• www.coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

  • www.berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label hantu 2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hantu 2. Tampilkan semua postingan

hantu 2

1

Pengalaman ini tidak akan pernah aku lupakan, bertemu dengan hantu telah menjadi mimpi buruk setiap malam. Aku bukan seorang yang penakut, tidak juga dengan ketemu hantu namun kemunculan mereka kadang tidak pada saat yang tepat. Membuatku trauma dan ketakutan, mengalahkan daya logika ku bahwa mereka itu tidak nyata. Kejadian ini terjadi ketika aku baru saja pulang dari kampung halamanku, majapahit . Dari hutan larangan  aku pergi ke majapahit dengan travel, menuju bandara sukarno hatta dan kira-kira sekitar jam 23:30 malam aku sampai di bandara. Kulihat, hari itu tidak begitu ramai malah bisa di bilang sepi. Setelah check in aku masuk ke ruang tunggu. Saat itu pesawat yang di parkiran kosong, kulihat jadwal penerbanganku jam 2:30 pagi. Aku harus menunggu cukup lama disana, mataku mulai mengantuk. Aku mulai melamun sejenak, alasanku pulang ke majapahit  adalah untuk menemui ibuku yang masuk rumah sakit. Ingin rasanya aku segera sampai disana, maka dari itu aku mengambil penerbangan yang paling cepat hari itu. Aku terbangun sejenak, kulihat sebuah pesawat mendarat dan sayangnya itu bukan pesawat menuju ke majapahit . Aku kembali ke posisi ke semula dan memeluk tas ku lalu memejamkan mata. Entah berapa lama aku tertidur, dan tiba tiba aku terbangun. Suasana di sekitarku sangat sepi, aku melihat tidak jauh dariku duduk seorang bapak tua yang sudah tertidur pulas. Ku lihat jam, keberangkatanku hampir 1 jam lagi. Aku menarik resleting jaketku karena kurasa udara di dalam ruangan ini sangat dingin dan dingin nya tidak wajar. Membuatku harus bangkit dari tempat duduk karena tiba tiba saja aku merasakan mulas. Aku mencari toilet, dan toilet itu ternyata berada di lantai bawah. Aku bergegas masuk ke dalam toilet dan ku lihat, ada 2 bilik toilet yang terkunci rapat dari dalam. Membuatku harus menunggu sejenak, sambil menahan rasa mulas di perutku. Aku menebak nebak “di dalam bilik ini ada orang apa tidak ya ? namun kulihat pintunya tertutup, pintu toiletnya dilapisi kaca tapi di halangi oleh sesuatu yang agak buram. Aku menunggu di antara pintu toilet, aku tidak mendengar ada suara atau aktifitas apapun dari dalam toilet. Aku hanya mendengar suara kipas yang mendengung saja. Penasaran, aku melangkah maju ke salah satu pintu toilet itu. Ketika akan membuka gagang pintu itu, tiba tiba sebuah telapak tangan menapak menempel di kaca pintu. Sebuah telapak tangan terlihat jelas olehku, aku pun mundur perlahan. Aku pikir di dalam bilik itu memang ada orang, namun apa yang kulihat selanjutnya membuatku tidak percaya. Tiba tiba saja telapak tangan yang menempel di pintu kaca itu kini jari jarinya terlihat mulai memanjang. Memanjang terus ke arah atas sampai akhirnya muncul keluar dan terlihat olehku. Sebuah jari manusia, berada di ujung pintu itu dan menggenggam pintu itu lalu tangan itu membuka pintunya. Aku melihat pintu itu mulai terbuka dan di dalam toilet itu kosong tidak ada siapapun. Seketika bulu kuduk ku berdiri, aku pun memutuskan keluar dan pintu toilet satu lagi terbuka tanpa ada siapa-siapa di dalamnya. Tiba tiba saja terdengar suara tertawa, suara tertawa seorang wanita lesbi . Aku berlari keluar dari dalam toilet menuju ke ruang tunggu. Beberapa penjaga disana agak bingung melihatku terburu-buru namun jika aku ceritakan pasti mereka tidak akan percaya. Aku coba kembali duduk dan mencoba menenangkan diri dengan mendengarkan lagu dari handphoneku. Mataku mulai terjaga saat itu, jantungku pun berdegup cukup kencang. Alunin musik berdengung cukup keras di telingaku, aku benar-benar tidak konsentrasi. Bapak-bapak yang bersamaku pun sudah tidak ada lagi, aku benar-benar panik. Aku duduk paling belakang, dan bersandar karena di belakangku sebuah dinding kaca. Jadi aku dapat melihat seisi ruang tunggu itu, aku yang paling belakang jadi aku bisa memperhatikan kiri dan kananku. Namun tidak ada yang ganjil, jantungku mulai tenang dan ku minum air mineral yang aku bawa untuk lebih menenangkan diri. Setelah aku minum dan menyimpan botol ke dalam tas ku, tiba tiba ada yang menepuk-nepuk pundak ku dari belakang. Aku terdiam dan tidak lama, pundak ku kembali ditepuk dari belakang. Aku benar-benar tidak berani untuk menoleh, tidak mungkin ada yang menepuk pundak ku dari belakang karena jelas sekali dibelakangku itu hanyalah tembok kaca. Dan di kanan kiri ku jelas sekali tidak ada siapa-siapa, tepukan itu terus menerus menepuk pundak ku sampai akhirnya aku coba untuk berdiri dan astaga pundak ku ditahan oleh sebuah tangan. Aku merasakan sebuah tangan mencengkram pundak ku dengan sangat keras. Untuk berdiri pun sangat sulit, tangan itu mencengkram dan menahan pundak ku. Aku berusaha melepaskan cengkraman itu dengan menggerak-gerakan badanku. Namun tetap tidak bisa, aku pun memaksakan diriku untuk berlari dari tempat duduk ku. Aku pun terjatuh, aku lihat ke belakangku tidak ada apa-apa. Aku segera pindah ke dekat pintu yang ada penjaga nya. Untungnya pesawat menuju majapahit  sudah datang, tidak lama dari kejadian itu. Aku masih beruntung tidak melihat sosok wajah atau wujudnya. Namun hanya tangan saja, aku sudah ketakutan dan sejak saat itu aku tidak berani lagi untuk melakukan penerbangan pagi.




2



Hari ini adalah hari awal aku masuk sekolah setelah libur panjang kenaikan kelas. Namaku nyi girah. Aku duduk di kelas 1 SMA PERWIRA HUSADA. Aku berjalan melewati koridor kelas yang cukup panjang dengan langkah santai. Dari kejauhan ku lihat anak-anak berkerumun di depan kelasku. Aku berlari dan mencari tau apa yang terjadi. "Ada apa sih Nit..??" tanyaku pada Nita. "?Ada yang kesurupan, tribuanatunggadewi.." Balasnya. "Kok bisa sih? Atau jangan-jangan dia duduk di bangku kosong depan bangkuku..??" tanyaku detail. "Sepertinya sh gitu nyi girah.." Jawab Nita singkat. Tiba-tiba anak yang mengerumuni tribuanatunggadewi itu serentak terpental. "Kekuatan tribuanatunggadewi hebat banget.." Teriak Anton yang tersungkur pada sebuah pot bunga. tribuanatunggadewi pun tiba-tiba pingsan. Anak-anak membawanya ke ruang UKS karena guru belum ada yang berangkat. Berbagai hal aneh selalu terjadi, jikalau bangku di depanku ini ada yang menduduki. Sudah 10 kali kasus seperti ini terjadi. Aku tak habis pikir, kenapa bangku itu selalu membuat masalah. Di saat aku melamunkan perihal bangkul ini, tiba-tiba Rere sahabat baikku datang. "kenapa kamu..??" Tanyanya sambil menepuk pundakku. Seketika itu aku terperanjat. Aku menatap Nita tajam. "mm, kamu tahu sesuatu tentang bangku ini gak..??" tanyaku serius sambil menunjuk bangku di depanku itu. Rere menatap mataku seakan menyelidik apa yang ada di otakku, Lalu tangannya dilambai-lambaikan tepat di depan mukaku. "ih, apaan sih kamu Re? Gak jelas banget deh.." ocehku kesal, karena Rere seakan meledekku. "Aku gak tahu persis sih. Tapi aku pernah denger cerita orang, kalau bangku ini itu bangku terlarang. Disebut terlarang karena dulu, kira-kira 5 tahun yang lalu ada seorang murid perempuan, dia sangat cantik dan pintar. Lalu di antara teman-temannya ada yang tidak menyukainya. Dan dia akhirnya dibunuh oleh temannya itu. Semua kejadian itu terjadi di bangku ini.." ucap Rere panjang lebar. "terus, terus, terus..??" tanyaku semakin penasaran. "Ya, terus karena murid cantik itu merasa ini bangkunya, jadi gak ada seorang pun yang boleh duduk di bangku ini.." jelasnya lagi semakin serius. Sesaat aku menoleh ke seluruh penjuru kelas. Ku lihat anak-anak yang lain masih berkerumun menceritakan perihal tribuanatunggadewi yang kesurupan pagi tadi. "tan ada darah.." bisik Rere pada telingaku. "Mana Re? gak ada apa-apa kok.." balasku selagi membetulkan kerudung putihku. "Lihat deh darah itu deh masih segar..!?" Tegas Rere ketakutan. Mendadak wajahnya pucat pasi seperti mau pingsan. Aku melihat sekitar bangku terlarang itu. Ternyata setelah aku teliti memang ada bercak darah segar di bangku itu. "Perasaan tadi bangku itu bersih, kok tiba-tiba ada darah ya..??" batinku. Semenjak kejadian itu, kami sering dihantui oleh hantu bangku terlarang itu. Situasi ini memancing kami untuk menjadi detektif dadakan. Semua hal yang berkaitan dengan bangku terlarang itu kami selidiki satu per satu dengan detail. Hingga pada suatu hari ketika aku sedang belajar di kelas badanku terasa dingin dan lelah. Seketika itu pula aku melihat kejadian tragis yang menimpa seorang gadis lesbi . Mungkin dia adalah pemilik bangku terlarang itu. Aku melihat jelas ketika gadis lesbi  itu sedang duduk membereskan alat tulisnya, dan tiba-tiba muncul seorang yang ingin membunuhnya. Awalnya dia berusaha berlari dan mencari pertolongan. Namun apa daya, karena sekolah sudah sepi. Akhirnya ia terbunuh. Kepalanya dipenggal. Tubuhnya terkulai lemah di bangku itu. Dan kepalanya disimpan di koper yang berada di gudang. Orang yang membunuhnya tak lain adalah teman sebangkunya yang sirik terhadap dia. Aku tak tega melihat semua ini. Aku menangis seketika melihat peristiwa ngeri ini. Tiba-tiba gadis lesbi  tanpa kepala mendekatiku. Aku hampir pingsan dibuatnya. Aku takut setengah mati, tapi aku juga merasa kasihan. Dan aku tahu tujuan gadis lesbi  itu mendekatiku adalah untuk meminta bantuanku menemukan kepalanya dan menguburkannya dengan sewajarnya. Aku menceritakan apa yang kualami siang itu pada Rere. Kami berusaha mencari kepalanya. Seluruh penjuru gudang kami obrak-abrik. "Ta, koper itu bukan..??" Rere menyeretku menuju koper di pojok jendela. Setelah kami buka, ternyata benar. Di dalamnya ada kepala manusia yang usang dan sudah berubah menjadi tengkorak kepala. Kami pun membawanya ke halaman sekolah dan menguburkannya dengan layak. Dan kami pun mendoakannya. Sesaat setelah itu, munculah gadis lesbi  yang cantik di depan kami. Dia mengulurkan tangannya pada kami. Dan dia mengucapkan terima kasih, karena telah menguburkan kepalanya. Kami pun menjabat tangannya dan tersenyum. Tidak lama kemudian gadis lesbi  itu menghilang. Setelah kejadian itu kami tidak dihantui hantu bangku terlarang lagi. Kini bangku itu aman diduduki oleh siapa saja karena arwah gadis lesbi  itu telah tenang setelah kami menguburkan kepalanya sore kemarin di halaman sekolah.  .


3


Namaku tribuanatunggadewi , pengalaman ini aku dapatkan beberapa tahun yang lalu. Walaupun sudah cukup lama namun kejadian itu belum bisa aku lupakan, kejadian itu pasti tidak akan terjadi jika ibuku tidak pulang larut malam. Ibu merupakan seorang wedding singer atau penyanyi di acara sebuah pernikahan, walaupun sudah separuh baya namun suara ibuku tetap bagus dan dia juga tidak ketinggalan jaman. Tidak hanya lagu adat sunda atau lagu-lagu jaman tempo dulu saja yang bisa dinyanyikan olehnya. Ibu juga sangat hapal lagu-lagu dijaman sekarang. Oleh karena itu, aku sangat bangga pada ibuku. Apalagi ibu menjadi wedding singer karena ingin membantu ayahku bekerja. Kalo sedang ada job, ibu bisa pulang malam hari seperti saat kejadian itu. Ketika itu, ibu sedang ada job panggung di acara hajatan didaerah rumah kami. Karena acara hajatan nya berlangsung hingga malam hari jadi dia pun baru selesai sekitar jam 11.50 malam. Aku ingat sekali jam nya karena saat itu ada panggilan telepon masuk. Aku yang sedang tidur jadi terbangun karena suara dering telepon, dan suara dering telepon berhenti mungkin telepon sudah diangkat oleh ayah. Tidak lama, aku mendengar suara langkah ayah menuju kamarku, ayah mengetuk pintu dan berkata kalo ibu sudah siap untuk dijemput. Ayah mengajak aku untuk ikut, ayah khawatir kalo meninggalkanku sendirian dirumah. Mau tidak mau, aku menuruti perintah ayah dan berjalan mengikutinya dengan malas ke dalam mobil. Ketika kami sudah keluar komplek rumah, ibu mengirim sms. Ibu memberitau kami tempat dimana hajatan itu sedang berlangsung. Aku belum pernah pergi ke daerah itu, begitupun dengan ayah. Jadi kami menghabiskan waktu berputar-putar mencari jalan. Setelah sempat menyasar beberapa kali, akhirnya kami sampai di jalan tempat hajatan ibu. Ada yang aneh dengan daerah ini, jalanan ini tampak berbeda seperti jauh lebih menyeramkan dari jalan-jalan yang tadi kami lewati. Aku pikir, mungkin karena saat itu sudah jam 1 malam jadi terasa menyeramkan dan lagipula daerah ini baru pertama kali aku singgahi. Pemandangan di kiri dan kanan jalan terlihat sangat asing dimataku. Tiba-tiba, mobil berhenti mendadak. Aku tersentak dari kursi penumpang, untung saja aku memakai sabuk pengaman. Ayah meminta maaf padaku dan setelah memastikan aku tidak terluka. Ayah melihat kedepan dengan marah sambil memberikan klakson beberapa kali. Aku melihat ke jalanan didepan, disana ada seorang wanita lesbi  sedang berdiri diam. Ayahku kembali mengklakson tapi wanita lesbi  itu tidak mau menyingkir juga. Akhirnya ayahku turun dari mobil, ayah bilang untuk tetap dimobil dan mengunci pintu. Aku pun menuruti perintahnya, dari dalam mobil aku melihat ayah berbincang dengan wanita lesbi  itu. Aku memperhatikan penampilannya, wanita lesbi  itu memakai jaket dan daster seperti orang hamil. Dia juga membawa tas jinjing ditangannya, tiba-tiba ayah kembali berjalan ke arah mobil. Wanita itu mengikutinya dengan perlahan dari belakang. Aku menurunkan kaca jendela dan bertanya apa yang terjadi, dan ayahku bilang kami akan mengantar wanita lesbi  itu. Kata ayah, wanita lesbi  itu satu arah tepat dengan hajatan ibu. Dia berjalan karena sudah tidak ada lagi kendaraan, karena kasihan ayahpun menawarinya untuk mengantar sampai rumahnya. Ayah membukakan pintu belakang mobil dan wanita lesbi  itupun masuk dan duduk dibelakangku. Aku merasa ada yang aneh dengan wanita lesbi  itu. Aku memperhatikan wanita lesbi  itu lewat kaca spion, dia tampak pucat sambil berkeringat dingin dan lama kelamaan tercium bau amis dari tubuhnya. Astaga, bau amis yang tercium makin menyengat dan perutku pun jadi mual. Aku ingin menyampaikan keluhku, tapi takut dia tersinggung jadi aku diam saja sambil memejamkan mata dan mendengarkan musik dari hapeku. Tapi sekeras apapun usahaku untuk mengalihkan perhatian tetap saja bau amis wanita lesbi  itu tidak dapat hilang. Aku jadi bertanya-tanya, apa ayah juga mencium bau ini? tapi pasti ayah juga tidak sampai hati untuk memberitau hal ini kepada wanita lesbi  itu. Tiba-tiba mataku bertemu dengan mata wanita lesbi  itu di spion, wanita lesbi  itu tersenyum dan aku langsung membuang pandanganku karena ketakutan jadinya aku hanya memperhatikan jalan didepan. Mendadak ada yang aneh dengan cara menyetir mobil ayah, mobil ini mulai miring ke kiri dan hampir menabrak pembatas jalan. Aku melihat ke samping dan aku melihat pemandangan yang mengerikan, wanita lesbi  itu mencekik ayahku dari belakang. Ya tuhan, aku mencoba melepaskan cekikan tangan wanita lesbi  itu dari leher ayah tapi tidak bisa. Cengkraman wanita lesbi  itu sangat kuat, aku reflek menjambaknya sambil membaca doa yang aku hapal untuk mengusirnya. Karena aku tau, wanita lesbi  ini pasti bukan manusia dan seketika wanita lesbi  itu melepaskan cengkramannya dari ayah dan minta diturunkan. Ayah langsung menghentikan mobil, saat kami melihat ke belakang ternyata wanita lesbi  itu sudah hilang. Kami langsung keluar dari mobil karena tidak tahan dengan bau amis yang masih tercium. Anehnya di jalan tempat kami berhenti itupun terdapat bau amis yang sangat menyengat. Kami berdua masih terdiam diluar mobil, aku tidak mau mengeluarkan sepatah katapun setelah mengalami kejadian tadi. Setelah cukup tenang, ayah memintaku untuk masuk kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan kami dan tidak lama kami pun sampai ditempat hajatan ibu. Kami pun menceritakan apa yang baru saja terjadi, bahkan para warga pun ikut mendengarkan cerita kami. Ternyata menurut seorang pengakuan warga, kemarin malam ada seorang wanita lesbi  yang hamil 8 bulan tewas dijalan itu. Wanita itu diusir oleh pemilik kontrakan karena hamil diluar nikah dan sudah menunggak berbulan-bulan. Ketika dia sedang berada ditengah jalan untuk mencari tumpangan, lalu ada truk yang lewat namun karena supir truk sudah mengantuk. Dia malah menabrak wanita lesbi  itu, wanita lesbi  malang itupun tewas ditempat dan karena takut ada yang melihat. Sang supir itupun membuang mayatnya ke sungai citarum dan esok paginya mayat wanita lesbi  itu ditemukan. Aku melihat wajahnya, dan memang benar dia yang kemarin duduk dibelakangku.



4




. Namaku Eka aku seorang mahasiswi, entah sejak kapan aku menjadi orang yang latah. yang aku ingat, sejak SMA aku sudah dikenal latah oleh teman temanku dan karena itu jadi sering dijahili. aku hanya akan latah ketika aku kaget tapi masalahnya aku gampang sekali kaget. Biasanya aku akan mengatakan kata-kata yang tidak pantas atau kata-kata kebun binatang ketika latah. Namun pernah suatu ketika aku latah, aku tidak menyebut kata kata tersebut. Malah menyebutkan sebuah mahluk halus yang ternyata hal itu membawaku kepada sebuah kejadian yang menakutkan. Saat itu aku baru pulang kuliah sebenarnya aku sudah selesai kuliah dari sebelum Maghrib. Namun aku nongkrong dulu di kos an teman Dipatiukur. Tidak terasa sudah jam 11 malam lebih, Karena sudah larut aku pun berpamitan dengan temanku lalu mengarahkan motorku menuju rumah. Aku ingat udara malam itu di hutan larangan  sangat dingin. Jalanan masih agak ramai dengan mobil, namun jarang sekali ada pengendara motor. Karena terlalu fokus dengan dinginnya malam, aku jadi lupa kalo dari kemarin aku belum sempat mengisi bensin motorku. Aku pun baru teringat ketika sudah setengah perjalanan, karena seingatku didepan sudah tidak ada lagi SPBU yang buka. Aku pun memutuskan balik arah ke SPBU yang buka 24 jam yang tadi aku lewati. Ketika sampai, aku tidak langsung mengarahkan motorku ke tangki pengisian bensin. Melainkan menghentikannya dulu ke pinggir untuk pergi ke toilet. Udara dingin membuatku ingin buang air kecil, suasana SPBU saat itu sepi dan sunyi. hanya ada sebuah mobil sedan yang sedang di isi bensin nya. Karyawan yang berjaga pun hanya 2 orang, satu sedang mengisi bahan bakar mobil sedan itu dan satunya lagi sedang duduk santai dikursi. Setelah menanyakan arah toilet, aku pun berjalan dengan cepat karena udara sangat dingin. Aku juga sudah kebelet. Ternyata arah toiletnya menjurus ke arah paling belakang dan toilet itu berada tepat dengan kebun kosong. Aku berjalan ke arah pintu toilet, Namun tiba-tiba. "Eh pocong... eh pocong..." ternyata sebelum aku membukanya pintu toilet itu sudah dibuka terlebih dahulu oleh Ibu-ibu. "iya pocong... iya pocong... eh.. eh.." Aku masih kaget dan latah. Jantungku mau lepas rasanya, entah kenapa secara reflek aku menyebutkan kata pocong. Melihat aku kaget dan latah, Ibu itu pun pergi sambil ketawa. 'Sial, Gue diketawain' kata ku kesal dalam hati, akhirnya aku masuk ke dalam toilet. Agak takut juga sendirian di toilet umum di tengah malam. Mana salah satu lampu toilet ini mati lagi, tapi ya mau gimana lagi. Aku pun secepat mungkin menyelesaikan ritual ku. Tiba-tiba, "Eh pocong... Apaan itu... eh.. Siapa tuh?" aku melihat ke belakang. Suara itu berasal dari salah satu bilik dari dalam toilet itu. Kebetulan pintu bilik itu terbuka dan aku melihat... ternyata sebuah kain jatuh. Ketika selesai, aku pun berniat mencuci tangan di wastafel. Saat berjalan, entah kenapa aku merasakan bau yang tidak enak. Samar samar aku mencium bau *Daun Pandan* aku kira itu adalah bau sabun di wastafel. Tapi setelah aku periksa, tidak ada sabun apapun di wastafel itu. Aku pun mencuci tangan, namun tiba-tiba di Cermin itu mataku menangkap pantulan sosok putih. Sedang berdiri di pojok toilet, Jantungku seperti mau copot. 'Ya Tuhan,' Gumamku kepada diri sendiri. Aku langsung membuang pandanganku ke bawah, rasa penasaran membuatku ingin memastikan sosok putih apa yang kulihat tadi. Aku pun dengan bodohnya melihat ke belakang dan astaga... ada pocong dibelakangku. Mukanya hitam legam, tiba-tiba dia membuka matanya dan melotot kepadaku. di sekeliling matanya ada lingkaran bulat warna hitam, pocong itu memandang tajam kepadaku. Pocong itu melayang mendekatiku, aku langsung berlari kabur. Aku berteriak sambil lari sekuat tenaga, 'di toilet ada pocong' kataku tidak beraturan sambil berlari ke arah dua orang karyawan SPBU. Setelah menenangkanku keduanya langsung memeriksa toilet dan meninggalkanku seorang diri diluar. Mobil sedan tadi sudah pergi, aku menunggu dengan keadaan gelisah. Aku takut kalo pocong itu tiba-tiba muncul dihadapanku lagi. Tidak lama mereka berdua keluar dan mereka bilang tidak melihat apa-apa. Singkat cerita aku langsung tancap gas dari SPBU itu setelah bensin motorku terisi. Aku mengendarai motor dengan gemetar karena masih ketakutan. Karena tidak ingin berlama-lama dijalan aku pun mengebut yang penting cepat sampai dirumah. Tidak lama kemudian aku pun sampai dirumah, lalu Ibuku datang dan bertanya kenapa nafasku ngos-ngos an. Aku bilang tidak ada apa-apa, aku tidak ingin menceritakan apa yang aku lihat kepada Ibu. Lalu ibu bilang wajahku merah dan bertanya apa aku sakit. Aku bilang tidak kenapa dan langsung masuk ke kamar. Aku menyalakan lampu kamar dan langsung berbaring di kasur. Aku merasa sangat pusing, aku memegang keningku dan terasa panas. Tidak lama aku pun tertidur, aku tersadar ketika aku mencium Bau Pandan yang sangat menyengat. Aku berpikir mungkin ibu sedang memasak nasi untuk ku. Tapi tiba-tiba aku mendengar ada suara. Mendengar suara itu yang pertama kali muncul di benak adalah bahwa aku lupa menutup gorden kamar. Aku pun melihat ke jendela, ada tali yang bergerak maju mundur disudut bawah kaca kamarku. Tiba-tiba tali itu naik dan aku melihat sebuah ikatan. Ikatan itu melilit dan terlihat sebuah kepala. Ya ampun, pocong yang tadi muncul di jendela kamarku. Pocong itu memandangku dengan tajam sambil matanya melotot. Kemudian dia membenturkan kepalanya ke kaca. Aku segera memejamkan mata hanya itu yang bisa aku lakukan karena aku tidak bisa bergerak. Aku juga tidak bisa teriak, aku membaca ayat-ayat suci dan akhirnya suara itu menghilang. Bau Daun Pandan itu juga menghilang. Sepertinya pocong itu telah pergi, aku juga tidak berani melihat ke kaca. Aku berusaha keras untuk terlelap karena pusing dan sangat lelah tak lama aku pun tertidur. Esok pagi nya aku terbangun dengan keringat membanjiri seluruh badan, kata ibu mungkin aku masuk angin. Tapi badanku terlalu lemas untuk sekedar dikatakan masuk angin. Akhirnya aku pergi ke dokter, dan dokter bilang aku kena gejala Tipes. Aku pun ijin untuk tidak masuk kuliah selama seminggu. Mungkinkah karena aku terkena demam aku jadi membayangkan pocong itu. Setelah merasa sehat, aku pun kembali ke SPBU itu dan mencari tau. Baru kemudian aku mendapat cerita, Kalo di kebun dibelakang SPBU itu pernah ada jenazah laki-laki yang dibuang. Jenazah itu baru ditemukan setelah meninggal selama 3 hari. Kalo kata temanku yang bisa melihat mahluk halus, jangan suka menyebut mahluk halus. Apalagi di tempat yang gelap dan angker karena itu bisa menjadi sugesti dan didatangi langsung oleh mahluk halus tersebut. Tapi bagi yang penasaran dan mau lihat mahluk halus itu, ya banyak-banyak aja menyebut mahluk halus ini di tempat gelap.



5



Aku akan menceritakan sebuah cerita yang mungkin akan mengubah pemikiranmu bahwa tidak semua cerita dongeng akan berakhir dengan bahagia.. Suatu hari hiduplah seorang pedagang dengan seorang anak yang berparas cantik bernama Violina grace atau biasa disebut Beauty oleh kebanyakan buku dongeng anak berisi cerita yang membosankan, jika aku melanjutkan sesuai dongeng akan seperti ini.. Beauty memiliki dua saudara bla bla bla bla.. Dengarkanlah ceritaku baik-baik karena inilah kebenarannya.. "Ayah akan pergi berdagang ke pasar apa yang kamu inginkan jika Ayah pulang nanti Grace..??" "kebetulan sekali aku sedang ingin memiliki gaun dan sepatu baru karena besok aku akan menghadiri sebuah pesta di kerajaan sebelah Ayah.." "kau menyamar menjadi bangsawan lagi Grace? Apakah kau tidak tahu, Ayah bekerja keras untuk menghidupimu mengapa kau selalu tak merasa cukup hah.." "kenapa Ayah marah? Ayah sendiri yang menawariku untuk memesan sesuatu bukan? Cepat pergi dan belikan aku gaun dan sepatu baru.." Sang Ayah pun pergi berdagang ke pasar namun apa daya cuaca tidak mendukung. Dia pulang tanpa membawa apa-apa. Akan tetapi di tengah perjalanan dia mengalami kecelakaan, semua barang dagangannya jatuh ke sungai dan terbawa oleh derasnya arus sungai. Sang Ayah putus asa dan berjalan memasuki hutan, di tengah rimbunnya hutan dia menemukan sebuah istana. Yah, sebuah istana yang terlihat sangat megah nan menyeramkan. Dia memutuskan untuk masuk ke dalam istana berharap ada raja yang baik hati tinggal di sana sekedar untuk menolongnya. Sepi. Seperti itulah suasana yang tergambar di dalam istana. Sang pedagang berjalan-jalan mengitari istana namun tidak menemukan apa-apa. Sebuah sorot mata terlihat dari tribuanatunggadewing-tribuanatunggadewing gelap istana. "booo.." sesosok mahluk berbulu lebat mengagetkan si pedagang dengan tatapan mengerikannya. "ss..siapa kau..??" "selamat datang tuan, mau cari mati atau selamat ??" tanya mahluk mengerikan itu dengan nada tawaran. "tentu saja aku ingin selamat! Tolong ampunilah aku monster.." "hahaha!! Aku adalah Roy Estrama atau biasa dipanggil Beast. Kau memanggilku monster karena aku menyeramkan bukan? Jangan salah sangka! Aku adalah pangeran yang dikutuk oleh penyihir bang*at..!!!" suara parau monster itu diiringi geraman menggema ke seluruh istana. "apa yang kau inginkan dengan istanaku tuan pedagang? Ku harap kau pulang saja sebelum aku makan isi kepalamu itu..!!" lanjutnya. "anakku, anakku menginginkan sebuah gaun dan juga sepatu baru untuk mendatangi pesta di kerajaan sebelah namun aku belum membelikannya. Pasti dia akan memarahiku jika aku pulang tanpa membawa pesanannya itu.." "siapa nama anakmu tuan pedagang..??" "Violina Grace, orang-orang biasa memanggilnya Beauty.." "uhm menarik, bawalah dia ke mari dan ambilah gaun dan sepatunya sendiri. Aku akan memberinya apapun agar dia tidak lagi menyakitimu dan ku jadikan ia istriku.." Sang pedagang pulang dan memberitahukan hal ini kepada Beauty. Beauty sangat senang dan meminta Ayahnya untuk menunjukkan jalan. "akhirnya aku bisa menjadi putri walaupun harus menikah dengan si monster buruk rupa itu.." Dengan langkah tergesa-gesa Beauty memasuki rimbunnya hutan seperti yang Ayahnya bilang sewaktu di rumah. Benar saja, dia menemukan sebuah istana megah nan elok. Mungkin saja Beast sudah menyiapkan semuanya agar Beauty tidak merasa takut. "halo? Ada orang di sini..??" sapa Beuty lembut. "tunggu sebentar nona aku datang.." jawab seseorang dari balik pintu. "ku harap kau tidak akan takut kepadaku nona.." Sesosok mahluk tinggi besar dengan bulu lebat mengelilingnya membuka pintu dengan perlahan. "astaga.." hampir saja Beauty menjerit namun dia berhasil menahannya. "apakah kau terkejut dengan tampangku ini? Kalau kau takut pulang saja biar ku berikan gaun sepatu dan seluruh istana ini kepada wanita lesbi  lain.." "tidak, aku tidak takut denganmu. Aku tahu kau adalah seorang pangeran yang dikutuk oleh penyihir bukan? Biarkan aku membantumu.." "baiklah kalau begitu, mari kita menikah.." Pesta pernikahan dilangsungkan dengan mewah. Semua orang diundang ke istana termasuk Ayahnya. Beast dengan setelan jas yang terlihat tidak buruk dan Beauty dengan anggunnya berada di samping Beast. Semua tamu datang bukan karena menghormati kerajaan Beast. Namun karena surat ancaman jika tidak menghadiri pesta ini maka beast akan memburu mereka satu persatu. Setelah semua pesta berakhir malam pun tiba. Beast bertanya kepada Beauty sekali lagi agar memastikan apakah Beuty bersedia melakukannya atau tidak. " maukah kau melakukan ini untukku..??" "dengan senang hati suamiku.." Beast memeluk erat tubuh Beuty, sangat erat. Dia menancapkan kuku-kuku tajamnya di dada Beuty dan mengambil jantungnya. "yang ku butuhkan agar aku kembali menjadi manusia adalah ini.." .



6


Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri dulu, nama saya Farid. Saya terkenal diteman-teman dekat memiliki kemampuan supranatural dan saya sadar punya kemampuan itu semenjak smp. Saya mengalami banyak peristiwa aneh, misterius, horor dan gaib. Ada banyak cerita sebenarnya tapi saya akan menceritakan satu kisah tentang rumah angker yang ada dikampung teman saya. Namanya heru, waktu itu sekitar tahun 2006 umur saya sekitar 21 tahun. Saya lagi nongkrong diwarung depan rumah heru. Sambil sesekali menegak kopi hangat diwaktu itu baru selesai hujan. Saya dihampiri oleh 2 orang sahabat saya heru dan jaya. Kelihatan mereka mengajak seorang teman lagi sambil memperkenalkan diri, dia bernama anto dan dia seorang mahasiswa yang baru ngekost dibelakang rumah jaya. Sambil memperkenal anto, jaya dan heru memberitahu maksudnya anto menemui saya. Ternyata mereka lagi ngobrol soal hantu dan kebetulan menurut mereka saya adalah pakar dibidang itu. Kebetulan hari itu malam jumat, anto ingin sekali melihat bagaimana wujud hantu atau jin itu. Saya langsung menolak, saya bilang "ah aku nggak mau, aku nggak mood, kalau mau cari begituan coba aja cari dikuburan sendiri, inikan malam jumat juga" begitu kata saya. Tapi anto ingin sekali, heru dan jaya pun ikut-ikutan merayu saya. Saya bilang emang kalian berani?, mereka menjawab berani tentu harus dengan saya. Kemudian saya bertanya memangnya kalian sudah punya tujuan mau cari dimana?. Heru kemudian mengusulkan kerumah tua yang hampir rusak bangunannya itu di pinggir kampungnya dan kemudian kami pun berangkat. Setelah sampai di rumah itu memang saya menangkap kesan mistis tapi entahlah saya semacam kebal terhadap hal seperti itu. Sepertinya mereka menyembunyikan diri dari saya, tapi berbeda dengan ke tiga kawan saya ini. Saat mau masuk ternyata rumah itu terkunci gerbangnya dan ada tetangga rumah itu yang menyimpan kuncinya. Heru pun minta ijin untuk memasuki rumah itu kepada si bibi yang menyimpan kunci gerbang rumah tersebut. Sebelumnya dia malah menasehati kita agar mengurungkan niat, sebulan sebelumnya ada kakek tetangga si bibi lewat disana saat magrib tiba-tiba ada yang mendorongnya sampai sakit selama sebulan, kebetulan kakek itu keluar rumahnya dan membenarkan cerita itu. Tapi 3 anak itu tak mengurungkan niatnya sama sekali. Kami pun memasuki rumah itu, saya langsung mengajak mereka langsung kehalaman belakang karena merasa mereka akan muncul disana. Benar saja kami melewati sebuah tribuanatunggadewing untuk kehalaman belakang, saya sampai lebih dulu kemudian disusul heru kemudian jaya dan si anto yang ingin melihat hantu malah masih ketakutan sambil memegang pintu gerbang tidak berani masuk. Tapi saat jaya baru setengah perjalanan tiba-tiba dia lari kencang keluar rumah itu, melihat jaya lari, heru pun balik badan dan lari juga tapi sampai beberapa meter langkahnya terhenti dan kemudian dia berkata, "rid ada yang hadang saya nih, tolong" dengan tenang saya langsung pegang heru dan saya melihat heru sebenarnya sudah setengah kerasukan. "kalau kalian tiba-tiba melihat penampakan dan merasa pusing bisa dipastikan kalau kalian sudah setengah kerasukan". Disaat itu saya langsung menjadikan heru sebagai mediasi, saya bertanya apa saja yang dia lihat. Dia melihat seorang wanita lesbi  memakai kebaya putih dengan bawahan kain mukanya pucat sedang melotot padanya, ada raksasa tinggi besar mukanya seram, kepala bertanduk dan bertaring seakan sedang marah pada kami dan banyak lagi yang ada didalam rumah itu. Cuma saya tidak gegabah untuk menyerang mereka. karena niatnya kan hanya untuk melihat, saya pun mengajak heru kembali keluar rumah itu. Saya bilang jangan lari nanti kamu diserang, dia pun jalan disebelah saya sambil sesekali melihat kedalam rumah itu lewat jendela yang rata-rata sudah jebol, sampai digerbang. Saya menyuruh heru mengunci kembali gerbang itu sambil gemetaran tangannya menguncinya tapi macet, ternyata wanita lesbi  berbaju kebaya itu sedang ada dihadapan heru. Saya pun terpaksa melompat pagar dan menguncinya dari dalam, saya rada kesal dengan si anto, dia punya niatan malah nggak ikut, saya sumpahi nggak bakal tidur tenang malam itu. Malam itupun berlanjut kita ngobrol dan heru masih kelihatan ketakutan cuma gelagatnya sudah tidak beres, positif dia sudah kerasukan. Saat itu saya kembali mengajaknya ke warung kopi depan rumahnya. Setiba diwarung kopi tiba-tiba si heru berbicara padaku "rid, dia ngikuti kita tuh, tuh saya dipanggil. Dia dipojok gang itu, dia marah sama kita" dan dia bilang lagi ayo kita minta maaf, kita harus kesana lagi, ke rumah itu. Kita sudah salah ganggu mereka terus saya menimpali heru "ru kita ini manusia derajatnya lebih tinggi lagian kan tidak ngapa-ngapain disana", saya sih ogah minta maaf sama setan. Ayo lah rid saya mohon, tuh si tanduk besar itu masih melotot di ujung gang. Dia mau jemput saya katanya, apa boleh buat akhirnya saya menuruti permintaan heru. Tapi untuk menuju kesana saya berputar lewat jalur yang lain, saya rencana ingin menyadarkan heru. Setelah sampai di depan masjid saya pun bilang kepada heru bahwa saya ingin buang air kecil. Heru pun menurut masuk ke masjid, saya segera ambil air wudhu dan mendatangi heru. Saya pegang kepalanya dan membaca basmallah saya mengeluarkan energi tenaga dalam saya. sontak heru kemudian teriak mengerang dimasjid seperti binatang, sambil giginya beradu dan matanya menjadi menyala merah dan tangannya sesekali mencakar keramik masjid sampai berbunyi. saya agak kaget karena baru pertama kali melihat seperti ini. Biasanya korban kesurupan yang saya tangani cuma teriak kesakitan tidak ada mencakar atau matanya bersinar. Setelah beberapa menit tidak sulit untuk mengusirnya. Saya berbisik kepada jin yang merasuki heru agar keluar atau saya bikin lebih menderita lagi, setalah itu heru pun teriak terakhir "rid sakit lepasin, tolong lepasin dan dia menepis cengkraman tangan saya dikepalanya. Memang sih cengkraman tangan saya keras dan menyakitkan apa lagi untuk orang yang kerasukan beberapa kali lipat sakitnya. Saya pun bertanya "kamu sudah sadar sob" dia menjawab sambil bingung, kenapa saya ada dimasjid. Lalu saya menjelaskan bahwa dia tadi kerasukan. Dan saya menanyakan dimana dia terakhir kali mengingat sesuatu, ternyata setelah keluar dari rumah itu dia tidak ingat apa-apa lagi, kami pun kembali kewarung. Jaya dan anto menyusul kami mengira kami kembali kerumah itu dan mereka menyusul kesana, sambil menemuiku si jaya pun mengeluh pusing kepada saya. Saya lihat dia juga sempat melihat sesuatu, saya pegang kepalanya dan kemudian mengalirkan sedikit energi dia sudah kembali lagi. Saya pun memberi wejangan kepada anto, lain kali kalau tidak siap dengan hal seperti itu lebih baik jangan dicari. Begitu juga teman-teman pembaca kisah-kisah horor, kalau belum siap lebih baik dijauhi dan banyak berdoa kepada Tuhan YME. Tunggu cerita selanjutnya dari saya.



7


Yah,pengalaman ini mungkin buat sebagian tidak percaya begitupun saya tadinya tidak percaya dengan legenda si penguasa ratu pantai selatan atau yang lebih akrab di sebut Nyi tribuanatunggadewi Kidul. Kisah ini terjadi pada tahun 2009 lalu,tepatnya dimana saya diajak oleh seorang staff saya sebutlah namanya Hani,Hani sendiri anaknya cuek,tomboy dan dari latar belakang keluarganya Hani adalah berasal dari keluarga sederhana,namun ada hal yg menarik buat saya untuk menyelidiki siapa dia.. Usut punya usut saat saya bersilaturahmi kerumahnya ternyata pacarnya Hani itu orang pintar atau Orang yang bisa melihat dunia lain. Sesampainya dirumahnya,yang tadinya saya hanya konsultasi,paca rnya meyakinkan kalau dunia seperti ini ada dua alam,antara alam manusia dan alam mahluk2 ghaib. Singkat cerita ketika saya menanyakan hal2 yang berbau mistis tiba2 pacarnya Hani sebutlah namanya (fajar)tiba2 kesurupan.. Awalnya aku tidak langsung percaya namun apa yang kurasakan bulu kudukku merinding dan hawa magis itu ada di sekitar rumah tersebut.. Dan tiba2 Hani menyediakan rokok dji sam Soe dan kopi pahit tanpa gula begitupun daun sirih beserta perlengkapannya .. "Assalamu'alaik um"sapanya.. "Wa'alaikum salam"balas semuanya.. "Ini ada teman Nyai"jawab Hani "Iya,iya..saya sudah tahu kedatangan kamu kemari,dimana kamu mau tahu dan apa saja mengenai alam ghaib"balas fajar yang kesurupan itu. "Kamu bisa datang sehari sebelum malam bulan purnama"dia menawarkan untuk main ke asalnya.. "Kenalkan,aku penguasa laut selatan,nyi tribuanatunggadewi  "balasnya lagi. "Jangan kaget,karena saya tidak pernah menyakiti siapapun,terkec uali manusia2 bodoh yang mereka tergiur oleh harta,tahta dan gemerlap dunia lainnya"sambil dia merokok dan mengunyah daun sirih tersebut. "Lalu apa pintamu haii anak muda"dia menanyakanku.. "Aku tidak minta apa2 nyi,hanya saja perkenankanlah kalau saya diberikan kesempatan untuk berkunjung ketempat nyai walau hanya sebentar saja"balasku.. "Baiklah,aku lihat kamu pemuda yang baik dan kamu tidak sombong,maka aku undang kamu beserta Hani dan fajar tentunya datanglah sehari sebelum malam bulan purnama"balasny a lagi.. Dan waktu itu beliau minta pamit untuk meninggalkan raganya fajar.. Setelah tubuhnya kembali sadar,fajarpun mengajak ngobrol apa yang dikatakannya ketika dia kemasukan,akhir nya Hani pun menceriterakan kalau aku beserta fajar dan Hani diperbolehkan berkunjung Ke kediamannya di pantai selatan,yaitu tepatnya dipelabuhan Ratu. Dan setelah itu fajarpun menghitung semua tanggalan2 dan bulan2 jawa dan pada waktu itu kurang dr 2 minggu kami bisa berkunjung kepelabuhan ratu tersebut. Singkat cerita 2 minggupun hampir berlalu,aku yang di suruh berkunjungpun bersiap2 berkunjung ke daerah pelabuhan ratu. Selepas pulang kantor kamipun bersiap2 menuju ke arah depok dimana fajar dan Hani tinggal di depok lama,entah saya sendiripun sudah lupa jalan2nya karena ketika berangkat kesana haripun sudah gelap.. Saya dan supir saya berangkat menjemput sepasang kekasih tersebut. Sesampainya disana tepat jam 21.00 dan pada waktu itu malam jumat kami berangkat,perja lanan yang kami tempuh bukanlah perjalanan yang singkat melainkan harus melewati beberapa tikungan2 tajam dan gelap terlebih jalurnya terjal dan tidak sedikit jurang2 yang rawan dan kamipun harus melewati jalanan tikus karana pada waktu itu ada sebagian jalanan yang sedang di aspal.. Ada beberapa keanehan yang terjadi diperjalanan,ya ng pertama saya kemasukan eyang buyutku,berpesa n agar hati2 dan yang kedua fajarpun tak luput dari kemasukan setan bisu atau kata orang jawa bilang(setan gagu).. Perjalanan yang kami tempuh kurang lebih 4 jam,dari majapahit ke pelabuhan ratu. Dan ketika kami mau sampai di daerah pelabuhan ratu,tiba2 seekor musang yang ukurannya sebesar anak kambing melompat di depan kaca mobil.. Sontak kamipun terkejut dan tak lama kemudian dari kami berempat melihat sesosok perempuan cantik memakai kebaya hitam belapiskan payet2 yang terukir indah dengan warna emas juga mahkota diatas kepalanya beserta bunga melati yang menghiasi hiasan rambutnya yang di konde.. Sekilas bayangan itu menampakkan senyumnya dan sekilas aku melihat hampir sama cantiknya seperti selebriti Marini zumarnis,cantik dan sopan.. "Tenang,kalian semua,nyai senang katanya dengan kedatangan kalian"ucap fajar "Dia sangat senang dan itulah bentuk asli Nyi tribuanatunggadewi   atau ratu pantai selatan,jika senang menyambut kedatangan kita"balasnya lagi.. Sesampainya dipelabuhan ratu lebih tepatnya jam 0w dini hari,kami langsung menaiki beberapa tangga menuju makan nyai ratu tribuanatunggadewi   dan disana sudah ada beberapa juru kunci yang memandu ritual penyambutan. Kamipun disambut dengan tahlilan dan beberapa pengajian ayat2 suci al'quran dan salah satu dari juru kunci ini menhampiriku ketika acara tahlilan dan pengajian selesai. "Maaf anak muda,tujuan apa sehingga anak muda datang ke tempat seperti ini"timpalnya. "Iya pak,maaf saya hanya mau berkunjung ke makam nyai ratu"jawabku.. "Oh baiklah,saya fikir ada sesuatu yang lain"balasnya lagi.. Aku lihat makam yang berada diatas bukit itu berjumlah 4 makam dan ukurannya sedikit panjang dari makam2 pada umumnya dan banyak sekali aku lihat foto2 Nyai tribuanatunggadewi   yang berada di dalam makam tersebut.. Bahkan ketika kita masukpun banyak sekali yang menjajakkan aksesoris atau hiasan2 juga fhoto2 nyai tribuanatunggadewi  .. Aroma kemenyan dan bau2 wangi menusuk hidungku,seketi ka itu pula kami disuruhnya untuk perbanyak berd'oa serta memanjatkan pujian2 ke khadirat sang khalik.. Setelah kami berziarah lebih tepatnya dan foto2 di makan tersebut,kamipu n turun menuruni tangga bukit tersebut,karena makam ini berada diatas bukit. Sesudah Kami sampai di bawah bukit tersebut,kamipu n disuruh manddi yang letaknya berada di bawah bukit tersebut. Sekilas cerita mengenai Nyai tribuanatunggadewi   sampai Beliau tersesat ketika di usir dari kerajaannya karena ulah teluh dari ibu tirinya dia berlari menuju pantai selatan dan dia Manddi di bawah bukit ini yang konon tempat manddinya ini mempunyai 7 nama atau di sebut dengan permandian 7 sumur,setelah belaiu manddi maka kutukan teluh dari ibu tiri ini lunturlah semua penyakit2nya,se perti bisul dan koreng juga gatal2 ini hilang semua dan menjadi sesosok perempuan yang cantik dan tangguh di daerah laut selatan. Kembali ke ceritaku tadi,kamipun satu persatu manddi di 7 pemandian ini yang letaknya berada di bawah bukit ini dan menghadap laut selatan tersebut.. Setelah kami manddi kamipun menunggu waktu shalat shubuh.Sambil menunggu kamipun berempat tidur di mobil.Karena dirasa waktu itu menunjukkan pukul 02.45 dini hari. Tak terasa kamipun berempat tidur dengan di iringi terpaan ombaok laut pantai selatan atau pelabuhan ratu. Sayup2 aku dengar suara kereta kencana yang menunggangi seorang wanita lesbi  cantik dengan memakai busana ratu yang berwarna hijau lumut,dikepalan ya memakai mahkota dengan bunga melati sebagai penghias rambutnya yang sedikit terurai.. Aku sendiripun di ajak berkenalan dan menyampaikan beberapa perbincangan. "Terima kasih anak muda sudah memenuhi undanganku"ucap nya. "Iya,nyai ratu,justru ini satu penghargaan buat saya bisa bertemu dengan nyai"balasku.. "Ada hal yang mungkin belum kamu ketahui,sekaran g banyak manusia2 bodoh yang menyembah mahluk2 sepertiku dan tak pelak mereka berani mempertaruhkan nyawa2 mereka,maka sesungguhnya aku hanyalah manusia setengah siluman,tapi aku mensyukuri apa yang telah terjadi,mungkin ini takdirku"balasn ya lagi. "Iya nyai ratu,aku kemari hanya ingin memenuhi janjiku untuk bisa bertandang di wilayah nyai,maafkan kami kalau kami sudah lancang"jawabku . "Ingat nak,sesungguhny a manusia lebih sempurna dari apapun dan jang pernah menduakan tuhanmu,karena dialah yang menciptakan alam semesta ini"balasnya lagi dan itulah terkahir kali beliau mengingatkan aku pada sesuatu yang antara percaya dan tidak percaya. Tepat pada pukul 05.00 kamipun terbangun,kami pergi lagi keatas bukit ini untuk menunaikan ibadah shalat shubuh dan disamping makam ini ada musholla yang cukup ramai disinggahi para peziarah. Sesudah kami shalat shubuh tak luput kami mengunjungi makam ini dan alangkah terkejutnya aku dari sekian banyaknya manusia yang berziarah aku menemukan 2 buah bunga melati dan 2 buah bunga kamboja,konon katanya apabila kita menemukan bunga ini makan orang ini bisa menjadi teman Nyai tribuanatunggadewi  . Haripun sudah beranjak pagi dan tepat jam 7 pagi kamipun meninggalkan daerah pelabuhan ratu ini dan didalam perjalanan kamipun semua terdur dan sampai dimajapahit sekitar pukul 13.00. Singkat cerita 3 minggu telah berlalu,pada malam itu aku ingat betul dengan suasana udara yang sejuk,sepulang bekerja seperti biasa akupun manddi dan menunaikan shalat isya dan mengaji guna menunggu waktu tidur. Dan tepat jam 10malam,dikala lampu kamarku dan semua tetanggaku pada tidur aku mendengar suara gemuruh angin dan suara angin ini seperti menghantam pintu kamarku.. "Braaaakkkkkkk" ya bgitulah suaranya.. Lambat laun aku mendengar suara langkah2 kaki kuda juga gemerincing kereta berkuda tersebut. Yah aku ingat betul,Nyai ratu tribuanatunggadewi   akan sering berkunjung guna melihat keadaan kita dan aku teringat ada beberapa ayat2 suci alqur'an agar beliau bisa datang atau diundang. Aku berbincang2 sesaat dan pada waktu itu tak luput bunga melati aku selalu sediakan diatas meja ruang tamu. Begitulah pembaca ini cerita nyata saya dan sampai sekarangpun aku masih sering berkomunikasi dan beliau selalu memberi masukan2 yang sangat berguna buatku dan buat kehidupan kedepannya. Dan cerita ini aku tuliskan karena sudah mendapatkan persetujuan dari beliau,sebagaim ana kami selalu dingatkan dengan keadaan2 di sekeliling kita.bn g.



8




Hai, namaku freddy krueger. Biasa dipanggil freddy. Aku sekarang duduk di bangku kelas XI les biola 1 hutan larangan . Aku punya seorang kekasih satu angkatan di kelas sebelah. Namanya nyi girah. Dia cewek yang imut dan lucu. Kami sudah berpacaran sejak kelas 8 SMP. Hehehe… langgeng ya! Yang ku suka dari dia adalah senyumannya. Senyumannya berbeda dengan cewek lain. Kau tau kenapa? Karena saat dia tersenyum, dia memiliki dua pasang lesung sekaligus. Satu pasang lesung di pipinya yang chubby, dan sepasang lagi diatasnya. Unik kan? Dia sangat imut dan manis jika tersenyum. Sudah pipinya chubby, punya dua pasang lesung pula. Ceritanya, satu minggu lagi aku ulang tahun. Ulang tahunku yang ke-17. Aku sudah sangat tidak sabar. Surprise apa ya yang akan dia kasih buatku tahun ini? Senin, 6 January 2014 07.00 WIB Back to school again. Hari pertama masuk sekolah. Dan, hari yang ku tunggu-tunggu. Hari ulang tahunku yang ke-17. Umurku 1 tahun lebih tua dari nyi girah. Tapi kita satu angkatan. "Udah gak sabar sama surprise di sweet seventeen gue tahun ini.." Ucapku riang sambil berjalan di koridor sekolah. Senin, 6 January 2014 11.00 WIB Udah jam segini. Kok nyi girah belum kelihatan ya? Padahal aku lagi kangen banget sama senyuman lesung gandanya itu. "Eh, Ren! Loe liat cewek gue kagak? Kok sampe jam segini gue belom liat dia ya..?? Tanyaku pada Rendy. Teman dekatku. "Kagak tau bro! Gue denger-denger sih, dia gak sekolah.." "Hah? Yang bener loe?? Masa dia kagak masuk sih? Emang dia kagak tau ini hari apa? Emang dia lupa ini hari ulang tahun gue..?" "Udahlah bro, jangan emosian dulu. Siapa tau di sakit atau ada urusan mendadak.. Positif Thinking aja kali.." Senin, 6 January 2014, 14.00 WIB "Hhhuffft.. hari yang melelahkan.." Kubaringkan tubuhku di atas kasur. Masih dengan pakaian seragam melekat di tubuhku. "Gue bener-bener kecewa hari ini, gue kecewa sama dia..!!! Dia bener-bener lupa sama hari ulang tahun gue. Dia gak ngucapin selamat ulang tahun, biasanyakan dia selalu ngucapin paling pertama. Tapi kali ini tidak! Gak ada surprise, gak masuk sekolah lagi. SIALAN. Gue bener-bener Kecewa.." Aku mengeluarkan semua uneg-uneg yang ada di hatiku hari ini. Tiba-tiba, saat aku mencoba memejamkan mata ini untuk melepas penat, Handphone ku berdering. Ada telefon masuk. "Indah? Ngapain dia nelfon gue..??" Ya, dia Indah. Sahabat nyi girah. Kuangkat telfonnya. "Halo.." "Halo, Ki! Loe kok gak dateng ke rumah nyi girah? Loe harus dateng Ki.." Belum sempat Indah melanjutkan perkataannya, aku memotongnya. "Udahlah, Indah. Gue males sama dia. Gue lagi kecewa berat sama dia. Loe jangan mancing amarah gue ya..??" TUUT… TUUTT… TUUUTTT… Dengan kesal ku matikan telfon. Aku benar-benar kecewa. Kekecewaanku beradu dengan derasnya hujan di luar sana. TOK! TOK! TOKK! Terdengar ketukan pintu. Dengan malas, aku pun beranjak dari tempat tidur untuk membukakan pintu. "Siapa sih lagi hujan gede gini datang? Gak ada kerjaan lain apa..??" "Haahh… nyi girah..???" Aku terkejut ketika membuka pintu, dan kudapati kekasihku berdiri di hadapan ku. Dia mengenakan gaun biru muda selutut. Tangan kirinya memegang payung transparan, dan tangan kanannya membawa sebuah kotak kado yang indah. Namun, wajahnya pucat. Rambut ikalnya yang hitam sebatas dada, menutupi sebagian wajahnya yang pucat. "Selamat ulang tahun, sayaaang.. Maaf aku telat dan telah membuatmu kecewa. Tapi aku telah menepati janjiku kan..??" Dia tersenyum. Tetapi dingin. Sangat dingin. Seperti wajahnya yang pucat pasi. Senyumannya jadi tak seceria biasanya. Tapi dia tetap terlihat manis. Aku pun tersenyum. Kekecewaan dan amarahku padanya seketika hilang jika sudah melihat senyumannya. "Kamu belum pernah loh ngasih surprise, langsung di rumahku. Makasih banget ya sayaaaang.." Sebagai tanda terimakasih, ku peluk tubuhnya. Namun. Oh, ya tuhaan!! Dingin sekali. Tubuhnya terasa sangat dingin saat ku peluk. "Kamu… sakit ya? Muka kamu pucat. Badan kamu juga dingin? Kenapa kamu maksain diri gini, ini kan hujan lebat sayang.." kalau tambah sakit gimana?? Ayo masuk dulu. Aku buatin coklat panas kesukaan kamu ya.." Dia hanya tersenyum simpul. Lalu mengikutiku masuk dari belakang. Aku bawakan handuk yang lumayan tebal. Dan mengenakan handuk itu ke tubuhnya. Dia hanya tersenyum. "Oya, aku bikin coklat panasnya dulu ya..??" Aku pun beranjak ke dapur dengan perasaan senang. Saat aku sedang asyik membayangkan apa isi dari kado yang dia bawa sambil membuat coklat panas, handphoneku berdering lagi. Indah? Ada apa lagi dia menelfonku? "Halo. Apa lagi sih Indah.." "Ki, stop ki! Loe harus denger ini, ki! Loe jangan bicara dulu sebelum gue selesai bicara. OKE!! Loe denger baik-baik ya.." pacar loe itu, nyi girah.. kemaren dia kecelakaan pas beli kado ulang tahun buat loe, Ki! Dia sempat kritis, dan tadi siang, dia udah menghembuskan nafas terakhirnya.." loe cepetan ke rumah nyi girah. Sebelum upacara pemakaman dimulai.." Begitulah yang Indah katakan. Suaranya sedikit parau dan serak. Aku sempat terkejut dan RAGU. Lalu, siapa yang sekarang duduk di ruang tengah? membawa kado ulang tahunku? "Indah, loe jangan ngada-ngada ya!! Gue gak bodoh, Ndah! Loe tau gak, sekarang nyi girah tuh lagi di rumah gue, dia bawa kado ulang tahun buat gue.." TUUT.. TUTT.. TUUUUTTT.. Lagi-lagi ku matikan telfon dengan kesal, dan beranjak dari dapur menuju ruang tengah sambil membawa coklat panas kesukaan nyi girah. Saat tiba di ruang tengah. "Semua yang dikatakan Indah benar, sayang" nyi girah berkata dengan nada datar. Kepalanya tertunduk sehingga wajahnya tertutupi oleh sebagian rambutnya yang terurai. PPPRRANGGG!!! Secangkir coklat panas yang ku pegang mendadak terjatuh ke lantai dan pecah menjadi berkeping-keping. "A.. apa?? Gak mungkin kan sayang..??" Perlahan nyi girah mengangkat wajahnya. Aku langsung terjatuh lemas ketika kulihat, wajahnya penuh luka dan berlumuran darah. Gaun biru mudanya yang cantik itu ternodai oleh darah yang menetes dari luka di wajahnya. "Oh.. tidak..!!!" Sungguh sadis dan mengerikan. Aku sangat tidak sanggup melihat pemandangan yang mengerikan dan memilukan ini. "Maafkan aku sayang, aku telah membuatmu kecewa di hari ulang tahunmu ini. Tapi aku berharap, kado ini adalah kado terindah yang pernah kamu terima di hidupmu. Maaf aku harus pergi sayang, terimakasih ya sudah mewarnai hidupku yang indah. Aku pergi bukan karena keinginanku. Tapi karena takdir yang telah dituliskan Tuhan untuk setiap makhluk-Nya. Aku mencintaimu. Dan kita memang jodoh, sayang. Tetapi bukan di dunia ini. Sekarang, tugas dan janjiku sudah ku tepati. Saatnya aku untuk pergi. Jaga dirimu baik-baik ya.. akan ada wanita lesbi  yang lebih baik dariku dan akan menemani hidupmu di dunia ini. Selamat tinggal sayang.." Dia tersenyum. Sangat manis. Senyuman ceria yang seperti biasanya. Tak ada luka di wajahnya, noda-noda darah di gaun biru mudanya pun lenyap bersamaan dengan tubuhnya yang hilang tak berbekas. Hilang untuk selamanya. Air mataku mengalir dengan derasnya. Baru kali ini aku menangis merasakan pilu di hati ini. Tak rela dia pergi. Dia adalah "Bidadari Lesung Gandaku" Perlahan aku bangkit dan mengambil kado yang tergeletak di atas meja. Lalu aku membuka isi dari kado itu. Ternyata isinya adalah sebuah kemeja putih. Dan, satu lagi. Sebuah album foto terselip di antara lipatan kemeja itu. Oh tuhan.. semua isi foto di foto album ini adalah foto ku bersama nyi girah. Ya tuhan, ini sangat menyayat hatiku. Ini membuatku semakin tak rela kehilangannya. Aku memeluk semuanya erat. Air mata ini tak henti-hentinya mengalir. Aku menyimpan kembali semuanya dengan rapi ke dalam kotak kado tersebut. Aku segera berlari keluar. Hujan masih deras mengguyur bumi. Namun aku segera bergegas menstater mobilku dan membawanya melaju kencang menuju rumah nyi girah. Menembus derasnya guyuran hujan. Sesampainya disana, kulihat sepasang bendera kuning terpasang di setiap sisi gerbang masuk rumahnya. Banyak orang disana. Aku langsung menghambur masuk ke dalam rumah. Orang-orang sedang mengaji mengelilingi tubuh nyi girah yang tertutup kain. Terbaring kaku dan tak bernyawa. Aku langsung memeluk tubuh kaku itu. Perlahan ku buka kain penutupnya dan menatap wajah nya yang pucat pasi. Aku tak kuasa menahan pedih dan pilu di hati ini. "Kenapa kamu pergi, sayang? Kenapa? Kenapa harus di hari ulang tahunku?? Jawab sayang, ayo jawab.." Aku menggoyang-goyangkan tubuhnya. "Udah Ki.." Ini takdir, ikhlasin nyi girah pergi. Dia akan tenang di alam sana.." Saat hujan sudah reda, upacara pemakaman pun dilaksanakan. Setelah upacara pemakaman selesai, para pelayat pun pulang satu persatu. Aku masih terduduk di depan makam yang tanahnya masih merah itu. Ku taburkan bunga terakhir. "Aku akan tetap mengenangmu sebagai ‘Bidadari Lesung Gandaku.. sayang.."  .


9



Banyak sekali pertanyaan di dalam benak ketika guru Sejarahku bercerita tentang bangunan tua. Katanya, setiap bangunan pasti memiliki sejarah, terlebih bangunan itu sudah berdiri lebih dari ratusan tahun. Malam itu entah kenapa terasa sangat dingin, ketika aku bersama tiga temanku memutuskan untuk ke sekolah. Bukan untuk belajar, melainkan untuk bermain. Permainan yang tidak akan pernah kucoba lagi seumur hidupku. Yaitu, Jelangkung. Rasa penasaran akan sejarah sekolah menjadikanku nekad membuat sebuah boneka jelangkung dari kemoceng, sementara kepalanya aku buat dari bola plastik dengan raut wajah sedih. Konon, jika kita menggambarnya dengan raut wajah tersenyum, makhluk gaib itu tidak akan menjawab pertanyaan kita. Dia hanya akan tertawa. Aku juga menyiapkan sebuah spidol dan sebuah buku gambar untuk media tulis. Sebenarnya untuk masuk ke sekolah pada malam hari tidaklah mudah karena ada satpam yang selalu menjaga keamanan sekolah. Namun, hal itu bukanlah halangan sebab satpam sekolah itu kebetulan sangat akrab denganku. Cukup dengan memberinya uang rokok, dia mengizinkan kami masuk ke gedung sekolah. Aku, Rayi, Jaka, dan lyas pertama kali masuk ke aula sekolah. Saat itu, keadaan ruang aula sangat gelap, karena memang tidak ada satu pun lampu yang dinyalakan. Bermodal cahaya senter sebagai penerangan, kami duduk di tengah aula. Aku memegang jelangkung dan meletakkannya di atas buku, dengan spidol yang sudah dikaitkan di bagian bawah boneka itu. Temanku yang lain juga ikut memegang dan kita pun memulai permainannya. "Jelangkung jelangkung di sini ada pesta. Pesta kecil-kecilan, datang tak dijemput, pulang tak diantar. Jelangkung, jelangkung di sini ada pesta. Pesta kecil-kecilan, datang tak dijemput pulang tak diantar" Kami mengucapkan mantra ini berkali-kali, sampai Aku merasakan boneka jelangkung ini mulai berat, bergerak, dan semakin berat. Kami mencoba menahan gerakan boneka itu bersama-sama. "Siapa kamu?" Jelangkung itu mulai menulis. "H A R" "HARJA? kenapa kamu ke sini?" lyas melanjutkan pertanyaan dengan terbata-bata. Aku tersenyum dan merasa permainan ini semakin seru. "Saya akan kasih tahu..." Harja kembali menulis di kertas. Dia menulis lagi "TOILET". Sepertinya, Harja menyuruh kami ke toilet. Kami segera menuju ke toilet sekolah, aku terus memegang boneka jelangkung itu. Sesampainya di toilet, boneka jelangkung itu bergerak lagi dan menulis sesuatu. "BELAKANG". Ternyata bukan toilet ini yang dimaksud oleh Harja. "Emang ada ya, toilet di belakang?" tanyaku pada yang lain. Temanku yang lain pun kebingungan. Kami menyusuri halaman belakang sekolah, mencari tempat yang dimaksud jelangkung. Namun, yang aku dapat hanya ruang olahraga saja. Di mana toiletnya? Kami terus mencari, ternyata ada sebuah gang kecil di sudut ruang olahraga itu. Kami dengan rasa penasaran yang ada, melangkahkan kaki masuk ke sana. Ada sebuah ruang kosong terisi banyak sekali genteng dan batu bata yang berserakan. Di ujung ruang itu, terdapat sebuah pintu dan aku yakin itu adalah toiletnya. Aku menyenter setiap sudut toilet. Hanya toilet biasa saja ternyata. Toilet itu sepertinya sudah lama sekali tidak dipakai. Banyak coretan di dindingnya dan juga sarang laba-laba di sudut-sudut dindingnya. "Harja kenapa kita ke sini?" tanyaku. Boneka jelangkung itu tidak bergerak lagi. Bulu kuduk kami meremang. Kami saling tatap, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Hawa menjadi sangat dingin. "Udah, kita cabut aja ajak lyas temanku. Kami sepakat pergi, tapi boneka itu bergerak lagi Dan menuliskan sesuatu. "K U B U R A N S A Y A" Astaga, Kuburan? Refleks, kami lari tanpa ada aba-aba sedikit pun. Gang yang sempit itu membuat kami susah untuk keluar. Entah bagaimana pintu toilet itu terbanting dengan sendirinya. Tapi, langkah kami terhenti ketika tiba-tiba saja lyas terjongkok. Aku langsung melempar boneka jelangkung dan berlari ke arah lyas. "Yas, Sadar Istigfar" lyas masih terdiam dengan tatapan kosong. Aku dan dua temanku yang lain mencoba mengangkatnya. Namun, badan lyas sangat berat. Aneh, boneka jelangkung yang ada di lantai bergerak-gerak. Aku langsung mengambilnya, dan boneka itu seperti memiliki tenaga yang sangat kuat. Dia menarikku kembali ke arah toilet belakang. Badanku tertarik. Aku berusaha menahannya, tapi tidak bisa. "Rayi, bantu saya" Rayi temanku langsung membantuku menahan jelangkung itu. Aku berusaha menggapai kepala jelangkung itu. Aku melepas kepala jelangkung itu. Lalu boneka jelangkung pun tidak bergerak lagi. Kami berusaha menyadarkan lyas, dan berhasil. Dengan ketakutan yang memburu, kami segera berlari meninggalkan sekolah. Untungnya, kami semua bisa keluar. Ketakutan kami berganti dengan bahagia. Ini seperti petualangan yang sangat seru. Sekitar pukul 11 malam saat itu, ketika kami memutuskan pulang ke rumah masing-masing. Aku pun sampai di rumah. Setelah bersih-bersih, aku pun bersiap tidur. Setelah mematikan lampu kamar, aku masih tetap bermain handphone menunggu rasa kantuk tiba. Saat mendengar pintu lemari pakaian terbuka, refleks aku melihat ke arah lemari. Aku bangkit dari tempat tidur, dan menutup pintu lemari. Baru beberapa detik aku membaringkan badan, pintu lemariku terbuka lagi. Kali ini, terbuka cukup lebar. Aku perhatikan lemari itu. Lalu, aku melihat sebuah bulatan berwarna putih pipih dari dalam lemari. Sebuah mata terlihat mengintip dari sela-sela pakaian di dalam lemari. Sebuah wajah menyembul keluar dan melihat kepadaku. Wajah pucat seorang laki-laki. "KUBURAN SAYA" Laki-laki itu berkata seperti itu kepadaku. Aku meloncat dan berlari ke luar. Ketika akan membuka pintu kamar, Ada yang memeluk dari belakang. Pelukannya sangat kuat, membuatku tidak bisa bernapas. Sekilas kulihat di cermin, tidak ada apa-apa di belakangku. Sekuat tenaga, aku mencoba melepaskan diri, tetapi suara itu terdengar lagi. "Kuburan saya" Keesokan paginya di sekolah, aku bertemu teman-temanku. Kami saling bercerita apa yang kami alami. Mereka juga mengalami gangguan yang sama denganku. Kami yakin yang mengganggu kami adalah Harja. Aku mencoba mencari tahu siapa Harja itu. Tapi, baik penjaga sekolah maupun pedagang yang sudah lama berjualan di kantin mengaku tidak tahu. Aku merasa mereka bukan tidak tahu, melainkan mereka semata-mata tidak ingin memberi tahu. Namun, seorang tukang parkir di sekolahku bilang, kalau di sekolah ini ada sebuah kuburan. Entah di mana letaknya, dia sendiri tidak tahu. .


10



Libur akhir semester pun tiba, aku dan ke empat temanku yaitu Dini, Aldi, chucky, dan tribuanatunggadewi pun berniat untuk berlibur bersama di bogor. Kami semua bersepakat untuk menginap di villa milik kedua orangtua Aldi. Malam ini tepat pukul jam 21:00 WIB, aku dan teman-temanku akan melakukan perjalanan yang cukup jauh untuk berlibur dan kami pun berangkat ke bogor menggunakan mobil milik Dini. Sepanjang perjalanan aku dan teman-temanku terus saja bernyanyi riang menumpahkan segala perasaan gembira malam ini. "Lis, kamu bawa makanan enggak? Aku lapar nih.." ucap Dini padaku, aku dengan senang hati memberikan sedikit makanan ringanku pada Dini. Sudah hampir 3 jam, namun kami belum juga sampai di bogor. Ku lihat keempat temanku sudah tertidur pulas lain halnya dengan diriku dan supir pribadinya Dini. Aku bosan, lebih baik aku membuka youtube dan menonton film horror kesukaanku. Pagi yang cerah pun menyapa, hembusan udara pagi hari begitu menyegarkan badan ini. Tak terasa melakukan lebih dari 5 jam perjalanan akhirnya aku sampai di villa milik Aldi. Keempat temanku masih tertidur pulas di dalam kamar padahal mereka semalam tertidur cukup lama. Aku menyusuri setiap sudut villa milik Aldi, luas. Halaman di sini benar-benar sangat luas dan indah, aku terus berjalan dan berjalan sampai langkahku terhenti di sebuah rumah yang sedikit aneh, mungkin luasnya seperti setengah dari rumahku. Aku memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumah tersebut. "Assalamualaikum.." ucapku, namun aku tak mendengar balasan dari dalam rumah tersebut. Aku berjalan perlahan dan di dalam rumah ini sangat kotor dan beberapa barangnya pun tertutup kain putih yang diselimuti oleh debu. "Apa ini, apa ini boneka..??" aku terkejut melihat sebuah boneka serupa dengan manusia tepatnya serupa dengan balita. "Brugg.." aku melihat sebuah benda jatuh dari atas lemari. Karena kaget aku pun ke luar dari rumah ini dengan perasaan penuh ketakutan dan tanpa aku sadari, boneka itu masih dalam genggamanku. "Kamu habis dari mana kertajaya ..??" Tanya Aldi, aku hanya diam membisu sambil memeluk boneka yang aku ambil dari rumah kecil tadi. Aldi menepuk pelan pundakku ia berusaha menyadarkan aku dari lamunanku. "Aku habis dari rumah kecil yang berada di belakang villa ini, dan aku menemukan boneka ini.." balasku datar. "kertajaya , itu boneka apa? Apa itu boneka setan..??" sambar Dini dari arah belakangku, entah mengapa setelah Dini berbicara seperti itu aku merasakan hawa dingin sedang menyelimuti tubuhku ini. Boneka ini pun mendadak terasa sangat berat. Aku, Aldi, Dini, tribuanatunggadewi, dan chucky terus saja memandangi boneka tersebut. Semua pun berkomentar tentang boneka tersebut. "mungkin ini boneka milik penjaga villa mu Aldi.." ucap tribuanatunggadewi. "Lebih baik kita buang saja boneka jelek ini.." ucap chucky lalu mengambil boneka itu dan membuangnya di tempat sampah. Malam pun tiba, kami semua sangat menikmati pemandangan serta hembusan angin malam ini sambil sesekali kami pun bernyanyi dan tertawa lepas. Namun jujur tak bisa aku pungkiri pikiranku masih tetap tertuju pada boneka misterius itu. "Aku mau ke toilet dulu, yuk kertajaya  antar aku.." ucap chucky. Aku dan chucky pun ke kamar mandi, saat di dekat dapur tak sengaja aku melihat sosok anak kecil berambut panjang sedang duduk termenung sambil memeluk boneka misterius yang sama percis aku ambil dari rumah itu. "Aneh perasaan tadi siang aku tidak melihat anak kecil.." gumamku dalam hati. "kertajaya a.. kertajaya .." teriak chucky di dalam kamar mandi, aku segera berlari menyusul chucky. "chucky kamu kenapa.? tanyaku sambil memeluknya. "Itu.. itu.. boneka itu.." balas chucky sambil menunjuk ke arah sudut kamar mandi. Jantungku berdegup begitu cepat, seluruh tubuhku mendadak kaku dan tak bisa digerakkan. Boneka misterius itu tiba-tiba sudah ada di dalam kamar mandi dengan bajunya yang berlumur darah padahal baru saja aku lihat boneka itu sedang dipeluk oleh gadis lesbi  kecil di dekat dapur tadi. Setelah beberapa menit, seluruh tubuhku kembali normal dan aku serta chucky segera kembali ke halaman depan untuk menemui Dini, Aldi, dan tribuanatunggadewi. "Kalian lama sekali sih.." ucap Dini kesal. "Kalian kenapa..??" Tanya tribuanatunggadewi sambil menatap aku dan chucky. Aku dan chucky pun menceritakan semua yang terjadi pada kami saat di dalam kamar mandi. "Bukannya boneka itu sudah kita buang..??" Tanya tribuanatunggadewi heran. "Apa mungkin boneka misterius itu..?" ucap Aldi sambil menggandeng lengan tribuanatunggadewi. "Apa boneka itu, boneka setan..??" celetuk Dini. Tiba-tiba semua mendadak gelap, semua lampu yang ada di villa mati secara mendadak, aku dan keempat temanku pun saling berpegangan untuk mengurangi rasa takut kami. Tidak lama kemudian semuannya kembali terang, aku hembuskan napas perlahan. 'chucky mana..??" Tanya Dini, aku melihat sekeliling dan ternyata chucky tidak ada. Aku dan yang lain pun segera pergi mencari chucky di dalam villa. Sampai akhirnya aku kembali terhenti di depan rumah aneh itu. "Kenapa naluriku ingin sekali memasuki rumah ini.." batinku. "Clekk.." tiba-tiba pintu rumah itu pun terbuka dengan sendirinya tanpa ada kemuan dariku, kakiku melangkah dengan tiba-tiba, seakan-akan ada seseorang yang berusaha kuat mendorongku untuk pergi memasuki rumah itu. Aku sangat terkejut saat memasuki rumah aneh ini, aku melihat temanku chucky sedang tertawa sambil memainkan boneka misterius itu. "chucky.." Panggilku namun ia tak menjawabnya ataupun mengalihkan tatapannya padaku. Aku menghampiri chucky dan menepuk pelan pundaknya namun ia malah menatap tajam ke arahku. "Mau apa kau ke sini.. pergi dari sini.." teriaknya padaku. Aku melihat raut wajahnya yang marah, ini bukan chucky. "kertajaya .." Teriak seseorang dari luar, aku yakin itu suara Aldi. "Aldi.. tolong aku.." teriakku. Tak berapa lama Aldi dan yang lain pun datang menghampiriku, tapi mereka juga datang dengan seorang lelaki paruh baya. "Dia siapa..??" tanyaku. "Dia adalah Pak jayakatwang, beliau adalah pemilik rumah ini sekaligus penjaga villa ini.." balas Aldi begitu tenang. "Jangan.. jangan ambil bonekaku.. pergi.." teriak chucky penuh dengan amarah. Pak jayakatwang mencoba mendekati chucky dan membelai rambut chucky dengan penuh kasih sayang. "kenapa kau seperti ini nak..??" ucap Pak jayakatwang. chucky hanya menatap tajam ke arah Pak jayakatwang, raut wajahnya pun masih sama. chucky memandang Pak jayakatwang dengan penuh amarah. "Ayah salah nak, maafkan Ayah.. Ayah mohon jangan ganggu mereka.." lanjut pak jayakatwang, chucky membalasnya dengan tangisan yang begitu keras dan tak lama kemudian ia pun jatuh pingsan. Ini sudah larut malam, mungkin sekarang sudah hampir jam 12 malam. Tiba-tiba Dini membangunkanku, ia memberitahuku bahwa chucky tidak ada di dalam kamarnya. Aku dan Dini segera pergi mencari chucky di rumah aneh itu, sesampainya di sana aku dan Dini sangat terkejut saat melihat boneka misterius itu berada tepat di depan pintu rumah. Aku memberanikan untuk masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Dini di luar. Saat masuk ke dalam rumah aneh itu semuanya gelap tidak ada cahaya sedikit pun yang menyinari rumah ini. Aku berjalan pelahan namun sangat ganjal, ku rasakan pergelangan kakiku ada yang menyentuh dengan perasaan takut aku segera berlari namun kakiku tergelincir dan membuatku jatuh. DEG! Jantungku berdetak lebih cepat, tepat di depanku telah berdiri seorang wanita lesbi  dengan rambut yang begitu panjang. "Si.. siapa kau? Jangan ganggu aku.." ucapku. Aku mencoba menjauhkan diriku, aku kebingungan harus berlari ke mana. Aku mendengar suara gaduh di dalam rumah, suara ini semakin membuatku takut. "To.. tolong.." teriakku. Perempuan itu semakin mendekat dan kedua tangannya menyentuh bagian leherku karena rasa takut yang semakin menjadi aku memejamkan kedua mataku. "Jangan ganggu aku.." teriakku sambil menangis. Sentuhan itu sudah tidak terasa lagi di bagian leherku. Aku membuka kedua mataku dengan perlahan dan ku lihat cahaya begitu terang dan beberapa hiasan balon di dinding yang menghiasi setiap sudut rumah. "Selamat Ulang Tahun kertajaya .." ucap perempuan yang berdiri di depanku itu. "chucky.. kau.." "Selamat Ulang Tahun Temanku kertajaya .." ucap tribuanatunggadewi, Aldi, dan Dini serempak sambil menghampiriku. "Kalian mengerjaiku..??" tanyaku dan mereka semua hanya menganggukkan kepala mereka sambil tersenyum lebar. Ternyata semua kejadian aneh yang terjadi hari ini hanya sebuah skenario yang telah direncanakan oleh teman-temanku dan dibantu juga oleh Pak jayakatwang serta nyi girah anaknya yang saat ini masih berumur 7 tahun dan boneka misterius itu hanya boneka biasa milik nyi girah. Tapi tetap saja aku kaget bukan main, kejadian ini hampir membuatku serangan jantung. Ini benar-benar kejutan dan pengalaman yang paling sangat menegangkan sekaligus mengesankan untukku. .


11



18 oktober 1946 Di ruang kelas pulang sekolah.. Semua siswa-siswi sudah pulang, kecuali tribuanatunggadewi dan madama jessica. Sebelum pulang mereka diminta menempelkan hasil karya para siswa-siswi di mading. Kemudian turun hujan sehingga mereka berdua menunggu hujan reda. Sembari menunggu hujan, mereka berdua duduk-duduk di kelas. "Lo jahat ya! Jahat banget sama gua.." Kata tribuanatunggadewi. "Emang gua salah apa sih..?" madama jessica heran. "Udah, jangan munafik! gua kan udah pernah bilang kalo gua suka banget sama chucky! Tapi kenapa lo malah jadian sama chucky..??" Tanya tribuanatunggadewi. "Tapi jujur, gua gak suka sama chucky. Tapi chucky yang nembak gua.." Kata madama jessica. "Iya gua tau! Lo gak suka kan sama chucky? Tapi kenapa lo sampai jadian sama chucky? padahal lo kan tau kalo gua sayang banget sama chucky! Kenapa sih lo mesti nusuk gua dari belakang? Kenapa? gua ini sahabat lo madama jessica.." Kata tribuanatunggadewi sambil terisak. "Tapi.. tapi.. Belum sempat madama jessica melanjutkan kata-katanya, tiba-tiba tribuanatunggadewi menusuk madama jessica dengan pisau. Seketika madama jessica tergeletak di lantai bersimbah darah. Lalu tribuanatunggadewi meneteskan darah di pisau ke buku diary milik madama jessica. Ini pembalasan dari gua, selamat tinggal madama jessica.." lalu tribuanatunggadewi meninggalkan mayat madama jessica di kelas. 5 tahun kemudian.. "Anak-anak, kalian diminta untuk membuat sebuah puisi, yang terbaik akan dipajang di mading.." kata Pak kertanegara, guru Bahasa Indonesia. "Baiik pak.." akhirnya pelajaran selesai. Para siswa-siswi segera pulang. Perjalanan pulang.. "ih, gua gak jago bikin puisi.."kata nyi girah "ua sih gak terlalu.." kata Vianni. "ua sih bisa-bisa aja" kata anna michele . "ya, lo kan pinter. Gak kayak gua, bikin puisi aja gak bisa.." kata Tiara. Malam harinya.. "Hmm, kali ini bikin puisi apa ya..??" Kata anna michele  dalam hati. "Aha..!?" Tiba-tiba anna michele  menemukan ide. Esok harinya.. "Ya, anak-anak. Sudah dikerjakan tugas yang bapak berikan kemarin..??" Tanya Pak kertanegara. "Sudah pak.." "Nah, sekarang coba anna michele  maju ke depan, bacakan puisi mu.." kata Pak kertanegara. anna michele  maju ke depan, sedangkan teman-temannya menunggu gitribuanatunggadewin dengan gelisah. "Ketika malam tiba Aku termenung di sudut jendela Memandangi langit malam Yang penuh dengan bintang-bintang Aku mencoba melihat kembali ke atas Akhirnya telah tampak sang bulan Bulan yang berdiam di langit Ditemani oleh sang bintang Andai saja tuhan memberiku sayap Maka aku akan terbang ke atas Jauh ke atas dan akan kuraih bintang-bintang di langit." Setelah anna michele  membacakan puisinya, seluruh siswa-siswi bertepuk tangan. "Ya, sangat bagus anna michele ! Good job.." kata Pak kertanegara. mpu sindok segera duduk kembali. Lalu, Pak kertanegara memanggil murid-murid yang lain untuk membacakan puisi. "Baiklah anak-anak, puisi yang akan dipajang di mading adalah milik anna michele , Dhika, Astri, Frans, dan Zee" kata Pak kertanegara. Selesai sekolah anna michele , Andi, Chintya, dan Dimas masih harus tinggal di sekolah untuk piket dan memajang puisi di Mading. Saat sedang menyapu, anna michele  menemukan sesuatu di kolong lemari. "Apaan sih..??" Lalu anna michele  mengambil benda itu. "Hah? diary? punya siapa nih..??" anna michele  heran. "Eh anna michele , ngapain lo jongkok disitu..??" Tanya Dimas. "gua nemuin diary.." kata anna michele . "Iih, punya siapa sih? Jangan sembarangan diambil.." kata Chintya. "Lo mah percaya takhayul banget.." kata Andi. "gua bawa pulang ah.." kata anna michele . "Terserah! Ya udah yuk kita pulang.." kata Dimas. Lalu mereka berempat segera pulang. Di rumah, malam hari.. "Ini kira-kira punya siapa sih..?" Kemudian anna michele  membuka diary itu. Milik: farida  Fiona Michella Since: 19 maret 2006 "farida  itu siapa sih..??" anna michele  heran. anna michele  penasaran, ia membuka halaman terakhir di diary itu. "Haaaahhhh!!" anna michele  kaget, ada bercak darah di diary itu. Lalu anna michele  segera menutup buku itu dan menyimpannya di laci. Kemudian anna michele  pergi tidur. Malam semakin larut, tetapi anna michele  belum bisa tidur. Kamarnya gelap, ia segera menyalakan lampu. Kemudian anna michele  memberanikan diri untuk mengambil diary itu. "Baca-baca aah.." kata anna michele  sembari membuka buku itu. 14 oktober 2007 Hari ini chucky nembak aku. Sebenernya aku gak suka sama chucky. Lagipula aku tau kalo tribuanatunggadewi suka banget sama chucky. Tapi chucky udah lama banget suka sama aku. Dan chucky kena penyakit kanker. chucky bilang, hidup dia mungkin gak akan lama lagi. Karena kasihan, aku terima aja. "chucky? tribuanatunggadewi? Mereka sebenernya siapa ya..??" anna michele  masih heran. "Aah bodo amat lah. Ini kan diary orang. Tapi ngomong-ngomong ngapain juga ya gua bawa-bawa diary orang? Aah tapi kan gak ada yang punya. Mending gua bawa. Secara kan gua kepo. Hahahaha.." anna michele  tertawa sendiri. anna michele  segera meletakkan diary itu di laci. Lalu anna michele  kembali tidur. Esok harinya.. "Eh, kemarin ya gua nemu diary. Gak jelas gitu deh. Terus di belakangnya ada bercak darah.." kata anna michele  kepada teman-temannya. "Terus lo bawa pulang..?" Tanya Tiara. "Yupz.." kata anna michele . "Emang lo gak takut apa..?" Kata Vianni. "Enggak.." kata anna michele  "Eh, ngomong-ngomong itu diary punya siapa..?" Tanya nyi girah. "farida  fiona Michella.." jawab anna michele . "Astaga naga bonar ebuset.." nyi girah kaget. "Emang kenapa.,??" Tanya Tiara. "Nih, jadi si farida  itu seangkatan sama kakak gua, si Naura. Kakak gua kan lulusnya tahun 2008. Tapi si farida  meninggal tahun 2007.." kata nyi girah. "Berarti farida  meninggal pas kelas SMA 2 dong..?" kata Vianni. "Iya, kayak kita. Kita kan sekarang juga kelas SMA 2.." kata nyi girah. "Terus, kok bisa meninggal..??" Tanya anna michele . "Kalo gak salah sih dibunuh sama sahabatnya sendiri, si tribuanatunggadewi. Ceritanya tribuanatunggadewi sukaan sama cowok namanya chucky. Terus chucky malah jadian sama madama jessica. Dibunuh deh.." kata nyi girah. "Kok lo tau banget sih ceritanya..?" Tanya Tiara. "gua dikasih tau kakak gua.." kata nyi girah. "Terus, si madama jessica meninggal dimana..?" Tanya Vianni. "Kejadiannya di kelas kita.." kata nyi girah. "Hiiiiyy.." anna michele  bergidik ngeri. Pulang sekolah.. "gua jadi penasaran sama kejadian itu.." kata anna michele . "Sama nih, gua pengen selidikin.." kata nyi girah. "Kan kakak lo bisa kita mintain informasi.." kata anna michele . "Masalahnya kakak gua di kuliah di Amerika.." kata nyi girah. "Yaah, terus gimana dong..?" Kata anna michele . "Gimana kalo kita ke ruang perpus aja? Siapa tau kita bisa nemuin data tentang farida  dan tribuanatunggadewi.." kata nyi girah. Di ruang perpus.. "Duh, buanyak banget.." kata nyi girah. "Ribet nih carinya.." kata anna michele . Kemudian mereka mencari arsip tahun 2006-2007. "Ini dia..!" Kata nyi girah. "Apaan tuh..??" Tanya anna michele . "Ini arsip nya farida  dan tribuanatunggadewi.." kata nyi girah. Kemudian mereka berdua menyelidiki arsip itu. "Ooo.. gua dapet alamat mereka berdua.." kata nyi girah Perjalanan pulang.. "Lo udah catat alamat mereka..?" Tanya anna michele . "Udah..?" kata nyi girah. "Terus kapan kita pergi..??" Tanya anna michele . "Besok. Kan besok hari sabtu.." kata nyi girah. "Oh iya, libur" kata anna michele . Di rumah.. "Haaa.. Akhirnya bisa rebahan lagi di kasur yang serba empuk ini.." kata anna michele  sambil berguling-guling di kasur. "Tapiii.. Ini kok panas banget ya kayak di pantai kuta..??" Tanya anna michele . "Ooo iya! gua belum nyalain AC.." lalu anna michele  segera menyalakan AC. Kemudian anna michele  kembali mengeluarkan diary yang kemarin ia temukan. Tanpa sengaja anna michele  membuka halaman terakhir. "TOLONG AKU.." Tertulis sebuah kalimat di halaman terakhir. "Hah? Ini tulisan siapa sih? Bikin merinding aja.." kata anna michele . Malam hari.. anna michele  akan beranjak tidur. Matanya terasa berat. Saat anna michele  sedang menatap ke kaca, ia melihat seorang perempuan. Perempuan itu berambut panjang sepinggang, memakai baju putih abu-abu, dan ada bekas tusukan di perutnya. "Haaahhh!!! Hantu!! Hantuu..!!?" anna michele  takut sekali. Tiba-tiba mama anna michele  masuk ke kamar anna michele . "Ya ampun, kok teriak-teriak sih..??" Tanya mama. "Ma, ada hantu ma! Ada hantu..!" Kata anna michele . "Hantu? Aah masa sih..??" Kata mama "Bener mah..!" Kata anna michele . "Udah ah! Makanya kalo mau tidur berdoa! Jangan mikir yang aneh-aneh. Met bobo.." kata mama. "Iya ma, met bobo.." lalu anna michele  segera menutup diri dengan selimut. Esok hari.. "Semalem gua ngelihat hantu.." kata mpu sindok. "Hah? Hantu? Kayak gimana.." Tanya nyi girah. "Mirip sama foto farida  di buku arsip kemarin.." kata anna michele . "Terus..?" Tanya nyi girah. "Di halaman paling belakang ada tulisan tolong aku. Jangan-jangan farida  yang minta tolong.." kata nyi girah. "gua sih juga bingung.." kata nyi girah. "Terus sekarang kita mau kemana..?" Tanya anna michele . "Ke Parung, majapahit.." kata nyi girah. "Ngapain..?" Tanya anna michele . "Kita mau ke rumah farida , di jalan kenari.." kata nyi girah. Lalu nyi girah menyerahkan kertas berisi alamat yang dilihatnya di buku arsip kepada anna michele . Di rumah farida .. "Permisi.." Kata nyi girah sambil mengetuk pintu. "Gak ada orang ya.." Tanya anna michele . Lalu, dari seberang rumah datang seorang ibu tua. "Adek nyari siapa..?" Tanya ibu itu "Nyari yang tinggal di rumah ini.." kata anna michele . "Penghuni nya udah pindah 3 tahun yang lalu. Kalo gak salah sih ke Semarang. Dengar-dengar sih, anak yang tinggal disini tuh dibunuh.." kata ibu itu. "Makasih ya bu.." kata nyi girah. Lalu mereka segera naik ke mobil untuk melanjutkan perjalanan. Di mobil.. "Rumah tribuanatunggadewi dimana..??" Tanya anna michele . "Kan ada disitu neng, di jalan Cemara nomor 34.." kata nyi girah. "Oo iya, gua gak lihat kertasnya.." kata anna michele  sambil cengar-cengir. "Uuu! Semprul.." Kata nyi girah. Tak lama, mereka sampai di rumah tribuanatunggadewi. Di rumah tribuanatunggadewi.. "Permisi.." Nadi mengetuk pintu pagar. "Iyaa.." Lalu seorang wanita lesbi  membukakan pintu. "Ada tribuanatunggadewi gak bu..?" Tanya anna michele . Ibu itu hanya terdiam, lalu menangis. "Ibu kenapa..?" Tanya nyi girah. "Ayo, ikut ibu ke dalam.." lalu nyi girah dan anna michele  masuk ke dalam rumah. "Untuk apa kalian kemari..?" Tanya Ibu itu. "Kami mau menyelidiki kejadian pembunuhan 5 tahun yang lalu di sekolah kami.." kata anna michele . "Kalian pasti dari SMA melati Parung kan..??" Tanya ibu itu. "Iya bu. Nama saya nyi girah, ini teman saya anna michele .." kata nyi girah. "Oo, ibu ini mamanya tribuanatunggadewi..?" kata ibu itu. Lalu nyi girah dan anna michele  menceritakan kejadian pembunuhan itu. "Begitu ceritanya.." kata anna michele . tak lama kemudian ibu itu menangis. "Kenapa Bu..??" Tanya nyi girah. "Waktu itu, pulang sekolah seragamnya tribuanatunggadewi ada bercak darah. Lalu tribuanatunggadewi menangis seharian di kamar. Terus Ibu tanya kenapa. tribuanatunggadewi bilang dia merasa bersalah sama farida . tribuanatunggadewi bilang kalo tribuanatunggadewi udah membunuh farida ..?" kata Ibu itu. "Terus, gimana kelanjutannya..??" Tanya anna michele . "Pas esoknya, mayat farida  ditemukan. tribuanatunggadewi langsung pergi ke acara pemakaman farida . Sejak saat itu, tribuanatunggadewi jadi anak yang pemurung. tribuanatunggadewi dihantui rasa bersalah. Dan sekarang, tribuanatunggadewi kena penyakit jiwa.." kata Ibu itu sambil menangis. "Hah..??" anna michele  dan nyi girah kaget. "lalu, tribuanatunggadewi ada dimana..??" Tanya nyi girah. "Sekarang tribuanatunggadewi di RSJ. Kalau kalian mau ketemu, ayo sekalian antarkan ibu.." kata Ibu itu. Lalu mereka segera menuju RSJ. Di RSJ.. "tribuanatunggadewi ada di ruang melati. Kalian masuk saja.." kata Ibu itu. "Ibu gak mau masuk..??" Tanya anna michele . "Ibu gak kuat lihat kondisi tribuanatunggadewi.." kata Ibu itu. Perlahan-lahan nyi girah dan anna michele  melangkah masuk ke ruang Melati. Di pojok kamar ada tribuanatunggadewi yang sedang menangis. "tribuanatunggadewi..??" Panggil nyi girah. "Ada apa..??" Tanya tribuanatunggadewi. "Benar, kamu yang membunuh farida ..??" Tanya anna michele . "Iya.. Mau apa tanya-tanya..?" Kata tribuanatunggadewi sambil marah. Lalu, nyi girah memberikan diary farida  kepada tribuanatunggadewi. "Dulu, aku membunuh farida  karena dia jadian sama chucky, orang yang aku suka. Aku cemburu sama farida  dan chucky. Lalu, sejak pembunuhan itu aku menyesal telah membunuh sahabatku.." kata tribuanatunggadewi. nyi girah dan anna michele  mendengarkan tribuanatunggadewi. "Andai saja, aku tidak membunuhnya. Sekarang aku tak ada kesempatan lagi untuk meminta maaf.." kata tribuanatunggadewi sambil menangis. "Masih ada waktu untuk minta maaf. Ayo kita pergi ke makam farida .." kata nyi girah. lalu dengan pengawasan perawat, nyi girah, anna michele , Ibu tribuanatunggadewi, dan tribuanatunggadewi pergi ke TPU parung. Di TPU parung.. "Ini dia kuburan farida .." kata nyi girah. "farida , maafin gua. Dulu gua udah membunuh lo. gua nyesel banget. Maafin gua ya. gua dihantui rasa bersalah sejak gua membunuh lo 5 tahun yang lalu. Maafin gua.." kata tribuanatunggadewi. Tiba-tiba, dari kejauhan tampak farida  tersenyum kepada tribuanatunggadewi. tribuanatunggadewi juga ikut tersenyum. Kemudian mereka pulang. Seminggu kemudian.. anna michele  dan nyi girah sedang duduk berdua di kelas. Mereka sedang asyik mengobrol. Tiba-tiba, mereka melihat seseorang yang duduk di bangku paling depan. "Siapa ya..??" Tanya nyi girah. Orang itu berbalik sambil tersenyum manis, rupanya orang itu adalah farida ..! 



12



Namaku nyi girah. Aku sekolah di Story Schools. Kami hanya membaca dan mengarang cerita. Kali ini aku dan sahabat sahabat ku berlibur di vila. Semoga tidak menyeramkan. "Berangkat sekarang yuk..?" Ajak Jane "Yuk..?" Sahutku Dalam Perjalanan, kami pun bercerita.. "Vila itu kayaknya serem deh..?" Ajakku membuka topik pembicaraan "Iya sih, tapi bagaimana kalo kita selidiki..??" Tanya anna michele  "Tapi aku takuut..?" Pekik Nada Nada memang penakut, tapi kepintarannya luar biasa. Dan? Ia memiliki kemampuan supranatural, tapi sayangnya ia penakut. Kami mengobrol dan "Eh vilanya ini ya ma ??" Tanyaku pada mamaku Aku lupa bertanya kalau aku diantar papa dan mamaku. "Iya, sayang ?? Jawab mamaku Kami pun turun dari mobil, dan menghampiri vila tersebut. "Assalamualaikum?" Ucapku Kami pun masuk ke dalam vila tersebut. Mewah sih, tapi kelihatan angker. Karena rasa takut dan penasaran, kami memilih untuk sekamar. Untungnya kasur itu bertingkat. Tapi sayangnya, ada yang harus tidur sendiri, dan kasur di atasnya, kosong. Itu karena kita berlima. Tapi siapa ya kira kira yang mau? Ah, sudahlah. "Hei, ada buku nih!?" Seruku "Mana, mana ??" Tanya anna michele  "Ini !?" Jawabku sambil mengangkat buku itu Buku ini agak tebal. Kami pun membukanya dan membacanya. Aneh. Sangat aneh. Tulisan di dalamnya adalah: "Kamu telah membuka buku ini. Bila kamu berjumlah ganjil, bersiap-siaplah. Kalian masing masing akan mempunyai kembaran yang dapat menipu teman teman yang lain..?" "Aneh. Bagaimana maksudnya ya??" Tanya chucky "Aku juga bingung. Tapi aku juga takut.??" Jawabku Kami membuka halaman demi halaman, dan menemukan tulisan lagi. Tulisannya berikut ini: "Salah satu di antara kalian akan dimulai sebentar malam..?" "APAAA?..!?" Teriak Jane "Bagaimana ya? Ah, sudahlah. Jangan dihiraukan. Makan siang yuk..??" Ucapku Kami pun segera berlari ke meja makan. Dan mengeluarkan kotak makanan. chucky tidak membawa kotak makanan, jadi ia menggoreng nugget yang dibawanya. "Nyam.. Nyam" Aku merebahkan diri di kasurku. Aku di kasur bawah, di atasku Jane. Di kasur kedua yaitu Nada di bagian bawah, sedangkan chucky bagian atas. Dan anna michele ? Ia tidur sendiri di kasur ketiga, tepatnya bagian bawah. anna michele  memang pemberani, ia juga sangat tomboi. Kami sibuk dengan kegiatan masing. Aku bermain tab, Jane menonton TV sampai tertawa terbahak-bahak, Nada sibuk dengan laptop, chucky membaca novel, dan anna michele  bermain bola di halaman. "Eh, makan malam yuk !?" Ajakku "Ayo ?" Sahut mereka Setelah makan kami mencuci piring masing masing. Setelah itu kami bermain lagi. Bosan bermain sendiri-sendiri, kami bermain permainan tangan. Macam macam deh pokoknya. Jam 09.00 "Ngantuk nih, udah mau tidur belum..??" Tanyaku "Tidur sekarang deh, huahhmm.." Jawab Jane sambil menguap Kami pun tidur. "Zzz¦ Zzz.." Aku terbangun dari tidurku. Aku ingin ke toilet. Glek, aku sangat kebelet. Aku melihat chucky juga ke toilet. Tapi aku cepat cepat masuk ke toilet. "Fiuhh¦ Lega.." Karena ketakutan, aku menyalakan TV sementara. Aku juga ingin minum air putih. Setelah itu, aku masuk ke kamar. Dan apa yang terjadi? chucky masih tidur di kasur atasnya. Aku pun bertanya kepadanya. "Geb, kamu tadi dari toilet ??" Tanyaku padanya "Nggak tuh. Kamu ngayal ya ??" Jawab chucky "Glek. Lalu siapa yang ke kamar mandi tadi?" "Eh, aku bener ya, lihat kamu kok! Tapi kamu diam seribu bahasa..!?" Seruku "Aku kan bilang nggak, aku jujur! Ngapain bohong? Aku nggak pernah ke toilet, KECUALI TADI SIANG. Ngerti..??" Jawab chucky panjang lebar "I.. Iya??" Ucapku merinding "Aku takut. Lalu tadi itu siapa? Apakah ini berhubungan dengan buku misterius itu? Ah, sudahlah, besok saja kita lihat.." Batinku Zzz..Zzz.. Keesokan Harinya "Jane, kamu tahu nggak, tadi malam, aku melihat chucky ke kamar mandi, tapi pas aku masuk ke kamar dia masih tidur. Aneh kan ??" Ceritaku pada Jane "Iiihh, itu mah bukan aneh, tapi sereenmm.." Kata Jane "Tapi Eemm¦ Menurutku itu berhubungan dengan..??" Belum selesai Nada bicara, tiba tiba.. "Buku misterius itu..!? Pekikku bersamaan dengan Jane "Yaa, itu.. Benar.." Jawab Nada "Selidiki aja!?" Ajak anna michele  "Tapi.. Nada??" Tolakku "Enggak apa apa kok ??" Jawab Nada "Ya udah..?" Ucapku Kami pun ke kamar untuk mengambil buku tersebut. Dan tulisan seperti ini muncul dengan sendirinya. Ini tulisannya: "Satu di antara kalian akan mendapatkannya sebentar. Satu di antara kalian sudah mendapatkannya.??" "Heh, berarti bener dong ??" Tanyaku "Eh, iya" Jawab chucky "Aduh, aku dag-dig-dug nih, siapa sih ??" Tanya Jane "Mana kutahu..?" Jawabku "Sudah deh,." Ucap chucky Kami pun beranjak untuk makan pagi. Tadi baru jam 07.00. Sekarang jam 08.00. "Teman teman, aku mau naik ke lantai atas dulu deh. Kalian mau ikut ??" Ajak anna michele  "Nggaak.." Tolak kami semua anna michele  pun sampai di lantai atas. "Ah, begini gak serem, apanya sih yang serem ??" Kata anna michele  Tiba tiba.. "anna michele .??" Panggil seseorang "Hah? Eh, Jane, katanya gak mau ikut,??" Jawab anna michele  "Tadi mau kok.." Kata Jane "Oh. Ya udah. Tapi aku mau turun sekarang. Bye !?" Ucap anna michele  anna michele  pun turun dari tangga tersebut. Tetapi ada sesuatu yang aneh. "Kenapa.. Kok.. Lho.. Ke napa... kenapa Jane ada disini ?? Ucap anna michele  terbata-bata "Heh? Aku memang disini kok !?" Jawab Jane "Masa sih..??" Tapi tadi kan, kamu ada di atas, Tadi kan kamu yang manggil aku, Terus aku nanya, Heh? Katanya tadi gak mau naik? Terus kamu menjawab, Tadi mau kok.. Kamu menjawab, memanggil tanpa tanda titik, koma, ataupun seru! Tapi, Apa benar kamu tadi hanya di bawah ??" Tanya anna michele  bercerita panjang lebar "Iya! Bener kok! Aku gak kemana-mana! Tanya aja sama nyi girah..!?" Antusias Jane "nyi girah, bener gak, tadi waktu aku naik, Jane ada disini..??" Tanya anna michele  padaku "Iya, benar.." Jawabku "Be.. Berarti.. Itu. Haah.. Ya, tidak apa-apa.." Ucap anna michele  "Yah, begitulah" Pendapatku "Coba kita lihat lagi buku itu.?" Ajak anna michele  Kami pun masuk ke kamar. "Tulisan Lagi !?" Ucapku Bunyinya seperti ini: "Aku lupa memperkenalkan diriku pada kalian. Oh ya, kalau kalian berani, panggil saja aku penggenap. Aku adalah penghuni villa ini. Kalian kan, pernah kesini, dan mengalami kejadian aneh. Masih ingat? Aku akan ceritakan. Waktu itu, kalian menginap disini. Masih kecil, kelas 1 SD. Dan kalian masih bertujuh. Orangtua kalian ikut. Ada sebuah kamar di atas. Ibu salah satu teman kalian melarang untuk naik kesana. Entah kenapa. Tapi dia tak menghiraukan larangan tersebut. Ia pun naik ke atas, bersama teman yang satu lagi. Kamar itu adalah kamar milikku. Teman kalian itu, menggedor-gedor pintu, padahal, terkunci. Teman kalian itu pun menembus pintu. Dan setelah mereka berdua pulang dari villa ini, mereka lenyap. Entah kecelakaan, ataupun sakit parah. Jika kalian tidak ingin kehilangan teman kalian, kalian harus memberanikan diri melewati diriku yang menyamar menjadi salah satu dari kalian, dan itu terjadi bila ada salah satu dari kalian berpergian sendiri. Tiga lagi yang harus kalian lewati. Satu hal yang kuperingatkan pada kalian yaitu JANGAN PERNAH MEMAKAI KEKUATAN SUPRANATURAL DI VILLA INI! Jika kalian melanggarnya, kalian akan mendapat suatu kutukan. Satu lagi yang kuperingatkan. JANGAN PERNAH TINGGAL SENDIRI DI VILLA INI!!! Jika beberapa dari kalian meninggalkan villa ini, dan menyisakan salah satunya, aku akan mengambil tubuhnya. Dan arwahku akan disana selama-lamanya. Jangan masuk ke kamar di atas. BERBAHAYA! Dan Jika kalian ingin berbicara padaku, datangalah ke kamar bawah, di dekat televisi. Tapi jangan dengan berjumlah ganjil! Aku sangat membenci angka ganjil! Berhati-hatilah. Kalian akan mendapatkan tipuan tipuan seperti darah, pisau, dan lain lain. Pada salah satu tipuan ini ada yang asli. Ciri cirinya yaitu mempunyai cahaya di sekelilingnya. Jangan pernah berteriak melihat tipuan itu. Bila tipuan itu asli, segeralah berkata ‘Tolong, penggenap’ 3 kali. Kalian semua sudah mengerti sekarang. Bila kalian melanggar di antara atau semua peraturan tersebut, kalian akan mendapat kesialan, kecelakaan dan maut. Maka tepatilah peraturan tersebut!?" "Fiuhhh.." Capek banget bacanya " Kataku "Iya, ya," Sahut Nada Pagi Harinya "Ah Segar.."Gumamku sambil mencuci muka Aku pun mematikan keran air. Baru berjalan 5 langkah, tiba tiba Keran air menyala kembali. Padahal aku tak pernah menyalakannya. Deg. Mungkin Tipuan. Ya, benar, itu tipuan. Tidak ada cahaya di sekitarnya. "Jane..?" Panggil seseorang "Apa? Eh, Nada ya? Mau ngapain..?? Tanya Jane pada Nada "Ke toilet??" Jawab Nada singkat "Oh" Jawab Jane kembali "Makanannya enak ya," Gumamku "Eh Nada, tadi pagi, tumben kamu bangun pagi, ke toilet.?" Tanya Jane "Hah? Seingatku, aku nggak pernah ke toilet. Jam 08.00 sih, tapi mandi.." Jawab Nada "Apaaa?! Wah, pasti itu si penggenap.??" Ucap Jane "Oooh, pasti, kalo bukan siapa lagi,??" Kata Nada Kami sudah merebahkan diri di kasur masing masing. Tapi chucky ingin mengambil makanan di kulkas. "Wafer, Susu, hmmm itu aja deh" Gumam chucky Brakk.. Krakk.. "Heh? Ooo.. nyi girah ya.. Tumben kamu pengen ngemil" nyi girah penggenap tidak berkata sepatah kata pun. Di Kamar Lin nyi girah.. Kamu tadi ngambil makanan di kulkas ya??" Tanya chucky terbata-bata padaku "Enak aja, nuduh orang ngambil makanan sembarangan.." Jawabku membentak "I Iya kok Peng Penggenap.. Pastinya.." Gumam chucky "Lalala.." Senandung Nada sambil berlari pagi Baru kali ini ia bangun pagi, jadi ia mencoba untuk berlari pagi. "Hai anna michele a.. Kamu lari pagi juga ya??" Gumam Nada "Pagi" Jawab anna michele  Wajahnya terlihat aneh, ia sangat lemah, tidak seperti biasanya. Padahal ia selalu semangat. Setelah Lari Pagi "Lil, enak banget yah, lari tadi pagi" Tanya Nada pada anna michele  "Hehh? Kamu ngayal yah? Aku kan bangun jam 07.30," Jawab anna michele  "Aaa Aha! Berarti itu penggenap" Sahut Nada, rasa takutnya sudah hilang dari dirinya "Sudah semua kan? Berarti ini yang terakhir.. Mungkin..Sudah tidak ada lagi.." Ucapku senang "Tidak secepat itu," Ucap seseorang "Penggenap? Kau kah itu ??" Tanyaku "Ya, benar??" Jawabnya "Kalian tidak ingat? Masih ada tipuan tipuan yang menghantui kalian.. Dan, jika kalian berhasil menemukan yang asli.. Kalian akan berhasil lolos dari sini.." Kata si penggenap "Terima kasih, penggenap.." Ucapku pada penggenap itu.. "Seger banget nih.. Mandi.." Gumamku Tess..Tess Ada yang menetes. Apakah itu? "Da.. Darah.. Tidak apa-apa.." Ucapku Aku memperhatikan lebih jelas. Ternyata benar adalah tipuan. Tidak ada cahaya sama sekali di sekitarnya.. Aku pun keluar dari kamar mandi dan segera berpakaian Di Kamar Penggenap "Penggenap, aku ingin bertanya, berapa kalikah tipuan itu muncul..??" Tanyaku "Kemungkinan 3 kali.. Jawab si penggenap "Oh Terima Kasih.." Ucapku Aku pun berlari dari kamar tersebut. Aku segera memberitahukan teman teman ku bahwa jika melihat tipuan menyeramkan, yang tanpa cahaya di sekitarnya, jangan berteriak. Teman teman ku hanya ber "oh" dan "oke" "Aku masak dulu yah,..??" Tanya chucky pada kami "Boleh" Sahut kami Cshhh Trekk.. Krekkk Pisau pisau menancap di tembok dapur. Sontak saja chucky kaget tanpa berteriak dan mengatakan. "Tolong, penggenap, tolong penggenap, tolong, penggenap." Ucap chucky sambil menangis Tak lama kemudian, pisau pun menghilang dari dinding. Isakan chucky pun berhenti. Ia kembali ke kamar. "chucky? Kok kayak habis nangis..?" Tanyaku pada chucky "Iya.. Aku menangis bahagia dan ketakutan..Ketakutan itu.. Tadi ada pisau menancap di dinding dan bercahaya.. Bahagia itu.. Tipuan sudah berakhir.." Jawab chucky Hari ini terakhir kami berlibur. Selanjutnya? Kami akan jalan jalan bersama keluarga dan di rumah. Kami tidak akan melupakan pengalaman ini, selamanya. Kami sangat senang dan bahagia sekarang.