perusahaan
meluncurkan rancangan hotel antariksa Von Braun
Station yang ditargetkan pada 2025 dan beroperasi
penuh pada 2027.
Tak hanya itu, startup teknologi Orion Span juga
berencana merilis hotel Aurora Station pada 2022.
Stasiun itu berbentuk roda berputar, terdiri atas 24
modul yang mengelilingi Bumi. Roda berputar itu akan
menciptakan gravitasi buatan, papar Arsitek Desain
Senior Gatewa y Foundation. Stasiun itu akan memutari
Bumi, lalu isi stasiun keluar seperti air yang ada bejana.
Keberadaan software interaktif astronomi juga
semakin berkembang sehingga perangkat tersebut
tidak harus digunakan pada computer, perangkat
lunak astronomi yang beredar bahkan sekarang sudah
dapat digunakan untuk membuat simulasi alam
fenomena astronomi dan mengabarkannya langsung
dari ujung jari. Sebagai contohnya adalah stelarium,
Aplikasi Stellarium, pengguna dapat dengan mudah
mensimulasikan bentuk dan pe rgerakan benda langit,
selain Stellarium dapat menjadi gambaran visual
sebagai informasi kepada warga tentang
masuknya awal bulan hijriyah dan waktu salat. 27
KESIMPULAN
Kita saat ini sedang dalam masa bersejarah, masa
saat revolusi industri keempat se dang dibicarakan,
dipersiapkan, diperdebatkan, dan dimulai. Melihat
pola sejarah, akan terjadi perubahan besar di dunia ini.
Jutaan pekerjaan lama yang semula mapan, yang
semula diandalkan akan menghilang. Jutaan pekerjaan
baru yang tak terpikirkan oleh ki ta akan muncul. Setiap
revolusi industri sebetulnya adalah proses yang rumit
dengan pengaruh luar biasa luas maupun dalam di
warga .
aktu Subuh adalah sejak terbit fajar sidik
sampai waktu terbit matahari. Fajar sidik
dipahami sebagai awal fajar astronomi,
cahaya ini muncul menjelang matahari terbit pada saat
matahari berada sekitar 18° di bawah ufuk (atau jarak
zenit matahari = 108°). Pendapat lain menyatakan
bahwa terbitnya fajar sidik dimulai pada saat posisi
matahari 20° di bawah ufuk atau jarak zenit matahari =
110 derajat (Putraga, 2016) . Adopsi nilai dip matahari di
Indonesia diperkirakan berasal dari Saadoedin
Djambek serta Abdur Rachim yang menyampaikan
bahwa awal waktu salat Subuh di Indonesia dan
daerah dekat khatulistiwa adalah pada saat posisi
matahari berada pada kedalaman 20° di bawah ufuk
(Faruq, 2013)
Dalam penelitiannya, Bapak Dhani Herdiwijaya
menyampaikan terdapat 3 klasifikasi fajar seperti yang
diperlihatkan pada gambar 1 yaitu:
1. Fajar/senja sipil : waktu fajar ketika pusat
geometris Matahari pada sudut
kedalaman/elevasi 6° di bawah ufuk sampai
Matahari terbit atau 0,5° di bawah ufuk, dan
sebaliknya. Ciri waktu fajar sipil adalah hamburan
cahaya matahari sudah cukup kuat (meskipun
matahari belum terbit), sehingga dengan mudah
dibedakan antara benda – benda luar sekitar kita
dan tidak perlu bantuan lampu. D alam kondisi
cuaca cerah, batas ufuk pantai dan awan di
W
91
sekitarnya terlihat jelas. Demikian pula planet
Venus secara visual.
2. Fajar / senja nautikal : waktu Subuh ketika pusat
geometris matahari pada sudut kedalaman/
elevasi 12° di bawah ufuk sampai 6° di b awah
ufuk, dan sebaliknya. Langit masih cukup gelap
atau remang – remang, sehingga batas ufuk di
pantai dan awan tidak terlihat jelas. Demikian
pula obyek luar di sekitar kita tidak bias
dibedakan dengan jelas.
3. Fajar / senja astronomi: waktu fajar ketika p usat
geometris Matahari pada sudut
kedalaman/elevasi 18° di bawah ufuk sampai 12°
di bawah ufuk, dan sebaliknya. Langit gelap,
sehingga obyek luar kita tidak bias dibedakan,
kecuali mata beradaptasi cukup lama dalam
keadaan kegelapan. Polusi cahaya akibat cahaya
lampu kota dapat menyebabkan langit lebih
terang dari kondisi normal.
90 91
92
Ga m b a r 1 . Ilustrasi Pembagian Waktu Fajar / senja berdasarkan sudut
depresi matahari
Kondisi – kondisi ini berlaku untuk lintang
pengamat kurang dari 45 derajat. Durasi fajar /senja di
ekuator dari Matahari terbenam sampai fajar / senja
astronomi sekitar 1 jam 8 menit sampai 1 jam 16 menit.
Di lokasi lintang tinggi, durasinya mencapai orde
beberapa jam. Warna fajar/senja lebih sulit ditentukan
karena be rgantung terhadap kondisi meteorologis,
topografi permukaan, fase bulan, atau komposisi kimia
atmosfer rendah, terutama aerosol, terlebih jika ada
erupsi gunung berapi, kebakaran hutan atau partikel
industri dan kota. Gambar berikut menunjukkan secara
skem atis klasifikasi senja dan fajar (Herdiwijaya,
2016a) .
Dalam kaitannya dengan kajian fajar ini, paling
tidak ada tiga sub topik yang harus dikuatkan
pijakannya. Pertama , dari aspek definisi fajar sidik itu
sendiri, baik dengan pendekatan normatif maupun
93
sains. Hal ini dikarenakan masih adanya
kesimpangsiuran mengenai definisi fajar sidik di
kalangan fuqaha` dan ahli sains, apakah dimulai
pertama kali dari munculnya cahaya putih yang
menyebar secara horizontal di ufuk timur atau ketika
cahaya itu benar – benar sudah jelas (terang) menurut
penglihatan mata telanjang atau diperbolehkan dengan
bantuan teknologi.
Kedua , dari aspek teknis -empirisnya: apakah
identifikasi munculnya fajar sidik itu berdasarkan
perbedaan ketajaman pengliha tan mata manusia pada
pagi hari dan sore hari atau berdasarkan kondisi
empiris -faktual dari gejala alam yang objektivitasnya
dapat diidentifikasi dengan perangkat teknologi.
Karena penglihatan mata manusia pada pagi hari lebih
kuat dibandingkan dengan sore hari. Hal ini
disebabkan karena kondisi alam pada pagi hari itu dari
gelap ke terang dan kondisi mata manusia masih segar
karena usai istirahat tidur. Tetapi jika yang dipakai
adalah gejala empiris alam secara faktual. Mestinya
tidak ada perbedaan antara keduanya. Untuk hal ini
perlu adanya penegasan.
Ketiga , hasil kajian dari aspek sains dan teknologi,
sehingga terbangun metode yang standar untuk
observasi fajar sidik ini. Kondisi waktu pengamatan
yang memiliki kriteria, lokasi – lokasi yang ideal untuk
observasi, implikasi dari perbedaan lintang masing –
masing lokasi, antara yang rendah dan yang tinggi
yang juga terkait dengan deklinasi matahari dan garis
ekliptika. Hal yang terakhir ini penting karena
munculnya fajar sidik yang dijadikan dasar penetapan
92 93
94
awal waktu salat Subuh itu berhubungan dengan tinggi
matahari dan jarak (selisih) waktu Subuh terhadap
waktu terbitnya matahari, sebagai batas akhir salat
Subuh. Daerah – daerah yang lintangnya rendah tentu
berbeda dengan daerah yang lintangnya lebih ting gi.
PENELITIAN AWAL WAKT U SUBUH
DENGAN FOTOMETER
Penelitian Perubahan langit saat waktu fajar
dilakukan dengan menggunakan alat fotometer. Salah
satu alat yang sering digunakan adalah fotometer dari
Unihedron yaitu Sky Quality Meter (SQM). SQM sangat
mudah untuk digunakan oleh peneliti amatir untuk
mendapatkan nilai indeks kegelapan malam.
Unihedron Sky Quality Meter) merupakan sebuah
photometer berukuran kecil dan berharga rendah yang
dapat digunakan untuk mengukur kecerahan langit
malam, dimana pengguna dapat dengan mudah dan
cepat mendapatkan data kualitas dari langit malam di
setiap tempat kapan pun juga. Terdapat banyak jenis
dari SQM yang dapat digunakan sesuai kebutuhan,
baik itu menggunakan sumber listrik, baterai, atau USB
dari PC komputer. Denga n medan pandang sebesar
20° dan memiliki kesalahan relatif kurang dari 3%.
Resolusi temporal pengambilan data dapat dilakukan
setiap detik. Fotometer ini memiliki lensa dengan
sensor CM500 HOYA, dengan rentang spektral antara
300 -720 nm (puncak 500 nm) (Herdiwijaya, 2016b) .
Dengan demikian respon detektor SQM sama dengan
sensitivitas spektral visual mata manusia. Hasil dari
perangkat ini adalah nilai dalam besaran kecerahan
95
langit (Magnitudo per detik busur persegi – mpdbp
atau mpass), di mana nilai yang tinggi mencerminkan
langit semakin gelap.
Pengambilan data menggunakan SQM dapat
dilakukan ke berbagai arah langit, namun kebanyakan
penggunaan SQm diarahkan ke langit pada sudut
ketinggian 90° atau Zenith.
Zenith mewakili ti tik langit tepat diatas lokasi
pengamat sehingga menjadi indikator penilaian polusi
cahaya dan tingkat kegelapan langit malam di tempat
tersebut. Perubahan kecerahan langit juga terlihat lebih
jelas apabila pengamatan dilakukan mengarah ke
Zenith dikarena kan titik ini sendiri merupakan jarak
yang sudah dipastikan telah terjadi peningkatan
kecerahan langit setelah di ufuk berubah.
Data yang disajikan SQM adalah berupa data
perbaris durasi waktu dengan pembagian
parameternya pembacaan dalam angka dan huruf.
Berikut adalah tampilan pembacaan nilai pada SQM
LU -DL yang diambil ke arah Zenith pada tanggal 25
Juli 2018 pukul 04:59:58 hingga 05:00:02 (OIF
UMSU,2018) adalah sebagai berikut:
. . .
2018 -07-24T 21:59:58.179;2018 -07-
25T 04:59:58 .179;24.1;31842;14; 17.09
2018 -07-24T 22:00:00.176;2018 -07-
25T 05:00:00 .176;24.1;31876;14; 17.09
. . .
Pada bagian yang dicetak tebal merupakan data
yang diambil untuk diolah penulis untuk menampilkan
grafik perubahan kecerlangan langit dengan nilai yang
94 95
96
digunakan adalah waktu lokal ( 04:59:58, 05:00:00,
05:00:02) dan bagian cetak tebal di kanan (17.09 dan
17.10) adalah nilai dari magnitudo langit yang dibaca
oleh SQM. Nilai pembacaan Magnitudo kecerahan
langit yang tinggi mencerminkan langit yang gelap dan
nilai magnitudo rendah mencer minkan keadaan langit
yang tinggi polusi cahaya atau terang.
Gambar 2. Grafik Hasil Olahan Pembacaan SQM Saat Waktu Fajar di
OI F UMSU Medan .
Pada gambar 2 menunjukkan pengolahan dari
data pembacaan SQM sehingga dapat diperlihatka n
perubahan dalam bentuk pergerakan kurva pada saat
waktu subuh muncul dimana sumbu x menunjukkan
waktu dan sumbu y menunjukkan besaran magnitudo
langit yang dibaca pada saat pengamatan,
Dengan menganalisis data dan grafik yang
dihasilkan maka selanjutnya melakukan pendekatan
dan penggunaan metode perhitungan untuk
mendapatkan nilai depresi matahari pada saat awal
waktu subuh muncul dan terbaca oleh SQM pada saat
itu.
97
WAKTU SUBUH DI NEGAR A ISLAM
Dalam penelitian Raihana di Malaysia
menggunakan SQM menghasil kan ketinggian matahari
di waktu fajar sebesar 18.6° - 19.1° (Raihana, 2016) .
Sehingga kedalaman matahari 20° tidak sesuai dengan
keadaan keterlihatan pada lokasi peneliti
Hasan juga melakuk an pengamatan
menggunakan mata telanjang dalam penentuan awal
waktu Subuh di Libya selama empat tahun
pengamatan. Ia menyimpulkan pengamatan yang
menunjukkan keterlihatan waktu fajar (cahaya
pertama) terjadi berdasarkan pada rata -rata
pengamatan mata di Tu bruq (Libya) berlatar belakang
Gurun Pasir adalah pada sudut depresi matahari D =
14.7° dengan standar deviasi 0.757°. Nilai maksimum
yang didapat adalah 14.7° sedangkan nilai minimum
adalah 11.13° (Hasan, 2015) .
Beberapa negara Islam dalam konvensinya
menggunakan beberapa nilai yang berbeda d alam
menggunakan sudut depresi matahari saat memasuki
waktu subuh. Beberapa Konvensi tersebut
diperlihatkan pada tabel 1.
96 97
98
Tabel 1. Daftar Konvensi Islam dan Sudut
Matahari saat Subuh
Konvensi
Kedalaman
Matahari saat
Fajar
Shiah Ithna Ashari (Ja afari) 16°
Islamic Society of North
America (ISNA)
15°
Muslim World League
(MLW)
18°
Umm al -Qura,
Mekah
18.5°
Egyptian General Authority
of Survey
19.5°
University of Islamic Science,
Karachi
18°
Malaysia 20°
PENGAMATAN DI SUMATE RA UTARA
Pengamata n oleh peneliti dan tim OIF UMSU
menunjukkan hal yang tidak menyetujui kedalaman
matahari saat memasuki waktu subuh sebesar 20°.
Dalam pengamatan tim OIF UMSU di daerah
pantai timur Sumatera Utara pada tahun 2018 dalam
penelitian berada di Pantai Romantis , Serdang Bedagai,
Deli Serdang, pembacaan SQM yang mengarah ke arah
atas (Zenith) dan waktu pengambilan selama tidak ada
bulan di langit pada tanggal 1 -7 Hijriyah dengan
pengolahan data menggunakan metode Moving Average
menghasilkan nilai rata – rata sudut depresi matahari
99
saat waktu subuh berada pada kedalaman 14,13°
dengan nilai maksimal berada pada kedalaman 16,05°
dan nilai minimal berada pada kedalaman 12,41°. Hal
ini berarti Waktu Subuh Sudah dapat terlihat pada
kedalaman matahari sebesar 16,05° atau 64 Menit
sebelum waktu matahari terbit, dengan keterlihatan
secara umum pada kedalaman 14,13° atau 56 menit
sebelum matahari terbit.
Pada pengamtanan lainnya dilakukan di daerah
pantai Barat Sumatera Utara yang berlokasi di daerah
Barus, Tapanuli Tengah p ada tahun 2020. Pengambilan
data SQM arah atas (Zenith) dan waktu pengambilan
selama tidak ada bulan dengan pengolahan data
menggunakan metode Moving Average menghasilkan
nilai rata – rata sudut depresi matahari saat waktu
subuh berada pada kedalaman 16,28 ° dengan nilai
maksimal berada pada kedalaman 16,86° dan nilai
minimal berada pada kedalaman 14,7°. Hal ini berarti
Waktu Subuh Sudah dapat terlihat pada kedalaman
matahari sebesar 16,86° atau 67 Menit sebelum waktu
matahari terbit, dengan keterlihatan sec ara umum pada
kedalaman 16,28° atau 65 menit sebelum matahari
terbit.
Keberadaan nilai ini sendiri telah menunjukkan
adanya perbedaan kedalaman matahari saat waktu
Subuh yang memang harus dievaluasi kembali agar
dapat digunakan dalam penentuan awal waktu s alat
Subuh yang diperkirakan terlalu cepat jika
menggunakan kriteria ketinggian sudut matahari
sebesar 20°.
98 99
100
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal
diperlukan kriteria keadaan langit selama pengamatan
dan pengambilan data untuk pengamatan, yaitu :
a. Tidak ter dapat bulan.
b. Langit di Zenith Cerah.
c. Mengetahui indeks polusi cahaya lokasi
pengamatan.
d. Rentang yang diambil sesuai kebutuhan.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti dan OIF UMSU, maka dapat dibenarkan bahwa
penggunaan krite ria ketinggian matahari yang
digunakan saat ini yaitu 20° adalah tidak sesuai
ataupun terlalu cepat, sehingga diperlukan adanya
kajian kembali dalam penggunaan nilai tersebut untuk
membuat perhitungan awal waktu salat Subuh yang
benar agar memenuhi syarat sahnya salat yaitu
memasuki waktu salat tersebut.
Peneliti sendiri menemukan nilai awal waktu
Subuh terdalam di pantai timur Sumatera Utara adalah
sekitar 16,05° ufuk timur. Sedangakan untuk di pantai
barat Sumatera Utara adalah 16,86° yang artinya waktu
subuh di daerah Sumatera Utara berada pada
kedalaman Matahari sebesar 16,05° - 16,86° atau 64
hingga 67 menit sebelum matahari terbit.
Perlu adanya pijakan yang kuat, standar prosedur
baku, dan kesamaan Teknik pengolahan agar standar
dalam melakukan pengam atan dapat dilakukan oleh
setiap orang yang berkeinginan untuk melanjutkan
penelitian.
101
ahaya buatan merupakan hal yang sangat
penting bagi kehidupan manusia sebagai
penerangan pada saat malam hari. Namun
dengan seiring perkembangan populasi manusia yang
semakin banyak, cahaya buatan yang dibutuhkan
menjadi semakin besar yang dapat menjadi polusi
cahaya. Hal ini tidak berarti bahwa lampu listrik pada
dasarnya buruk. Cahaya buatan telah memberikan
manfaat bagi warga , misalnya dengan
memperpanjang hari produktif, menawarkan l ebih
banyak waktu tidak hanya untuk bekerja tetapi juga
untuk kegiatan rekreasi yang membutuhkan
penerangan. Tetapi ketika pencahayaan luar ruangan
buatan menjadi tidak efisien, mengganggu, dan tidak
perlu, itu dikenal sebagai polusi cahaya 28 .
Cahaya langit malam alami berasal dari cahaya
bintang, cahaya zodiak (sinar matahari yang
berhamburan dari debu di tata surya kita), dan airglow
dalam jumlah yang kurang lebih sama. Cahaya bulan
juga merupakan cahaya alami yang dapat
mempengaruhi kecerahan langit malam 29 . Cahaya
buatan bahkan dalam jumlah yang sedikit dapat
mengganggu keseimbangan yang halus ini, mengubah
warna langit, dan menutupi cahaya bintang. Polusi
cahaya telah menjadi masalah di seluruh dunia karena
secara bertahap mengurangi kemampuan untuk
menga mati bintang-bintang. Jenis limbah baru ini
menimbulkan dampak terhadap budaya, lingkungan,
dan bahkan energi, dengan konsekuensi yang tidak
terduga 30 .
Dalam kondisi normal, polusi cahaya banyak
ditimbulkan oleh sumber -sumber cahaya buatan.
Sumber -sumber ca haya buatan diantaranya adalah
lampu penerangan jalan, lampu -lampu reklame, lampu
dekorasi, lampu taman, lampu dari stadion olahraga,
dan lampu penerangan luar lainnya. Polusi cahaya
berbeda dari konsep pencemaran polusi yang lain.
Polusi cahaya tidak bera rti cahaya yang mendapat efek
pencemaran, tetapi cahaya itu sendiri yang menjadi
polutan bagi kondisi gelapnya langit malam 31 . Polusi
cahaya menyebar dengan cepat dengan urbanisasi yang
cepat dan telah menjadi gangguan lingkungan yang
nyata.
Polusi cahaya b iasanya dibagi menjadi dua
kategori utama yaitu cahaya yang mengganggu dan
cahaya yang berlebihan. Polusi cahaya juga dapat
dibagi menjadi polusi cahaya indoor dan outdoor.
Banyak pencahayaan luar ruangan yang digunakan
pada malam hari tidak efisien, terla lu terang, tidak
tepat sasaran, tidak terlindung dengan baik, dan, dalam
banyak kasus, sama sekali tidak diperlukan. Cahaya ini,
dan listrik yang digunakan untuk membuatnya, sedang
disia-siakan dengan menumpahkannya ke langit, alih -
alih memfokuskannya ke o bjek dan area aktual yang
ingin diterangi orang 32 . Berdasarkan International
Dark-Sky Association, polusi cahaya merupakan efek
merugikan dari cahaya buatan termasuk sky glow , glare ,
l i ght trespass , light clutter, penurunan jarak pandang di
malam hari, dan pemborosan energi.
Polusi cahaya biasanya terjadi di daerah
perkotaan besar dan telah terbukti mengurangi
visibilitas bintang. Polusi cahaya juga mengganggu
ekosistem dan bahkan dapat berdampak negatif bagi
kesehatan. Beberapa ilmuwan bahkan berpendapat
bahwa polusi cahaya yang terus meningkat dapat
menyebabkan terganggunya jaring makanan dan
memengaruhi seluruh ekosistem. Hal ini karena polusi
cahaya mengganggu kemampuan navigasi hewan
nokturnal sseperti kumbang, ngengat, jangkrik, dan
laba-laba secara to tal. Polusi cahaya dapat dikurangi
dengan penggunaan cahaya buatan yang lebih efisien.
Penggunaan cahaya buatan yang lebih efisien
membutuhkan perubahan kebiasaan sebagian besar
warga
JENIS-JENIS POLUSI CAHAYA
Polusi cahaya adalah istilah umum yan g mengacu
pada berbagai masalah, yang semuanya disebabkan
oleh penggunaan cahaya buatan yang tidak efisien atau
tidak perlu. Jenis -jenis dari polusi cahaya termasuk
cahaya yang menggangu hak sekitar ( l i ght trespass ),
pencahayaan yang berlebihan ( over illum i nation ), silau
( glare ), kekacauan cahaya ( l i ght clutter ), langit terang
( sky glow ).
Cahaya yang mengganggu hak sekitar ( light
tre s pas s )
Li ght trepass merupakan cahaya yang jatuh di
tempat yang tidak dimaksudkan, tidak dinginkan atau
tidak dibutuhkan. Ha l ini terjadi ketika cahaya yang
tidak diinginkan memasuki properti seseorang,
misalnya, dengan menyinari pagar tetangga. Masalah
penerobosan cahaya yang umum terjadi saat cahaya
kuat masuk ke jendela rumah seseorang dari luar,
menyebabkan masalah seperti kurang tidur atau
pemandangan malam terhalang 34 .
P encahayaan yang berlebihan ( ove r illumination )
O ver illum i nation merupakan jumlah sumber
cahaya yang berlebihan secara kualitas dan kuantitas.
Pencahayaan berlebihan berasal dari beberapa faktor
a. Tidak menggu nakan pengatur waktu, sensor
hunian, atau kontrol lain untuk memadamkan
pencahayaan saat tidak diperlukan
34 Rajkhowa, “Li ght Pollutio n and Impact o f Light Pollutio n. ”
106 107
108
b. Desain yang tidak tepat, terutama ruang kerja,
dengan menentukan tingkat cahaya yang lebih
tinggi dari yang dibutuhkan untuk tugas tertentu
c. Pilihan bola lampu yang salah, yang tidak
mengarahkan cahaya ke area yang diperlukan
d. Pemilihan perangkat keras yang tidak tepat agar
dapat memanfaatkan energi lebih banyak
daripada yang dibutuhkan untuk pencahayaan.
e. Pelatihan kepada pengelola gedung dan penghuni
yang tidak tuntas untuk menggunakan sistem
pencahayaan secara efisien
f. Perawatan pencahayaan yang tidak memadai
mengakibatkan peningkatan terhadap cahaya
yang menyimpang dan biaya yang dikeluarkan.
g. "Pencahayaan siang hari" dapat dibutuhkan untuk
mengurangi kej ahatan oleh warga atau untuk
menarik pelanggan oleh pemilik toko, jadi
pencahayaan yang berlebihan bisa menjadi
pilihan desain, bukan kesalahan.
h. Penggantian lampu merkuri lama dengan lampu
sodium atau metal halide yang lebih efisien
dengan daya listrik ya ng sama
i. Teknik pencahayaan tidak langsung, seperti
menerangi dinding vertikal untuk
mengaplikasikan foton di tanah.
Sebagian besar masalah ini dapat segera
diperbaiki dengan teknologi yang tersedia dan
tidak mahal. Namun terdapat dampak yang yang
cukup di bidang desain dan pelaku industri di
bidang pencahayaan yang menyebabkan
hambatan dalam memperbaiki pencahayaan yang
109
berlebihan ini. Kesadaran publik perlu
ditingkatkan agar negara -negara industri
menyadari manfaat yang besar dalam mengurangi
pencahayaan y ang berlebihan 35 .
Silau ( glare )
Glare merupakan cahaya latar belakang yang
terlalu banyak. Ini biasanya berupa cahaya terang yang
bersinar langsung di mata yang mengganggu tugas
visual yang ada36 . Silau merupakan hasil dari kontras
yang berlebihan antara are a terang dan gelap di bidang
pandang. Cahaya yang menyinari mata pejalan kaki
dan pengemudi dapat mengaburkan penglihatan
malam hingga satu jam setelah terpapar. Disebabkan
oleh kontras yang tinggi antara area terang dan gelap,
silau juga dapat menyulitkan mata manusia untuk
menyesuaikan dengan perbedaan kecerahan. Silau
dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:
a. Silau yang membutakan ( Blindi ng Glare )
Jenis silau ini menjelaskan efek seperti yang
disebabkan oleh menatap ke Matahari. Ini benar -benar
membutakan dan meninggalkan kekurangan
penglihatan sementara atau permanen.
b. Silau yang mencacatkan ( D i sability Glare )
Jenis silau ini menjelaskan efek seperti dibutakan
oleh lampu mobil yang melaju, atau hamburan cahaya
dalam kabut atau pengurangan kontras di mata, s erta
pantulan dari area gelap lain yang membuatnya terang
yang menyebabkan pengurangan kemampuan
penglihatan yang signifikan.
c. Silau yang tidak nyaman ( D i scomfort Glare )
Jenis silau ini biasanya tidak menyebabkan situasi
berbahaya namun jenis ini adalah yan g paling
menggangu dan menjengkelkan. Silau jenis ini
berpotensi menyebabkan kelelahan jika dialami dalam
waktu lama37 .
Cahaya yang bertumpuk ( L ight Clutte r )
Light clutter mengacu pada pengelompokan
lampu yang berlebihan. Pengelompokan lampu pada
jalan raya dapat menimbulkan kebingungan,
mengalihkan perhatian dari pembatas (termasuk yang
mungkin dimaksudkan untuk diterangi), dan
berpotensi menyebabkan kecelakaan. Cahaya yang
bertumpuk terutama terlihat di jalan yang desain
lampu jalannya buruk, atau tempat i klan yang terang
benderang mengelilingi jalan raya. Bergantung pada
motif orang atau organisasi yang memasang lampu,
penempatan dan desainnya bahkan mungkin
dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian
pengemudi, dan dapat menyebabkan kecelakaan. Hal
ini juga d apat menimbulkan bahaya di lingkungan
penerbangan jika penerangan keselamatan
penerbangan harus bersaing untuk mendapatkan
perhatian pilot dengan pencahayaan yang tidak
relevan 38 .
Langit terang ( Sky Glow )
Sky glow merupakan penambahan kecerahan
langit di atas wilayah yang pada penduduk. Ini adalah
kombinasi dari semua cahaya yang dipantulkan dari
apa yang diterangi dan cahaya yang diarahkan dengan
buruk menyebabkan cahaya tersebut lolos ke langit,
tersebar (dialihkan) oleh atmosfer kembali ke tanah.
Hamburan ini sangat erat kaitannya dengan panjang
gelombang cahaya ketika udaranya sangat jernih.
Hamburan Rayleigh mendominasi di udara yang
begitu jernih, membuat langit tampak biru di siang
hari. Ketika ada aerosol yang signifikan, cahaya yang
tersebar tidak terlalu bergantung pada panjang
gelombang, membuat langit siang hari lebih putih.
Karena efek Rayleigh ini, dan karena kepekaan mata
yang meningkat terhadap sumber cahaya yang kaya
warna putih atau biru saat disesuaikan dengan tingkat
cahaya yang sangat re ndah, cahaya yang kaya warna
putih atau biru memberikan kontribusi yang lebih
signifikan terhadap sky glow daripada cahaya kuning
dalam jumlah yang sama. Sky glow sangat mengganggu
para astronom, karena langit terang mengurangi
kontras di langit malam bahkan menyebabkan tidak
mungkin untuk melihat bintang yang paling terang 39 .
Polusi cahaya harus diakui sebagai bahaya bagi
lingkungan dan kesehatan manusia dan bukan seperti
yang diyakini secara umum, hanya sebagai ma salah
bagi para astronom. Penelitian medis tentang efek
cahaya yang berlebihan pada tubuh manusia
menunjukkan bahwa berbagai efek kesehatan yang
merugikan dapat disebabkan oleh polusi cahaya atau
paparan cahaya yang berlebihan. Dalam beberapa buku
desain p encahayaan menggunakan kesehatan manusia
sebagai kriteria eksplisit untuk menentukan
pencahayaan interior yang tepat. Dampak bagi
kesehatan dari pencahayaan berlebih atau komposisi
spektrum cahaya yang tidak tepat dapat mencakup:
peningkatan insiden sakit kepala, kelelahan pekerja,
peningkatan terhadap stres yang ditentukan secara
medis, penurunan fungsi seksual dan peningkatan
kecemasan 40 .
Polusi cahaya juga memiliki peran terhadap
penyakit kanker. Badan internasional untuk penelitian
kanker menambahkan gan gguan sirkadia ke dalam
daftar kelompok 2A (mungkin menyebabkan kanker
pada manusia). Gangguan sirkadian juga disebabkan
oleh paparan cahaya pada malam hari 41 . Sirkadia
merupakan proses dalam tubuh semua makhluk hidup
bahkan organisme sederhana seperti alga yang
mengatur siklus bangun -tidur selama 24 jam. Kanker
payudara dan kanker kolorektal merupakan kanker
yang dapat ditimbulkan oleh polusi cahaya 42 .
Efek dari polusi cahaya juga dapat berdampak
langsung pada kesehatan retina mata. Paparan konstan
pada panj ang gelombang yang berbeda dan intensitas
cahaya yang dipromosikan oleh polusi cahaya dapat
menyebabkan degenerasi retina sebagai akibat dari
kematian sel epitel pigmen retina atau fotoreseptor.
Efek kumulatif dari eksposur yang terlalu lama dengan
tidak adanya pengalaman yang mendalam terhadap
gelap pada malam hari dan paparan radiasi tinggi oleh
teknologi LED dapat mempengaruhi fisiologi retina
yang mendorong kematian sel dan dapat
mengakibatkan kebutaan dan desinkronisasi 43 .
DAMPAK POLUSI CAHAYA
TERHADA P HEWAN
K ehidupan disusun dengan pola terang -gelap
yang alami.sehingga gangguan pada pola tersebut
dapat mempengaruhi berbagai aspek perilaku hewan.
Polusi cahaya dapat mengacaukan navigasi hewan,
mengubah interaksi kompetitif, mengubah hubungan
predatorpr ey, dan memengaruhi fisiologi hewan.
Berikut beberapa hewan yang terkena dampak dari
polusi cahaya.
Kura -Kura
Kura -kura merupakan contoh paling kuat
bagaimna polusi cahaya di sekitar pantai dapat
mempengaruhi tingkah laku hewan. Banyak spesies
kura-kura be rtelur di pantai dengan penyu betina
kembali selama beberapa dekade ke pantai tempat
mereka dilahirkan untuk bersarang. Kura -kura betina
menghindari pantai yang diterangi cahaya untuk
sarangnya karena sarang dikonsentrasikan pada bagian
pantai yang kurang terang dan teduh. Jika pantai -
pantai tersebut terang benderang di malam hari, kura -
kura betina mungkin tidak disarankan untuk bersarang
di dalamnya. Hal ini dapat menyebabkan pemilihan
habitat bersarang yang kurang optimal atau
konsentrasi sarang yang khus us, dengan efek pada
jumlah dan rasio jenis kelamin tukik yang dihasilkan
dan kematian tukik yang lebih tinggiMereka juga dapat
mengalami disorientasi yang disebabkan oleh lampu
dan tersasar ke jalan raya terdekat, di mana mereka
berisiko tertabrak kendara an44 .
Burung
Sekitar 200 spesies burung terbang dengan pola
migrasi mereka pada malam hari di atas Amerika
Utara, dan terutama selama cuaca buruk dengan
tutupan awan rendah, mereka secara rutin
dibingungkan oleh bangunan yang terang benderang,
menara komun ikasi, dan bangunan lainnya. Para ahli
memperkirakan navigasi burung yang menggunakan
cakrawala sebagai orientasi arah terganggu oleh
pencahayaan dan cahaya langit. Setiap tahun di Kota
New York, sekitar 10.000 burung yang melakukan
migrasi terluka atau te rbunuh karena menabrak
gedung pencakar langit dan gedung bertingkat tinggi 45 .
Polusi cahaya juga dapat menyebabkan kerusakan
terhadap kesehatan burung dengan mengganggu ritme
sirkadian, menghambat pelepasan melatonin dan
mengubah mikrobiota usus 46 . Selain it u beberapa bukti
menunjukkan bahwa pencahayaan malam buatan
mempengaruhi pilihan lokasi sarang pada burung 47 .
Ikan
Ada jenis ikan yang tertarik dengan cahaya ada
juga yang menghindari cahaya, namun cahaya buatan
mempengaruhi kedua reaksi tersebut. Sebagian besar
penelitian menunjukkan bahwa ikan menghindari
sumber cahaya putih. Namun demikian, ada spesies
yang tertarik oleh cahaya dan ini biasanya digunakan
oleh pemancing untuk menangkap ikan tersebut.
Sebuah studi tentang teknik pencahayaan pada
pengamatan ikan laut dalam menunjukkan bahwa
cahaya putih mengganggu perilaku alami ikan laut
dalam. Pengamatan menunjukkan bahwa "jumlah rata -
rata penampakan ikan di kamera secara signifikan lebih
besar di bawah cahaya merah daripada cahaya putih".
Alasannya adalah adaptasi mata ikan laut dalam
dengan lingkungan gelap dan kemungkinan kerusakan
mata karena kecerahan lampu 48 .
DAMPAK POLUSI CAHAYA
TERHADAP TUMBUHAN
Tumbuhan memanfaatkan kegelapan dengan
berbagai cara. Manajemen metabolisme,
perkembangan, dan program ke hidupan pada
tumbuhan dipengaruhi oleh kegelapan. Tumbuhan
mengukur dan bereaksi terhadap durasi malam yang
berarti durasi kegelapan. Oleh karena itu tumbuhan
hari pendek membutuhkan malam yang panjang. Jika
malam diterangi oleh cahaya buatan yang berlebih an
pola pembungaan dan perkembangannya mungkin
akan sepenuhnya terganggu.
Studi menunjukkan bahwa polusi cahaya di
sekitar danau mencegah zooplankton, seperti Daphnia,
memakan alga di permukaan danau yang dapat
mematikan tanaman di danau dan menurunkan
kualitas air. Cahaya malam hari dapat mengganggu
kemampuan ngengat dan serangga nokturnal lainnya
untuk bernavigasi. Bunga yang bergantung pada
ngengat untuk penyerbukan secara tidak langsung
dapat dipengaruhi oleh pencahayaan malam, karena
tidak ada penyerb uk pengganti yang tidak akan
terpengaruh oleh cahaya buatan. Hal ini dapat
menyebabkan penurunan spesies tanaman yang tidak
dapat bereproduksi, dan mengubah ekologi jangka
panjang suatu daerah 49 .
DAMPAK POLUSI CAHAYA
TERHADAP ASTRONOMI
Polusi cahaya dapat mengurangi kontras antara
bintang dan galaksi di langit dan langit itu sendiri,
sehingga lebih sulit untuk mendeteksi objek yang lebih
redup. Ini adalah salah satu faktor yang menyebabkan
teleskop baru dibangun di daerah yang semakin
terpencil 50 . Permasala han ini dirasakan sendiri oleh
salah satu observatorium terbesar dan tertua di
Indonesia yakni Observatorium Bosscha yang terletak
di kabupaten Bandung Jawa Barat. Karena langit di
sekitar observatorium semakin terang, Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nas ional (Lapan) akan
membangun Observatorium Nasional di Kupang,
NTT51 . Hal ini tidak hanya dirasaka oleh observatorium
Bosscha, observatorium di seluruh dunia seperti di
Observatorium Mount Wilson dan National
Observatory di Amerika juga melakukan pencarian
lokasi baru dikarenakan langit di lokasi sebelumnya
semakin terang sehingga mengganggu pengamatan 52 .
KESIMPULAN
Cahaya buatan seperti lampu merupakan hal
yang sangat penting bagi kehidupan manusia sebagai
penerangan pada saat malam hari. Namun penggunaan
yang berlebihan dan tidak efisien dapat mengakibatkan
adanya polusi cahaya yang dapat memiliki dampak
negatif pada berbagai aspek kehidupan baik pada
makhluk hidup seperti manusia, hewan, dan
tumbuhan. Polusi cahaya juga berdampak pada
menurunnya jumlah bi ntang yang dapat diamati pada
malam hari sehingga banyak observatorium yang
mencari lokasi baru yang jauh dari polusi cahaya
sebagai lokasi observatorium yang baru.
atelit adalah bulan, planet atau mesin yang
mengorbit planet atau bintang. Mi salnya, Bumi
adalah satelit karena mengorbit matahari.
Demikian juga, bulan adalah satelit karena mengorbit
Bumi. Biasanya, kata "satelit" mengacu pada mesin
yang diluncurkan ke ruang angkasa dan bergerak di
sekitar Bumi atau benda lain di ruang angkasa.
Bumi dan bulan adalah contoh satelit alami.
Ribuan satelit buatan, atau buatan manusia, mengorbit
Bumi. Beberapa mengambil gambar planet yang
membantu ahli meteorologi meramalkan cuaca dan
melacak badai. Beberapa mengambil gambar dari
planet lain, matahari, lubang hitam, materi gelap atau
galaksi yang jauh. Gambar -gambar ini membantu para
ilmuwan lebih memahami tata surya dan alam semesta
53 .
Satelit merupakan salah satu teknologi paling
memukau yang pernah diciptakan oleh manusia.
Manusia telah meluncurkan s atelit sejak tahun 1957,
pada saat itu dipelopori oleh Uni Soviet dengan
meluncurkan Sputnik. Semenjak saat itu pemanfaatan
satelit berkembang dengan pesat. Fungsi satelit selain
memudahkan kita dalam urusan berkomunikasi,
sebagai alat navigasi dan pertaha nan, satelit juga
memungkinkan digunakan untuk penjelajahan jarak
jauh dalam tata surya kita. Satelit sudah menjadi inti
dari kehidupan kita, bahkan indonesia turut andil
dalam meluncurkan satelit nasionalnya, satelit tersebut
dimulai dengan satelit Palapa A1 pad tahun 1976 54 .
Satelit ada yang berawak dan ada yang tidak
berawak. Satelit yang berawak antara lain space shuttle
(Atlantis, Columbia, Discovery, dan Endeavour) yang
dimiliki Amerika Serikat, sedangkan satelit ayng tidak
berawak antara lain adalah satelit komunikasi, obsevasi
bumi, cuaca, navigasi, dan sateli -satelit untuk tujuan
militer. Satelit -satelit tersebut beredar pada orbit yang
sudah ditentukan. namun demikian sebagian besar
orang masih beranggapan bahwa satelit tersebut
beredar hanya dari timur ke barat, mengitari bumi di
atas ekuator. Anggapan itu tidak benar, karena banyak
juga satelit yang melakukan kegiatannya di orbit -orbit
ekuatorial rendah, polar, yang beredar dari utara ke
selatan melintasi bumi 55 .
Dalam sejarah satelit, sejak pel uncuran satelit
Sputnik pertama pada tahun 1957, sekitar 8.378 satelit
telah dikirim ke luar angkasa, sesuai data United
Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA). Saat
ini ada 4.994 satelit di orbit, dari yang hanya 7 yang
berputar di sekitar planet selain bumi. Ada tiga tempat
peluncuran yang paling sering digunakan yaitu,
Plesetsk Cosmodrome di Rusia (2.101 peluncuran),
Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan (1.734
peluncuran), dan Cape Canaveral di Amerika Serikat
(1.203 peluncuran). Menurut data oleh Union of
Concerned Scientists (UCS) yang menyimpan catatan
jumlah satelit operasional, dari 4.987 satelit yang
berputar di sekitar bumi pada tahun 2018, hanya 1.957
yang beroperasi. Ini berarti saat ini kurang dari 40%
satelit yang berada di orbit beropera si 56 .
Satelit sangat penting bagi suatu negara.
Contohnya bagi Indonesia, satelit dapat bergfungsi
untuk menyatukan wilayah Indoensia yang relatif
besar, terdiri dari ribuan pulau dan lautan yang luas.
Selain itu, satelit juga berfungsi untuk mempersatuka n
keadaan sosial dan budaya warga Indonesia,
memajukan perekonomian, bisnis dan politik, dan
dapat mengantisipasi bencana di seluruh kawasan
Indonesia 57 .
Berdasarkan data dari UCS pada bulan Maret 2020
terdapat 2.666 satelit yang beroperasi. Negara ya ng
paling banyak memiliki satelit akit adalah Amerika
Serikat dengan jumlah satelit aktif sebanyak 1.327
satelit, di urutan kedua terdapat negara Cina dengan
jumlah satelit aktif sebanyak 363 satelit, dan di urutan
ketiga terdapat negara Rusia dengan jumla h satelit aktif
sebanyak 169 satelit 58 . Negara -negara di Asia Tenggara
seperti Indonesia juga ikut berlomba mengirimkan
satelitnya ke luar angkasa. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat perkembangan satelit yang berasal dari
negara di Asia Tenggara.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan maetode kualitatif
untuk mengetahui satelit pertama yang dimiliki oleh
negara -negara di Asia Tenggara.
TINJAUAN PUSTAKA
Satelit
Satelit buatan adalah suatu benda buatan manusia
yang beredar di ruang antariksa dan mengelilingi
bumi, berfungsi sebagai stasiun radio yang menerima
dan memancarkan atau memancarkan kembali dan
atau menerima, memproses dan memancarkan kembali
sinyal komunikasi radio. Suatu sistem satelit terdiri
dari satelit, stasiun bumi yang mengoperas ikan dan
mengendalikan satelit dan link diantaranya. Pada
umumnya satelit memiliki komponen -komponen
sebagai berikut
1. Subsistem Struktural atau Bus.
Bus adalah kerangka logam atau komposit
dimana elemen lainnya dipasang, Bus biasanya
dibuat elastis untuk m engatasi tekanan sewaktu
peluncuran. Untuk membatasi panas matahari
yang diserap, Bus juga dicat dengan cat reflektif
sehingga menghasilkan proteksi dari laser.
2. Sistem Pengatur Suhu.
124 125
126
Sistem pengatur suhu berfungsi untuk menjaga
bagian aktif dari satelit a gar cukup dingin
sehingga dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Komponen satelit aktif seperti komputer dan
penerima sinyal dapat menghasilkan sejumlah
besar panas. Pancaran sinar matahari pada
permukaan satelit juga menghasilkan panas
meskipun permukaan sat elit dapat dibuat sangat
reflektif untuk mengurangi penyerapan panas.
Tanpa atmosfer, konduksi dan konveksi tidak
dapat menghilangkan panas objek seperti halnya
di bumi. Jadi, satelit harus meradiasi panas untuk
menghilangkannya.
3. Sumber Daya Listrik
Satel it biasanya menggunakan serangkaian sel
surya (panel surya) yang menghasilkan listrik
kemudian disimpan pada baterai isi ulang untuk
menjamin suplai daya saat satelit tidak
mendapatkan cahaya matahari. Perkembangan
teknologi baterai menghasilkan baterai b aru
dengan energi spesifik (energi yang tersimpan per
massa unit) dan kehandalan yang tinggi. Panel
surya biasanya dipasang di badan satelit atau
diatas panel yang datar.
4. Sistem Kendali Komputer
Komputer on -board memonitor kondisi subsistem
satelit, mengen dalikan aksinya dan memproses
data. Satelit bernilai tinggi memasukkan
perangkat keras anti jamming mutakhir yang
dioperasikan oleh komputer. Sistem komputer ini
sensitif terhadap lingkungan elektromagnetiknya
127
dan dapat dimatikan atau dinyalakan ulang
selama badai matahari.
5. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi membentuk link antar satelit
dan stasiun buminya atau antar satelit dan satelit
lainnya. Sistem ini secara umum terdiri dari
penerima sinyal, pengirim sinyal dan satu atau
lebih antena radio. Salah sa tu bagian yang paling
penting dan paling rentan dari suatu sistem satelit
adalah link radio antara satelit dan stasiun bumi.
Semua satelit membutuhkan link ke dan dari
bumi untuk melakukan fungsi Telemetry , Tracking
and Command (TTnC). Sistem TTnC
mengoper asikan satelit dan mengevaluasi
kelayakan sistem satelit lainnya. Sistem TTnC
menempati bagian kecil dari total bandwidth
satelit yang ditetapkan. Sistem komunikasi satelit
merupakan cara yang efisien untuk
menghubungkan stasiun komunikasi berjumlah
banyak dengan cakupan wilayah yang luas.
Sistem komunikasi satelit terdiri dari dua segmen
yaitu:
a. Segmen Pentanahan (terminal, stasiun bumi)
Segmen pentanahan berfungsi mengirimkan
komunikasi pengguna kepada segmen
antariksa
Seluruh terminal satelit di dalam c akupan
dapat berkomunikasi
b. Segmen Luar Antariksa (Satelit)
Satelit komunikasi merupakan microwave
repeater di antariksa
126 127
128
Transponder menerima sinyal pada frekuensi
yang diberikan (uplink), menguatkan dan
mengirimkan kembali sinyal tersebut pada
frekuensi yang berkaitan (downlink)
6. Sistem Kendali Ketinggian
Sistem kendali ketinggian berfunsi untuk menjaga
pergerakan satelit pada arah yang benar
mencakup giroskop, akselerometer, dan sistem
pemandu. Kendali presisi dibutuhkan untuk
menjaga antena mengarah deng an benar untuk
keperluan komunikasi dan sensor mengarah
dengan benar untuk keperluan pengumpulan
data. Jika sistem kendali ketinggian tidak
berfungsi, satelit tidak bisa digunakan.
7. Subsistem Penggerak
Sistem penggerak satelit terdiri dari mesin yang
berfun gsi untuk memandu pesawat antariksa
menuju tempat yang dituju di orbit setelah
diluncurkan, pendorong -pendorong kecil yang
digunakan untuk station - keeping dan
mengendalikan ketinggian dan pendorong yang
lebih besar untuk manuver lainnya. Satelit masih
dapat berfungsi walaupun sistem penggerak tidak
berfungsi karena kerusakan atau kekurangan
bahan bakar. Meskipun begitu, di orbit yang
dipenuhi oleh satelit lainnya seperti orbit
geostasioner, satelit harus bisa mempertahankan
posisinya dengan sangat akurat.
129
8. Perlengkapan Spesifik Misi
Selain elemen dasar, satelit juga membawa
peralatan spesifik misi untuk melakukan tugas
tertentu sebagai berikut:
a. Penerima Sinyal, Pengirim Sinyal dan
Transponder.
b. Sistem Penginderaan jauh
c. Sistem Persenjataan
Stasiun Bumi
Sate lit dimonitor dan dikendalikan dari stasiun
bumi. Salah satu jenis stasiun bumi adalah stasiun
kendali yang memonitor kelayakan dan status satelit,
mengirimkan perintah dan menerima data yang
dikirimkan satelit. Antena yang digunakan oleh stasiun
kendali u ntuk berkomunikasi dengan satelit dapat
berlokasi sama dengan stasiun bumi. Untuk
mempertahankan hubungan secara terus menerus
dengan satelit yang tidak berada di orbit geostasioner,
stasiun bumi membutuhkan antena atau stasiun
otonomi di lebih dari satu l okasi. Satelit dapat
berkomunikasi dengan banyak stasiun bumi pada
waktu yang bersamaan.
Stasiun bumi umumnya tidak dilindungi secara
ketat dari serangan fisik. Penonaktifan stasiun bumi
dapat menyebabkan dampak gangguan secara
langsung namun gangguan te rsebut dapat dikurangi
dengan stasiun bumi yang memiliki kapabilitas lebih
misal pusat kendali pengganti. Komputer di pusat
kendali rentan terhadap gangguan dan interferensi,
terutama jika dihubungkan ke internet. Meskipun
128 129
130
demikian, komputer command bernil ai tinggi memiliki
keamanan yang tinggi. Selain itu, banyak komputer
kendali perintah mi liter terisolasi dari internet.
Link
Istilah link mengacu pada jalur yang digunakan
untuk berkomunikasi dengan satelit, terdiri dari:
1 U plink : mengirimkan sinyal dari s tasiun bumi ke
satelit
2 Downlink : mengirimkan sinyal dari satelit ke
stasiun bumi
3 Crosslink : mengirimkan sinyal dari satelit ke
satelit lainnya.
4 Telemetry, tracking, and command (TT&C) link :
bagian dari uplink dan downlink yang digunakan
untuk mengendal ikan fungsi satelit dan
memonitor kelayakan satelit.
Uplink dan downlink rentan terhadap interferensi
karena kekuatan sinyal radio saat mencapai antena
penerima sinyal seringkali lemah sehingga sinyal
gangguannya tidak perlu kuat. Link juga bisa diganggu
dengan menempatkan sesuatu yang kedap terhadap
gelombang radio seperti sehelai bahan penghantar di
jalur a ntara satelit dan stasiun bumi.
Layanan Satelit
Berdasarkan International Telecomuni cations Union
(ITU -R) yaitu badan yang bertanggung jawab dalam
komunikasi radion mendefinisikan beberapa jenis
layanan satelit yang digunakan di dunia.
131
1 Fi xed - Satellite Services (FSS)
FSS merupakan layanan komunikasi radio antara
posisi yang ditunjukkan pada permukaan bumi
saat satu atau lebih satelit digunakan. Stasiun
yang berlokasi pada posisi yang ditunjukkan pada
permukaan bumi disebut stasiun bumi FSS.
2 Mobile -Satellite Services (MSS)
MSS merupakan layanan radio komunikasi radio
antara stasiun bumi bergerak dan satu atau lebih
stasiun antariksa atau antara stasiun bumi
bergerak dengan menggunakan satu atau lebih
stasiun antariksa.
3 Broadcasting -Satellite Services (BSS)
BSS merupakan layanan komunikasi radio
dimana sinyal dikirimkan atau dikirimkan
kembali oleh stasiun antariksa untuk penerimaan
langsung warga dengan menggunakan
antena penerima yang sangat kecil (TVRO). Satelit
yang digunakan untuk BSS dinamakan satelit
siaran langsung ( D irect Broadcast Satellite ) 59 .
Satelit pertama yang dimiliki oleh Indoneia adalah
satelit Palapa -A1. Satelit Palapa -A dibangun oleh
Boeing SatelliteSystems. Program satelit Palapa -A
dimulai pada Februari 1975 ketika pemerintah
Indonesia memberikan dua kontrak terpisah kepada
Boeing untuk pembangunan dua satelit, stasiun kontrol
induk untuk sel uruh sistem, dan sembilan stasiun
bumi. Penyelesaian stasiun bumi dan pengembangan,
konstruksi, dan peluncuran satelit pertama terjadi
dalam 17 bulan, salah satu jadwal produksi tercepat
yang pernah dilakukan oleh manajemen dan insinyur
Boeing. Perusahaan lain membangun 30 stasiun bumi
untuk melengkapi segmen grup dari sistem, yang
dikendalikan dan dioperasikan oleh PERUMTEL,
perusahaan telekomunikasi milik pemerintah 60 .
Berat peluncuran satelit itu 1.265 pound; berat di
orbit adalah 654 pound. Kendaraan p eluncuran NASA
untuk satelit Palapa -A adalah Delta -2914, jenis
pendorong yang sama yang digunakan untuk
meluncurkan satelit Anik A dan Westar sebelumnya.
Palapa, nama yang menandakan persatuan nasional,
dipilih oleh Presiden Soeharto pada Juli 1975.
Palapa -A adalah satelit 12 -transponder dengan
kapasitas rata -rata 6000 sirkuit suara atau 12 saluran
televisi berwarna simultan atau kombinasi keduanya.
Masa kontrak satelit di orbit adalah tujuh tahun. Satelit
itu setinggi 11 kaki 2 inci (termasuk antena) dan
diameter 6 kaki 3 inci. Antena berbentuk balok adalah
parabola 5 kaki transparan tenaga surya.
Tabel 1. Satelit Palapa A1
Negara Indonesia
Nama Satelit Palapa A1
Tanggal
Peluncuran
8 Juli 1976
Tipe Satelit Komunikasi
Operator PERUMTEL
Kontraktor Hughes
Peralatan 12 transponder C -
band
Konfigurasi HS-333D
Tenaga
Penggerak
FW -5
Sumber Daya
Listrik
Panel surya,
baterai
Waktu Operasi 7 Tahun
Orbit GEO
Thailand
Satelit pertama yang dimiliki oleh Thailand
adalah satelit Thaicom 1. Mengingat pertumbu han
populasi dan basis bisnis di Thailand, Shinawatra
Computer and Communications Co. Ltd. (SC&C)
menandatangani kontrak dengan Hughes Space and
Communications Company pada Oktober 1991 untuk
mengembangkan sistem satelit komunikasi khusus
132 133
134
pertama di negara itu. Dua satelit, versi ringan dari
model Hughes HS -376 Hughes yang populer,
diperintahkan untuk dibangun dan dikirim dalam 24
dan 28 bulan, masing -masing. Sistem itu dinamai
"Thaicom" oleh Raja Bhumiphol, untuk melambangkan
hubungan antara Thailand dan teknologi komunikasi
modern. Satelit -satelit itu disebut Thaicom 1 dan
Thaicom 2.
Berdasarkan bus HS -376 yang andal, setiap satelit
Thaicom memiliki dua transponder Ku -band (ditambah
satu cadangan), ditenagai oleh amplifier tabung
bepergian -gelombang 47 wat t. Daya radiasi isotropik
efektif di Thailand adalah 50 dBW. Pesawat ruang
angkasa juga membawa 10 transponder C -band
(ditambah dua suku cadang), yang terhubung ke
amplifier daya solid state 11 watt. Ini memiliki area
cakupan yang lebih luas, dari Jepang k e Singapura, dan
menyediakan 33 hingga 38 dBW.
Satelit Thaicom HS -376L berbagi beberapa
karakteristik dengan model HS -376 spin -stable lainnya
yang dijual kepada pelanggan di seluruh dunia. Panel
surya silinder luar dan dalam meluncur bersama untuk
diluncur kan, dan di orbit, panel luar diturunkan dan
putaran, antena berpolarisasi ganda dinaikkan. Sel
surya silikon memberikan daya listrik (700 Watt pada
awal kehidupan untuk Thaicom), dan baterai nikel -
hidrogen memberikan daya selama gerhana.
Satelit Thaicom m emiliki berat sekitar 629 kg,
dengan bahan bakar stasiun hidrazin, pada awal
kehidupan di orbit. Karena muatan elektronik yang
ringan, satelit akan dapat membawa bahan bakar
135
tambahan senilai beberapa tahun. Kontrak Thaicom
membutuhkan 13,5 tahun layanan, d ibandingkan 8
hingga 10 tahun untuk model HS -376 lainnya dengan
lebih banyak transponder.
Thaicom 1 diluncurkan dengan roket Ariane -44L
H10+ dari Kourou, Guyana Prancis, pada 18 Desember
1993. Ukuran satelit memungkinkannya untuk berbagi
kendaraan peluncur an dengan pesawat ruang angkasa
Hughes lainnya. Thaicom 2 berhasil diluncurkan 7
Oktober 1994, juga berbagi roket Ariane -44L H10 +
dengan satelit Hughes lainnya. Dalam peluncuran
Ariane, pesawat ruang angkasa disuntikkan langsung
ke orbit transfer geosinkr on, sehingga tidak diperlukan
tahap perigee. Motor tendangan apogee kelas Thiokol
Star-30 digunakan untuk mengedarkan orbit pesawat
ruang angkasa di sekitar khatulistiwa. Empat 22.2
Newton pendorong digunakan untuk pemeliharaan
stasiun. Satelit dirancang u ntuk beroperasi antara 78
derajat dan 120 derajat bujur Timur.
Thaicom 1 dipindahkan pada Mei -Juni 1997 ke
posisi orbit 120 derajat BT, dan dinamai Thaicom 1A.
Thaicom1A dipindahkan ke orbit pekuburan pada 12
Januari 2010 dan diikuti Thaicom 2 pada 30 Okt ober
2010, keduanya pensiun setelah 16 tahun pelayanan 61 .
0
Tabel 2. Satelit Thaicom 1
Negara Thailand
Nama Satelit Thaicom 1
Tanggal Peluncuran 18 Desember 1993
Tipe Satelit Komunikasi
Operator Shinawatra Computer
and Komunikasis Co.
Ltd. (SC&C )
K ontraktor Hughes
Peralatan 2 (+1) transponder Ku -
band, 10 (+2)
transponder C -band
Konfigurasi HS-376L
Tenaga Penggerak Star-30BP
Sumber Daya Listrik Panel surya, baterai
Waktu Operasi 16 Tahun
Orbit GEO
Malaysia
Satelit pertama yang dimiliki oleh Malaysia
adalah satelit MEASAT 1. Binariang Sdn. Bhd. Kuala
Lumpur mengambil langkah besar ke arah peningkatan
infrastruktur dan komunikasi regional Malaysia
dengan menandatangani kontrak dengan Hughes
Space and Communications International, Inc. (HSCI),
pada 17 Mei 1994. Perjanjian tersebut menyimpulkan
lebih dari dua tahun diskusi menyusul sebuah
memorandum kesepahaman ditandatangani pada
November 1991, dan mengakhiri kompetisi
internasional yang dimenangkan HSCI atas tiga
137
pesaing. Kontrak menyerukan pen giriman satu
pesawat ruang angkasa model Hughes HS -376 dan opsi
untuk yang kedua, membentuk sistem Satelit Malaysia -
Asia Timur (MEASAT). Binariang menggunakan
opsinya pada 30 November 1994, dan mengizinkan
Hughes untuk melanjutkan dengan 37 6 satelit kedua.
Sistem MEASAT akan menyediakan layanan direct -to-
user (DTU) pertama di Malaysia, serta layanan
komunikasi umum di area yang menjangkau dari India
ke Hawaii dan dari Jepang ke Australia Timur. Di
antara layanan DTU adalah program televisi dan
pendidikan ya ng dipancarkan ke antena rumah
berukuran kecil (50 cm). Layanan komunikasi regional
umum termasuk telepon, televisi, transmisi data, dan
jaringan bisnis. Binariang adalah operator seluler
pertama di Malaysia yang menawarkan layanan digital
sepenuhnya.
Kedu a pesawat ruang angkasa MEASAT
dibangun oleh Hughes Space and Communications
Company (HSC) di El Segundo, California. Satelit
pertama diluncurkan dengan roket Ariane -44L H10 -3
pada 12 Januari 1996, dari Kourou, Guyana Prancis.
Peluncuran satelit kedua adal ah 13 November 1996,
juga menggunakan Ariane -44L H10 -3. HSC juga
memasok peralatan untuk stasiun pengendali satelit di
Pulau Langkawi Malaysia dan melatih pengendali
pesawat ruang angkasa Malaysia.
Model MEASAT HS -376 menampilkan tiga bonus
kinerja penting dibandingkan dengan versi standar.
Pertama, masing -masing memberikan daya muatan 40
persen lebih banyak - lebih dari 1200 Watt - dengan
136 137
138
menggunakan sel surya gallium arsenide daripada
silikon. MEASAT 1 adalah satelit komunikasi komersial
pertama yang meng gunakan sel surya gallium
arsenide. Kedua, antena HSC yang ringan dan
berbentuk gain tinggi memulai debutnya HS -376 di
MEASAT. Permukaan ganda antena yang berkontur
khusus dan bukaan tunggal menghilangkan kebutuhan
akan feedhorn ganda. Ketiga, MEASAT mengg unakan
sistem propulsi bipropellant alih -alih monopropellant
untuk efisiensi penempatan dan kontrol sikap yang
lebih baik. MEASAT 1 dikontrak untuk beroperasi
selama 12 tahun.
MEASAT 1 memiliki lima transponder Ku -band
berdaya tinggi, ditambah satu cadanga n, untuk layanan
DTU. Ini menggunakan amplifier gelombang bepergian
112 watt. Selain itu, 12 transponder C -band melakukan
layanan regional, ditenagai oleh amplifier solid -state 12
watt, dengan tambahan tiga transponder cadangan.
MEASAT 1 dipindahkan ke 46 ° E dan berganti nama
menjadi Africasat 1 pada Januari 2008 62 .
62 Gunter Dirk Krebs, “MEASAT 1, 2 / Africasat 1, 2,”
space.skyrocket.de, 2018, https://space.skyrocket.de/doc_sdat/measat-
1.htm.
139
Tabel 3. Satelit MEASAT 1
Negara Malaysia
Nama Satelit MEASAT 1
Tanggal
Peluncuran
12 Januari 1996
Tipe Satelit Komunikasi
Operator Binariang Sdn. Bhd.
→ MEASAT Satellite
Systems Sdn. Bhd.
Kontraktor Hughes
Peralatan 5 (+1) transponder
Ku -band, 12
transponder C -band
Konfigurasi HS-376
Tenaga Penggerak Star-30
Sumber Daya
Listrik
Panel surya, baterai
Waktu Operasi 12 tahun
Orbit GEO
Filipina
Satelit pertama yang dimiliki oleh Filipina adalah
satelit Agila 2. Agila 2 dikirim pada orbit pada tahun
1997. satelit ini adalah satelit telekomunikasi yang
paling kuat dalam layanan di wilayah Asia -Pasifik.
Satelit baru adalah contoh uta ma dominasi SS / L di
pasar satelit siaran domestik dan internasional yang
baru muncul.
Satelit ini dirancang, dibangun, dan diluncurkan oleh
SS / L untuk Mabuhay Philippines Satellite
138 139
140
Corporation, Agila 2 memberikan layanan siaran
televisi, telepon, dan d ata ke area yang mencakup Asia
Tenggara, dari Filipina hingga Hawaii, ke India,
Pakistan, dan Bangladesh, dan ke Vietnam dan Cina.
Satelit Agila 2 mentransmisikan lebih dari 190
saluran pemrograman digital dengan kesetiaan tinggi
kepada perusahaan kabel da n antena satelit rumah,
bersama dengan kemampuan untuk menangani lebih
dari 50.000 percakapan telepon dua arah secara
bersamaan.
Agila 2 menampilkan jumlah transponder aktif
terbesar dari satelit mana pun di wilayah ini. Ini berisi
30 transponder C -band pa da 27 Watt dan 24
transponder Ku -band pada 110 watt, dapat
dikombinasikan dengan 12 transponder daya 220 watt.
Total daya dc di End of Life (EOL) lebih dari 8200 Watt.
Kombinasi ini memberikan rasio kekuatan -ke -massa 5 -
ke -1, menjadikan Mabuhay salah satu s atelit paling
efisien di industri.
Sebagai bagian dari kontrak, SS / L mengadakan
kendaraan peluncur, membangun stasiun pengendali
satelit di Subic Bay di Filipina, dan melatih personil
Agila 2 yang mengoperasikan satelit. Pesawat ruang
angkasa diluncurkan pada CZ -3B.
Setelah negosiasi dengan ProtoStar untuk
mengambil alih satelit saat ProtoStar -3 tidak berakhir,
satelit tersebut diakuisisi oleh Asia Broadcast Satellite
dan berganti nama menjadi Agila 2 / ABS 5 pada akhir
141
2009. Pada akhir 2011, posisinya di reposisi menjadi 3 °
Barat dan berganti nama menjadi ABS 3 63 .
Tabel 4. Satelit Agila 2
Negara Filipina
Nama Satelit Agila 2
Tanggal
Peluncuran
19 Agustus 1997
Tipe Satelit Komunikasi
Operator Mabuhay
Kontraktor Space
Systems/Loral
(SS/L)
Peralatan 3 0 transponder C -
band, 24 transponer
Ku -band
Konfigurasi SSL -1300
Tenaga Penggerak R-4D -11
Sumber Daya
Listrik
Panel surya, baterai
Waktu Operasi 12 tahun
Orbit GEO
Singapura
Dimiliki bersama oleh Singapore Telecom
(SingTel) dan Chunghwa Telecom da ri Taiwan, sistem
satelit ST 1 menyediakan layanan telekomunikasi dan
siaran langsung ke sebagian besar Asia, hingga 16
transponder Ku -band daya tinggi di India, tenggara
Asia dan Taiwan, dan 14 transponder C -band untuk
liputan dari India barat dan Pakista n ke Kalimantan,
Filipina, dan Cina tenggara. Satelit ST 1 diluncurkan
pada Agustus 1998. Dua stasiun kendali darat terletak
di Seletar (Singapura) dan Taipei (Taiwan).
ST-1 membawa enam belas transponder Ku -band
daya tinggi dan empat belas transponder C -band daya
sedang. Dengan berat lebih dari 3.000 kg saat
diluncurkan, ST -1 menghasilkan lebih dari 6.500 Watt
daya listrik. Sinar cakupan C -band satelit yang luas
membentang dari Timur Tengah ke Jepang, termasuk
semua Asia Tenggara.
ST-1 juga memiliki dua ba lok spot Ku -band: balok
"K1" yang membentang dari Taiwan ke Singapura dan
dari Indonesia ke Malaysia dan balok "K2" yang
berpusat di atas anak benua India. Satelit ST -1 saat ini
memberikan telepon, penyiaran DTH digital, VSAT dan
layanan bisnis lainnya di seluruh wilayah.
Astrium menyediakan sistem satelit lengkap
untuk SingTel dan Chunghwa Telecom - pembuatan
dan pengiriman dalam orbit satelit, yang didasarkan
pada versi Eurostar -2000 + dari seri Eurostar
perusahaan, muatan, stasiun darat dan paket pelatih an
dan dukungan yang komprehensif 64 .
Tabel 5. Satelit ST 1
Negara Singapura
Nama Satelit ST 1
Tanggal Peluncuran 25 Agustus 1998
Tipe Satelit Komunikasi
Operator Singapore Telecom
(SingTel), Chunghwa
Telecom
Kontraktor Astrium
Peralatan 16 transp onder Ku -
band, 14 transponder
C -band
Konfigurasi Eurostar -2000+
Tenaga Penggerak
Sumber Daya
Listrik
Panel surya, baterai
Waktu Operasi 12 Tahun
Orbit GEO
Laos
Laos menandatangani Maret 2010 kontrak dengan
China Great Wall Industry Corporation (CG WIC)
untuk pengiriman orbit satelit komunikasi LaoSat
1.Satelit ini dioperasikan oleh Lao Satellite Joint
Venture Co, sebuah kolaborasi antara China APMT Co.
dan Otoritas Nasional Laos untuk Sains dan Teknologi.
Satelit berbasis DFH -4S Bus memiliki 14 tran sponder C -
band dan 8 Ku -band dan memiliki masa kerja 15 tahun.
142 143
144
Diluncurkan pada 2015 pada booster CZ -3B / G2 dan
ditempatkan di 128,5 ° BT 65 .
Tabel 6. Satelit LaoSat 1
Negara Laos
Nama Satelit LaoSat 1
Tanggal Peluncuran 20 November 2015
Tipe Satelit K omunikasi
Operator Lao Satellite Joint
Venture Co.
Kontraktor CAST
Peralatan 8 transponder Ku -
band, 14 transponder
C -band
Konfigurasi DFH -4S Bus
Tenaga Penggerak
Sumber Daya Listrik Panel surya, baterai
Waktu Operasi 15 Tahun
Orbit GEO
Vietnam
Lockheed Martin pada Mei 2006 mendapat
kontrak dari Vietnam Posts and Telecommunications
Group (VNPT) Vietnam untuk menyediakan sistem
satelit telekomunikasi turnkey dengan operasi yang
dijadwalkan akan dimulai pada kuartal kedua 2008.
Ketentuan keuangan t idak diungkapkan.
Ditunjuk sebagai VINASAT -1, sistem satelit akan
didasarkan pada platform pesawat ruang angkasa
A2100A pemenang penghargaan Lockheed Martin dan
mewakili sistem satelit pertama yang pernah dibeli oleh
negara Vietnam. VINASAT -1, satelit hybr id C - / Ku -
band yang dirancang untuk masa pakai minimum 15
tahun, akan berlokasi di slot orbital 132 derajat timur.
Menurut ketentuan kontrak pengiriman -dalam-
orbit yang ditandatangani pada 12 Mei 2006 di Hanoi,
Lockheed Martin Commercial Space Systems (LM CSS)
akan mengelola proyek secara keseluruhan, mulai dari
desain dan pembuatan satelit hingga meluncurkan
pengaturan pengadaan, diikuti oleh proyek akhir yang
ekstensif. pengujian orbit sebelum penerimaan
pelanggan.
Sistem satelit diharapkan dapat meningka tkan
telekomunikasi di Vietnam dengan mentransmisikan
komunikasi radio, televisi, dan telepon ke seluruh
pelosok negara. VINASAT -1 juga akan meningkatkan
infrastruktur jaringan komunikasi negara dengan
menghilangkan ketergantungan pada jaringan darat
dan memungkinkan 100% komunitas pedesaan dan
dusun-dusun Vietnam dilengkapi dengan telepon dan
televisi 66 .
Tabel 7. Satelit VINASAT 1
Negara Vietnam
Nama Satelit VINASAT 1
Tanggal Peluncuran 18 April 2008
Tipe Satelit Komunikasi
Operator Vietnam Posts and
TeleKomunikasis
Group (VNPT) of
Vietnam
Kontraktor Lockheed Martin
Peralatan 8 transponder C -band,
12 transponder Ku -
band
Konfigurasi A2100A
Tenaga Penggerak LEROS -1c
Sumber Daya Listrik Panel surya, baterai
Waktu Operasi 15 Tahun
Orbit GEO
147
KESIMPULAN
Negara -negara di Asia Tenggara juga turut andil
dalam mengirimkan satelit ke luar angkasa guna
memudahkan komunikasi di negaranya masing -
masing. Negara -negara di Asia Tenggara umumnya
merupakan negara berkembang. Negara Indonesia
meru pakan negara pertama di Asia Tenggara yang
memiliki satelit yaitu satelit Palapa A1 yang
diluncurkan pada tanggal 8 Juli 197 6. dan kemudian
selanjutnya diikuti negara Asia Tenggara lainnya.
Diantara 11 negara di Asia Tenggara, baru 7 negara
yang memiliki s atelit sendiri yaitu Indonesia, Thailand,
Malaysia, Filipina, Singapura, Laos, dan Vietnam.
enentuan masuknya waktu shalat khususnya
waktu shalat subuh adalah hal yang wajib
diketahui bagi seluruh umat Islam. Karena bagi
umat Islam shalat merupakan salahsatu sarana
komunikasi kepada Allah dalam sehari semalam.
Dalam melaksanakan ibadah shalat, umat Islam terikat
oleh waktu -waktu yang telah ditentukan. Sebagaimana
firman Allah Q.S an -Nisaa’ (4) : 103. “Sesungguhnya
shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman”.
Penentuan awal w aktu shalat dapat diketahui
dengan posisi atau pergerakan Matahari. Posisi dan
pergerakan Matahari itu juga yang menyebabkan
adanya perbedaan dalam menentukan masuknya awal
waktu shalat. Waktu shalat subuh dinyatakan masuk
ketika cahaya putih yang nampak dan yang menyebar
di ufuk timur yang muncul sesaat setelah fajar kazib. 67
Dan waktu shalat subuh akan berakhir ketika Matahari
sudah terbit. 68
Sebagaimana firman Allah Q.S. Al -Baqarah (2):187
“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang
putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam”.
Terjadi perbedaan dalam menentukan awal waktu
shalat subuh dikarenakan pemahaman dan penafsiran
yang berbeda terkait dengan fajar shadiq dan sudut
Matahari. 69 Di Indonesia dalam m enetapkan masuknya
awal waktu shalat subuh menganut kriteria kedalaman
Matahari yaitu -20 derajat. Waktu shalat subuh dengan
ketinggian -20 derajat dari dahulu sampai sekarang ini
sudah dianggap sesuai dengan syariat dan hasil
penelitian. Walaupun sampai sekarang ini para pakar
ilmu falak/astronomi belum menemukan data -data
ataupun bukti saintifik yang menunjukkan bahwa
masuknya waktu shalat subuh itu pada ketinggian
Matahari dibawah ufuk -20 derajat. 70
Waktu shalat subuh di Indonesia sebagaimana
yang tela h ditetapkan oleh Kementerian Agama
Republik Indonesia ketinggian Matahari untuk waktu
shalat subuh yaitu -20 derajat dibawah ufuk dan hal
tersebut sudah dianggap sesuai dengan dalil syar’i dan
astronomis. 71
Waktu shalat subuh pada awalnya mulai mencuat
dan dipermasalahkan ketika salah satu majalah di
Indonesia yaitu majalah Qiblati mempermasalahkan
terkait dengan waktu shalat subuh yang dinilai terlalu
pagi sekitar 24 menit dari jadwal yang dipakai pada
saat itu. Dengan menganggap permasalah ini serius ti m
majalah Qiblati juga memuat berita seputar waktu
shalat subuh yang terlalu cepat sampai dengan 3
edisi. 72 Dan pada tahun 2017 waktu shalat subuh
kembali mencuat kepermukaan setelah ketua
Himpunan Ilmuwan Muhammadiyah memaparkan
hasil penelitiannya yang di tulis kedalam buku berjudul
“Evaluasi Awal Waktu Subuh & Isya” yang
mendapatkan ketingggian Matahari pada saat
kemunculan fajar shadiq pada ketingggian antara -14.8
derajat -12.0 derajat dibawah ufuk. 73
Dalam rangka memberikan ketenangan kepada
masyrakat di Indonesia khususnya umat Islam dalam
menjalankan ibadah shalat subuh, para pakar ilmu
falak ataupun astronomi mengadakan banyak
penelitian diberbagai lokasi dengan berbagai jenis alat
dan salah satunya dengan alat pengukur kecerlangan
langit Sky Quality Me ter. SQM adalah alat untuk
mengukur kecerahan langit dengan cepat dan akurat. 74
SQM juga dapat digunakan untuk mengukur
pencahayaan dari langit malam dengan ukuran saku
dan harga yang terjangkau. Alat ini memungkinkan
bagi warga umum untuk mengukur kua litas
langit malam kapanpun dan dimanapun. 75 SQM
dipergunakan untuk menghasilkan kecerlangan langit
dan dalam meneliti awal waktu shalat subuh dapat
dipergunakan untuk mendeteksi kemunculan fajar
shadiq, karena dengan kemunculan fajar shadiq
tersebut maka a kan diketahui masuknya awal waktu
shalat subuh.
Pengukuran Kecerahan langit dilakukan
menggunakan fotometer yang disebutkan di atas yaitu
Unihedron Sky Quality Meter (SQM). Inilah yang
membuat SQM dapat digunakan dengan mudah oleh
warga umum untuk me ndapatkan nilai indeks
kecerahan langit malam. Fotometer ini memiliki lensa
dengan penapis CM500 HOYA, dengan rentang
spectral antara 300 -720 nm (puncak 500 nm). Dengan
demikian respons detector SQM sama dengan
sensitivitas spectral visual mata manusia. Ha sil dari
perangkat ini adalah nilai dalam besaran kecerahan
langit (Magnitudo per detik busur persegi - mpdbp
atau mpsas), dimana nilai yang tinggi mencerminkan
langit semakin gelap.
Melihat tingkat pemahaman keagamaan
warga di kota Medan yang cukup t inggi, apalagi
dalam hal ini yang terkait dengan untuk mengetahuai
masuknya waktu shalat, khususnya waktu shalat
subuh, perlu diketahui respons warga yang
sebenarnya terhadap evaluasi awal waktu shalat subuh
dengan alat SQM, dibutuhkan penelitian yang lebih
intensif dan mendalam. Inilah yang melatarbelakangi
peneliti untuk lanjut melakukan penelitian terkait
“Respons warga Kota Medan Terhadap Evaluasi
Awal Waktu Shalat Subuh Dengan Alat SQM”.
154 155
156
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana Respons warga Kota Medan Terhadap
Evaluasi Awal Waktu Shalat Subuh Menggunakan
Alat Sky Quality Meter?
Untuk Mengetahui Respons warga Kota
Medan Terhadap Evaluasi Awal Waktu Shalat Subuh
Menggunakan Alat Sky Quality Meter.
Adapun penelitian ini diharapkan banyak
memberikan manfaat:
1. Untuk memberikan informasi kepada warga
terkait waktu shalat subuh
2. Untuk menambah pengetahuan, konsep dan teori
tentang respons warga terkait dengan
penelitian waktu shalat subuh
METODE PENELITIAN
Metodolo gi penelitian merupakan cara
melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan untuk
mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis
sampai menyusun laporannya. 76
Metode merupa kan suatu cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu dalam mencapai tujuan dengan alat
dan tekhnik tertentu. Metode penelitian adalah cara
atau setrategi menyeluruh untuk menemukan atau
memperoleh data yang diinginkan, metode penelitian
merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan tertentu. 77 Penelitian
ini dilakukan di Kota Medan dengan ruang lingkup
untuk mengetahui respons warga terhadap
evaluasi waktu shalat subuh di kota Medan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi studi kepustakaan dan lapangan
(observasi dan wawancara)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalil Al -Quran dan Hadis
Secara spesifik waktu shalat subuh dijelaskan
dalam nas Al-Quran dan Hadis
1. QS. Al -Baqarah ayat 187
ىَّتَح اُوبَرْشاَو اُولُكَو َفْلا َنِم ِدَوَْسْلْا ِطْيَخْلا َنِم ُضَيَْبْلْا ُطْيَخْلا ُمُكَل َنَّيََبَتي ِرْج
“Dan makanlah kalian dan minum lah hingga tampak bagi
kalian benang putih dari benang hitam, dari sinar fajar”
2. QS. Hud ayat 114
ِراَهَّنلا ِيَفَرَط َةَلا َّصلا ِمَِقأَو
َذ ِتَاِئ ي َّسلا َنْبِهُْذي ِتَانَسَحْلا َّنِإ ِلْيَّللا َنِم اًَفلُزَو َكِل
َنيِرِكاَّذلِل ىَرْكِذ
“Dan dirikanlah shalat pada kedua tepi siang (pagi dan
petang) dan pada bagian permulaan malam”.
77 Mahi M Hikmat, Metode Penelitian, (Yogyakarta, Graha
Ilmu, 2011), h.30.
156 157
158
3. QS. Al -Isra ayat 78
َّشلا ِكُوُلدِل َةَلَ َّصلا ِِمَقأ َناَك ِرْجَفْلا َنآُْرق َّنِإ ِرْجَفْلا َنآُْرقَو ِلْيَّللا ِقَسَغ َٰىلِإ ِسْم
ًادوُهْشَم
“Dan dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir
sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh.
Sesu ngguhnya shalat subuh disaksikan oleh (malaikat)” .
Sebagaimana Rasulullah bersabda (yang diriwayatkan
Ibn Khuzaimah)
ِيناَّثلا ا ََّمأَو , َةَلا َّصلا ُّلُِحي َلاَو , َمَاع َّطلا ُم ِ رَُحي َلا ُهَّنَِإف ُل ََّوْلْا ا ََّمَأف :ِناَرَْجف ُرَْجفْلا
نبا هاور( َةَلا َّصلا ُّلُِحيَو , َمَاع َّطلا ُم ِ رَُحي ُهَّنَِإف ةميزخ(
“ Fajar itu ada dua: Yang pertama, tidak diharamkan
(padanya) makan dan tidak dihalalkan shalat, adapun yang
kedua, diharamkan padanya makan (sahur) dan dihalalkan
shalat (Shubuh)”.
Terkait dengan ayat di atas, seorang sahabat
bertanya kepada Rasul ullah terkait dengan penafsiran
benang putih dan benang hitam. Sahabat yang
menafsirkan benang putih dan benang hitam secara
tekstual sehingga sahabat tersebut mempraktikkan
dengan cara menaruh benang hitam dan benang putih
dibawah bantalnya, kemudian meng amatinya
sepanjang malam sampai menjelang sahur. Dan pada
saat bertemu Rasulullah sahabat tersebut menjelaskan
kepada Rasulullah apa yang dipraktikkannya pada saat
malam hari. Kemudian Rasulullah menjelaskan bahwa
yang dimaksud dari benang hitam ialah gela pnya
malam, sedangkan benang putih merupakan terangnya
siang. Dalam penjelasan hadis tersebut fajar dapat dibagi
menjadi dua: yaitu fajar shhadiq dan fajar kadzib.
159
Fajar Shadiq
Fajar shadiq adalah cahaya putih yang nampak
dan menyebar di ufuk timur yang m uncul beberapa
saat setelah fajar kadzib. Lebih lanjut lagi fajar shadiq
merupakan fenomena penampakan cahaya Matahari
beberapa sebelum terbit karena dipantulkan oleh
partikel -partikel angkasa dilatar langit ufuk timur. 78
Pada saat kemunculan fajar ini, uma t Muslim sudah
diperbolehkan untuk melaksanakan shalat subuh, akan
tetapi dilarang untuk makan s ahur bagi yang hendak
berpuasa.
Fajar Kadzib
Fajar Kadzib adalah berupa cahaya yang terlihat
dicakrawala timur yang membentuk kolom yang
menjulang ke atas dan sering disebut dengan cahaya
zodiak. 79 Lebih lanjut lagi fajar kadzib muncul
menjulang kelangit seperti ekor serigala yang
menjulang ke atas. 80 Kemunculan fajar ini hanya
sementara dan akan menghilang kembali. Pada saat
kemunculan fajar ini umat Muslim dipe rbolehkan
melaksanakan makan sahur (bagi yang hendak
melaksanakan puasa), namun dilarang untuk
melaksanakan ibadah shalat subuh.
Para ulama ahli hisab dan rukyat telah
merumuskan ketinggian Matahari dibawah ufuk,
berdasarkan pengamatan terdahulu ditetapkan berkisar
mulai -18 derajat s.d. -20 derajat dibawah ufuk.
Penentuan kriteria tersebut merupakan hasil sebuah
ijtihadiyah dikalangan para ulama, dengan adanya
perbedaan dalam berijtihad dianggap biasa saja.
Sebagaimana dalam Qawa’id Fiqhiyyah disebutkan
داهتجلااب ضقني لا داهتجلاا
“ijtihad tidak dibatalkan oleh ijtihad lainnya” 81 .
Di Indonesia, dari dahulu sampai sekarang ini
kriteria yang dipakai untuk awal waktu shalat subuh
yaitu ketinggian Matahari dibawah ufuk -20 derajat,
dan ini sudah dianggap sesu ai dengan syariah dan
hasil penelitian yang kuat. Kriteria inilah yang saat ini
dipakai oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian
Agama RI untuk dipakai dalam melaksanakan shalat
subuh di Indonesia.
Berikut ini beberapa perbedaan Ketinggian
Matahari pada waktu subuh di beberapa negara antar
lain. 82
0
Tabel 1.1. P erbedaan waktu subuh dibeberapa negara
Organisasi
Jarak Zenit
Matahari(Subuh)
Negara
University of
Islamic
Science,
Karachi
-18 derajat
Pakistan,
Bangladesh,
India,
Afghanistan, dan
sebagia n Eropa
Islamic Society
ofNorth
America
(ISNA)
-15 derajat
Canada, sebagian
Amerika
Muslim Word
League
-18 derajat
Eropa, Timur
Jauh, dan
sebagian Amerika
Serikat
Umm al -Qura
University
-18.5 derajat
Semenanjung
Arabia
Egyptian
General
Authority of
survey
-19.5 derajat
Afrika, Syria,
Irak, Lebanon,
Malaysia
Syekh Taher
Jalaluddin
-20 derajat
Indonesia
Dari uraian tabel di atas menunjukkan bahwa
waktu subuh di beberapa negara di dunia, hanya di
Indonesia yang memakai kedalaman Matahari di
bawah ufuk -20 derajat untuk waktu subuh.
160 161
162
Berikut ini perbedaan ketinggian Matahari di
Indonesia. 83
Tabel 1.2. Ketinggian Matahari Yang Dipakai Di
Indonesia Dalam Melaksanakan Shalat Subuh
No Ahli Falak Posisi Matahari
1 Saadoe’ddin Djambek -20 derajat
2 KH. Zubair Umar al -Jailani -18 derajat
3
Muhammad Ma’shum bin
Ali
-19 derajat
4 Abdur Rachim -20 derajat
5 Noor Ahmad SS -19 derajat
6 T. Djamaluddin -18 derajat
7 Muhyidin Khazin -20 derajat
Di Indonesia sendiri ketinggian Matahari untuk
waktu subuh tidak sem uanya menggunakan ketinggian
dibawah ufuk -20 derajat sebagaimana tertera pada
tabel di atas.
Untuk mengukur tingkat kecerahan langit saat
malam dapat menggunakan fotometer seperti Sky
Quality Meter (SQM). SQM juga dapat digunakan untuk
mengetahui polusi cahaya suatu tempat. SQM adalah
alat yang digunakan untuk mengukur pencahayaan
dari langit malam dengan ukuran saku. Alat ini
memungkinkan bagi warga umum untuk
mengukur kualitas langit malam kapanpun dan
dimanapun.
Respon spektral SQM berada dalam r entang yang
cukup lebar, yaitu rentang visual 400 – 650 nm untuk
transmisi 0,5 dengan puncak sekitar 540 nm. Oleh
karena itu maka rentang spektral SQM sesuai dengan
sensitivitas spektral mata manusia. Dimensi fisik yang
ringan dan kemudahan akuisisi data resolusi waktu
tinggi membuka peluang pemanfaatan SQM lebih luas
dengan mobilitas tinggi untuk menentukan waktu salat
Subuh. 84
Berbagai faktor dapat menyebabkan kecerahan
langit malam berubah -ubah. Pengambilan banyak data
akan sangat berguna dalam mengesam pingkan
kejadian sesaat selama proses pengambilan data. SQM
mengumpulkan cahaya sedikitnya dalam satu detik,
dan hasil yang diperoleh didasarkan pada cahaya yang
terakumulasi selama waktu tersebut. Faktor yang
mempengaruhi SQM dalam pengumpulan cahaya
adalah polusi cahaya buatan manusia (lampu jalan,
gedung perkantoran, dll), cahaya Bulan, aurora, airglow ,
cahaya galaksi Bima Sakti, kelembaban, erupsi merapi,
dan cahaya zodiak.
Pada saat ini pengamatan fajar shadiq telah
dilakukan oleh banyak berbagai pihak khususnya para
peneliti di Indonesia seperti : Observatorium Ilmu
Falak UMSU, ISRN UHAMKA, Universitas Ahmad
Dahlan, Imah Noong Observatory, Herdiwijaya
(Observatorium Bosscha), AR Sugeng Riyadi (Pondok
Pesantren As -Salam Solo), dan para penggiat ilmu
falak/astronomi lainnya. kesemuanya itu
menggunakan alat Sky Quality Meter. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan oleh berbagai pihak di
atas tidak ada satupun penelitian yang mendapatkan
ketinggian Matahari saat kemunculan fajar shadiq
dengan ketinggian -20 d erajat di bawah ufuk. Dari
sekian banyak penelitian yang dilakukan di Indonesia
memang benar adanya bahwa waktu shalat subuh yang
selama ini dipakai khsusnya di Indonesia terlalu cepat.
Tabel 1.3. D ata hasil penelitian dari
berbagai observatorium di Indone sia yang di olah
oleh tim OIF UMSU menggunakan M oving Ave r age . 85
No Nama Lembaga
Hasil
Penelitian
1
Observatorium Ilmu Falak
UMSU (Pantai Romantis,
Serdang Bedagai, Barus)
-16.48 derajat
2
Observatorium Ilmu Falak
UMSU (Kota Medan)
-11.83 derajat
3 ISRN UHAMKA -11.88 derajat
4 Observatorium UAD -12.81 derajat
Penelitian terkini (tabel di atas) menunjukkan
bahwa kemunculan fajar shadik tidak didapatkan
ketinggian Matahari pada ketinggian -20 derajat
85 Tim OIF UMSU, hasil penelitian tim OIF, UHAMKA,
Observatorium UAD, yang diolah oleh tim OIF menggunakan metode
Moving Average
165
dibawah ufuk. Semua data di atas dalam pengambilan
data-datanya menggunakan alat Sky Quality Meter.
Respons atau tanggapan adalah kesan -kesan yang
dialami jika perangsang sudah tidak ada. Jika proses
pengamatan sudah terhenti, dan hanya tinggal kesan -
kesan saja, peristiwa demikian itu disebut dengan
tanggap an. Tanggapan adalah gambaran ingatan dari
pengamatan. Dalam hal ini untuk mengetahui
bagaimana respons warga dapat dilihat melalui
persepsi, dan sikap. Respons pada prosesnya didahului
oleh sikap seseorang, karena sikap memperlihatkan
kecenderungan a tau kesediaan seseorang untuk
bertingkah laku ketika ia menghadapi rangsangan
tertentu. Respons juga diartikan sebagai suatu tingkah
laku atau sikap yang berwujud baik sebelum
pemahaman yang mendetail, penialain, pengaruh, atau
penolakan, suka atau tidak s erta pemanfaatan pada
suatu fenomena tertentu. Melihat seseorang atau
sekelompok orang terhadap sesuatu. Maka, akan
diketahui bagaimana respons mereka terhadap kondisi
tersebut.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan
tokoh warga di kota Medan me ngatakan bahwa:
kami menilai bahwasanya memang saat ini dengan
banyaknya hasil penelitian yang dilakukan di kota
Medan (khususnya Observatorium Ilmu Falak UMSU)
memang ada indikasi bahwa waktu shalat subuh yang
dipakai saat ini yaitu dengan ketinggian Mata hari
dibawah ufuk -20 derajat terindikasi terlalu cepat. Akan
tetapi, kami sebagai warga yang tidak ada
keahlian dibidang menentukan kemunculan fajar
164 165
166
shadiq untuk memulai waktu shalat subuh tidak bisa
sembarangan untuk mengikuti hasil penelitian terki ni
karena hal ini akan memunculkan pertanyaan pada
warga awam. kecuali dari Kementerian Agama
nanti sudah menginstruksikan dan sudah diwakili dari
seluruh ormas, mudah -mudahan nantinya seluruh
warga bisa mengikutinya. Ketika ada arahan dari
pihak yang berwenang maka kami siap untuk
mensosialisasikan kepada warga dan kami pasti
mengikuti hasil keputusan daripada Kementerian
Agama tersebut.
Pendapat yang sama disampaikan juga oleh tokoh
warga lainnya yaitu: kalau memang ini hasil
penelitia n maka kita tidak ada dalil untuk menolak
hasil penelitian tersebut, apalagi pada zaman sekarang
ini teknologi sudah semakin canggih. Jadi, kami
menerima hasil penelitian ini untuk disosialisasikan
kepada warga awam terlebih dahulu supaya tidak
ada kesalah pahaman ditengah -tengah warga .
167
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa warga
menyambut baik dengan penelitian -penelian yang
dilakukan oleh para pakarnya terkait dengan evalusi
waktu shalat subuh dengan alat S ky Quality Meter.
warga menunggu dari pihak yang berwenang
untuk menentukan sikap terkait dengan penelitian ini
yang mengindikasikan waktu shalat subuh yang
dipakai pada sekarang ini terlalu cepat. Pemerintah
harus mengambil sikap dan keputusan karena hal ini
menyangkut dengan sah atau tidaknya shalat yang
dikerjakan.
Saran yang dapat diberikan berdasarkan
penelitian ini adalah perlu dilakukan langkah -langkah
untuk meningkatkan pemahaman warga tentang
fajar shadiq dan awal waktu shalat subuh. Perl unya
sosialisasi tentang hasil penelitian waktu subuh
sekarang ini, perlu ditingkatkan terutama bagi para
peneliti, pemerintah dan tokoh warga yang
dianggap memiliki keilmuan dibidangnya. Para
peneliti harus ikut berperan aktif diantaranya dengan
mela kukan kerjasama dengan para mubalig dan tokoh
warga yang memiliki pengaruh besar dalam
kehidupan warga di kota Medan.
ajian dan diskusi terhadap penentuan awal
bulan secara global di dunia Islam sampai saat
ini masih berlangsung dan belum
mendapatkan kesepakatan. Keinginan umat Islam
didunia ini untuk memiliki sebuah kalender secara
global sebenarnya sangat besar. Hal tersebut bisa kita
lihat dari berbagai konferensi penanggalan Islam
internasional telah digelar dan peserta yang
mengikutinya juga cukup banyak dari berbagai ormas
maupun perwakilan dari wilayah serta dunia. Hal
tersebut karena umat Islam belum memiliki sebuah
kalender terpadu. 86 Secara umum, ada dua sisi yang
menjadi pokok pembahasan dalam rangka penyusunan
kalender Islam global ini. Yang pertama adalah sisi
fikih dan yang kedua sisi astronomi (hisab). Kajian
yang susah mendapatkan kompromi menurut hemat
penulis adalah dari sisi fikihnya, sedangkan dari sisi
astronomi (hisab) masih dapat dikompromikan bisa
kita lihat tanda-tanda pencapaiannya walaupun
memang memerlukan waktu yang lama namun
perlahan mulai diterima oleh ber bagai pihak.
Penanggalan atau kalender di dalam Islam sudah
jelas disampaikan Allah sebagaimana firman Allah
dalam Q.S. at -Taubah ayat 36.
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah
dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia
menciptakan lan git dan bum i , diantaranya empat bulan
haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah
kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu,
dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana
merekapun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah
bahwasanya Allah beserta orang -orang yang bertaqwa”.
Sampai saat ini umat Islam belum memiliki
sebuah sistem penanggalan yang bersifat tunggal.
Padahal jika umat Islam memiliki kalender tunggal
akan memudahkan bagi umat Islam dalam menyusun
dan merencanaka n berbagai kegiatan dimasa yang
akan datang serta mengetahui peristiwa -peristiwa pada
masa lampau. Kalender tidak hanya berfungsi untuk
kepentingan ibadah (keagamaan) akan tetapi berfungsi
juga untuk kepentingan sosial (muamalah) dan lain -
lain. Ketiadaan k alender tersebut merupakan sebagai
hutang peradaban, hal tersebut sangat memprihatinkan
karena umat Islam didunia ini tidak dapat melakukan
selebrasi keagamaan secara serentak seperti Idul Fitri,
Idul Adha dan Ramadhan serta ibadah lainnya. Jika
dikaji dar i segi fikih dan astronomis hal tersebut
memang tidak mudah untuk direalisasikan karena
harus betul -betul dikaji lebih jauh lagi, baik dari segi
fikih dan astronimis. Akan tetapi perlu diketahui,
adanya kalender yang akurat dan konsisten adalah
bagian dari tuntunan sebuah peradaban dan
merupakan salah satu persyaratan bagi suatu
peradaban agar selalu eksis dan berkembang.
Perbedaan dalam menentukan awal bulan
kamariah tidak dapat dihindarkan selagi masih
menggunakan berbagai metode dalam menentukan
172 173
174
awal bulan kamariah. Bisa dilihat dalam menentukan
hari besar ataupun waktu -waktu ibadah selalu
mendatangkan perbedaan seperti menentukan
Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. 87 Untuk
menghilangkan perbedaan tersebut umat Islam harus
menggunakan kalender unifikatif satu hari satu tanggal
diseluruh dunia. Kalender Islam global memerlukan
konsep yang betul -betul matang dengan
menghubungkan berbagai disiplin ilmu sehingga
terwujud kalender yang dapat memersatukan umat
Islam diseluruh dunia baik dalam menjalankan ibadah
maup un dalam kegiatan sosial.
Diskursus tentang kalender Islam secara global
telah dikenal oleh warga Islam di dunia, namun
para ahli dibidang ilmu falak dan astronomi serta ilmu
keislaman lainnya tidak menaruh perhatian
sepenuhnya untuk melakukan peneli tian dan
pembahasan yang lebih konkrit lagi terkait kalender
Islam global tersebut. Upaya penyatuan dalam
penentuan awal bulan hijriah harus dilakukan untuk
meminimalisir kerancauan yang ada di warga
akibat kebingungan harus mengikut siapa dalam
memul ai dan mengakhiri suatu ibadah.
Kebutuhan umat Islam di dunia akan sebuah
kalender yang unifikatif hal yang urgen untuk
kepentingan keagamaan baik sebagai makhluk
individu maupun sebagai makhluk sosial, seperti
halnya penentuan Ramadhan, Syawal, Dzulhijjah serta
penentuan awal bulan hijriah lainnya. Problem yang
memperlambat pemberlakuan kalender Islam secara
global ini salah satunya karena masih berdebat dan
masih memiliki pemahaman yang berbeda terkait
dengan hadis Nabi saw tentang penentuan awal bulan
hijriah. Sebagaimana hadis Nabi saw (HR. al -Bukhari
dan Muslim)
“Berpuasalah kamu ketika melihat hilal dan beridul f itrilah
ketika melihat hilal pula; jika hilal di atasmu terhalang awan,
maka genapkanlah bilangan bulan Syakban tiga puluh hari”.
Dalam hadis yang lain juga diriwayatkan (HR.
Bukhori dan Muslim)
“Janganlah kamu berpuasa sebelum melihat hilal dan
janganlah kamu beridul f itri sebelum melihat hilal; jika hilal
di atasmu terhalang awan, maka estimasikanlah”.
Terdapat perbedaan dalam memahami hadis
te rsebut. Salah satu perbedaannya adalah “karena
melihat hilal” menurut sebahagian ulama diartikan
sebagai melihat hilal dengan mata telanjang, sedangkan
menurut pemahaman ulama yang lainnya
diterjemahkan sebagai melihat dengan penalaran
melalui hisab. 88
Keti adaan kalender Islam yang komprehensif dan
terunifikasi dikalangan umat Islam di dunia
menyebabkan dunia Islam memiliki kekacauan dalam
pengorganisasian sitem waktu 89 dan juga memberikan
kekacauan dalam menetapkan hari -hari besar Islam di
dunia, serta memil iki hutang peradaban dalam Islam. 90
Sama-sama diketahui ketika umat Islam menggunakan
kalender Gregorian dalam bertransaksi dan dalam
pengolahan bisnis serta kegiatan ibadah seperti
membayar Zakat, niscaya umat Islam telah melakukan
suatu kesalahan kekurang an dalam membayar zakat
karena kalender Gregorian 11.5 hari lebih panjang dari
kalender hijriah. 91 Menyadari kenyataan ini dan
sebagai upaya menyatukan sistem waktu dalam dunia
Islam, para ahli falak dan astronomi telah melakukan
penelitian dan pengkajian untuk menemukan suatu
konsep kalender Islam yang bersifat global satu hari
satu tanggal diseluruh dunia.
Dari berbagai kajian ilmiah bahkan berskala
internasional berbagai seminar dibeberapa Negara 92
telah dilaksanakan. Adapun beberapa seminar dan
pertemua n tersebut antara lain 93 :
Muktamar Penetapan Awal Bulan Kamariah
(Mu’tamar Tahdid Awa’il asy -Syuhur al-Qamariyyah)
yang diadakan di kota Istanbul (Turki), pada tanggal
26 -29 Zulhijah 1398 H/27 -30 Nopember 1978 M,
Konferensi Astronomi Emirat Pertama (Mu’tama r al-
Imarat al-Falaky al -Awwal) di Abu Dhabi tanggal 13 -14
Desember 2006, Simposium Internasional “Penyatuan
Kalender Islam Internasional” (an -Nadwah ad-
Dauliyyah li Tauhid at-Taqwim al -Islamy al-‘Alamy/di
Jakarta, 4 -6 September 2007 M (22 -24 Syakban 1428 H),
Temu Pakar II untuk Pengkajian Perumusan Kalender
Islam (Ijtima’ al-Khubara’ ats-Tsany li Dirasat Wadh’ at -
Taqwim al -Islamy di Rabat, Maroko tahun 2008,
Pertemuan Persiapan untuk Konferensi Internasional
Rukyat Hilal (al -Ijtima’ at -Tahdhiry li Mu’tamar Ru’yah
al-Hilal ad-Duwaly) di Istanbul, Turki, 18 -19 Pebruari
2013 dan Muktamar Penyatuan Kalender Hijriah
Internasional (Mu’tamar Tauhid at -Taqwim al -Hijry ad -
Dauly) di Istanbul, Turki tahun 2016. Dari berbagai
pertemuan di atas, pertemuan yang membawaka n hasil
yang positif walaupun keputusan untuk mengadopsi
kalender hijriah global tunggal ini diambil melalui
pemungutan (voting) karena tidak ada kesepakatan
antara para ahli antara yang menghendaki kalender
b i zonal dan yang menghendaki kalender tunggal,
namun keputusan ini mencerminkan kehendak
mayoritas peserta, adalah pertemuan terakhir kongres
Istanbul, Turki 2016 serta merupakan momen
persatuan umat Islam 94 . Respons peserta seminar juga
sangat baik dan menghendaki agar kalender Islam
global dapat diter apkan.
Bila kita perhatikan sampai sekarang ini belum
ada kesepakatan untuk merealisasikan kalander hijriah
global, umat Islam masih memilih menggunakan
kalender masehi Gregorian dalam melaksanakan
kegiatan baik itu kegiatan keagamaan maupun
kegiatan sosia l.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Di Indonesia, salah satu tokoh yang mendukung
adanya kalender unifikatif 95 dan memberikan konsep
untuk mewujudkan terbentuknya kalender Islam
secara global adalah Prof. Dr. Syamsul Anwar, MA.
Syamsul Anwar merupakan ketua Majelis Ta rjih dan
Tajdid PP Muhammadiyah pada priode 2005 -2010 dan
2010 -2015, pemikiran beliau terkait kalender Islam
global sangat progresif dan memiliki daya jelajah ke
depan. Beliau dikenal sebagai tokoh dalam
pengembangan kalender Islam global di Indonesia.
Gag asan dan ide -ide beliau terkait kalender melampaui
tokoh-tokoh falak yang ada di Indonesia. Gagasan yang
paling fenomenal beliau terkait kalender adalah konsep
“kalender kamariah Islam unifikasi” (at - Taqwim al -
Qamary al - Muwahhad) yang sedang dikonsep dan
digalakkan. Kalender Islam unifikasi adalah kalender
dengan prinsip satu hari satu tanggal diseluruh
dunia. 96 Konsep tersebut bertujuan agar umat Islam
dapat menyelenggarakan selebrasi keagamaan secara
bersamaan diseluruh dunia seperti memulai puasa dan
hari raya.. Kalender unifikatif adalah konsep kalender
dengan prinsip satu hari satu tanggal diseluruh dunia,
dengan patokan konjungsi di GMT. Konsep kalender
Syamsul Anwar ini merupakan hasil dari
pengembangan dan penjabaran dari konsep kalender
yang dibuat oleh Jamaluddin ‘Abd ar -Raziq. Sebuah
kalender yang bersifat global akan terlaksana dengan
pasti jika penyusunannya menggunakan hisab. Karena
hanya dengan hisablah penjadwalan dapat dilakukan
dengan pasti jauh kedepan. 97 Pada era klasik atau
lampau kalender dipergunakan untuk dapat menata
waktu secara alami. Sedangkan kalender pada masa
modern ini adalah upaya penataan waktu sebagai
pedoman, tanda serta aturan terhadap manusia dalam
menjalankan aktivitasnya sehari -hari dan sepanjang
waktu.
Di dalam syariat Islam waktu-waktu untuk
menjalankan ibadah tertentu berdasarkan bulan
qamariah seperti puasa wajib di bulan Ramadhan,
Shalat Idul Fitri pada tanggal satu Syawal, dan Shalat
Idul Adha pada tanggal sepuluh Dzulhijjah dan ibadah
lain yang ada hubungannya denga n waktu-waktu
penanggalan. Dengan demikian penggunaan kalender
secara unifikatif sangat dibutuhkan umat Islam agar
dapat menjalankan ibadah secara bersamaan. 98
Kalender unifikatif adalah kalender yang
menjadikan Bumi sebagai satu kesatuan, dimana awal
bulan hijriah diseluruh dunia dimulai secara serentak
dengan hari yang sama. Salah satu alasan untuk
membuat kalender secara unifikatif adalah kita tidak
dikhawatirkan lagi dengan adanya perbedaan dalam
menetapkan hari Arafah yang sangat terkait dengan
Arab Saudi.
KONSEP KALENDER ISLA M GLOBAL
MENURUT SYAMSUL ANWA R
Syamsul Anwar menuturkan untuk terbentuknya
kalender Islam global harus memegang empat (4)
prinsip:
Pertama, Menerima Keberadaan Hisab Secara
Penuh, untuk penggunaan kalender secara global harus
meng gunakan hisab (perhitungan astronomis) karena
tidak mungkin pembuatan kalender berdasarkan
pengamatan visibilitas hilal (bulan baru). Penggunaan
hisab merupakan conditiosine quanon (syarat mutlak)
bagi pembuatan kalender Islam terpadu (unifikatif). 99
Ketika pembuatan kalender berdasarkan rukyat, pasti
akan merepotkan karena rukyat itu terbatas
cakupannya dan tidak menjadi representasi seluruh
penjuru dunia pada hari pertama visibilitas hilal. 100 Dan
hal tersebut jugalah yang menyebabkan adanya
perbedaan dalam menentukan tanggal hijriyah, karena
bagian bumi yang bisa menyaksikan hilal pada suatu
sore akan memasuki bulan baru keesokan harinya.
Sebaliknya bagian Bumi yang tidak dapat menyaksikan
hilal harus menunda untuk memasuki bulan baru pada
hari berikutnya at au lusa. Apabila situasi seperti itu
terjadi pada bulan Dzulhijjah, maka s