maxhavelar 4
By arwahx.blogspot. com at Juli 19, 2023
maxhavelar 4
orang-orang jang litjik itu, jang mentjuri rezeki saingannja de-
ngan mengemukakan sjarat-sjarat jang lebih baik.
Dan gembirakanlah hati saja dengan memberikan sesuatu
jang lebih baik dalam pembatjaan-pembatjaan anda pada kelu-
arga Rosemeijer. Didalam bungkusan Sjaalman saja melihat
laporan-Iaporan mengen ai produksi kopi dalam duapuluh tahun
terachir, dari semua residensi dipulau Djawa ; tjobalah batjakan
jang seperti itu. Dan djanganlah sebut gadis-gadis dan kami
semua ini bangsa kanibal, jang menelan sesuatu dari anda, itu
tidak baik, anakku; pertjajalah kepada orang jang tahu asam
garam dunia. Saja telah meiajani ajah anda sebelum ia Iahir
(maksud saja firma Last & Co, duiu Last & Meijer), djadi,
anda tahu maksud saja baik terhadap anda. Dan ingatkan Prits
supaja lebih berhati-hati, dan djangan adjar dia membuat sadjak,
dan buatlah seolah-olah anda tidak melihat, djika ia menjeringai-
njeringai kepada djuru buku, dan segala mat jam itu. Beri-
lah tjontoh jang baik kepadanja, karen a anda lebih tua dari
padanja, dan tanamkanlah ketenangan dan kewibawaan padanja,
karena ia harus djadi seorang makelar.
Saja, sahabat jang bersikap sebagai ajah terhadap anda, Ba-
tavus Droogstoppel (firma Last & Co, makelar-makelar kopi.
Lauriergracht No. 37)"
2) Upah makelar, provisi.
151
Bab XI
Djadi, saja hanja hendak mengatakan, sebagaimana kata Abra-
ham Blankaart, bahwa saja menganggap bab ini bab "inti", se-
bab, menurut pikiran saja, memperkenalkan Havelaar lebih ba-
ik, dan dia agaknja adalah pahlawan tjerita.
- "Tine, ketimun apa itu? Manisku, djangan sekali-kali ta-
ruh asam tumbuhan pada buah-buahan ; ketimun dengan garam,
nenas dengan garam, djeruk besar dengan garam, segala jang
tumbuh d~i tanah dengan garam. Tjuka pada ikan dan daging
. . . . .. ada ditulis dalam Liebig ...... "
- "Maxku sajang, kata Tine sambil tertawa, berapa rama kita
disini? Ketimun itu dari njonja Slotering."
Dan Havelaar dengan susah mengingat-ingat, bahwa ia baru
kemarin tiba, dan bahwa Tine, meskipun ia mau, belum sempat
mengatur dapur atau rumah tangga. Dia sudah lama di Rangkas-
Betung! Bukankah dia semalam-malaman membatja dalam ar-
sip, dan bukankah sudah banjak jang dipikirkannja jang ber-
hubungan dengan Lebak, sehingga ia tidak segera dapat menge-
tahui bahwa ia baru kemarin berada disana ? Tine mengetahui
ini; - dia selalu mengerti keadaan djiwanja.
- "Ah ja, benar djuga, kata Havelaar, namun baik djuga
anda membatja sedikit apa jang ditulis Liebig. Verbrugge, anda
banjak membatja tulisan Liebig?"
"Siapa itu?" tanja Verbrugge.
- "Dialah jang banjak menulis tentang mengasinkan keti-
mun; pun dia menemukan tjara bagaimana merobah rumput
djadi bulu domba ...... anda mengerti ?"
152
- "Tidak, djawab Verbrugge dan Duclari serentak.
- "Begini, soalnja sudah lama diketahui .. .. . . lepaskan
domba keladang, dan anda akan lihat. Tapi dia menjelidiki
tjara bagaimana itu terdjadi; tapi ada lagi jang mengatakan,
bahwa dia tidak tahu apa-apa ...... sekarang orang mentjari
djalan untuk tidak mempergunakan domba dalam pengolahan
itu ...... 0, sardjana-sardjana itu ! Molière tahu ..•... saja senang
sekali dengan Molière. Kalau anda mau, kita akan mengadakan
kursus membatja malam hari; Tine djuga ikut kalau Max sudah
tidur.
Duclari dan Verbrugge ingin serta. Havelaar mengatakan bahwa
ia tidak banjak punja buku, tapi diantaranja ada buku Schiller,
Göthe, Heine, Lamartine, Thiers, Say, Malthus, Scialoja, Smith,
Shakespeare, Byron, Vondel ........ .
Verbrugge tidak mengerti bahasa Inggris, katanja.
- "Persetan, anda sudah lebih tiga puluh tahun, apa sadja
jang anda kerdjakan selama itu? Pasti anda banjak menemui
kesukaran di Padang, disana bahasa Inggris banjak diperguna-
kan. Anda kenal miss Mata-Api?"
- "Tidak, saja tidak kenal nama itu."
- "Memang itu bukan namanja; karui menjebutnja derui-
kian, karena matanja berapi-api. Sekarang dia tentu sudah ka-
win, waktu itu sudah sekian lama berlalu. Tidak pernah saja
melihat jang seperti itu ...... ja, ada, di Arles ...... tjobalah anda
pergi kesana. Itulah jang paling indah jang pernah saja temu-
kan dalam semua perdjalanan saja. Tidak ada sesuatu, saja pOOr,
jang menggambarkan lebih djelas keindahan abstrak, sebagai
gambaran jang nampak dari kebenaran, kesutjian jang tiada ber-
wudjud, dari seorang wanita jang tjantik ...... Pertjajalah, per-
gilah ke Arles dan Nimes 1) ...•.• "
Duc1ari, Verbrugge, dan saja harus mengakui, djuga Tine,
tidak dapat menahan tawanja memikirkan begitu sadja ia me-
lont jat dari podjok Barat pulau Djawa ke Arles atau Nimes.
1) Kota-kata di Perantjis Selatan.
153
Havelaar jang rupanja dalam chajalnja berdiri diatas menara
jang dibangun oleh orang Sarasen 2) pada putaran arena di Arles,
harus berusaha pajah baru mengerti apa sebab orang tertawa,
lalu ia melandjutkan:
- "Baiklah, maksud saja, kalau kebetulan anda kesana.
Sèlja belum pemah melihat jang seperti itu. Saja sudah biasa
ketjewa melihat segala jang dipudji setinggi langit. Misalnja li-
hatlah air terdjun jang begitu banjak dibitjarakan ; - saja tidak
merasakan apa-apa di Tondano, di Maros, di Schafhausen S),
di Niagara. Orang harus melihat buku untuk mengetahui ukuran·
kekagumannja jang tepat tentang "sekian meter air djatuh", dan
"sekian meter kubik" air tiap menit, dan djika angka-angka
itu tinggi, maka orang berkata: "Héh!" Saja tidak mau lagi
melihat air terdjun, jakni djika saja harus mengambil djalan
memutar untuk itu. Air terdjun itu tidak berkata apa-apa buat
saja. Gedung-gedung lebih njaring bitjara buat saja, terutama
djika berkenaan dengan halaman-halaman dari sedjarah, tapi
perasaan itu lain sekali; kita terkenang masa silam, dan terba-
jang didepan kita gambaran-gambaran masa itu seperti dalam
gambar hidup; diantaranja ada jang sangat mengerikan, djadi,
meskipun penting, orang tidak selalu mendapatkan kepuasan
untuk rasa keindahan, artinja tidak pemah setjara murni. Dan
tanpa mengingat sedjarah, memang banjak keindahan dalam
beberapa gedung tapi keindahan itu dirusak lagi oleh penundjuk_
penundjuk djalan, - dari kertas atau dari daging dan tulang, -
jang menghilangkan kesan anda dengan keterangan-keterangan-
nja jang senada: "geredja itu didirikan oleh uskup Munster
tahun 1423; tiang-tiangnja tingginja 63 kaki, dan bertopang
pada" ...... entah apa. Itu mendjemukan, sebab kita merasa bah-
wa kekaguman kita harus berdasarkan enam puluh tiga kaki
2) Orang Islam bangsa Arab jang dalam Abad Pertengaban menduduki
Spanjol dan Perantjis Selatan.
8) Sebuah kota Swis.
154
kalau kita tidak mau disebut bangsa Vandal 4) atau seorang
pedagang keliling. Tentu sadja orang bisa berkata, simpan sadja
buku petundjuk anda didalam kantong kalau sudah ditjetak,
dan biarkan dia berdiri diluar, atau berdiam diri sadja dalam
hal jang lain; namun seringkali orang memerlukan sedikit pe-
nerangan kalau hendak mempunjai pendapat jang tepat, tapi
ketjuali itu - meskipun orang tidak memerlukan penerangan-
orang sia-sia djuga mentjari sesuatu didalam gedung jang agak
lama memenuhi keinginan kita kepada keindahan, karena sesuatu
itu tidak bergerak. Ini djiIga berlaku saja kira, untuk pahatan
dan lukisan. Alam adalah gerak. Tumbuh, lapar, berpikir, me-
rasa, adalah gerak ...... diam adalah maut. Tanpa gerak tidak
ada dukatjita, tidak ada kenikmatan, tidak ada keharuan. Tjo-
balah anda duduk disana tanpa bergerak, tiap orang akan segera
melihat anda seperti hantu, malahan anda sendiri membajang-
kan anda sudah mendjadi hantu. Bila melihat "tableau vivant" 6)
orang segera ingin melihat nomor berikutnja, betapapun indah
serta mengesankan pemandangan pada mulanja. Karena hasrat
kita akan keindahan tidak dapat terpenuhi dengan satu tatapan
sadja kepada sesuatu jang indah, tapi perlu ada serentetan tata-
pan berturut-turut kepada gerak keindaJum, maka kita mende-
rita suatu ketidaksempurnaan waktu menatap djenis karja sem
sematjam itu, dan karena itu saja berkata, bahwa seorang wanita
tjantik paling mendekati ideal keilahian, asal sadja dia bukan
sebuah potret jang diam tidak bergerak.
Betapa perlunja gerak jang saja maksud, dapat anda rasakan
bila anda merasa muak melihat seorang penari, baik dia Elsier
ataupun Taglioni 6), jang sesudah melakukan tarian, berdiri di-
atas kaki kirinja, dan menjeringai kepada publik."
- "Itu tidak berlaku disini, kata Verbrugge, sebab itu sung-
guh-sungguh buruk."
4) Bangsa barbar jang sub merusak.
6) Sematjam pertundjukan: pengelompokan orang-orang untuk menja-
takan sesuatu.
6) Penari-penari terkenaI.
155
- "Saja djuga berpendapat demikian, tapi dia melakukannja
sebagai sesuatu jang indah, dan sebagai klimaks pada segala
jang sebelumnja, dimana sesungguhnja mungkin banjak jang
indah. Dia melakukannja sebagai "pointe" 1) dari epigram; se-
bagai "aux armes" 8) dalam Marseillaise jang dinjanjikannja
dengan kakinja; atau sebagai berdesaunja pohon kambodja di-
atas kuburan pertjintaan jang baru sadja digagalkan. Penonton
pun menganggap saat itu sebagai saat jang paling mengharukan,
publik jang biasanja, seperti kita semua sedikit banjaknja, men-
dasarkan seleranja pada kebiasaan dan ikut-ikutan, buktinja
pada saat itulah· mereka meledak bersprak-sorak, seolah-olah
meneriakkan: "semua jang sebelumnja adalah indah, tapi seka-
rang saja tidak dapat menahan lagi kekaguman saja." Anda
mengatakan bahwa "sikap-sikap" itu sungguh-sungguh buruk;
saja djuga berpendapat demikian, tapi apa sebabnja? Sebabnja
ialah karena gerakannja berhenti, dan bersama itu sedjarahnja,
jang ditjeritakan oleh sipenari. Pertjajalah, berhenti sama de-
ngan maut.
- "Tapi, kata Duclari menjeling, anda djuga menolak air
terdjun sebagai pemjataan keindahan ...... bukankah air ter-
djun bergerak ? ..... .
- "Ja, tapi tanpa sedjarah. Ia bergerak, tapi tidak berkisar
dari tempatnja. Ia bergerak seperti kuda mainan, dan tidak pula
dapat "va et vient" 9). Ia bemjanji, tapi tidak berkata ...... ia
berseru : "rru ...... rru ...... rru !" Tjobalah anda berseru enam
ribu tahun, atau lebih lama lagi, "rru, rru" ...... dan anda akan
melihat betapa sedikit orang jang menganggap anda sebagai
orang jang ramah dalam pergaulan."
- "Saja tidak akan mentjoba, kata Duclari; tapi saja tetap
tidak setudju dengan anda, bahwa gerak mutlak pedu. Tak usah
kita bitjara tentang air terdjun ; - tapi lukisan jang baik, me-
1) Maksud.
8) Panggul sendjata.
9) Pergi dan datang.
156
numt saja, banjak jang dapat dinjatakannja."
- "Tentu sadja, tapi hanja sebentar. Saja akan tjoba men-
djelaskan pendapat saja dengan sebuah tjontoh. Sekarang ini
bulan Pebruari tanggal sekian ..... .
- "Bukan, kata Verbrugge, sekarang ini bulan Djanuari .....
- "Tidak, tidak, sekarang ini tanggal sekian Pebruari 10)
1587, dan anda ditahan dalam Tower 11) ......
- "Saja?" tanja Duclari, jang mengira kurang djelas pen-
dengarannja.
- "Ja, anda. Anda merasa bosan dan mentjari hiburan. Di-
sana, ditembok itu, ada sebuah lobang, tapi terlalu tinggi untuk
mengintip keluar, tapi anda ingin mengintip. Anda taroh medja
didepannja, dan diatas medja itu sebuah kursi berkaki tiga, sa-
lah satu kurang teguh. Dikermis pemah anda melihat seorang
akrobat, jang menjusun tudjuh buah kursi susun bersusun, dan
berdiri diatasnja dengan kepala kebawah. Karena tjinta diri
dan rasa djemu anda ingin melakukan jang serupa. Anda naik
keatas kursi, tergojang-gojang, dan mentjapai tudjuan anda ..... .
anda melihat melalui lobang ...... "Ja Tuhan I" Anda djatuh ...
Dan tahukah anda mengapa anda djatuh?"
- "Saja kira karena kaki kursi jang ketiga patah," kata
Verbrugge dengan tjerdas.
- "Ja, kaki kursi itu patah, - tapi bukan karena itu anda
djatuh; kaki kursi itu patah karena anda djatuh. Didepan tiap
lobang jang lain anda dapat berdiri setahun lamanja diatas
kursi itu, tapi sekarang anda harus djatuh, meskipun kursi itu
berkaki tiga belas, ja, sekalipun anda berdiri diatas tanah ...... "
- "Saja terima kalah, kata Duclari, saja lihat anda bermak-
sud coûte que coûte 12) hendak mendjatuhkan saja. Baiklah,
saja djatuh telentang sekudjur badan ...... tapi saja tidak tahu
mengapa ?"
10) Dalam tjetakan lain disebut 18 Pebruari.
11) Pendjara di London.
12) Bagaimanapun djuga.
157
- "Ah, mudah sekali bukan? ...... anda melihat seorang
perempuan, berpakaian hitam, berlutut didepan sebuah blok;
dan ia menundukkan kepala, lehemja putih sebagai perak dila-
tari beludru hitam ...... danada seorang laki-Iaki berdiri de-
ngan pedang jang besar, jang dipegangnja tinggi-tinggi, matanja
menatap leher jang putih itu ...... dan direka-rekanja keluk
jang akan didjalani pedangnja, untuk ditetakkan disana ..... .
diantara ruas-ruas tulang leher, dengan tepat dan penuh tenaga
...... Lalu anda djatuh, Duclari, anda djatuh karena melihat
pemandangan itu, dan itulah sebabnja anda berseru: "Ja Tu-
han !", bukan karena hanja tiga kaki kursi.
Dan lama sesudah anda lepas dari Tower, dengan djaminan
keponakan anda, atau karena orang djemu memberi anda ma-
kan lebih lama seperti burung kenari, - lama sesudah itu, ja,
hingga sekarang ini, anda bermimpi dengan mata terbuka ten-
tang perempuan itu, dan bahkan dalam tidur anda pun anda
bangun terkedjut, dan djatuh terhempas di atas temp at tidur,
karena anda hendak menangkap tangan algodjo itu ...... Bukan-
kah begitu ?"
- "Saja mau pertjaja, tapi saja tidak begitu pasti, sebab saja
tidak pernah mengintip dari lobang dalam tembok dipendjara
Tower."
- "Baik, baik, saja pun tidak pemah. Tapi sekarang saja
ambil sebuah lukisan, jang menggambarkan Maria Stuart dipan-
tjung kepalanja. Tarohlah gambar itu sempuma, ...... ia tergan-
tung disana, dalam bingkai bersadur eroas, digantung pada tali
jang merah, kalau anda mau ...... saja tahu apa jang hendak
anda katakan, baiklah! Tidak, anda tidak melihat bingkai itu,
•..... anda malahan lupa bahwa anda telah menjerahkan tong-
kat anda pada pintu masuk ruang lukisan ...... anda lupa nama
anda, anak anda, kopiah polisi model baru, untuk tidak meli-
hat "sebuah Ilukisan," tapi sungguh-sungguh melihat diatasnja
158
Maria Stuart 13), persis sama dengan jang di Tower. Si algodjo
berdiri persis sebagaimana ia mestinja berdiri disana, ja, saja
madju selangkah lagi, anda mengulurkan tangan hendak me-
nangkis pukulan pedang, dan anda berteriak: "biarkan perem-
puan itu hidup, barangkali ia memperbaiki dirinja," ...... anda
llhat, saja beri anda "beau jeu" 14) mengenai pertundjukan
lukisan itu ....... "
- "Ja, tapi bagaimana selandjutnja 1 Apakah kesannja tidak
sama mengharukan seperti ketika saja melihat pemandangan itu
djuga sesungguhnja dipendjara Tower 1"
- "Tidak, sama sekali tidak, dan itu disebabkan karena anda
tidak memandjat kursi berkaki tiga. Anda ambil sebuah kursi,
- berkaki empat sekaIi ini, sebaiknja sebuah fauteuil, - anda
duduk didepan lukisan itu, supaja dapat menikmati dengan
baik dan lama, (kita selalu menikmati sesuatu jang mengerikan),
dan apa kesannja pada anda, menurut pikiran anda 1"
- "Tentu sadja kaget, takut, kasihan, terharu ...... seperti
ketika saja mengintip dari lobang didalam tembok. Anda me-
ngatakan, bahwa lukisan itu sempurna " djadi saja harns menda-
pat kesan jang sama betul seperti melihat kedjadian jang sebe-
narnja.
- "Tidak, daIam dua menit anda merasa sakit pada tangan
kanan anda karena simpati dengan si algodjo, jang begitu lama
mengangkat badja jang berat itu tinggi-tinggi dan tidak bergerak
- "Simpati dengan si olgodjo ?
- "Ja, sama menderita, sama merasakan, ...•.. dan djuga
dengan perempuan jang begitu lama duduk didepan blok, dengan
sikap jang tidak enak, dan mungkin dengan hati jang tidak se-
nang. Anda masih tetap kasihan kepadanja, tapi sekali ini bukan
karena ia akan dipantjung; tapi karena orang membiarkannja
begitu lama menunggu sebelum dipantjung; dan djika anda
13) Ratu Skotlan jang menuntut hak atas singgasana keradjaan Inggris.
Ia dipenggal tahun 1587.
14) Kebebasan.
159
masih sempat mengatakan atau meneriakkan sesuatu pada achir_
nja, - sekiranja anda merasakan keinginan untuk tjampur ta-
ngan dalam soal ini, - mungkin anda tidak mengatakan
lain dari: "Ajoh, ajunlah bung, dia sudah menunggu!" Dan
bila anda kemudian melihat kembali lukisan itu, dan berkali-
kali melihatnja kembali, maka kesan anda jang pertama malahan
ialah: "Apakah belum selesai djuga? Masihkah si algodjo itu
berdiri disana dan masihkah perempuan itu berlutut disana?"
- "Tapi gerak apakah jang ada dalam keindahan perempu-
an-perempuan di Arles ?" tanja Verbrugge.
- ,,0, itu lain halnja! Pada air mukanja nampak berlang-
sung sedjarah. Karthago 1Ii) bersemarak, dan membangun kapal-
kapal diatas djidatnja...... dengarlah sumpah Hannibal 16) ter-
hadap Roma ...... disana mereka mendjalin tali untuk busur
...... disana kota terbakar ..... .
- "Max, Max, aku kira hatimu ketinggalan di Arles," kata
Tine.
- "Ja, sebentar ...... tapi sekarang sudah kembali; anda
akan mendengarnja. Bajangkan, saja tidak mengatakan, saja
telah melihat seorang perempuan disana, jang tjantiknja demi-
kian atau demikian, tidak, semuanja mereka tjantik, karena itu
tidak mungkin kita djatuh tjinta, sebab tiap perempuan berikut-
nja mendesak jang sebelumnja dalam kekaguman kita; dan
saja sungguh teringat kepada Caligula atau Tiberius 17), - ten-
tang siapa orang mentjeritakan fabel itu ? - jang menginginkan
supaja seluruh keturunan manusia hanja berkepala satu, ..... .
nah, demikianlah pada saja tanpa disadari timbul keinginan
supaja wanita-wanita di Arles itu ..... .
- "Hanja berkepala satu sadja?"
- "Ja ...... "
111) Sebuah kota di Afrika Utara, jang dibinasakan oleh orang Rumawi
tahun 146 s.M.
16) Panglima Karthago jang termasjhur.
17) Dua orang kaisar Rumawi jang ditakuti (abad pert8Dla).
160
- "Untuk dipantjung?"
- ,,0, tidak ...... untuk ...... ditjium djidatnja, begitu hen-
dak saja katakan, tapi bukan itu ...... tidak, untuk memanda-
nginja, dan memimpikannja, dan untuk •..... berbuat baik I"
Duclari dan Verbrugge tentu sadja menganggap achir kete-
rangannja itu sangat aneh pula. Tapi Max tidak menjadari itu,
dan melandjutkan:
- "Sebab begitu mulla air mukanja, sehingga kita merasa
malu bahwa kita hanja seorang manusia, dan bukan suatu bunga
api, ...... suatu sinar, ...... bukan, itu adalah unsur, ...... suatu
pikiran! ...... Tapi, ...... tiba-tiba ada sadja seorang saudara
atau seorang ajah disamping perempuan-perempuan itu, ..... .
dan ja Tuhan, saja lihat seorang membuang ingusnja !"
- "Saja tahu, anda akan mentjoret bagian itu," kata Tine.
- "Saja tidak dapat berbuat apa-apa. Saja lebih suka me-
lihat dia djatuh dan mati; - gadis demikian tidak boleh me-
nodai dirinja djadi machluk biasa."
- "Tapi, tuan Havelaar, tanja Verbrugge, bagaimana ka-
lau dia pilek?"
- ,,0, dia sepatutnja tidak boleh pilek dengan hidung jang
setjantik itu" ..... .
Seolah-olah setan hendak turut bitjara, tiba-tiba Tine harus
bersin ...... dan sebelum disadarinja, ia telah membuang ingus-
nja!
- "Max-ku sajang, djangan marah ja ?" katanja dengan tawa
jang ditahan.
Havelaar tidak mendjawab; dan betapapun anehnja atau aneh
nampaknja, ja, ia memang marah. Dan aneh pula kedengarannja,
Tine senang bahwa ia marah dan menuntut dari padanja lebih
dari perempuan-perempuan Phocee 18) di Arles itu, sekallpun
bukan karena ia beralasan membanggakan hidungnja.
Djika Duclari masih djuga menganggap Havelaar "gila" ,
18) Bangsa Phocee ialah suatu kaum bangsa Junani jang antara lain
pemah mendjadjah beberapa kota di Perantjis Selatan.
161
orang tak dapat menjalahkannja, bila ia bertambah kuat dalam
anggapannja itu ketika melihat kemarahan sekedjap jang nam-
pak pada wadjah Havelaar, sesudah dan oleh karena Tine
membuang ingus. Tapi Havelaar sudah kembali dari Karthago,
dan dibatjanja diatas wadjah tamu-tamunja, dengan ketjepatan
membatja jang mungkin baginja, djika pikirannja tidak terlalu
djauh menerawang, bahwa mereka itu mengemukakan dua dam
berikut:
"1. Barangsiapa jang tidak mau isterinja membuang ingus,
adalah seorang gila."
"2. Barangsiapa berpendapat bahwa hidung jang mantjung
tidak boleh beringus jang harus dibuang, berbuat keliru
djika memakaikan pendapat itu pada njonja Havelaar,
djika hidungnja mirip "pomme de terre" 19).
Dalil jang pertama tidak mau disinggung oleh Havelaar, tapi
jang kedua ! •..
- ,,0, serunja, seolah-olah ia harus mendjawab, meskipun
tamu-tamunja tjukup beradab untuk tidak mengutjapkan dam-
dalilnja, - itu akan saja djelaskan kepada anda. Tine ...... "
- "Max-ku sajang!" ia memohon.
Artinja: "Djanganlah tjeritakan kepada tuan-tuan itu, me-
ngapa aku dalam penghargaan harus djauh berada diatas hidung
jang pUek ......
Havelaar nampaknja mengerti apa jang dimaksud Tine, sebab
ia mendjawab :
- "Baiklah, sajang. Tapi tahukah tuan-tuan, bahwa orang
sering salah tampa dalam meniIai hak-hak orang atas ketidak-
sempurnaan djasmaniah 1"
Saja merasa pasti bahwa tamu-tamu itu tidak pemah men-
dengar tentang hak-hak itu.
-" Saja pernah mengenal seorang gadis di Sumatra, ia me-
19) Kentang.
162
landjutkan, anak seorang "Datuk" ...... nah, saja menganggap
bahwa dia tidak berhak atas ketidaksempurnaan itu; namun
demikian saja melihat dia djatuh kedalam air waktu kapal
karam, ...... sama seperti orang lain. Saja, seorang manusia,
terpaksa menolongnja dan membawanja kedarat.
- "Tapi apakah dia seharusnja terbang seperti burung tja-
mar ?"
- "Ja, tentu, ...... atau, tidak...... seharusnja ia djangan
punja badan.
Anda mau dengar bagaimana saja berkenalan dengannja 1
Waktu itu tabun 42 ; saja kontelir di Natal, anda pemah kesana,
Verbrugge 1"
- "Ja."
- "Nah, kalau begitu anda tahu bahwa didaerah Natal ada
penanaman lada. Kebun-kebun lada terletak di Teluk-Balai, di-
sebelah Utara Natal, dipantai. Saja harus memeriksanja, dan
karena saja tidak tabu menahu tentang lada, saja bawa dalam
perahu seorang datuk, jang lebih banjak tahu tentang itu. Anak
gadisnja, ketika itu berumur tiga belas tahun, turut serta. Kami
berlajar sepandjang pantai dan merasa dj emu ...... "
- "Lalu perahu karam?"
- ,,0, tidak, udara tjerah waktu itu ...... perahu karam ter-
djadi lama kemudian; djika tidak, saja tidak akan merasa
djemu. Kamipun berlajar sepandjang pantai dan udara panas
membakar. Didalam perahu demikian tidak banjak kesempatan
untuk bersenang-senang, dan selain itu saja sedang dalam ke-
adaan bersedih hati karena berbagai seba\>. Pertama, saja me-
ngalami tjinta jang tak sampai, - itu pengalaman saja tiap
hari waktu itu, - tapi selain itu saja berada dalam masa antara
dua keinginan akan kemegahan. Saja mendjadikan diri saja
radja, tapi kemudian dimakzulkan lagi, saja naik menara, tapi
djatuh lagi keatas tanah,...... saja tidak akan mentjeritakan
apa sebabnja. Tjukuplah, saja duduk disana didalam perahu
dengan muka asam dan hati jang gundah gulana; saja dalam
163
keadaan jang disebut orang Djerman: "ungeniessbar" 20). Saja
merasa tidak sepantasnja orang menjuruh saja memeriksa ke-
bun-kebun lada, dan bahwa saja sudah lama seharusnja diangkat
djadi gubemur alam semesta. Lagi pula saja merasa semangat
saja, djiwa saja dibunuh, dengan menaruh saja seperahu dengan
datuk jang bodoh itu dan anaknja.
Perlu saja katakan bahwa saja biasanja senang kepada kepala-
kepala bangsa Melaju, dan dapat bergaul dengan mereka. Me-
reka malahan banjak memiliki sifat-sifat jang membuat saja
lebih menjukainja dari pembesar-pembesar Djawa. Ja, saja
tabu, Verbrugge, bahwa anda tidak setudju dengan saja, sedikit
orang jang setudju dengan saja dalam hal ini ...... tapi saja
tidak akan bitjara tentang itu.
Sekiranja saja melakukan perdjalanan itu pada hari jang lain,
- dengan tidak banjak pikiran jang kalut, - mungkin saja
segera bertjakap-tjakap dengan datuk itu, dan barangkali saja
merasa pertjakapan itu tjukup berharga. Barangkali djuga saja
berhasiI memantjing anak gadis itu bertjakap-tjakap, dan itu
akan menghibur hati saja, sebab anak-anak seringkali ada se-
suatu jang asli padanja, - meskipun saja sendiri waktu itu
masih terIalu anak-anak djuga untuk mempunjai perhatian ter-
hadap keaslian. Sekarang lain haInja; sekarang saja melihat
dalam tiap gadis umur tiga belas tahun suatu naskah jang tidak
ditjoret-tjoret atau sedikit sekali jang ditjoret. Kita mempergoki
sang pengarang "en negligé" 21) dan itu seringkali menjenang-
kan.
Anak itu menguntai manik pada seutas tall, dan nampaknja
mentjurahkan seluruh perhatian untuk pekerdjaan itu. Tiga me-
rah, satu hitam...... tip merah, satu hitam, ...... bagus sekali !
Namanja Si Upik Keteh. Artinja di Sumatra kira-kira: si
puteri ketjil ...... ja, Verbrugge, anda tahu itu, tapi Duc1ari
selalu bertugas di Djawa. Namanja Si Upik Keteh, tapi dalam
20) Tidak dapat dibawa berhandai-handai.
21) Dalam pakaian seadanja.
164
hati saja menjebutnja: si pandir, sebab saja djauh lebih tinggi
daripadanja, menurut anggapan saja.
Hari petang ........ hampir malam; manik-manik disimpan.
Daratan perlahan-Iahan menggeser disamping kami, dan gunung
Ophir makin lama makin ketjil dibelakang kami. Disebelah kiri,
di Barat, diatas lautan jang luas, sangat luas tidak bertepi sampai
Madagaskar, dan Afrika dibelakangnja, matahari menurun, dan
"melantjang-Iantjang" sinarnja jang bertambah pendek leng-
kungnja diatas gelombang, dan iapun mendinginkan diri didalam
laut ...... Persetan, bagaimana bunjinja itu 1"
- "Apa...... matahari 1"
- "Ab, bukan, ... ' ... waktu itu saja membuat sadjak ..... .
Anda bertanja mengapa gerangan
Samudera dipelabuhan Natal,
Dimana-mana patuh dan ramah,
Namun ganas bergelora dipelabuhan Natal,
Senantiasa menggelegak dan bergolak 1
Anda bertanja, dan si anak nelajan
J ang papa mendengar pertanjaan anda,
Berkedip matanja hitam,
Ia menundjuk arah ke Barat nun djauh disana
Dibawah langit melengkung luas.
Dialihkannja pandang dari mata jang legam,
Dan ia memandang arah ke Barat,
Kemanapun anda memandang,
Hanja air, air semata,
Dan laut, laut dimana-mana.
ltulah sebabnja Samudera disini
Menggesel keras pasir dipantai;
Sekitar anda laut semata,
Dan air, air, tiada lain,
Sampai-sampai kepantai Madagaskar.
165
Dan banjak korban disampaikan
Sebagai pampasan kepada Samudera
Dan banjak djeritan terbenam diair,
Tiada jang mendengar, isteri, anak maupun keluarga
] ang tahu hanjalah Tuhan.
Tangan menggapai penghabisan kali,
Menggapai-gapai diatas air,
Meraba-raba, mentjekau, mentjepuk-tjepuk
berputar-putar, ......
Mentjari-tjari tempat bertumpu, ......
Lalu tenggelam selama-Iamanja
Selandjutnja aku tak tahu lagi •••••• ft
- "Anda akan dapat menemukannja kembali djika anda
menulis surat kepada Krijgsman jang djadi klerek anda di Natal,
dia memilikinja," kata Verbrugge.
- "Bagaimana dia mendapatkannja 1" tanja Max.
- "Barangkali dari kerandjang kertas anda...... Tapi djelas
ada padanja. Bukankah didalamnja menjusul legende tentang
dosa pertama jang menenggelamkan pulau jang dahulu me-
lindungi pelabuhan Natal, ...... kisah Djiwa dengan dua orang
saudaranja 1"
- "Ja, itu benar. Legende itu ...... bukan legende. Jang saja
buat ialah parabel, perumpamaan, jang beberapa abad lagi akan
mendjadi legende... . .. djika Krijgsman sering-sering mentjeri-
takannja. Begitu mulanja segala mitologi. "Djiwa" ialah ziel,
sebagaimana anda tahu ......
- "Max, dimana tinggal si puteri ketjil dengan manik-manik
itu 1" tanja Tine.
- "Manik-manik sudah disimpannja. Hari djam enam, dan
disana dibawah garis katulistiwa, djam enam adalah waktu un-
tuk merenung malam, - Natal letaknja beberapa menit di
Utara ; djika saja berdjalan darat ke Air-Bangis, saja naik kuda
melalui garis itu, atau hampir-hampir saja terdjatuh melaluinja.
Saja rasa malam hari orang selalu lebih baik, atau tidak begitu
166
nakal dari pagi bad, dan itu adalab wadjar. Pagi bari kita me-
nguasai diri (bahasa Belanda: boudt zicb te zarnen - pent.)
- saja tabu bahwa ungkapan ini (dalam babasa Belanda -
- pent.) adalah suatu Germanisme, tapi bagaimana saja barus
mengatakannja dalam bahasa Belanda ? - anda djuru sita atau
kontelir atau ...... tidak, tjukuplab itu. SeQrang djuru sita "balt
sicb zusammen" untuk melakukan tugasnja dengan baik bari itu,
...... Ja Tuban, tugas jang bagaimana. Bagaimanakah rupa hati
jang "zusarnrnen .gehalten" itu. Seorang kontelir, saja tidak me-
ngatakan ini tentang anda, Verbrugge, seorang kontelir meng-
gosok-gosok matanja, dan segan-segan menemui asisten residen,
jang berlagak memperlihatkan kelebihannja karena dinasnja
beberapa tahun lebih lama; atau bari itu ia barus mengukur
ladang dan ragu-ragu apakah ia akan mempertahankan kedju-
djurannja, - anda tidak tahu itu, Duclari, sebab anda militer,
tapi sungguh ada kontelir-kontelir jang djudjur, - ia ragu-ragu
antara mempertahankan kedjudjuran dan ketakutannja kepada
Raden Demang......... anu, djangan-djangan kuda dauknja
diminta kembali, kuda jang begitu pandai "menderap" ; - atau
hari itu ia barus dengan tegas mengatakan ja atau tidak mem-
balas surat dinas nornor sekian. Pendeknja, pagi-pagi waktu
bangun, dunia menjerang bati anda; dan itu berat bagi hati,
meskipun hati itu kuat.
Tapi malam hari anda istirabat. Ada sepuluh djarn antara
sekarang dan saat anda melibat kembali djas anda; sepulub
djam; tiga pulub enam ribu detik untuk bidup sebagai manu-
sia ! Itu menjenangkan bagi tiap orang. Itulah saat saja berharap
akan menemui maut...... supaja tiba disana dengan wadjah
jang tak resmi. Itulah saat ketika isteri anda menemukan kem-
bali sesuatu dalam wadjab anda, jang "menangkap"nja, ketika
ia memberikan kepada anda saputangan itu, dengan huruf E 22)
pada sudutnja ......
- "Dan ketika ia belum bisa pilek," kata Tine.
22) Huruf pertama Everdine, nama isteri Havelaar, Tine.
167
- "Ah, djangan ganggu saja .. .... Saja hanja hendak me-
ngatakan, bahwa malam hari orang lebih "gemüthlich" 23).
Djadi, ketika matahari terbenam, saja mendjadi orang jang
lebih baik, dan sebagai buktinja jang pertama, saja berkata
kepada puteri ketjil itu:
- "Sebentar lagi udara sedjuk."
- "Ja, tuan," djawabnja.
Tapi saja, tuan besar, membungkuk lebih dalam lagi kepada
"si pandir" itu, dan mulai bertjakap-tjakap dengannja. Djasa
saja bertambah besar lagi, karena ia tidak banjak mendjawab.
Segala jang saja katakan dibenarkannja; dan itupun mendje-
mukan djuga, meskipun saja tinggi hati.
- "Apàkah kau ingin ikut lain kali ke Teluk-Balai 1" tanja
saja.
- "Djika tuan menjuruh saja."
- "Bukan, saja bertanja kepadamu apakah kau senang me-
lakukan perdjalanan demikian 1"
- "Djika ajah saja menghendaki," djawabnja.
Bukankah itu membikin orang gila. Nah, saja tidak mendjadi
gila; matahari sudah terbenam, dan saja tjukup merasa
"gemüthlich" untuk tidak merasa kapok menghadapi kebodohan
jang demikian; atau lebih tepat, saja kira saja mulai senang
mendengar suara saja, - sebab sedikit orang jang tidak suka
mendengarkan suaranja sendiri ; - dan sesudah sikap saja jang
diam sehari-harian, saja merasa, sesudah saja achimja berkata-
kata, bahwa saja patut menerima jang lebih baik dari djawaban-
djawaban jang bodoh dari Si Upik Keteh itu.
Saja akan mentjeritakan kepadanja sesuatu, pikir saja, supaja
saja sendiri mendengamja pula, dan tidak perlu dia mendjawab
saja. Anda tahu, seperti djuga waktu membongkar kapal, ke-
randjang gula jang paling achir dimuat, itulah pula jang perta-
ma kali dikeluarkan, maka kita pun biasanja mengeluarkan lebih
dulu pikiran atau tjerita jang dimasukkan paling achir. Didalam
23) Ramah tamah.
168
Tijdschrift van Nederlandsch Indië belum selang lama saja
membatja sebuah tjerita Jeronimus 24) tentang "Pemahat Batu
Djepang" ....... Dengarlah, si J eronimus itu menulis hal-hal jang
menjenangkan. Apakah anda bat ja karangannja: Lelang dalam
Rumah Mati? Dan karangannja "Kuburan"? Dan terutama,
Pedati? Nanti akan saja berikan.
Djadi, saja baru sadja membatja: "Pemahat Batu Djepang".
Sekarang tiba-tiba saja ingat bahwa tadi saja kesasar dalam lagu,
dimana saja "menjuruh memandang berkeliling" "mata hitam"
anak nelajan itu, sampai mendjadi djuling ...... dalam satu dju-
rusan. Aneh sekali. Itu adalah asimilasi pikiran-pikiran. Ke-
kesalan saja hari itu bertalian dengan bahaja dipelabuhan Natal
...... anda tahu, Verbrugge, kapal perang tidak boleh merapat
dipelabuhan itu, terutama dalam bulan Djuli ...... ja, Duclari,
musim hudjan disana paling keras bulan Djuli, djustru sebalik-
nja dari disini,...... nah, bahaja dipelabuhan itu berkait pula
dengan rasa kehormatan saja jang terluka, dan rasa kehormatan
itu bertalian pula dengan lagu Djiwa itu. Berkali-kali telah saja
usulkan kepada residen untuk membuat pelindung pantai di
Natal, atau sekurang-kurangnja sebuah pelabuhan buatan di-
muara sungai, dengan maksud supaja ada perdagangan didaerah
Natal, jang menghubungkan negeri Batak dengan lautan. Satu
setengah djuta manusia dipedalaman tidak tahu bagaimana
menjalurkan hasil buminja, karena pelabuhan Natal terkenal
buruk, dan memang demikian. Nah, usul-usul itu tidak diterima
oleh residen, atau sedikitnja ia mengatakan bahwa pemerintah
tidak akan mengabulkannja, dan anda tahu bahwa residen-re-
siden tidak pemah memadjukan sesuatu usul, selain jang
menurut perhitungan mereka akan menjenangkan bagi guber-
nemen. Pembuatan pelabuhan di Natal bertentangan dalam
prinsipnja dengan sistim penutupan, bukannja kapal-kapal di-
24) Nama samaran baron Van Hoëvell, pendeta di Betawi, kemudian
djadi anggota parlemen, dimana ia membela kepentingan penduduk
bumiputera ditanah djadjahan.
169
usahakan kedatangannja, malahan dilarang kapal-kapal lajar
masuk pelabuhan, ketjuali dalam hal .,force majeure" 25). Kalau
masuk djuga sebuah bpal, biasanja penangkap ikan paus bang-
sa Amerika, atau orang Perantjis jang memuat lada didaerah-
daerah keradjaan ketjil jang merdeka disudut Utara, maka
selalu saja menjuruh kapten kapal itu menulis surat kepada saja,
dimana ia meminta izin untuk memuat air minum. Kekesalan
karena gagalnja usaha-usaha saja untuk melakukan sesuatu jang
menguntungkan bagi Natal, atau lebih tepat, rasa keriahan jang
terluka karena diri belum lagi berarti sehingga pelabuhan pun
tidak dapat saja suruh buat dimana saja suka, dan semua ini
berhubungan dengan pentjalonan saja untuk mengatur alam
semesta, ...... nah, itulah jang membuat saja hari itu kesal
sadja. Ketika saja karena terbenamnja matahari agak sembuh,
sebab kesebalan adalah penjakit, maka kesembuhan itu mem-
buat saja teringat kepada Pemahat Batu Djepang, dan barang-
kali saja memilcirkan tjerita itu keras-keras, untuk setjara diam-
diam meneguk tetes terachir dari obat jang saja rasa saja
perlukan, sambil membajangkan kepada diri saja sendiri bahwa
saja melakukan itu demi hendak berbuat baik kepada anak itu.
Tapi anak itu menjembuhkan saja, - sedikitnja untuk sehari
dua hari - lebih baik dari tjerita saja.
"Upik, adalah seorang laki-laki jang memahat batu dari gu-
nung. Pekerdjaannja amat berat, dan dia bekerdja banjak, tapi
upahnja sedikit, dan ia tidak puas.
Ia mengeluh karena pekerdjaannja berat, dan ia berseru: ah,
sekiranja aku kaja, aku akan tidur dibalai-balai dengan kelambu
sutera merah.
Lalu turun seorang malaikat dari langit, dan berkata: anda
akan mendjadi kaja sebagaimana anda kehendaki.
Dan iapun mendjadi kaja. Dan ia tidur diatas balai-balai dan
kelambunja dari sutera merah.
Pada suatu hari, radja berkeliling kota dengan penunggang
25) Terpaksa.
170
kuda didepan keretanja; pun dibelakang kereta ada penunggang
kuda dan pajung keemasan memajungi kepala radja.
Tatkala siorang kaja mendengar tentang itu, hatinja berduka-
tjita karena tidak ada pajung menaungi kepalanja, dan ia tidak
merasa puas.
Ia mengeluh dan berseru: aku ingin mendjadi radja.
Lalu turun seorang malaikat dari langit dan berkata: anda
akan mendjadi radja, sebagaimana anda kehendaki.
Dan iapun mendjadi radja. Dan didepan keretanja banjak
penunggang kuda, pun dibelakang keretanja ada penunggang
kuda, dan orang memajunginja dengan pajung keemasan.
Dan matahari bersinar dengan sinarnja jang terik dan mem-
bakar keradjaan bumi, sehingga rum put mendjadi laju.
Dan radja mengeluh bahwa matahari membakar wadjahnja.
dan lebih berkuasa daripadanja, dan ia tidak merasa puas.
Ia mengeluh dan berseru: aku ingin mendjadi matahari.
Lalu turun seorang malaikat dari langit, dan berkata: anda
akan mendjadi matahari.
Dan ia berobah mendjadi matahari. Dan dikirimnja tjahajanja
keatas dan kebawah; kekanan dan kekiri, dan kemana-mana.
Dan dibakarnja rumput diatas bumi, dan wadjah radja-radja
jang ada dibumi ;
Dan segumpal awan berhenti diantaranja dan bumi, dan tja-
haja matahari dipantulkan kembali.
Dan ia mendjadi murka, karena ada jang berani menentang:
kekuasaannja, dan ia mengeluh bahwa awan itu lebih berkuasa.
daripadanja, dan ia tidak puas.
Ia ingin mendjadi awan jang begitu berkuasa.
Lalu turun seorang malaikat dari langit, dan berkata: anda
akan mendjadi awan sebagaimana anda kehendaki.
Dan iapun mendjadi awan, dan berhenti diantara matahari
dan bumi, dan menampung tjahaja matahari, sehingga rumput
mendjadi hidjau ;
Dan awan itu mendjadi hudjan dan turun dengan tetesan-tete--
san besar diatas bumi, dan membandjiri sungai-sungai, dan
171
bandjir melanda kawanan-kawanan hewan ;
Dan bandjir itu merusak ladang-ladang brena banjaknja air ;
Dan ia djatuh diatas batu jang tidak berkisar. Dan ia djatuh
menderu merupakan arus jang besar, tapi batu itu tidak bergeser.
Dan ia mendjadi murka, karena batu itu tidak mau mengge-
ser ; dan karena betapapun deras arusnja, sia-sia belaka. Dan
ia tidak merasa puas.
Ia berseru : "batu itu lebih berkuasa dari padaku; aku ingin
mendjadi batu."
Lalu turun seorang malaikat dari langit, dan berkata: anda
akan mendjadi batu, sebagaimana anda inginkan.
Dan ia mendjadi batu, dan tidak bergerak ketika matahari
bersinar, pun tidak apabila hudjan turun.
Lalu datang seorang laki-Iaki membawa tjangkul, dan pahat
jang tadjam, dan palu jang berat, jang memahat batu dari batu
gunung.
Dan batu itu berkata: apa pula ini, laki-Iaki ini lebih berku-
asa daripadaku, dan memahat batu dari pangkuanku. Dan ia
tidak merasa puas.
Ia berseru: "aku lebih lemah dari orang ini; aku ingin djadi dia."
Lalu turun seorang malaikat dari langit, dan berkata: anda
akan mendjadi orang itu.
Dan ia mendjadi pemahat batu. Dan ia memahat batu dari
gunung batu, dengan kerdja jang berat, dan ia bekerdja berat
sekali, dengan upah jang sedikit, dan ia merasa puas."
- "Bagus sekali, kata Duc1ari, tapi anda belum membukti-
kan kepada kami, bahwa si Upik ketjil itu mestinja "imponde-
..rabel" 26).
- "Tidak, saja tidak mendjandjikan bukti itu. Saja hanja
hendak mentjeritakan kepada anda, bagaimana saja berkenalan
dengannja. Sesudah selesai bertjerita, saja bertanja: "dan kau
Upik, apa jang kau pilih, sekiranja ada malaikat dari langit ber-
1anja kepadamu, apa jang kau kehendaki ?"
2U) Badannja tanpa bobot
172
- "Tuan, saja akan memohon kepadanja supaja dibawanja
serta kelangit."
- "Bagus sekali, bukan 1" kata Tine kepada tamu-tamunja,
jang barangkali merasa hal itu aneh sekali.
Havelaar berdiri, dan menjapu sesuatu dari djidatnja.
173
Ba b XII
- "Max sajang, kata Tine, tambul kita begitu sedikit ........ .
apakah kau tak bisa ...... kau tahu, Madame Scarron 1) ...... ?"
- "Bertjerita lagi, ganti makan kuweh? Persetan, suaraku
parau; giliran Verbrugge sekarang.
- "Ja, tuan Verbrugge, gantikanlah Max." njonja Havelaar
memohon.
Verbrugge berpikir sebentar, lalu mulai :
- "Adalah seorang laki-Iaki jang mentjuri ajam kalkun.
- ,,0, anda nakal, seru Havelaar, anda dapat itu dari Pa-
dang. Dan, bagaimana selandjutnja?"
- "Tak ada lagi landjutannja. Anda tahu achir tjerita itu?
- "Tentu sadja, saja sudah makan kalkun itu, bersama-sama
dengan ...... orang lain. Tahukah anda mengapa saja di Padang
dibebastugaskan ?
- "Kata orang ada kekurangan dalam kas anda di Natal,
djawab Verbrugge.
- ,,!tu ada benarnja, tapi tidak seluruhnja benar. Di Natal
saja karena bermatjam-matjam sebab tjeroboh sekali dalam per-
tanggungan djawab keuangan, sehingga banjak saja mendapat
tegoran. Tapi jang demikian itu banjak terdjadi waktu itu,
keadaan di Utara Pulau Sumatra, tidak lama sesudah penaklukan
Baros, Tapus dan SingkeI, begitu kalut, segalanja begitu rusuh,
sehingga kita tidak bisa menjalahkan seorang muda jang lebih
I) Tentang Madame Scarron ditjeritakan bahwa karena makanan serba
irit, ia terpaksa menghidangkan tjerita-tjerita sebagai djamuan.
174
suka naik kuda dari menghitung uang atau mengisi kasbuk,
bahwa semuanja tidak begitu teratur dan tjermat, seperti jang
dapat dituntut dari seorang pengurus buku di Amsterdam jang
kerdjanja itu sadja. Tanah Batak sedang bergolak, dan and:l
tabu, Verbrugge, segala jang terdjadi dinegeri Batak, selalu ber-
pengaruh kedaerab Natal. Malam hari saja tidur berpakaian,
supaja segera siap sedia dan itu seringkali perlu. Lagipula ba-
haja itu menarik, - beberapa waktu sebelum kedatangan saja
terbongkar sebuah komplotan untuk membunuh pedjabat sebe-
lum saja dan membuat huru hara, - babaja itu menarik, ter-
utama bagi orang jang baru berusia dua puluh dua tahun, dan
karena itu orang djadi tidak tjakap mengerdjakan kantoran dan
tidak dapat bekerdja teliti seperti jang diperlukan untuk meng-
urus soaI-soal keuangan dengan baik. Selain itu banjak pikiran-
pikiran gila dalam kepala saja ..... .
- "Tidak perlu," seru njonja Havelaar kepada seorang pe-
lajan.
- "Apa jang tidak perlu ?"
- "Aku tadi mengatakan supaja memasak lagi apa-apa di-
dapur ...... dadar misalnja."
- "Ab, ...... dan itu tidak perlu lagi karena aku mulai hen-
dak mentjeritakan tentang pikiran-pikiranku jang gila ...... kau
nakal, Tine. Baiklah. tapi kaum pria djuga punja suara. Ver-
brugge, anda lebih suka apa, dadar atau sedjarah ?
- "Sukar mendjawabnja bagi orang jang tetap hendak ber-
sikap hormat, djawab Verbrugge.
- "Dan saja pun lebih suka tidak memilih, tambah Duclari
pula, sebab memilih disini berarti menjalahkan salah seorang,
tuan atau njonja, dan "entre l' écorce et Ie bois, il ne faut pas
mettre Ie doigt" 2).
"Saja akan tolong tuan-tuan, dadar itu ...... n
- "Njonja, kata Duclari jang sangat hormat, dadar itu pas-
2) Djanganlah memasukkan djari antara kulit dan kaju, djanganlah
tjampur tangan dalam pertentangan keluarga.
175
tilah sama berharga seperti ......
- "Seperti sedjarah 1 Tentu, kalau ia berharga, tapi ada ke-
beratannja ..... .
- "Bertaruh bahwa belum ada gula dirumah, seru Verbrug-
ge, ah, suruhlah ambil dirumah saja apa jang anda perlu.
- "Ada gula ...... dari njonja Slotering ; bukan, bukan itu
soalnja. Djika dadarnja baik, itu bukan soal ..... .
- "Djadi, bagaimana, njonja, apakah ia djatuh kedalam
api ?"
- "Sekiranja itu benar! Tidak, ia tidák dapat djatuh keda-
lam api; ia ........ .
- "Tapi Tine, seru Havelaar, djadi apa jang terdjadi 11"
- "Dadar itu tidak dapat ditimbang, Max, seperti seharus-
nja wanita-wanitamu di Arles ...... Aku tidak punja dadar ..... .
aku tidak punja apa-apa lagi.
- "Djika demikian, demi Tuhan, sedjarah sadja, kata Duc-
lari dengan keputusasaan jang lutju.
- "Tapi ada kopi, seru Tine.
- "Baiklah; mari kita minum kopi diserambi depan, dan
panggil njonja Slotering dan gadis-gadis, kata Havelaar, dan
mereka pun pindah keluar.
- "Aku rasa dia tidak mau, Max, kau tahu makan pun dia
tidak mau bersama kita, dan aku tidak bisa menjalahkannja."
- "Mungkin dia telah mendengar bahwa aku suka mentjeri-
takan hal-hal jang sudah terdjadi, kata Havelaar, dan karena itu
ia enggan mendekat.
- "Ah, tidak, Max, bukan itu soalnja, dia tidak mengerti
bahasa Belanda. Tidak, dia mengatakan kepadaku bahwa ia
hendak mengurus rumah tangganja sendiri, dan aku mengerti.
Kau masih ingat bagaimana kau menterdjemahkan namaku,
E.H.v.W.3)1
- "Eigen haard veel waard, - dapur sendiri sangat berharga.
3) Singkatan nama lengkap isteri Max Havelaar : Everdine Huberte
van Wijnbergen. Sama dengan singkatan Eigen Haard veel Waard
Dapur sendiri sangat berbarga.
176
- "ltu dia. Dia benar; lagipula dia nampaknja tidak suka
bergaul dengan orang lain. Bajangkan, djika disuruhnja pen-
djaga-pendjaga mengusir semua orang jang tidak dikenal dari
pekarangannja ..... .
- "Saja minta sedjarah atau dadar," kata Duclari.
- "Saja djuga," seru Verbrugge, dalih-dalih tidak diterima.
Kami berhak mendapat makanan jang lengkap, karena itu saja
minta tjerita kalkun.
- "ltu sudah saja tjeritakan, kata Havelaar kalkun itu saja
tjuri dari djenderal Van Damme, dan saja makan dengan sese-
orang.
- "Sebelum seseorang itu masuk surga, kata Tine dengan
djenaka.
- "Tidak, itu tjurang, seru Duclari, kami harus tabu menga-
pa anda tjuri kalkun itu."
- "Tentu sadja karena saja lapar, dan itu adalah salah dj en-
deral Van Damme jang memberhentikan saja untuk semen-
tara."
- "Kalau anda tidak mau mentjeritakan lebih banjak, lain
kali saja akan bawa sendiri dadar, kata Verbrugge.
- "Pertjajalah, tidak ada rahasia dibelakangnja. Dia banjak
punja kalkun, dan saja tidak punja seekorpun. Binatang-binatang
itu dihalau melewati pintu saja; saja tangkap seekor, dan saja
berkata kepada orang jang berlagak mendjaganja: "katakan
kepada djenderal bahwa saja, Max Havelaar, menangkap kalkun
ini, karena saja hendak makan."
- "Lalu, epigram itu?"
- "Verbrugge bertjerita tentang itu kepada anda ?"
- "Ja."
- "ltu tidak ada pertaliannja dengan kalkun. Itu disebab-
kan karena ia membebastugaskan banjak pedjabat-pedjabat; di
Padang ada tudjuh atau delapan orang jang dibebastugaskannja
dengan tjara jang kurang atau lebih adil. Kebanjakan diantara
mereka kurang pantas mendapat hukuman demikian, lebih ku-
rang daripada saja. Asisten residen Padang sendiri di sekors-
177
nja, dengan alasan jang saja ma bukan alasan jang dikemuka-
kan dalam surat keputusan. Saja akan tjeritakan itu kepada
anda, meskipun saja tidak bisa memastikan bahwa saja menge-
tahui segalanja dengan betul, dan hanja mentjeritakan kembali
apa jang dianggap orang benar di Padang, dan jang djuga
mungkin benar, terutama djika kita perhatikan sifat-süat dj en-
deral itu.
Ia kawin dengan isterinja untuk memenangkan pertaruhan;
taruhannja satu angker anggur. Djadi dia sering keluar malam,
dan ngelujur kemana-mana. Pedjabat sementara Valkenaar ko-
non pernah memukulnja didjalan sepi dekat rumah piatu gadis-
gadis sebagai pelanggar djalan biasa, ketika ia berdjalan disana
setjara in cognito. Tidak djauh dari sana tinggal Miss •........
Ada desas desus bahwa Miss itU melahirkan seorang baji jang
kemudian menghilang. Asisten residen baru sadja bermaksud
hendak tjampur tangan dalam perkara ini, dan maksudnja itu
rupanja diutjapkannja malam hari ketika diadakan pertemuan
bermain kartu dirumah djenderal. Keesokan harinja ia meneri-
ma perintah untuk pergi ke suatu daerah, dimana kontelir jang
memerintah daerah itu disekors karena tidak djudjur, - entah
benar entah tidak, - untuk mengadakan pengusutan dan "mem-
berikan kab ar" tentang itu. Asisten residen itu agak heran dju-
ga, bahwa ia diperintahkan mengerdjakan sesuatu jang sama
sekali tidak ada hubungan dengan daerahnja, tapi karena ia,
sebenarnja dapat menganggap perintah itu sebagai suatu kehor-
matan, dan karena ia bersahabat baik dengan sang djenderal,
sehingga ia tidak beralasan untuk tjuriga diperangkap, maka
diterimanjalah tugas itu, dan iapun berangkat ke ...... saja
tidak ingat lagi kemana, untuk mengerdjakan apa jang diperin-
tahkan kepadanja. Sesudah beberapa waktu ia kembali, dan
memasukkan suatu laporan jang bunjinja tidak menjalahkan
kontelir itu. Tapi lihatlah, sementara itu orang di Padang me-
ngetahui, jakni setiap orang dan tidak siapa-siapa, bahwa kon-
telir itu hanja dibebastugaskan, agar terbuka kesempatan untuk
memindahkan asisten residen dari tempat itu, supaja ia tidak
178
dapat melaksanakan maksudnja untuk mengusut hilangnja baji
tersebut, atau sedikitnja memperlambat pengusutan itu sehingga
bertambah sukar mentjari keterangan. Sekali lagi saja katakan
bahwa saja tidak tahu apakah ini benar, tapi sesudah saja ke~
mudian lebih banjak mengetahui tentang djenderal Van Damme,
maka tjerita itu saja rasa dapat dipertjaja ; pun di Padang tidak
ada orang jang meragukan bahwa ia dapat melakukan jang demi~
kian, menilik keruntuhan achlaknja. Kebanjakan orang hanja
melihat satu süatnja jang menondjol, jakni keberanian dalam
bahaja; dan djika saja, jang pernah melihatnja dalam bahaja,
berpendapat bahwa ia après tout 4) adalah seorang jang berani,
maka hal itu hanja akan menggerakkan hati saja untuk tidak
mentjeritakan kisah inL Memang benar, di Sumatra banjak jang
"disuruhnja babat", tapi kalau kita lihat sendiri dari dekat,
tidak seberapa djuga keberaniannja itu, dan betapapun aneh
kedengarannja, saja kira keharuman namanja sebagai pradjurit
sebagian besar disebabkan karena ketjenderungan kita memper-
tentang~tentangkan, ketjenderungan jang sedikit banjaknja ada
pada kita semua. Orang suka berkata: benar bahwa Peter atau
Paulus begini, begini atau begini, tapi itulah dia, biarkan dia
begitu; tapi pastilah anda akan dipudji, djika anda mempunjai
kekurangan jang besar, jang menjolok mata. Misalnja anda,
Verbrugge, tiap hari mabuk sadja ..... .
- "Saja?" tanja Verbrugge, jang merupakan teladan orang
jang sedikit sekali minum.
- "Ja, saja membuat anda mabuk, tiap hari. Anda begitu
mabuk sehingga malam hari Duclari tersandung pada tubuh
anda diserambi depan. Dia tidak senang dengan kedjadian itu,
tapi segera ia teringat ada sesuatu sifat jang baik pada anda,
jang dahulu tidak menarik perhatiannja. Dan djika saja datang,
dan saja temukan anda begitu ...... horisontal, maka ia akan
memegang tangan saja, dan berkata: "ah, pertjajalah, biasanja
ia baik, saleh dan pandai !"
4) Betapapun djuga.
119
- "ltu saja katakan tentang Verbrugge, djuga apabila ia
herdiri, vertikal, kata Duc1ari.
- "Tapi tidak begitu berapi-api dan penuh kejakinan. Tjo-
balah ingat betapa sering orang berkata: ,,0, kalau laki-Iaki itu
suka berhati-hati, pasti ia djadi orang berarti, tapi ...... " lalu
menjusul tjerita bagaimana ia tidak berhati-hati, djadi bahwa ia
bukan siapa-siapa. Dan saja kira saja tahu sebabnja. Pun me-
ngenai orang jang sudah meninggal kita hanja mendengar jang
baik-baiknja sadja, jang dahulu tidak pernah diperhatikan. lni
disebabkan karena mereka itu tidak mengganggu siapa-siapa
lagi. Semua orang boleh dibilang bersaing ; kita ingin menunduk-
kan orang lain seluruhnja dan dalam segala hal. Tapi kita tak
dapat mengutjapkannja karena kurang sopan dan malahan ka-
rena kepentingan kita sendiri, sebab segera djuga tidak ada
orang jang pertjaja kepada kita, meskipun kita mengatakan
sesuatu jang benar. Djadi, hams ditjari djalan memutar, dan
lihat1ah bagaimana kita melakukannja. Djika anda, Duclari,
mengatakan: "letnan Slobkous seorang pradjurit jang baik,
sungguh, ia seorang pradjurit jang baik, saja tidak tjukup me-
ngatakan kepada anda betapa baik letnan Slobkous sebagai pra-
djurit ...... tapi dia bukan seorang ahli teori" ...... bukankah
anda mengatakan demikian Duc1ari?"
- "Saja tidak pernah mengen al atau melihat seorang letnan
jang bernama Slobkous."
- "Baiklah, tjiptakan seorang, dan katakan demikian ten-
tang dirinja."
- "Baik, saja tjiptakan dia dan saja katakan demikian."
- "Tahukah anda, apa jang anda katakan sekarang? Anda
mengatakan bahwa anda, Duc1ari, "à cheval" 5), mengenai teori.
Saja tidak lebih baik sedikitpun. Pertjajalah, kita berlaku tidak
adil untuk memarahi orang jang djahat, sebab orang jang baik
diantara kita sangat dekat kepada jang djahat. Sebutlah kesem-
purnaan itu nol, dan jang djahat seratus deradjat, alangkah
11) Hebat, senang sekali.
180
kellrunja kita, kita jang terumbang-ambing antara sembilan
puluh delapan dan sembilan puluh sembilan, menjeru "haro" 6)
kepada seseorang, jang berdiri diatas seratus satu. Dan saja
kira masih banjak orang jang tidak mentjapai deradjat jang
keseratus karena ketiadaan sifat-sifat jang baik, misalnja ke-
beranian, untuk sungguh-sungguh mendjadi dirinja sendiri."
- "Aku berdiri pada deradjat keberapa, Max?"
- "Aku memerlukan kat ja pembesar untuk bagian-bagian
deradjat jang lebih ketjil, Tine."
- "Saja keberatan, seru Verbrugge, - tidak njonja, bukan
terhadap dekatnja anda kepada nol, - bukan, ada pedjabat-
pedjabat jang dibebastugaskan, ada baji jang hilang, ada se-
orang djenderal dituduh ...... saja minta "la pièce" 7) !
- "Tine, usahakanlah supaja lain kali ada apa-apa dirumah.
Tidak, Verbrugge, anda tidak akan mendapat "la pièce", sebe-
lum saja puas bitjara tentang pertentangan-pertentangan jang
saja senangi. Saja mengatakan: tiap orang melihat dalam ma-
nusia sesamanja sematjam saingan. Orang tidak boleh selalu
mentjela, hal itu akan menjolok, karena itu kita suka memudji
suatu sifat jang baik berlebih-Iebihan, supaja tambah mendje-
laskan sifatnja jang buruk, jang sebenarnja itulah jang hendak
kita tondjolkan, tanpa memberikan kesan bahwa kita berpihak.
Djika ada orang jang marah kepada saja, karena saja menga-
takan: "anak gadisnja tjantik, tapi ajahnja seorang pentjuri,"
maka saja mendjawab: "bagaimana anda marah tentang itu,
saja mengatakan bahwa anak anda seorang gadis jang manis."
Anda mengerti, bahwa djawaban ini menguntungkan lipat ganda.
Kami keduanja adalah tukang warung; saja menarik langgan-
annja jang tidak mau membeli rusen pada seorang pentjuri, -
dan sekaligus orang mengatakan tentang saja, bahwa saja seorang
baik, sebab saja memudji anak gadis seorang saingan."
- "Ah, tidak begitu buruk maksudnja, kata Duclari, itu
8) Tjis.
7) Tanda bukti.
181
terIalu."
- "Anda berpendapat demikian, karena perbandingannja
saja buat singkat dan tegas. Anda harns membajangkan ut japan
saja: "dia seorang pentjuri" sebagai ut japan terselubung.
Tapi, djika kita sungguh-sungguh hendak mengakui bahwa
seseorang memiliki suatu sifat jang patut dihormati, didjundjung
atau dikagumi, maka kita merasa senang djika dapat menemu-
kan disamping sifat itu sesuatu jang kurang, jang membebaskan
kita sebagian atau seluruhnja dari upeti berupa sandjungan jang
wadjib. "Kepada penjair sematjam itu, kita harus hormat, tapi
...... ia memukul isterinja." Lalu kita pakai bekas-bekas jang
biru pada badan perempuan itu sebagai alasan untuk tidak
menghormati penjair itu; dan achirnja kita merasa senang bah-
wa ia memukul isterinja, jang sungguh merupakan suatu per-
buatan jang buruk. Djika kita harns mengakui bahwa seseorang
mempunjai sifat-sifat jang membuat ia pantas didjundjung ting-
gi ; djika kita tidak dapat lebih lama mengingkari keistimewaan-
nja, tanpa orang menuduh kita tidak tabu apa-apa, tidak punja
perasaan atau iri hati, maka kita mengatakan: "baiklah, dia
patut didjundjung tinggi!" Tapi sementara orang menarnhnja
diatas tempat jang tinggi, dan orang jang dihargai itu mengira
bahwa kita sungguh kagum dengan keistimewaannja, kita sudah
membuat djerat didalam "lasso" jang dimaksud untuk menarik
nja kebawah, pada kesempatan baik jang pertama. Makin ba-
njak mutasi diantara "inhaber" 8), pidjakan kaki, makin besar
harapan bagi setiap orang untuk mendapat giliran pula, dan
ini adalah suatu kenjataan, sehingga kita karena kebiasaan, dan
untuk latihan, seperti seorang pemburu jang menembak burung
gagak tanpa memungutnja, djuga ingin meruntuhkan patung-
patung, jang dipidjakannja tidak akan pemah kita naiki. Djika
Kappelman 9) makan sirkol dan minum bir murah, ia suka
berkata; "Iskandar tidak agung .. . . .. dia serba berlebih-Iebih-
8) Pemilik.
9) Penamaan bap tipe orang ketjil.
182
an," walaupun Kappelman tidak pedu bersaing dengan Iskan-
dar dalam penaklukan dunia.
Bagaimanapun djuga, saja jakin bahwa kebanjakan orang
tidak akan pernah menganggap djenderal Van Damme begitu
berani, djika keberaniannja itu tidak dapat dipergunakan untuk
ut japan jang selalu ditambahkan: "tapi ...... tidak punja rasa
susila !" Lagipula, ketiadaan rasa susila itu tidak akan dianggap
begitu penting oleh kebanjakan orang, jang djuga bukan orang
jang bersih sama sekali, djika mereka tidak memedukannja
untuk meniadakan keharuman namanja sebagai orang jang be-
rani, jang membuat beberapa orang tidak dapat tidur.
Satu sifatnja jang istimewa: ia punja kemauan jang kuat.
Apa jang diniatkannja "harus terdjadi, dan biasanja terdjadi dju-
ga kemudian. Tapi, - anda lihat bahwa saja segera mengemuka-
kan kebalikannja lagi, - tapi dalam memilih tjara-tjara, dia
agak ...... bebas; dan seperti Van der Palm 10), menurut ang-
gapan saja kurang tepat, mengatakan tentang Napoleon: "rin-
tangan-rintangan kesusilaan tidak pernah mendjadi halangan
baginja," maka tentu lebih mudah orang mentjapai ttidjuannja
dari apabila ia merasa terikat oleh rintangan sematjam itu.
Singkatnja, asisten residen Padang memberikan laporan jang
baik bunjinja mengenai kontelir jang dibebastugaskan itu, jang
karena itu pemetjatannja dirasakan kurang adil. Desas desus
di Padang terus djuga beredar, orang bitjara tentang sianak
jang hHang, asisten residen terpaksa memeriksa lagi perkara itu,
tapi sebelum ia sempat mendjernihkan persoalan, ia mendapat
surat keputusan dari gubernur Sumatera Barat jang membebas-
tugaskannja "karena melalaikan kewadjiban." Dikatakan bahwa
ia, karena rasa persahabatan atau rasa kasihan, memberikan
gambaran jang palsu tentang perkara kontelir itu, meskipun ia
mengetahui hal jang sebenarnja.
Saja tidak membatja surat menjurat mengenai perkara ini,
tapi saja tahu bahwa asisten residen itu sama sekali tidak punja
10) Pengarang Belanda abad ke-19.
183
hubungan dengan kontelir itu, buktinja, orang memilih dia untuk
memeriksa perkara itu; selain itu saja tabu bahwa. ia seorang
jang terhormat dan bahwa pemerintab pun menganggapnja de-
mikian, buktinja, pemetjatannja dibatalkan sesudah perkara itu
selesai diperiksa, ditempat lain diluar Sumatera Barat. Pun kon-
telir itu kemudian direhabilitasi. Pemetjatan mereka itulah jang
memberikan saja ilham untuk menuIis epigram itu, jang saja
suruh letakkan diatas medja makan djenderal, oleh seorang jang
waktu itu bekerdja padanja dan duIu bekerdja pada saja.
Putusan pemetjatan berpindah-pindah, memerintah kita
sambil memetjat,
Jan Serbapetjat, gubemll'r, manusia serigala zaman
sekarang,
Memetjat nuraninja sendiri dengan gembira, -
Kalau beI.um ia memetjatnja lama sudah untuk selama-
lamanja.
- "Saja rasa itu tidak pantas," kata Duclari.
- "Saja djuga, •....• tapi saja hams melakukan sesuatu.
Bajangkan, saja tidak punja uang, tidak menerima apa-apa, se-
hari demi sehari saja takut mati kelaparan, dan itu memang
hampir terdjadi. Saja tidak punja relasi di Padang, atau sedikit
sekali, lagipula saja telah mengatakan kepada djenderal bahwa
dialah jang bertan,ggungdjawab kalau saja mati karena pende-
ritaan, dan bahwa saja tidak akan menerima bantuan dari
siapapun djuga. Dipedalaman ada orang jang mendengar ten-
tang keadaan saja dan mengundang saja untuk datang keru-
mahnja, tapi djenderal melarang memberikan surat djalan kepada
saja untuk pergi kesana. Berangkat ke Djawa pun saja tidak
boleh. Dimana-mana saja bisa menolong diri saja sendiri, dan
barangkali djuga disana, kalau orang tidak begitu takut kepada
djenderal jang maha kuasa itu; rupanja dia bermaksud mem-
biarkan saja mati kelaparan. ltu berlangsung sembilan buIan
lamanja !"
184
- "Dan bagaimana anda dapat bertahan selama itu; atau
apakab djenderal itu banjak punja kalkun ?"
- "Tidak, saja hanja melakukan itu sekali ...... saja menulis
sadjak-sadjak, dan komedi-komedi, ...... dan sebagainja ...... "
- "Dan anda bis a beli beras dengan itu di Padang?"
- "Tidak, dan sajapun tidak minta beras untuk itu, ..... .
tidak, lebih baik tidak saja katakan bagaimana saja hidup
waktu itu."
Tine mendjabat tangannja, dia tahu.
- "Saja membatja beberapa baris, jang kabamja anda tulis
waktu itu, dibelakang sehelai kwitansi," kata Verbrugge.
- "Saja tabu apa maksud anda; baris-baris itu melukiskan
keadaan saja. Ketika itu ada sebuah madjalah, "De Kopiist",
saja berlangganan. Karena madjalah itu dilindungi oleh peme-
rintah, - redaktumja amtenar pada Sekretari Vmum, - wang
langganannja dibajar kepada kas negeri. Saja disodori kwitansi
sedjumlah dua puluh gulden. Wang itu harus diurus dibiro-biro
gubemur, dan kwitansi itu djika tidak dibajar, harus melalui
biro-biro itu untuk dikembalikan ke Betawi, maka saja pergu-
nakan kesempatan itu untuk memprotes kemiskinan saja dibe-
lakang kwitansi:
Vingt florins ... . .. quel trésor! Adieu, littérature,
Adieu, Copiste, adieu! Trop malheureux destin
Je meurs de faim, de froid, d'ennui et de chagrin, ..... .
Vingt florins font pour moi deux mois de nourriture.
Si j'avais vingt florins ...... je serais mieux chaussé,
Mieux nourri, mieux logé; j'en ferais bonne chère ..... .
11 faut vivre avant tout, soit vie de misère:
Le crime fait la honte, et non la pauvreté.
Tapi ketika kemudian saja membawa dua puluh gulden ke-
pada redaksi "Kopiist", dikatakan bahwa saja tidak usab bajar
apa-apa. Rupanja djenderal itu sendiri jang membajarkan untuk
saja, supaja tidak terpaksa mengirim kembali kwitansi jang
185
bertulis itu ke Betawi.
- "Tapi, ...... apa jang dilakukannja sesudah anda meng-
ambil kalkun itu, itu kan pentjurian, dan sesudah epigram itu ?"
- "Dia menghukum saja kedjam sekali. Djika saja untuk
soal-soal itu disuruhnja adili karena bersalah tidak menghor-
mati gubernur Sumatera Barat, hal mana pada waktu itu bisa
sadja ditafsirkan sebagai "usaha untuk merobohkan kekuasaan
Belanda, dan menghasut untuk berontak", atau "mentjuri di-
djalan umum", maka ia membuktikan bahwa ia seorang manu-
sia jang baik hati. Tapi tidak, dia menghukum saja dengan tjara
jang lebih baik! Kepada orang jang mendjaga kalkun itu ia
memerintahkan supaja selandjutnja mengambH djalan lain, dan
mengen ai sadjak saja ...... itu lebih sial lagi, dia tidak menga-
takan apa-apa, dan tidak berbuat apa-apa. Itulah jang kedjam !
Dia sama sekali tidak memberi saja kesempatan untuk mendjadi
martir ...... saja tidak mendjadi penting karena dituntut, dan
tidak boleh merasa tjelaka karena kepetahan saja jang keter-
laluan ...... sungguh, saja djadi muak dengan epigram dan
kalkun. Karena tidak adanja perhatian padamlah api djeni, sam-
pai njalanja jang terachir ...... inklusif ! Saja tidak pernah me-
lakukannja lagi.
186
Bab XIII
- "Dan bolehkah sekarang kami tahu mengapa anda dibebas-
tugaskan ?" tanja Duclari.
- ,,0 ja, semua jang saja katakan ini sungguh benar dan
malahan masih bis a dibuktikan; anda akan bis a melihat bahwa
saja tidak berlaku lantjang, dalam tjerita saja mengenai anak
jang hilang, desas-desus di Padang itu tidak bisa ditolak begitu
sadja, sebab sangat bis a masuk akal djika orang sudah menge-
nal djenderal itu dalam hal-hal jang mengenai diri saja.
Didalam rekening-rekening kas saja di Natal ada jang kurang
teliti dan kelalaian-kelalaian. Anda tahu, kurang teliti mengaki-
batkan kerugian; tidak pernah orang untung karena kesem-
bronoan. Dikatakan bahwa ketekoran ada ribuan gulden. Tapip
perhatikanlah, selama saja di Natal, tidak pernah orang me-
ngatakannja kepada saja. Tiba-tiba sadja saja dipindahkan ke
negeri-negeri hulu Padang. Anda tahu, Verbrugge, bahwa di
Sumatera, penempatan dihulu Padang dianggap lebih mengun-
tungkan dan lebih menjenangkan dari penempatan diresidensi
Utara. Beberapa waktu sebelumnja saja bertemu gubernur itu
dikantor saja, - nanti anda akan tahu mengapa, dan bagaimana.
- dan selama ia bermukim didaerah saja dan malahan dirumah
saja, ada terdjadi hal-hal, dimana saja merasa berkelakuan "sa-
ngat baik" ; karena itu saja menganggap kepindahan itu sebagai
suatu kehormatan, dan sajapun berangkat dari Natal ke Padang.
Saja berlajar dengan kapal Perantjis: "Baobab", dari Marseille,
jang barusan memuat lada Atjeh, dan, tentu sadja, di Natal
187
"kehabisan air minum". Ketika saja tiba di Padang dengan mak_
sud dari sana berangkat kepedalaman, tentu sadja saja ingin
menghadap gubernur, tapi kepada saja dikatakan bahwa ia tidak
bisa menerima saja, dan bahwa keberangkatan saja ketempat
pekerdjaan jang baru itu harus ditunda sampai ada perintah
lagi. Anda mengerti bahwa saja amat heran tentang hal ini,
lebih-lebih karena di Natal ia meninggalkan saja dengan pera-
saan jang membuat saja mengira bahwa ia menjenangi saja.
Saja tidak banjak kawan di Padang, tapi dari kawan-kawan jang
sedikit itu saja mendengar, atau lebih tepat, saja mendapat ke-
san dari mereka itu, bahwa sang djenderal sangat gusar kepada
saja. Saja katakan saja mendapat kesan, sebab, dipos luar se-
Perti Padang waktu itu, sikap baik kebanjakan orang dapat
mendjadi ukuran apakah seseorang disenangi oleh gubernur.
Saja merasa akan timbul badai, tapi saja tidak tahu dari mana
datangnja. Karena saja memerlukan uang, saja minta pindjaman
kepada beberapa orang, tapi saja sungguh heran, dimana-mana
orang mengatakan tidak punja uang. Di Padang, dan demikian
djuga ditempat-tempat lain di Hindia, pikiran orang dalam hal
itu biasanja luas. Orang dengan senang hati, dalam hal jang
lain, memberikan uang muka beberapa ratus gulden kepada
seorang kontelir jang dalam perdjalanan, dan tiba-tiba tidak
bisa meneruskan perdjalanannja. Tapi orang tidak mau meno-
long saja sama sekali. Saja bertanja kepada beberapa orang
apa sebab saja ditjurigai, dan "de til en aiguille" 1) saja achir-
nja mendapat tahu, bahwa orang menemukan kesalahan-kesala-
han dan kelalaian-kelalaian dalam urusan keuangan jang di-
pertjajakan kepada saja di Natal, hal mana menjebabkan saja
ditjurigai "tidak djudjur dalam administrasi". Bahwa ada kesa-
lahan-kesalahan dalam administrasi saja, tidak mengherankan
bagi saja. Saja akan heran djika dikatakan jang sebaliknja. Sang
gubernur sendiri telah melihat bagaimana saja terus menerus
djauh dari kantor saja, bergulat dengan ketidaksenangan pen-
1) Dari jang satu kepada jang lain.
188
duduk dan pertjobaan-pertjobaan mengadabn pemberontakan,
sebingga ia memudji saja sebagai orang jang "berani", bagai-
manakah ia dapat menjebut saja tidak setia atau tidak djudjur ;
dia sendiri, lebih-lebih dari orang lain, tahu bahwa didalam hal
ini tidak ada lain dari "force majeure" 2).
Dan sekalipun orang tidak mau mengakui force majeure itu,
meskipun orang menganggap saja bertanggungdjawab terhadap-
kesalahan-kesalahan jang terdjadi pada saat-saat saja, kerap
kali dengan menghadapi bahaja maut, djauh dari kas dan jang
sematjam itu, harus menjerahkan penjelenggaraannja kepada
orang lain, meskipun orang menuntut dari saja, bahwa saja ha-
rus melakukan pekerdjaan jang satu tanpa melalaikan jang
lain, masih dapat saja mengatakan bahwa saja hanja dapat di-
salahkan karena tjeroboh, tapi bukan sama sekali "tak setia".
Lagipula pada masa itu terutama, ada tjontoh-tjontoh dimana
pemerintah mengakui sukarnja kedudukan kebanjakan pedja-
bat negeri di Sumatera, dan nampaknja "dalam prinsipnja" di-
terima, untuk tidak bersikap keras dalam hal-hal sematjam itu.
Dirasa sudah tjukup untuk meminta kembali uang jang kurang
dari pedjabat-pedjabat bersangkutan, dan haruslah ada bukti-
bukti jang djelas sekali baru orang mengutjapkan perkataan "tak
setia". Sajapun di Natal mengatakan sendiri kepada gubemur,
bahwa saja kuatir sesudah memeriksa perhitungan saja dikantor-
kantor di Padang, abn harus membajar banjak, lalu dia men-
djawab sambil mengangkat bahu: "Ah ...... soal keuangan itu
...... " seolah-olah ia merasa sendiri bahwa jang tidak penting
harns mengalah kepada jang penting.
Memang saja harus mengakui bahwa soal-soal keuangan adalah
penting, tapi bagaimanapun pentingnja, didalam hal ini masih
kurang penting dari lain-lain urusan dan kegiatan. Djika karena
sembrono atau brena lalai ada kekurangan beberapa ribu da-
lam kas saja, maka saja sebut ini bukan perkara ketjil; tapi
djika kekurangan beberapa ribu itu disebabkan brena usaha-
2) Keadaan jang terpaksa.
189
usaha saja jang berhasil untuk mentjegah pemberontakan jang
akan membakar daerah Mandailing, dan mengembalikan orang
Atjeh ketempat-tempat dari mana kami baru sadja mengusir
mereka dengan banjak mengorbankan uang dan rakjat, maka
kekurangan itu tidak apa-apa, dan adalah kurang adil untuk
menuntut pembajarannja kembali dari orang jang telah menje-
lamatkan kepentingan-kepentingan jang djauh lebih besar.
Namun saja setudju dengan pembajaran kembali, sebab djika
tidak diminta kembali, maka pintu akan terbuka lebar bagi ke-
tidakdjudjuran.
Sesudah tinggaI beberapa hari, anda bisa bajangkan dengan
pikiran bagaimana, saja menerima surat dari sekretari gubemur,
dimana dikatakan bahwa saja diragukan kesetiaan saja, dan
diminta supaja saja mendjawab beberapa pertanjaan jang
menjangkut hal-hal jang terdjadi dikantor saja. Beberapa hal
segera dapat saja djelaskan, tentang beberapa jang lain saja
pedu membatjai surat-surat, dan terutama penting bagi saja
untuk memeriksa beberapa hal di Natal. Saja harus memeriksa
pada klerk-klerk atau pegawai-pegawai sebab-sebab timbulnja
kekeliruan-kekeliruan dan mungkin sekali saja dikota itu akan
berhasil dalam usaha-usaha saja untuk mendjelaskan segalanja.
Kelalaian misalnja untuk menghapuskan uang jang dikirim ke
Mandailing, - anda tabu, Verbrugge, bahwa pasukan-pasukan
dipedaIaman dibajar dari kas NataI, - atau kelalaian sematjam
itu, jang mungkin segera dapat ditemukan, djika saja dapat me-
meriksa ditempat, itulah mungkin jang menjebabkan timbulnja
kesalahan-kesalahan jang menjedihkan itu. Tapi sang djenderal
tidak mengizinkan saja berangkat ke Natal. Penolakannja itu
membuat saja lebih-Iebih memperhatikan anehnja tjara saja di-
tuduh tidak setia. Mengapa saja tiba-tiba dipindahkan dari
Natal, pada hal dia seolab-olab menjenangi saja, djika ia men-
tjurigai kesetiaan saja? Mengapa saja baru diberitahu tentang
ketjurigaan jang memaIukan itu sesudah saja djauh dari tempat
dimana saja mempunjai kesempatan untuk mempertanggung-
djawabkan diri saja? Dan terutama, mengapa perkara itu di-
190
sodorkan kepada saja begitu tiba-tiba dengan kesannja jang
sangat buruk, bertentangan dengan kelaziman dan keadilan ?
Sebelum· saja dapat mendjawab semua tuduhan itu sebaik-
baiknja, tanpa arsip atau keterangan lisan, saja mendengar,
bahwa sang djenderal sangat gusar kepada saja: "karena saja
di Natal telah melawan kemauannja" hal mana kata orang
menambahkan, "adalah kesalahan jang besar" dari pihak saja.
Maka timbullah sesuatu dalam pikiran saja. Ja, saja telah
melawan kemauannja, tapi dengan naif saja mengira bahwa ia
akan menghormati saja karena itu. Saja telah melawan kemauan-
nja, tapi waktu ia berangkat tidak ada sesuatu jang memberi
alasan kepada saja untuk menduga bahwa ia gusar karena itu ;
saja bodoh, kepindahan jang menguntungkan ke Padang saja
terima sebagai bukti bahwa "perlawanan" saja menjenangkan
hatinja. Anda akan lihat betapa sedikit saja mengenalnja wak-
tu itu.
Tapi sesudah mendengar bahwa inilah sebabnja orang me-
nimbang administrasi keuangan saja dengan begitu tadjam,
maka saja merasa tenang. Pasal demi pasal saia djawab sebaik-
baiknja, dan saja achiri surat saja, saja masih punja aslinja,
dengan kata-kata:
"Saja telah mendjawab kritikan-kritikan terhadap adminis-
trasi jang saja pegang, sebaik jang mungkin saja lakukan
tanpa arsip atau pemeriksaan ditempat. Saja mohon Paduka
Jang Mulia supaja djangan memakai pertimbang.an-per-
timbangan jang lunak terhadap diri saja. Saja masih muda
dan tidak berarti dibandingkan dengan kekuasaan pengerti-
an-pengertian jang berlaku jang harus saja lawan demi
prinsip-prinsip saja, tapi saja tetap bangga atas kebebasan
saja jang berdasarkan susila, bangga atas kehormatan saja."
Keesokan harinja saja dibebaskan karena administrasi jang
tidak djudjur, Djaksa Umum diperintahkan untuk melakukan
"tugas dan kewadjibannja" terhadap saja.
Demikianlah saja berada di Padang, dalam usia belum lagi
duapuluh tiga tahun, memandang kemasa depan jang akan mem-
191
bawa kekedjiankepada saja. Ada orang menasehati saja UDtuk
mengemukakan usia saja jang masih muda, - saja belum de-
wasa ketika melakukan kesaIahan-kesaIahan jang dituduhkan
itu, - tapi saja tidak mau. Saja sudah terlaIu banjak berpikir
dan menderital dan saja berani berkata, sudah terlaIu banjak
bekerdja, karena itu saja tidak mau bersembunji dibelakang usia
saja jang masih muda. Anda lihat dari penutup Burat jang saja
kutip tadi, bahwa saja tidak mau diperlakukan sebagai anak
ketjil, saja jang di Natal telah melakukan kewadjiban saja ter-
hadap sang djenderaI sebagai laki-Iaki; lagipula dari surat itu
dapat anda lihat betapa tidak tepat dasar tuduhan jang di-
lontarkan orang terbadap diri saja, sebab barangsiapa jang ber-
salah, dia tidak akan menulis begitu.
Orang tidak menangkap saja, dan ini seharusnja terdjadi,
kalau tuduh;m itu dianggap sungguh-sungguh. Barangkali ke-
lalaian jang kelihatan itu bukan tidak beralasan. Orang kurung-
aD harus diberi makanan dan rawatan. Karena saja tidak dapat
meninggalkan Padang, sebenamja saja adalah seorang kurungan,
tapi seorang kurungan tanpa atap dan tanpa makanan. Saja
berkali-kali ~eDldis surat kepada sang djenderal, dengan sia-sia,
bahwa ia tidak boleh menghalangi keberangkatan saja dari
Padang, sebab meskipun saja bersalah, tidak boleh kedjahatan
saja dihukum dengan "menderita kelaparan".
Madjelis pengadilan tidak tabu apa jang harus dilakukannja,
dan achimja memutuskan bahwa mereka tidak berwenang, se-
bab tuntutan kedjahatan jang dilakukan dalam hubungan dinas,
hanja dapat didjalankan, djika ada izin dari pemerintah di
Betawi. Sesudah itu sang djenderal, sebagaimana saja katakan,
menahan saja sembilan bulan di Padang. Achimja gubemur
djenderaI Merkus memerintahkan kepadanja untuk memberang-
katkan saja ke Betawi.
Sesudah saja beberapa tahun kemudian mendapat wang se-
dikit, - Tine-ku sajang, kaulah jang memberikannja, - saja
bajar beberapa ribu .gulden untuk mentjotjokkan rekening-
rekening di NataI tahun 1842 dan 1843, lalu berkata seseorang
192
jang dapat dianggap sebagai wakil pemerintah Hindia Belanda :
"kalau saja ditempat anda, saja tidak akan melakukan itu ..... .
saja tidak akan membajarnja untuk selama-Iamanja.
Ainsi va Ie monde !" 3)
Baru sadja Havelaar hendak memulai tjerita jang sudah lama
ditunggu-tunggu oleh tamu-tamunja dan jang akan mendjelas-
kan dalam hal apa dan mengapa ia "melawan kemauan" djen-
deral Van Damme di Natal, njonja Slotering munt jul diserambi
depan rumahnja, dan menggamit opas polisi jang duduk diatas
bangku disamping rumah Havelaar. Opas itu pergi kepadanja,
dan meneriakkan sesuatu kepada seorang laki-Iaki jang tadi
masuk kedalam pekarangan, rupanja dengan maksud hendak
pergi kedapur jang letaknja dibelakang rumah. Kami mungkin
tidak memperhatikan hal itu, djika siang itu njonja Havelaar
tidak mengatakan waktu makan, bahwa njonja Slotering sangat
penakut dan melakukan sematjam pengawasan terhadap tiap
orang jang masuk pekarangan. Kami melihat orang jang di-
panggil oleh opas itu, menudju kepadanja, dan rupanja njonja
Slotering memadjukan pertanjaan-pertanjaan jang achirnja tidak
dapat didjawab dengan baik oleh orang itu. Artinja, ia berbalik
dan keluar lagi dari pekarangan.
- "Sajang sekali, kata Tine, barangkali orang itu hendak
mendjual ajam atau sajur; saja belum punja apa-apa dirumah."
- "Surub sadja orang membelinja, kata Havelaar, anda tahu
bahwa wanita bumiputera suka berkuasa. Suaminja dahulu
orang penting disini, dan meskipun seorang asisten residen se-
benarnja tidak banjak artinja, didalam wilajahnja ia adalah se-
orang radja ketjil; isterinja belum biasa dengan pikiran bahwa
ia tidak berkuasa lagi. Djanganlah kita mengambil kenikmatan
ketjil dari perempuan jang malang itu, buatlah seolah-olab anda
tidak melihatnja.
Bagi Tine hal ini tidak sukar; dia tidak suka kekuasaan.
3) Begitulah dunia.
193
Pedu disini berpandjang kalam, malahan saja hendak ber-
pandjang kalam tentang kepandjangan kalam. Tidak mudah bagi
seorang pengarang, mengambil djalan tengah, djangan terlalu
banjak dan djangan terlalu sedikit, dan bertambah sukar lagi
kalau ia melukiskan keadaan-keadaan jang menempatkan pem-
bat ja dinegeri jang tidak dikenal. Terlalu erat hubungan antara
tempat-tempat itu dan kedjadian-kedjadian, sehingga lukisan
tempat-tempat itu tidak bisa dihilangkan sama sekali, dan meng-
hindari kedua ranjaw jang saja maksud itu djadi berlipat ganda
sukarnja bagi orang jang memilih Hindia, sebagai pentas tje-
ritanja, sebab di mana pengarang jang menggambarkan keadaan-
keadaan di Eropah, menganggap banjak jang sudah diketahui,
orang jang menampilkan tjeritanja bermain di Hindia, harus se-
lalu bertanja kepada dirinja sendiri apakah pembatja jang bukan
orang Hindia dapat menanggapi beberapa keadaan dengan tepat.
Djikalau pembatja Eropah membajangkan njonja Slotering
"menumpang" pada keluarga Havelaar, sebagaimana halnja di
Eropah, maka ia tidak akan mengerti mengapa dia tidak hadir
bersama orang-orang jang minum kopi diserambi depan. Me-
mang sudah saja katakan, bahwa ia mendiami rumah tersendiri,
tapi untuk pengertian jang tepat dan djuga untuk mengerti ke-
djadian-kedjadian kemudian, memang pedu saja memperkenal-
kan kepada anda mmàh dan pekarangan Havelaar sekedarnja.
Orang sering menjalahkan pengarang besar jang menulis buku
Wavedey 4) bahwa dia atjapkali menjalahgunakan kesabaran
pembatjanja, dengan menjediakan halaman terlalu banjak un-
tuk melukiskan tempat, tapi tjelaan itu saja rasa tidak beralasan,
dan saja kira, untuk menilai kebenaran kritikan jang demikian
itu, kita harus memadjukan pertanjaan: apakah perlu pelukisan
itu supaja orang mendapat kesan jang tepat tentang apa jang
hendak disampaikan oleh pengarang kepadanja? Djika perlu,
maka djanganlah salahkan dia mengharapkan anda bersusah
pajah membatja, apa jang dia tuliskan dengan bersusah pajah
4) Roman S"rr Walter Seatt
194
pula; djika tidak, maka lemparkanlah buku itu; sebab penga-
rang, jang begitu bodoh untuk tanpa ada perlunja memberikan
topografi sebagai pengganti buah pikiran, djarang jang tjukup
berharga untuk dibatja, djuga dimana achirnja lukisannja me-
ngenai tempat berhenti. Tapi djuga pendapat pemba tja tentang
perlu atau tidak perlunja suatu penjimpangan, seringkali tidak be-
nar, karena sebelum terdjadi bentjana dia tidak dapat mengetahui
apa jang perlu dan apa jang tidak perlu untuk memperkembang-
kán keadaan sedikit demi sedikit; dan apabila sesudah terdjadi
bentjana, ia mengambil lagi buku itu, - saja tidak bitjara
tentang buku-buku jang hanja dibatja sekali, - dan masih
berpendapat bahwa penjimpangan ini atau itu bisa dihilangkan
tanpa merusak kesan keseluruhan, masih tetap djadi pertanjaan
apakah ia dari keseluruhan itu mendapat kesan serupa itu, djika
pengarang tidak dengan tjara jang sedikit banjak dibuat-buat
memberinja kesan itu, djustru karena penjimpangan-penjim-
pangan jang dianggapnja tidak perlu itu.
Apakah anda mengira bahwa kematian Amy Robsart akan
begitu mengharukan anda, djika anda seorang asing diserambi-
serambi Kenilworth 5) ? Dan pertjajakah anda bahwa tidak ada
hubungan antara pakaian jang mewah jang dipakai oleh Lester
jang tjelaka itu waktu menemui Amy Robsart, dan djiwanja jang
hitam, - hubungan berupa pertentangan ? Tidakkah anda me-
rasa bahwa Lester, - semua orang mengetahui hal ini dari sum-
ber-sumber lain dari roman itu, - bahwa ia djauh lebih djahat
dari jang dilukiskan dalam Kenilworth ? Tapi pengarang roman
jang besar itu jang lebih suka memikat dengan tjara menjusun
wama-wama dengan indah, dari dengan kekasaran wama, me-
rasa dibawah martabatnja untuk mentjelupkan penanja dalam
segala lumpur dan segala darah jang melekat pada kekasih
Elisabeth 6) jang tak pantas itu. Dia hanja hendak menundjuk-
kan sebuah titik didalam bentjah kotoran itu, tapi dia pandai
5) Istana graf Leicester dalam roman Walter Scott jang djudulnja sama.
6) Seri Ratu Inggris (1558-1603).
195
menampilkan titik-titik demikian dengan memperlihatkan hal-
hallain disamping itu, didalam tulisan-tulisannja jang abadi.
Barangsiapa jang mengira bisa membuang segala jang ditaruh
disamping itu karena tidak pedu, sama sekali tidak ingat, bah-
wa untuk mentjari efek, orang harus pindah kepada aliran jang
sedjak 1830 bersemarak di Perantjis begitu lama, meskipun
saja harus mengatakan demi kehormatan negeri itu, bahwa
pengarang-pengarang jang dalam hal ini paling banjak mela-
kukan kesalahan terhadap selera jang baik, djustru paling di-
hargai di luar negeri, dan tidak di Perantjis sendiri. Pengikut-
pengikut aliran itu - saja kira sekarang tidak ada lagi, -
merasa mudah meraup kedalam genangan darah dan melontar-
kan gumpalan-gumpalan besar keatas lukisan, supaja kelihatan
dari djauh. Mudah sadja melukis garis-garis kasar merah dan
hitam, lebih mudah dari menarik garis-garis halus jang
nampak dalam kelopak kembang bakung. Karena itulah mereka
biasanja memilih radja-radja sebagai pahlawan tjerita-tjeritanja,
sebaiknja dari zaman dahulu kala ketika bangsa-bangsa masih
biadab. Lihatlah, kesedihan radja dilukiskan diatas kertas de-
ngan tangisan rakjat; kemarahannja memberi pengarang kesem-
patan untuk membunuh beribu-ribu orang dimedan perang;
kesalahan-kesalahannja memberi peluang untuk melukiskan
kelaparan dan penjakit sampar ...... itulah jang 'bisa digambar-
kan oleh pensil-pensil jang kasar. Djika anda tidak terharu oleh
majat laki-Iaki jang tergeletak disana, nah, didalam tjerita saja
ada tempat untuk seorang "lagi" jang masih meregang-regang
dan mendjerit-djerit; apakah anda tidak menangis melihat ibu
jang sia-sia mentjari anaknja, nah, saja perlihatkan kepada anda
seorang ibu lain jang menjaksikan anaknja dibelah empat;
kalau anda belum djuga terharu dengan siksaan orang laki-Iaki
itu sampai mati, saja akan melipatgandakan perasaan anda se-
ratus kali dengan menjuruh siksa sembilan puluh sembilan orang
lain disampingnja; djika anda membatu djuga dan tidak ngeri
melihat serdadu jang memakan tangan kirinja didalam benteng
terkepung karena lapamja ......
196
Epikuris ! Saja usuIkan anda memberi komanáo : "Kanan dan
kiri, bentuklah lingkaran, masing-masing makan tangan kiri
orang jang berdiri dikanannja ...... kerdjakan!"
Ja, demikianlah seni jang berlebih-lebihan itu mendjadi ke-
bodohan, ...... saja hanja hendak membuktikannja sambil lalu.
Dan itulah jang terdjadi djika orang terlalu tjepat menjalah-
kan seorang pengarang, jang hendak mempersîapkan anda me-
lihat bentjana, tanpa mempergunakan warna-warna menjala.
Tapi sebaliknja bahaja lebih besar lagi. Anda bentji penga-
rang jang kasar, jang mentjoba menguasai perasaan anda de-
ngan sendjata jang begitu kas ar, tapi djika pengarang itu me-
nempuh djalan sebaliknja, djika ia melakukan kesalahan dengan
terlalu banjak menjimpang dari soal utama, dengan terlalu
banjak memperlihatkan garis-garis jang dibikin-bikin, maka
anda lebih murka lagi, dan memang pantas anda marah; sebab
ia telah mendjemukan anda, dan itu tidak bisa diampuni.
Kalau kita djalan bersama-sama dan anda selalu menjimpang,
dan memanggil saja kedalam belukar, hanja dengan maksud
untuk memperpandjang perdjalanan, saja tidak akan senang,
dan saja berniat lain kali akan berdjalan sendiri. Tapi djika
anda dapat menundjukkan saja tumbuhan jang tidak saja kenal,
atau saja melihat sesuatu padanja jang dulunja luput dari per-
hatian saja; djika anda sekali-sekali memperlihatkan kepada
saja sekuntum bunga jang ingin saja petik dan taruh dalam
lubang kantjing saja, maka saja maafkan anda menjimpang,
malahan saja berterima kasih kepada anda.
Bahkan djuga tanpa kembang atau tumbuhan, djika anda
mengadjak saja ketepi untuk menundjukkan djalan diantara
pohon-pohonan jang nanti akan kita djalani, tapi masih djauh
didepan kita djauh dibawah dan melingkar seperti garis jang
hampir tidak kelihatan melalui padang dibawah saja, pun dalam
hal itu saja tidak akan marah anda menjimpang. Sebab djika
kita achirnja sudah sampai kesana, tahulah saja betapa djalan
kita melingkar-lingkar dipegunungan, apa sebabnja maka mata-
hari jang tadinja berada disana, sekarang sudah disebelah kiri
197
kita, mengapa bukit itu sekarang ada dibelakang kita, bukit
jang puntjaknja tadi kita lihat didepan kita ...... Dalam hal itu,
dengan penjimpangan tadi, anda memudahkan saja mengerti
perdjalanan saja, dan mengerti adalab suatu kenikmatan.
Saja, saudara pembatja, seringkali meninggalkan anda didja-
lan besar dalam tjerita saja, meskipun sukar bagi saja untuk
tidak membawa anda masuk kedalam belukar. Saja kuatir per-
djalanan itu akan menjedihkan anda, karena saja tidak tabu
apakab anda senang dengan kembang-kembang atau tumbuh-
tumbuhan j~g hendak saja tundjukkan kepada anda; tapi ka-
rena saja ma babwa nanti anda akan senang telab melihat
djalan ketjil jang nanti akan kita djalani, maka saja terpaksa
mengatakan sesu~tu tentang rumah Havelaar.
Orang keliru · djika menggambarkan rumab dinegeri Hindia
menurut pengertian orang Eropab, dan mengira rumah itu
ialab seonggokan batu-batu terdiri dari kamar-kamar besar dan
ketjil jang tersusun jang satu diatas jang lain, didepannja
ada djalan, dikiri kanan tetangga-tetangga, jang dewa-dewa ru-
mahnja bersandar pada dewa-dewa rumab anda, dan dibelakang-
nja sebuah taman d~gan tiga pohon bezi. Ketjuali beberapa,
rumab-rumab dinegeri Hindia tidak bertingkat. Ini agak aneh
bagi pembatja bangsa Eropab, sebabadalab suatu keanehan
peradaban, atal1 apa jang disebut peradaban, babwa ia merasa
aneh segala apa jang wadjar. Rumab-rumab dinegeri Hindia
lain sekaIi dari rumab-rumah kita, tapi bukan rumah-rumah itu
jang aneh, tapi rumab-l1lmah kita. Orang jang mula-mula da-
huIu tjukup bja dan tidak usab tidur bersama dalam satu
kamar dengan sapi-sapinja, membuat kamar lain dirumahnja,
bukan diatas, tapi disamping kamarnja, sebab membangun se-
lantai lebih mudab dan djuga lebih mudab meninggalinja.
Rumab-rumab kita jang tinggi dibangun karena kekurangan
ruang, kita tjari diudara apa jang tidak ada diatas tanab, dan
demikianlah sebenarnja tiap gadis pelajan jang malam hari
menutup djendela kamar lotengnja dimana ia tidur, merupakan
suatu protes terhadap kelimpaban penduduk, meskipun ia sendiri
198
teringat kepada sesuatu jang lain, hal mana saja pertjaja.
Djadi, dinegeri-negeri, dimana peradaban dan kelimpahan
penduduk belum lagi mendorong penduduk keatas karena di-
bawah sudab keliwat penuh, rumah-rumah tidak bertingkat, dan
rumah Havelaar tidak termasuk keketjualian jang sedikit dalam
hal itu. Kalau anda masuk, ...... tapi tidak, saja hendak mem-
buktikan bahwa saja tidak hendak melukiskan keindahan. "Di-
ketahui" : Sebuah persegi pandjang, terbagi atas dua puluh
satu bidang, tiga leb ar, tudjuh tinggi. Anda nomori bidang-
bidang itu, dimulai dengan podjok kiri atas, kekanan, sehingga
bidang empat berada dibawah bidang satu, dan begitu seterusnja.
Tiga nomor pertama bersama-sama merupakan serambi mu-
ka, jang terbuka pada tiga sisinja, atapnja didepan bertumpu
pada tiang-tiang. Dari sana kita masuk melalui dua pintu kem-
bar kedalam serambi dalam, jang digambarkan dengan tiga
bidang berikutnja. Bidang-bidang 7, 9, 10, 12, 13, 15, 16 dan
18 adalah kamar-kamar, jang kebanjakannja dihubungkan de-
ngan pintu-pintu dengan kamar disebelahnja. Tiga nomor ter-
achir merupakan serambi belakang jang terbuka, dan apa jang
tidak saja sebut adalah sematjam serambi dalam jang tertutup
atau ruang djalan. Saja sungguh bangga atas gambaran ini.
Saja tidak tabu kata apa dinegeri Belanda jang menggambar-
kan apa jang dinegeri Hindia dinjatakan dengan kata: "peka-
rangan". Pekarangan disana bukan kebun, bukan taman, bukan
ladang, bukan pula hutan, tapi sesuatu jang menjerupainja, atau
semua itu, atau sama sekali bukan semua itu. Pekarangan ialah
tanah jang merupakan sebagian dari rumah itu, sepandjang tidak
ditempati oleh rumah itu, sehingga di Hindia ungkapan "kebun
dan pekarangan" dianggap sebagai pleonasme. Disana tidak
ada atau tidak banjak rumah tanpa pekarangan demikian. Bebe-
rapa pekarangan meliputi hutan dan kebun dan padang rumput,
dan mengingatkan sebuah taman; jang lainnja ialah kebun
bunga; ditempat lain lagi seluruh pekarangan merupakan padang
rumput jang luas; dan achirnja ada pula pekarangan jang sama
sekali didjadikan tanah lapang berbatu kersik, jang barangkali
199
tidak begitu enak dipandang mata, tapi rumah-rumah tetap
bersih karenanja, sebab kebanjakan serangga tertarik oleh rum-
put dan pohon-pohon.
Pekarangan Havelaar luas sekali, ja, betapapun aneh kede-
ngarannja, sisinja jang satu boleh dikatakan tidak berudjung,
sebab berbatasan dengan djurang jang membentang sampai ke-
tebing-tebing Tjiudjung, sungai jang memeluk Rangkas-Betung
dalam salah satu keluknja jang banjak. Sukar menentukan di-
mana berachirnja pekarangan rum ah asisten residen, dan dimana
mulainja tanah kotapradja, sebab batas-batasnja selalu berubah
karena banjaknja air jang mengalir kedalam sungai Tjiudjung;
sekali-sekali pinggirannja mundur sampai sedjauh mata me-
mandang, dan lain kali pula air memenuhi djurang sampai dekat
sekali kerumah Havelaar.
Karena itu njonja Slotering selalu bentji kepada djurang itu,
dan hal itu dapat dimengerti. Dimana-mana dinegeri Hindia
tumbuh-tumbuhan tjepat sekali tumbuhnja, dan oleh lumpur
jang tinggal, tumbuh-tumbuhan subur sekali didjurang itu, be-
gitu suburnja, sehingga, meskipun air naik dan turun dengan
kekuatan jang mentjabut akar-akar belukar dan air itu menjeret-
nja; sebentar sadja tanah sudah tertutup lagi dengan tumbuh-
tumbuhan, sehingga sukar membersihkan pekarangan, djuga de-
kat rumah. Dan ini sungguh mengesalkan, djuga bagi orang
jang bukan ibu rumah tangga. Sebab biasanja malam hari ber-
mat jam-mat jam serangga berputar-putar sekeliling lampu, begitu
banjaknja sehingga orang tidak bisa membatja dan menulis, hal
mana amat mengganggu dibanjak tempat dinegeri Hindia. Selain
itu didalam belukar itu banjak ular dan binatang-binatang lain,
jang tidak hanja tinggal didalam djurang, tapi djuga selalu ke-
dapatan didalam kebun disamping dan dibelakang rumah atau
didalam rumput ditanah Iapang depan.
Tanah lapang itu letaknja persis didepan djika orang berdiri
diserambi luar membelakang kerumah ; dikirinja terletak gedung
dengan kantor-kantor, kas dan ruang rapat dimana Havelaar
pagi itu berpidato dihadapan kepala-kepala, dan dibelakangnja
200
terbentang djurang, jang meluas sampai ke Tjiudjung. Persis
diseberang kantor-kantor itu berdiri rumah asisten residen jang
toa, jang kini buat sementara didiami oleh njonja Slotering ;
dari djalan besar kepekarangan itu orang dapat masuk melalui
dua djalan dikedua sisi padang rumput itu; maka dengan sen-
dirinja setiap orang jang memasuki pekarangan itu untuk pergi
kebelakang gedung utama itu, kedapur atau kandang kuda, ha-
rus melewati kantor-kantor atau rumah njonja Slotering itu.
Disamping gedung utama dan dibelakangnja, terletak kebun
jang lumajan besamja, jang menjenangkan Tine karena banjak-
nja kembang-kembang jang ditemuinja disana, dan lebih-Iebih
karena si Max ketjil begitu sering main disana ..... .
Havelaar mengirim salam kepada njonja Slotering dan mohon
maaf, bahwa ia belum sempat berkundjung kepadanja ; dia akan
datang keesokan harinja, katanja. Tapi Tine sudah berkundjung
dan berkenalan dengannja. Sudah saja katakan bahwa njonja
itu seorang "anak bumiputera", jang hanja bitjara bahasa Me-
laju. Dia menjatakan keinginannja untuk terus mengurus rumah
tangganja sendiri, dan Tine tidak keberatan apa-apa. Bukan
karena ia tidak suka menerimanja dalam rumah, tapi terutama
karena kuatir bahw~ . ia, jang baru sadja tiba di Lebak, tidak
akan bisa menerima njonja Slotering seperti mestinja, dalam
keadaannja jang masih berdukatjita. Memang njonja itu jang
tidak mengerti bahasa Belanda, tidak akan "terganggu" oleh
tjerita-tjerita Max, seperti kata Tine, tapi ia mengerti bahwa
soalnja bukan hanja itu. Lagi pula niat Tine hendak berhemat
dengan belandja dapur, membuat ia sungguh-sungguhdapat me-
mudji sikap njonja Slotering itu. Sekiranja keadaan lain, masih
diragukan apakah pergaulan dengan orang jang hanja bitjara
satu bahasa, dalam bahasa mana tidak ada sesuatu jang tertje-
tak jang dapat menghaluskan djiwa, dapat membawa kesena-
ngan bagi kedua belah pihak. Agaknja Tine akrab djuga omong-
omong dengan njonja itu, dan banjak bitjara tentang "dapur"
dan "penganan", tapi itu selalu merupakan pengorbanan ; djadi,
karena njonja Slotering mau semuanja serba sendiri, dirasa se-
201
baiknja masing-masing mengatur sendiri rumah tangganja menu-
rut kemauannja. Tapi aneh djuga bahwa njonja itu tidak mau
makan bersama, malahan tidak mau menerima tawaran untuk
memasakkan makanannja dirumah Havelaar, dan "kerendahan
hati itu, kata Tine, agak keterlaluan, sebab dapur tjukup besar."
202
Bab XIV
"Anda tabu, Havelaar mulai, bagaimana tanab-tanab milik
Belanda di Pantai Barat Sumatera berbatasan dengan keradjaan-
keradjaan merdeka disudut Utara, antaranja Atjeb adalab jang
paling penting. Kata orang ada satu pasal rabasia dalam per-
djandjian 1824, dalam mana kita berdjandji kepada orang Ing-
geris tidak akan melewati sungai Singkel. Djadi djenderal van
Damme jang dengan "faux air Napoleon" 1) ingin meluaskan
pemerintaban seluas-Iuasnja, tertumbuk pada rintangan jang
tidak dapat diatasi dalam djurusan itu. Saja tjenderung pertjaja
akan adanja pasal rabasia itu, sebab saja beran djuga mengapa
radja-radja Trumon daR Analabu, jang daerah-daerahnja pen-
ting untuk perdagangan lada jang ram ai disana, tidak ditakluk-
kan sudab lama kebawab kedaulatan Belanda. Anda tabu betapa
mudab mentjari dalih untuk memerangi keradjaan-keradjaan
ketjil seperti itu, dan menaklukkannja. Mentjuri suatu wilajab
selalu lebib mudab dari mentjuri kintjir. Tentang djenderal van
Damme saja rasa kintjirpun dia mau merampasnja, kalau dia
suka, maka saja tidak mengerti mengapa ia tidak menaklukkan.
daerab-daerab di Utara itu, sekiranja untuk itu tidak ada alasan-
alasan jang lebih kuat dari hukum dan keadilan.
Betapapun djuga, ia tidak mengarahkan pandangannja, pan ..
dangan seorang penakluk, ke Utara tapi ke Timur. Tanab-tanah
Mandailing dan Angkola, - inilab nama daerah asisten residen
jang dibentuk dari tanab Batak jang baru sadja diamankan, -
1) Meniru-niru Napoleon.
203
belum lagi bersih dari pengaruh Atjeh, - sebab dimana telah
berakar semangat fanatik, sukar sekali menghilangkannja-, tapi
orang Atjeh tidak ada lagi, namun ini tidak tjukup bagi gu-
bemur. Ia meluaskan kekuasaannja sampai kepantai Timur dan
dikirimlab pedjabat-pedjabat Belanda dan garnisun-garnisun
Belanda ke Bila dan Pertibi, tapi pos-pos itu, seperti anda tabu,
kemudian ditinggalkan lagi.
Ketika di Sumatera datang seorang komisaris pemerintah,
jakni tuan Merkus, jang menganggap perluasan itu tidak berguna
dan karena itu tidak menjetudjuinja, terutama djuga karena
bertentangan dengan aturan-aturan penghematan, sebagaimana
diandjurkan oleh mereka dinegeri Belanda, djenderal van Dam-
me mengatakan babwa perluasan itu tidak berpengaruh mem-
beratkan bagi anggaran belandja, karena garnisun-garnisun baru
itu dibentuk dari pasukan-pasukan jang biajanja sudab düzin-
kan, sehingga ia menaklukkan suatu daerah jang luas sekali
kebawah pemerintah Belanda, tanpa pengeluaran uang. Dl!n se-
landjutnja mengenai pengosongan sebagian temp at-temp at laia,
terutama didaerab Mandailing, ia tidak melihat sesuatu kebe-
ratan, karena ia beranggapan dapat mengandalkan kesetiaan
dan kepatuhan J ang Dipertuan, kepala negeri jang paling ter-
kemuka ditanab 'Batak.
Dengan enggan tuan Merkus mengalab, jakni sesudah dj en-
deral berulang-ulang mengatakan babwa ia pribadi mendjamin
kesetiaan Jang Dipertuan.
Adapun kontelir jang sebelum saja memerintah daerah Natal,
adalah menantu asisten residen tanab Batak, dan asisten residen
ini kemudian hidup bermusuhan dengan J ang Dipertuan. Kemu-
dian saja banjak mendengar tentang pengaduan jang dimasuk-
kan orang terhadap asisten residen itu, tapi kita harus berhati-
hati mempertjajai tuduhan-tuduhan itu, karena berasal dari Jang
Dipertuan, bertepatan pula dengan waktu sesudab J ang Diper-
tuan diadukan melakubn hal-hal jang djauh lebih berat sifatnja,
hal mana barangkali memaksanja mentjari kesalaban-kesalahan
orang jang mengadukannja untuk membela diri. Betapapun dju-
204
ga, kontelir Natal memihak mertuanja melawan lang Dipertuan,
dan ini lebih-Iebih karena kontelir itu bersahabat rapat dengan
seorang jang bernama Sutan Salim, seorang kepala negeri Na-
tal jang djuga bentji sekali kepada kepala orang Batak itu. Ada
permusuhan antara keluarga kedua kepala itu ; pernah Iamaran
kawin ditolak, ada irihati mengenai pengaruh, kebanggaan di-
pihak lang Dipertuan jang merasa lebih tinggi deradjat ketu-
runannja, dan banjak lagi sebab-sebab jang menegangkan hubu-
ngan antara Natal dan Mandailing.
Sekonjong-konjong tersiar desas-desus bahwa telah ditemukan
komplotan di Mandailing, dimana lang Dipertuan terlibat, dan
jang bermaksud mengadakan pemberontakan, dan membunuh
semua orang Eropah. Komplotan itu pertama kali diketahui di
Natal, hal mana adalah wadjar, karena biasanja orang didaerah-
daerah berdekatan lebih mengetahui keadaan dari ditempat ke-
adaan itu sendiri, sebab banjak orang jang dikampung halaman
sendiri tidak berani mengumumkan sesuatu jang mereka ketahui,
karena takut kepada kepala bersangkutan, tapi sesudah mereka
berada didaerah lain dimana kepala tersebut tidak mempunjai
pengaruh, mereka lalu agak berani sedikit.
Inilah pula sebabnja, Verbrugge, mengapa saja bukan orang
asing dalam soal-soal Lebak. Saja banjak mengetahui tentang
apa jang bergolak disini, sebelum saja termimpi akan pemah
ditempatkan disini. Tahun 1844 saja didaerah Krawang, saja
banjak berkeliling ditanah Priangan, dimana saja dalam tahun
1842 sudah menemukan pelarian-pelarian dari Lebak. Pun saja
mengenal banjak pemilik tanah-tanah partikulir didaerah Bogor
dan tanah-tanah sekitar Betawi dan saja tahu betapa pemilik-
pemilik tanah itu sudah lama merasa senang dengan keadaan
jang buruk didaerah ini, sebab hal itu berarti bahwa tanah me-
reka menarik penduduk ..... .
Nah, demikian djuga agaknja tjara orang mengetahui kom-
plotan di Natal itu, jang memperkenalkan lang Dipertuan se-
bagai pengchianat, - djika memang ada komplotan sematjam
itu, hal mana tidak saja tahu. Menurut keterangan saksi-saksi
205
jang didengar oleh kontelir Natal, ia bersama-sama dengan
saudaranja Sutan Adam telah mengumpulkan kepala-kepala
Batak dalam sebuah hutan keramat, dimana mereka bersumpah
tidak akan berhenti sebe1um kekuasaan andjing Kristen di Man-
dailing hantjur binasa. Sudah barang tentu untuk itu ia mendapat
petundjuk dari Tuhan, anda tahu ini selalu mesti begitu pada
kedJadian demikian.
Apakah memang ada maksud itu pada J ang Dipertuan, saja
tidak bisa memastikannja. Saja telah membatja keterangan
saksi-saksi, tapi anda akan lihat mengapa keterangan-keterangan
itu tidak bisa dipertjaja begitu sadja. Jang dapat dipastikan ialah
bahwa, sebagai orang Islam jang fanatik, ia bisa sadja mela-
kukan jang demikian itu. Belum lama berselang ia dengan se-
luruh penduduk Batak telah diislamkan oleh kaum Paderi, dan
orang jang baru sadja memeluk agama baru, biasanja fanatik.
Setelah komplotan itu diketahui, entah beralasan entah tidak,
Jang Dipertuanpun ditangkap. Ia dibawa ke Natal, dimana
kontelir menahannja didalam benteng, dan pada kesempatan
jang pertama ia dinaikkan kekapal dan dikirim kegubemur Su-
mat