MEDIEVAL EROPA DAN RENAISANS ITALIA
6.1. ABAD PERTENGAHAN
Bagi kebanyakan sejarahwan Barat, jatuhnya kekaisaran Romawi merupakan tonggak sejarah berakhirnya kemajuan dalam
bidang seni dan ilmu pengetahuan yang diikuti dengan kekosongan kebudayaan selama beberapa abad. Disebut oleh mereka
sebagai abad kegelapan atau dark ages. Kebudayaan dimulai kembali ketika lahirnya Renaisans Italia pada abad ke-15.
Mereka juga meyakini bahwa sumber inspirasi utama dari Renaisans adalah pembaharuan kembali kebudayaan Yunani dan
Romawi yang telah lama dilupakan. Hingga sekarang, konsep ini tumbuh di negara-negara Eropa yang sejak abad ke-7 telah
bermusuhan dengan Islam. Bagi orang-orang Kristen Eropa, Muslim adalah dianggap sebuah pengalaman pahit, musuh, orang
yang bodoh dan mereka mengharamkan untuk mempelajari ide-ide yang dikembangkan Muslim.
Fakta sebenarnya adalah bahwa kemajuan kebudayaan dan peradaban manusia sejak 3500 tahun sebelum masehi hingga
abad ke-7 masehi, dibidang ilmu pengetahuan, literatur dan seni telah diserap oleh Muslim dari negara-negara yang telah
mereka kuasai. Proses ini dibantu dengan literatur-literatur yang sangat banyak dibuat di negara-negara tersebut, seperti
bangsa Mesir, kemudian oleh bangsa Persia, Yunani dan Romawi. Literatur-literatur ini jatuh ke tangan Muslim ketika mereka
menguasai Mesir dan menduduki Alexandria pada abad ke-7 masehi. Ilmu pengetahuan diserap ke dalam budaya Islam yang
baru, kemudian berkembang ke Spanyol dan Afrika Utara, menyeberangi Asia menuju Cina. Lalu dalam sebuah bentuk baru di
bawah bangsa Mongol, meliputi seluruh Cina dan Eropa Tengah. Akibat perang salib, pengaruh ini dibawa kembali ke Eropa
dan dengan cermat dicoba untuk diterapkan oleh orang-orang keturunan Arab-Eropa.
Menurut Joseph Needham dalam bukunya Science and Civilisation in China, pada abad pertengahan studi-studi budaya Timut
(oriental studies) diartikan sebagai akses untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih maju dan translasi dari bahasa Arab
banyak dilakukan penduduk kepulauan Inggris. Seperti Abelard of Bath yang bekerja di Sisilia dan Syiria, pada tahun 1126
merubah tabel astronomi Al-Majiriti dan ilmu-ilmu matematika lainnya ke dalam bahasa Latin.
Kebanyakan ilmuwan Renaisans dan masa berikutnya, tidak dapat melihat hal ini seperti alur sejarah tadi. Mereka sepertinya
tidak mampu memahami kontribusi besar yang diberikan kepada ilmu pengetahuan manusia oleh Islam dan Cina. Mereka bahkan tidak mampu melihat bahwa ide-ide Romawi dan Yunani tidak pernah berhenti bersamaan dengan runtuhnya
Roma, tetapi berlanjut dengan pesat selama beberapa abad di kekaisaran Romawi Timur. Terpusat di Konstantinopel, tempat
umat Kristen pertama sekali mendirikan kekuatannya di bawah kepemimpinan Kaisar Constantine pada abad ke-5 masehi.
Kekaisaran ini memancarkan ide-ide Romawi dan Yunani ke Eropa pada saat direbutnya kembali Eropa Barat oleh Kaisar
Justinian. Kekaisaran Romawi Timur kemudian dikenal sebagai Kekaisaran Byzantium, meliputi sebagian besar Mediteranean
pada tahun 562 masehi. Pemisahan yang terjadi antara Kristen Barat di Roma dan Kristen
Timur di Konstantinopel, meletakan Byzantium di perbatasan
keduanya. Istilah-istilah Timur Jauh, budaya Timur dan lainnya
merupakan pandangan fundamental yang dianggap picik dan sulit
dipahami oleh orang-orang Eropa (walaupun oleh orang-orang
terbaik di dunia) kemudian cenderung untuk dibuang. Europe-centrism
menyebar luas kepada semua ilmuwan saat ini. Eropa dinyatakan
sebagai pusat peradaban dan menjadi pusat syaraf kebudayaan
lainnya. Hal ini yang menyebabkan Yunani, Romawi dan negaranegara Eropa lain, yang umumnya dinyatakan terletak di Barat, sebagai
sumber dari seluruh budaya Barat oleh banyak orang. Mereka
menganggap Cina terlalu jauh dan cenderung tidak diketahui sebagai
sebuah sumber kebudayaan. Bahkan menurut ilmuwan besar Inggris,
Edmund Bacon, mereferensi kepada budaya Cina adalah sesuatu yang
memalukan dan tidak jelas.
Sebenarnya kebudayaan yang dibangun oleh Cina dan Islam
memberikan dampak yang sangat besar pada Renaisans Eropa dan
khususnya pada desain lansekap dan seni kebun. Perlu pembuktian
yang harus diuji pada detail-detail yang lebih awal dibangun menuju
Renaisans.
Sejarah Medieval Eropa yang selalu disalahartikan sebagai the dark
ages, tidak berarti secara keseluruhan berada dalam abad kegelapan.
Umat Kristen berkonsolidasi dan menyebar sebagai suatu satuansatuan kekuatan. Katedral-katedral gotik yang megah dibangun
sebagai tempat beribadah. Bentuk pemerintahan baru tercipta yang
memiliki peranan penting bagi masa depan dunia. Kota-kota republik
yang independen muncul di Italia, kemudian menyusul di Flanders,
Jerman dan Rusia. Pada awal era Medieval, desain lansekap dan pembuatan kebun menjadi seni yang hilang. Pendeta-pendeta Kristen Eropa
terbawa pada literatur-literatur dan ilmu pengetahuan klasik. Berhubungan dengan dunia dinyatakan sebagai suatu keburukan
dan penuh dosa. Pemikiran-pemikiran para pendeta mengarah kepada semangat dan kehormatan kehidupan masa depan di
surga.
Para aristrokat feodal merupakan pemimpin-pemimpin militer yang mengontrol tanah-tanah mereka dengan kekuatan militer.
Kebanyakan mereka buta huruf, kemampuan mereka hanya pada seni perang. Akhirnya Eropa dikacaukan oleh ribuan tirani
rendahan yang tidak setuju terhadap pengekangan-pengekangan oleh aturan hukum, mengabadikannya dengan membebaskan
hukuman terhadap perbuatan penindasan dan kekejaman yang mereka lakukan. Perkosaan, pembunuhan dan perampokan
menjadi aksi-aksi yang sering terjadi. Tetapi secara berangsur-angsur, ketika perdagangan mulai tumbuh, negara-negara baru mulai dibentuk. Para pedagang dan
pekerja membangun kota-kota yang bebas. Hasilnya adalah kondisi yang lebih menetap dan keterkaitan terhadap kebun mulai
muncul kembali. Kebun-kebun ini dibuat pada halaman-halaman kecil di dalam dinding-dinding tinggi dan battlement benteng
para feodal atau terpencil di halaman-halaman biara Kristen.
Inspirasinya datang dari kisah-kisah para pedagang dan pelaku perang salib, yang membawanya ke Eropa dari Timur. Mereka
menggambarkan indahnya kebun surga yang umumnya berada di daerah Muslim. Troubadours menyeberangi Pyrenees dari
Spanyol ke Perancis, membawa kisah cerita pemandangan tentang kebun-kebun di dalam halaman (court garden), dikelilingi
dengan pohon-pohon buah dan bunga-bunga serta burung-burung yang bernyanyi. Dengan cara ini budaya kebun Arab
menjadi khayalan yang mempengaruhi orang-orang Kristen dan menjadi fesyen di Eropa hingga akhir masa Medieval.
Eleanor Sinclair Rhode dalam bukunya Garden Craft in Bible, menulis bahwa setiap ilustrasi, buku-buku yang ditulis pada masa
Medieval atau Tudor Garden abad ke-16 dan 17, baik dalam bahasa Perancis, Inggris, Belanda atau Italia menunjukan
pengaruh dominan dari Timur.
Kebun-kebun Medieval juga mengikuti preseden dari Timur dalam mengkombinasi kebun buah-buahan dengan bunga-bunga
diantara rerumputan. Pengaruh Timur dihadirkan dalam kolam-kolam pemandian yang digunakan sebagai visual feature
pada kebun-kebun Medieval Eropa, walaupun dengan kondisi iklim yang berbeda jauh. Kebun-kebun ini diilustrasikan dalam
lukisan-lukisan manuskrip seperti Le Roman de la Rosa.
Aliran ide-ide dari Timur datang melalui kekaisaran Romawi Timur (Kekaisaran Byzantium). Aliran penting juga datang dari
Spanyol, menyeberangi Pyrenees ke Perancis kemudian ke Timur menuju Italia. Pengaruh lain mengalir dari Sisilia dan
Kerajaan Naples di Italia Selatan.
Kota-kota republik seperti Venesia dan Genoa di Utara Italia, Naples di Selatan adalah kota-kota perantara bagi bangsa Eropa
untuk mendistribusikan ilmu pengetahuan. Kota-kota tersebut memperoleh keuntungan dan merupakan tempat pertama yang
mendapat pengaruh ilmu pengetahuan dari Timur. Di kota-kota inilah (kemudian termasuk Florence dan Roma) Renaisans Italia
berkembang. Venesia menjadi lebih kuat,
independen dan makmur, serta
memiliki monopoli perdagangan
dengan Byzantium. Hal ini
dipergunakan sebagai strategi rute
perdagangan menyeberangi dari Timur
ke Barat. Oleh karenanya kota
Venesia memiliki angkatan laut dan
tentara bayaran yang efisien sehingga
mengendalikan jalan laut menuju Asia.
Pencarian kekayaan oleh para
pedagang Vensia dilakukan dengan
kekerasan. Venesia sering terlibat
perang dengan negara kota Italia
lainnya, khususnya Genoa. Hubungan
spiritual dengan Roma renggang,
kepada Byzantium, Venesia sangat
setia. Pada awal abad ke-13 kekuatan
Venesia meningkat pesat ketika dia
mampu mengisi kekosongan kekuatan
karena Kekaisaran Byzntium
mengalami kolaps.
Penduduk Venesia menggunakan kekayaan yang diperolehnya untuk meningkatkan kesenangan memperindah kota mereka.
Mereka membuat program untuk menjadikan Venesia menjadi kota terindah di dunia, dengan membangun central city square di
St. Marco, mengelilingi katedral dan campanile tua. Kemudian memperluas St. Marco dengan beberapa urban open space
kedua. Para seniman membuat patung dan perajin yang memberi kontribusi kota menjadi penduduk yang dihargai.
Tidak lama kemudian, masih di abad ke-13, ketika Venesia
mencapai puncak kekuatan, Keluarga Polo melakukan
kunjungan mereka yang terkenal ke Cina. Kunjungan ini
memberi rangsangan yang signifikan terhadap timbulnya
Renaisans. Marco Polo adalah penduduk Venesia, putra
dari Nicolo Polo, keturunan keluarga bangsawan yang
duduk pada dewan kota. Nicolo dan saudara kandungnya
Maffeo, melakukan perjalanan ke Cina pada awal tahun
1260 masehi dan kembali tahun 1269. Pada tahun 1275,
mereka mengadakan kunjungan yang kedua dan
membawa Marco Polo muda ikut serta. Marco Polo
menjadi administratur yang dipercaya oleh Kaisar Kubilai
Khan, melakukan perjalanan bisnis kerajaan di seluruh
Cina. Setelah 20 tahun berada di Cina, dia kembali ke
Venesia dengan kekaguman yang sangat besar kepada
semua ilmu pengetahuan dan segala sesuatu tentang
bangsa Cina.
Tiga inovasi penting yang dibawa Marco Polo dari Cina
adalah percetakan, bubuk mesiu dan magnet. Hal ini
melengkapi revolusi bidang literatur, teknik perang,
manufaktur dan navigasi di Eropa.
Marco Polo juga membawa informasi besar yang memberikan konsekuensi di bidang seni. Kepada keinginan Venesia untuk
membuat kota mereka terindah di Eropa, Marco Polo memberikan kontribusi besar dengan memandu mereka dalam
perencanaan kota. Dia menggambarkan detail yang luar biasa di Hangchow, kota Kaisar Sung yang diambil alih oleh Kubilai
Khan. Lebih lanjut catatannya:
…pada akhir hari ketiga anda akan mencapai kota Kin Sai (Hangchow) yang mulia dan hebat. Nama yang memiliki artii The Celestial
City dan manfaat-manfaat dari keunggulannya dari semua yang ada di dunia dalam hak kebesaran dan keindahannya. Seperti dengan
berlimpahnya kesenangan yang mebawa penduduk mengkhayalkan dirinya berada di surga…
Marco Polo sering mengunjungi kota Hangchow dengan cermat dan cerdik mengobservasi serta menyelidiki keadaan di dalam
kota semuanya ditulis dalam catatan perjalanannya:
…menurut perkiraan secara umum, keliling kota ini adalah seratus lima puluh kilometer. Jalan dan kanal-kanalnya luas, terdapat squaresquare atau pasar-pasar, ukurannya proporsional sebagai tempat berkumpul masyarakat yang sering digunakan…
Marco Polo kemudian menggambarkan perencanaan kota dengan detail yang cukup kaya, meliputi lay out, sanitasi, komunikasi
melalui jalan dan air, jembatan, pasar, arsitektur, struktur sosial dan pola tingkah laku, administrasi, organisasi dagang, proses
manufaktur dan pembentukan lahan dengan danau-danau dan bukit artifisial serta penggunaan kebun yang menyebar.
Terhadap desain lansekap, inovasi penting yang datang ke Venesia dari Cina adalah lukisan lansekap. Kubilai Khan memiliki
warisan budaya Sung, Cina, ketika budaya tersebut mencapai puncaknya dengan lukisan lansekap sebagai kontribusi terbaik.
Apa yang dijelaskan dan ditunjukan Marco Polo
membantu bangkitnya lukisan-lukisan Venesia dan
sekolah seni lukis Tuscan yang kemudian
mempengaruhi seluruh Eropa.
Pada masa Marco Polo, Pelukis Yunani Byzantin di akui
sebagai ahli dalam seni lukis (seniman-seniman ini
mendapat pengaruh dari sumber-sumber Islam dan
Mongol). Kemudian pelukis Giotto kembali kepada tema
natural, kembali mendirikan martabat dan keindahan
benda-benda kehidupan. Darah dan daging manusia
digambarkan dengan latar belakang lansekap
sebenarnya. Hingga akhirnya pelukis Venesia, Giovanni
Bellini, tergugah dengan konsep lukisan lansekap
sebagai dirinya sendiri. Dampak lukisan-lukisan awal
Renaisans ini pada desain lansekap tidak terjadi untuk
beberapa abad. Pengaruh lukisan Claude dan Poussin
dari Perancis menjadi inspirasi bagi desainer-desainer
kebun di Inggris.
FLORENCE
Pada tahun 1433, Cosmo de Medici, seorang kepala bank yang kuat
di Florence, mengasingkan diri ke Venesia. Dia menjadi terinspirasi
dan terstimulasi dengan apa yang dilihatnya di sana.
Kota Florence selama beberapa tahun mampu bertahan dari invasi
tirani Giangaleazzo yang bermarkas di Milan. Perjuangan orangorang Florence terinspirasi dari bacaan-bacaan tentang sejarah
demokrasi di Yunani dan Roma. Ketika berhasil menghindari Invasi,
Florence menikmati berkembangnya bermacam-macam seni,
melalui preseden dari Yunani dan Romawi.
Pada tahun 1434, Cosmo de Medici diundang kembali ke Florence
oleh Signora (yang memerintah kota). Dia dipercaya untuk
memimpin dan memperbaiki kondisi finansial guna menaikan budaya
di sana. Keluarga Medici menduduki posisi ini selama tiga generasi.
Lorenzo the Magnificent, cucu Cosmo, adalah yang terkenal. Di
bawah patron keluarga Medici, semua bidang seni tumbuh dengan
subur. Ghiberti, Donatello, Brunelleschi dan Michelangelo unggul
dalam seni patung, Mascio, Pollavia, Fransesca, Boticelli dan
Leonardo da Vinci dibidang seni lukis, Alberti dan Michellozi pada
sekolah arsitektur.
Walaupun ide-ide dari Cina dan Timur telah memicu Renaisans di
Italia, kekuatan Kristen masih melekat kuat pada jiwa penduduk dan
para pendeta masih berperan pada hukum masyarakat. Hanya
beberapa semangat yang berani berspekulasi, tetapi mereka
(seperti Galileo) secara konstan digagalkan oleh dogma-dogma
gereja yang akhirnya memilih untuk mengalah dan mengikuti gereja.
Hasil karya Yunani dan Romawi klasik menjadi membumi di Eropa dan lebih
menjadi pertimbangan-pertimbangan emosional dibandingkan pertimbangan
intelektual. Hal ini lebih diterima gereja, sehingga para seniman patung,
seniman, dan arsitek menjadi bebas untuk mencari inspirasi dari sumbersumber ini. Hasilnya para ilmuwan Barat beranggapan bahwa seni desain
lansekap dan pembuatan kebun juga dihasilkan dari preseden-preseden
klasik. Sesuatu yang dilupakan mereka (atau mungkin tidak mengetahui)
adalah aliran ide yang kuat dibidang lansekap dan inspirasi kebun telah
datang ke Italia dari Timur selama berabad-abad.
Budaya kebun formal Islam menyatu dengan bentuk-bentuk arsitektur Yunani
dan Romawi secara baik. Hal ini merupakan bukti bahwa inspirasi kebunkebun Renaisans lebih bersumber kepada Islam dibandingkan Cina.
Pengaruh Cina pada kebun-kebun Eropa tidak menjadi dewasa beberapa
abad kedepan. Kebun-kebun Italia pada periode awal Renaisans sangat kuat
dipengaruhi tradisi kebun Muslim yang datang dari Spanyol. Spanyol pernah
diduduki dan dikuasai Muslim beberapa abad sebelumnya. Salah satu kebun
Italia pada periode awal Renaisans adalah Peggio Reale di Naples. Dibangun pada pertengahan abad ke-15. Pada saat itu
Italia belum menjadi sebuah negara bersatu seperti sekarang, Naples masih dibawah dominasi Spanyol. Aragon menguasai
Naples pada tahun 1442, selama 16 tahun Naples menjadi bagian dari Kerajaan Aragon.
Alphonso of Aragon, ketika menjadi putra mahkota, membangun Poggio Reale, di dalamnya dia memasukan desain kebun
Islam yang telah lebih maju dan diketahuinya dari Royal Garden di Spanyol yang direbut dari Muslim. Poggio Reale dipenuhi
dengan air, digunakan secara dekoratif dengan cascade, water stairway, fountain dan kanal-kanal. Air juga digunakan untuk
tujuan-tujuan humor pada momen yang tidak terduga. Semburan air tiba-tiba keluar membanjiri court yang luas. Orang Spanyol
membawa water stairway, cascade dan hal-hal yang positif tentang air ke dalam kebun-kebun mereka.
Ketika Charles VIII dari Perancis menguasai Italia pada tahun 1495, dia sangat terkesan dengan Poggio Reale dan
berkeinginan untuk membuatnya di Perancis. Membawa ide-ide desainnya, termasuk teknik-teknik humor yang diterapkannya
pada kebun-kebun Royal Perancis, Versailles termasuk di dalamnya. Pengaruh Spanyol semakin meluas di Italia. Ketika pada tahun 1455, sekretaris pribadi Alphonso, Alphonso Borgea (seorang
berkebangsaan Spanyol) dipilih menjadi Paus. Hal ini menghasilkan aliran besar budaya dari Spanyol menuju Italia seperti
pengaruh dari Alhambra dan Generalife yang terkenal. Secara alamiah mereka juga menerapkan ide-ide desain terutama dalam
penataan air yang berasal dari kebun-kebun indah di tanah kelahirannya. Penasehat finansial tahta suci di Roma adalah
keluarga Medici dari Florence yang memiliki hubungan pernikahan dengan keluarga Borgea, sehingga ide-ide kebun dari
Spanyol segera mencapai Florence dari arah ini.
Pada tahun 1458, Lorenzo de Medici menggunakan jasa arsitek Michelozzo Michellozi ubtuk mendesainkan villa di Fiesole, di
luar kota Florence pada daerah pedesaan. Villa tersebut memuat kesamaan yang kuat terhadap Generalife di Granada.
Berada pada tapak yang miring, kebunnnya dibuat berteras-teras dalam tiga tingkat dengan villa berada ditempat yang tertinggi.
Seperti di Generalife, teras-teras tersebut memiliki view yang luas ke sekeliling daerah tersebut. Halaman-halaman kebun
berbentuk persegi dan disusun dengan cara formal. Villa Medici masih terawat dengan baik hingga saat ini.
Pengaruh-pengaruh muslim pada desain kebun-kebun Italia
pada periode awal Renaisans sangat jelas. Namun walaupun
pertalian yang jelas antara kebun-kebun Italia dan kebun
muslim di Spanyol telah terjadi, Derek Clifford, dalam
pengantar bukunya A History of Garden Design menulis :
“Untuk semua tujuan-tujuan praktikal sejarah kebun sebagai
sebuah seni dimulai pada masa Renaisans.” Teori yang
menyatakan kebun-kebun Renaisans Italia dihasilkan dari
Yunani dan Romawi menjadi universal dan sepertinya tidak
bisa dilawan. GA. Jellicoe seorang penulis desain lansekap
terkenal dan memiliki kontribusi besar dalam bidang arsitektur
lansekap, menganut pandangan ini. Dalam bukunya The
Italian Garden of Renaissance, dia menulis: Perencanaan Romawi Klasik menjadi dasar teknik dalam Renaisans. Kebun-kebun villa ditunjukan dalam cara pengorganisasian
ruang yang sesuai mengekspresikan sense hukum dan peraturan Bangsa Romawi. Kebun Italia juga memperlihatkan keaslian dari
Yunani-Alexandrian. Walaupun Bangsa Romawi mengembangkan teknik pembuatan kebun, sebenarnya bangsa Yunani-lah yang
menciptakan filosofinya.
GA. Jellicoe merinci teorinya lebih jauh:
Secara geografis, kebun-kebun Italia berasal dari Utara Naples. Memiliki pertalian dengan seni-seni Roma, Florence dan Venesia.
Masing-masing kota ini memberikan kontribusi pada seni kebun. Mungkin dapat disebutkan secara prinsip bahwa seni kebun Roma
merupakan kontribusi puncak terhadap antikuitas peradaban Barat, dapat dilihat pada Villa Lante di Bagnaia, ilustrasi orang-orang
Florence diseimbangkan antara masa kuno dan dunia modern seperti saat ini dan dari orang-orang Venesia adalah sumber-sumber
untuk masa datang.
Kutipan ini mengimplikasikan bahwa panorama luas desain lansekap dan seni kebun yang telah terbentang di luar Eropa
sebelum Renaisans memberikan konsekuensi kecil kepada desainer-desainer Eropa.
Pada sisi lain, John dan Ray Oldham meyakini bahwa kebun-kebun Italia dihasilkan dari kebun-kebun muslim di Spanyol dan
membentuk kontinuitas dalam perkembangan yang alami dan tidak terelakan. John dan Ray Oldham juga meyakini bahwa
Renaisans dimulai di Venesia, kemudian bergerak ke Florence akhirnya mencapai Roma.
6.4. ROMA
Villa kebun pertama di Roma adalah Villa Madama, dibangun pada awal abad ke-16, aslinya didesain oleh Raphael. Villa kebun
villa tersebut telah sering dimodifikasi, tetapi struktur dasarnya masih bertahan dan menunjukan kesamaan dengan Villa Medici
di Fiesole yang telah lebih dulu ada 50 tahun sebelumnya. Villa ini sangat jelas diinspirasi oleh kebun muslim Generalife di
Granada. Terletak pada tapak yang miring ke arah Roma, seperti Villa Medici dan Generalife, dibuat berteras-teras pada
sepanjang sisi bukit.
Villa Madama telah direstorasi oleh pemerintah Italia. Saat ini digunakan sebagai tempat tinggal tamu-tamu penting kenegaraan.
Akibat restorasi yang dilakukan, vila tersebut saat ini menyerupai kebun-kebun villa awal. Parterre dan lorong-lorongnya sangat
mendekati bentuk asli kebun villa awal.
Villa kebun Roma lainnya yang dikenal dan mendekati tipikal kebun Renaisans Italia adalah Villa d’Este di Tivoli dan Villa lante
di kota Bagnaia sekitar 60 kilometer arah Utara Roma. GA. Jellicoe memperkirakan desain kebun villa tersebut dihasilkan dari lukisan awal Renaisans. Dalam membuat hubungan antara lukisan dan kebun, GA Jellicoe pertama sekali menganalisa lukisan
Christ Giving The Keys to St Peter, yang dibuat oleh Perugino:
Dibelakang latar depan, terbentuk space luas berisikan bangunan dome melekat di bumi dengan 4 serambi menjulang ke langit. Pada
sisi lainnya terdapat lengkungan triumphal klasik yang posisinya mengawal bangunan induk, tidak ada batas-batas, dan lansekap muncul
untuk menampung keragaman aspirasi manusia dalam hal waktu, yaitu identitas dengan keagungan masa lalu.
Pada Villa d’Este dia menggambarkan:
Sangat impresif, tidak hanya arsitekturnya, pengaturannya, kekuatan dan detail yang sederhana, tapi juga suara-suara air, ketikan
pengunjung berjalan melaluinya, berirama seperti suara organ raksasa. Keindahan sebenarnya pada Villa d’Este terletak pada fakta
bahwa hal tersebut adalah translasi tidak langsung dari lukisan Perugino kepada realitas: berasal dari sense of fulfilment untuk mengikuti
sebuah keajaiban.
Berpindah ke Villa Lante, GA. Jellicoe melanjutkan:
Akhir dan kesempurnaan dalam kemurnian perencanaan kebun klasik dicapai pada Villa Lante di Bagnaia, sekitar 40 mil di Utara Roma.
Dimulai beberapa tahun setelah Villa d’este, didesain oleh Vignola dan Guilio Romano. Villa tersebut memilki elemen-elemen lukisan
Perugino, bangunan dome diletakan pada parterre dan fountain Giovani de Bologna merupakan lengkungan klasik pada bangunan
kembar persegi.
Menurut John dan Ray Oldhan, cara GA. Jellicoe dalam memilih elemen-elemen arsitektural dalam lukisan Perugino dan
menghubungkannya dengan kebun tidak meyakinkan. Sebaliknya pengaruh Islam dan Asia Tengah pada kebun-kebun Villa
Lante dan Villa d’Este muncul disetiap sudut dengan jelas dan tidak perlu menguji imajinasi untuk memahami
koneksinya.
Pertama pada Villa Lante, denah simetris yang indah, dengan teras-teras yang naik dan water play yang turun, identik dengan
konsep-konsep kebun Persia dan Moghul di Asia, tetapi mengalami perubahan dalam pergerakannya. Pola tipikal kebun
Moghul di Kashmir akan mengingatkan bahwa jalan masuk ke kebun di mulai dari bawah. Dan teras-teras bertahap naik per
anak tangga, seperti para pengunjung bergerak menaikinya, memuncak pada teras yang tertinggi dengan latar belakang salju
yang menutupi pegunungan dan dari teras tertinggi diperoleh panorama luas menuju danau Dal jauh di bawah. Nishat Bagh
adalah contoh dari tipikal ini. Pada Villa Lante, pemandangan utama dialami secara
bersamaan, pada parterre utama dan Fountain of The
Moors, kemudian focal point ini dialami kembali dari atas
sebagai pemandangan bergerak ke atas melalui terasteras. Villa d’Este merupakan kebalikan dari denah
prototipe kebun Islam. Jalan masuknya dari sebelah atas.
Klimaks utamanya adalah Dragon Faountain, bertahap
muncul sebagai pemandangan yang bergerak turun
melalui kebun. Klimaks keduanya adalah water organ,
yang tidak terlihat hingga mencapai bagian terendah dan
teras terakhir, sebagai penutup cross-vista dari kolam
reflecting.
Jadi kebun villa Renaisans diinspirasi oleh preseden dari
Timur, khususnya kebun-kebun Islam. Dengan
pertumbuhan negara-negara kota di Italia, kemudian
melahirkan Renaisans akibat aliran ide-ide Muslim
bersumber dari Spanyol, Asia Tengah dan bagian Timur.
Kemenangan Kristen di Spanyol menempatkan
perbendaharaan kebun-kebun Moor menjadi hadiah bagi
pembuat kebun baru. Pengaruh Timur dengan jelas muncul pada denah dan bentuk-bentuk taman, yang merupakan jejak
dari Asia tengah, bentuk-bentuk air utama dan water play jelas diadopsi dari bangsa Moor, Spanyol.
Tetapi kebun-kebun Renaisans Italia menunjukan kreatifitas yang berbeda dengan yang ada di negara Muslim sebelumnya.
Pada negara yang beriklim kering tempat kebun-kebun Islam berada, air adalah langka dan sangat berharga. Tujuan-tujuan
fungsional pada kebun tidak pernah dilupakan. Pada kebun-kebun Roma, dimana air berlimpah, penggunaan air sangat boros,
khususnya di Villa d’Este. Sungai besar dialihkan untuk menyediakan sumber air bagi fountain-fountain dan penggunaannya
tanpa batas. Air bebas dari tujuan fungsional dan digunakan semata-mata untuk efek estetika. Pada kebun-kebun
Renaisans Italia, air digunakan dengan kegembiraan, kesenangan dan kekaguman terhadap seni yang belum pernah ada
sebelumnya. Inovasi lain pada kebun-kebun Roma adalah penggunaan bentuk-bentuk
patung manusia dan hewan, bentuk yang dilarang pada ajaran Islam.
Kombinasi water play dan seni patung menjadi focal point pada kebunkebun Renaisans dan kota-kota di Italia. Sebuah kesenangan pada Villa
Lante adalah penggunaan patung jambangan batu sebagai pengulangan
motif pada tangga dan sepanjang balustrade. Luncuran air di buat
demikian hidup dan menyenangkan dengan patung sebagai framework.
Vista ke arah bawah menuju Fountain of Moors dan jauh ke arah kota
Bagnaia terlihat sangat baik. Sebuah contoh yang baik dalam hal
kombinasi seni patung dan water play yang ditunjukan oleh para desainer
Renaisans.
Yang menarik adalah tema utama pepohonan, kedua kebun Italia ini
identik dengan kebun Islam. Pohon Cypress di Villa d’Este mengulangi
tema di Generalife dan Bagh-I-Eram. Bidang-bidang pohon di Villa lante
mengingatkan kepada kebun-kebun Persia dan Kashmir (di India bidangbidang pohon ini di sebut Chenars).
Teknik yang digunakan oleh orang Italia dan berasal dari kebun-kebun
awal Romawi adalah penggunaan topiary. Kebanyakan desainer taman
Renaisans adalah arsitek dan pematung. Mereka mengadopsi topiary
sebagai kelanjutan bentuk formal arsitektur dalam bidang horisontal.
Pohon-pohon dan tumbuhan biasanya dipotong dalam pola geometris
seperti yang terdapat pada lukisan-lukisan awal dan dari contoh-contoh
yang masih tersisa.
Kira-kira bersamaan waktunya dengan pembangunan Villa d’Este, villa
yang berbeda sedang dibangun di bukit yang rendah dekat Vicenza, dalam
wilayah Republik Venesia. Disebut Villa Rotonda, didesain oleh arsitek
Andrea Palladio, diinspirasi dari lukisan-lukisan lansekap seperti Giovanni
Bellini. Palladio memproyeksikan desain villanya kepada lansekap alami.
Lansekap alami pada akhirnya disadari memilki nilai estetika tersendiri.
RUANG TERBUKA RENAISANS
Bentuk lansekap lain yang diberikan pada masa Renaisans memiliki
signifikansi khusus dan kualitas tambahan adalah city square. Kontribusi
besar dibuat di Venesia melalui Piazza San Marco dengan Piazzeta-nya.
Piazzeta meluas ke arah pintu masuk Grand Canal. Piazza San Marco
merupakan urban open space terbaik di dunia. San Marco Square seperti
yang ada sekarang, berasal dari area yang kecil. Dihasilkan melalui
suatu rangkaian panjang secara konstan menuju sebuah square yang
sempurna. Campanile yang berdiri bebas dihadirkan untuk memindahkan
perpustakaan dan membangunnya kembali ke arah Selatan. Campanile
tersebut sangat menarik menggunakan node vertikal dari San Georgio
Maggiore yang dibangun pada pulau di atas danau dan diakhiri dengan
vista ke air dapat diperoleh dari San Marco Piazzeta.
Edmund Bacon dalam bukunya Design of Cities, menunjukan bahwa semua square yang kurang penting di dalam kota akhirnya
dikembangkan untuk menyempurnakan San Marco. Sehingga semua penduduk dapat merasakan dan memiliki keterikatan
dengannya yang diperkuat dengan pengalaman lokal mereka. Pengaruh Timur pada pembuatan San Marco Square tidak dapat
dielakan. Para pedagang Venesia membawa berita urban space yang telah mereka lihat di Timur yang tidak diketahui di
Medieval Eropa (kontribusi Marco Polo tidak bisa dilupakan). Pengetahuan ini secara bertahap berasimilasi dan beradaptasi
pada kebutuhan-kebutuhan warga kota Venesia.
City square lainnya terdapat di Florence dan Roma, khususnya yang dibangun selama periode Barok. Fountain menjadi
perhiasan pada square-square ini. Hal ini khususnya di Roma, yang menjadi kota fountain. Beragam fountain dari yang berskala
kecil sekali, seperti pada Fountain of The Bees yang didesain oleh Gianlorenzo Bernini, hingga konsep besar seperti Trevi
Fountain. Trevi Fountain sangat terkenal dan populer dibandingkan fountain lainnya. Didesain oleh Nicolo Salvi. Kumpulan
patung seolah-olah muncul keluar dari batu-batu di atas air pada tepian kolam besar sebagai dasarnya yang membentuk
hubungan dengan bentuk arsitektur di belakangnya.
The Barcaccia, sebuah fountain berbentuk kapal di Spanish Steps di desain oleh Petro Bernini, ayah Gianlorenzo Bernini
(Bernini The Younger). Bernini The Younger banyak menghasilkan karya-karya yang baik. Salah satu desainnya adalah
Fountain del Tritone di Piazza Baberini. Saat ini square tersebut dipenuhi oleh kendaraan bermotor baik yang sedang parkir
ataupun yang bergerak. Sehingga bentuk hubungan antara Fountain del Tritone dengan Fountain of The Bees menjadi hilang.
Proporsi indah Piazza Baberini tidak impresif lagi, keindahannya hilang dengan hadirnya banyak kendaraan bermotor. Dua
fountain yang didesain oleh Bernini The Younger dan kondisinya masih lebih baik terletak di Piazza Navona. Kendaraan
bermotor dilarang memasukinya dan sebagian besar space direservasi untuk fungsi pedestrian. Skala Fontana de Fiume yang
menjadi centrepiece, proporsional dengan square. Air yang keluar dari mulut lumba-lumba merupakan detail yang indah.
Fountain lainnya adalah Fontana del Moro yang seolah-olah memberikan dukungan kepada Fontana de Fiume.
Kontribusi signifikan lainnya yang diberikan oleh Renaisans pada desain spasial dengan pengaruh arsitektur lansekap, baik
dalam seting kebun atau urban adalah penyelesaian pada perbedaan ketinggian. Dari seperti ramp miring yang digunakan Ratu
Hatshepsut hingga kepada tangga dan stairway pada banyak kebun-kebun berteras di Italia. Yang terindah adalah The Spanish
Steps di Roma. Open space yang mengalir ini secara konstan mengalami perubahan ketinggian, dihadirkan dengan skala besar
yang tetap menjaga proporsi manusia. Fountain Barcaccia yang fancy didesain oleh Bernini The Elder dapat dilihat pada bagian
bawah square. Fountain tersebut dibuat pada tahun 1629. Tangga-tangga tersebut baru diselesaikan pada awal abad ke-18.
KEMUNDURAN RENAISANS ITALIA
Pertumbuhan negara-negara kota di Italia dan munculnya demokrasi kapitalis
di Florence dengan kebebasan berfikir dan tekanan kekuatan oleh manusia
dalam mengekspansi jagad raya, memberikan pengaruh di Italia. Pendekatan
baru pada sejarah, ilmu pengetahuan dan seni dikembangkan, tidak
bergantung pada pemberian Tuhan dan keajaiban, berdasar pada prinsipprinsip humanis, eksakta, kritis yang menyebar dari Italia, Belanda Jerman
dan Inggris. Menjadi basis reformasi dan abad pencerahan baru.
Kepausan menjadi gelisah, demikian pula negara Spanyol dan Perancis.
Perancis sebelumnya di satukan oleh Louis XI, kemudian diteruskan oleh
anaknya Charles VIII yang memiliki tentara dan pemerintahan cukup kuat dan
tidak tersentuh oleh Renaisans. Didorong oleh Lodovico il Mora dari Milan,
Charles berkeinginan untuk meningkatkan kekuasaannya di Kerajaan Naples,
lalu menginvasi Italia pada tahun 1493, Lodovico il Mora menjadi sekutunya.
Florence lalu mengalami kemunduran, Lorenzo The magnificent meninggal
dunia, digantikan oleh anaknya, seorang biarawan Dominikan yang lemah,
Savonarola. Florence, Naples dan Roma saling mencurigai. Florence menjadi
terisolasi dan dengan mudah didatangi kemudian dikuasai tentara Perancis
pada tahun 1493 yang kemudian merampok Roma pada tahun 1527.
Venesia dan Genoa juga mengalami penurunan dalam kekuatan. Sejalan dibukanya beberapa rute laut baru ke Timur pada
tahun 1486 dan penemuan Amerika pada tahun 1492. Keduanya merupakan bencana bagi supremasi perdagangan mereka.
Setelah Roma jatuh, Italia menjadi tujuan pertama bagi Spanyol dan kemudian Perancis. Mengakibatkan menurunnya kontribusi
Italia pada Renaisans. Karena lemahnya politk, gereja Katholik berjuang untuk mempertegas kembali supremasi spiritualnya.
Dengan Council of Trent pada tahun 1583, counter-reformation dapat efektif di Perancis, Spanyol dan Italia. Kepausan
memperoleh kembali kekuatan, semangat demokrasi dan independensinya. Pergerakan artistik Late Renaissance yang disebut
Manerisme dan Barok merupakan konsekuensi dari situasi ini.
MANERISME DAN BAROK
Kebun yang impresif pada pergerakan ini adalah kebun besar
dekat Bomarza bernama Villa Orsini, yang dibangun oleh sebuah
keluarga yang kuat mendukung gereja. Kebun tersebut
menunjukan sikap counter-reformation terhadap pengaruh Cina
dan Romawi kuno. Kebun Villa Orsini didiami oleh bentuk-bentuk
raksasa yang primitif. Kura-kura suci dan bentuk naga (simbol dari
Cina) dikombinasi dengan aturan Yunani dan Romawi sedang
diserang oleh seekor gajah.
Beberapa kebun villa menarik lainnya yang dibangun selama
periode Manerisme dan adalah Taman Boboli di Istana Pitti, Villa
Capponi dan Villa Gamberaia di Tuscan, serta komplek pulau
yang terkenal Isola Bella di danau Maggiore. Banyak ilustrasi dan
deskripsi yang baik tentang mereka, tetapi tidak menjadi aliran
utama dalam desain kebun.
Sebuah idiom kebun yang dihasilkan Italia pada periode ini adalah
grotto (gua-gua) yang muncul di Italia pada awal abad ke-16 dan
dengan cepat menyebar ke Perancis. Gua selalu dihadirkan
sebagai teater, hingga kemudian didesain dalam bentuk kebun.
Karakteristik umum dari gua-gua ini adalah ornamen yang aneh,
terkadang didesain sebagai struktur yang menyebar tetapi selalu
berada di ruang-ruang ground floor atau di bawah teras. Sebuah
prototipe gua dari Cina yang digambarkan oleh Hsi-Ma-Kuang
pada kebun-kebunnya di abad ke-11.
PENGARUH EKSPEDISI LAUT
Aliran ide-ide dari Asia Timur yang dibawa oleh Marco Polo ke Eropa, seperti pengenalan percetakan, navigasi dan bubuk
mesiu menjadi bagian dalam munculnya Renaisans secara perlahan pada abad ke-15.
Rute darat menuju Cina yang semula mudah dan dikendalikan oleh Genghis Khan dari Kekaisaran Mongol, mulai terganggu
akibat terpecahnya Mongol sejak meninggalnya Kaisar Kubilai Khan. Asia Tengah terpecah menjadi tiga bagian, pertama
Kekaisaran Golden Horde di Barat Laut, Kekaisaran Ilkhans di Barat Daya dan Mongol bagian Timur oleh Dinasti Ming, Cina.
Di Eropa, perubahan-perubahan mulai terjadi. Di darat, Isabella dan Ferdinand berhasil memaksa bangsa Moor keluar dari
Spanyol. Henry the Navigator membawa perang salib melawan bangsa Moor melalui laut mengelilingi semenanjung Afrika.
Vasco da Gama melewati Tanjung Harapan dan membuat rute laut menuju India (tahun 1486) dan Christopher Colombus
menemukan benua Amerika tahun 1492.
Sehingga pada akhir abad ke-15, putusnya hubungan darat dengan Asia timur dan India digantikan dengan dua hubungan laut
baru. Pertama dirintis oleh bangsa Portugis melalui Tanjung Harapan dan India (kemudian diikuti oleh Belanda, Inggris dan
Perancis). Yang kedua menuju Filipina melalui Amerika, dikendalikan oleh bangsa Spanyol. Budaya-budaya India dan Cina
berpindah ke Eropa melalui jalan laut, khususnya Portugal yang membuat peran baru dalam perkembangan desain lansekap
dan desain kebun.
Perkembangan lansekap yang signifikan mengikuti Renaisans di Italia, tumbuh di Portugal, Spanyol dan Perancis. Walaupun
sebelumnya telah terjadi hubungan dan pertukaran budaya antara ketiganya selama periode Medieval, tetapi masing-masing
negara ini mendapat pengaruh bebas yang dihasilkan dari latar belakang sejarah yang berbeda dan perbedaan waktu dalam
perubahan politik internal. Spanyol tidak belajar untuk berfikir secara rasional, Perancis di bawah Louis XIV menjadi pusat
kebudayaan Eropa, memperoleh inspirasi dari Italia dan Spanyol serta juga dari India dan Cina. Portugal dengan inisiatifnya
dalam hal navigasi (ekspedisi laut) juga memberikan kontribusi yang signifikan.
KEBUN DI PORTUGAL
Bagi desainer kebun Portugis, seni kebun Islam merupakan bagian kehidupan mereka. Portugal menjadi salah satu propinsi dari
pemerintahan bangsa Moor sejak tahun 711 masehi hingga abad ke-11. Saat ini benteng-benteng bangsa Moor masih menjadi
monumen sejarah di Portugal. Wilayah Selatan Portugal belum terbebas dari kekuasaan bangsa Moor hingga tahun 1139
masehi. Menyebabkan hingga akhir abad ke-15, budaya Islam sangat dominan di Portugal dan pengaruh-pengaruh klasik
dari Italia merupakan hal yang aneh dan asing. Aliran ide penting lainnya yang masuk ke Portugal adalah dari India dan
Timur jauh yang dibawa oleh para pelaut Portugis. Bangsa Portugis adalah perintis ekspedisi laut dari Eropa menuju wilayahwilayah tersebut. Hasilnya, kebun-kebun Portugis abad ke-16 sangat unik. Mereka mengadopsi dari India pengolahan
bentuk-bentuk yang berkaitan dengan air yang diasosiasikan dengan bangunan. Hal ini disebuat tanks (tangki) di India
(saat ini di Portugal juga disebut tanks). Contoh yang masih bertahan adalah beberapa istana kecil atau villa-villa di sekitar
Lisbon, seperti Quinta Bacalhoa, Quinta dos Torres dan Quinta Fronteira. Yang paling awal adalah Quinta Bacalhoa, memiliki tank yang besar
diletakan dengan jarak tertentu dari villa dengan dibatasi dengan
parterre yang panjang. Tank terbuka pada dua sisi. Pada sisi yang
ketiga terdapat paviliun panjang yang terbuka ke arah air dan pada sisi
keempat ditutup dengan dinding tinggi. Pengaruh kuat dari India
sangat jelas terlihat dan diperkuat dengan lambang (bertahun 1565)
dari pemilik aslinya, Duke of Albuquerque, yang memiliki peran
penting dalam penetrasi ke India. Villa tersebut kemudian
dipersembahkan kepada raja Portugal.
Quinta dos Torres dibangun pada abad ke-16, memiliki tank persegi
yang besar dan berhubungan langsung dengan fasade utama villa
yang dipantulkan kolam. Ditengah-tengah tank (kolam) terdapat
paviliun kecil. Konsep dasar dari komposisi ini jelas terinspirasi dari
desain-desain kebun di India, walaupun detail paviliunnya bergaya
klasik.
Quinta Fronteira adalah istana kecil milik Marquis of Fronteira. Di sini
penggunaan tank dan penempatan kolam reflecting tepat berada di
depan bangunan, suatu hal yang baru di Eropa dan merupakan
karakteristik kebun-kebun India. Banyak lagi detail-detail di Quinta
Fronteira yang berasal dari Timur. Salah satunya adalah penggunaan
azueljos atau keramik warna yang berasal dari Islam (di sini berasal
dari bangsa Moor).
PENGARUH RENAISANS DI SPANYOL
Kebun yang terpengaruh Renaisans di Spanyol adalah Buen
Retiro. Merupakan kreasi dari Duke Olivares, seorang menteri
kesayangan Philip IV. Dalam satu komplek kebun Duke
Olivares mengkombinasikan semua idiom-idiom yang berbeda
dan berpengaruh dan sedang berkembang di Eropa. Dia
sangat dipengaruhi oleh idiom dari Italia, tetapi juga
menggambar berdasarkan contoh-contoh kebun di Portugal
dan tradisi-tradisi bangsa Moor, Spanyol. Bentuknya secara
keseluruhan memiliki kekurangan dalam kesatuan konsep
susunan dalam denah Buen Retiro cenderung tidak jelas.
Desainer yang membantu Duke Olivares adalah seorang
berkebangsaan Italia, Cosimo Lotti. Tetapi kebun yang
didesainnya berbeda dengan Renaisans Italia. Villa-villa kebun
Italia kebanyakan berfungsi sebagai week-enders bagi
pemiliknya, untuk menghindari sibuknya kota atau menghindari
gerahnya musim panas. Buen Retiro berfungsi ganda, sebagai
rumah di dalam kota dan sebagai kebun yang memiliki semua
yang diinginkan oleh pemiliknya. Salah satu hermitage di Buen
Retiro bahkan memiliki laboratorium kecil yang digunakan oleh
Duke Olivares , karena dia adalah juga seorang ilmuwan
amatir. Kebun teatrikal juga disebut-sebut lahir di sini. Banyak
pekerjaan Calderon pertama sekali dibentuk di Buen Retiro. Ide
ini kemudian dilanjutkan oleh Le Notre di Vaux le Vicomte dan
Versailles beberapa waktu kemudian di Perancis. Renaisans di
Spanyol berumur pendek. Seiring dengan kematian Calderon
dan Velasques, reformasi mulai muncul dan inisiatif-inisiatif
tersebut berpindah ke Perancis.
RENAISANS DI PERANCIS
Benih-benih Renaisans Italia berasal dari invasi ke Italia oleh Charles VIII pada akhir abad ke-15. Dia kemudian menguasai
Naples pada tahun 1495 dan terpikat dengan kebun-kebun yang ada di sana, khususnya Poggio Reale. Dia berkeinginan utnuk
membuatnya di Perancis. Oleh karenanya dia membawa 22 orang seniman Italia dan 40 ton benda-benda seni. Charles
mengarahkan para senimannya untuk bekerja di kastilnya di Amboise. Tetapi dia tidak menyadari kalau hal itu adalah semangat
Renaisans yang merupakan hal penting sebagai awal Renaisans di Perancis. Beberapa waktu kemudian, Kardinal Richlieu
membangun kebun vista miliknya, Chateau Richlieu, memberikan bentuk dasar yang kemudian menjadi kontribusi yang
signifikan dari Perancis kepada kebun-kebun Renaisans.
Ide kebun vista merupakan hal baru di
Eropa. Walaupun telah digunakan secara
ekstensif di Asia Tengah dan India. Kebun
vista di Perancis ini membawa suatu
kesatuan dan skala yang baru terhadap
kebun-kebun formal Eropa. Hal ini
dipertegas dengan penyebaran
pergerakan melalui penyatuan dari suatu
ciri penting yaitu compartiments de
brodeire atau parterre. Sesuai dengan
sebutan brodeire (sulaman), hal tersebut
dikembangkan dari desain-desain sulaman
dalam kasus ini berasal dari sutra. Desain
sutra ini kebanyakan berasal dari India dan
Cina. Compertiments de brodeire ini
menjadi kebiasaan-kebiasaan besar
yang sering digunakan pada kebunkebun vista di Perancis selama
pertengahan abad ke-17, mengapit sumbu
dari vista utama. Kebun vista mencapai puncak dalam skala dan kesatuannya
di Vaux le Vicomte dan Versailles. Keduanya di desain oleh
arsitek kebun dari Perancis, Andre le Notre. Vaux le Vicomte
lebih memiliki peran sebagai sebuah pekerjaan seni kebun.
Vaux le Vicomte memiliki kesegaran, semangat hidup dan
skala yang humanis. Kreatornya adalah Nicolas Fouquet,
menteri keuangan pemerintahan Louis XIV.
Fouquet membuat tim untuk merencanakan Vaux le Vicomte.
Louis Le Van sebagai arsiteknya dibantu oleh Charles Le
Brun, seorang pelukis dan dekorator. Kemudian
menambahkan Andre le Notre ke dalam tim sebagai desainer
kebunnya.
Bangunan utama dikelilingi parit benteng yang digunakan
secara baik sebagai elemen dekoratif dan menciptakan
hubungan dengan masa lalu. Kolam besar berbentuk bundar
dengan central jet yang tinggi sangat baik berhubungan
dengan skala dan penempatannya terhadap chateau.
Membentuk focal point yang lebih menyenangkan
dibandingkan dengan Fountain of Neptune di Versailles.
Sebuah teras tinggi pada sisi kiri dari vista utama disebebkan
oleh kondisi tanah asli yang menurun menyeberangi site,
menjaga kemudahan efek shooting galery yang selalu
dihasilkan dalam kebun vista. Semua detail disusun secara
baik. Patung-patung disusun pada tempat yang lebih tinggi,
khususnya sekelompok patung singa yang tersusun baik.
Sebagian besar keberhasilan Vaux le Vicomte dihasilkan dari
selera, pilihan dan penilaian yang dilakukan dan dimiliki oleh
Fouquet.
Tetapi masterpiece yang dibuatnya juga merupakan kejatuhan
Fouquet. Dia tidak dapat menahan godaan untuk mengundang
Louis XIV dan pemerintahannya untuk di jamu di tamannya.
Louis pada awalnya menolak untuk datang. Tetapi karena
keingintahuannya akibat gambaran-gambaran yang
didengarnya dari orang lain, dia meminta Fouquet untuk
merencanakan resepsi lainnya di Vaux le Vicomte.
Tetapi Louis XIV tidak bermurah hati. Dia telah menyiapkan
langkah-langkah untuk menjatuhkan Fouquet. Dia
meninggalkan resepsi sebelum acaranya selesai. Sebulan
kemudian Fouquet dipenjara, dia meninggal di penjara 19 tahun
kemudian.
Louis kemudian mengambil alih tim arsitek dan
seniman yang dipekerjakan Fouquet untuk
menciptakan Vaux le Vicomte. Dia berusaha
untuk mengalahkan prestasi menteri yang
dipecatnya. Dia memilih Versailles sebagai site
istana dan kebunnya. Tetapi Louis tidak memiliki
penilaian ataupun selera seperti yang dimiliki oleh
Fouquet. Konsep-konsep Le Notre pada taman di
Versailles tidak dapat dipungkiri merupakan
sebuah masterpiece kepintaran atau kejeniusan.
Karena ukurannya yang besar dan ketinggiannya,
Versailles menjadi pengaruh yang besar pada
kebun-kebun formal lainnya.
Display kebun meliputi luas 2.250 hektar dan
merusak beberapa pedesaan Perancis.
Merupakan prestasi paling mewah yang
dihadirkan kebun Renaisans. Versailles disatukan
dengan kebun berburu dalam bentuk kebun
formal baru. Perjalanan berburu menjadi vista
kedua dan ketiga mengalir menuju hutan dan
daerah sekitarnya yang disatukan dalam
perencanaan sebagai bagian dari sebuah konsep
besar. Tetapi parterre-parterrenya memiliki komposisi tidak sebaik Vaux le Vicomte yang berhubungan secara baik dengan vista
utama.
Water play, ketika fountain berfungsi terlihat sangat baik. Sayangnya lokasi fountain tidak sesuai dengan fungsinya sebagai
water display. Tidak seperti di Kashmir dan Italia, yang menggunakan tingkat-tingkat atau tangga-tangga untuk mengalirkan air
secara alami. Di Versailles semua mengandalkan manusia melalui pompa-pompa untuk mengalirkan air. Akibatnya
fountain tidak aktif secara terus menerus, hanya pada saat tertentu saja. Walaupun efek fountain di Versailles tidak aktif secara
kontinu, tetapi vista dan skala yang dimiliki (grand scale) tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
John dan Ray Oldham mengutip catatan Saint-Simon melalui
Saint-Simon at Versailles dalam buku A History of Garden
Design (Clifford, D, 1962) menulis pada saat pembuatan dan
digunakan oleh Louis XIV, mendeskripsikan Versailles
sebagai berikut:
Tidak di Asia ataupun pada masa antikuitas dapat menunjukan sesuatu yang luas, besar dan elaborasi yang lebih dari taman ini. Untuk
membuat penggunaan yang lebih kecil dari taman-taman tersebut adalah tidak menyenangkan dan merupakan selera yang buruk. Untuk
mecapai salah satu tempat berlindung harus berjuang melintasi areal yang luas, permukaan yang panas dan setelahnya tidak ada yang
dapat dilakukan, selain berjalan ke atas dan menuruni bukit kecil yang merupakan tempat taman berakhir. Siapa yang dapat membantu
untuk menolak dan tidak menyenangi kekejaman yang dilakukan kepada alam?
Sangat menarik untuk memperhatikan pernyataan Saint-Simon, bahwa dia menyadari di Asia pada waktu yang bersamaan juga
terdapat kebun-kebun formal yang berskala besar. Peran Perancis dalam kebudayaan di Eropa selama abad ke-16 dan 17,
menjadikan bentuk kebun formal pada periode Renaisans akhir menyebar ke negara-negara lain yang kebanyakan juga telah
dipengaruhi oleh kebun-kebun Italia.
PENGARUH KEBUN FORMAL PERANCIS
Kebun di Hampton Court dibangun pada awal abad ke-16
merupakan hasil inspirasi dari model-model Italia. Kebun
tersebut didesain oleh Andre dan Gabriel Mollet yang memiliki
peran penting dalam membawa pengaruh-pengaruh kebun
Perancis melewati perbatasan hingga sampai Drottingholm di
Swedia dan Fredensborg.
Kebun-kebun besar dibuat di Jerman, Austria dan pada
negara-negara seperti Jerman, Belanda dan Belgia dibuat
dengan cara-cara kebun Perancis, tetapi Austria sangat
dominan dipengaruhi Italia. Peter the Great membawa idiomidiom Perancis ke Rusia. Hasilnya kebun-kebun indah
terhampar di sekeliling Peterhof yang didesain oleh Alexander
Le Blond.
Kekuatan-kekuatan baru tumbuh di Perancis dan Italia yang
menyebabkan revolusi di bidang desain lansekap. Hal itu
mendominasi sebagian besar pemikiran manusia tentang
lansekap. Marco polo dan kemudian para pelaut Eropa
meletakan pondasi (dasar) desain lansekap tersebut,
mengeliminir isolasi-isolasi lama antara Timur dan Barat. Para
pemikir Barat menjadi terbuka kepada filosofi baru tentang
alam dengan penemuan-penemuan dalam bidang ilmu
pengetahuan dan fisik yang dihasilkan selama periode
Renaisans.
KESADARAN TERHADAP ALAM DI PERANCIS DAN INGGRIS
8.1. PENGARUH FILOSOFI KEBUN-KEBUN CINA
Pengaruh lukisan, khususnya lukisan lansekap dan puisi
mencapai Eropa dibawa oleh Islam melalui Spanyol. Tetapi
selama kekuasaan kekaisaran Mongol berada ditangan
Kubilai Khan, informasi seni dan artifak diperkenalkan ke
Eropa oleh keluarga Polo. Puncaknya saat Marco polo
kembali ke Venesia, dia menulis buku tentang Cina, yang
menjadi best-seller di Eropa.
Tetapi tetap saja Cina merupakan sesuatu yang aneh,
misterius dan terpencil. Informasi tentang penjelajahan yang
dilakukan Marco Polo tidak memiliki aplikasi langsung pada
masa kehidupan Marco Polo atau kemudian pada masa
Renaisans, dianggap sebagai khayalan dari imajinasi Marco
Polo atau setidaknya sebagai sesuatu yang berlebihan.
Kemudian ketika para pelaut menemukan jalur laut
langsung ke India, Cina dan Jepang serta negara-negara
Timur jauh lainnya. Kehausan informasi yang telah dibuat
oleh Marco Polo dapat dipenuhi.
Pendeta-pendeta Jesuit yang bekerja di peking, kembali ke Italia dan Perancis membawa detail-detail komprehensif tentang
kebudayaan dan cara hidup bangsa Cina. Pada waktu bersamaan deskripsi tentang kebun yang berbeda dengan kebun-kebun
Eropa membangkitkan minat para seniman dan kaum intelektual. Pemerintahan Louis XIV menjadi menggemari produk-produk
Cina, seperti keramik, lukisan, sutra dan sulaman. Berdasarkan hal tersebut mulai diilustrasikan pada pemandangan kebun
untuk menghidupkan deskripsi-deskripsi yang dibawa oleh para pendeta Jesuit, pelaut dan pedagang.
Filosofi dasar tentang pergerakan kebun alami (natural garden movement) yang berkembang di Inggris sebenarnya tidak
dibangun di Inggris, tetapi di Perancis. Para seniman Perancis seharusnya berterima kasih kepada Confuciauisme, Taoisme
dan Budhhisme Cina. Walaupun mereka tidak sepenuhnya memahami, tetapi tetap menginterpretasikan apa yang mereka
dapat selama abad ke-17 di Eropa. Mereka juga memerlukan perubahan spiritual dengan mengadopsi filosofi-filosofi alam dan
kecintaan akan alam dan benda-benda yang terdapat di alam. Rangsangan intelektual ini akhirnya menghasilkan
berkembangnya seni kebun di English School of Landscape Design.
Gejolak intelektual ini pertama sekali diekspresikan pada masa
Renaisans, Italia. Pada abad ke-17 bergerak ke Perancis. Filosofifilosofi di bawa ke Perancis oleh para pendeta Jesuit yang belajar
di Cina. Hingga pada tahun 1688, Confucius Sinarum Philosophys
diterbitkan di Perancis. Dirangkum oleh Father Couplet, hasil dari
kelompok misionaris Jesuit di Hang Chow, terdiri dari Ta Hsueh,
Lun Yu, dan Chung Yung. Buku tersebut kemudian diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggris.
Ide-ide Cina klasik mempengaruhi intelektualitas bangsa Eropa,
sebagaimana yang mereka lakukan pada filosofi alam dalam
kehidupan, dengan indikasi-indikasi detail yang diaplikasikan pada
kegiatan sehari-hari. Di bawah pengaruh filsuf-filsuf Cina,
orang-orang Eropa menjelajahi alam untuk pertama sekali
dalam bentuk fisik yang sebenarnya. Untuk pertama sekali
mereka melihat keindahan lingkungan alami dan membangkitkan
antusiasme kepada setiap sesuatu yang tumbuh dan berbunga di
alam.
Konsep Kristen tentang man in God-given form (memisahkan
manusia dari alam) ditantang dengan ide man one with nature
(manusia tidak terpisah dari alam, tetapi menjadi bagian dari
variasi lingkungan alam). Alam dengan cepat menjadi inspirasi bagi para penyair dan seniman
serta menjadi obyek bagi riset
terhadap ilmu pengetahuan dan
keingintahuan manusia. Hal ini
sejalan dengan material-material
visual yang indah dan dapat dilihat
pada lukisan dan porselin,
kemudian travel book milik Marco
Polo dengan deskripsinya tentang
Celestial City di Hang Chow muncul
dalam kehidupan dengan cara-cara
baru.
Marco Polo telah menjejakan kaki
di Istana dan kebun-kebun
Kekaisaran Sung yang dikuasai
Kubilai Khan. Seluas 15 mil, dua
pertiganya diperuntukan bagi
kebun-kebun. Marco Polo
mendeskripsikannya sebagai
berikut:
Dua bagian lain dari wilayah ini terdapat hutan-hutan kecil, air, kebun-kebun indah dengan pohon buah-buahan dan juga enclosure
untuk bermacam-macam hewan yang menjadi obyek buruan seperti antelop, kijang, rusa, kancil dan kelinci.
…Sepertinya raja menghibur dirinya dengan gadis-gadisnya, ada yang di dalam kereta dan ada yang berkuda. Kaum pria tidak
diizinkan mengikuti pesta ini. Pada sisi lain para wanita dilatih seni berjalan dengan anjing dan mengejar hewan-hewan lainnya.
Ketika lelah dalam latihan ini mereka beristirahat di bawah pepohonan dan tepian danau, di sana mereka melepas pakaiannya dan
berenang di dalamnya tanpa busana. Dengan riang berenang-renang dan ditonton oleh sang raja. Setelah selesai, mereka
kembali ke istana, tetapi terkadang sang raja membuat jamuan makan di bawah pepohonan, dimana dedaunan dan pohon-pohon
tinggi menghasilkan keteduhan yang besar.
Marco polo juga mendeskripsikan bagian danau yang aksesibel bagi masyarakat Hang Chow yang dugunakan untuk
kesenangan berperahu.
KESADARAN TERHADAP ALAM DI PERANCIS DAN INGGRIS
Konsep kebun formal sudah sangat universal di Eropa. Tulisan Marco Polo kemudian diintrepertasikan dalam pola formal, lalu
perubahan-perubahan mulai muncul, orang-orang Eropa melihat keindahan tentang alam, pohon, air dan bentuk tanah dalam
bentuk informal baru. Visi baru ini diperkuat dengan lukisan-lukisan dan artifak Cina yang dibawa oleh para pelaut dan
pedagang. John Neuhof dari East India Company, menulis laporan perjalanannya ke Cina yang dilakukannya dari tahun 1653
sampai 1657, dideskripsikan oleh Siren dalam bukunya China and The Garden of Europe:
Hal itu memberikan kontribusi yng jelas tentang yang telah dilihat penulis. Tiap bagian diilustrasikan dalam bentuk ukiran-ukiran yang
baik. Publikasinya hadir dalam beberapa edisi. Dia menceritakan tentang lembah yang besar dan mengeluarkan batu-batuan, gununggunung artifisial yang ditanami pepohonan atau dengan permainan cascade. Sungai yang teduh mengalir melalui beberapa gunung
artifisial, dipuncaknya terdapat pepohonan dan bunga-bunga yang ditanam dalam susunan yang baik. Pemimpin dan rakyatnya
menghabiskan sebagian besar wilayahnya dengan kebun dan kebun buah-buahan yang dilengkapi dengan gunung-gunung artifisial. Di
dalamnya juga terdapat jaringan jalan yang simpang siur, walaupun tidak terlalu besar tetapi dengan belokan-belokan yang aneh dan
berjalan menelusurinya dapat melalui keseluruhan kebun dan akhirnya keluar melalui gerbang yang berbeda.
Dapat dilihat bagaimana susahnya Neuhof mencari kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan seni kebun dan lansekap yang
baru ini, sama seperti yang dilakukan oleh para pendeta Jesuit pada deskripsi mereka tentang gunung-gunung artifisial serta
pepohonan dan bunga yang di tanam dalam susunan yang baik, telah menjelaskan arti tersendiri.
Misionaris Eropa di Cina juga memberikan detail-detail yang komprehensif tentang seni taman Cina. Seperti pada awal tahun
1610, Father Nicole Trigault menerbitkan pengalaman Father Matteo Ricci , yang mencapai Peking pada tahun 1601, setelah
sebelumnya 18 tahun berada di Macao. Deskripsi-deskripsi detail tentang kebun juga terdapat dalam catatan ini. Pada tahun
1713, pendeta Italia lainnya, Father Matteo Ripa mengukir 36 pemandangan untuk Kaisar Kang Hsi, yang menunjukan istana
dan kebun imperial. Kemudian beberapa salinannya masuk ke Eropa. Akhirnya The Forty Scenes of The garden Perfect
Brighteness tiba, saat ini berada di Museum Biblioteque Nationale, Paris.
Orang Inggris yang memiliki keberanian untuk menerima tantangan tentang konsep-konsep lansekap baru adalah Anthony
Ashley Cooper, kemudian Lord Shaftesbury. Ashley Cooper (dalam Oldham, 1980) membuat tulisan dalam The Moralist pada
tahun 1709, dia mengatakan:
Saya tidak dapat menahan lebih lama lagi keinginan yang tumbuh pada diri saya tentang hal-hal yang alami. Bukan karena seni atau
juga tidak karena perubahan yang tiba-tiba, telah merubah susunan dengan mengganti keadaan-keadaan primitif. Batu-batu kasar, gua
yang berlumut, groto yang tidak beraturan, dan air yang jatuh dengan semua gaya yang mengesankan dari keasliannya dalam
menghadirkan alam, lebih lanjut akan lebih menarik dan hadir dengan keindahan melebihi kebun-kebun para pangeran.
Pernyataan pikiran yang dilakukan Ashley Cooper secara khusus menarik didalam mengekspresikan perubahan cara pikirnya,
yang berpegang teguh kepada perbendaharaan batu-batu kasar dan gaya-gaya yang keasliannya mengesankan, hal yang
bertentangan dengan sikap sebelumnya yang membenci alam dan yang berkaitan dengan alam. Kemudian dalam tulisan yang
sama dia menjelaskan bahwa alam sebagai sesuatu yang dicintai, sesuatu yang indah dan semuanya merupakan hal
yang hebat.
Esei yang ditulis Ashley Cooper memberikan kejelasan
bahwa pergerakan filosofi dimulai di Perancis , kemudian
diterima dan berkembang di inggris, dimana kondisikondisi obyektif menjadi lebih menyenangkan dalam
bentuk-bentuk arsitektur lansekap. Joseph Addison pada
tahun 1712 menulis eseinya yang terkenal dalam The
Spectator:
Bangsa Cina tertawa melihat kebun-kebun kita (Eropa) yang
disusun dalam bentuk yang teratur dengan garis-garis, karena
mereka mengatakan bahwa setiap orang dapat meletakan
pohon dalam pola berbaris dan seragam. Mereka
mempertemukan kecerdasan di pepohonan dan di alam, oleh
karenanya selalu menyembunyikan seni mereka.
…pohon-pohon kita tumbuh berbentuk pola kerucut dan
piramid. Kita melihat bekas guntingan pada setiap tumbuhan
dan semak-semak. Saya tidak tahu jika saya sendirian dalam
opini saya. Tapi bagi saya, saya ingin melihat pohon pada
setiap kesuburan dan penyebaran cabang-cabang dan
tangkainya, kemudian tidak akan bisa dipotong dalam bentuk
pola matematik, tetapi fancy bahwa kebun buah-buahan yang
berbunga terlihat tidak terhingga akan lebih menyenangkan
dibandingkan dengan labirin-labirin kecil parterre secara umum.
Mengapa daerah yang luas tidak diubah menjadi bagian taman
dan kebun-kebun dan manusia dapat membuat lansekap yang
indah menurut dirinya sendiri? Alexander Pope, 15 tahun lebih muda dari Joseph Addison, membuat terobosan
estetika. Tidak hanya dalam tulisan dan puisi-puisinya, dia juga mengekspresikan
dukungannya kepada