yahudi 3
By arwahx.blogspot. com at November 22, 2023
yahudi 3
Rothschild dan Benjamin Franklin. Disebutkan antara lain, bagaimana para
utusan Rothschild minta keterangan tentang sebab yang menurut hematnya
bisa membuat perekonomian di koloni Amerika maju. Franklin menjawab
pertanyaan itu dengan kata-kata sebagai berikut :
"kasus itu tidak sulit. Kita akan mencetak mata uang kita sendiri, sesuai
dengan kebutuhan yang dihajatkan oleh industri yang kita miliki."
Menurut pengamatan Robert L. Owen, jawaban Franklin itu langsung
membuat kelompok Rothschild tertarik untuk memanfaatkan kesempatan itu,
untuk memetik keuntungan besar. Itulah yang tampak pada awal mulanya,
bahwa mencetak mata uang sendiri bagi koloni Inggris di Amerika merupakan
larangan hukum, agar koloni itu tetap menggantungkan sistem keuangannya
pada bank Inggris.
Sementara itu, Amschel Mayer Rothschild masih tinggal di Jerman mengurusi
perusahaannya. Ia merekrut tentara profesional sewaan di Jerman, dan
mengirimnya kepada Pemerintah Inggris dengan imbalan sebesar $ 8 untuk
setiap orang. Pengaruh Rothschild dan kondisi Pemerintah Inggris telah
memungkinkan untuk meluluskan tuntutan koloni Amerika mencetak mata
uangnya sendiri. Undang-undang itu lahir, dan Pemerintah Inggris di Amerika
segera melaksanakan undang-undang itu. Pemerintah Inggris menyerahkan
kembali seluruh aset milik Amerika yang disimpan di bank Inggris, sebagai
pengembalian deposito sekaligus dengan bunganya yang segera akan dibayar
dengan mata uang baru. Apa akibat dari langkah ini ? Kita serahkan
jawabnya kepada Benjamin Franklin sendiri, yang sampai sekarang masih
tersimpan dalam dokumen Kongres nomor 23, berbunyi sebagai berikut :
"Perkembangan situasi berbalik 100% dalam jangka waktu hanya satu tahun,
sesudah disahkannya undang-undang itu. Masa-masa makmur telah berakhir,
dan berubah menjadi krisis ekonomi yang parah, sehingga jalan-jalan di koloni
itu penuh dengan gangguan. Bank Inggris telah menolak menerima pembayaran
lebih dari 50% dari nilai mata uang Amerika, seperti yang berlaku sesuai
dengan undang-undang baru. Dengan kata lain, mata uang Amerika anjlok
sampai 50% nilainya."
Para analis sejarah sepakat mengambil kesimpulan, bahwa sebab timbulnya
revolusi Amerika untuk menentang Pemerintah Inggris adalah menyangkut
kasus 'Pajak Teh' yang terkenal itu. Sedang Benjamin Franklin adalah salah
satu figur terkemuka dalam revolusi Amerika. Para analis memberi
komentar mengenai sebab-sebab itu sebagai berikut :
"Sesungguhnya Amerika Serikat bersedia sepenuhnya untuk menerima beban
pajak tambahan itu, atau yang sejenisnya, seandainya Inggris tidak mencabut
undang-undang tentang hak untuk mencetak mata uang bagi koloni Inggris di
Amerika, yang menyebabkan timbulnya pengangguran dan resesi ekonomi
seluruh koloni. Orang tidak tahu, bahwa sebenar benarnya lahirnya beban pajak baru
yang mengeruhkan ekonomi Amerika oleh Inggris disebabkan oleh adanya
pemeras internasional yang mencekik perekonomian Inggris. Sedang revolusi
pada waktu itu belum pecah. Perlawanan bersenjata yang pertama antara
pasukan revolusi melawan pasukan Inggris baru dimulai pada 19 April 1775.
Kemudian timbul peristiwa lain yang tidak perlu kita ceritakan di sini, hingga
terpilihnya George Washington sebagai panglima pasukan revolusi. Kongres
mengeluarkan deklarasi kemerdekaan pada tahun 1776."
sesudah usai perang revolusi, para pemilik modal internasional tetap berusaha
lewat perwakilan mereka, untuk memperjuangkan lahirnya undang-undang
tentang hak mencetak mata uang. Para tokoh kemerdekaan Amerika
menyadari bahaya yang mengancam, dan bersikap waspada terhadap
persekongkolan para pemilik modal itu. kasus ini bisa diketahui dari
dokumen mengenai suasana pertemuan yang diadakan di kota Philadelphia
tahun 1787, yang dikenal dengan "Pertemuan para bapak pendiri Amerika
Serikat". Teks ke 5 bagian ke 8 pada butir pertama undang-undang Amerika
berbunyi :
"Kongres adalah satu-satunya lembaga yang punya wewenang mencetak mata
uang, dan mengeluarkan undang-undang yang bertalian dengan peraturan
mengenai nilainya."
Langkah yang diandalkan oleh para pemilik modal internasional adalah taktik
konservatif mereka, yaitu memakai perusahaan terselubung. Para direktur
Bank Inggris telah memilih wakil mereka di Amerika pada tahun 1780, yaitu
seorang tokoh penting bernama Alexander Hamilton, yang muncul berkat
propaganda Yahudi, sehingga namanya bisa mengorbit sebagai salah satu
pejuang kemerdekaan. Ia mengusulkan gagasan untuk mendirikan Bank
terpadu yang punya wewenang untuk mencetak mata uang, dan sekaligus
berwenang mengawasi itu, sebagai ganti wewenang pemerintah. Di samping
kasus bank itu, ia juga mengajukan usul, agar lembaga dikelola oleh swasta.
Untuk modal bank itu dibutuhkan uang sebesar 12 juta US Dolar, 10 juta dolar
di antaranya akan diambilkan dari bank Inggris, sedang sisanya ditawarkan
kepada para investor Amerika sendiri.
Menjelang akhir tahun 1783 Hamilton dan partnernya Robert Morris berhasil
mendirikan Bank Amerika yang dimaksud. Morris, seorang analis keuangan
dalam Kongres Amerika telah berhasil mengawasi keuangan dan perbelanjaan
pemerintah Amerika, sehingga membuat kas negara jatuh dalam keadaan krisis
keuangan yang parah pada saat perang kemerdekaan usai. kasus ini
membuktikan dengan jelas, bahwa taktik yang dipakai oleh kekuatan
terselubung adalah dengan memanfaatkan perang dan kaki-tangan. Morris
melangkah lebih jauh lagi. Ia mengeluarkan uang kas negara yang masih tersisa
sebanyak $ 250 ribu untuk didepositokan dalam Bank Amerika, karena para
direktur Bank Amerika merupakan orang-orang wakil Bank Inggris yang konsekuensi logisnya adalah, bahwa kelompok pemilik modal Yahudi yang telah
menguasai Bank Inggris berarti juga menguasai Bank Amerika.
Melihat adanya bahaya kelompok Konspirasi Yahudi terhadap Amerika, para
tokoh revolusi kemerdekaan, terutama Benjamin Franklin sendiri terpanggil
untuk ikut campur dalam Kongres, dan mereka berhasil membatalkan
wewenang Bank Amerika untuk mencetak mata uang. Bank Inggris yang telah
menguasai Bank Amerika adalah pihak yang telah menyebabkan timbulnya
krisis keuangan di bawah pengawasan Robert Morris itu.
Para pemilik modal tidak putus-asa atas kegagalan sementara ini. Bahkan
mereka mengeluarkan instruksi kepada kaki-tangan mereka agar melipatgandakan usaha dengan menunggu saat yang tepat. Mereka akhirnya berhasil
mengorbitkan Alexander Hamilton sampai pada kedudukan Menteri Keuangan
Amerika. Kedudukan itu memungkinkan Hamilton mendapatkan persetujuan
Pemerintah Amerika untuk memberi wewenang mencetak mata uang
berdasarkan jumlah nilai pinjaman negara dan swasta. Hamilton
mengungkapkan alasan kepada pemerintah, bahwa mata uang yang
dikeluarkan oleh kongres dan nota jaminan pinjaman nasional tidak akan ada
harganya di luar negeri. Sedang nota jaminan pinjaman nasional dan swasta
yang dikeluarkan oleh bank bisa dipergunakan dalam berbagai bentuk
transaksi dengan pihak luar negeri. Modal baru telah ditetapkan bagi bank
sebesar $ 35 juta, dengan catatan yang $ 28 juta diambil dari investor Eropa.
Padahal, keuangan Eropa berada di tangan kelompok Rothschild.
Kini tiba saatnya Hamilton memetik buah sebagai balasan setimpal atas ulah
dan perbuatannya. Ibarat domba yang dipelihara, dan sesudah gemuk dipotong.
Menurut dugaan, Hamilton telah mengetahui lika-liku Konspirasi lebih banyak
daripada yang dikehendaki mereka. Terjadilah persaingan keras antara
Hamilton dan seorang Yahudi profesional bernama Aron Pour, sehingga
Hamilton mendapat giliran yang menyedihkan.
Merebut Perekonomian
Manuver untuk bisa mengontrol pencetakan mata uang Amerika mengakhiri
satu tahap kegiatan Konspirasi di Amerika. Langkah berikutnya yang
ditempuh oleh para pemilik modal internasional adalah bagaimana menguasai
perekonomian Amerika. Tahap ini dimulai dengan gerakan manuver amat
meluas, yang dilakukan oleh kelompok Rothschild dengan mengeluarkan
instruksi kepada agen-agen mereka di Amerika, agar mereka menggalakkan
propaganda besar-besaran mengenai kemakmuran dan kesejahteraan bagi
prospek bangsa Amerika. Instruksi itu juga ditujukan kepada para direktur
Bank Amerika untuk memberi pinjaman lunak, agar bangsa Amerika
tergiur untuk memanfaatkan tawaran itu. Tidak ayal lagi, bangsa Amerika
segera memanfaatkan pinjaman itu untuk membiayai proyek-proyek baru yang
tumbuh seperti jamur di musim hujan. sesudah perkembangan mencapai titik
tertentu, kelompok Rothschild mengeluarkan instruksi rahasia, agar tawaran
pinjaman itu segera dihentikan, dan agar jumlah uang yang beredar di pasaran
dibatasi. Tentu saja ini menyebabkan krisis ekonomi yang parah, dan
mengakibatkan lumpuhnya perekonomian Amerika. Proyek yang dibangun
atas biaya pinjaman dari bank itu. Peristiwa ini bukan tidak mendapat
tantangan dari rakyat Amerika. Tiga tokoh Amerika, yaitu John Adams,
Thomas Jefferson dan Andrew Jackson, yang kelak menjadi presiden Amerika
merupakan tokoh-tokoh terkemuka yang memperkasus kan krisis ekonomi
tadi. Berikut ini adalah beberapa kalimat yang ditulis oleh Jefferson kepada
Adams :
"Saya yakin sepenuhnya, bahwa lembaga-lembaga keuangan ini lebih berbahaya
bagi kemerdekaan kita daripada serbuan pasukan musuh. Lembaga keuangan itu
juga telah melahirkan sekelompok aristokrat kaya yang kekuatannya mengancam
pemerintah. Menurut hemat saya, kita wajib meninjau hak mencetak mata uang
bagi lembaga keuangan ini, dan mengembalikan wewenang itu kepada rakyat
Amerika sebagai pihak yang paling berhak."
Kritik terbuka seperti itu membuat para pemilik modal menjadi barang, dan
mengingatkan kepada mereka tentang masa suram yang akan segera datang,
berkenan dengan masa perpanjangan wewenang Bank Amerika pada tahun
1811, apabila hal itu dibatalkan. Nathan Rothschild kemudian segera
mengambil sikap dengan mengancam presiden Amerika secara pribadi, yang
ketika itu dipegang oleh Andrew Jackson, yang isinya sebagai berikut :
"Hanya ada dua pilihan, yaitu memperpanjang wewenang atau menolak. Dan
ketika itu Anda akan melihat Amerika Serikat terperosok ke dalam kancah
peperangan yang dahsyat."
Kekuatan Konspirasi telah lama memakai taktik busuk dengan
meniupkan api perang untuk menghancurkan para pemimpin dan kepala
negara yang menentang para pemilik modal yang menghadang perjalanan
Konspirasi. namun Presiden Jackson tidak memperdulikan gerakan
ini bahkan berganti menentang utusan itu. Kemudian utusan itu kembali
dengan jawaban :
"Anda sekalian tidak lain adalah kawanan perampok dan ular. Kami akan
menghancurkan kalian, dan bersumpah akan menghancurkan kalian."
Rupanya para pemilik modal benar-benar akan melaksanakan ancaman
mereka. Tidak lama kemudian mereka mendesak pemerintah Inggris dengan
menekan lewat Bank Inggris untuk menyerbu Amerika pada tahun 1812.
Tujuan Nathan Rothschild yang paling utama adalah menguras kas
pemerintah Amerika, akibat biaya perang yang dibutuhkan, sehingga tidak ada
jalan lain kecuali mencari dana dari pinjaman luar negeri. Sedang tumbal
manusia dan kehancuran akibat perang bukanlah harus dipikul oleh Nathan
Rothschild. Program ini benar-benar terlaksana, dan akhirnya kongres
mengesahkan perpanjangan wewenang Bank Amerika itu tahun 1816.
C. Peperangan Sipil Amerika (1861-1866) dan Terbunuhnya
Abraham Lincoln
Perang sipil Amerika merupakan peristiwa sejarah terpenting bagi negara itu.
Kita tidak akan membahas deskripsi mengenai perang yang terkenal itu. Buku
sejarah sudah banyak mengungkapnya. Hanya saja, dalam peristiwa itu ada
hal-hal yang tersembunyi bagi pandangan umum, yaitu perang yang
dimainkan oleh para pemilik modal internasional, dan akibat yang ditimbulkan
oleh perang itu.
Pada tahun 1857 di London, Princess Leonara, putri direktur perusahaan
Rothschild and Brothers cabang Inggris punya hajad mengawinkan anak
putrinya bernama Louica Rothschild dengan seorang pria kerabat dekat dari
Perancis bernama Alfonso Rothschild. Sejumlah pemilik modal dari berbagai
negeri berkumpul dalam upacara pernikahan itu, di samping beberapa politisi,
antara lain Benjamin Disraeli, seorang politikus jempolan Yahudi, yang kelak
menjadi perdana menteri Inggris sampai beberapa kali. Dalam upacara itu
Disraeli menyampaikan sambutan, antara lain :
"Saat ini para pemuka keluarga besar Rothschild yang ketenarannya meluas di
seluruh Eropa dan di setiap ujung dunia berkumpul di tempat ini." Kemudian
ia melanjutkan kata-katanya yang ditujukan kepada keluarga Rothschild
cabang Paris dan London : "Kalau Anda berdua berminat, kita akan membagi
Amerika Serikat menjadi dua bagian. Satu bagian untuk James (pimpinan
cabang Perancis) dan bagian lainnya untuk Leonnel (cabang Inggris). Adapun
Napoleon .... adapun Napoleon III, Kaisar Perancis, kita akan memberi
wilayah yang akan kita tentukan kemudian. Mengenai Bismarck, Kanselir
Jerman, jatah nasibnya adalah yang telah kita sediakan untuknya, yaitu sebesar
pijakan kaki, yang kita akan mengenyahkannya.
Sejarah telah menjelaskan kepada kita, bagaimana keluarga Rothschild
memilih Yahuda Benjamin, seorang kerabat Rothschild sendiri, sebagai
pimpinan yang mewakili perusahaan keluarga itu di Amerika. Bagaimana
peristiwa demi peristiwa terjadi kemudian, hingga pecahnya perang sipil
Amerika bisa meletus? Para pemilik modal melaksanakan program yang telah
disinggung oleh Disraeli tadi. Ia mendesak Napoleon III untuk menduduki
Meksiko, lalu mencaplok negeri itu ke dalam kekuasaan imperiumnya.
Pemerintah Britania Raya kembali menduduki Amerika Utara. Dalam perang
ini, para tokoh pemilik modal Yahudi punya dua ujung tombak sasaran, yaitu
pertama menciptakan kesempatan emas yang bisa dieksploitasi untuk
mengeluarkan pinjaman dan penjualan senjata kepada Napoleon III, untuk
mempersenjatai diri di Meksiko, di samping untuk mengulurkan persenjataan
di Amerika Selatan yang masih muda itu. Sedang sasaran kedua adalah, bahwa
wilayah ini akan jatah ke tangan para pemilik modal internasional secara
langsung. Lebih dari itu, mereka akan menghalangi presiden besar Abraham
Lincoln dengan perang ini, agar dia tidak membebaskan perbudakan di
Amerika. Mereka menyadari, bahwa perbudakan yang berkelanjutan tentu
akan menyebabkan kehancuran bangsa Amerika itu sendiri. Presiden Lincoln
sendiri telah mengetahui kasus ini, sehingga ia pernah mengucapkan katakata yang populer : "Tidak mungkin suatu bangsa akan bertahan hidup, kalau
setengah dari jumlah warganya terdiri dari warga yang berstatus merdeka,
sedang setengah lainnya hidup dalam ikatan perbudakan."
Perang itu tidak sejalan dengan harapan para pemilik modal internasional.
sesudah perang berjalan 2 tahun, pasukan Selatan tampak mengalami
kemunduran dan membutuhkan bantuan. Para pemilik modal menoleh kepada
Napoleon III, dan mendesaknya agar tetap maju perang. Mereka menyanggupi
memberi tambahan bantuan materi kepada Napoleon dengan target, bahwa
mereka kelak akan bisa menguasai Louisiana dan Texas. Czar Rusia mendengar
berita ini, dan menjadi marah karenanya. Czar kemudian mengancam Inggris
dan Perancis, bahwa penyerbuan dalam bentuk apa pun terhadap Amerika
Serikat berarti menyerbu wilayah Rusia sendiri. Ancaman itu bukan hanya
gertak sambal. Czar mengirim pasukan angkatan lautnya menuju sepanjang
pantai kota New York dan San Francisco, dan menyerahkan komando pasukan
laut ini kepada presiden Abraham Lincoln sendiri.
Manuver keras para pemilik modal untuk merebut perekonomian Amerika
Serikat mengalami kendala besar, karena adanya tantangan gigih dari presiden
Lincoln. Abraham Lincoln bekerja keras untuk melepaskan rantai yang
mengikat erat leher Amerika dalam sektor perekonomian. Untuk mencapai
perjuangan, Lincoln berpegang pada undang-undang Amerika teks ke 5 bagian
ke 8 butir 1, yang isinya memberi wewenang kepada Kongres untuk
mengeluarkan mata uang di samping hak untuk mengeluarkan nota Bank
senilai 450 juta dolar yang jumlah hutang nasional akan dijadikan penutupnya.
Para pemilik modal Yahudi Internasional ketika itu mengerahkan segala
kekuatannya untuk menghadapi Lincoln yang mengancam kedudukan mereka.
Mereka mulai melaksanakan manuver dan kegiatan terselubung, dengan tujuan
menjatuhkan Lincoln. Manuver pertama bisa mereka capai melalui Kongres
agar Kongres mengesahkan undang-undang baru yang bisa mencegah
pembatasan bunga pinjaman nasional atas harga barang-barang impor dengan
mata uang ini . Di samping itu, mereka juga mengumumkan perang
kepada mata uang baru itu di pasaran internasional dan bank-bank asing,
sehingga nilainya turun sampai tingkat rendah, yaitu sepertiga dari nilai
normal. sesudah itu mereka memborong mata uang ini yang masih
beredar, untuk membeli nota bank simpan-pinjam negara dengan harga penuh
menurut nilai dolar. Dengan demikian, para pemilik modal telah berhasil
melempar batu dan sekaligus mendapat dua ekor burung, yang mengakibatkan
anjloknya nilai mata uang negara dari satu sisi, dan mereka mengeruk
keuntungan besar-besaran di sisi lain. Berikut ini petikan beberapa kalimat dari
surat instruksi para pemilik modal di Eropa kepada lembaga keuangan di
Amerika Serikat :
"Kami tidak bisa menerima beredarnya mata uang baru Amerika, kecuali kalau
itu berpindah di bawah kekuasaan kami. Kami bisa mencapai tujuan ini lewat
nota bank pinjaman nasional, yang pada akhirnya bisa menguasai mata uang
pemerintah."
Para pemilik modal telah berhasil menanamkan pengaruh mereka di kalangan
sejumlah anggota Kongres dan Senat. Dengan mudah mereka bisa
menundukkan Kongres dan membungkam suaranya, untuk mendukung
disahkannya undang-undang keuangan pada tahun 1863, yang
menguntungkan para pemilik modal itu, meskipun ditentang oleh presiden
Lincoln. Dengan demikian, tertancaplah kuku baru Yahudi dalam
memperebutkan perekonomian Amerika Serikat. Berikut ini kutipan sebuah
surat dari Konglomerat Rothschild kepada sebuah lembaga keuangan raksasa
di London yang terletak di Wall Street, yang kondang sampai sekarang, yaitu
lembaga keuangan Eickhaimer, Morton dan Van der Gold. Surat itu tertanggal
25 Juni 1863, berbunyi :
"Mr. John Shirman menulis surat kepada kami dari negara bagian Ohio Amerika
Serikat, untuk memberi informasi mengenai spekulasi keuntungan besar yang akan
bisa diperoleh, sesudah undang-undang baru yang disahkan oleh Kongres mengenai
perbankan. Mr. Shirman mengatakan, bahwa ini merupakan kesempatan yang belum
pernah ditemukan oleh para pemilik modal internasional selama ini untuk mengeruk
keuntungan besar. Tampaknya undang-undang ini akan menjamin Bank Amerika
untuk menguasai perekonomian Amerika.
"Rothschild berbicara panjang lebar dalam suratnya itu, yang pada akhirnya ia
mengemukakan pandangannya sebagai berikut :
"Hanya beberapa orang yang tahu hakikat undang-undang baru mengenai keuangan.
Mereka akan menghadapi dua pilihan, dan tidak ada lainnya, yaitu apakah mereka akan
mengikuti di belakang kita untuk mendapat beberapa keuntungan, ataukah akan
menentang kita, sedang mereka telah terikat oleh undang-undang itu. Oleh karena itu,
sikap oposisi yang menentang undang-undang itu akan sia-sia. Kebanyakan orang
Amerika adalah golongan yang tidak bisa berfikir tentang keuntungan apa yang
diperoleh oleh para pemilik modal internasional dari undang-undang ini. Mereka tidak
akan berfikir, bahwa undang-undang ini sebenar benarnya merupakan musuh bagi
kepentingan mereka sendiri."
Hormat kami
ttd.
(Rothschild & Brothers)
Di bawah ini adalah kutipan surat balasan yang dikirim oleh perusahaanperusahaan Eickhaimer, Morton dan Van der Gold kepada Rothschild
bersaudara :
"Tuan-tuan yang mulia, kami telah menerima surat tuan. Tampaknya Mr. John
Shirman adalah seorang yang memiliki sifat kecerdikan, seperti yang dimiliki oleh
seorang konglomerat berbakat dan bisa mengantisipasi perkembangan yang akan
mendatangkan keuntungan besar. Padahal umurnya masih sangat muda. Di samping
itu, ia mengidamkan untuk bisa menduduki kursi kepresidenan Amerika Serikat.
Sekarang ia anggota Kongres. Fikiran sehat telah membuatnya sadar, bahwa untuk
memperoleh keuntungan besar adalah dengan melaksanakan persahabatan dengan tokohtokoh dan lembaga-lembaga yang memiliki sumber dana keuangan besar, yang menurut
dia bukan saja memakai uang sebagai alat untuk mencari dukungan pemerintah,
melainkan juga untuk memukul pihak yang menentang kepentingan mereka."
Selanjutnya butir undang-undang tentang keuangan yang baru itu disebut
berulang-ulang oleh Rothschild, dan menyinggung keuntungan yang bakal
diperoleh dari upaya itu. sesudah itu, baru kata-kata berikut ini mengakhiri
surat di atas :
"pihak Bank telah mendapat wewenang bukan untuk mengurangi atau menambah mata
uang yang beredar, sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu, bank juga mendapat
wewenang hukum untuk memberi pinjaman atau menariknya kembali bila dianggap
perlu. Mengingat bahwa bank adalah lembaga paling penting dalam suatu negara,
maka pihaknya bisa bekerja dalam lingkup satu strategi, dan menentukan pasaran
uang, sebagaimana yang dikehendaki. Kalau mau misalnya, mengurangi seluruh jenis
produksi nasional dalam satu minggu, atau bahkan satu hari pun, hal itu akan bisa
terlaksana. Oleh karenanya, lembaga-lembaga keuangan mendapat eksepsi hukum dari
kewajiban membayar pajak atas pinjamannya, sahamnya, depositonya dan seluruh
asetnya. Kami yakin, bahwa surat ini akan tuan anggap sebagai catatan istimewa."
Hormat kami
ttd
(Eickhaimer, Morton dan Van der Gold)
Surat di atas tidak memerlukan komentar lagi. Hanya sebagai tambahan saja
perlu ditandaskan di sini, bahwa dengan adanya undang-undang baru
ini , para pemilik modal internasional berhasil menguasai perekonomian
Amerika Serikat, dan bukan pemerintah yang menguasainya. Bank-bank itu
pada hakikatnya adalah lembaga keuangan Yahudi, khususnya ketika modal
nasional dalam keadaan lemah. Sedang pemerintah menggantungkan pada
income besar dan tetap. Negara terpaksa akan bergantung pada para pemilik
modal internasional ini , yang menguasai kebanyakan lembaga keuangan
dan bank-bank internasional.
Dalam menghadapi persekongkolan seperti itu, tidak ada jalan lain bagi
Abraham Lincoln, kecuali mengingatkan seluruh rakyat Amerika secara
terbuka. Kali ini bangsa Amerika akan mendengarkan suara akal dan
peringatan dari presiden mereka. Lincoln tidak segan-segan lagi menyerang
secara terbuka para pemilik modal internasional dengan ucapan provokatif,
antara lain :
"Saya melihat dengan jelas sebuah ancaman krisis sedang datang mendekati kita sedikit
demi sedikit, yaitu sebuah krisis yang membuat bulu-kudukku berdiri, karena cemas apa
yang bakal menimpa negeri ini. Siasat suap-menyuap telah menjadi cara yang selalu
dijadikan pegangan. Pada gilirannya, kelak akan terjadi kerusuhan dan kehancuran
besar-besaran, sebagaimana seluruh kekayaan negara pada akhirnya akan jatuh ke
tangan sekelompok kecil orang yang tidak segan-segan lagi menelan dan sekaligus
menghancurkan bangsa ini."
Peringatan Lincoln itu disampaikan menjelang habis masa jabatannya sebagai
presiden Amerika Serikat. namun , dalam pemilihan berikutnya ia terpilih
sebagai presiden untuk kedua kalinya. Kali ini ia bertekad akan
memperjuangkan sebuah undang-undang yang bisa menyingkirkan
cengkeraman kuku Konspirasi dari Amerika. Hal inilah yang membuat mereka
segera mempersiapkan diri untuk mencegah datangnya bahaya dari Lincoln.
Maka, pada malam 14 April 1865, presiden Lincoln dibunuh oleh seorang
Yahudi bernama John Dickles Booth. Mayoritas rakyat Amerika tidak tahu
sebab-sebab tindakan kriminil ini. Begitu pula catatan sejarah tidak mengupas
peristiwa pembunuhan ini secara jelas. Hanya para penyelidik yang
mendapat bukti-bukti kuat mengenai adanya hubungan nyata si pembunuh,
John Dickles Booth dengan Yahuda B. Benjamin, yang telah kita singgung
sebelumnya, bahwa ia adalah agen Rothschild di Amerika. Namun para
pemilik modal Yahudi internasional kali ini juga tetap berada di balik layar
dengan selamat. Sementara itu, si pembunuh harus menghadapi hukuman
setimpal di muka pengadilan. Dengan terbunuhnya Lincoln, berarti jalan untuk
menguasai perekonomian Amerika terbuka seluruhnya bagi para pemilik
modal Yahudi internasional.
Manuver Kekayaan
Dengan kematian Lincoln, kendala politis dan keuangan telah tersingkir.
Namun di sana timbul kendala yang lain lagi bagi para pemilik modal
internasional, yaitu kendala sistem mata uang itu sendiri. Sistem keuangan dan
perekonomian Amerika Serikat berdasarkan ukuran nilai logam perak. Lain
dengan sistem keuangan Eropa yang memakai ukuran nilai emas, khususnya
sistem keuangan Inggris. Faktor penyebab buat Amerika ialah, karena negeri
itu memiliki kekayaan sumber tambang perak yang melimpah-ruah. Sedang
kekayaan sumber tambang emas relatif kecil. Kendala ini tidak mudah bagi
para pemilik modal. Ini menyebabkan Amerika Serikat tetap terjaga
kemandiriannya dalam sistem keuangan, tanpa banyak dipengaruhi oleh
pergolakan naik-turunnya sistem keuangan Eropa dan dunia internasional. 0leh
karena itu, para pemilik modal internasional mendapatkan kesulitan untuk bisa
menguasai keuangan Amerika, tanpa lebih dulu menyingkirkan rintangan
seperti itu. Untuk menghadapi hal itu, para pemilik modal internasional
langsung melakukan langkah yang akan bisa mengubahnya. Mereka mengutus
salah seorang agen mereka bernama Ernest Syde dengan dibekali uang
sebanyak 500 ribu dolar Amerika, untuk keperluan kegiatan penyuapan yang
rencananya akan diberikan kepada sejumlah tokoh berpengaruh di Amerika, di
samping untuk pembiayaan proyek yang telah direncanakan. Mulailah
kegiatan mempengaruhi hati nurani dan perusakannya sekaligus, sehingga
para pemilik modal berhasil mengajukan sebuah proposal undang-undang
kepada Kongres. Orang yang mengajukan adalah senator John Shirman sendiri.
Undang-undang ini disahkan tahun 1873 dengan sebutan innocent, yaitu"
Undang-undang Perbaikan Sistem Mata Uang Logam". Dari butir-butir
undang-undang itu tampak pada mulanya tidak menarik perhatian, seolah
hanya merupakan tujuan perbaikan terbatas. Namun ternyata di sela-sela
undang-undang terkandung racun mematikan. Dari undang-undang itu, pihak
pemilik modal dari sisi lain telah bekerja keras, sehingga mereka berhasil
mengorbitkan Ernest Syde menjadi penasihat keuangan dalam komite
keuangan Amerika Serikat. Sudah barang tentu Ernest Syde bekerja sesuai
dengan kepentingan kelompok Rothschild. Ia mulai melakukan penarikan
mata uang perak dari peredaran dengan memanfaatkan perlindungan hukum
dan kapasitasnya sebagai inspektur konsultan dalam komite keuangan, yang
menyebabkan krisis ekonomi lebih parah lagi. Hal itu memaksa Kongres pada
tahun 1879 untuk mencetak mata uang perak lebih banyak lagi sebagai usaha
untuk menanggulangi krisis ini dalam waktu terbatas. Namun bank-bank
yang ada segera mendapat instruksi baru dari konglomerat Rothschild di
Eropa. Instruksi Rothschild itu ditujukan kepada asosiasi bank Amerika,
menekankan keharusan untuk mengeluarkan nota pinjaman baru, berdasarkan
ukuran nilai harga emas, mencapai jumlah satu milyar dolar. Setiap pinjaman
harus berdasarkan nota ini . Pada saat yang sama persatuan Bank Amerika
menarik mata uang negara, yang berdasarkan nilai mata uang perak dari
pasaran, di samping menarik semua nota bank yang juga berdasarkan nilai
harga perak.
Para pakar ekonomi Rothschild telah memperkirakan, bahwa langkah ini
di atas akan mengakibatkan dampak besar terhadap perekonomian Amerika.
Tidak ada lagi mata uang yang berharga di pasaran umum, kecuali mata uang
yang dikeluarkan oleh pihak bank yang berdasarkan nilai harga emas itu.
Goncangan ekonomi diperkirakan benar-benar terjadi dengan disertai serangan
propaganda besar-besaran secara sistematis, yang dipersiapkan oleh para
pemilik modal internasional lewat agen-agen mereka di Amerika di satu sisi,
dan dari sisi lain lewat media massa. Mereka bisa membentuk publik opini
bangsa Amerika, bahwa dalam krisis ekonomi ini pihak yang memikul
tanggung jawab adalah pemerintah. Sementara itu, pihak pemilik modal
Yahudi internasional tetap tersembunyi dari balik layar.
sesudah langkah ini berhasil, para pemilik modal Yahudi melangkah lebih
jauh, sesudah mereka berhasil menyingkirkan kendala besar yang menghalangi
perjalanan mereka. Pada tahun 1899 para bankir internasional melaksanakan
pertemuan di London, dihadiri antara lain oleh JB Morgan, Anthony-Dicksile,
yang keduanya mewakili Bank Amerika. Ketika keduanya kembali ke Amerika,
kelompok Rothschild mengangkat Morgan sebagai agennya yang bergerak
untuk mengurusi kepentingannya di Amerika Serikat. Hasil dari pertemuan di
atas, selain yang telah disebut, juga terbentuk sebuah Monopoli Internasional,
terdiri dari lembaga keuangan sebagai berikut :
1) Perusahaan JB Morgan and Company di New York.
2) Perusahaan Dicksile and Company di negara bagian Philadelphia,
Amerika Serikat.
3) Perusahaan Hargiss and Company di Paris.
4) Lembaga MM Warburg di Jerman dan Belanda.
Monopoli itu bekerja di bawah kelompok Rothschild.
sesudah itu, mereka melangkah dengan merekrut urat nadi perekonomian
Amerika. Pada tahun 1901 mereka berhasil secara gemilang. Perusahaan
gabungan Morgan-Dicksile bisa membeli saham perusahaan Hains-Morris,
yang memiliki sejumlah bank, perkapalan, beberapa industri besi baja dan lainlain. Semua itu jatuh berpindah ke tangan Morgan-Dicksile. Ini artinya, sendisendi perekonomian Amerika telah berada di tangan mereka. Dengan kata lain,
mereka telah bisa ikut mencampuri urusan pemilihan umum. Maka dengan
mudah calon presiden yang didukung oleh mereka ketika itu, yaitu Theodore
Roosevelt menaiki kursi kepresidenan Amerika Serikat.
Tujuan monopoli bukan hanya mempromosikan Roosevelt ke jenjang
kepresidenan Amerika Serikat. Ada tujuan lain, yaitu untuk membentengi
pimpinan Monopoli dari mahkamah Amerika yang telah bergerak dan mulai
melaksanakan penyelidikan mengenai konglomerasi ilegal, sehubungan dengan
kasus perusahaan Hains-Morris yang bangkrut, dan cara-cara yang kotor yang
dipakai oleh Morgan-Dicksile untuk menjatuhkan saingannya di pasaran.
Dalam kedudukan sebagai presiden, Roosevelt kemudian memilih senator
Nelson Aldrick yang kelak diketahui sebagai agen rahasia Monopoli tembakau
dan karet, yang merupakan anak cabang perusahaan raksasa Morgan-Dicksile.
Pada tahun 1902 seorang utusan dari perusahaan Warburg tiba di Amerika.
Utusan itu adalah Boegsel Warburg, yang membawa hasil kajian mendalam
mengenai situasi perekonomian Eropa dan Amerika. Tidak lama kemudian ia
bergabung pada lembaga keuangan raksasa Cohen-Lobe. sesudah beberapa saat,
seorang pengusaha kondang bergabung pula dengan mereka, yaitu Yacob
Steve. Ia adalah figur yang sangat dikenal di kalangan agen rahasia
internasional. Ia adalah orang yang mengulurkan dana kepada gerakan teroris
dan pengacau di Eropa Timur dan Rusia, sejak tahun 1883 hingga masa
revolusi Rusia tahun 1917. Dan seorang agen lagi dari Rothschild juga telah
bergabung dengan mereka.
E. Monopoli Terbesar dan Konferensi tahun 1910
Pada malam 22 November 1910, sebuah kereta istimewa telah siap menunggu
di stasiun Howkin, New Jersey. Orang yang pertama kali naik adalah senator
Aldrick disertai oleh seorang ahli keuangan pada Kementerian Keuangan
Amerika bernama A. Byatt. Belum pernah terjadi pertemuan sebesar kali ini,
karena pada dasarnya para partisipan adalah para pialang ekonomi seluruh
Amerika. Dalam konferensi itu terdapat Frank Van der Pilt, direktur Bank
International di New York, yaitu bank yang menangani perusahaanperusahaan milik Rockefeller. Selain itu juga terdapat wakil dari konglomerat
Cohen-Lobe, yang bergerak khusus dalam bidang perkereta-apian, dan
memiliki beberapa pabrik gula. Dari perusahaan Morgan datang utusannya
Davidson. Bank International milik Morgan diwakili oleh direkturnya Charles
Torton. Kemudian Paul Warburg, yang saat itu dikenal sebagai salah seorang
terkaya di dunia juga hadir. Dan yang terakhir adalah Benjamin Strong, salah
satu bankir kenamaan di Wall Street, yaitu pusat lembaga keuangan terbesar di
dunia yang terletak di London. Dari Wall Street itu pula perusahaan Monopoli
Morgan pernah membuat goncangan besar dalam keuangan pada tahun 1907,
di mana para pemilik modal dunia berhasil mengeruk keuntungan sangat
besar.
Pertemuan itu menarik perhatian kalangan pers dan para ahli ekonomi dunia.
Mereka ingin mendapat informasi mengenai hasil pertemuan itu, yang
beritanya dimuat dalam koran-koran besar. namun , mereka tidak bisa
mengetahui satu pernyataan pun yang dikeluarkan oleh para peserta
konferensi. Yang mereka ketahui kemudian adalah, bahwa kereta khusus yang
mengangkut para peserta berjalan menuju arah sebuah pulau terpencil di
negara bagian Georgia, milik Morgan sebagai lokasi yang jauh dari mata
umum. Pertemuan itu diikuti oleh para pakar ekonomi dan keuangan,
transportasi, industri berat, dan dilaksanakan dengan penuh kerahasiaan
mengenai kasus yang mereka bahas. Namun hasil dari pertemuan itu
menunjukkan, bahwa sebuah Monopoli Terselubung yang menguasai urat nadi
perekonomian Amerika Serikat telah didirikan oleh para peserta. Monopoli ini
melaksanakan perang terhadap lembaga keuangan nasional Amerika. Sebuah
klub khusus juga telah mereka bentuk dengan mengambil nama 'Klub Nama
Pertama' (First Name Club), yang anggotanya hanya terdiri dari mereka sendiri.
Klub ini dimaksudkan untuk bisa menjamin keamanan setiap kegiatan yang
datang dari pihak luar.
Aldrick sesudah pertemuan itu mengadukan proposal mengenai sebuah
rancangan undang-undang Cadangan Keuangan Amerika kepada Kongres,
dan dia sendiri adalah anggota lembaga eksekutifnya, di samping juga sebagai
kepala komisi keuangan Amerika Serikat. namun , ia sebenar benarnya punya
tugas terselubung yang lebih besar daripada jabatan di pemerintahan Amerika.
Ia telah ditempatkan oleh para pemilik modal Amerika dan Eropa dalam pos
yang memungkinkan mereka memberi dana dan menyulut peperangan Dunia
Pertama, yang pada saat itu belum pecah.
Kita tidak perlu membicarakan panjang lebar mengenai sebab-sebab yang
mendorong para pemilik modal internasional merencanakan Perang Dunia I
dan II. Kita cukup memaparkan secara singkat mengenai keuntungan materi
yang mereka peroleh dalam kedua peristiwa yang membinasakan itu. Pada
tahun 1914, yaitu ketika Undang-Undang Cadangan Keuangan Amerika
disahkan, jumlah nota pinjaman Amerika, sesuai dengan undang-undang itu,
dibagikan kepada 12 Bank yang nilainya mencapai 134 juta dolar Amerika.
Keuntungan yang diperoleh dari nota pinjaman itu, menurut hasil sensus
Kongres nomor 8896 tanggal 29 Mei 1939, telah berlipat jumlahnya menjadi
senilai 23.141.197.457 US dolar. Adapun dalam perang dunia II, jumlah uang
cadangan pada tahun 1940 sebanyak 5 milyar US dolar. Tahun 1945 jumlah itu
berlipat menjadi 45 milyar US dolar. Ini adalah angka yang diumumkan.
Dengan kata lain, para pemilik modal dalam peristiwa perang ini telah bisa
mengeruk keuntungan sebanyak 40 milyar US dolar. Sementara hal itu terjadi,
rakyat Amerika yang telah dikuasai oleh kekuatan Monopoli Yahudi itu
mengira, bahwa undang-undang mengenai cadangan itu akan menjamin
kepentingan rakyat biasa yang menyimpan uang di bank. Mereka
berkeyakinan, bahwa undang-undang itu menjamin bahwa bank-bank itu tidak
akan bangkrut dan keuntungannya akan masuk ke dalam kas negara. Mereka
tidak tahu, bahwa keuntungan itu masuk kantong para pemilik modal
Monopoli yang terselubung
KONSPIRASI DAN warga RUSIA
A. Rahasia Sebelum Revolusi
Serbuan Napoleon terhadap Rusia tahun 1812 mengakibatkan timbulnya
goncangan hebat, dengan meninggalkan korban besar, dan sejumlah lainnya
mengalami luka parah.
Czar Rusia Alexander I kemudian segera membenahi negerinya. Ia
mengeluarkan undang-undang baru, yang berhubungan dengan langkah untuk
mempersatukan lapisan warga yang porak-poranda akibat perang itu. Di
antara undang-undang baru itu adalah dihapuskannya hukuman pembuangan,
yang sebelumnya dikenakan terhadap orang-orang Yahudi sejak 1772, yaitu
suatu hukuman pengasingan berupa pembatasan tempat tinggal di suatu
tempat tertentu. Czar Alexander bermaksud, agar orang Yahudi mau bekerja di
ladang-ladang, serta mendorong mereka untuk berasimilasi dengan penduduk
asli Rusia.
Pada tahun 1825 Nicholay I naik tahta sebagai Czar Rusia. Kebijakannya yang
ditempuh berbeda dari kebijakan Czar Alexander. Nicholay melihat orientasi
berfikir orang Yahudi hanya tertuju pada kasus ekonomi. Ia merasa cemas
melihat kegiatan yang mereka lakukan dalam berbagai lapangan pekerjaan dan
perekonomian Rusia. Mereka juga merupakan golongan warga yang tidak
mau membaur dengan warga Rusia. Mereka senantiasa mempertahankan
bahasa, budaya, pakaian dan adat istiadat sendiri. Melihat fenomena seperti itu
Nicholay tergugah untuk mengambil kebijakan yang paling tepat baginya,
dengan cara yang bisa ditempuh agar mereka bisa membaur. Ia mengeluarkan
peraturan yang memaksa mereka memasukkan anak-anak mereka ke sekolah
umum, agar kelak tumbuh dewasa seperti orang Rusia lainnya. Namun sayang,
harapan Nicholay justru menjadi senjata makan tuan. Wajib belajar bagi anak
Yahudi pada sekolah umum justru telah mencetak mereka menjadi golongan
warga terpelajar yang kelak akan menduduki posisi penting dalam
pemerintahan pada masa Alexander II. Sementara itu, identitas keyahudiannya
tetap mereka pertahankan dalam semua aspek kehidupan mereka. Jumlah anak
Rusia sendiri yang belajar tidak lebih banyak dari anak Yahudi.
Tahun 1855 Alexander II menaiki tahta kerajaan Rusia. Ia seorang Czar Rusia
yang kelak oleh Disraeli dijuluki sebagai "Czar Terbesar Bagi Rusia", karena ia
telah bekerja untuk memperbaiki nasib rakyat kelas bawah, golongan tertindas
dan kaum tani. Di antara golongan yang dimaksud oleh Disraeli adalah
golongan Yahudi. Inilah yang mendorong Disraeli memuji Alexander. Pada
masa sebelumnya, orang Yahudi terpelajar mengeluh karena mereka
menemukan beberapa kesulitan untuk mendapat pekerjaan dalam pemerintah,
dengan alasan agama yang mereka anut. Kemudian Alexander mengeluarkan
instruksi kepada seluruh pejabat di Rusia untuk membuka pintu lebar-lebar
pada seluruh instansi pemerintah bagi orang Yahudi, seperti hak yang
diberikan kepada warga Rusia lainnya.
Kebijakan Czar Alexander II sebenar benarnya mengandung niat baik terhadap
kelompok Yahudi, yang seharusnya disambut dengan sikap terima kasih. Akan
tetapi, kenyataannya justru sebaliknya. Para sesepuh Yahudi ekstrimis yang
punya hubungan dengan Konspirasi Internasional mengkhawatirkan, bahwa
langkah politik Alexander akan mengakibatkan pembauran Yahudi ke dalam
warga Rusia, dan hal ini dianggap sebagai ancaman terhadap identitas
mereka. Ini akan menyulitkan Konspirasi memancing kerusuhan dan kebencian
di negeri yang sangat luas, yang pada saat itu dikenal sebagai bangsa yang taat
beragama. Dengan demikian, Czar Alexander dianggap penghalang yang harus
disingkirkan bagi Konspirasi. Langkah reformasi dan sikap toleransinya telah
menyebabkan kesulitan bagi kaki-tangan Konspirasi untuk memancing
terjadinya kerusuhan.
Bukan satu hal yang mengherankan, kalau di sana terdapat makar untuk
membunuh Czar Alexander. Pada tahun 1866 terjadi percobaan pembunuhan,
tapi gagal. Usaha pembunuhan yang kedua kali terjadi pada tahun 1879. pihak
Konspirasi tidak kehilangan akal. Alexander terperdaya oleh siasat mereka, dan
terperangkap di sebuah rumah seorang wanita Yahudi kaya bernama Hessia
Helgman. Di rumah itulah Alexander menemui ajalnya dalam keadaan
misterius pada tahun 1881.
Program yang dirancang oleh Konspirasi menyebabkan timbulnya perang
antara dua kerajaan besar, yaitu Rusia dan Inggris. Sasaran yang dimaksud
oleh Konspirasi adalah :
Dampak umum dari perang itu akan berupa kehancuran fisik, psikologis,
ekonomi, demoralisasi dan kehancuran sosial di kedua kerajaan yang
berperang itu.
Mengeruk keuntungan besar-besaran dari penjualan senjata dan alat-alat
perang kepada kedua belah pihak. Pada saat yang sama Konspirasi
mengulurkan pinjaman berbunga kepada mereka.
Berikut dikutipkan tulisan Profesor Golden Smidt, guru besar ilmu sejarah
modern pada Universitas Oxford, yang dimuat dalam majalah milik
Universitas itu, edisi bulan Oktober 1881 :
"Kita sekarang berada di ambang pintu perang melawan Rusia. Perang ini kalau benarbenar terjadi akan melibatkan seluruh rakyat kedua negara itu. Lembaga keuangan
Yahudi di Eropa berusaha sekuat tenaga untuk mendorong agar perang ini terjadi.
Terompet Yahudi yang paling besar perannya adalah mass-media mereka yang berpusat
di Wina, ibukota kerajaan Austria."
Pembunuhan atas diri Alexander memicu gelombang kekerasan di
seluruh Rusia, yang mengakibatkan tindak kekerasan dan pembunuhan di
mana-mana, sebagai ungkapan rasa dendam terhadap orang Yahudi. Untuk
menanggulangi hal ini, pemerintah Rusia mengambil kebijakan baru dengan
mengubah politiknya yang berkenaan dengan hak-hak orang Yahudi.
Kebijakan ini dituangkan dalam undang-undang baru yang dikenal dengan
Peraturan Mei, karena peraturan ini dikeluarkan pada bulan Mei. Dalam
peraturan ini terdapat larangan keras terhadap perkumpulan dan organisasi
Yahudi. Para pendukung peraturan ini punya alasan kuat untuk membelanya.
Dalihnya, kalau Czar Alexander II dengan segala sikap toleransi dan
kebijakannya tidak bisa membuat orang Yahudi puas dan berterima kasih,
maka berarti mereka tidak akan puas dengan budi baik apa pun yang diberikan
oleh Czar, kecuali jika negeri Rusia ini telah benar-benar tunduk di bawah
kehendak mereka.
Sejarah kepedihan Yahudi kali ini terulang kembali. Mata kebencian dan rasa
muak tertuju kepada mereka di Rusia, meskipun yang bertanggungjawab atas
nasib itu sebenar benarnya adalah para pemimpin mereka sendiri. Seorang utusan
Yahudi bernama Baron Gainsburg, seorang agen resmi dari kelompok
Rothschild di Rusia bersama rekannya datang menghadap Czar baru,
Alexander III pada tahun 1882. Utusan itu mengajukan protes resmi terhadap
peraturan baru ini . Kemudian Czar berjanji untuk melaksanakan
penyelidikan mengenai faktor penyebab terjadinya tindak kekerasan terhadap
orang Yahudi yang menyebabkan jatuhnya sejumlah tumbal manusia. Pada
tanggal 3 September 1882 itu juga, penguasa Rusia mengeluarkan pernyataan
resmi mengenai hasil penyelidikan yang telah dilakukan sebagai berikut :
"Pemerintahan Rusia telah mencurahkan segala perhatian selama beberapa tahun
kepada orang Yahudi, dan kasus yang dihadapi oleh mereka, serta hubungan mereka
dengan rakyat Rusia lainnya. namun , pemerintah melihat para pemeluk agama
Kristen sangat menyedihkan, disebabkan oleh tingkah laku orang-orang Yahudi dalam
semua lapangan pekerjaan dan perekonomian. Semua itu terjadi karena ulah tangan
mereka selama 20 tahun. Mereka bukan saja memonopoli perdagangan dan hampir
seluruh lapangan kerja secara sistematis dan terencana, tapi lebih dari itu, mereka
melakukan hal yang sama dalam bidang sewa-menyewa dan pemilikan tanah.
Pemerintah telah melaksanakan pengamatan, bahwa kelompok Yahudi bekerja dalam
bentuk organisasi rapi, dengan tujuan menguasai dan memonopoli sumber kekayaan
negeri ini, dan akan melucuti bangsa Rusia dari kekayaan yang dimiliki oleh negeri
mereka. Kelompok warga yang paling menderita akibat tingkah orang Yahudi
adalah warga kelas bawah. Akibatnya, mereka bangkit melakukan tindak kekerasan
melawan kelompok Yahudi. Maka pemerintah mengambil kebijakan, di satu sisi
melindungi orang Yahudi dari tindak kekerasan, dan di sisi lain bertanggungjawab
menegakkan keadilan dan kemaslahatan umum, untuk mencegah orang Yahudi
menindas dan mengganggu orang Rusia, yang semua itu hanya akan merugikan
negara."
Dari hasil penyelidikan di atas jelas tampak, bahwa sebab-sebab lahirnya
undang-undang Mei bukan saja sebagai ungkapan rasa dendam atas
terbunuhnya Czar Alexander II, melainkan karena adanya peringatan dari para
ahli ekonomi Rusia yang tahu persis adanya niat jahat dari orang-orang
Yahudi. Karena itu, pemerintah merasa perlu menyelamatkan perekonomian
dan kehidupan sosialnya secara tuntas dari ulah para pedagang dan rentenir
Yahudi. Sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh pemerintah Rusia terhadap
orang Yahudi itu membuat utusan Rothschild panas hati, melaksanakan
kegagalan misinya. Tak ayal lagi, para sesepuh Yahudi internasional lalu
bertekad mencari strategi baru untuk menghadapi Czar Rusia. Senjata yang
paling diandalkan oleh para sesepuh Yahudi adalah ekonomi dan keuangan
yang mereka miliki. Dengan senjata ini mereka memerangi perdagangan Rusia
di seluruh dunia, dengan memakai pengaruh keuangan yang mereka
miliki di seluruh Eropa. Mereka memasang blokade terhadap seluruh produksi
dan pemasaran barang-barang dari Rusia. Negara ini akhirnya jatuh dalam
krisis ekonomi yang parah, dan kas negara makin habis terkuras, yang
mencapai puncaknya pada tahun 1905. Pada saat yang sama terjadi kerusuhan
dan kekacauan di seluruh wilayah Rusia dengan dukungan dana dari
Konspirasi internasional. Kecemburuan sosial melanda segenap lapisan
warga yang merasa terkena jepitan ekonomi. Fenomena ini terus
berkembang dan meluas ke seluruh kerajaan Rusia.
Kondisi menyedihkan itu dimanfaatkan oleh unsur revolusioner yang tumbuh
dari golongan terpelajar, golongan pekerja dan golongan lain yang merasakan
pahit getirnya krisis ekonomi yang sedang terjadi. Ditambah lagi dengan
ketidakpuasan terhadap sistem kerajaan yang bersifat menindas. Unsur-unsur
revolusioner makin sering melaksanakan kegiatan yang kelak bisa menyebar
benih-benih partai Komunis Rusia. pihak Konspirasi Internasional mendapat
peluang emas untuk mengail ikan di air keruh, ketika pada tahun 1905 krisis itu
mencapai puncaknya, dengan meletusnya perang antara Jepang dan Rusia.
Perang merupakan pukulan paling telak dalam sejarah Rusia, sehingga
kerajaan Rusia tidak bisa lagi berdiri dengan kedua kakinya.
Pada masa pemerintahan Czar Alexander III, pemerintah dan rakyat Rusia
mengetahui secara global, bahwa sumber kekacauan dan kesulitan ekonomi
yang dialami adalah akibat ulah tangan-tangan Yahudi yang terselubung.
Gejala ini memicu sikap benci terhadap unsur Yahudi sedemikian
besarnya, seperti sikap orang Jerman dalam membenci unsur Yahudi, sesudah
faham Karl Reiter tersebar luas di seluruh Jerman. Di pihak lain, orang Yahudi
Eropa terus mengatur dan memberi dana kepada gerakan kerusuhan yang
dirancang dari sarang perkumpulan Free Masonry di Perancis dan Inggris dan
negara Eropa lainnya. Mereka sudah lama memimpikan sebuah negara
nasional bangsa Yahudi. Dengan demikian, kalau terjadi tindak kekerasan
sebagai balas dendam terhadap mereka dari bangsa Eropa, bagi mereka
tersedia tempat berlindung yang sekaligus bisa dijadikan pusat kegiatan yang
bersifat internasional yang aman bagi Konspirasi internasional. Gerakan ini
dipimpin oleh seorang Yahudi Jerman bernama Theodore Herzl, yang kelak
berhasil mendirikan sebuah negara Zionis Israel.
Kelompok perusuh dari satu pihak dan kelompok revolusioner di pihak lain di
Rusia melaksanakan sejumlah pembunuhan politik dengan tujuan yang berbeda.
Kelompok teroris berhasil membunuh Bogoliev, Menteri Pendidikan Rusia
tahun 1901, karena dendam akibat disahkannya peraturan mengenai
pendidikan yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang membatasi jumlah
anak Yahudi yang bisa diterima di sekolah umum Rusia. Kemudian menyusul
pembunuhan atas diri Despiagin, Menteri Dalam Negeri, juga karena adanya
beberapa kata yang terdapat dalam undang-undang Mei, yang
memperbolehkan orang Yahudi hidup dengan bebas hanya terbatas dalam
ghetto-ghetto khusus bagi mereka. Berikutnya menyusul lagi pembunuhan
terhadap Yogdanovich, gubernur Uka pada tahun 1903. Kemudian
pembunuhan terhadap Vichiliev, Perdana Menteri Rusia tahun 1904, dan
pembunuhan terhadap Prince Sergey, paman Czar sendiri. Pemberontakan
1905 kemudian berhasil ditumpas oleh jenderal Durbachiev, karena Konspirasi
tidak mampu menghadapinya secara terbuka. Lalu mereka mencari jalan lain
untuk membunuh dari belakang pada tahun berikutnya. Pembunuhan yang
terjadi beruntun, dan kekacauan yang berkepanjangan itu membuat Czar
Alexander III marah besar. Ia mengeluarkan pernyataan dengan menunjuk
hidung pihak Yahudi sebagai biang kerok kerusuhan, krisis ekonomi dan
pembunuhan politik ini . namun , golongan Komunis yang telah
berhasil mendapat dukungan luas, dengan memakai nama partai Sosialis
Revolusioner merancang untuk membunuh Czar dengan membentuk
kelompok teroris yang dipimpin oleh seorang pembunuh Yahudi berdarah
dingin bernama Gishuin dan seorang lagi bernama Iveno Aziev. Kemudian dua
orang ini mendapatkan satu orang lagi bernama Alexander Olianov untuk
bekerja sama dalam rencana pembunuhan atas diri Czar Alexander III. Akan
tetapi, rencana jahat ini bisa digagalkan, dan Olianov ditangkap oleh pasukan
keamanan, lalu diadili dan dihukum mati. Hal ini menyebabkan adik Olianov
bernama Vladimir Olianov menjadi dendam. Ia lalu bergabung pada partai
Sosialis Revolusioner. Vladimir inilah yang beberapa tahun kemudian dikenal
dengan nama Lenin.
Revolusi Komunis tumbuh mekar pada saat situasi pemerintahan Czar sedang
tenggelam dalam perang melawan pemberontakan dalam negeri, yaitu
melawan gerakan kerusuhan yang diatur oleh orang Yahudi, dan juga perang
melawan krisis sosial dan ekonomi, serta kekacauan yang juga ditimbulkan
oleh tangan Yahudi Internasional. Pada saat mereka meniupkan perang antara
Rusia dan Jepang dengan tujuan untuk menghancurkan Rusia, mereka telah
membuat program kerja. Secara diam-diam perusahaan Cohen-Lobe di
Amerika mengirimkan dana besar-besaran kepada pemerintah Jepang.
Pengiriman dana besar-besaran kepada Rusia sesuai dengan program
Konspirasi dihentikan seketika oleh lembaga keuangan Rothschild. Pada saat
yang sama kelompok sabotase yang bekerja di bawah naungan kelompok
Rothschild, khususnya para teknisi dalam jajaran militer yang tersebar di
seluruh tempat strategis melakukan aksinya dengan memutuskan jalur
perbekalan militer dan logistik, khususnya jalur kereta api yang mengangkut
perbekalan Rusia menuju Timur jauh. Akibatnya, pasukan Rusia porakporanda. Rencana ini benar-benar dilaksanakan dengan sempurna. Kali ini
dunia terkejut untuk kesekian kalinya atas kekalahan sebuah kerajaan besar
Rusia di hadapan pasukan Jepang yang kecil itu. Sejarah masih tetap bertanyatanya kebingungan mengenai sebab-sebab kekalahan yang tidak masuk akal
itu.
Kemudian diadakan pembicaraan damai di kota Portsmouth Amerika Serikat
tahun 1905. Utusan khusus telah menghubungi konglomerat Yahudi kelas
internasional bernama Yacob Sheiff yang mewakili kelompok perusahaan
Cohen-Lobe, yaitu yang mendukung dana kepada Jepang dalam perang
melawan Rusia. Maksudnya ialah untuk minta penjelasan mengenai sebabsebab yang mendorong lembaga keuangan raksasa ini memihak Jepang dalam
perangnya melawan Rusia. Pertanyaan itu dijawab dengan surat yang isinya
sebagai berikut :
"Anda tahu dan Anda adalah seorang ahli ekonomi dan politik. Tidak mungkin Anda
akan mengharapkan, demi kepentingan dan pengaruh orang Yahudi Amerika, kecuali
berbuat sesuatu untuk menentang pemerintah Rusia yang telah memerangi
kepentingan keuangan orang Yahudi, dan tidak meluluskan tuntutan mereka, serta
tidak menjamin hak mereka."
Kecaman Yacob Sheiff terhadap pemerintah Rusia tampak jelas sekali dalam
jawabannya itu. Ia sendiri adalah orang yang bertanggungjawab mengenai
dukungan dana kepada gerakan revolusioner dan kekacauan yang melanda
Rusia sejak tahun 1887. Bantuan seperti itu terus mengalir hingga pecah
revolusi Bolshevik tahun 1917. Peristiwa ini diungkap oleh berbagai mass
media internasional secara terbuka. Dan harian Figareau di Perancis memuat
kasus itu dalam edisi 20 Februari 1932.
B. Pembantaian Januari dan Revolusi Manshevik
Pada tahun 1903 para tokoh Komunis Rusia, Eropa, Eropa Timur dan Jerman
merencanakan melaksanakan konferensi di kota Brussels, ibu kota Belgia, tapi
ditolak oleh pemerintah Belgia. Akhirnya konferensi diadakan di London.
Dalam konferensi itu sendiri terjadi perpecahan tajam antara kelompok yang
berpihak kepada tokoh Yahudi Martov yang disebut Manshevik. Situasi di
Rusia makin memburuk akibat meletusnya peristiwa demi peristiwa. Struktur
kerajaan Czar makin bertambah rapuh. Kemudian datang sebuah pukulan
mematikan dari Jepang dalam sebuah perang yang terjadi tahun 1905, yaitu
sebuah negara yang dipandang oleh Rusia sebagai negara kecil tak berdaya.
Belakangan pemerintah berusaha menjelaskan kepada rakyatnya tentang sebab
yang memicu bangsa Rusia menderita, akibat situasi perekonomian Rusia
yang porak-poranda. Pemerintah kemudian memberi kebebasan kepada para
buruh untuk membentuk serikat buruh. Pemerintah tidak menyadari bahaya
yang timbul akibat dari penyusupan ke dalam serikat buruh itu oleh gerakan
revolusioner dan kelompok perusuh. Dari serikat buruh itu muncul seorang
pemimpin aktivis berpengaruh, yaitu pendeta Kristen Ortodoks bernama
Father Gabon yang menjadi panutan sekaligus juru bicara mereka. Hal ini
membuat para tokoh di balik layar menjadi iri. Apalagi ia makin dihormati oleh
istana dan para menterinya. Tidak mengherankan kalau Father Gabon sering
diundang untuk dimintai pertimbangannya oleh Czar dalam berbagai kasus .
Ketika terbetik berita mengenai kekalahan Rusia melawan Jepang dan akibat
dari kekalahan itu, tersiar di Rusia timbulnya kerusuhan besar di kalangan
buruh untuk menuntut diadakannya perbaikan. Father Gabon sendiri juga
merencanakan melaksanakan sebuah demonstrasi besar-besaran secara damai
menuju istana Czar pada tanggal 22 Januari 1905. Gabon akan mengajukan
surat permohonan mengenai perbaikan secara damai. Sementara itu, pihak
kelompok ekstrimis akan mengajukan beberapa tuntutan dengan
memakai kekerasan.
Sesuai dengan tanggal yang telah ditetapkan, demonstrasi besar-besaran
diadakan pada tanggal ini di atas, diikuti oleh berbagai kelompok serikat
buruh, disertai oleh anak dan istri mereka. Demonstrasi berjalan teratur menuju
istana Czar di ibukota Rusia dan Petersburg, yaitu kota Leningrad sekarang.
Sampai di sini demonstrasi masih berjalan damai dan mengisyaratkan
kepatuhan mereka terhadap Czar. Namun ketika mereka sampai di depan
pintu istana, tiba-tiba terjadi pembantaian besar-besaran yang dikenal dalam
sejarah Rusia dengan sebutan "pembantaian minggu berdarah". Tembakan
senapan mesin membabi-buta menghujani mereka, sehingga ribuan korban
jatuh berserakan menutupi halaman istana dengan darah mereka. Sedang
sejumlah besar lainnya mengalami luka parah. Siapakah sebenar benarnya orang
yang berada di balik pembantaian itu? Czar Nicholey II saat itu sedang berada
di luar kota San Petersburg. Hasil penyelidikan selanjutnya menunjukkan,
bahwa perintah penembakan itu datang dari seorang perwira pengawal istana
Czar, dan ia adalah pelaksana dari rancangan besar yang dibuat oleh
Konspirasi Internasional.
Pembantaian kejam ini menyulut api kebencian umum terhadap Czar dan
pemerintahnya. Untuk menurunkan suhu politik yang makin memanas, Czar
mengeluarkan sebuah instruksi untuk membentuk komite khusus guna
menyelidiki peristiwa-peristiwa berdarah ini , beberapa hari ini sesudah
kejadian. Czar juga melaksanakan perubahan sistem, dari sistem kerajaan
absolut menjadi sistem elektif dengan mengeluarkan instruksi untuk
membentuk badan legislatif yang dikenal dengan sebutan Duma. Czar
memberi amnesti kepada para tawanan politik. Di antara tawanan yang
mendapat amnesti adalah Lenin, Martov dan tokoh-tokoh Bolshevik dan
Manshevik lainnya. namun , kebebasan mereka justru membuat suhu
kekacauan dan pembangkangan lebih panas.
Program yang dirancang oleh Konspirasi internasional atau sering disebut
dengan perkumpulan Sesepuh Zionis bukanlah untuk menyalakan api revolusi
pada saat itu, melainkan mereka masih menginginkan sistem kerajaan Rusia
berlangsung dulu, hingga pecah perang dunia I, yang saat itu masih dalam
rancangan. namun , perkembangan situasi Rusia menyebabkan kelompok
Bolshevik menyalahi instruksi dari kekuatan terselubung. Menurut
perhitungan mereka, saat pecahnya revolusi telah tiba. Mereka tidak bisa
disalahkan kalau punya perhitungan seperti itu, karena kondisi kerajaan Rusia
pada saat itu telah jatuh porak-poranda, disebabkan oleh banyaknya kasus
yang dihadapi. Dengan sekali pukul, kerajaan itu akan lenyap seketika.
Pemogokan umum dimulai tanggal 20 Oktober 1905 di seluruh kota penting di
Rusia. Kemudian disusul dengan didudukinya ibukota San Petersburg
(Leningrad sekarang) pada tanggal 27 Oktober tahun yang sama. Lalu
menyusul lahirnya deklarasi sebuah pemerintahan baru. Kemudian Trotsky,
seorang tokoh Yahudi Komunis kenamaan mengumumkan diri sebagai
pimpinan revolusi Manshevik. namun , terhadap kekuatan yang
menentang revolusi ini, Czar sendiri tidak mampu mengatasinya. Dana yang
selama ini diberikan kepada gerakan revolusioner dan kelompok teroris
dihentikan sama sekali oleh kekuatan terselubung itu. Bahkan juga diperangi,
sehingga pasukan pemerintah berhasil menduduki kembali San Petersburg
dengan mudah, tanpa ada perlawanan yang berarti pada tanggal 16 Desember
1905. Kemudian Trotsky bersama 30 orang tokoh revolusi mendapat giliran
menjadi buron. Dan kerusuhan timbul kembali di bawah pimpinan seorang
Yahudi bernama Yarifos. Pasukan Czar yang berhasil menumpas gerakan
perusuh itu sekaligus mengembalikan sistem kerajaan lagi.
C. Lenin dan Revolusi Merah
Lenin yang nama aslinya Vladimir Olianov dilahirkan tahun 1870 di kota
Smirsk, terletak di pinggir sungai Volga. Ayahnya seorang konsultan eksekutif
dalam bidang pendidikan, di samping direktur sebuah lembaga pendidikan
pemerintah, sehingga memungkinkan anaknya menyelesaikan sekolah
menengah dan perguruan tinggi. Dengan latar belakang pendidikan yang
cukup pada masa itu, Lenin dengan mudah bergaul dengan kalangan terpelajar
Rusia. Pada masa mudanya, Lenin pernah mengalami stres berat akibat
saudara kandungnya, Alexander Olianov dihukum mati, sesudah melaksanakan
usaha pembunuhan terhadap Czar. Dengan dendam yang membara, Lenin
segera bergabung pada gerakan revolusioner bersama kawan-kawan Yahudi
seperguruan tingginya.
Vladimir memiliki kelebihan lainnya, yaitu keberaniannya untuk melarikan diri
demi cita-citanya yang besar. Sejak masa mudanya Vladimir banyak bergaul
dengan kawan-kawannya, dan banyak berkecimpung dalam gerakan
revolusioner atheis. Hubungannya dengan para aktivis Yahudi telah banyak
menambah pengalamannya, yang akhirnya ia mempersunting seorang gadis
jelita Yahudi.
Vladimir mempelajari secara mendalam dan analitis tentang peristiwa yang
terjadi, hingga meletusnya revolusi besar di Perancis. Ia tahu benar, bahwa para
pemilik modal Yahudi internasional adalah pihak perancang dan pendukung
dana Revolusi Perancis itu. Ini membuat Vladimir berfikir untuk menghubunghubungkan peristiwa sejarah dengan kenyataan terselubung, yaitu berlanjutnya
persekongkolan internasional dalam gerakan revolusioner sepanjang sejarah,
dalam lingkup rancangan kekuatan terselubung di bawah petunjuk dan
instruksi para pemilik modal Yahudi internasional. Pada saat itulah Vladimir
berniat mengumpulkan data sebanyak mungkin dari para tokoh revolusioner
internasional, untuk kemudian mengambil pelajaran dari langkah-langkah
mereka. Catatan mengenai peristiwa sejarah menunjukkan, bahwa
perkumpulan Sesepuh Yahudi menemukan pada diri Lenin, sebagai orang
yang dicari-cari dan sangat dibutuhkan oleh mereka. Sejak itu ia terpilih
sebagai agen utama dalam revolusi Komunis di Rusia.
Pada masa itu, Swiss merupakan tempat perlindungan bagi para aktivis
revolusi dan gerakan perlawanan di Eropa Timur. Swiss adalah pusat yang
penting bagi para pemilik modal Yahudi internasional. Vladimir melarikan diri
ke Swiss pada tahun 1895 dalam usia 25 tahun, sesudah saudaranya dihukum
mati oleh Czar. Di sanalah ia bertemu dengan tokoh-tokoh Komunis dalam
pengasingan. Dalam sekejap Vladimir segera dikenal oleh mereka, karena
kecerdasan dan wawasannya yang luas. Di samping itu Lenin bergabung
dengan para tokoh Komunis di Swiss atas nasihat dan bimbingan para Sesepuh
Yahudi. Di sana ia bertemu dengan Bilichanov, seorang penganut Kristen satusatunya di antara mereka kecuali Lenin, dan dari tokoh Yahudi seperti Leoduch
Kslarud, Yulius Rayoum dan wanita Yahudi Feroza Solich dan lain-lain.
Mereka lalu mendirikan perkumpulan proletar berhaluan Marxisme dengan
nama Kelompok Pembebasan Kaum Pekerja. Yulius Rayoum ketika itu masih
berusia sangat muda seperti Lenin. namun , ia sudah dikenal sebagai
anggota teroris yang sadis dan berdarah dingin, ketika masih hidup dalam
ghetto. Kelak ia menjadi pemimpin Manshevik, dengan mengambil sebuah
nama julukan untuk dirinya, yaitu Martov seperti juga Vladimir Olianov
menjuluki dirinya dengan sebutan revolusioner, Lenin.
Lenin kembali dari Swiss sesudah membekali diri dengan berbagai pengalaman
baru mengenai gerakan revolusioner yang diberikan oleh para tokoh Yahudi. Ia
bekerja sama dengan Martov dan para tokoh revolusioner lainnya dalam
mempersiapkan sebuah revolusi, yang akan dimulai dari San Petersburg.
Mereka mengatur pemogokan umum, demonstrasi dan kerusuhan dengan
menyebarkan propaganda faham Komunisme Atheis, disamping melakukan
penyusupan orang penting tertentu untuk diperalat. Namun akhirnya Lenin
dan kawan-kawannya ditangkap dan diadili. Lenin dipenjarakan sampai tahun
1897, kemudian dibuang ke Siberia bersama Martov dan kawan-kawan. Ia
diperbolehkan membawa serta istri dan anaknya yang masih kecil. Lenin hidup
dalam pembuangan sampai tahun 1900, yaitu ketika Czar memberi amnesti
umum bagi para tahanan politik. Kemudian Lenin dan Martov bersama kawan-
kawannya pergi meninggalkan Rusia menuju Swiss. Di Swiss mereka bertemu
lagi dengan banyak kawan dan guru lama serta para agen Sesepuh Yahudi.
Mereka sepakat menerbitkan sebuah harian, akan menyuarakan gerakan
Komunisme internasional. Tanggungjawab penerbitan ini diserahkan kepada
tiga tokoh senior yaitu, Bilichanov, Kslarud dan Yutorisov. Sedang istri Lenin
sendiri bertindak sebagai sekretaris redaksinya. Tidak lama kemudian Trotsky
bergabung ke dalam dewan redaksi. Koran itu diberi nama bahasa Jerman
ESKIRE, yang berarti "menyala". Harian ini pada mulanya diterbitkan dari
Munchen Jerman, lalu dipindahkan ke Jenewa Swiss tahun 1903. Untuk
distribusinya, koran ini diselundupkan ke Rusia oleh agen-agen The Grand
Eastern Lodge dan perkumpulan yang berada di bawah naungannya, sesuai
dengan cara yang selalu ditempuh oleh para Sesepuh Yahudi.
Eskire pernah memuat ajakan untuk melaksanakan pertemuan umum bagi
gerakan Komunis yang menurut rencana akan diadakan di kota Brussels
ibukota Belgia. namun , pemerintah Belgia menolak untuk mengizinkan
pertemuan itu diadakan di buminya. Kemudian pertemuan itu diadakan di
kota London, seperti telah kita singgung terdahulu. Orang tahu, bahwa Inggris
itu adalah negara kapitalis. Banyak pihak bertanya-tanya, mengapa pertemuan
seperti itu boleh diselenggarakan di Inggris. Ini merupakan bukti kuat tentang
adanya hubungan terselubung yang bisa mendesak pemerintah Inggris untuk
menyetujui permohonan bagi diadakannya pertemuan itu. Siapakah gerangan
pihak terselubung yang telah mampu mendesak pemerintah Inggris sebagai
negara adidaya pada saat itu? Siapa lagi kalau bukan kelompok pemilik modal
internasional. Pertemuan itu diadakan di London tahun 1903, yang
menyebabkan timbulnya perpecahan, seperti juga telah kita ulas terdahulu,
yaitu kelompok Manshevik di bawah pimpinan Martov, dan kelompok
Bolsevick di bawah pimpinan Lenin.
sesudah mengalami kegagalan di atas, partai Komunis menjadwalkan sebuah
pertemuan lagi untuk membahas kasus revolusi dan hasil yang telah mereka
capai. Pertemuan ini diadakan di London lagi tahun 1907, dihadiri oleh 91
utusan dari kelompok Bolshevik dan 89 utusan dari kelompok Manshevik. Di
samping itu hadir pula utusan dari gerakan Komunis Polandia di bawah
pimpinan seorang wanita Yahudi bernama Roza Luxemburg, dan utusan partai
Komunis Jerman di bawah pimpinan seorang Yahudi bernama Rafael
Ivahamovich. Maka jumlah peserta pertemuan mencapai 312 orang. Lenin kali
ini diserang habis-habisan oleh para tokoh Manshevik dengan tuduhan telah
menyalahgunakan dana dalam jumlah besar, tanpa menjelaskan dari mana
diperoleh. Dalam pertemuan itu muncul seorang tokoh muda selain Lenin,
bernama Stalin. Di antara keputusan yang diambil dalam pertemuan itu adalah
keharusan untuk bekerja keras dan maju terus, di bawah satu komando yang
ditopang dengan propaganda mass media secara luas dan terorganisir.
Pada tahun 1908 kelompok Bolshevik menerbitkan harian lain dengan nama
PROLETARIA. Harian ini juga dimaksudkan untuk menyebarluaskan faham
Komunis, dan sekaligus sebagai penyambung lidah mereka. Lenin sendiri
duduk sebagai pimpinan redaksinya, dibantu oleh Zenoviev dan Dovirovinsky.
Sedang pihak kelompok Manshevik menerbitkan harian mereka sendiri dengan
nama GOLOS SOSIAL DEMOKRATIS, yang pimpinan redaksinya dipegang
oleh Bilichanov, Kslarud, Martov dan Martonov.
Satu hal yang perlu diingat di sini adalah bahwa seluruh pimpinan redaksi
kedua harian Komunis itu dipegang oleh para tokoh Yahudi Komunis senior,
selain Lenin dan Bilichanov. Adapun Trotsky, yaitu seorang Yahudi Komunis
kenamaan telah memisahkan diri dengan jalan fikirannya sendiri pula. Ia
menerbitkan sebuah harian yang diberi nama PRAVDA. Pada tahun 1909 dua
tokoh Yahudi di antara pimpinan redaksi surat kabar Proletaria bergabung
dengan Lenin, yaitu Zenoviev dan Dovirovinsky, untuk kemudian membentuk
kelompok tiga serangkai yang kelak memerintah Rusia, sampai saat Lenin
meninggal dunia tahun 1924.
D. Peran Rasputin dan Revolusi Merah
Situasi di Rusia dari luar tampak tenang, sesudah revolusi Manshevik bisa
ditumpas. Czar menyadari kesalahan yang selama ini membuatnya dimusuhi
oleh banyak pihak. Ia lalu melaksanakan reformasi dalam pemerintahannya, dan
membenahi istana serta memerangi demoralisasi yang telah merusak kalangan
tertentu. Undang-undang pemilihan umum diterapkan, dan Duma sebagai
majelis legislatif difungsikan. Kemudian Stolibin seorang tokoh pembaharu
dipilih untuk menjadi Perdana Menteri Rusia. Stolibin mulai melangkah
dengan perbaikan mendasar pada semua sektor. Ia memperbaiki ekonomi dan
mengeluarkan undang-undang baru yang dikenal dengan sebutan undangundang Stolibin, untuk melindungi hak-hak sipil kaum petani, dan mengatur
undang-undang tentang land-reform berdasarkan bantuan dana yang diberikan
kepada para petani untuk membeli tanah milik negara yang mereka garap.
Namun sayangnya, reformasi ini justru membuat para aktivis revolusioner
lebih tidak senang kepada pemerintah, baik dari golongan Bolshevik maupun
dari golongan Manshevik, yang telah mendapat instruksi penting dari
kekuatan terselubung. Mereka tidak senang melihat stabilitas pulih kembali di
Rusia. Untuk itu, mereka sepakat melaksanakan rencana untuk menghabisi
hidup Stolibin, yang bagi rakyat Rusia merupakan Perdana Menteri terbesar
dalam sejarah negeri itu. Beberapa kali usaha pembunuhan terhadap dirinya
selalu gagal. Akhirnya Stolibin ditembak mati oleh seorang Yahudi bernama
Morday Yogovov di sebuah auditorium kota Kiev tahun 1911.
Sepeninggal Stolibin, pemerintah Rusia berusaha meneruskan langkah
perbaikan Stolibin. pihak kekuatan terselubung juga tidak berhenti
melaksanakan persekongkolan untuk memicu kerusuhan dan
ketidakstabilan. Maka muncullah perang propaganda besar-besaran, seperti
pernah dialami oleh Perancis sebelum revolusi. Propaganda gosip tentang
skandal sosial, moral dan seksual diarahkan kepada orang-orang penting istana
dan istri tokoh masyarakat, para pejabat pemerintah dan lain-lain. Fenomena
suap-menyuap muncul dengan tiba-tiba. Demoralisasi segera menyebar di
seluruh lapisan masyarakat. Kehidupan mewah ala jet-set mewarnai keluarga
Czar. Pesta-pora gila-gilaan, yang digemari oleh kalangan istana dan para
pejabat menjadi lahan subur untuk dijadikan bahan gosip. Demikianlah
fenomena yang dideskripsikan oleh kekuatan terselubung lewat mass-media
dan alat propaganda lainnya. Meskipun gosip itu tidak seluruhnya merupakan
isapan jempol, namun di situ terdapat seorang tokoh penting yang dijadikan
sumber jaringan propaganda demoralisasi. Tidak lain tokoh ini adalah setan
berjubah pastor, Rasputin sendiri, yaitu tokoh yang sengaja dipasang untuk
mempersiapkan pecahnya revolusi Rusia, persis seperti peran yang dimainkan
oleh Coderlos De Lalco dalam revolusi Perancis. Kesamaan yang aneh telah
terjadi lagi dalam sejarah, karena merupakan hasil dari perancang yang sama.
Rasputin yang memiliki kharisma besar dan teguh pendirian itu telah bisa
menguasai istana dengan jalan mendekati permaisuri Czar yang putranya
sakit-sakitan, karena ia bisa meyakinkan sang permaisuri, bahwa ia bisa
menyembuhkan putranya. Faktor 'kebetulan' juga ikut berperan, sehingga
Rasputin bisa masuk ke istana, karena Czar Nicholey II memiliki kepribadian
lemah dan lugu. Jika saja Czar Nicholey memiliki kepribadian kuat, bermoral
dan berpendirian tegas, nasib Rusia dan rakyatnya mungkin akan berbeda dan
terhindar dari pembantaian Minggu itu.
Lama-kelamaan Rasputin bukan saja menguasai Czar Nicholey II, melainkan
sebagian besar kaum muda Rusia juga sudah banyak termakan gosip dan
faham atheis permissive yang disebarluaskan oleh kelompok revolusioner.
Rasputin sendiri adalah orang yang bejat moralnya, dan punya filsafat hidup
permissive, sebagaimana terlihat dari ucapannya, 'Hidup adalah untuk
mencapai kenikmatan lahir-batin sepuas-puasnya. sesudah itu lalu
membersihkan batin kembali dan menyelamatkannya'. Rasputin mendapat
banyak pengikut berkat kedudukannya sebagai pendeta, dan persahabatannya
dengan Czar. Jalan pemikirannya benar-benar memicu arus demoralisasi
besar-besaran, terutama sesudah ia dengan isyarat dari kekuatan terselubung di
balik layar berhasil menciptakan suasana permisif dalam istana, yang belum
pernah terjadi di Rusia selama itu, persis seperti suasana Royal Palais di
Perancis menjelang pecahnya revolusi.
Suhu situasi di Rusia akhirnya mencapai titik siap bagi meletusnya revolusi
yang ditunggu-tunggu. Kemudian disusul terjadinya peristiwa di Eropa
sebagai permulaan meletusnya Perang Dunia I, yang akan kita bicarakan.
Dalam Perang Dunia I, Rusia berperang melawan Jerman. Berkat propaganda
Bolshevik dan Manshevik, patriotisme bangsa Rusia menurun di kalangan
rakyat dan angkatan bersenjata. Demikian pula kaki-tangan Konspirasi masih
menempati posisi penting pada pos-pos perhubungan, logistik dan transportasi
sejak Rusia perang melawan Jepang. Kekalahan Rusia dari Jepang dijadikan
bahan propaganda kelompok revolusioner untuk menyebarkan sikap ragu dan
cemas di dalam negeri. Kekacauan makin memuncak, dan keruntuhan makin
dekat, ibarat lumpur yang bertambah becek. Rasputin ternyata kelak diketahui
sebagai seorang agen rahasia Jerman. Tak diragukan lagi, bahwa di belakang
Rasputin ada kekuatan Konspirasi internasional yang telah mengatur semua
itu. Apalagi markas operasi Rasputin berada di dekat istana Czar, sehingga
lebih mudah ia mengumpulkan informasi yang dibutuhkan dari kalangan
istana.
Sedang Lenin dan Martov beserta para tokoh Komunis lainnya pada saat itu
masih berada di Swiss untuk menikmati kehidupan mewah di negara netral,
dan jauh dari kebisingan perang yang sedang berkecamuk di negerinya, sambil
menunggu instruksi khusus. Trotsky saat itu masih berada di New York untuk
merekrut kelompok teroris Yahudi profesional, yang kemudian dikirim ke
Rusia. sesudah saat yang tepat tiba, mereka akan melaksanakan perang jalanan di
kota-kota besar Rusia. Akhirnya kerusuhan pun tidak bisa dihindarkan sejak
awal tahun 1917, yaitu sejak kelompok bawah tanah Yahudi menghentikan
supply kebutuhan pokok ke ibukota San Petersburg. Bahaya kelaparan mulai
dirasakan penduduk. Sementara itu, para tokoh revolusi yang mayoritas terdiri
dari orang Yahudi terus menghasut massa agar melakukan kerusakan dan
perampokan di mana-mana. Mereka membagi-bagikan uang kepada para
perusuh disertai dengan pengarahan yang disampaikan oleh kekuatan
terselubung itu. Maka lautan demonstran memenuhi jalan-jalan besar. pihak
pemerintah telah mengambil pelajaran dari pemberontakan Januari 1905,
sehingga untuk menembakkan sebutir peluru pun mereka harus berfikir
panjang dalam situasi seperti itu. Hal itu bukan berarti, bahwa demonstrasi
terus berjalan tertib. Para tokoh di balik layar telah mengatur taktik untuk
memancing kekerasan. Mulailah terdengar suara tembakan senjata api yang
diarahkan kepada para demonstran dari tempat tersembunyi yang telah diatur.
Tembakan itu seolah datang dari pasukan pemerintah. Tumbal berjatuhan dan
ratusan lainnya menderita luka-luka. Kekacauan berkembang menjadi
kekerasan dan kebrutalan. Apalagi sesudah para demonstran dengan berapi-api
berhasil membongkar penjara, dan melepaskan narapidana yang segera
menyebar ke mana-mana dengan membakar gedung-gedung dan melaksanakan
perampokan di jalan-jalan. Saat itu Czar sedang keluar untuk mengunjungi
pasukan Rusia di medan tempur. Majelis Duma menyampaikan kepada Czar
tentang perkembangan situasi terakhir yang sangat berbahaya, agar Czar
segera mengambil langkah-langkah drastis yang perlu untuk mengatasinya.
namun , berita yang disampaikan melalui telegram itu berhasil disita oleh
kaki-tangan Konspirasi yang bercokol di The Grand Eastern Lodge, sehingga
berita itu tidak sampai kepada Czar.
Peran Free Masonry bukan hanya sampai di situ. Banyak peran penting lainnya
yang sangat berbahaya. Di satu sisi, Free Masonry mengawasi dan mengatur
gerakan dan jaringan terselubung. Di sisi lain, Free Masonry memberi dana
besar-besaran kepada kaki-tangan yang menyelusup ke dalam instansi
pemerintah, angkatan bersenjata, kalangan buruh dan berbagai perkumpulan.
Ditambah lagi, Konspirasi Yahudi melakukan sejumlah operasi rahasia untuk
menggoyahkan pasukan Rusia di medan tempur. Contoh operasi terselubung
seperti itu adalah sebuah instruksi palsu yang diberikan oleh seorang
komandan kaki-tangan Konspirasi kepada pasukannya untuk melaksanakan
serbuan terhadap musuh. Pada saat yang sama, pasukan pelindung yang di
garis belakang mendapat instruksi untuk segera mundur. Akibatnya, pasukan
Rusia ketika itu mendapat pukulan hebat dengan korban jiwa dan sejumlah
lainnya menjadi tawanan musuh. Lebih parah lagi, di sana terjadi
pembangkangan dan desersi dalam gerakan barisan angkatan bersenjata, karena tidak
puas terhadap komandan yang mengecewakan bawahannya itu. The Grand
Eastern Lodge juga memakai taktik suap-menyuap kepada para perwira tinggi
dan menengah, untuk merebut simpati pasukan pengawal kerajaan di San
Petersburg. Di samping itu, taktik propaganda atheisme dan teori Marxisme
juga dipakai, sehingga pada saat menjelang pecahnya revolusi pada tanggal 12
Maret 1917 terjadi desersi atau pembelotan besar-besaran dalam pasukan
pengawal kerajaan di San Petersburg, sampai terjadi baku hantam antara
mereka sendiri. Menyusul kemudian, terjadinya suatu peristiwa di luar
dugaan, yaitu dua barak militer menyerahkan diri dan bergabung kepada
pemberontak revolusioner. Maka jatuhlah ibukota San Petersburg ke tangan
mereka. Kemudian diumumkan berakhirnya sistem kerajaan Czar Rusia oleh
pihak pemberontak revolusioner.
Seusai revolusi, secara umum kekuasaan belum jatuh ke tangan Komunis atau
Bolshevik, seperti yang diduga. Bahkan sebuah komite telah berdiri dengan
jumlah anggota sebanyak 12 orang dari majelis Duma, untuk membentuk
pemerintahan sementara di bawah pimpinan Krinsky, segera sesudah terjadi
Revolusi Merah itu. Sementara itu, kelompok Manshevik juga membentuk
Majelis Sovyet atau juga disebut Majelis Buruh, untuk mengambil kendali
pemerintahan San Petersburg, sampai Lenin membubarkannya pada tanggal 19
0ktober 1917. Pada saat revolusi meletus, Lenin masih berada di Swiss.
Kemudian para sesepuh Yahudi Internasional mengatur perjalanannya kembali
ke Rusia, sesudah terlebih dulu mengatur pertemuan antara Lenin dan
pemerintah Jerman. Dalam pertemuan itu disepakati, bahwa pemerintah
Jerman akan membantu kepulangan Lenin dan pembubaran pemerintahan
sementara. Pemerintahan itu telah bertekad untuk meneruskan perang, dengan
imbalan Lenin kelak akan menarik pasukan Rusia dari medan tempur. Lenin,
Martov dan para tokoh Komunis Yahudi kembali ke Rusia dengan menumpang
kereta khusus yang disediakan oleh pemerintah kerajaan Jerman, sesudah
sebelumnya pemerintahan sementara mengumumkan amnesti umum bagi
semua tahanan politik, dan memberi izin kepada semua pelarian untuk kembali
ke Rusia.
Peristiwa yang terjadi kemudian menunjukkan, bahwa pemerintah sementara
tidak melakukan kesalahan besar dengan menandatangani keputusan ini, yang
pada hakikatnya merupakan penyerahan kekuasaan kepada pihak Bolshevik.
Rusia dibanjiri lebih dari 90.000 anggota revolusioner dan kelompok teroris
yang kembali ke Rusia. Trotsky juga memanfaatkan keputusan amnesti
pemerintah itu, untuk kembali ke Rusia beserta orang-orang Yahudi yang telah
ia rekrut dan dilatih di New York. Sebagian besar dari mereka kemudian
bergabung dengan partai Bolshevik, yang makin besar dan ganas. Tidak lama
kemudian Lenin dan Trotsky mulai menyerang pemerintahan sementara.
sesudah itu, terjadilah peristiwa demi peristiwa, yang akhirnya Lenin dan para
pendukungnya berhasil menumbangkan pemerintahan sementara di bawah
Krinsky. Kemudian ia membentuk pemerintahan baru, berdasarkan
Komunisme. Sejak itulah berawal pemerintahan diktatorisme Lenin di Rusia.
Para tokoh yang tidak sependapat dengan Lenin mendapat perlakuan keji dari
Lenin. Mereka ini pada umumnya adalah pihak yang lebih berjasa dalam
perjuangan untuk melahirkan revolusi Komunis itu, termasuk di dalamnya
kelompok Trotsky dan kelompok Yahudinya. namun , pemerintahan atheis
baru menganggap adanya bahaya yang datang dari pihak yang sebelumnya
merupakan pendukungnya yang lebih gigih. Nasib yang mereka terima
kebanyakan berakhir di atas tiang gantungan, atau dibuang ke Siberia atau
dipenjarakan. Nasib para tokoh Yahudi pada masa berikutnya, yaitu pada masa
pemerintahan Stalin juga tidak jauh berbeda. Sebagian digantung atau dibuang
ke Siberia, dan sebagian lagi dipenjarakan, seperti nasib Trotsky sendiri,
Zenoviev, Kaminiev, Martinov, Yarfos, Kslarud, Martov dan tokoh Yahudi
lainnya. Dengan kata lain, nasib buruk yang mereka terima justru datang dari
seorang yang paling setia kepada ideologi yang mereka anut,...... Stalin.
RAHASIA DI BALIK PERANG DUNIA I
A. Persiapan Perang
Perang Dunia I meletus pada tahun 1914. Selama 4 tahun dunia banjir darah
oleh tumbal peperangan. Peristiwa ini belum pernah terjadi dalam sejarah
panjang ummat manusia, meskipun akan disusul dengan pertumpahan darah
yang lebih mengerikan, yaitu terjadinya Perang Dunia II tahun 1945. Apakah
akan menyusul perang dunia III, yang pasti akan lebih mengerikan? Wallahu
a'lam.
Tidak ada salahnya untuk menyinggung kembali peristiwa yang telah samasama kita maklumi, yang akan mengawali terjadinya Perang Dunia I. Di sana
terjadi perlombaan senjata yang belum pernah disaksikan oleh dunia
sebelumnya. Senjata mematikan telah membanjiri negara di seluruh dunia.
Kegiatan ini tentu mendatangkan uang besar-besaran bagi para pialang perang.
Dunia terbelah menjadi berbagai persekutuan, yang saling menghadapkan
senjata yang mereka miliki satu sama lain. Siapa yang merancang? Tidak lain
mereka itu adalah para sesepuh Yahudi, atau jerat-jerat maut dari balik layar.
Kenyataannya mereka bisa menentukan suhu situasi dunia pada saat itu. Dari
uraian terdahulu kita bisa menyimak, bagaimana para sesepuh Yahudi
mempersiapkan diri untuk menyambut abad ke 20. Mereka telah
mempersiapkan pemerintah negara-negara Erpoa, aliran politik yang
dianutnya, dan angkatan bersenjatanya telah dipersiapkan untuk memicu
terjadinya perang, atau minimal untuk menerima pemikiran tentang perang itu.
sesudah itu, di satu sisi para sesepuh Yahudi membentuk opini umum Eropa
dan dunia pada umumnya. Lalu di sisi lain, mereka menindas pemimpin yang
berani menghadang jalan yang sedang ditempuh oleh Konspirasi. Para tokoh
itu adalah para pembaharu yang berpegang pada undang-undang yang sah di
negaranya, dan memiliki wibawa yang memungkinkan mereka menghalangi
program yang telah dirancang oleh Konspirasi. Apalagi jika tokoh-tokoh itu
secara terbuka menyatakan perang terhadap mereka, dan tidak bisa
digoyahkan dengan propaganda yang menyesatkan. Tokoh-tokoh seperti itulah
yang merupakan ancaman bagi Konspirasi.
Kita akan menyajikan krisis politik yang besar, dan pertikaian sekitar wilayah
jajahan pada awal abad ini, yang membuat kita bingung. Dengan adanya krisis
ini , dunia terbelah menjadi berbagai kelompok persekutuan dan blok-blok
yang memporak-porandakan Eropa. Masing-masing pihak siap menyerang
lawannya, seperti yang telah ditulis secara rinci oleh sejarah umum, atau yang
diajarkan di sekolah. Di sini, kita akan mengungkap dari sisi lain, yaitu dari sisi
analitis.
Sekuensi peristiwa demi peristiwa sejarah sendiri telah menjadi jawaban jelas,
yang sebelumnya merupakan teka-teki besar yang terjadi awal abad ini, hingga
pecah perang Dunia I. Secara ringkas peristiwa itu telah mengakibatkan hal-hal
berikut :
1) Menghilangnya sejumlah pemimpin besar yang berkepribadian reformis
dari arena percaturan politik Eropa.
2) Dampak kuat yang mewarnai opini umum di Eropa, sehingga menjalar ke
seluruh dunia.
Adapun peristiwa-peristiwa di atas adalah
1) Terbunuhnya Raja Austria tahun 1899.
2) Pembunuhan Omirito, Raja Italia tahun 1900.
3) Pembunuhan William McKinley, Presiden Amerika yang ke 25 tahun 1901,
yang kemudian diganti oleh Theodore Roosevelt dengan bergelar Roosevelt
I.
4) Pembunuhan Prince Sergey, paman Czar sendiri tahun. 1905.
5) Pembunuhan Raja Portugal dan putra mahkotanya tahun 1908.
6) Peristiwa demi peristiwa itu disusul kemudian dengan pembunuhan putra
mahkota kerajaan Austria bersama permaisurinya di kota Sarajevo
Yugoslavia tahun 1914.
Rentetan peristiwa itu sebenar benarnya mengungkapkan hakikat peristiwa itu
sendiri. Di sini kita bisa menganalisa sepintas tentang peristiwa itu, dan
sekuensi waktu kejadiannya, yang jelas tercium berbau rancangan terselubung,
serta perbedaan lokasi kejadian peristiwa itu secara geografis. Kita tidak akan
ragu lagi, bahwa peristiwa itu bukan terjadi hanya karena faktor kebetulan. Di
sana terdapat ulah tangan-tangan dari balik layar, yang bisa dirasakan dengan
jelas di berbagai tempat.
B. Perang dan Layar Politik
Perdana Menteri Inggris pada saat meletusnya Perang Dunia I adalah Herbert
Henry Asquith. Ia adalah seorang politikus Inggris moderat yang disegani,
lantaran kebijakan politiknya yang ditujukan untuk kepentingan nasional
kerajaan Inggris. Ia terkenal sebagai Perdana Menteri Inggris yang sangat
memusuhi gerakan Zionisme. Oleh sebab itu, Konspirasi bertekad untuk
menumbangkannya, dan menggantinya dengan pasangan tiga serangkai,
terdiri dari tokoh-tokoh loyal kepada organisasi Zionisme. Mereka adalah
David Lloyd George, Arthur Balfour dan Winston Churchill. Namun untuk
menumbangkan pemerintahan Asquith ternyata tidak mudah. Inggris masih
berada dalam keadaan perang, sehingga tidak ada kesempatan yang tepat
untuk melaksanakan manuver politik secara wajar. Di samping itu, mengganti
kabinet di saat perang akan memicu benturan keras, dan mencemarkan
opini umum Inggris yang punya semboyan "Do not change your horse during the
war" (jangan mengganti kudamu di saat perang). pihak Konspirasi tidak hanya
bertujuan mengganti Asquith beserta pemerintahannya, melainkan mengganti
badan-badan terpenting dalam struktur negara secara menyeluruh. Ini berarti
menghancurkan struktur lama dan menggantinya dengan struktur baru.
Roda Konspirasi berputar pelan penuh kewaspadaan. Gerakan di bawah tanah
diberitahu untuk menghancurkan struktur pemerintahan dan sosial yang ada,
sesuai dengan program yang diinstruksikan oleh Kekuatan Terselubung.
Mereka merintis jalan untuk mengantar Churchill, Balfour dan Lloyd George
menduduki tampuk kekuasaan. Senjata yang mereka pakai adalah sama,
seperti yang dipakai dalam rancangan revolusi Perancis dan Rusia, yaitu
serangan propaganda yang luas, dan skandal gosip serta demoralisasi besarbesaran. Rencana ini dilaksanakan dengan sangat hati-hati, sesaat sesudah
pecahnya perang, agar tidak mengundang perhatian. Seorang agen Konspirasi
yang merupakan salah seorang milyuner Inggris menyewa gedung besar di
suatu daerah pinggiran London. Gedung ini dengan biaya besar diubah
menjadi sebuah klub mewah dan megah yang memicu kesan aristokratik.
Penanggungjawab klub ini bisa meyakinkan para pejabat kerajaan, bahwa
klub itu didirikan dengan tujuan mengungkapkan salah satu bentuk
patriotisme, dan sebagai penghargaan yang dipersembahkan kepada para
perwira angkatan bersenjata dari medan tempur, ketika mereka datang ke
London untuk berlibur dan beristirahat. Pemerintah tidak segan lagi memberi
dukungan dan fasilitas atas usaha 'mulia' seperti itu. namun , dibalik itu
semua, yang semula dikatakan bahwa anggota klub hanyalah para perwira
tinggi, berkembang menjadi terbatas pada orang-orang penting dengan lebih
dulu disumpah dan diketahui identitas pribadinya, sebagai syarat untuk
menjadi anggota.
Adapun kehidupan yang beredar dalam klub berkisar pada kasus minuman
keras, wanita dan perjudian dengan segala bentuk kemaksiatan bagi kalangan
atas warga Inggris. Para pengelola klub berhasil menjaring sejumlah besar
wanita dan gadis-gadis kelas atas ke dalam klub dengan berbagai cara. Pada
suatu senja di bulan November 1916 terjadi suatu peristiwa yang unik. Seorang
menteri pemerintah Inggris mendapat surat yang isinya memohon, agar ia
berkenan menghadiri sebuah acara yang akan diadakan oleh klub itu. Sang
menteri memenuhi undangan itu dengan mobil khusus. Sopirnya disuruh
menunggu di luar. Seorang penyambut mengantarnya masuk ke dalam, dan
tibalah ia di sebuah ruangan remang-remang. Ia ditinggal sendirian oleh
penyambutnya. Sesaat kemudian datanglah seorang wanita muda dengan
busana sangat minim yang segera menggandeng sang menteri. Betapa terkejut
wanita itu sesudah tahu, bahwa yang digandeng itu adalah suaminya sendiri.
Sementara itu, sang menteri juga sangat terkejut dan marah bukan kepalang.
Seorang pengawas klub segera mendatangi sang menteri dan memperlihatkan
daftar hitam mengenai istrinya, bahwa istrinya telah lama bergabung dalam
klub itu. Sang istri pun tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali berusaha menutupi
aib keluarganya dengan meninggalkan tempat itu dengan penuh kecewa. Sang
menteri baru menyadari, bahwa klub itu tidak lain adalah perangkap yang
sengaja dipasang oleh kekuatan terselubung. Daftar hitam itu adalah kumpulan
data milik klub dari anggota pria maupun wanita, usaha terselubung dari
Konspirasi. Tidak jarang hal-hal semacam itu sengaja diangkat dalam media
massa, disertai komentar provokatif, sehingga opini umum segera menyebar
luas mengenai kebobrokan kalangan atas di pemerintahan. Sementara itu
Inggris masih terlibat dalam perang besar yang mengorbankan ribuan putraputranya.
Pada bulan November 1916 seorang anggota parlemen mengucapkan pidato
dengan mengecam keras dan terbuka kasus klub ini. Ia menuntut agar
pemerintah segera mengambil langkah penyelidikan secara tuntas. Ia mendapat
informasi lengkap tentang kegiatan klub itu dari tiga orang perwira angkatan
darat Inggris, yang sebelumnya pernah mendukung berdirinya klub itu, sesudah
mempertimbangkan tujuan baik yang tercantum dalam proposal. Ketiga
perwira tergiur dan akhirnya terperangkap di dalamnya tanpa sadar. Data-data
mengenai belang mereka telah tercatat oleh para pengawas klub. pihak klub
juga berusaha menggali informasi tentang rahasia militer dari ketiga perwira
dengan cara pemerasan. Namun mereka bertiga tetap tidak menyerah sesudah
yakin, bahwa klub itu merupakan sarang mata-mata musuh. Selain itu, ketiga
perwira ini juga memberitahukan kepada anggota parlemen itu, bahwa di
sana terdapat seorang wanita terkenal dari Australia yang tidak disebutkan
namanya, beserta seorang sopir dari London, sejumlah istri dan gadis-gadis
anak beberapa tokoh politik dan pemerintah, yang terlibat sebagai anggota
klub. pihak pemerintah tidak segera bisa menjernihkan kasus , karena negara
dalam keadaan perang. Apalagi beberapa catatan hitam telah sempat bocor ke
dalam parlemen, dan beberapa surat kabar telah memuat berita hangat tentang
skandal yang melibatkan beberapa tokoh politik, sehingga membentuk opini
umum yang luas. Tidak lama kemudian media massa yang dikuasai oleh
Konspirasi mulai menyerang pemerintah Asquith dan berbagai
kementeriannya, dengan memuat nama mereka yang dilingkari dengan tanda
tanya besar mengarah kepada tuduhan. Pribadi Asquith pun tidak luput dari
serangan tuduhan. Ia dituduh punya hubungan lama dengan beberapa
penguasa Jerman, pada masa sebelum perang, di samping memberi dukungan
kepada Kaisar Jerman Guillaume. Sementara itu, gerakan bawah tanah
menyebar data-data dan dokumen dari daftar hitam tentang kebejatan moral
para tokoh politik dan pemerintahan Asquith yang telah terjaring dalam klub.
Tujuannya tentu saja untuk membentuk opini umum, persis seperti yang terjadi
menjelang revolusi Perancis. Posisi Asquith dan pemerintahannya makin
terjepit. Tak ada jalan lain baginya, kecuali mengundurkan diri bersama
pemerintahan kabinetnya hanya sebulan berselang, sesudah berita skandal
moral diangkat ke atas permukaan, tepatnya pada bulan Desember 1916.
Kemudian Asquith digantikan oleh pemerintahan tiga serangkai, yaitu Lloyd
George sebagai perdana menteri, Balfour sebagai menteri luar negeri, dan
Churchill sebagai menteri pertahanan.
Data seperti di atas juga dialami oleh penulis buku ini (Admiral William Guy
Karr), yang ia sendiri adalah salah satu agen rahasia Inggris berpangkat
admiral yang memiliki pengalaman khusus dalam dunia rahasia. Ia
mengatakan :
"Aku pernah bertugas dalam berbagai operasi sebagai perwira agen rahasia
selama perang Dunia I. Aku merasa berkewajiban untuk mengatakan hakikat
yang sebenar benarnya tentang ekor peristiwa menyedihkan yang menimpa ketiga
perwira angkatan bersenjata Inggris tadi. Aku sangat terkejut dan hampir tidak
percaya, ketika aku mendapat sebuah laporan mengenai klub itu dan keterlibatan
ketiga perwira ini dalam sebuah pertikaian tajam. Mereka bertiga telah
dicantumkan dalam catatan militer Inggris, bahwa mereka bertiga telah
terbunuh dalam sebuah operasi militer, sedang wanita Australia tadi bersama
sopirnya ditangkap dan ditahan selama masa perang. Ia dikeluarkan sesudah
perang usai tanpa diajukan ke pengadilan, dengan dalih berdasarkan undangundang darurat perang kerajaan. Anggota parlemen yang telah membeberkan
rahasia skandal itu tiba-tiba menghilang dari arena politik tanpa meninggalkan
alasan sedikit pun. Datanglah giliranku pribadi, sesudah aku bisa mengetahui
secara mendalam tentang rahasia itu. Aku ditugaskan oleh pemerintah Lloyd
George dalam operasi militer di kapal selam. Dengan kata lain, aku dimutasikan
dari dinas inteligen ke bidang persenjataan kapal selam pada jajaran angkatan
laut Inggris. Selama operasi, kami kehilangan 33% perwira yang bertugas. Aku
termasuk salah satu orang yang selamat, berkat keajaiban belaka."
Dari pengalaman penulis buku ini sendiri tampak jelas, bagaimana kebijakan
yang ditempuh oleh pemerintahan tiga serangkai di Inggris waktu itu, dalam
usahanya membunuh orang-orang yang dianggap membahayakan kepentingan
kekuasaan terselubung. Sedang kaki-tangan mereka diselamatkan dengan cara
seolah-olah dipenjarakan, untuk mengelabui warga umum, seperti nasib
wanita Australia dan sopirnya itu. Ada dalang yang memainkan wayang tiga
serangkai dari balik layar.
C. Zionisme mencekik Inggris
1. Rahasia di balik kasus Palestina
sesudah Asquith dan pemerintahannya jatuh, Konspirasi bisa menempatkan
Tiga Serangkai Lloyd George, Balfour dan Churchill untuk memerintah Inggris.
Berubahlah perimbangan kekuatan dunia. Amerika tiba-tiba melibatkan diri
dan memihak Inggris dalam perang melawan Jerman pada pertengahan tahun
1917, tiga tahun sesudah perang pecah selama masa itu masing-masing pihak
dalam keadaan seimbang. Amerika sebenar benarnya tidak punya kepentingan apaapa dalam perang ini, meskipun negara itu harus mengorbankan ribuan putra
terbaiknya, dan mengeluarkan jutaan dolar. Publik opini Amerika
menunjukkan, bahwa mayoritas penduduknya menolak keterlibatan negaranya
dalam perang itu. sebenar benarnya bangsa Amerika masih memandang bangsa
Eropa, khususnya Inggris, dengan mata kebencian dan kewaspadaan. Mereka
belum bisa melupakan perang melawan penjajah Inggris itu. namun , di
sana ada faktor baru, yaitu gerakan Zionisme yang sepenuhnya mengendalikan
pemerintah Inggris, dan juga pengaruhnya yang sangat kuat di Amerika. Maka
opini publik Amerika bukanlah satu-satunya pertimbangan yang menentukan
kebijakan pemerintahnya. Faktor baru itu didukung oleh adanya berbagai
bentuk hubungan yang dilakukan dari balik layar. Dan yang paling menonjol
adalah hubungan Rothschild dengan menteri luar negeri Inggris Arthur
George Balfour, dan hubungan Balfour bersama Lord Reading dari satu sisi dan
dari sisi lain dengan perusahaan Cohen-Lobe di New York, yang mewakili
kelompok pemilik modal internasional di Amerika. Hubungan terakhir
dilakukan secara resmi, ketika pemerintah Inggris mengutus menteri luar
negerinya Balfour pada 5 April 1917, untuk melaksanakan pertemuan dengan
kelompok Cohen-Lobe beserta para wakil perusahaan monopoli yang
tergabung dalam Cohen-Lobe itu. Balfour menyampaikan secara resmi atas
nama pemerintahnya, bahwa pemerintah Inggris akan mendukung proyek
yang mengacu pada terwujudnya Zionisme politik, sebagai imbalan atas
kesediaan mereka mendukung keterlibatan Amerika ke dalam perang memihak
Inggris. Demikianlah kedua belah pihak telah sepakat dan kemudian benarbenar melaksanakan. Tepat pada tanggal 7 Juni 1917 pasukan Amerika pertama
tiba di Eropa. Sedang Inggris sesuai dengan perjanjian ini melaksanakan
langkah bagi terwujudnya Zionisme politik.
2. Deklarasi Balfour
Kita kembali kepada kasus hubungan pertama antara Rothschild dan
Balfour. Tanggal 18 Juli 1917 Lord Rothschild yang mewakili cabang
Rothschild and Brothers menulis surat kepada Balfour yang isinya :
"Sesuai dengan pernyataan yang anda minta, kami menulis surat ini kepada
Anda. Kalau Anda sudah mendapat wewenang tertulis dari pemerintah
baginda Raja yang berisi pemberitahuan tentang pernyataan yang kami
maksudkan kepada pemerintah, dan Anda sendiri menyambut baik tentang
pernyataan itu, kami akan menyampaikannya kepada persatuan Gerakan
Zionisme dalam sebuah pertemuan yang akan diadakan khusus untuk
membicarakan kasus itu."
Ttd.
Lord Rothschild
Adapun bunyi teks pernyataan yang diminta oleh Lord Rothschild, yang telah
disetujui oleh pemerintah kerajaan Inggris adalah yang kelak menjadi deklarasi
Balfour, yang isinya :
1) Pemerintah kerajaan Inggris menyetujui prinsip mengenai berdirinya
sebuah negara nasional bagi bangsa Yahudi di bumi Palestina.
2) Pemerintah kerajaan Inggris akan mengupayakan dengan segala
kepastian yang dimilikinya untuk mendukung tercapainya tujuan ini.
Pemerintah kerajaan Inggris juga akan membicarakan cara dan sarana
yang dibutuhkan oleh organisasi Zionisme untuk mewujudkan tujuan
ini .
Demikianlah sikap pemerintah kerajaan Inggris di bawah Perdana Menteri
Lloyd George, yang diwakili oleh menteri luar negerinya Arthur George
Balfour, yang bertekuk lutut tanpa syarat kepada arsiteknya. Bahkan
pemerintah Inggris tidak menawar sama sekali persyaratan yang diajukan oleh
Lord Rothschild dan kawan-kawannya dari organisasi Zionis. Bukti lain yang
menunjukkan adanya hubungan pemerintah Lloyd George dengan tokoh-tokoh
Zionis adalah disetujuinya tuntutan mereka yang lain. Yaitu tuntutan untuk
memilih Lord Reading sebagai kepala perutusan ekonomi Inggris di Amerika
Serikat. Padahal, Lord Reading itu tidak lain adalah seorang Yahudi yang
menyamar. Nama aslinya adalah Sir Roefoss Isac, yaitu orang yang tersangkut
skandal Marcony yang terkenal itu, sebelum mendapat gelar Lord. Pemerintah
Inggris memberi gelar itu kepadanya dengan maksud, agar skandal yang telah
menjatuhkan namanya itu akan terkubur dalam ingatan orang. Dan pemerintah
Inggris terpaksa memilihnya untuk menduduki posisi rawan itu, karena
desakan dari Lord Rothschild dan kawannya seperti Sir Herbert Samuel, yang
kelak menjadi komisioner tertinggi Inggris di Palestina, dan Sir Alfred Mond,
yang kelak juga mendapat gelar Lord.
Sementara itu, Lord Reading telah melaksanakan pembicaraan rahasia dengan
pemerintah Amerika Serikat mengenai kasus keuangan, yang tidak seorang
pun bisa mengungkap. Hasil dari pembicaraan itu baru bisa dilihat dari
tinjauan kembali tentang struktur Bank Inggris, berdasarkan sistem baru
sesudah tahun 1919, yang kemudian muncul hubungan keuangan besar-besaran
antara kedua negara. Di bawah ini adalah kutipan beberapa kalimat dari
sebuah surat yang dikirim oleh Yacob Sheiff, seorang tokoh Yahudi yang
mewakili perusahaan Cohen-Lobe di New York kepada salah seorang
pimpinan organisasi Zionisme bernama Freedman pada bulan September 1917
sebagai berikut :
"Saya benar-benar yakin sekarang, bahwa jaminan yang diberikan oleh Inggris,
Amerika dan Perancis kepada kita telah memungkinkan dimulainya imigrasi
besar-besaran bagi bangsa kita ke tanah Palestina. Jalan akan terbuka kelak
untuk menempatkan jaminan dari negara-negara besar mengenai kemerdekaan
bangsa kita, yaitu ketika bangsa kita di sana telah mencapai jumlah yang cukup
untuk bisa dijadikan alasan bagi tuntutan seperti itu."
Bukti-bukti seperti itu rasanya cukup jelas untuk membuka tirai yang
menutupi, siapa sebenar benarnya Kekuatan Terselubung yang menguasai perjalanan