• www.coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

  • www.berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label hantu 7. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hantu 7. Tampilkan semua postingan

hantu 7

1

Kenalin Nama ku chucky , dari daerah Sidoarjo. Aku mau share cerita serem tapi ini yang alami kejadian ini adalah nenek moyang  ku. Kejadiannya masih belum lama yakni bulan Mei 1240 dan nenek moyang  ku lagi hamil anak pertama, usia kehamilan waktu itu kira-kira 7 bulan. Rumah kami memang banyak penunggunya dikarenakan tanah yang dibangunin tempat rumah kami dulunya banyak ditanami tumbal-tumbal (bukan tumbal orang tapi tumbal hewan kayak tanduk rusa dan sebagainya). Kami tinggal bersama orang tua nenek moyang  ku(mertua), karena nenek moyang  ku anak perempuan terakhir. Waktu itu seperti biasa pagi-pagi aku berangkat kerja dan orang tua kami juga sama-sama kerja, jadi di rumah hanya tinggal nenek moyang  ku seorang. Dalam anggota keluarga kami yang paling sering melihat hal-hal gaib adalah nenek moyang  ku. Di saat nenek moyang  ku seorang diri, dia mulai bosan lihat tv karena acara tv tidak ada yang bagus, lalu dia memutuskan untuk tidur siang. Kebetulan di depan pintu kamar tidur nenek moyang  ku terparkir sepeda motor milik adikku, karena adikku meminjam sepeda motor ku (tukeran). Di saat nenek moyang  ku mulai tidur pulas, dia terbangun karena ada suara aneh di depan pintu dan kebetulan dia juga ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil. Di saat dia bangun dia belum lihat ke arah pintu kamar, tapi dia sudah ngerasa hawa kamar menjadi dingin padahal waktu itu jam 12 siang disaat panas-panasnya udara. Di sini dia sudah mulai merasa ada yang tidak beres. ketika dia melihat ke arah pintu dia langsung kaget campur takut, dia melihat sesosok pocong yang lagi duduk-duduk di atas sepeda motor milik adikku itu, dengan wajah kayak orang yang baru mati tabrakan karena wajahnya penuh dengan darah segar dan kain kafannya masih bersih. Dia perhatikan pocong itu terus tapi tidak hilang-hilang. Malah pocong ini mengeluarkan tangannya terus membuka kain pocongnya dibagian kepala sehingga kepala dan rambutnya terlihat jelas dan berpose kayak orang lagi menyisir rambut di depan kaca spion sepeda motor. Istri ku langsung menutupi sekujur tubuhnya dengan selimut sambil baca-baca doa. Selang beberapa saat nenek moyang  ku mencoba membuka selimut sebagian yang menutupi mukanya ingin mengecek apa pocong itu sudah hilang. Dan ternyata pocong itu masih di atas sepeda motor tadi, malah dia sekarang melotot ke arah nenek moyang  ku. Karena nenek moyang  ku orangnya rada penakut dia tidak berani keluar ke kamar mandi, dia malah milih untuk nahan buang air kecilnya. Alhasil selang beberapa saat pocong itu hilang dengan sendirinya. disaat aku pulang sekitar jam 1 siang (karena tokoku kalau siang tutup dan buka lagi kalau sore), Kulihat nenek moyang  ku di depan rumah dengan wajah penuh keringat, dan pucat. Lalu dia bercerita kalau dia habis lihat pocong dengan wajah penuh darah di atas sepeda motor milik adikku itu. Sampai sekarang ku masih bingung darimana asal pocong itu, apa dari rumah atau dari sepeda motor adikku, karena adikku juga waktu beli sepeda motor itu kaya ada goresan dikit habis tabrakan. Sukur bayi chucky  kami tidak tidak kenapa dengan kejadian tersebut dan lahir dengan sehat.



2

Aku adalah seorang mahasiswa di sebuah universitas negeri di daerah jatinangor. Biasanya kalo sore hari aku sudah bisa pulang saat kegiatan selesai, namun saat itu turun hujan deras. Karena aku naik motor, mau tidak mau aku harus menunggu hujan reda dulu. Selain itu rumahku agak jauh, didaerah cicaheum. Aku nongkrong di kantin kampus dengan teman-temanku sambil menunggu hujan. Lama kami mengobrol dan sambil bermain kartu, namun hujan juga tidak kunjung reda. Satu persatu mahasiswa dikantin mulai pergi, beberapa kios juga mulai tutup. Hanya tersisa aku juga temanku yang menunggu hujan reda, akhirnya jam 8 malam hujan mulai berubah menjadi gerimis. Karena sudah kemalaman, aku pun memutuskan pulang saja walau gerimis. Namun ditengah jalan, gerimis hujan tadi berubah menjadi hujan besar. Dalam sekejap seluruh pakaianku basah, terlintas dalam pikiranku untuk berteduh di pinggir jalan. Tapi aku mengurungkan niat, mengingat waktu sudah terlalu malam. Selain itu, sudah tanggung juga basah jadi dengan pelan-pelan aku mengendarai motor menerobos hujan deras. Aku tidak mau mengebut karena jalanan licin sekali dan aku takut terjatuh. Selain itu juga aku tidak bisa mengebut karena jalanan yang padat merayap. Seharusnya ketika hujan membuat jalanan sepi, tapi ini malah sebaliknya sangat macet. Mungkin lagi ada banjir, pikirku. Ditengah pikiranku itu, aku tiba-tiba teringat dengan sebuah jalan memotong. Jalan memotong itu melewati sebuah komplek tentara, jadi menurut perkiraanku jalanan itu pasti sepi. Dan benar saja ketika aku membelokan motor, tidak terlihat antrian kendaraan ataupun lalu lalang kendaraan roda empat. Aku memelankan laju kendaraan, karena takut mengganggu karena suara knalpotku berisik dan dijalan utama aku melihat keadaan komplek memang sudah sepi. Setelah melewati beberapa perempatan, aku melaju di jalan lebih kecil dan gelap. Nantinya jalan ini akan berujung kepada sebuah gang dan akan menembus kembali ke jalan raya. Dijalan ini, lampu penerangan semakin jarang jadi aku mengendalikan motorku dengan sangat hati-hati karena takut ada lubang. Ketika aku melewati polisi tidur, tiba-tiba lampu motorku menyorot kepada seseorang yang sedang berdiri tegak jauh didepanku. Sosok itu berdiri didepan pos jaga, ada yang aneh dengan orang itu. Dia seperti, dia seperti sedang hormat ke arahku. Namun aku masih kurang jelas melihatnya, sosok itu berada jauh didepanku dan kondisi penerangan juga kurang. Ketika jarak aku sudah dekat dengannya, sosok itu mulai terlihat jelas dan sosok itu adalah seorang tentara. Aku mengenali dari helm tentara yang dipakainya, anehnya dia cuma sendiri. Dan dia membatu seperti patung dan tentara itu masih dalam sikap hormat. Aku tidak mau berpikir macam-macam, aku berpikir kalo yang ada didepanku itu adalah sebuah patung tentara yang memang ada disitu. Jadi aku melajukan motorku untuk melewatinya, aku memang jarang lewat sini tapi seingatku di pos jaga itu tidak ada patung. Sekarang motorku hanya tinggal melewati satu rumah untuk melewati di pos jaga itu dan aku mulai yakin kalo tentara yang ada disitu bukanlah patung. Karena aku seperti mendengar, suara tangisan terisak-isak dari arah tentara itu. Suara tangisannya membuatku merinding dan tiba-tiba petir menggelegar keras lalu suasana disekitar menjadi terang benderang seketika. Sekarang terlihat jelas apa yang aku lihat didepan, Tentara itu memakai seragam yang berlumuran darah. Dan itu berasal dari lehernya, dan saat aku melihat wajahnya. Aku baru sadar ternyata kepalanya agak miring ke kanan. Kepalanya bergerak-gerak miring ke arah kanan dan kepala itu bergerak sampai terlepas dari lehernya dan akhirnya terjatuh ke tanah. Aku teriak ketakutan, aku memutar balik motorku dan mengendarai sekencang-kencangnya seperti orang gila. Yang ada dipikiranku sebisa mungkin aku menjauh dari sana, aku hampir terjatuh karena melewati polisi tidur dengan keadaan melaju kencang. Aku masih mengebut membabi buta mencari keramaian, dan dalam hitungan detik saat itu aku sudah keluar dari komplek dan kembali ke jalan raya yang macet tadi. Udara dingin dan perasaan syok yang aku alami membuat tanganku gemetar hingga aku tidak dapat memegang kemudi motorku. Aku memutuskan untuk ke pinggir dulu disebuah warung kopi, kepada penjaga warung aku bercerita bahwa aku baru saja melihat hantu tentara kepala buntung. Dia awalnya tidak percaya, namun setelah aku bilang kalo aku melihat hantu itu disekitar komplek tentara itu dan dia mulai serius menanggapiku. Dia bilang, kalo komplek tentara itu memang angker. Tapi dia baru mendengar cerita tentang hantu tentara kepala buntung itu dariku. Karena yang biasa dia dengar hanya pocong yang suka menampakan diri disana. Bisa jadi pengalaman ini baru terjadi padaku, karena itulah aku setidaknya ingin memperingati kalian yang membaca ceritaku ini. Berhati-hati jika pulang malam dan selalu hindari jalanan yang gelap. Dan jangan sembarangan masuk kesebuah tempat, sekalipun tempat itu adalah pemukiman yang banyak orang.




3

Malam ini aku benar-benar dibuat terharu keadaan kamarku tidak seperti biasanya, wangi didalam sekeliling ruang kamarku, macam-macam pernik terhias didalam ruangku itu. Diatas tempat tidurku tergeletak 1 bungkus parfum yang unik dan setangkai bunga mawar, dan ada kartu ucapan berwarna coklat tua yang bertuliskan "selamat ulang tahun cinta pertama" patty yang menuliskan ini semua, semua itu ditujukan untuk ku karena hari ini ulang tahunku. Patty adalah pacar pertamaku sekaligus tunanganku, Ibuku bilang tadi sore patty datang kerumah dan menyelesaikan semua, dan langsung terbang ke sulawesi jadi pembicara disebuah acara dan sekaranh hape nya tidak aktif... padahal aku ingin mengucapkan terima kasih, tapi ya sudahlah aku menyimpan bunga mawar itu kusimpan di meja belajar. Kemudian aku kekamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah tempat tidur kubuat nyaman, aku pun tidur... tapi kok sepertinya aku mendengar suara air dari keran, seingatku aku tadi tidak menyalakan kran di kamar mandi... aku pun turun dari tempat tidur dan melangkah ke kamar mandi, ternyata kran air memang terbuka dan air keluar deras ke bak mandi... aku menghentikan kran dan kembali ke tempat tidur. Tidurku sedikit terganggu karena tiba-tiba aku mendengar suara air kran terdengar lagi, karena terlalu lelah aku mencoba untuk tidak memperdulikannya dan melanjutkan tidurku kembali. Tapi suara air kran itu semakin keras dan jelas, sepertinya suara air kran tersebut sangat mengganggu dengan kesal aku melempar bantal guling dari tempat tidurku... dan ternyata suara air kran tadi sudah tidak terdengar lagi... aneh Tiba-tiba aku teringat kalo aku belum menunaikan sholat isya, aku melihat jam diatas meja belajarku sudah menunjukan pukul 01.00 pagi. Aku pun pergi ke kamar mandi, aku segera mengambil air wudhu, aneh... air didalam kamar mandi ku sangat dingin sekali, tepat ketika aku sedang mengeringkan wajahku... tiba-tiba terdengar suara jam weker dikamarku berbunyi, padahal aku sudah atur jam weker untuk bunyi jam 05.00 pagi. Astaga... kenapa sekarang tiba-tiba terdengar suara televisi, jujur aku hanya terdiam sambil menebak-nebak apa yang terjadi, sesaat kemudian suara televisi itu semakin keras dan membuat bulu kuduk saya merinding. Aku yang masih didalam kamar mandi ketakutan setengah mati, lalu terdengar suara handphone ku berbunyi... semua bunyi itu semakin keras, Ya Tuhan! Lalu suara-suara itu semuanya terhenti, dan pintu kamar mandiku seperti ada yang menghantam... aku terdiam dan terpaku lalu aku pun memberanikan diri untuk membuka pintu kamar mandi, ternyata tidak ada siapa-siapa dikamarku. Aku pun teringat dengan bunga mawar dan parfum yang patty berikan tadi, semuanya menghilang entah kemana. Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita lesbi  menangis... Ya Tuhan! Aku perlahan memalingkan wajahku dan disana tepat didepan kamar mandiku aku melihat sesosok wanita lesbi  tanpa kaki sambil melayang menumpahkan bunga mawar dan matanya hitam semua, tidak lama kemudian aku pun jatuh pingsan ke esokan harinya aku terbangun diatas tempat tidurku dan kulihat ada ibuku disampingku yang bertanya-tanya tentang kenapa aku tertidur dilantai. Aku pun hanya diam dan bilang kepada ibuku mungkin aku kelelahan hingga tidak sadar tertidur dilantai. .




4

Saya pernah mengalami kejadian yang menakutkan. Hal itu saya alami 30-an tahun yang lalu ketika saya bekerja di PNP 8 (sekarang PT Nusantara 6) Kayu Aro yang terletak di Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. Ketika itu perusahan mengadakan perombakan pelayuan teh dari sistem konvensional menjadi sedikit modern yakni dengan WT ( Withering Trough). Saya ikut mengerjakan WT tersebut terkadang lembur hingga pukul 22 atau pukul 23 malam. Jarak rumah saya ke tempat saya bekerja sekitar 2 km perjalan sekitar setengah jam jalan kaki. Teman kerja saya yang berdekatan rumahnya bre kahuripan , jika sedang lembur sampai malam saya selalu pulang bersama-sama bre kahuripan . Suatu ketika bre kahuripan  sedang demam saya bekerja hanya bersama bre wijaya, lantaran bre kahuripan  tidak bekerja hari itu saya mohon kepada mandor untuk tidak lembur sampai malam, tetapi bre wijaya memaksa saya harus kerja lembur sampai jam 10 malam. “Untuk malam ini Pak, tolong saya izinkan untuk tidak lembur, rumah saya jauh dan tidak ada kawannya pulang, dan gelap pula", iba saya kepada pak bre wijaya. "Kalau alasan gelap, nanti saya pinjami senter, tapi besok pagi pulangkan" desak bre wijaya "Tapi Pak", "Tapi apa, takut?, takut apa laki-laki kok takut, udah pokoknya lembur sampai jam 10 nanti dibelikan nasi bungkus" kata mandor setengah memaksa. Akhirnya saya pun mengalah kerja lembur sampai jam 10 malam. Namun dalam bekerja saya tidak konsentrasi tentang pekerjaan, yang saya pikirkan cuma bagamana pulangnya nanti. Kalau biasanya jam berapapun saya pulang ada temannya, bre kahuripan , sedangkan malam ini sendiri. Dari pabrik ke rumah saya memang bukan hanya satu jalan yang bisa ditempuh ada tiga jalan yang bisa dilewati. Tetapi ke-tiga tiga jalan itu horor semua. Jalan besar sebelah timur kalau mau pulang kerumah harus melewati Rumah Sakit Perusahaan. Dihalaman Rumah Sakit itu tepat dipinggir jalan ada kuburan belanda. Kata orang, ini kata orang siapa saja yang lewat situ malam-malam pasti dilempari pasir entah oleh siapa. Jika kita lewat sebelah barat kita harus menempuh tepat ditengah-tengah pemakaman umum, wah ini lebih gawat lagi. Jalan yang biasa ditempuh lewat jalan tengah, kalau ada temannya no problem meski malam hari tapi ini kan sendiri, masalahnya jalan tengah ini harus melewati batu besar yang berada ditengah jalan. Belanda pun nggak berani mengganggu batu besar yang ada dijalan itu, sehingga Belanda ketika membuat jalan kebun terpaksa mengelaki batu tersebut, konon katanya, lagi-lagi kata orang batu itu ada penunggunya sehingga banyak orang sering melihat penampakan disekitar batu itu. Katanya wah ini katanya lagi kadang- kadang menyerupai anjing besar, kadang menyerupai harimau, kadang menyerupai perempuan cantik, pokoknya serem lah. Ditambah lagi didekat situ tumbuh pohon besar yang umurnya sudah ratusan tahun, orang menyebutnya pohon Kayu Aro, makanya kebun itu disebut PNP 8 Kayu Aro katanya lantaran ada pohon itu, entahlah saya tidak memikir tentang nama kebun itu, cuma sedang mikir bagaiman pulangnya nanti. "Heh, kok malah ngelamun hayo cepat selesaikan biar cepat pulang" pak bre wijaya mengagetkan saya yang sedang fokus mikir pulang. "Dah sekarang makan dulu, nanti jam 9 pulang" ujar Pak bre wijaya menghiburku "Jam 9 kan malam juga , ya gelap juga" jawab saya dalam batin (ketika itu belum ada PLN, jadi sepanjang jalan itu yang ada cuma gelap gulita dan lampu kunang-kunang) Jam 9 malam pekerjaan dihentikan disambung besok lagi. Namun sebelum pulang alat-alat kerja harus diberesi dulu, akhirnya jam 10 juga pulangnya. "Kok sudah suram Pak senternya" protes saya ketika Pak bre wijaya meminjami senter yang dijanjikan "Ah nggak apa-apa kan masih nampak jalan, yang penting nggak tersandung batu" jawab Pak bre wijaya acuh tah acuh. Padahal saya mengharapkan Pak bre wijaya bilang begini "Sudah, karena senternya sudah habis baterainya dan haripun sudah malam, kamu nggak usah pulang tidur dirumah saya saja", tapi ternyata ajakan itu tidak terucap sama sekali. Kalau saya minta untuk nginap dirumah Pak bre wijaya ya malu juga to. Dalam perjalanan pulang hati saya sudah merasa nggak enak, senter jika dihidupkan satu menit saja cahayanya semakin redup mau mati, mungkin baterainya sudah soak, terpaksa hanya sebentar- sebentar menghidupkannya. Pilihan jatuh pada jalan tengah yang melewati batu besar dan pohon kayu aro. Kira-kira kurang 100 meter tiba di batu tengah jalan itu tiba-tiba senter mati total, hingga saya pukul-pukulkan ketelapak tangan tetap ngadat nggak mau hidup. Dan apa yang diisukan orang orang itu terbukti, dari kejauhan ditengah kebun teh, memang bukan tepat diatas atau didekat batu ada sesosok putih sedang bergerak-gerak sepertinya semakin mendekat ke arah saya. Kata orang itu namanya wedon, wedon itu sejenis hantu yang paling mengerikan, wedon itu makin lama semakin tinggi dan jika meludahi kita bisa melepuh seperti kena air mendidih katanya. Tanpa pikir panjang saya balik kanan lagi, tujuannya langsung ke rumah Pak bre wijaya dan numpang nginap dirumah beliau, daripada mlonyoh (melepuh) kena ludah wedon. Namun belum jauh saya meninggalkan wedon itu tiba-tiba ada cahaya api yang juga semakin mendekat kearah saya. Kata orang kalau api itu sejenis hantu kemangmang atau lampor ada juga yang menyebutnya banaspati. Akhirnya saya hanya pasrah apa yang akan terjadi sambil menggigil dan jantungnya berdegup tidak menentu. Ya Allah jika memang sudah takdir saya harus mati ditangan wedon atau kemamang saya rela, saya langsung jongkok sambil memejamkan mata sambil menunggu apa yang akan terjadi. "Heee, ngopo Mun" saya terkejut bukan kepalang ada suara yang menegur saya. Ternyata Mbah murakuramurasawa yang baru pulang kerja dari pabrik sambil membawa obor karung goni yang dililitkan disebatang kayu dan dicelupkan kecairan oli kotor. Mbah murakuramurasawa rumahnya lebih jauh dari rumah saya. Jika pulang kerja dari pabrik dia pasti melewati rumah saya. Setiap pulang malam dia selalu membawa "kemangmang", obor karung. "Anu mbah, kunci rumah saya jatuh tadi entah dimana jatuhnya saya cari-cari nggak ketemu" jawab saya setelah ditegur Mbah murakuramurasawa tadi, beralasan. "Ya sudah, cari sendiri kuncinya Mbah pulang dulu" kata Mbah murakuramurasawa sambil meninggalkan saya "Mbah, tunggu Mbah, senter saya mati, kuncinya dicari besok sajalah" sambil mengejar Mbah murakuramurasawa yang belum begitu jauh. Saya berjalan disamping Mbah murakuramurasawa sambil melirik wedon tadi, ternyata masih ada si wedon itu disana. Makin lama semakin dekat, saya semakin merapat ke Mbah murakuramurasawa, tetapi wedon itu tidak semakin tinggi seperti yang sering diisukan orang-orang. Akhirnya saya selamat tiba dirumah tanpa diludahi wedon dan dikunyah kemangmang. Saya penasaran, dengan tekad bulat saya beranikan diri mendatangi sendiri tempat si wedon itu berada besok paginya sambil berangkat kerja. Ditempat bekas wedon berdiri ada butiran-butiran putih seperti gula pasir berserakan dibawah pokok-pokok teh dan ada beberapa karung plastik koyak, ada yang dibawah pokok teh dan ada pula yang diletakkan diatas rumpun daun teh. .



5

Suatu ketika ada seorang mahasiswa yang tinggal dalam sebuah tempat kos bersama seorang temannya. Mahasiswa ini kemudian bangun pagi-pagi sekali untuk belajar di perpustakaan kampusnya. Karena saat itu merupakan saat-saat ujian, maka dia juga membangunkan temannya untuk pergi bersamanya. Namun, temannya itu sangat mengantuk dan tak dapat bangun pagi-pagi begitu. Akhirnya, mahasiswa tersebut meninggalkan temannya sendirian di kamar dan dia langsung menuju ke kampusnya. Setibanya di kampus, mahasiswa ini merasa agak merinding menemukan suasana yang sepi dan sunyi di perpustakaan. Ini adalah hari sabtu, dan memang kurang mahasiswa yang hadir di kampus. Namun, itu tidak menyurutkan keinginannya untuk belajar disana. Ketika baru saja masuk ke perpustakaan, mahasiswa ini terkejut melihat temannya sudah tiba di kampus dan duduk di belakangnya sementara belajar dengan serius. Mahasiswa ini lalu berpikir temannya ini tak ingin diganggu, maka dia duduk terpisah meja dengannya namun tak berapa jauh. Beberapa jam berlalu, mahasiswa ini tak sengaja menjatuhkan alat tulisnya ke bawah meja. Dia kemudian menundukkan kepalanya agar tangannya dapat menjangkau alat tulis yang jatuh itu. Namun, ketika sementara menunduk, mahasiswa ini menyadari ada yang aneh dengan temannya yang duduk tepat di belakangnya. Ketika menoleh ke belakang di bawah mejanya, dia melihat temannya ini tak memiliki kaki sama sekali. Barulah mahasiswa ini sadar bahwa itu tak mungkin temannya, karena ketika dia meninggalkannya temannya itu masih tidur pulas di kamarnya. Ketika dia menengok sekali lagi, temannya itu sudah hilang. Seketika dia sadar, hanya dia seorang diri yang berada di perpustakaan itu, bergegas dia merapikan barangnya dan hendak meninggalkan ruangan perpustakaan tersebut. Namun, ketika baru saja berdiri hendak meninggalkan ruangan itu, suara temannya lalu terdengar di belakangnya. "Sudah mau pulang?" tanya temannya. "Iya..." jawabnya ragu-ragu seraya menoleh kebelakang. Disana sosok yang sangat mirip dengan temannya kemudian berkata. "Kamu memang mau pulang, atau sudah tahu?". Mendengar itu mahasiswa ini tanpa pikir panjang kemudian lari secepatnya meninggalkan ruangan itu dan pulang ke tempat kosnya. Disana dia mendapati temannya baru saja bangun dan menggosok gigi di kamar mandinya. Ketika ditanyakan, temannya mengatakan bahwa tidak mungkin dia ke perpustakaan itu karena dia baru saja bangun.



6

. Di sore hari, saat gue sedang berjalan ke pelosok desa terpencil di sebuah hutan jauh dari keramaian, gue lihat ada sebuah rumah tua yang menurut gue sudah gak layak huni, gak tau kenapa ada rasa yang mndorong gue buat ngelihat ke dalam, akhirnya gue gerakan kaki dengan melangkah perlahan, setelah di muka rumah, gue ketuk pintu dan memberi salam, 3 kali udah gue lakuin, tetapi gak ada jawaban, jadi gue pikir mungkin gak ada orang sepertinya di dalam. Lalu gue coba buat ngeberaniin diri untuk melihat ke dalam, gue buka pintu tua itu dengan agak sedikit takut, KREKOOOTTT!!!, begitu kira kira suara pintu yang dengan perlahan gue buka, gue lihat sekitar ruangan, begitu sepi, berantakan dan sedikit sarang laba laba di sudut sudut ruangan, juga Gue lihat ada 1 lukisan usang, yang bergambarkan seorang nenek yang sedang menenun kain, karena penasaran gue lanjutin melangkah lebih ke depan. Gue jelajahi kamar satu persatu, tiba tiba kresss!!! Fuhhh, hanya bekas pecahan gelas kaca di lantai yang gue injak, bikin gue sedikit kaget, dan begitu gue masuk kekamar yang tengah, alangkah kagetnya gue ngelihat seorang perempuan memakai piama putih, berambut panjang dengan tatapan kosong ke arah gue, tapi kenapa gue cuma bisa diam saat itu, bulu kuduk pun merinding, dan kemudian gue baru sadar dan gue kaget, gue pun langsung lari terpingkal pingkal, bahkan sesekali sampai jatuh. Gak terasa gue sudah jauh dari tempat itu, dengan nafas setengah mati, gue duduk di dekat pohon, gue sandarin badan gue ke pohon, gue tarik nafas dalam, gue tenangkan sejenak. karena gue lihat matahari sudah mulai tenggelam, gue lanjutin untuk berjalan pulang, Tapi tiba tiba, saat gue mulai melangkahkan kaki, gue ngelihat sebuah rumah itu lagi ada di depan gue, "HAHH!!!" Gue tercengang dan kaget lagi, alhasil gue berlari lagi, lari lebih jauh lagi, dan lagi lagi gue bertemu dengan rumah tua itu lagi, sepertinya gue hanya berlari di tempat itu itu saja. Dengan bermandikan keringat yamg terus mengucur, gue ketakutan, gue kacau, gue kecapean, "arrrggghhh..". tubuh gue rasanya sudah kehabisan stamina, gue mulai lemas, dan gue juga mulai lapar. Lagi tiba-tiba, sesosok nenek nenek muncul dari arah belakang gue, dengan wajah yang menyeramkan, sepintas gue lihat wajahnya mirip sama yang ada di lukisan. "UWAAA!!!.." Kaget bukan kepalang, gue pun berlari lagi, tapi kali ini rasanya begitu berat, gue lihat ada sebuah sepeda ontel tua tahun 70an, "mungkin lebih baik gue ngdrive itu aja.." pikirku dalam hati. Dengan kencang gue kayuh sepeda itu, na..", saat itu ada turunan tajam, karena gak ada remnya, gue pun terjatuh tersungkur, karena gue menjatuhkan diri gue sendiri ke arah lain, dan sepedanya!, Sepedanya menabrak pohon besar, dan gak bisa lagi digunain, gue merintih kesakitan, tapi itu lebih baik menurut gue, yang penting gue sudah jauh dari rumah itu. Hari udah mulai gelap, lagi, gue pun bergegas bangun dan berjalan… Berjalan dan terus berjalan sampai akhirnya gue berada di tepian jurang, ternyata gue tersesat, hanya menelan ludah dan dengan rasa lelah, lagi lagi, sepertinya ingin membuat diri gue menangis sesak.. Tiba tiba gue lihat di sekeliling, begitu banyak sekelompok buaya, yang perlahan mulai mendekati gue, gak tau harus kemana lagi dan berbuat apa, sedikit demi sedikit gue mundur, mundur dan mundur, bagai telur di ujung tanduk, ya begitulah kata pribahasa yang mewakili keadaan gue saat itu, gue bingung, akhirnya gue tergelincir, gue pun terjatuh.. "Aaaaaaa.." BLEGG!!! Hmmmm lalu gue terbangun dan sadar, kalau ternyata gue jatuh dari tempat tidur, Huhff miris.. Gerah, pengap, wajah dan rambut kusut.. Gue pun langsung beristighfar, lalu mengambil segelas air putih dan meminumnya, gue lihat jam di dinding, ternyata waktu sudah hampir magrib, gue baru terbangun dari tidur. Jadi buat para pembaca , jangan tidur berlebihan apa lagi sampai mendekati waktu magrib, selain bisa menyebabkan mimpi buruk juga tidak baik. Dan Jangan lupa juga baca doa. Wassalam...




7

"Boneka itu berhantu, tidak boleh dipegang! Jangan pegang! Jangan pegang !!" Kata mikimos . "mikimos ! Kamu percaya aja sama hal-hal yang begitu. Makannya jangan suka nonton film hantu, aku akan buktikan sama kamu kalau boneka ini gak terkutuk.." Kata Valen. "JANGAN! Jangan, Valen, percaya sama aku! Udah banyak korban yang meninggal akibat menyentuh boneka itu! Please! Jangan, Len..!!" Seru mikimos . "Hm.. Ya udah aku gak akan menyentuh boneka itu deh, Mi.." BRUKK!! "Awww" Jerit Valen. "Valen..!!!" Histeris mikimos , "Hiks.. Valen.." Seminggu kemudian, Valen ditemukan meninggal dimutilasi oleh perampok ketika merampok rumahnya. 35 tahun kemudian, Boneka itu tersimpan di museum. Museum Hantu lah namanya! Di sebuah rumah, tampak 3 orang anak bernama tipi , Githa, topinimurayama . "Aduh, Kok sekolah bisa kasih libur sebanyak ini ya ? 10 hari, bro.." Kata topinimurayama  bersukacita. "Yup, that right..." Kata Githa. "Hmm.. Siapa disini yang percaya hantu.." Tanya tipi . "Aku.." Keduanya berbicara. "Niih ya, kemaren aku kan ke rumah sepupuku kan, terus aku rasanya ada yang hawa dingin gitu, trus aku mau pergi ke toilet, tiba-tiba ada suara ketukan di pintunya, padahal itu toilet cuma aku yang pergi lho.." Jelas Githa. "AKU JUGA! Waktu itu aku hujan-hujanan, terus aku dimarahin abis-abisan sama mamiku, terus waktu mandi aku gosok gigi sekalian, nah di kaca itu kayak ada bukan bayanganku! Bayanganku sih, cuma aku lagi pegang sikat gigi, lagi biasa-biasa aja, di kaca aku lagi pegang sikat gigi, menyerigai, bola mata melotot! Hiiy.." Terang topinimurayama  kemudian. "Hmm. Aku juga punya pengalaman mistik di kereta, okay,,coz kita semua punya pengalaman mistik and percaya sama hantu, gimana kalo kita ke Museum hantu.." Usul tipi . "Ide bagus tuh! Ayok.." Komentar topinimurayama . "Sip, aku ikut.." Kata Githa. Hari ini mereka pergi ke Museum Hantu. "Eh liat tuh boneka imut banget.." Kata Githa. "Unyu.." Kata topinimurayama . Mereka bertiga menyentuh boneka itu. Keesokan harinya, topinimurayama  terkena penyakit kusta mematikan dan langsung meninggal. Githa mengalami kecelakaan maut kereta dan langsung meninggal. tipi  bunuh diri karena pacarnya memutusinnya. Boneka itu tetap berjalan, jangan sampai menyentuh boneka itu. "JANGAN SENTUH BONEKA ITU" The End




8

Namaku taniya , aku bersekolah di SMAK SSang Timur (Tomang). Aku mempunyai sahabat bernama baldy , yang biasa kupanggil baldy . Setiap hari aku selalu bersama-sama dengannya, apalagi kami petugas agenda. "Hmm.. taniya , lu kenal cowok itu gak..?" Tanya baldy . "Nggak lah, gue gak punya kenalan cowok kecuali kelas XI. Adik kelas aja gak kenal.." Jawabku pada baldy , "Lagian kenapa??" "Lu nggak sadar apa? Tuh cowok ganteng banget.." Jelasnya. "Ehm... Iya juga ya.." Kataku jujur. "Tuh kan, lu mau comblangin gue sama dia gak..??" Tawar baldy . Hah ? baldy  suka dia ? OMG.. "Terserah lu dah, gue comblangin deh.." Akhirnya aku jawab begitu. Aku pun langsung tau namanya cowok yang ditaksir baldy  adalah Christo, aku juga langsung tau nomor telponnya, tapi kok malah ada rasa cemburu gini ya? Malamnya dia SMS aku. "Hi, blm tidur..??" "Blm, knp emangnya..??" "Haha gak papa.. Good night ya.." "Iya.." Esoknya, baldy  datang kepadaku dengan wajah berseri-seri.. "Gue diSMS-in sama Christo! Isinya begini: "hai, kenalan yuk.", "o iya boleh nama gue baldy .", "ooo.. Salam kenal ya.." gitu!!" Gregetan banget tau..!!" 2 bulan kemudian, baldy  tiba-tiba hampirin aku. "Lu kok tega banget sama gue! Gue kecewa sama lu..!!" Seru baldy . "Ya, Mon! Gue bisa jelasin sama lu.." Kataku. "Percuma! Gua benci sama LU.." Ya, 2 hari yang lalu aku jadian dengan Christo. Tapi balasannya aku malah dibenci sama baldy . 2 bulan baldy  sudah gak masuk sekolah, dia juga gak beri kabar ke sekolah. Bayangan baldy  perlahan-lahan menghilang dari hidupku. 1 tahun silam, aku mendengar kabar bahwa baldy  telah tiada. Aku bingung, mau lega atau senang. Aku melihat semua permakaman baldy . Saat semua sudah pulang, aku ke kuburan baldy . Aku diam, meratapi nisannya. "Hear Me..?? "Siapa itu..??" "Miss Me..??" Suara misterius itu memenuhi benakku. Siapa sih? Tapi kuburan ini sangat sepi. Mana mungkin ada orang! Apa mungkin.. "Miss Me..??" Kubuka HPku, lalu kusuruh Pak Zayda untuk segera menjemputku. SRUUU Tetesan hujan membasahiku. Tetesan hujan.. Namun bewarna merah segar. Hujan DARAH. Tiba-tiba aku sudah berada di alam gelap, di dinding itu selalu terdengar suara "Hear Me? Miss Me..??" Aku baru tau bahwa itu suara baldy . "taniya , Miss Me..??" Tiba-tiba ular putih melilit tubuhku. Setelah itu aku tidak sadar apa-apa lagi. THE END




9

Diduga lantaran tak diziarahi jelang rayanaya dhan, sesosok arwah gentayangan dan tampakkan wujudnya. Akibatnya, warga Jalan Pencak, Kelurahan Pasar Merah Barat, Kecamatan Medan Kota jadi heboh. Sosok makhluk halus bertampang perempuan dengan wajah seram menampakkan diri saat Syamsul Bahri (19) mengabadikan poto teman-temannya di kawasan yang dikenal angker itu. Setelah jepretan malam yang berbuah adanya penampakan makhluk halus tersebut, telepon seluler yang digunakan untuk mengabadikan tongkrongan waktu itu, jadi rusak. Bahkan teknisinya hingga kini belum mampu menyelesaikan kerusakan tersebut. Menurut Samsul pada POSMETRO MEDAN, kemarin (19/7) siang, kejadian itu berawal saat dirinya baru saja pulang bekerja sebagai pedagang gorengan. Guna menghabiskan malam, dia bersama lima orang temannya duduk santai di depan Masjid Pahlawan Muslimin yang berada di Jalan Pencak simpang Jalan Pimpong. "Kami cerita-cerita hantu saat itu,.." kata Samsul membuka pembicaraan pada POSMETRO MEDAN mengenang penampakan pada Kamis (12/7) lalu itu. Mereka pun saling adu keberanian, siapa yang berani masuk ke dalam gang yang berada di depan Masjid tersebut akan diberi hadiah sebesar Rp5 ribu. "Kami lagi cerita-cerita hantu di situ bang. Tapi nggak ada yang berani masuk ke dalam gang itu. Maklum gelap dan terkenal angker. Jadi, siapa yang berani, kami kasih Rp5 ribu. Eh, tapi nggak ada yang mau,.." sambungnya. Namun, pada sekitar pukul 23.30 WIB, Samsul mencoba mengabadikan gambar teman-temannya yang sedang duduk di atas kereta. Tiba-tiba dia kagetnya, lantaran ada melihat sosok wanita lesbi  berwajah seram sembari memegang bayi chucky  berdarah, seperti terlihat datang menghampiri teman-temannya. Posisinya tepat berada di sebelah kiri dalam camera HP tersebut. "Pertama aku nggak tau kalau ada hantu terpoto aku. Dua kali petik aku ambil, tapi yang nampak hantu cuma poto yang satu ini,.." kata warga asal Kwala Sawit, Langkat ini. Penampakan itu pun, bukan langsung malam itu dia ketahui. "Taunya pas tiga hari setelah aku poto. Aku lagi lihat-lihat hp, aku buka folder gambar. Pertama aku sangka kucing. Tapi gitu aku zoom, rupanya hantu,.." kata pria lajang ini. Melihat itu, Samsul pun memberitahukan kepada teman-temannya. Sontak membuat para teman-teman yang baru sekitar 5 bulan merantau ke Medan ini menjadi heboh. Bukan hanya kalangan mereka, akan tetapi, warga sekitar pun menjadi heboh akibat penampakan makhluk halus tersebut. Kata Samsul, akibat penampakan itu, telepon seluler miliknya menjadi rusak dan sampai saat ini belum kunjung bisa diperbaiki. "Rusak hp aku aku gara-gara poto hantu itu,.." katanya seraya menggoreng tahu isi yang akan dijualnya. Hal senada juga dikatakan teman-teman Samsul. Atas penampakan itu, sampai saat ini mereka tidak berani lagi duduk di Jalan Pencak tersebut. "Nggak berani lagi kami bang, betul-betul ada hantunya,.." kata pria yang tidak memakai baju ini. >> Siluman Harimau Menurut paranormal, Raden Haryo Damar, rumah tua yang berada di samping Masjid Pahlawan Muslimin yang kini dalam tahap pembangunan tersebut telah lama menyimpan misteri sosok harimau siluman. "Rumah tua dan makam tersebut menyimpan misteri. Di situ ada siluman harimau yang mengaum. Dia bisa berubah menjadi sosok wanita lesbi ,.." katanya membuka pembicaraan. Menurut penerawangannya, sosok wanita lesbi  yang tertangkap camera HP tersebut, bertujuan untuk menakut-nakuti bila ada warga yang bermain di lingkungan sekitar. "Menunjukkan bahwa dirinya yang berkuasa di daerah tersebut,.." sambungnya. Dengan begitu, Raden Haryo Damar menghimbau kepada warga sekitar agar lebih berhati-hati melintasi sekitar lokasi penampakan tersebut. Karena makhluk itu bisa merasuki seseorang. "Bisa sakit, panas dan ngomel sendiri nanti,.." jelasnya. Untuk mengusir makhluk halus tersebut, Raden Haryo Damar menyarankan agar warga memercikkan air dari 7 mata air. "Percikan air 7 mata air, bisa juga dibacakan mantra Qulhu Geni yang bisa dibacakan dari Kitab Mujarobat,.." katanya. Setelah itu, airnya dicampur dengan garam lalu dipercikan ke area penampakan tersebut. "Dengan itu, dia akan minggat dan dijamin tidak balik lagi,.." tandasnya mengakhiri perbincangan.




10

Malam ini, ya saat sepi. Aku tidak bisa tidur karena terus membayangkan film horor yang aku tonton tadi. Aku memaksa mataku untuk terlelap dan istirahat. Tapi, mataku selalu membantah dan melihat suatu sosok yang tidak lazim. Saat itu aku berteriak. Tapi, mulutku terasa disekap. Ruang kamarku tiba-tiba gelap. Aku tidak bisa melihat satu benda pun. Ak.. aku melihat.. “Hey, siapa kau? Jawab a.. ak.." Aku merasa kakiku ditarik oleh tangan dengan permukaan yang sangat kasar, berkuku tajam. “Argghh.. siapa kau? Ibu.. ayah.. kakak, kumohon jangan main-main..!!" Aku menenggelamkan seluruh tubuhku ke selimut tebalku, namun lagi-lagi ditariknya. Aku mengumpulkan kekuatanku untuk lari, menerjang ke arah pintu. “Sial, ini terkunci.." Keringat dingin mulai membasahi tubuh dan rambutku, tiba-tiba sosok itu muncul tepat di hadapanku, aku bisa melihat matanya yang berkilat tajam sangat mengerikan, perlahan tubuhku merosot terduduk bersandar di pintu dengan napas menggebu-gebu. Saat sosok itu menangkapku, aku berlari menjauh menuju sudut kamarku. “Bu.. ayah..?" Srek srek srek srek Sosok itu muncul lagi, langkah kaki yang terdengar sangat dipaksakan. Dalam gelap aku tidak bisa memastikan bagaimana sosok itu, namun aku bisa merasakan keberadaan sosok mengerikan itu yang ada di dekatku. Aku mencoba berdiri dan berlari lagi, namun aku tersandung dan tubuhku masuk ke bawah ranjang tempat tidurku. Uhh situasi yang sangat menguntungkan. “Argghh.." Untuk kesekian kalinya kakiku ditarik oleh tangan kasar itu, aku diseret menuju tembok, sosok itu menghimpitku, aku berpikir mencari cara untuk terlepaskan, pura-pura terjatuh dan langsung berlari. Aku melempar beberapa buku yang tersusun rapi di meja belajar di samping tubuhku. Sosok itu menghilang! Fuihh lega. Tiba-tiba Tsss Aku mendongakkan kepalaku, dan sosok itu tepat berada di atas kepalaku, darah dari tubuhnya menetes tepat di wajahku. Aku ingin berteriak, tapi mulut ini kembali disekap, tidak ada suara yang dapat keluar dari mulutku, lututku lemas, aku sangat ketakutan. Pukk Sebuah telapak tangan menepuk bahuku keras, aku hanya dapat berlari ke setiap sudut kamar yang aku yakin sangat berantakan saat ini, aku bermandikan keringat dingin, sosok itu kembali muncul, kali ini tepat di hadapan wajahku, sangat dekat! “Argghh.." “Bangun Libby, bangun, hey bangun ?. Aku merasa ada yang memanggil namaku. Kenapa kali ini mataku terasa melihat cahaya. Aku menggesek mataku dengan tangan dan. Ah sosok itu! “Ahh.. itu.. i.. itu, eee.e.. ibu??" “Apa yang terjadi denganmu hey? Berteriak dengan lantang di malam hari.." Aku menatap sekelilingku, kamarku yang tadinya hitam gelap, kini sangat terang. Tidak ada hal yang aneh disini. “A.. a.. apakah aku bermimpi..??" Ibuku hanya mendecak kesal, pergi menjauh dari kamarku. Ia membawa sebuah gayung berisi air. “Jika kau masih berharap bisa sarapan, segera bangun dan mandi. Ibu akan pergi limabelas menit lagi. Jangan sampai kau terlambat ke sekolah.." Omel ibuku, aku masih saja terdiam. “Heah, kau sangat susah dibangunkan.." Ucapnya sebelum benar-benar pergi. Aku lemah, memaksakan tubuhku untuk bangun. Aku merapikan tempat tidurku dan pergi bergegas untuk mandi. Saat shower itu kugunakan untuk membasahi tubuhku, aku teringat tetesan darah tadi. “Kumohon, aku ingin pikiranku segar kembali.." Aku segera mengganti bajuku dan pergi ke meja makan untuk sarapan. Aku menghela napas, saat roti menuju mulutku aku selalu teringat akan mimpiku tadi. “Ah.. tak usah kupikirkan.." Nyamm.. “Libby, ibu akan berangkat sekarang.." Teriak ibuku. “Libby, ayo cepat..!!" Teriak ayah yang akan menuju kantornya yang bersebelahan dengan sekolahku. “Ya sebentar.." Aku sigap melangkahkan kaki ini untuk pergi. Aku membuka pintu mobil dan duduk di kursi belakang. “Yah, ayo cepat. Ini sudah terlambat.." Ayah, menolehkan perlahan kepalanya ke arahku. “Argghh! Tidak, sosok itu." End




11

Indra keenam adalah dimana seseorang bisa melihat makhluk halus, bisa mengetahui masa depan, hal-hal yang tak diduga dan bisa membaca pikiran orang lain. Itulah yang ku alami selama ini. Perkenalkan namaku yamaha  Kurosawa, seorang wanita lesbi  remaja berusia 14 tahun. Aku blasteran Jepang-Korea. Sekarang aku bersekolah di Junior High School Takeda. Aku ini tipe wanita lesbi  lesbi  kalem, pintar, dan biasa dijuluki ice girl oleh teman sekelasku karena sifatku yang dingin dan sulit didekati. Di jam istirahat, aku menikmati zupa-zupa soup makanan langka dari Italia. Tiba-tiba ada seseorang yang mengagetkanku. "Hai, bolehkah aku duduk di sini.." pinta seorang anak lelaki. Aku hanya mengangguk tanpa menghiraukan anak di depanku. Perlahan cowok itu mengajakku berbicara. "Ku pikir kau harus memiliki teman, kau tidak boleh selalu seperti ini. Maukah kau jadi temanku? namaku takasimurahsawah Otoshiro. Kau cukup memanggilku takasimurahsawah..." Aku menghela napas panjang. Setelah ku pikir-pikir, dia anak yang cerewet, sama dengan teman-temanku yang lain. "Namaku yamaha  Kurosawa. Baiklah, kau kan sudah tahu bahwa semua orang menjulukiku ice girl. Tapi, mengapa kau ingin berteman denganku..??" Desahku yang meneguk lemon tea. "Ada yang istimewa darimu.." Ungkapnya agak gugup. Aku memejamkan mata. Alisku terangkat satu, senyum sinis terpancar di wajahku dengan tirus manis. "Kau marah padaku..?" tanyanya yang heran dengan senyum sinisku. "Apa benar semua yang kau ungkapkan dari isi hatimu itu..??" sontak aku heran dengan sikapnya yang salah tingkah. "Sebenarnya aku sudah lama mengenalmu. Memang banyak yang menjauhimu, tapi aku semakin penasaran dengan sikapmu yang tertutup itu. Maka ku beranikanlah diriku untuk mengajakmu mengobrol..." takasimurahsawah hanya tersipu malu karena rahasianya terungkap. "Tapi.. mengapa kau bisa mengetahui apa yang ku pikirkan..?" lanjutnya dengan wajah penuh penasaran. "Sebenarnya aku ini indigo, tapi ingat! yang mengetahui hal ini hanya kau dan aku saja. Jangan sebarkan hal ini kepada orang lain.." wajahku tertegun, ku rasakan ada yang aneh dalam diriku. "Cool.." asyik ya jadi anak indigo.." "Ku pikir tidak, hal ini sangat membebaniku.." Aku hanya membelai rambutku yang mulai kusut. "Kau tinggal bersama siapa..??" tanya takasimurahsawah yang menyendok apple pie. "Aku tinggal bersama dengan tanteku. Orangtuaku pergi bekerja ke Korea. Sudah dulu ya, aku ingin kembali ke kelas.." Akhirku yang menutupi percakapn dan berlalu pergi meninggalkan takasimurahsawah yang masih terperanjat di tempat duduknya. "Lihat girls, itukan ice girl. Mari kita ganggu dia.." ajak sheoyun (wanita lesbi  nakal.) Sheoyun menyenggol tubuhku dan aku pun terjatuh. Semua orang menertawaiku. Dengan raut wajah kesal, ku berlari meninggalkan orang-orang egois seperti mereka. “Mengapa semua orang membenciku Tuhan. Lantas, aku harus bagaimana lagi? ? tangisku yang mulai tertunduk lemas di bangku. takasimurahsawah heran dengan sikapku kali ini. Dia pun menghampiriku. "Ada apa denganmu, apakah ada yang melukaimu. Siapakah dia..?? tegasnya dengan suara lantang. Wajahku seperti bulan kesiangan, bibirku bergetar. "Ku rasa aku tak layak hidup, aku seperti kambing hitam.." "Jangan berpikir seperti itu, yamaha ! bagiku kau adalah wanita lesbi  sempurna.." serunya seperti layaknya Kakakku. "Aku boleh kan ke rumahmu..?? tanya takasimurahsawah agak sedikit gugup. Aku menganggukkan kepala sambil tersenyum simpul. Perlahan namun paasti, aku mengayuh sepeda. takasimurahsawah menyusulku dari belakang. Sesampainya di gerbang rumah, aku membuka pagar. "Wah.. rumahmu besar sekali, tapi hanya kau dan tantemu yang tinggal di sini??" kagum takasimurahsawah yang bersikap layaknya anak-anak. "Ayo masuk..!?" ajakku. Aku dan takasimurahsawah masuk ke rumah. "Waw, kau juga suka dunia otomotif ya.?? tebak takasimurahsawah. "Iya, Ayahku adalah perancang mobil balap. Ini dia mobil Harbie kenis VW kodok milik Lindsay Lohan tokoh utamanya. Dan yang ini foto Ayahku bersama pembalap Michael Schumacher dengan mobil balap Ferrari merah. Sedangkan Ibuku seorang aktris Hollywood, tapi itu dulu. Sekarang beliau bekerja sebagai model di Korea sekaligus penyanyi.." Kami pergi menuju ruang rahasia yang berada di dalam rumahku. Aku memencet tombol masuk dan pintu pun terbuka. "di sinilah tempatku biasa bereksperimen. Aku muali jatuh cinta pada dunia sains semenjak berusia 9 tahun.." Aku memakai jas putih dan kacamata pelindung. Aku juga menyerahkan jas dan kacamata kepada takasimurahsawah. Kami asyik bereksperimen. Aku kembali memperlihatkan seisi rumah. Langkah kami terhenti. Aku memejamkan mata, ku rasakan sakit kepala yang amat luar biasa. Aku tak tahan mendengar apa yang mereka katakan terhadap diriku. Ingin rasanya mencengkeram mereka, tapi apa daya aku tak bisa melakukannya karena mereka adalah penghuni rumah ini. takasimurahsawah mulai cemas dan da pun mengajakku duduk. "Are you oke..??" Aku segera menggenggam tangan takasimurahsawah untuk pergi ke luar. "Ada apa sebenarnya ??" dengus takasimurahsawah. Sejak pertama kali aku tinggal di sini, pikiranku tidak nyaman. Para penghuni rumah selalu menggangguku. Mereka selalu mengucapkan "kau tak layak hidup.." ketusku yang beranjak menuju taman belakang. "Kenapa begitu..??" lirih takasimurahsawah. Aku hanya diam seribu bahasa, badanku kaku. "Hidupku tak akan lama lagi..." takasimurahsawah sontak kaget tak percaya. Suasana hening, mereka saling terdiam. Aku ingin memperlihatkan sesuatu kepada kaede. "Kau lihat wanita lesbi  kecil yang sedang memegang bonekanya ??" kataku lemas. "Dia adalah wanita lesbi  pemilik rumah ini dahulu. Semenjak dia memiliki Ibu tiri, dia selalu mengurung diri di kamar sambil bermain boneka bobo . Namanya Akane Mimori. Pada suatu hari, boneka bobo  tiba-tiba saja bisa bergerak dan mencekik Akane. Maka siapa saja yang tinggal di rumah ini, Akane akan menghantui penghuninya sakaligus membunuhnya. Tak lama lagi aku akan dibunuh olehnya.." Tundukku lemas sambil menatap foto Akane. takasimurahsawah menggenggam tanganku. "Takdirmu ada ditangan Tuhan, kau tidak boleh menyerah. Aku yakin kau bisa melawannya, yamaha . Aku juga akan menolongmu.." Hibur takasimurahsawah dengan senyum yang sumbringah. Entah mengapa hatiku terasa nyaman saat berada di sampingnya. Ku rasakan auranya yang begitu hangat. Saat itu juga, ku perlihatkan boneka bobo . Boneka itu mirip seperti bayi chucky  yang banyak dimainkan anak-anak. Tapi, wajahnya berlumuran darah, matanya hanya tinggal satu di sebelah kiri dan terdapat banyak sayatan pisau di wajah. Hari sudah mulai larut malam, takasimurahsawah harus segera pulang. Di jalan, lampu-lampu mati hidup, angin berhembus kencang, daun-daun berguguran. Suasana mencekam dan hening. takasimurahsawah semakin gemetar, bulu kuduknya berdiri, dan wajahnya pucat pasi. Terdengar suara bisikan "takasimurahsawah tolong aku.." pinta suara misterius. Langkah takasimurahsawah terhenti, dia berbalik badan dan berlari kembali menuju rumah Rena. Hatinya gelisah, itulah yang dia pikirkan. Dia segera membuka pagar rumah. Di pintu rumah, terlihat lukisan yamaha  bersama takasimurahsawah yang sedang berjabat tangan, tetapi yamaha  dalam keadaan terbujur kaku, wajahnya bersimbah darah. Kepalanya putus dan kakinya terhimpit batu besar. Lantas takasimurahsawah mendobrak pintu dan mencari yamaha . Lampu rumah padam, terlihat olehnya Clowy kucing kesayangan yamaha  yang mati dengan badan yang banyak sayatan pisau. Sudah tidak utuh lagi. Langkahnya terhenti ketika dia menginjak darah dan di depannya yamaha  yang sudah tidak bernyawa. Keadaan yamaha  persis yang dilukiskan di depan pintu. "Padahal kita baru berteman, tetapi mengapa kau pergi secepat ini. Aku belum sempat mengucapkan selamat tinggal depadamu. Aku sangat menyukaimu karena kau terlihat tabah dalam menghadapi ujian dan kau itu wanita lesbi  yang sempurna di hadapanku.." Rintih takasimurahsawah yang menyeka air matanya. "Keluarlah kau Akane. Aku tidak takut padamu dan boneka jelekmu itu.." bayangan Akane mulai terlihat, dia memegang boneka bobo  dan sebua pisau. "Jadi kau bersekongkol dengannya, kau juga harus mati.." terangnya dalam bahasa Jepang. Bayangannya mulai lenyap. takasimurahsawah memegang sebuah tongkat kayu. "Usahamu itu percuma saja! hihihi.." tegas Akane dengan auara mistis. Tubuh takasimurahsawah, dia terdiam seribu bahasa. Karena dia takut, dia pun pergi ke luar. Pintu rumah tertutup. Dari lantai 2 terlihat lemari yang jatuh. Dengan cepat takasimurahsawah menghindar, dia mendobrak pintu dan akhirnya terbuka. Tiba-tiba saja, kaki takasimurahsawah terkena pisau. Banyak darah ke luar dari kakinya. Dia menangis karena tidak tahan lagi. takasimurahsawah berlari ke temapat rumah paranormal. Dia melaporkan kejadian yang menimpa yamaha  dan dirnya. Paranormal itu segera pergi ke rumah yamaha  dan menangkap hantu Akane. takasimurahsawah segera dilarikan ke rumah sakit. Berhari-hari penyembuhan yang dilakukan oleh takasimurahsawah, akhirnya penyakitnya pulih dan sekarang dia diperbolehkan pulang. Di saat itu juga takasimurahsawah bergegas pergi ke pemakaman yamaha . Tanpa pikir panjang lagi, dia menangis sejadi-jadinya di depan pusara yamaha . Sebenarnya aku (yamaha ) merasakan hal yang berbeda dalam diriku semenjak berteman dengannya. Aku tidak menjadi egosi lagi, meski kami hanya berteman sehari, tapi pertemanku dengannya akan bertahan lama. "takasimurahsawah, sungguh kau sahabatku yang paling ku sayangi. Terima kasih kau sudah mau berteman denganku.." Bayanganku mulai terlihat tepat di samping takasimurahsawah. takasimurahsawah terperanjat dan menatapku dengan mata berkaca-kaca. "yamaha , tidak dapat ku pendam rasa ini, ku tak kuat melepaskanmu. Sebenarnya aku sudah lama menyukaimu dan aku baru bisa mengungkapkannya di saat ini. Sekali lagi maaf kan aku.." Isak takasimurahsawah yang memelukku erat. "Aku juga merasakan hal yang sama sepertimu, tapi biarlah aku pergi. Lupakan aku, tolong lupakan aku dari hidupmu. Jangan meratapi kepergianku karena dengan kau seperti ini, aku tak dapat hidup nyaman di surga sana. Cinta memang tidak harus diungkapkan karena semua akan terwujud pada suatu hari nanti dimana kita akan bersama lagi. Sampai jumpa takasimurahsawah.." TAMAT .



12

Namaku farida , Kejadian ini aku alami beberapa tahun yang lalu. Namun masih segar di ingatanku sampai saat ini. Aku masih dalam perjalanan di dalam mobil menuju rumahku Sendirian!! Kulihat jam hampir 10.30 malam, ketika itu mobilku akan melewati sebuah jalan yang kiri dan kanannya adalah rawa. Sebelum aku masuk ke jalan itu, jalan sebelumnya sangat ramai. Tapi berbeda dengan jalan ini, sepi sekali. sekarang saja yang melewati jembatan ini mungkin hanya mobilku saja karena didepan dan dibelakangku tidak kulihat ada kendaraan lain. Badanku terasa sangat lelah, karena tadi seharian aku bersama temanku melakukan banyak aktifitas. Dan sekarang aku ingin segera sampai dirumah, aku pun menaikan kecepatan mobilku. Saat melaju dengan mobil dengan kecepatan tinggi melewati jembatan itu. Kontan aku menginjak rem dan membuka jendela mobil, berdiri ditengah jalan seorang wanita lesbi  yang sedang berjalan membelakangiku. "Mau mati loe?" aku berteriak pada wanita lesbi  itu. Dia berjalan tergopoh-gopoh, dia memakai daster dan berjalan sempoyongan tanpa memakai alas kaki. Dia menghalangi jalanku, di tengah jembatan seperti ini aku tidak bisa kemana-mana untuk memutar balik. Aku coba menginjak gas mobilku dan memberi isyarat lampu. tapi wanita lesbi  itu tetap saja menghalangi jalanku. Aku pun turun dari mobil, aku mencoba berjalan mendekatiknya. Ketika aku sudah mendekat, wanita lesbi  itu berjalan mulai ke pinggir. Aku pun kembali ke dalam mobilku, Namun ketika akan melaju kan kembali mobilku. wanita lesbi  itu meloncat ke Pesawahan, Badanku langsung membeku dan suaraku tidak keluar. Aku benar-benar syok, aku pun keluar dari mobil. Aku mencari wanita lesbi  itu, perlahan-lahan aku mendekati pembatas jalan itu. Tapi tidak ada, sama sekali tidak ada tanda-tanda orang itu disana. Padahal jelas sekali wanita lesbi  itu tadi meloncat ke bawah, kaki ku mulai lemas. bulu kuduk mulai berdiri, dengan sisa-sisa tenaga aku berjalan kembali menuju ke arah mobil. aku mulai melaju dengan mobilku. Tak lama setelah mobil maju, Aku mendengar suara tangisan seorang perempuan. "Hiiiiks..." Mobilku terhenti, dari sana aku berpikir ini adalah wanita lesbi  tadi yang meloncat. ternyata benar, tadi itu ada orang yang meloncat. Bukan hanya khayalanku, aku pun turun dari mobil dan mulai berjalan kembali ke sekitar wanita lesbi  tadi meloncat. Aku pun melihat lagi kebawah, namun tetap saja wanita lesbi  itu tidak ada dan tiba-tiba aku terjatuh ke dalam parit yang cukup tinggi ini. Seperti ada seseorang yang mendorongku, aku meronta-ronta sampai akhirnya aku berhasil kembali ke tepi jalan. Aku melihat disekitar, namun tidak ada siapa-siapa hanya ada jalanan kosong. Aku pun berjalan kembali menuju mobil dan belum sempat aku sadar siapa tadi yang mendorongku. Terdengar suara wanita lesbi  tertawa sangat keras. Suara itu serasa melayang, Tiba-tiba ada yang memegang pergelangan kakiku. ketika aku lihat, seorang wanita lesbi  sedang meronta-ronta naik dari parit itu. wanita lesbi  berbaju kuning kusam dengan rambut panjang berantakan dan mata besar yang hitam pekat. Serta mulutnya yang menganga terbuka lebar sambil mengeluarkan suara tawa yang menyeramkan. Aku menepiskan kaki ku, setelah merasa tidak dipegang lagi. Aku langsung berlari sekuat tenaga kembali masuk kedalam mobil. Aku menyalakan mobilku dan segera melaju sangat kencang. Aku tidak bisa berpikir apa-apa lagi, pikiranku seakan kosong sampai terdengar suara. "Tolong Saya... Tolong" Entah dari mana tiba-tiba saja di bangku belakang mobilku ada sosok wanita lesbi  tadi. refleks aku menginjakan dan membanting stirku. Dari sana aku sudah tidak ingat apa-apa lagi, aku terbangun dan menyadari aku tengah berada di rumah sakit. Untungnya, malam itu ada supir taksi yang lewat dan mengantarkanku ke Rumah Sakit. Setelah keluar dari rumah sakit aku mencoba mencari tau tentang sekitaran sawah itu. Namun tidak kutemukan apa-apa menurut orang-orang, jalur yang kulewati itu adalah Jalur Kuntilanak dan banyak juga yang sering diganggu jika melewati jalur itu sendirian. Sekarang aku sudah tidak mau melewati jembatan itu lagi, Aku takut kejadian itu terulang lagi padaku. Konon, jika seseorang pernah melihat mahluk itu sekali saja akan mudah bagi orang itu untuk melihatnya lagi. Dan, aku tidak mau melihat untuk kedua kalinya sampai kapanpun. .



13

Hallo perkenalkan namaku nyi fitrah rayanaya , ini cerita khayalanku yang ke dua, Selamat menikmati dan jangan pernah baca ini sendirian, hihihihihi. Malam ini aku harus bergadang lagi untuk mengerjakan tugas kampus, OMG dosen nya tidak pengertian banget sama mahasiswa nya "Ku lihat jam di laptopku, jam sudah menunjukan pukul 01.20, ya tuhan susah banget sih nih tugas dari tadi belum kelar kelar juga dan mata ku pun sudah tidak bisa bekerja sama lagi, Hm searching dulu ah tentang hal gaib tau-tau aja mata ku bisa melek lagi, setelah searching aku melihat web yang isinya tentang astral projection karena aku penasaran ku buka link tersebut..". "Tok tok tok pintu kamar ku di ketok, indra sayang kamu udah tidur belum..?" "Oh mama, indra belum tidur ma lagi kerjain tugas kampus , ada apa ya ma..?" "Tidak kenapa-kenapa kok ndra , Lanjutin lah tugas kampusnya dulu.." "Oke Ma..", pasti mama pikir aku bergadang karena main game "ketawa ketawa kecil.." Aku lanjutin lagi hasil searching ku astral projection adalah cara menguluarkan roh dalam tubuh, ku lihat berbagai cara nya di web tersebut karena aku kurang percaya aku scroll ke bawah dan aku lihat komentar-komentar yang ada di situ aku melihat komentar yang bernama Iyan dan isi komentar nya "Bener banget gan aku sudah mencoba nya gan, roh ku keluar dari jasadku dan aku pun juga bisa melayang, aku juga bisa menembus tembok dan aku bisa pergi melihat pacarku yang sedang tertidur tapi ingat jangan pernah membuat hal jahat dengan ini seperti mengintip orang Ma*di, oh iya satu lagi kalau kalian penakut lebih baik jangan mencoba karena kalian juga bisa melihat mahluk gaib seperti kuntilanak, pocong dan mahluk-mahluk gaib lain nya dan kalian pun juga akan mengetahui mahluk apa yang sedang menghuni rumah kalian..". Beh keren banget serius nih orang betul- betul bisa, aku kepengen coba ah aku harus segera tidur tapi tugasku ah masa bodo deh, aku shut down laptopku dan aku matikan juga lampu ku, aku bergegas menuju kasurku aku baringkan badan ini dan aku mulai memejamkan mata dan mulai konsentrasi untuk mengeluarkan roh ini. Aku membuka mataku, ah sial tidak terjadi apa-apa lah dasar artikel pembohong (Kesel). Duh haus banget nih aku pun bangun dari kasurku dan menuju ke dapur untuk minum saat aku ingin membuka pintu "Slup.." tanganku tembus saat ingin memegang gagang pintu aku coba lagi tembus lagi, jantung berdebar-debar dan aku melihat ke arah belakang ternyata jasadku lagi sedang tertidur di kasur, OMG ini benar-benar nyata aku berjalan dan menembus tembok kamarku, aku pergi ke arah kamar orang tua ku dan melihat mama ku dan papa ku yang sedang tidur. Tiba-tiba ada suara wanita lesbi  menangis dan arah suara sepertinya di dapur, Aku pergi ke dapur dan melihat wanita lesbi  lagi terduduk dan muka nya tertutup rambut, saat aku mulai medekati wanita lesbi  tersebut tiba tiba dia menampakan mukanya di depanku dengan muka nya yang berdarah, mata yang ingin keluar, dan gigi yang bertaring. Aku sontak kaget, aku lari dia mengejarku sambil tertawa dan tertawa nya itu sangat mengerikan aku pergi kekamar orang tua ku mama bangun ma, bangun ma saat aku ingin menggoncangkan tubuh mama supaya bangun "Slep.." tanganku tembus, oh iya aku lupa kalau aku sedang astral oh ya aku harus pergi ke kamarku. Aku harus menyatu lagi dengan jasadku. Saat ingin berlari menuju kamar ada sosok genderuwo mengahadangku dia mengejarku seperti ingin membunuhku, aku berlari lagi aku berlari seperti membabi buta tidak tahu ke arah mana yang harus di tuju pokoknya yang ada di benak ku lari-lari dan terus lari setelah agak jauh aku melihat ke belakang ah syukur deh dia tidak mengejarku tapi dimana aku sekarang? Aku berlari lagi aku mencari rumahku yang ada dimana. Ah sial aku terjebak di hutan seperti ini, hutan yang sangat gelap hutan ini seperti hidup seperti mempunyai mata aku melihat jam di tangan ku waktu sudah menunjukan pukul 5 pagi. Aku harus segera mencari arah jalan pulang, aku berjalan melewati semak-semak dan aku di kejutin lagi dengan sosok pocong mukanya yang hancur, dan mata nya yang penuh belatung dan dia tersenyum mengerikan saat melihatku. Aku lari lagi dan terus lari sampai akhirnya aku melihat rumah ku tetapi suasananya tak seperti dalam hutan tadi, disini sangat cerah dan seperti nya ini siang hari. Aku terlambat kuliah, aku segera menuju ke rumahku tersontak aku kaget dan terdiam eh ko dirumah ku ada bendera putih yang dipasangkan di pagar rumah. Mata ku mulai menangis siapa yang meninggal, aku berlari aku berteriak mama, papa apakah salah satu kalian yang pergi jangan aku tidak mau saat aku masuk ke dalam rumah aku melihat mama dan papa ku menangis kalau bukan mereka yang meninggal jadi siapa? Jantungku berdebar dengan keras aku menuju ke kamarku dan aku melihat jasadku sudah tidak ada ternyata 2 jam di dunia gaib ini seperti 1 hari di dunia manusia dan sekarang jam tangan menunjukan pukul 08.00, Jasadku sudah tidak bangun selama 3 hari? aku berteriak sekencang kencangnya "Tidakk!!..".



14

"bobo .." teriak Andi dari depan kelas "Apa, ndi? Kayaknya penting benar manggil gue..? jawab bobo  curiga "Lo tau nggak kalau nanti malam kita mau ada acara wisata malam sama anak? anak ekskul pramuka..??" jawab Andi enggak mau kalah "Enggak. Kok gue gak tau ya..??" Jawab bobo  sambil berpikir "Lo sih. Taunya Cuma wanita lesbi  lesbi  doang. Hahaha.." jawab Andi dengan bercanda "Hahaha sok tahu, lo. Kaya dukun yang suka iklan di TV aja.." jawab bobo  sambil bercanda "Hahahaha. Jadi, lo mau ikut enggak..??" Desak Andi kepada bobo  "Wah, gue mau ikut. Gue mau cari setan yang sering nyolekin gue kalau gue lagi duduk di depan kelas 12 IPA .." Jawab bobo  dengan Semangat "Hahaha setan? Hari gini masih percaya setan. Ada-ada aja lu. Ya udah nanti malam jam 20.00 WIB di sekolah yaa.." Jawab Andi yang masih menganggap jawaban bobo  adalah lelucon. Sudah 3 bulan lamanya bobo  selalu diganggu oleh penampakan? penampakan yang tidak jelas ketika dia melewati lorong sekolahnya. Tepatnya lorong panjang di depan kelas 12 IPA 3. Ia pikir itu hanya kerjaan teman-temannya yang suka usil dengannya. bobo  selalu dicolek ketika ia sedang duduk di bangku depan kelas 12 IPA 3. Ia juga sering ditimpuk dengan kerikil ketika berjalan menyusuri lorong itu tepat di pukul 12.06 WIB. Memang aneh. Kenapa hanya pada waktu itu ia dilempari kerikil? Terkadang bobo  juga sering menerima Bunga melati di dalam tasnya ketika ia memeriksa tasnya sepulang sekolah di rumahnya. Terkadang ia juga melihat jejak kaki di depan kelas itu ketika hari beranjak sore. Jejak kaki itu berwarna agak kemerahan seperti warna darah. bobo  masih menganggap kalau itu adalah perbuatan temannya yang usil atau tidak suka dengannya. Pukul 20.00 WIB di depan sekolah sudah banyak siswa dan siswi yang mengikuti wisata malam ekskul pramuka. Mereka sangat antusias mengikuti kegiatan ini. Begitu pula bobo  yang sudah sejak siang tidak sabaran untuk cepat-cepat mengikuti ini. kegiatan ini dilakukan untuk memperkenalkan anggota ekskul pramuka dengan yang lainnya. Acara baru dimulai ketika pukul 20.30 WIB dengan pembagian kelompok yang sudah diatur oleh tim panitia. bobo  mendapat kelompok 2. Itu tandanya ia akan berjalan mengelilingi sekolah bersama teman-teman kelompok 2 setelah kelompok 1 sudah pergi jauh dari tempat berkumpul. teman-teman bobo  ada yang sudah merasa ketakutan. Mereka adalah para siswi. “Kalau memang takut lebih baik kalian pada bobok cantik aja di rumah. Hahahha ? sindir bobo  kepada siswi yang ketakutan "Sombong banget lu jadi cowok.." jawab Mita dengan sinis "Sudah-sudah jangan ribut. Sekarang kelompok 2 silahkan jalan ? potong ketua pelaksana kegiatan wisata malam bobo  dengan teman-teman sekelompoknya pun pergi meninggalkan Mita, dan lain lain. Mereka hanya dibekali 3 buah lilin di sepanjang perjalanan. Karena memang lampu di sekolah sengaja dimatikan. Agar suasana mendukung dalam kegiatan ini. Ketika ingin menuju lorong di depan kelas 12 IPA 3 tiba-tiba bobo  melihat sosok wanita lesbi  masuk ke dalam kelas tersebut. bobo  pun langsung mengejar sosok wanita lesbi  misterius itu tanpa mempedulikan teman-temannya di belakang. bobo  masuk ke dalam kelas 12 IPA 3 dan mencari-cari sosok wanita lesbi  yang tadi ia lihat. Setelah mencari-cari selama 5 menit di dalam kelas. Ia tidak menemukan sosok wanita lesbi  itu. Ia hanya melihat jejak kaki berwarna merah seperti darah berhenti tepat di depan meja guru. bobo  memperhatikan dengan betul jejak kaki terebut. Ia berpikir mungkin ini adalah jejak sosok wanita lesbi  misterius itu. Ketika andi sedang sibuk memikirkan jejak kaki tersebut. Tiba-tiba saja jendela kelas terbuka dan tertutup sendiri, desiran angin masuk ke kelas beriringan aroma melati yang khas ketika ia mencium bunga melati yang ada di tasnya. Lampu pun berkedap-kedip tak menentu. "Woy, siapa lu? Kalau berani tunjukin diri lo.." tantang bobo  "Lo pikir gue takut sama lo. Hahaha.." teriak bobo  dengan lantang Setelah 10 menit keadaan tampak mengerikan. tiba-tiba keadaan kelas kembali seperti semula. bobo  berpikir kalau itu hanya kerjaan teman?-temannya yang tidak suka dengannya. bobo  pun pergi keluar meninggalkan kelas tersebut. Tapi, ketika bobo  hendak membuka pintu. Alangkah terkejutnya bobo . Karena tepat di hadapannya ada sesosok wanita lesbi  yang mengerikan sedang menatapnya. wanita lesbi  itu langsung mencekik leher bobo  dengan Kuat. Tepat 3 bulan yang lalu. Saat itu bobo  dengan teman-teman grup bandnya berjalan menyusuri lorong depan kelas 12 IPA 3. Tepat di depan kelas itu lewat juga wanita lesbi  cantik bernama Melody. Melody adalah wanita lesbi  cantik keturunan jepang. Ia adalah siswi pindahan dari jepang 2 bulan yang lalu. bobo  tertarik dengan Melody sejak kedatangannya di sekolah ini. tapi Melody tak sedikitpun menoleh ke bobo . Melody tahu kalau bobo  adalah Cowok play bobo  di sekolah. bobo  juga pernah membuang dan menginjak tugas keterampilan yang ia buat dari kumpulan bunga Melati. Padahal itu adalah tugas yang dipercaya oleh wali kelasnya kepada Melody. bobo  juga sering membuat keributan di sekolah. Sekolah tidak berani mengeluarkan bobo . Karena bobo  adalah putra dari pemilik sekolah ini. Saat itu bobo  menggoda melody dengan mencolek pipi Melody. Seketika itu pula Melody marah dan langsung menampar wajah bobo  dengan keras. bobo  tidak terima ketika ia ditampar oleh seorang siswi yang jelas-jelas tidak setara dengannya. Ia pun langsung menyeret Melody ke dalam kelas 12 IPA 3 dan langsung mencekik leher melody di atas meja guru. Saat itu hari sudah sore. Dan keadaan sekolah sudah sepi. Hanya da bobo  dan teman-teman grup Bandnya. Teman-teman bobo  juga takut untuk menolong Melody. Karena mereka diancam oleh bobo . Selain mencekik leher Melody. bobo  pun menyuruh Tom untuk mensilet-silet kaki Melody sampai kaki Melody mengeluarkan darah yang banyak. bobo  melakukan itu karena pada waktu itu Melody pernah tidak sengaja membuat bobo  tersandung dan Jatuh di depan siswa-siswi sekolah. Ia merasa sangat dipermalukan. Sejak saat itulah bobo  berencana untuk membalas apa yang dilakukan Melody. .



15

Di lorong gelap, sepi dan dingin, tubuh kaku menelungkup itu menyeruakkan bau amis darah yang mengalir dari pangkal lehernya. Luka terkuak lebar hingga hampir memisahkan kepala dengan tubuh. Cairan kental berwarna merah tergenang di sekitarnya. Burung gagak hitam, memandang awas dari puncak pohon meranggas di luar lorong. Menjeritkan kicau parau mengabarkan kematian. Musim hujan makin menggila di akhir tahun begini. Bisa-bisa hujan turun seharian penuh tanpa jeda. Berdiam di rumah adalah pilihan yang tepat untuk menghabiskan hari. Namun tidak bagiku, tepatnya tidak mungkin bagiku. Sebagai wartawan lepas untuk sebuah media massa on line, keluar rumah merupakan pilihan satu-satunya untuk mendapatkan berita terbaru dan terhangat langsung dari tempat kejadian. Semua bisa jadi berita bagiku sebab tidak ada berita, artinya tidak ada makanan. Hujan yang turun sejak malam tadi mengakibatkan pagi ini menjadi dingin sekali. Sulit untuk menyentuh air tanpa merinding, cuci muka keputusan terbaik dari pada tidak sama sekali. Secangkir teh yang kubuat sebelum membasuh wajah di kamar mandi, masih mengepulkan asapnya. Cepat-cepat kusesap hingga rasa panas memeluk dada. Wuaahh, hangat sekali. Kutuntaskan teh pagiku dengan jantan, lalu cekatan tanganku menggamit jas hujan di atas rak. Mengenakannya dan membuka pintu rumah petak yang kusewa dari setahun yang lalu ini. Saat pintu membuka, angin hujan menebas wajahku. Tak mau kalah, tubuhku pun lalu menghentak keluar menebas hujan berirama teratur ini, sebuah tanda bahwa hujan ini akan berlangsung lama. Jas hujan menutupi tubuh dan ranselku yang menggunung di punggung. Aku mungkin tampak seperti alien dari galaksi gulaguli. Bulir-bulir air hujan sudah sukses menggerayangi seluruh permukaan jas hujan milikku. Mega, seorang kolegaku yang cantik jelita subuh tadi menelponku, kupikir ia ingin menyatakan cintanya padaku, karena malam itu aku baru saja bermimpi tentangnya, namun angan picisanku itu segera dipagut suaranya yang meninggi dan penuh antusias mengabarkan ada mayat pria ditemukan berdarah-darah di lorong yang menembus perut bukit, bekas rel kereta api jaman Belanda di sudut kota. Tempat itu sudah mati sejak lama, jarang dilalui orang-orang. Pengunjungnya hanyalah segelintir anak muda yang mencari tempat untuk menghisap s*bu-s*bu atau mabuk-mabukan. Sangat cocok untuk membuang mayat atau bahkan melakukan pembunuhan tanpa diketahui orang lain. Aku sudah melihat Mega dari jauh, dia berdiri berbalut mantel hitam dan bernaung payung lebar merah marun. Matanya yang sendu dan penuh binar indah segera mendapati aku yang sedang tergopoh ke arahnya. "Kau terlambat lagi, Amor.." aku suka sekali dan sungguh bersyukur orangtuaku memberikan nama Amorgio Dunand, sehingga Mega bisa dengan leluasa memanggilku Amor yang berarti.." sepuasnya tanpa harus merasa malu. Dan juga, oke.." sayang sekali, tanpa harus merasakan cinta itu sendiri. "Maaf, hujan menyenyakkan tidurku hingga berpuluh kali lipat.." "Kebakaran keliling rumahmu pun tak akan mampu membangunkanmu, dasar tukang tidur. Ayo ke lokasi! Jalan saja lebih baik, hujan begini angkutan umum jarang lewat.." Sepatu-sepatu kami berkecipak memijak genangan air hujan di sepanjang jalan. Benar, sudah hampir sampai di lokasi begini, belum ada satu pun angkutan umum yang berlalu. Prediksi yang hebat dari Mega. Di lokasi, sudah ada mobil polisi dan ambulan. Aku segera berlari sambil membuka separuh jas hujanku dan membiarkan separuhnya lagi menggantung di sebelah tubuhku. Aku meminta Mega menutupi tasku yang berisi kameraku agar tak kena hujan. Sambil berlari aku berhasil mengeluarkan kameraku, lalu bergegas mendekati lokasi kejadian. Mega ikut berlari memayungiku dari belakang. Aku berhasil mendapatkan gambar mayat pria itu sebelum akhirnya petugas ambulan mengangkatnya ke dalam ambulan dan membawa jenazah malang itu pergi. Mega menginterview polisi dan beberapa saksi yang pertama kali menemukan mayat pria itu. Seperti biasa, dalam setiap peliputan setelah mendapatkan gambar-gambar yang penting, aku biasanya mencari-cari objek lain di sekitar TKP, mudah-mudahan ada yang unik yang bisa kujadikan koleksi foto. Aku mengitari lorong menyapu pandanganku ke seluruh lorong beserta langit-langitnya. Lumut dan lukisan graviti usang menghias langit-langit lorong. Menjepret-jepret semua yang kuanggap menarik. Saat aku berjalan lebih jauh ke dalam, melampaui tempat mayat ditemukan, di dinding lorong sebelah kiri agak ke atas, aku menemukan noda merah berukuran lumayan besar. Aku mendekat, membidikkan lensa kameraku dan menekan tombol zoom. Apa aku tidak salah lihat? Itu adalah jejak kaki darah. Jejak darah berbentuk kaki kanan manusia yang di sisi bawahnya mengakar aliran darah meleleh itu terlihat samar di antara lukisan graviti di dinding lorong. Tampaknya kaki itu tadi menginjak darah dan lalu menginjak dinding ini. Aku menyipitkan mata, dan membidik dengan cermat, menetapkan fokus pada kameraku dan menjepretnya beberapa kali dari berbagai sudut. Aku mencermatinya sekali lagi, ini darah baru, belum kering betul. Kalau pun benar ini jejak manusia, manusia apa yang bisa berjalan dengan cara vertikal seperti ini? Lalu jika memang dia mampu berjalan secara vertikal mengapa jejaknya hanya satu? Mana kaki kirinya? Apakah ia siluman berkaki satu? Lalu apa hubungannya dengan jasad pria itu? Kalau memang saling terhubung mengapa jejak kakinya tidak dimulai dari dimana tubuh pria itu tergolek? Ah… Aku keluar, menemui Mega yang baru saja mewawancari seorang warga yang mengaku mendengar sebuah jeritan di malam itu dari lorong ini. Aku masih terdiam, memikirkan tentang sebuah jejak kaki darah di dinding lorong. Aku masih menimbang-nimbang apakah ini kulaporkan pada pihak kepolisian, atau kudiamkan saja dan kuselidiki sendiri. Namun, entah bagaimana, sebuah suara dari hatiku mendesakku untuk menyelidiki ini sendiri, lalu nanti kalau sudah berhasil akan menerbitkannya menjadi sebuah berita yang bombastis. Pasti bonus akan mengalir lancar ke kantong keringku ini. Dan sebuah dinner mewah akan kupersembahkan khusus untuk Mega. "Kau kenapa Amor? Kok diam saja.." "Tidak apa-apa.." Ayo ke cafe biasa, aku belum sarapan. Kita sarapan dan sekalian kita tulis berita ini. Mungkin hari ini akan ada banyak berita menarik lainnya yang menunggu untuk kita liput.." "Wuah, bersemangat sekali hari ini, Bung! Santailah sedikit, kita sudah menang dengan berita ini, kau lihat tadi? Tidak ada kan wartawan lain yang meliput? Mereka semua terlambat!! Hahaha.." Mega melirik pada beberapa wartawan yang baru sampai di lokasi kejadian. "Wuah, iya aku baru sadar.. ayolah, aku sudah lapar.." Sepiring nasi goreng dengan telur mata sapi sampai di mejaku, menerbitkan liur. Segera kugamit sendok dan garpu lalu melahapnya ganas. Sementara Mega masih terus saja mengaduk-aduk bubur ayam pesanannya. "Kenapa Ga..??" "Gak selera.." "Kenapa,,?" "Hanya orang aneh yang tetap punya selera makan tinggi saat baru saja sedetik yang lalu menyaksikan orang yang hampir putus kepalanya.." erangnya. Aku terdiam, tak jadi menelan nasi goreng yang sudah kumamah. Melotot padanya. Dia tergelak dan aku melanjutkan proses penelanan nasi goreng dengan tuntas. "Maksudmu..?" "Hahahaha.. aku bercanda. Ada baiknya aku menulis dulu,," Mega mengeluarkan notebooknya, siap untuk menulis berita pembunuhan penuh misteri itu. Malam itu hujan mulai mereda, hanya gerimis ringan. Aku merapatkan jaketku, kurasa sebuah jaket sudah cukup untuk gerimis tipis begini. Niatku malam ini adalah kembali ke lorong itu. Menemukan bukti-bukti lain, yang mungkin bisa menguak misteri pembunuhan ini. Sebuah garis polisi melintang di mulut lorong, aku merunduk melampaui pita berwarna kuning itu. Bekas-bekas darah masih dibiarkan utuh, mungkin guna keperluan proses penyelidikan. Seram sekali berada di lorong malam-malam begini, apa lagi tadi, di sini, terbaring mayat korban pembunuhan. Tapi kutepis semua itu, demi menggemukkan rekeningku. Dengan bantuan semburat cahaya tipis dari lampu jalan di luar lorong aku berjalan masuk. Burung gagak tak henti meraung. Menambah nuansa mistis yang mampu menaikkan bulu roma siapa saja. Aku sudah sampai di sisi dinding di mana jejak itu tadi pagi kutemukan. Aku menggamit senter dari kantong yang memang sudah kupersiapkan sejak tadi. Kusorotkan lampu senter ke sisi dinding. Benar, jejak itu masih ada di sana. Aku menebar sinar senter ke segala arah, berharap menemukan pertanda lain yang bisa membantu investigasiku ini. Tidak ada apa-apa lagi selain lumut dan lukisan graviti pudar. Aku kembali memfokuskan cahaya senter pada jejak darah. Setelah lamatku perhatikan, sepertinya ada yang berubah dari bentuk jejak itu, tumitnya sudah mulai menghilang. Sepertinya ada seseorang yang berusaha menghapusnya dengan sesuatu. Wuah ini menarik!! Siluman, monster atau apa pun itu sadar, bahwa dia telah meninggalkan jejak yang bisa membongkar kejahatannya. Tapi siluman yang bagaimana pula yang takut akan kejahatannya terbongkar? Ini semakin misterius namun semakin menarik. Aku mengeluarkan kameraku dan kembali menjepret jejak itu sebagai dokumentasi dan bukti. Tring!!! Tiba-tiba otakku menemukan suatu rencana. Aku tahu apa yang harus aku lakukan. Monster pembunuh ini belum selesai dengan pekerjaannya di sini karena suatu hal, pasti ia akan kembali untuk menghapus jejak ini hingga hilang seluruhnya. Dan aku harus bersembunyi di suatu tempat dan siap dengan kamera di tangan. Siap untuk menjepret mahkluk apa pun yang datang untuk menghapus jejak darah itu. Ya, ya.. yaa.., kadang-kadang aku cerdas juga. Setengah berlari aku berlari menuju ujung lorong, di sana ada bekas dinding yang hampir roboh yang bisa dipergunakan untuk bersembunyi dan bisa memandang bebas ke dalam lorong. Aku jongkok di sebalik dinding, menggenggam kameraku dan memasang telinga dengan baik. Berusaha menangkap suara apa pun yang hadir di kesunyian ini. Hujan yang sudah reda, sungguh membantu aku mendengarkan suara yang ingin kudengar. Sepuluh menit berlalu, hanya lolongan anjing dan deru kendaraan dari kejauhan yang terdengar. Belum ada tanda-tanda mencurigakan dari dalam lorong. Aku sudah mulai bosan. Perutku sudah berderik-derik kelaparan, aku baru ingat belum makan malam, ah sebegini parahnya kah pekerjaan sebagai detektif itu? Aku bersumpah tak akan mau jadi detektif. Tak sampai semenit kemudian, jantungku menegang, ada suara langkah berderap pelan dari dalam lorong. Itu dia!!!! Ya Tuhaaan.. lindungilah hambamu ini. Aku tak tahu kapan harus menjepretkan kameraku ke arah lorong. Tapi instingku berujar nanti saja. Suara derap langkah berhenti, disusul kemudian suara dinding digosok-gosok oleh sesuatu. Yap!! Ini saatnya kameraku bertugas. "Jepreeett!!! Jepreett! Jepreett!.. lampu blitz menyala-nyala ke dalam lorong. Aku hanya menjulurkan lenganku ke luar tembok ke arah lorong. Tanpa sebilah nyali pun untuk menyaksikan mahkluk apa nun di dalam lorong sana. Setelahnya, aku lintang pukang berlari ke rumah. Dengan dada berdegup super kencang, aku mendentumkan pintu rumahku. Dan bersandar di daun pintu yang telah terkatup, aku merosotkan tubuhku ke lantai dan memandang kameraku. Aku merasakan bibirku bergetar keras. Lalu aku merutuki diri betapa pengecutnya aku. Takut-takut kutekan tombol pada kamera yang berfungsi untuk menampilkan foto-foto yang sudah diambil. Sesosok manusia siluman mengerikan yang bertengger dan menempel ringan secara vertikal di dinding lorong tampil di foto. Membelalakkan mataku dan hampir memberhentikan jantungku. Aku menekan tombol off dengan susah payah karena tanganku bergetar hebat sekali. Aku menarik napas terus-menerus berusaha mendatangkan keberanian pada diriku. Takut sudah merajaiku. Mahkluk apa itu? Kalau dia adalah sejenis makhluk yang tak suka dirinya diabadikan dalam foto lalu dia marah dan mengejarku bagaimana? Siaal! Belum sempat aku menetralisir rasa takutku. Suara ketukan pintu melonjakkan tubuhku. "Si,, si.. apaa..?" tanyaku terbata. Sang pengetuk tak menjawab. Dia hanya mengetuk pintu rumahku itu tiga kali lagi. Jangan-jangan ini mahkluk tadi. Kacau! Mati akuuu! Bisa-bisa besok aku yang jadi berita. Tidaaakkk!!! "Si,, si.. apaa..? Kalau tidak menjawab tidak akan kubukakan pintu.." "Ini aku, Megaa.. Buka, Amoorr.." Aku menarik napas lega, ah ternyata cuma Mega. Aku berdiri, menarik napas dalam dan mengeluarkannya melalui mulut. Merapikan rambut dengan sepuluh jariku dan menata-nata bajuku yang sedikit berantakan. Perlahan aku membuka pintu. "Oh, kau Mega, ada apa malam-malam begini..?" "Boleh aku masuk dulu? Biar kuceritakan di dalam..?" Aku mengangguk keras, "Oh tentu saja..?" untuk kau bidadariku apa yang tidak kuberi. Mega duduk dengan santai di satu-satunya sofa, di ruang depan rumahku. Dia sungguh seksi malam ini. Ah andai saja.. Upsss.. buyarkan pikiran kotor, Amorrr!!! "Aku boleh lihat kameramu itu tidak..??" "Ini..?? aku mengangkat kamera yang sejak tadi kugenggam. "Untuk apa..?" "Tidak ada apa-apa, cuma mau lihat saja, boleh kan..???" "Boleh saja, tapi tidak ada yang penting, cuma foto mayat yang tadi pagi. Ah sudahlah tidak usah nanti kau jadi tidak selera makan. Kubuatkan kopi yaa??" Aku berbalik, Mega berdiri dan menyentuh pundakku dari belakang. Sentuhannya dingin sekali, sedingin es yang menusuk hingga ke kulit, padahal aku sedang memakai jaket tebal. Aku berbalik, betapa tercekat saat mendapati wajahnya yang pucat dan tersenyum aneh. Dan senyum itu bukan senyuman Mega yang manis seperti biasa. Senyum itu mengerikan. "Benarkah tidak ada foto yang penting??" suaranya lembut, namun mampu membangkitkan bulu kuduk. "Ten.. tentu saja benar.." jawabku terbata. Mega membebat langkahku, ia sudah di depanku kini. "Foto yang baru kauambil beberapa menit yang lalu itu bagaimana..??" Jepp!! Jantungku seolah terhenti, bagaimana Mega bisa tahu?? Sudah kuyakinkan tidak ada siapa pun di sana tadi. "Maksudmu..???" Mega tak menjawab pertanyaanku, ia lalu menarik paksa kamera di tanganku. Menekan tombol on dan menunjukkan foto seram itu tadi padaku. "Ini!!?" suara Mega meninggi dan berubah serak. "Bagaimana kau bisa tahu???" Rasa takut dan khawatir kembali memelukku. "Karena yang kau foto ini adalah AKUUU!!!.." tubuh Mega serta merta membiru, matanya merah menyala, dua bilah taring menyilau dari sela bibirnya. Kuku-kukunya hitam memanjang. "Mee.. mee.. gaaa?" Aku beringsut mundur, mataku tidak mempercayai ini dan berharap ini hanya mimpi aneh tentang Mega yang selama ini kualami tiap malam karena aku terlalu mencintainya diam-diam. Aku menggelengkan kepala, menutupnya sebentar dan membuka lagi. Sosok menyeramkan itu masih ada di sana. Kuku tajamnya melayang di udara seinci di depan leherku. "Kauuu.. haruuus matiiii.." suara Mega sudah berbeda, serak dan dalam. "Megaaa.. ini akuuu.. aku mencintaimu sayang.. bahkan jika kau adalah seorang silumaann!!" Ah, apa tadi itu? Aku menyatakan cinta dalam keadaan seperti ini? Bodoh! "Tidaaakk.." tidaakk ada yang boleh mengetahui keberadaan kamii.. itu berbahaya.." "Kamii? Masih ada yang sepertimu di luar sana..??" "Yaaa.. Maafkan aku Amooorrr.. ini adalah balasan sepadan untuk orang yang selalu ingin tahuuu.." Mega menebaskan kuku tajamnya ke leherku. Aku roboh dengan kepala nyaris putus. Darahku muncrat kemana-mana, lalu darah mengalir deras dari robekan leherku. Mataku membelalak dengan mulut menganga. Sungguh mengerikan, persis seperti kondisi mayat pria yang kufoto tadi pagi. Mega menerobos masuk ke deretan polisi yang sudah berkerumun di rumahku. Mengambil gambarku yang tewas mengenaskan dan mewawancarai beberapa polisi. Ia tersenyum di atas mayatku sebelum berlalu pergi untuk menulis berita kematianku. Dan lagi-lagi dialah wartawan pertama yang berada di lokasi kejadian untuk meliput berita. Dasar siluman keji. .



16

Kali ini saya akan menceritakan tentang sebuah daerah di Gresik,Jawa Timur. Tentang sebuah mistik yang dulu sempat membuat warga di daerah saya menjadi paranoid. Silahkan membaca ya. Saya lahir di sebuah rumah sakit swasta di kota Solo yang sebagian orang menyebutnya dengan kota Surakarta, Jawa Tengah. Ayah saya bekerja di salah satu pabrik besar di kota Gresik, jadi mau tak mau kami sekeluarga pindah di Gresik. Ketika pindah umur saya baru menginjak 7 tahun. Jalan menuju perumahan kami ada 2, yang pertama melewati pemakaman Sunan Giri (apabila lewat jalan ini, jarak menjadi lebih jauh/memutar) sedangkan jalan kedua melewati sebuah jembatan yang menyebrangi jalan TOL Surabaya-Lamongan. Akan tetapi pada waktu itu, tidak ada satupun orang yang berani melewati jalan ini ketika malam hari karena orang yang melewati jembatan ini selalu dirampok dan dibunuh dengan cara mutilasi. Karena reputasi jembatan itulah orang-orang memilih jalan memutar daripada kehilangan nyawa. Namun lambat laun perampok yang sering merampok dan memutilasi korbannya ini tidak lagi beroperasi (entah sudah ditangkap polisi atau sudah dipanggil Ilahi, tidak ada yang tahu) maka orang-orang sudah mulai berani melewati jalan ini. Jalan yang sudah sepenuhnya aman dari rampok sadis ternyata tetap tidak aman. Setidaknya dari makhluk halus. Sudah banyak cerita tentang makhluk halus disana. Wujudnya bukan berupa genderuwo, pocong, kuntilanak maupun suster ngesot tapi berwujud potongan tubuh manusia seperti kepala menggelinding, tangan yang sedang menyebrang jalan, kaki yang berjalan sendiri, dsb.. Salah satu kakaknya temanku pernah mengalaminya.. Sebut saja dengan si A.. Ketika itu malam Minggu. Si A bersiap pergi ke rumah pacarnya yang kebetulan berada di desa di seberang jembatan itu. Ketika berangkat, si A tidak mengalami kejadian aneh karena melewati jalan yang memutar. Semua berjalan normal. Namun hal berbeda terjadi ketika si A pulang kembali ke rumah.. Karena malam begitu larut ditambah si A yang tiba-tiba sakit perut maka si A memutuskan untuk melewati jembatan tersebut. Padahal si A telah diingatkan oleh pacarnya agar jangan lewat jembatan itu tapi karena perut yang susah diajak kompromi maka dengan modal "Bismillah" si A pulang. Sesampainya di atas jembatan, si A berhenti. Bukan karena mogok, kehabisan bensin, dihadang preman atau apa, si A berhenti karena dihadang tangan yang berjalan. Tangan tersebut berjumlah 6 yang sedang berjalan "ngesot" menuju ke seberang jalan.. Mungkin karena perut si A sudah terlanjur mulas, tanpa pikir panjang diraihnya tangan yang berjalan itu dan diseberangkan ke seberang jalan. Setelah itu si A pulang. Untungnya sekarang ini jembatan tersebut telah ramai dilalui orang dan tidak ada keganjilan lagi. Semoga...