Astronomi islam 14


 udah pasti akan 

terjadi perbedaan dalam melaksanakan puasa Arafah.  

Sama-sama kita ketahui penggunaan hisab sudah 

dilakukan dari dahulu termasuk dalam menyusun 

waktu-waktu salat dan j adwal ibadah lainnya,  dapat 

kita renungkan jika menyusun waktu salat itu 

berdasarkan rukyat betapa rumit dan repotnya umat 

Islam, begitu juga dengan penyususan kalender Islam 

global harus menggunakan hisab. Memang bila kita 

perhatikan, Nabi Muhammad saw t idak menggunakan 

hisab dalam menentukan awal bulan, akan tetapi kita 

bisa menjumpai dalil -dalil Al-Quran yang banyak 

mengisyratkan untuk menggunakan perhitungan 

(hisab).  

Kedua, Transfer Imkanu Rukyat, transfer imkanu 

rukyat dikatakan juga sebagai rukyat g lobal, ketika 

suatu daerah dibelahan dunia sudah imkanu rukyat, 

tapi sebagian daerah bulan bahkan masih dibawah 

ufuk, maka tempat yang sudah imkanu rukyat bisa 

ditansfer ke belahan dunia yang belum imkanu rukyat, 

dengan ketentuan kawasan ini telah mengalam i ijtimak 

sebelum pukul 00:00 waktu setempat terkecualai 

kawasan GMT+14 jam (berlaku ijtimak sebelum 

fajar). 101  Hal tersebut akan memberikan persatuan 

terhadap umat Islam. Jika kita lihat kebelakang, 

transfer rukyat sudah dilakukan sejak jaman dahulu 

baik di Indonesia maupun pada skala dunia.  

Ketiga, Menentukan Garis Tanggal/Permulaan 

Hari, permulaan hari dalam kalender hijriah 

                                                         

 

merupakan permasalahan yang harus dibicarakan. 

Sebuah kalender akan dapat terbentuk ketika sudah 

ada konsep yang jelas terkait kapan  sebuah hari itu 

dimulai. Hari adalah sebuat unit pertama dalam 

menyusun sebuah kalender. Dalam rangka 

menerapkan sebuah kalender yang bersifat global, 

selain suatu hari kapan dimulai, hal yang sangat 

penting untuk dibahas juga adalah dimana sebuah hari 

itu dimulai. Permulaan hari di dalam Islam 

sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al -Baqarah 187;  

Artinya ” Makan minum lah hingga terang bagimu 

benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian 

sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) 

jangan lah campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam 

masjid. Itulah larangan Allah maka janganlah kamu 

mendekatinya. Demikianlah Allah merangkan ayat -ayat -Nya 

kepada manusia, supaya mereka bertqwa”.  

Dalam hal ini umat Islam diseluruh dunia cukup 

menggunak an garis internasional yang dipakai pada 

saat sekarang ini karna garis tersebut juga sudah 

dipakai seluruh dunia. Dengan memakai garis tanggal 

yang dipakai saat ini, maka penyusunan kalender Islam 

global akan mempercepat pencapainnya.  

Keempat, Memiliki Ma tlak Yang Satu, menjadikan 

Bumi sebagai satu matlak, sehingga apabila suatu 

kawasan dipermukaan Bumi telah terjadi imkanu 

rukyat, maka itu berlaku juga untuk semua kawasan di 

dunia ini tanpa terkecuali. Dengan menyetujui prinsip 

satu matlak ini maka orang timur wajib mengikuti 

rukyatnya orang barat untuk melaksanakan puasa 

Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah dan ibadah lainnya. 

183 

 

Sama-sama diketahui di Indonesia sendiri dari dahulu 

sampai sekarang masih disekat oleh matlak karena 

letak geografis suatu wilayah.  

 

KESIMPULAN DAN SARAN  

Penelitian ini mengambil kesimpulan bahwa 

pemahaman Syamsul Anwar terhadap penyatuan 

kalender Islam secara global merupakan harapan 

Syamsul Anwar yang mendesak atas terwujudnya 

puasa dan hari raya dapat dilaksanakan secara bersama 

diselur uh dunia. Penyatuan kaum Muslimin diseluruh 

dunia merupakan hal yang tidak mustahil bila umat 

Islam diseluruh dunia sama -sama menginginkan 

kalender yang unifikatif. Pemikiran dan gagasan 

Syamsul Anwar patut mendapatkan apresiasi 

walaupun pada kenyataannya belum ada dobrakan 

untuk merealisasikannya. Untuk merealisasikan 

kalender tersebut perlu mengadakan pertemuan secara 

rutin dengan berbagai pakar, seperti pakar ilmu falak, 

pakar astronomi, pakar fikih dan pakar ilmu keislaman 

lainnya yang dapat menunjang t erbentuknya kalender 

Islam global.  

 

 

 

Astronomi mer upakan ilmu pengetahuan 

mengenai jagat raya. Ilmu yang mempelajari  benda 

langit secara indivudu seperti bintang, planet, bulan 

serta struktur skala besar jagat raya secara keseluruhan. 

Astromi sendiri adalah salah satu ilmu yang tertua, 

sebagaimana diketa hui berasal dari peradaban -

peradaban awal seperti Babilonia, Yunani, Cina, India, 

dan Maya juga didapati telah melakukan pengamatan 

yang metodologis atas langit malam. Meskipun 

memiliki sejarah yang panjang, astronomi baru dapat 

berkembang menjadi cabang i lmu pengetahuan 

modern melalui penemuan teleskop.  

102

 

Astronomi (ilmu falak) dalam bahasa Arab 

disebut ‘ i l m al -falak,  berasal dari kata fa -la-ka yang 

bermakna orbit atau edar benda -benda langit. Dalam 

naskah-naskah klasik astronomi disebut hai’ah  yang 

dalam pengertiannya bermakna susunan alam semesta. 

Dalam khazanah Islam klasik, hai’ah  adalah disiplin 

ilmu yang mengkaji benda -benda langit yang berkaitan 

dengan susunan tata surya dan orbit benda -benda 

langit.  

103

   

Perkembangan astronomi khususnya astronomi 

Islam di mulai pada abad ke 9. Dimulai dari 

diterjemahkannya karya -karya utama Almagest oleh 

                                                         

para Ilmuwan dan para ulama. Almagest sendiri adalah 

sumber terpenting mengenai informasi tentang 

astronomi Yunani Kuno.  

Para ilmuwan tersebut belajar dengan cepat 

me nggunakan metode penelitian yang kemudia 

menghasilkan berbagai karya, hingga perkembangan 

astronomi pun mencapai pada puncak kejayaan 

sepanjang sejarah peradaban.  

 

PEMBAHASAN  

 

Astronomi Menurut Para Ilmuwan  

1.  Al-Khawarizmi  

Muhammad bin Musa al Khawarizmi ( w. 

378/997)  adalah seorang muslim berkebangsaan Persia 

yang menemukan angka nol, beliau sering disebut 

bapak aljabar . Astronomi menurut Al -Khawarizmi 

adalah planet -planet, konstalasi, ursa minir, ursa 

mayor, draco atau dragon dan bintang -bintang lainnya. 

Sedengkan ilmu astronomi adalah ilmu mengetahui 

posisi orbit benda -benda langit dan susunannya serta 

posisi Bumi.  

 

2.  Al-Farabi  

Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh Al -farabi 

(w.339/950) adalah seorang ilmuwan dan filsuf islam 

yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Al-Farabi dikenal 

dengan sebutan “guru kedua” setelah Aristoteles, 

karena kemampuannya dalam memahami Aristoteles 

yang dikenal sebagai guru pertama dalam ilmu filsafat.  

191 

 

 Menurut Al -Farabi astronomi terbagi menjadi 

dua bagian yaitu: ilmu hukum -hukum perbint angan 

dan ilmu perbintangan pendidikan. Al -Farabi tidak 

mendefinisikan secara lengkap tentang astronomi, 

namun beliau hanya menyebutkan bahwa ilmu 

astronomi ini adalah ilmu yang mengkaj i Bumi dan 

benda -benda langit.  

3.  Ikhwan al-Safa  

Ikhwan al-Safa (abad 4/10) adalah kelompok 

persaudaraan yang sejatinya menghimpun para tokoh 

cendekiawan, filsuf, dan sufi. Mereka dipersatukan 

oleh ilmu dengan filsafat sebagai acuan. Ikhwan al -Safa 

berpendapat bahwa astronomi adalah ilmu yang 

mengkasi kuantitas benda -benda lan git, planet -planet 

dan zodiac mulai dari jarak, kadar, susunan, kecepatan, 

peredaran, tabiat dan hubungannya dengan al am 

sebelum benda -benda itu ada.  

4.   Al-Mas’udi  

Abu al-Hasan Ali bin Husien Ibnu Ali al -Mas’udi 

(w. 356/957) merupakan sejarawan muslim pe rtamama 

yang menyatukan antara sejarah dan geografi ilmiah.  

 Sama dengan al -Farabi, al - Mas’udi juga tidak 

mendefinisikan secara lengkap tentang astronomi, 

namun al-Mas’udi mengatakan bahwa astronomi 

adalah ilmu mengenai  keadaan (posisi) susunan dan 

konstruksi orbit-orbit benda langit.  

5.  Ibnu Sina 

Abu Ali al-Husayn bin Abdullah bin Sina 

(w.428/1037) merupakan seorang filsuf, ilmuwan, 

190 191

192 

 

dokter dan penulis yang lahir pada masa keemasan 

peradaban Islam . Ibnu Sina dikenal sebagai “Bapak 

Kedokteran Modern”. Menuru t Ibnu Sina astronomi 

adalah sebagai ilmu mengetahui keadaan alam dalam 

sisi bentuk , posisi, ukuran dan jarak.  

6.  Ibnu Khaldun  

Abu Zayd ‘Abd al -Rahman Ibn Muhammad Ibnu 

Khaldun (w. 808/1405) adalah seorang sejarawan 

muslim. Ibn Khaldun berasal dari Tunisia. Beliau sering 

disebut sebaga Bapak Pendiri ilmu historiografi, 

sosiologi dan juga ekonomi. Menurut Ibnu Khaldun 

astronomi merupakan ilmu yang mengkaji gerak 

planet -planet diam, planet -planet beredar, planet -

planet berbolak -balik. Gerak yang dimaksud 

merupa kan gerak berdasarkan bentuk dan posisi 

planet -planet itu pada orbitnya dengan sarana 

geometri.  

104  

7.  Qadhi Zadah ar- Rumi 

Salah al-Din Musa Pasha atau biasa dikenal Qadhi 

Zadah ar-Rumi ( w. stl.815/1412) adalah seorang 

matematikawan Islam yang menulis sejumlah  

komentar tentang matematika dan astronomi. Beliau 

berasal dari Turki dan bekerja di observatorium 

Samarkand. Pekerjaan pertamanya saat bekerja di 

observatorium tersebut adalah memproduksi katalog 

bintang-bintang, katalog komprehensif pertama sejak 

                                                         

Ptoleme us. Katalog perbintangan itu menjadi rujukan 

para astronom hingga abad ketujuh belas  Menurut 

Qadhi Zadah ar-Rumi astronomi adalah ilmu yang 

mengkaji keadaan benda -benda langit dari segi 

kuantitas, posisi dan gerak yang mengiringinya.  

Karya -Karya Para Ilmuwan Muslim  

1.  Al-Khawarizmi  

Salah satu karya Al-Khawarizmi yang 

terselamatkan adalah kitab Zijs al -Sindhind yaitu 

tentang table astronomi. Kitab Zijs al -Sindhind ini 

terdiri dari sekitar 37 bab yang isinya tentang 

perhitungan kalender dan astronomi, kemudia n 

terdapat 116 tabel berisi kalender, astronomi, astrologi, 

serta nilai sinus. Kita ini juga telah direvisi oleh 

Maslama ibn Al-Majriti dan diterjemahkan kedalam 

bahasa latin oleh Adelard of Bath.  

 Dalam bidang geografi Al -Khawarizmi juga 

membuat karyanya yaitu kitab surat al-Ard. Dalam 

kitab surat al-Ard Al-Khawarizmi mengadopsi dan 

mengembangkan geografi  karya Ptolemy.  

Kitab tersebut dibuat atas perintah khalifah al -

Ma’mun dalam rangka memenuhi memenuhi 

persyaratan untuk menghadap kiblat. Kitab surat al -

Ard, berisikan 2402 koordinat kota dan ciri geografi 

lainnya.  

Kitab tersebut dimulai dengan membuat daftar 

garis bujur dan garis lintanfg dari suatu lokasi, dan 

membaginya kedalam zona cuaca dengan tingkat 

akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengar ka rya 

dari Ptolemy.  

192 193

194 

 

Al-Khawarizmi juga telah membuat kitab tentang 

cara membuat alat klasik yaitu astrolabe beserta kitab 

tentang cara penggunaan asterolabe tersebut. Kitab cara 

membuat astrolabe di sebut dengan kitab ‘ Amal al -

Asturlab  sedangkan kitab tenta ng cara penggunaan 

astrolabe disebut dengan kitab Al -Amal bi - al - Asturlab .  

Karya terbesar Al -Khawarizmi iyalah kitab f i al —

Jabr wa al -Muqabala . Karena kitab inilah dunia 

matematika modern mengenal istilah aljabar. Para 

ilmuwan banyak yang menyebut Al -Khawa rizmi 

sebagai “Bapak Aljabar”.  

105  

2.  Al Farabi.  

Salah satu karyanya yang paling terkenal 

adalah kitab Ara Ahlul Madinah al - Fadhilah   yang 

membahas tetang pencapaian kebahagian melalui 

kehidupan politik dan hubungan antara rejim  yang 

paling baik menurut pemaham an Plato dengan hukum 

Ilahiah islam.  

Kitab Ara Ahlul Madinah al -Fadhilah  ini banyak 

membicarakan tentang konsep kepemimpinan dalam 

Islam.  

          Menurutnya, kota ideal pasti dipimpin oleh 

pemimpin yang berkompeten. Sosok tersebut pasti 

memiliki kemampu an yang sama seperti nabi atau pun 

utusan Allah. Pemimpin akan berkomunikasi dengan 

Sang Pencipta untuk menentukan masa depan orang -

orang yang dipimpinnya.  

                                                         

 

Di bidang musik Al Farabi menulis kitab  al -

Musiq al -Kabir. Kitab tersebut mengajarkan tentang 

alat-alat yang mampu mengeluarkan suara yang indah. 

Kitab al -Musiq al -Kabir  juga mengajarkan kepada 

warga  tentang adanya kombinasi suara sehingga 

menjadi indah ketika di dengar.  

Al-Farabi juga menulis kitab al -Jam’u bayna 

Ra’yay al -Hakimayn, di dalam kita tersebut beliau 

menggabungkan dua filosof Plato dan Aristoteles dan 

menilai kedua filosof tersebu t sama-sama membahas 

ketuhanan.  

3.  Ikhwan al-Safa  

Karya monumental Ikhwan al -Shafa adalah 

ensiklopedia Rasail Ikhwan al -Shafa. Rasail Ikhwan 

Ash-Shofa wa Khilan  al-Wafa dikarang oleh 10 orang 

yang mengaku dirinya sebagai pakar tapi mereka 

merahasiakan identitasnya. Ensiklopedi ini secara garis 

besar, dapat dibagi menjadi empat kelompok:  

Kelompok pertama,  berisi empat belas risalah 

”matematis” tentang angka. Oleh kalangan Ikhwan al-

Shafa, angka dianggap alat penting untuk mengkaji 

filsafat ”sebab ilmu angka akar semua sains, saripati 

kebijaksanaan, sumber kognisi, dan unsur pembentuk 

makna.  

Kelompok kedua,  terdiri atas tujuh belas risalah 

yang membahas ”persoalan f isik-materiil”. Secara 

kasar, semua risalah tersebut berkaitan dengan karya -

karya fisika Aristoteles.  

Kelompok ketiga , terdiri atas sepuluh risalah 

”psikologis -rasional” yang membahas prinsip -prinsip 

194 195

196 

 

intelektual, intelek itu sendiri, hal -hal kawruhan 

(inte lligibles), hakikat cinta erotik (’isyq), hari 

kebangkitan, dan sebagainya.  

Kelompok keempat,  terdiri atas empat belas risalah 

yang membahas cara mengenal Tuhan, akidah dan 

pandangan hidup Ikhwan al -Shafa, sifat hukum Ilahi, 

kenabian, tindakan -tindakan makhluk halus, jin dan 

malaikat, rezim politik, dan terakhir haki kat teluh, 

azimat, dan aji -aji. 

4.  Al-Mas’udi  

Al-Mas'udi banyak menghasilkan karya antara 

lain adalah: Zakha'ir al -Ulum wa Ma Kana fi Sa'ir ad 

Duhur (Khazanah Ilmu pada Setiap Kurun). Al -Istizhar 

L ima Marra fi Salif al-A'mar tentang peristiwa -

peristiwa masa lalu. Tarikh al -Akhbar al-Umam min al-

Arab wa al'Ajam (sejarah Bangsa Arab dan Persia). 

Akhbar az-Zaman wa Man Abadahu al-Hidsan min al-

Umam al -Madiyan wa al-Ajyal al -Haliyah wa al-

Mamalik al-Dasirah. Kitab -kitab tersebut berisi tentang 

sejarah umat manusia masa lampau dan bangsa -bangsa 

sekarang serta kerajaa -kerajaan mereka. Buku yang 

terdiri dari 30 jilid ini tidak sampai ke tangan generasi 

sekarang. Yang ada sekarang adalah ringkasannya, 

namun tidak diketahui pengarangnya.  

Kemudian kitab Al -Ausat, berisi kronologi sejarah 

Umum. Muruj az -Zahab wa Ma'adin al -Jawahir 

(Padang Rumput Emas dan Tambang Batu Permata) 

disusun tahun 947 M. Kitab ini terdiri atas dua bagian 

besar. Pertama, berisi sejarah penciptaan alam dan 

manusia, sifat-sifat bumi, laut peristiwa -peristiwa luar 

197 

 

biasa, riwayat nabi-nabi, sejarah bangsa -bangsa kuno 

dengan agama dan alirannya, serta adat istiadat dan 

tradisi. Al -Mas'udi banyak mengutif karya para 

sejarawan sebelumnya. Kedua , berisi sejarah Islam 

mulai akhir masa al-Khulafa ur -Rasyidun (empat 

khalifah besar) sampai masa awal masa pemerintahan 

Khalifah al -Mu'ti dari bani Abbasiyah, kehidupan para 

budak leleaki dan wanita, mawali (orang asing, 

terutama Persia), kehidupan masyar akat umum, 

pembangunan (seperti istana) beserta segala 

perlengkapannya, kebiasaan para pembesar, dan adat 

istiadat serta tradisi negeri -negeri yang dikunjunginya. 

Al-Mas'udi banyak memaparkan pembagian bumi ke 

dalam beberapa wilayah. Menurutnya bentuk dara tan 

dan lautan merupakan segmen sebuah bola.  

At-Tanbih wa al-Israf (Indikasi dan Revisi) ditulis 

tahun 956. Kitab yang merupakan ringkasan dan 

memuat beberapa revisi dari tulisannya yang lain, juga 

memuat pandangan filsafat -filsafatnya tentang alam 

dan se jarah. Ia memaparkan pemikirannya tentang 

evolusi alam, yaitu dari mineral, tanama, hewan, 

sampai manusia.  

Al-Qadaya wa at-Tajarib (Peristiwa dan 

Pengalaman). Mazahir al -Akhbar wa Tara'if al -asar 

(Fenomena dan Peninggalan Sejarah). As -Safwah fi al-

Imamah (tentang Kepemimpinan). 106  

 

 

 

5.  Ibnu Sina 

Karya yang ditulis oleh Ibnu Sina diperkirakan 

hampir 250 judul. Beberap karyanya yang sangat 

terkenal adalah:  

Qanun fi Thib yang dalam bahasa inggris telah di 

terjemahkan menjadi The Canon of Medicine. Kitab ini 

beris i tentang berbagai macam cara penyembuhan dan 

berbagai macam obat -obatan. Kitab ini sering disebut 

sebagai Ensiklopedi pengobatan.  

Al-Mages adalah kitab yang berkaitan dengan 

dunia  astronomi. Kitab tersebut berisi tentang 

bantahan terhadap pandangan Eucli des serta 

meragukan pandangan Aristoteles yng menyamakan 

bintang-bintang tak bergerak. Menurut Ibnu Sina 

sendiri bahwa bintang -bintang yang tak bergerak tidak 

berada dalam satu globe.  

Asy-Syifa adalah kita yang berisi tentangmasalah 

penyakit beserta pengob atan yang diberikan terhadap 

penyakit tersebut. Kitab ini sama dengan kitab Al -

Qadaya wa AT-Tajarib yaitu sama -sama dikenal dalam 

dunian kedokteran dan kitab ini juga disebut sebagai 

ensikplopedi dunia kedokteran.  

Tak hanya dibidang filsafat, Ibnu Sina jug a 

menulis esai syair seperti, hayy ibn yaqzhan, risalah at -

thir, risalah fi sir al-qadar, tahshil as- sa’adah dan 

risalah fi al-isyq. Dan beberapa puisi seperti, al -urjuzah 

fi ath-thibb, al-qasidah al -‘aniyyah dan al -qasidah al -

muzdawiyyah.  

 

 

 

199 

 

6.  Ibnu Khaldun  

Karya -karya yang dihasilkan oleh Ibnu Khaldun 

yang paling terkenal iyalah  kitab muqaddimah, kitab 

tersebut merupakan kitab yang berisi tentang gejala -

gejala social dan sejarahnya. Kitab muqadimmag inilah 

yang membuat nama Ibnu Khaldun menjadi harum 

karena  kitab ini merupakan buku pertama dalam kitab 

al-Ibar yang terdiri  dari bagian pengantar. Buku inilah 

yang merupakan inti dari semua persoalan.  

 Kitab al -Ibar, wa Diwan al-Mubtada’ wa al -

khabar, fi Ayyam al-Arab wa al-Ajam wa AL -Barbar, 

wa man Asharuhum min dzawu as-Sulthani al-Akbar 

yaitu kitab pelajaran dan arsip sejarah zaman 

permulaan dan zaman akhir yang mencakup persitiwa 

politik mengensi orang -orang Arab, Non Arab, dan 

Barbar, serta raja -raja besar yang satu masa dengam 

mereka. Dan kitab tersebut di kenal dengan  nama kitab 

Ibar.  

Kemudian adalah kitab Lubab al -Muhassal fi 

Ushul ad -Diin (sebuah kitab tentang permasalahan dan 

pendapat -pendapat teologi, yang merupakan ringkasan 

dari kitab Muhassal Afkaar al-Mutaqaddimiin wa al -

Muta’akh -khiriin karya Imam Fakhruddin ar -Razi).  

Kitab al -Ta’rif bi Ibnu Khaldun wa 

RihlatuhuSyarqon wa Ghorban atau disebut al -Ta’rif 

sebuah kitab autobiografi, catatan dari kitab sejarahnya. 

Kitab ini berisi tentang beberapa bab mengenai  

kehidupan Ibnu Khaldun, Beliau menulis 

autobiografinya secara sistematis dengan 

menggunakan metode ilmiah, karena terpuisah dalam 

beberapa bab akan tetapi bab - bab tersebut saling 

198 199

200 

 

berhubungan satu dengan yang lain. Kitab ini juga 

merupakan bagian terakhir dari kitab al -Ibar. Dan ada 

juga karyany a yang berjudul Syifaal -syai li Tahdz dan 

beberapa karya -karya lainnya.  

7.  Qadhi Zadah ar- Rumi 

Karya yang dihasilkan oleh Qadhi Zadah ar -Rumi 

yang paling terkenal adalah p erhitungan sin 1° dengan 

tingkat akurasi yang luar biasa. Beliau menghitung sin 

1° mende kati tingat akurasi 10 -12  .Qadi Zadah ar -Rumi 

kemudian menerbitkan metode perhitungan sin 1° 

dalam Risalat al-Jayb (Risalah Sinus). Karya lain dari 

beliau adalah Sharh al -Mulakhkhas yaitu komentar 

tentang ringkasan Jaghmimi tentang ilmu astronomi 

dan Sharh askhal al-Ta’sis yaitu komentar tentang 

aritmatika Samarkandi.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

201 

 

KESIMPULAN  

 

Astronomi adalah ilmu yang terhitung sebagai 

cabang ilmu pengetahuan tertua yang pada saat ini 

perkembangannya sangat pesat. Jika pada zaman 

dahulu astronomi hanya mengenal tentang Bulan, 

Bintang, Matahari dan sebagainnya. Seiring 

berkembangnya ilmu dan teknologi astronomi saat ini 

begitu luar biasa sampai saat ini sudah banyak karya -

karya dibidang astronomi yang sudah 

bermunculan.Berkembangnya astronomi hingga saat 

ini, tak luput dari peran penting ilmuwan -ilmuwan 

Muslim terdahulu, karena karya -karya merekalah yang 

menjadi dasar atau acuan untuk terus meneliti di dunia 

astromi. Perkembangan ini juga sudah terlihat di 

Indonesia sendiri, terbukti sudah banyaknya 

observ atorium-observatorium yang di bangun di 

Indonesia dn sudah banyak penelitian yang di dapat 

dari setiap observasi yang di lakakukan setiap 

observatorium.  

 

 

 

 

 

Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera 

Utara yang (disingkat OIF UMSU) adalah salah satu lembaga di 

UMSU yang bergerak dibidang observasi benda -benda langit dan 

pengkajian Ilmu Falak (Astronomi Islam). Observatorium Ilmu 

Falak UMSU yang sudah berdiri selama 5 tahun di Kampus 

Pascasarjana UMSU Lantai 7 yang terletak dijalan Denai ini terus 

melakukan berbagai kegiatan seperti pengamatan benda -benda 

langit, mengukur kecerlangan langit kota Medan dan Barus, 

penelitian hilal dan lain sebagainya.Disamping rutinitas 

mengamati benda -benda langit, OIF UMSU merancang agenda -

agenda yang bersifat edukasi publik mengenai wawasan langit 

kepada warga , dengan  membuat pelatihan -pelatihan 

astronomi, pengenalan serta praktik alat astronomi, dan pelatihan -

pelatihan lain seputar astronomi dengan cara menerima 

kunjungan dari berbagai instansi maupun warga  luar baik 

yang muslim maupun non muslim untuk memperkena lkan 

kepada warga  umum terlebih kepada pelajar bahwa banyak 

kontribusi peradaban Islam pada dunia yang sampai saat ini masih 

dinikmati seluruh penjuru Bumi dan untuk membangkitkan rasa 

cinta kepada semesta yang tak terbatas ini dan salah satunya 

adalah observatorium.  


bservatorium Ilmu Falak Universitas 

Muhammadiyah Sumatera Utara yang 

(disingkat OIF UMSU) adalah salah satu 

lembaga di UMSU yang bergerak dibidang observasi 

benda -benda langit dan pengkajian Ilmu Falak 

(Astronomi Islam).  

Observato rium adalah sarana utama mengamati 

dan mengkaji benda -benda langit khususnya Bulan dan 

Matahari karena diantaranya terkait dengan ibadah 

umat Islam yaitu shalat dan puasa. 107  

Observatorium tidak layak dikatakan sebagai 

observatorium jika tidak memiliki hasil  pengamatan 

atau data penelitian dikarenakan fungsi utama dari 

sebuah observatorium ialah mengamati dan mengkaji 

benda -benda langit.  

Observatorium Ilmu Falak UMSU yang sudah 

berdiri selama 5 tahun di Kampus Pascasarjana UMSU 

Lantai 7 yang terletak dijalan Denai ini terus 

melakukan berbagai kegiatan seperti pengamatan 

benda -benda langit, mengukur kecerlangan langit kota 

Medan dan Barus, penelitian hilal dan lain sebagainya.  

Disamping rutinitas mengamati benda -benda 

langit, OIF UMSU merancang agenda -agenda ya ng 

bersifat edukasi publik mengenai wawasan langit 

kepada warga , dengan membuat pelatihan -

pelatihan astronomi, pengenalan serta praktik alat 

astronomi, dan pelatihan -pelatihan lain seputar 

                                                         

astronomi dengan cara menerima kunjungan dari 

berbagai instans i maupun warga  luar baik yang 

muslim maupun non muslim untuk memperkenalkan 

kepada warga  umum terlebih kepada pelajar 

bahwa banyak kontribusi peradaban Islam pada dunia 

yang sampai saat ini masih dinikmati seluruh penjuru 

Bumi dan untuk membangki tkan rasa cinta kepada 

semesta yang tak terbatas ini dan salah satunya adalah 

observatorium..  

OIF UMSU membuka peluang bagi para pelajar 

mulai dari tingkatan terendah hingga mahasiswa 

bahkan warga  umum (keluarga) yang ingin 

mempelajari, menambah infor masi seputar dunia 

astronomi. Dikarenakan Ilmu Falak (Astronomi) sangat 

berpengaruh bagi kehidupan, banyak muda -mudi yang 

acuh terhadap dunia astronomi, namun banyak juga 

muda-mudi yang terobsesi ingin mengetahui tentang 

semesta ini serta mempelajari ilmu falak (astronomi).  

Dalam perkembangan sebuah observatorium 

adakalanya observatorium yang di bawah naungan 

universitas telah tersedia planetarium untuk 

mempermudah dalam menyampaikan, 

mensimulasikan susuna benda -benda langit seperti 

planet, Bulan, Bintang, fenomena -fenomena alam 

semesta dan sebagainya.  

Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan tata cara 

berkunjung ke OIF UMSU bagi para pelajar, 

mahasiswa, hingga ke warga  umum.  

Ketika OIF UMSU akan menerima sebuah 

kunjungan dari salah satu instansi baik N egri, Swasta, 

kalangan keluarga dan sebagainya, maka harus 

 207 

mengikuti prosedur yang ada, semisal sebelum 

berkunjung ke OIF UMSU harus melakukan 

komunikasi kepada salah satu TIM OIF bisa secara 

online via wa atau datang langsung ke markas OIF 

UMSU.  

Kemudian  membicarakan jadwal yang akan 

disepakati, baik untuk instansi tersebut maupun untuk 

OIF UMSU, karena setiap kegiatan apapun itu di OIF 

UMSU harus memiliki struktur yang terjadwal agar 

schedule yang telah terdaftar tidak saling bertabrakan 

dan tetap menjag a kualitas dari kegiatan tersebut. 

Dengan adanya tempat eduwisata seperti di OIF UMSU 

ini bisa membantu kegaiatan belajar para siswa/siswi 

bahkan mahasiswa. Tak jarang dari berbagai instansi 

melakukan f ield trip  ke OIF UMSU.  

 

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSE DUR)  

 

Hampir semua lembaga yang ada di Indonesia 

atau bahkan di dunia mempunyai standar operasional 

prosedur (SOP) untuk mewujudkan dan mecapai 

tujuannya. Tidak hanya di dunia pemerintahan, 

pendidikan, perusahaan juga memerlukan SOP disetiap 

departemen yan g ada di perusahaan atau lembaga  

tersebut.  

Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan 

panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan 

operasional organisasi atau perusahaan berjalan 

dengan lancar. Penggunaan SOP dalam organisasi 

bertujuan untuk memasti kan perusahaan beroperasi 

secara konsisten, efektif, efisien, sistematis, dan 

206 207

 208 

terkelola dengan baik untuk menghasilkan produk 

yang memiliki mutu konsisten sesuai dengan standar 

yang telah ditetapkan. Impletasi SOP dalam 

perusahaan dimaksudkan agar organisa si dapat 

menghadapi tantangan -tantangan sebagai tingkat 

kesulitan kegiatan operasional organisasi semakin 

tinggi sehingga risiko terjadinya kesalahan atau 

penyimpangan juga semakin tinggi, semakin banyak 

persyaratan dan peraturan perundangan yang harus 

dip atuhi perusahaan. 108  

OIF UMSU memiliki standard operasional agar 

mengetahui apakah kegiatan atau sistem di suatu 

perusahaan sudah sesuai standarnya untuk mencapai 

hasil yang baik atau tidak, dan untuk membiasakan 

para kinerja di OIF UMSU agar bisa bekerja se suai 

dengan standard prosedur yang ada dan sudah 

berjalan.  

Dalam pelayanan publik yang baik haruslah 

memperhatikan SOP yang ada di suatu perusahaan 

atau lembaga pendidikan agar tidak menimbulkan 

maslaah seperti berbelit dalam proses pendanaan, 

penentuan ja dwal untuk suatu kegiatan, kurang ramah, 

kaku dan sebagainya, maka dari itu pelayanan harus 

ditingkatkan sesuai standard atau prosedur yang 

berjalan agar dapat memberikan kepuasan kepada para 

pengunjung yang hadir.  

Menurut Tjipto Atmoko, Standar Operasion al 

Prosedur merupakan suatu pedoman atau acuan untuk 

                                                         

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengn fungsi dan 

alat penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan 

indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural 

sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada 

unit kerja yang bersangkutan. 109  

Ketika OIF UMSU akan menerima sebuah 

kunjungan dari salah satu instansi baik Negri, Swasta, 

kalangan keluarga dan sebagainya, maka harus 

mengikuti prosedur yang ada, semisal sebelum 

berkunjung ke OIF UMSU ha rus melakukan 

komunikasi kepada salah satu TIM OIF bisa secara 

online via wa atau datang langsung ke markas OIF 

UMSU.  

Kemudian membicarakan jadwal yang akan 

disepakati, baik untuk instansi tersebut maupun untuk 

OIF UMSU, karena setiap kegiatan apapun itu di OIF 

UMSU harus memiliki struktur yang terjadwal agar 

schedule yang telah terdaftar tidak saling bertabrakan 

dan tetap menjaga kualitas dari kegiatan tersebut. 

Dengan adanya tempat eduwisata seperti di OIF UMSU 

ini bisa membantu kegaiatan belajar para si swa/siswi 

bahkan mahasiswa. Tak jarang dari berbagai instansi 

melakukan f ield trip  ke OIF UMSU.  

Adapun dalam definisi strategis dinyatakan 

bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu 

memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan 

(meeting the needs of cus tomers). Salah satu faktor 

yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas 

                                                         

K UNJUNGAN DI OIF UMS U  

Sehari -hari, OIF UMSU menerima kunj ungan 

publik dari berbagai kalangan seperti sekolah -sekolah, 

universitas, maupun warga  umum. Kunjungan 

datang baik dari dalam kota, luar kota, bahkan luar 

negeri. Dari luar negeri tercatat datang dari Amerika 

Serikat, Malaysia, Singapura, dan Korea Se latan. 

Namun yang paling dominan adalah kunjungan dari 

sekolah -sekolah mulai tingkat TK, SD, SMP, SMA.  

Selain kunjungan di atas, OIF UMSU juga 

menerima kunjungan khusus (istimewa) baik dari 

kalangan akademisi, anggota dewan, pejabat 

negara/daerah, tokoh po litik, ulama, cendekiawan, dan 

lain-lain. Bagi OIF UMSU, kunjungan tokoh -tokoh ini 

merupakan kebanggaan tersendiri.  

Semenjak berdirinya OIF UMSU sudah menerima 

kunjungan untuk membagikan informasi terkait alam 

semesta, waktu shalat, arah kiblat, peraktik a lat dan 

masih banyak lagi. Hal ini dikarenakan pentingnya 

bagi umat muslim untuk mempelajari Ilmu Falahk ( 

astronomi) terkait tentang ibadah.  

Tidak dari golongan umat mushlim saja, dari non 

muslim jga berkunung ke OIF UMSU untuk mengenal 

                                                         

dunia astronomi, alat-alat astronomi dari yang klasik 

hingga modern.  

Minat merupakan kekuatan pendorong yang 

menyebabkan seseorang menaruh perhatian pada 

orang lain atau pada objek lain. Minat merupakan salah 

satu sumber motivasi seseorang untuk melakukan 

kegiatan yang dis ukai (Kanuk, 2007) yang akan 

berdampak terhadap peningkatan pangsa pasar. Ada 3 

(tiga) faktor yang dapat menimbulkan minat seseorang, 

yaitu faktor dorongan dari dalam, faktor motif sosial 

dan faktor emosional. 111  

Berikut grafik kunjungan ke OIF UMSU mulai 

dari tahun 2015 hingga tahun 2020 :  

 

 

                                                         

 

 

Pada awal berdirinya OIF UMSU dan mulai 

membuka jadwal kunjungan dapat terlihat dari tahun 

2015 terjadi peningkatan saat berkunjung, hal ini juga 

dikarenakan OIF UMSU pada awalnya sering 

melakukan promosi seperti berkunjung ke sekolah -

sekolah, instansi dan masih banyak lagi, kemudian 

prosmosi dengan selebaran dan promosi via online 

yang saat ini informasi cepat didapat melalui internet 

atau media social. Kemudian OIF UMSU juga sering 

melakukan MOU dengan beberapa s ekolah, bekerja 

sama dengan travel dan masih banyak lagi.  

Sejauh ini total kunjungan dari tahun pertama 

yaitu 2015 mecapai 819 orang pengunjung, tahun 2016 

adalah 2534 pengunjung, dan tahun 2017 adalah 8232 

pengunjung dan ini dari semua tingkatan mulai dar i 

TK, SD, SMP, SMA bahkan Mahasiswa. Semakin 

bertambahnya tahun pengunjung semakin meningkat 

 213 

pula hal ini juga berlaku pada tahun berikutnya, yaitu 

2018 sekitar 10995 pengunjung.  

Pada tahun 2018 - 2020 pengunjung mulai 

dibatasi, dikarenakan 1) untuk menja ga kualitas 

kegiatan yang diselenggarakan OIF UMSU, 2) 

dikarenakan gedung tempat OIF berada adalah gedung 

paling atas di kampus pascasarjana UMSU, yang pada  

hari Jumat dan Sabtu diadakan perkuliahan, oleh sebab 

itu agar tidak mengganggu aktivitas perkulia han hal ini 

menjadi salah satu alasan dibatasinya jadwal 

kunjungan OIF.  

 

 

 

Selanjutnya pada tahun 2019 pengunjung 

berjumlah sekitar 10733, sedangkan tahun 2020 

pengunjung berjumlah 3668. Pada tahun 2019 

pengunjung menurun sekitar 222 pengunjung, 

penurunan  ini tidak terlalu signifikan karena kenaikan 

antara tahun 2017 ke tahun 2018 sebesar 2763 

pengunjung, jadi masih bisa dimaklumi.  

Dapat terlihat pula pada grafik kunjungan dari 

tahun ke tahun ada di beberapa bulan kunjungan 

meningkat sangat pesat dan ada pula yang angka 

212 213

 214 

statistiknya tidak bergerak, hal ini disebabkan karena 

kunjungan yang dominan dihadiri oleh siswa/siswa 

maka kita mengikuti jadwal dari kegiatan sekolah.  

Contoh pada bulan Mei 2019 saat itu adalah Hari 

Raya Idul Fitri dan setiap sekolah ma upun instani 

bercuti untuk merayakan hari besar tersebut. Dan 

begitulah seterusnya seperti libur sekolah, ujian dan 

lain-lain.  

Sedangkan tahun 2020 pengunjung berjumlah 

sekitar 3668, terlihat penurunan begitu signifikan, hal 

ini tentu ada sebabnya, dikaren akan tahun 2020 adalah 

masa pandemic covid, dimana orang -orang sebisa 

mungkin harus melakukan kegiatan di dalam rumah, 

baik bekerja, sekolah, maupun kegiataan lainnya untuk 

menekan angka penyebaran covid.  

 

 

 

Adapun teknis berkunjung di OIF UMSU ialah :  

1.  Menghubungi salah satu Tim OIF untuk 

membicarakan agenda kunjungan, bisa via online 

seperti dari Wa kemudian bisa melalui media 

social OIF UMSU ig @oifumsu, fb Observatorium 

Ilmu Falak UMSU.  

 215 

2.  Membicarakan jadwal berkunjung dan sepakat 

atas jadwal yang telah d i tentukan.  

3.  Membayar dp tanda jadi untuk berkunjung 

dijadwal yang telah ditentukan.  

Kemudian untuk kegiatan ketika berkunjung 

berikut ini teknisnya :  

 

1.  K egiatan Ruang Planetarium  

 Masuk secara teratur dengan dipandu Tim 

yang bertugas dan membagikan cendramat a 

(PIN OIF)  

 Setelah tertib Tim akan menjelaskan aturan -

aturan di dalam planetarium  

 K emudian menampilkan pemutaran profil 

OIF UMSU  

 Simulasi alam semesta dengan menggunakan 

software -software astronomi. Simulasi alam 

semesta seperti planet, bintang, fase bula n, 

rasi bintang dan lain sebagainya. Kemudia 

menjelaskan cara menentukan arah kiblat.  

 Pemutaran film astronomi, yang seluruhnya 

dinarasikan oleh tim yang bertugas.  

2.  K emudian beralih ke Ruang Alat Astronomi  

Ruang alat astronomi berisikan alat -alat astronomi 

dari yang klasik hingga modern, disini Tim yang 

bertugas akan membagikan informasi seputar 

alat-alat tersebut.  

214 215

 216 

 

 

 

 

3.  Observasi Menggunakan Teleskop  

Kegatan ini yang paling dinanti yaitu 

meneropong matahari, ketika keluar dari ruang 

alat para pengunjung dia rahkan untuk ke taman 

OIF menuju Sliding Roof tempat disediakannya 

teleskop yang nnti digunakan para pengunjung.  

 

 217 

 

 

4.  Simulasi Roket  

Kegiatan ini juga dinanti khusus para siswa TK, 

SD dan SMP dapat bermain roket air.  

 

 

5.  Pengenalan Out Door  

Kegiatan ini peng enalan kembali sekaligus 

pengaplikasian.  

 

216 217

 218 

 

 

6.  Foto Bersama  

Kegiata ini tanda berakhir pula kegiatan 

kunjungan di OIF.  

 

 

 

 

 

 

 219 

KESIMPULAN  

 

OIF UMSU berdiri sudah kurang lebih 5 tahun 

lamanya dan banyak menerima kunjungan dari 

berbagai instansi baik dalam kota , antar kota, luar kota 

bahkan luar negri.  

Dan sejauh ini kegiatan berkunjung  berjalan lancar dan 

nyaris meningkat setiap tahunnya.  

Tujuan OIF UMSU menerima kunjungan ialah untuk 

membangkitkan rasa cinta warga  terlebih pada 

generasi muda tentang Ilmu  Falak dan 

memperkenalkan peninggalan dari pada peradaban 

Islam yang masih digunakan saat ini.  

Setiap lembaga maupun instansi memiliki target yang 

salah satu cara untuk mencapai target itu ialah 

mengikuti aturan atau SOP yang telah ditetapkan.  

 

 

 

 

 

 

Penetapan awal-awal bulan di dalam Islam 

dilakukan berdasarkan  peredaran Bulan (qamary) . 

Semua ibadah yang berkaitan dengan penanggalan 

selalu ditetapkan dengan model ini. Perbincangan dan 

perdebatan seputar penetapan awal Ramadhan, Syawal 

dan Dzulhijjah diakui telah banyak menguras energi 

umat Islam, betapa fenomena  ini sering terjadi di 

Indonesia, bahkan dunia. Dua hal yang perlu dipahami 

terkait dengan perbedaan dan perdebatan tersebut, 

yaitu aspek teoretis ilmiah -astronomis dan aspek fikih 

(syariat) penentuan hilal. Aspek fikih telah banyak 

dipahami meskipun tetap  menyisakan berbagai 

perbincangan, namun aspek sains (astronomi) masih 

kurang di dalami. Hal yang terakhir ini tidak bisa 

diabaikan karena hakikat perbedaan itu terjadi karena 

perbedaan pemaknnaan atau pendefinisian hilal 

sebagai penentu masuknya bulan bar u. Dalam makalah 

ini, akan dikemukakan sekilas aspek ilmiah tersebut 

sebagai bahan pertimbangan mengambil keputusan 

menetapkan awal bulan qamariyah.  

 

BUMI, BULAN DAN MATA HARI  

 

Bumi, Bulan dan Matahari adalah tiga benda 

angkasa ciptaan Allah, yang dari tig a fenomena benda 

angkasa ini manusia dapat beraktivitas, termasuk di 

dalamnya aktivitas ibadah. Bumi sebagai benda yang 

didiami manusia adalah planet ketiga dari daftar planet 

di Tata Surya, memiliki empat struktur bagian yaitu; 

 223 

atmosphere (udara), hydrosp here (air), lithosphere 

(batuan solid) dan biosphere (kehidupan organik). 

Bumi memerlukan masa berputar pada sumbunya 

(rotasi) selama 23 jam 56 menit 05,09054 detik yang 

menyebabkan terjadinya siang dan malam. Disamping 

berputar pada sumbunya, Bumi juga be rgerak 

mengelilingi Matahari (revolusi) dengan kecepatan 

yang tidak teratur selama 365,2425 atau 365 1/4 hari, 

yang mengakibatkan siklus tahunan. 112  Dalam 

rotasinya pula, Bumi akan miring membentuk sudut 

23,5 derajat terhadap garis bidang orbitnya 

mengelilin gi Matahari, yang menyebabkan adanya 

empat tatanan musim di Bumi, yaitu musim hujan, 

kemarau, semi dan gugur.  

Sementara Matahari adalah satu diantara bintang -

bintang di jagad raya, Matahari merupakan bintang 

terdekat dengan Bumi hingga menyebabkan banyakny a 

penelitian tentangnya. Matahari merupakan objek 

penelitian astronomi utama yang selalu menakjubkan, 

ia merupakan bola gas raksasa panas berdiameter 

sekitar 1,4 juta km, atau 100 kali lipat lebih dari Bumi. 

Matahari juga adalah sumber kehidupan utama 

manusia, manusia dapat beraktivitas dan bahkan 

beribadah disebabkan adanya rutinitas alamiah 

Matahari. Dalam peredarannya, Matahari melintasi 

ekuator dalam setahun sebanyak dua kali, yaitu sekitar 

tanggal 21 Maret dan 23 September. Satu tahun 

Matahari adalah j angka waktu yang diperlukan oleh 

                                                         

Bumi untuk mengelilingi Matahari (revolusi), rata -rata 

satu tahun lamanya 365 1/4 hari. 113  

Sementara itu Bulan, yang juga makhluk ciptaan 

Allah adalah benda angkasa istimewa bagi umat Islam, 

berbagai aktivitas ibadah dalam Is lam selalu dikaitkan 

dengan siklus Bulan. Dalam peredarannya, Bulan 

berputar mengelilingi Bumi sekali dalam sebulan, yang 

sering disebut satu lunasi (satu siklus fase Bulan) atau 

satu perioda revolusi sinodik, yaitu 29 hari 12 jam 44 

menit 2,9 detik atau 2 9.530589 hari, yang berarti masa 

satu tahunnya 354 hari 8 jam 48 menit 35 detik 

(354,3670694 hari). 114  Bulan-bulan qamariyah terjadi 

melalui siklus peredaran yang dihabiskan bulan satu 

kali peredaran sempurna dari munculnya hilal hingga 

muncul hilal berikutn ya atau dari satu konjungsi ke 

konjungsi berikutnya. 115  Dalam penggunaan sehari -

hari, angka pecahan bulan (0,530589) tidak praktis, 

maka dibulatkan dengan berganti -ganti antara 29 hari 

dan 30 hari, hal ini senada dengan hadis Nabi Saw yang 

menyatakan; "... B ulan itu adakalanya 30 hari, adakalanya 

pula 29 hari" . Disebabkan putarannya mengelilingi 

Bumi, Bulan senantiasa bertukar kedudukan 

dipandang dari arah Bumi. Oleh yang demikian, 

menyebabkan bentuk Bulan bertukar dalam fase -

fasenya, yang diistilahkan dengan  awjuh al qamar  atau 

phases of the moon .   

                                                         

Hilal sebagai obyek utama dalam menentukan 

awal bulan merupakan benda angkasa langka yang tak 

semua orang dapat dan mampu melihatnya. Perubahan 

penampakan wajah Bulan seti ap harinya, seperti yang 

terlihat dari Bumi, adalah sebagai akibat posisi relatif 

Bulan terhadap Bumi dan Matahari. Wajah Bulan 

nampak berbeda dari waktu ke waktu yang disebut 

fase -fase Bulam. Fase -fase tersebut adalah:  

1.  Crescent (hilal), yaitu posisi (manz ilah)  pertama 

bulan ketika menuju langit utara, yang jika 

memungkinkan akan terlihat diufuk barat setelah 

Matahari terbenam. Kejelasan bentuk hilal dari 

satu bulan dengan bulan lain berbeda -beda, masa 

muncul dan terlihatnyapun berbeda -beda yaitu 

antara 10 s.d. 40 menit. Bentuk hilal hari -hari 

berikutnya akan semakin jelas dan membesar, 

hinggga mencapai 6 hari 16 jam 11 menit hilal 

akan beralih pada posisi dan bentuk lain yaitu 

first quarter (at tarbi' al awwal) . 

2.  First Quarter (at tarbi' al awwal), adalah bu lan 

yang telah memasuki 1/4 peredarannya pada 

Matahari, yaitu mulai dari hari ke 7.  

3.  First Gibbous (al ahdab al awwal), yaitu bulan 

yang sudah mulai mendekati ufuk timur, dengan 

bentuknya yang sudah semakin membesar, yaitu 

telah sampai hari ke 11, dengan le ngkung sabit 

menghadap timur.  

224 225

 226 

4.  Full Moon (al badar) , yaitu bulan yang telah 

mencapai usia pertengahan dimana posisinya 

tepat berhadapan dengan Matahari, dan 

bentuknya telah bulat sempurna.  

5.  Second Gibbous (al ahdab as tsany) , yaitu masa 

setelah berlalunya fu ll moon (al badar) yang 

hampir seukuran dengan al ahdab al awwal   namun 

dengan arah lengkung sabit yang berlawanan 

(menghadap barat).  

6.  Second Quarter (at tarbi' as tsany) , yaitu masa 

bulan yang telah berlalau sekitar 22 1/8 hari yang 

mirip at tarbi' al awwa l  namun dengan arah 

lengkung sabit yang berkebalikan, yang terus 

bergerak sedikit demi sedikit menuju arah ufuk 

barat.  

7.  Second Crescent (al hilal as tsany) , yaitu masa 

setelah berlalunya at tarbi' as tsany , dimana 

cahayanya menutupi sebagian kecil bagian ka nan 

yang berbentuk seperti hilal.  

8.  Wane (al mahaq) , yaitu masa sampainya bulan 

pada peredaran sempurna, dimana Bumi dan 

Matahari dalam posisi sejajar, yang disebut 

dengan konjungsi (halah al iqtiran) , dan nyaris 

tidak terlihat dari Bumi dikarenakan gelap. 116  

 

                                                         

 

Fase - Fase Bulan  

Konjungsi (i jtima'/iqtiran)  sebagai syarat awal 

masuknya bulan baru adalah saat Bulan berada 

diantara Matahari-Bumi (fase wane/ al mahaq ), dimana 

wajah Bulan menjadi tidak nampak dari Bumi. Secara 

detil, ijtimak merupakan pertemuan atau b erimpitnya 

dua benda yang berjalan secara aktif. Pengertian ijtimak 

bila dikaitkan dengan bulan baru qamariyah adalah 

suatu peristiwa saat Bulan dan Matahari terletak pada 

posisi garis bujur yang sama, bila dilihat dari arah 

timur ataupun arah barat. Namun  karena tipisnya, hilal 

sangat sulit dapat dilihat dari Bumi, karena bulan yang 

sedang berijtimak berdekatan letaknya dengan 

Matahari. Mengetahui saat terjadinya ijtimak sangat 

penting dalam penentuan awal bulan qamariyah, 

semua astronom (ahli hisab) sepak at bahwa peristiwa 

ijtimak merupakan batas penentuan secara astronomis 

antara bulan qamariyah yang sedang berlangsung dan 

bulan qamariyah berikutnya. Oleh karena itu, para ahli 

astronomi umumnya menyebut ijtimak atau konjungsi 

sebagai awal perhitungan bula n baru, yang dalam ilmu 

226 227

 228 

falak dikemukakan bahwa ijtimak antara Bulan dan 

Matahari merupakan dua bulan qamariyah. 117  

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa kriteria yang 

dipakai untuk menentukan awal bulan bukan hanya 

fenomena konjungsi (ijtimak), namun seperti h alnya 

sejak zaman Rasul Saw dan sahabat ra, kriteria yang 

digunakan lebih berdasarkan pada keterlihatan 

(vi si b i l ity)  daripada berdasarkan konjungsi itu sendiri. 

Hal inilah yang terus menjadi perdebatan hingga saat 

ini, yaitu berapa derajat ambang batas hil al dapat 

teramati.  

 

HISAB ASTRONOMIS DAN   

RUKYAT SYAR'I  

 

Pada dasarnya, antara rukyat dan hisab tidaklah 

bertentangan selama keduanya dilakukan berdasarkan 

data dan fakta yang benar. Rukyat, sebagai sarana 

sederhana yang telah teruji, pula terbukti diprakt ikkan 

Nabi Saw dan sahabat selama berabad -abad 

merupakan tata cara yang terus dipertahankan dan 

dapat digunakan sampai kapanpun. Namun demikian, 

maju dan meluasnya peradaban Islam membawa 

konsekuensi kepada semakin sulitnya praktik rukyat 

dalam menentukan awal bulan. Klaim -klaim melihat 

hilal sering kali muncul, meski realitas menyatakan 

yang terlihat bukan hilal, karena itu disini diperlukan 

catatan -catatan rinci tentang hilal dan rukyat yang 

dimaksud.  

                                                         

Hisab astronomis, yang merupakan akses 

majunya peradab an, merupakan fakta yang tak 

terbantah telah banyak, bahkan sangat banyak, 

membantu dan memudahkan ibadah umat Islam. 

Keteraturan alam raya nan luas ini dapat dideteksi 

secara cermat oleh ilmu ini. Terdapat beberapa aspek 

ilmiah hilal yang sangat perlu dip ahami dalam hal ini, 

yaitu:  

1.  Bulan terbenam lebih dahulu dari Matahari (hilal 

masih/sudah berada dibawah ufuk, alias hilal 

negatif). Dalam keadaan ini, hilal mustahil 

terlihat, dan setiap kesaksian tertolak.  

2.  Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari. 

Dalam keadaan ini, ada kemungkinan hilal 

terlihat, namun bergantung ketinggiannya diatas 

ufuk untuk dapat teramati.  

3.  Hilal terlihat setelah terbenamnya Matahari 

sebelum terjadinya konjungsi. Hal ini belum 

terhitung awal bulan, namun masih terhitung 

sebagai hil al akhir Bulan yang sedang berjalan. 

(fenomena ini terhitung sebagai kejadian yang 

ganjil dan jarang terjadi).  

4.  Terjadinya konjungsi ketika terbenamnya 

Matahari dalam keadaan tertutup (kasyifah) , yaitu 

terjadinya gerhana Matahari, maka dipastikan 

hilal tidak akan terlihat.  

5.  Bulan terbenam setelah terbenamnya Matahari 

disebagian wilayah, sementara itu diwilayah lain 

sebaliknya. Maka dalam hal ini, setiap wilayah 

berlaku mathla'  masing-masing berlandaskan 

pada hadits Kuraib ra., sementara jika hal ini 

228 229

 230 

terjadi d alam satu wilayah negara kesatuan dapat 

diputuskan melalui prinsip wilayatul hukmi.  

6.  Bulan terbenam sebelum terbenamnya Matahari 

disebagian wilayah, sementara diwilayah lain 

sebaliknya. Maka, rukyah berlaku pada mabda'  

(mathla')  masing-masing, dan terkadang , point 4, 

5, dan 6 dikembalikan kepada penguasa sebagai 

ulil amri. 118   

Enam keadaan di atas merupakan fakta ilmiah 

hilal yang perlu dipahami secara baik. Karena itu, 

sebagaimana tertera dalam fikih maupun hadis, 

diperlukan adanya saksi adil. Kriteria yang d itetapkan 

ulama dalam hal ini adalah, (1) Sehat badan dan 

pikiran, (2) Jelas penglihatan, (3) Jujur dan terpercaya, 

(4) Memahami teks dan konteks rukyat, yang keempat 

syarat ini dikemas dengan sumpah.  

Terhadap point 1,2, dan 3, agaknya banyak orang 

yang mampu melakukannya, karena kelengkapan ini 

pada umumya dimiliki manusia. Namun khusus point 

4, diperlukan kejelasan lebih lanjut, antara lain 

meliputi;  

1.  Pemahaman lapangan rukyat. Area rukyat ideal 

adalah pinggir laut lepas dan bebas tanpa 

penghalang berupa gunung, pohon, bangunan 

atau tempat yang tinggi, ditambah kondisi ufuk 

barat dalam keadaan cerah.  

2.  Waktu pelaksanaan rukyat, yaitu sejak 

terbenamnya Matahari setelah terjadinya 

                                                         

konjungsi hingga berlalunya masa munculnya 

hilal, dimana berdasar penelitian hil al hanya hadir 

sekitar 10 menit sampai 1 jam saja.  

3.  K eadaan hilal. Hilal tanggal 1 adalah hilal yang 

tanduknya sedikit mengarah ke Timur, jika sedikit 

mengarah ke bawah (Barat) masih terhitung hilal 

akhir bulan, dan bentuk hilal sangat tipis dan 

redup.  

4.  Um ur hilal119 , yaitu minimal 8 jam sejak terjadinya 

konjungsi (dalam kesepakatan MABIMS), karena 

umur hilal akan berpengaruh terhadap kejelasan 

bentuk dan kecerahan cahaya bulan yang akan 

muncul.  

Ringkasnya adalah, apa, bagaimana, dan kapan 

hilal itu ? Dereta n pertanyaan teknis ini penting 

dipahami secara baik oleh para perukyat atau penganut 

rukyat, sebab kenyataan di lapangan, banyak perukyat 

yang tidak memahami hal -hal teknis ini. Hadis Nabi 

Saw memang sederhana, namun menuntut praktik 

tepat yang terkait de ngan tiga fenomena alami benda 

angkasa ciptaan Allah (Bulan, Bumi dan Matahari). 

Nabi Saw memang tidak pernah menanyakan serinci 

dan seeksplisit ini, karena ketika itu sarana satu -

satunya hanya pengamatan, dan para sahabat piawai 

dengan fenomena langit.  

Dari keterangan di atas dapat disimpulakan 

bahwa kesaksian rukyat dapat diterima jika memenuhi 

                                                         

119 Tentang umur hilal, menjadi perdebatan dikalangan ulama astronomi, 

apakah menjadi syarat atau tidak. Untuk Negara Mesir tidak menjadikan 

umur hilal sebagai patokan, namun forum MABIMS (Brunai Darussalam, 

Indonesia, Malaysia dan Singapura) menetapan kriteria umur hilal 

delapan jam setelah terjadinya konjungsi. 

230 231

 232 

kriteria di atas. Jika satu saja dari kriteria -kriteria itu 

tidak terpenuhi, kesaksian tersebut diragukan. Patokan 

pertama aktivitas rukyat seacara astronomis ada lah 

terjadinya ijtimak atau konjungsi, jika hal ini belum 

terjadi, dipastikan bahwa klaim terlihatnya hilal adalah 

keliru (dalam hal ini secara astronomis). Dalam hal ini 

pula Ibn Taimiyah (w.728 H) mengatakan;  

 

  م ىري اذهف ةجرد نيرشع لاثم هدعب ناك اذا لب اذإو لئاح لحي مل ا

ةدحاو ةجرد ىلع ناك  ىري لا اذهف  

“Bahkan, apabila jaraknya misalnya 20 derajat maka 

akan terlihat selama tidak ada pengahalang, dan 

apabila 1 derajat maka tidak akan terlihat”. 120   

Kesimpulan yang dikemukakan Ibnu Taimiyah 

disini adalah, hilal dapat dan mudah teramati jika 

berada dalam ketinggian yang memadai, disini ia 

memberi contoh  20 derajat diatas ufuk, itupun jika 

tidak ada yang menyulitkan pandangan. Namun jika 

hilal kurang dari satu derajat maka hilal tidak akan 

teramati. Secara ast ronomis, penyebutan angka derajat 

yang dimaksud Ibnu Taimiyah diatas adalah telah 

terjadinya konjungsi.  

 

 

 

 

 

PLUS -MINUS RUKYAT DAN HIS AB 

 

Terkait penentuan awal bulan qamariyah 

menggunakan hisab dan rukyat, terdapat beberapa 

plus dan minus dari keduanya , yaitu:  

1.  Jauhnya jarak hilal (bulan) dari permukaan bumi 

(mencapai sekitar 40.000 kilometer), sementara 

bulan hanya mengisi sudut sekitar 2 ½ derajat 

yang berarti hanya mengisi 1/80 sudut pandang 

mata manusia tanpa menggunakan alat. Ini berarti 

hilal hanya mengisi sekitar 1,25 % dari 

pandangan, oleh sebab itu pengaruh benda sekitar 

yang mengisi 98,75 % sangatlah besar.  

2.  Hilal hadir hanya sebentar saja (sekitar 15 menit 

s.d. 1 jam), padahal pandangan mata sering 

terhalang oleh awan yang banyak terdapat di 

neg ara tropis dan basah karena banyaknya lautan 

seperti Indonesia. Karena lembabnya permukaan 

lautan maupun daratan didekatnya maka hasil 

penguapannya membentuk awan yang 

mengumpul didekat permukaan disekitar ufuk. 

Justru pada ketinggian yang rendah disekitar  ufuk 

inilah hilal diharapkan hadir dan dapat dilihat.  

3.  Kondisi sore hari yang tidak tetap, terutama 

menyangkut pencahayaan, kemuncuan hilal 

sangat singkat maka rukyat harus dilaksanakan 

secepat mungkin setelah Matahari terbenam. Pada 

saat itu meskipun Mata hari sudah dibawah ufuk, 

cahayanya masih terlihat benderang, selanjutnya 

akan muncul cahaya kuning keemasan (cerlang 

232 233

 234 

petang). Cahaya ini sangat kuat dan nyaris 

menenggelamkan cahaya hilal yang sangat redup.  

4.  Banyaknya penghalang diudara berupa awan, 

asap ke nderaan, asap pabrik, mendung, hujan, 

fenomena langit lain seperti Mars, Venus, dll.  

5.  Hilal umumnya terletak tidak jauh dari arah 

Matahari, yaitu hanya beberapa derajat kesebelah 

utara atau selatan tempat terbenamnya Matahari 

sehingga mengaburkan cahaya hil al meskipun 

telah berada diatas ufuk.  

6.  Adanya faktor psikis (kejiwaan/mental), sebab 

melihat adalah gabungan antara proses jasmani 

dan proses rohani (psikis), yang dominan adalah 

proses psikis. Sekalipun ada benda, seseorang 

tidak akan melihat apapun jika o taknya tidak siap, 

misalnya karena melamun, maka dalam hal ini 

proses psikis tidak terjadi, sehingga proses 

melihat tidak terjadi pula. Sebaliknya, meskipun 

proses psikis tidak ada - misalnya bendanya tidak 

ada sehingga tidak ada citra benda - namun jika 

p roses mentalnya hadir, maka ia ‘merasa’ dan 

kemudian ‘mengaku’ melihat. Dalam ilmu 

psikologi, proses ini dikenal dengan istilah 

“halusi nasi” , yaitu berupa perasaan ingin sekali 

berjumpa atau sangat rindu pada benda yang 

akan dilihat, atau merasa yakin bahw a bendanya 

pasti ada. Jika terhadap benda yang besar seperti 

manusia, gunung, gedung, dll. bisa salah lihat, 

 235 

apatah lagi terhadap hilal yang jauh lebih kecil 

bahkan redup. 121  

7.  Dan lain-lain.  

Selain faktor -faktor di atas terdapat lagi beberapa 

penyebab ditola knya kesaksian rukyat, seperti telah 

dikemukakan sebelumnya, yaitu banyaknya perukyat 

yang tidak memahami aspek teknis rukyat dan hilal. 

Selain itu proses terlihatnya hilal tidak dapat terdeteksi 

ulang dan tidak dapat terdokumentasi, sehingga secara 

ilmiah sulit untuk diterima, meskipun perukyat 

seorang jujur lagi terpercaya.  

Sementara itu, hisab sebagai metode terkini dalam 

menetapkan awal bulan tidak dipungkiri juga memiliki 

berbagai kelemahan, yaitu:  

1.  Banyaknya aliran dalam ilmu hisab, yaitu terkait 

deng an metodologi dan sistem yang digunakan, 

seperti hisab urfi, hisab hakiki, hisab hakiki 

taqribi, hisab qablal ghurub , hisab imkan rukyat, 

hisab wujud hilal, dan lain -lain. Demikian lagi 

rumus (formula) yang digunakan seperti sistem 

Sullamun Nayyirain, Khul ashatul Wafiyah, 

Shaukat, Babylonia, Maunder, Fotheringham, 

Yallop, Bruin, Ibnu Thariq, Ilyas, Danjon, Duffet, 

J.Meuss, Brown, dan lain -lain.   

2.  K etidak konsistenan penetapan kriteria imkan 

rukyat yang akan disepakati.  

3.  K etidak akuratan dan ketidak tetapan hasil 

penghitungan, sebab rumus yang digunakan dari 

                                                         

121 Dr.Ir.H.S.Farid Ruskanda, M.Sc, APU, op.cit, h. 41-46 dengan 

berbagai reduksi. 

234 235

 236 

masa ke masa akan dan selalu mengalami revisi 

dan perbaikan.  

4.  Terjadinya kesalahan sistemik, kesalahan 

memasukkan data, kesalahan menggunakan alat 

hitung, dan lain-lain.  

5.  K ebenaran ilmiah dalam hisab meski pasti 

(qath'iy)  tetap mengandung keraguan ( zhan), 

sebab seperti lazimnya ilmu pengetahuan, temuan 

akan berubah jika terdapat indikasi terkini yang 

teruji.  

Namun demikian, kini data hisab semakin akurat, 

sebab kesalahan dalam hisab dapat terdeteksi seketik a. 

Selain itu, hisab dilakukan secara kolektif dengan 

berbagai akurasi. Sementara rukyat dalam praktiknya 

banyak mengandung probabilitas dan subyektifitas. 

Aktivitas rukyat adalah pengamatan alami yang selalu 

berubah dari satu bulan qamariyah dengan bulan 

qamariyah sebelum dan sesudahnya, ditambah obyek 

yang dilihat atau yang akan terlihat di langit tidak 

hanya hilal, ada benda dan fenomena angkasa lain, 

seperti Venus, Mars, awan yang adakalanya mirip hilal, 

hujan, mendung, dan lain -lain. Karena itu, rukyat  dan 

hisab perlu diselaraskan karena keduanya tidak akan 

bertentangan manakala dilakukan dengan cara dan niat 

yang benar.  

Dalam hal ini, negara Mesir memberi contoh ideal 

yang mengkombinasi dua hal ini, hisab dan rukyat. 

Hisab dilakukan untuk memastikan t erjadinya 

konjungsi dan hilal sudah berada diatas ufuk. Setelah 

itu barulah tim diturunkan melakukan pengamatan 

secara langsung di lapangan. Selanjutnya jika hasil 

 237 

hisab bertentangan dengan hasil rukyat, hisab 

didahulukan, dengan alasan hisab bersifat qath 'iy  

sementara rukyat bersifat zhanny .  

 

PENUTUP  

 

1.  Penetapan awal-awal bulan qamariyah (khusus 

Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah) di dalam 

Islam adalah masalah i jtihadiyah  sehingga sangat 

memungkinkan terjadinya perbedaan dan 

perdebatan.  

2.  Bumi, Bulan dan Matahari adalah tiga benda 

angkasa ciptaan Allah, dari tiga benda angkasa ini 

manusia dapat beraktivitas dan beribadah. 

Pemahaman yang baik terhadap tiga benda 

angkasa ini sangat membantu dan diperlukan 

demi yakin dan tenangnya seorang Muslim dalam 

beribadah.  

3.  Ter jadinya konjungsi (ijtimak) adalah syarat 

utama masuknya bulan baru dan berlakunya 

rukyat, jika tidak, maka kesaksian rukyat akan 

tertolak ditolak.  

4.  Hisab dan rukyat tidak bertentangan manakala 

dilakukan dengan cara yang benar, jika hasil 

keduanya bertentan gan maka hisab didahulukan, 

karena hisab bersifat pasti.