• www.coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

  • www.berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label permainan tradisional 1. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label permainan tradisional 1. Tampilkan semua postingan

permainan tradisional 1





Olahraga dan Permainan tradisional yaitu bentuk 
kegiatan yang telah berkembang dan tumbuh di tengah-tengah 
warga  sejak zaman dahulu kala, pada zaman kerajaan dan 
mengalami alkulturasi pada jaman penjajahan. Olahraga dan 
Permainan tradisional yaitu kegiatan permainan yang 
sederhana, mudah dimengerti/dipelajari dan dilakukan, biayanya 
relatif murah dibanding dengan permainan moderen sebab sedikit 
memakai  perlengkapan dan peralatan yang dapat dibuat 
sendiri serta dapat dimainkan di arena terbuka maupun tertutup.  
Olahraga dan Permainan tradisional pada awalnya sangat 
digemari oleh warga , namun dalam perkembangannya 
secara berangsur-angsur menghilang dan tinggal namanya saja 
sebab terdesak oleh olahraga modern serta jenis permainan yang 
memakai  teknologi modern berupa permainan elektronik. Di 
kalangan anak-anak dan remaja, bahkan orang dewasa pada saat 
ini olahraga tradisional masih sangat awam bagi mereka, dan 
kurang diminati, padahal bila ditelusuri secara lebih mendalam 
permainan/ olahraga tradisional ini dapat memiliki nilai-nilai luhur 
yang perlu diperkenalkan dan diwariskan pada generasi muda 
selain semangat persahabatan, kebersamaan, kekeluargaan dan 
persatuan di antara yang ikut bermain, juga dapat membuat 
perasaan dan suasana ceria serta sportivitas yang tinggi.  
Olahraga dan Permainan tradisional yaitu salah satu 
warisan budaya bangsa yang perlu dilestarikan agar tidak punah 
ditelan jaman. Untuk mewujudkan hal ini  maka perlu 
dilakukan tindakan untuk menggali dan melestarikan permainan 
tradisional salah satunya dapat dilakukan melalui kegiatan 
sosialisasi permainan tradisional keseluruh wilayah negara kita .  

 
Olahraga/Permainan tradisional yaitu salah satu 
peninggalan budaya nenek moyang yang memiliki kemurnian dan 
corak tradisi setempat. negara kita  dikenal memiliki kekayaan 
budaya tradisional yang sangat beraneka ragam. Namun seiring 
dengan semakin lajunya perkembangan teknologi budaya 
tradisional semakin lama semakin tenggelam seiring dengan 
pengaruh budaya asing, maraknya permainan playstation, game 
watch, computer game, dan sebagainya. Jika generasi saat ini 
tidak berusaha melestarikan maka lambat laun budaya tradisional 
kita akan semakin tenggelam dan suatu saat akan punah, 
sehingga identitas bangsa negara kita  sebagai bangsa yang 
berkebudayaan tinggi akan hilang. Penyebab tenggelamnya 
budaya tradisional ini  tentunya terdiri dari berbagai macam, 
seperti: (1) Kurangnya sosialisasi olahraga tradisional kepada 
warga ; (2) Tidak adanya minat warga  untuk menggali 
kekayaan tradisional; (3) Tidak ada minat melombakan secara 
berjenjang, berkelanjutan, dan berkesinambungan. 
 
Tujuan 
1. Untuk menggali dan melestarikan olahraga/permainan 
tradisional sebagai bagian dari budaya bangsa. 
2. Memberikan nuansa hiburan sekaligus mendorong dan 
memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. 
3. Mempererat silahturahmi dan kekeluargaan antar lintas 
generasi, baik orang tua, anak-anak dan cucu. 
4. Meningkatkan kemampuan gerak (psikomotorik) dan 
kebugaran jasmani warga . 
5. Meningkatkan karakter dan nilai-nilai positif (afektif) kepada 
anak bangsa yang terkandung dalam setiap permainan. 
6. Meningkatkan daya pikir dan pengetahuan (kognitif) anak 
secara baik dan kritis.   

A. Pengertian Play 
Bermain (play) yaitu aktivitas menyenangkan, dan sukarela, 
dengan senang dan menyenangkan diri dan yaitu sarana 
untuk belajar secara aktif  Bermain lebih 
mengedepankan cara dibandingkan hasil akhir sebab di dalamnya 
ada  nilai-nilai yang berharga  menjelaskan bahwa bermain memiliki  
karakteristik bahwa kegiatan jasmaniah dilakukan secara: (a) 
Dalam berpartisipasi ada  unsur bebas, sukarela, dan tanpa 
paksaan, (b) tidak tergantung pada batasan ruang dan waktu, (c) 
hasil akhir yaitu hal yang sudah direncanakan, (d) aktivitas 
tidak menghasilkan sesuatu atau tidak menghasilkan suatu nilai 
yang permanen, (e) peraturan yang ditetapkan bergantung kondisi, 
dan ditentukan berdasarkan situasional, (f) kualitas aktivitas yang 
dilakukan yaitu bagian dari kehidupan nyata. Bermain yaitu 
aktivitas yang menyenangkan, sukarela, dan serius, di mana anak 
berada dalam dunia yang tidak nyata atau sesungguhnya. 
Bermain memiliki  sifat menyenangkan sebab tidak terikat oleh 
hal yang menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan 
pemikiran.  
mendefinisikan 
bermain sebagai kegiatan yang dilakukan untuk kepentingan 
sendiri, ditandai dengan cara dibandingkan hasilnya (proses lebih 
penting dibandingkan titik akhir atau tujuan), fleksibilitas (objek yang 
dimasukkan ke dalam kombinasi baru atau peran yang bertindak 
dalam cara-cara baru), dan berdampak positif menjadikan anak-anak sering tersenyum, tertawa, dan mengatakan mereka 
menikmatinya. Huang (2013:14)   bahwa bermain 
yaitu segala aktifitas yang bersifat menyenangkan dan dapat 
mendorong anak untuk belajar tanpa mempertimbangkan hasil 
akhir. 
Bermain yaitu aktivitas yang berharga bagi anak dan 
ada  nilai-nilai, di antaranya: (a) Anak mendapatkan 
kesenangan, kepuasan, kebanggaan, dan pereda ketegangan, (b) 
Anak dapat mengembangkan bermacam-macam sikap antara lain 
sikap percaya diri, sikap tanggung jawab, dan sikap kooperatif 
(mau bekerja sama), (c) Dapat mengembangkan daya fantasi 
anak, dan kreatifitas, (d) Anak menjadi kenal aturan yang berlaku 
dan belajar untuk menaatinya dalam kelompoknya, (e) Anak dapat 
memahami bahwa ada  kelebihan dan kekurangan pada 
dirinya sendiri maupun orang lain, (f) Anak memiliki  
kesempatan mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa, atau 
toleran terhadap orang lain. 
 
B. Pengertian Games 
Permainan didefinisikan sebagai pengulanganan bentuk-
bentuk aktivitas dan manusia memegang peranan yang dominan. 
Permainan yaitu salah satu bentuk aktivitas sosial yang dengan 
teman-temannya dibanding terlibat dalam aktivitas lain. 
permainan yaitu bermain dengan keterampilan fisik, strategi, dan 
kombinasi. Permainan dimainkan membutuhkan keterikatan dan 
banyak energi, lebih kuat dan serius melebihi bermain, dan 
memungkinkan ada  penghargaan atas pemenuhan dan 
keberhasilan. 
Permainan yaitu suatu laboratorium di mana anak dapat 
menerapkan ketrampilan baru yang dipelajari dengan cara yang 
tepat. Banyak permainan yang dapat membantu mengembangkan 
kelompok otot-otot besar dan meningkatkan kemampuan berlari, 
lari berkelok kelok, mulai dan berhenti berlari di bawah kontrol 
dengan berbagi kesempatan dengan teman yang lain. Permainan 
dimainkan dengan membutuhkan banyak keterikatan dan banyak 
energi, lebih kuat dan serius dibandingkan bermain, dan lebih 
memungkinkan memberikan penghargaan terhadap pemenuhan 
dan keberhasilan. Oleh sebab itu, permainan dapat didefinisikan 
sebagai aktivitas yang dibatasi oleh aturan-aturan yang lengkap 
dan ada  suatu kontes di antara para pemain agar susaha 
menghasilkan hasil yang dapat diprediksi. Dengan kata lain bahwa 
permainan yaitu kontes sukarela yang didasari peraturan dan 
tujuan-tujuan yang dinyatakan dengan jelas. Permainan-
permainan yang bersifat kompetitif harus menekankan nilai-nilai 
sportivitas, yaitu menjunjung tinggi peraturan, terutama peraturan 
tidak tertulis (Dwijawiyata, 2013:9). 
Permainan sebagai ulangan (rekapitulasi) bentuk-bentuk 
aktivitas yang dalam perkembangan jenis manusia pernah 
memegang peranan yang dominan. Permainan yaitu salah satu 
bentuk aktivitas sosial yang dengan teman-temannya dibanding 
terlibat dalam aktivitas lain. Permainan dimainkan dengan 
membutuhkan banyak keterikatan dan banyak energi, lebih kuat 
dan serius dibandingkan bermain, dan lebih memungkinkan 
memberikan penghargaan terhadap pemenuhan dan keberhasilan. 
Permainan seringkali diklasifikasikan ke dalam tiga macam 
dari yang sederhana sampai yang kompleks, yaitu: (1) permainan 
dengan organisasi rendah dan lari beranting, (2) permainan yang 
mengarah ke olahraga (lead-up game), (3) olahraga yang 
sesungguhnya. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa bahwa 
permainan yaitu aktivitas yang dominan padal masa kanak-
kanak dimana anak dapat memperoleh ketrampilan baru dan 
aktivitas ini  dibatasi dengan aturan-aturan yang disepakati.  
Permainan yang baik memiliki  banyak manfaat bagi yang 
memainkannya, sebab dengan permainan yang bermanfaat tidak 
4    --
 
hanya kesenagan saja yang diperoleh tetapi bisa meningkatkan 
gerak dasar lokomotor bahkan bisa meningkatkan kesegaran 
jasmani. Permainan yang sarat manfaat yaitu perminan yang 
saat dimainkan permaian merasa rileks dan tidak ada beban 
5oIi¶ie  . $nak usia pada jenjang Sekolah Dasar masih 
memiliki  keinginan untuk bermain yang tinggi, dan seharusnya 
guru Pendidikan Jasmani dapat mengembangkan potensi dan 
memanfaatkan segala kencenderungan anak ini  
 
C. Pengertian Sport 
Olahraga yaitu berbagai permainan yang terinstitusionalisasi 
atau terlembagakan yang menuntut demonstrasi atau peragaan 
kecakapan fisik. Olahraga dipakai  untuk untuk segala jenis 
kegiatan fisik, yang dapat dilakukan di darat, air, maupun udara. 
Olahraga dikatakan sebagai bentuk tersendiri dari permainan dan 
bermain serta mengukur kemampuan (bertanding) tetapi olahraga 
memSunyai karakter tersendiri 0u¶ariIin  .  
Berikut ini yaitu kedudukan bermain (play), permainan 
(games), dan olahraga (sport) 
 
D. Tahapan Permainan Berdasarkan Tahapan Keterampilan 
Gerak 
Permainan memiliki  tahapan-tahapan berdasarkan 
keterampilan gerak sesuai dengan perkembangannya. sebab jika 
diberikan atau dilakukan sesuai dengan tahapan keterampilan 
gerak, maka permainan yang dilakukan akan memberikan hasil 
yang optimal. Furqon (2006:10) mengklasifikasikan tahapan 
permainan menjadi beberapa bagian. Berikut ini disajikan tahapan 
permainan berdasarkan keterampilan gerak. 
1. Permainan dengan organisasi rendah (Low Organized 
Games) 
Permainan dengan organisasi rendah yaitu permainan yang 
bercirikan sebagai berikut: 
(a) Bentuk permainan sederhana. 
(b) Tidak memerlukan peraturan yang rumit. 
(c) Tidak sukar dilakukan. 
(d) Cocok bagi anak-anak yang baru mengenal permainan. 
2. Permainan yang menuju ke olahraga (Lead-up Games) 
Setelah memiliki kemampuan bermain dengan organisasi 
rendah, maka dapat ditingkatkan ke permainan yang lebih 
kompleks. Lead-ups games dapat diartikan permainan yang 
dimodifikasi yang selanjutnya yaitu permainan yang menuju 
ke olahraga. Olahraga mini yaitu salah satu contohnya. 
6    --
 
3. Olahraga (Official Sport) 
Olahraga yang dimaksud yaitu olahraga resmi yang biasa 
dipertandingkan, seperti sepakbola, bola voli, bola basket, 
bulutangkis, tenis, dan sebagainya. 
 
 
A. Pengertian Olahraga/Permainan Tradisional 
Olahraga/permainan tradisonal yaitu simbolisasi dari 
pengetahuan yang turun temurun dan memiliki  bermacam-
macam fungsi atau pesan dibaliknya, dimana pada prinsipnya 
permainan dapat dilakukan oleh siapapun peminatnya, baik anak 
maupun dewasa. Dengan demikian bentuk atau wujudnya tetap 
menyenangkan dan menggembirakan sebab tujuannya sebagai 
media permainan. Aktivitas permainan yang dapat 
mengembangkan aspek-aspek psikologis dapat dijadikan sarana 
belajar sebagai persiapan menuju dunia orang dewasa. 
Permainan dipakai  sebagai istilah luas yang mencakup 
jangkauan kegiatan dan perilaku yang luas serta mungkin 
bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai dengan usia anak. 
Permainan tradisional sangat beragam, sebab setiap daerah 
memiliki  jenis dan model permainan tradisional tersendiri, 
tergantung adat-istiadat, kebiasaan dan bahkan unsur-unsur 
magis atau sepiritual bisa berpengaruh kepada bentuk suatu 
permainan tradisional disuatu daerah. Kemenpora (2006: 09) tidak 
sedikit olahraga tradisional yang dipengaruhi oleh budaya 
setempat, kemampuan magis, bahkan senipun ikut berperan.  
Olahraga/permainan tradisional yaitu warisan dari beberapa  
generasi yang diturunkan secara temurun memiliki  makna yang 
simbolis dengan gerakan, ucapan, maupun alat-alat yang 
dipakai . Pesan-pesan ini  bermanfaat bagi perkembangan 
motorik, kognitif, emosi dan sosial anak sebagai persiapan atau 
sarana belajar menuju kehidupan di masa dewasa. Pesatnya 
perkembangan permainan elektronik membuat posisi permainan 

 
tradisional semakin tergerus dan nyaris tak dikenal. 
Memperhatikan hal ini  perlu usaha-usaha dari berbagai 
pihak untuk mengkaji dan melestarikan keberadaannya melalui 
pembelajaran ulang pada generasi sekarang melalui proses 
modifikasi yang disesuaikan dengan kondisi sekarang.  
Permainan diartikan sebagai istilah luas yang mencakup pada 
kegiatan dan perilaku yang luas dan bertindak sebagai ragam 
tujuan yang sesuai pada tingkat perkembangan usia anak. 
Permainan dapat didefinisikan: (1) sebagai kecenderungan, (2) 
konteks, (3) perilaku yang dapat diamati, (4) sesuatu ketetapan 
yang berbeda-beda. 
Permainan tidak lepas dari pada adanya kegiatan bermain 
anak, sehingga istilah bermain dapat dipakai  secara bebas, 
yang paling tepat yaitu setiap kegiatan yang dilakukan untuk 
kesenangan yang ditimbulkan, bermain dilakukan secara suka rela 
oleh anak tanpa ada pemaksaan atau tekanan dari luar. Bermain 
secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang 
dilakukan secara spontan yang ada  5 pengertian: 
1) Bentuk kegiatan bersifat menyenangkan serta memiliki nilai 
intrinsik. 
2) Tidak memiliki tujuan yang ekstrinsik, motivasinya lebih banyak 
bersifat intrinsik (membangun sesuatu dari dalam diri sendiri). 
3) Bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan 
dan bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktifnya. 
4) Memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu 
yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, 
belajar bahasa, perkembangan sosial. 
Oleh sebab itu, bahwa permainan tradisional disini yaitu 
permainan anak-anak dari bahan sederhana sesuai aspek budaya 
dalam kehidupan warga . Permainan tradisional juga dikenal 
sebagai permainan rakyat yaitu sebuah kegiatan rekreatif 
yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga 
sebagai alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial 
berwarga . Dengan demikian permainan suatu kebutuhan 
bagi anak. Sehingga anak memperoleh nilai dan kemajuan 
perkembangan kehidupan sehari-hari.  
Olahraga/permainan tradisional diharapkan dapat masuk 
dalam pendidikan yaitu dilingkungan sekolah sehingga dapat 
meningkatkan kualitas belajar, hal ini diindikasikan bahwa dengan 
sebuah permainan maka: (1) anak memiliki  gagasan dan minat 
yang yaitu sesuatu utama untuk dikembangkan, (2) 
menyediakan kondisi ideal sebagai wadah untuk mempelajari dan 
meningkatkan kualitas pembelajaran, (3) rasa memiliki dianggap 
sesuatu yang utama untuk pembelajaran melalui permainan, (4) 
anak mempelajari cara belajar memakai  permainan serta 
dapat menemukan cara mengingat pelajaran dengan baik, (5) 
pembelajaran dengan permainan terjadi dengan gampang, tanpa 
ketakutan, (6) permainan mumudahkan para guru untuk mengamti 
pembelajaran yang sesungguhnya dan siswa akan mengalami 
berkurangnya frustasi belajar. 
Permainan tradisional yaitu salah satu bentuk yang berupa 
permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara 
anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun 
temurun serta banyak memiliki  variasi. Sifat atau cirri dari 
permainan tradisional anak sudah tua usianya, tidak diketahui 
asal-usulnya, siapa penciptanya dan darimana asalnya. Biasanya 
disebarkan dari mulut ke mulut dan kadang-kadang mengalami 
perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika 
dilihat dari akar katanya, permainan tradisional tidak lain yaitu 
kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang 
yaitu pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan 
manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan. 
permainan 
yaitu perbuatan untuk menghibur hati baik yang 

memakai  alat ataupun tidak memakai  alat. 
Sedangkan yang dimaksud tradisional yaitu segala sesuatu yang 
dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang tua 
atau nenek moyang. Jadi permainan tradisional yaitu segala 
perbuatan baik memakai  alat atau tidak, yang diwariska 
secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan 
atau untuk menyenangkan hati. 
Permainan tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga 
golongan, yaitu: permainan untuk bermain (rekreatif), permainan 
untuk bertanding (kompetitif) dan permainan yang bersifat 
edukatif. Permainan tradisional yang bersifat rekreatif pada 
umumnya dilakukan untuk mengisi waktu luang. Permainan 
tradisional yang bersifat kompetitif, memiliki ciri-ciri : terorganisir, 
bersifat kompetitif, diainkan oleh paling sedikit 2 orang, 
memiliki  criteria yang menentukan siapa yang menang dan 
yang kalah, serta memiliki  peraturan yang diterima bersama 
oleh pesertanya. Sedangkan perainan tradisional yag bersifat 
edukatif, ada  unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Melalui 
permainan seperti ini anak-anak diperkenalkan dengan berbagai 
macam ketrampilan dan kecakapan yang nantinya akan mereka 
perlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota 
warga . Berbagai jenis dan bentuk permainan pasti 
terkandung unsur pendidikannya. Inilah salah satu bentuk 
pendidikan yang bersifat non-formal di dalam warga . 
Permainan jenis ini menjadi alat sosialisasi untuk anak-anak agar 
mereka dapat menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok 
sosialnya. 
Permainan tradisional yaitu bentuk dari aktivitas yang 
menyenangkan yang dilakukan secara individu maupun 
berkelompok, dan dilakukan secara turun-temurun di daerah 
tertentu. Dalam permainan tradisional motivasi anak akan 
terdorong sebab dalam permainan tradisional banyak variasi dan 
modifikasi yang bisa diterapkan pada siswa dalam pembelajaran 
pendidikan jasmani ,
Permainan tradisional yaitu permainan yang peraturannya bias 
diganti-ganti, baik peraturan permainan, alat permainan, ukuran 
lapangan, maupun lama permainan, hal ini dapat disesuaikan 
dengan keadaan atau situasi ,Dan telah dimainkan oleh anak-anak disuatu 
daerah yang sudah dimainkan dari zaman ke zaman.  permainan tradisional saat ini sudah 
mulai ditinggalkan dan jarang dimainkan, anak-anak sekarang 
beralih ke permainan modern atau canggih seperti playstation, 
video game, dan gameonline. Teknologi alat-alat canggih banyak 
anak yang menyukai dibandingkan dengan permainan tradisional, 
ini akan berdampak pada interaksi sosial pada anak. Beragam 
permainan tradisional memang mampu menjadi media untuk 
mengoptimalkan dan mengajarkan berbagai nilai positif dan 
menyehatkan badan.  
Pada perkembangan zaman permainan tradisional sudah ada 
yang dirubah ke dalam olahraga tradisional, seperti pencak silat, 
kasti, dan lain sebagainya. UNESCO mulai mengalakkan untuk 
pelestarian budaya yang diberinama intangible heritage/ warisan 
budaya takbenda, salah satu di dalamnya yaitu permainan 
tradisional (Valentin, 2013; Lenzerini, 2011). Sebagai anak bangsa 
kitapun wajib ikut dalam melestarikan budaya bangsa, khususnya 
permainan tradisional ini. 
Permainan rakyat atau olahraga tradisional, aktivitas fisik yang 
dapat dilakukan oleh anak-anak dan dewasa, tergatung jenis dari 
permainan rakyat ini . Laksono, dkk, (2012: 4) permainan 
rakyat atau olahraga tradisional untuk anak-anak ada  
berbagai jenis tergantung suku bangsa yang memiliki. Pada 
dasarnya memiliki unsur ketrampilan fisik, kecepatan berfikir, serta 
implementasi terhadap nilai sosial budaya. 
 
permainan tradisional anak lebih mengutamakan kebersamaan 
dan keharmonisan hubungan sosial diwarga .  
Maka dengan itu pembelajaran Pendidikan Jasmani, 
Olahraga, dan Kesehatan  pun perlu untuk melestarikan macam-
macam permaian tradisional ini , dengan memasukan materi 
permainan tradisional untuk siswa. Permainan tradisional yaitu 
permainan yang penuh sejarah, dan sesuai dengan masing-
masing daerah, terkadung nilai kemanusian, nilai budaya dan 
keyakinan (Akbari, dkk, 2009:124). Pada permainan tradisional 
juga banyak mengandung unsur kerjasama, toleransi, dan 
membuat anak lebih sensitif dengan keadaan sekitarnya. 
 
B. Perkembangan Permainan Tradisional  
Permainan tradisional anak yaitu salah satu bentuk folklore 
yang berupa  yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif 
tertentu, berbentuk tradisional  dan diwarisi turun temurun, serta 
banyak memiliki  variasi. Oleh sebab  termasuk folklore, maka 
sifat atau ciri dari permainan tradisional anak sudah tua  usianya, 
tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan dari mana 
asalnya.  Permainan tradisional biasanya disebarkan dari mulut ke 
mulut dan kadangkadang mengalami perubahan nama atau  
bentuk meskipun dasarnya sama. Jika  dilihat dari akar katanya, 
permainan tradisional tidak lain yaitu kegiatan yang  diatur oleh 
suatu peraturan permainan  yang yaitu pewarisan dari 
generasi  terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan 
tujuan mendapat  kegembiraan. 
Permainan  tradisional anak yaitu unsur  kebudayaan, 
sebab mampu memberi pengaruh terhadap perkembangan 
kejiwaan,  sifat, dan kehidupan sosial anak. Permainan tradisional 
anak ini juga dianggap  sebagai salah satu unsur kebudayaan  
yang memberi ciri khas pada suatu kebudayaan tertentu. Oleh 
sebab itu,  permainan tradisional yaitu aset budaya, yaitu 
Olahraga dan Permainan Tradisional    13 
 
modal bagi suatu warga  untuk mempertahankan eksistensi 
dan identitasnya di tengah warga  lain.  Permainan tradisonal 
bisa bertahan  atau dipertahankan sebab pada umumnya 
mengandung unsur-unsur budaya  dan nilai-nilai moral yang tinggi, 
seperti: kejujuran, kecakapan, solidaritas, kesatuan dan persatuan, 
keterampilan dan keberanian. Sehingga, dapat pula dikatakan 
bahwa permainan tradisional dapat dijadikan alat pembinaan nilai 
budaya pembangunan kebudayaan nasional negara kita  
(Depdikbud, 1996). Keberadaan permainan tradisional, semakin 
hari semakin tergeser dengan adanya permainan modern, seperti 
video game dan virtual game lainnya. Kehadiran teknologi pada 
permainan, di satu pihak mungkin dapat menstimulasi 
perkembangan kognitif anak, namun di sisi lain, permainan ini 
dapat mengkerdilkan potensi anak untuk berkembang pada aspek 
lain, dan mungkin tidak disadari hal ini  justru menggiring 
anak untuk mengasingkan diri dari 7 lingkungannya, bahkan 
cenderung bertindak kekerasan. Kasus mengejutkan terjadi pada 
tahun 1999 di dua orang anak Eric Haris (18) dan Dylan Klebod 
(17), dua pelajar Columbine High School di Littleton, Colorado, 
USA, yang menewaskan 11 rekan dan seorang gurunya. 
Keterangan yang diperoleh dari kawan-kawan Eric dan Dylan, 
kedua anak ini  bisa berjam-jam main  video game  yang 
tergolong kekerasan seperti  “'oom” “4uake”  dan “5edneFk 
5amSage”. .ekhaZatiran seruSa juga terjadi di &ina, 
sehinggapemerintah Cina secara selektif telah melarang sekitar 
50  game  bertema kekerasan. Akan tetapi perkembangan 
teknologi di industri permainan anak tidak melulu bisa dijadikan 
alasan penyebab tergesernya permainan  tradisional, sebab 
kadang warga  sendiri yang kurang peduli dengan adanya 
permainan tradisional. Terlebih, penguasaan teknologi di era 
globalisasi ini menjadi tuntutan bagi semua orang, tak terkecuali 
anak-anak. 
14    --
 
Menurut Misbach (2006), permainan tradisional yang ada di 
Nusantara ini dapat menstimulasi berbagai aspek perkembangan 
anak, seperti :  
1) Aspek motorik: Melatih daya tahan, daya lentur, 
sensorimotorik, motorik kasar, motorik halus.  
2) Aspek kognitif: Mengembangkan maginasi, kreativitas, 
problem solving, strategi, antisipatif,     pemahaman   
kontekstual.  
3) Aspek emosi: Katarsis emosional, mengasah empati, 
pengendalian diri  
4) Aspek bahasa: Pemahaman konsep-konsep nilai  
5) Aspek sosial: Menjalin relasi, kerjasama, melatih kematangan 
sosial dengan teman sebaya dan meletakkan pondasi untuk 
melatih keterampilan sosialisasi berlatih peran dengan orang 
yang lebih dewasa/warga .  
6) Aspek spiritual: Menyadari keterhubungan dengan sesuatu 
yang bersifat Agung (transcendental). 
7) Aspek ekologis: Memahami pemanfaatan elemen-elemen alam 
sekitar secara bijaksana.  
8) Aspek nilai-nilai/moral : Menghayati nilai-nilai moral yang 
diwariskan dari generasi terdahulu kepada generasi 
selanjutnya.  
Jika digali lebih dalam, ternyata makna di balik nilai-nilai 
permainan tradisional mengandung pesan-pesan moral dengan 
muatan kearifan lokal (local wisdom) yang luhur dan sangat 
sayang jika generasi sekarang tidak mengenal dan menghayati 
nilai-nilai yang diangkat dari keanekaragaman suku-suku bangsa 
di negara kita . Kurniati (2006) mengidentifikasi 30 permainan 
tradisional yang saat ini masih dapat ditemukan di lapangan. 
Beberapa contoh permainan tradisional yang dilakukan oleh anak-
anak yaitu Anjang-anjangan, Sonlah, Congkak, Orayorayan, 
Tetemute dan 6eSdur”. Permainan tradisional ini  akan 
berdampak yang lebih baik bagi pengembangan potensi 
anak. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa permainan 
tradisional mampu mengembangkan keterampilan sosial anak. 
Yaitu keterampilan dalam bekerjasama, menyesuaikan diri, 
berinteraksi, mengontrol diri, empati, menaati aturan serta 
menghargai orang lain. Interaksi yang terjadi pada saat  anak 
melakukan permainan tradisonal memberikan kesempatan kepada 
anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, melatih 
kemampuan bahasa, dan kemampuan emosi. 
 
C. Peran Permainan Tradisional 
Dapat dikatakan bahwa permainan tradisional yang dimiliki 
warga  negara kita  secara kearifan lokal masing-masing daerah 
di negara kita  yang beraneka-ragam permainan tradisional 
didalamnya, setiap permainan tentunya memiliki niali edukasi 
didalmnya. Kita sadari atau tidak nilai edukasi yang tersimpan 
didalamnya, yaitu nilai yang timbul dalam masyrakat itu sendiri. 
Nilai edukasi itu sendiri terbentuk, sebab warga  negara kita  
cenderung menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan memupuk 
semangat kerjasama membentuk karakter warga  negara kita  
yang ramah dan terkenal tinggoi akan kemauan dan kerja 
kerasnya untuk menggapai harapan dan cita-cita bangsa 
negara kita , melalui permainan/olahraga tradisionalnya. Dari 
penelitian yang dilakukan para ilmuan, diperoleh bahwa bermain 
memiliki  manfaat yang besar bagi perkembangan anak dalam 
hidupnya. Tujuan Permaian Edukatif sebenaanya untuk 
mengembangkan konsep diri (self concept), untuk 
mengembangkan kreativitas, untuk mengembangkan kopmunikasi, 
untuk mengembangkan aspek fisik dan motorik, mengemabngkan 
aspek sosial, mengembangkan aspek emosi atau kepribadian, 
mengembangkan aspek kognitif, mengasah ketajaman 
pengindraan, mengembangkan keterampilan olahraga dan menari. 

 
Permainan edukatif itu dapat berfungsi sebagai berikut: 
1) Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses 
pembelajaran sambil belajar 
2) Merangsang pengembangan daya pikir, daya cipta, dan 
bahasa, agar dapat menumbuhkan sikap, mental serta akhlak 
yang baik. 
3) Menciptakan lingkungan bermain yang menarik, memberikan 
rasa aman dan menyenagnkan. 
4) Meningkatkan kualitas pembelajaran anak-anak 
Didalam warga  peran penting dalam permainan 
tradisional, perlu kita kembangkan demi ketahanan budaya 
bangsa, sebab kita menyadari bahwa kebudayaan yaitu 
nilai-nilai luhur bagi bangsa negara kita , untuk diketahui dan dihayati 
tata cara kehidupannya sejak dahulu. Bangsa negara kita  
yaitu bangsa yang besar dalam keaneka ragaman 
kebudayaan didalamnya, termasuk permainan tradisional 
didalamnya, keanekaragaman permainan tradisional yaitu 
sebab banyaknya daerah di negara kita  memiliki kearifan lokal 
kebudayaan masing-masing, sehingga membentuk warga n 
melakukan aktivitas kebugaran jasmani yang berbeda satu daerah 
dengan yang lainnya.  Permainan tradisonal memang sudah 
seharusnya mendapatkan perhatian khusus dan mendapatkan 
prioritas yang utama untuk dilindungi, dibina, dikembangkan, 
diberdayakan dan selanjutnya diwariskan. Hal seperti itu 
diperlukan agar permaina tradisional dapat memiliki ketahanan 
dalam menghadapi unsur budaya lain di luar kebudayaannya. 
 
D. Manfaat Permainan Tradisional 
Selain untuk melestarikan budaya  dan nilai-nilai yang ada di 
dalamnya, dan memperkokoh budaya bangsa. Melestarikan 
budaya bangsa dengan melalui permainan itu sangat membatu, 
sebab anak langsung bias merasakan dan praktek langsung 

 
mengenai permainan-permainan budaya bangsa Permainan tradisional juga banyak memiliki manfaat 
bagi yang memainkan. permainan tradisional 
sangat membantu perkembagan anak. Maka tidak heran bila 
dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 
Kesehatan  pun banyak menggunkan permainan tradisional dalam 
aktivitas gerak. memakai  permainan tradisional memberikan 
kesempatan pada anak untuk menghargai tentang aspek budaya, 
melakukan interaksi antar teman dan mempromosikan gaya hidup 
sehat ,Pemberian permainan tradisional  
untuk anak usia dini dapat meningkatkan aspek fisik, psikologis, 
dan sosiologis anak ,pembelajaran Pendidikan Jasmani, 
Olahraga, dan Kesehatan menggunkan permainan tradisional 
banyak memperoleh manfaat bagi peserta didik, peneliti 
menggunkan permainan Ekar Mix (kelereng) untuk melakukan 
modifikasi pembelajaran tradisional pada pembelajaran 
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
permainan tradisional memicu anak yang bermain menjadi 
senang, bersunguh-sunguh, merasa terpacu untuk 
mengaktualisasi potensi yang berbentuk gerak, dan sikap 
prilakunya. Situasi seperti ini menimbulkan aspek pribadi anak 
sebagai makhluk sosial dan makhluk tuhan.  
Dengan demikian, permainan tradisional dapat berfungsi 
seagai wahana pencapaian tujuan pendidikan. Permainan 
tradisional sesuai untuk pengembangan keterampilan motorik 
dasar , Permainan tradisional juga dapat 
digunkan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, dan juga 
permainan tradisional padat membatu siswa dalam meningkatkan 
kebugaran jasmaninya ,Permainan tradisional bisa membantu 
dalam pembentukan karakter anak, seperti nilai sportivitas, 

 
kejujuran, keuletan, kesabaran, ketangkasan, kreativitas, dan kerja 
sama 
Berdasarkan paparan tersebuat dapat disimpulkan manfaat 
dari melakukan pembelajaran pada Pendidikan Jasmani, 
Olahraga, dan Kesehatan  mengunakan permainan tradisional, 
membantu dalam melestarikan budaya bangsa, membuat anak 
senang dan antusias dalam pembelajaran, meningkatkan 
kebugaran jasmani siswa, dan  untuk tercapainya tujuan dari 
pembelajaran. Sebagai pendidik khususnya guru pendidikan, 
jasmani, olahrga, dan kesehatan, harus menggunkan permainan 
tradisional dalam setiap pembelajaran gerak, bisa di awal materi 
untuk melakukan pemanasan dan juga untuk selingan susaha 
siswa tidak mudah bosan dalam melakukan pembelajaran. 
 
 
A. Permainan Congklak 
Congklak yaitu salah satu permainan tertua di dunia, yang 
juga perupakan permainan tradisional asli negara kita  yuang telah 
dimainkan oleh nenek moyang kita pada jaman dahulu kala.  
Congklak dimainkan pada papan dengan lekukan melingkar di 
kedua sisi dan lekukan di rumah masing-masing ujung papan. 
Permainan ini dimainkan dengan 98 tanda-tanda kecil seperti 
kerang atau manik-manik, yang dibagi secara merata antara 
semua lekukan. 
Congklak dan istilah ini juga dikenal di beberapa daerah 
Sumatera dengan kebudayaan Melayu. Di Jawa, permainan ini 
lebih dikenal dengan nama congkak, dakon, dhakon atau 
dhakonan. Selain itu di Lampung permainan ini lebih dikenal 
dengan nama dentuman lamban sedangkan di Sulawesi 
permainan ini lebih dikenal dengan nama makaotan, 
maggaleceng, aggalacang dan nogarata. Dan dalam bahasa 
inggris permainan ini disebut mancala. 
 
B. Papan Permainan 
Papan dapat terbuat dari kayu yang diukir sedemikian rupa. 
1) Memiliki 16 lubang berbentuk seperti gunung terbalik. 
2) Masing-masing 7 lubang ada ruas sebelah kanan dan kiri, dan 
masing-masing satu lubang di depan dan belakang. 
3) Lubang yang ada didepan dan dibelakang ini  bentuknya 
berbeda yaitu lebih besar, dan itu disebut juga gunung dalam 
permainan congklak ini . 
4) Pada lubang sisi kanan dan kiri berisi 7 buah biji atau 
sejenisnya masing-masing lubangnya. 

 
C. Perlengkapan 
1) Meja  
2) Kursi 
3) Alat tulis 
4) Formulir Pendaftaran 
 
D. Pemain 
1. Pemain terdiri dari dua pemain saling berlawanan. 
2. Pertandingan hanya untuk antar individu bukan untuk regu 
atau tim. 
 
E. Lamanya Permainan 
Permainan berlangsung tidak terikat waktu, jika salah satu 
pemain dari dua pemain ini  memiliki 3 tiga lubang kosong 
didaerahnya permainan akan otomatis selesai dan terjadi 
perhitungan biji di gunung masing-masingnya. 
 
F. Jalannya Permainan 
1) Permainan dimulai jika juri telah mempersilahkan kepada 
kedua- pemain untuk mulai. 
2) Kedua pemain jalan (memulai permainan) secara bersamaan. 
3) Kedua pemain jalan dengan cara mengambil semua biji yang 
ada di dalam salahsatu lubang didaerahnya. 
Olahraga dan Permainan Tradisional    21 
 
4) Biji yang telah diambil dijatuhkan atau ditaruh satu persatu ke 
lubang berikutnya searah jarum jam. 
5) Jika biji yang terakhir dijatuhkan atau ditaruh dilubang yang 
ada bijinya maka biji yang ada dilubang ini  diambil dan 
berjalan seperti biasa kembali. 
6) Jika biji yang terakhir dijatuhkan atau ditaruh dilubang yang 
tidak memiliki biji di lubangnya ada dua persepsi, jika jatuhnya 
atau ditaruhnya didaerah permainan sendiri maka bisa 
mengambil biji lawan yang ada diseberang lubang yang 
terakhir dijatuhkan atau ditaruhnya biji dinamakan menembak 
dan setelah itu otomatis yang jalan yaitu lawan. Dan jika biji 
terakhir dijatuhkan atau ditaruh di lubang daerah lawan maka 
otomatis yang jalan selanjutnya lawan.  
7) Jika biji yang terakhir dijatuhkan atau ditaruh di gunung maka 
permainan terus jalan dengan mengambil bebas semua biji 
dilubang daerah permainan sendiri. 
8) Mati atau permainan dilanjutkan oleh pihak lawan jika biji yang 
terakhir dijatuhkan atau ditaruh di lubang yang tidak ada biji 
nya pada sebelum dijatuhkan atau ditaruh biji terakhir. 
9) Permainan berhenti atau selesai jika ada  ada tiga buah 
lubang di daerah salahsatu pemain yang kosong, biji tidak 
tersisa di lubang daerah permainan sendiri atau pun lawan. 
10) saat  akan melakukan jalan, diberikan kesempatan untuk 
berpikir selama 5 detik. 
 
G. Penentu Pemenang 
Pemenang ditentukan biji yang lebih banyak yang ada 
digunung masing-masing pemain, biji yang lebih banyak akan 
otomatis menjadi pemenangnya. 
 
 
A. Pengertian Engklek 
Permainan engklek (dalam bahasa Jawa) yaitu 
permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar 
yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-
kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu 
kekotak berikutnya. Permainan engklek biasa dimainkan oleh 2 
sampai 5 anak perempuan dan dilakukan di halaman. Namun, 
sebelum kita memulai permainan ini kita harus mengambar kotak-
kotak dipelataran semen, aspal atau tanah, menggambar 5 segi 
empat dempet vertikal kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi 
lagi sebuah segi empat 
Permainan ini memiliki  banyak nama atau istilah lain. Ada 
yang menyebutnya teklek ciplak gunung, demprak dan masih 
banyak lagi. Istilah yang disebutkan memang beragam, tetapi 
permainan yang dimainkan tetap sama. Permainan ini dapat 
ditemukan di berbagai wilayah di negara kita , baik di Sumatera, 
Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan di daerah bagian Timur 
seperti di Ambon Pulau Timor dan juga Papua dengan nama yang 
berbeda-beda tentunya.   
 
B. Lapangan 
Lapangan permainan dapat dibuat di dalam ruang yang 
tertutup (gedung olahraga, gedung pertemuan dll), dapat pula 
dilakukan memakai  ruang terbuka (seperti stadion, halaman 
rumah, lapangan terbuka, dll). Lapangan memiliki bentuk yaitu 
empat persegi panjang berpetak-petak berukuran:  
Olahraga dan Permainan Tradisional    23 
 
1) Lapangan engklek terdiri dari 8 kotak yang masing-masing 
berukuran 30x60 cm. 
2) Satu kotak nomor 9 berbentuk setengah lingkaran 
3) Lapangan yang dipakai  untuk permainan ditandai 
memakai  lebar garis 5 centimeter. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gambar 4.1. Lapangan engklek 
 
C. Perlengkapan 
1) Batu / sejenisnya 
2) Jam atau stopwatch 
3) Alat tulis 
4) Pita atau nomor dada 
5) Formulir yang dipakai  pada pertandingan dipakai  untuk 
mencatat susunan pemain dan hasil pertandingan. 
 
D. Lamanya Permainan 
Permainan berlangsung selama 15 menit. Pertandingan 
hanya untuk antar individu. 
 
E. Petugas Pertandingan 
Pertandingan ini dipimpin oleh 1 orang juri yang bertugas: 
1) Memulai pertandingan 
2) Menghitung perolehan poin 
24    --
 
3) Memberhentikan pertandingan dan menentukan kemenangan 
dengan perolehan poin terbanyak. 
 
F. Jalannya Permainan 
1) Semua pemain melakukan suit jika  2 orang dan 
melakukan hompimpa kalau lebih dari 3 orang, kelompok/tim 
menang berhak melakukan permainan terlebih dahulu. 
2) Saat permainan dimulai, masing-masing pemain harus 
melempar dari garis yang sudah di tentukan, pemain wajib 
melompat memakai  1 kaki yg terkuat, tidak boleh dua 
kaki. Jika terjadi seperti itu, langsung diganti dengan lawan. 
3) Setelah itu pemain melempar batu ini  kekotak nomor 1 
dan seterusnya, jika gacoan (batu) pemain keluar kotak, 
langsung digantikan dengan pemain berikutnya,  
4) Saat mengambil batu dari kotak posisi kaki tetap 1 kaki dan 
tidak boleh salah mengambil batu milik lawan, jika terjadi 
seperti itu, langsung diganti pemain berikutnya.  
5) Lalu kalau gacoannya (batu) sudah mencapai pada nomor 
sembilan, maka si pemain harus mengambilnya dengan cara 
menghadap ke belakang dan berjongkok, tangan pemain 
tidak boleh sampai menyentuh garis kotak, kalau sampai 
menyentuh garis kotak maka pemain ini  gagal dan 
harus diganti pemain lainnya. Sebelumnya bertepuk tangan 3 
kali, barulah mengambil gacoannya dengan menghadap ke 
belakang. 
6) Kemudian yang terakhir jika pemain sudah melempar 
gacoannya (batu) ke nomor sepuluh dan berhasil 
mengambilnya dengan cara yang disebutkan pada peraturan 
“e” maka Semain ini  berhak mendaSat bintang. <ang 
perlu diperhatikan pada saat pemain akan mengambil 
gacoannya di tempat nomor sepuluh maka ia harus melompat 
dari nomor delapan ke nomor sepuluh, jadi nomor sembilan 
Olahraga dan Permainan Tradisional    25 
 
harus dilewati, tidak boleh menginjaknya. Sebenarnya ini juga 
berlaku untuk gacoan (batu) yang dilempar ke nomor-nomor 
tertentu. Tempat-tempat yang ada gacoan (batu) si pemilik 
tidak boleh diinjak, harus dilewati. Dan juga pemain tidak 
diperbolehkan menginjak gacoan (batu) lawan. 
 
G. Penentuan Pemenang 
Pemenang ditentukan oleh perolehan poin atau bintang yang 
lebih banyak, dan poin atau bintang yang lebih banyak akan 
otomatis menjadi pemenangnya. Jika pemain tidak memperoleh 
bintang maka penentuan pemenang ditentukan oleh jauhnya batu 
atau gacoan pada saat terakhir jalan. 
 
 
 
26    --
 
 
BAB PERMAINAN 
“/O0P$T T$/I” V 
 
 
A. Pengertian Lompat Tali 
Permainan lompat tali terdengar tidak asing lagi bagi 
warga  negara kita , sebab permainan lompat tali ini bisa di 
temukan hampir di seluruh wilayah negara kita  meskipun dengan 
nama yang berbeda. Permainan lompat tali cenderung identik 
dengan kaum perempuan, akan tetapi tidak sedikit anak laki-laki 
yang ikut bermain. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gambar 5.1 Permainan lompat tali 
 
Salah satu nama permainan ini di wilayah lain yaitu Tali 
Merdeka yang di kenal oleh warga  di wilayah Provinsi Riau 
dan disekitarnya.  
 
B. Asal Usul Lompat Tali  
Tali Merdeka yaitu sebutan untuk permainan lompat tali bagi 
mereka yang tinggal di wilayah Provinsi Riau. Di daerah Provinsi 
Riau yang warga nya yaitu pendukung kebudayaan Melayu. 
Inti dari lompat tali yaitu melompat dengan alat tali karet yang 
tersusun dan tersimpul. Penamaan untuk permainan ini berkaitan 
Olahraga dan Permainan Tradisional    27 
 
dengan tingkah laku atau perbuatan yang dilakukan pemain 
ini , khususnya pada lompatan yang terakhir. Pada lompatan 
ini (yang terakhir), tali direnggangkan oleh pemegangnya setinggi 
kepalan tangan yang diacungkan ke udara. Kepalan tangan 
ini  hampir mirip dengan apa yang dilakukan oleh para 
Sejuang saat  menguFaSkan kata “merdeka”. 
Gerakan tangan yang menyerupai simbol kemerdekaan itulah 
yang kemudian dijadikan sebagai nama permainan yang 
bersangkutan. Kapan dan dari mana permainan ini bermula sulit 
diketahui secara pasti. Namun, dari nama permainan itu sendiri 
dapat diduga bahwa permainan ini muncul di zaman penjajahan. 
Sebenarnya di daerah lain negara kita  juga banyak di temukan 
permainan ini tapi dengan nama yang berbeda misal dengan 
nama Lompat Tali, Lompatan dll. 
 
C. Pemain Pada Lompat Tali 
Pemain untuk tali merdeka ini berjumlah antara  3-10 orang. 
Pemain terbagi dalam 2 kelompok, yaitu pemegang karet dan 
pelompat karet. Pada umumnya permainan ini dilakukan oleh 
kaum perempuan yang berusia antara 7-15 tahun. Kaum 
perempuan yang telah berumur lebih dari 15 tahun biasanya akan 
segan untuk ikut bermain, sebab takut auratnya akan terlihat 
sewaktu bermain melompati tali karet. Kalau pun ada yang ikut 
bermain, biasanya hanya sebagai penggembira saja dan hanya 
melompat saat ketinggian tali masih sebatas lutut atau pinggang. 
Sedangkan kaum laki-laki hanya kadang kala saja ikut serta dalam 
permainan. 
 
D. Tempat Permainan Lompat Tali 
Permainan ini tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas 
untuk pelaksanaannya. Lompat tali dapat dimainkan di mana saja 
dan kapan saja, seperti: di halaman sekolah (pada waktu istirahat) 
28    --
 
dan di halaman rumah dan dapat juga pada tempat-tempat yang 
dapat dibilang terbatas. 
 
E. Peralatan Lompat Tali 
Peralatan yang dipakai  dalam permainan ini yaitu karet-
karet gelang yang dianyam dan disusun memanjang. Cara 
menyusun dan menganyam yaitu dengan menyambungkan 2 
karet pada 2 karet lainnya hingga memanjang dengan ukuran 3-4 
meter. Karet-karet ini  berbentuk bulat seperti gelang yang 
banyak dijual di tempat pasar-pasar tradisional. Karet ini  
dijual dengan  satuan berat (gram, ons, dan kilo). 
Pada waktu membuat anyaman dan susunan untuk 
membentuk tali karet yang dipakai  dalam permainan, 
diperlukan dua buah karet yang disambungkan dengan dua buah 
karet lain agar tidak lekas putus oleh anggota tubuh pemain yang 
sedang melompat. Ada kalanya tali-karet dianyam dengan 
menyambungkan 3-4 buah karet sekaligus, agar tali menjadi 
semakin kuat dan dapat dipakai berkali-kali. 
 
F. Aturan-Aturan 
Permainan tali merdeka terklasifikasi sangat sederhana 
sebab pelaksanaannya hanya melompati anyaman karet yang 
telah tersusun dengan ketinggian yang diatur secaa tertentu. Jika 
pemain dapat melompati tali karet ini , maka ia akan tetap 
menjadi pelompat hingga merasa lelah dan berhenti bermain. 
Namun, jika  gagal pada saat melompat, pemain yang gagal 
harus menggantikan posisi pemegang tali hingga ada pemain lain 
berikutnya yang juga gagal dan begitupun seterusnya. 
ada  beberapa klasifikasi ukuran ketinggian tali karet 
yang harus dilompati, yaitu: (1) tali berada pada batas lutut 
pemegang tali; (2) tali berada sebatas pinggang (sewaktu 
melompat pemain tidak boleh mengenai tali karet sebab jika 
Olahraga dan Permainan Tradisional    29 
 
mengenainya, maka ia akan menggantikan posisi pemegang tali; 
(3) posisi tali berada di dada pemegang tali (pada posisi yang 
dianggap cukup tinggi ini pemain boleh mengenai tali sewaktu 
melompat, asalkan lompatannya berada di atas tali dan tidak 
terjerat); (4) posisi tali sebatas telinga; (5) posisi tali sebatas 
kepala; (6) posisi tali satu jengkal dari kepala; (7) posisi tali dua 
jengkal dari kepala; dan (8) posisi tali seacungan atau hasta 
pemegang tali. 
 
G. Proses Permainan Lompat Tali  
Sebelum permainan diadakan, terlebih dahulu akan dipilih 
dua orang pemain yang akan menjadi pemegang tali dengan jalan 
gambreng dan suit. Gambreng dilakukan dengan menumpuk 
telapak tangan masing-masing peserta yang berdiri dan 
membentuk sebuah lingkaran. Kemudian, secara serentak tangan-
tangan ini  akan diangkat dan diturunkan. Pada saat 
diturunkan, posisi tangan akan berbeda-beda (ada yang membuka 
telapak tangannya dan ada pula yang menutupnya).  
jika  yang terbanyak yaitu posisi telapak terbuka, maka 
yang memperlihatkan punggung tangannya dinyatakan menang 
dan gambreng akan diulangi lagi hingga nantinya yang tersisa 
hanya tinggal dua orang peserta yang akan menjadi pemegang 
tali. Kedua orang ini  nantinya akan melakukan suit, untuk 
menentukan siapa yang terlebih dahulu akan menggantikan 
pemain yang gagal saat  melompat. Suit yaitu adu ketangkasan 
memakai  jari-jemari tangan, khususnya ibu jari, jari telunjuk 
dan jari kelingking. Ibu jari dilambangkan sebagai gajah, jari 
telunjuk sebagai manusia dan jari kelingking sebagai semut. 
jika  ibu jari beradu dengan jari telunjuk, maka ibu jari akan 
menang, sebab gajah akan menang jika bertarung dengan 
seorang manusia. Namun jika  ibu jari beradu dengan jari 
kelingking, maka ibu jari akan kalah, sebab semut dapat dengan 
30    --
 
mudah memasuki telinga gajah, sehingga gajah akan kalah. 
Sedangkan jika  jari kelingking beradu dengan jari telunjuk, 
maka jari kelingking akan kalah, sebab semut akan kalah dengan 
manusia yang memiliki  banyak akal. 
Setelah semuanya siap, maka satu-persatu pemain akan 
melompati tali dengan berbagai macam tahap ketinggian yang 
telah disebutkan di atas. Pada ketinggian-ketinggian yang sebatas 
lutut dan pinggang, umumnya para pemain dapat melompatinya, 
walaupun pada ketinggian ini  tali tidak boleh tersentuh tubuh 
pemain. Pada tahap ketinggian yang sebatas dada hingga satu 
jengkal di atas kepala, mulai ada pemain yang merasa kesulitan 
untuk melompatinya. Pergantian pemegang tali mulai banyak 
terjadi pada saat ketinggian tali sebatas hingga dua jengkal di atas 
kepala. Tahap yang paling sulit yaitu saat  tali berada 
seacungan hasta pemegangnya. Pada tahap ketinggian seperti ini, 
pada umumnya hanya pemain-pemain yang memiliki postur tubuh 
yang tinggi dan atau sering bermain tali merdeka saja yang dapat 
melompatinya. Agar mempermudah lompatan, pemain juga boleh 
melakukan gerakan berputar menyamping, yang jika diamati akan 
nampak seperti perputaran baling-baling. 
Gerakan berputar pada umumnya dilakukan oleh anak laki-
laki. Selain berputar, pemain juga boleh memegang dan 
menurunkan tali terlebih dahulu sebelum melompat. Cara ini 
biasanya dilakukan oleh anak-anak perempuan. Pemain yang 
telah berhasil melompati tali yang setinggi acungan tangan, akan 
menunggu pemain lain selesai melompat. Dan, setelah seluruh 
pemain berhasil melompat, maka tali akan diturunkan kembali 
sebatas lutut. Begitu seterusnya, hingga pemain merasa lelah dan 
berhenti bermain. 
 
 
 
Olahraga dan Permainan Tradisional    31 
 
H. Nilai-Nilai Budaya dalam Permainan  
Permainan yang disebut sebagai tali merdeka ini 
mengandung nilai-nilai kerja keras, ketangkasan, kecermatan dan 
sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat pemain yang 
berusaha agar dapat melompati tali dengan berbagai macam 
ketinggian yang telah diatur sedemkian rupa. Nilai kecermatan dan 
ketangkasan terlihat dari usaha pemain untuk memperkirakan 
antara tingginya tali dengan lompatan yang akan dilakukannya. 
Kecermatan dan ketangkasan dalam bermain hanya dapat dimiliki, 
jika  seseorang sering bermain dan atau berlatih melompati tali 
merdeka. Sedangkan nilai sportivitas tercermin dari sikap pemain 
yang tidak berbuat curang dan bersedia menggantikan pemegang 
tali jika melanggar peraturan yang telah ditetapkan dalam 
permainan.  
 
I. Pelaksanaan Permainan 
Kemendikbud (2014: 70) menjelaskan bagaimana 
pelaksanaan permainan tradisional lompat tali. 
1.  Permainan dilaksanakan 2 kelompok.  
2. Jumlah anggota dalam 1 kelompok jumlahnya sama.  
3. Masing-masing kelompok menentukan yang lebih dulu 
bermain dan yang jadi penjaga.  
4. Kelompok yang berperan menjadi penjaga bertugas 
mengayun tali karet untuk dilompati kelompok pemain.  
5. Satu per satu anggota kelompok melompati tali mulai dari 1 
lompatan. Jika ada anggota kelompok yang tidak berhasil 
melompati tali, maka berarti anggota kelompok ini  
sudah tidak boleh bermain. Sisa pemain satu per satu 
melanjutkan dengan 2 lompatan dan seterusnya sampai 10 
lompatan sekaligus.  
6. Kelompok pemenang yaitu yang berhasil sampai 10 
lompatan tanpa kehabisan jumlah pemain. 

 
A. Pengertian Permainan Bola Bekel 
Bekel atau beklen yaitu permainan adu ketangkasan 
antara 2 atau 4 orang anak perempuan, berumur antara 7-12 
tahun. Tempat untuk bermain dapat dilakukan di ruang yang 
terbuka ataupun tertutup. Alat yang dipakai  dalam permainan 
ini yaitu bola bekel berdiameter 3 cm dan kulit kerang 
atau kewuk yang berjumlah 10 buah. Kewuk yang dianggap bagus 
berwarna kekuningan agak bundar dan tepinya agak bulat lonjong. 
Anak-anak di daerah Priangan, terutama di kalangan menengah 
ke atas memakai  kuningan yang berbentuk tak beraturan. 
Kedua sisi kewuk diberi tanda bulatan kecil agak cekung, masing-
masing satu dan dua buah. Untuk menentukan pemain pertama 
dilakukan suten atau undian. Setiap pemain dinyatakan menang 
bila berhasil melewati seluruh babak permainan, yang terdiri dari 
tiga babak diawali dengan melambungkan bola. 
 
 

Babak pertama dalam permainan bola bekel yaitu 
pengambilan kewuk/kuningan. Pertama bola dilambungkan, dan 
saat bola melambung, kewuk atau kuningan ditebarkan ke 
lantai/bawah. Selanjutnya mengambil kewuk secara berturut-turut. 
Diawali dengan pihijieun, yaitu mengambil satu buah-satu buah 
kemudian piduaeun, mengambil dua buah-dua buah. Begitu 
seterusnya hingga pisapuluheun, atau mengambil sepuluh 
sekaligus. Setiap pengambilan selalu dibarengi dengan 
melambungkan bola terlebih dulu. 
Babak berikutnya yaitu melambungkan bola sambil 
memainkan kewuk atau kuningan dengan cara dibolak-balik. 
Pertama nangkarak, yaitu membalikkan kewuk pada bagian yang 
terbuka dan bergerigi atau sisi dengan bulatan satu pada 
kuningan. Kemudian nangkub, membalikkan kewuk pada bagian 
yang bundar atau sisi dengan bulatan dua pada kuningan. Pada 
babak ini pemain harus melalui tahapan-tahapan juga, yaitu 
: nangkarak hiji, nangkarak dua, dan seterusnya, artinya setelah 
dibalikkan diambil satu satu hingga sepuluh seperti pada babak 
pertama. 
Babak ketiga yaitu babak terakhir, disebut naspel. Pada 
babak ini kewuk di bolak-balik seperti pada babak kedua tetapi 
tidak diambil. Setelah selesai pada tahap nangkub, kewuk dibuka 
lagi sambil disusun membentuk barisan. Kemudian seluruhnya 
diambil dan ditebarkan lagi. 
 
 
 
B. Cara bermain 
Pergantian pemain dapat dilakukan jika satu pemain 
melakukan kesalahan atau lasut. Pemain dinyatakan melakukan 
kesalahan/lasut jika: 
1) Bola yang telah dilambungkan tidak dapat tertangkap. 
2) Kuningan yang berada dalam genggaman terjatuh. 
3) Jika tangan menyentuh kewuk/kuningan saat  memainkan 
kuningan disebut dengan gudir. 
 
C. Kegunaan Permainan 
1) Untuk melatih dan meningkatkan koordinasi visual motorik. 
2) Untuk meningkatkan konsentrasi. 
3) Untuk meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan pada 
jari-jari dan tangan. 
4) Untuk meningkatkan kemampuan mempertahankan posisi 
tubuh. 
 
 
 
 
A. Pengertian Balap Karung 
Balap karung yaitu salah satu lomba permainan adu cepat 
dengan memakai  karung goni, yang selalu diadakan hampir 
di setiap daerah. Namun konon, adanya permainan balap karung 
tidak sejak negara kita  merdeka, melainkan sudah ada sejak zaman 
penjajahan Belanda. Waktu itu permainan sering dilalukan oleh 
anak-anak usia 6-12 tahun pada saat ada acara-acara keramaian 
atau perayaan di sekolah-sekolah Belanda atau di kampung-
kampung. Seiring perkembangan zaman, saat ini permainan juga 
dilakukan oleh orang dewasa di perkantoran dan pabrik-pabrik 
untuk ikut memerihkan hari kemerdekaan negara kita . 
 
B. Pemain 
Permainan balap karung dapat dikategorikan sebagai 
permainan segala umur (anak-anak, remaja dan dewasa) yang 
dilakukan oleh kaum laki-laki maupun perempuan. Jumlah 
pemainnya antara 4--6 orang, baik dalam bentuk kelompok 
dengan anggota maksimal 2 orang maupun perseorangan. Selain 
pemain, lomba balap karung juga memakai  wasit untuk 
mengawasi jalannya perlombaan dan menetapkan pemenang. 
 
C. Tempat dan Peralatan Permainan 
Permainan balap karung tidak membutuhkan tempat 
(lapangan) yang luas. Ia dapat dimainkan di mana saja, asalkan di 
atas tanah. Jadi, dapat di pekarangan rumah atau di tanah lapang. 
Luas arena permainan balap karung ini hanya sepanjang 15-20 
meter dan lebar sekitar 3-4 meter yang dibagi menjadi 4 atau 5 
jalur. 

 
Sedangkan peralatan permainannya yaitu: (1) kapur tulis 
atau pecahan genting untuk membuat garis batas antarpemain; (2) 
peluit untuk memberi aba-aba; dan (3) karung beras atau karung 
terigu ukuran lima puluh kilogram yang nantinya akan dikenakan 
oleh para pemain saat  berlomba. 
 
  
 
D. Aturan Permainan 
Aturan dalam permainan ini tergolong mudah, yaitu seseorang 
harus melompat memakai karung dari garis start menuju ujung 
lintasan dan kembali lagi garis start semula. jika  permainan 
dilakukan secara berkelompok, saat  pemain telah kembali ke 
garis start maka ia akan digantikan pemain lain dalam regunya 
dan, regu yang berhasil mencapai garis start/finish dengan catatan 
waktu tercepat dinyatakan sebagai pemenangnya. 
Sebagai catatan, perlombaan biasanya memakai  sistem 
gugur sebab jumlah pesertanya banyak. Jadi, jika  seseorang 
atau sebuah regu berhasil menang, ia harus melawan lagi 
pemenang yang lain. Sedangkan yang kalah dinyatakan gugur dan 
tidak dapat bermain lagi. 
 
 
E. Jalannya Permainan 
Permainan balap karung diawali dengan pengundian untuk 
menentukan regu atau pemain mana yang akan memulai. Cara 
menentukannya ada yang mirip seperti arisan yaitu menuliskan 
nama-nama pemain atau regu yang akan bermain dalam secarik 
kertas kecil lalu digulung dan dimasukkan ke dalam botol atau 
gelas kemudian dikocok. jika  permainan beregu, maka dua 
regu yang gulungan kertasnya pertama keluar dari botol akan 
mendapat giliran pertama untuk bermain, sedangkan regu lainnya 
sesuai dengan urutan kertas yang keluar selanjutnya.  
Setelah proses pengundian selesai, maka kedua regu yang 
terdiri dari dua atau tiga orang akan segera memasuki arena 
permainan. Selanjutnya, satu persatu dari anggota regu secara 
bergiliran akan melompat memakai karung dari garis start menuju 
ujung lintasan dan kembali lagi ke garis start semula untuk 
digantikan oleh anggota lain dalam regunya. Begitu seterusnya 
hingga seluruh anggota regu mendapat giliran untuk melompat 
dan regu yang lebih dahulu mencapai garis finis dinyatakan 
sebagai pemenangnya. 
 
F. Nilai Budaya 
Nilai yang terkandung dalam permainan yang disebut sebagai 
balap karung ini yaitu: kerja keras, kerja sama, dan sportivitas. 
Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain untuk dapat 
mencapai garis finis secepat mungkin. Nilai kerja sama tercermin 
dari kekompakan para pemain saat  sedang bermain. Dan, nilai 
sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak 
berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau 
menerima kekalahan dengan lapang dada. 
 
 

 
A. Pengertian  
Kelereng dikenal di berbagai daerah dengan berbagai sebutan 
antara lain gundu, keneker, kelici, guli. Bentuknya bola kecil dibuat 
memakai  bahan utama tanah liat, marmer maupun kaca dan 
dipakai  anak-anak untuk bermain. Ukuran kelereng beragam, 
tetapi umumnya 1/2 inci atau 1,25 cm dari ujung ke ujung. 
Kelereng biasanya dikoleksi oleh anak-anak dengan tujuan untuk 
nostalgia dan juga sebab warnanya yang estetik. 
 
B. Sejarah  
Pada abad pertengahan permainan kelereng sudah populer 
dan dimainkan oleh kalangan tertentu yaitu aristokrat dan 
bangsawan. Permainan ini tidak hanya terkenal di kalangan 
warga  kita saja, di Perancis pun permainan ini ternyata 
sangat digemari dan mereka memanggilnya dengan 
sebutan Pentaque. Bedanya, jika permainan kelereng 
memakai  gundu yang memiliki  ukuran kecil, sedangkan 
Pentaque memerlukan 2 jenis bola yang memiliki  ukuran dan 
bentuk yang cukup besar yang terbuat dari kayu jati dan baja. 
Pentaque pertama kali dikenalkan oleh Suku Gaule (Perancis 
Kuno). Berasal dari Perancis, lama-kelamaan permainan ini 
menyebar ke wilayah lainnya antara lain Yunani dan Mesir melalui 
orang-orang Romawi. Seperti halnya Nekeran, Pentaque awalnya 
juga yaitu permainan untuk mengisi waktu luang. 
Sejarah berlanjut sampai ke zaman Renaissance atau 
pencerahan. Pentaque menjadi mainan di kalangan aristokrat dan 
bangsawan bahkan kabarnya permainan ini pernah disejajarkan 
Olahraga dan Permainan Tradisional    39 
 
dengan olahraga Tenis yang dipandang cukup elit di masa itu. 
Yang diperbolehkan untuk bermain olahraga itu hanyalah orang-
orang tertentu saja seperti kalangan bangsawan. 
Terhitung sejak tahun 1850, sebuah organisasi sosial Clos 
Jouve memperkenalkan kembali Pentaque yang semakin hari kian 
dilupakan oleh warga . Menginjak abad ke-20 permainan ini 
mulai dipatenkan seiring dengan semakin banyaknya bermunculan 
klub-klub Pentaque sebagai pelestarian kebudayaan tradisional. 
Teknologi pembuatan kelereng kaca ditemukan pada 1864 di 
Jerman. Kelereng yang semula satu warna, menjadi berwarna-
warni mirip permen. Teknologi ini segera menyebar ke seluruh 
Eropa dan Amerika. Namun, akibat Perang Dunia II, pengiriman 
mesin pembuat kelereng itu sempat terhenti dan akhirnya masing-
masing negara mengembangkannya sendiri. 
 
C. Alat yang dipakai  
Permainan ini tidak membutuhkan peralatan khusus yang 
dipakai  untuk memainkannya. Pemain hanya memerlukan 
lapangan kosong yang dipakai  sebagai arena kelereng dan 
kapur atau tongkat untuk membuat garis permainan. Dan 
selanjutnya permainan siap untuk dimainkan. 
 
D. Peraturan  
Ada beberapa jenis peraturan, diantaranya pot-potan dan ban-
banan atau jarum-jaruman. Namun, ide dasarnya sama yaitu 
mengarahkan kelereng penembak menuju kelereng target. Untuk 
pot-potan permainanya yaitu membuat gambar persegi yang 
diantara titik bidangnya diletakkan kelereng kita dan kelereng 
lawan. Dan selanjutnya saling mengeluarkan kelereng yang ada 
dalam persegi ini . Dan jika keluar dari persegi maka 
kelereng ini  akan menjadi hak milik sang penembak. Selain 
pot-potan ada juga yang lain. Yaitu dengan membuat garis 
lingkaran dan meletakkan kelereng target dan siapa yang paling 
banyak mengeluarkan kelereng target, maka dialah pemenangnya. 
 

 
E. Cara Bermain           
Untuk memainkan permainan kelereng yang paling dasar, 
pertama lapangan bermain yang cocok harus dibentuk. Cukup 
dengan taman bermain berpasir atau daerah pinggiran lapangan 
biasa akan ideal jadi medannya, meskipun setiap daerah luar 
ruangan datar dengan rumput minimal akan cocok. 
Setelah lapangan telah dibuat, semua pemain perlu 
memberikan kontribusi sejumlah kelereng kecil ke tengah ring. 
Kelereng ini disusun dalam bentuk salib, dengan masing-masing 
marmer spasi beberapa inci terpisah. Kelereng di ring dianggap 
sasaran buat setiap penembak. Pada titik ini, para pemain harus 
memutuskan apakah mereka bermain buat bersenang-senang 
atau “untuk seriusan.” Jika bermain buat bersenang-senang, 
kelereng yang sama ditempatkan kembali ke ring dan kembali ke 
pemilik masing masing setelah pertandingan digelar. Jika bermain 
buat seriusan, para pemenang dari setiap permainan akan 
menyimpan semua kelereng dimainkan sebagai denda dan 
imbalan dari pemainan yang dimainkan bersama itu. 
Penembak pertama bisa memposisikan kelerengnya di mana 
saja di sekeliling luar lingkaran. Tujuan dari permainan dasar 
kelereng ialah buat menjatuhkan kelereng sasaran atau penembak 
pemain lain benar-benar keluar dari ring tanpa mengirim 
penembak Anda sendiri di luar batas. Penembak pertama 
umumnya bertujuan ke susunan pusat kelereng dan menempatkan 
penembak di sebuah celah yang dibentuk oleh menyelipkan ibu 
jari di belakang buku jari keduanya atau jari telunjuknya. Jari 
telunjuk memegang jempol dalam ketegangan sampai pemain 
buat mengambil ancang ancang buat menembak. Teknik ini 
disebut jentikan bawah, dan divestasi harus cukup kuat buat 
menggerakkan ketukan penembak yang lebih besar ke dalam 
lingkaran dan memaksa setidaknya satu kelereng keluar dari 
lingkaran. 
   
 
Selama penembak terus mengirim kelereng keluar dari ring 
tanpa kehilangan posisinya atau selalu kena, maka akan bisa 
giliran terus. Jika penembak gagal buat melumpuhkan kelereng 
lawan, gilirannya dianggap selesai. Sebuah permainan 
kelereng berakhir saat  semua kelereng telah tersingkir dari ring. 
Pemain layak menghitung jumlah kelereng yang telah mereka 
kumpulkan dan satu dengan kelereng yang paling banyak 
dinyatakan sebagai pemenang dari permainan itu. Putaran 
selanjutnya bisa dimainkan buat menentukan kampiun utama, atau 
mungkin hanya bermain terus sampai pemain kehabisan kelereng 
buat membuat putaran selanjutnya. 
 
F. Manfaat yang Diperoleh 
1) Mengatur Emosi (Relaks) 
Bermain kelereng sangat menyenangkan bagi anak. 
Kesenangan inilah yang memunculkan unsur relaks yang 
membantu anak keluar sebentar dari rutinitasnya sehari-hari untuk 
“me-reFharge” kembali baterai energinya. Bila energinya sudah 
kembali penuh, tentu baik sebagai persiapan menghadapi hal-hal 
yang serius, seperti belajar. 
2) Melatih Kemampuan Motorik 
Kegiatan-kegiatan dalam permainan ini, seperti melempar dan 
menyentil kelereng, dapat melatih keterampilan motorik halus dan 
kasar di usia sekolah. Makin baik kemampuan motorik, koordinasi 
visual dan konsentrasinya maka anak pun semakin mahir untuk 
menembakkan kelereng-kelerengnya. 
3) Melatih Kemampuan Berfikir (Kognitif) 
Kemampuan berpikir anak ikut dirangsang dalam permainan 
ini. Misalnya, jika ia ingin memenangkan permainan maka harus 
memecahkan masalah dan memakai  strategi dengan 
memakai  teknik-teknik tertentu. 
4) Kemampuan Berkompetensi 
Keberhasilan anak menjalani suatu teknik yang lantas 
memperoleh tanggapan dari para lawan nya yaitu hadiah 
tersendiri bagi anak. Adanya perasaan bersaing di usia sekolah 
sangat penting untuk membentuk perasaan harga diri. 
5) Kemampuan Sosial (Menjalin Pertemanan) 
Paling penting dari kegiatan bermain yaitu bagaimana anak 
mampu menjalin pertemanan dengan kawan mainnya. Jangan 
lupa, hubungan pertemanan akan memberi kesempatan pada 
anak untuk mempelajari konteks sosial yang lebih luas. Misal, ia 
Olahraga dan Permainan Tradisional    43 
 
jadi belajar bekerja sama, belajar mengatasi konflik saat  terjadi 
pertengkaran pada saat bermain dengan temannya, serta belajar 
mengomunikasikan keinginan dan pikirannya. 
6) Bersikap Jujur 
Anak juga punya kesempatan mengembangkan karakter dan 
kepribadian yang positif saat  bermain, seperti pentingnya 
kejujuran dan fairness. Kecintaannya pada nilai-nilai yang benar 
yaitu landasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain 
di masa yang akan datang. 
7) Melatih Taraf Kecermatan dan Ketelitian 
Permainan ini dapat melatih otak kita menjadi lebih cermat 
dalam bertindak dan menjadi lebih teliti dengan hal-hal yang telah 
dia lakukan atau yang akan dia kerjakan nanti. Dengan cara 
memikirkan langkah-langkah yang harus diambil dengan kondisi 
yang sedang dia alami saat bermain. 
 
 
A. Pengertian 
Permainan sudah ada sejak zaman  sebelum 1990an yang 
berkembang di lingkungan warga . Petak umpet yaitu 
salah satu permainan tradisional yang telah berumur ratusan 
tahun, bahkan ribuan tahun. Pada abad ke-2, seorang penulis 
yunani menulis tentang permainan yang disebut apodidraskinda. 
Permainan itu mirip dengan petak umpet yang kita kenal sekarang. 
Petak umpet yaitu sejenis permainan mencari teman yang 
bersembunyi, bisa dimainkan oleh minimal 2 orang, namun jika 
semakin banyakakan semakin seru. 
Di berbagai dunia, permainan petak umpet memiliki  nama 
berbeda, sesuai dengan bahasa di negara masing-masing. 
Misalnya el escondite (Spanyol), jeude chache cheche (Prancis), 
Machboim (Israel), Sumbaggoggil (Korea Selatan), Hide and Seek 
(Inggris). Begitu juga dengan di negara kita , nama permainan Petak 
Umpet juga berbeda di setiap daerahnya. Misalnya di Sunda 
dikenal dengan Ucing Sumput, di Jawa Jepungan/Jethungan dan 
masih banyak lagi. 
 
B. Cara Bermain 
Permainan petak umpet ini dimainkan oleh lebih dari 3 orang, 
diawali dengan hompimpa untuk menentukan siapakah yang akan 
menjadi µkuFing¶ SenFari teman-temannya yang sedang 
bersembunyi). Si Kucing ini nantinya akan menutup mata sambil 
bersandar di hadapan tembok, pohon, atau dimana saja agar ia 
tidak dapat melihat temannya yang sedang bersembunyi. 

Si Kucing ini  menghitung dari satu sampai sepuluh atau 
bisa lebih, sampai teman-temannya selesai bersembunyi. Setelah 
teman-temannya mendapatkan tempat persembunyian, barulah si 
kucing(pencari) beraksi dengan meninggalkan tempat jaganya 
sembari menemukan teman-temannya yang telah bersembunyi. 
Nah disinilah letak seru dari permainan Petak Umpet ini, si Kucing 
harus cepat dan sesegera mungkin mencari teman-temannya 
sebelum temannya ini  berhasil menyentuh tempat 
penjagaannya tadi. 
Jika si “kuFing