udah pasti akan
terjadi perbedaan dalam melaksanakan puasa Arafah.
Sama-sama kita ketahui penggunaan hisab sudah
dilakukan dari dahulu termasuk dalam menyusun
waktu-waktu salat dan j adwal ibadah lainnya, dapat
kita renungkan jika menyusun waktu salat itu
berdasarkan rukyat betapa rumit dan repotnya umat
Islam, begitu juga dengan penyususan kalender Islam
global harus menggunakan hisab. Memang bila kita
perhatikan, Nabi Muhammad saw t idak menggunakan
hisab dalam menentukan awal bulan, akan tetapi kita
bisa menjumpai dalil -dalil Al-Quran yang banyak
mengisyratkan untuk menggunakan perhitungan
(hisab).
Kedua, Transfer Imkanu Rukyat, transfer imkanu
rukyat dikatakan juga sebagai rukyat g lobal, ketika
suatu daerah dibelahan dunia sudah imkanu rukyat,
tapi sebagian daerah bulan bahkan masih dibawah
ufuk, maka tempat yang sudah imkanu rukyat bisa
ditansfer ke belahan dunia yang belum imkanu rukyat,
dengan ketentuan kawasan ini telah mengalam i ijtimak
sebelum pukul 00:00 waktu setempat terkecualai
kawasan GMT+14 jam (berlaku ijtimak sebelum
fajar). 101 Hal tersebut akan memberikan persatuan
terhadap umat Islam. Jika kita lihat kebelakang,
transfer rukyat sudah dilakukan sejak jaman dahulu
baik di Indonesia maupun pada skala dunia.
Ketiga, Menentukan Garis Tanggal/Permulaan
Hari, permulaan hari dalam kalender hijriah
merupakan permasalahan yang harus dibicarakan.
Sebuah kalender akan dapat terbentuk ketika sudah
ada konsep yang jelas terkait kapan sebuah hari itu
dimulai. Hari adalah sebuat unit pertama dalam
menyusun sebuah kalender. Dalam rangka
menerapkan sebuah kalender yang bersifat global,
selain suatu hari kapan dimulai, hal yang sangat
penting untuk dibahas juga adalah dimana sebuah hari
itu dimulai. Permulaan hari di dalam Islam
sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al -Baqarah 187;
Artinya ” Makan minum lah hingga terang bagimu
benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi)
jangan lah campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam
masjid. Itulah larangan Allah maka janganlah kamu
mendekatinya. Demikianlah Allah merangkan ayat -ayat -Nya
kepada manusia, supaya mereka bertqwa”.
Dalam hal ini umat Islam diseluruh dunia cukup
menggunak an garis internasional yang dipakai pada
saat sekarang ini karna garis tersebut juga sudah
dipakai seluruh dunia. Dengan memakai garis tanggal
yang dipakai saat ini, maka penyusunan kalender Islam
global akan mempercepat pencapainnya.
Keempat, Memiliki Ma tlak Yang Satu, menjadikan
Bumi sebagai satu matlak, sehingga apabila suatu
kawasan dipermukaan Bumi telah terjadi imkanu
rukyat, maka itu berlaku juga untuk semua kawasan di
dunia ini tanpa terkecuali. Dengan menyetujui prinsip
satu matlak ini maka orang timur wajib mengikuti
rukyatnya orang barat untuk melaksanakan puasa
Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah dan ibadah lainnya.
183
Sama-sama diketahui di Indonesia sendiri dari dahulu
sampai sekarang masih disekat oleh matlak karena
letak geografis suatu wilayah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini mengambil kesimpulan bahwa
pemahaman Syamsul Anwar terhadap penyatuan
kalender Islam secara global merupakan harapan
Syamsul Anwar yang mendesak atas terwujudnya
puasa dan hari raya dapat dilaksanakan secara bersama
diselur uh dunia. Penyatuan kaum Muslimin diseluruh
dunia merupakan hal yang tidak mustahil bila umat
Islam diseluruh dunia sama -sama menginginkan
kalender yang unifikatif. Pemikiran dan gagasan
Syamsul Anwar patut mendapatkan apresiasi
walaupun pada kenyataannya belum ada dobrakan
untuk merealisasikannya. Untuk merealisasikan
kalender tersebut perlu mengadakan pertemuan secara
rutin dengan berbagai pakar, seperti pakar ilmu falak,
pakar astronomi, pakar fikih dan pakar ilmu keislaman
lainnya yang dapat menunjang t erbentuknya kalender
Islam global.
Astronomi mer upakan ilmu pengetahuan
mengenai jagat raya. Ilmu yang mempelajari benda
langit secara indivudu seperti bintang, planet, bulan
serta struktur skala besar jagat raya secara keseluruhan.
Astromi sendiri adalah salah satu ilmu yang tertua,
sebagaimana diketa hui berasal dari peradaban -
peradaban awal seperti Babilonia, Yunani, Cina, India,
dan Maya juga didapati telah melakukan pengamatan
yang metodologis atas langit malam. Meskipun
memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat
berkembang menjadi cabang i lmu pengetahuan
modern melalui penemuan teleskop.
102
Astronomi (ilmu falak) dalam bahasa Arab
disebut ‘ i l m al -falak, berasal dari kata fa -la-ka yang
bermakna orbit atau edar benda -benda langit. Dalam
naskah-naskah klasik astronomi disebut hai’ah yang
dalam pengertiannya bermakna susunan alam semesta.
Dalam khazanah Islam klasik, hai’ah adalah disiplin
ilmu yang mengkaji benda -benda langit yang berkaitan
dengan susunan tata surya dan orbit benda -benda
langit.
103
Perkembangan astronomi khususnya astronomi
Islam di mulai pada abad ke 9. Dimulai dari
diterjemahkannya karya -karya utama Almagest oleh
para Ilmuwan dan para ulama. Almagest sendiri adalah
sumber terpenting mengenai informasi tentang
astronomi Yunani Kuno.
Para ilmuwan tersebut belajar dengan cepat
me nggunakan metode penelitian yang kemudia
menghasilkan berbagai karya, hingga perkembangan
astronomi pun mencapai pada puncak kejayaan
sepanjang sejarah peradaban.
PEMBAHASAN
Astronomi Menurut Para Ilmuwan
1. Al-Khawarizmi
Muhammad bin Musa al Khawarizmi ( w.
378/997) adalah seorang muslim berkebangsaan Persia
yang menemukan angka nol, beliau sering disebut
bapak aljabar . Astronomi menurut Al -Khawarizmi
adalah planet -planet, konstalasi, ursa minir, ursa
mayor, draco atau dragon dan bintang -bintang lainnya.
Sedengkan ilmu astronomi adalah ilmu mengetahui
posisi orbit benda -benda langit dan susunannya serta
posisi Bumi.
2. Al-Farabi
Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh Al -farabi
(w.339/950) adalah seorang ilmuwan dan filsuf islam
yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Al-Farabi dikenal
dengan sebutan “guru kedua” setelah Aristoteles,
karena kemampuannya dalam memahami Aristoteles
yang dikenal sebagai guru pertama dalam ilmu filsafat.
191
Menurut Al -Farabi astronomi terbagi menjadi
dua bagian yaitu: ilmu hukum -hukum perbint angan
dan ilmu perbintangan pendidikan. Al -Farabi tidak
mendefinisikan secara lengkap tentang astronomi,
namun beliau hanya menyebutkan bahwa ilmu
astronomi ini adalah ilmu yang mengkaj i Bumi dan
benda -benda langit.
3. Ikhwan al-Safa
Ikhwan al-Safa (abad 4/10) adalah kelompok
persaudaraan yang sejatinya menghimpun para tokoh
cendekiawan, filsuf, dan sufi. Mereka dipersatukan
oleh ilmu dengan filsafat sebagai acuan. Ikhwan al -Safa
berpendapat bahwa astronomi adalah ilmu yang
mengkasi kuantitas benda -benda lan git, planet -planet
dan zodiac mulai dari jarak, kadar, susunan, kecepatan,
peredaran, tabiat dan hubungannya dengan al am
sebelum benda -benda itu ada.
4. Al-Mas’udi
Abu al-Hasan Ali bin Husien Ibnu Ali al -Mas’udi
(w. 356/957) merupakan sejarawan muslim pe rtamama
yang menyatukan antara sejarah dan geografi ilmiah.
Sama dengan al -Farabi, al - Mas’udi juga tidak
mendefinisikan secara lengkap tentang astronomi,
namun al-Mas’udi mengatakan bahwa astronomi
adalah ilmu mengenai keadaan (posisi) susunan dan
konstruksi orbit-orbit benda langit.
5. Ibnu Sina
Abu Ali al-Husayn bin Abdullah bin Sina
(w.428/1037) merupakan seorang filsuf, ilmuwan,
190 191
192
dokter dan penulis yang lahir pada masa keemasan
peradaban Islam . Ibnu Sina dikenal sebagai “Bapak
Kedokteran Modern”. Menuru t Ibnu Sina astronomi
adalah sebagai ilmu mengetahui keadaan alam dalam
sisi bentuk , posisi, ukuran dan jarak.
6. Ibnu Khaldun
Abu Zayd ‘Abd al -Rahman Ibn Muhammad Ibnu
Khaldun (w. 808/1405) adalah seorang sejarawan
muslim. Ibn Khaldun berasal dari Tunisia. Beliau sering
disebut sebaga Bapak Pendiri ilmu historiografi,
sosiologi dan juga ekonomi. Menurut Ibnu Khaldun
astronomi merupakan ilmu yang mengkaji gerak
planet -planet diam, planet -planet beredar, planet -
planet berbolak -balik. Gerak yang dimaksud
merupa kan gerak berdasarkan bentuk dan posisi
planet -planet itu pada orbitnya dengan sarana
geometri.
104
7. Qadhi Zadah ar- Rumi
Salah al-Din Musa Pasha atau biasa dikenal Qadhi
Zadah ar-Rumi ( w. stl.815/1412) adalah seorang
matematikawan Islam yang menulis sejumlah
komentar tentang matematika dan astronomi. Beliau
berasal dari Turki dan bekerja di observatorium
Samarkand. Pekerjaan pertamanya saat bekerja di
observatorium tersebut adalah memproduksi katalog
bintang-bintang, katalog komprehensif pertama sejak
Ptoleme us. Katalog perbintangan itu menjadi rujukan
para astronom hingga abad ketujuh belas Menurut
Qadhi Zadah ar-Rumi astronomi adalah ilmu yang
mengkaji keadaan benda -benda langit dari segi
kuantitas, posisi dan gerak yang mengiringinya.
Karya -Karya Para Ilmuwan Muslim
1. Al-Khawarizmi
Salah satu karya Al-Khawarizmi yang
terselamatkan adalah kitab Zijs al -Sindhind yaitu
tentang table astronomi. Kitab Zijs al -Sindhind ini
terdiri dari sekitar 37 bab yang isinya tentang
perhitungan kalender dan astronomi, kemudia n
terdapat 116 tabel berisi kalender, astronomi, astrologi,
serta nilai sinus. Kita ini juga telah direvisi oleh
Maslama ibn Al-Majriti dan diterjemahkan kedalam
bahasa latin oleh Adelard of Bath.
Dalam bidang geografi Al -Khawarizmi juga
membuat karyanya yaitu kitab surat al-Ard. Dalam
kitab surat al-Ard Al-Khawarizmi mengadopsi dan
mengembangkan geografi karya Ptolemy.
Kitab tersebut dibuat atas perintah khalifah al -
Ma’mun dalam rangka memenuhi memenuhi
persyaratan untuk menghadap kiblat. Kitab surat al -
Ard, berisikan 2402 koordinat kota dan ciri geografi
lainnya.
Kitab tersebut dimulai dengan membuat daftar
garis bujur dan garis lintanfg dari suatu lokasi, dan
membaginya kedalam zona cuaca dengan tingkat
akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengar ka rya
dari Ptolemy.
192 193
194
Al-Khawarizmi juga telah membuat kitab tentang
cara membuat alat klasik yaitu astrolabe beserta kitab
tentang cara penggunaan asterolabe tersebut. Kitab cara
membuat astrolabe di sebut dengan kitab ‘ Amal al -
Asturlab sedangkan kitab tenta ng cara penggunaan
astrolabe disebut dengan kitab Al -Amal bi - al - Asturlab .
Karya terbesar Al -Khawarizmi iyalah kitab f i al —
Jabr wa al -Muqabala . Karena kitab inilah dunia
matematika modern mengenal istilah aljabar. Para
ilmuwan banyak yang menyebut Al -Khawa rizmi
sebagai “Bapak Aljabar”.
105
2. Al Farabi.
Salah satu karyanya yang paling terkenal
adalah kitab Ara Ahlul Madinah al - Fadhilah yang
membahas tetang pencapaian kebahagian melalui
kehidupan politik dan hubungan antara rejim yang
paling baik menurut pemaham an Plato dengan hukum
Ilahiah islam.
Kitab Ara Ahlul Madinah al -Fadhilah ini banyak
membicarakan tentang konsep kepemimpinan dalam
Islam.
Menurutnya, kota ideal pasti dipimpin oleh
pemimpin yang berkompeten. Sosok tersebut pasti
memiliki kemampu an yang sama seperti nabi atau pun
utusan Allah. Pemimpin akan berkomunikasi dengan
Sang Pencipta untuk menentukan masa depan orang -
orang yang dipimpinnya.
Di bidang musik Al Farabi menulis kitab al -
Musiq al -Kabir. Kitab tersebut mengajarkan tentang
alat-alat yang mampu mengeluarkan suara yang indah.
Kitab al -Musiq al -Kabir juga mengajarkan kepada
warga tentang adanya kombinasi suara sehingga
menjadi indah ketika di dengar.
Al-Farabi juga menulis kitab al -Jam’u bayna
Ra’yay al -Hakimayn, di dalam kita tersebut beliau
menggabungkan dua filosof Plato dan Aristoteles dan
menilai kedua filosof tersebu t sama-sama membahas
ketuhanan.
3. Ikhwan al-Safa
Karya monumental Ikhwan al -Shafa adalah
ensiklopedia Rasail Ikhwan al -Shafa. Rasail Ikhwan
Ash-Shofa wa Khilan al-Wafa dikarang oleh 10 orang
yang mengaku dirinya sebagai pakar tapi mereka
merahasiakan identitasnya. Ensiklopedi ini secara garis
besar, dapat dibagi menjadi empat kelompok:
Kelompok pertama, berisi empat belas risalah
”matematis” tentang angka. Oleh kalangan Ikhwan al-
Shafa, angka dianggap alat penting untuk mengkaji
filsafat ”sebab ilmu angka akar semua sains, saripati
kebijaksanaan, sumber kognisi, dan unsur pembentuk
makna.
Kelompok kedua, terdiri atas tujuh belas risalah
yang membahas ”persoalan f isik-materiil”. Secara
kasar, semua risalah tersebut berkaitan dengan karya -
karya fisika Aristoteles.
Kelompok ketiga , terdiri atas sepuluh risalah
”psikologis -rasional” yang membahas prinsip -prinsip
194 195
196
intelektual, intelek itu sendiri, hal -hal kawruhan
(inte lligibles), hakikat cinta erotik (’isyq), hari
kebangkitan, dan sebagainya.
Kelompok keempat, terdiri atas empat belas risalah
yang membahas cara mengenal Tuhan, akidah dan
pandangan hidup Ikhwan al -Shafa, sifat hukum Ilahi,
kenabian, tindakan -tindakan makhluk halus, jin dan
malaikat, rezim politik, dan terakhir haki kat teluh,
azimat, dan aji -aji.
4. Al-Mas’udi
Al-Mas'udi banyak menghasilkan karya antara
lain adalah: Zakha'ir al -Ulum wa Ma Kana fi Sa'ir ad
Duhur (Khazanah Ilmu pada Setiap Kurun). Al -Istizhar
L ima Marra fi Salif al-A'mar tentang peristiwa -
peristiwa masa lalu. Tarikh al -Akhbar al-Umam min al-
Arab wa al'Ajam (sejarah Bangsa Arab dan Persia).
Akhbar az-Zaman wa Man Abadahu al-Hidsan min al-
Umam al -Madiyan wa al-Ajyal al -Haliyah wa al-
Mamalik al-Dasirah. Kitab -kitab tersebut berisi tentang
sejarah umat manusia masa lampau dan bangsa -bangsa
sekarang serta kerajaa -kerajaan mereka. Buku yang
terdiri dari 30 jilid ini tidak sampai ke tangan generasi
sekarang. Yang ada sekarang adalah ringkasannya,
namun tidak diketahui pengarangnya.
Kemudian kitab Al -Ausat, berisi kronologi sejarah
Umum. Muruj az -Zahab wa Ma'adin al -Jawahir
(Padang Rumput Emas dan Tambang Batu Permata)
disusun tahun 947 M. Kitab ini terdiri atas dua bagian
besar. Pertama, berisi sejarah penciptaan alam dan
manusia, sifat-sifat bumi, laut peristiwa -peristiwa luar
197
biasa, riwayat nabi-nabi, sejarah bangsa -bangsa kuno
dengan agama dan alirannya, serta adat istiadat dan
tradisi. Al -Mas'udi banyak mengutif karya para
sejarawan sebelumnya. Kedua , berisi sejarah Islam
mulai akhir masa al-Khulafa ur -Rasyidun (empat
khalifah besar) sampai masa awal masa pemerintahan
Khalifah al -Mu'ti dari bani Abbasiyah, kehidupan para
budak leleaki dan wanita, mawali (orang asing,
terutama Persia), kehidupan masyar akat umum,
pembangunan (seperti istana) beserta segala
perlengkapannya, kebiasaan para pembesar, dan adat
istiadat serta tradisi negeri -negeri yang dikunjunginya.
Al-Mas'udi banyak memaparkan pembagian bumi ke
dalam beberapa wilayah. Menurutnya bentuk dara tan
dan lautan merupakan segmen sebuah bola.
At-Tanbih wa al-Israf (Indikasi dan Revisi) ditulis
tahun 956. Kitab yang merupakan ringkasan dan
memuat beberapa revisi dari tulisannya yang lain, juga
memuat pandangan filsafat -filsafatnya tentang alam
dan se jarah. Ia memaparkan pemikirannya tentang
evolusi alam, yaitu dari mineral, tanama, hewan,
sampai manusia.
Al-Qadaya wa at-Tajarib (Peristiwa dan
Pengalaman). Mazahir al -Akhbar wa Tara'if al -asar
(Fenomena dan Peninggalan Sejarah). As -Safwah fi al-
Imamah (tentang Kepemimpinan). 106
5. Ibnu Sina
Karya yang ditulis oleh Ibnu Sina diperkirakan
hampir 250 judul. Beberap karyanya yang sangat
terkenal adalah:
Qanun fi Thib yang dalam bahasa inggris telah di
terjemahkan menjadi The Canon of Medicine. Kitab ini
beris i tentang berbagai macam cara penyembuhan dan
berbagai macam obat -obatan. Kitab ini sering disebut
sebagai Ensiklopedi pengobatan.
Al-Mages adalah kitab yang berkaitan dengan
dunia astronomi. Kitab tersebut berisi tentang
bantahan terhadap pandangan Eucli des serta
meragukan pandangan Aristoteles yng menyamakan
bintang-bintang tak bergerak. Menurut Ibnu Sina
sendiri bahwa bintang -bintang yang tak bergerak tidak
berada dalam satu globe.
Asy-Syifa adalah kita yang berisi tentangmasalah
penyakit beserta pengob atan yang diberikan terhadap
penyakit tersebut. Kitab ini sama dengan kitab Al -
Qadaya wa AT-Tajarib yaitu sama -sama dikenal dalam
dunian kedokteran dan kitab ini juga disebut sebagai
ensikplopedi dunia kedokteran.
Tak hanya dibidang filsafat, Ibnu Sina jug a
menulis esai syair seperti, hayy ibn yaqzhan, risalah at -
thir, risalah fi sir al-qadar, tahshil as- sa’adah dan
risalah fi al-isyq. Dan beberapa puisi seperti, al -urjuzah
fi ath-thibb, al-qasidah al -‘aniyyah dan al -qasidah al -
muzdawiyyah.
199
6. Ibnu Khaldun
Karya -karya yang dihasilkan oleh Ibnu Khaldun
yang paling terkenal iyalah kitab muqaddimah, kitab
tersebut merupakan kitab yang berisi tentang gejala -
gejala social dan sejarahnya. Kitab muqadimmag inilah
yang membuat nama Ibnu Khaldun menjadi harum
karena kitab ini merupakan buku pertama dalam kitab
al-Ibar yang terdiri dari bagian pengantar. Buku inilah
yang merupakan inti dari semua persoalan.
Kitab al -Ibar, wa Diwan al-Mubtada’ wa al -
khabar, fi Ayyam al-Arab wa al-Ajam wa AL -Barbar,
wa man Asharuhum min dzawu as-Sulthani al-Akbar
yaitu kitab pelajaran dan arsip sejarah zaman
permulaan dan zaman akhir yang mencakup persitiwa
politik mengensi orang -orang Arab, Non Arab, dan
Barbar, serta raja -raja besar yang satu masa dengam
mereka. Dan kitab tersebut di kenal dengan nama kitab
Ibar.
Kemudian adalah kitab Lubab al -Muhassal fi
Ushul ad -Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan
pendapat -pendapat teologi, yang merupakan ringkasan
dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al -
Muta’akh -khiriin karya Imam Fakhruddin ar -Razi).
Kitab al -Ta’rif bi Ibnu Khaldun wa
RihlatuhuSyarqon wa Ghorban atau disebut al -Ta’rif
sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya.
Kitab ini berisi tentang beberapa bab mengenai
kehidupan Ibnu Khaldun, Beliau menulis
autobiografinya secara sistematis dengan
menggunakan metode ilmiah, karena terpuisah dalam
beberapa bab akan tetapi bab - bab tersebut saling
198 199
200
berhubungan satu dengan yang lain. Kitab ini juga
merupakan bagian terakhir dari kitab al -Ibar. Dan ada
juga karyany a yang berjudul Syifaal -syai li Tahdz dan
beberapa karya -karya lainnya.
7. Qadhi Zadah ar- Rumi
Karya yang dihasilkan oleh Qadhi Zadah ar -Rumi
yang paling terkenal adalah p erhitungan sin 1° dengan
tingkat akurasi yang luar biasa. Beliau menghitung sin
1° mende kati tingat akurasi 10 -12 .Qadi Zadah ar -Rumi
kemudian menerbitkan metode perhitungan sin 1°
dalam Risalat al-Jayb (Risalah Sinus). Karya lain dari
beliau adalah Sharh al -Mulakhkhas yaitu komentar
tentang ringkasan Jaghmimi tentang ilmu astronomi
dan Sharh askhal al-Ta’sis yaitu komentar tentang
aritmatika Samarkandi.
201
KESIMPULAN
Astronomi adalah ilmu yang terhitung sebagai
cabang ilmu pengetahuan tertua yang pada saat ini
perkembangannya sangat pesat. Jika pada zaman
dahulu astronomi hanya mengenal tentang Bulan,
Bintang, Matahari dan sebagainnya. Seiring
berkembangnya ilmu dan teknologi astronomi saat ini
begitu luar biasa sampai saat ini sudah banyak karya -
karya dibidang astronomi yang sudah
bermunculan.Berkembangnya astronomi hingga saat
ini, tak luput dari peran penting ilmuwan -ilmuwan
Muslim terdahulu, karena karya -karya merekalah yang
menjadi dasar atau acuan untuk terus meneliti di dunia
astromi. Perkembangan ini juga sudah terlihat di
Indonesia sendiri, terbukti sudah banyaknya
observ atorium-observatorium yang di bangun di
Indonesia dn sudah banyak penelitian yang di dapat
dari setiap observasi yang di lakakukan setiap
observatorium.
Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara yang (disingkat OIF UMSU) adalah salah satu lembaga di
UMSU yang bergerak dibidang observasi benda -benda langit dan
pengkajian Ilmu Falak (Astronomi Islam). Observatorium Ilmu
Falak UMSU yang sudah berdiri selama 5 tahun di Kampus
Pascasarjana UMSU Lantai 7 yang terletak dijalan Denai ini terus
melakukan berbagai kegiatan seperti pengamatan benda -benda
langit, mengukur kecerlangan langit kota Medan dan Barus,
penelitian hilal dan lain sebagainya.Disamping rutinitas
mengamati benda -benda langit, OIF UMSU merancang agenda -
agenda yang bersifat edukasi publik mengenai wawasan langit
kepada warga , dengan membuat pelatihan -pelatihan
astronomi, pengenalan serta praktik alat astronomi, dan pelatihan -
pelatihan lain seputar astronomi dengan cara menerima
kunjungan dari berbagai instansi maupun warga luar baik
yang muslim maupun non muslim untuk memperkena lkan
kepada warga umum terlebih kepada pelajar bahwa banyak
kontribusi peradaban Islam pada dunia yang sampai saat ini masih
dinikmati seluruh penjuru Bumi dan untuk membangkitkan rasa
cinta kepada semesta yang tak terbatas ini dan salah satunya
adalah observatorium.
bservatorium Ilmu Falak Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara yang
(disingkat OIF UMSU) adalah salah satu
lembaga di UMSU yang bergerak dibidang observasi
benda -benda langit dan pengkajian Ilmu Falak
(Astronomi Islam).
Observato rium adalah sarana utama mengamati
dan mengkaji benda -benda langit khususnya Bulan dan
Matahari karena diantaranya terkait dengan ibadah
umat Islam yaitu shalat dan puasa. 107
Observatorium tidak layak dikatakan sebagai
observatorium jika tidak memiliki hasil pengamatan
atau data penelitian dikarenakan fungsi utama dari
sebuah observatorium ialah mengamati dan mengkaji
benda -benda langit.
Observatorium Ilmu Falak UMSU yang sudah
berdiri selama 5 tahun di Kampus Pascasarjana UMSU
Lantai 7 yang terletak dijalan Denai ini terus
melakukan berbagai kegiatan seperti pengamatan
benda -benda langit, mengukur kecerlangan langit kota
Medan dan Barus, penelitian hilal dan lain sebagainya.
Disamping rutinitas mengamati benda -benda
langit, OIF UMSU merancang agenda -agenda ya ng
bersifat edukasi publik mengenai wawasan langit
kepada warga , dengan membuat pelatihan -
pelatihan astronomi, pengenalan serta praktik alat
astronomi, dan pelatihan -pelatihan lain seputar
astronomi dengan cara menerima kunjungan dari
berbagai instans i maupun warga luar baik yang
muslim maupun non muslim untuk memperkenalkan
kepada warga umum terlebih kepada pelajar
bahwa banyak kontribusi peradaban Islam pada dunia
yang sampai saat ini masih dinikmati seluruh penjuru
Bumi dan untuk membangki tkan rasa cinta kepada
semesta yang tak terbatas ini dan salah satunya adalah
observatorium..
OIF UMSU membuka peluang bagi para pelajar
mulai dari tingkatan terendah hingga mahasiswa
bahkan warga umum (keluarga) yang ingin
mempelajari, menambah infor masi seputar dunia
astronomi. Dikarenakan Ilmu Falak (Astronomi) sangat
berpengaruh bagi kehidupan, banyak muda -mudi yang
acuh terhadap dunia astronomi, namun banyak juga
muda-mudi yang terobsesi ingin mengetahui tentang
semesta ini serta mempelajari ilmu falak (astronomi).
Dalam perkembangan sebuah observatorium
adakalanya observatorium yang di bawah naungan
universitas telah tersedia planetarium untuk
mempermudah dalam menyampaikan,
mensimulasikan susuna benda -benda langit seperti
planet, Bulan, Bintang, fenomena -fenomena alam
semesta dan sebagainya.
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tata cara
berkunjung ke OIF UMSU bagi para pelajar,
mahasiswa, hingga ke warga umum.
Ketika OIF UMSU akan menerima sebuah
kunjungan dari salah satu instansi baik N egri, Swasta,
kalangan keluarga dan sebagainya, maka harus
207
mengikuti prosedur yang ada, semisal sebelum
berkunjung ke OIF UMSU harus melakukan
komunikasi kepada salah satu TIM OIF bisa secara
online via wa atau datang langsung ke markas OIF
UMSU.
Kemudian membicarakan jadwal yang akan
disepakati, baik untuk instansi tersebut maupun untuk
OIF UMSU, karena setiap kegiatan apapun itu di OIF
UMSU harus memiliki struktur yang terjadwal agar
schedule yang telah terdaftar tidak saling bertabrakan
dan tetap menjag a kualitas dari kegiatan tersebut.
Dengan adanya tempat eduwisata seperti di OIF UMSU
ini bisa membantu kegaiatan belajar para siswa/siswi
bahkan mahasiswa. Tak jarang dari berbagai instansi
melakukan f ield trip ke OIF UMSU.
SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSE DUR)
Hampir semua lembaga yang ada di Indonesia
atau bahkan di dunia mempunyai standar operasional
prosedur (SOP) untuk mewujudkan dan mecapai
tujuannya. Tidak hanya di dunia pemerintahan,
pendidikan, perusahaan juga memerlukan SOP disetiap
departemen yan g ada di perusahaan atau lembaga
tersebut.
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan
panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan
operasional organisasi atau perusahaan berjalan
dengan lancar. Penggunaan SOP dalam organisasi
bertujuan untuk memasti kan perusahaan beroperasi
secara konsisten, efektif, efisien, sistematis, dan
206 207
208
terkelola dengan baik untuk menghasilkan produk
yang memiliki mutu konsisten sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan. Impletasi SOP dalam
perusahaan dimaksudkan agar organisa si dapat
menghadapi tantangan -tantangan sebagai tingkat
kesulitan kegiatan operasional organisasi semakin
tinggi sehingga risiko terjadinya kesalahan atau
penyimpangan juga semakin tinggi, semakin banyak
persyaratan dan peraturan perundangan yang harus
dip atuhi perusahaan. 108
OIF UMSU memiliki standard operasional agar
mengetahui apakah kegiatan atau sistem di suatu
perusahaan sudah sesuai standarnya untuk mencapai
hasil yang baik atau tidak, dan untuk membiasakan
para kinerja di OIF UMSU agar bisa bekerja se suai
dengan standard prosedur yang ada dan sudah
berjalan.
Dalam pelayanan publik yang baik haruslah
memperhatikan SOP yang ada di suatu perusahaan
atau lembaga pendidikan agar tidak menimbulkan
maslaah seperti berbelit dalam proses pendanaan,
penentuan ja dwal untuk suatu kegiatan, kurang ramah,
kaku dan sebagainya, maka dari itu pelayanan harus
ditingkatkan sesuai standard atau prosedur yang
berjalan agar dapat memberikan kepuasan kepada para
pengunjung yang hadir.
Menurut Tjipto Atmoko, Standar Operasion al
Prosedur merupakan suatu pedoman atau acuan untuk
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengn fungsi dan
alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan
indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural
sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada
unit kerja yang bersangkutan. 109
Ketika OIF UMSU akan menerima sebuah
kunjungan dari salah satu instansi baik Negri, Swasta,
kalangan keluarga dan sebagainya, maka harus
mengikuti prosedur yang ada, semisal sebelum
berkunjung ke OIF UMSU ha rus melakukan
komunikasi kepada salah satu TIM OIF bisa secara
online via wa atau datang langsung ke markas OIF
UMSU.
Kemudian membicarakan jadwal yang akan
disepakati, baik untuk instansi tersebut maupun untuk
OIF UMSU, karena setiap kegiatan apapun itu di OIF
UMSU harus memiliki struktur yang terjadwal agar
schedule yang telah terdaftar tidak saling bertabrakan
dan tetap menjaga kualitas dari kegiatan tersebut.
Dengan adanya tempat eduwisata seperti di OIF UMSU
ini bisa membantu kegaiatan belajar para si swa/siswi
bahkan mahasiswa. Tak jarang dari berbagai instansi
melakukan f ield trip ke OIF UMSU.
Adapun dalam definisi strategis dinyatakan
bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu
memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan
(meeting the needs of cus tomers). Salah satu faktor
yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas
K UNJUNGAN DI OIF UMS U
Sehari -hari, OIF UMSU menerima kunj ungan
publik dari berbagai kalangan seperti sekolah -sekolah,
universitas, maupun warga umum. Kunjungan
datang baik dari dalam kota, luar kota, bahkan luar
negeri. Dari luar negeri tercatat datang dari Amerika
Serikat, Malaysia, Singapura, dan Korea Se latan.
Namun yang paling dominan adalah kunjungan dari
sekolah -sekolah mulai tingkat TK, SD, SMP, SMA.
Selain kunjungan di atas, OIF UMSU juga
menerima kunjungan khusus (istimewa) baik dari
kalangan akademisi, anggota dewan, pejabat
negara/daerah, tokoh po litik, ulama, cendekiawan, dan
lain-lain. Bagi OIF UMSU, kunjungan tokoh -tokoh ini
merupakan kebanggaan tersendiri.
Semenjak berdirinya OIF UMSU sudah menerima
kunjungan untuk membagikan informasi terkait alam
semesta, waktu shalat, arah kiblat, peraktik a lat dan
masih banyak lagi. Hal ini dikarenakan pentingnya
bagi umat muslim untuk mempelajari Ilmu Falahk (
astronomi) terkait tentang ibadah.
Tidak dari golongan umat mushlim saja, dari non
muslim jga berkunung ke OIF UMSU untuk mengenal
dunia astronomi, alat-alat astronomi dari yang klasik
hingga modern.
Minat merupakan kekuatan pendorong yang
menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada
orang lain atau pada objek lain. Minat merupakan salah
satu sumber motivasi seseorang untuk melakukan
kegiatan yang dis ukai (Kanuk, 2007) yang akan
berdampak terhadap peningkatan pangsa pasar. Ada 3
(tiga) faktor yang dapat menimbulkan minat seseorang,
yaitu faktor dorongan dari dalam, faktor motif sosial
dan faktor emosional. 111
Berikut grafik kunjungan ke OIF UMSU mulai
dari tahun 2015 hingga tahun 2020 :
Pada awal berdirinya OIF UMSU dan mulai
membuka jadwal kunjungan dapat terlihat dari tahun
2015 terjadi peningkatan saat berkunjung, hal ini juga
dikarenakan OIF UMSU pada awalnya sering
melakukan promosi seperti berkunjung ke sekolah -
sekolah, instansi dan masih banyak lagi, kemudian
prosmosi dengan selebaran dan promosi via online
yang saat ini informasi cepat didapat melalui internet
atau media social. Kemudian OIF UMSU juga sering
melakukan MOU dengan beberapa s ekolah, bekerja
sama dengan travel dan masih banyak lagi.
Sejauh ini total kunjungan dari tahun pertama
yaitu 2015 mecapai 819 orang pengunjung, tahun 2016
adalah 2534 pengunjung, dan tahun 2017 adalah 8232
pengunjung dan ini dari semua tingkatan mulai dar i
TK, SD, SMP, SMA bahkan Mahasiswa. Semakin
bertambahnya tahun pengunjung semakin meningkat
213
pula hal ini juga berlaku pada tahun berikutnya, yaitu
2018 sekitar 10995 pengunjung.
Pada tahun 2018 - 2020 pengunjung mulai
dibatasi, dikarenakan 1) untuk menja ga kualitas
kegiatan yang diselenggarakan OIF UMSU, 2)
dikarenakan gedung tempat OIF berada adalah gedung
paling atas di kampus pascasarjana UMSU, yang pada
hari Jumat dan Sabtu diadakan perkuliahan, oleh sebab
itu agar tidak mengganggu aktivitas perkulia han hal ini
menjadi salah satu alasan dibatasinya jadwal
kunjungan OIF.
Selanjutnya pada tahun 2019 pengunjung
berjumlah sekitar 10733, sedangkan tahun 2020
pengunjung berjumlah 3668. Pada tahun 2019
pengunjung menurun sekitar 222 pengunjung,
penurunan ini tidak terlalu signifikan karena kenaikan
antara tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 2763
pengunjung, jadi masih bisa dimaklumi.
Dapat terlihat pula pada grafik kunjungan dari
tahun ke tahun ada di beberapa bulan kunjungan
meningkat sangat pesat dan ada pula yang angka
212 213
214
statistiknya tidak bergerak, hal ini disebabkan karena
kunjungan yang dominan dihadiri oleh siswa/siswa
maka kita mengikuti jadwal dari kegiatan sekolah.
Contoh pada bulan Mei 2019 saat itu adalah Hari
Raya Idul Fitri dan setiap sekolah ma upun instani
bercuti untuk merayakan hari besar tersebut. Dan
begitulah seterusnya seperti libur sekolah, ujian dan
lain-lain.
Sedangkan tahun 2020 pengunjung berjumlah
sekitar 3668, terlihat penurunan begitu signifikan, hal
ini tentu ada sebabnya, dikaren akan tahun 2020 adalah
masa pandemic covid, dimana orang -orang sebisa
mungkin harus melakukan kegiatan di dalam rumah,
baik bekerja, sekolah, maupun kegiataan lainnya untuk
menekan angka penyebaran covid.
Adapun teknis berkunjung di OIF UMSU ialah :
1. Menghubungi salah satu Tim OIF untuk
membicarakan agenda kunjungan, bisa via online
seperti dari Wa kemudian bisa melalui media
social OIF UMSU ig @oifumsu, fb Observatorium
Ilmu Falak UMSU.
215
2. Membicarakan jadwal berkunjung dan sepakat
atas jadwal yang telah d i tentukan.
3. Membayar dp tanda jadi untuk berkunjung
dijadwal yang telah ditentukan.
Kemudian untuk kegiatan ketika berkunjung
berikut ini teknisnya :
1. K egiatan Ruang Planetarium
Masuk secara teratur dengan dipandu Tim
yang bertugas dan membagikan cendramat a
(PIN OIF)
Setelah tertib Tim akan menjelaskan aturan -
aturan di dalam planetarium
K emudian menampilkan pemutaran profil
OIF UMSU
Simulasi alam semesta dengan menggunakan
software -software astronomi. Simulasi alam
semesta seperti planet, bintang, fase bula n,
rasi bintang dan lain sebagainya. Kemudia
menjelaskan cara menentukan arah kiblat.
Pemutaran film astronomi, yang seluruhnya
dinarasikan oleh tim yang bertugas.
2. K emudian beralih ke Ruang Alat Astronomi
Ruang alat astronomi berisikan alat -alat astronomi
dari yang klasik hingga modern, disini Tim yang
bertugas akan membagikan informasi seputar
alat-alat tersebut.
214 215
216
3. Observasi Menggunakan Teleskop
Kegatan ini yang paling dinanti yaitu
meneropong matahari, ketika keluar dari ruang
alat para pengunjung dia rahkan untuk ke taman
OIF menuju Sliding Roof tempat disediakannya
teleskop yang nnti digunakan para pengunjung.
217
4. Simulasi Roket
Kegiatan ini juga dinanti khusus para siswa TK,
SD dan SMP dapat bermain roket air.
5. Pengenalan Out Door
Kegiatan ini peng enalan kembali sekaligus
pengaplikasian.
216 217
218
6. Foto Bersama
Kegiata ini tanda berakhir pula kegiatan
kunjungan di OIF.
219
KESIMPULAN
OIF UMSU berdiri sudah kurang lebih 5 tahun
lamanya dan banyak menerima kunjungan dari
berbagai instansi baik dalam kota , antar kota, luar kota
bahkan luar negri.
Dan sejauh ini kegiatan berkunjung berjalan lancar dan
nyaris meningkat setiap tahunnya.
Tujuan OIF UMSU menerima kunjungan ialah untuk
membangkitkan rasa cinta warga terlebih pada
generasi muda tentang Ilmu Falak dan
memperkenalkan peninggalan dari pada peradaban
Islam yang masih digunakan saat ini.
Setiap lembaga maupun instansi memiliki target yang
salah satu cara untuk mencapai target itu ialah
mengikuti aturan atau SOP yang telah ditetapkan.
Penetapan awal-awal bulan di dalam Islam
dilakukan berdasarkan peredaran Bulan (qamary) .
Semua ibadah yang berkaitan dengan penanggalan
selalu ditetapkan dengan model ini. Perbincangan dan
perdebatan seputar penetapan awal Ramadhan, Syawal
dan Dzulhijjah diakui telah banyak menguras energi
umat Islam, betapa fenomena ini sering terjadi di
Indonesia, bahkan dunia. Dua hal yang perlu dipahami
terkait dengan perbedaan dan perdebatan tersebut,
yaitu aspek teoretis ilmiah -astronomis dan aspek fikih
(syariat) penentuan hilal. Aspek fikih telah banyak
dipahami meskipun tetap menyisakan berbagai
perbincangan, namun aspek sains (astronomi) masih
kurang di dalami. Hal yang terakhir ini tidak bisa
diabaikan karena hakikat perbedaan itu terjadi karena
perbedaan pemaknnaan atau pendefinisian hilal
sebagai penentu masuknya bulan bar u. Dalam makalah
ini, akan dikemukakan sekilas aspek ilmiah tersebut
sebagai bahan pertimbangan mengambil keputusan
menetapkan awal bulan qamariyah.
BUMI, BULAN DAN MATA HARI
Bumi, Bulan dan Matahari adalah tiga benda
angkasa ciptaan Allah, yang dari tig a fenomena benda
angkasa ini manusia dapat beraktivitas, termasuk di
dalamnya aktivitas ibadah. Bumi sebagai benda yang
didiami manusia adalah planet ketiga dari daftar planet
di Tata Surya, memiliki empat struktur bagian yaitu;
223
atmosphere (udara), hydrosp here (air), lithosphere
(batuan solid) dan biosphere (kehidupan organik).
Bumi memerlukan masa berputar pada sumbunya
(rotasi) selama 23 jam 56 menit 05,09054 detik yang
menyebabkan terjadinya siang dan malam. Disamping
berputar pada sumbunya, Bumi juga be rgerak
mengelilingi Matahari (revolusi) dengan kecepatan
yang tidak teratur selama 365,2425 atau 365 1/4 hari,
yang mengakibatkan siklus tahunan. 112 Dalam
rotasinya pula, Bumi akan miring membentuk sudut
23,5 derajat terhadap garis bidang orbitnya
mengelilin gi Matahari, yang menyebabkan adanya
empat tatanan musim di Bumi, yaitu musim hujan,
kemarau, semi dan gugur.
Sementara Matahari adalah satu diantara bintang -
bintang di jagad raya, Matahari merupakan bintang
terdekat dengan Bumi hingga menyebabkan banyakny a
penelitian tentangnya. Matahari merupakan objek
penelitian astronomi utama yang selalu menakjubkan,
ia merupakan bola gas raksasa panas berdiameter
sekitar 1,4 juta km, atau 100 kali lipat lebih dari Bumi.
Matahari juga adalah sumber kehidupan utama
manusia, manusia dapat beraktivitas dan bahkan
beribadah disebabkan adanya rutinitas alamiah
Matahari. Dalam peredarannya, Matahari melintasi
ekuator dalam setahun sebanyak dua kali, yaitu sekitar
tanggal 21 Maret dan 23 September. Satu tahun
Matahari adalah j angka waktu yang diperlukan oleh
Bumi untuk mengelilingi Matahari (revolusi), rata -rata
satu tahun lamanya 365 1/4 hari. 113
Sementara itu Bulan, yang juga makhluk ciptaan
Allah adalah benda angkasa istimewa bagi umat Islam,
berbagai aktivitas ibadah dalam Is lam selalu dikaitkan
dengan siklus Bulan. Dalam peredarannya, Bulan
berputar mengelilingi Bumi sekali dalam sebulan, yang
sering disebut satu lunasi (satu siklus fase Bulan) atau
satu perioda revolusi sinodik, yaitu 29 hari 12 jam 44
menit 2,9 detik atau 2 9.530589 hari, yang berarti masa
satu tahunnya 354 hari 8 jam 48 menit 35 detik
(354,3670694 hari). 114 Bulan-bulan qamariyah terjadi
melalui siklus peredaran yang dihabiskan bulan satu
kali peredaran sempurna dari munculnya hilal hingga
muncul hilal berikutn ya atau dari satu konjungsi ke
konjungsi berikutnya. 115 Dalam penggunaan sehari -
hari, angka pecahan bulan (0,530589) tidak praktis,
maka dibulatkan dengan berganti -ganti antara 29 hari
dan 30 hari, hal ini senada dengan hadis Nabi Saw yang
menyatakan; "... B ulan itu adakalanya 30 hari, adakalanya
pula 29 hari" . Disebabkan putarannya mengelilingi
Bumi, Bulan senantiasa bertukar kedudukan
dipandang dari arah Bumi. Oleh yang demikian,
menyebabkan bentuk Bulan bertukar dalam fase -
fasenya, yang diistilahkan dengan awjuh al qamar atau
phases of the moon .
Hilal sebagai obyek utama dalam menentukan
awal bulan merupakan benda angkasa langka yang tak
semua orang dapat dan mampu melihatnya. Perubahan
penampakan wajah Bulan seti ap harinya, seperti yang
terlihat dari Bumi, adalah sebagai akibat posisi relatif
Bulan terhadap Bumi dan Matahari. Wajah Bulan
nampak berbeda dari waktu ke waktu yang disebut
fase -fase Bulam. Fase -fase tersebut adalah:
1. Crescent (hilal), yaitu posisi (manz ilah) pertama
bulan ketika menuju langit utara, yang jika
memungkinkan akan terlihat diufuk barat setelah
Matahari terbenam. Kejelasan bentuk hilal dari
satu bulan dengan bulan lain berbeda -beda, masa
muncul dan terlihatnyapun berbeda -beda yaitu
antara 10 s.d. 40 menit. Bentuk hilal hari -hari
berikutnya akan semakin jelas dan membesar,
hinggga mencapai 6 hari 16 jam 11 menit hilal
akan beralih pada posisi dan bentuk lain yaitu
first quarter (at tarbi' al awwal) .
2. First Quarter (at tarbi' al awwal), adalah bu lan
yang telah memasuki 1/4 peredarannya pada
Matahari, yaitu mulai dari hari ke 7.
3. First Gibbous (al ahdab al awwal), yaitu bulan
yang sudah mulai mendekati ufuk timur, dengan
bentuknya yang sudah semakin membesar, yaitu
telah sampai hari ke 11, dengan le ngkung sabit
menghadap timur.
224 225
226
4. Full Moon (al badar) , yaitu bulan yang telah
mencapai usia pertengahan dimana posisinya
tepat berhadapan dengan Matahari, dan
bentuknya telah bulat sempurna.
5. Second Gibbous (al ahdab as tsany) , yaitu masa
setelah berlalunya fu ll moon (al badar) yang
hampir seukuran dengan al ahdab al awwal namun
dengan arah lengkung sabit yang berlawanan
(menghadap barat).
6. Second Quarter (at tarbi' as tsany) , yaitu masa
bulan yang telah berlalau sekitar 22 1/8 hari yang
mirip at tarbi' al awwa l namun dengan arah
lengkung sabit yang berkebalikan, yang terus
bergerak sedikit demi sedikit menuju arah ufuk
barat.
7. Second Crescent (al hilal as tsany) , yaitu masa
setelah berlalunya at tarbi' as tsany , dimana
cahayanya menutupi sebagian kecil bagian ka nan
yang berbentuk seperti hilal.
8. Wane (al mahaq) , yaitu masa sampainya bulan
pada peredaran sempurna, dimana Bumi dan
Matahari dalam posisi sejajar, yang disebut
dengan konjungsi (halah al iqtiran) , dan nyaris
tidak terlihat dari Bumi dikarenakan gelap. 116
Fase - Fase Bulan
Konjungsi (i jtima'/iqtiran) sebagai syarat awal
masuknya bulan baru adalah saat Bulan berada
diantara Matahari-Bumi (fase wane/ al mahaq ), dimana
wajah Bulan menjadi tidak nampak dari Bumi. Secara
detil, ijtimak merupakan pertemuan atau b erimpitnya
dua benda yang berjalan secara aktif. Pengertian ijtimak
bila dikaitkan dengan bulan baru qamariyah adalah
suatu peristiwa saat Bulan dan Matahari terletak pada
posisi garis bujur yang sama, bila dilihat dari arah
timur ataupun arah barat. Namun karena tipisnya, hilal
sangat sulit dapat dilihat dari Bumi, karena bulan yang
sedang berijtimak berdekatan letaknya dengan
Matahari. Mengetahui saat terjadinya ijtimak sangat
penting dalam penentuan awal bulan qamariyah,
semua astronom (ahli hisab) sepak at bahwa peristiwa
ijtimak merupakan batas penentuan secara astronomis
antara bulan qamariyah yang sedang berlangsung dan
bulan qamariyah berikutnya. Oleh karena itu, para ahli
astronomi umumnya menyebut ijtimak atau konjungsi
sebagai awal perhitungan bula n baru, yang dalam ilmu
226 227
228
falak dikemukakan bahwa ijtimak antara Bulan dan
Matahari merupakan dua bulan qamariyah. 117
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa kriteria yang
dipakai untuk menentukan awal bulan bukan hanya
fenomena konjungsi (ijtimak), namun seperti h alnya
sejak zaman Rasul Saw dan sahabat ra, kriteria yang
digunakan lebih berdasarkan pada keterlihatan
(vi si b i l ity) daripada berdasarkan konjungsi itu sendiri.
Hal inilah yang terus menjadi perdebatan hingga saat
ini, yaitu berapa derajat ambang batas hil al dapat
teramati.
HISAB ASTRONOMIS DAN
RUKYAT SYAR'I
Pada dasarnya, antara rukyat dan hisab tidaklah
bertentangan selama keduanya dilakukan berdasarkan
data dan fakta yang benar. Rukyat, sebagai sarana
sederhana yang telah teruji, pula terbukti diprakt ikkan
Nabi Saw dan sahabat selama berabad -abad
merupakan tata cara yang terus dipertahankan dan
dapat digunakan sampai kapanpun. Namun demikian,
maju dan meluasnya peradaban Islam membawa
konsekuensi kepada semakin sulitnya praktik rukyat
dalam menentukan awal bulan. Klaim -klaim melihat
hilal sering kali muncul, meski realitas menyatakan
yang terlihat bukan hilal, karena itu disini diperlukan
catatan -catatan rinci tentang hilal dan rukyat yang
dimaksud.
Hisab astronomis, yang merupakan akses
majunya peradab an, merupakan fakta yang tak
terbantah telah banyak, bahkan sangat banyak,
membantu dan memudahkan ibadah umat Islam.
Keteraturan alam raya nan luas ini dapat dideteksi
secara cermat oleh ilmu ini. Terdapat beberapa aspek
ilmiah hilal yang sangat perlu dip ahami dalam hal ini,
yaitu:
1. Bulan terbenam lebih dahulu dari Matahari (hilal
masih/sudah berada dibawah ufuk, alias hilal
negatif). Dalam keadaan ini, hilal mustahil
terlihat, dan setiap kesaksian tertolak.
2. Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari.
Dalam keadaan ini, ada kemungkinan hilal
terlihat, namun bergantung ketinggiannya diatas
ufuk untuk dapat teramati.
3. Hilal terlihat setelah terbenamnya Matahari
sebelum terjadinya konjungsi. Hal ini belum
terhitung awal bulan, namun masih terhitung
sebagai hil al akhir Bulan yang sedang berjalan.
(fenomena ini terhitung sebagai kejadian yang
ganjil dan jarang terjadi).
4. Terjadinya konjungsi ketika terbenamnya
Matahari dalam keadaan tertutup (kasyifah) , yaitu
terjadinya gerhana Matahari, maka dipastikan
hilal tidak akan terlihat.
5. Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari
disebagian wilayah, sementara itu diwilayah lain
sebaliknya. Maka dalam hal ini, setiap wilayah
berlaku mathla' masing-masing berlandaskan
pada hadits Kuraib ra., sementara jika hal ini
228 229
230
terjadi d alam satu wilayah negara kesatuan dapat
diputuskan melalui prinsip wilayatul hukmi.
6. Bulan terbenam sebelum terbenamnya Matahari
disebagian wilayah, sementara diwilayah lain
sebaliknya. Maka, rukyah berlaku pada mabda'
(mathla') masing-masing, dan terkadang , point 4,
5, dan 6 dikembalikan kepada penguasa sebagai
ulil amri. 118
Enam keadaan di atas merupakan fakta ilmiah
hilal yang perlu dipahami secara baik. Karena itu,
sebagaimana tertera dalam fikih maupun hadis,
diperlukan adanya saksi adil. Kriteria yang d itetapkan
ulama dalam hal ini adalah, (1) Sehat badan dan
pikiran, (2) Jelas penglihatan, (3) Jujur dan terpercaya,
(4) Memahami teks dan konteks rukyat, yang keempat
syarat ini dikemas dengan sumpah.
Terhadap point 1,2, dan 3, agaknya banyak orang
yang mampu melakukannya, karena kelengkapan ini
pada umumya dimiliki manusia. Namun khusus point
4, diperlukan kejelasan lebih lanjut, antara lain
meliputi;
1. Pemahaman lapangan rukyat. Area rukyat ideal
adalah pinggir laut lepas dan bebas tanpa
penghalang berupa gunung, pohon, bangunan
atau tempat yang tinggi, ditambah kondisi ufuk
barat dalam keadaan cerah.
2. Waktu pelaksanaan rukyat, yaitu sejak
terbenamnya Matahari setelah terjadinya
konjungsi hingga berlalunya masa munculnya
hilal, dimana berdasar penelitian hil al hanya hadir
sekitar 10 menit sampai 1 jam saja.
3. K eadaan hilal. Hilal tanggal 1 adalah hilal yang
tanduknya sedikit mengarah ke Timur, jika sedikit
mengarah ke bawah (Barat) masih terhitung hilal
akhir bulan, dan bentuk hilal sangat tipis dan
redup.
4. Um ur hilal119 , yaitu minimal 8 jam sejak terjadinya
konjungsi (dalam kesepakatan MABIMS), karena
umur hilal akan berpengaruh terhadap kejelasan
bentuk dan kecerahan cahaya bulan yang akan
muncul.
Ringkasnya adalah, apa, bagaimana, dan kapan
hilal itu ? Dereta n pertanyaan teknis ini penting
dipahami secara baik oleh para perukyat atau penganut
rukyat, sebab kenyataan di lapangan, banyak perukyat
yang tidak memahami hal -hal teknis ini. Hadis Nabi
Saw memang sederhana, namun menuntut praktik
tepat yang terkait de ngan tiga fenomena alami benda
angkasa ciptaan Allah (Bulan, Bumi dan Matahari).
Nabi Saw memang tidak pernah menanyakan serinci
dan seeksplisit ini, karena ketika itu sarana satu -
satunya hanya pengamatan, dan para sahabat piawai
dengan fenomena langit.
Dari keterangan di atas dapat disimpulakan
bahwa kesaksian rukyat dapat diterima jika memenuhi
119 Tentang umur hilal, menjadi perdebatan dikalangan ulama astronomi,
apakah menjadi syarat atau tidak. Untuk Negara Mesir tidak menjadikan
umur hilal sebagai patokan, namun forum MABIMS (Brunai Darussalam,
Indonesia, Malaysia dan Singapura) menetapan kriteria umur hilal
delapan jam setelah terjadinya konjungsi.
230 231
232
kriteria di atas. Jika satu saja dari kriteria -kriteria itu
tidak terpenuhi, kesaksian tersebut diragukan. Patokan
pertama aktivitas rukyat seacara astronomis ada lah
terjadinya ijtimak atau konjungsi, jika hal ini belum
terjadi, dipastikan bahwa klaim terlihatnya hilal adalah
keliru (dalam hal ini secara astronomis). Dalam hal ini
pula Ibn Taimiyah (w.728 H) mengatakan;
م ىري اذهف ةجرد نيرشع لاثم هدعب ناك اذا لب اذإو لئاح لحي مل ا
ةدحاو ةجرد ىلع ناك ىري لا اذهف
“Bahkan, apabila jaraknya misalnya 20 derajat maka
akan terlihat selama tidak ada pengahalang, dan
apabila 1 derajat maka tidak akan terlihat”. 120
Kesimpulan yang dikemukakan Ibnu Taimiyah
disini adalah, hilal dapat dan mudah teramati jika
berada dalam ketinggian yang memadai, disini ia
memberi contoh 20 derajat diatas ufuk, itupun jika
tidak ada yang menyulitkan pandangan. Namun jika
hilal kurang dari satu derajat maka hilal tidak akan
teramati. Secara ast ronomis, penyebutan angka derajat
yang dimaksud Ibnu Taimiyah diatas adalah telah
terjadinya konjungsi.
PLUS -MINUS RUKYAT DAN HIS AB
Terkait penentuan awal bulan qamariyah
menggunakan hisab dan rukyat, terdapat beberapa
plus dan minus dari keduanya , yaitu:
1. Jauhnya jarak hilal (bulan) dari permukaan bumi
(mencapai sekitar 40.000 kilometer), sementara
bulan hanya mengisi sudut sekitar 2 ½ derajat
yang berarti hanya mengisi 1/80 sudut pandang
mata manusia tanpa menggunakan alat. Ini berarti
hilal hanya mengisi sekitar 1,25 % dari
pandangan, oleh sebab itu pengaruh benda sekitar
yang mengisi 98,75 % sangatlah besar.
2. Hilal hadir hanya sebentar saja (sekitar 15 menit
s.d. 1 jam), padahal pandangan mata sering
terhalang oleh awan yang banyak terdapat di
neg ara tropis dan basah karena banyaknya lautan
seperti Indonesia. Karena lembabnya permukaan
lautan maupun daratan didekatnya maka hasil
penguapannya membentuk awan yang
mengumpul didekat permukaan disekitar ufuk.
Justru pada ketinggian yang rendah disekitar ufuk
inilah hilal diharapkan hadir dan dapat dilihat.
3. Kondisi sore hari yang tidak tetap, terutama
menyangkut pencahayaan, kemuncuan hilal
sangat singkat maka rukyat harus dilaksanakan
secepat mungkin setelah Matahari terbenam. Pada
saat itu meskipun Mata hari sudah dibawah ufuk,
cahayanya masih terlihat benderang, selanjutnya
akan muncul cahaya kuning keemasan (cerlang
232 233
234
petang). Cahaya ini sangat kuat dan nyaris
menenggelamkan cahaya hilal yang sangat redup.
4. Banyaknya penghalang diudara berupa awan,
asap ke nderaan, asap pabrik, mendung, hujan,
fenomena langit lain seperti Mars, Venus, dll.
5. Hilal umumnya terletak tidak jauh dari arah
Matahari, yaitu hanya beberapa derajat kesebelah
utara atau selatan tempat terbenamnya Matahari
sehingga mengaburkan cahaya hil al meskipun
telah berada diatas ufuk.
6. Adanya faktor psikis (kejiwaan/mental), sebab
melihat adalah gabungan antara proses jasmani
dan proses rohani (psikis), yang dominan adalah
proses psikis. Sekalipun ada benda, seseorang
tidak akan melihat apapun jika o taknya tidak siap,
misalnya karena melamun, maka dalam hal ini
proses psikis tidak terjadi, sehingga proses
melihat tidak terjadi pula. Sebaliknya, meskipun
proses psikis tidak ada - misalnya bendanya tidak
ada sehingga tidak ada citra benda - namun jika
p roses mentalnya hadir, maka ia ‘merasa’ dan
kemudian ‘mengaku’ melihat. Dalam ilmu
psikologi, proses ini dikenal dengan istilah
“halusi nasi” , yaitu berupa perasaan ingin sekali
berjumpa atau sangat rindu pada benda yang
akan dilihat, atau merasa yakin bahw a bendanya
pasti ada. Jika terhadap benda yang besar seperti
manusia, gunung, gedung, dll. bisa salah lihat,
235
apatah lagi terhadap hilal yang jauh lebih kecil
bahkan redup. 121
7. Dan lain-lain.
Selain faktor -faktor di atas terdapat lagi beberapa
penyebab ditola knya kesaksian rukyat, seperti telah
dikemukakan sebelumnya, yaitu banyaknya perukyat
yang tidak memahami aspek teknis rukyat dan hilal.
Selain itu proses terlihatnya hilal tidak dapat terdeteksi
ulang dan tidak dapat terdokumentasi, sehingga secara
ilmiah sulit untuk diterima, meskipun perukyat
seorang jujur lagi terpercaya.
Sementara itu, hisab sebagai metode terkini dalam
menetapkan awal bulan tidak dipungkiri juga memiliki
berbagai kelemahan, yaitu:
1. Banyaknya aliran dalam ilmu hisab, yaitu terkait
deng an metodologi dan sistem yang digunakan,
seperti hisab urfi, hisab hakiki, hisab hakiki
taqribi, hisab qablal ghurub , hisab imkan rukyat,
hisab wujud hilal, dan lain -lain. Demikian lagi
rumus (formula) yang digunakan seperti sistem
Sullamun Nayyirain, Khul ashatul Wafiyah,
Shaukat, Babylonia, Maunder, Fotheringham,
Yallop, Bruin, Ibnu Thariq, Ilyas, Danjon, Duffet,
J.Meuss, Brown, dan lain -lain.
2. K etidak konsistenan penetapan kriteria imkan
rukyat yang akan disepakati.
3. K etidak akuratan dan ketidak tetapan hasil
penghitungan, sebab rumus yang digunakan dari
121 Dr.Ir.H.S.Farid Ruskanda, M.Sc, APU, op.cit, h. 41-46 dengan
berbagai reduksi.
234 235
236
masa ke masa akan dan selalu mengalami revisi
dan perbaikan.
4. Terjadinya kesalahan sistemik, kesalahan
memasukkan data, kesalahan menggunakan alat
hitung, dan lain-lain.
5. K ebenaran ilmiah dalam hisab meski pasti
(qath'iy) tetap mengandung keraguan ( zhan),
sebab seperti lazimnya ilmu pengetahuan, temuan
akan berubah jika terdapat indikasi terkini yang
teruji.
Namun demikian, kini data hisab semakin akurat,
sebab kesalahan dalam hisab dapat terdeteksi seketik a.
Selain itu, hisab dilakukan secara kolektif dengan
berbagai akurasi. Sementara rukyat dalam praktiknya
banyak mengandung probabilitas dan subyektifitas.
Aktivitas rukyat adalah pengamatan alami yang selalu
berubah dari satu bulan qamariyah dengan bulan
qamariyah sebelum dan sesudahnya, ditambah obyek
yang dilihat atau yang akan terlihat di langit tidak
hanya hilal, ada benda dan fenomena angkasa lain,
seperti Venus, Mars, awan yang adakalanya mirip hilal,
hujan, mendung, dan lain -lain. Karena itu, rukyat dan
hisab perlu diselaraskan karena keduanya tidak akan
bertentangan manakala dilakukan dengan cara dan niat
yang benar.
Dalam hal ini, negara Mesir memberi contoh ideal
yang mengkombinasi dua hal ini, hisab dan rukyat.
Hisab dilakukan untuk memastikan t erjadinya
konjungsi dan hilal sudah berada diatas ufuk. Setelah
itu barulah tim diturunkan melakukan pengamatan
secara langsung di lapangan. Selanjutnya jika hasil
237
hisab bertentangan dengan hasil rukyat, hisab
didahulukan, dengan alasan hisab bersifat qath 'iy
sementara rukyat bersifat zhanny .
PENUTUP
1. Penetapan awal-awal bulan qamariyah (khusus
Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah) di dalam
Islam adalah masalah i jtihadiyah sehingga sangat
memungkinkan terjadinya perbedaan dan
perdebatan.
2. Bumi, Bulan dan Matahari adalah tiga benda
angkasa ciptaan Allah, dari tiga benda angkasa ini
manusia dapat beraktivitas dan beribadah.
Pemahaman yang baik terhadap tiga benda
angkasa ini sangat membantu dan diperlukan
demi yakin dan tenangnya seorang Muslim dalam
beribadah.
3. Ter jadinya konjungsi (ijtimak) adalah syarat
utama masuknya bulan baru dan berlakunya
rukyat, jika tidak, maka kesaksian rukyat akan
tertolak ditolak.
4. Hisab dan rukyat tidak bertentangan manakala
dilakukan dengan cara yang benar, jika hasil
keduanya bertentan gan maka hisab didahulukan,
karena hisab bersifat pasti.