebih
penting dibandingkan titik akhir atau tujuan), fleksibilitas (objek yang
dimasukkan ke dalam kombinasi baru atau peran yang bertindak
dalam cara-cara baru), dan berdampak positif menjadikan anak-anak sering tersenyum, tertawa, dan mengatakan mereka
menikmatinya. Huang (2013:14) bahwa bermain
yaitu segala aktifitas yang bersifat menyenangkan dan dapat
mendorong anak untuk belajar tanpa mempertimbangkan hasil
akhir.
Bermain yaitu aktivitas yang berharga bagi anak dan
ada nilai-nilai, di antaranya: (a) Anak mendapatkan
kesenangan, kepuasan, kebanggaan, dan pereda ketegangan, (b)
Anak dapat mengembangkan bermacam-macam sikap antara lain
sikap percaya diri, sikap tanggung jawab, dan sikap kooperatif
(mau bekerja sama), (c) Dapat mengembangkan daya fantasi
anak, dan kreatifitas, (d) Anak menjadi kenal aturan yang berlaku
dan belajar untuk menaatinya dalam kelompoknya, (e) Anak dapat
memahami bahwa ada kelebihan dan kekurangan pada
dirinya sendiri maupun orang lain, (f) Anak memiliki
kesempatan mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa, atau
toleran terhadap orang lain.
B. Pengertian Games
Permainan didefinisikan sebagai pengulanganan bentuk-
bentuk aktivitas dan manusia memegang peranan yang dominan.
Permainan yaitu salah satu bentuk aktivitas sosial yang dengan
teman-temannya dibanding terlibat dalam aktivitas lain.
permainan yaitu bermain dengan keterampilan fisik, strategi, dan
kombinasi. Permainan dimainkan membutuhkan keterikatan dan
banyak energi, lebih kuat dan serius melebihi bermain, dan
memungkinkan ada penghargaan atas pemenuhan dan
keberhasilan.
Permainan yaitu suatu laboratorium di mana anak dapat
menerapkan ketrampilan baru yang dipelajari dengan cara yang
tepat. Banyak permainan yang dapat membantu mengembangkan
kelompok otot-otot besar dan meningkatkan kemampuan berlari,
lari berkelok kelok, mulai dan berhenti berlari di bawah kontrol
dengan berbagi kesempatan dengan teman yang lain. Permainan
dimainkan dengan membutuhkan banyak keterikatan dan banyak
energi, lebih kuat dan serius dibandingkan bermain, dan lebih
memungkinkan memberikan penghargaan terhadap pemenuhan
dan keberhasilan. Oleh sebab itu, permainan dapat didefinisikan
sebagai aktivitas yang dibatasi oleh aturan-aturan yang lengkap
dan ada suatu kontes di antara para pemain agar susaha
menghasilkan hasil yang dapat diprediksi. Dengan kata lain bahwa
permainan yaitu kontes sukarela yang didasari peraturan dan
tujuan-tujuan yang dinyatakan dengan jelas. Permainan-
permainan yang bersifat kompetitif harus menekankan nilai-nilai
sportivitas, yaitu menjunjung tinggi peraturan, terutama peraturan
tidak tertulis (Dwijawiyata, 2013:9).
Permainan sebagai ulangan (rekapitulasi) bentuk-bentuk
aktivitas yang dalam perkembangan jenis manusia pernah
memegang peranan yang dominan. Permainan yaitu salah satu
bentuk aktivitas sosial yang dengan teman-temannya dibanding
terlibat dalam aktivitas lain. Permainan dimainkan dengan
membutuhkan banyak keterikatan dan banyak energi, lebih kuat
dan serius dibandingkan bermain, dan lebih memungkinkan
memberikan penghargaan terhadap pemenuhan dan keberhasilan.
Permainan seringkali diklasifikasikan ke dalam tiga macam
dari yang sederhana sampai yang kompleks, yaitu: (1) permainan
dengan organisasi rendah dan lari beranting, (2) permainan yang
mengarah ke olahraga (lead-up game), (3) olahraga yang
sesungguhnya. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa bahwa
permainan yaitu aktivitas yang dominan padal masa kanak-
kanak dimana anak dapat memperoleh ketrampilan baru dan
aktivitas ini dibatasi dengan aturan-aturan yang disepakati.
Permainan yang baik memiliki banyak manfaat bagi yang
memainkannya, sebab dengan permainan yang bermanfaat tidak
4 --
hanya kesenagan saja yang diperoleh tetapi bisa meningkatkan
gerak dasar lokomotor bahkan bisa meningkatkan kesegaran
jasmani. Permainan yang sarat manfaat yaitu perminan yang
saat dimainkan permaian merasa rileks dan tidak ada beban
5oIi¶ie . $nak usia pada jenjang Sekolah Dasar masih
memiliki keinginan untuk bermain yang tinggi, dan seharusnya
guru Pendidikan Jasmani dapat mengembangkan potensi dan
memanfaatkan segala kencenderungan anak ini
C. Pengertian Sport
Olahraga yaitu berbagai permainan yang terinstitusionalisasi
atau terlembagakan yang menuntut demonstrasi atau peragaan
kecakapan fisik. Olahraga dipakai untuk untuk segala jenis
kegiatan fisik, yang dapat dilakukan di darat, air, maupun udara.
Olahraga dikatakan sebagai bentuk tersendiri dari permainan dan
bermain serta mengukur kemampuan (bertanding) tetapi olahraga
memSunyai karakter tersendiri 0u¶ariIin .
Berikut ini yaitu kedudukan bermain (play), permainan
(games), dan olahraga (sport)
D. Tahapan Permainan Berdasarkan Tahapan Keterampilan
Gerak
Permainan memiliki tahapan-tahapan berdasarkan
keterampilan gerak sesuai dengan perkembangannya. sebab jika
diberikan atau dilakukan sesuai dengan tahapan keterampilan
gerak, maka permainan yang dilakukan akan memberikan hasil
yang optimal. Furqon (2006:10) mengklasifikasikan tahapan
permainan menjadi beberapa bagian. Berikut ini disajikan tahapan
permainan berdasarkan keterampilan gerak.
1. Permainan dengan organisasi rendah (Low Organized
Games)
Permainan dengan organisasi rendah yaitu permainan yang
bercirikan sebagai berikut:
(a) Bentuk permainan sederhana.
(b) Tidak memerlukan peraturan yang rumit.
(c) Tidak sukar dilakukan.
(d) Cocok bagi anak-anak yang baru mengenal permainan.
2. Permainan yang menuju ke olahraga (Lead-up Games)
Setelah memiliki kemampuan bermain dengan organisasi
rendah, maka dapat ditingkatkan ke permainan yang lebih
kompleks. Lead-ups games dapat diartikan permainan yang
dimodifikasi yang selanjutnya yaitu permainan yang menuju
ke olahraga. Olahraga mini yaitu salah satu contohnya.
6 --
3. Olahraga (Official Sport)
Olahraga yang dimaksud yaitu olahraga resmi yang biasa
dipertandingkan, seperti sepakbola, bola voli, bola basket,
bulutangkis, tenis, dan sebagainya.
A. Pengertian Olahraga/Permainan Tradisional
Olahraga/permainan tradisonal yaitu simbolisasi dari
pengetahuan yang turun temurun dan memiliki bermacam-
macam fungsi atau pesan dibaliknya, dimana pada prinsipnya
permainan dapat dilakukan oleh siapapun peminatnya, baik anak
maupun dewasa. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap
menyenangkan dan menggembirakan sebab tujuannya sebagai
media permainan. Aktivitas permainan yang dapat
mengembangkan aspek-aspek psikologis dapat dijadikan sarana
belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa.
Permainan dipakai sebagai istilah luas yang mencakup
jangkauan kegiatan dan perilaku yang luas serta mungkin
bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai dengan usia anak.
Permainan tradisional sangat beragam, sebab setiap daerah
memiliki jenis dan model permainan tradisional tersendiri,
tergantung adat-istiadat, kebiasaan dan bahkan unsur-unsur
magis atau sepiritual bisa berpengaruh kepada bentuk suatu
permainan tradisional disuatu daerah. Kemenpora (2006: 09) tidak
sedikit olahraga tradisional yang dipengaruhi oleh budaya
setempat, kemampuan magis, bahkan senipun ikut berperan.
Olahraga/permainan tradisional yaitu warisan dari beberapa
generasi yang diturunkan secara temurun memiliki makna yang
simbolis dengan gerakan, ucapan, maupun alat-alat yang
dipakai . Pesan-pesan ini bermanfaat bagi perkembangan
motorik, kognitif, emosi dan sosial anak sebagai persiapan atau
sarana belajar menuju kehidupan di masa dewasa. Pesatnya
perkembangan permainan elektronik membuat posisi permainan
tradisional semakin tergerus dan nyaris tak dikenal.
Memperhatikan hal ini perlu usaha-usaha dari berbagai
pihak untuk mengkaji dan melestarikan keberadaannya melalui
pembelajaran ulang pada generasi sekarang melalui proses
modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sekarang.
Permainan diartikan sebagai istilah luas yang mencakup pada
kegiatan dan perilaku yang luas dan bertindak sebagai ragam
tujuan yang sesuai pada tingkat perkembangan usia anak.
Permainan dapat didefinisikan: (1) sebagai kecenderungan, (2)
konteks, (3) perilaku yang dapat diamati, (4) sesuatu ketetapan
yang berbeda-beda.
Permainan tidak lepas dari pada adanya kegiatan bermain
anak, sehingga istilah bermain dapat dipakai secara bebas,
yang paling tepat yaitu setiap kegiatan yang dilakukan untuk
kesenangan yang ditimbulkan, bermain dilakukan secara suka rela
oleh anak tanpa ada pemaksaan atau tekanan dari luar. Bermain
secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang
dilakukan secara spontan yang ada 5 pengertian:
1) Bentuk kegiatan bersifat menyenangkan serta memiliki nilai
intrinsik.
2) Tidak memiliki tujuan yang ekstrinsik, motivasinya lebih banyak
bersifat intrinsik (membangun sesuatu dari dalam diri sendiri).
3) Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan
dan bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktifnya.
4) Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu
yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah,
belajar bahasa, perkembangan sosial.
Oleh sebab itu, bahwa permainan tradisional disini yaitu
permainan anak-anak dari bahan sederhana sesuai aspek budaya
dalam kehidupan warga . Permainan tradisional juga dikenal
sebagai permainan rakyat yaitu sebuah kegiatan rekreatif
yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga
sebagai alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial
berwarga . Dengan demikian permainan suatu kebutuhan
bagi anak. Sehingga anak memperoleh nilai dan kemajuan
perkembangan kehidupan sehari-hari.
Olahraga/permainan tradisional diharapkan dapat masuk
dalam pendidikan yaitu dilingkungan sekolah sehingga dapat
meningkatkan kualitas belajar, hal ini diindikasikan bahwa dengan
sebuah permainan maka: (1) anak memiliki gagasan dan minat
yang yaitu sesuatu utama untuk dikembangkan, (2)
menyediakan kondisi ideal sebagai wadah untuk mempelajari dan
meningkatkan kualitas pembelajaran, (3) rasa memiliki dianggap
sesuatu yang utama untuk pembelajaran melalui permainan, (4)
anak mempelajari cara belajar memakai permainan serta
dapat menemukan cara mengingat pelajaran dengan baik, (5)
pembelajaran dengan permainan terjadi dengan gampang, tanpa
ketakutan, (6) permainan mumudahkan para guru untuk mengamti
pembelajaran yang sesungguhnya dan siswa akan mengalami
berkurangnya frustasi belajar.
Permainan tradisional yaitu salah satu bentuk yang berupa
permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara
anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun
temurun serta banyak memiliki variasi. Sifat atau cirri dari
permainan tradisional anak sudah tua usianya, tidak diketahui
asal-usulnya, siapa penciptanya dan darimana asalnya. Biasanya
disebarkan dari mulut ke mulut dan kadang-kadang mengalami
perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika
dilihat dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain yaitu
kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang
yaitu pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan
manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan.
permainan
yaitu perbuatan untuk menghibur hati baik yang
memakai alat ataupun tidak memakai alat.
Sedangkan yang dimaksud tradisional yaitu segala sesuatu yang
dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang tua
atau nenek moyang. Jadi permainan tradisional yaitu segala
perbuatan baik memakai alat atau tidak, yang diwariska
secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan
atau untuk menyenangkan hati.
Permainan tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga
golongan, yaitu: permainan untuk bermain (rekreatif), permainan
untuk bertanding (kompetitif) dan permainan yang bersifat
edukatif. Permainan tradisional yang bersifat rekreatif pada
umumnya dilakukan untuk mengisi waktu luang. Permainan
tradisional yang bersifat kompetitif, memiliki ciri-ciri : terorganisir,
bersifat kompetitif, diainkan oleh paling sedikit 2 orang,
memiliki criteria yang menentukan siapa yang menang dan
yang kalah, serta memiliki peraturan yang diterima bersama
oleh pesertanya. Sedangkan perainan tradisional yag bersifat
edukatif, ada unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Melalui
permainan seperti ini anak-anak diperkenalkan dengan berbagai
macam ketrampilan dan kecakapan yang nantinya akan mereka
perlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota
warga . Berbagai jenis dan bentuk permainan pasti
terkandung unsur pendidikannya. Inilah salah satu bentuk
pendidikan yang bersifat non-formal di dalam warga .
Permainan jenis ini menjadi alat sosialisasi untuk anak-anak agar
mereka dapat menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok
sosialnya.
Permainan tradisional yaitu bentuk dari aktivitas yang
menyenangkan yang dilakukan secara individu maupun
berkelompok, dan dilakukan secara turun-temurun di daerah
tertentu. Dalam permainan tradisional motivasi anak akan
terdorong sebab dalam permainan tradisional banyak variasi dan
modifikasi yang bisa diterapkan pada siswa dalam pembelajaran
pendidikan jasmani ,
Permainan tradisional yaitu permainan yang peraturannya bias
diganti-ganti, baik peraturan permainan, alat permainan, ukuran
lapangan, maupun lama permainan, hal ini dapat disesuaikan
dengan keadaan atau situasi ,Dan telah dimainkan oleh anak-anak disuatu
daerah yang sudah dimainkan dari zaman ke zaman. permainan tradisional saat ini sudah
mulai ditinggalkan dan jarang dimainkan, anak-anak sekarang
beralih ke permainan modern atau canggih seperti playstation,
video game, dan gameonline. Teknologi alat-alat canggih banyak
anak yang menyukai dibandingkan dengan permainan tradisional,
ini akan berdampak pada interaksi sosial pada anak. Beragam
permainan tradisional memang mampu menjadi media untuk
mengoptimalkan dan mengajarkan berbagai nilai positif dan
menyehatkan badan.
Pada perkembangan zaman permainan tradisional sudah ada
yang dirubah ke dalam olahraga tradisional, seperti pencak silat,
kasti, dan lain sebagainya. UNESCO mulai mengalakkan untuk
pelestarian budaya yang diberinama intangible heritage/ warisan
budaya takbenda, salah satu di dalamnya yaitu permainan
tradisional (Valentin, 2013; Lenzerini, 2011). Sebagai anak bangsa
kitapun wajib ikut dalam melestarikan budaya bangsa, khususnya
permainan tradisional ini.
Permainan rakyat atau olahraga tradisional, aktivitas fisik yang
dapat dilakukan oleh anak-anak dan dewasa, tergatung jenis dari
permainan rakyat ini . Laksono, dkk, (2012: 4) permainan
rakyat atau olahraga tradisional untuk anak-anak ada
berbagai jenis tergantung suku bangsa yang memiliki. Pada
dasarnya memiliki unsur ketrampilan fisik, kecepatan berfikir, serta
implementasi terhadap nilai sosial budaya.
permainan tradisional anak lebih mengutamakan kebersamaan
dan keharmonisan hubungan sosial diwarga .
Maka dengan itu pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan pun perlu untuk melestarikan macam-
macam permaian tradisional ini , dengan memasukan materi
permainan tradisional untuk siswa. Permainan tradisional yaitu
permainan yang penuh sejarah, dan sesuai dengan masing-
masing daerah, terkadung nilai kemanusian, nilai budaya dan
keyakinan (Akbari, dkk, 2009:124). Pada permainan tradisional
juga banyak mengandung unsur kerjasama, toleransi, dan
membuat anak lebih sensitif dengan keadaan sekitarnya.
B. Perkembangan Permainan Tradisional
Permainan tradisional anak yaitu salah satu bentuk folklore
yang berupa yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif
tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun, serta
banyak memiliki variasi. Oleh sebab termasuk folklore, maka
sifat atau ciri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya,
tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan dari mana
asalnya. Permainan tradisional biasanya disebarkan dari mulut ke
mulut dan kadangkadang mengalami perubahan nama atau
bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dari akar katanya,
permainan tradisional tidak lain yaitu kegiatan yang diatur oleh
suatu peraturan permainan yang yaitu pewarisan dari
generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan
tujuan mendapat kegembiraan.
Permainan tradisional anak yaitu unsur kebudayaan,
sebab mampu memberi pengaruh terhadap perkembangan
kejiwaan, sifat, dan kehidupan sosial anak. Permainan tradisional
anak ini juga dianggap sebagai salah satu unsur kebudayaan
yang memberi ciri khas pada suatu kebudayaan tertentu. Oleh
sebab itu, permainan tradisional yaitu aset budaya, yaitu
Olahraga dan Permainan Tradisional 13
modal bagi suatu warga untuk mempertahankan eksistensi
dan identitasnya di tengah warga lain. Permainan tradisonal
bisa bertahan atau dipertahankan sebab pada umumnya
mengandung unsur-unsur budaya dan nilai-nilai moral yang tinggi,
seperti: kejujuran, kecakapan, solidaritas, kesatuan dan persatuan,
keterampilan dan keberanian. Sehingga, dapat pula dikatakan
bahwa permainan tradisional dapat dijadikan alat pembinaan nilai
budaya pembangunan kebudayaan nasional negara kita
(Depdikbud, 1996). Keberadaan permainan tradisional, semakin
hari semakin tergeser dengan adanya permainan modern, seperti
video game dan virtual game lainnya. Kehadiran teknologi pada
permainan, di satu pihak mungkin dapat menstimulasi
perkembangan kognitif anak, namun di sisi lain, permainan ini
dapat mengkerdilkan potensi anak untuk berkembang pada aspek
lain, dan mungkin tidak disadari hal ini justru menggiring
anak untuk mengasingkan diri dari 7 lingkungannya, bahkan
cenderung bertindak kekerasan. Kasus mengejutkan terjadi pada
tahun 1999 di dua orang anak Eric Haris (18) dan Dylan Klebod
(17), dua pelajar Columbine High School di Littleton, Colorado,
USA, yang menewaskan 11 rekan dan seorang gurunya.
Keterangan yang diperoleh dari kawan-kawan Eric dan Dylan,
kedua anak ini bisa berjam-jam main video game yang
tergolong kekerasan seperti “'oom” “4uake” dan “5edneFk
5amSage”. .ekhaZatiran seruSa juga terjadi di &ina,
sehinggapemerintah Cina secara selektif telah melarang sekitar
50 game bertema kekerasan. Akan tetapi perkembangan
teknologi di industri permainan anak tidak melulu bisa dijadikan
alasan penyebab tergesernya permainan tradisional, sebab
kadang warga sendiri yang kurang peduli dengan adanya
permainan tradisional. Terlebih, penguasaan teknologi di era
globalisasi ini menjadi tuntutan bagi semua orang, tak terkecuali
anak-anak.
14 --
Menurut Misbach (2006), permainan tradisional yang ada di
Nusantara ini dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan
anak, seperti :
1) Aspek motorik: Melatih daya tahan, daya lentur,
sensorimotorik, motorik kasar, motorik halus.
2) Aspek kognitif: Mengembangkan maginasi, kreativitas,
problem solving, strategi, antisipatif, pemahaman
kontekstual.
3) Aspek emosi: Katarsis emosional, mengasah empati,
pengendalian diri
4) Aspek bahasa: Pemahaman konsep-konsep nilai
5) Aspek sosial: Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan
sosial dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk
melatih keterampilan sosialisasi berlatih peran dengan orang
yang lebih dewasa/warga .
6) Aspek spiritual: Menyadari keterhubungan dengan sesuatu
yang bersifat Agung (transcendental).
7) Aspek ekologis: Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam
sekitar secara bijaksana.
8) Aspek nilai-nilai/moral : Menghayati nilai-nilai moral yang
diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi
selanjutnya.
Jika digali lebih dalam, ternyata makna di balik nilai-nilai
permainan tradisional mengandung pesan-pesan moral dengan
muatan kearifan lokal (local wisdom) yang luhur dan sangat
sayang jika generasi sekarang tidak mengenal dan menghayati
nilai-nilai yang diangkat dari keanekaragaman suku-suku bangsa
di negara kita . Kurniati (2006) mengidentifikasi 30 permainan
tradisional yang saat ini masih dapat ditemukan di lapangan.
Beberapa contoh permainan tradisional yang dilakukan oleh anak-
anak yaitu Anjang-anjangan, Sonlah, Congkak, Orayorayan,
Tetemute dan 6eSdur”. Permainan tradisional ini akan
berdampak yang lebih baik bagi pengembangan potensi
anak. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa permainan
tradisional mampu mengembangkan keterampilan sosial anak.
Yaitu keterampilan dalam bekerjasama, menyesuaikan diri,
berinteraksi, mengontrol diri, empati, menaati aturan serta
menghargai orang lain. Interaksi yang terjadi pada saat anak
melakukan permainan tradisonal memberikan kesempatan kepada
anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, melatih
kemampuan bahasa, dan kemampuan emosi.
C. Peran Permainan Tradisional
Dapat dikatakan bahwa permainan tradisional yang dimiliki
warga negara kita secara kearifan lokal masing-masing daerah
di negara kita yang beraneka-ragam permainan tradisional
didalamnya, setiap permainan tentunya memiliki niali edukasi
didalmnya. Kita sadari atau tidak nilai edukasi yang tersimpan
didalamnya, yaitu nilai yang timbul dalam masyrakat itu sendiri.
Nilai edukasi itu sendiri terbentuk, sebab warga negara kita
cenderung menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan memupuk
semangat kerjasama membentuk karakter warga negara kita
yang ramah dan terkenal tinggoi akan kemauan dan kerja
kerasnya untuk menggapai harapan dan cita-cita bangsa
negara kita , melalui permainan/olahraga tradisionalnya. Dari
penelitian yang dilakukan para ilmuan, diperoleh bahwa bermain
memiliki manfaat yang besar bagi perkembangan anak dalam
hidupnya. Tujuan Permaian Edukatif sebenaanya untuk
mengembangkan konsep diri (self concept), untuk
mengembangkan kreativitas, untuk mengembangkan kopmunikasi,
untuk mengembangkan aspek fisik dan motorik, mengemabngkan
aspek sosial, mengembangkan aspek emosi atau kepribadian,
mengembangkan aspek kognitif, mengasah ketajaman
pengindraan, mengembangkan keterampilan olahraga dan menari.
Permainan edukatif itu dapat berfungsi sebagai berikut:
1) Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses
pembelajaran sambil belajar
2) Merangsang pengembangan daya pikir, daya cipta, dan
bahasa, agar dapat menumbuhkan sikap, mental serta akhlak
yang baik.
3) Menciptakan lingkungan bermain yang menarik, memberikan
rasa aman dan menyenagnkan.
4) Meningkatkan kualitas pembelajaran anak-anak
Didalam warga peran penting dalam permainan
tradisional, perlu kita kembangkan demi ketahanan budaya
bangsa, sebab kita menyadari bahwa kebudayaan yaitu
nilai-nilai luhur bagi bangsa negara kita , untuk diketahui dan dihayati
tata cara kehidupannya sejak dahulu. Bangsa negara kita
yaitu bangsa yang besar dalam keaneka ragaman
kebudayaan didalamnya, termasuk permainan tradisional
didalamnya, keanekaragaman permainan tradisional yaitu
sebab banyaknya daerah di negara kita memiliki kearifan lokal
kebudayaan masing-masing, sehingga membentuk warga n
melakukan aktivitas kebugaran jasmani yang berbeda satu daerah
dengan yang lainnya. Permainan tradisonal memang sudah
seharusnya mendapatkan perhatian khusus dan mendapatkan
prioritas yang utama untuk dilindungi, dibina, dikembangkan,
diberdayakan dan selanjutnya diwariskan. Hal seperti itu
diperlukan agar permaina tradisional dapat memiliki ketahanan
dalam menghadapi unsur budaya lain di luar kebudayaannya.
D. Manfaat Permainan Tradisional
Selain untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai yang ada di
dalamnya, dan memperkokoh budaya bangsa. Melestarikan
budaya bangsa dengan melalui permainan itu sangat membatu,
sebab anak langsung bias merasakan dan praktek langsung
mengenai permainan-permainan budaya bangsa Permainan tradisional juga banyak memiliki manfaat
bagi yang memainkan. permainan tradisional
sangat membantu perkembagan anak. Maka tidak heran bila
dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
Kesehatan pun banyak menggunkan permainan tradisional dalam
aktivitas gerak. memakai permainan tradisional memberikan
kesempatan pada anak untuk menghargai tentang aspek budaya,
melakukan interaksi antar teman dan mempromosikan gaya hidup
sehat ,Pemberian permainan tradisional
untuk anak usia dini dapat meningkatkan aspek fisik, psikologis,
dan sosiologis anak ,pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan menggunkan permainan tradisional
banyak memperoleh manfaat bagi peserta didik, peneliti
menggunkan permainan Ekar Mix (kelereng) untuk melakukan
modifikasi pembelajaran tradisional pada pembelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
permainan tradisional memicu anak yang bermain menjadi
senang, bersunguh-sunguh, merasa terpacu untuk
mengaktualisasi potensi yang berbentuk gerak, dan sikap
prilakunya. Situasi seperti ini menimbulkan aspek pribadi anak
sebagai makhluk sosial dan makhluk tuhan.
Dengan demikian, permainan tradisional dapat berfungsi
seagai wahana pencapaian tujuan pendidikan. Permainan
tradisional sesuai untuk pengembangan keterampilan motorik
dasar , Permainan tradisional juga dapat
digunkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, dan juga
permainan tradisional padat membatu siswa dalam meningkatkan
kebugaran jasmaninya ,Permainan tradisional bisa membantu
dalam pembentukan karakter anak, seperti nilai sportivitas,
kejujuran, keuletan, kesabaran, ketangkasan, kreativitas, dan kerja
sama
Berdasarkan paparan tersebuat dapat disimpulkan manfaat
dari melakukan pembelajaran pada Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan mengunakan permainan tradisional,
membantu dalam melestarikan budaya bangsa, membuat anak
senang dan antusias dalam pembelajaran, meningkatkan
kebugaran jasmani siswa, dan untuk tercapainya tujuan dari
pembelajaran. Sebagai pendidik khususnya guru pendidikan,
jasmani, olahrga, dan kesehatan, harus menggunkan permainan
tradisional dalam setiap pembelajaran gerak, bisa di awal materi
untuk melakukan pemanasan dan juga untuk selingan susaha
siswa tidak mudah bosan dalam melakukan pembelajaran.
A. Permainan Congklak
Congklak yaitu salah satu permainan tertua di dunia, yang
juga perupakan permainan tradisional asli negara kita yuang telah
dimainkan oleh nenek moyang kita pada jaman dahulu kala.
Congklak dimainkan pada papan dengan lekukan melingkar di
kedua sisi dan lekukan di rumah masing-masing ujung papan.
Permainan ini dimainkan dengan 98 tanda-tanda kecil seperti
kerang atau manik-manik, yang dibagi secara merata antara
semua lekukan.
Congklak dan istilah ini juga dikenal di beberapa daerah
Sumatera dengan kebudayaan Melayu. Di Jawa, permainan ini
lebih dikenal dengan nama congkak, dakon, dhakon atau
dhakonan. Selain itu di Lampung permainan ini lebih dikenal
dengan nama dentuman lamban sedangkan di Sulawesi
permainan ini lebih dikenal dengan nama makaotan,
maggaleceng, aggalacang dan nogarata. Dan dalam bahasa
inggris permainan ini disebut mancala.
B. Papan Permainan
Papan dapat terbuat dari kayu yang diukir sedemikian rupa.
1) Memiliki 16 lubang berbentuk seperti gunung terbalik.
2) Masing-masing 7 lubang ada ruas sebelah kanan dan kiri, dan
masing-masing satu lubang di depan dan belakang.
3) Lubang yang ada didepan dan dibelakang ini bentuknya
berbeda yaitu lebih besar, dan itu disebut juga gunung dalam
permainan congklak ini .
4) Pada lubang sisi kanan dan kiri berisi 7 buah biji atau
sejenisnya masing-masing lubangnya.
C. Perlengkapan
1) Meja
2) Kursi
3) Alat tulis
4) Formulir Pendaftaran
D. Pemain
1. Pemain terdiri dari dua pemain saling berlawanan.
2. Pertandingan hanya untuk antar individu bukan untuk regu
atau tim.
E. Lamanya Permainan
Permainan berlangsung tidak terikat waktu, jika salah satu
pemain dari dua pemain ini memiliki 3 tiga lubang kosong
didaerahnya permainan akan otomatis selesai dan terjadi
perhitungan biji di gunung masing-masingnya.
F. Jalannya Permainan
1) Permainan dimulai jika juri telah mempersilahkan kepada
kedua- pemain untuk mulai.
2) Kedua pemain jalan (memulai permainan) secara bersamaan.
3) Kedua pemain jalan dengan cara mengambil semua biji yang
ada di dalam salahsatu lubang didaerahnya.
Olahraga dan Permainan Tradisional 21
4) Biji yang telah diambil dijatuhkan atau ditaruh satu persatu ke
lubang berikutnya searah jarum jam.
5) Jika biji yang terakhir dijatuhkan atau ditaruh dilubang yang
ada bijinya maka biji yang ada dilubang ini diambil dan
berjalan seperti biasa kembali.
6) Jika biji yang terakhir dijatuhkan atau ditaruh dilubang yang
tidak memiliki biji di lubangnya ada dua persepsi, jika jatuhnya
atau ditaruhnya didaerah permainan sendiri maka bisa
mengambil biji lawan yang ada diseberang lubang yang
terakhir dijatuhkan atau ditaruhnya biji dinamakan menembak
dan setelah itu otomatis yang jalan yaitu lawan. Dan jika biji
terakhir dijatuhkan atau ditaruh di lubang daerah lawan maka
otomatis yang jalan selanjutnya lawan.
7) Jika biji yang terakhir dijatuhkan atau ditaruh di gunung maka
permainan terus jalan dengan mengambil bebas semua biji
dilubang daerah permainan sendiri.
8) Mati atau permainan dilanjutkan oleh pihak lawan jika biji yang
terakhir dijatuhkan atau ditaruh di lubang yang tidak ada biji
nya pada sebelum dijatuhkan atau ditaruh biji terakhir.
9) Permainan berhenti atau selesai jika ada ada tiga buah
lubang di daerah salahsatu pemain yang kosong, biji tidak
tersisa di lubang daerah permainan sendiri atau pun lawan.
10) saat akan melakukan jalan, diberikan kesempatan untuk
berpikir selama 5 detik.
G. Penentu Pemenang
Pemenang ditentukan biji yang lebih banyak yang ada
digunung masing-masing pemain, biji yang lebih banyak akan
otomatis menjadi pemenangnya.
A. Pengertian Engklek
Permainan engklek (dalam bahasa Jawa) yaitu
permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar
yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-
kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu
kekotak berikutnya. Permainan engklek biasa dimainkan oleh 2
sampai 5 anak perempuan dan dilakukan di halaman. Namun,
sebelum kita memulai permainan ini kita harus mengambar kotak-
kotak dipelataran semen, aspal atau tanah, menggambar 5 segi
empat dempet vertikal kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi
lagi sebuah segi empat
Permainan ini memiliki banyak nama atau istilah lain. Ada
yang menyebutnya teklek ciplak gunung, demprak dan masih
banyak lagi. Istilah yang disebutkan memang beragam, tetapi
permainan yang dimainkan tetap sama. Permainan ini dapat
ditemukan di berbagai wilayah di negara kita , baik di Sumatera,
Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan di daerah bagian Timur
seperti di Ambon Pulau Timor dan juga Papua dengan nama yang
berbeda-beda tentunya.
B. Lapangan
Lapangan permainan dapat dibuat di dalam ruang yang
tertutup (gedung olahraga, gedung pertemuan dll), dapat pula
dilakukan memakai ruang terbuka (seperti stadion, halaman
rumah, lapangan terbuka, dll). Lapangan memiliki bentuk yaitu
empat persegi panjang berpetak-petak berukuran:
Olahraga dan Permainan Tradisional 23
1) Lapangan engklek terdiri dari 8 kotak yang masing-masing
berukuran 30x60 cm.
2) Satu kotak nomor 9 berbentuk setengah lingkaran
3) Lapangan yang dipakai untuk permainan ditandai
memakai lebar garis 5 centimeter.
Gambar 4.1. Lapangan engklek
C. Perlengkapan
1) Batu / sejenisnya
2) Jam atau stopwatch
3) Alat tulis
4) Pita atau nomor dada
5) Formulir yang dipakai pada pertandingan dipakai untuk
mencatat susunan pemain dan hasil pertandingan.
D. Lamanya Permainan
Permainan berlangsung selama 15 menit. Pertandingan
hanya untuk antar individu.
E. Petugas Pertandingan
Pertandingan ini dipimpin oleh 1 orang juri yang bertugas:
1) Memulai pertandingan
2) Menghitung perolehan poin
24 --
3) Memberhentikan pertandingan dan menentukan kemenangan
dengan perolehan poin terbanyak.
F. Jalannya Permainan
1) Semua pemain melakukan suit jika 2 orang dan
melakukan hompimpa kalau lebih dari 3 orang, kelompok/tim
menang berhak melakukan permainan terlebih dahulu.
2) Saat permainan dimulai, masing-masing pemain harus
melempar dari garis yang sudah di tentukan, pemain wajib
melompat memakai 1 kaki yg terkuat, tidak boleh dua
kaki. Jika terjadi seperti itu, langsung diganti dengan lawan.
3) Setelah itu pemain melempar batu ini kekotak nomor 1
dan seterusnya, jika gacoan (batu) pemain keluar kotak,
langsung digantikan dengan pemain berikutnya,
4) Saat mengambil batu dari kotak posisi kaki tetap 1 kaki dan
tidak boleh salah mengambil batu milik lawan, jika terjadi
seperti itu, langsung diganti pemain berikutnya.
5) Lalu kalau gacoannya (batu) sudah mencapai pada nomor
sembilan, maka si pemain harus mengambilnya dengan cara
menghadap ke belakang dan berjongkok, tangan pemain
tidak boleh sampai menyentuh garis kotak, kalau sampai
menyentuh garis kotak maka pemain ini gagal dan
harus diganti pemain lainnya. Sebelumnya bertepuk tangan 3
kali, barulah mengambil gacoannya dengan menghadap ke
belakang.
6) Kemudian yang terakhir jika pemain sudah melempar
gacoannya (batu) ke nomor sepuluh dan berhasil
mengambilnya dengan cara yang disebutkan pada peraturan
“e” maka Semain ini berhak mendaSat bintang. <ang
perlu diperhatikan pada saat pemain akan mengambil
gacoannya di tempat nomor sepuluh maka ia harus melompat
dari nomor delapan ke nomor sepuluh, jadi nomor sembilan
Olahraga dan Permainan Tradisional 25
harus dilewati, tidak boleh menginjaknya. Sebenarnya ini juga
berlaku untuk gacoan (batu) yang dilempar ke nomor-nomor
tertentu. Tempat-tempat yang ada gacoan (batu) si pemilik
tidak boleh diinjak, harus dilewati. Dan juga pemain tidak
diperbolehkan menginjak gacoan (batu) lawan.
G. Penentuan Pemenang
Pemenang ditentukan oleh perolehan poin atau bintang yang
lebih banyak, dan poin atau bintang yang lebih banyak akan
otomatis menjadi pemenangnya. Jika pemain tidak memperoleh
bintang maka penentuan pemenang ditentukan oleh jauhnya batu
atau gacoan pada saat terakhir jalan.
26 --
BAB PERMAINAN
“/O0P$T T$/I” V
A. Pengertian Lompat Tali
Permainan lompat tali terdengar tidak asing lagi bagi
warga negara kita , sebab permainan lompat tali ini bisa di
temukan hampir di seluruh wilayah negara kita meskipun dengan
nama yang berbeda. Permainan lompat tali cenderung identik
dengan kaum perempuan, akan tetapi tidak sedikit anak laki-laki
yang ikut bermain.
Gambar 5.1 Permainan lompat tali
Salah satu nama permainan ini di wilayah lain yaitu Tali
Merdeka yang di kenal oleh warga di wilayah Provinsi Riau
dan disekitarnya.
B. Asal Usul Lompat Tali
Tali Merdeka yaitu sebutan untuk permainan lompat tali bagi
mereka yang tinggal di wilayah Provinsi Riau. Di daerah Provinsi
Riau yang warga nya yaitu pendukung kebudayaan Melayu.
Inti dari lompat tali yaitu melompat dengan alat tali karet yang
tersusun dan tersimpul. Penamaan untuk permainan ini berkaitan
Olahraga dan Permainan Tradisional 27
dengan tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan pemain
ini , khususnya pada lompatan yang terakhir. Pada lompatan
ini (yang terakhir), tali direnggangkan oleh pemegangnya setinggi
kepalan tangan yang diacungkan ke udara. Kepalan tangan
ini hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh para
Sejuang saat menguFaSkan kata “merdeka”.
Gerakan tangan yang menyerupai simbol kemerdekaan itulah
yang kemudian dijadikan sebagai nama permainan yang
bersangkutan. Kapan dan dari mana permainan ini bermula sulit
diketahui secara pasti. Namun, dari nama permainan itu sendiri
dapat diduga bahwa permainan ini muncul di zaman penjajahan.
Sebenarnya di daerah lain negara kita juga banyak di temukan
permainan ini tapi dengan nama yang berbeda misal dengan
nama Lompat Tali, Lompatan dll.
C. Pemain Pada Lompat Tali
Pemain untuk tali merdeka ini berjumlah antara 3-10 orang.
Pemain terbagi dalam 2 kelompok, yaitu pemegang karet dan
pelompat karet. Pada umumnya permainan ini dilakukan oleh
kaum perempuan yang berusia antara 7-15 tahun. Kaum
perempuan yang telah berumur lebih dari 15 tahun biasanya akan
segan untuk ikut bermain, sebab takut auratnya akan terlihat
sewaktu bermain melompati tali karet. Kalau pun ada yang ikut
bermain, biasanya hanya sebagai penggembira saja dan hanya
melompat saat ketinggian tali masih sebatas lutut atau pinggang.
Sedangkan kaum laki-laki hanya kadang kala saja ikut serta dalam
permainan.
D. Tempat Permainan Lompat Tali
Permainan ini tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas
untuk pelaksanaannya. Lompat tali dapat dimainkan di mana saja
dan kapan saja, seperti: di halaman sekolah (pada waktu istirahat)
28 --
dan di halaman rumah dan dapat juga pada tempat-tempat yang
dapat dibilang terbatas.
E. Peralatan Lompat Tali
Peralatan yang dipakai dalam permainan ini yaitu karet-
karet gelang yang dianyam dan disusun memanjang. Cara
menyusun dan menganyam yaitu dengan menyambungkan 2
karet pada 2 karet lainnya hingga memanjang dengan ukuran 3-4
meter. Karet-karet ini berbentuk bulat seperti gelang yang
banyak dijual di tempat pasar-pasar tradisional. Karet ini
dijual dengan satuan berat (gram, ons, dan kilo).
Pada waktu membuat anyaman dan susunan untuk
membentuk tali karet yang dipakai dalam permainan,
diperlukan dua buah karet yang disambungkan dengan dua buah
karet lain agar tidak lekas putus oleh anggota tubuh pemain yang
sedang melompat. Ada kalanya tali-karet dianyam dengan
menyambungkan 3-4 buah karet sekaligus, agar tali menjadi
semakin kuat dan dapat dipakai berkali-kali.
F. Aturan-Aturan
Permainan tali merdeka terklasifikasi sangat sederhana
sebab pelaksanaannya hanya melompati anyaman karet yang
telah tersusun dengan ketinggian yang diatur secaa tertentu. Jika
pemain dapat melompati tali karet ini , maka ia akan tetap
menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain.
Namun, jika gagal pada saat melompat, pemain yang gagal
harus menggantikan posisi pemegang tali hingga ada pemain lain
berikutnya yang juga gagal dan begitupun seterusnya.
ada beberapa klasifikasi ukuran ketinggian tali karet
yang harus dilompati, yaitu: (1) tali berada pada batas lutut
pemegang tali; (2) tali berada sebatas pinggang (sewaktu
melompat pemain tidak boleh mengenai tali karet sebab jika
Olahraga dan Permainan Tradisional 29
mengenainya, maka ia akan menggantikan posisi pemegang tali;
(3) posisi tali berada di dada pemegang tali (pada posisi yang
dianggap cukup tinggi ini pemain boleh mengenai tali sewaktu
melompat, asalkan lompatannya berada di atas tali dan tidak
terjerat); (4) posisi tali sebatas telinga; (5) posisi tali sebatas
kepala; (6) posisi tali satu jengkal dari kepala; (7) posisi tali dua
jengkal dari kepala; dan (8) posisi tali seacungan atau hasta
pemegang tali.
G. Proses Permainan Lompat Tali
Sebelum permainan diadakan, terlebih dahulu akan dipilih
dua orang pemain yang akan menjadi pemegang tali dengan jalan
gambreng dan suit. Gambreng dilakukan dengan menumpuk
telapak tangan masing-masing peserta yang berdiri dan
membentuk sebuah lingkaran. Kemudian, secara serentak tangan-
tangan ini akan diangkat dan diturunkan. Pada saat
diturunkan, posisi tangan akan berbeda-beda (ada yang membuka
telapak tangannya dan ada pula yang menutupnya).
jika yang terbanyak yaitu posisi telapak terbuka, maka
yang memperlihatkan punggung tangannya dinyatakan menang
dan gambreng akan diulangi lagi hingga nantinya yang tersisa
hanya tinggal dua orang peserta yang akan menjadi pemegang
tali. Kedua orang ini nantinya akan melakukan suit, untuk
menentukan siapa yang terlebih dahulu akan menggantikan
pemain yang gagal saat melompat. Suit yaitu adu ketangkasan
memakai jari-jemari tangan, khususnya ibu jari, jari telunjuk
dan jari kelingking. Ibu jari dilambangkan sebagai gajah, jari
telunjuk sebagai manusia dan jari kelingking sebagai semut.
jika ibu jari beradu dengan jari telunjuk, maka ibu jari akan
menang, sebab gajah akan menang jika bertarung dengan
seorang manusia. Namun jika ibu jari beradu dengan jari
kelingking, maka ibu jari akan kalah, sebab semut dapat dengan
30 --
mudah memasuki telinga gajah, sehingga gajah akan kalah.
Sedangkan jika jari kelingking beradu dengan jari telunjuk,
maka jari kelingking akan kalah, sebab semut akan kalah dengan
manusia yang memiliki banyak akal.
Setelah semuanya siap, maka satu-persatu pemain akan
melompati tali dengan berbagai macam tahap ketinggian yang
telah disebutkan di atas. Pada ketinggian-ketinggian yang sebatas
lutut dan pinggang, umumnya para pemain dapat melompatinya,
walaupun pada ketinggian ini tali tidak boleh tersentuh tubuh
pemain. Pada tahap ketinggian yang sebatas dada hingga satu
jengkal di atas kepala, mulai ada pemain yang merasa kesulitan
untuk melompatinya. Pergantian pemegang tali mulai banyak
terjadi pada saat ketinggian tali sebatas hingga dua jengkal di atas
kepala. Tahap yang paling sulit yaitu saat tali berada
seacungan hasta pemegangnya. Pada tahap ketinggian seperti ini,
pada umumnya hanya pemain-pemain yang memiliki postur tubuh
yang tinggi dan atau sering bermain tali merdeka saja yang dapat
melompatinya. Agar mempermudah lompatan, pemain juga boleh
melakukan gerakan berputar menyamping, yang jika diamati akan
nampak seperti perputaran baling-baling.
Gerakan berputar pada umumnya dilakukan oleh anak laki-
laki. Selain berputar, pemain juga boleh memegang dan
menurunkan tali terlebih dahulu sebelum melompat. Cara ini
biasanya dilakukan oleh anak-anak perempuan. Pemain yang
telah berhasil melompati tali yang setinggi acungan tangan, akan
menunggu pemain lain selesai melompat. Dan, setelah seluruh
pemain berhasil melompat, maka tali akan diturunkan kembali
sebatas lutut. Begitu seterusnya, hingga pemain merasa lelah dan
berhenti bermain.
Olahraga dan Permainan Tradisional 31
H. Nilai-Nilai Budaya dalam Permainan
Permainan yang disebut sebagai tali merdeka ini
mengandung nilai-nilai kerja keras, ketangkasan, kecermatan dan
sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat pemain yang
berusaha agar dapat melompati tali dengan berbagai macam
ketinggian yang telah diatur sedemkian rupa. Nilai kecermatan dan
ketangkasan terlihat dari usaha pemain untuk memperkirakan
antara tingginya tali dengan lompatan yang akan dilakukannya.
Kecermatan dan ketangkasan dalam bermain hanya dapat dimiliki,
jika seseorang sering bermain dan atau berlatih melompati tali
merdeka. Sedangkan nilai sportivitas tercermin dari sikap pemain
yang tidak berbuat curang dan bersedia menggantikan pemegang
tali jika melanggar peraturan yang telah ditetapkan dalam
permainan.
I. Pelaksanaan Permainan
Kemendikbud (2014: 70) menjelaskan bagaimana
pelaksanaan permainan tradisional lompat tali.
1. Permainan dilaksanakan 2 kelompok.
2. Jumlah anggota dalam 1 kelompok jumlahnya sama.
3. Masing-masing kelompok menentukan yang lebih dulu
bermain dan yang jadi penjaga.
4. Kelompok yang berperan menjadi penjaga bertugas
mengayun tali karet untuk dilompati kelompok pemain.
5. Satu per satu anggota kelompok melompati tali mulai dari 1
lompatan. Jika ada anggota kelompok yang tidak berhasil
melompati tali, maka berarti anggota kelompok ini
sudah tidak boleh bermain. Sisa pemain satu per satu
melanjutkan dengan 2 lompatan dan seterusnya sampai 10
lompatan sekaligus.
6. Kelompok pemenang yaitu yang berhasil sampai 10
lompatan tanpa kehabisan jumlah pemain.
A. Pengertian Permainan Bola Bekel
Bekel atau beklen yaitu permainan adu ketangkasan
antara 2 atau 4 orang anak perempuan, berumur antara 7-12
tahun. Tempat untuk bermain dapat dilakukan di ruang yang
terbuka ataupun tertutup. Alat yang dipakai dalam permainan
ini yaitu bola bekel berdiameter 3 cm dan kulit kerang
atau kewuk yang berjumlah 10 buah. Kewuk yang dianggap bagus
berwarna kekuningan agak bundar dan tepinya agak bulat lonjong.
Anak-anak di daerah Priangan, terutama di kalangan menengah
ke atas memakai kuningan yang berbentuk tak beraturan.
Kedua sisi kewuk diberi tanda bulatan kecil agak cekung, masing-
masing satu dan dua buah. Untuk menentukan pemain pertama
dilakukan suten atau undian. Setiap pemain dinyatakan menang
bila berhasil melewati seluruh babak permainan, yang terdiri dari
tiga babak diawali dengan melambungkan bola.
Babak pertama dalam permainan bola bekel yaitu
pengambilan kewuk/kuningan. Pertama bola dilambungkan, dan
saat bola melambung, kewuk atau kuningan ditebarkan ke
lantai/bawah. Selanjutnya mengambil kewuk secara berturut-turut.
Diawali dengan pihijieun, yaitu mengambil satu buah-satu buah
kemudian piduaeun, mengambil dua buah-dua buah. Begitu
seterusnya hingga pisapuluheun, atau mengambil sepuluh
sekaligus. Setiap pengambilan selalu dibarengi dengan
melambungkan bola terlebih dulu.
Babak berikutnya yaitu melambungkan bola sambil
memainkan kewuk atau kuningan dengan cara dibolak-balik.
Pertama nangkarak, yaitu membalikkan kewuk pada bagian yang
terbuka dan bergerigi atau sisi dengan bulatan satu pada
kuningan. Kemudian nangkub, membalikkan kewuk pada bagian
yang bundar atau sisi dengan bulatan dua pada kuningan. Pada
babak ini pemain harus melalui tahapan-tahapan juga, yaitu
: nangkarak hiji, nangkarak dua, dan seterusnya, artinya setelah
dibalikkan diambil satu satu hingga sepuluh seperti pada babak
pertama.
Babak ketiga yaitu babak terakhir, disebut naspel. Pada
babak ini kewuk di bolak-balik seperti pada babak kedua tetapi
tidak diambil. Setelah selesai pada tahap nangkub, kewuk dibuka
lagi sambil disusun membentuk barisan. Kemudian seluruhnya
diambil dan ditebarkan lagi.
B. Cara bermain
Pergantian pemain dapat dilakukan jika satu pemain
melakukan kesalahan atau lasut. Pemain dinyatakan melakukan
kesalahan/lasut jika:
1) Bola yang telah dilambungkan tidak dapat tertangkap.
2) Kuningan yang berada dalam genggaman terjatuh.
3) Jika tangan menyentuh kewuk/kuningan saat memainkan
kuningan disebut dengan gudir.
C. Kegunaan Permainan
1) Untuk melatih dan meningkatkan koordinasi visual motorik.
2) Untuk meningkatkan konsentrasi.
3) Untuk meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan pada
jari-jari dan tangan.
4) Untuk meningkatkan kemampuan mempertahankan posisi
tubuh.
A. Pengertian Balap Karung
Balap karung yaitu salah satu lomba permainan adu cepat
dengan memakai karung goni, yang selalu diadakan hampir
di setiap daerah. Namun konon, adanya permainan balap karung
tidak sejak negara kita merdeka, melainkan sudah ada sejak zaman
penjajahan Belanda. Waktu itu permainan sering dilalukan oleh
anak-anak usia 6-12 tahun pada saat ada acara-acara keramaian
atau perayaan di sekolah-sekolah Belanda atau di kampung-
kampung. Seiring perkembangan zaman, saat ini permainan juga
dilakukan oleh orang dewasa di perkantoran dan pabrik-pabrik
untuk ikut memerihkan hari kemerdekaan negara kita .
B. Pemain
Permainan balap karung dapat dikategorikan sebagai
permainan segala umur (anak-anak, remaja dan dewasa) yang
dilakukan oleh kaum laki-laki maupun perempuan. Jumlah
pemainnya antara 4--6 orang, baik dalam bentuk kelompok
dengan anggota maksimal 2 orang maupun perseorangan. Selain
pemain, lomba balap karung juga memakai wasit untuk
mengawasi jalannya perlombaan dan menetapkan pemenang.
C. Tempat dan Peralatan Permainan
Permainan balap karung tidak membutuhkan tempat
(lapangan) yang luas. Ia dapat dimainkan di mana saja, asalkan di
atas tanah. Jadi, dapat di pekarangan rumah atau di tanah lapang.
Luas arena permainan balap karung ini hanya sepanjang 15-20
meter dan lebar sekitar 3-4 meter yang dibagi menjadi 4 atau 5
jalur.
Sedangkan peralatan permainannya yaitu: (1) kapur tulis
atau pecahan genting untuk membuat garis batas antarpemain; (2)
peluit untuk memberi aba-aba; dan (3) karung beras atau karung
terigu ukuran lima puluh kilogram yang nantinya akan dikenakan
oleh para pemain saat berlomba.
D. Aturan Permainan
Aturan dalam permainan ini tergolong mudah, yaitu seseorang
harus melompat memakai karung dari garis start menuju ujung
lintasan dan kembali lagi garis start semula. jika permainan
dilakukan secara berkelompok, saat pemain telah kembali ke
garis start maka ia akan digantikan pemain lain dalam regunya
dan, regu yang berhasil mencapai garis start/finish dengan catatan
waktu tercepat dinyatakan sebagai pemenangnya.
Sebagai catatan, perlombaan biasanya memakai sistem
gugur sebab jumlah pesertanya banyak. Jadi, jika seseorang
atau sebuah regu berhasil menang, ia harus melawan lagi
pemenang yang lain. Sedangkan yang kalah dinyatakan gugur dan
tidak dapat bermain lagi.
E. Jalannya Permainan
Permainan balap karung diawali dengan pengundian untuk
menentukan regu atau pemain mana yang akan memulai. Cara
menentukannya ada yang mirip seperti arisan yaitu menuliskan
nama-nama pemain atau regu yang akan bermain dalam secarik
kertas kecil lalu digulung dan dimasukkan ke dalam botol atau
gelas kemudian dikocok. jika permainan beregu, maka dua
regu yang gulungan kertasnya pertama keluar dari botol akan
mendapat giliran pertama untuk bermain, sedangkan regu lainnya
sesuai dengan urutan kertas yang keluar selanjutnya.
Setelah proses pengundian selesai, maka kedua regu yang
terdiri dari dua atau tiga orang akan segera memasuki arena
permainan. Selanjutnya, satu persatu dari anggota regu secara
bergiliran akan melompat memakai karung dari garis start menuju
ujung lintasan dan kembali lagi ke garis start semula untuk
digantikan oleh anggota lain dalam regunya. Begitu seterusnya
hingga seluruh anggota regu mendapat giliran untuk melompat
dan regu yang lebih dahulu mencapai garis finis dinyatakan
sebagai pemenangnya.
F. Nilai Budaya
Nilai yang terkandung dalam permainan yang disebut sebagai
balap karung ini yaitu: kerja keras, kerja sama, dan sportivitas.
Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain untuk dapat
mencapai garis finis secepat mungkin. Nilai kerja sama tercermin
dari kekompakan para pemain saat sedang bermain. Dan, nilai
sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak
berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau
menerima kekalahan dengan lapang dada.
A. Pengertian
Kelereng dikenal di berbagai daerah dengan berbagai sebutan
antara lain gundu, keneker, kelici, guli. Bentuknya bola kecil dibuat
memakai bahan utama tanah liat, marmer maupun kaca dan
dipakai anak-anak untuk bermain. Ukuran kelereng beragam,
tetapi umumnya 1/2 inci atau 1,25 cm dari ujung ke ujung.
Kelereng biasanya dikoleksi oleh anak-anak dengan tujuan untuk
nostalgia dan juga sebab warnanya yang estetik.
B. Sejarah
Pada abad pertengahan permainan kelereng sudah populer
dan dimainkan oleh kalangan tertentu yaitu aristokrat dan
bangsawan. Permainan ini tidak hanya terkenal di kalangan
warga kita saja, di Perancis pun permainan ini ternyata
sangat digemari dan mereka memanggilnya dengan
sebutan Pentaque. Bedanya, jika permainan kelereng
memakai gundu yang memiliki ukuran kecil, sedangkan
Pentaque memerlukan 2 jenis bola yang memiliki ukuran dan
bentuk yang cukup besar yang terbuat dari kayu jati dan baja.
Pentaque pertama kali dikenalkan oleh Suku Gaule (Perancis
Kuno). Berasal dari Perancis, lama-kelamaan permainan ini
menyebar ke wilayah lainnya antara lain Yunani dan Mesir melalui
orang-orang Romawi. Seperti halnya Nekeran, Pentaque awalnya
juga yaitu permainan untuk mengisi waktu luang.
Sejarah berlanjut sampai ke zaman Renaissance atau
pencerahan. Pentaque menjadi mainan di kalangan aristokrat dan
bangsawan bahkan kabarnya permainan ini pernah disejajarkan
Olahraga dan Permainan Tradisional 39
dengan olahraga Tenis yang dipandang cukup elit di masa itu.
Yang diperbolehkan untuk bermain olahraga itu hanyalah orang-
orang tertentu saja seperti kalangan bangsawan.
Terhitung sejak tahun 1850, sebuah organisasi sosial Clos
Jouve memperkenalkan kembali Pentaque yang semakin hari kian
dilupakan oleh warga . Menginjak abad ke-20 permainan ini
mulai dipatenkan seiring dengan semakin banyaknya bermunculan
klub-klub Pentaque sebagai pelestarian kebudayaan tradisional.
Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di
Jerman. Kelereng yang semula satu warna, menjadi berwarna-
warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh
Eropa dan Amerika. Namun, akibat Perang Dunia II, pengiriman
mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti dan akhirnya masing-
masing negara mengembangkannya sendiri.
C. Alat yang dipakai
Permainan ini tidak membutuhkan peralatan khusus yang
dipakai untuk memainkannya. Pemain hanya memerlukan
lapangan kosong yang dipakai sebagai arena kelereng dan
kapur atau tongkat untuk membuat garis permainan. Dan
selanjutnya permainan siap untuk dimainkan.
D. Peraturan
Ada beberapa jenis peraturan, diantaranya pot-potan dan ban-
banan atau jarum-jaruman. Namun, ide dasarnya sama yaitu
mengarahkan kelereng penembak menuju kelereng target. Untuk
pot-potan permainanya yaitu membuat gambar persegi yang
diantara titik bidangnya diletakkan kelereng kita dan kelereng
lawan. Dan selanjutnya saling mengeluarkan kelereng yang ada
dalam persegi ini . Dan jika keluar dari persegi maka
kelereng ini akan menjadi hak milik sang penembak. Selain
pot-potan ada juga yang lain. Yaitu dengan membuat garis
lingkaran dan meletakkan kelereng target dan siapa yang paling
banyak mengeluarkan kelereng target, maka dialah pemenangnya.
E. Cara Bermain
Untuk memainkan permainan kelereng yang paling dasar,
pertama lapangan bermain yang cocok harus dibentuk. Cukup
dengan taman bermain berpasir atau daerah pinggiran lapangan
biasa akan ideal jadi medannya, meskipun setiap daerah luar
ruangan datar dengan rumput minimal akan cocok.
Setelah lapangan telah dibuat, semua pemain perlu
memberikan kontribusi sejumlah kelereng kecil ke tengah ring.
Kelereng ini disusun dalam bentuk salib, dengan masing-masing
marmer spasi beberapa inci terpisah. Kelereng di ring dianggap
sasaran buat setiap penembak. Pada titik ini, para pemain harus
memutuskan apakah mereka bermain buat bersenang-senang
atau “untuk seriusan.” Jika bermain buat bersenang-senang,
kelereng yang sama ditempatkan kembali ke ring dan kembali ke
pemilik masing masing setelah pertandingan digelar. Jika bermain
buat seriusan, para pemenang dari setiap permainan akan
menyimpan semua kelereng dimainkan sebagai denda dan
imbalan dari pemainan yang dimainkan bersama itu.
Penembak pertama bisa memposisikan kelerengnya di mana
saja di sekeliling luar lingkaran. Tujuan dari permainan dasar
kelereng ialah buat menjatuhkan kelereng sasaran atau penembak
pemain lain benar-benar keluar dari ring tanpa mengirim
penembak Anda sendiri di luar batas. Penembak pertama
umumnya bertujuan ke susunan pusat kelereng dan menempatkan
penembak di sebuah celah yang dibentuk oleh menyelipkan ibu
jari di belakang buku jari keduanya atau jari telunjuknya. Jari
telunjuk memegang jempol dalam ketegangan sampai pemain
buat mengambil ancang ancang buat menembak. Teknik ini
disebut jentikan bawah, dan divestasi harus cukup kuat buat
menggerakkan ketukan penembak yang lebih besar ke dalam
lingkaran dan memaksa setidaknya satu kelereng keluar dari
lingkaran.
Selama penembak terus mengirim kelereng keluar dari ring
tanpa kehilangan posisinya atau selalu kena, maka akan bisa
giliran terus. Jika penembak gagal buat melumpuhkan kelereng
lawan, gilirannya dianggap selesai. Sebuah permainan
kelereng berakhir saat semua kelereng telah tersingkir dari ring.
Pemain layak menghitung jumlah kelereng yang telah mereka
kumpulkan dan satu dengan kelereng yang paling banyak
dinyatakan sebagai pemenang dari permainan itu. Putaran
selanjutnya bisa dimainkan buat menentukan kampiun utama, atau
mungkin hanya bermain terus sampai pemain kehabisan kelereng
buat membuat putaran selanjutnya.
F. Manfaat yang Diperoleh
1) Mengatur Emosi (Relaks)
Bermain kelereng sangat menyenangkan bagi anak.
Kesenangan inilah yang memunculkan unsur relaks yang
membantu anak keluar sebentar dari rutinitasnya sehari-hari untuk
“me-reFharge” kembali baterai energinya. Bila energinya sudah
kembali penuh, tentu baik sebagai persiapan menghadapi hal-hal
yang serius, seperti belajar.
2) Melatih Kemampuan Motorik
Kegiatan-kegiatan dalam permainan ini, seperti melempar dan
menyentil kelereng, dapat melatih keterampilan motorik halus dan
kasar di usia sekolah. Makin baik kemampuan motorik, koordinasi
visual dan konsentrasinya maka anak pun semakin mahir untuk
menembakkan kelereng-kelerengnya.
3) Melatih Kemampuan Berfikir (Kognitif)
Kemampuan berpikir anak ikut dirangsang dalam permainan
ini. Misalnya, jika ia ingin memenangkan permainan maka harus
memecahkan masalah dan memakai strategi dengan
memakai teknik-teknik tertentu.
4) Kemampuan Berkompetensi
Keberhasilan anak menjalani suatu teknik yang lantas
memperoleh tanggapan dari para lawan nya yaitu hadiah
tersendiri bagi anak. Adanya perasaan bersaing di usia sekolah
sangat penting untuk membentuk perasaan harga diri.
5) Kemampuan Sosial (Menjalin Pertemanan)
Paling penting dari kegiatan bermain yaitu bagaimana anak
mampu menjalin pertemanan dengan kawan mainnya. Jangan
lupa, hubungan pertemanan akan memberi kesempatan pada
anak untuk mempelajari konteks sosial yang lebih luas. Misal, ia
Olahraga dan Permainan Tradisional 43
jadi belajar bekerja sama, belajar mengatasi konflik saat terjadi
pertengkaran pada saat bermain dengan temannya, serta belajar
mengomunikasikan keinginan dan pikirannya.
6) Bersikap Jujur
Anak juga punya kesempatan mengembangkan karakter dan
kepribadian yang positif saat bermain, seperti pentingnya
kejujuran dan fairness. Kecintaannya pada nilai-nilai yang benar
yaitu landasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain
di masa yang akan datang.
7) Melatih Taraf Kecermatan dan Ketelitian
Permainan ini dapat melatih otak kita menjadi lebih cermat
dalam bertindak dan menjadi lebih teliti dengan hal-hal yang telah
dia lakukan atau yang akan dia kerjakan nanti. Dengan cara
memikirkan langkah-langkah yang harus diambil dengan kondisi
yang sedang dia alami saat bermain.
A. Pengertian
Permainan sudah ada sejak zaman sebelum 1990an yang
berkembang di lingkungan warga . Petak umpet yaitu
salah satu permainan tradisional yang telah berumur ratusan
tahun, bahkan ribuan tahun. Pada abad ke-2, seorang penulis
yunani menulis tentang permainan yang disebut apodidraskinda.
Permainan itu mirip dengan petak umpet yang kita kenal sekarang.
Petak umpet yaitu sejenis permainan mencari teman yang
bersembunyi, bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika
semakin banyakakan semakin seru.
Di berbagai dunia, permainan petak umpet memiliki nama
berbeda, sesuai dengan bahasa di negara masing-masing.
Misalnya el escondite (Spanyol), jeude chache cheche (Prancis),
Machboim (Israel), Sumbaggoggil (Korea Selatan), Hide and Seek
(Inggris). Begitu juga dengan di negara kita , nama permainan Petak
Umpet juga berbeda di setiap daerahnya. Misalnya di Sunda
dikenal dengan Ucing Sumput, di Jawa Jepungan/Jethungan dan
masih banyak lagi.
B. Cara Bermain
Permainan petak umpet ini dimainkan oleh lebih dari 3 orang,
diawali dengan hompimpa untuk menentukan siapakah yang akan
menjadi µkuFing¶ SenFari teman-temannya yang sedang
bersembunyi). Si Kucing ini nantinya akan menutup mata sambil
bersandar di hadapan tembok, pohon, atau dimana saja agar ia
tidak dapat melihat temannya yang sedang bersembunyi.
Si Kucing ini menghitung dari satu sampai sepuluh atau
bisa lebih, sampai teman-temannya selesai bersembunyi. Setelah
teman-temannya mendapatkan tempat persembunyian, barulah si
kucing(pencari) beraksi dengan meninggalkan tempat jaganya
sembari menemukan teman-temannya yang telah bersembunyi.
Nah disinilah letak seru dari permainan Petak Umpet ini, si Kucing
harus cepat dan sesegera mungkin mencari teman-temannya
sebelum temannya ini berhasil menyentuh tempat
penjagaannya tadi.
Jika si “kuFing