• www.coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

  • www.berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label revolusi iran 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label revolusi iran 3. Tampilkan semua postingan

revolusi iran 3






a berada di luar ling­
kungan petani. 
2. Reformasi tanah dan dimungkinkannya per­
usahaan-perusahaan pertanian kapitalis untuk memi­
liki tanah yang luas sekali membuat banyak tanah 
yang tidak seluruhnya dikerjakan. Pada petani yang 
memiliki 2 ha tanah, cuma ada 2% tanah mereka 
yang tidak dikerjakan terus menerus; scdangkan 
mereka yang memiliki lebih dari 100 ha kira-kira 45% 
yang tak di9lah. 
3. Petani kaya tak memiliki masalah walaupun 
tidak semua tanahnya dikerjakan, sebab uangnya 
banyak. sedang petani kecil, sebab basil perta­
nian tak menguntungkan terpaksa meninggalkan ta­
nab mereka dan bekerja di kota-kota sebagai buruh. 
4. Buruknya sistem perairan menyebabkan jelek­
nya pembagian tanah, dibuang-buang di satu tern pat 
dan tidak cukup di tempat lainnya. 
5. Orie!ltasi pertanian kapitalis yang menyebab­
kan pertanian dipegang oleh sekelompok kecil saja 
menyebabkan petani-petani lainnya yang merupakan 
bagian terbesar tetap sengsara. 
e. Kemelaratan Petani 
Diperkirakan ada 1.mo.000 pemilik tanah yang 
punya di bawah 50 ha di tahun lm4. Pembagiannya 
adalah sebagai berikut: tanpa tanah (23,8%); kurang 
dari 1 ha (27,!flo); kurang dari 2 ha (10%); kurang dari 5 
ha (16,8%); kurang dari 10 ha (11 ,9%); kurang dari 50 ha 
(9,6%). Yang betul-betul petani yang mempt1 nye.i tanah 
2 ha kurang ada 50% dan antara 2 sampai dengan 10 ha 
ada 38%. Secara jelas, kurang dari 75% petani tergo­
long petani kecil sebab memiliki tanah di bawah 10 
140 
ha. 
sebab buruknya perairan, 40% dari tanah itu tak 
dapat ditanami sepanjang tahun (bagi pemilik 2 - 10 
ha) dan mereka menghasilkan rata-rata 980 kg gan­
durn, 380 kg beras, 220 kg arge. 
Selain tak cukupnya tanah dan rendahnya pro­
duksi, para petani terpaksa juga mernbayar hutang: 
pada Penguasa untuk pembelian tanah dan juga 
rentenir dengan bunga 5-6% per bulan. Mereka ter­
paksa pinjam dari luar Penguasa sebab proses 
kredit bank sukar dan lama, sementara itu petani 
membutuhkan uang untuk membeli binatang, juga 
beli alat pertanian yang baru sebab yang lama ban­
cur dan lain-lain. Sistem ijon juga dikenal di Iran. Di 
Mazandaran, para pedagang membayar 1.500 Ryal 300 
kg beras beberapa bulan sebelum panen, padahal 
harga sesungguhnya tak kurang dari 5.000 Ryal (tahun 
1974). 
Banyak petani (730.000 orang di tahun 1976) yang 
mencari pekerjaan sambilan di tempat pertanian 
kapitalis sebagai buruh. Atau membuat permadani 
(70% wanita), atau bekerja di pabrik-pabrik tekstil, 
dan lain-lain. 
Rul!lah-rumah mereka juga menyedihkan: din­
dingnya dari tanah liat dikeringkan cji rnatahari , dari 
bekas batang gandum dianyam, dari kayu dan dari 
tanah. Mudah hancur bila ada gernpa burni (sayang 
sering sekali di Iran). Kebanyakan mereka hanya 
memiliki 2 kamar meskipun ada 7 orang: tanpa air 
bersih, apalagi listrik. Kebanyakan penghasilan me­
reka hanya cukup untuk membeli makanan (65,5%) di 
tahun 1972 dan itu pun cuma sereal. Gaji mereka di 
bawah 5.000 Ryal dan 2.700 di Baluchistan dan Sistan, 
3.000 di Khorasc1n. 
f. Pengangguran Petani · dan Exodus Rural 
SelaTYia 20 tahun, 1956- 1976 jumlah penduduk di 
pedesaan meningkat dari 13 juta menjadi 17,9 juta. 
141 
Tapi bila dilihat dari jumlah pertambahan penduduk di Iran, ada  kemunduran. Bila mereka 68,6 di 
tahun 1956, maka tinggal 53,2% di tahun 1976. Ber­kurangnya jumlah penduduk itu dimulai sepuluh ta­
bun terakhir saat  reformasi tanah dimulai dan in­
dustrialisasi di kota berkembang pesat. Meskipun 
jumlahnya berkurang, tingkat hidup petani tidaklah 
bertambah baik. Proporsi masyarakat tani yang aktif beberapa 31,6% di tahun 1956, menu run menjadi 30,5% di tahun 1976. Jumlah penganggur bertambah men­
jadi 752.000 orang di tahun 1976. Di tahun 1956 pe­nganggur hanya 73.153 orang. Maka terjadilah exodus rural: petani banyak yang meninggalkan desanya un­
tuk bekerja di kota-kota sebagai buruh. Jumlahnya 
rata-rata mencapai 250.000 orang pertahun antara 
1956 dan 1976. sebab banyak orang muda yang meru­
pakan tenaga terbaik yang pergi ke kota, maka di de­
sa-desa terkadang sukar didapatkan tenaga kerja yang 
sanggup bekerja berat . Kota membutuhkan bumh. Penguasa meng­
ingini jumlah petani berkurang. Semuanya merupa­
kan hukum ekonomi kapitalis. Orang-orang dari desa 
inl saat  tinggal di kota-kota tetap saja hJdup dalam 
kondisi buruk. Mereka tinggal di ghetto atau di ternpat 
tidur belaka (dortoir); berdesak-desakan satu sama 
iainnya. Bagaimana dapat menyewa rumah yang layak bila ongkos sebuah kamar di Teheran tak kurang dari 300 dollar AS per bulan, sedang gaji mereka paling 
besar setinggi itu? Pemusatan urbanisasi terletak pada 8 kota in­dustri di Iran: Teheran, Isfahan, Mashad, Tabriz, 
Abadan dan lain-lain. Kota Teheran misalnya tak 
dapat lagi menampung pendatang. Infrastruktur ke­
sehatan, perumahan, pengangkutan tidak dapat 
mcngimbangi pesatnya urbanisasi. Akibatnya menja­
lar berbagai kejahatan: perampokan, penodongan, 
penjambretan ... 
Reformasi pert:mian dibuat untu k melawan tuan 
tanah bcsar. namun  hal ini tak <lapat dicapai tanpa 
ikut sertanya petani. Untuk menghindarkan mereka 
142 
menjadi radikal dan revolusioner, maka negara 
memberi  tanae untuk dimiliki petani_. Mu!a-mule 
rencana reformas1 tanah disambut dengan ba1k. Tap1 
apa yang terjadi kemudinn hanya impia:n belaka bagi 
petani Iran. Petani, yang tadinya memiliki du:a 
musuh, pemilik tanah dan negara sesudah  hancurnya 
pemilik tanah tinggal menghadapi satu musuh saja 
tapi kuat sekali, yaitu negara dengan Iembaga-lelll­
baganya. Musuh ini berupa polisi, bank, administrasi 
dan kemampuan teknik. Reformasi tanah mem­
berikan pengalaman besar bagi petani dari harapan 
menjadi-ilusi. 
Yang paling parah ialah bahwa seluruh struktur 
tradisional desa berubah. Harmoni yang merupakan 
ciri-ciri mereka sejak dulu, hancur oleh pemilikan 
prtbadi tanah. Situasi ekonomi-ekonomi yang ban. 
lahir, akibat sistem perbedaan antara para petani 
kaya yang dibantu dengan kaum petani miskin yang 
dibiarkan. 
Pertanian kapitalis modern b"erdiri di sesudah  
pertanian tradisional. Pertanian milik negara berdiri 
di samping pertanian swasta, koperasi produksi ber­
diri di samping petani-petani yang benisaha sendiri. 
Pembagian pekerja:an modern itu membawa ideologi 
baru yang merasuki para petani, dibawa · oleh sistem 
pemilikan, produksi, persaingan dan teknik. 
Dan itu merupakan kejutan! 
Ayatollah Khomeini sendiri mengemukakan pen­
dapatnya ten tang revolusi putih (reformasi- tanah) ter­
se but, di bulan April H175, dari tempat pengasing­
annya di Najaf (Irak):1 
"( ..... ) Dengan 'revolusi putih'-nya, Shah telah meng­
hancurkan pertanian negara. Menurut para ahli, tadi­
nya produksi pertanian di Provinsi Khorasan sendiri 
telah cukup untuk mensuplai gandum bagi kebutuhan 
seluruh Iran. 
1. Dalani hnam Khomeini face a l'imperialisme, au sionisme et a la 
reactian Abu Dhar, Hf77. 
143 
"Sejak sepuluh tahun iebih, Shah telah bicara 
mengenai 'pembangunan' . Sekarang - terkecuali 
sekelompok kecil di Teheran, seluruh negeri kehi­
langan kebutuhan mereka yang paling pokok. Shah 
telah menjanjikan bahwa situasi akan lebih baik da­
lem dua·puluh tahun. Tapi rakyat tahu bahwa janji 
Shah sama sekali tidak beralasan. Iran telah kehi­
langan pertaniannya. Situasi petani dan buruh sung­
guh buruk sekali dan industri Iran hanya merupakan 
bayangan belaka. Bila minyak habis, rakyat Iran -
tcrbuang dari aktivitas pertanian dan industri- akan 
menjadi budak kapitalis/penguaea asing. 
"Dan orang itu masih berani bicara 'revolusi'? 
Sebuah 'revolusi' yang telah melumpuhkan kemam­
puan hidup bangsa, sebuah 'revolusi' yang sepuluh 
tahun kemudian telah tak diakui Shah sendiri sebab 
hanya merupakan mistifikasi belaka? Sebuah 'revolu­
si' yang telah rnembuat bangsa Iran dan kebudaya&n­
nya tergantung sekali pada orang asing, yang telah 
membuka negeri i)ada diktator asing, yang telah me­
misahkan orang muda dari kebudayaan mereka sen­
diri akibat menggebunya kebudayaan asing ... . . ? 
"Saya menyerukan pada seluruh ulama untuk 
memboikGt Partai Shah itu! Saya menyerukan: maha­
siswa, buruh, petani, pedagang, pekerja kerajinan 
tangan untuk berjuang mempertahankan diri pada · 
usaha itu -dan saya yakinkan kalian bahwa rezim ini 
sedang menuju ke kejatuhannya. 
"Dari tempat pengasingan oleh Shah, saya men­
derita akibat keadaan yang amat buruk di negeri kita, 
dan saya ingin berada bersama rakyat saya untuk ber­
juang bersama mereka dalam pertarungan suci ini, 
untuk membebaskan Islam dan Iran! 
"Saya berdoa pada Tuhan agar kita dibantunya 
dalam perjuangan pembebasan dari dominasi asing 
beserta antek-anteknya ..... " 
144 
XI 
BANGKITNYA 
PERLAWANAN 
Kapan revolusi Iran dimulai? 
Para ahli sejarah akan berdebat nanti, beberapa 
tahun lagi, saat  semua faktor telah siap untuk diana­lisa dan diriset dengan saksama. Apa yang menyebab­
kan seluruh oposisi yang tadinya terpe'.!ah belah, ya­
itu kau m agama, Front Nasional, Partai Tudeh, Fee­
dayen dan Mojahedin Khalq, menemukan persatuan 
mereka sehingga timbul tenaga yang kuat dan dapat 
meruntuhkan monarki yang telah berumur 2500 tahun 
ini? 
Semuanya merupakan gabungan dari berbagai 
faktor yang patut dianalisa lebih jauh. 
namun  itu dapat diperkirakan dari sekararig: ga­
galuya modernisasi yang dipaksakan; tidak dapat <li­terimanya lagi Penguasaan secara diktator dari Shah; adanya pemerkosaan kebudayaan, adanya ke­
sadaran tentang pentingnya hak-hak manusia dihor­mati, · yaitu kampanye hak-hak manusia yang dilan­
carkan oleh Carter saat  menjadi Presiden Arnerika. 
"Revolusi Iran telah berhasil dilakukan deng3n 
adanya persatuan rakyat yang timbul .kare:ia diguna­kannya elemen dan bahasa yang sama, yaitu agama di mana rakyat Iran a mat mempercayainya," kata :Bani Sadr, Presiden Iran yang pertama, kepada penulis 
145 
pada-pertengahan bulan Desember 1979 di Teheran. 1 
"Rakyat Iran yang telah bercerai - berai akibat 
korban ekonomi, politik dan sosial rezim Shah telah 
menemukan kesatuannya kembali saat itu." Tambahe 
nya pula: "Revolusi Iran, Islam mengandung aspek 
spiritual dan moral. Kami tidak menumbangkan re­
zim Shah dengan kekerasan melalui pasukan ataupun 
milisi, tidak juga oleh partai politik." 
Bani Sadr menekankan pentingnya nilai agama 
dalam revolusi ini. Ada baiknya kita lihat ke·mbali 
kejadian yang mendahului revolusi ir.i, dengan tum­
bangnya rezim Shah. 
a. Angin Carter 
Pemberontakan secara kekerasan untuk pertama 
kalinya terjadi di Iran pada tanggal 7 , 8 ,  9Januari 1977 di kota suci Qom Hal itu merupakan reaksi terhadap 
penghinaan yang dilakukan oleh Menteri PenP.rangan 
saat itu, Darius Hamayan, melalui koran pro-Pemerin­
tah, Ettela'at, bahwa Ayatollah Y.homeini adalah se­
orang homoseksual dan ia dibayar oleh Dinas Rahasia 
lr.iggris dalam menentang Shah Iran. Tidak kurang 
dari 60 orang mati terbunuh oleh pasukan, dalam peris­tiwa ini . Untuk pertama kalinya nama Khomeini meng­gema di Iran. Ia yang telah meninggaJ.kan negeriuya 
selama tak kurang dari 14 tahun dan mengungsi di 
Najf, Irak, sehingga tak heran kalau banyak yang tak pernah mendengar namanya sebelum itu, kembali 
menjadi buah bibir. 
Sebelum kejadian di Qom di tahun 1977 ini , 
telah terlihat pembangkangan terhadap rezim Shah 
Iran. Munculnya Carter di Amerika sebagai Presiden 
1. Lihat wawancara di Sinar Harapan, 10 Desemter 1!?79, halaman 
muka. 
146 
dan kritiknya terhadap negeri-negeri yang memper­kosa hak-hak manusia di mana Iran tak luput dari kritiknya, mendapat sembutan sebagai angin segar bagi intelektual Iran. Itulah untuk pertama kalinya negeri yang menjadi pendukung utama Iran, yang menjadi la raison d'etre-nya Shah, berani mengritik Shah. Kecaman Carter ini  menjadi awal dari ke­beranian cerdik pandai, untuk mulai mengecam re­zim Shah. Sejak musim semi tahun 1!177, pamflet-pam­flet gelap, selebaran yang mengritik Shah bertebar di kampus-kampus un'iversitas. Di bulan Juni 1!177 se­jumiah 9'2 orang penyair dan seniman mengirim surat 
terbuka kepada Shah untuk meminta kebebasan menulis, berpikir dan berbicara. Di bulan yang sama juga, untuk pert3ma kalinya, 
ketiga orang tokoh Front Nasional Iran (warisan Dr. 
Mossadeq) yaitu Karim Sanjabi, Darius Furuhar dan 
Shapur Baktiar membuat sebuah pesan pada Shah: 
''Harga barang-barang !cebutuha!i. pokok naik sekali , selain itu negeri kita mengalami kekurangan ma­kanan. Pertaniau dan peternakan hancur. Defisit ne­
raca perdagangan sungguh dahsyat. lnrlustri nasional 
kita lagi mengalami krisis berat. Minyak kita yang 
amat berharga sekali itu dihamb1.1r-h&mburkan. Pro­
yek-proyek ref-Ormasi dan revolusi gagal total. 
"Yang paling berat lagi, hak-hak asasi manusia dan kemerdekaan pribadi maupun masyarakat di­
permainkan. Konstitusi diperkC\sa, pe.nindasan polisi 
menjadi kejam sekali... .. Kehancuran ini adalah aki­
bat cara Penguasaan negeri ini. Dengan kata lain, 
kekuasaan pribadi yang menjelma dalam kerajaan." 
Anggota-anggota Front Nasional yang telah mem­
bungkam selama lebih dari 25 tahun ini minta agar "kediktatoran dihapuskan, partai tunggal dibunuh, 
kemerdekaan pers dikembalikan (begitupun kemer­
dekaan berdemonstrasi) ,dan jG.ga :rembebasan para tahanan politik." Seruan mereka itu mendapat gema 
di seluruh Iran. Tak kurang dari 140 orang pengacara di bulan Juli 
147 
meminta agar seluruh pengadilan militer dibubarkan 
dan seluruh tahanan politik dilepaskan. Di bulan Ok­
tober, Persatuan Penulis dan Seniman Iran melang­
sungkan acara kebudayaan dan pembacaan puisi di 
Goethe Institut, Teheran. Selama 10 hari 10 malam 
ribuan orang telah datang untuk mengikuti acara-aca­
ra mereka yang bertemakan kebebasan di segala bi­
dang. Gerakan intelektual telah lahir. Pelan-pelan, kritik mereka tersebar luas di Iran. Pers Iran tetap 
bungkam namun  sebaliknya pers asing mulai mere­kami seluruh gejala-gejala yr.ng baru terjadi itu, se­
telah pembungkaman total kebebasan selama 25 ta­
hun. 
Datangnya Carter ke Iran p;:tda akhir bulan Ue­
sember 1!177 dan permulaan Januari 1978 makin 
membuat hangat pembicaraan tentang hak-hak ma­
nusia di Iran. namun  pada akhirny.;. rakyat Iran ke­cewa dengan Carter sebab menunjukkan dukungan­
nya pada Shah. Apalagi Carter memujinya sebag3i 
seorang pahlawan pembela hak-hak manusia. Carter 
yang pernah mengritik pemerkosaan hak-hak manu­
sia di Brazilia dan di Cekoslowalda agaknya lupa 
bahwa telah mengritik hal itu di Iran. Sebulan sesuctah kepergian Carter, timbul de­
monstrasi besar di Kota Tabriz ibu kota Azarbaidjan, 
tempat lahir Ayatollah Shariat Mada:ri: 100 orang ma­
ti, 650 orang ditangkap dan disiksa oleh pasukan. Pe­
merintah menyangkal angka ini , katanya cuma 
ada 9 orang terbunuh dan 200 orang yang ditangkap. Keberanian mengritik patla Penguasa me­
nyambar-nyambar ke seluruh Iran, bukan hanya c!i 
kalangan cerdik pandai. Di Kota Tabriz ini juga buat 
pertama kali terdengar seruan "Mati kau, Shah." Se­buah tabu telah dijungkirkan. Sekam revolusi mulai menjilat-jilat. 
Mulai saat itu peranan intelektual dan partai­
?artai politik, terutarna Front Nasional, pudar, digan­
;ikan oleh para pemimpin agama yang mampu memo­
>ilisasi rakyat. Kekejam,m dan kebrutalan m !l kin nenjadi-jad.i, terutama di bul2.n Maret dan April 1978. 
18 
Akhirnya Ayatollah Shariat Madari yang selama 
ini dianggap moderat dibandingkan dengan Ayatollah 
Khomeini, pada tanggal 28 Mei 1978, untuk pertama 
kalinya menganjurkan membangkang Undang-un­
dang Kerajaan dan menyatakan diberlakukannya 
Hukurn Islam di Iran. Seperti diketahui, waktu itu 
Khomeini masih di luar negeri dan Shariat Madari 
di_anggap pemimpin agama yang tertinggi di Iran . 
. Sejak seat itu, hari-hari berlruasa Shah mulai 
dapat dihitung. Tc.mggal 26 Agustus, kabinetAmuzegar 
yang baru berusia satu tahun mengundurkan diri. 
Keesokan hari Sarif Emmami membentuk kabinet­
nya. 
Untuk pertama kalinya Shah melalui Perdana 
Menteri memberi  konsesi kepada oposisi. Perta­
ma, penindasan terhadap koruptor di seluruh Iran. 
Kedua, semua tempat judi ditutup, begitu juga tem­
pat-tempat pijat (steambath) yang sebet.ulnya merupa­
k8n tempat pelacuran terselubung. Ketiga, pengha­
pusan sistem penanggalan Shahanshahi (dari tahun 
2527) yang mulai berlaku di tahun 1976 kembali ke 
penanggalan Islam (tahun 1357). 
h. Jurnat. Hitam 
Penggantian Perdana Menteri itu terjadi sesudah  
kebakaran besar tanggal 19 Agustus di bioskop Rex di 
Abadan. · Menurut sumber Penguasa hanya 377 
orang yang meninggal. Pers yang waktu itu terkekang 
memberitakan bahwa kebakaran sengaja diadc1.kan 
oleh orang-orang yang fanatik. namun  opini publik 
menganggap bahwa ·itu provokasi polisi lokal. Sukar 
diketahui apa yang sesungguhnya terjadi. 
Kecurigaan terhadap Pemerim:ah adalah sebab 
pos polisi terletak 30 meter saja dari bioskop, namun  
baru 37 menit kemudian polisi .mengabari Barisan 
Pemadam Kebakaran setempat yang padahal terbaik 
di seluruh Timur Tengah. Penyelidikan menunjukkan 
bahwa polisi sendiri yang telah menutup pintu keluar, 
149 
L_ -
seperti polisi juga melaranjf orang yang di luar mem­bantu mengeluarkan korban. Kebakaran di Abadan makin memperdalam kri­
sis politik di Iran. Shah memilih mengambil jalan ke­
luar yang keras. Diangkatnya Jenderal Ovisso, seo­rang yang pernah bertanggung jawab dalam kudeta melawan Mossadeq, sebagai Gubernur Militer Teher­
an. Tanggal 7 September Undang-Undang Perang 
(SOB) dinyatakan di seluruh Iran. Dari jam 6 sore sampai jam 6 pagi rakyat dilarang ke luar rumah. Yang 
melanggar langsung ditembak. Semula SOB rencana­
nya akan berlangsung 6 bulan. 
Keesokan harinya terjadiJah Jumat Hitam. Pada 
warta berita jam 6.00 pagi hari di radio, diumumkan 
berlakunya SOB. Dua belas kota di Iran selanjutnya 
akan diperintah oleh Gubernur Militer. Hari itn 8 Sep­
tember, seperti kemarin akan diadakan lagi demon­
strasi. Orang-orang akan berkumpul di Jaleh Square 
untuk memperingati penembakan yang membawa 
belasan orang tewas di Mesjid Fatemieh 7 hari sebe­
lumnya.1 Meskipun ada bahaya, para mollah di Te­
heran tetap mengajak orang berdemonstrasi. Sejak saat  matahari muncul, ribuan orang telah 
siap di Meidan-e Jaleh di timur Teheran. Tak jauh 
dari sana, tank-tank dan pasukan bersenjata lengkap 
Jalam jumlah ribuan menghadang mereka, siap me­
nyerang. Mereka melemparkan granat air mata. De­
monstran cerai-berai ke trottoir, betlindung. Jam 8.15 pagi, seorang perwira pasukan berteriak melalui pengeras suai"a: "Sekarang berlaku SOB, para de­monstran harap bu bar!" Para demohstran membalas: "Mampus Shah". 
Alameh Muri, pemimpin Mesjid Fatemieh mun­
cul, disambut teriakan hangat para demonstrar.. Ia 
maeu ke arah poliei dan pasukan. Parq demonstran juga maJu terus meskipun granat air mata berikutnya di­
lancarkan. Sementara itu polisi dan pasukan juga ma-
1. ·Peringatan kedukaan Iran selalu men6ambil angka tiga, tujuh, 
l'!mpatpuluh. 
150 
ju. Tiba-tiba terdengar ledakan. Beberapa orang ja­tuh, tubuh berlumuran darah. pasukan mulai menem­baki. Tapi demonstran maju terus. Begitu juga tenta­ra. Dua orang muda menghampiri mereka dan berka­ta: "Saudaraku, jangan menembak kami". De­
monstran bertangan kosong, berhadapan dengan mi­
liter yang bersenjata lengkap siar> perang. 
pasukan membrondongkan pelor dan lima pu­
luhan orang meninggal. Ban)'ak sekali orang muda­nya. Seorang wanita yang bercadar menjerit: "Allah, 
mereka berani menembak. Mereka membunuh". 
Sementara itu meledaklah histeri kolektif: Ayah yang 
memukulkan kepalanya di tembok, anak yang tergele­
tak, saudari yang menggeliat di jalanan, semeiltara 
yang lain tak dapat menahan air mata. Kejadian serupa berlangsung di beberapa tempat 
<li Teheran, terutama di Teheran Selatan tempat ting­gal orang-orang miskin. Mula-mula kata Penguasa 
56 orang mati , akhirnya diakui tak kurang dari 180. 
sebab -terbiasa dengan kebohongan Penguasa 
maka penduduk Teheran menaksir jumlah korban 
jauh lebih besar lagi. Diduga 4.000 orang yang gugur 
dalam satu hari itu :;aja. 
Berita Jumat Hi tarn · tersebar ke seluruh Iran. 
Yang gugur jadi pahlawan. Kisah "pembantaian" di­
ceritakan dari mulut ke kuping, tanpa takut-takut meskipun polisi raaasia mengawasi terus. Kalau semula raja yang selalu jadi pahlawan maka kini para 
korban dan rak:yatlah yang menggantikannya! 
Beberapa hari sesudah  Jumat Hitam, gempa bumi 
yang menewaskan sekitar 20.000 orang dan yang di­nyatakan sebagai bencana nasional, terjadi di Tabbas 
(16 September 19'78). Untuk sementara kelihatannya 
tak:yat Iran melnpakan perjuangan politik mereka. 
Dua puluh hari kemudian (6 Oktober), Ayatollah Khomeini atas desakan diplomasi Shah Iran pada 
Penguasa Irak dipaksa meninggalkan Kota Najef, 
Irak. · Mayoritas rak:yat lrak beragama Islam Shi'ah 
tapi diperintah oleh minoritas Sunnah. Mulailah 
pengasingan ke Neauphle-le-Chateau, desa yang ber- 
jarak 40 km dari ibu kota Prancis, Paris. 
Pers internasional untuk pertama kali membica­
rakan orang tua yang berumur 78 tahun ini. Ke desa 
ini, tak kurang dari ratusan wartawan dunia yang da­
tang setiap hari, untulc mengabarkan aktivitas Kho­
meini lewat televisi, radio, suratkabar dan majalah.  
Penembakan dan pemukulan mulai ber­
Iangsung di Un i \·ers itas Tehcran i r. i . 
Wanita wanita pu:1 bcrdatangan menengok 
anak atau kerabatnya yang jadi korban  
Mesjid Fauzieh di Qom. "Mereka mulai 
mene:nbak," kata itu beredar dari mu Jut ke 
mulut sesudah  peristiwa pembakaran bios­
k0r di -e badan  
Demonstrasi pun jadi tak terelakkan. Ma­
syarakat turun ke jalan dan berondongan 
peluru menyambut mereka 
Jum'at Hitam itu telah mengirim 4.000 orang 
lebih ke makam-makam yang tersc!lar di 
Teheran. SemuJ;,i Pemeri ntah Shah hanya 
mer.eakui 56 korhan saja yang j!ltu h  
Rakyat pun mengangkat senjata. Pasd2.ran 
lalu sibuk melatih para anggotanya. Sept1ti 
tampak dalam gambar atas, wanita !Jun 
mengangkat senjata 
Perlawanan mulai  bangkit. Tanpa mengh i­
raukan keselamatan d irinya. para pemuda 
turun  ke ialan den;;an senjata seadanya 
DPmonstran pun turun ke jalan untuk me­
n11ntut pemberitaan yang benar dan juju:- di 
media massa 
Di muka gedung Ettela'at mereka berde­
'!lonstrasi mengecam berit..i bohong yang 
i is iarkan o leh sura tk..ib;,.r Ette/a'at 
Agama Islam aliran Shi'ah , dari dahulu kala se­
lalu menjadi benteng pelindung kebudayaan Iran. 
Sejak terbunuhnya Imam Hussein oleh Kalifah Yazid 
di tahun 638di PadangPasirKerbala, Irak, orang Iran 
selalu memperingatinya sebagai simbul perjuangan 
melawan ketidakadilan. Selama kediktatoran Shah 
Iran, kekejaman yang dilakukan melalui polisi raha­
sia SA V AK yang dilatih oleh orang-orang Israel, 
membuat agama·Islam menjadi pelarian dan tempat 
berlindung bagi para pemeluknya. Makin ia diserang, 
. makin radikal dan matanglah pa'ta pengilrut dan 
pemimpin-pemimpin agama ini. 
Dalam hubungan sosio-kebudayaan di Iran, Kitab 
Suci Qur'an menjadi sumber inspirasi. Sekaligus 
mobilisator yang lebih kuat daripada komunisme. Di­
lihat dari sudut ini, revolusi Iran adalah asli. Bukan 
diimpor melalui konsep Marxisme yang berasal dari 
Barat ! Khomeini sejak dulu merupakan orang yang 
radikal dan mengajarkan keberanian. Bila perlu mati 
dalam mempertahankan kehormatan dan kemerde­
kaan. 
Sebagian besar penduduk Iran beragama Islam 
alirP'l Shi'ah. Di zaman Shah, dalam seluruh buku 
petunjuk resmi Iran dituliskan bahwa agama resrrii 
Iran adalah Shi'a!'l. Juga waktu itu, di Mesjid Besar 
Isfahan misalnya, ada tempat sembahyang yang oer- 
beda bagi aliran Shi'ah dan aliran Sunnah. Sejak re­
volusi seluruh perbedaan itu dihilangkan. Lalu dika­
takan dengan jelas bahwa Islam bersumber dari satu 
pokok : Qur'an ! Meskipun pada akhirnya ada aliran 
yang berbeda-beda. 
Aliran Sunnah dianut oleh 90% pengikut Islam. 
Tapi banyak juga yang menganut aliran Shi'ah, misal­
kan yang di Pakistan (15 juta), Afghanistan (7,2 juta), 
Irak (4,8 juta) India (17 juta), Libanon (1,1 juta), Uni 
Soviet (2 juta). Didµga paling sedikit ada 86 juta peng-anut aliran Shi'ah di dunia. 
a. Beda Kecil 
Tiada perbedaan yang besar antara Shi'ah dan 
Sunnah dalam garis besarnya. Aliran Shi'ah fa.hir ke­tika Nabi Muhammad wafat tahun 62 Hijriah dan 
waktu itu timbul masalah ahli waris, siapa yang here 
hak meneruskan tugas-tugasnya mengembangkan 
agama Islam. Pada· waktu itu, Ali, seorang sepupu Nabi Mu- . 
hammad yaug juga menjadi menantu dan sahabatnyn, 
menganggap dirinya berhak menjadi penerus Nabi 
Muhammad. Hal ini ditentang oleh masyarakat Islam 
waktu itu, yang lebih mengingini memilih pemim­
pin-pemimpin mereka dan bukannya otomabs sebab 
adanya hubungan darah. Ali terbunuh di Kufa (Irak) 
pada usia 63 tahun. Hussein, putra Ali ingin mene­
ruskan tugas ayahnya scbagai Khalifah. namun  ia di­
bunuh bersama seluruh keluarganya oleh Yazid yang 
ingin jadi Khalifah diPadang Pasir Kerbala, di tahun 
680. Diduga waktu itu mereka dibiarkan mati ke­havsan sebab sumber-sumber air dilmasai pasukan 
Yazid. 
Aliren Shi'ah menganggap diri mereka sebagai 
pengikut setia ajaran Qur'an, di dalamnya ada  
ej;:iran-ajaran tertulis scperti ada  juga ajaran­
ajaran yang tersembunyi. Hal yang terakhir ini pen- 
ting sekali bila dilihat·dariesudut kerohanian. Orang 
yang paling mengerti tentang ajaran-ajaran tersem­
bunyi dalam Qur'an disebut Imam (penunjuk jalan) 
atau orang yang memimpin di muka yang menunjuk­
kan jalan yang benar. 
Tugas Imam adalah membantu memberi penger­
tian yang lebih mendalam dalam pemahaman isi 
Qur'an. "Qur'an adalah Imam yang diam. Imam adalah 
Qur'an yang bicara", demikian menurut ahli Islam 
Shi'ah Henri Corbin. i 
Dalam aliran Shi'ah send1ri ada  berbagai 
sub aliran : Zedit, Ismaili, Drus, Nosairi, Babisme dan 
lain sebagainya. AHrah Shi'ah Iran mengaku adanya 
12 orang Imam. Orang yang pertama yaitu Ali sedang­
kan Imam yang terakliir bersembunyi (di a bad ke-9) di 
bawah tanah di Samarra, I;:-ak, dan ba:ru akan muucul 
saat  jantung, hati dan kesadaran manusia sudah 
mampu mengenalinya. 
Mengenai hal ini Ayatollah Shariat Madari me­
ngatakan di Qom, bahwa "Imam yang ke-12 pasti akan 
datang", tapi ia bukan "Imam yang datang dengan 
Boeing 747". Maksudnya tentu Ayatollah Khomeini, 
yang naik pesawat Air Fronce ini  saat  pulang 
ke Iran akhir Januari tahun yang lalv. Shariat Madari 
menyindir Khomeini yang oleh pengikut-pengikutnya 
sering dipanggil Imam. 
Aspek mistik yang .truat ini menjadikan atiran 
Shi'ah sebuah agama penentang kekuasaan lalim. 
Imam Hussin telah dibunuh sebab ia menentang 
kelruasaan yang tak benar. 
Masalah kekuasaan dan keadilan merupakan 
sesuatu yang pokok dalam aliran Shi'ah. lkut sertanya 
seluruh anggota masyarakat dalam setiap kegiatan 
merupakan kewa3iban. Dan kewajiban seorang Imam 
mengkordinasi mereka. Keadilan sosial dan ekonomi 
harus dijaga benar-benar sehingga masing-masing 
1 .  Le Monde, 10. - 1 1  Oktober 1971  
anggota masyarakat dapat memiliki hak yang sama. Mereka yang tertindas dapat dibela melawan si pe­
nindas, baik itu berupa perorangan, sebuah pemerin­
tahan sendiri, atau pun berupa negara asing. 
Di Iran tokoh-tokoh agama berkali -kali memim­
pin pemberontakan melawan penguasa dan berhasil menjatuhkan berbagai dinasti : Qajar (1923), Pahlavi 
(1979). Pemimpin-pemimpin agama Islam Shi'ah tidak hanya mempelajari agama, namun  juga masalah ideo­
logi asing, falsafah, ekonomi modern, sehingga me­
reka selalu dapat mengikuti perkembangan zaman. 
Ayatollah Khomeini misalnya, ahli filsafat Yunani 
kuno; Ayatollah Ghilani, ketua Mahkamah Agung, ahU 
pikiran-pikiran Bertrand Russel, filsuf Inggris. 
b. Munculnya Tokoh-tokoh Agama 
Naiknya peranan para pemimpin agama Islam 
dalam revolusi Iran adalah sebab masyarakat tidak 
dapat lagi mengeluarkan pendapat mereka secara 
terang-terangan. Satu-satunya tempat berdiskt.si dan mendapat keterangan tentang kebobrokan dalam re­zim Shah adalah di mesjid-mesjid. 
"Tiada temp2t bagi kami uutuk berdisktisi ltbih dari 2 orang. !tu pun harus dengan berbisik-bisik. Bila 
ketahuan kami memprotes rezim Shah, langsung kami 
ditangkap. Hukuman mati dapat jatuh begitu saja, tanpa pengadilan. Dan itu didahului penyiksaan-pe-nyiksaan," kata Hussin seorang sutradara dan profe­sor film. Di Universitas-universitas juga ada  sa­
ling kecurigaan antara guru dengan murid, guru de­
ngan guru, murid dengan m urid, sebab orang tak tahu siapa yang diajak bicara; jangan-jangan orang 
bayaranny2 polisi rahasia SA V AK. 
Tokoh-tokoh agama Shi'ah sebagian mati dibunuh 
seperti nasib hampir keseluruhan 12 Ima!l'!. Kebu­
dayaan martyr (mati sahid) pada keyakinan yang suci beralrnr kuat di Iran. Pada hari Asura, setiap tahun, dilakukan upacara  
berupa pawai dengan iringan perbuatan pukul-me­
mukul dengan tongkat dan alat-alat lainnya ke selu­
ruh anggota tubuh hingga darah bercucuran. Meski­
pun sakit sekali hal itu tak tampak pada wajah mere-. 
ka. Tempat-tempat meninggalnya, kuburan-kuburan, 
tanda-tanda peringatan dan pemimpin-pemimpin 
agama sering sekali dikunjungi dan dianggap tempat 
suci untuk n:ieminta berkah dan perlindungan. 
Makam Ayatollah Taleghani yang meninggal di 
bulan September Hr79 selalu dipenuhi prang yang 
berziarah, di antaranya banyak yang histeris. 
c. Organisasi yang Tuntas 
Masyarakat Shi'ah di Iran memiliki 600.000 
orang Sayyed (keturunan Nabi Muhammad langsung) 
yang mengenakan sorban berwarna hitam eeperti 
kepunyaan Ayatollah Khomeini dan 500.000 orang 
ketumnan tak langsung melalui garis i bu. Selain itu 
ada 180.000 ahli agama (mollah) yang dibagi-bagi me­
nurut tingkat kecerdasan namun  garis hirarki seperti 
piramida tidak ada diajarkan. 
Iran punya 80.0dO tempat ibadah Islam dan setiap 
tempat diurus oleh seorang Khadam (pelayan) yang 
tidak mesti orang agama. Adapun tempat suci ialah 
Mashad (tempat dikuburnya Imam Reza) dan Qom. Se­
tiap tempat suci diawasi oleh seorang Motavali yang 
asal mulanya · adalah orang agama tapi sejak ayah 
Shah berkuasa diangkatlah seorang militer. Biasanya 
pengawasan langsung dijalankan oleh Gubernur di 
daerah. Di zaman Shah berkuasa para wartawan di­
larang mengunjungi Qom, dengan alasan keamanan. 
Seperti diketahui bekas Shah pernah dicoba dibunuh 
ii kota suci ini. 
Setiap Motavali dibantu oleh-.ratusan orang. Go­
:ongan yang pertarna yaitu Rowzekan atau mereka 
1ang menyanyikan rowze (kisah yang menceritakan 
neninggalnya Hussin di Kerbala, kehidupan imam­
mam lainnya, dan juga mengingatkan kewajiban para  
µenganut Islam). Golongan yang kedua disebut Wa'ez 
yang bertugas mengepalai upacara-upacara agama. 
Di atasnya adalah pishruimaz (orang yang memimpin 
sembahyang). Yang paling terkemuka dari goLongan 
ini diangkat menjadi imam jom'e (pemimpin semba­
hyang Jumat). Inilah jabatan terakhir Ayatollah Tale­
ghani di Teheran, sebelum meninggal, dan sekarang 
dipegang oleh Ayatollah Montazeri. 
Setingkat dengan imamjom'e adalah para hojjatel 
Islam (yang telah menguasai.benar-benar Islam, dok­
tor dalam agama Islam). Dr. Moffateh pemimpih 
Fakultas Teologi Islam di Teheran yang terbunuh 
bulan Desember 1979 adalah seorang hojJatel Islam. 
Mereka ini berhak mengajar 60.000 mahasiswa yang 
belajar dan tersebar di Qom,  Mashad, Teheran dan 
di Irak di Najaf (tempat pengasingan Khomeini se­
belum tiba di Prancis). Di Qom sendiri ada 7 orang 
mahasiswa dan pelajar Indonesia yang belajar 
agama Islam Shi'ah. 
Setiap sekolah diawasi dan dipimpin oleh paling 
sedikit seorang Ayatollah ("yang memegang isarat 
Tuhan" atau "pemegang ayat All2.h"). Di ciunia Shi'ah 
internasional diperki:rakan ada 2.000 Ayatollah. 
Para Ayatollah memiliki 2 fungsi pokok: meng­
ajar Islam dan berhak menafrirkan selmuh matHi 
agama Islam. Para pemeluk agama datang pada me­
reka untuk meminta petunjuk-petunjuk dalam segala 
hal, lahiriah ataupun rohaniah. 
Ayatollah Khomeini, seperti · hal nya Shariat 
Madari, memiliki sekolah di Qom. Di  sekolah 
yeng dipimpinnya,MadrasahFeyzieh, pada tanggal 1 
Maret 1979 Khomeini mengucapkan pidator.ya yang 
pertama sesudah  15 tahun dalam pengasingan. Ini 
-menunjukkan betapa pentingnya sekolah bagi kaum 
Shi'ah . 
d. Seperlima Kek&yaan 
Seluruh kegiatan agar.1a dilakukan atas nama  
mereka dan Ayatollah menerima sumbangan ke­
uangan beberapa seperlima dari kekayaan pengikut­
pengikut mereka. Di Azarbatjan, Ayatollah Shariat 
Madari lebih populer daripada Khomeini, sebab di 
daerah ini  ia merupakan pemimpin rohani lang­
sung dari rakyat yang berpenduduk lebih sepertiga 
dari jumlah rakyat Iran. 
Per tahun jumlah sumbangan yang diterima ber­
kisar antara 20 sarnpa_i dengan 40 juta dollar AS. Di 
tahun 1978, Ayatollah Khomeini sendiri menerima tak 
'.kurang dari 25 juta dollar AS. Dapat dimaklumi me­
ngapa ia sanggup menyewa pesawat terbang untuk 
pulang ke negerinya, apalagi waktu itu sumbangan 
memang dibutulikan bagi perjuangan melawan Shah. 
Uang yang diterima oleh para Ayatollah itu digt!­
nakan untuk memelihara mesjid dan tempat-tempat 
ibadah lainnya, untuk membiayai pendidikan, rumah 
yatim piatu dan rumah-rumah .::akit dan rumah-rumah 
bersalin. Di tahun 1978 - 1979 uang ini  diguna­
kan juga untuk menyumbang keluarga yang kehi­
langan anggotanya dalam membela revolusi, dan 
. menyumbang kaum buruh y3ng m<'lakukan seren-
tetan pemogokan. 
Agama Islam Shi'ah yang mengakui 12 Imam, se­
perti di Iran, mengajarkan bahwa kekuasaan negara 
yang sah haruslah dipegang oleh para Imam yang ber­
asal dari gari:. Ali. sebab Imam ke 12 bersembunyi 
maka Penguasaan haruslah dipegang oleh para 
doktor agama yang terpandai sambil menunggu keda- . 
tangannya. Seorang pemimpin harus dipilih di antara 
mereka. Faktor usia, kepandaian, kesederhanaan dan 
kepandaian menguugkapkan kebutuhan dan keingin­
an rakyat, menjadi patokan yang penting daiam pemi­
lihan pemirnpin tertinggi. 
Belasan Ayatollah telah mengangkat Ayatollah 
Khomeini sebagai pemimpin mereka bukan saja atas 
kritena yang disebut di atas teta)>i juga sebab Kho­
meini yang paling radikal terancam mati. Dengan di­
pilihnya Khomeini, maka ia terhindar dari kematian, 
sebab pada jabatan yang tertinggi itu tak seorang
berhak menghilangkan nyawanya. Bila itu terjact°i 
maka akan terjadi pemberontakan total. 
Pengangkatan yang dilakukan di tahun 1962 itu 
diusulkan oleh Ayatollah Shariat Madari, yang tu­
lisan-tulisannya dalam bidang agama dianggap ter­baik di Iran. Inilah sebabnya maka banyak wartawan 
menulis bahwa Khomeini berhutang budi pada Sha­
riat Madari. Dapat dimengerti mengapa Khomeini selalu diusir dan nyawanya dilindungi meskipun sa­
lah seorang dari putranya tak luput dari pembunuhan polisi rahasia Shah, SA VAK, beberapa tahun yang 
lalu , di Najaf, Irak. 
- ·e. Akal Lebih Penting 
Doktrin Shi'ah mengajarkan b::!.hwa akal, pikiran, 
adalah lebih penting dari na.ql (adat). Bila adat berten­
tangan dengan akal, maka yang periama patut dihi­
langkan. 
Konsepsi ini memungkinkan para Ayatollah be­
sar untuk memainkan peranan politik yang penting 
sebab mereka dapat menyetujui a tau menolak sebuah keputusan Penguasa. Undang-undang tambahan di Konstitusi 1907 yang ingin dipertahankan oleh Shariat 
Madari sesudah  clihilar.gkan bagian-bagian yang me­
agenai kerajaannya (Artikel 2, 7 Oktober 1907) menga­
takan, bahwa sebuah Dewan yang beranggotakcn pa­
ling sedikit 5 orang Ayatollah besar memiliki hak yang besar untuk mengawasi seluruh undang-und3ng, 
agar sesuai dengan prinsip-prinsip Islam. namun  tak 
seorang Ayatollah pun yang boleh mengamhil kepu­
tusan yang ditentang oleh mayoritas pengikutnya. 
Sebenarnya jabatan Ayatollah tidaklah diangkat. 
S€Seorang menjadi Ayatollah bila pengikutnya sudah 
banyak sekali. Hal itu merupakan sebuah pengakuan 
masyarakat tentang keahlian dan kepandaiannya di 
segala bidang. sebab itu .:mat ceroboh mengatakan bahwa para Ayatollah tidak mengerti mengenai ma­salah-masalah pemerinta!lan modern, sebab mereka 
adalah tokoh-tokoh pintar y:lng membaca banyak se­
kali dan selalu punya perpustakaan yang cukup besar 
di tempat masing-masing. 
Dalam menghadapi masalah dunia dan rohani 
sikap para Ayatollah tidaklah sama, satu dengan lain­
nya. Ada yang kolot-kolot dan ada pula yang modern 
dan progresif. Bekas Perdana Menteri Bazargan, mi­
salnya, mengatakan dalam suatu kesempatan bahwa 
Ayatollah Khomeini adalah seor:mg yang prc,gresif 
namun  sayang sekali saat  pulang ke Iran dikelilingi 
o1eh pcmbantu-pembantu yang tak seluruhnya 
progresif, bahkan jauh dari itu. 
Sering terjadi pertengkpran di antara para Aya­
tollah. namun  bila mereka menghadapi musuh yang 
bukan dari kalangan agama, bekas Shah Iran misal­
nya, mereka bersatu dan mulai menE:-ruskan pe1ten­
tangan pendapat mereka sesudah  mereka menang. ltu 
baru berhenti sesudah  sebuah mayoritas dicapai. 
Kompetisj terbuka antara Ayatollah selalu dihindar­
kan. 
Pertent.angan yang tersiar dan memakan nyawa 
ialah &ntara partisan Khomeini dan partisan Shariat 
Madari, di akhir 1979, sejak diadakannya referendum 
Konstitusi baru yang tak disetujui oleh Shariat Mada­
ri. Kon!lik i.tu merupakan lanjutan dari 2 konsepsi 
yang berbeda mengenai bentuk Republik Islam dan 
campur tangan orang agama dalam Penguasaan Is­
lam. Jadi bukan saja sebab masalah otonomf Azar­
baijan. Khomeini ingin agar orang-orang agama 
campur tangan dalam seluruh bidang Penguasaan 
secara aktif. sedang Shariat Madan ingin agar 
orang-oraPg agama hanya me11jadi penasehat belaka. 
Biasanya saat  terjadi pertikaian semacam itu lalu 
seiuruh Ayatollah terbesar yang jumk.hnya ada 5 
orang saat ini, yang semu:mya tinggal di Qom, lalu 
sering bertemu untuk menyelesaikannya. Seringkali 
pula pertikaian it1,1 tak dapat diselesaikan dengan 
cepat. 
Sejak <lulu sampai ,::;ekarang agama Islam aliran 
Shi'ah berakar sekali di hati orang Iran. Berkat agama  
ini maka mereka dapat mengusir negeri-negeri pe­
nyerang: Jengis Khan, serbuan orang Turki dan ser­
buan orang Arab. Tradisi Shi'ah selalu tak menghen­
daki adanya penguasaan oleh negeri asing, ataupun 
Penguasa asing yang memakai kekuatan pe­
nguasa dalam negeri sendiri. Patut dicatat juga ba­
gaimana dalam sejarah mereka berhasil mematahkan 
keinginan orang Inggris dan Rusia yang ingin memo­
nopoli, bukan saja teh namun  juga minyak di negeri ini . Dj masa-masa pertama zaman Pahlavi per­
lawanan mereka tak terlalu kelihatan. namun  saat  terjadi kudeta terhadap Mossadeq yang nasionaEs di 
tahun 1 953, seperti halnya saat  terjadi pemberon­
takan besar yang mengakibatkan lebih 15.000 orang 
terbunuh sepuluh tahun kem!ldian 0963), perlawanan 
mereka muncul kembali. 
Di awal tahun 1978 perlawanan mereka melawan 
rezim Pahlavi ada!ah dengan jalaI'. penghancuran 
ekonomi : pemogokan, demonstrasi , sabotase dan 
penutupan bazar. Yang dengan jalan militer: pembu­
nuhan terhadap beberapa orang kejam pro Shah dan 
akhirnya pengangkatan Bazargan tanggal 7 Fehruari 
saat  Penguasaan Shah yang diwakili oleh Per­
dana Menteri Baktiar masih berlangsung. Puncak 
semua itu adclah perjuangan senjata yang dapat 
menggulingkan Penguasaan Shah tanggal 10 dan 1 1  Februari 1979. Kekejaman Shah dan pengusiran Khomeini di tahun 1978 dengan jalan menga ricam Irak, tidak dapat mereka maafkan. sebab itu dapat dimaklumi bila mer-eka ingin memiliki kepala Shah Iran. Selain itu mereka bend sekali Amerika Serikat yang melalui . tangan Shah Iran dituduh telah menjajah Iran secara 
ekonomi, kebudayaan dan politik. 
Mengapa Khomeini menjadi pemimpin revolusi 
Iran, bukan saja bagi kaum islam namun  juga bagi in­
telektual yang tidak begitu keras agamanya maupun 
bagi kaum komunis? 
"Jawaban ini tidak sukar," kata Hamid (nama 
samaran) seorang anggota :F'eedayen yang berusia 35 
tahun, "sebab ia satu-satunya tokoh Iran yang tak per­
nab mundur dalam menentang Shah. Seluruh hidup­
nya dicurahkan untuk menumbangkan rnonarki. Ia 
juga terkenal jujur, bersih, ulet dan tak seorangpun 
meragukan pribadinya," sambungnya pada penulis di 
Februari 1e9. 
Memang perjuangan orang yang lahir di tahun 
1902 di Kota· Khomein_ Tengah ini - bukan suatu yang 
baru. 
Ayahnya dibunuh karerta menentang dinasti Qa­
jar saat  Khomeini masih berusia 9 bulan. Ia lalu 
diasuh oleh kakaknya tertua, Morteza, yang sampai 
saat ini tinggal di Qom. Saudara laki-lakinya yang lain, 
Nurudin, adalah pengacara. Padefusia 19 tahun, Kho­
meini b£:rangkat belajar agama Islam di Irak pada 
Ayatollah Haeri, orang yang banyak mendirikan seko­
lah di Qom. 
Tahun 1922, Khomeini ikut membantu gurunya 
untuk membangun pusat kebudayaan dan riset Islam 
di Qom. Di kota itu juga.iamenyelesaikan pendidik- 
annya dalam filsafat dan hukum Islam. Tahun 1920 Khomeini menikah dan kemudian memiliki 3 orang 
anak wanita dan 2 laki-laki. Yang tertua, Mostafa, 
meninggal tahun yang lalu di Najef, Iran, konon dibu­
nuh SAVAK. 
Suatu hal yang menakjubkan bagi orang yang un­
tuk pertama kali melihat Khomeini, adalah keseder­
hanaan cara hidupnya; baik di rumahnya di Qom 
maupun selama cli pangasingan di Neauphle-le-Cha­
teau. Rumahnya di Neauphle-le-Chateau kecil dan tak 
banyak perabotannya. Semua orang duduk bersila di 
lantai. Di situ ia tinggal dengan istri dan seorang anak laki-lakinya, Ahmad Khomeini, yang berusia kira-ldra 
35 tahun. 
Sukar menebak usia Ayatollah yang sudah 78 ta­
liun ini, dari wajah dan gerakannya. Ia masih tangkas. 
Jalannya tegak. Pandangannya tajam menusuk, se­
olah hendak menyelidiki teman bicaranya. Jarang ia 
tertawa di muka publik, hanya bila bersama keluar­
ganya di rumah. Konon ia sering bercanda dengan 
cucunya. 
Janggutnya yang panjang dan putih, kepalanya 
yar.g hampir botak itu tertutupi sorban hi tam, bnda ia 
keturunan N abi Muhammad. Mukanya selalu keli­
hatan seperti sedang berpikir, memberi kesan berwi­
bawa. Ia tak banyak bicara, hanya seperlunya. Bahkan terhadap pembantu-pembantunya sekalipun. 
Jam dua biasanya ia sudah bangun lalu cepat ber­
doa dan sembahyang, sampai jam 5 pagi. sesudah  itu 
kehidupan sehari-hari berlangsung beginya. Keti ka di 
Prancis, tengah hari dan magrib, orang tua ini menye­
berangi jalan ke arah sebuah tenda yang dipakai 
sebagai tempat ibadah. Sejak di Qom, demi ke­
amanan, ia selalu dijaga katat. Meskipun mendengar-­
kan pendapat-pendapat dari para penasehatnya, te­
tapi Khomeini selalu mengambil keputusan sendiri. 
Di Neauphle-le-Chateau, Khomeini didampingi 
oleh inte_lektual Iran. Tiga orang pembantu utamanya 
waktu itu adalah: Dr. Yazdi, Sodeq Gotbzadeh dan 
Bani Sadr. Orang yang menjadi Presiden Iran pertama  
itu waktu itu peranannya tidak begitu menonjol di 
muka umum, bila dibandingkan dengan }cedua orang 
lainnya yang memainkan peranan sebagai Menteri 
Luar N egeri baginya. 
Penguasa Prancis, mula-mula mengirimkan 
pegawai tingkat rendah Departemen Luar Negeri 
untuk memohon Khomeini agar tidak membuat.aktivi­
tas politik di Prancis. Tak diacuhkan. 
Belakangan, saat ·ditanya mengapa ia tak meng­
ambil tindakan, Giscard d'Estaing menjawab bahwa 
Shah tak pernah meminta hal itu kepadanya. 
a. Latar Belakang Perlawanannya 
Bukunya yang pertama, Kashfol-Asrar, merupa­
kan kritilc yang tajam terhadap Reza Shah (ayah 
Shah Iran) yang teiah memerintah Iran secara se­
wenang-wenang, menghancurkan kebudayaan Is­
lam, menjadi budak negeri asing dan kejam luar 
biasa. Tidak kurang dari 11 buah buku karangannya. 
Semuanya dalam bahasa Iran dan Arab 1 
Pertentangannya dengan Shah Iran sama keras 
clengan pertentangannya dengan Reza Shah. _Di bu­
Ian Juni 1963, saat  pasukan Shah Iran membunuh 
ribuan demonstran dalam satu hari, Ayatollah 
Khomeini dipenjara untuk beberapa bulan. sesudah  
itu ia beraJa dalam tahanan rumah selama 8 bulan 
dan baru di bulan November 1964 dibolehkan kem­
bali ke Qom. 
sesudah  kejadian itu, Khomeini bukannya takut. 
Ia makin berani. Ia terns mengucapkan pidato-pidato 
yc:1.ng menentang Shah Iran dan Parlemen Iran yang 
dianggapnya telah meiljadi kaki tangan orang Ameri­
ka. Khomeini adalah seorang nasionalis yang amat 
l. Kini sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa: Inggris, 
Prancis dan lain-lain. 
anti kolonialisme dan imperialisme. Di tahun enam­puluhan, dalam sebuah tulisannya, ia memuji Su­
karno sebagai seorang tokoh anti kolonialisrµe. 
Salah sebuah pidatonya yang termashur di tahun 
1964 adalah sebagai berikut "Mengapa Pa!"lemen Iran 
memberi  jaminan dan konsesi kepada para per­
wira dan serdadu Amerika, sehingga mereka bebas 
dari pengadilan Iran seandainya mereka melak-ukan 
kejahatan terhadap orang Iran·, termasuk di dalamnya 
membunuh pemimpin-pemimpin negara dan agama? 
Mengapa per..gadilan Iran melakukan hal itu? Me­
ngapa Shah Iran meminjam uang sebanyak 200 juta 
dollar AS, padahal harus membayar bunga sebanyak 
lebih dari 100 juta dollar AS dalam jangka waktu 5 
atau 10 tahun? Mengapa kedaulatan !ran diobral?" 
Oleh sebab kritiknya terhadap perlakuan isti­
mewa bagi orang Amerika, maka ia ditangkap lalu 
mengasingkan diri di Turld dan Inik. Dari luar negeri 
itu ia dengan terang-terangan menyokong perjuangan 
orang-orang Palestina (jangan heran bila Yasser Ara­
fat merupakan orang pertama yang datang ke Iran 
sesudah  Khomeini menang) baik dengan uang maupun 
dengan sumtangan-sumbangan lainnya. 
Dari Irak, Khomeini meneruskan perjuangannya untuk menumbangkan rezim Shah Iran. Dikirimkan­
nya pidato-pidatonya yang telah direkam di dalam 
kaset ke seluruh Iran. la merupakan salah seorang 
yang berani protes langsung saat  ribuan orang 
muda Iran dibunuh akibat protes mereka terhadap 
Shah Ir,m, sehingga namanya maldn lama makin ha­
rum. 
saat  mula-mula tiba di Najef, Khomeini ter­
asing dari suasana politik dan terputus dengan orang 
Iran. Satu-satunya jalan waktu itu hanyalah rne­
ngirimkan pesannya kepada orang-orang yang ke Na­
jef untuk ,Usampaikan ke pengikut-pengikutnya di 
Kota Suci Qom. 
Dengar.. kepergian Khomeini di tahun 1964, Shah 
menganggap bahwa takakan ada masalah lagi baginya 
di Iran. la akan dapat memerintah seumur hidupnya.  
Dalam sebuah bukuI yang diterbitkan di tahun 1976 ia 
mengatakan: "Sekarang tidak ada lagi masalah de­
ngan pemimpin-pemimpin agama di Iran. Khomeini? 
Tak ada orang yang mengikutinya, kecuali para tE}­
roris". 
Ada sebuah anekdot tentang permusuhan Kho-
meini - Shah. 
Suatu hari  Shah mengunjungi pemimpin­
pemimpin agama di Qcm. Semua orang berdiri mem­
beri hormat padanya, kecuali Khomeini yang tetap 
duduk dengan antengnya. Shah, melalui SA V AK telah 
menawarkan 200.000 dollar AS kepada Khomeini asal 
dia mau pergi dari Iran. Dengan tenang Khomeini 
menjawab: "Bilang pad a dia, saya beri dia · dua kali 
lipat dari itu asal dia yang pergi dari negeri ini.'' 
b. Melalui Kaset 
Di Irak, Khomeini disambut sebagai pahlawan 
oleh orang-orang Irak yang beragama Islam Shi'ah 
seperti dirinya. Di dunia Arab, tulisan-tulisan dan 
pidato-pidato Khomeini amat dihormati sekali. 
Kaset-kasetnya tidak hanya dikirim ke Iran namun  juga 
ke Libia, Libanon dan sebagainya. 
Biasanya kaset Khomeini selalu mP-rekam 
komentarnya mengenai kejadian yang panas di Iran. 
Di situ ia selalu berpihak kepada rakyat dan memba­
kar mereka untuk berontak. sesudah  Baktiar mem­
berikan kebebasan pers untuk menulis apa saja ten­
tang Khomeini, peranan kaset mundur. Tapi se­
belumnya, melalui radio Moskow dan BBC mereka 
dapat _mendengarkan apa-apa yang diucapkan Kho­
meini. 
Kepandaiannya memakai media ini terbukti 
lagi waktu membuatradio/televisilgelap saat  ia pu­
lang ke Iran, sebelum Baktiar runtuh. Melalui media 
1. Oliver Warin Le L,ion et Soleil, Edit. Stock, Paris, 1ITT6.  
ini ia membakar semangat rakyat untuk berontak. Dan 
ia berhasil! 
Selama memimpin perjuangan melawan Shah, 
Khomeini didampingi oleh pembantu yang jumlahnya 
cukup banyak. Di sana mereka membacakan pernya­
taan pers, mencatat yang hadir, mengatur pembuatan 
janji, mengirimkan surat, dan membuat siaran pers. 
Selain itu juga membuat senjata yang paling ampuh 
yaitu merekam pidato-pidatonye, yang langsung di­
huat saat  terjadi kerusuhan a tau protes masyarakat 
Iran melawan Shah. 
Pembuatan kaset, basil teknologi modern, di­
mulai saat  ia berada di pengasingan di N ajef, Iran. 
Dari situ, melewati padang pasi!", kaset-kasetnya dise­
lundupkan ke mesjid untuk diputar di antara 
pengikut-pengikutnya; Sejak ia tiba di Neauphle-le­
Chateau, pembuatan kaset rnakin besar dan gen car. Di 
muka rumahnya, sebuah rumah lain di seberang ja­
lan, menjadi Markas Besarnya. Di sana ada  dua 
buah mesin perekam kaset yang bekerja tiada henti 
sepanjang hari, memperbanyak pidato-pidatonya. 
Orang-orang muda menjadi operatornya. 
Di Paris, suara Khomeini mula-mula di!"ekam 
lewat mikrofon. namun  di bulan Janu&ri, boleh dikata 
suaranya langsung dikirim melalui telepon dan 
diperbanyak di Teheran. Dari situ dibagi-bagikan 
oleh para mollah. Bahkan, para penjual rokok jug& 
menjualnya secara gelap. saat  Shah pergi dari 
negerinya kaset Khomeini dijual dengan bebas dan 
terang-terangan_ - tentu saja laku laris. 
Kaset Khomeini merupakan kaset pembawa 
suara yang terang-terangan menentang Shah - dan 
rezimnya. Sebelumnya memang banyak oposisi di 
Iran, tapi mereka selalu sembunyi-sembunyi dan 
menghindarkan meng:ritik Shah secara langsung. 
Keberanian Khomeini ini, clan kecepatannya dalam 
memberi komentar berhasil membakar hati orang­
orang Iran supaya menjadi berani dalam perjuangan 
mereka melawan Shal1. Perkataan "Republik Islam" 
dikenal di Iran berkat adanya kaset Khomeini.  
. Peehancuran Shah, rezimnya dan pengaruh 
asmg d1 Iran sudah menjadi tema favorit Khomeini 
sejak ia· muda. 
Nama Khomeini mulai menggema di seluruh Iran 
pada permulaan Juni 1978 saat  ia menganjurkan 
sebuail pemogokan umum. Anjuran ini tidak begitu 
diikuti di Teheran, melainkan di propinsi-propinsi di 
mana gerakan Islam jauh lebih kuat Ajakan ini men­
dapat sambutan luar biasa. Di Teheran sendiri, ten­
tara telah menangkap 800 orang mahasiswa Univer­
sitas Teheran sebab menuruti anjuran Khomeini. 
Tanggal 18 J uni, untuk pertama kalinya Khomeini 
mengajak rakyat Iran menggulingkan Shah Pahievi 
dari singgasananya. Suasana makin lama makin gen­
ting dan meluas terutama di bulan Juli dan Agustus 
(bulan -Puasa), berpusat di kota-kota Mashad, Shiraz 
dan Teheran. 
Bioskop Rex, di Abadan, dibakar pada tanggal 19 
Agustus H178 sebagai reaksi Penguasa atas diputar­
nya sebuah film Iran yang teiah dilarang. Tak kurang 
dari 377 orang; lelaki, wanita, tua, muda yang terbakar 
hidup-hidup di dalam "gedung''. Polisi telah meng­
halangi mereka keluar. 
Film itu menceritakan perjuangan sebu2.h desa 
melawan seorar.g tuan tanah yang memiliki sistem 
irigasi. la ingin menghalangi p&ra petani mendirikan 
kincir air penghasil air mereka, sebab si tuan tanah 
ingin memiliki monopoli. Meskipun mendapat tan­
tangan secara kekerasan melalui kaki tangan si tuan 
tanah yang kejam, seorang petani pada akhirnya ber­
hasil melaksanakan maksud mereka. Si tuan tanah 
mati ditindas batu gunung yang besar sekali. 
c. Sambutan Pers Iran 
Tanggal ?.5 Oktober 1978, di musim gugur yang 
dingin, 1200 orang tahanan politik mendapatkan ke­
bebasan mereka dari penjara Evin, Qasr dan Komite. 
Untuk memperingati ulang tahunnya, sehari se- 
belumnya Shah Iran berkenan memberi  "firman" 
(pernyataan) sebagai hadiah berupa bebasnya 
tahanan-tahanan politik. .Tapi banyak yang sinis. Bu­
kan sebab ia berbaik hati pada hari ulang tahunnya 
maka ia melepaskan tahanan politik, namun  sebab 
rakyat makin mendesaknya dengan demonstrasi, 
pemogokan dan lain-lain. Berapa jumlah yang mati 
disiksa di penjara politik Iran? Tak sebuah peng­
umuman Penguasa pun yang berani menye­
butkannya. 
Salah seoi-ang tawanan politik yang tertua dan 
telah ditahan selama 30 tahun, adalah Saafari Qaire­
mani, separatis dari Azarbaijan. Begitu ia keluar, ta­
hanan politik yang paling lama di d:.mia ini diminta 
berceramah oleh puluhan ribu orang di Universitas 
Teheran. Saking lamanya ditahan ia salah meletak­
kan mikrofon. Bam saja berdiri beberapa saat ia 
pingsan. Orang-orang maklum, penjara Iran kejarnnya 
bukan main! 
Reberapa jam sesudah  pembebasan, seluruh 
orang yang keluarganya ditahan serta para tahanan 
sendiri bercerita mengenai kekejaman di penjara dan 
juga kesewenang-wenangan alat-alat negara Iran. 
Mereka bicara di universitas, di mesiid, di lapangan, 
sekolah, di mana saja. Kor:.1n Ettela'at dan Kayhan 
dipenuhi oleh kesaksian kekejaman-kekejaman di 
penjara. 
Nama Khomeini makin dikenal di Iran, apalagi 
pad a tanggal 10 Oktober koran Ettela' atuntuk pertama 
kalinya berani menerbitkan fotonya. 
Koran beroplag 300.000 lembar per hari itu lang­
sung mencetak 1.200.000 lembar! Orang-orang spontan 
menciumi foto tokoh yang seumur hidupnya berani 
menentang Shah itu. 
Tanggal 10 Oktober itu ,  jam 10.00 pagi, seorang 
kolonel mengunjungi kantor koran itu Ia menelpon 
kepada atasannya, seorang_jenderal: "Jenderal. kita 
tak bisa apa-apa lagi sekarang. Bukan saja koran telah 
terbit, malah telah habis dibeli orang!". Keesokan 
harinya ia kembali lagi minta bertemu dengan Pe- 
mimpin Redaksi dan 3 orang Kepala Rubrik. 
Wartawan-wartawan langsung menyodorkan dekla­
rasi Perdana Menteri Sharif Emmami yang berbunyi 
bahwa pers bebas menulis apa saja. Kolonel itu 
marah-marah. 
Koran Ettala'at memutuskan untuk mogok. Begitu 
juga saingannya, koran Kayhan. Malam itu juga 
wartawan-wartawan menulis surat terbuka yang lang­
sung dibagi-bagikan kepada rakyat di jalan-jalan raya. 
Selama 3 hari, koran-koran itu disambut hangat oleh 
masyarakat. Komite Pembela Hak-hak Manusia Iran 
membawa bunga dan mengirim sajak-sajak untuk 
mereka. Seda:ngkan pedagang-pedagang Bazar me­
mutuskan untuk membayar gaji wartawan dan pega­
wai koran yang mogok. 
Utusan wartawan bertemu dengan Sharif Em­
mami, menceritakan bagaimana mcreka menerima 
telpon Jebih <lari 10 kali sehari dan diperintahkan 
untuk tidak menulis artikel tentang sesuatu hal, 
bagaimana formula yang harus dilakukan, bagaimana 
gayanya, dan lain-lain. Jumat 13 Oktober malam 
Penguasa mengumumkan secara res,ni di radio dan 
televisi Iran bahwa sensor langsung a tau tak langsung, 
dicabut. 
Selama 3 minggu kemudian pers di Iran meme­
rankan peranan penting dalam memberitakan selu­
ruh kejadian dengan bebas. Pembaca dapat meng­
ikuti dari hari ke hari seluruh pemogokan dan de­
monstrasi yang dilakukan di seluruh Iran sebagai 
protes terhadap Shah. 
Tanggal 29 Oktober, sebuah kota kec1l ber­
penduduk 70.000 jiwa di Laut Kaspia, Amol, yang ke­
lihatanny2 tenang dan makmur, berontak. 
Sejak Minggu pagi, laki perempuan, muda tua 
menguasai kota itu sendiri dan menentang pegawai 
dan pasukan Penguasa. Empat orang m2ta-mat3 
SA V AK mereka tangkap dan mobil-mobilnya mereka 
bakar. Orang-orang berteriak: "SA V AK, kami bu­
nuh kaiian !"  
Penduduk kehilangan kepercayaannya pada alat 
negara, sesudah  mereka menembaki demonstrasi yang 
berlangsung tanggal 7 Oktober yang lalu di kota itu, 
sehingga 3 orang mati. 
E.5oknya, pasukan lapis baja menyerbu kota yang berani menulis: "Penduduk memperingatkan SA V AK 
dan polisi. Mereka dilarang bergerak antara jam 8 
malam sampai jam 8 pagi. Siapa yang membantah 
akan dihukum mati". - pada poster dan pamflet­
pamflet. 
Setiap hari dari tanggal 15 Oktober sampai 5 No­
vember, puluhan ribu orang berkumpul di Uni­
versitas Teheran untuk berdiskusi, mendengarkan 
pidato mengenai masa depan iiegeri me1·eka, tanpa 
takut-takut lagi ditembak pasukan. Lima puluhan kota 
di Iran bangkit bergerak, selama musim gugur di Iran. 
Peitentangan fisik terjadi antara mereka: pendukung 
kontra penentang Shah. Tanggal 4 November jatuh 
korban kematian besar-besaran di U niversitas Te­heran: 9 orang dibunuh! 
d. Api Mulai Mcrembet 
Perusakan besar-besaran: pembakaran bioskop, 
temp2.t judi, steambath, kantor-kantor den lain-lain, 
rakyat lakukan seLagai protes terharlap penembakan 
pada mahasiswa oleh pasukan di Universitas Teheran tanggal 4 November itu. 
Perusakan itu terjadi tanggal 5 November 1978 
dan terutama berlangsung di _.;.venue Pahlavi , Ave­
nue Hafez, Jalan Shahreza, Boulevard Elizabeth, 
Takhte Tavous Avenue. Pendeknya: di seluruh Te­
heran. Kali ini pasukan berdiam diri.1 Hanya ge­
dung strategis yang dijaga, termasuk Kedutaan Be­
sar Amerika Serikat. Kedutaan Inggris di Avenue 
Ferdowsi tidak dijaga. Akibatnya ia berhasi l dirue 
1. Aneh sekali, sehari sebelumnya mereka menembak keeika tak 
terjadi apa-apa, tapi saat  ada perusakan besar-besaran pasukan malah diam.  
sak demonstran. Kerugian ditaksir tak kurang dari 
500 juta dollar AS. 
Kejadian ini lah rupanya yang me­
nyebabkan Shah mengangkat seorang anggota militer 
berpendidikan Amerika Serikat, Jenderal Gholam 
Reza Azhari, sebagai Perdana Menteri. Shah berpikir 
hanya sebuah Penguasaan militer saja yang dapat 
menyelamatkan negara dan membuat rakyat takut 
berdemonstrasi atau mogok. 
Satu faktor lain adalah bahwa kali ini Raja meli­
hat seluruh kelompok politik berdiri di belakang · 
Khomeini. Buktinya, Karim Sanjabi,Ketua Front Na­
sional yang menjumpai Khomeini di Paris tanggal 5 
November mengeluarkan sebuah pernyataan terbu­
ka, sebagai berikut: 
1 ."Dengan pemerkosaan Konstitusi terus-mene­
rus, dengan kekejaman dan penindasan , ber­
kembangnya korupsi dan bertekuk lutut pada · ke­
kuatan cising, maka kerajaan di Iran telah kehilangan 
seluruh dasar hidupnya. . 
2. Gerakan nasionalis dan agama Islam tidak 
dapat menyetujui sebuah bentuk Penguasaan apa 
pun juga yang berlangsung di Iran dan yang men­
duk--ung rezim ilegal. 
3 .  Penguasa baru harus ditegakkan ber:­
dasarkan Islam, demokrasi dan kemerdekaan, dengan 
cara pemilihan bebas rahasia:" 
Shah mencoba menjelaskan mengapa ia meng­
angkat sebuah Penguasaan militer. Melalui radio 
dan televisi, tanggal 6 November 1978, pernyataan 
Shah yang seakan-akan merupakan pengakuan ten­
tang kebersalahannya . telah disiarkan ke seluruh 
Iran: 
"Dalam suasana kebebasan politik se1ama dua 
tahun terakhir ini kalian tak dapat tidak harus saya 
dukung. Sayangnya, di sebelah revolusi ini, ada 
unsur-unsur yang mencoba menyelewcngkanr.ya. 
"Gelombang revolusi Ydng suci dan benar pada 
pennulaannya, telah berubah belakangan ini, se- 
hingga ekonomi negeri lumpuh dan bahkan produksi 
minyak terhenti. Ketidakamanan, pemberontakan, 
telah membahayakan kemerdekaan negara. Kejadian 
yang amat disayangkan kemarin tidak dapat diterima 
lagi. 
"Untuk menghalangi hancurnya negara dan guna 
menjaga keamanan dan ketenangan maka saya 
curahkan seluruh usaha saya untuk membuat sebuah 
Penguasaan koalisi. Saya harus membuat sebuah 
Penguasaan sementara. Banyak yang akan berpikir, 
ini saya sadari, bahwa korupsi dan kekuasaan aka.n 
berlangsung lagi. 
"namun  sebagai raja, saya bersumpah untuk men­
jaga kamerdekaan negara dan agama rakyat. Saya 
bersumpah lagi bahwa seluruh kesalahan masa lam­
pau tak akan terulang lagi. Saya berjanji akan mem­
bentuk sebuah Penguasaan demokrasi sesudah  
keamanan terciptakan. Saya resapkan pesan revo­
lusioner kalian. Yang menyebabkan kalian me­
ngorbankan diri akan dipelihara dan diperhatikan. 
"Sekarang ini, tugas pokok pasukan kerajaan ada­
lah mengembalikan keamanan .dc1.n ketenangan agar 
Penguasaan berikutnya dapat melangsungkan pe­
milihan bebas tahasia. Kalian dan saya, selama tiga 
puluh tah1m lehih, telah melampaui marn sukar ber­
sama. 
"Saya mohon Tuhan membantu kita untuk meme­
lihara keagungan Iran. Saya mohon pada para ulama 
untuk mengusahakan sekuat tenaga agar satu-saiunya 
negeri Shi'ah di dllnia ini tetap hidup. Saya minta 
kepada ayah dan ibu orang-orang Iran untuk me­
mimpin anak-anak mereka agar tak ikut serta dalam 
r,amberontakan-pemberontakan. Saya minta agar 
orang-orang muda jangan membawa negeri ke arah 
pertumpahan darah. Saya minta pada tokoh-tokoh 
politik untuk berusaha sekuat tenaga menjaga negara. 
Saya mohon kepada kalian seiuruimya, ouruh, tani 
dan yang lain-lainnya nntuk me!llikirkan negeri Iran. 
Saya bersama kalian dalam perjuarigan kalian men- 
ciptakan kemerdekaan-kemerdeJ{aan hak azasi 
manusia yang pokok". · · 
Seruan Shah ini bukannya membuat rakyat ber­
henti. Malah sebalik:nya . .  Demonstrasi berlangsung 
terus. 
Di Teheran Selatan orang-orang berteriak, 
"Mampus Shah." Patung-patungnya dicoret-coret 
dan dirusak. Mobil-mobil berkeliaran dengan foto­
foto dan poster Khomeinj 
e. Pers Ikut Berontak. 
Sore itu juga, 6 November, saat  Penguasaan 
Azhari dimulai, Ayatollah Khomeini menyerang 
Shah: "Kepergian Shah dan pembersihan rezim•me-­
rupakan satu-satunya jalan keluar krisis..... Tidak 
sebuah Penguasaanpun: baik militer maupun sipil, 
yang menunjukkan jalan keluar untuk meng­
hancurkan krisis". 
Penguasa Azhari mulai beraksi. Suratk 1bar -
suratkabar yang dianggap menjadi penghasut ra­
kyat: Ettela'at (1.200.000 per hari) dar. Kayhan 
(l.000.000 per hari) bersama-sama edisi Inggris 
mereka dfa serartg. Puluhan wartawan ditangkap 
pasukan. Berbagai alat percetakan dihancurkan. 
Pagi hari sesudah  kejadian itu, para wartawan dan 
pekerja koran-koran ini , yang melihat tank-tank 
beserta truk-truk pasukan lengkap dengan isinya men­
duduki gedung, memutuskan untuk mogok sebagai 
protes. Itulah untuk pertama kalinya pers _ikut be­
rontak secara total. 
.Beberapa hari kemltdian pemogokan ini diikuti 
oleh seluruh kementerian, bank-bank, dan kantor­
kantor lainnya. Pemogokan umum, yang selama 25 
tahun terakhir sejak jatuhnya nr. Mossadeq tak dike-­
nal, berlangsung sa:rhpai dengan kemenangan Kho­
meini.  
Antri minyak tanah dan diesel untuk pemanas 
rumah dan bensin untuk mobil mulai panjang sekali. 
Hal ini baru berakhir sesudah  menangnya Khomeini. 
Untuk menunjukkan itikad baiknya, Penguasa 
Azhari menangkap bekas Kepala Polisi Rahasia 
SA VAK Jenderal Nematollah Nassiri, bekas Perdana 
Menteri Amir Abbas Hoveyda dan 6 orang bekas men­
teri lainnya dengan tuduhan korupsi serta memerin­
tah dengan sewenang-wenang. 
Selain itu Penguasa mengancam para pemogok 
untuk bekerja kembali. Ancaman itu tak digubris 
mesk:ipun para pemogok ditakut-takuti. Pemogokan 
terus berlangsung. Sementara itu Uni Soviet untuk 
pertama kalinya memperingatkan Amerika Serikat 
untuk tidak mencampuri masalah dalam negeri Iran 
(tanggal 19 November). 
Tanggal 1 Desember, persis saat  jam malam 
berlangsung, beratus ribu rakyat Teheran turun ke 
jalanan dengan mengenakan pakaian hitam dan pu­
tih, tanda berkabung. 
Besok Muharam, hari suci bagi Islam Shi'ah, ka­
rena pada hari itu Imam Hussin mati terbunuh di 
Padang Pasir Kerbala. Tanpa takut mereka menan­
tang jam rnalam, sambil berteriak "Allahu Akbar" 
terus-menerus. Dari mesjid -mesjid, rumah-rumah, di 
Teheran Selatan yang tradisional maupun dari wi­
layah kaum borjuis yang kebarat-baratan di Teheran 
Utara, terdengar seruan itu, seolah-olah · manusia 
ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. 
a. "Hidup Khomeini!" 
pasukan yang memblokir seluruh jalan raya di 
kota itu menembak. Ratusan orang meninggal selama 
seminggu peringatan hari Muharam. Iran lumpuh 
berkat pemogokan totalnya. Penguasaan Jenderal 
Azhari meskipun dcngan senapan di tangan t3k 
mampu menyuruh orang-orang bekerja. Anarki terja­
di! Orang-orang mulai meninggalkan Iran, yaitu kaum 
ha:rtowan dan sebagian besar keluarga raja, berikut 
seluruh uang mereka; sehingga Iran boleh dikata tak 
punya banyak uang lagi, di negerinya. 
Hari Ashura, sepuluh hari meninggalnya Imam 
Hussin, jatuh pada hari ke sepuluh Muh2ram, bulan 
yang dianggap suci bagi Islam Shi'ah. Sampai dengan 
tahun 1958 upacara yang berbentuk demonstrasi de­
ngan memukul tubuh manusia memakai rantai 
besi atau pentung sehingga keluar darah, bahkan ada 
yang meninggal, masih umum di Iran. Pada tahun 
1978, upacara yang menggambarkan penderitaan 
Imam Hussin melawanRaja Yazid yang dianggap oleh 
orang Shi'ah telah membunuhnya dengan kejam, 
muncul kembali. Para mollah memimpin upacara itu. 
Tapi yang kali ini menjadi simbol adalah pertarungan 
dan kesediaan untuk mati suci, menjadi martyr dalam 
melawan Shah Iran. Teriakan: "Mampus Shah dan 
hidup Khomeini" menggema di mana-mana. Bila di 
negeri lain ada karnaval dan pesta, maka di Iran, tra­
gedi itu diperiugati sambil berteriak "Wahai Husin" 
("Ya Rusin"), yang menjadi peuggantinya. 
Di kuburan Behecht Zahra,jumlah korban sudah 
tak terhitung lagi dengan jari. Ratusan kata Pemerin­
tah, tapi 4000 orang menurut orang Teheran. Tubuh­
tubuh yang hancur lebur tel'kena tembakan senapan 
mesin maupun ·mayat-mayat pasukan bertabur campur 
baur. Tapi semua mereka dikuburkan. Banyak mayat 
yang dipotong-potong ditemukan tergeletak di tengah 
jalan."Tak syak lagi,pasti SAVAK yang melakukan", 
kata orang-orang! 
b. Demonstrasi Nasional 
Tanggal 11 dan 12 Desember, kira-kira tiga juta 
orang berdemonstrasi di Teheran (terutama di Avenue 
Shah Reza) menentang Penguasa. Di provinsi-pro­
vinsi, jutaan orang melakukan hal yang sama, secara. 
serentak. 
Di hari pertama para demonstran masih tenang 
dan teratur. Merek& hanya mencela Konstitusi Mo­
narki melalui slogan-slogan. Keesokan harinya me- 
reka menjadi brutal, kasar clan penuh keinginan un­
tuk membalas dendam terhadap kekangan, penindas­
an, yang telah mereka derita selama Penguasaan 
Shah. 
Kedua demonstrasi itu tidak hanya di pimp in oleh 
para tokoh agama, namun  juga oleh Front Nasional di 
mana ilrut serta Karim Sanjabi dan Shapur Baktiar 
sebelum ia diangkat Perdana Menteri. 
Di pagi itu, untuk pertama kalinya muncul de­
monstrasi besar, jutaan orang, gabungan berbagai 
golongan dan aliran. Gambar Mossadeq bercampur 
dengan gambar Khomeini dan Shari'at Madari dengan 
gambar-gambar anggota Fedayeen Khalq dan Moja­
hedin Khalq yang mati terbunuh. 
Di hari pertama muncul 3 juta orang. Di hari ke­
dua lebih dari itu. Mereka berpikir, bila banyak se­
perti itu, tak ada sebuah kelruatanpun yang dapat 
menahan mereka. Bila di hari pertama tak ada te­
riakan anti monarki, maka beda halnya di hari kedua. 
"Mampus Shah", diteriakkan orang-orang. Gam­
bar Khomeini jauh lebih banyak dari pada di hari 
sebelumnya. Orang-orang Bazar bahkan berteriak: 
"Tuhan Maha Besar,pemimpinkamiKhomeini. De­
ngan berkat Tuhan kami bunuh si pengkhianat, si 
pengkhianat anti agama. Kemenangan sudah di am­
bang pintu!". 
Hari itu, jutaan rakyat Teheran menantang se­
orang penguasa: Shah Iran, yang tinggal sendiri de­
ngan istri dan pasukannya, The Immcmal, di lstana Nia­
varan, Teheran Utara. 
c. pasukan Makin Brutal 
Tanggal itu juga (12 Desember), sekali lagi Ca1ter 
menunjukkan dukungannya bagi Shah.1 Mendengar 
1. Beberapa hari kemudian Carter bicara mengcnai pemerkosaan 
hak-hak manusia di Uni Soviet. Rakyat Iran yang mendengar 
kabar itu melalui radio asing tambah murka terhadap Amerika 
Serikat. "Carter marah saat  dua orang pembangkang(eident,> 
uni Soviet ditangkap, namun  ia tak bilang apa-apa saat  ribuan 
orang Iran dibunuh di sini," kata seorang buruh.  
itu, Penguasa militer kali ini melakukan ofensif 'di 
seluruh Iran secara kejam dan memaksa. 
Di Isfahan, tanggal 13 Desember sejak berakhirnya 
SOB jam 5.00 pagi anggota-anggota pasukan memasang 
barikade di sepanjang avenue yang terindah di kota 
itu, Chaharbagh Abbassi. Jam 8.00 pagi saat  seluruh 
toko masih tutup, semua pengendara mobil diperin­
tahkan oleh militer untuk menyalakan lampu mereka 
sebagai dukungan terhadap Shah. Barang siapa tidak 
menempelkan foto Shah langsung ditangkap. Bukan 
itu saja, kaca mobil mereka dihancurkan dan tubuh 
mobil diperkosa dengan pukulan benda-benda keras 
sehingga penyok berat. Untuk menyelamatkan diri, 
banyak pengendara yang mengeluarkan foto Shah dan 
menyalalran lampu-lampu mereka menuruti perir.tah 
pasukan. 
Di tempat-tempat miskin di Isfahan, pasukan tak 
tinggal diam. Mereka memaksa para pencuci mobil 
dan pedagang kecil untuk meneriakkan "Hidup 
Shah". Yang tak mau, dipaksa. Seorang muda yang 
baru berusia 17 tahun menolak, langsung ditembak. Ia 
mati sebelum tiba di rumah sakit. Anggota-anggota 
polisi tak segan-segan r.ieminta uar.g pada kelu<!rga 
yang mati bila mereka mau mayat anaknya diberikan 
kepada mereka; terkadang uang diterima tapi si 
mayat tak kunjung tiba . 
. Melihat kekejaman itu, para dokter, perawat dan 
pekerja rumah sakit menjadi terharu, mereka berso­
lidaritas dengan korban. Mereka sembunyikan 
orang-orang Iuka yang dicari militer. Seorang dokter 
di Rumah SakitSorayadi kota itu, Brachim Fichari;1 
mewakili teman-temannya memberi keterangan di 
1. Beberapa hari kemudian pasukan tambah ganas: l"lereka menye­
rang rumah sakit, meiukai dokter, menghancurkan rumah dan 
tokc-toko. Rieuan telah Iuka-Iuka dan menir,ggaI dunia . 
Mayat-mayat d 1masukkan ke daiam truk untuk dibakar di te­
ngah hutan secara diam-d iam.  
· muka pers, tanpa takut: "Sudah 20 tahun saya bekerja, 
tak pernah bergetar dan tak pernah . saya menangis. 
Baru kali ini ..... " Seorang teman_nya melanjutkan: 
"pasukan menembak anak-anak, wanita , lelaki. Itu 
hukum rimba ..... " Dan dokter itu menangis. 
Seorang muda yang ditembak di dadanya , meski­
pun tubuhnya lemah , mengatakan: "Saya 27 tahun. 
Saya guru dan anak tunggal dari sebuah keluarga tani. 
Namaku Mohamad Ali Sufizadeh . Saya telah dipen­
jara oleh SA V AK selama '3 tahun dan telah disiksa 
selama satu tahun sebab saya membaca buku-buku 
terlarang. Kemarin, saya melihat patung Reza Shah 
yang dihancurkan. pasukan menghancurkan mobil 
saya . Saya coba lari. Mereka mcnembak. Saya tak tahu 
nasib apa yang menimpa dua orang ternanku yang 
mcngawaniku .... Saya telah dipenjara agar negeriku 
mendapat kebebasan di suatu hari. Sekarang, saya 
tahu bahwa saya akan mati. Saya bangga mengikuti. 
jalan yang dibuat Khomeini sebab siapapun yang 
meninggal sebab membela Islam dan rakyat, tidak 
ak8n pernah hilang ...... Kalau saya berhasil hidup, 
saya akan teruskan perjuangan." 
Enam puluh kilometardari Isfahan, di kota kecil 
Najafabad, pasukan membakar rumah dokter Abutu­
raby dan apotik dokter Izadi sebab mereka meng­
operasi orang yang Iuka-Iuka di kota berpenduduk 
itu.1. 
Kekejarnan yang sarna terjadi di Kot.a Abadan 
pada hari-hari itu. Jenderal Naji, Gubernur Militer 
yang senang dengan tindakan keras, mengirirnkan 
pasukan pada hari Selasa dan Rabu ke Universitas 
guna memukuli dan menghancurkan segala sesuatu­
nya bila mahas,swa tidak mau meneriakkan dan me­
nyatakan perbuatan (misalnya rnenempelkan foto 
Shah) yang mendukung Shah . 
L Paul Balta dan Claudine RullE:aU, Iron Insurge, 
Pada hari Minggu dan Senin, 700.000 orang 
berdemonstrasi di Mashad, kota suci kedua Iran yang 
terletak di timur Teheran. Kekejaman pasukan di sana 
yang dipimpin Jenderal Azizi, Gubernur Militer, tak 
kalah hebatnya: di akhir November, di kantor polisi, 
tiga orang muda telah diperkosa di depan mata tokoh 
agama Mashad, Ayatollah Shirazi! Selama September 
dan Oktober diduga paling sedikit 40 orang yang mati 
ditembak. Banyak yang diculik. Bahkan mesjid­
mesjid juga diserang, salah satu yait.u yang me­
nyimpan makam Imam Reza (Imam ke-8). Mayai yang 
diounuh hanya boleh diambil sesudah  dibayar 5000 
Ryal oleh keluarga pada polisi. SA V AK juga telah 
menteror rakyat dengan mengatakan bahwa air mi­
num telah diracun oleh teroris di kota itu! 
Perang urat sarafjuga mereka lancarkan. Merekci 
mengatakan bahwa Ayatollah Ghomi, pemimpin 
agama lainnya di Mashad, telah bermimpi bahwa 
Imam Reza mengatakan supaya orang-orang jangan 
lagi menyerang Shah, sebab blla diteruskan maka 
takkan ada lagi agama Islam Shi'ah di Iran. Tentu saja 
Ayatollah Ghomi membantahl namun  seiebaran­
se!ebaran telah dibagikan oleh SA V AK ke penduduk. 
Satu perbuatan paling bodoh telah dilakukan 
dengan menyerangRumah Sakit 17 Chahi·'Ivar (Juraat 
Hitam, 8 September 1978). Seratus lima puluh orang 
berpakaian eipil dan seratus liina puluh orang berpa­
kaian militer menembak dengan senapan mesin ke 
arah orang-orang yang "dirawat maupun yang bekerja 
di situ. Empat orang mati, termasuk 2 anak-anak. Tu­
juh belas orang Iuka-Iuka, di ant&ranya 3 orang dokter. 
Kamar-kamar praktek dirusak dan 7 buah ambulans 
tak dapat dipakai lagi! 
Keesokan harinya pembalasan dari rakyat tiba. 
Mula-mula 20 orang tokoh agama menduduki se­
buah ruangan selama waktu tak terbatas, sehagai pro­
tes. Di muka rumah sakit dipasang spanduk-spanduk 
yang bertuliskan: "Mari lihat peradaban Agung". 
Bekas-bekas kekejaman pasukan dipamerkan untuk  
semua orang. Melihat itu para dokter' juga tak tinggal 
diam: mereka bicara di depan wartawan. Dokter Re­
zai berkata: "Memalukan sekali, mereka menembak 
anak-anak yang dirawat di bawah serum. Kami harus 
menyembunyikan orang-orang sakit dan memin­
dahkannya ke tingkat tiga, tapi di sana hujan-hujan 
peluru tiba." Seorang pemimpin SA V AK di Mashad 
yang datang untuk melihat, mati dibunuh rakyat yang 
mengenalinya. 
SOB tidak dapat disfarkan sebab seluruh orang 
termasuk pegawai televisi mogok sejak tanggal 6 
November. Mereka terus membuat film tapi hanya 
untuk dokumentasi, bukannya untuk disiarkan. 
Orang-orang tak takut pada SOB. pasukan mengalah, 
SOB diturunkan dari jam 9 menjadi jam 12 malam! 
d. Pemberontakan Para Dokter 
Tanggal 15 Desember dokter-dokter di kota itu , 
50IJ orang, berapat dan membuat pernyataan: "Se­
luruh dokter dan apoteker di Pro_vinei Khorasan ber­
gabung dengan rakyat dalam perjuangan mereka di 
bawah pimpinan Khomeini." Mereka meminia ke­
pada Prancis untuk merr.beri perhatian pada Ayatol­
lah Khomeini.Mereka juga berterima kasih padarak­
yat Prancis. Beberapa minggu sebelum kejedian itu, 
dokter-dokter masih pro Shah. Tapi sesudah  melihat 
kekejamannya, tak secrang pun yang menuujukkan 
dukungan mereka pada Shah. Hampir semu:inya be­
rontak 
Pada tanggal yang sama, di Prancis, Ayatollah 
Khomeini menganjurkan diadakannya hari berlr.a­
bung nasional, tanggal 18 Desember U178. Dokter­
dokter, yang hidup enak di Iran sebab bergaji besar, 
biasanya dianggap dekat de11gan Shah. Kali ini, tang­
gal 17 Desember, sekitar 3000 dokter Rumah Sakit 
Pahlavi (kini Khomeini) semuanya menyatakan du­
kungan mereka pada Khomeini.  
Seorang wakil mereka bahkan menyatakan pe­
rang. Begini kata dokter Rached itu: "Setiap hari, di 
seluruh kota dan desa di Iran, Shah inembunuh manu­
sia. Di setiap menit peluru mendesing. Rezim ini sama 
sekali tidak memperhatikan hak-hak manusia. 
Mesjid-mesjid, tempat suci, rumah sakit universitas 
diserang pasukan. Rakyat protes namun  diktator me­
maksa dan membunuh. Kami menuntut diakhirinya 
kediktatoran. Rakyat ingin kebebasan. Kini saatnya 
tiba untuk menegakkan kemb::ili demokrasi. Kami 
teruskan perjuangan sampai dengan kepergian 
Shah." sesudah  pidato itu, rumah sakit dipenuhi teria­
kan dokter-dokter: "Mampus Shah ." 
Dokter-dokter untuk melaksanakan tuntutan mereka melakukan beberapa hal: pemogokan prak­tek, hanya seivice urgent yang akan diladeni. Merelra tidak mau menandatangani surat keterangan kese­
hatan militer. Mereka lalu membentuk organisasi 
dokter se-Iran yang kemilitana:r.nya !seperti maha­
siswa. Seluruh dokter di Iran bergabung dengan rak­
yat untuk melawan Shah. 
Mulai saat itu beberapa fenomena baru mulai 
timbul: pasukan berani membangkang perintah atas­
an, bc1nyak yang rnelakukan deeersi. Malah ada yang 
melakukan sabvtase terhadap selurnh perintah atas­
an. 
Shah mencoba menemukan jalan keluar denean 
rencana membuat Penguasaan sipil. Tapi setiap kali gaga!. Tak ada yang mau. Atau bila ada yang se­tuju, langsung diprotes, bukan saja oleh kaum agama 
namun  pun oleh kelompok politik yang men­
dukungnya. Karim Sanjabi, yang dicalonkan untuk 
nienjadi perdana menteri , menolak; sebab selmuh 
usaha yang dilakukan tanpa persetujuan Kho­
meini dianggapnya akan gagal. Ia malah me­
lanjutkan: "Tuan, jalan yang terbaik untuk menda­
patkan jalan keluar, adalah kepergianmu." 
Majelis (Parlemene menyatakan diri bah1va me­
reka berlibur dari tanggal 2 1  Desember sampai 14 
Janueri 1979. Sekolah-sekolah dibuka tanggal 23 Desember sesudah  ditutup selama berminggu-minggu. Tanggal 24 Desember, Kedutaan Amerika dicoba diduduki oleh ribuan mahasiswa. Mereka melempar­.lemparkan batu dan bata. Mereka diusir o1eh marine dengan gas airmata. Selama 3 jam terjadi perkelahian 
antara penjaga keautaan dan mahasiswa. Sementara 
itu kantor perusahaan penerbangan Israel, El Al, di 
Teheran dirusak. Satu malam sebelumnya seorang 
wakil ·direktur perusahaan Amerika di Ahwaz di­
bunuh. Amerika, sesudah  Shah, menjadi musuh yang 
kedua bagi rakyat Iran. 
e. Pemogokan Nasional 
sesudah  kejadian ini , kegiatan demonstrasi 
mengendur. namun  pemogokan herjalan terus. Hal ini 
mengganggu j::ilannya ekonomi negara. Sekali lagi 
Penguasa Azhad memaksa pekerja untu k kembali bekerja, tapi tak digubris. Azhari ald1irnya merasa 
bahwa tidak dapat memerintah Iran lagi. 
Khomeini meminta kepada negeri-negeri yang 
berpenductuk c,rang-orarig Kristen di seluruh dunia, 
juga kepada negara-negara super power - melalui PBB - untuk membantunya dalam perjuangan opo­
sisi melawan Shah Iran. Teks yang dibuatnya menje­
lang Natal 1978 itu berbunyi: 
"Dengan nama · Tuhan Yang Maha Pengampun. 
Perdamaian dan Salam Suci kepada Yesus, putra 
Maria, utusan Tuhan, ycing membangkitkan orang mati dari mengawani orang hidup. P erdamaian dan 
Salam Suci bagi Ibu Maria, yang telah menerima 
hembusan Roh Kudus dan telah memberi kan putra­
nya bagi mereka yang mcmbutuhkan pengampunan 
Tuhan. 
"Kusampaikan penghormatan kepada tokoh aga­
ma, teolog, yang menang atas nafsu jahat ciemi peng­ajaran Y esus.  
"Atas nama rakyat Iran yang tertindas, saya minta 
pada kalian, bangsa-bangsa beragama Kristen, pada 
hari Suci ini, untuk berdoa bagi keselamatan bangsa 
kami yang ditindas oleh kekejaman Raja dan kami 
minta juga untuk berdoa bagi kepergiannya. 
"Saya minta, kepada kalian, negara-negara besar, 
untuk memperingatkan beberapa ·pemimpin negara Kristen yang dengan kekuasaan mereka membantu 
Shah yang menindas seluruh bangsa Iran. Pengajaran 
Yesus harap disampaikan pada mereka." . · Puncak kelumpuhan terasa sekali saat  para 
buruh minyak Perusahaan Minyak Nasional Iran 
(NIOC) dan para pekerja bidang pengangkutan: kapa! 
terbang (Iran Air), laut dan darat (kereta api) mulai 
ikut mogok total sebagai setiakawan dengan rakyat 
Iran lainnya. Tanggal 27 Desember 1978 seluru!J. eks­
por minyak lran terhenti. 
Pemogokan buruh minyak yang jadi lambang ne­
geri Iran menjadi perhatian internasiona!. Apa arti 
Iran tan pa minyak? U ntuk pertama kali sesudah  
jatuhnya Mossadeq, buruh-buruh minyak dan juga 
pemimpinnya yang mendapat gaji dan fasilitas yang 
terbaik jika dibanding dengan di bidang lain, mogok. 
Opini publik di dunia terbangunkan <lari keti­
dak-acuhannya terh,Hlap apa yang terjadi di Iran. 
Mereka mulai sadar bahwa yang terjadi saat ini dapat 
berakibat buruk pada rezim Shah. 
Sebetulnya, bila dilihat dari sudut ekonomi, pe­
mogokan di Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC) oleh bumh-buruhnya tidaklah beralasan. Bukan saja jaminan kesehatan, tempat berenang, kantin, sekolah, 
toko-toko murah dan liburan dijamin tapi juga gaji 
mereka cukup besar. namun  penduduk Abadan tidak­
lah lupa pembakaran gedung bioskop yang mengal!tar 
400-an orang terbakar hidup-hidup 3 bulan sebelum­
nya. 
Kebakaran itu menjadi awal pembangkangan 
mereka terhadap kekejaman rezim Shah. Sejak saat 
itn keadaan bcrubah. Ada kebencian yang membakar  
diri kaum buruh pengilangan minyak Abadan. Mereka 
yang sebagian besar bukan marxist dan anggota Par­
tai Komunis Tudeh itu, menuntut pembebasan selu­
ruh tahanan politik, berakhirnya SOB dan perginya 
seluruh orang asing yang bekerja di Iran. 1 
Situasi mak.in lama mak.in memburuk, anarki di 
mana-mana. Minyak yang biasanya mengalir dari 6 
juta barel menjadi 3,5 juta barel dan akhirnya tinggal 
300.000 barel per hari. Eksportasi barang non-minyak 
ikut merosot dahsyat dibandingkan tahun sebelum­
nya. Timbul kekurangan minyak di Iran, orang-orang 
harus antri. Rumah krumah banyak yang tak menda­
pat pemanas. Pabrik-pabrik tutup sebab di samping 
buruh mogok, energi penggerak juga sudah tak ada. 
Khomeini sendiri di samping menetapkan tanggal 
30 Desember H178 sebagai hari berkabung nasional 
untuk menghormati arwah korban yang t.erbur.uh se­
lama tahun 1978 tegas-tegas menyerukan: "Orang Iran 
harus mendukung para pemogok di industri minyak, 
membantu menemukan tempat Hnggal dan ke­
butuhan hidup mereka. Di setiap kota di provinsi · 
harus dihuat semacam kas penghimpun uang soli­
daritas bagi pemogok yang menderita untuk mem­
bantu Islam. Rakyat harus menolong, dengan segala 
cara yang mungkin, seluruh serdadu yang melarikan 
diri (desertir). Bangsa Iran harus tahu bahwa ada cu­
kup minyak dan gas bagi kebutuhan dalam !legeri dan 
negara. Ur.tuk membuat panik dan ketidakpuasan, 
Penguasa membuat seolah-olah tak ada persediaan 
minyak." 
Kekerasan militer mulai lagi. Belasan kota antara 
lain Shiraz, Teheran, Tabriz, Shapur, 11am, Khoram-
1. Ada perbedaan gi:ji yang besar sekali antara orang asing dan 
orang Iran. Misalnya gaji seorang teknisi Barat di peru,;ahaan 
penerbangan nasional Ira.i lran Air adalah 600.000 Ryal per 
bulan. sedang gaji seorang Iran yang memiliki kemam­
puan sama tak lebih dari 100.000 Ryal.  
shah, Rasht, Dadjerut dan Ghazvin tak luput dari 
kemarahan mereka. Di Mashad, jumlah korban yang 
jatuh besar sekali dan tak ada tempat perawatan lagi 
sehingga dokter harus mengoperasi pasien mereka di 
lorong-lorong rumah sakit. Dokter-dokter di kota itu, 
pada tanggal 1 Januari mengirimkan surat pada 
Sekretaris Jenderal PBB Kurt Waldheim agar ber­
usaha menghentikan kekejaman pasukan di kota itu 
dan di Iran pada umumnya." ..... Setiap hari kami me­
nyaksikan pembunuhar,-pembunuhan pada masya­
rakat tanpa senjata." Tulis mereka seolah-olah putus 
asa, menutup surat itu: "Tak ada jalan menghentikan 
kekejaman militer yang makin menghebat yang me­
rupakan tindakan 3emena-mena dan gila, di negeri 
ini !" 
Sementara itu ehe tci"'u.s mencooa menea:ri jalan keluar. Kali ini ia. berunding dengan Baktiar, seorang pemimpir. Front Nasional berusia 64 tahun. Orang borjuis besar, liberal ini menerima usul Sh2h meEki­
pun mendapat tentangan dari Front Nasional dan 
tokoh-tokoh agama. Tanggal 31 Desembe!" Jenderal 
Azhari mengu:ndurkan diri lantas pergi ke luar negeri. Baktiar menjadi Perdana Menteri meskipun ia lang­sung dikeluarkan dari partainya, Front Nasional.  
Suasana revolusioner menjadi semakin matang. Demoustrasi massa yang begitu · r.iassive menjadi pemandangan keseharian 
Di sekitar Monu­
men Shahiat, ra­
tusan ribu ma­
syarakat berde­
monstr as i me­
nyatak&n sikap 
mereka yang je­
las anti-Shah  
"Matilah Shah! AS . . 
kan tangan b 
- smgk1r-
Iran!" 
erdarahmu dari  
Demonstran b h 
gulingkan patueg et
1eh 
meng- 
Korban-korban berjat•1han. Namun demonstrasi itu tak kunjung padam 
pasukan dengan ganas me­
nembaki demonstran yang 
mengarus  
Masa jaya Shah Reza Pahlavi telah runtuh. 
Kepercayaan masyarakat kepadanya telah 
h i lang sama sekal i 
Poster Khomeini pun muncul di mana-mana seperti tampak dalam gambar besar di Mes­jid Qom ini  
Kedatangan Khomein; di