• www.coklatx.blogspot.com

    www.coklatx.blogspot.com

  • www.kacangx.blogspot.com

    www.kacangx.blogspot.com

  • www.berasx.blogspot.com

    www.berasx.blogspot.com

Tampilkan postingan dengan label yahudi 3. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label yahudi 3. Tampilkan semua postingan

yahudi 3

amerika tentang pertemuan antara wakil-wakil perusahaan 
Rothschild dan Benjamin Franklin. Disebutkan antara lain, bagaimana para 
utusan Rothschild minta keterangan tentang sebab yang menurut hematnya 
bisa membuat perekonomian di koloni Amerika maju. Franklin menjawab 
pertanyaan itu dengan kata-kata sebagai berikut : 
"kasus  itu tidak sulit. Kita akan mencetak mata uang kita sendiri, sesuai 
dengan kebutuhan yang dihajatkan oleh industri yang kita miliki." 
Menurut pengamatan Robert L. Owen, jawaban Franklin itu langsung 
membuat kelompok Rothschild tertarik untuk memanfaatkan kesempatan itu, 
untuk memetik keuntungan besar. Itulah yang tampak pada awal mulanya, 
bahwa mencetak mata uang sendiri bagi koloni Inggris di Amerika merupakan 
larangan hukum, agar koloni itu tetap menggantungkan sistem keuangannya 
pada bank Inggris. 
Sementara itu, Amschel Mayer Rothschild masih tinggal di Jerman mengurusi 
perusahaannya. Ia merekrut tentara profesional sewaan di Jerman, dan 
mengirimnya kepada Pemerintah Inggris dengan imbalan sebesar $ 8 untuk 
setiap orang. Pengaruh Rothschild dan kondisi Pemerintah Inggris telah 
memungkinkan untuk meluluskan tuntutan koloni Amerika mencetak mata 
uangnya sendiri. Undang-undang itu lahir, dan Pemerintah Inggris di Amerika 
segera melaksanakan undang-undang itu. Pemerintah Inggris menyerahkan 
kembali seluruh aset milik Amerika yang disimpan di bank Inggris, sebagai 
pengembalian deposito sekaligus dengan bunganya yang segera akan dibayar 
dengan mata uang baru. Apa akibat dari langkah ini ? Kita serahkan 
jawabnya kepada Benjamin Franklin sendiri, yang sampai sekarang masih 
tersimpan dalam dokumen Kongres nomor 23, berbunyi sebagai berikut : 
"Perkembangan situasi berbalik 100% dalam jangka waktu hanya satu tahun, 
sesudah  disahkannya undang-undang itu. Masa-masa makmur telah berakhir, 
dan berubah menjadi krisis ekonomi yang parah, sehingga jalan-jalan di koloni 
itu penuh dengan gangguan. Bank Inggris telah menolak menerima pembayaran 
lebih dari 50% dari nilai mata uang Amerika, seperti yang berlaku sesuai 
dengan undang-undang baru. Dengan kata lain, mata uang Amerika anjlok 
sampai 50% nilainya." 
Para analis sejarah sepakat mengambil kesimpulan, bahwa sebab timbulnya 
revolusi Amerika untuk menentang Pemerintah Inggris adalah menyangkut 
kasus  'Pajak Teh' yang terkenal itu. Sedang Benjamin Franklin adalah salah 
satu figur terkemuka dalam revolusi Amerika. Para analis memberi  
komentar mengenai sebab-sebab itu sebagai berikut : 
"Sesungguhnya Amerika Serikat bersedia sepenuhnya untuk menerima beban 
pajak tambahan itu, atau yang sejenisnya, seandainya Inggris tidak mencabut 
undang-undang tentang hak untuk mencetak mata uang bagi koloni Inggris di 
Amerika, yang menyebabkan timbulnya pengangguran dan resesi ekonomi 
seluruh koloni. Orang tidak tahu, bahwa sebenar benarnya  lahirnya beban pajak baru 
yang mengeruhkan ekonomi Amerika oleh Inggris disebabkan oleh adanya 
pemeras internasional yang mencekik perekonomian Inggris. Sedang revolusi 
pada waktu itu belum pecah. Perlawanan bersenjata yang pertama antara 
pasukan revolusi melawan pasukan Inggris baru dimulai pada 19 April 1775. 
Kemudian timbul peristiwa lain yang tidak perlu kita ceritakan di sini, hingga 
terpilihnya George Washington sebagai panglima pasukan revolusi. Kongres 
mengeluarkan deklarasi kemerdekaan pada tahun 1776." 
sesudah  usai perang revolusi, para pemilik modal internasional tetap berusaha 
lewat perwakilan mereka, untuk memperjuangkan lahirnya undang-undang 
tentang hak mencetak mata uang. Para tokoh kemerdekaan Amerika 
menyadari bahaya yang mengancam, dan bersikap waspada terhadap 
persekongkolan para pemilik modal itu. kasus  ini bisa diketahui dari 
dokumen mengenai suasana pertemuan yang diadakan di kota Philadelphia 
tahun 1787, yang dikenal dengan "Pertemuan para bapak pendiri Amerika 
Serikat". Teks ke 5 bagian ke 8 pada butir pertama undang-undang Amerika 
berbunyi : 
"Kongres adalah satu-satunya lembaga yang punya wewenang mencetak mata 
uang, dan mengeluarkan undang-undang yang bertalian dengan peraturan 
mengenai nilainya." 
Langkah yang diandalkan oleh para pemilik modal internasional adalah taktik 
konservatif mereka, yaitu memakai  perusahaan terselubung. Para direktur 
Bank Inggris telah memilih wakil mereka di Amerika pada tahun 1780, yaitu 
seorang tokoh penting bernama Alexander Hamilton, yang muncul berkat 
propaganda Yahudi, sehingga namanya bisa mengorbit sebagai salah satu 
pejuang kemerdekaan. Ia mengusulkan gagasan untuk mendirikan Bank 
terpadu yang punya wewenang untuk mencetak mata uang, dan sekaligus 
berwenang mengawasi itu, sebagai ganti wewenang pemerintah. Di samping 
kasus  bank itu, ia juga mengajukan usul, agar lembaga dikelola oleh swasta. 
Untuk modal bank itu dibutuhkan uang sebesar 12 juta US Dolar, 10 juta dolar 
di antaranya akan diambilkan dari bank Inggris, sedang sisanya ditawarkan 
kepada para investor Amerika sendiri. 
Menjelang akhir tahun 1783 Hamilton dan partnernya Robert Morris berhasil 
mendirikan Bank Amerika yang dimaksud. Morris, seorang analis keuangan 
dalam Kongres Amerika telah berhasil mengawasi keuangan dan perbelanjaan 
pemerintah Amerika, sehingga membuat kas negara jatuh dalam keadaan krisis 
keuangan yang parah pada saat perang kemerdekaan usai. kasus  ini 
membuktikan dengan jelas, bahwa taktik yang dipakai oleh kekuatan 
terselubung adalah dengan memanfaatkan perang dan kaki-tangan. Morris 
melangkah lebih jauh lagi. Ia mengeluarkan uang kas negara yang masih tersisa 
sebanyak $ 250 ribu untuk didepositokan dalam Bank Amerika, karena para 
direktur Bank Amerika merupakan orang-orang wakil Bank Inggris yang kon￾sekuensi logisnya adalah, bahwa kelompok pemilik modal Yahudi yang telah 
menguasai Bank Inggris berarti juga menguasai Bank Amerika. 
Melihat adanya bahaya kelompok Konspirasi Yahudi terhadap Amerika, para 
tokoh revolusi kemerdekaan, terutama Benjamin Franklin sendiri terpanggil 
untuk ikut campur dalam Kongres, dan mereka berhasil membatalkan 
wewenang Bank Amerika untuk mencetak mata uang. Bank Inggris yang telah 
menguasai Bank Amerika adalah pihak yang telah menyebabkan timbulnya 
krisis keuangan di bawah pengawasan Robert Morris itu. 
Para pemilik modal tidak putus-asa atas kegagalan sementara ini. Bahkan 
mereka mengeluarkan instruksi kepada kaki-tangan mereka agar melipat￾gandakan usaha dengan menunggu saat yang tepat. Mereka akhirnya berhasil 
mengorbitkan Alexander Hamilton sampai pada kedudukan Menteri Keuangan 
Amerika. Kedudukan itu memungkinkan Hamilton mendapatkan persetujuan 
Pemerintah Amerika untuk memberi  wewenang mencetak mata uang 
berdasarkan jumlah nilai pinjaman negara dan swasta. Hamilton 
mengungkapkan alasan kepada pemerintah, bahwa mata uang yang 
dikeluarkan oleh kongres dan nota jaminan pinjaman nasional tidak akan ada 
harganya di luar negeri. Sedang nota jaminan pinjaman nasional dan swasta 
yang dikeluarkan oleh bank bisa dipergunakan dalam berbagai bentuk 
transaksi dengan pihak luar negeri. Modal baru telah ditetapkan bagi bank 
sebesar $ 35 juta, dengan catatan yang $ 28 juta diambil dari investor Eropa. 
Padahal, keuangan Eropa berada di tangan kelompok Rothschild. 
Kini tiba saatnya Hamilton memetik buah sebagai balasan setimpal atas ulah 
dan perbuatannya. Ibarat domba yang dipelihara, dan sesudah  gemuk dipotong. 
Menurut dugaan, Hamilton telah mengetahui lika-liku Konspirasi lebih banyak 
daripada yang dikehendaki mereka. Terjadilah persaingan keras antara 
Hamilton dan seorang Yahudi profesional bernama Aron Pour, sehingga 
Hamilton mendapat giliran yang menyedihkan.
Merebut Perekonomian 
Manuver untuk bisa mengontrol pencetakan mata uang Amerika mengakhiri 
satu tahap kegiatan Konspirasi di Amerika. Langkah berikutnya yang 
ditempuh oleh para pemilik modal internasional adalah bagaimana menguasai 
perekonomian Amerika. Tahap ini dimulai dengan gerakan manuver amat 
meluas, yang dilakukan oleh kelompok Rothschild dengan mengeluarkan 
instruksi kepada agen-agen mereka di Amerika, agar mereka menggalakkan 
propaganda besar-besaran mengenai kemakmuran dan kesejahteraan bagi 
prospek bangsa Amerika. Instruksi itu juga ditujukan kepada para direktur 
Bank Amerika untuk memberi  pinjaman lunak, agar bangsa Amerika 
tergiur untuk memanfaatkan tawaran itu. Tidak ayal lagi, bangsa Amerika 
segera memanfaatkan pinjaman itu untuk membiayai proyek-proyek baru yang 
tumbuh seperti jamur di musim hujan. sesudah  perkembangan mencapai titik 
tertentu, kelompok Rothschild mengeluarkan instruksi rahasia, agar tawaran 
pinjaman itu segera dihentikan, dan agar jumlah uang yang beredar di pasaran 
dibatasi. Tentu saja ini menyebabkan krisis ekonomi yang parah, dan 
mengakibatkan lumpuhnya perekonomian Amerika. Proyek yang dibangun 
atas biaya pinjaman dari bank itu. Peristiwa ini bukan tidak mendapat 
tantangan dari rakyat Amerika. Tiga tokoh Amerika, yaitu John Adams, 
Thomas Jefferson dan Andrew Jackson, yang kelak menjadi presiden Amerika 
merupakan tokoh-tokoh terkemuka yang memperkasus kan krisis ekonomi 
tadi. Berikut ini adalah beberapa kalimat yang ditulis oleh Jefferson kepada 
Adams : 
"Saya yakin sepenuhnya, bahwa lembaga-lembaga keuangan ini lebih berbahaya 
bagi kemerdekaan kita daripada serbuan pasukan musuh. Lembaga keuangan itu 
juga telah melahirkan sekelompok aristokrat kaya yang kekuatannya mengancam 
pemerintah. Menurut hemat saya, kita wajib meninjau hak mencetak mata uang 
bagi lembaga keuangan ini, dan mengembalikan wewenang itu kepada rakyat 
Amerika sebagai pihak yang paling berhak." 
Kritik terbuka seperti itu membuat para pemilik modal menjadi barang, dan 
mengingatkan kepada mereka tentang masa suram yang akan segera datang, 
berkenan dengan masa perpanjangan wewenang Bank Amerika pada tahun 
1811, apabila hal itu dibatalkan. Nathan Rothschild kemudian segera 
mengambil sikap dengan mengancam presiden Amerika secara pribadi, yang 
ketika itu dipegang oleh Andrew Jackson, yang isinya sebagai berikut : 
"Hanya ada dua pilihan, yaitu memperpanjang wewenang atau menolak. Dan 
ketika itu Anda akan melihat Amerika Serikat terperosok ke dalam kancah 
peperangan yang dahsyat." 
Kekuatan Konspirasi telah lama memakai  taktik busuk dengan 
meniupkan api perang untuk menghancurkan para pemimpin dan kepala 
negara yang menentang para pemilik modal yang menghadang perjalanan 
Konspirasi. namun  Presiden Jackson tidak memperdulikan gerakan 
ini bahkan berganti menentang utusan itu. Kemudian utusan itu kembali 
dengan jawaban : 
"Anda sekalian tidak lain adalah kawanan perampok dan ular. Kami akan 
menghancurkan kalian, dan bersumpah akan menghancurkan kalian." 
Rupanya para pemilik modal benar-benar akan melaksanakan ancaman 
mereka. Tidak lama kemudian mereka mendesak pemerintah Inggris dengan 
menekan lewat Bank Inggris untuk menyerbu Amerika pada tahun 1812. 
Tujuan Nathan Rothschild yang paling utama adalah menguras kas 
pemerintah Amerika, akibat biaya perang yang dibutuhkan, sehingga tidak ada 
jalan lain kecuali mencari dana dari pinjaman luar negeri. Sedang tumbal 
manusia dan kehancuran akibat perang bukanlah harus dipikul oleh Nathan
Rothschild. Program ini benar-benar terlaksana, dan akhirnya kongres 
mengesahkan perpanjangan wewenang Bank Amerika itu tahun 1816. 
C. Peperangan Sipil Amerika (1861-1866) dan Terbunuhnya 
Abraham Lincoln 
Perang sipil Amerika merupakan peristiwa sejarah terpenting bagi negara itu. 
Kita tidak akan membahas deskripsi mengenai perang yang terkenal itu. Buku 
sejarah sudah banyak mengungkapnya. Hanya saja, dalam peristiwa itu ada 
hal-hal yang tersembunyi bagi pandangan umum, yaitu perang yang 
dimainkan oleh para pemilik modal internasional, dan akibat yang ditimbulkan 
oleh perang itu. 
Pada tahun 1857 di London, Princess Leonara, putri direktur perusahaan 
Rothschild and Brothers cabang Inggris punya hajad mengawinkan anak 
putrinya bernama Louica Rothschild dengan seorang pria kerabat dekat dari 
Perancis bernama Alfonso Rothschild. Sejumlah pemilik modal dari berbagai 
negeri berkumpul dalam upacara pernikahan itu, di samping beberapa politisi, 
antara lain Benjamin Disraeli, seorang politikus jempolan Yahudi, yang kelak 
menjadi perdana menteri Inggris sampai beberapa kali. Dalam upacara itu 
Disraeli menyampaikan sambutan, antara lain : 
"Saat ini para pemuka keluarga besar Rothschild yang ketenarannya meluas di 
seluruh Eropa dan di setiap ujung dunia berkumpul di tempat ini." Kemudian 
ia melanjutkan kata-katanya yang ditujukan kepada keluarga Rothschild
cabang Paris dan London : "Kalau Anda berdua berminat, kita akan membagi 
Amerika Serikat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk James (pimpinan 
cabang Perancis) dan bagian lainnya untuk Leonnel (cabang Inggris). Adapun 
Napoleon .... adapun Napoleon III, Kaisar Perancis, kita akan memberi  
wilayah yang akan kita tentukan kemudian. Mengenai Bismarck, Kanselir 
Jerman, jatah nasibnya adalah yang telah kita sediakan untuknya, yaitu sebesar 
pijakan kaki, yang kita akan mengenyahkannya.
Sejarah telah menjelaskan kepada kita, bagaimana keluarga Rothschild
memilih Yahuda Benjamin, seorang kerabat Rothschild sendiri, sebagai 
pimpinan yang mewakili perusahaan keluarga itu di Amerika. Bagaimana 
peristiwa demi peristiwa terjadi kemudian, hingga pecahnya perang sipil 
Amerika bisa meletus? Para pemilik modal melaksanakan program yang telah 
disinggung oleh Disraeli tadi. Ia mendesak Napoleon III untuk menduduki 
Meksiko, lalu mencaplok negeri itu ke dalam kekuasaan imperiumnya. 
Pemerintah Britania Raya kembali menduduki Amerika Utara. Dalam perang 
ini, para tokoh pemilik modal Yahudi punya dua ujung tombak sasaran, yaitu 
pertama menciptakan kesempatan emas yang bisa dieksploitasi untuk 
mengeluarkan pinjaman dan penjualan senjata kepada Napoleon III, untuk 
mempersenjatai diri di Meksiko, di samping untuk mengulurkan persenjataan 
di Amerika Selatan yang masih muda itu. Sedang sasaran kedua adalah, bahwa 
wilayah ini akan jatah ke tangan para pemilik modal internasional secara 
langsung. Lebih dari itu, mereka akan menghalangi presiden besar Abraham 
Lincoln dengan perang ini, agar dia tidak membebaskan perbudakan di 
Amerika. Mereka menyadari, bahwa perbudakan yang berkelanjutan tentu 
akan menyebabkan kehancuran bangsa Amerika itu sendiri. Presiden Lincoln 
sendiri telah mengetahui kasus  ini, sehingga ia pernah mengucapkan kata￾kata yang populer : "Tidak mungkin suatu bangsa akan bertahan hidup, kalau 
setengah dari jumlah warganya terdiri dari warga yang berstatus merdeka, 
sedang setengah lainnya hidup dalam ikatan perbudakan." 
Perang itu tidak sejalan dengan harapan para pemilik modal internasional. 
sesudah  perang berjalan 2 tahun, pasukan Selatan tampak mengalami 
kemunduran dan membutuhkan bantuan. Para pemilik modal menoleh kepada 
Napoleon III, dan mendesaknya agar tetap maju perang. Mereka menyanggupi 
memberi tambahan bantuan materi kepada Napoleon dengan target, bahwa 
mereka kelak akan bisa menguasai Louisiana dan Texas. Czar Rusia mendengar 
berita ini, dan menjadi marah karenanya. Czar kemudian mengancam Inggris 
dan Perancis, bahwa penyerbuan dalam bentuk apa pun terhadap Amerika 
Serikat berarti menyerbu wilayah Rusia sendiri. Ancaman itu bukan hanya 
gertak sambal. Czar mengirim pasukan angkatan lautnya menuju sepanjang 
pantai kota New York dan San Francisco, dan menyerahkan komando pasukan 
laut ini kepada presiden Abraham Lincoln sendiri. 
Manuver keras para pemilik modal untuk merebut perekonomian Amerika 
Serikat mengalami kendala besar, karena adanya tantangan gigih dari presiden 
Lincoln. Abraham Lincoln bekerja keras untuk melepaskan rantai yang 
mengikat erat leher Amerika dalam sektor perekonomian. Untuk mencapai 
perjuangan, Lincoln berpegang pada undang-undang Amerika teks ke 5 bagian 
ke 8 butir 1, yang isinya memberi  wewenang kepada Kongres untuk 
mengeluarkan mata uang di samping hak untuk mengeluarkan nota Bank 
senilai 450 juta dolar yang jumlah hutang nasional akan dijadikan penutupnya. 
Para pemilik modal Yahudi Internasional ketika itu mengerahkan segala 
kekuatannya untuk menghadapi Lincoln yang mengancam kedudukan mereka. 
Mereka mulai melaksanakan  manuver dan kegiatan terselubung, dengan tujuan 
menjatuhkan Lincoln. Manuver pertama bisa mereka capai melalui Kongres 
agar Kongres mengesahkan undang-undang baru yang bisa mencegah 
pembatasan bunga pinjaman nasional atas harga barang-barang impor dengan 
mata uang ini . Di samping itu, mereka juga mengumumkan perang 
kepada mata uang baru itu di pasaran internasional dan bank-bank asing, 
sehingga nilainya turun sampai tingkat rendah, yaitu sepertiga dari nilai 
normal. sesudah  itu mereka memborong mata uang ini yang masih 
beredar, untuk membeli nota bank simpan-pinjam negara dengan harga penuh 
menurut nilai dolar. Dengan demikian, para pemilik modal telah berhasil 
melempar batu dan sekaligus mendapat dua ekor burung, yang mengakibatkan 
anjloknya nilai mata uang negara dari satu sisi, dan mereka mengeruk 
keuntungan besar-besaran di sisi lain. Berikut ini petikan beberapa kalimat dari 
surat instruksi para pemilik modal di Eropa kepada lembaga keuangan di 
Amerika Serikat : 
"Kami tidak bisa menerima beredarnya mata uang baru Amerika, kecuali kalau 
itu berpindah di bawah kekuasaan kami. Kami bisa mencapai tujuan ini lewat 
nota bank pinjaman nasional, yang pada akhirnya bisa menguasai mata uang 
pemerintah." 
Para pemilik modal telah berhasil menanamkan pengaruh mereka di kalangan 
sejumlah anggota Kongres dan Senat. Dengan mudah mereka bisa 
menundukkan Kongres dan membungkam suaranya, untuk mendukung 
disahkannya undang-undang keuangan pada tahun 1863, yang 
menguntungkan para pemilik modal itu, meskipun ditentang oleh presiden 
Lincoln. Dengan demikian, tertancaplah kuku baru Yahudi dalam 
memperebutkan perekonomian Amerika Serikat. Berikut ini kutipan sebuah 
surat dari Konglomerat Rothschild kepada sebuah lembaga keuangan raksasa 
di London yang terletak di Wall Street, yang kondang sampai sekarang, yaitu 
lembaga keuangan Eickhaimer, Morton dan Van der Gold. Surat itu tertanggal 
25 Juni 1863, berbunyi : 
"Mr. John Shirman menulis surat kepada kami dari negara bagian Ohio Amerika 
Serikat, untuk memberi  informasi mengenai spekulasi keuntungan besar yang akan 
bisa diperoleh, sesudah  undang-undang baru yang disahkan oleh Kongres mengenai 
perbankan. Mr. Shirman mengatakan, bahwa ini merupakan kesempatan yang belum 
pernah ditemukan oleh para pemilik modal internasional selama ini untuk mengeruk 
keuntungan besar. Tampaknya undang-undang ini akan menjamin Bank Amerika 
untuk menguasai perekonomian Amerika. 
"Rothschild berbicara panjang lebar dalam suratnya itu, yang pada akhirnya ia 
mengemukakan pandangannya sebagai berikut : 
"Hanya beberapa orang yang tahu hakikat undang-undang baru mengenai keuangan. 
Mereka akan menghadapi dua pilihan, dan tidak ada lainnya, yaitu apakah mereka akan 
mengikuti di belakang kita untuk mendapat beberapa keuntungan, ataukah akan 
menentang kita, sedang mereka telah terikat oleh undang-undang itu. Oleh karena itu, 
sikap oposisi yang menentang undang-undang itu akan sia-sia. Kebanyakan orang 
Amerika adalah golongan yang tidak bisa berfikir tentang keuntungan apa yang 
diperoleh oleh para pemilik modal internasional dari undang-undang ini. Mereka tidak 
akan berfikir, bahwa undang-undang ini sebenar benarnya  merupakan musuh bagi 
kepentingan mereka sendiri." 
Hormat kami 
ttd. 
(Rothschild & Brothers) 
Di bawah ini adalah kutipan surat balasan yang dikirim oleh perusahaan￾perusahaan Eickhaimer, Morton dan Van der Gold kepada Rothschild
bersaudara : 
"Tuan-tuan yang mulia, kami telah menerima surat tuan. Tampaknya Mr. John 
Shirman adalah seorang yang memiliki sifat kecerdikan, seperti yang dimiliki oleh 
seorang konglomerat berbakat dan bisa mengantisipasi perkembangan yang akan 
mendatangkan keuntungan besar. Padahal umurnya masih sangat muda. Di samping 
itu, ia mengidamkan untuk bisa menduduki kursi kepresidenan Amerika Serikat. 
Sekarang ia anggota Kongres. Fikiran sehat telah membuatnya sadar, bahwa untuk 
memperoleh keuntungan besar adalah dengan melaksanakan  persahabatan dengan tokoh￾tokoh dan lembaga-lembaga yang memiliki sumber dana keuangan besar, yang menurut 
dia bukan saja memakai  uang sebagai alat untuk mencari dukungan pemerintah, 
melainkan juga untuk memukul pihak yang menentang kepentingan mereka." 
Selanjutnya butir undang-undang tentang keuangan yang baru itu disebut 
berulang-ulang oleh Rothschild, dan menyinggung keuntungan yang bakal 
diperoleh dari upaya itu. sesudah  itu, baru kata-kata berikut ini mengakhiri 
surat di atas : 
"pihak Bank telah mendapat wewenang bukan untuk mengurangi atau menambah mata 
uang yang beredar, sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu, bank juga mendapat 
wewenang hukum untuk memberi pinjaman atau menariknya kembali bila dianggap 
perlu. Mengingat bahwa bank adalah lembaga paling penting dalam suatu negara, 
maka pihaknya bisa bekerja dalam lingkup satu strategi, dan menentukan pasaran 
uang, sebagaimana yang dikehendaki. Kalau mau misalnya, mengurangi seluruh jenis 
produksi nasional dalam satu minggu, atau bahkan satu hari pun, hal itu akan bisa 
terlaksana. Oleh karenanya, lembaga-lembaga keuangan mendapat eksepsi hukum dari 
kewajiban membayar pajak atas pinjamannya, sahamnya, depositonya dan seluruh 
asetnya. Kami yakin, bahwa surat ini akan tuan anggap sebagai catatan istimewa." 
Hormat kami 
ttd 
(Eickhaimer, Morton dan Van der Gold) 
Surat di atas tidak memerlukan komentar lagi. Hanya sebagai tambahan saja 
perlu ditandaskan di sini, bahwa dengan adanya undang-undang baru 
ini , para pemilik modal internasional berhasil menguasai perekonomian 
Amerika Serikat, dan bukan pemerintah yang menguasainya. Bank-bank itu 
pada hakikatnya adalah lembaga keuangan Yahudi, khususnya ketika modal 
nasional dalam keadaan lemah. Sedang pemerintah menggantungkan pada 
income besar dan tetap. Negara terpaksa akan bergantung pada para pemilik 
modal internasional ini , yang menguasai kebanyakan lembaga keuangan 
dan bank-bank internasional. 
Dalam menghadapi persekongkolan seperti itu, tidak ada jalan lain bagi 
Abraham Lincoln, kecuali mengingatkan seluruh rakyat Amerika secara 
terbuka. Kali ini bangsa Amerika akan mendengarkan suara akal dan 
peringatan dari presiden mereka. Lincoln tidak segan-segan lagi menyerang 
secara terbuka para pemilik modal internasional dengan ucapan provokatif, 
antara lain : 
"Saya melihat dengan jelas sebuah ancaman krisis sedang datang mendekati kita sedikit 
demi sedikit, yaitu sebuah krisis yang membuat bulu-kudukku berdiri, karena cemas apa 
yang bakal menimpa negeri ini. Siasat suap-menyuap telah menjadi cara yang selalu 
dijadikan pegangan. Pada gilirannya, kelak akan terjadi kerusuhan dan kehancuran 
besar-besaran, sebagaimana seluruh kekayaan negara pada akhirnya akan jatuh ke 
tangan sekelompok kecil orang yang tidak segan-segan lagi menelan dan sekaligus 
menghancurkan bangsa ini." 
Peringatan Lincoln itu disampaikan menjelang habis masa jabatannya sebagai 
presiden Amerika Serikat. namun , dalam pemilihan berikutnya ia terpilih 
sebagai presiden untuk kedua kalinya. Kali ini ia bertekad akan 
memperjuangkan sebuah undang-undang yang bisa menyingkirkan 
cengkeraman kuku Konspirasi dari Amerika. Hal inilah yang membuat mereka 
segera mempersiapkan diri untuk mencegah datangnya bahaya dari Lincoln. 
Maka, pada malam 14 April 1865, presiden Lincoln dibunuh oleh seorang 
Yahudi bernama John Dickles Booth. Mayoritas rakyat Amerika tidak tahu 
sebab-sebab tindakan kriminil ini. Begitu pula catatan sejarah tidak mengupas 
peristiwa pembunuhan ini secara jelas. Hanya para penyelidik yang 
mendapat bukti-bukti kuat mengenai adanya hubungan nyata si pembunuh, 
John Dickles Booth dengan Yahuda B. Benjamin, yang telah kita singgung 
sebelumnya, bahwa ia adalah agen Rothschild di Amerika. Namun para 
pemilik modal Yahudi internasional kali ini juga tetap berada di balik layar 
dengan selamat. Sementara itu, si pembunuh harus menghadapi hukuman 
setimpal di muka pengadilan. Dengan terbunuhnya Lincoln, berarti jalan untuk 
menguasai perekonomian Amerika terbuka seluruhnya bagi para pemilik 
modal Yahudi internasional.
Manuver Kekayaan 
Dengan kematian Lincoln, kendala politis dan keuangan telah tersingkir. 
Namun di sana timbul kendala yang lain lagi bagi para pemilik modal 
internasional, yaitu kendala sistem mata uang itu sendiri. Sistem keuangan dan 
perekonomian Amerika Serikat berdasarkan ukuran nilai logam perak. Lain 
dengan sistem keuangan Eropa yang memakai ukuran nilai emas, khususnya 
sistem keuangan Inggris. Faktor penyebab buat Amerika ialah, karena negeri 
itu memiliki kekayaan sumber tambang perak yang melimpah-ruah. Sedang 
kekayaan sumber tambang emas relatif kecil. Kendala ini tidak mudah bagi 
para pemilik modal. Ini menyebabkan Amerika Serikat tetap terjaga 
kemandiriannya dalam sistem keuangan, tanpa banyak dipengaruhi oleh 
pergolakan naik-turunnya sistem keuangan Eropa dan dunia internasional. 0leh 
karena itu, para pemilik modal internasional mendapatkan kesulitan untuk bisa 
menguasai keuangan Amerika, tanpa lebih dulu menyingkirkan rintangan 
seperti itu. Untuk menghadapi hal itu, para pemilik modal internasional 
langsung melakukan langkah yang akan bisa mengubahnya. Mereka mengutus 
salah seorang agen mereka bernama Ernest Syde dengan dibekali uang 
sebanyak 500 ribu dolar Amerika, untuk keperluan kegiatan penyuapan yang 
rencananya akan diberikan kepada sejumlah tokoh berpengaruh di Amerika, di 
samping untuk pembiayaan proyek yang telah direncanakan. Mulailah 
kegiatan mempengaruhi hati nurani dan perusakannya sekaligus, sehingga 
para pemilik modal berhasil mengajukan sebuah proposal undang-undang 
kepada Kongres. Orang yang mengajukan adalah senator John Shirman sendiri. 
Undang-undang ini disahkan tahun 1873 dengan sebutan innocent, yaitu" 
Undang-undang Perbaikan Sistem Mata Uang Logam". Dari butir-butir 
undang-undang itu tampak pada mulanya tidak menarik perhatian, seolah 
hanya merupakan tujuan perbaikan terbatas. Namun ternyata di sela-sela 
undang-undang terkandung racun mematikan. Dari undang-undang itu, pihak 
pemilik modal dari sisi lain telah bekerja keras, sehingga mereka berhasil 
mengorbitkan Ernest Syde menjadi penasihat keuangan dalam komite 
keuangan Amerika Serikat. Sudah barang tentu Ernest Syde bekerja sesuai 
dengan kepentingan kelompok Rothschild. Ia mulai melakukan penarikan 
mata uang perak dari peredaran dengan memanfaatkan perlindungan hukum 
dan kapasitasnya sebagai inspektur konsultan dalam komite keuangan, yang 
menyebabkan krisis ekonomi lebih parah lagi. Hal itu memaksa Kongres pada 
tahun 1879 untuk mencetak mata uang perak lebih banyak lagi sebagai usaha 
untuk menanggulangi krisis ini dalam waktu terbatas. Namun bank-bank 
yang ada segera mendapat instruksi baru dari konglomerat Rothschild di 
Eropa. Instruksi Rothschild itu ditujukan kepada asosiasi bank Amerika, 
menekankan keharusan untuk mengeluarkan nota pinjaman baru, berdasarkan 
ukuran nilai harga emas, mencapai jumlah satu milyar dolar. Setiap pinjaman 
harus berdasarkan nota ini . Pada saat yang sama persatuan Bank Amerika 
menarik mata uang negara, yang berdasarkan nilai mata uang perak dari 
pasaran, di samping menarik semua nota bank yang juga berdasarkan nilai 
harga perak. 
Para pakar ekonomi Rothschild telah memperkirakan, bahwa langkah ini 
di atas akan mengakibatkan dampak besar terhadap perekonomian Amerika. 
Tidak ada lagi mata uang yang berharga di pasaran umum, kecuali mata uang 
yang dikeluarkan oleh pihak bank yang berdasarkan nilai harga emas itu. 
Goncangan ekonomi diperkirakan benar-benar terjadi dengan disertai serangan 
propaganda besar-besaran secara sistematis, yang dipersiapkan oleh para 
pemilik modal internasional lewat agen-agen mereka di Amerika di satu sisi, 
dan dari sisi lain lewat media massa. Mereka bisa membentuk publik opini 
bangsa Amerika, bahwa dalam krisis ekonomi ini pihak yang memikul 
tanggung jawab adalah pemerintah. Sementara itu, pihak pemilik modal 
Yahudi internasional tetap tersembunyi dari balik layar. 
sesudah  langkah ini berhasil, para pemilik modal Yahudi melangkah lebih 
jauh, sesudah  mereka berhasil menyingkirkan kendala besar yang menghalangi 
perjalanan mereka. Pada tahun 1899 para bankir internasional melaksanakan  
pertemuan di London, dihadiri antara lain oleh JB Morgan, Anthony-Dicksile, 
yang keduanya mewakili Bank Amerika. Ketika keduanya kembali ke Amerika, 
kelompok Rothschild mengangkat Morgan sebagai agennya yang bergerak 
untuk mengurusi kepentingannya di Amerika Serikat. Hasil dari pertemuan di 
atas, selain yang telah disebut, juga terbentuk sebuah Monopoli Internasional, 
terdiri dari lembaga keuangan sebagai berikut : 
1) Perusahaan JB Morgan and Company di New York. 
2) Perusahaan Dicksile and Company di negara bagian Philadelphia, 
Amerika Serikat. 
3) Perusahaan Hargiss and Company di Paris. 
4) Lembaga MM Warburg di Jerman dan Belanda. 
Monopoli itu bekerja di bawah kelompok Rothschild. 
sesudah  itu, mereka melangkah dengan merekrut urat nadi perekonomian 
Amerika. Pada tahun 1901 mereka berhasil secara gemilang. Perusahaan 
gabungan Morgan-Dicksile bisa membeli saham perusahaan Hains-Morris, 
yang memiliki sejumlah bank, perkapalan, beberapa industri besi baja dan lain￾lain. Semua itu jatuh berpindah ke tangan Morgan-Dicksile. Ini artinya, sendi￾sendi perekonomian Amerika telah berada di tangan mereka. Dengan kata lain, 
mereka telah bisa ikut mencampuri urusan pemilihan umum. Maka dengan 
mudah calon presiden yang didukung oleh mereka ketika itu, yaitu Theodore 
Roosevelt menaiki kursi kepresidenan Amerika Serikat. 
Tujuan monopoli bukan hanya mempromosikan Roosevelt ke jenjang 
kepresidenan Amerika Serikat. Ada tujuan lain, yaitu untuk membentengi 
pimpinan Monopoli dari mahkamah Amerika yang telah bergerak dan mulai 
melaksanakan  penyelidikan mengenai konglomerasi ilegal, sehubungan dengan 
kasus perusahaan Hains-Morris yang bangkrut, dan cara-cara yang kotor yang 
dipakai oleh Morgan-Dicksile untuk menjatuhkan saingannya di pasaran. 
Dalam kedudukan sebagai presiden, Roosevelt kemudian memilih senator 
Nelson Aldrick yang kelak diketahui sebagai agen rahasia Monopoli tembakau 
dan karet, yang merupakan anak cabang perusahaan raksasa Morgan-Dicksile. 
Pada tahun 1902 seorang utusan dari perusahaan Warburg tiba di Amerika. 
Utusan itu adalah Boegsel Warburg, yang membawa hasil kajian mendalam 
mengenai situasi perekonomian Eropa dan Amerika. Tidak lama kemudian ia 
bergabung pada lembaga keuangan raksasa Cohen-Lobe. sesudah  beberapa saat, 
seorang pengusaha kondang bergabung pula dengan mereka, yaitu Yacob 
Steve. Ia adalah figur yang sangat dikenal di kalangan agen rahasia 
internasional. Ia adalah orang yang mengulurkan dana kepada gerakan teroris 
dan pengacau di Eropa Timur dan Rusia, sejak tahun 1883 hingga masa 
revolusi Rusia tahun 1917. Dan seorang agen lagi dari Rothschild juga telah 
bergabung dengan mereka. 
E. Monopoli Terbesar dan Konferensi tahun 1910 
Pada malam 22 November 1910, sebuah kereta istimewa telah siap menunggu 
di stasiun Howkin, New Jersey. Orang yang pertama kali naik adalah senator 
Aldrick disertai oleh seorang ahli keuangan pada Kementerian Keuangan 
Amerika bernama A. Byatt. Belum pernah terjadi pertemuan sebesar kali ini, 
karena pada dasarnya para partisipan adalah para pialang ekonomi seluruh 
Amerika. Dalam konferensi itu terdapat Frank Van der Pilt, direktur Bank 
International di New York, yaitu bank yang menangani perusahaan￾perusahaan milik Rockefeller. Selain itu juga terdapat wakil dari konglomerat 
Cohen-Lobe, yang bergerak khusus dalam bidang perkereta-apian, dan 
memiliki beberapa pabrik gula. Dari perusahaan Morgan datang utusannya 
Davidson. Bank International milik Morgan diwakili oleh direkturnya Charles 
Torton. Kemudian Paul Warburg, yang saat itu dikenal sebagai salah seorang 
terkaya di dunia juga hadir. Dan yang terakhir adalah Benjamin Strong, salah 
satu bankir kenamaan di Wall Street, yaitu pusat lembaga keuangan terbesar di 
dunia yang terletak di London. Dari Wall Street itu pula perusahaan Monopoli 
Morgan pernah membuat goncangan besar dalam keuangan pada tahun 1907, 
di mana para pemilik modal dunia berhasil mengeruk keuntungan sangat 
besar. 
Pertemuan itu menarik perhatian kalangan pers dan para ahli ekonomi dunia. 
Mereka ingin mendapat informasi mengenai hasil pertemuan itu, yang 
beritanya dimuat dalam koran-koran besar. namun , mereka tidak bisa 
mengetahui satu pernyataan pun yang dikeluarkan oleh para peserta 
konferensi. Yang mereka ketahui kemudian adalah, bahwa kereta khusus yang 
mengangkut para peserta berjalan menuju arah sebuah pulau terpencil di 
negara bagian Georgia, milik Morgan sebagai lokasi yang jauh dari mata 
umum. Pertemuan itu diikuti oleh para pakar ekonomi dan keuangan, 
transportasi, industri berat, dan dilaksanakan dengan penuh kerahasiaan 
mengenai kasus  yang mereka bahas. Namun hasil dari pertemuan itu 
menunjukkan, bahwa sebuah Monopoli Terselubung yang menguasai urat nadi 
perekonomian Amerika Serikat telah didirikan oleh para peserta. Monopoli ini 
melaksanakan  perang terhadap lembaga keuangan nasional Amerika. Sebuah 
klub khusus juga telah mereka bentuk dengan mengambil nama 'Klub Nama 
Pertama' (First Name Club), yang anggotanya hanya terdiri dari mereka sendiri. 
Klub ini dimaksudkan untuk bisa menjamin keamanan setiap kegiatan yang 
datang dari pihak luar. 
Aldrick sesudah  pertemuan itu mengadukan proposal mengenai sebuah 
rancangan undang-undang Cadangan Keuangan Amerika kepada Kongres, 
dan dia sendiri adalah anggota lembaga eksekutifnya, di samping juga sebagai 
kepala komisi keuangan Amerika Serikat. namun , ia sebenar benarnya  punya 
tugas terselubung yang lebih besar daripada jabatan di pemerintahan Amerika. 
Ia telah ditempatkan oleh para pemilik modal Amerika dan Eropa dalam pos 
yang memungkinkan mereka memberi dana dan menyulut peperangan Dunia 
Pertama, yang pada saat itu belum pecah. 
Kita tidak perlu membicarakan panjang lebar mengenai sebab-sebab yang 
mendorong para pemilik modal internasional merencanakan Perang Dunia I 
dan II. Kita cukup memaparkan secara singkat mengenai keuntungan materi 
yang mereka peroleh dalam kedua peristiwa yang membinasakan itu. Pada 
tahun 1914, yaitu ketika Undang-Undang Cadangan Keuangan Amerika 
disahkan, jumlah nota pinjaman Amerika, sesuai dengan undang-undang itu, 
dibagikan kepada 12 Bank yang nilainya mencapai 134 juta dolar Amerika. 
Keuntungan yang diperoleh dari nota pinjaman itu, menurut hasil sensus 
Kongres nomor 8896 tanggal 29 Mei 1939, telah berlipat jumlahnya menjadi 
senilai 23.141.197.457 US dolar. Adapun dalam perang dunia II, jumlah uang 
cadangan pada tahun 1940 sebanyak 5 milyar US dolar. Tahun 1945 jumlah itu 
berlipat menjadi 45 milyar US dolar. Ini adalah angka yang diumumkan. 
Dengan kata lain, para pemilik modal dalam peristiwa perang ini telah bisa 
mengeruk keuntungan sebanyak 40 milyar US dolar. Sementara hal itu terjadi, 
rakyat Amerika yang telah dikuasai oleh kekuatan Monopoli Yahudi itu 
mengira, bahwa undang-undang mengenai cadangan itu akan menjamin 
kepentingan rakyat biasa yang menyimpan uang di bank. Mereka 
berkeyakinan, bahwa undang-undang itu menjamin bahwa bank-bank itu tidak 
akan bangkrut dan keuntungannya akan masuk ke dalam kas negara. Mereka 
tidak tahu, bahwa keuntungan itu masuk kantong para pemilik modal 
Monopoli yang terselubung

KONSPIRASI DAN warga RUSIA 
A. Rahasia Sebelum Revolusi 
Serbuan Napoleon terhadap Rusia tahun 1812 mengakibatkan timbulnya 
goncangan hebat, dengan meninggalkan korban besar, dan sejumlah lainnya 
mengalami luka parah. 
Czar Rusia Alexander I kemudian segera membenahi negerinya. Ia 
mengeluarkan undang-undang baru, yang berhubungan dengan langkah untuk 
mempersatukan lapisan warga yang porak-poranda akibat perang itu. Di 
antara undang-undang baru itu adalah dihapuskannya hukuman pembuangan, 
yang sebelumnya dikenakan terhadap orang-orang Yahudi sejak 1772, yaitu 
suatu hukuman pengasingan berupa pembatasan tempat tinggal di suatu 
tempat tertentu. Czar Alexander bermaksud, agar orang Yahudi mau bekerja di 
ladang-ladang, serta mendorong mereka untuk berasimilasi dengan penduduk 
asli Rusia. 
Pada tahun 1825 Nicholay I naik tahta sebagai Czar Rusia. Kebijakannya yang 
ditempuh berbeda dari kebijakan Czar Alexander. Nicholay melihat orientasi 
berfikir orang Yahudi hanya tertuju pada kasus  ekonomi. Ia merasa cemas 
melihat kegiatan yang mereka lakukan dalam berbagai lapangan pekerjaan dan 
perekonomian Rusia. Mereka juga merupakan golongan warga yang tidak 
mau membaur dengan warga Rusia. Mereka senantiasa mempertahankan 
bahasa, budaya, pakaian dan adat istiadat sendiri. Melihat fenomena seperti itu 
Nicholay tergugah untuk mengambil kebijakan yang paling tepat baginya, 
dengan cara yang bisa ditempuh agar mereka bisa membaur. Ia mengeluarkan 
peraturan yang memaksa mereka memasukkan anak-anak mereka ke sekolah 
umum, agar kelak tumbuh dewasa seperti orang Rusia lainnya. Namun sayang, 
harapan Nicholay justru menjadi senjata makan tuan. Wajib belajar bagi anak 
Yahudi pada sekolah umum justru telah mencetak mereka menjadi golongan 
warga terpelajar yang kelak akan menduduki posisi penting dalam 
pemerintahan pada masa Alexander II. Sementara itu, identitas keyahudiannya 
tetap mereka pertahankan dalam semua aspek kehidupan mereka. Jumlah anak 
Rusia sendiri yang belajar tidak lebih banyak dari anak Yahudi. 
Tahun 1855 Alexander II menaiki tahta kerajaan Rusia. Ia seorang Czar Rusia 
yang kelak oleh Disraeli dijuluki sebagai "Czar Terbesar Bagi Rusia", karena ia 
telah bekerja untuk memperbaiki nasib rakyat kelas bawah, golongan tertindas 
dan kaum tani. Di antara golongan yang dimaksud oleh Disraeli adalah 
golongan Yahudi. Inilah yang mendorong Disraeli memuji Alexander. Pada 
masa sebelumnya, orang Yahudi terpelajar mengeluh karena mereka 
menemukan beberapa kesulitan untuk mendapat pekerjaan dalam pemerintah, 
dengan alasan agama yang mereka anut. Kemudian Alexander mengeluarkan 
instruksi kepada seluruh pejabat di Rusia untuk membuka pintu lebar-lebar 
pada seluruh instansi pemerintah bagi orang Yahudi, seperti hak yang 
diberikan kepada warga Rusia lainnya. 
Kebijakan Czar Alexander II sebenar benarnya  mengandung niat baik terhadap 
kelompok Yahudi, yang seharusnya disambut dengan sikap terima kasih. Akan 
tetapi, kenyataannya justru sebaliknya. Para sesepuh Yahudi ekstrimis yang 
punya hubungan dengan Konspirasi Internasional mengkhawatirkan, bahwa 
langkah politik Alexander akan mengakibatkan pembauran Yahudi ke dalam 
warga Rusia, dan hal ini dianggap sebagai ancaman terhadap identitas 
mereka. Ini akan menyulitkan Konspirasi memancing kerusuhan dan kebencian 
di negeri yang sangat luas, yang pada saat itu dikenal sebagai bangsa yang taat 
beragama. Dengan demikian, Czar Alexander dianggap penghalang yang harus 
disingkirkan bagi Konspirasi. Langkah reformasi dan sikap toleransinya telah 
menyebabkan kesulitan bagi kaki-tangan Konspirasi untuk memancing 
terjadinya kerusuhan. 
Bukan satu hal yang mengherankan, kalau di sana terdapat makar untuk 
membunuh Czar Alexander. Pada tahun 1866 terjadi percobaan pembunuhan, 
tapi gagal. Usaha pembunuhan yang kedua kali terjadi pada tahun 1879. pihak 
Konspirasi tidak kehilangan akal. Alexander terperdaya oleh siasat mereka, dan 
terperangkap di sebuah rumah seorang wanita Yahudi kaya bernama Hessia 
Helgman. Di rumah itulah Alexander menemui ajalnya dalam keadaan 
misterius pada tahun 1881. 
Program yang dirancang oleh Konspirasi menyebabkan timbulnya perang 
antara dua kerajaan besar, yaitu Rusia dan Inggris. Sasaran yang dimaksud 
oleh Konspirasi adalah : 
Dampak umum dari perang itu akan berupa kehancuran fisik, psikologis, 
ekonomi, demoralisasi dan kehancuran sosial di kedua kerajaan yang 
berperang itu. 
Mengeruk keuntungan besar-besaran dari penjualan senjata dan alat-alat 
perang kepada kedua belah pihak. Pada saat yang sama Konspirasi 
mengulurkan pinjaman berbunga kepada mereka. 
Berikut dikutipkan tulisan Profesor Golden Smidt, guru besar ilmu sejarah 
modern pada Universitas Oxford, yang dimuat dalam majalah milik 
Universitas itu, edisi bulan Oktober 1881 : 
"Kita sekarang berada di ambang pintu perang melawan Rusia. Perang ini kalau benar￾benar terjadi akan melibatkan seluruh rakyat kedua negara itu. Lembaga keuangan 
Yahudi di Eropa berusaha sekuat tenaga untuk mendorong agar perang ini terjadi. 
Terompet Yahudi yang paling besar perannya adalah mass-media mereka yang berpusat 
di Wina, ibukota kerajaan Austria." 
Pembunuhan atas diri Alexander memicu  gelombang kekerasan di 
seluruh Rusia, yang mengakibatkan tindak kekerasan dan pembunuhan di 
mana-mana, sebagai ungkapan rasa dendam terhadap orang Yahudi. Untuk
menanggulangi hal ini, pemerintah Rusia mengambil kebijakan baru dengan 
mengubah politiknya yang berkenaan dengan hak-hak orang Yahudi. 
Kebijakan ini dituangkan dalam undang-undang baru yang dikenal dengan 
Peraturan Mei, karena peraturan ini dikeluarkan pada bulan Mei. Dalam 
peraturan ini terdapat larangan keras terhadap perkumpulan dan organisasi 
Yahudi. Para pendukung peraturan ini punya alasan kuat untuk membelanya. 
Dalihnya, kalau Czar Alexander II dengan segala sikap toleransi dan 
kebijakannya tidak bisa membuat orang Yahudi puas dan berterima kasih, 
maka berarti mereka tidak akan puas dengan budi baik apa pun yang diberikan 
oleh Czar, kecuali jika negeri Rusia ini telah benar-benar tunduk di bawah 
kehendak mereka. 
Sejarah kepedihan Yahudi kali ini terulang kembali. Mata kebencian dan rasa 
muak tertuju kepada mereka di Rusia, meskipun yang bertanggungjawab atas 
nasib itu sebenar benarnya  adalah para pemimpin mereka sendiri. Seorang utusan 
Yahudi bernama Baron Gainsburg, seorang agen resmi dari kelompok 
Rothschild di Rusia bersama rekannya datang menghadap Czar baru, 
Alexander III pada tahun 1882. Utusan itu mengajukan protes resmi terhadap 
peraturan baru ini . Kemudian Czar berjanji untuk melaksanakan  
penyelidikan mengenai faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap 
orang Yahudi yang menyebabkan jatuhnya sejumlah tumbal manusia. Pada 
tanggal 3 September 1882 itu juga, penguasa Rusia mengeluarkan pernyataan 
resmi mengenai hasil penyelidikan yang telah dilakukan sebagai berikut : 
"Pemerintahan Rusia telah mencurahkan segala perhatian selama beberapa tahun 
kepada orang Yahudi, dan kasus  yang dihadapi oleh mereka, serta hubungan mereka 
dengan rakyat Rusia lainnya. namun , pemerintah melihat para pemeluk agama 
Kristen sangat menyedihkan, disebabkan oleh tingkah laku orang-orang Yahudi dalam 
semua lapangan pekerjaan dan perekonomian. Semua itu terjadi karena ulah tangan 
mereka selama 20 tahun. Mereka bukan saja memonopoli perdagangan dan hampir 
seluruh lapangan kerja secara sistematis dan terencana, tapi lebih dari itu, mereka 
melakukan hal yang sama dalam bidang sewa-menyewa dan pemilikan tanah. 
Pemerintah telah melaksanakan  pengamatan, bahwa kelompok Yahudi bekerja dalam 
bentuk organisasi rapi, dengan tujuan menguasai dan memonopoli sumber kekayaan 
negeri ini, dan akan melucuti bangsa Rusia dari kekayaan yang dimiliki oleh negeri 
mereka. Kelompok warga yang paling menderita akibat tingkah orang Yahudi 
adalah warga kelas bawah. Akibatnya, mereka bangkit melakukan tindak kekerasan 
melawan kelompok Yahudi. Maka pemerintah mengambil kebijakan, di satu sisi 
melindungi orang Yahudi dari tindak kekerasan, dan di sisi lain bertanggungjawab 
menegakkan keadilan dan kemaslahatan umum, untuk mencegah orang Yahudi 
menindas dan mengganggu orang Rusia, yang semua itu hanya akan merugikan 
negara." 
Dari hasil penyelidikan di atas jelas tampak, bahwa sebab-sebab lahirnya 
undang-undang Mei bukan saja sebagai ungkapan rasa dendam atas 
terbunuhnya Czar Alexander II, melainkan karena adanya peringatan dari para 
ahli ekonomi Rusia yang tahu persis adanya niat jahat dari orang-orang
Yahudi. Karena itu, pemerintah merasa perlu menyelamatkan perekonomian 
dan kehidupan sosialnya secara tuntas dari ulah para pedagang dan rentenir 
Yahudi. Sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh pemerintah Rusia terhadap 
orang Yahudi itu membuat utusan Rothschild panas hati, melaksanakan  
kegagalan misinya. Tak ayal lagi, para sesepuh Yahudi internasional lalu 
bertekad mencari strategi baru untuk menghadapi Czar Rusia. Senjata yang 
paling diandalkan oleh para sesepuh Yahudi adalah ekonomi dan keuangan 
yang mereka miliki. Dengan senjata ini mereka memerangi perdagangan Rusia 
di seluruh dunia, dengan memakai  pengaruh keuangan yang mereka 
miliki di seluruh Eropa. Mereka memasang blokade terhadap seluruh produksi 
dan pemasaran barang-barang dari Rusia. Negara ini akhirnya jatuh dalam 
krisis ekonomi yang parah, dan kas negara makin habis terkuras, yang 
mencapai puncaknya pada tahun 1905. Pada saat yang sama terjadi kerusuhan 
dan kekacauan di seluruh wilayah Rusia dengan dukungan dana dari 
Konspirasi internasional. Kecemburuan sosial melanda segenap lapisan 
warga yang merasa terkena jepitan ekonomi. Fenomena ini terus 
berkembang dan meluas ke seluruh kerajaan Rusia. 
Kondisi menyedihkan itu dimanfaatkan oleh unsur revolusioner yang tumbuh 
dari golongan terpelajar, golongan pekerja dan golongan lain yang merasakan 
pahit getirnya krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ditambah lagi dengan 
ketidakpuasan terhadap sistem kerajaan yang bersifat menindas. Unsur-unsur 
revolusioner makin sering melaksanakan  kegiatan yang kelak bisa menyebar 
benih-benih partai Komunis Rusia. pihak Konspirasi Internasional mendapat 
peluang emas untuk mengail ikan di air keruh, ketika pada tahun 1905 krisis itu 
mencapai puncaknya, dengan meletusnya perang antara Jepang dan Rusia. 
Perang merupakan pukulan paling telak dalam sejarah Rusia, sehingga 
kerajaan Rusia tidak bisa lagi berdiri dengan kedua kakinya. 
Pada masa pemerintahan Czar Alexander III, pemerintah dan rakyat Rusia 
mengetahui secara global, bahwa sumber kekacauan dan kesulitan ekonomi 
yang dialami adalah akibat ulah tangan-tangan Yahudi yang terselubung. 
Gejala ini memicu  sikap benci terhadap unsur Yahudi sedemikian 
besarnya, seperti sikap orang Jerman dalam membenci unsur Yahudi, sesudah  
faham Karl Reiter tersebar luas di seluruh Jerman. Di pihak lain, orang Yahudi 
Eropa terus mengatur dan memberi dana kepada gerakan kerusuhan yang 
dirancang dari sarang perkumpulan Free Masonry di Perancis dan Inggris dan 
negara Eropa lainnya. Mereka sudah lama memimpikan sebuah negara 
nasional bangsa Yahudi. Dengan demikian, kalau terjadi tindak kekerasan 
sebagai balas dendam terhadap mereka dari bangsa Eropa, bagi mereka 
tersedia tempat berlindung yang sekaligus bisa dijadikan pusat kegiatan yang 
bersifat internasional yang aman bagi Konspirasi internasional. Gerakan ini 
dipimpin oleh seorang Yahudi Jerman bernama Theodore Herzl, yang kelak 
berhasil mendirikan sebuah negara Zionis Israel. 
Kelompok perusuh dari satu pihak dan kelompok revolusioner di pihak lain di 
Rusia melaksanakan  sejumlah pembunuhan politik dengan tujuan yang berbeda. 
Kelompok teroris berhasil membunuh Bogoliev, Menteri Pendidikan Rusia 
tahun 1901, karena dendam akibat disahkannya peraturan mengenai 
pendidikan yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang membatasi jumlah 
anak Yahudi yang bisa diterima di sekolah umum Rusia. Kemudian menyusul 
pembunuhan atas diri Despiagin, Menteri Dalam Negeri, juga karena adanya 
beberapa kata yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang 
memperbolehkan orang Yahudi hidup dengan bebas hanya terbatas dalam 
ghetto-ghetto khusus bagi mereka. Berikutnya menyusul lagi pembunuhan 
terhadap Yogdanovich, gubernur Uka pada tahun 1903. Kemudian 
pembunuhan terhadap Vichiliev, Perdana Menteri Rusia tahun 1904, dan 
pembunuhan terhadap Prince Sergey, paman Czar sendiri. Pemberontakan 
1905 kemudian berhasil ditumpas oleh jenderal Durbachiev, karena Konspirasi 
tidak mampu menghadapinya secara terbuka. Lalu mereka mencari jalan lain 
untuk membunuh dari belakang pada tahun berikutnya. Pembunuhan yang 
terjadi beruntun, dan kekacauan yang berkepanjangan itu membuat Czar 
Alexander III marah besar. Ia mengeluarkan pernyataan dengan menunjuk 
hidung pihak Yahudi sebagai biang kerok kerusuhan, krisis ekonomi dan 
pembunuhan politik ini . namun , golongan Komunis yang telah 
berhasil mendapat dukungan luas, dengan memakai nama partai Sosialis 
Revolusioner merancang untuk membunuh Czar dengan membentuk 
kelompok teroris yang dipimpin oleh seorang pembunuh Yahudi berdarah 
dingin bernama Gishuin dan seorang lagi bernama Iveno Aziev. Kemudian dua 
orang ini mendapatkan satu orang lagi bernama Alexander Olianov untuk 
bekerja sama dalam rencana pembunuhan atas diri Czar Alexander III. Akan 
tetapi, rencana jahat ini bisa digagalkan, dan Olianov ditangkap oleh pasukan 
keamanan, lalu diadili dan dihukum mati. Hal ini menyebabkan adik Olianov 
bernama Vladimir Olianov menjadi dendam. Ia lalu bergabung pada partai 
Sosialis Revolusioner. Vladimir inilah yang beberapa tahun kemudian dikenal 
dengan nama Lenin. 
Revolusi Komunis tumbuh mekar pada saat situasi pemerintahan Czar sedang 
tenggelam dalam perang melawan pemberontakan dalam negeri, yaitu 
melawan gerakan kerusuhan yang diatur oleh orang Yahudi, dan juga perang 
melawan krisis sosial dan ekonomi, serta kekacauan yang juga ditimbulkan 
oleh tangan Yahudi Internasional. Pada saat mereka meniupkan perang antara 
Rusia dan Jepang dengan tujuan untuk menghancurkan Rusia, mereka telah 
membuat program kerja. Secara diam-diam perusahaan Cohen-Lobe di 
Amerika mengirimkan dana besar-besaran kepada pemerintah Jepang. 
Pengiriman dana besar-besaran kepada Rusia sesuai dengan program 
Konspirasi dihentikan seketika oleh lembaga keuangan Rothschild. Pada saat 
yang sama kelompok sabotase yang bekerja di bawah naungan kelompok 
Rothschild, khususnya para teknisi dalam jajaran militer yang tersebar di 
seluruh tempat strategis melakukan aksinya dengan memutuskan jalur 
perbekalan militer dan logistik, khususnya jalur kereta api yang mengangkut 
perbekalan Rusia menuju Timur jauh. Akibatnya, pasukan Rusia porak￾poranda. Rencana ini benar-benar dilaksanakan dengan sempurna. Kali ini 
dunia terkejut untuk kesekian kalinya atas kekalahan sebuah kerajaan besar 
Rusia di hadapan pasukan Jepang yang kecil itu. Sejarah masih tetap bertanya￾tanya kebingungan mengenai sebab-sebab kekalahan yang tidak masuk akal 
itu. 
Kemudian diadakan pembicaraan damai di kota Portsmouth Amerika Serikat 
tahun 1905. Utusan khusus telah menghubungi konglomerat Yahudi kelas 
internasional bernama Yacob Sheiff yang mewakili kelompok perusahaan 
Cohen-Lobe, yaitu yang mendukung dana kepada Jepang dalam perang 
melawan Rusia. Maksudnya ialah untuk minta penjelasan mengenai sebab￾sebab yang mendorong lembaga keuangan raksasa ini memihak Jepang dalam 
perangnya melawan Rusia. Pertanyaan itu dijawab dengan surat yang isinya 
sebagai berikut : 
"Anda tahu dan Anda adalah seorang ahli ekonomi dan politik. Tidak mungkin Anda 
akan mengharapkan, demi kepentingan dan pengaruh orang Yahudi Amerika, kecuali 
berbuat sesuatu untuk menentang pemerintah Rusia yang telah memerangi 
kepentingan keuangan orang Yahudi, dan tidak meluluskan tuntutan mereka, serta 
tidak menjamin hak mereka." 
Kecaman Yacob Sheiff terhadap pemerintah Rusia tampak jelas sekali dalam 
jawabannya itu. Ia sendiri adalah orang yang bertanggungjawab mengenai 
dukungan dana kepada gerakan revolusioner dan kekacauan yang melanda 
Rusia sejak tahun 1887. Bantuan seperti itu terus mengalir hingga pecah 
revolusi Bolshevik tahun 1917. Peristiwa ini diungkap oleh berbagai mass 
media internasional secara terbuka. Dan harian Figareau di Perancis memuat 
kasus itu dalam edisi 20 Februari 1932. 
B. Pembantaian Januari dan Revolusi Manshevik 
Pada tahun 1903 para tokoh Komunis Rusia, Eropa, Eropa Timur dan Jerman 
merencanakan melaksanakan  konferensi di kota Brussels, ibu kota Belgia, tapi 
ditolak oleh pemerintah Belgia. Akhirnya konferensi diadakan di London. 
Dalam konferensi itu sendiri terjadi perpecahan tajam antara kelompok yang 
berpihak kepada tokoh Yahudi Martov yang disebut Manshevik. Situasi di 
Rusia makin memburuk akibat meletusnya peristiwa demi peristiwa. Struktur 
kerajaan Czar makin bertambah rapuh. Kemudian datang sebuah pukulan 
mematikan dari Jepang dalam sebuah perang yang terjadi tahun 1905, yaitu 
sebuah negara yang dipandang oleh Rusia sebagai negara kecil tak berdaya. 
Belakangan pemerintah berusaha menjelaskan kepada rakyatnya tentang sebab 
yang memicu  bangsa Rusia menderita, akibat situasi perekonomian Rusia 
yang porak-poranda. Pemerintah kemudian memberi kebebasan kepada para 
buruh untuk membentuk serikat buruh. Pemerintah tidak menyadari bahaya 
yang timbul akibat dari penyusupan ke dalam serikat buruh itu oleh gerakan 
revolusioner dan kelompok perusuh. Dari serikat buruh itu muncul seorang 
pemimpin aktivis berpengaruh, yaitu pendeta Kristen Ortodoks bernama 
Father Gabon yang menjadi panutan sekaligus juru bicara mereka. Hal ini 
membuat para tokoh di balik layar menjadi iri. Apalagi ia makin dihormati oleh 
istana dan para menterinya. Tidak mengherankan kalau Father Gabon sering 
diundang untuk dimintai pertimbangannya oleh Czar dalam berbagai kasus . 
Ketika terbetik berita mengenai kekalahan Rusia melawan Jepang dan akibat 
dari kekalahan itu, tersiar di Rusia timbulnya kerusuhan besar di kalangan 
buruh untuk menuntut diadakannya perbaikan. Father Gabon sendiri juga 
merencanakan melaksanakan  sebuah demonstrasi besar-besaran secara damai 
menuju istana Czar pada tanggal 22 Januari 1905. Gabon akan mengajukan 
surat permohonan mengenai perbaikan secara damai. Sementara itu, pihak 
kelompok ekstrimis akan mengajukan beberapa tuntutan dengan 
memakai  kekerasan. 
Sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan, demonstrasi besar-besaran 
diadakan pada tanggal ini di atas, diikuti oleh berbagai kelompok serikat 
buruh, disertai oleh anak dan istri mereka. Demonstrasi berjalan teratur menuju 
istana Czar di ibukota Rusia dan Petersburg, yaitu kota Leningrad sekarang. 
Sampai di sini demonstrasi masih berjalan damai dan mengisyaratkan 
kepatuhan mereka terhadap Czar. Namun ketika mereka sampai di depan 
pintu istana, tiba-tiba terjadi pembantaian besar-besaran yang dikenal dalam 
sejarah Rusia dengan sebutan "pembantaian minggu berdarah". Tembakan 
senapan mesin membabi-buta menghujani mereka, sehingga ribuan korban 
jatuh berserakan menutupi halaman istana dengan darah mereka. Sedang 
sejumlah besar lainnya mengalami luka parah. Siapakah sebenar benarnya  orang 
yang berada di balik pembantaian itu? Czar Nicholey II saat itu sedang berada 
di luar kota San Petersburg. Hasil penyelidikan selanjutnya menunjukkan, 
bahwa perintah penembakan itu datang dari seorang perwira pengawal istana 
Czar, dan ia adalah pelaksana dari rancangan besar yang dibuat oleh 
Konspirasi Internasional. 
Pembantaian kejam ini menyulut api kebencian umum terhadap Czar dan 
pemerintahnya. Untuk menurunkan suhu politik yang makin memanas, Czar 
mengeluarkan sebuah instruksi untuk membentuk komite khusus guna 
menyelidiki peristiwa-peristiwa berdarah ini , beberapa hari ini sesudah  
kejadian. Czar juga melaksanakan  perubahan sistem, dari sistem kerajaan 
absolut menjadi sistem elektif dengan mengeluarkan instruksi untuk 
membentuk badan legislatif yang dikenal dengan sebutan Duma. Czar 
memberi amnesti kepada para tawanan politik. Di antara tawanan yang 
mendapat amnesti adalah Lenin, Martov dan tokoh-tokoh Bolshevik dan 
Manshevik lainnya. namun , kebebasan mereka justru membuat suhu 
kekacauan dan pembangkangan lebih panas. 
Program yang dirancang oleh Konspirasi internasional atau sering disebut 
dengan perkumpulan Sesepuh Zionis bukanlah untuk menyalakan api revolusi 

pada saat itu, melainkan mereka masih menginginkan sistem kerajaan Rusia 
berlangsung dulu, hingga pecah perang dunia I, yang saat itu masih dalam 
rancangan. namun , perkembangan situasi Rusia menyebabkan kelompok 
Bolshevik menyalahi instruksi dari kekuatan terselubung. Menurut 
perhitungan mereka, saat pecahnya revolusi telah tiba. Mereka tidak bisa 
disalahkan kalau punya perhitungan seperti itu, karena kondisi kerajaan Rusia 
pada saat itu telah jatuh porak-poranda, disebabkan oleh banyaknya kasus  
yang dihadapi. Dengan sekali pukul, kerajaan itu akan lenyap seketika. 
Pemogokan umum dimulai tanggal 20 Oktober 1905 di seluruh kota penting di 
Rusia. Kemudian disusul dengan didudukinya ibukota San Petersburg 
(Leningrad sekarang) pada tanggal 27 Oktober tahun yang sama. Lalu 
menyusul lahirnya deklarasi sebuah pemerintahan baru. Kemudian Trotsky, 
seorang tokoh Yahudi Komunis kenamaan mengumumkan diri sebagai 
pimpinan revolusi Manshevik. namun , terhadap kekuatan yang 
menentang revolusi ini, Czar sendiri tidak mampu mengatasinya. Dana yang 
selama ini diberikan kepada gerakan revolusioner dan kelompok teroris 
dihentikan sama sekali oleh kekuatan terselubung itu. Bahkan juga diperangi, 
sehingga pasukan pemerintah berhasil menduduki kembali San Petersburg 
dengan mudah, tanpa ada perlawanan yang berarti pada tanggal 16 Desember 
1905. Kemudian Trotsky bersama 30 orang tokoh revolusi mendapat giliran 
menjadi buron. Dan kerusuhan timbul kembali di bawah pimpinan seorang 
Yahudi bernama Yarifos. Pasukan Czar yang berhasil menumpas gerakan 
perusuh itu sekaligus mengembalikan sistem kerajaan lagi. 
C. Lenin dan Revolusi Merah 
Lenin yang nama aslinya Vladimir Olianov dilahirkan tahun 1870 di kota 
Smirsk, terletak di pinggir sungai Volga. Ayahnya seorang konsultan eksekutif 
dalam bidang pendidikan, di samping direktur sebuah lembaga pendidikan 
pemerintah, sehingga memungkinkan anaknya menyelesaikan sekolah 
menengah dan perguruan tinggi. Dengan latar belakang pendidikan yang 
cukup pada masa itu, Lenin dengan mudah bergaul dengan kalangan terpelajar 
Rusia. Pada masa mudanya, Lenin pernah mengalami stres berat akibat 
saudara kandungnya, Alexander Olianov dihukum mati, sesudah  melaksanakan  
usaha pembunuhan terhadap Czar. Dengan dendam yang membara, Lenin 
segera bergabung pada gerakan revolusioner bersama kawan-kawan Yahudi 
seperguruan tingginya. 
Vladimir memiliki kelebihan lainnya, yaitu keberaniannya untuk melarikan diri 
demi cita-citanya yang besar. Sejak masa mudanya Vladimir banyak bergaul 
dengan kawan-kawannya, dan banyak berkecimpung dalam gerakan 
revolusioner atheis. Hubungannya dengan para aktivis Yahudi telah banyak 
menambah pengalamannya, yang akhirnya ia mempersunting seorang gadis 
jelita Yahudi. 
Vladimir mempelajari secara mendalam dan analitis tentang peristiwa yang 
terjadi, hingga meletusnya revolusi besar di Perancis. Ia tahu benar, bahwa para 
pemilik modal Yahudi internasional adalah pihak perancang dan pendukung 
dana Revolusi Perancis itu. Ini membuat Vladimir berfikir untuk menghubung￾hubungkan peristiwa sejarah dengan kenyataan terselubung, yaitu berlanjutnya 
persekongkolan internasional dalam gerakan revolusioner sepanjang sejarah, 
dalam lingkup rancangan kekuatan terselubung di bawah petunjuk dan 
instruksi para pemilik modal Yahudi internasional. Pada saat itulah Vladimir 
berniat mengumpulkan data sebanyak mungkin dari para tokoh revolusioner 
internasional, untuk kemudian mengambil pelajaran dari langkah-langkah 
mereka. Catatan mengenai peristiwa sejarah menunjukkan, bahwa 
perkumpulan Sesepuh Yahudi menemukan pada diri Lenin, sebagai orang 
yang dicari-cari dan sangat dibutuhkan oleh mereka. Sejak itu ia terpilih 
sebagai agen utama dalam revolusi Komunis di Rusia. 
Pada masa itu, Swiss merupakan tempat perlindungan bagi para aktivis 
revolusi dan gerakan perlawanan di Eropa Timur. Swiss adalah pusat yang 
penting bagi para pemilik modal Yahudi internasional. Vladimir melarikan diri 
ke Swiss pada tahun 1895 dalam usia 25 tahun, sesudah  saudaranya dihukum 
mati oleh Czar. Di sanalah ia bertemu dengan tokoh-tokoh Komunis dalam 
pengasingan. Dalam sekejap Vladimir segera dikenal oleh mereka, karena 
kecerdasan dan wawasannya yang luas. Di samping itu Lenin bergabung 
dengan para tokoh Komunis di Swiss atas nasihat dan bimbingan para Sesepuh 
Yahudi. Di sana ia bertemu dengan Bilichanov, seorang penganut Kristen satu￾satunya di antara mereka kecuali Lenin, dan dari tokoh Yahudi seperti Leoduch 
Kslarud, Yulius Rayoum dan wanita Yahudi Feroza Solich dan lain-lain. 
Mereka lalu mendirikan perkumpulan proletar berhaluan Marxisme dengan 
nama Kelompok Pembebasan Kaum Pekerja. Yulius Rayoum ketika itu masih 
berusia sangat muda seperti Lenin. namun , ia sudah dikenal sebagai 
anggota teroris yang sadis dan berdarah dingin, ketika masih hidup dalam 
ghetto. Kelak ia menjadi pemimpin Manshevik, dengan mengambil sebuah 
nama julukan untuk dirinya, yaitu Martov seperti juga Vladimir Olianov 
menjuluki dirinya dengan sebutan revolusioner, Lenin. 
Lenin kembali dari Swiss sesudah  membekali diri dengan berbagai pengalaman 
baru mengenai gerakan revolusioner yang diberikan oleh para tokoh Yahudi. Ia 
bekerja sama dengan Martov dan para tokoh revolusioner lainnya dalam 
mempersiapkan sebuah revolusi, yang akan dimulai dari San Petersburg. 
Mereka mengatur pemogokan umum, demonstrasi dan kerusuhan dengan 
menyebarkan propaganda faham Komunisme Atheis, disamping melakukan 
penyusupan orang penting tertentu untuk diperalat. Namun akhirnya Lenin 
dan kawan-kawannya ditangkap dan diadili. Lenin dipenjarakan sampai tahun 
1897, kemudian dibuang ke Siberia bersama Martov dan kawan-kawan. Ia 
diperbolehkan membawa serta istri dan anaknya yang masih kecil. Lenin hidup 
dalam pembuangan sampai tahun 1900, yaitu ketika Czar memberi  amnesti 
umum bagi para tahanan politik. Kemudian Lenin dan Martov bersama kawan-
kawannya pergi meninggalkan Rusia menuju Swiss. Di Swiss mereka bertemu 
lagi dengan banyak kawan dan guru lama serta para agen Sesepuh Yahudi. 
Mereka sepakat menerbitkan sebuah harian, akan menyuarakan gerakan 
Komunisme internasional. Tanggungjawab penerbitan ini diserahkan kepada 
tiga tokoh senior yaitu, Bilichanov, Kslarud dan Yutorisov. Sedang istri Lenin 
sendiri bertindak sebagai sekretaris redaksinya. Tidak lama kemudian Trotsky 
bergabung ke dalam dewan redaksi. Koran itu diberi nama bahasa Jerman 
ESKIRE, yang berarti "menyala". Harian ini pada mulanya diterbitkan dari 
Munchen Jerman, lalu dipindahkan ke Jenewa Swiss tahun 1903. Untuk 
distribusinya, koran ini diselundupkan ke Rusia oleh agen-agen The Grand 
Eastern Lodge dan perkumpulan yang berada di bawah naungannya, sesuai 
dengan cara yang selalu ditempuh oleh para Sesepuh Yahudi. 
Eskire pernah memuat ajakan untuk melaksanakan  pertemuan umum bagi 
gerakan Komunis yang menurut rencana akan diadakan di kota Brussels 
ibukota Belgia. namun , pemerintah Belgia menolak untuk mengizinkan 
pertemuan itu diadakan di buminya. Kemudian pertemuan itu diadakan di 
kota London, seperti telah kita singgung terdahulu. Orang tahu, bahwa Inggris 
itu adalah negara kapitalis. Banyak pihak bertanya-tanya, mengapa pertemuan 
seperti itu boleh diselenggarakan di Inggris. Ini merupakan bukti kuat tentang 
adanya hubungan terselubung yang bisa mendesak pemerintah Inggris untuk 
menyetujui permohonan bagi diadakannya pertemuan itu. Siapakah gerangan 
pihak terselubung yang telah mampu mendesak pemerintah Inggris sebagai 
negara adidaya pada saat itu? Siapa lagi kalau bukan kelompok pemilik modal 
internasional. Pertemuan itu diadakan di London tahun 1903, yang 
menyebabkan timbulnya perpecahan, seperti juga telah kita ulas terdahulu, 
yaitu kelompok Manshevik di bawah pimpinan Martov, dan kelompok 
Bolsevick di bawah pimpinan Lenin. 
sesudah  mengalami kegagalan di atas, partai Komunis menjadwalkan sebuah 
pertemuan lagi untuk membahas kasus  revolusi dan hasil yang telah mereka 
capai. Pertemuan ini diadakan di London lagi tahun 1907, dihadiri oleh 91 
utusan dari kelompok Bolshevik dan 89 utusan dari kelompok Manshevik. Di 
samping itu hadir pula utusan dari gerakan Komunis Polandia di bawah 
pimpinan seorang wanita Yahudi bernama Roza Luxemburg, dan utusan partai 
Komunis Jerman di bawah pimpinan seorang Yahudi bernama Rafael 
Ivahamovich. Maka jumlah peserta pertemuan mencapai 312 orang. Lenin kali 
ini diserang habis-habisan oleh para tokoh Manshevik dengan tuduhan telah 
menyalahgunakan dana dalam jumlah besar, tanpa menjelaskan dari mana 
diperoleh. Dalam pertemuan itu muncul seorang tokoh muda selain Lenin, 
bernama Stalin. Di antara keputusan yang diambil dalam pertemuan itu adalah 
keharusan untuk bekerja keras dan maju terus, di bawah satu komando yang 
ditopang dengan propaganda mass media secara luas dan terorganisir. 
Pada tahun 1908 kelompok Bolshevik menerbitkan harian lain dengan nama 
PROLETARIA. Harian ini juga dimaksudkan untuk menyebarluaskan faham 
Komunis, dan sekaligus sebagai penyambung lidah mereka. Lenin sendiri 
duduk sebagai pimpinan redaksinya, dibantu oleh Zenoviev dan Dovirovinsky. 
Sedang pihak kelompok Manshevik menerbitkan harian mereka sendiri dengan 
nama GOLOS SOSIAL DEMOKRATIS, yang pimpinan redaksinya dipegang 
oleh Bilichanov, Kslarud, Martov dan Martonov. 
Satu hal yang perlu diingat di sini adalah bahwa seluruh pimpinan redaksi 
kedua harian Komunis itu dipegang oleh para tokoh Yahudi Komunis senior, 
selain Lenin dan Bilichanov. Adapun Trotsky, yaitu seorang Yahudi Komunis 
kenamaan telah memisahkan diri dengan jalan fikirannya sendiri pula. Ia 
menerbitkan sebuah harian yang diberi nama PRAVDA. Pada tahun 1909 dua 
tokoh Yahudi di antara pimpinan redaksi surat kabar Proletaria bergabung 
dengan Lenin, yaitu Zenoviev dan Dovirovinsky, untuk kemudian membentuk 
kelompok tiga serangkai yang kelak memerintah Rusia, sampai saat Lenin 
meninggal dunia tahun 1924. 
D. Peran Rasputin dan Revolusi Merah 
Situasi di Rusia dari luar tampak tenang, sesudah  revolusi Manshevik bisa 
ditumpas. Czar menyadari kesalahan yang selama ini membuatnya dimusuhi 
oleh banyak pihak. Ia lalu melaksanakan  reformasi dalam pemerintahannya, dan 
membenahi istana serta memerangi demoralisasi yang telah merusak kalangan 
tertentu. Undang-undang pemilihan umum diterapkan, dan Duma sebagai 
majelis legislatif difungsikan. Kemudian Stolibin seorang tokoh pembaharu 
dipilih untuk menjadi Perdana Menteri Rusia. Stolibin mulai melangkah 
dengan perbaikan mendasar pada semua sektor. Ia memperbaiki ekonomi dan 
mengeluarkan undang-undang baru yang dikenal dengan sebutan undang￾undang Stolibin, untuk melindungi hak-hak sipil kaum petani, dan mengatur 
undang-undang tentang land-reform berdasarkan bantuan dana yang diberikan 
kepada para petani untuk membeli tanah milik negara yang mereka garap. 
Namun sayangnya, reformasi ini justru membuat para aktivis revolusioner 
lebih tidak senang kepada pemerintah, baik dari golongan Bolshevik maupun 
dari golongan Manshevik, yang telah mendapat instruksi penting dari 
kekuatan terselubung. Mereka tidak senang melihat stabilitas pulih kembali di 
Rusia. Untuk itu, mereka sepakat melaksanakan  rencana untuk menghabisi 
hidup Stolibin, yang bagi rakyat Rusia merupakan Perdana Menteri terbesar 
dalam sejarah negeri itu. Beberapa kali usaha pembunuhan terhadap dirinya 
selalu gagal. Akhirnya Stolibin ditembak mati oleh seorang Yahudi bernama 
Morday Yogovov di sebuah auditorium kota Kiev tahun 1911. 
Sepeninggal Stolibin, pemerintah Rusia berusaha meneruskan langkah 
perbaikan Stolibin. pihak kekuatan terselubung juga tidak berhenti 
melaksanakan  persekongkolan untuk memicu  kerusuhan dan 
ketidakstabilan. Maka muncullah perang propaganda besar-besaran, seperti 
pernah dialami oleh Perancis sebelum revolusi. Propaganda gosip tentang 
skandal sosial, moral dan seksual diarahkan kepada orang-orang penting istana 
dan istri tokoh masyarakat, para pejabat pemerintah dan lain-lain. Fenomena 
suap-menyuap muncul dengan tiba-tiba. Demoralisasi segera menyebar di 
seluruh lapisan masyarakat. Kehidupan mewah ala jet-set mewarnai keluarga 
Czar. Pesta-pora gila-gilaan, yang digemari oleh kalangan istana dan para 
pejabat menjadi lahan subur untuk dijadikan bahan gosip. Demikianlah 
fenomena yang dideskripsikan oleh kekuatan terselubung lewat mass-media 
dan alat propaganda lainnya. Meskipun gosip itu tidak seluruhnya merupakan 
isapan jempol, namun di situ terdapat seorang tokoh penting yang dijadikan 
sumber jaringan propaganda demoralisasi. Tidak lain tokoh ini adalah setan 
berjubah pastor, Rasputin sendiri, yaitu tokoh yang sengaja dipasang untuk 
mempersiapkan pecahnya revolusi Rusia, persis seperti peran yang dimainkan 
oleh Coderlos De Lalco dalam revolusi Perancis. Kesamaan yang aneh telah 
terjadi lagi dalam sejarah, karena merupakan hasil dari perancang yang sama. 
Rasputin yang memiliki kharisma besar dan teguh pendirian itu telah bisa 
menguasai istana dengan jalan mendekati permaisuri Czar yang putranya 
sakit-sakitan, karena ia bisa meyakinkan sang permaisuri, bahwa ia bisa 
menyembuhkan putranya. Faktor 'kebetulan' juga ikut berperan, sehingga 
Rasputin bisa masuk ke istana, karena Czar Nicholey II memiliki kepribadian 
lemah dan lugu. Jika saja Czar Nicholey memiliki kepribadian kuat, bermoral 
dan berpendirian tegas, nasib Rusia dan rakyatnya mungkin akan berbeda dan 
terhindar dari pembantaian Minggu itu. 
Lama-kelamaan Rasputin bukan saja menguasai Czar Nicholey II, melainkan 
sebagian besar kaum muda Rusia juga sudah banyak termakan gosip dan 
faham atheis permissive yang disebarluaskan oleh kelompok revolusioner. 
Rasputin sendiri adalah orang yang bejat moralnya, dan punya filsafat hidup 
permissive, sebagaimana terlihat dari ucapannya, 'Hidup adalah untuk 
mencapai kenikmatan lahir-batin sepuas-puasnya. sesudah  itu lalu 
membersihkan batin kembali dan menyelamatkannya'. Rasputin mendapat 
banyak pengikut berkat kedudukannya sebagai pendeta, dan persahabatannya 
dengan Czar. Jalan pemikirannya benar-benar memicu  arus demoralisasi 
besar-besaran, terutama sesudah  ia dengan isyarat dari kekuatan terselubung di 
balik layar berhasil menciptakan suasana permisif dalam istana, yang belum 
pernah terjadi di Rusia selama itu, persis seperti suasana Royal Palais di 
Perancis menjelang pecahnya revolusi. 
Suhu situasi di Rusia akhirnya mencapai titik siap bagi meletusnya revolusi 
yang ditunggu-tunggu. Kemudian disusul terjadinya peristiwa di Eropa 
sebagai permulaan meletusnya Perang Dunia I, yang akan kita bicarakan. 
Dalam Perang Dunia I, Rusia berperang melawan Jerman. Berkat propaganda 
Bolshevik dan Manshevik, patriotisme bangsa Rusia menurun di kalangan 
rakyat dan angkatan bersenjata. Demikian pula kaki-tangan Konspirasi masih 
menempati posisi penting pada pos-pos perhubungan, logistik dan transportasi 
sejak Rusia perang melawan Jepang. Kekalahan Rusia dari Jepang dijadikan 
bahan propaganda kelompok revolusioner untuk menyebarkan sikap ragu dan 
cemas di dalam negeri. Kekacauan makin memuncak, dan keruntuhan makin 
dekat, ibarat lumpur yang bertambah becek. Rasputin ternyata kelak diketahui 
sebagai seorang agen rahasia Jerman. Tak diragukan lagi, bahwa di belakang 
Rasputin ada kekuatan Konspirasi internasional yang telah mengatur semua 
itu. Apalagi markas operasi Rasputin berada di dekat istana Czar, sehingga 
lebih mudah ia mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dari kalangan 
istana. 
Sedang Lenin dan Martov beserta para tokoh Komunis lainnya pada saat itu 
masih berada di Swiss untuk menikmati kehidupan mewah di negara netral, 
dan jauh dari kebisingan perang yang sedang berkecamuk di negerinya, sambil 
menunggu instruksi khusus. Trotsky saat itu masih berada di New York untuk 
merekrut kelompok teroris Yahudi profesional, yang kemudian dikirim ke 
Rusia. sesudah  saat yang tepat tiba, mereka akan melaksanakan  perang jalanan di 
kota-kota besar Rusia. Akhirnya kerusuhan pun tidak bisa dihindarkan sejak 
awal tahun 1917, yaitu sejak kelompok bawah tanah Yahudi menghentikan 
supply kebutuhan pokok ke ibukota San Petersburg. Bahaya kelaparan mulai 
dirasakan penduduk. Sementara itu, para tokoh revolusi yang mayoritas terdiri 
dari orang Yahudi terus menghasut massa agar melakukan kerusakan dan 
perampokan di mana-mana. Mereka membagi-bagikan uang kepada para 
perusuh disertai dengan pengarahan yang disampaikan oleh kekuatan 
terselubung itu. Maka lautan demonstran memenuhi jalan-jalan besar. pihak 
pemerintah telah mengambil pelajaran dari pemberontakan Januari 1905, 
sehingga untuk menembakkan sebutir peluru pun mereka harus berfikir 
panjang dalam situasi seperti itu. Hal itu bukan berarti, bahwa demonstrasi 
terus berjalan tertib. Para tokoh di balik layar telah mengatur taktik untuk 
memancing kekerasan. Mulailah terdengar suara tembakan senjata api yang 
diarahkan kepada para demonstran dari tempat tersembunyi yang telah diatur. 
Tembakan itu seolah datang dari pasukan pemerintah. Tumbal berjatuhan dan 
ratusan lainnya menderita luka-luka. Kekacauan berkembang menjadi 
kekerasan dan kebrutalan. Apalagi sesudah  para demonstran dengan berapi-api 
berhasil membongkar penjara, dan melepaskan narapidana yang segera 
menyebar ke mana-mana dengan membakar gedung-gedung dan melaksanakan  
perampokan di jalan-jalan. Saat itu Czar sedang keluar untuk mengunjungi 
pasukan Rusia di medan tempur. Majelis Duma menyampaikan kepada Czar 
tentang perkembangan situasi terakhir yang sangat berbahaya, agar Czar 
segera mengambil langkah-langkah drastis yang perlu untuk mengatasinya. 
namun , berita yang disampaikan melalui telegram itu berhasil disita oleh 
kaki-tangan Konspirasi yang bercokol di The Grand Eastern Lodge, sehingga 
berita itu tidak sampai kepada Czar. 
Peran Free Masonry bukan hanya sampai di situ. Banyak peran penting lainnya 
yang sangat berbahaya. Di satu sisi, Free Masonry mengawasi dan mengatur 
gerakan dan jaringan terselubung. Di sisi lain, Free Masonry memberi  dana 
besar-besaran kepada kaki-tangan yang menyelusup ke dalam instansi 
pemerintah, angkatan bersenjata, kalangan buruh dan berbagai perkumpulan. 
Ditambah lagi, Konspirasi Yahudi melakukan sejumlah operasi rahasia untuk 
menggoyahkan pasukan Rusia di medan tempur. Contoh operasi terselubung 
seperti itu adalah sebuah instruksi palsu yang diberikan oleh seorang 
komandan kaki-tangan Konspirasi kepada pasukannya untuk melaksanakan  
serbuan terhadap musuh. Pada saat yang sama, pasukan pelindung yang di 
garis belakang mendapat instruksi untuk segera mundur. Akibatnya, pasukan 
Rusia ketika itu mendapat pukulan hebat dengan korban jiwa dan sejumlah 
lainnya menjadi tawanan musuh. Lebih parah lagi, di sana terjadi 
pembangkangan dan desersi dalam gerakan barisan  angkatan bersenjata, karena tidak 
puas terhadap komandan yang mengecewakan bawahannya itu. The Grand 
Eastern Lodge juga memakai taktik suap-menyuap kepada para perwira tinggi 
dan menengah, untuk merebut simpati pasukan pengawal kerajaan di San 
Petersburg. Di samping itu, taktik propaganda atheisme dan teori Marxisme 
juga dipakai, sehingga pada saat menjelang pecahnya revolusi pada tanggal 12 
Maret 1917 terjadi desersi atau pembelotan besar-besaran dalam pasukan 
pengawal kerajaan di San Petersburg, sampai terjadi baku hantam antara 
mereka sendiri. Menyusul kemudian, terjadinya suatu peristiwa di luar 
dugaan, yaitu dua barak militer menyerahkan diri dan bergabung kepada 
pemberontak revolusioner. Maka jatuhlah ibukota San Petersburg ke tangan 
mereka. Kemudian diumumkan berakhirnya sistem kerajaan Czar Rusia oleh 
pihak pemberontak revolusioner. 
Seusai revolusi, secara umum kekuasaan belum jatuh ke tangan Komunis atau 
Bolshevik, seperti yang diduga. Bahkan sebuah komite telah berdiri dengan 
jumlah anggota sebanyak 12 orang dari majelis Duma, untuk membentuk 
pemerintahan sementara di bawah pimpinan Krinsky, segera sesudah  terjadi 
Revolusi Merah itu. Sementara itu, kelompok Manshevik juga membentuk 
Majelis Sovyet atau juga disebut Majelis Buruh, untuk mengambil kendali 
pemerintahan San Petersburg, sampai Lenin membubarkannya pada tanggal 19 
0ktober 1917. Pada saat revolusi meletus, Lenin masih berada di Swiss. 
Kemudian para sesepuh Yahudi Internasional mengatur perjalanannya kembali 
ke Rusia, sesudah  terlebih dulu mengatur pertemuan antara Lenin dan 
pemerintah Jerman. Dalam pertemuan itu disepakati, bahwa pemerintah 
Jerman akan membantu kepulangan Lenin dan pembubaran pemerintahan 
sementara. Pemerintahan itu telah bertekad untuk meneruskan perang, dengan 
imbalan Lenin kelak akan menarik pasukan Rusia dari medan tempur. Lenin, 
Martov dan para tokoh Komunis Yahudi kembali ke Rusia dengan menumpang 
kereta khusus yang disediakan oleh pemerintah kerajaan Jerman, sesudah  
sebelumnya pemerintahan sementara mengumumkan amnesti umum bagi 
semua tahanan politik, dan memberi izin kepada semua pelarian untuk kembali 
ke Rusia. 
Peristiwa yang terjadi kemudian menunjukkan, bahwa pemerintah sementara 
tidak melakukan kesalahan besar dengan menandatangani keputusan ini, yang 
pada hakikatnya merupakan penyerahan kekuasaan kepada pihak Bolshevik. 
Rusia dibanjiri lebih dari 90.000 anggota revolusioner dan kelompok teroris 
yang kembali ke Rusia. Trotsky juga memanfaatkan keputusan amnesti 
pemerintah itu, untuk kembali ke Rusia beserta orang-orang Yahudi yang telah 
ia rekrut dan dilatih di New York. Sebagian besar dari mereka kemudian 
bergabung dengan partai Bolshevik, yang makin besar dan ganas. Tidak lama 
kemudian Lenin dan Trotsky mulai menyerang pemerintahan sementara. 
sesudah  itu, terjadilah peristiwa demi peristiwa, yang akhirnya Lenin dan para 
pendukungnya berhasil menumbangkan pemerintahan sementara di bawah 
Krinsky. Kemudian ia membentuk pemerintahan baru, berdasarkan 
Komunisme. Sejak itulah berawal pemerintahan diktatorisme Lenin di Rusia. 
Para tokoh yang tidak sependapat dengan Lenin mendapat perlakuan keji dari 
Lenin. Mereka ini pada umumnya adalah pihak yang lebih berjasa dalam 
perjuangan untuk melahirkan revolusi Komunis itu, termasuk di dalamnya 
kelompok Trotsky dan kelompok Yahudinya. namun , pemerintahan atheis 
baru menganggap adanya bahaya yang datang dari pihak yang sebelumnya 
merupakan pendukungnya yang lebih gigih. Nasib yang mereka terima 
kebanyakan berakhir di atas tiang gantungan, atau dibuang ke Siberia atau 
dipenjarakan. Nasib para tokoh Yahudi pada masa berikutnya, yaitu pada masa 
pemerintahan Stalin juga tidak jauh berbeda. Sebagian digantung atau dibuang 
ke Siberia, dan sebagian lagi dipenjarakan, seperti nasib Trotsky sendiri, 
Zenoviev, Kaminiev, Martinov, Yarfos, Kslarud, Martov dan tokoh Yahudi 
lainnya. Dengan kata lain, nasib buruk yang mereka terima justru datang dari 
seorang yang paling setia kepada ideologi yang mereka anut,...... Stalin. 
RAHASIA DI BALIK PERANG DUNIA I 
A. Persiapan Perang 
Perang Dunia I meletus pada tahun 1914. Selama 4 tahun dunia banjir darah 
oleh tumbal peperangan. Peristiwa ini belum pernah terjadi dalam sejarah 
panjang ummat manusia, meskipun akan disusul dengan pertumpahan darah 
yang lebih mengerikan, yaitu terjadinya Perang Dunia II tahun 1945. Apakah 
akan menyusul perang dunia III, yang pasti akan lebih mengerikan? Wallahu 
a'lam. 
Tidak ada salahnya untuk menyinggung kembali peristiwa yang telah sama￾sama kita maklumi, yang akan mengawali terjadinya Perang Dunia I. Di sana 
terjadi perlombaan senjata yang belum pernah disaksikan oleh dunia 
sebelumnya. Senjata mematikan telah membanjiri negara di seluruh dunia. 
Kegiatan ini tentu mendatangkan uang besar-besaran bagi para pialang perang. 
Dunia terbelah menjadi berbagai persekutuan, yang saling menghadapkan 
senjata yang mereka miliki satu sama lain. Siapa yang merancang? Tidak lain 
mereka itu adalah para sesepuh Yahudi, atau jerat-jerat maut dari balik layar. 
Kenyataannya mereka bisa menentukan suhu situasi dunia pada saat itu. Dari 
uraian terdahulu kita bisa menyimak, bagaimana para sesepuh Yahudi 
mempersiapkan diri untuk menyambut abad ke 20. Mereka telah 
mempersiapkan pemerintah negara-negara Erpoa, aliran politik yang 
dianutnya, dan angkatan bersenjatanya telah dipersiapkan untuk memicu  
terjadinya perang, atau minimal untuk menerima pemikiran tentang perang itu. 
sesudah  itu, di satu sisi para sesepuh Yahudi membentuk opini umum Eropa 
dan dunia pada umumnya. Lalu di sisi lain, mereka menindas pemimpin yang 
berani menghadang jalan yang sedang ditempuh oleh Konspirasi. Para tokoh 
itu adalah para pembaharu yang berpegang pada undang-undang yang sah di 
negaranya, dan memiliki wibawa yang memungkinkan mereka menghalangi 
program yang telah dirancang oleh Konspirasi. Apalagi jika tokoh-tokoh itu 
secara terbuka menyatakan perang terhadap mereka, dan tidak bisa 
digoyahkan dengan propaganda yang menyesatkan. Tokoh-tokoh seperti itulah 
yang merupakan ancaman bagi Konspirasi. 
Kita akan menyajikan krisis politik yang besar, dan pertikaian sekitar wilayah 
jajahan pada awal abad ini, yang membuat kita bingung. Dengan adanya krisis 
ini , dunia terbelah menjadi berbagai kelompok persekutuan dan blok-blok 
yang memporak-porandakan Eropa. Masing-masing pihak siap menyerang 
lawannya, seperti yang telah ditulis secara rinci oleh sejarah umum, atau yang 
diajarkan di sekolah. Di sini, kita akan mengungkap dari sisi lain, yaitu dari sisi 
analitis. 
Sekuensi peristiwa demi peristiwa sejarah sendiri telah menjadi jawaban jelas, 
yang sebelumnya merupakan teka-teki besar yang terjadi awal abad ini, hingga 
pecah perang Dunia I. Secara ringkas peristiwa itu telah mengakibatkan hal-hal 
berikut : 
1) Menghilangnya sejumlah pemimpin besar yang berkepribadian reformis 
dari arena percaturan politik Eropa. 
2) Dampak kuat yang mewarnai opini umum di Eropa, sehingga menjalar ke 
seluruh dunia. 
Adapun peristiwa-peristiwa di atas adalah 
1) Terbunuhnya Raja Austria tahun 1899. 
2) Pembunuhan Omirito, Raja Italia tahun 1900. 
3) Pembunuhan William McKinley, Presiden Amerika yang ke 25 tahun 1901, 
yang kemudian diganti oleh Theodore Roosevelt dengan bergelar Roosevelt 
I. 
4) Pembunuhan Prince Sergey, paman Czar sendiri tahun. 1905. 
5) Pembunuhan Raja Portugal dan putra mahkotanya tahun 1908. 
6) Peristiwa demi peristiwa itu disusul kemudian dengan pembunuhan putra 
mahkota kerajaan Austria bersama permaisurinya di kota Sarajevo 
Yugoslavia tahun 1914. 
Rentetan peristiwa itu sebenar benarnya  mengungkapkan hakikat peristiwa itu 
sendiri. Di sini kita bisa menganalisa sepintas tentang peristiwa itu, dan 
sekuensi waktu kejadiannya, yang jelas tercium berbau rancangan terselubung, 
serta perbedaan lokasi kejadian peristiwa itu secara geografis. Kita tidak akan 
ragu lagi, bahwa peristiwa itu bukan terjadi hanya karena faktor kebetulan. Di 
sana terdapat ulah tangan-tangan dari balik layar, yang bisa dirasakan dengan 
jelas di berbagai tempat. 
B. Perang dan Layar Politik 
Perdana Menteri Inggris pada saat meletusnya Perang Dunia I adalah Herbert 
Henry Asquith. Ia adalah seorang politikus Inggris moderat yang disegani, 
lantaran kebijakan politiknya yang ditujukan untuk kepentingan nasional 
kerajaan Inggris. Ia terkenal sebagai Perdana Menteri Inggris yang sangat 
memusuhi gerakan Zionisme. Oleh sebab itu, Konspirasi bertekad untuk 
menumbangkannya, dan menggantinya dengan pasangan tiga serangkai, 
terdiri dari tokoh-tokoh loyal kepada organisasi Zionisme. Mereka adalah 
David Lloyd George, Arthur Balfour dan Winston Churchill. Namun untuk 
menumbangkan pemerintahan Asquith ternyata tidak mudah. Inggris masih 
berada dalam keadaan perang, sehingga tidak ada kesempatan yang tepat 
untuk melaksanakan  manuver politik secara wajar. Di samping itu, mengganti 
kabinet di saat perang akan memicu  benturan keras, dan mencemarkan 
opini umum Inggris yang punya semboyan "Do not change your horse during the 
war" (jangan mengganti kudamu di saat perang). pihak Konspirasi tidak hanya 
bertujuan mengganti Asquith beserta pemerintahannya, melainkan mengganti 
badan-badan terpenting dalam struktur negara secara menyeluruh. Ini berarti 
menghancurkan struktur lama dan menggantinya dengan struktur baru.  
Roda Konspirasi berputar pelan penuh kewaspadaan. Gerakan di bawah tanah 
diberitahu untuk menghancurkan struktur pemerintahan dan sosial yang ada, 
sesuai dengan program yang diinstruksikan oleh Kekuatan Terselubung. 
Mereka merintis jalan untuk mengantar Churchill, Balfour dan Lloyd George 
menduduki tampuk kekuasaan. Senjata yang mereka pakai adalah sama, 
seperti yang dipakai dalam rancangan revolusi Perancis dan Rusia, yaitu 
serangan propaganda yang luas, dan skandal gosip serta demoralisasi besar￾besaran. Rencana ini dilaksanakan dengan sangat hati-hati, sesaat sesudah  
pecahnya perang, agar tidak mengundang perhatian. Seorang agen Konspirasi 
yang merupakan salah seorang milyuner Inggris menyewa gedung besar di 
suatu daerah pinggiran London. Gedung ini dengan biaya besar diubah 
menjadi sebuah klub mewah dan megah yang memicu  kesan aristokratik. 
Penanggungjawab klub ini bisa meyakinkan para pejabat kerajaan, bahwa 
klub itu didirikan dengan tujuan mengungkapkan salah satu bentuk 
patriotisme, dan sebagai penghargaan yang dipersembahkan kepada para 
perwira angkatan bersenjata dari medan tempur, ketika mereka datang ke 
London untuk berlibur dan beristirahat. Pemerintah tidak segan lagi memberi 
dukungan dan fasilitas atas usaha 'mulia' seperti itu. namun , dibalik itu 
semua, yang semula dikatakan bahwa anggota klub hanyalah para perwira 
tinggi, berkembang menjadi terbatas pada orang-orang penting dengan lebih 
dulu disumpah dan diketahui identitas pribadinya, sebagai syarat untuk 
menjadi anggota. 
Adapun kehidupan yang beredar dalam klub berkisar pada kasus  minuman 
keras, wanita dan perjudian dengan segala bentuk kemaksiatan bagi kalangan 
atas warga Inggris. Para pengelola klub berhasil menjaring sejumlah besar 
wanita dan gadis-gadis kelas atas ke dalam klub dengan berbagai cara. Pada 
suatu senja di bulan November 1916 terjadi suatu peristiwa yang unik. Seorang 
menteri pemerintah Inggris mendapat surat yang isinya memohon, agar ia 
berkenan menghadiri sebuah acara yang akan diadakan oleh klub itu. Sang 
menteri memenuhi undangan itu dengan mobil khusus. Sopirnya disuruh 
menunggu di luar. Seorang penyambut mengantarnya masuk ke dalam, dan 
tibalah ia di sebuah ruangan remang-remang. Ia ditinggal sendirian oleh 
penyambutnya. Sesaat kemudian datanglah seorang wanita muda dengan 
busana sangat minim yang segera menggandeng sang menteri. Betapa terkejut 
wanita itu sesudah  tahu, bahwa yang digandeng itu adalah suaminya sendiri. 
Sementara itu, sang menteri juga sangat terkejut dan marah bukan kepalang. 
Seorang pengawas klub segera mendatangi sang menteri dan memperlihatkan 
daftar hitam mengenai istrinya, bahwa istrinya telah lama bergabung dalam 
klub itu. Sang istri pun tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali berusaha menutupi 
aib keluarganya dengan meninggalkan tempat itu dengan penuh kecewa. Sang 
menteri baru menyadari, bahwa klub itu tidak lain adalah perangkap yang 
sengaja dipasang oleh kekuatan terselubung. Daftar hitam itu adalah kumpulan 
data milik klub dari anggota pria maupun wanita, usaha terselubung dari 
Konspirasi. Tidak jarang hal-hal semacam itu sengaja diangkat dalam media 
massa, disertai komentar provokatif, sehingga opini umum segera menyebar 
luas mengenai kebobrokan kalangan atas di pemerintahan. Sementara itu 
Inggris masih terlibat dalam perang besar yang mengorbankan ribuan putra￾putranya. 
Pada bulan November 1916 seorang anggota parlemen mengucapkan pidato 
dengan mengecam keras dan terbuka kasus  klub ini. Ia menuntut agar 
pemerintah segera mengambil langkah penyelidikan secara tuntas. Ia mendapat 
informasi lengkap tentang kegiatan klub itu dari tiga orang perwira angkatan 
darat Inggris, yang sebelumnya pernah mendukung berdirinya klub itu, sesudah  
mempertimbangkan tujuan baik yang tercantum dalam proposal. Ketiga 
perwira tergiur dan akhirnya terperangkap di dalamnya tanpa sadar. Data-data 
mengenai belang mereka telah tercatat oleh para pengawas klub. pihak klub 
juga berusaha menggali informasi tentang rahasia militer dari ketiga perwira 
dengan cara pemerasan. Namun mereka bertiga tetap tidak menyerah sesudah  
yakin, bahwa klub itu merupakan sarang mata-mata musuh. Selain itu, ketiga 
perwira ini juga memberitahukan kepada anggota parlemen itu, bahwa di 
sana terdapat seorang wanita terkenal dari Australia yang tidak disebutkan 
namanya, beserta seorang sopir dari London, sejumlah istri dan gadis-gadis 
anak beberapa tokoh politik dan pemerintah, yang terlibat sebagai anggota 
klub. pihak pemerintah tidak segera bisa menjernihkan kasus , karena negara 
dalam keadaan perang. Apalagi beberapa catatan hitam telah sempat bocor ke 
dalam parlemen, dan beberapa surat kabar telah memuat berita hangat tentang 
skandal yang melibatkan beberapa tokoh politik, sehingga membentuk opini 
umum yang luas. Tidak lama kemudian media massa yang dikuasai oleh 
Konspirasi mulai menyerang pemerintah Asquith dan berbagai 
kementeriannya, dengan memuat nama mereka yang dilingkari dengan tanda 
tanya besar mengarah kepada tuduhan. Pribadi Asquith pun tidak luput dari 
serangan tuduhan. Ia dituduh punya hubungan lama dengan beberapa 
penguasa Jerman, pada masa sebelum perang, di samping memberi dukungan 
kepada Kaisar Jerman Guillaume. Sementara itu, gerakan bawah tanah 
menyebar data-data dan dokumen dari daftar hitam tentang kebejatan moral 
para tokoh politik dan pemerintahan Asquith yang telah terjaring dalam klub. 
Tujuannya tentu saja untuk membentuk opini umum, persis seperti yang terjadi 
menjelang revolusi Perancis. Posisi Asquith dan pemerintahannya makin 
terjepit. Tak ada jalan lain baginya, kecuali mengundurkan diri bersama 
pemerintahan kabinetnya hanya sebulan berselang, sesudah  berita skandal 
moral diangkat ke atas permukaan, tepatnya pada bulan Desember 1916. 
Kemudian Asquith digantikan oleh pemerintahan tiga serangkai, yaitu Lloyd 
George sebagai perdana menteri, Balfour sebagai menteri luar negeri, dan 
Churchill sebagai menteri pertahanan. 
Data seperti di atas juga dialami oleh penulis buku ini (Admiral William Guy 
Karr), yang ia sendiri adalah salah satu agen rahasia Inggris berpangkat 
admiral yang memiliki pengalaman khusus dalam dunia rahasia. Ia 
mengatakan : 
"Aku pernah bertugas dalam berbagai operasi sebagai perwira agen rahasia 
selama perang Dunia I. Aku merasa berkewajiban untuk mengatakan hakikat 
yang sebenar benarnya  tentang ekor peristiwa menyedihkan yang menimpa ketiga 
perwira angkatan bersenjata Inggris tadi. Aku sangat terkejut dan hampir tidak 
percaya, ketika aku mendapat sebuah laporan mengenai klub itu dan keterlibatan 
ketiga perwira ini dalam sebuah pertikaian tajam. Mereka bertiga telah 
dicantumkan dalam catatan militer Inggris, bahwa mereka bertiga telah 
terbunuh dalam sebuah operasi militer, sedang wanita Australia tadi bersama 
sopirnya ditangkap dan ditahan selama masa perang. Ia dikeluarkan sesudah  
perang usai tanpa diajukan ke pengadilan, dengan dalih berdasarkan undang￾undang darurat perang kerajaan. Anggota parlemen yang telah membeberkan 
rahasia skandal itu tiba-tiba menghilang dari arena politik tanpa meninggalkan 
alasan sedikit pun. Datanglah giliranku pribadi, sesudah  aku bisa mengetahui 
secara mendalam tentang rahasia itu. Aku ditugaskan oleh pemerintah Lloyd 
George dalam operasi militer di kapal selam. Dengan kata lain, aku dimutasikan 
dari dinas inteligen ke bidang persenjataan kapal selam pada jajaran angkatan 
laut Inggris. Selama operasi, kami kehilangan 33% perwira yang bertugas. Aku 
termasuk salah satu orang yang selamat, berkat keajaiban belaka." 
Dari pengalaman penulis buku ini sendiri tampak jelas, bagaimana kebijakan 
yang ditempuh oleh pemerintahan tiga serangkai di Inggris waktu itu, dalam 
usahanya membunuh orang-orang yang dianggap membahayakan kepentingan 
kekuasaan terselubung. Sedang kaki-tangan mereka diselamatkan dengan cara 
seolah-olah dipenjarakan, untuk mengelabui warga umum, seperti nasib 
wanita Australia dan sopirnya itu. Ada dalang yang memainkan wayang tiga 
serangkai dari balik layar. 
C. Zionisme mencekik Inggris 
1. Rahasia di balik kasus  Palestina 
sesudah  Asquith dan pemerintahannya jatuh, Konspirasi bisa menempatkan 
Tiga Serangkai Lloyd George, Balfour dan Churchill untuk memerintah Inggris. 
Berubahlah perimbangan kekuatan dunia. Amerika tiba-tiba melibatkan diri 
dan memihak Inggris dalam perang melawan Jerman pada pertengahan tahun 
1917, tiga tahun sesudah  perang pecah selama masa itu masing-masing pihak 
dalam keadaan seimbang. Amerika sebenar benarnya  tidak punya kepentingan apa￾apa dalam perang ini, meskipun negara itu harus mengorbankan ribuan putra 
terbaiknya, dan mengeluarkan jutaan dolar. Publik opini Amerika 
menunjukkan, bahwa mayoritas penduduknya menolak keterlibatan negaranya 
dalam perang itu. sebenar benarnya  bangsa Amerika masih memandang bangsa 
Eropa, khususnya Inggris, dengan mata kebencian dan kewaspadaan. Mereka 
belum bisa melupakan perang melawan penjajah Inggris itu. namun , di 
sana ada faktor baru, yaitu gerakan Zionisme yang sepenuhnya mengendalikan 
pemerintah Inggris, dan juga pengaruhnya yang sangat kuat di Amerika. Maka 
opini publik Amerika bukanlah satu-satunya pertimbangan yang menentukan 
kebijakan pemerintahnya. Faktor baru itu didukung oleh adanya berbagai 
bentuk hubungan yang dilakukan dari balik layar. Dan yang paling menonjol 
adalah hubungan Rothschild dengan menteri luar negeri Inggris Arthur 
George Balfour, dan hubungan Balfour bersama Lord Reading dari satu sisi dan 
dari sisi lain dengan perusahaan Cohen-Lobe di New York, yang mewakili 
kelompok pemilik modal internasional di Amerika. Hubungan terakhir 
dilakukan secara resmi, ketika pemerintah Inggris mengutus menteri luar 
negerinya Balfour pada 5 April 1917, untuk melaksanakan  pertemuan dengan 
kelompok Cohen-Lobe beserta para wakil perusahaan monopoli yang 
tergabung dalam Cohen-Lobe itu. Balfour menyampaikan secara resmi atas 
nama pemerintahnya, bahwa pemerintah Inggris akan mendukung proyek 
yang mengacu pada terwujudnya Zionisme politik, sebagai imbalan atas 
kesediaan mereka mendukung keterlibatan Amerika ke dalam perang memihak 
Inggris. Demikianlah kedua belah pihak telah sepakat dan kemudian benar￾benar melaksanakan. Tepat pada tanggal 7 Juni 1917 pasukan Amerika pertama 
tiba di Eropa. Sedang Inggris sesuai dengan perjanjian ini melaksanakan 
langkah bagi terwujudnya Zionisme politik. 
2. Deklarasi Balfour 
Kita kembali kepada kasus  hubungan pertama antara Rothschild dan 
Balfour. Tanggal 18 Juli 1917 Lord Rothschild yang mewakili cabang 
Rothschild and Brothers menulis surat kepada Balfour yang isinya : 
"Sesuai dengan pernyataan yang anda minta, kami menulis surat ini kepada 
Anda. Kalau Anda sudah mendapat wewenang tertulis dari pemerintah 
baginda Raja yang berisi pemberitahuan tentang pernyataan yang kami 
maksudkan kepada pemerintah, dan Anda sendiri menyambut baik tentang 
pernyataan itu, kami akan menyampaikannya kepada persatuan Gerakan 
Zionisme dalam sebuah pertemuan yang akan diadakan khusus untuk 
membicarakan kasus  itu." 
Ttd. 
Lord Rothschild 
Adapun bunyi teks pernyataan yang diminta oleh Lord Rothschild, yang telah 
disetujui oleh pemerintah kerajaan Inggris adalah yang kelak menjadi deklarasi 
Balfour, yang isinya : 
1) Pemerintah kerajaan Inggris menyetujui prinsip mengenai berdirinya 
sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi di bumi Palestina. 
2) Pemerintah kerajaan Inggris akan mengupayakan dengan segala 
kepastian yang dimilikinya untuk mendukung tercapainya tujuan ini. 
Pemerintah kerajaan Inggris juga akan membicarakan cara dan sarana 
yang dibutuhkan oleh organisasi Zionisme untuk mewujudkan tujuan 
ini . 
Demikianlah sikap pemerintah kerajaan Inggris di bawah Perdana Menteri 
Lloyd George, yang diwakili oleh menteri luar negerinya Arthur George 
Balfour, yang bertekuk lutut tanpa syarat kepada arsiteknya. Bahkan 
pemerintah Inggris tidak menawar sama sekali persyaratan yang diajukan oleh 
Lord Rothschild dan kawan-kawannya dari organisasi Zionis. Bukti lain yang 
menunjukkan adanya hubungan pemerintah Lloyd George dengan tokoh-tokoh 
Zionis adalah disetujuinya tuntutan mereka yang lain. Yaitu tuntutan untuk 
memilih Lord Reading sebagai kepala perutusan ekonomi Inggris di Amerika 
Serikat. Padahal, Lord Reading itu tidak lain adalah seorang Yahudi yang 
menyamar. Nama aslinya adalah Sir Roefoss Isac, yaitu orang yang tersangkut 
skandal Marcony yang terkenal itu, sebelum mendapat gelar Lord. Pemerintah 
Inggris memberi gelar itu kepadanya dengan maksud, agar skandal yang telah 
menjatuhkan namanya itu akan terkubur dalam ingatan orang. Dan pemerintah 
Inggris terpaksa memilihnya untuk menduduki posisi rawan itu, karena 
desakan dari Lord Rothschild dan kawannya seperti Sir Herbert Samuel, yang 
kelak menjadi komisioner tertinggi Inggris di Palestina, dan Sir Alfred Mond, 
yang kelak juga mendapat gelar Lord. 
Sementara itu, Lord Reading telah melaksanakan  pembicaraan rahasia dengan 
pemerintah Amerika Serikat mengenai kasus  keuangan, yang tidak seorang 
pun bisa mengungkap. Hasil dari pembicaraan itu baru bisa dilihat dari 
tinjauan kembali tentang struktur Bank Inggris, berdasarkan sistem baru 
sesudah  tahun 1919, yang kemudian muncul hubungan keuangan besar-besaran 
antara kedua negara. Di bawah ini adalah kutipan beberapa kalimat dari 
sebuah surat yang dikirim oleh Yacob Sheiff, seorang tokoh Yahudi yang 
mewakili perusahaan Cohen-Lobe di New York kepada salah seorang 
pimpinan organisasi Zionisme bernama Freedman pada bulan September 1917 
sebagai berikut : 
"Saya benar-benar yakin sekarang, bahwa jaminan yang diberikan oleh Inggris, 
Amerika dan Perancis kepada kita telah memungkinkan dimulainya imigrasi 
besar-besaran bagi bangsa kita ke tanah Palestina. Jalan akan terbuka kelak 
untuk menempatkan jaminan dari negara-negara besar mengenai kemerdekaan 
bangsa kita, yaitu ketika bangsa kita di sana telah mencapai jumlah yang cukup 
untuk bisa dijadikan alasan bagi tuntutan seperti itu." 
Bukti-bukti seperti itu rasanya cukup jelas untuk membuka tirai yang 
menutupi, siapa sebenar benarnya  Kekuatan Terselubung yang menguasai perjalanan