maxhavelar 5
By arwahx.blogspot. com at Juli 19, 2023
maxhavelar 5
era Barat di Padang, jang telah menerima segala surat-surat
jang memuat kesaksian-kesaksian memberatkan dan jang mem-
benarkan tindakan-tindakan keras jang telah diambil terhadap-
nja. Djadi Jang Dipertuan berangkat dari Mandailing sebagai
tawanan, di Natal ia tawanan, dikapal perang jang mengangkut-
nja ia tentu djuga seorang tawanan, djadi ia mengira, - apakah
ia bersalah atau tidak, hal itu tidak penting, sebab ia setjara hu-
kum dituduh melakukan pengchianatan terhadap pemerintah,
- ia mengira akan tiba di Padang djuga sebagai orang tawa-
nan, maka tentulah ia sangat heran ketika turun kedarat dan
kepadanja dikatakan bahwa ia bebas, malahan djenderal jang
keretanja telah menunggu ketika ia turun dari kapal, mengun-
dangnja kerumahnja dan menjediakan penginapan baginja. Pas-
tilah tidak pemah ada seorang jang dituduh mengchianati negara
begitu heran dan girang seperti J ang Dipertuan ketika itu. Tidak
lama sesudah itu asisten residen Mandailing dipetjat dari dja-
206
batannja, karen a bermatjam-matjam kesalahan jang tidak akan
saja tanggapi disini. Sebaliknja J ang Dipertuan, sesudah bebe-
rapa waktu tinggal dirumah djenderal di Padang, dan sesudah
mendapat perlakuan jang sangat hormat dari pembesar itu, kem-
ball ke Mandailing melalui Natal, bukan dengan perasaan harga
diri seorang jang dinjatakan tidak bersalah, tapi dengan kebang-
gaan seorang jang kedudukannja begitu tinggi sehingga ia tidak
memerlukan keterangan tidak bersalah. Sebab perkara itu tidak
diperiksa, dan djika orang menganggap bahwa tuduhan-tuduhan
jang dilontarkan kepadanja palsu, maka seharusnja diadakan
pemeriksaan dan djika perlu menghukum saksi-saksi palsu, dan
orang-orang jang menjuruh bikin keterangan palsu itu.
Nampaknja djenderal itu menemukan sebab-sebab untuk ti-
dak meneruskan pemeriksaan itu. Tuduhan jang diIontarkan
terhadap Jang Dipertuan dianggap sebagai "non avenu" 2), dan
saja merasa pasti bahwa surat menjurat mengenai hal itu tidak
pemah dikirimkan kepada pemerintah di Betawi.
Tidak lama setelah Jang Dipertuan kembali saja tiba di Na-
tal, untuk mengambiI aIih pemerintahan daerah itu. Pedjabat
sebelum saja tentu sadja mentjeritakan kepada saja apa jang
terdjadi tidak lama sebelumnja didaerah Mandailing, dan men-
djelaskan jang perlu-perlu mengenai hubungan politik daerah
itu dan daerah saja. Saja tidak dapat menjalahkannja bahwa ia
menganggap ajah mertuanja mendapat perIakuan jang menurut
pendapatnja sangat tidak adil, dan ia tidak mengerti mengapa
Jang Dipertuan nampaknja mendapat perlindungan dari djende-
ral. Saja maupun dia pada saat itu tidak mengetahui bahwa
djika J ang Dipertuan dikirim ke Betawi, hal itu merupakan
tamparan dimuka sang djenderal, dan bahwa sang djenderal
tjukup punja alasan, berapapun harganja, untuk membebaskan
kepala negeri itu dari tuduhan pengchianatan terhadap peme-
rintah. Hal ini tambah penting bagi sang djenderal., sebab dalam
pada itu tuan Merkus telah mendjadi gubemur djenderal, dan
2) Tidak terdjadi.
207
pastilah ia akan memanggil sang djenderal kembali dan meme-
tjatnja dari pemerintahan, karena tentulah ia marah bahwa
sang djenderal dahulu telah mempertjaj~i J ang Dipertuan, dan
berdasarkan kepertjajaan itu berkeras tidak mau mengosongkan
Sumatera Timur.
"Tapi, kata kontelir jang saja gantikan, apapun jang menje-
babkan djenderal menerima semua tuduhan jang dilontarkan
orang kepada mertua saja, dan apapun jang menjebabkan ia
tidak mau memeriksa sekalipun tuduhan-tuduhan jang lebih be-
rat kepada J ang Dipertuan, ...... perkara ini belum lagi ber-
achir ! Dan djika di Padang seperti dugaan saja, kesaksian-kesak-
sian orang telah dibinasakan, lihatlah disini ada hal lain jang
tidak bisa dibinasakan 1"
Dan diperlihatkannja kepada saja keputusan Rapat di Natal,
jang diketuainja, berisi hukuman jang didjatuhkan atas orang
jang bernama Si Pamaga, jakni hukuman dera, diselar (waktu
itu tahun 1842), dan, saja kira, kerdja paksa dua puluh tahun,
karena pertjobaan membunuh Tuanku Natal.
- "Batjalah berita atjara persidangan pengadilan ini, kata-
nja lagi, dan nilailah apakah mertua saja akan dipertjaja di Be-
tawi, djika dia disana menuduh Jang Dipertuan berchianat ke-
pada pemerintah I"
Saja batjai surat-surat itu. Menurut keterangan saksi-saksi,
dan menurut pengakuan terdakwa, Si Pamaga itu dibajar untuk
membunuh Tuanku, bapak angkatnja Sutan Salim, dan kontelir
jang mendjalankan pemerintahan, di Natal.
Untuk melaksanakan maksudnja itu, ia pergi kerumah Tu-
anku, dan berbitjara-bitjara dengan pelajan-pelajan disana jang
sedang duduk-duduk ditangga serambi dalam. Ia berbitjara-
bitjara mengenai sebuah sewah 3), dengan maksud supaja bisa
lebih lama duduk-duduk menunggu sampai Tuanku datang;
dan memang tidak lama kemudian munt jul Tuanku bersama
beberapa orang keluarga dan pelajan-pelajan. Pamaga menje-
3) Keris.
208
rang Tuanku dengan sewahnja, tapi entah mengapa, ia gagal
membunuhnja. Dengan terkedjut Tuanku melompat dari djen-
dela, dan Pamaga melarikan diri ; ia bersembunji didalam hu-
tan dan beberapa hari kemudian tertangkap oleh polisi Natal.
"Kepada terdakwa ditanjakan, apakah jang menjebabkan ia
mentjoba melakukan pembunuhan itu dan hendak membunuh
pula Sutan Salim dan kontelir Nata17" Djawabnja: "ia dibajar
untuk itu oleh Sutan Adam, atas nama abangnja, Jang Diper-
tuan negeri Mandailing."
- "Djelaskah atau tidak? tanja kontelir jang saja gantikan
itu. Keputusan itu sesudah "fiat eksekusi" ') residen lalu dilak-
sanakan, Si Pamaga didera dan diselar, dan kini dalam perdja-
lanan ke Padang dan dari sana ia dikirim kepulau Djawa seba-
gai orang rantaian. Bersama dengan kedatangannja dokumen-
dokumen perkara itu tiba pula di Betawi, dan bolehlah orang
disana mengetahui siapa orang jang diadukan oleh mertua saja
itu sehingga mertua saja dibebastugaskan. Keputusan itu tidak
bisa dibinasakan oleh djenderal, meskipun ia mau."
Saja mengambil alih pemerintahan daerah Natal, dan kon-
telir jang saja gantikan itu berangkatlah. Beberapa waktu ke-
mudian saja mendapat kabar bahwa djenderal itu akan datang
dengan kapal perang ke daerah Utara dan djuga akan mengun-
djungi Natal. Ia mampir dirumah saja dengan iring-iringan jang
besar djumlahnja, dan meminta supaja kepadanja diperlihatkan
dokumen-dokumen asli perkara "orang malang jang telah diani-
aja dengan kedjam itu."
"Mereka sendiri jang sebenarnja harus didera dan diselar;'
katanja menambahkan.
Saja tidak mengerti suatu apa~ Sebab asal usu! pertikaian
mengenai Jang Dipertuan waktu itu gelap bagi saja, dan tidak
dapat timbul dalam pikiran saja, bahwa kontelir jang menda-
hului saja itu dengan sengadja telah menghukum orang jang
tidak bersalah dengan hukuman jang bera~ sekali, atau bahwa
") Tjatatan "Setudju dilaksanakan".
209
djenderal itu melindungi seorang pendjahat terhadap keputusan
jang adil. Saja diperintahkan untuk menangkap Sutan Salim
dan Tuanku. Karena Tuanku jang muda itu sangat ditjintai oleh
rakjat dan kami hanja mempunjai pasukan· ketjil dalam ben-
teng, saja minta supaja ia dibolehkan bebas bergerak, hal mana
diizinkan, tapi bagi Sutan SaUm, musuh Jang Dipertuan, tidak
ada ampun. Rakjat tegang. Penduduk Natal merasa bahwa sang
djenderal merendahkan dirinja mendjadi alatkebentjian orang
Mandailing, dan dalam hal demikianlah saja waktu ini dan
waktu itu sekali-sekali dapat melakukan sesuatu jang dianggap-
nja "berani", lebih-Iebih karena ia tidak memberikan kepada
saja pasukan ketjil jang bisa dikirimkan dari benteng dan de-
tasemen marinir jang dibawanja dari kapal, apabila saja pergi
ketempat-tempat orang berkumpul-kumpu!. Pad a kesempatan
demikian saja melihat bahwa djenderal van Damme mendjaga
betul keselamatan dirinja, dan itulah sebabnja saja tidak me-
njetudjui pendapat orang bahwa ia seorang jang berani.
Ia membentuk sebuah dewan, jang saja sebut dewan "ad
hoc". Anggota-anggotanja : beberapa orang adjudan, opsir-opsir
lain, djaksa, kami masih menjebutnja "fiskal" waktu itu, jang
dibawanja dari Padang, dan saja. Dewan itu akan melakukan
pemeriksaan mengenai tjara kontelir jang mendahului saja me-
ngadili Si Pamaga. Saja harus memanggil sedjumlah saksi-saksi,
jang diperlukan keterangannja mengenai hal itu. Djenderal tentu
sadja djadi ketua, ia memadjukan pertanjaan-pertanjaan, dan
berita atjara dituliskan oleh fiska!. Tapi karena fiskal itu tidak
begitu mengerti bahasa Melaju, dan sama sekali tidak mengerti
bahasa Melaju jang dipakai disebelah Utara Sumatera, sering
kali djawaban saksi-saksi harus diterdjemahkan, hal mana bia-
sanja dilakukan oleh djendera! sendiri. Dalam sidang-sidang
pengadilan itu keluarlah surat-surat jang seakan-akan membuk-
tikan sedjelas-djelasnja: bahwa Si Pamaga tidak pemah ber-
maksud untuk membunuh siapa-siapa, siapapun djuga; bahwa
ia tidak pernah melihat ataupun mengenal Sutan Adam maupun
Jang Dipertuan; bahwa ia tidak menjerang tuanku Natal, bah-
210
wa tuanku Natal tidak melarikan diri melalui djendela, dan
seterusnja! Selandjutnja : bahwa keputusan terhadap Si Pamaga
jang malang itu dibuat atas desakan ketua pengadilan, kontelir
jang mendahului saja, dan anggota dewan pengadilan itu, Sutan
Salim, keduanja mengada-adakan kesalahan Si Pamaga untuk
memberikan sendjata pembela diri kepada asisten residen
Mandailing jang dibebastugaskan, dan untuk melampiaskan ke-
bentjiannja terhadap J ang Dipertuan.
Tjara djenderal memadjukan pertanjaan mengingatkan ke-
pada permainan whist seorang kaisar Maroko jang saja lupa
namanja, jang berkata kepada lawannja main : "Keluarkan har-
ten, kalau tidak kupantjung kepalamu." Djuga terdjemahan-
terdjemahan jang disuruhnja tuliskan oleh fiskal, tidak kena sa-
ma sekali.
Apakah kontelir jang saja gantikan dan Sutan Salim melaku-
kan "tekanan" terhadap madjelis supaja menjalahkan Si Pamaga,
saja tidak tabu, tapi jang saja tahu ialah bahwa djenderal van
Damme melakukan "tekanan" terhadap orang-orang supaja
memberikan keterangan bahwa Si Pamaga tidak bersalah.
Meskipun waktu itu saja belum tahu maksudnja, saja telah
membangkang, sampai-sampai saja menolak untuk ikut menan-
datangani beberapa berita atjara, dan dalam hal ini saja telah
"menghalang-halangi" sang djenderal.
Mengertilah anda apa maksud kata-kata saja pada achir surat
djawaban saja mengenai kritikan terhadap pertanggungan-
djawab keuangan saja, dan dimana saja meminta supaja dja-
ngan ada pertimbangan-pertimbangan dengan "maksud baik".
- "Itu berani sekali bagi orang seumur anda," kata Duclari.
- "Saja rasa itu wadjar, tapi jang pasti ialah bahwa djen-
dera! van Damme tidak biasa dengan jang sematjam itu. Karena
itu saja pun banjak menderita akibat perkara itu. 0, tidak,
Verbrugge, saja tahu apa jang anda hendak katakan, saja tidak
pemah menjesal karena itu. Malahan saja tambahkan bahwa
saja tidak hanja abn memprotes sadja terhadap tjara peme-
riksaan saksi-saksi oleh djenderal, dan saja tidak hanja akan
211
menolak menandatangani beberapa berita atjara, sekiranja
waktu itu saja sudah dapat menduga apa jang baru kemudian
baru saja ketahui, bahwa segalanja itu didjalankan dengan
keputusan jang sudah ditetapkan lebih dulu untuk memberatkan
kontelir jang saja gantikan. Saja mengira bahwa sang djenderal,
jakin bahwa Si Pamaga tidak bersalah, dan sungguh-sungguh
karena pertimbangan jang mulla hendak menjelamatkan seorang
korban akibat kechilafan hukum. Pikiran ini memang menim-
bulkan keogahan djuga dalam hati saja karena disini ada soal
pemalsuan keterangan, tapi saja tidak marah seperti halnja djika
saja mengetahui bahwa disini sang djenderal sama sekali bukan
hendak menjelamatkan seorang jang tidak bersalah, tapi mem-
punjai maksud untuk membinasakan bukti-bukti jang merugi-
kan bagi sang djenderal, dan hal itu dilakukannja dengan
mengorbankan kehormatan dan keselamatan pedjabat jang
mendahului saja.
- "Dan bagaimana djadinja dengan kontelir jang anda
gantikan itu 1" tanja Verbrugge.
- "Untunglah ia sudah berangkat ke Djawa sebelum djen-
deral kembali di Padang. Rupanja ia berhasil memberikan
pertanggungandjawab kepada pemerintah, artinja ia tetap dalam
djabatannja. Sedangkan residen Air Bangis jang menaruh "fiat
eksekusi" pada keputusan itu, di ......
- "Dibebastugaskan 1"
- "Tentu sadja. Maka benarlah apa jang saja katakan dalam
sadjak sindiran saja bahwa gubemur "memerintah sambil
memetjat" •
- "Dan apa djadinja dengan semua pedjabat-pedjabat jang
dibebastugaskan itu 1"
- ,,0, jang dibebastugaskan lebih banjak dari itu. Semuanja,
jang seorang demi jang lain, dikembalikan dalam djabatannja.
Beberapa daripadanja kemudian menduduki djabatan-djabatan
jang penting.
- "Dan Sutan Salim 1"
- "Sang djenderal membawanja sebagai tahanan ke Padang,
212
dan dari sana ia dikirim sebagai orang buangan kepulau Djawa.
Sekarang ia masih di Tjiandjur dikabupaten Priangan. Tahun
1846 saja disana, dan mengundjunginja...... Masih tahukah
kau, apa jang kulakukan di Tjiandjur, Tine?"
- "Tidak, Max, aku sudah lupa sama sekali."
- "Memang kita tidak bisa ingat segala-galanja...... saja
disana kawin, tuan-tuan.
- "Tapi, tanja Duclari, karena anda sudah mulai bertjerita,
benarkah bahwa anda di Padang sering berduel?
-"Ja, sering sekali. Banjak sebabnja. Sudah saja katakan
kepada anda bahwa dipos luar seperti itu sikap gubemur kepada
kitalah jang mendjadi ukuran apakah orang menjenangi kita
atau tidak. Djadi, kebanjakan orang tidak menjenangi saja, dan
seringkali sikap orang mendjadi kasar. Saja lekas marah.
Teguran saja jang tidak didjawab, sindiran tadjam orang jang
mengatakan "toioiorang jang mau melawan djenderal", kata-
kata jang menjebut-njebut kemiskinan saja, bahwa saja kela-
paran, bahwa "barangsiapa jang hendak bebas merdeka rupanja
harus makan makanan jang buruk", ...... anda mengerti semua
itu membuat saja djadi geram. Lebih-Iebih diantara opsir-opsir
banjak orang jang mengetahui bahwa djenderal suka sekali
melihat orang berduel, lebih-lebih dengan orang jang kena mur-
ka seperti saja. Djadi, barangkali djuga orang menimbulkan
kemarahan saja dengan sengadja...... Pun saja sekali-sekali
berduel untuk orang lain, jang saja anggap teraniaja ..... .
Betapapun djuga, hampir saban hari saja duel, dan pernah
beberapa kali saja berduel dua kali pagi hari ; ...... ada sesuatu
jang sangat menarik dalam perkelahian satu lawan satu itu,
lebih-Iebih dengan pedang, orang menjebutnja "atas" pedang,
mengapa saja tidak tahu. Tapi anda mengerti bahwa sekarang
ini saja tidak akan mau melakukannja lagi, meskipun banjak
alasan untuk itu seperti dahulu........ Mari sini, Max, ........
djangan, djangan tangkap binatang itu, mari sini. Dengar,
djangan sekali-kali menangkap kupu-kupu. Binatang itu lama
merajap-rajap sebagai ulat diatas pohon, sungguh tidak enak
213
hidupnja. Sekarang ia baru mendapat sajap dan ingin terbang
keliling diudara, bersenang-senang; ia mentjari makan didalam
bunga dan tidak menjakiti siapa-siapa, ...... lihatlah, bukankah
lebih senang melihatnja terbang keliling mengepak sajap?"
Dengan demikian pertjakapan mengenai duel itu berpindah
kepada kupu-kupu, kepada orang baik jang mengasihani ternak-
nja, kepada hal mengganggu binatang kepada "loi Grammont" 6),
kepada rapat nasional di Paris dimana undang-undang diterima,
kepada republik, dan entah apa lagi !
Achimja Havelaar berdiri. Ia minta maaf kepada tamu-tamu-
nja, minta diri karena banjak pekerdjaannja. Ketika kontelir
keesokan harinja mengundjunginja dikantomja, ia tidak menge-
tahui bahwa asisten residen baru itu sehari sebelumnja sesudah
bitjara-bitjara diserambi keluar dengan keretanja pergi ke
Parangkudjang, dan baru pagi itu kembali dari sana.
Pertjajalah pembatja budiman, bahwa Havelaar terlalu sopan
untuk bitjara begitu banjak terutama dimedjanja sendiri seperti
saja tjeritakan dalam bab-bab terachir, seolah-olah saja hendak
menggambarkan dia telah menguasai seluruh pertjakapan dan
melalaikan kewadjiban seorang tuan rumah jang baik, jang
harus memberi kesempatan kepada tamu-tamunja "untuk mem-
pemjatakan dirinja". Dari sekian banjak bahan-bahan jang
ada didepan saja, hanja beberapa jang saja ambil, dan saja
dengan mudah bisa sadja memperpandjang pertjakapan-pertja-
kapan dimedja itu, lebih mudah dari saja menghentikannja.
Saja harap apa jang telah saja tjeritakan itu sudah tjukup untuk
membenarkan gambaran jang saja berikan tentang watak dan
sifat-sifat Havelaar, dan bahwa pembatja tergugah perhatiannja
untuk mengikuti hal ihwalnja dan keluarganja di Rangkas
Betung.
Keluarga ketjil itu mendjalani hidupnja selandjutnja diam-
diam dan tanpa diketahui orang banjak. Havelaar sering keluar
siang hari, dan sampai tengah malam bekerdja dikantomja.
6) Undang-undang Perantjis mengenai perlindungan hewan (1850).
214
Hubungannja dengan komandan garnisun baik: sekali, dan djuga
dalam pergaulan sehari-hari dengan kontelir tidak nampak
sedikitpun perbedaan pangkat, jang dinegeri Hindia biasanja
membikin pergaulan djadi kaku dan mendjemukan, sedang
kesukaan Havelaar untuk menolong dimana sadja ia bisa, se-
ringkali bermanfaat bagi bupati, jang karena itu amat senang
dengan "saudara tuanja"; dan achimja sikap njonja Havelaar
jang ramah tamah banjak pula membantu memperenak pergaul-
an antara orang Eropah jang sedikit itu dengan kepala-kepala
bumiputera. Surat menjurat djabatan dengan residen Serang
memperlihatkan sik:ap senang menjenangi jang timbal balik,
perintah-perintah residen diberikan dengan kesungguhan, dan
ditaati dengan tepat.
Rumah tangga Tine segera djuga dapat diatur. Sesudah me-
nunggu agak lama perabotan datang dari Djakarta, ada ketimun
digarami, dan djika Max mentjeritakan sesuatu dimedja makan,
maka hal itu selandjutnja tidak lagi dilakukannja karena tidak
ada telor untuk dadar, meskipun masih tetap nampak benar
bahwa tjara hidup keluarga ketjil itu irit sekali karena tekad
mereka untuk menghemat.
Njonja Slotering djarang keluar dari rumahnja, dan hanja
beberapa kali minum teh dengan keluarga Havelaar diserambi
depan. Bitjaranja sedikit dan ia masih selalu memperhatik:an
tiap orang jang mendekati rumahnja atau rumah Havelaar :
orang sudah terbiasa dengan apa jang orang sebut penjakit
monomania-nja, dan tidak memperhatikannja lagi:
Semuanja nampaknja tenang, sebab bagi Max dan Tine tidak
begitu sukar untuk menjesuaikan diri dalam hidup berkekurang-
an, jang tidak bisa dihindari dipos pedalaman jang letaknja
tidak didjalan besar. Karena ditempat itu orang tidak membuat
roti, maka merekapun tidak memakan roti. Bisa sadja didatang-
kan dari Serang, tapi ongkos angkutnja terlalu tinggi. Max
mengetahui seperti djuga jang lain-lain bahwa banjak tjaranja
untuk mendatangkan roti tanpa bajaran dari Rangkas Betung,
tapi pekerdjaan tanpa bajaran, penjakit kanker dinegeri Hindia
21S
itu, mendjidjikan baginja. Banjak lagi di Lebak jang bisa di-
peroleh tanpa bajaran, dengan kekuasaan, tapi tidak bisa dibeli
dengan harga murah, dan dalam hal sematjam itu Havelaar dan
isterinja bersabar dalam kekurangannja. Mereka sudah biasa
hidup dalam kekurangan. Bukankah Tine pemah berbulan-bulan
berlajar dengan kapal Arab tanpa tempat tidur, hanja diatas
dek? Tidak ada perlindungan dari panas matahari dan hudjan
lebat musim penghudjan ketjuali medja ketjil, berpegang pada
kaki-kakinja. Bukankah ia dikapal itu harus menerima rangsum
ketjil nasi kering dan air kotor? Dan bukankah ia dalam ke-
adaan itu dan dalam banjak keadaan lain senang-senang sadja,
asalkan bersama Max tersajang?
Hanja satu hal jang menjedihkan hati Tine di Lebak: Max
ketjil tidak dapat main dikebun karena banjak ular. Ketika ia
mengetahui hal itu diberitahukannja kepada Havelaar, dan
suaminja mendjandjikan kepada pelajan-pelajan akan memberi
hadiah buat tiap ular jang mereka tangkap ; tapi hari-hari jang
pertama sadja ia sudah membajar begitu banjak untuk hadiah-
hadiah, sehingga ia terpaksa menarik kembali djandjinja untuk
selandjutnja, sebab djuga dalam keadaan sehari-hari, dan tanpa
mengadakan penghematan jang begitu perlu, pembajaran itu
akan segera melampaui batas kemampuan keuangannja. Dite-
tapkanlah bahwa Max junior untuk selandjutnja tidak boleh
lagi meninggalkan rumah, dan bahwa ia, untuk menghirup udara
segar, tjukup bermain diserambi depan sadja. MeskipÜD telah
diadakan peraturan ini, Tine masih djuga ketakutan, dan ter-
utama malam hari, sebab kita tahu bahwa ular seringkali me-
rajap kedalam rumah, dan untuk mentjari kehangatan, ber-
sembunji dikamar tidur.
Ular dan binatang berbahaja seperti itu, memang ada dimana-
mana dinegeri Hindia, tapi diibukota-ibukota jang penduduknja
tinggal lebih berdekatan, tentu sadja agak kurang dari didaerah-
daerah jang masih penuh hutan seperti Rangkas Betung. Tapi
djika Havelaar menjuruh bersihkan rumputan dipekarangannja
sampai-sampai ketepi djurang, memang ular-ular itu masih
216
djuga akan kelihatan didalam kebun, tapi tidak dalam djumlah
besar seperti sekarang Ïni. Menurut tabiatnja binatang-binatang
itu lebih suka tinggal ditempat gelap dan tersembunji dari di
tempat terang dan terbuka, sehingga sekiranja pekarangan Ha-
velaar tetap bersih keadaannja, binatang-binatang itu tidak akan
meninggalkan djurang jang penuh semak-semak itu ketjuali
djika terpaksa atau kesasar. Tapi pekarangan Havelaar tidak
bersih, dan saja ingin mendjelaskan sebabnja, karena hal ini
akan mendjelaskan pula penjalahgunaan jang ada dimana-mana
ditanah djadjahan Hindia Belanda.
Rumah-rumah penguasa pemerintah dipedalaman didirikan
diatas tanah kepunjaan kotapradja, sepandjang kita bisa bitjara
ten tang milik kotapradja, dinegeri dimana pemerintah meng-
ambil apa sadja untuk keperluannja. Sudah bagus bahwa pe-
karangan-pekarangan itu bukan milik pedjabat penghuni. Sebab
djika demikian halnja, ia akan berpikir-pikir duIu sebelum
membeli atau menjewa tanah jang pemeliharaannja melampaui
batas kemampuannja. Djika pekarangan rumah jang diberikan
kepadanja terlalu besar untuk dipelihara, maka pekarangan itu
sebentar sadja berobah mendjadi hutan karena suburnja tumbuh
tanaman. Namun djarang sekali atau hampir tak pernah kita
melihat pekarangan demikian dalam keadaan tidak terpelihara ;
ja, musafir seringkali terheran-heran melihat taman indah se-
kitar rumah residen. Tidak ada pedjabat dipedalaman jang
tjukup penghasilannja untuk menjuruh kerdjakan pekerdjaan
itu dengan bajaran jang pantas, dan karena memang pedu
bahwa rumah penguasa kelihatannja megah, supaja penduduk
jang mementingkan wadjah lahiriah tidak mendapat alasan
untuk meremehkannja, maka timbuIlah pertanjaan bagaimana
mentjapai maksud itu. Dikebanjakan tempat disediakan bebe-
rapa tenaga orang rantaian bagi penguasa-penguasa: jakni
pendjahat-pendjahat jang didjatuhi hukuman ditempat lain, tapi
jang tidak ada di Bantam karena alasan politik ; tapi pun
ditempat-tempat dimana ada orang-orang hukuman seperti itu,
djumlahnja dibandingkan dengan pekerdjaan jang lain, djarang
217
jang berbanding dengan pekerdjaan jang diperlukan untuk me-
melihara pekarangan jang besar dengan baik. Djadi harus ditjari
tjara-tjara lain, dan jang paling mudah ialah mengerahkan
pekerdja-pekerdja untuk mendjalankan pekerdjaan rodi. Bupati
atau demang jang menerima panggilan demikian itu tjepat-tjepat
memenuhinja, sebab ia tahu benar bahwa pedjabat penguasa
jang menjalahgunakan kekuasaannja itu, kemudian akan sukar
menghukum kepala bumiputera jang melakukan kesalahan jang
sama, dan dengan demikian kesalahan jang seorang mendjadi
djaminan bebas bagi jang lain.
Tapi menurut pendapat saja kesalahan penguasa demikian,
dalam beberapa hal tidak boleh dinilai terlalu keras, dan ter-
utama tidak menurut pengertian-pengertian Eropah. Penduduk
sendiri akan merasa aneh. barangkali karena tidak biasa, djika
ia selalu dan dalam segala hal berpegang erat pada ketentuan-
ketentuan mengenai angka untuk orang wadjib rpdi jang harus
bekerdja di pekarangannja, sebab selalu ada sadja kemungkinan
bahwa keadaan tidak tertjakup dalam ketentuan.
Tapi sekali batas jang sah Iflutlak dilampaui, akan sukar
menentukan titik batas dimana pelanggaran demikian berobah
mendjadi kesewenang-wenangan jang bersüat kedjahatan, dan
terutama kita harus berhatl-hati sekali djika kita mengetahui
bahwa kepala-kepala negeri itu hanja menunggu tjontoh jang
buruk untuk ditiru setjara berlebih-Iebihan. Ada tjerita tentang
seorang radja jang tidak matt' orang lalai membajarkan hutang-
nja sekalipun hanja sebutir garam jang dimakannja dalam santap-
an sederhana waktu ia mengepalai tentaranja dalam perdjalanan
mengelilingi negerinja, - sebab, katanja, ini adalah permulaan
ketidakadilan jang achirnja akan membawa keruntuhan kepada
keradjaannja, - radja itu entah bernama Timurleng, Nuruddin
atau Djengis Khan 6), jang pasti ialah bahwa fabel itu, atau
djika itu bukan fabel, kedjadian itu sendiri, berasal dari Asia;
dan seperti djuga kalau kita melihat pematang ditepi laut kita
6) Nama-nama penakluk dari Asia.
218
pertjaja akan kemungkinan air pasang, kitapun harus pertjaja
bahwa ada ketjenderungan akan terdjadi pelanggaran seperti
itu, dinegeri dimana orang memberikan peladjaran seperti itu.
Orang-orang jang menurut hukum boleh digunakan tenaganja
oleh Havelaar, hanja dapat mengerdjakan sebagian ketjil sekali
dari pekarangannja, bagian jang terdekat dengan rumahnja,
jakni membersihkannja dari rumputan dan belukar. Bagian jang
selebihnja dalam beberapa minggu sadja sudah mendjadi hutan
belukar. Havelaar menjurati residen bagaimana tjara mem-
perbaiki keadaan ini, jakni dengan memberikan tambahan ke-
uangan, atau dengan mengusulkan kepada pemerintah untuk
mempekerdjakan orang rantaian diresidensi Bantam, seperti
ditempat-tempat lain. Ia menerima djawaban, usulnja ditolak
dengan tjatatan bahwa ia berhak untuk menjuruh "bekerdja
didjalan umum", jakni dipekarangannja orang-orang jang di-
djatuhinja hukuman berdasarkan peraturan kepolisian. Havelaar
memang mengetahui peraturan ini, tapi tidak pemah ia mau
mempergunakan hak itu, baik di Rangkas Betung, maupun di
Ambon, di Manado, ataupun di Natal. Ia enggan menjuruh
kerdjakan kebunnja sebagai hukuman untuk kesalahan-kesalahan
ketjil, dan sering ia bertanja kepada dirinja sendiri bagaimana
pemerintah dapat membiarkan ketentuan-ketentuan jang mung-
kin menjebabkan pedjabat menghukum kesalahan-kesalahan
ketjil jang bisa dimaafkan, tidak berimbang dengan pelanggaran,
tapi dengan keadaan atau luasnja pekarangannja. Pikiran bahwa
terhukum, djuga jang didjatuhi hukuman dengan adil, mengira
bahwa keputusan jang didjatuhkan itu mengandung pertimbang-
an kepentingan diri, pikiran itu sadja menjebabkan ia, kalau ia
harus mendjatuhkan hukuman djuga, lebih suka mendjatuhkan
hukuman pendjara jang dianggap sangat tidak baik.
Dan itulah sebabnja maka Max junior tidak boleh bermain
dikebun dan mengapa Tine tidak begitu banjak menikmati
kembang-kembang seperti dibajangkannja pada hari ia tiba di
Rangkas Betung.
Dengan sendirinja hal-hal ketjil jang kurang menjenangkan
219
ini dan beberapa hal ketjil lainnja seperti itu tidak mempenga-
ruhi suasana suatu keluarga jang banjak punja bahan untuk
membangun suatu kehidupan keluarga jang bahagia, dan bukan-
lah disebabkan karena itu djika Havelaar kadang-kadang dengan
muka jang suram masuk kamamja, pulang dari sesuatu perdjalan-
an, atau sesudah mendengarkan sibadu atau sipolan jang mohon
bitjara dengannja. Telah kita dengar dari pidatonja kepada
kepala-kepala negeri bahwa ia hendak melakukan kewadjiban-
nja, bahwa ia hendak membanteras ketidakadilan, dan saja
harap pula bahwa pembatja, dari pertjakapan-pertjakapan jang
saja tjeritakan, telah mengenalnja sebagai seorang jang mampu
menemukan sesuatu dan mendjernihkan apa jang bagi beberapa
orang lain tersembunji atau masih gelap. Djadi bolehlah kita
perkirakan bahwa tidak banjak dari apa jang bergolak di Lebak
luput dari perhatiannja. Pun kita lihat bahwa sudah bertahun-
tahun sebelumnja ia memperhatikan daerah itu, sehingga sudah
pada hari pertama ketika Verbrugge bertemu dengannja di-
pendopo dimana tjerita saja mulai, ia nampak bukan seorang
asing dalam lingkungan kerdjanja jang baru. Setelah melakukan
pengusutan ditempat-tempat itu sendiri ia mendapat kepastian
tentang banjak hal-hal jang dahulu hanja diduga-duganja, dan
terutama dari arsip temjata kepadanja bahwa daerah itu sung-
guh-sungguh berada dalam suatu keadaan jang sangat menje-
dihkan. Dari surat-surat dan tjatatan-tjatatan pedjabat jang
mendahuluinja ia melihat bahwa pedjabat itu telah membuat
tjatatan-tjatatan jang sama. Surat-surat kepada kepala-kepala
itu mengandung penjesalan demi penjesalan, antjaman demi
antjaman, dan kitapun mengerti bagaimana achimja pedjabat
itu mengatakan bahwa ia akan langsung berhubungan dengan
pemerintah, djika keadaan jang buruk itu tidak diachiri.
Ketika Verbrugge mengatakan hal ini kepada Havelaar,
Havelaar mendjawab bahwa perbuatan pedjabat itu salah, sebab
asisten residen Lebak sama sekali tidak boleh melewati residen
Bantam, dan ditambahkannja pula bahwa perbuatan itu sama
sekali tidak bisa dibenarkan oleh apapun djuga, sebab tidak
220
mungkin pedjabat tinggi itu memihak kepada orang jang me-
lakukan pemerasan dan paksaan.
Memihak bukanlah dalam arti seperti jang dimaksud oleh
Havelaar, jakni bukanlah seolah-olah residen itu akan mendapat
sesuatu laba atau keuntungan dari pelanggaran itu; tapi ada
suatu hal jang menjebabkan residen itu enggan menilai dengan
adil pengaduan-pengaduan asisten residen jang digantikan oleh
Havelaar itu. Kita telah melihat bagaimana pedjabat itu berkali-
kali berembuk dengan residen mengenai penjalahgunaan jang
berlaku, namun sia-sia. Djadi perlulah kita menjelidiki, meng-
apa ia, jang sebagai kepala seluruh residensi, seperti djuga
asisten residen, ja lebih-Iebih lagi dari asisten residen, berke-
wadjiban untuk menegakkan hukum, mengapa ia lebih suka
terus menerus menghambat djalannja hukum itu.
Di Serang sudah ketika menginap dirumah residen itu, Ha-
velaar telah membitjarakan dengannja hal penjalahgunaan
hukum di Lebak, dan ia mendapat djawaban, "bahwa semuanja
itu dimana-mana terdjadi, sedikit atau banjak." lni memang
tidak bisa dibantah oleh Havelaar ; siapalah jang bisa menga-
takan bahwa ia pemah melihat suatu negeri dimana tidak ada
terdjadi kesalahan-kesalahan. Tapi ia merasa bahwa ini bukan
alasan untuk membiarkan penjalahgunaan itu menerus dimana
kita menemuinja, terutama djika kita terpanggil untuk mem-
banterasnja; dan lagi sesudah ia mengetahui segala sesuatu di
Lebak itu, dalam hal ini soalnja bukan "sedikit atau banjar.
tapi banjak sekali, lalu residen itu antara lain mendjawab
"bahwa didaerah Tjiringin (djuga diwilajah Bantam) lebih
buruk lagi keadaannja."
Djikalau kita menerima, seperti kita bisa menerima bahwa
seorang residen tidak langsung mendapat keuntungan dari
pemerasan dan penggunaan tenaga penduduk dengan sewenang-
wenang, maka timbul pertanjaan apakah jang menjebabkan
kebanjakan orang, bertentangan dengan sumpah dan kewadjib-
an, membiarkan penjalahgunaan seperti itu, tanpa memberi-
tahukannja kepada pemerintah? Dan barangsiapa memiIdrkan
221
hal ini akan merasa aneh sekali, bahwa orang dengan tenang
sadja mengakui adanja penjalahgunaan itu, seolah-olah hal itu
diluar djangkauan atau kekuasaan. Saja akan mentjoba meng-
oraikan sebab-sebabnja.
Pada umumnja untuk menjampaikan kabar buruk sadja sudah
suatu hal jang tidak enak, dan seolah-olah kesan buruk jang
dibawa itu sebagian melekat pada orang jang kebetulan men-
dapat tugas untuk menjampaikan kabar demikian itu. Maka
djika hal ini sadjapun sudah mendjadi sebab bagi beberapa
orang, untuk, bertentangan dengan pengetahuannja, tidak me-
ngakui adanja sesuatu jang tidak enak, apalagi djika orang
terantjam kena murka, hal mana rupanja mendjadi nasib orang
jang menjampaikan berita boruk, ditambah lagi bahwa ia di-
anggap sebagai penjebab berita buruk itu.
Pemerintah Hindia Belanda senang sekali menulis kepada
madjikannja dinegeri Belanda bahwa segalanja berdjalan dengan
baik. Para reáiden suka sekali memberitakan ini kepada peme-
rintah. Para asisten residen, jang djuga' menerima dari para
kontelirnja berita-berita jang hampir semuanja baik belaka,
mengirimkan pula berita-berita menjenangkan kepada residen-
residen. Dengan demikian dalam menjelesaikan soal-soal de-
ngan resmi dan dalam sorat menjorat, lahirlah suatu optimisme
jang dibikin-bikin, bertentangan dengan kebenaran, dan ber-
tentangan pula dengan pendapat orang-orang optimis itu sendiri,
apabila mereka membitjarakan soal-soal itu dengan lisan, atau
lebih aneh lagi, bertentangan malahan dengan berita-berita
mereka sendiri jang tertulis. Banjak tjontoh-tjontoh jang bisa
saja kemukakan, laporan-laporan jang memudji setinggi langit
baiknja keadaan dalam sesuatu residensi, tapi sekaligus pula,
~erutama dimana angka-angka ikut bitjara, temjata kebohong-
annja. Tjontoh-tjontoh itu sekiranja soalnja tidak meminta
perhatian kita jang sungguh-sungguh - karena akibat-akibatnja
nanti - membikin kita ketawa dan mengedjek, dan kita ter-
tjengang melihat kenaifan orang mempertahankan kebohongan
jang terlalu djelas dalam hal sematjam itu, meskipun penulis
222
beberapa kalimat kemudian memberikan sendiri sendjata untuk
membantah kebohongan-kebohongan itu. Saja hanja akan mem-
berikan sebuah tjontoh jang bisa sadja saja tambah dengan
tjontoh-tjontoh banjak jang lain. Diantara dokumen-dokumen
jang terletak dimedja saja, saja temukan sebuah laporan tahun-
an dari suatu residensi. Sang residen memudji-mudji djalannja
perdagangan di sana dan mengatakan bahwa dimana-mana nam-
pak kesibukan dan kemakmuran jang besar. Beberapa kalimat
kemudian, berbitjara tentang alat-alat jang tidak tjukup untuk
membanteras dagang gelap, ia dengan segera hendak menghi-
langkan kesan buruk jang mungkin timbul pada pemerintah
bahwa djika demikian dalam residensi itu banjak orang jang
mengelakkan diri dari pembajaran bea masuk . .,Tidak, katanja,
tentang itu djanganlah kuatir, didalam wilajah saja sedikit atau
tidak ada barang jang dimasukkan setjara selundup, sebab, ..... .
disini sedikit sekali kegiatan, sehingga tidak ada orang jang
berani memasukkan modal dalam perdagangan."
Saja pernah membatja laporan jang mulai dengan kata-kata:
"Dalam tahun jang lampau keadaan tenang tenang-tenang sadja
...... " Kata-kata sematjam itu memang menundjukkan kete-
nangan jang amatlah tenangnja menghadapi kelunakan peme-
rintah terhadap tiap orang jang tidak membawa berita kurang
enak baginja, atau seperti istilahnja: "tidak menjukarkan" de-
ngan berita-berita tidak enak !
Dimana penduduk tidak bertambah hal itu disebabkan karena
kurang benarnja tjatjah djiwa tahun-tahun sebelumnja. Dimana
padjak tidak bertambah, hal itu katanja disebabkan karena
padjak sengadja direndahkan untuk menggiatkan pertanian,
jang djustru sekarang ini akan berkembang, dan tidak lama lagi
akan memberikan hasil jang tidak terduga, - nanti kalau pe-
lapor sudah meletakkan djabatannja. Dimana terdjadi keonaran,
jang tidak bisa disembunjikan, peristiwa itu disebabkan oleh
beberapa orang djahat jang untuk selandjutnja tidak perlu di-
kuatirkan lagi, karena umumnja orang merasa puas. Dimana
penduduk menipis karena kekurangan atau kelaparan, dikata-
223
kanlah bahwa ini disebabkan karena padi tidak mendjadi,
brena musim kemarau, karena hudjan atau sematjam itu, tidak
pemah karena salah urus dalam pemerintahan.
Nota pedjabat jang digantikan oleh Havclaar, dimana ia me-
ngatakan bahwa "bojongnja penduduk dari distrik Parangku-
djang disebabkan karena penjalahgunaan jang keterJaluan", ada
diatas medja saja. Nota itu sifatnja tidak resmi, dan mengandung
beberapa soal jang harus dibitjarakan oleh pedjabat itu dengan
residen. Tapi sia-sia Havelaar mentjari dalam arsip bukti bahwa
pedjabat itu dengan terus terang menjebut perkara itu pada
namanja dalam suatu surat dinas jang resmi.
Dengan singkat berita-berita resmi dari pedjabat-pedjabat ke-
pada pemerintah, djadi djuga laporan-laporan jang didasarkan
atasnja kcpada pemerintah dinegeri Belanda, sebagian terbesar
dan terpenting tidak benar.
Saja tahu bahwa tuduhan ini adalah berat, tapi s21ja tetap pada
tuduhan itu, dan saja merasa bisa membuktikannja. Barangsiapa
merasa terganggu dengan pendapat saja jang tanpa tedeng aling-
aling ini, hendaklah ingat betapa berdjuta-djuta uang dan betapa
banjak djiwa manusia dapat diselamatkan oleh Inggeris, sekira-
nja disana mata mereka terbuka sebelum terlambat mengenai
hal ihwal jang sebenamja di India. Ingatlah betapa besar terima
kasih orang kepada orang jang mempunjai keberanian menjam-
paikan berita malang itu sebelum terlambat untuk memperbaiki
kesalahan tanpa pertumpahan darah ..... .
Saja mengatakan bahwa saja bisa membuktikan tuduhan saja.
Dimana pedu saja akan membuktikan bahwa seringkali ada
bentjana kelaparan didaerah-daerah jang dilaporkan sebagai
tjontoh teladan daerah jang makmur; dan dimana penduduk
dikatakan senang dan tenang, saja mengatakan bahwa mereka
itu hampir-hampir meledak karena amarah. Saja tidak bermak-
sud memberikan bukt,i-bukti itu dalam buku ini .. tapi saja
pertjaja bahwa orang tidak akan melepaskan buku ini sebelum
pertjaja bahwa bukti-bukti itu ada.
Sekarang ini saja hanja hendak memberikan satu tjontoh lagi
224
mengenai optimisme jang pernah saja sebut, optimisme jang
mentertawakan; tjontoh ini bisa sadja dipahami setiap orang,
baik jang mengetahui maupun jang tidak mengetahui hal ihwal
dinegeri Hindia.
Tiap residen memasukkan laporan bulanan mengenai beras
jang dimasukkan kedalam daerahnja, atau jang dikirim dari
daerahnja ketempat lain. Dalam laporan itu pengangkutan beras
dipisah mendjadi dua bagian, jakni jang diangkut dalam dae-
rah Djawa sendiri, dan jang dikirim keluarnja. Djika kita per-
hatikan djumlah jang menurut laporan itu diangkut dari resi-
densi-residensi di Djawa keresidensi-residensi di Djawa, maka
akan kita lihat bahwa djumlah itu beribu-ribu pikul lebih banjak
dari beras jang, menurut laporan itu djuga, dimasukkan kedalam
residensi-residensi di Djawa, dari residensi-residensi di Djawa.
Saja tidak akan menanjakan apa pikiran pembatja mengenai
ketadjaman pandangan pemerintah jang menerima laporan-
laporan seperti itu dan mengumumkannja, dan saja banja ben-
dak meminta perhatian pembatja terhadap maksud kepalsuan
itu.
Pedjabat-pedjabat Eropah dan bumiputera mendapat sekian
persen hadiah untuk hasil-hasil jang harns didjual ke Eropah,
dan peraturan ini menjebabkan penanaman padi djadi terbela-
kang sehingga dibeberapa daerah berketjamuk bentjana kela-
paran jang tidak dapat disunglap bilang didepan mata bangsa.
Sudah saja katakan bahwa kemudian dibuat peraturan-peraturan
supaja djangan terdjadi lagi bal jang demikian itu. Dari sekian
banjak akibat peraturan-peraturan tersebut termasuk laporan
tentang keluar masuknja beras jang saja sebut tadi, supaja
pemerintah selalu dapat mengawasi pasang surntnja barang
makanan itu. Keluar dari suatu residensi berarti kemakmuran,
masuk berarti kemiskinan.
Apabila kita selidiki laporan-Iaporan itu, akan ternjata bahwa
persediaan beras dimana-mana begitu banjak, sehingga semua
residensi bersama-sama, mengeluarkan beras lebih banjak, dari
jang dimasukkan kedalam semua residensi bersama-sama. Saja
225
ulangi bahwa disini tidak ada pengangkutan keseöerang lautan,
jang dilaporkan tersendiri. Djadi kesimpulan kita disini ialah
dalil jang mustahil: bahwa di Djawa lebih banjak beras dari
beras jang ada ...... itu kan kemakmuran !
Sudah saja katakan bahwa keinginan untuk sama sekali tidak
menjampaikan berita-berita ketjuali jang baik-baik kepada pe-
merintah, bisa djadi mentertawakan, sekiranja akibat semua ini
tidak demikian menjedihkan. Perbaikan apakah jang boleh di-
harapkan dari banjak kesalahan-kesalahan djika sebelumnja
sudah ada maksud tertentu untuk membengkokkan segala-gala-
nja dan memiuh berita-berita jang disampaikan kepada peme-
rintah? Apakah misalnja jang boleh kita harapkan dari pen-
duduk, jang dengan sifatnja jang lemah lembut dan penurut,
telah bertahun-tahun mengeluh dibawah penindasan, djika ia
melihat residen jang seorang demi jang lain turun dari djabat-
annja karena perlop atau pensiun atau dipanggil untuk meme-
gang djabatan lain, tanpa terdjadi sesuatu untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan jang membebani diri mereka? Bukankah
pegas jang melentur achirnja melenting kembali? Tidakkah
ketidakpuasan jang sekian lama ditahan-tahan itu, - ditindas,
supaja orang terus bisa mengingkarinja, - achirnja berobah
mendjadi amarah, putus asa, mata gelap? Tidakkah diudjung
djalan itu menunggu Jacquerie 7)?
Dan dimanakah akan berada pedjabat-pedjabat itu jang
sedjak bertahun-tahun ganti berganti, tanpa tiba pada pikiran
bahwa ada sesuatu jang lebih tinggi dari "karunia pemerintah",
jang lebih tinggi dari "kepuasan gubernur djenderal?" Dimana
kah mereka itu akan berada, penulis-penulis berita jang pengetjut
itu, jang menjilaukan mata pemerintah dengan kebohongan-
kebohongannja? Apakah mereka itu jang dahulu takut menu-
liskan kata jang berani diatas kertas, akan memanggul sendjata
dan mempertahankan negeri djadjahan untuk pemerintah Be-
landa? Apakah mereka itu akan mengembalikan kepada pe-
7) Pemberontakan rakjat.
226
merintah Belanda harta benda jang akan diperlukan untuk
memadamkan pemberontakan, mentjegah revolusi? Apakah
mereka achirnja akan mengembalikan njawa beribu-ribu orang
jang djatuh mendjadi korban karena kesalahannja ?
Dan pedjabat-pedjabat itu, kontelir-kontelir dan residen-resi-
den itu, bukanlah orang jang paling bersalah. Pemerintah sendiri
jang seperti buta mengandjurkan orang memasukkan berita-
berita jang menjenangkan, memantjing dan menjediakaii hadiah
untuk itu, dan terutama ini terdjadi dimana ada penindasan
penduduk oleh kepala-kepala bumiputera.
Menurut kebanjakan orang perlindungan terhadap kepala-
kepala itu disebabkan karena perhitungan jang kurang mulia
bahwa mereka itu, karena harus memamerkan kemewahan dan
kemegahan supaja penduduk tetap menghormati mereka, hal
mana diperlukan oleh pemerintah untuk menegakkan kekuasa-
annja, seharusnja untuk itu mendapat gadji jang lebih tinggi
dari sekarang ini, djika mereka tidak diizinkan untuk meleng-
kapi apa jang kurang dengan mengambil setjara tidak sah harta
benda dan tenaga kerdja penduduk. BagaimanapUn djuga pe-
merintah hanja dengan enggan mempergunakan ketentuan-
ketentuan jang katanja melindungi orang Djawa terhadap
pemerasan dan perampokan. Seringkali orang mengemukakan
alasan-alasan jang tidak dapat dinilai dan atjapkali diada-adakan
sadja sebagai sebab untuk menjelamatkan bupati ini atau kepala
itu, dan dinegeri Hindia memang umum gagasan bahwa peme-
rintah lebih suka memetjat sepuluh residen dari seorang bupati.
Pun djuga apa jang disebut alasan-alasan politik itu, - kalaupun
didasarkan atas sesuatu, - biasanja berdasarkan keterangan-
keterangan palsu, sebab tiap residen berkepentingan dalam
memudji-mudji pengaruh bupati-bupatinja atas penduduk, su-
paja dapat bersembunji dibelakangnja, djika kemudian ada
persoalan bahwa ia terlalu lunak terhadap kepala-kepala itu.
Saja lewati sekarang kemunafikan jang mendjidjikkan dari
ketentuan-ketentuan jang kedengarannja penuh perlkemanusiaan
itu, dan kemunafikan sumpah-sumpah jang melindungi orang
227
Djawa dari kesewenang-wenangan dia tas kertas, dan saja minta
pembatja mengingat kembali betapa Havelaar ketika mengutjap-
kan kembali sumpah-sumpah itu mengatakan sesuatu jang
mirip-mirip penghinaan; - saja sekarang hanja hendak me-
nundjukkan betapa sukamja kedudukan Havelaar, jang merasa
dirinja terikat kepada kewadjibannja, bukan sekedar oleh suatu
rumus jang diutjapkan.
Dan kesukaran itu baginja lebih besar lagi dari bagi keba-
njakan orang laio, karena hatinja lembut, berlawanan sekali
dengan ketadjaman pikirannja jang sudah tidak asiog lagi bagi
pembatja. Djadi ia bukan hanja harus berdjuang dengan ke-
takutan kepada manusia, atau kekuatiran akan kehilangan
pekerdjaan atau tidak mendapat kenaikan pangkat, bukan pula
ia harus berdjuang hanja dengan kewadjiban-kewadjiban jang
harus dipenuhinja sebagai suami dan kepala keluarga, tapi ia-
pun harus menundukkan musuh dalam hatinja sendiri. Ia tidak
dapat melihat penderitaan tanpa menderita, dan terlalu menjim-
pang rasanja djika saja kemukakan tjontoh-tjontoh, bagaimana
ia senantiasa, djuga dimana ia merasa disakiti hatinja dan me-
rasa terhioa, melindungi pihak lawannja terhadap dirinja sendiri.
Ditjeritakannja kepada Duclari dan Verbrugge betapa ia semasa
ketjilnja senang sekali berduel dengan pedang, hal mana memang
benar, tapi ia tidak mengatakan pula betapa ia sesudah melukai
lawannja, biasanja menangis, dan merawat bekas musuhnja se-
perti biarawati perawat sampai sembuh. Saja dapat mentjerita-
kan betapa ia di Natal memanggil orang rantaian jang menem-
baknja, berbitjara baik-baik dengan orang itu, memberioja ma-
kan, dan memberinja kebebasan lebih dari jang lain-Iain, karena
ia merasa bahwa kegeraman orang hukuman itu disebabkan ka-
rena suatu keputusan jang terlalu berat, keputusan jang di-
djatuhkan ditempat lain. Biasanja kelembutan hatinja itu tidak
diakui, atau dianggap mentertawakan. Tidak diakui oleh orang
jang mengatjaukan hatinja dengan semangatnja. Dianggap men-
tertawakan oleh orang jang tidak bisa mengerti bagaimana se-
orang jang waras bersusah pajah menjelamatkan seekor lalat
228
jang terperangkap dalam sarang laba-laba. Tidak diakui pula oleh
setiap orang, - ketjuali Tine, - jang kemudian mendengarnja
memaki-maki "binatang-binatang dungu" itu dan "alam dungu"
jang mentjiptakan binatang-binatang seperti itu.
Tapi ada lagi tjara lain untuk meruntuhkannja dari tempatnja
berdiri, temp at tinggi jang terpaksa diberikan lingkungannja
kepadanja, - orang jang suka ataupun tidak suka kepadanja.
"J a, memang ia tjerdik ...... tapi ada ketergesaan dalam ke-
tjerdikannja. Memang ia pandai ...... tapi ia tidak memperguna-
kan otaknja dengan baik. Ja, memang ia baik hati, tapi ...... ia
suka menarik perhatian dengan kebaikan hatinja itu!"
Saja tidak membela ketjerdikannja, kepandaiannja, ...... tapi
hatinja? Lalat-lalat malang jang ditolongnja ketika ia seorang
diri, apakah anda hendak membela hatinja itu terhadap tuduhan
bahwa ia hendak membikin enak orang sadja?
Tapi anda sudah terbang pergi, dan tidak memperdulikan
Havelaar, - anda jang tidak dapat mengetahui bahwa sekali
waktu ia akan memerlukan kesaksian anda.
Apakah Havelaar sekedar mau menarik perhatian ketika ia
di Natal melompat kedalam air dimuara sungai, hendak meno-
long seekor andjing, - namanja Sappho, - karena ia takut
binatang jang masih ketjil itu belum tjukup pandai berenang
untuk mengelakkan diri dari ikan-ikan hiu jang begitu banjak
ditempat itu ? Saja rasa tjara menarik perhatian dengan kebaik-
an hati seperti itu sukar mempertjajainja, lebih sukar dari mem-
pertjajai kebaikan hati itu sendiri.
Saja panggil anda, semua jang pemah mengenal Havelaar,
djika anda belum djadi beku oleh kedinginan udara musim
dingin dan mati seperti lalat-lalat jang ditolongnja itu, atau mati
kering oleh hawa panas dibawah chatulistiwa sana. Saja panggil
anda untuk memberikan kesaksian mengenai hatinja, anda se-
kalian jang pemah mengenalnja. Terutama sekarang ini saja
panggil anda dengan kepertjajaan, karena anda tidak perlu lagi
mentjari tempat dimana tali harus diikatkan untuk menariknja
kebawah, betapapun rendahnja tempat itu.
229
Dalam pada itu, betapapun aneka warnanja, disiDi akan saja
turunkan beberapa baris tulisannja, jang barangkali akan mem-
bikin kesaksian-kesaksian sematjam itu tidak pedu. Sekali waktu
Max djauh, djauh dari anak dan isterinja. Ia terpaksa meninggal-
kannja di Hindia dan berada di Djerman. Dengan ketjepatan jang
saja akui, tapi saja tidak bertanggung djawab kalau ada ke-
kurangannja, ia mempeladjari bahasa negeri Djerman itu, di-
mana ia tinggal beberapa bulan. Lihatlah dibawah ini beberapa
baris sadjak jang mempedihatkan betapa mesra hubungannja
dengan keluarganja.
(a) "MeiD Kind, da schlägt die neunte Stunde, hör!
230
Der Nachtwind säuselt und die Luft wird kühI,
Zu kühl für dich vielleicht, dein Stirnchen gIüht
Du hast den ganzen Tag so wild gespielt
Du bist wohl müde, komm, dein tikar harret -"
"Ach Mutter, lasz mich noch 'nen Augenblick
Es ist so sanft zu ruhen hier - und dort,
Da drin auf meiDer Matte schlaf' ich gleich,
Und weisz nicht einmal was ich träume, - hier
Kann ich doch gleich dir sagen was ich träume,
Und fragen was meiD Traum bedeutet - - hör,
Was war das?"
- ,,'s War ein Klapper der da fiel." -
- "Thut das dem Klapper weh ?"
- "Ich glaube nicht,
Man sagt die Frucht, der Stein hat kein Gefühl." -
- "Doch eiDe Blume, fühlt die auch nicht 1" -
- "Nein
Man sagt sie fühle nicht."
- Warum denn Mutter,
Als gestern ich die pukul ampat brach
Hast du gesagt: es thut der Blume Weh ?" -
- "Mein Kind, die pukul ampat war sa schön,
Du zogst die zarten Blättchen roh entzwei,
Das that mir für die arme Blume leid,
Wenn gleich die Blume selbst es nicht gefühlt
leh fühlt' es für die Blume, weil sie schön war." -
- "Doch Mutter, bist du auch schön 1"
- "Nein mein Kind
leh glaube nicht." -
"Ja, Menschen haben's, - doch nicht alle gleich" -
(b)
- "Allein du hast Gefühl - - 1"
- "Und kann dir etwas weh thun 1 thut es weh,
Wenn dir im Schoos sa schwer mein Köpfchen
ruht 1" -
- "Nein, das thut mir nicht weh !" -
- "Und, Mutter ich,
Hab ieh Gefühl ?" -
- "Gewisz, erin're dich
Wie du gestrauchelt einst, - an einem Stein
Dein Händchen hast verwundet, und geweint.
Auch weintest du als Saudin dir erzählte
Dasz auf den Hügeln dort ein Schäflein tief
In eine Schlucht hinunter fiel und starb;
Da hast du lang geweint, - das war Gefühl" -
- "Doch Mutter, ist Gefühl denn Schmerz 1" -
- "Ja aft,
Doch immer nicht, - bisweilen nicht! Du weisst
Wenn's Schwesterlein dir in die Haare greift,
Und krähend dir's Gesichtchen nahe drückt
Dann lachst du freudig, das ist auch Gefühl." -
- "Und dann mein Schwesterlein - es weint so oft,
Ist das var Schmerz - hat sie denn auch Gefühl1" -
231
- "Vielleicht, mein Kind, wir wissen 's aber nicht,
Weil sie so klein es noch nicht sagen kann." -
- "Doch Mutter ...... höre, was war das?" -
- "Ein Hirsch
Der sich verspätet im Gebüsch, und jetzt
Mit Eile heimwärts kehrt und Ruhe sucht
Bei andem Hirschen die ihm lieb sind" -
- "Mutter,
Cc) Hat solch ein Hirsch ein Schwesterlein wie ich
Vnd eine Mutter auch ?" -
232
- "Ich weisz nicht, Kind." -
- "Das würde traurig sein wenn's nicht so wäre !
Doch, Mutter, sieh' - was schimmert dort im Strauch,
Sieh wie es hüpft und tanzt - ist das ein Funk ?"
"S' ist eine Feuerfliege" -
- "Darf ich 's fangen ?" -
"Ou darfst es, doch das Flieglein ist so zart,
Ou wirst gewisz es weh thun und sobald
Ou 's mit den Fingem all zu roh berührst
Ist 's Thierchen krank, und stirbt und glänzt nicht
mehr." -
- "Das würde Schade sein - ich fang' es nicht, - -
Sieh da verschwand es -
- nein, es kommt hierher, - -
leh fang' es doch nicht - - wieder fliegt es fort,
Vnd freut sich dasz ich 's nicht gefangen habe, - -
Da schwirrt es - hoch - da oben - was ist das,
Sind das auch Feuerflieglein dort?" -
- "Das sind
Die Steme" -
- "Ein und zwei und zehn und tausend !
Wieviel sind denn wohl da?" -
- "Ich weiss es nicht;
Der Sterne Zahl hat Niemand noch gezählt"
- "Sag' Mutter, zählt auch Er die Sterne nicht?" -
- "Nein lieber Kind, auch Er nicht" -
- "Ist das weit
Dort oben wo die Sterne sind?" -
- "Sehr weit"
- "Doch haben diese Sterne auch Gefüh1 ?
Vnd würden sie, wenn ich sie mit der Hand (d)
Berührte, gleich erkranken, und den Glanz
VerIieren wie das Flieglein ? - - Sieh', noch
schwebt es - -
Sag, würd' es auch den Sternen weh thun ?"
- "Nein
Weh thut's den Sternen nicht, - doch 's ist zu weit
Für deine kleine Hand, du reichst so hoch nicht" -
"Kann Er die Sterne fangen met der Hand ?" -
"Auch Er nicht, das kann Niemand." -
- "Das ist Schade
leh gäb so gem dir einen - - - wenn ich gross bin
Dann wil ich so dich lieben dasz ich 's kann."
Das Kind schlief ein und träumte von Gefühl,
Von Sternen die es faszte mit der Hand - - -
Die Mutter schlief noch lange nicht!
Doch träumte
Auch sie, und dacht an den der fem war - - -
Cassel, Januar 1859
233
Pukul empat - kembang jang membuka kelopaknja djam empat
Saudin - pendjaga anah
Ja, ada kemungkinan orang menuduh saja menjugukan gado-
gado dengan menuliskan baris-baris ini disini. Saja ingin mem-
pergunakan tiap kesempatan untuk memperkenalkan orang jang
memegang peran utama daIam tjerita saja ini, supaja menarik
bagi pembatja, apabila nanti bahaja mengantjamnja.
234
Bab XV
Pedjabat sebelum Havelaar menginginkan kebaikan, tapi rupa-
nja dia takut pula dapat amarah atasannja, - dia banjak anak,
dan miskin pula, - karena itu dia hanja bitjara sadja dengan
residen mengenai apa jang dia sendiri anggap kesalahan jang
keterlaluan, dan tidak menjebutnja dalam laporan jang resmi.
Dia tahu bahwa seorang residen tidak suka menerima laporan
resmi tertulis jang tetap akan tinggal dalam arsipnja, dan ke-
mudian akan dapat mendjadi bukti bahwa orang telah tepat
pada waktunja mengingatkannja kepada sesuatu kesalahan, se-
dangkan djika laporan itu disampaikan setjara lisan, dia bis a
sadja tanpa risiko apa-apa melajani atau tidak melajani sesuatu
pengaduan. Laporan lisan demikian biasanja disusul dengan
panggilan terhadap bupati, jang tentu sadja menjangkal segala
tuduhan dan meminta bukti-bukti. Maka dipanggillah orang-
orang jang begitu berani memasukkan pengaduan, dan sambil
menjembah kaki adipati mereka minta ampun atas pengaduan-
nja itu. "Tidak, kerbaunja tidak diambil begitu sadja, mereka
pertjaja bahwa akan dibajar harganja lipat ganda." "Tidak,
mereka bukannja dipanggil dari ladangnja, untuk bekerdja tanpa
bajaran disawah-sawah kepunjaan bupati, mereka tahu betul
bahwa adipati akan membajar mereka dengan rojal kemudian."
"Mereka memasukkan pengaduan pada saat mereka kesal tanpa
alasan, - mereka gila dan memohon supaja dihukum karena
kekurangadjarannja itu" ..... .
Maka tahulah residen alasan sesungguhnja dari penarikan
kembali pengaduan itu, namun penarikan kembali itu memberi-
235
nja kesempatan jang baik untuk mempertahankan bupati dalam
djabatannja dan kehormatannja, dan dia sendiri tidak perlu
"mempersulit" pemerintah dengan berita jang kurang baik, suatu
tugas jang tidak enak. Pengadu-pengadu jang dakar itu dihukum
dera dengan rotan, sang bupati tampil sebagai pemenang, dan
sang residen kembali keibu kota, dengan perasaan senang bahwa
ia telah "menjelesaikan" perkara itu dengan baik.
Tapi apa jang harus dilakukan asisten residen kalau ke-
esokan harinja datang lagi pengadu-pengadu lain kepadanja?
Atau, dan ini sering terdjadi, kalau pengadu-pengadu itu djuga
kembali dan menarik kembali pernjataan mereka menarik kem-
bali? Apakah ia harus mentjatat lagi perkara itu dalam laporan-
nja, untuk membitjarakannja lagi dengan residen, untuk melihat
lagi komedi jang sama dipentaskan, dengan achirnja dianggap
sebagai orang bodoh dan djahat jang selalu memadjukan penga-
duan dan selalu pula pengaduannja ditolak sebagai tidak ber-
alasan ? Dan apa djadinja dengan hubungan persahabatan jang
begitu perlu antara kepala bumiputera jang paling penting de-
ngan pedjabat eropah jang pertama, djika pedjabat itu selalu
sadja mendengarkan pengaduan-pengaduan palsu terhadap kepala
bumiputera itu? Dan terutama, apa djadinja dengan pengadu-
pengadu jang malang itu, sesudah mereka kembali kedusunnja,
dibawah kekuasaan kepala distrik atau kepala kampung jang
mereka adukan sebagai pelaksana kesewenang-wenangan sang
bupati?
Apa djadinja dengan pengadu-pengadu itu ? Barang siapa jang
bisa lari, larilah. Itulah sebabnja begitu banjak orang Bantam
dipropinsi-propinsi berdekatan. Itulah sebabnja begitu banjak
penduduk Lebak diantara pemberontak-pemberontak didistrik-
distrik Lampung. Itulah sebabnja Havelaar dalam pidatonja
bertanja kepada kepala-kepala : "Apakah sebabnja, maka begitu
banjak rumah jang kosong didusun-dusun; dan mengapa ke-
banjakan orang lebih suka bernaung dihutan-hutan ditempat lain,
dari berdiam dihutan-hutan Bantam Kidul jang sedjuk ?"
Tapi tidak semua orang dapat melarikan diri. Orang jang pagi
236
hari majatnja terapung menghilir sungai, sesudah ia malam se-
belumnja setjara diam-diam, ragu-ragu, ketakutan, minta ber-
temu dengan asisten residen, dia tidak pedu lagi melarikan diri.
Barangkali dapat dianggap Iebih berperikemanusiaan untuk se-
gera membunuhnja dari pada membiarkannja hidup beberapa
saat Iagi. Dia Iuput dari penganiajaan jang menunggunja bila
kembali kekampung, Iuput dari deraan rotan sebagai hukuman
bagi orang jang sekedjap mengira bahwa ia bukan binatang,
bukan sepotong kaju atau batu jang tidak bernjawa; hukuman
bagi orang jang sekedjap mengira bahwa ada hukum didalam
negeri, dan bahwa asisten residen mempunjai kemauan dan ke-
kuasaan untuk menegakkan hukum itu.
Bukankah sesungguhnja Iebih baik mentjegah orang itu kem-
bali keesokan harinja kepada asisten residen, sebagaimana jang
dinasehatkan kepadanja malam hari oleh suruhan pedjabat itu.
dan membenamkan pengaduannja kedalam air Tjiudjung jang
kuning, jang akan membawanja pelahan-Iahan kemuara ? Sungai
itu sudah biasa djadi pembawa hadiah muhibah dari hiu-hiu di-
pedalaman kepada biu-hiu dilautan.
Dan Havelaar tahu semua itu ! Dapatkah pembatja merasakan
apa jang bergolak dalam hatinja, bila ia mengingat bahwa ia
wadjib menegakkan hukurn, dan untuk itu bertanggung djawab
kepada kekuasaan jang lebih tinggi dari kekuasaan suatu peme-
rintahan, jang mewadjibkan hukum dalam undang-undangnja,
tapi tidak selalu suka mendjalankannja? Dapatkan pembatja
merasakan betapa ia terumbang ambing oleh keragu-raguan, -
bukan keragu-raguan tentang apa jang harus dilakukannja, tapi
tentang tjara melakukannja ?
Ia mulai dengan lemah Iembut. Ia berbitjara dengan adipati
sebagai "saudara tua". Djanganlah anda kira bahwa saja, karena
senang dengan pahlawan tjerita saja, membagus-baguskan tjara-
nja berbitjara, tapi dengarlah bagaimana sekali waktu sesudah
pertjakapan demikian, sang bupati mengirim patihnja kepadanja
untuk mengutjapkan terima kasih atas keichlasan kata-katanja,
dan bagaimana lama sesudah itu, sang patih dalam pembitjara-
237
annja dengan kontelir Verbrugge, sesudah Havelaar tidak lagi
djadi asisten residen Lebak, djadi, sesudah orang tidak bisa
mengharapkan apa-apa lagi dari padanja atau tidak pedu takut
lagi kepadanja, - bagaimana sang patih itu merasa terharu ter-
ingat kata-kata itu, dan berseru: "Belum pemah ada tuan bes ar
jang berbitjara seperti dia!"
Ja, dia hendak menolong, menjelamatkan, bukan mentjelaka-
kan. Ia kasihan kepada bupati. Ia tahu bagaimana tertekannja
orang jang tidak punja uang, lebih-Iebih djika ia terantjam ke-
hinaan dan keaiban. maka ia mentjari-tjari alasan untuk mem-
benarkan sang bupati. Bupati itu sudah tua, dia adalah kepala
suatu kaum jang hidup mewah dipropinsi-propinsi jang berde-
katan, dimana banjak dihasilkan kopi dan banjak hasil tambahan.
Bukankah ia merasa hina djika tingkat hidupnja djauh dibawah
keluarganja jang lebih muda ? Lagipula ia fanatik dan mengira
dengan bertambahnja usianja, ia dapat membeli keselamatan
djiwanja dengan membajarkan orang Jain naik hadji, dan mem-
beri sedekah kepada penganggur-penganggur jang mendoa untuk-
nja. Pedjabat-pedjabat sebeJum Havelaar di Lebak, tidak selalu
memberikan tjontoh jang baik, dan achirnja keluarga bupati di
Lebak itu, jang hidup atas biajanja. djadi begitu besar, sehingga
sukar baginja untuk kembali kedjalan jang benar.
Demikianlah Havelaar mentjari-tjari alasan supaja djangan
bertindak keras, dan sekali lagi, dan sekali lagi mentjoba apa
jang dapat dilakukan dengan tjara jang lemah lembut.
Dan dia lebih djauh lagi menempuh djalan jang lebih dari
lemah lembut. Dan dengan kemuliaan hati jang mengingatkan
kesalahan-kesalahan jang membikin dia begitu miskin, ia selalu
memindjami bupati itu uang atas tanggungdjawabnja sendiri, se-
hingga bupati itu tidak terp aks a harus melakukan kedjahatan
mentjuri, dan ia seperti biasa sampai lupa diri dan menghemat
kepeduannja sendiri dan keluarganja sehemat-hematnja, supaja
dapat menolong sang bupati dengan wang sedikit jang masih
dapat disisihkannja dari penghasilannja.
Kalau masih pedu lagi membuktikan betapa lemah lembutnja
238
Havelaar mendjalankan kewadjibannja jang sukar, hal itu dapat
dibuktikan dengan pesannja setjara lisan kepada kontelir waktu
ia untuk beberapa hari berangkat ke Serang: "Katakan kepada
residen jang mendengar tentang kesalahan-kesalaban jang ter-
djadi ditempat ini, djangan dia mengira bahwa saja masa bodoh
tentang kesalahan-kesalaban itu. Saja tidak segera melaporkannja
setjara resmi, karen a saja kasihan kepada bupati itu, dan saja
tidak mau dilakukan tindakan keras terhadapnja, sebelum saja
mentjoba menjadarkan dia akan kewadjibannja dengan djalan
jang halus."
Havelaar seringkali berhari-hari keluar. Kalau ia ada dirumab,
biasanja ia dikamar jang didalam peta kita dinjatakan dengan
bidang ketudjuh. Disana ia biasanja menulis dan menerima orang-
orang jang hendak bitjara dengannja. Sengadja dipilihnja tempat
itu supaja dekat dengan Tine jang biasanja berada dikamar se-
belahnja, begitu mesra hubungan mereka, sehingga Ma~, djuga
apabila ia sedang mengerdjakan sesuatu jang memerlukan tenaga
dan perhatiannja, selalu ingin melihat atau mendengamja. Se-
ringkali lutju rasanja bagaimana ia tiba-tiba menegornja dan
berbitjara tentang hal-hal jang sedang dipikirkannja, dan betapa
tjepat Tine, tanpa mengetahui apa jang sedang dipikirkannja,
menangkap arti pendapat jang dikemukakannja, jang biasanja
pula tidak didjelaskannja lagi, seolah-olab dengan sendirinja Tine
tabu apa dimaksudnja. Seringkali pula djika ia tidak senang
dengan pekerdjaannja atau dengan sesuatu berita jang baru di-
terimanja, ia melompat, dan mengatakan sesuatu jang tidak enak
kepadanja, jang sebenarnja tidak bersalab apa-apa dalam. hal itu.
Tapi Tine suka mendengarnja, sebab itu membuktikan babwa ia
ada didalam hati Max. Dan memang tidak pernah Max menja-
takan menjesal telab berkata kasar demikian, dan Tine tidak
merasa perlu memberi maaf. Ini bagi mereka sama sadja seolah-
olab orang meminta maaf kepada ooi sendiri, karena memukul
kepalanja sendiri sangkin kesalnja.
Tine mengenalnja baik sekali sehingga ia tabu, bila ia harus
datang kepadanja untuk memberinja hiburan sebentar, - tepat
239
pada waktu suaminja memerlukan nasehatnja, dan ia tahu pula
bila ia harns meninggalkannja seorang diri.
Dikamar itulah Havelaar duduk pada suatu pagi, ketika kon-
telir masuk dengan surat "baru sadja diterima" ditangannja.
- "Ini perk ara jang sukar, katanja sambil masuk, sukar se-
kali."
Djika saja katakan bahwa surat itu hanja berisi perintah
untuk memberitahukan kepada Havelaar mengapa ada perobahan
dalam harga-harga kaju dan upah kerdja, maka pembatja akan
berkata: tjepat sekali kontelir Verbrugge menganggap sesuatu
sukar. Djadi, perlu segera saja tambahkan bahwa kebanjakan
orang lam pon akan merasa sukar mendjawab soal jang mudah itu.
Beberapa tahw jang lalu di Rangkas Betung didirikan sebuah
pendjara. Sudah umum diketahui bahwa pedjabat-pedjabat di·
pedalaman pulau Djawa pandai mendirikan gedung-gedung jang
harganja beribu-ribu, dengan hanja mengeluarkan beberapa ratus
rupiah. Mereka dengan demikian djadi terkenal sebagai orang
jang tjakap dan radjin untuk djabatan negeri. Perbedaan anlara
wang jang dikeluarkan dan harga barang jang diperoleh dengan
wang itu, ditjukupi dengan barang jang diserahkan tanpa bajaran
dan tenaga manusia jang tidak dibajar. Sudah beberapa tahun
ada peraturan-peraturan jang melarang praktek sematjam itu.
Tidak dipersoalkan disini apakah peraturan-peraturan itu di-
patuhi, pon tidak dipersoalkan apakah pemerintah sendiri ingin
supaja dipatuhi dengan ketelitian jang akan memberatkan bagi
anggaran belandja departemen pembangunan. Agaknja halnja
sama dengan semua peraturan lain jang nampaknja begitu penub
perikemanusiaan diatas kertas.
Nah, di Rangkas Betung banjak gedung jang harus didirikan,
dan insinjur-insinjur jang mendapat tugas untuk merentjanakan
projek itu, tentu sadja minta keterangan tentang barga-harga se-
tempat, upah kerdja dan bahan-bahan. Havelaar memerintahkan
kepada kontelir melakukan pemeriksaan jang teliti tentang itu
dan meminta kepadanja untuk memberikan barga-harga jang se-
benarnja, tanpa melihat apa jang dahulu terdjadi, dan Verbrugge
240
memenuhi perrnintaan itu. Tapi sekarang ternjata harga-harga
itu tidak sama dengan jang dilaporkan beberapa tahun dahulu.
Perbedaan itulah jang sekarang ditanjakan sebabnja, dan itulah
jang dianggap oleh Verbrugge begitu sukar. Have]aar jang tahu
henar apa jartg tersembunji dibelakang soal jang nampaknja se-
derhana itu, mendjawab bahwa ia akan memberitahukan setjara
tertulis pikiran-pikirannja mengenai kesukaran itu, dan saja me-
nemukan diantara surat-surat jang terletak dimedja saja sebuah
salinan dari surat jang didjandjikan itu.
Djikalau pembatja mengeluh bahwa saja menjodorkan kepada-
nja surat menjurat mengenai harga-harga kaju jang nampaknja
bukan urusannja, saja minta perhatiannja bahwa disini sebenar-
nja ada soal lain, jakni keadaan rumah tangga pemerintahan
Hindia, dan bahwa surat jang saja tjeritakan tidak hanja me-
njoroti optimisme buat-buatan jang telah saja sebut, tapi rne-
lukiskan pula kesukaran-kesukaran jang dihadapi oleh orang
seperti Havelaar, jang hendak menempuh djalan lurus kedepan
dan tanpa rnelihat kebelakang.
"No 114.
Kepada Kontelir
Lebak.
Rangkas Betung, 15 Maret 1856.
Ketika saja rneneruskan kepada anda surat dari direktur pe-
kerdjaan urnum tanggal 16 Pebruari jang lalu, no. 271/354, saja
minta kepada anda rnendjawab apa jang tersebut dalam surat itu
setelah rnernbitjarakannja dengan bupati, dengan rnemperhatikan
apa jang saja tulis dalam surat saja tanggal 5 bulan ini no. 97.
Surat itu mengandung beberapa petundjuk umum mengenai
apa jang dianggap pantas dan adil dalam menentukan harga-
harga bahan-bahan, jang harus diserahkan oleh rakjat kepada
pemerintah dan atas pesanan pemerintah.
241
Dengan surat anda tanggal 8 bulan ini no. 6 anda telah me-
menuhi permintaan itu dan saja pertjaja, menurut pengetahuan
anda jang paling djudjur; sehingga saja, pertjaja akan pengeta-
huan anda mengenai keadaan setempat dan pengetahuan bupati,
telah mengirimkan laporan jang telah anda susun itu, kepada
residen.
Sesudah itu menjusul seputjuk surat dari pedjabat tinggi itu
tanggal 11 bulan ini no. 326, dimana diminta keterangan tentang
perbedaan antara harga-harga jang saja laporkan dan harga-
harga jang dikeluarkan tahun 1853 dan 1854, waktu mendirikan
sebuah pendjara.
Tentu sadja saja serahkan surat itu kepada anda, dan meme-
rintahkan kepada anda dengan lisan, untuk membenarkan lapor-
an anda, hal mana tidak begitu sukar karena anda dapat ber-
pegang pada peraturan-peraturan jang saja berikan dalam surat
saja tanggal 5 bulan ini, dan jang telah berkali-kali kita bitjara-
kan dengan lisan setjara pandjang lebar.
Hingga ini segalanja mudah dan berdjalan berangsur-angsur.
Tapi kemarin anda datang kekantor saja dengan surat dari
residen ditangan anda, dan anda mulai bitjara tentang kesukaran
menjelesaikan soal jang tersebut didalamnja ; saja lihat lagi pada
anda keengganan untuk menjebut beberapa soal pada namanja
jang sebenarnja ; suatu hal jang sudah berkali-kali saja katakan
kepada anda, antara lain baru-baru ini waktu residen hadir; -
suatu hal jang dengan singkat saja sebut sikap setengah-setengah,
dan saja telah peringatkan anda baik-baik berkall-kali terhadap
sikap sematjam itu.
Dan sikap setengah-setengah tidak akan menghasilkan apa-apa.
Separoh baik sama dengan tidak baik. Separoh benar sama
dengan tidak benar.
Dengan gadji jang penuh, dengan pangkat jang penuh, sesu-
dab mengangkat sumpah jang penuh dan djelas, haruslah orang
melakukan kewadjibannja setjara penuh.
Djika perlu keberanian untuk melaksanakan kewadjiban itu,
maka haruslah orang memiliki keberanian itu.
242
Saja tidak akan berani untuk tidak mempunjai keberanian itu.
Sebab, lepas dari ketidakpuasan dengan diri sendiri sebagai akibat
dari melalaikan kewadjiban atau keteledoran, kita lebih susah
dan lebih besar lagi bahajanja djika kita mentjari-tjari dalih-
daIih, selalu dan dimana-mana menghindari bentrokan, lebih
senang "mentjari djalan bidjaksana"; lebih baik dan lebih mu-
dahlah bagi kita untuk menempuh djalan lurus.
Sewaktu menjelesaikan suatu perkara jang sangat penting jang
sekarang ini telah sampai kepada gubememen untuk dipertim-
bangkan, dan jang sebenarnja anda karena djabatan anda harns
turut serta memetjahkannja, setjara diam-diam saja membiar-
kan anda seolah-olah tidak tahu menahu, dan hanja setjara ber-
kelakar saja sekali-sekaIi menjebutnja.
Misalnja ketika baru-baru ini laporan anda tiba ketangan saja
mengen ai sebab musabab kemiskinan dan bahaja kelaparan di-
kalangan penduduk, saja menulis pada laporan itu: "semua ini
mungkin benar, tapi bukan seluruh kebenaran, bukan pula ke-
benaran jang paling penting, sebab utamanja lebih dalam lagi" ;
anda membenarkan tjatatan saja itu sepenuhnja, dan saja tidak
mempergunakan hak saja, untuk menuntut anda supaja djuga
menjebutkan kebenaran utama itu.
Saja punja banjak alasan untuk bersabar, antara lain, saja me-
rasa tidak adil menuntut dari anda apa jang kebanjakan orang
lain djuga tidak akan dapat lakukan sekiranja mereka ditempat
anda; memaksa anda tiba-tiba begitu sadja meninggalkan ke-
biasaan untuk tidak berterus terang dan segan kepada orang,
hal mana bukanlah kesalahan anda, tapi kesalahan pimpinan
jang diberikan kepada anda. Achirnja saja ingin lebih dulu
memberi anda tjontoh betapa lebih sederhana dan lebih mudah
melakukan kewadjiban setjara keseluruhan dari pada separoh-
separoh.
Tapi sekarang sesudah saja beberapa hari pula lebih lama
melihat anda dibawah perintah saja, dan sesudah saja berkali-
kali memberi anda kesempatan untuk mempeladjari prinsip-
prinsip jang achirnja akan menang, - ketjuali djika saja keliru,
243
- saja ingin supaja anda menerimanja; supaja anda memper-
gunakan tenaga jang bukannja tidak ada, tapi jang tidak diper-
gunakan lagi, tenaga jang rupanja dipedukan untuk senantiasa
menurut pengetahuan anda dan menurut bisikan nurani anda,
mengatakan dengan terus terang apa jang harus dikatakan, dan
supaja anda tinggalkan sikap takut-takut dan tampil dengan
berani memperdjuangkan sesuatu kepentingan.
Djadi saja mengharapkan sekarang suatu laporan jang sederhana
tapi lengkap jang menurut pendapat anda mendjadi sebab per-
bedaan harga antara sekarang dan tahun 1853 dan 1854.
Saja harap dengan sangat supaja djangan ada satu bagian
kalimat dari surat ini jang anda anggap bertudjuan untuk menja-
kiti hati anda: Saja pertjaja bahwa anda sudah tjukup mengen al
saja untuk mengetahui bahwa saja tidak berkata lebih atau ku-
rang dari apa jang: saja maksud, lagipula pedu saja tegaskan
bahwa kata-kata saja ini sebenarnja bukan terutama tertudju ke-
pada anda, tapi kepada sekolah dimana anda dididik mendjadi
pegawai negeri Hindia.
Tapi "circonstance atténuante" 1) ini mendjadi batal djika
anda lebih lama bergaul dengan saja, dan mengabdi gubernemen
dibawah pimpinan saja, tapi terus djuga mengikuti kebiasaan
jang saja tentang.
Anda sudah melihat bahwa saja tidak mau mempergunakan
kata "J ang Mulia": saja bosan dengan kata itu. Djanganlah
pula anda mempergunakannja, dan biarlah "jang mulia" kita,
dan dimana pedu "jang sangat mulia" kita, terbukti kemuliaan-
nja ditempat lain dan terutama hendaklah hal itu terbukti de-
ngan tjara lain, dari sekedar gelar jang membosankan itu, gelar
jang mengganggu arti kalimat.
1) Keadaan jang meringankan.
244
Asisten residen Lebak,
Max HaveZaar."
Beberapa orang pedjabat jang mendahului Havelaar marah
dengan djawaban atas surat itu, suatu bukti bahwa ia tidak salah
menjebutkan djuga tjontoh-tjontoh jang buruk dari masa silam
diantara sebab-sebab jang meringankan kesalahan sang bupati.
Saja mendahului waktu dengan menjebutkan surat ini, untuk
memperlihatkan dari sekarang bahwa Havelaar tidak banjak
harapan akan mendapat bantuan dari kontelir dalam hal ia harus
berterus terang mengenai soal-soal lain, jang lebih penting, djika
kontelir itu, jang pasti adalah seorang manusia jang baik, diminta
mengatakan jang sebenarnja, memberikan perhitungan harga-
harga kaju, batu, kapur dan gadji ; dan bahwa Havelaar bukan
sadja harus melawan kekuasaan orang-orang jang mendapat ke-
untungan dari kedjahatan, tapi djuga harus melawan keengganan
orang-orang jang tidak merasa terpanggil atau tjakap untuk ber-
tindak dengan berani, - meskipun mereka itu sendiri tidak
membenarkan kedjahatan itu seperti dia.
Barangkali djuga sesudah membatja surat itu orang tidak lagi
akan begitu menganggap hina orang Djawa jang sifatnja selalu
mau tunduk seperti budak, jang dengan tjara pengetjut menarik
kembali tuduhannja djika kepalanja hadir, meskipun tuduhannja
itu beralasan. Sebab djika dipikir bahwa banjak alasan untuk
takut, djuga bagi pedjabat Eropah jang boleh dianggap ketjil
kemungkinannja bahwa orang akan membalas dendam terhadap-
nja, maka apakah bentjana jang menunggu petani miskin, jang
sama sekali berada dalam kekuasaan penindas-penindasnja jang
diadukannja, didesa jang djauh dari ibukota? Apakah meng-
herankan bahwa orang-orang miskin itu, takut akan akibat ke-
lantjangannja, mentjari selamat dari akibat-akibat itu atau mem-
perlembutnja sambil tunduk dengan kerendahan hati ?
Dan bukanlah hanja kontelir Verbrugge jang melakukan ke-
wadjibannja dengan takut-takut sebagaimana pantasnja pada
orang jang melalaikan kewadjiban. Pun djaksa, kepala Bumi-
putera jang dipengadilan negeri bertindak sebagai penuntut
umum, lebih suka datang malam-malam dirumah Havelaar,
tidak kelihatan dan tanpa pengiring. Orang jang harus mem·
245
banteras pentjurian, orang jang ditugaskan menangkap basab
pentjuri jang mengendap-endap, dia sendiri jang menjelinap-
njelinap, seolab-olah dialah pentjuri jang takut tertangkap basah,
dengan langkah perlahan-Iahan memasuki rumah dari belakang,
sesudab mengetahui betul babwa tidak ada orang disana, jang
akan dapat membuka rabasianja sebagai orang jang melalaikan
kewadjiban.
Apakah mengherankan bahwa djiwa Havelaar merasa sedih, dan
bahwa Tine lebih dari jang sudab-sudah perlu memasuki kamar-
nja untuk menghibumja, djika ia melihat betapa Havelaar duduk
bertopang dagu ?
Meskipun demikian keberatan jang paling bes ar baginja bu-
kanlah keengganan orang-orang jang mendampinginja, bukan
pula orang-orang jang setjara pengetjut membantu kebatilan,
pada hal mereka meminta bantuannja. Tidak, seorang diripun
ia mau menegakkan keadilan, tanpa atau dengan bantuan orang
lain, ja, dengan melawan semua orang, biarpun ia berhadapan de-
ngan orang jang memerlukan sendiri keadilan itu. Sebab dia tahu
betapa besar pengaruhnja kepada rakjat, dan dia tabu bagaimana
besar kuasanja untuk mempengaruhi djiwa mereka, - apabila
orang-orang jang tertindas itu datang memenuhi panggilan pe-
ngadilan untuk mengatakan lagi dengan suara keras apa jang
mereka bisikkan kepadanja malam hari dalam kesepian, - dan
bagaimana tenaga kata-katanja lebih kuat dari ketakutan mereka
terhadap pembalasan dendam dari kepala distrik atau bupati.
Djadi dia tidak merasa terhambat karena takut bahwa orang-
orang jang dilindunginja akan melepaskan tekadnja untuk mem-
bela perkaranja sendiri. Tapi berat sekali baginja untuk meng-
adukan adipati jang tua itu, itulah sebabnja maka ia ragu-ragu ;
sebab sebaliknja diapun tidak boleh mengalah kepada perasaan
enggan, karena seluruh rakjat, ketjuali demi keadilan, djuga
berhak untuk dikasihani.
Dia ragu-ragu bukan karen a takut akan penderitaan sendiri.
Sebab meskipun dia tabu bahwa pemerintab pada umumnja tidak
suka seorang bupati diadukan, dan bahwa lebih mudah untuk
246
memetjat seorang pedjabat Eropah dari menghukum seorang
kepala bumiputera, dia mempunjai alasan chusus untuk pertjaja
bahwa djustru pada saat ini ada dalil-dalil lain dari jang lazim
dalam mempertimbangkan perkara demikian. Adalah benar bah-
wa tanpa pikiran itu pun ia akan melakukan kewadjibannja
djuga; lebih-Iebih lagi djika menurut anggapannja bahajanja bagi
dirinja dan keluarganja lebih besar dari jang sudah-sudah. Sudah
dikatakan betapa ia tertarik kepada kesukaran, betapa ia ingin
berkorban, tapi menurut pendapatnja tarikan pengorbanan diri
disini tidak ada, dan ia kuatir bahwa djika pada achimja ia
harus berdjuang lebih keras melawan ketidakadilan, ia tidak
akan merasakan kenikmatan telah memulai pertarungan itu se-
bagai orang jang paling lemah.
Ja, itulah jang dia takuti. Dia mengira bahwa ditampuk pe-
merintahan ada gubemur djenderal jang akan mendjadi sekutu-
nja, dan ini merupakan pula keanehan dalam wataknja, bahwa
pikiran itu menahannja untuk mengambil tindakan-tindakan jang
keras, menahannja lebih lama dari alasan apapun jang lain,
karena ia enggan melawan ketidakadilan pada saat ia meng-
anggap keadilan lebih kuat dari biasanja.
Sudah saja katakan dalam pertjobaan memerikan tabiatnja,
bahwa ia naif, dalam segala ketadjamannja.
Saja akan mentjoba menerangkan, bagaimana Havelaar tiba
pada pendapat itu.
Sedikit sekali pembatja Eropah jang dapat membajangkan de-
ngan sebenamja bagaimana tingginja deradjat jang harus di-
tempati oleh seorang gubemur djenderal sebagai manusia, supaja
tidak tetap berada dibawah deradjat tugas jang harus dilakukan-
nja, dan bukanlah suatu pendapat jang keras apabila saja ber-
anggapan bahwa sedikit sekali, barangkali tidak ada, orang jang
telah dapat memenuhi sjarat jang begitu berat. Lepas dari sifat-
sifat jang istimewa dari hati dan kepala jang diperlukan untuk
itu, tjobalah ingat betapa memeningkan tingginja orang itu tiba-
247
tiba ditempatkan, orang jang - kemarin masih seorang warga
biasa, - sekarang memegang kekuasaan atas berdjuta-djuta
rakjat. Orang jang baru beberapa waktu jang lalu tersembunji
diantara lingkungannja, tidak menondjol dalam pangkat atau
kekuasaan, biasanja setjara tiba-tiba, diangkat diatas orang ba-
njak, jang djauh lebih besar djumlahnja dari lingkaran ketjil
jang dahulu membenamnja sehingga tidak kelihatan oleh orang;
dan saja kira tepatlah djika saja menjebut tempatnja jang tinggi
itu membuat pemandangan orang berputar-putar, seperti orang
jang kepalanja mendjadi pusing, karena tiba-tiba melihat djurang
didepannja, atau seperti kita mendjadi buta apabila kita dengan
tjepat dipindahkan dari tempat jang gelap pekat ketempat jang
tjerah. Sjaraf mata kita atau benak kita tidak tahan terhadap
peralihan demikian, meskipun sjaraf kita itu kuat sekali.
Djadi, djika pengangkatan gubemur djenderal itu sadja sering-
kali sudah mengandung sebab-sebab kerusakan ment al, djuga
bagi orang jang mempunjai otak dan bati jang baik sekali, apa-
kah jang dapat kita harapkan dari orang jang sebelum pengang-
katan itu sudah mempunjai banjak kekurangan? Dan sekalipun
kita pertjaja bahwa radja selalu tjukup mendapat informasi, se-
belum ia menaruh tanda tangannja jang mulia dibawah surat
keterangan, bahwa ia jakin akan "kesetiaan jang terpudji, ke-
radjinan dan ketjakapan" Wakil jang diangkatnja itu, sekalipun
kita menerima bahwa wakil radja jang baru itu memang radjin,
setia dan tjakap, masih kita bertanja-tanja apakah keradjinan
dan terutama ketjakapannja itu tjukup, tjukup tinggi dia tas
ukuran sedang untuk memenuhi sjarat-sjarat panggilan djiwanja.
Sebab soalnja bukanlah apakah orang jang meninggalkan ka-
binet radja di 's Gravenhage itu, untuk pertama kali sebagai
gubemur djenderal, pada saat itu mempunjai ketjakapan jang
akan diperlukan dalam djabatannja jang baru, - ini tidak mung-
kin. Dengan pemjataan kepertjajaan atas ketjakapannja hanja
dimaksudkan anggapan bahwa ia dalam lingkungan kerdja jang
lain sama sekali pada sesuatu saat, seolah-olah dengan menda-
pat ilham, akan mengetahui apa jang di 's Gravenhage tidak
248
mungkin telah dipeladjarinja; dengan lain perkataan : bahwa ia
seorang djeni ; seorang djeni jang tiba-tiba harus tahu dan harus
bisa, apa jang tidak diketahuinja dan apa jang dia tidak bisa.
Djeni seperti itu djarang ada, pun antara orang-orang jang ber-
naung dibawah karunia radja-radja.
Karena saja bitjara ten tang manusia djeni, anda merasa bahwa
saja hendak melangkahi sadja apa jang dapat dikatakan tentang
sekian banjak wakil radja. Pun saja enggan menjisipkan dalam
buku saja halaman-halaman jang merusak maksud baik karja ini,
halaman-halaman jang menjebabkan orang mengira bahwa saja
dengan sengadja mentjari-tjari tjerita skandal. Djadi saja lewati
sadja hal ihwal jang menjangkut beberapa orang tertentu, tapi
sebagai sedjarah penjakit umum keadaan para gubemur dj ende-
ral, saja ras a bolehlah saja tjatatkan: Tahap pertama. Pusing-
pusing. Mabuk kernenjan. Menganggap diri hebat. Kepertjajaan
diri berlebih-Iebihan. Meremehkan orang lain, terutama "oudgas-
ten" 2). Tahap kedua. Lelah. Takut dan kuatir. Lesu. Mau tidur
sadja dan diam. Pertjaja berlebih-Iebihan kepada dewan Hindia.
Rindu tinggal didusun ketjil dinegeri Belanda.
Antara kedua stadium itu dan sebagai masa peralihan, -
barangkali sebagai sebab peralihan itu, - sakit perut karena
disentri.
Saja pertjaja bahwa banjak orang di Hindia jang berterima
kasih atas diagnosa ini. Orang dapat mempergunakannja dengan
baik, sebab dapat dipastikan bahwa orang sakit jang karena
terlalu keras bekerdja dalam periode jang pertama, kesal setengah
mati kepada seekor njamuk, kemudian, sesudah sakit perut, bisa
sadja menghadapi onta ; - atau, lebih djelas lagi, bahwa seorang
pedjabat jang "menerima hadiah, bukan dengan maksud mem-
perkaja diri", - misalnja setandan pisang seharga beberapa duit,
- diusir dengan tjertja dan nista dalam perioda pertama pe-
njakit itu; tapi bahwa orang jang sabar menunggu babak masa
jang terachir, dengan tenang dan tanpa kuatir akan mendapat
2) Oudgasten - orang-orang jang sudah lama tinggal dinegeri Hindia.
249
hukuman, dapat merampas kebun temp at pisang itu tumbuh,
beserta kebun-kebun jang terletak sebelab menjebelahnja, dan
rumab-rumah disekitarnja, dan apa jang ada dalam rumah itu,
dan lain-lain lagi ...... ad libitum. 3)
Setiap orang boleh memetik keuntungan dari tjatatan patologis-
filosofis ini, dan hendaknja merahasiakan nasehat saja ini, supaja
djangan banjak saingan ......
Terkutuk bahwa amarah dan kesedihan seringkali memakai
selubung satire jang tjompang-tjamping! Terkutuk bahwa
airmata djika hendak dipahami barus disertai wadjah jang me-
njeringai! Atau apakah karena saja kurang mahir maka saja
tidak menemukan kata-kata untuk menjebutkan betapa dalamnja
luka jang menggeragoti pemerintahan negara kita, tanpa mentjari-
tjari gaja Figaro atau Polichinel ') ?
Gaja, ...... ja ! Didepan saja ada surat-surat jang mengandung
gaja : gaja jang menundjukkan bahwa ada manusia didekat sini :
seorang manusia jang berharga untukdiuluri djabatan tangan !
Dan apakah jang tertjapai oleh Havelaar jang malang dengan
gajanja itu? Dia tidak menterdjemahkan airmatanja mendjadi
muka jang menjeringai, dia tidak mengedjek, dia tidak men-
tjoba mengenai sasaran dengan warna anekaragam atau dengan
berlutju-Iutju seperti tukang teriak didepan kemah kermis; ..... .
apakah jang tertjapai olehnja ?
Djika saja dapat menulis seperti dia, saja akan menulis lain
dari dia.
Gaja ...... ? Apakah anda dengar bagaimana ia berbitjara ke-
pada kepala-kepala Lebak ...... ? Apakah jang tertjapai oleh-
nja?
Djika saja dapat bitjara seperti dia, saja akan bitjara lain
dari dia.
B) Sampai sema1lDja.
') Tokoh-tokoh terkenal dalam sandiwara gembira.
250
Persetan dengan bahasa jang ramah tamah, persetan dengan
kelembutan, keterus terangan, kedjelasan, kesederhanaan, perasa-
an ; persetan dengan segala jang mengingatkan kepada ut japan
Horatius "justum ac tenacem" 5) ; - disini terompet-terompet,
dan gemerentjang pukulan tjanang, desis panah api dan bunji
goresan dawai-dawai jang sumbang dan disana sini kata jang
benar, jang menjelinap sebagai barang terlarang, tertutup oleb
bunji gendang jang gegap gempita dan suitan jang menusuk
telinga!
Gaja ....... ? Dia punja gaja! Djiwanja terlalu kaja untuk mem-
benamkan pikirannja dalam kata-kata seperti "saja mendapat ke-'
hormatan", dan "paduka jang mulla" dan "menjerahkan dengan
hormat untuk dipertimbangkan", jang merupakan kenikmatan
dalam dunia ketjil tempat ia bergerak. Djika ia menulis, sesuatu
merasuk kedalam diri anda waktu membatjanja, jang membuat
anda mengerti betapa awan bergumpal-gumpal pada tjuat;ja buruk
mengandung guruh mendaju-daju, dan bahwa anda bukannja
mendengar bunji gemertak guruh kaleng diatas tonil. Djika ia
mentjetuskan api dari buah pikirannja, kita merasakan kepanas-
an api itu, ketjuali djika kita seorang komis tulen, atau gubernur
djenderal, atau klerek jang menulis laporan buruk tentang "ke-
tenangan jang tenang". Dan apakah jang tertjapai olehnja ? ......
Djadi, djika saja hendak didengar, - dan terutama dipahami t
- saja harus menulis lain dari padanja. Tapi bagaimana?
Demikianlah pembatja, saja mentjari djawaban atas pertanjaarn
"bagaimana" itu, dan itulah sebabnja maka buku saja isinja aneka:
ragam; ia adalah peta tjontoh-tjontoh; boleh pilih, nanti saja
akan berikan kepada anda kuning atau biru atau merah menurut
kehendak anda.
Havelaar sudah seringkali melihat penjakit gubernur itu pada
sekian banjak penderita, - dan atjapkali "in anima vili" 6), sebab
ada penjakit-penjakit residen, kontelir, surnumerer jang seperti
11) Orang jang lurus dan teguh pada pendiriannja.
6) Dalam djiwa jang rendah.
251
itu, jang dalam hubungannja dengan jang pertama seperti hu-
bungan penjakit tjampak dengan penjakit tjatjar, dan achimja
dia sendiri pemah menderita penjakit itu; - sudah sekian
banjak ia melihat semua itu, sehingga ia mengenal baik gedjala-
gedjalanja. Gubemur djenderal sekarang ini, pada permulaan
penjakitnja, dilihatnja tidak begitu pusing kepalanja seperti ke-
banjakan jang lain, dan dari kenjataan itu ia menarik kesimpulan
bahwa perkembangan selandjutnja penjakit itu djuga akan me-
nempuh djurusan lain.
Karena itu ia kuatir bahwa ia akan temjata jang paling kuat,
djika ia pada achirnja harus tampil sebagai pembela keadilan
jang mendjadi hak penduduk Lebak.
252
Bab XVI
Havelaar menerima seputjuk surat dari bupati Tjiandjur jang
memberitabukan bahwa ia hendak mengundjungi pamannja, adi-
pati Lebak. Berita itu sangat tidak menjenangkan baginja. Ia tabu
betapa kepala-kepala negeri dikabupaten-kabupaten Priangan
biasanja memamerkan kemewahannja dan betapa temenggung
Tjiandjur melakukan perdjalanan demikian dengan iringan be-
ratus-ratus orang jang harus disediakan temp at dan makannja
bersama kuda-kudanja. Ia ingin mentjegab kundjungan itu, tapi
sia-sia ia memikirkan bagaimana tjara menghindarkannja, tanpa
melukai hati bupati Rangkas Betung, sebab bupati itu sangat
tjongkak dan akan merasa sangat terhina djika kemiskinannja
jang relatif didjadikan alasan untuk tidak mengundjunginja. Dan
djika kundjungan itu tidak dapat dihindarkan, maka pasti akan
memberatkan beban jang ditanggung oleh penduduk.
Kita ragu apakah pidato Havelaar mempunjai pengaruh jang
mendalam pada kepala-kepala negeri; pada kebanjakannja pasti
tidak dan memang dia tidak mengharapkannja ; tapi pasti pula
babwa didusun-dusun tersiar berita, bahwa "tuan" jang berkuasa
di Rangkas Betung hendak mendjalankan keadilan, dan sekali-
pun kata-katanja tidak berhasil mentjegah kedjahatan, namun
korban-korban kedjabatan itu telab timbul keberaniannja untuk
mengadu, meskipun segan-segan dan sembunji-sembunji.
Mereka mengendap-endap malam hari melalui djurang, dan
apabila Tine duduk dikamarnja ia terkedjut oleh bunji gemersik
tiba-tiba, dan didepan djendela jang terbuka ia melihat sosok-
sosok hitam jang menjelinap-njelinap dengan langkab ketakutan.
253
Kemudian hilang kagetnja dan ia tenang kembali, sebab ia tahu
apa artinja bila sosok-sosok itu laksana hantu mengembara se-
kitar rumah, dan mentjari perlindungan pada suaminja Max.
Lalu digamitnja suaminja, dan Max berdiri untuk memanggil
orang-orang jang mengadu itu. Kebanjakannja datang dari distrik
Parangkudjang dimana menantu bupati mendjadi kepala; dan
sekalipun kepala distrik itu djuga mengambil bagian dari apa
jang diperas itu, bukanlah rahasia bahwa ia seringkali merampok
atas nama dan untuk bupati. Mengharukan betapa orang-orang
malang itu pertjaja kepada kesatriaan Havelaar, bahwa ia tidak
akan memanggil mereka untuk mengulangi keesokan harinja di-
muka umum apa jang mereka katakan dalam kamarnja. Ini akan
berarti penganiajaan bagi semuanja, dan bagi kebanjakan berarti
kematian. Havelaar mentjatat apa jang mereka katakan, kemu-
dian ia menjuruh mereka itu pulang kekampungnja. Ia berdjandji
bahwa hukum akan didjalankan, asal mereka tidak melawan dan
tidak meninggalkan kampungnja, sebagaimana terniat oleh ke·
banjakannja. Seringkali ia, tidak lama sesudah itu berada di-
temp at diInana terdjadi ketidakadilan, ja, atjapkali ia sudah
kesana dan biasanja malam hari telah memeriksa perkara itu,
sebelum si pengadu sendiri kembali ditempat tinggalnja. Demi-
kianlah ia mengundjungi didaerah jang luas itu, desa-desa, jang
duapuluh djam djauhnja dari Rangkas Betung, tanpa diketahui
oleh bupati, bahkan pun oleh kontelir Verbrugge, bahwa ia me-
ninggalkan ibukota. Maksudnja ialah menghindarkan bahaja
balas dendam terhadap pengadu, dan sekaligus supaja bupati
djangan kehilangan muka dalam suatu pemeriksaan terbuka, jang
apabila dilakukan oleh Havelaar, tidak akan berachir dengan
penarikan kembali pengaduan itu. Demikianlah ia masih terus
mengbarap bahwa kepala-kepala tidak lagi menempuh djalan
berbahaja jang sudah sekian lama mereka tempuh, dan dalam hal
itu ia akan puas dengan menuntut ganti rugi untuk orang-orang
malang jang dirampas harta bendanja itu.
Tapi setiap kali ia berbitjara lagi dengan bupati itu, njata
padanja bahwa djandji-djandjinja untuk memperbaiki diri sia-sia
254
belaka, dan ia sedih sekali atas kegagalan usaha-usahanja.
Sekarang kita biarkan dia beberapa waktu dalam kesedihannja
dan pekerdjaannja jang sukar, untuk mentjeritakan kepada pem-
bat ja kisah pemuda Djawa Saidjah didesa Badur. Saja pilih nama
desa dan nama pemuda itu dari tjatatan-tjatatan Havelaar. Akan
ditjeritakan pemerasan dan perampokan, dan apabila orang meng-
anggap tjerita saja ini hanja chajalan, saja djamin bahwa saja
sanggup memberikan nama tiga puluh dua orang didistrik Parang-
kudjang sadja, jang dalam hanja satu buIan diambil tiga puluh
enam kerbaunja untuk diberikan kepada bupati. Atau lebih tepat,
bahwa saja dapat menjebutkan nama tiga puluh dua orang dari
distrik itu, jang dalam waktu satu bulan telah berani mengadu,
dan jang pengaduannja diperiksa oleh Havelaar dan terbukti
beralasan.
Ada lima distrik seperti itu didaerah Lebak. Djika orang ber-
anggapan bahwa djumlah kerbau jang dirampas tidak begitu
banjak didaerah-daerah jang tidak diperintah oleh menantu bu-
pati, hal itu mungkin sadja, tapi dapat pula dipermasalahkan
apakah sikap tak bermalu kepala-kepala jang lain tidak mem-
punjai dasar-dasar jang sama kuatnja seperti perkeluargaan ke-
bangsawanan ? Kepala distrik Tjilangkahan dipantai Selatan mi-
salnja, meskipun tidak mempunjai seorang ajah mertua jang di-
takuti; bertumpu pada pertimbangan betapa sukarnja untuk me-
ngadu bagi orang-orang malang jang harus menempuh djarak
empat puluh sampai enam puluh batu sebelum mereka malam
hari dapat bersembunji didjurang dekat rumah Havelaar. Dan
djika diperhatikan pula sekian banjak orang jang berangkat dan
tidak pemah mentjapai rumah itu, sekian banjak orang jang
tidak sampai berangkat dari desanja, karena takut oleh penga-
laman mereka sendiri, atau oleh melihat nasib orang-orang lain
jang mengadu, maka saja kira salahlah orang jang menganggap
bahwa djika djumlah kerbau jang ditjuri dari satu distrik di-
kalikan dengan lima, djumlah hasil kalian itu terlalu tinggi bagi
orang jang menanjakan statistik djumlah kerbau jang tiap bulan
hilang dirampas dalam lima distrik, untuk memenuhi keperluan
255
rumah tangga dan keluarga bupati Lebak.
Dan bukan kerbau sadja jang dirampas, malahan perampasan
kerbau itu bukan kedjahatan jang paling utama. Di Hindia, di-
mana "pekerdjaan rodi" masih ada menurut hukum, diperlukan
kurang sikap tak bermalu untuk mengerahkan rakjat melakukan
pekerdjaan tak dibajar dengan melawan hukum, lebih kurang
dari jang diperlukan untuk mengambil hak milik orang. Lebih
mudah membohongi rakjat bahwa pemerintah memerlukan tena-
ganja, tanpa membajarnja, dari pada meminta kerbaunja dengan
tjuma-tjuma; dan meskipun orang Djawa jang penakut itu be-
rani menjelidiki apakah pekerdjaan rodi jang dituntut orang
daripadanja itu, sesuai dengan peraturan-peraturan, hal itu djuga
tidak akan mungkin baginja, sebab jang seorang tidak mengeta-
hui tentang jang lain dan karena itu tidak dapat menghitung
apakah djumlah orang jang ditentukan itu telah terlampaui se-
puluh kali atau lima puluh kali. Djadi, dimana hal jang lebih
berbahaja, hal jang lebih mudah diketahui, dilakukan dengan
keberanian jang begitu besar, bagaimanakah haInja dengan pe-
njalahgunaan-penjalahgunaan jang lebih mudah dilakukan, dan
lebih tidak berbahaja akan diketahui ?
Telah saja katakan bahwa saja akan mentjeritakan sedjarah
pemuda Djawa Saidjah. Tapi lebih dulu saja terp aks a menjim-
pang, hal mana tak dapat dihindarkan djika kita hendak meng-
gambarkan keadaan-}ceadaan jang asing sama sekali bagi pem-
bat ja. Bertalian dengan itu saja akan menjebut pula sebab-sebab
jang sangat menjukarkan bagi orang bukan-bumiputera untuk
menanggapi hal-hal dinegeri Hindia.
Berkali-kali saja berbitjara tentang orang Djawa ; dan betapa-
pun wadjarnja hal ini bagi pembatja di Eropah, penamaan itu
kedengarannja kurang benar bagi orang jang kenal pulau Djawa.
Residensi-residensi disebelah Barat, jakni Bantam, Betawi, Pri-
angan, Krawang dan sebagian dari Tjirebon, - semuanja di-
sebut Tanah Sunda, dan dianggap tidak termasuk daerah Djawa
jang sebenarnja; penduduk aslinja sungguh lain dari penduduk
di Djawa Tengah atau didaerah jang disebut oosthoek, podjok
256
timur, apalagi mereka jang datang dari seberang lautan didaerah-
daerah jang disebut terdahulu. Bahasa, watak sukubangsa, adat
istiadat, pakaian, sangat berbeda dari pada mereka jang tinggal
lebih ketimur, sehingga sesungguhnjalah orang Sunda dibanding-
kan dengan orang jang disebut orang Djawa sebenarnja, lebih
besar bedanja dari seorang Inggeris terhadap orang Belanda.
Perbedaan-perbedaan demikian seringkali menimbulkan pertikai-
an dalam menilai banjak hal-hal dinegeri Hindia. Djika dipikir
bahwa pulau Djawa sadja terbagi dengan tadjam dalam dua
bagian jang tidak sama, belum lagi kita memperhatikan sekian
banjak pembagian ketjil-ketjil dari pembagian besar itu, dapatlah
dibajangkan betapa besar perbedaan jang mestinja ada antara
sukubangsa-sukubangsa jang tinggalnja lebih berdjauhan dan di-
pisahkan oleh laut. Barangsiapamengenal Hindia Belanda hanja
dari pulau Djawa pun tidak dapat mempunjai gambaran jang
tepat tentang orang Melaju, orang Ambon, orang Batak, orang
Alifuru, orang Timor, orang Dajak atau orang Makassar, sama
sadja seolah-olah ia tidak pernah meninggalkan Eropah; karena
itu bagi orang jang mendapat kesempatan melihat perbedaan
antara sukubangsa-sukubangsa itu, atjapkali terasa lutju mende-
ngar pertjakapan-pertjakapan, dan terasa sedih membatja pidato-
pidato orang-orang jang mendapat pengetahuannja mengenai
soal-soal di Hindia, di Betawi atau di Bogor. Berkali-kali saja
merasa heran melihat keberanian misalnja seorang bekas guber-
nur djenderal jang didalam madjelis perwakilan rakjat mentjoba
memberikan arti kepada kata-katanja dengan mengemukakan
pengetahuan dan pengalamannja jang semu tentang tempat-tem-
pat. Saja sangat menghargai pengetahuan jang diperoleh dengan
studi jang mendalam diruang pustaka, dan sering saja takdjub
dengan luasnja pengetahuan beberapa orang mengenai soal-soal
negeri Hindia, tanpa pernah mendjedjak buminja, dan apabila
seorang bekas gubernur djenderal membuktikan bahwa ia ber-
oleh pengetahuan dengan tjara itu, maka seharusnjalah orang
merasa hormat kepadanja sebagai gandjaran jang pantas bagi
pekerdjaan bertahun-tahun, tjermat dan berguna. Lebih besar
257
lagi hendaknja hormat kita kepadanja, dari kepada seorang ahli
ilmu pengctahuan jang tidak begitu banjak menemui kesukaran,
karena jang tersebut kemudian ini dari djarak jang djauh tanpa
pengamatan tidak begitu mudah membuat kekeliruan sebagai
akibat pengamatan jang tak tjukup seperti halnja bekas gubemur
djenderal itu.
Saja katakan bahwa saja heran melihat keberanian beberapa
orang dalam membitjarakan soal-soal negeri Hindia. Mereka
mestinja tabu bahwa perkataannja kedengaran djuga oleh orang
lain dari jang beranggapan bahwa tjukuplah tinggal beberapa
tahun di Bogor untuk mengenal Hindia; bahwa kata-kata itu
djuga dibatja oleh orang-orang di Hindia sendiri jang menjaksi-
kan ketidaktjakapan mereka, dan jang, seperti saja djuga, heran
dengan keberan.ian. orang jang baru sadja sia-sia mentjoba me-
njembunjikan ketidakbetjusannja dibawah pangkat tinggi jang
diberikan radja kcpadanja, tapi sekarang tiba-tiba berbitjara se-
olah-olah ia tahu betul soal-soal jang dibitjarakannja.
Karena itu tiap kali kita mendengar kcluhan tentang tjampur
tangan orang jang tidak berwenang, tiap kali sesuatu aliran dalam
perwakilan rakjat mendapat perlawanan dari orang jang meng-
ingkari wewenang orang jang mewakili aliran demikian, dan
barangkali tjukup penting untuk melakukan penjelidikan jang
mendalam mengenai sifat-sifat jang membuat orang berwenang
untuk menilai apakah seseorang berwenang.
Seringkali suatu pertanjaan jang penting diudji bukan kepada
soal jang dibitjarakan, tapi kepada nilai orang jang mengemuka-
kan pendapatnja tentang soal itu, dan karena biasanja orang itu
orang jang dianggap "ahli", terutama orang "jang dinegeri Hindia
memegang djabatan penting", maka hasil suatu pungutan suara
biasanja mengandung tjorak kekeliruan jang rupanja sebati de-
ngan "djabatan penting demikian".
Kalau ini berlaku dimana pengaruh ahli demikian hanja di-
lakukan oleh seorang anggota perwakilan rakjat betapa bes ar
kemungkinan untuk mengemukakan pendapat jang keliru djika
pengaruh demikian disertai pula kepertjajaan radja jang menem-
258
patkan bekas gubernur djenderal itu sebagai kepala kementerian
tanah djadjahan.
Adalah suatu hal jang aneh, - barangkali disebabkan sema-
tjam kemalasan untuk mengemukakan pendapat sendiri, - be-
tapa mudah orang pertjaja kepada orang jang bisa berpura-pura
lebih tahu, asal sadja pengetahuan itu diambil dari sumber asing.
Sebabnja mungkin karena orang tidak merasa begitu terluka
ras a tjinta dirinja dengan mengakui kekurangannja dalam hal
itu, lain halnja djika orang dapat mempergunakan sumber jang
sama, bukan sumber asing ; maka terdjadilah sematjam persaing-
an. Tidak sukar bagi wakil rakjat untuk meninggalkan pendapat-
nja bila ia dibantah oleh seseorang jang boleh dianggap penda-
patnja lebih baik dari pendapatnja, asal sadja kelebihan lawannja
itu bukan kelebihan pribadi, - dalam hal itu lebih sukar untuk
mengakui keunggulannja, - tapi karena lawannja itu pemah