maxhavelar 4

 mereka, karena saja tidak suka kepada 
orang-orang jang litjik itu, jang mentjuri rezeki saingannja de-
ngan mengemukakan sjarat-sjarat jang lebih baik. 
Dan gembirakanlah hati saja dengan memberikan sesuatu 
jang lebih baik dalam pembatjaan-pembatjaan anda pada kelu-
arga Rosemeijer. Didalam bungkusan Sjaalman saja melihat 
laporan-Iaporan mengen ai produksi kopi dalam duapuluh tahun 
terachir, dari semua residensi dipulau Djawa ; tjobalah batjakan 
jang seperti itu. Dan djanganlah sebut gadis-gadis dan kami 
semua ini bangsa kanibal, jang menelan sesuatu dari anda, itu 
tidak baik, anakku; pertjajalah kepada orang jang tahu asam 
garam dunia. Saja telah meiajani ajah anda sebelum ia Iahir 
(maksud saja firma Last & Co, duiu Last & Meijer), djadi, 
anda tahu maksud saja baik terhadap anda. Dan ingatkan Prits 
supaja lebih berhati-hati, dan djangan adjar dia membuat sadjak, 
dan buatlah seolah-olah anda tidak melihat, djika ia menjeringai-
njeringai kepada djuru buku, dan segala mat jam itu. Beri-
lah tjontoh jang baik kepadanja, karen a anda lebih tua dari 
padanja, dan tanamkanlah ketenangan dan kewibawaan padanja, 
karena ia harus djadi seorang makelar. 
Saja, sahabat jang bersikap sebagai ajah terhadap anda, Ba-
tavus Droogstoppel (firma Last & Co, makelar-makelar kopi. 
Lauriergracht No. 37)" 
2) Upah makelar, provisi. 
151 
Bab XI 
Djadi, saja hanja hendak mengatakan, sebagaimana kata Abra-
ham Blankaart, bahwa saja menganggap bab ini bab "inti", se-
bab, menurut pikiran saja, memperkenalkan Havelaar lebih ba-
ik, dan dia agaknja adalah pahlawan tjerita. 
- "Tine, ketimun apa itu? Manisku, djangan sekali-kali ta-
ruh asam tumbuhan pada buah-buahan ; ketimun dengan garam, 
nenas dengan garam, djeruk besar dengan garam, segala jang 
tumbuh d~i tanah dengan garam. Tjuka pada ikan dan daging 
. . . . .. ada ditulis dalam Liebig ...... " 
- "Maxku sajang, kata Tine sambil tertawa, berapa rama kita 
disini? Ketimun itu dari njonja Slotering." 
Dan Havelaar dengan susah mengingat-ingat, bahwa ia baru 
kemarin tiba, dan bahwa Tine, meskipun ia mau, belum sempat 
mengatur dapur atau rumah tangga. Dia sudah lama di Rangkas-
Betung! Bukankah dia semalam-malaman membatja dalam ar-
sip, dan bukankah sudah banjak jang dipikirkannja jang ber-
hubungan dengan Lebak, sehingga ia tidak segera dapat menge-
tahui bahwa ia baru kemarin berada disana ? Tine mengetahui 
ini; - dia selalu mengerti keadaan djiwanja. 
- "Ah ja, benar djuga, kata Havelaar, namun baik djuga 
anda membatja sedikit apa jang ditulis Liebig. Verbrugge, anda 
banjak membatja tulisan Liebig?" 
"Siapa itu?" tanja Verbrugge. 
- "Dialah jang banjak menulis tentang mengasinkan keti-
mun; pun dia menemukan tjara bagaimana merobah rumput 
djadi bulu domba ...... anda mengerti ?" 
152 
- "Tidak, djawab Verbrugge dan Duclari serentak. 
- "Begini, soalnja sudah lama diketahui .. .. . . lepaskan 
domba keladang, dan anda akan lihat. Tapi dia menjelidiki 
tjara bagaimana itu terdjadi; tapi ada lagi jang mengatakan, 
bahwa dia tidak tahu apa-apa ...... sekarang orang mentjari 
djalan untuk tidak mempergunakan domba dalam pengolahan 
itu ...... 0, sardjana-sardjana itu ! Molière tahu ..•... saja senang 
sekali dengan Molière. Kalau anda mau, kita akan mengadakan 
kursus membatja malam hari; Tine djuga ikut kalau Max sudah 
tidur. 
Duclari dan Verbrugge ingin serta. Havelaar mengatakan bahwa 
ia tidak banjak punja buku, tapi diantaranja ada buku Schiller, 
Göthe, Heine, Lamartine, Thiers, Say, Malthus, Scialoja, Smith, 
Shakespeare, Byron, Vondel ........ . 
Verbrugge tidak mengerti bahasa Inggris, katanja. 
- "Persetan, anda sudah lebih tiga puluh tahun, apa sadja 
jang anda kerdjakan selama itu? Pasti anda banjak menemui 
kesukaran di Padang, disana bahasa Inggris banjak diperguna-
kan. Anda kenal miss Mata-Api?" 
- "Tidak, saja tidak kenal nama itu." 
- "Memang itu bukan namanja; karui menjebutnja derui-
kian, karena matanja berapi-api. Sekarang dia tentu sudah ka-
win, waktu itu sudah sekian lama berlalu. Tidak pernah saja 
melihat jang seperti itu ...... ja, ada, di Arles ...... tjobalah anda 
pergi kesana. Itulah jang paling indah jang pernah saja temu-
kan dalam semua perdjalanan saja. Tidak ada sesuatu, saja pOOr, 
jang menggambarkan lebih djelas keindahan abstrak, sebagai 
gambaran jang nampak dari kebenaran, kesutjian jang tiada ber-
wudjud, dari seorang wanita jang tjantik ...... Pertjajalah, per-
gilah ke Arles dan Nimes 1) ...•.• " 
Duc1ari, Verbrugge, dan saja harus mengakui, djuga Tine, 
tidak dapat menahan tawanja memikirkan begitu sadja ia me-
lont jat dari podjok Barat pulau Djawa ke Arles atau Nimes. 
1) Kota-kata di Perantjis Selatan. 
153 
Havelaar jang rupanja dalam chajalnja berdiri diatas menara 
jang dibangun oleh orang Sarasen 2) pada putaran arena di Arles, 
harus berusaha pajah baru mengerti apa sebab orang tertawa, 
lalu ia melandjutkan: 
- "Baiklah, maksud saja, kalau kebetulan anda kesana. 
Sèlja belum pemah melihat jang seperti itu. Saja sudah biasa 
ketjewa melihat segala jang dipudji setinggi langit. Misalnja li-
hatlah air terdjun jang begitu banjak dibitjarakan ; - saja tidak 
merasakan apa-apa di Tondano, di Maros, di Schafhausen S), 
di Niagara. Orang harus melihat buku untuk mengetahui ukuran· 
kekagumannja jang tepat tentang "sekian meter air djatuh", dan 
"sekian meter kubik" air tiap menit, dan djika angka-angka 
itu tinggi, maka orang berkata: "Héh!" Saja tidak mau lagi 
melihat air terdjun, jakni djika saja harus mengambil djalan 
memutar untuk itu. Air terdjun itu tidak berkata apa-apa buat 
saja. Gedung-gedung lebih njaring bitjara buat saja, terutama 
djika berkenaan dengan halaman-halaman dari sedjarah, tapi 
perasaan itu lain sekali; kita terkenang masa silam, dan terba-
jang didepan kita gambaran-gambaran masa itu seperti dalam 
gambar hidup; diantaranja ada jang sangat mengerikan, djadi, 
meskipun penting, orang tidak selalu mendapatkan kepuasan 
untuk rasa keindahan, artinja tidak pemah setjara murni. Dan 
tanpa mengingat sedjarah, memang banjak keindahan dalam 
beberapa gedung tapi keindahan itu dirusak lagi oleh penundjuk_ 
penundjuk djalan, - dari kertas atau dari daging dan tulang, -
jang menghilangkan kesan anda dengan keterangan-keterangan-
nja jang senada: "geredja itu didirikan oleh uskup Munster 
tahun 1423; tiang-tiangnja tingginja 63 kaki, dan bertopang 
pada" ...... entah apa. Itu mendjemukan, sebab kita merasa bah-
wa kekaguman kita harus berdasarkan enam puluh tiga kaki 
2) Orang Islam bangsa Arab jang dalam Abad Pertengaban menduduki 
Spanjol dan Perantjis Selatan. 
8) Sebuah kota Swis. 
154 
kalau kita tidak mau disebut bangsa Vandal 4) atau seorang 
pedagang keliling. Tentu sadja orang bisa berkata, simpan sadja 
buku petundjuk anda didalam kantong kalau sudah ditjetak, 
dan biarkan dia berdiri diluar, atau berdiam diri sadja dalam 
hal jang lain; namun seringkali orang memerlukan sedikit pe-
nerangan kalau hendak mempunjai pendapat jang tepat, tapi 
ketjuali itu - meskipun orang tidak memerlukan penerangan-
orang sia-sia djuga mentjari sesuatu didalam gedung jang agak 
lama memenuhi keinginan kita kepada keindahan, karena sesuatu 
itu tidak bergerak. Ini djiIga berlaku saja kira, untuk pahatan 
dan lukisan. Alam adalah gerak. Tumbuh, lapar, berpikir, me-
rasa, adalah gerak ...... diam adalah maut. Tanpa gerak tidak 
ada dukatjita, tidak ada kenikmatan, tidak ada keharuan. Tjo-
balah anda duduk disana tanpa bergerak, tiap orang akan segera 
melihat anda seperti hantu, malahan anda sendiri membajang-
kan anda sudah mendjadi hantu. Bila melihat "tableau vivant" 6) 
orang segera ingin melihat nomor berikutnja, betapapun indah 
serta mengesankan pemandangan pada mulanja. Karena hasrat 
kita akan keindahan tidak dapat terpenuhi dengan satu tatapan 
sadja kepada sesuatu jang indah, tapi perlu ada serentetan tata-
pan berturut-turut kepada gerak keindaJum, maka kita mende-
rita suatu ketidaksempurnaan waktu menatap djenis karja sem 
sematjam itu, dan karena itu saja berkata, bahwa seorang wanita 
tjantik paling mendekati ideal keilahian, asal sadja dia bukan 
sebuah potret jang diam tidak bergerak. 
Betapa perlunja gerak jang saja maksud, dapat anda rasakan 
bila anda merasa muak melihat seorang penari, baik dia Elsier 
ataupun Taglioni 6), jang sesudah melakukan tarian, berdiri di-
atas kaki kirinja, dan menjeringai kepada publik." 
- "Itu tidak berlaku disini, kata Verbrugge, sebab itu sung-
guh-sungguh buruk." 
4) Bangsa barbar jang sub merusak. 
6) Sematjam pertundjukan: pengelompokan orang-orang untuk menja-
takan sesuatu. 
6) Penari-penari terkenaI. 
155 
- "Saja djuga berpendapat demikian, tapi dia melakukannja 
sebagai sesuatu jang indah, dan sebagai klimaks pada segala 
jang sebelumnja, dimana sesungguhnja mungkin banjak jang 
indah. Dia melakukannja sebagai "pointe" 1) dari epigram; se-
bagai "aux armes" 8) dalam Marseillaise jang dinjanjikannja 
dengan kakinja; atau sebagai berdesaunja pohon kambodja di-
atas kuburan pertjintaan jang baru sadja digagalkan. Penonton 
pun menganggap saat itu sebagai saat jang paling mengharukan, 
publik jang biasanja, seperti kita semua sedikit banjaknja, men-
dasarkan seleranja pada kebiasaan dan ikut-ikutan, buktinja 
pada saat itulah· mereka meledak bersprak-sorak, seolah-olah 
meneriakkan: "semua jang sebelumnja adalah indah, tapi seka-
rang saja tidak dapat menahan lagi kekaguman saja." Anda 
mengatakan bahwa "sikap-sikap" itu sungguh-sungguh buruk; 
saja djuga berpendapat demikian, tapi apa sebabnja? Sebabnja 
ialah karena gerakannja berhenti, dan bersama itu sedjarahnja, 
jang ditjeritakan oleh sipenari. Pertjajalah, berhenti sama de-
ngan maut. 
- "Tapi, kata Duclari menjeling, anda djuga menolak air 
terdjun sebagai pemjataan keindahan ...... bukankah air ter-
djun bergerak ? ..... . 
- "Ja, tapi tanpa sedjarah. Ia bergerak, tapi tidak berkisar 
dari tempatnja. Ia bergerak seperti kuda mainan, dan tidak pula 
dapat "va et vient" 9). Ia bemjanji, tapi tidak berkata ...... ia 
berseru : "rru ...... rru ...... rru !" Tjobalah anda berseru enam 
ribu tahun, atau lebih lama lagi, "rru, rru" ...... dan anda akan 
melihat betapa sedikit orang jang menganggap anda sebagai 
orang jang ramah dalam pergaulan." 
- "Saja tidak akan mentjoba, kata Duclari; tapi saja tetap 
tidak setudju dengan anda, bahwa gerak mutlak pedu. Tak usah 
kita bitjara tentang air terdjun ; - tapi lukisan jang baik, me-
1) Maksud. 
8) Panggul sendjata. 
9) Pergi dan datang. 
156 
numt saja, banjak jang dapat dinjatakannja." 
- "Tentu sadja, tapi hanja sebentar. Saja akan tjoba men-
djelaskan pendapat saja dengan sebuah tjontoh. Sekarang ini 
bulan Pebruari tanggal sekian ..... . 
- "Bukan, kata Verbrugge, sekarang ini bulan Djanuari ..... 
- "Tidak, tidak, sekarang ini tanggal sekian Pebruari 10) 
1587, dan anda ditahan dalam Tower 11) ...... 
- "Saja?" tanja Duclari, jang mengira kurang djelas pen-
dengarannja. 
- "Ja, anda. Anda merasa bosan dan mentjari hiburan. Di-
sana, ditembok itu, ada sebuah lobang, tapi terlalu tinggi untuk 
mengintip keluar, tapi anda ingin mengintip. Anda taroh medja 
didepannja, dan diatas medja itu sebuah kursi berkaki tiga, sa-
lah satu kurang teguh. Dikermis pemah anda melihat seorang 
akrobat, jang menjusun tudjuh buah kursi susun bersusun, dan 
berdiri diatasnja dengan kepala kebawah. Karena tjinta diri 
dan rasa djemu anda ingin melakukan jang serupa. Anda naik 
keatas kursi, tergojang-gojang, dan mentjapai tudjuan anda ..... . 
anda melihat melalui lobang ...... "Ja Tuhan I" Anda djatuh ... 
Dan tahukah anda mengapa anda djatuh?" 
- "Saja kira karena kaki kursi jang ketiga patah," kata 
Verbrugge dengan tjerdas. 
- "Ja, kaki kursi itu patah, - tapi bukan karena itu anda 
djatuh; kaki kursi itu patah karena anda djatuh. Didepan tiap 
lobang jang lain anda dapat berdiri setahun lamanja diatas 
kursi itu, tapi sekarang anda harus djatuh, meskipun kursi itu 
berkaki tiga belas, ja, sekalipun anda berdiri diatas tanah ...... " 
- "Saja terima kalah, kata Duclari, saja lihat anda bermak-
sud coûte que coûte 12) hendak mendjatuhkan saja. Baiklah, 
saja djatuh telentang sekudjur badan ...... tapi saja tidak tahu 
mengapa ?" 
10) Dalam tjetakan lain disebut 18 Pebruari. 
11) Pendjara di London. 
12) Bagaimanapun djuga. 
157 
- "Ah, mudah sekali bukan? ...... anda melihat seorang 
perempuan, berpakaian hitam, berlutut didepan sebuah blok; 
dan ia menundukkan kepala, lehemja putih sebagai perak dila-
tari beludru hitam ...... danada seorang laki-Iaki berdiri de-
ngan pedang jang besar, jang dipegangnja tinggi-tinggi, matanja 
menatap leher jang putih itu ...... dan direka-rekanja keluk 
jang akan didjalani pedangnja, untuk ditetakkan disana ..... . 
diantara ruas-ruas tulang leher, dengan tepat dan penuh tenaga 
...... Lalu anda djatuh, Duclari, anda djatuh karena melihat 
pemandangan itu, dan itulah sebabnja anda berseru: "Ja Tu-
han !", bukan karena hanja tiga kaki kursi. 
Dan lama sesudah anda lepas dari Tower, dengan djaminan 
keponakan anda, atau karena orang djemu memberi anda ma-
kan lebih lama seperti burung kenari, - lama sesudah itu, ja, 
hingga sekarang ini, anda bermimpi dengan mata terbuka ten-
tang perempuan itu, dan bahkan dalam tidur anda pun anda 
bangun terkedjut, dan djatuh terhempas di atas temp at tidur, 
karena anda hendak menangkap tangan algodjo itu ...... Bukan-
kah begitu ?" 
- "Saja mau pertjaja, tapi saja tidak begitu pasti, sebab saja 
tidak pernah mengintip dari lobang dalam tembok dipendjara 
Tower." 
- "Baik, baik, saja pun tidak pemah. Tapi sekarang saja 
ambil sebuah lukisan, jang menggambarkan Maria Stuart dipan-
tjung kepalanja. Tarohlah gambar itu sempuma, ...... ia tergan-
tung disana, dalam bingkai bersadur eroas, digantung pada tali 
jang merah, kalau anda mau ...... saja tahu apa jang hendak 
anda katakan, baiklah! Tidak, anda tidak melihat bingkai itu, 
•..... anda malahan lupa bahwa anda telah menjerahkan tong-
kat anda pada pintu masuk ruang lukisan ...... anda lupa nama 
anda, anak anda, kopiah polisi model baru, untuk tidak meli-
hat "sebuah Ilukisan," tapi sungguh-sungguh melihat diatasnja 
158 
Maria Stuart 13), persis sama dengan jang di Tower. Si algodjo 
berdiri persis sebagaimana ia mestinja berdiri disana, ja, saja 
madju selangkah lagi, anda mengulurkan tangan hendak me-
nangkis pukulan pedang, dan anda berteriak: "biarkan perem-
puan itu hidup, barangkali ia memperbaiki dirinja," ...... anda 
llhat, saja beri anda "beau jeu" 14) mengenai pertundjukan 
lukisan itu ....... " 
- "Ja, tapi bagaimana selandjutnja 1 Apakah kesannja tidak 
sama mengharukan seperti ketika saja melihat pemandangan itu 
djuga sesungguhnja dipendjara Tower 1" 
- "Tidak, sama sekali tidak, dan itu disebabkan karena anda 
tidak memandjat kursi berkaki tiga. Anda ambil sebuah kursi, 
- berkaki empat sekaIi ini, sebaiknja sebuah fauteuil, - anda 
duduk didepan lukisan itu, supaja dapat menikmati dengan 
baik dan lama, (kita selalu menikmati sesuatu jang mengerikan), 
dan apa kesannja pada anda, menurut pikiran anda 1" 
- "Tentu sadja kaget, takut, kasihan, terharu ...... seperti 
ketika saja mengintip dari lobang didalam tembok. Anda me-
ngatakan, bahwa lukisan itu sempurna " djadi saja harns menda-
pat kesan jang sama betul seperti melihat kedjadian jang sebe-
narnja. 
- "Tidak, daIam dua menit anda merasa sakit pada tangan 
kanan anda karena simpati dengan si algodjo, jang begitu lama 
mengangkat badja jang berat itu tinggi-tinggi dan tidak bergerak 
- "Simpati dengan si olgodjo ? 
- "Ja, sama menderita, sama merasakan, ...•.. dan djuga 
dengan perempuan jang begitu lama duduk didepan blok, dengan 
sikap jang tidak enak, dan mungkin dengan hati jang tidak se-
nang. Anda masih tetap kasihan kepadanja, tapi sekali ini bukan 
karena ia akan dipantjung; tapi karena orang membiarkannja 
begitu lama menunggu sebelum dipantjung; dan djika anda 
13) Ratu Skotlan jang menuntut hak atas singgasana keradjaan Inggris. 
Ia dipenggal tahun 1587. 
14) Kebebasan. 
159 
masih sempat mengatakan atau meneriakkan sesuatu pada achir_ 
nja, - sekiranja anda merasakan keinginan untuk tjampur ta-
ngan dalam soal ini, - mungkin anda tidak mengatakan 
lain dari: "Ajoh, ajunlah bung, dia sudah menunggu!" Dan 
bila anda kemudian melihat kembali lukisan itu, dan berkali-
kali melihatnja kembali, maka kesan anda jang pertama malahan 
ialah: "Apakah belum selesai djuga? Masihkah si algodjo itu 
berdiri disana dan masihkah perempuan itu berlutut disana?" 
- "Tapi gerak apakah jang ada dalam keindahan perempu-
an-perempuan di Arles ?" tanja Verbrugge. 
- ,,0, itu lain halnja! Pada air mukanja nampak berlang-
sung sedjarah. Karthago 1Ii) bersemarak, dan membangun kapal-
kapal diatas djidatnja...... dengarlah sumpah Hannibal 16) ter-
hadap Roma ...... disana mereka mendjalin tali untuk busur 
...... disana kota terbakar ..... . 
- "Max, Max, aku kira hatimu ketinggalan di Arles," kata 
Tine. 
- "Ja, sebentar ...... tapi sekarang sudah kembali; anda 
akan mendengarnja. Bajangkan, saja tidak mengatakan, saja 
telah melihat seorang perempuan disana, jang tjantiknja demi-
kian atau demikian, tidak, semuanja mereka tjantik, karena itu 
tidak mungkin kita djatuh tjinta, sebab tiap perempuan berikut-
nja mendesak jang sebelumnja dalam kekaguman kita; dan 
saja sungguh teringat kepada Caligula atau Tiberius 17), - ten-
tang siapa orang mentjeritakan fabel itu ? - jang menginginkan 
supaja seluruh keturunan manusia hanja berkepala satu, ..... . 
nah, demikianlah pada saja tanpa disadari timbul keinginan 
supaja wanita-wanita di Arles itu ..... . 
- "Hanja berkepala satu sadja?" 
- "Ja ...... " 
111) Sebuah kota di Afrika Utara, jang dibinasakan oleh orang Rumawi 
tahun 146 s.M. 
16) Panglima Karthago jang termasjhur. 
17) Dua orang kaisar Rumawi jang ditakuti (abad pert8Dla). 
160 
- "Untuk dipantjung?" 
- ,,0, tidak ...... untuk ...... ditjium djidatnja, begitu hen-
dak saja katakan, tapi bukan itu ...... tidak, untuk memanda-
nginja, dan memimpikannja, dan untuk •..... berbuat baik I" 
Duclari dan Verbrugge tentu sadja menganggap achir kete-
rangannja itu sangat aneh pula. Tapi Max tidak menjadari itu, 
dan melandjutkan: 
- "Sebab begitu mulla air mukanja, sehingga kita merasa 
malu bahwa kita hanja seorang manusia, dan bukan suatu bunga 
api, ...... suatu sinar, ...... bukan, itu adalah unsur, ...... suatu 
pikiran! ...... Tapi, ...... tiba-tiba ada sadja seorang saudara 
atau seorang ajah disamping perempuan-perempuan itu, ..... . 
dan ja Tuhan, saja lihat seorang membuang ingusnja !" 
- "Saja tahu, anda akan mentjoret bagian itu," kata Tine. 
- "Saja tidak dapat berbuat apa-apa. Saja lebih suka me-
lihat dia djatuh dan mati; - gadis demikian tidak boleh me-
nodai dirinja djadi machluk biasa." 
- "Tapi, tuan Havelaar, tanja Verbrugge, bagaimana ka-
lau dia pilek?" 
- ,,0, dia sepatutnja tidak boleh pilek dengan hidung jang 
setjantik itu" ..... . 
Seolah-olah setan hendak turut bitjara, tiba-tiba Tine harus 
bersin ...... dan sebelum disadarinja, ia telah membuang ingus-
nja! 
- "Max-ku sajang, djangan marah ja ?" katanja dengan tawa 
jang ditahan. 
Havelaar tidak mendjawab; dan betapapun anehnja atau aneh 
nampaknja, ja, ia memang marah. Dan aneh pula kedengarannja, 
Tine senang bahwa ia marah dan menuntut dari padanja lebih 
dari perempuan-perempuan Phocee 18) di Arles itu, sekallpun 
bukan karena ia beralasan membanggakan hidungnja. 
Djika Duclari masih djuga menganggap Havelaar "gila" , 
18) Bangsa Phocee ialah suatu kaum bangsa Junani jang antara lain 
pemah mendjadjah beberapa kota di Perantjis Selatan. 
161 
orang tak dapat menjalahkannja, bila ia bertambah kuat dalam 
anggapannja itu ketika melihat kemarahan sekedjap jang nam-
pak pada wadjah Havelaar, sesudah dan oleh karena Tine 
membuang ingus. Tapi Havelaar sudah kembali dari Karthago, 
dan dibatjanja diatas wadjah tamu-tamunja, dengan ketjepatan 
membatja jang mungkin baginja, djika pikirannja tidak terlalu 
djauh menerawang, bahwa mereka itu mengemukakan dua dam 
berikut: 
"1. Barangsiapa jang tidak mau isterinja membuang ingus, 
adalah seorang gila." 
"2. Barangsiapa berpendapat bahwa hidung jang mantjung 
tidak boleh beringus jang harus dibuang, berbuat keliru 
djika memakaikan pendapat itu pada njonja Havelaar, 
djika hidungnja mirip "pomme de terre" 19). 
Dalil jang pertama tidak mau disinggung oleh Havelaar, tapi 
jang kedua ! •.. 
- ,,0, serunja, seolah-olah ia harus mendjawab, meskipun 
tamu-tamunja tjukup beradab untuk tidak mengutjapkan dam-
dalilnja, - itu akan saja djelaskan kepada anda. Tine ...... " 
- "Max-ku sajang!" ia memohon. 
Artinja: "Djanganlah tjeritakan kepada tuan-tuan itu, me-
ngapa aku dalam penghargaan harus djauh berada diatas hidung 
jang pUek ...... 
Havelaar nampaknja mengerti apa jang dimaksud Tine, sebab 
ia mendjawab : 
- "Baiklah, sajang. Tapi tahukah tuan-tuan, bahwa orang 
sering salah tampa dalam meniIai hak-hak orang atas ketidak-
sempurnaan djasmaniah 1" 
Saja merasa pasti bahwa tamu-tamu itu tidak pemah men-
dengar tentang hak-hak itu. 
-" Saja pernah mengenal seorang gadis di Sumatra, ia me-
19) Kentang. 
162 
landjutkan, anak seorang "Datuk" ...... nah, saja menganggap 
bahwa dia tidak berhak atas ketidaksempurnaan itu; namun 
demikian saja melihat dia djatuh kedalam air waktu kapal 
karam, ...... sama seperti orang lain. Saja, seorang manusia, 
terpaksa menolongnja dan membawanja kedarat. 
- "Tapi apakah dia seharusnja terbang seperti burung tja-
mar ?" 
- "Ja, tentu, ...... atau, tidak...... seharusnja ia djangan 
punja badan. 
Anda mau dengar bagaimana saja berkenalan dengannja 1 
Waktu itu tabun 42 ; saja kontelir di Natal, anda pemah kesana, 
Verbrugge 1" 
- "Ja." 
- "Nah, kalau begitu anda tahu bahwa didaerah Natal ada 
penanaman lada. Kebun-kebun lada terletak di Teluk-Balai, di-
sebelah Utara Natal, dipantai. Saja harus memeriksanja, dan 
karena saja tidak tabu menahu tentang lada, saja bawa dalam 
perahu seorang datuk, jang lebih banjak tahu tentang itu. Anak 
gadisnja, ketika itu berumur tiga belas tahun, turut serta. Kami 
berlajar sepandjang pantai dan merasa dj emu ...... " 
- "Lalu perahu karam?" 
- ,,0, tidak, udara tjerah waktu itu ...... perahu karam ter-
djadi lama kemudian; djika tidak, saja tidak akan merasa 
djemu. Kamipun berlajar sepandjang pantai dan udara panas 
membakar. Didalam perahu demikian tidak banjak kesempatan 
untuk bersenang-senang, dan selain itu saja sedang dalam ke-
adaan bersedih hati karena berbagai seba\>. Pertama, saja me-
ngalami tjinta jang tak sampai, - itu pengalaman saja tiap 
hari waktu itu, - tapi selain itu saja berada dalam masa antara 
dua keinginan akan kemegahan. Saja mendjadikan diri saja 
radja, tapi kemudian dimakzulkan lagi, saja naik menara, tapi 
djatuh lagi keatas tanah,...... saja tidak akan mentjeritakan 
apa sebabnja. Tjukuplah, saja duduk disana didalam perahu 
dengan muka asam dan hati jang gundah gulana; saja dalam 
163 
keadaan jang disebut orang Djerman: "ungeniessbar" 20). Saja 
merasa tidak sepantasnja orang menjuruh saja memeriksa ke-
bun-kebun lada, dan bahwa saja sudah lama seharusnja diangkat 
djadi gubemur alam semesta. Lagi pula saja merasa semangat 
saja, djiwa saja dibunuh, dengan menaruh saja seperahu dengan 
datuk jang bodoh itu dan anaknja. 
Perlu saja katakan bahwa saja biasanja senang kepada kepala-
kepala bangsa Melaju, dan dapat bergaul dengan mereka. Me-
reka malahan banjak memiliki sifat-sifat jang membuat saja 
lebih menjukainja dari pembesar-pembesar Djawa. Ja, saja 
tabu, Verbrugge, bahwa anda tidak setudju dengan saja, sedikit 
orang jang setudju dengan saja dalam hal ini ...... tapi saja 
tidak akan bitjara tentang itu. 
Sekiranja saja melakukan perdjalanan itu pada hari jang lain, 
- dengan tidak banjak pikiran jang kalut, - mungkin saja 
segera bertjakap-tjakap dengan datuk itu, dan barangkali saja 
merasa pertjakapan itu tjukup berharga. Barangkali djuga saja 
berhasiI memantjing anak gadis itu bertjakap-tjakap, dan itu 
akan menghibur hati saja, sebab anak-anak seringkali ada se-
suatu jang asli padanja, - meskipun saja sendiri waktu itu 
masih terIalu anak-anak djuga untuk mempunjai perhatian ter-
hadap keaslian. Sekarang lain haInja; sekarang saja melihat 
dalam tiap gadis umur tiga belas tahun suatu naskah jang tidak 
ditjoret-tjoret atau sedikit sekali jang ditjoret. Kita mempergoki 
sang pengarang "en negligé" 21) dan itu seringkali menjenang-
kan. 
Anak itu menguntai manik pada seutas tall, dan nampaknja 
mentjurahkan seluruh perhatian untuk pekerdjaan itu. Tiga me-
rah, satu hitam...... tip merah, satu hitam, ...... bagus sekali ! 
Namanja Si Upik Keteh. Artinja di Sumatra kira-kira: si 
puteri ketjil ...... ja, Verbrugge, anda tahu itu, tapi Duc1ari 
selalu bertugas di Djawa. Namanja Si Upik Keteh, tapi dalam 
20) Tidak dapat dibawa berhandai-handai. 
21) Dalam pakaian seadanja. 
164 
hati saja menjebutnja: si pandir, sebab saja djauh lebih tinggi 
daripadanja, menurut anggapan saja. 
Hari petang ........ hampir malam; manik-manik disimpan. 
Daratan perlahan-Iahan menggeser disamping kami, dan gunung 
Ophir makin lama makin ketjil dibelakang kami. Disebelah kiri, 
di Barat, diatas lautan jang luas, sangat luas tidak bertepi sampai 
Madagaskar, dan Afrika dibelakangnja, matahari menurun, dan 
"melantjang-Iantjang" sinarnja jang bertambah pendek leng-
kungnja diatas gelombang, dan iapun mendinginkan diri didalam 
laut ...... Persetan, bagaimana bunjinja itu 1" 
- "Apa...... matahari 1" 
- "Ab, bukan, ... ' ... waktu itu saja membuat sadjak ..... . 
Anda bertanja mengapa gerangan 
Samudera dipelabuhan Natal, 
Dimana-mana patuh dan ramah, 
Namun ganas bergelora dipelabuhan Natal, 
Senantiasa menggelegak dan bergolak 1 
Anda bertanja, dan si anak nelajan 
J ang papa mendengar pertanjaan anda, 
Berkedip matanja hitam, 
Ia menundjuk arah ke Barat nun djauh disana 
Dibawah langit melengkung luas. 
Dialihkannja pandang dari mata jang legam, 
Dan ia memandang arah ke Barat, 
Kemanapun anda memandang, 
Hanja air, air semata, 
Dan laut, laut dimana-mana. 
ltulah sebabnja Samudera disini 
Menggesel keras pasir dipantai; 
Sekitar anda laut semata, 
Dan air, air, tiada lain, 
Sampai-sampai kepantai Madagaskar. 
165 
Dan banjak korban disampaikan 
Sebagai pampasan kepada Samudera 
Dan banjak djeritan terbenam diair, 
Tiada jang mendengar, isteri, anak maupun keluarga 
] ang tahu hanjalah Tuhan. 
Tangan menggapai penghabisan kali, 
Menggapai-gapai diatas air, 
Meraba-raba, mentjekau, mentjepuk-tjepuk 
berputar-putar, ...... 
Mentjari-tjari tempat bertumpu, ...... 
Lalu tenggelam selama-Iamanja 
Selandjutnja aku tak tahu lagi •••••• ft 
- "Anda akan dapat menemukannja kembali djika anda 
menulis surat kepada Krijgsman jang djadi klerek anda di Natal, 
dia memilikinja," kata Verbrugge. 
- "Bagaimana dia mendapatkannja 1" tanja Max. 
- "Barangkali dari kerandjang kertas anda...... Tapi djelas 
ada padanja. Bukankah didalamnja menjusul legende tentang 
dosa pertama jang menenggelamkan pulau jang dahulu me-
lindungi pelabuhan Natal, ...... kisah Djiwa dengan dua orang 
saudaranja 1" 
- "Ja, itu benar. Legende itu ...... bukan legende. Jang saja 
buat ialah parabel, perumpamaan, jang beberapa abad lagi akan 
mendjadi legende... . .. djika Krijgsman sering-sering mentjeri-
takannja. Begitu mulanja segala mitologi. "Djiwa" ialah ziel, 
sebagaimana anda tahu ...... 
- "Max, dimana tinggal si puteri ketjil dengan manik-manik 
itu 1" tanja Tine. 
- "Manik-manik sudah disimpannja. Hari djam enam, dan 
disana dibawah garis katulistiwa, djam enam adalah waktu un-
tuk merenung malam, - Natal letaknja beberapa menit di 
Utara ; djika saja berdjalan darat ke Air-Bangis, saja naik kuda 
melalui garis itu, atau hampir-hampir saja terdjatuh melaluinja. 
Saja rasa malam hari orang selalu lebih baik, atau tidak begitu 
166 
nakal dari pagi bad, dan itu adalab wadjar. Pagi bari kita me-
nguasai diri (bahasa Belanda: boudt zicb te zarnen - pent.) 
- saja tabu bahwa ungkapan ini (dalam babasa Belanda -
- pent.) adalah suatu Germanisme, tapi bagaimana saja barus 
mengatakannja dalam bahasa Belanda ? - anda djuru sita atau 
kontelir atau ...... tidak, tjukuplab itu. SeQrang djuru sita "balt 
sicb zusammen" untuk melakukan tugasnja dengan baik bari itu, 
...... Ja Tuban, tugas jang bagaimana. Bagaimanakah rupa hati 
jang "zusarnrnen .gehalten" itu. Seorang kontelir, saja tidak me-
ngatakan ini tentang anda, Verbrugge, seorang kontelir meng-
gosok-gosok matanja, dan segan-segan menemui asisten residen, 
jang berlagak memperlihatkan kelebihannja karena dinasnja 
beberapa tahun lebih lama; atau bari itu ia barus mengukur 
ladang dan ragu-ragu apakah ia akan mempertahankan kedju-
djurannja, - anda tidak tahu itu, Duclari, sebab anda militer, 
tapi sungguh ada kontelir-kontelir jang djudjur, - ia ragu-ragu 
antara mempertahankan kedjudjuran dan ketakutannja kepada 
Raden Demang......... anu, djangan-djangan kuda dauknja 
diminta kembali, kuda jang begitu pandai "menderap" ; - atau 
hari itu ia barus dengan tegas mengatakan ja atau tidak mem-
balas surat dinas nornor sekian. Pendeknja, pagi-pagi waktu 
bangun, dunia menjerang bati anda; dan itu berat bagi hati, 
meskipun hati itu kuat. 
Tapi malam hari anda istirabat. Ada sepuluh djarn antara 
sekarang dan saat anda melibat kembali djas anda; sepulub 
djam; tiga pulub enam ribu detik untuk bidup sebagai manu-
sia ! Itu menjenangkan bagi tiap orang. Itulah saat saja berharap 
akan menemui maut...... supaja tiba disana dengan wadjah 
jang tak resmi. Itulah saat ketika isteri anda menemukan kem-
bali sesuatu dalam wadjab anda, jang "menangkap"nja, ketika 
ia memberikan kepada anda saputangan itu, dengan huruf E 22) 
pada sudutnja ...... 
- "Dan ketika ia belum bisa pilek," kata Tine. 
22) Huruf pertama Everdine, nama isteri Havelaar, Tine. 
167 
- "Ah, djangan ganggu saja .. .... Saja hanja hendak me-
ngatakan, bahwa malam hari orang lebih "gemüthlich" 23). 
Djadi, ketika matahari terbenam, saja mendjadi orang jang 
lebih baik, dan sebagai buktinja jang pertama, saja berkata 
kepada puteri ketjil itu: 
- "Sebentar lagi udara sedjuk." 
- "Ja, tuan," djawabnja. 
Tapi saja, tuan besar, membungkuk lebih dalam lagi kepada 
"si pandir" itu, dan mulai bertjakap-tjakap dengannja. Djasa 
saja bertambah besar lagi, karena ia tidak banjak mendjawab. 
Segala jang saja katakan dibenarkannja; dan itupun mendje-
mukan djuga, meskipun saja tinggi hati. 
- "Apàkah kau ingin ikut lain kali ke Teluk-Balai 1" tanja 
saja. 
- "Djika tuan menjuruh saja." 
- "Bukan, saja bertanja kepadamu apakah kau senang me-
lakukan perdjalanan demikian 1" 
- "Djika ajah saja menghendaki," djawabnja. 
Bukankah itu membikin orang gila. Nah, saja tidak mendjadi 
gila; matahari sudah terbenam, dan saja tjukup merasa 
"gemüthlich" untuk tidak merasa kapok menghadapi kebodohan 
jang demikian; atau lebih tepat, saja kira saja mulai senang 
mendengar suara saja, - sebab sedikit orang jang tidak suka 
mendengarkan suaranja sendiri ; - dan sesudah sikap saja jang 
diam sehari-harian, saja merasa, sesudah saja achimja berkata-
kata, bahwa saja patut menerima jang lebih baik dari djawaban-
djawaban jang bodoh dari Si Upik Keteh itu. 
Saja akan mentjeritakan kepadanja sesuatu, pikir saja, supaja 
saja sendiri mendengamja pula, dan tidak perlu dia mendjawab 
saja. Anda tahu, seperti djuga waktu membongkar kapal, ke-
randjang gula jang paling achir dimuat, itulah pula jang perta-
ma kali dikeluarkan, maka kita pun biasanja mengeluarkan lebih 
dulu pikiran atau tjerita jang dimasukkan paling achir. Didalam 
23) Ramah tamah. 
168 
Tijdschrift van Nederlandsch Indië belum selang lama saja 
membatja sebuah tjerita Jeronimus 24) tentang "Pemahat Batu 
Djepang" ....... Dengarlah, si J eronimus itu menulis hal-hal jang 
menjenangkan. Apakah anda bat ja karangannja: Lelang dalam 
Rumah Mati? Dan karangannja "Kuburan"? Dan terutama, 
Pedati? Nanti akan saja berikan. 
Djadi, saja baru sadja membatja: "Pemahat Batu Djepang". 
Sekarang tiba-tiba saja ingat bahwa tadi saja kesasar dalam lagu, 
dimana saja "menjuruh memandang berkeliling" "mata hitam" 
anak nelajan itu, sampai mendjadi djuling ...... dalam satu dju-
rusan. Aneh sekali. Itu adalah asimilasi pikiran-pikiran. Ke-
kesalan saja hari itu bertalian dengan bahaja dipelabuhan Natal 
...... anda tahu, Verbrugge, kapal perang tidak boleh merapat 
dipelabuhan itu, terutama dalam bulan Djuli ...... ja, Duclari, 
musim hudjan disana paling keras bulan Djuli, djustru sebalik-
nja dari disini,...... nah, bahaja dipelabuhan itu berkait pula 
dengan rasa kehormatan saja jang terluka, dan rasa kehormatan 
itu bertalian pula dengan lagu Djiwa itu. Berkali-kali telah saja 
usulkan kepada residen untuk membuat pelindung pantai di 
Natal, atau sekurang-kurangnja sebuah pelabuhan buatan di-
muara sungai, dengan maksud supaja ada perdagangan didaerah 
Natal, jang menghubungkan negeri Batak dengan lautan. Satu 
setengah djuta manusia dipedalaman tidak tahu bagaimana 
menjalurkan hasil buminja, karena pelabuhan Natal terkenal 
buruk, dan memang demikian. Nah, usul-usul itu tidak diterima 
oleh residen, atau sedikitnja ia mengatakan bahwa pemerintah 
tidak akan mengabulkannja, dan anda tahu bahwa residen-re-
siden tidak pemah memadjukan sesuatu usul, selain jang 
menurut perhitungan mereka akan menjenangkan bagi guber-
nemen. Pembuatan pelabuhan di Natal bertentangan dalam 
prinsipnja dengan sistim penutupan, bukannja kapal-kapal di-
24) Nama samaran baron Van Hoëvell, pendeta di Betawi, kemudian 
djadi anggota parlemen, dimana ia membela kepentingan penduduk 
bumiputera ditanah djadjahan. 
169 
usahakan kedatangannja, malahan dilarang kapal-kapal lajar 
masuk pelabuhan, ketjuali dalam hal .,force majeure" 25). Kalau 
masuk djuga sebuah bpal, biasanja penangkap ikan paus bang-
sa Amerika, atau orang Perantjis jang memuat lada didaerah-
daerah keradjaan ketjil jang merdeka disudut Utara, maka 
selalu saja menjuruh kapten kapal itu menulis surat kepada saja, 
dimana ia meminta izin untuk memuat air minum. Kekesalan 
karena gagalnja usaha-usaha saja untuk melakukan sesuatu jang 
menguntungkan bagi Natal, atau lebih tepat, rasa keriahan jang 
terluka karena diri belum lagi berarti sehingga pelabuhan pun 
tidak dapat saja suruh buat dimana saja suka, dan semua ini 
berhubungan dengan pentjalonan saja untuk mengatur alam 
semesta, ...... nah, itulah jang membuat saja hari itu kesal 
sadja. Ketika saja karena terbenamnja matahari agak sembuh, 
sebab kesebalan adalah penjakit, maka kesembuhan itu mem-
buat saja teringat kepada Pemahat Batu Djepang, dan barang-
kali saja memilcirkan tjerita itu keras-keras, untuk setjara diam-
diam meneguk tetes terachir dari obat jang saja rasa saja 
perlukan, sambil membajangkan kepada diri saja sendiri bahwa 
saja melakukan itu demi hendak berbuat baik kepada anak itu. 
Tapi anak itu menjembuhkan saja, - sedikitnja untuk sehari 
dua hari - lebih baik dari tjerita saja. 
"Upik, adalah seorang laki-laki jang memahat batu dari gu-
nung. Pekerdjaannja amat berat, dan dia bekerdja banjak, tapi 
upahnja sedikit, dan ia tidak puas. 
Ia mengeluh karena pekerdjaannja berat, dan ia berseru: ah, 
sekiranja aku kaja, aku akan tidur dibalai-balai dengan kelambu 
sutera merah. 
Lalu turun seorang malaikat dari langit, dan berkata: anda 
akan mendjadi kaja sebagaimana anda kehendaki. 
Dan iapun mendjadi kaja. Dan ia tidur diatas balai-balai dan 
kelambunja dari sutera merah. 
Pada suatu hari, radja berkeliling kota dengan penunggang 
25) Terpaksa. 
170 
kuda didepan keretanja; pun dibelakang kereta ada penunggang 
kuda dan pajung keemasan memajungi kepala radja. 
Tatkala siorang kaja mendengar tentang itu, hatinja berduka-
tjita karena tidak ada pajung menaungi kepalanja, dan ia tidak 
merasa puas. 
Ia mengeluh dan berseru: aku ingin mendjadi radja. 
Lalu turun seorang malaikat dari langit dan berkata: anda 
akan mendjadi radja, sebagaimana anda kehendaki. 
Dan iapun mendjadi radja. Dan didepan keretanja banjak 
penunggang kuda, pun dibelakang keretanja ada penunggang 
kuda, dan orang memajunginja dengan pajung keemasan. 
Dan matahari bersinar dengan sinarnja jang terik dan mem-
bakar keradjaan bumi, sehingga rum put mendjadi laju. 
Dan radja mengeluh bahwa matahari membakar wadjahnja. 
dan lebih berkuasa daripadanja, dan ia tidak merasa puas. 
Ia mengeluh dan berseru: aku ingin mendjadi matahari. 
Lalu turun seorang malaikat dari langit, dan berkata: anda 
akan mendjadi matahari. 
Dan ia berobah mendjadi matahari. Dan dikirimnja tjahajanja 
keatas dan kebawah; kekanan dan kekiri, dan kemana-mana. 
Dan dibakarnja rumput diatas bumi, dan wadjah radja-radja 
jang ada dibumi ; 
Dan segumpal awan berhenti diantaranja dan bumi, dan tja-
haja matahari dipantulkan kembali. 
Dan ia mendjadi murka, karena ada jang berani menentang: 
kekuasaannja, dan ia mengeluh bahwa awan itu lebih berkuasa. 
daripadanja, dan ia tidak puas. 
Ia ingin mendjadi awan jang begitu berkuasa. 
Lalu turun seorang malaikat dari langit, dan berkata: anda 
akan mendjadi awan sebagaimana anda kehendaki. 
Dan iapun mendjadi awan, dan berhenti diantara matahari 
dan bumi, dan menampung tjahaja matahari, sehingga rumput 
mendjadi hidjau ; 
Dan awan itu mendjadi hudjan dan turun dengan tetesan-tete--
san besar diatas bumi, dan membandjiri sungai-sungai, dan 
171 
bandjir melanda kawanan-kawanan hewan ; 
Dan bandjir itu merusak ladang-ladang brena banjaknja air ; 
Dan ia djatuh diatas batu jang tidak berkisar. Dan ia djatuh 
menderu merupakan arus jang besar, tapi batu itu tidak bergeser. 
Dan ia mendjadi murka, karena batu itu tidak mau mengge-
ser ; dan karena betapapun deras arusnja, sia-sia belaka. Dan 
ia tidak merasa puas. 
Ia berseru : "batu itu lebih berkuasa dari padaku; aku ingin 
mendjadi batu." 
Lalu turun seorang malaikat dari langit, dan berkata: anda 
akan mendjadi batu, sebagaimana anda inginkan. 
Dan ia mendjadi batu, dan tidak bergerak ketika matahari 
bersinar, pun tidak apabila hudjan turun. 
Lalu datang seorang laki-Iaki membawa tjangkul, dan pahat 
jang tadjam, dan palu jang berat, jang memahat batu dari batu 
gunung. 
Dan batu itu berkata: apa pula ini, laki-Iaki ini lebih berku-
asa daripadaku, dan memahat batu dari pangkuanku. Dan ia 
tidak merasa puas. 
Ia berseru: "aku lebih lemah dari orang ini; aku ingin djadi dia." 
Lalu turun seorang malaikat dari langit, dan berkata: anda 
akan mendjadi orang itu. 
Dan ia mendjadi pemahat batu. Dan ia memahat batu dari 
gunung batu, dengan kerdja jang berat, dan ia bekerdja berat 
sekali, dengan upah jang sedikit, dan ia merasa puas." 
- "Bagus sekali, kata Duc1ari, tapi anda belum membukti-
kan kepada kami, bahwa si Upik ketjil itu mestinja "imponde-
..rabel" 26). 
- "Tidak, saja tidak mendjandjikan bukti itu. Saja hanja 
hendak mentjeritakan kepada anda, bagaimana saja berkenalan 
dengannja. Sesudah selesai bertjerita, saja bertanja: "dan kau 
Upik, apa jang kau pilih, sekiranja ada malaikat dari langit ber-
1anja kepadamu, apa jang kau kehendaki ?" 
2U) Badannja tanpa bobot 
172 
- "Tuan, saja akan memohon kepadanja supaja dibawanja 
serta kelangit." 
- "Bagus sekali, bukan 1" kata Tine kepada tamu-tamunja, 
jang barangkali merasa hal itu aneh sekali. 
Havelaar berdiri, dan menjapu sesuatu dari djidatnja. 
173 
Ba b XII 
- "Max sajang, kata Tine, tambul kita begitu sedikit ........ . 
apakah kau tak bisa ...... kau tahu, Madame Scarron 1) ...... ?" 
- "Bertjerita lagi, ganti makan kuweh? Persetan, suaraku 
parau; giliran Verbrugge sekarang. 
- "Ja, tuan Verbrugge, gantikanlah Max." njonja Havelaar 
memohon. 
Verbrugge berpikir sebentar, lalu mulai : 
- "Adalah seorang laki-Iaki jang mentjuri ajam kalkun. 
- ,,0, anda nakal, seru Havelaar, anda dapat itu dari Pa-
dang. Dan, bagaimana selandjutnja?" 
- "Tak ada lagi landjutannja. Anda tahu achir tjerita itu? 
- "Tentu sadja, saja sudah makan kalkun itu, bersama-sama 
dengan ...... orang lain. Tahukah anda mengapa saja di Padang 
dibebastugaskan ? 
- "Kata orang ada kekurangan dalam kas anda di Natal, 
djawab Verbrugge. 
- ,,!tu ada benarnja, tapi tidak seluruhnja benar. Di Natal 
saja karena bermatjam-matjam sebab tjeroboh sekali dalam per-
tanggungan djawab keuangan, sehingga banjak saja mendapat 
tegoran. Tapi jang demikian itu banjak terdjadi waktu itu, 
keadaan di Utara Pulau Sumatra, tidak lama sesudah penaklukan 
Baros, Tapus dan SingkeI, begitu kalut, segalanja begitu rusuh, 
sehingga kita tidak bisa menjalahkan seorang muda jang lebih 
I) Tentang Madame Scarron ditjeritakan bahwa karena makanan serba 
irit, ia terpaksa menghidangkan tjerita-tjerita sebagai djamuan. 
174 
suka naik kuda dari menghitung uang atau mengisi kasbuk, 
bahwa semuanja tidak begitu teratur dan tjermat, seperti jang 
dapat dituntut dari seorang pengurus buku di Amsterdam jang 
kerdjanja itu sadja. Tanah Batak sedang bergolak, dan and:l 
tabu, Verbrugge, segala jang terdjadi dinegeri Batak, selalu ber-
pengaruh kedaerab Natal. Malam hari saja tidur berpakaian, 
supaja segera siap sedia dan itu seringkali perlu. Lagipula ba-
haja itu menarik, - beberapa waktu sebelum kedatangan saja 
terbongkar sebuah komplotan untuk membunuh pedjabat sebe-
lum saja dan membuat huru hara, - babaja itu menarik, ter-
utama bagi orang jang baru berusia dua puluh dua tahun, dan 
karena itu orang djadi tidak tjakap mengerdjakan kantoran dan 
tidak dapat bekerdja teliti seperti jang diperlukan untuk meng-
urus soaI-soal keuangan dengan baik. Selain itu banjak pikiran-
pikiran gila dalam kepala saja ..... . 
- "Tidak perlu," seru njonja Havelaar kepada seorang pe-
lajan. 
- "Apa jang tidak perlu ?" 
- "Aku tadi mengatakan supaja memasak lagi apa-apa di-
dapur ...... dadar misalnja." 
- "Ab, ...... dan itu tidak perlu lagi karena aku mulai hen-
dak mentjeritakan tentang pikiran-pikiranku jang gila ...... kau 
nakal, Tine. Baiklah. tapi kaum pria djuga punja suara. Ver-
brugge, anda lebih suka apa, dadar atau sedjarah ? 
- "Sukar mendjawabnja bagi orang jang tetap hendak ber-
sikap hormat, djawab Verbrugge. 
- "Dan saja pun lebih suka tidak memilih, tambah Duclari 
pula, sebab memilih disini berarti menjalahkan salah seorang, 
tuan atau njonja, dan "entre l' écorce et Ie bois, il ne faut pas 
mettre Ie doigt" 2). 
"Saja akan tolong tuan-tuan, dadar itu ...... n 
- "Njonja, kata Duclari jang sangat hormat, dadar itu pas-
2) Djanganlah memasukkan djari antara kulit dan kaju, djanganlah 
tjampur tangan dalam pertentangan keluarga. 
175 
tilah sama berharga seperti ...... 
- "Seperti sedjarah 1 Tentu, kalau ia berharga, tapi ada ke-
beratannja ..... . 
- "Bertaruh bahwa belum ada gula dirumah, seru Verbrug-
ge, ah, suruhlah ambil dirumah saja apa jang anda perlu. 
- "Ada gula ...... dari njonja Slotering ; bukan, bukan itu 
soalnja. Djika dadarnja baik, itu bukan soal ..... . 
- "Djadi, bagaimana, njonja, apakah ia djatuh kedalam 
api ?" 
- "Sekiranja itu benar! Tidak, ia tidák dapat djatuh keda-
lam api; ia ........ . 
- "Tapi Tine, seru Havelaar, djadi apa jang terdjadi 11" 
- "Dadar itu tidak dapat ditimbang, Max, seperti seharus-
nja wanita-wanitamu di Arles ...... Aku tidak punja dadar ..... . 
aku tidak punja apa-apa lagi. 
- "Djika demikian, demi Tuhan, sedjarah sadja, kata Duc-
lari dengan keputusasaan jang lutju. 
- "Tapi ada kopi, seru Tine. 
- "Baiklah; mari kita minum kopi diserambi depan, dan 
panggil njonja Slotering dan gadis-gadis, kata Havelaar, dan 
mereka pun pindah keluar. 
- "Aku rasa dia tidak mau, Max, kau tahu makan pun dia 
tidak mau bersama kita, dan aku tidak bisa menjalahkannja." 
- "Mungkin dia telah mendengar bahwa aku suka mentjeri-
takan hal-hal jang sudah terdjadi, kata Havelaar, dan karena itu 
ia enggan mendekat. 
- "Ah, tidak, Max, bukan itu soalnja, dia tidak mengerti 
bahasa Belanda. Tidak, dia mengatakan kepadaku bahwa ia 
hendak mengurus rumah tangganja sendiri, dan aku mengerti. 
Kau masih ingat bagaimana kau menterdjemahkan namaku, 
E.H.v.W.3)1 
- "Eigen haard veel waard, - dapur sendiri sangat berharga. 
3) Singkatan nama lengkap isteri Max Havelaar : Everdine Huberte 
van Wijnbergen. Sama dengan singkatan Eigen Haard veel Waard 
Dapur sendiri sangat berbarga. 
176 
- "ltu dia. Dia benar; lagipula dia nampaknja tidak suka 
bergaul dengan orang lain. Bajangkan, djika disuruhnja pen-
djaga-pendjaga mengusir semua orang jang tidak dikenal dari 
pekarangannja ..... . 
- "Saja minta sedjarah atau dadar," kata Duclari. 
- "Saja djuga," seru Verbrugge, dalih-dalih tidak diterima. 
Kami berhak mendapat makanan jang lengkap, karena itu saja 
minta tjerita kalkun. 
- "ltu sudah saja tjeritakan, kata Havelaar kalkun itu saja 
tjuri dari djenderal Van Damme, dan saja makan dengan sese-
orang. 
- "Sebelum seseorang itu masuk surga, kata Tine dengan 
djenaka. 
- "Tidak, itu tjurang, seru Duclari, kami harus tabu menga-
pa anda tjuri kalkun itu." 
- "Tentu sadja karena saja lapar, dan itu adalah salah dj en-
deral Van Damme jang memberhentikan saja untuk semen-
tara." 
- "Kalau anda tidak mau mentjeritakan lebih banjak, lain 
kali saja akan bawa sendiri dadar, kata Verbrugge. 
- "Pertjajalah, tidak ada rahasia dibelakangnja. Dia banjak 
punja kalkun, dan saja tidak punja seekorpun. Binatang-binatang 
itu dihalau melewati pintu saja; saja tangkap seekor, dan saja 
berkata kepada orang jang berlagak mendjaganja: "katakan 
kepada djenderal bahwa saja, Max Havelaar, menangkap kalkun 
ini, karena saja hendak makan." 
- "Lalu, epigram itu?" 
- "Verbrugge bertjerita tentang itu kepada anda ?" 
- "Ja." 
- "ltu tidak ada pertaliannja dengan kalkun. Itu disebab-
kan karena ia membebastugaskan banjak pedjabat-pedjabat; di 
Padang ada tudjuh atau delapan orang jang dibebastugaskannja 
dengan tjara jang kurang atau lebih adil. Kebanjakan diantara 
mereka kurang pantas mendapat hukuman demikian, lebih ku-
rang daripada saja. Asisten residen Padang sendiri di sekors-
177 
nja, dengan alasan jang saja ma bukan alasan jang dikemuka-
kan dalam surat keputusan. Saja akan tjeritakan itu kepada 
anda, meskipun saja tidak bisa memastikan bahwa saja menge-
tahui segalanja dengan betul, dan hanja mentjeritakan kembali 
apa jang dianggap orang benar di Padang, dan jang djuga 
mungkin benar, terutama djika kita perhatikan sifat-süat dj en-
deral itu. 
Ia kawin dengan isterinja untuk memenangkan pertaruhan; 
taruhannja satu angker anggur. Djadi dia sering keluar malam, 
dan ngelujur kemana-mana. Pedjabat sementara Valkenaar ko-
non pernah memukulnja didjalan sepi dekat rumah piatu gadis-
gadis sebagai pelanggar djalan biasa, ketika ia berdjalan disana 
setjara in cognito. Tidak djauh dari sana tinggal Miss •........ 
Ada desas desus bahwa Miss itU melahirkan seorang baji jang 
kemudian menghilang. Asisten residen baru sadja bermaksud 
hendak tjampur tangan dalam perkara ini, dan maksudnja itu 
rupanja diutjapkannja malam hari ketika diadakan pertemuan 
bermain kartu dirumah djenderal. Keesokan harinja ia meneri-
ma perintah untuk pergi ke suatu daerah, dimana kontelir jang 
memerintah daerah itu disekors karena tidak djudjur, - entah 
benar entah tidak, - untuk mengadakan pengusutan dan "mem-
berikan kab ar" tentang itu. Asisten residen itu agak heran dju-
ga, bahwa ia diperintahkan mengerdjakan sesuatu jang sama 
sekali tidak ada hubungan dengan daerahnja, tapi karena ia, 
sebenarnja dapat menganggap perintah itu sebagai suatu kehor-
matan, dan karena ia bersahabat baik dengan sang djenderal, 
sehingga ia tidak beralasan untuk tjuriga diperangkap, maka 
diterimanjalah tugas itu, dan iapun berangkat ke ...... saja 
tidak ingat lagi kemana, untuk mengerdjakan apa jang diperin-
tahkan kepadanja. Sesudah beberapa waktu ia kembali, dan 
memasukkan suatu laporan jang bunjinja tidak menjalahkan 
kontelir itu. Tapi lihatlah, sementara itu orang di Padang me-
ngetahui, jakni setiap orang dan tidak siapa-siapa, bahwa kon-
telir itu hanja dibebastugaskan, agar terbuka kesempatan untuk 
memindahkan asisten residen dari tempat itu, supaja ia tidak 
178 
dapat melaksanakan maksudnja untuk mengusut hilangnja baji 
tersebut, atau sedikitnja memperlambat pengusutan itu sehingga 
bertambah sukar mentjari keterangan. Sekali lagi saja katakan 
bahwa saja tidak tahu apakah ini benar, tapi sesudah saja ke~ 
mudian lebih banjak mengetahui tentang djenderal Van Damme, 
maka tjerita itu saja rasa dapat dipertjaja ; pun di Padang tidak 
ada orang jang meragukan bahwa ia dapat melakukan jang demi~ 
kian, menilik keruntuhan achlaknja. Kebanjakan orang hanja 
melihat satu süatnja jang menondjol, jakni keberanian dalam 
bahaja; dan djika saja, jang pernah melihatnja dalam bahaja, 
berpendapat bahwa ia après tout 4) adalah seorang jang berani, 
maka hal itu hanja akan menggerakkan hati saja untuk tidak 
mentjeritakan kisah inL Memang benar, di Sumatra banjak jang 
"disuruhnja babat", tapi kalau kita lihat sendiri dari dekat, 
tidak seberapa djuga keberaniannja itu, dan betapapun aneh 
kedengarannja, saja kira keharuman namanja sebagai pradjurit 
sebagian besar disebabkan karena ketjenderungan kita memper-
tentang~tentangkan, ketjenderungan jang sedikit banjaknja ada 
pada kita semua. Orang suka berkata: benar bahwa Peter atau 
Paulus begini, begini atau begini, tapi itulah dia, biarkan dia 
begitu; tapi pastilah anda akan dipudji, djika anda mempunjai 
kekurangan jang besar, jang menjolok mata. Misalnja anda, 
Verbrugge, tiap hari mabuk sadja ..... . 
- "Saja?" tanja Verbrugge, jang merupakan teladan orang 
jang sedikit sekali minum. 
- "Ja, saja membuat anda mabuk, tiap hari. Anda begitu 
mabuk sehingga malam hari Duclari tersandung pada tubuh 
anda diserambi depan. Dia tidak senang dengan kedjadian itu, 
tapi segera ia teringat ada sesuatu sifat jang baik pada anda, 
jang dahulu tidak menarik perhatiannja. Dan djika saja datang, 
dan saja temukan anda begitu ...... horisontal, maka ia akan 
memegang tangan saja, dan berkata: "ah, pertjajalah, biasanja 
ia baik, saleh dan pandai !" 
4) Betapapun djuga. 
119 
- "ltu saja katakan tentang Verbrugge, djuga apabila ia 
herdiri, vertikal, kata Duc1ari. 
- "Tapi tidak begitu berapi-api dan penuh kejakinan. Tjo-
balah ingat betapa sering orang berkata: ,,0, kalau laki-Iaki itu 
suka berhati-hati, pasti ia djadi orang berarti, tapi ...... " lalu 
menjusul tjerita bagaimana ia tidak berhati-hati, djadi bahwa ia 
bukan siapa-siapa. Dan saja kira saja tahu sebabnja. Pun me-
ngenai orang jang sudah meninggal kita hanja mendengar jang 
baik-baiknja sadja, jang dahulu tidak pernah diperhatikan. lni 
disebabkan karena mereka itu tidak mengganggu siapa-siapa 
lagi. Semua orang boleh dibilang bersaing ; kita ingin menunduk-
kan orang lain seluruhnja dan dalam segala hal. Tapi kita tak 
dapat mengutjapkannja karena kurang sopan dan malahan ka-
rena kepentingan kita sendiri, sebab segera djuga tidak ada 
orang jang pertjaja kepada kita, meskipun kita mengatakan 
sesuatu jang benar. Djadi, hams ditjari djalan memutar, dan 
lihat1ah bagaimana kita melakukannja. Djika anda, Duclari, 
mengatakan: "letnan Slobkous seorang pradjurit jang baik, 
sungguh, ia seorang pradjurit jang baik, saja tidak tjukup me-
ngatakan kepada anda betapa baik letnan Slobkous sebagai pra-
djurit ...... tapi dia bukan seorang ahli teori" ...... bukankah 
anda mengatakan demikian Duc1ari?" 
- "Saja tidak pernah mengen al atau melihat seorang letnan 
jang bernama Slobkous." 
- "Baiklah, tjiptakan seorang, dan katakan demikian ten-
tang dirinja." 
- "Baik, saja tjiptakan dia dan saja katakan demikian." 
- "Tahukah anda, apa jang anda katakan sekarang? Anda 
mengatakan bahwa anda, Duc1ari, "à cheval" 5), mengenai teori. 
Saja tidak lebih baik sedikitpun. Pertjajalah, kita berlaku tidak 
adil untuk memarahi orang jang djahat, sebab orang jang baik 
diantara kita sangat dekat kepada jang djahat. Sebutlah kesem-
purnaan itu nol, dan jang djahat seratus deradjat, alangkah 
11) Hebat, senang sekali. 
180 
kellrunja kita, kita jang terumbang-ambing antara sembilan 
puluh delapan dan sembilan puluh sembilan, menjeru "haro" 6) 
kepada seseorang, jang berdiri diatas seratus satu. Dan saja 
kira masih banjak orang jang tidak mentjapai deradjat jang 
keseratus karena ketiadaan sifat-sifat jang baik, misalnja ke-
beranian, untuk sungguh-sungguh mendjadi dirinja sendiri." 
- "Aku berdiri pada deradjat keberapa, Max?" 
- "Aku memerlukan kat ja pembesar untuk bagian-bagian 
deradjat jang lebih ketjil, Tine." 
- "Saja keberatan, seru Verbrugge, - tidak njonja, bukan 
terhadap dekatnja anda kepada nol, - bukan, ada pedjabat-
pedjabat jang dibebastugaskan, ada baji jang hilang, ada se-
orang djenderal dituduh ...... saja minta "la pièce" 7) ! 
- "Tine, usahakanlah supaja lain kali ada apa-apa dirumah. 
Tidak, Verbrugge, anda tidak akan mendapat "la pièce", sebe-
lum saja puas bitjara tentang pertentangan-pertentangan jang 
saja senangi. Saja mengatakan: tiap orang melihat dalam ma-
nusia sesamanja sematjam saingan. Orang tidak boleh selalu 
mentjela, hal itu akan menjolok, karena itu kita suka memudji 
suatu sifat jang baik berlebih-Iebihan, supaja tambah mendje-
laskan sifatnja jang buruk, jang sebenarnja itulah jang hendak 
kita tondjolkan, tanpa memberikan kesan bahwa kita berpihak. 
Djika ada orang jang marah kepada saja, karena saja menga-
takan: "anak gadisnja tjantik, tapi ajahnja seorang pentjuri," 
maka saja mendjawab: "bagaimana anda marah tentang itu, 
saja mengatakan bahwa anak anda seorang gadis jang manis." 
Anda mengerti, bahwa djawaban ini menguntungkan lipat ganda. 
Kami keduanja adalah tukang warung; saja menarik langgan-
annja jang tidak mau membeli rusen pada seorang pentjuri, -
dan sekaligus orang mengatakan tentang saja, bahwa saja seorang 
baik, sebab saja memudji anak gadis seorang saingan." 
- "Ah, tidak begitu buruk maksudnja, kata Duclari, itu 
8) Tjis. 
7) Tanda bukti. 
181 
terIalu." 
- "Anda berpendapat demikian, karena perbandingannja 
saja buat singkat dan tegas. Anda harns membajangkan ut japan 
saja: "dia seorang pentjuri" sebagai ut japan terselubung. 
Tapi, djika kita sungguh-sungguh hendak mengakui bahwa 
seseorang memiliki suatu sifat jang patut dihormati, didjundjung 
atau dikagumi, maka kita merasa senang djika dapat menemu-
kan disamping sifat itu sesuatu jang kurang, jang membebaskan 
kita sebagian atau seluruhnja dari upeti berupa sandjungan jang 
wadjib. "Kepada penjair sematjam itu, kita harus hormat, tapi 
...... ia memukul isterinja." Lalu kita pakai bekas-bekas jang 
biru pada badan perempuan itu sebagai alasan untuk tidak 
menghormati penjair itu; dan achirnja kita merasa senang bah-
wa ia memukul isterinja, jang sungguh merupakan suatu per-
buatan jang buruk. Djika kita harns mengakui bahwa seseorang 
mempunjai sifat-sifat jang membuat ia pantas didjundjung ting-
gi ; djika kita tidak dapat lebih lama mengingkari keistimewaan-
nja, tanpa orang menuduh kita tidak tabu apa-apa, tidak punja 
perasaan atau iri hati, maka kita mengatakan: "baiklah, dia 
patut didjundjung tinggi!" Tapi sementara orang menarnhnja 
diatas tempat jang tinggi, dan orang jang dihargai itu mengira 
bahwa kita sungguh kagum dengan keistimewaannja, kita sudah 
membuat djerat didalam "lasso" jang dimaksud untuk menarik 
nja kebawah, pada kesempatan baik jang pertama. Makin ba-
njak mutasi diantara "inhaber" 8), pidjakan kaki, makin besar 
harapan bagi setiap orang untuk mendapat giliran pula, dan 
ini adalah suatu kenjataan, sehingga kita karena kebiasaan, dan 
untuk latihan, seperti seorang pemburu jang menembak burung 
gagak tanpa memungutnja, djuga ingin meruntuhkan patung-
patung, jang dipidjakannja tidak akan pemah kita naiki. Djika 
Kappelman 9) makan sirkol dan minum bir murah, ia suka 
berkata; "Iskandar tidak agung .. . . .. dia serba berlebih-Iebih-
8) Pemilik. 
9) Penamaan bap tipe orang ketjil. 
182 
an," walaupun Kappelman tidak pedu bersaing dengan Iskan-
dar dalam penaklukan dunia. 
Bagaimanapun djuga, saja jakin bahwa kebanjakan orang 
tidak akan pernah menganggap djenderal Van Damme begitu 
berani, djika keberaniannja itu tidak dapat dipergunakan untuk 
ut japan jang selalu ditambahkan: "tapi ...... tidak punja rasa 
susila !" Lagipula, ketiadaan rasa susila itu tidak akan dianggap 
begitu penting oleh kebanjakan orang, jang djuga bukan orang 
jang bersih sama sekali, djika mereka tidak memedukannja 
untuk meniadakan keharuman namanja sebagai orang jang be-
rani, jang membuat beberapa orang tidak dapat tidur. 
Satu sifatnja jang istimewa: ia punja kemauan jang kuat. 
Apa jang diniatkannja "harus terdjadi, dan biasanja terdjadi dju-
ga kemudian. Tapi, - anda lihat bahwa saja segera mengemuka-
kan kebalikannja lagi, - tapi dalam memilih tjara-tjara, dia 
agak ...... bebas; dan seperti Van der Palm 10), menurut ang-
gapan saja kurang tepat, mengatakan tentang Napoleon: "rin-
tangan-rintangan kesusilaan tidak pernah mendjadi halangan 
baginja," maka tentu lebih mudah orang mentjapai ttidjuannja 
dari apabila ia merasa terikat oleh rintangan sematjam itu. 
Singkatnja, asisten residen Padang memberikan laporan jang 
baik bunjinja mengenai kontelir jang dibebastugaskan itu, jang 
karena itu pemetjatannja dirasakan kurang adil. Desas desus 
di Padang terus djuga beredar, orang bitjara tentang sianak 
jang hHang, asisten residen terpaksa memeriksa lagi perkara itu, 
tapi sebelum ia sempat mendjernihkan persoalan, ia mendapat 
surat keputusan dari gubernur Sumatera Barat jang membebas-
tugaskannja "karena melalaikan kewadjiban." Dikatakan bahwa 
ia, karena rasa persahabatan atau rasa kasihan, memberikan 
gambaran jang palsu tentang perkara kontelir itu, meskipun ia 
mengetahui hal jang sebenarnja. 
Saja tidak membatja surat menjurat mengenai perkara ini, 
tapi saja tahu bahwa asisten residen itu sama sekali tidak punja 
10) Pengarang Belanda abad ke-19. 
183 
hubungan dengan kontelir itu, buktinja, orang memilih dia untuk 
memeriksa perkara itu; selain itu saja tabu bahwa. ia seorang 
jang terhormat dan bahwa pemerintab pun menganggapnja de-
mikian, buktinja, pemetjatannja dibatalkan sesudah perkara itu 
selesai diperiksa, ditempat lain diluar Sumatera Barat. Pun kon-
telir itu kemudian direhabilitasi. Pemetjatan mereka itulah jang 
memberikan saja ilham untuk menuIis epigram itu, jang saja 
suruh letakkan diatas medja makan djenderal, oleh seorang jang 
waktu itu bekerdja padanja dan duIu bekerdja pada saja. 
Putusan pemetjatan berpindah-pindah, memerintah kita 
sambil memetjat, 
Jan Serbapetjat, gubemll'r, manusia serigala zaman 
sekarang, 
Memetjat nuraninja sendiri dengan gembira, -
Kalau beI.um ia memetjatnja lama sudah untuk selama-
lamanja. 
- "Saja rasa itu tidak pantas," kata Duclari. 
- "Saja djuga, •....• tapi saja hams melakukan sesuatu. 
Bajangkan, saja tidak punja uang, tidak menerima apa-apa, se-
hari demi sehari saja takut mati kelaparan, dan itu memang 
hampir terdjadi. Saja tidak punja relasi di Padang, atau sedikit 
sekali, lagipula saja telah mengatakan kepada djenderal bahwa 
dialah jang bertan,ggungdjawab kalau saja mati karena pende-
ritaan, dan bahwa saja tidak akan menerima bantuan dari 
siapapun djuga. Dipedalaman ada orang jang mendengar ten-
tang keadaan saja dan mengundang saja untuk datang keru-
mahnja, tapi djenderal melarang memberikan surat djalan kepada 
saja untuk pergi kesana. Berangkat ke Djawa pun saja tidak 
boleh. Dimana-mana saja bisa menolong diri saja sendiri, dan 
barangkali djuga disana, kalau orang tidak begitu takut kepada 
djenderal jang maha kuasa itu; rupanja dia bermaksud mem-
biarkan saja mati kelaparan. ltu berlangsung sembilan buIan 
lamanja !" 
184 
- "Dan bagaimana anda dapat bertahan selama itu; atau 
apakab djenderal itu banjak punja kalkun ?" 
- "Tidak, saja hanja melakukan itu sekali ...... saja menulis 
sadjak-sadjak, dan komedi-komedi, ...... dan sebagainja ...... " 
- "Dan anda bis a beli beras dengan itu di Padang?" 
- "Tidak, dan sajapun tidak minta beras untuk itu, ..... . 
tidak, lebih baik tidak saja katakan bagaimana saja hidup 
waktu itu." 
Tine mendjabat tangannja, dia tahu. 
- "Saja membatja beberapa baris, jang kabamja anda tulis 
waktu itu, dibelakang sehelai kwitansi," kata Verbrugge. 
- "Saja tabu apa maksud anda; baris-baris itu melukiskan 
keadaan saja. Ketika itu ada sebuah madjalah, "De Kopiist", 
saja berlangganan. Karena madjalah itu dilindungi oleh peme-
rintah, - redaktumja amtenar pada Sekretari Vmum, - wang 
langganannja dibajar kepada kas negeri. Saja disodori kwitansi 
sedjumlah dua puluh gulden. Wang itu harus diurus dibiro-biro 
gubemur, dan kwitansi itu djika tidak dibajar, harus melalui 
biro-biro itu untuk dikembalikan ke Betawi, maka saja pergu-
nakan kesempatan itu untuk memprotes kemiskinan saja dibe-
lakang kwitansi: 
Vingt florins ... . .. quel trésor! Adieu, littérature, 
Adieu, Copiste, adieu! Trop malheureux destin 
Je meurs de faim, de froid, d'ennui et de chagrin, ..... . 
Vingt florins font pour moi deux mois de nourriture. 
Si j'avais vingt florins ...... je serais mieux chaussé, 
Mieux nourri, mieux logé; j'en ferais bonne chère ..... . 
11 faut vivre avant tout, soit vie de misère: 
Le crime fait la honte, et non la pauvreté. 
Tapi ketika kemudian saja membawa dua puluh gulden ke-
pada redaksi "Kopiist", dikatakan bahwa saja tidak usab bajar 
apa-apa. Rupanja djenderal itu sendiri jang membajarkan untuk 
saja, supaja tidak terpaksa mengirim kembali kwitansi jang 
185 
bertulis itu ke Betawi. 
- "Tapi, ...... apa jang dilakukannja sesudah anda meng-
ambil kalkun itu, itu kan pentjurian, dan sesudah epigram itu ?" 
- "Dia menghukum saja kedjam sekali. Djika saja untuk 
soal-soal itu disuruhnja adili karena bersalah tidak menghor-
mati gubernur Sumatera Barat, hal mana pada waktu itu bisa 
sadja ditafsirkan sebagai "usaha untuk merobohkan kekuasaan 
Belanda, dan menghasut untuk berontak", atau "mentjuri di-
djalan umum", maka ia membuktikan bahwa ia seorang manu-
sia jang baik hati. Tapi tidak, dia menghukum saja dengan tjara 
jang lebih baik! Kepada orang jang mendjaga kalkun itu ia 
memerintahkan supaja selandjutnja mengambH djalan lain, dan 
mengen ai sadjak saja ...... itu lebih sial lagi, dia tidak menga-
takan apa-apa, dan tidak berbuat apa-apa. Itulah jang kedjam ! 
Dia sama sekali tidak memberi saja kesempatan untuk mendjadi 
martir ...... saja tidak mendjadi penting karena dituntut, dan 
tidak boleh merasa tjelaka karena kepetahan saja jang keter-
laluan ...... sungguh, saja djadi muak dengan epigram dan 
kalkun. Karena tidak adanja perhatian padamlah api djeni, sam-
pai njalanja jang terachir ...... inklusif ! Saja tidak pernah me-
lakukannja lagi. 
186 
Bab XIII 
- "Dan bolehkah sekarang kami tahu mengapa anda dibebas-
tugaskan ?" tanja Duclari. 
- ,,0 ja, semua jang saja katakan ini sungguh benar dan 
malahan masih bis a dibuktikan; anda akan bis a melihat bahwa 
saja tidak berlaku lantjang, dalam tjerita saja mengenai anak 
jang hilang, desas-desus di Padang itu tidak bisa ditolak begitu 
sadja, sebab sangat bis a masuk akal djika orang sudah menge-
nal djenderal itu dalam hal-hal jang mengenai diri saja. 
Didalam rekening-rekening kas saja di Natal ada jang kurang 
teliti dan kelalaian-kelalaian. Anda tahu, kurang teliti mengaki-
batkan kerugian; tidak pernah orang untung karena kesem-
bronoan. Dikatakan bahwa ketekoran ada ribuan gulden. Tapip 
perhatikanlah, selama saja di Natal, tidak pernah orang me-
ngatakannja kepada saja. Tiba-tiba sadja saja dipindahkan ke 
negeri-negeri hulu Padang. Anda tahu, Verbrugge, bahwa di 
Sumatera, penempatan dihulu Padang dianggap lebih mengun-
tungkan dan lebih menjenangkan dari penempatan diresidensi 
Utara. Beberapa waktu sebelumnja saja bertemu gubernur itu 
dikantor saja, - nanti anda akan tahu mengapa, dan bagaimana. 
- dan selama ia bermukim didaerah saja dan malahan dirumah 
saja, ada terdjadi hal-hal, dimana saja merasa berkelakuan "sa-
ngat baik" ; karena itu saja menganggap kepindahan itu sebagai 
suatu kehormatan, dan sajapun berangkat dari Natal ke Padang. 
Saja berlajar dengan kapal Perantjis: "Baobab", dari Marseille, 
jang barusan memuat lada Atjeh, dan, tentu sadja, di Natal 
187 
"kehabisan air minum". Ketika saja tiba di Padang dengan mak_ 
sud dari sana berangkat kepedalaman, tentu sadja saja ingin 
menghadap gubernur, tapi kepada saja dikatakan bahwa ia tidak 
bisa menerima saja, dan bahwa keberangkatan saja ketempat 
pekerdjaan jang baru itu harus ditunda sampai ada perintah 
lagi. Anda mengerti bahwa saja amat heran tentang hal ini, 
lebih-lebih karena di Natal ia meninggalkan saja dengan pera-
saan jang membuat saja mengira bahwa ia menjenangi saja. 
Saja tidak banjak kawan di Padang, tapi dari kawan-kawan jang 
sedikit itu saja mendengar, atau lebih tepat, saja mendapat ke-
san dari mereka itu, bahwa sang djenderal sangat gusar kepada 
saja. Saja katakan saja mendapat kesan, sebab, dipos luar se-
Perti Padang waktu itu, sikap baik kebanjakan orang dapat 
mendjadi ukuran apakah seseorang disenangi oleh gubernur. 
Saja merasa akan timbul badai, tapi saja tidak tahu dari mana 
datangnja. Karena saja memerlukan uang, saja minta pindjaman 
kepada beberapa orang, tapi saja sungguh heran, dimana-mana 
orang mengatakan tidak punja uang. Di Padang, dan demikian 
djuga ditempat-tempat lain di Hindia, pikiran orang dalam hal 
itu biasanja luas. Orang dengan senang hati, dalam hal jang 
lain, memberikan uang muka beberapa ratus gulden kepada 
seorang kontelir jang dalam perdjalanan, dan tiba-tiba tidak 
bisa meneruskan perdjalanannja. Tapi orang tidak mau meno-
long saja sama sekali. Saja bertanja kepada beberapa orang 
apa sebab saja ditjurigai, dan "de til en aiguille" 1) saja achir-
nja mendapat tahu, bahwa orang menemukan kesalahan-kesala-
han dan kelalaian-kelalaian dalam urusan keuangan jang di-
pertjajakan kepada saja di Natal, hal mana menjebabkan saja 
ditjurigai "tidak djudjur dalam administrasi". Bahwa ada kesa-
lahan-kesalahan dalam administrasi saja, tidak mengherankan 
bagi saja. Saja akan heran djika dikatakan jang sebaliknja. Sang 
gubernur sendiri telah melihat bagaimana saja terus menerus 
djauh dari kantor saja, bergulat dengan ketidaksenangan pen-
1) Dari jang satu kepada jang lain. 
188 
duduk dan pertjobaan-pertjobaan mengadabn pemberontakan, 
sebingga ia memudji saja sebagai orang jang "berani", bagai-
manakah ia dapat menjebut saja tidak setia atau tidak djudjur ; 
dia sendiri, lebih-lebih dari orang lain, tahu bahwa didalam hal 
ini tidak ada lain dari "force majeure" 2). 
Dan sekalipun orang tidak mau mengakui force majeure itu, 
meskipun orang menganggap saja bertanggungdjawab terhadap-
kesalahan-kesalahan jang terdjadi pada saat-saat saja, kerap 
kali dengan menghadapi bahaja maut, djauh dari kas dan jang 
sematjam itu, harus menjerahkan penjelenggaraannja kepada 
orang lain, meskipun orang menuntut dari saja, bahwa saja ha-
rus melakukan pekerdjaan jang satu tanpa melalaikan jang 
lain, masih dapat saja mengatakan bahwa saja hanja dapat di-
salahkan karena tjeroboh, tapi bukan sama sekali "tak setia". 
Lagipula pada masa itu terutama, ada tjontoh-tjontoh dimana 
pemerintah mengakui sukarnja kedudukan kebanjakan pedja-
bat negeri di Sumatera, dan nampaknja "dalam prinsipnja" di-
terima, untuk tidak bersikap keras dalam hal-hal sematjam itu. 
Dirasa sudah tjukup untuk meminta kembali uang jang kurang 
dari pedjabat-pedjabat bersangkutan, dan haruslah ada bukti-
bukti jang djelas sekali baru orang mengutjapkan perkataan "tak 
setia". Sajapun di Natal mengatakan sendiri kepada gubemur, 
bahwa saja kuatir sesudah memeriksa perhitungan saja dikantor-
kantor di Padang, abn harus membajar banjak, lalu dia men-
djawab sambil mengangkat bahu: "Ah ...... soal keuangan itu 
...... " seolah-olah ia merasa sendiri bahwa jang tidak penting 
harns mengalah kepada jang penting. 
Memang saja harus mengakui bahwa soal-soal keuangan adalah 
penting, tapi bagaimanapun pentingnja, didalam hal ini masih 
kurang penting dari lain-lain urusan dan kegiatan. Djika karena 
sembrono atau brena lalai ada kekurangan beberapa ribu da-
lam kas saja, maka saja sebut ini bukan perkara ketjil; tapi 
djika kekurangan beberapa ribu itu disebabkan brena usaha-
2) Keadaan jang terpaksa. 
189 
usaha saja jang berhasil untuk mentjegah pemberontakan jang 
akan membakar daerah Mandailing, dan mengembalikan orang 
Atjeh ketempat-tempat dari mana kami baru sadja mengusir 
mereka dengan banjak mengorbankan uang dan rakjat, maka 
kekurangan itu tidak apa-apa, dan adalah kurang adil untuk 
menuntut pembajarannja kembali dari orang jang telah menje-
lamatkan kepentingan-kepentingan jang djauh lebih besar. 
Namun saja setudju dengan pembajaran kembali, sebab djika 
tidak diminta kembali, maka pintu akan terbuka lebar bagi ke-
tidakdjudjuran. 
Sesudah tinggaI beberapa hari, anda bisa bajangkan dengan 
pikiran bagaimana, saja menerima surat dari sekretari gubemur, 
dimana dikatakan bahwa saja diragukan kesetiaan saja, dan 
diminta supaja saja mendjawab beberapa pertanjaan jang 
menjangkut hal-hal jang terdjadi dikantor saja. Beberapa hal 
segera dapat saja djelaskan, tentang beberapa jang lain saja 
pedu membatjai surat-surat, dan terutama penting bagi saja 
untuk memeriksa beberapa hal di Natal. Saja harus memeriksa 
pada klerk-klerk atau pegawai-pegawai sebab-sebab timbulnja 
kekeliruan-kekeliruan dan mungkin sekali saja dikota itu akan 
berhasil dalam usaha-usaha saja untuk mendjelaskan segalanja. 
Kelalaian misalnja untuk menghapuskan uang jang dikirim ke 
Mandailing, - anda tabu, Verbrugge, bahwa pasukan-pasukan 
dipedaIaman dibajar dari kas NataI, - atau kelalaian sematjam 
itu, jang mungkin segera dapat ditemukan, djika saja dapat me-
meriksa ditempat, itulah mungkin jang menjebabkan timbulnja 
kesalahan-kesalahan jang menjedihkan itu. Tapi sang djenderal 
tidak mengizinkan saja berangkat ke Natal. Penolakannja itu 
membuat saja lebih-Iebih memperhatikan anehnja tjara saja di-
tuduh tidak setia. Mengapa saja tiba-tiba dipindahkan dari 
Natal, pada hal dia seolab-olab menjenangi saja, djika ia men-
tjurigai kesetiaan saja? Mengapa saja baru diberitahu tentang 
ketjurigaan jang memaIukan itu sesudah saja djauh dari tempat 
dimana saja mempunjai kesempatan untuk mempertanggung-
djawabkan diri saja? Dan terutama, mengapa perkara itu di-
190 
sodorkan kepada saja begitu tiba-tiba dengan kesannja jang 
sangat buruk, bertentangan dengan kelaziman dan keadilan ? 
Sebelum· saja dapat mendjawab semua tuduhan itu sebaik-
baiknja, tanpa arsip atau keterangan lisan, saja mendengar, 
bahwa sang djenderal sangat gusar kepada saja: "karena saja 
di Natal telah melawan kemauannja" hal mana kata orang 
menambahkan, "adalah kesalahan jang besar" dari pihak saja. 
Maka timbullah sesuatu dalam pikiran saja. Ja, saja telah 
melawan kemauannja, tapi dengan naif saja mengira bahwa ia 
akan menghormati saja karena itu. Saja telah melawan kemauan-
nja, tapi waktu ia berangkat tidak ada sesuatu jang memberi 
alasan kepada saja untuk menduga bahwa ia gusar karena itu ; 
saja bodoh, kepindahan jang menguntungkan ke Padang saja 
terima sebagai bukti bahwa "perlawanan" saja menjenangkan 
hatinja. Anda akan lihat betapa sedikit saja mengenalnja wak-
tu itu. 
Tapi sesudah mendengar bahwa inilah sebabnja orang me-
nimbang administrasi keuangan saja dengan begitu tadjam, 
maka saja merasa tenang. Pasal demi pasal saia djawab sebaik-
baiknja, dan saja achiri surat saja, saja masih punja aslinja, 
dengan kata-kata: 
"Saja telah mendjawab kritikan-kritikan terhadap adminis-
trasi jang saja pegang, sebaik jang mungkin saja lakukan 
tanpa arsip atau pemeriksaan ditempat. Saja mohon Paduka 
Jang Mulia supaja djangan memakai pertimbang.an-per-
timbangan jang lunak terhadap diri saja. Saja masih muda 
dan tidak berarti dibandingkan dengan kekuasaan pengerti-
an-pengertian jang berlaku jang harus saja lawan demi 
prinsip-prinsip saja, tapi saja tetap bangga atas kebebasan 
saja jang berdasarkan susila, bangga atas kehormatan saja." 
Keesokan harinja saja dibebaskan karena administrasi jang 
tidak djudjur, Djaksa Umum diperintahkan untuk melakukan 
"tugas dan kewadjibannja" terhadap saja. 
Demikianlah saja berada di Padang, dalam usia belum lagi 
duapuluh tiga tahun, memandang kemasa depan jang akan mem-
191 
bawa kekedjiankepada saja. Ada orang menasehati saja UDtuk 
mengemukakan usia saja jang masih muda, - saja belum de-
wasa ketika melakukan kesaIahan-kesaIahan jang dituduhkan 
itu, - tapi saja tidak mau. Saja sudah terlaIu banjak berpikir 
dan menderital dan saja berani berkata, sudah terlaIu banjak 
bekerdja, karena itu saja tidak mau bersembunji dibelakang usia 
saja jang masih muda. Anda lihat dari penutup Burat jang saja 
kutip tadi, bahwa saja tidak mau diperlakukan sebagai anak 
ketjil, saja jang di Natal telah melakukan kewadjiban saja ter-
hadap sang djenderaI sebagai laki-Iaki; lagipula dari surat itu 
dapat anda lihat betapa tidak tepat dasar tuduhan jang di-
lontarkan orang terbadap diri saja, sebab barangsiapa jang ber-
salah, dia tidak akan menulis begitu. 
Orang tidak menangkap saja, dan ini seharusnja terdjadi, 
kalau tuduh;m itu dianggap sungguh-sungguh. Barangkali ke-
lalaian jang kelihatan itu bukan tidak beralasan. Orang kurung-
aD harus diberi makanan dan rawatan. Karena saja tidak dapat 
meninggalkan Padang, sebenamja saja adalah seorang kurungan, 
tapi seorang kurungan tanpa atap dan tanpa makanan. Saja 
berkali-kali ~eDldis surat kepada sang djenderal, dengan sia-sia, 
bahwa ia tidak boleh menghalangi keberangkatan saja dari 
Padang, sebab meskipun saja bersalah, tidak boleh kedjahatan 
saja dihukum dengan "menderita kelaparan". 
Madjelis pengadilan tidak tabu apa jang harus dilakukannja, 
dan achimja memutuskan bahwa mereka tidak berwenang, se-
bab tuntutan kedjahatan jang dilakukan dalam hubungan dinas, 
hanja dapat didjalankan, djika ada izin dari pemerintah di 
Betawi. Sesudah itu sang djenderal, sebagaimana saja katakan, 
menahan saja sembilan bulan di Padang. Achimja gubemur 
djenderaI Merkus memerintahkan kepadanja untuk memberang-
katkan saja ke Betawi. 
Sesudah saja beberapa tahun kemudian mendapat wang se-
dikit, - Tine-ku sajang, kaulah jang memberikannja, - saja 
bajar beberapa ribu .gulden untuk mentjotjokkan rekening-
rekening di NataI tahun 1842 dan 1843, lalu berkata seseorang 
192 
jang dapat dianggap sebagai wakil pemerintah Hindia Belanda : 
"kalau saja ditempat anda, saja tidak akan melakukan itu ..... . 
saja tidak akan membajarnja untuk selama-Iamanja. 
Ainsi va Ie monde !" 3) 
Baru sadja Havelaar hendak memulai tjerita jang sudah lama 
ditunggu-tunggu oleh tamu-tamunja dan jang akan mendjelas-
kan dalam hal apa dan mengapa ia "melawan kemauan" djen-
deral Van Damme di Natal, njonja Slotering munt jul diserambi 
depan rumahnja, dan menggamit opas polisi jang duduk diatas 
bangku disamping rumah Havelaar. Opas itu pergi kepadanja, 
dan meneriakkan sesuatu kepada seorang laki-Iaki jang tadi 
masuk kedalam pekarangan, rupanja dengan maksud hendak 
pergi kedapur jang letaknja dibelakang rumah. Kami mungkin 
tidak memperhatikan hal itu, djika siang itu njonja Havelaar 
tidak mengatakan waktu makan, bahwa njonja Slotering sangat 
penakut dan melakukan sematjam pengawasan terhadap tiap 
orang jang masuk pekarangan. Kami melihat orang jang di-
panggil oleh opas itu, menudju kepadanja, dan rupanja njonja 
Slotering memadjukan pertanjaan-pertanjaan jang achirnja tidak 
dapat didjawab dengan baik oleh orang itu. Artinja, ia berbalik 
dan keluar lagi dari pekarangan. 
- "Sajang sekali, kata Tine, barangkali orang itu hendak 
mendjual ajam atau sajur; saja belum punja apa-apa dirumah." 
- "Surub sadja orang membelinja, kata Havelaar, anda tahu 
bahwa wanita bumiputera suka berkuasa. Suaminja dahulu 
orang penting disini, dan meskipun seorang asisten residen se-
benarnja tidak banjak artinja, didalam wilajahnja ia adalah se-
orang radja ketjil; isterinja belum biasa dengan pikiran bahwa 
ia tidak berkuasa lagi. Djanganlah kita mengambil kenikmatan 
ketjil dari perempuan jang malang itu, buatlah seolah-olab anda 
tidak melihatnja. 
Bagi Tine hal ini tidak sukar; dia tidak suka kekuasaan. 
3) Begitulah dunia. 
193 
Pedu disini berpandjang kalam, malahan saja hendak ber-
pandjang kalam tentang kepandjangan kalam. Tidak mudah bagi 
seorang pengarang, mengambil djalan tengah, djangan terlalu 
banjak dan djangan terlalu sedikit, dan bertambah sukar lagi 
kalau ia melukiskan keadaan-keadaan jang menempatkan pem-
bat ja dinegeri jang tidak dikenal. Terlalu erat hubungan antara 
tempat-tempat itu dan kedjadian-kedjadian, sehingga lukisan 
tempat-tempat itu tidak bisa dihilangkan sama sekali, dan meng-
hindari kedua ranjaw jang saja maksud itu djadi berlipat ganda 
sukarnja bagi orang jang memilih Hindia, sebagai pentas tje-
ritanja, sebab di mana pengarang jang menggambarkan keadaan-
keadaan di Eropah, menganggap banjak jang sudah diketahui, 
orang jang menampilkan tjeritanja bermain di Hindia, harus se-
lalu bertanja kepada dirinja sendiri apakah pembatja jang bukan 
orang Hindia dapat menanggapi beberapa keadaan dengan tepat. 
Djikalau pembatja Eropah membajangkan njonja Slotering 
"menumpang" pada keluarga Havelaar, sebagaimana halnja di 
Eropah, maka ia tidak akan mengerti mengapa dia tidak hadir 
bersama orang-orang jang minum kopi diserambi depan. Me-
mang sudah saja katakan, bahwa ia mendiami rumah tersendiri, 
tapi untuk pengertian jang tepat dan djuga untuk mengerti ke-
djadian-kedjadian kemudian, memang pedu saja memperkenal-
kan kepada anda mmàh dan pekarangan Havelaar sekedarnja. 
Orang sering menjalahkan pengarang besar jang menulis buku 
Wavedey 4) bahwa dia atjapkali menjalahgunakan kesabaran 
pembatjanja, dengan menjediakan halaman terlalu banjak un-
tuk melukiskan tempat, tapi tjelaan itu saja rasa tidak beralasan, 
dan saja kira, untuk menilai kebenaran kritikan jang demikian 
itu, kita harus memadjukan pertanjaan: apakah perlu pelukisan 
itu supaja orang mendapat kesan jang tepat tentang apa jang 
hendak disampaikan oleh pengarang kepadanja? Djika perlu, 
maka djanganlah salahkan dia mengharapkan anda bersusah 
pajah membatja, apa jang dia tuliskan dengan bersusah pajah 
4) Roman S"rr Walter Seatt 
194 
pula; djika tidak, maka lemparkanlah buku itu; sebab penga-
rang, jang begitu bodoh untuk tanpa ada perlunja memberikan 
topografi sebagai pengganti buah pikiran, djarang jang tjukup 
berharga untuk dibatja, djuga dimana achirnja lukisannja me-
ngenai tempat berhenti. Tapi djuga pendapat pemba tja tentang 
perlu atau tidak perlunja suatu penjimpangan, seringkali tidak be-
nar, karena sebelum terdjadi bentjana dia tidak dapat mengetahui 
apa jang perlu dan apa jang tidak perlu untuk memperkembang-
kán keadaan sedikit demi sedikit; dan apabila sesudah terdjadi 
bentjana, ia mengambil lagi buku itu, - saja tidak bitjara 
tentang buku-buku jang hanja dibatja sekali, - dan masih 
berpendapat bahwa penjimpangan ini atau itu bisa dihilangkan 
tanpa merusak kesan keseluruhan, masih tetap djadi pertanjaan 
apakah ia dari keseluruhan itu mendapat kesan serupa itu, djika 
pengarang tidak dengan tjara jang sedikit banjak dibuat-buat 
memberinja kesan itu, djustru karena penjimpangan-penjim-
pangan jang dianggapnja tidak perlu itu. 
Apakah anda mengira bahwa kematian Amy Robsart akan 
begitu mengharukan anda, djika anda seorang asing diserambi-
serambi Kenilworth 5) ? Dan pertjajakah anda bahwa tidak ada 
hubungan antara pakaian jang mewah jang dipakai oleh Lester 
jang tjelaka itu waktu menemui Amy Robsart, dan djiwanja jang 
hitam, - hubungan berupa pertentangan ? Tidakkah anda me-
rasa bahwa Lester, - semua orang mengetahui hal ini dari sum-
ber-sumber lain dari roman itu, - bahwa ia djauh lebih djahat 
dari jang dilukiskan dalam Kenilworth ? Tapi pengarang roman 
jang besar itu jang lebih suka memikat dengan tjara menjusun 
wama-wama dengan indah, dari dengan kekasaran wama, me-
rasa dibawah martabatnja untuk mentjelupkan penanja dalam 
segala lumpur dan segala darah jang melekat pada kekasih 
Elisabeth 6) jang tak pantas itu. Dia hanja hendak menundjuk-
kan sebuah titik didalam bentjah kotoran itu, tapi dia pandai 
5) Istana graf Leicester dalam roman Walter Scott jang djudulnja sama. 
6) Seri Ratu Inggris (1558-1603). 
195 
menampilkan titik-titik demikian dengan memperlihatkan hal-
hallain disamping itu, didalam tulisan-tulisannja jang abadi. 
Barangsiapa jang mengira bisa membuang segala jang ditaruh 
disamping itu karena tidak pedu, sama sekali tidak ingat, bah-
wa untuk mentjari efek, orang harus pindah kepada aliran jang 
sedjak 1830 bersemarak di Perantjis begitu lama, meskipun 
saja harus mengatakan demi kehormatan negeri itu, bahwa 
pengarang-pengarang jang dalam hal ini paling banjak mela-
kukan kesalahan terhadap selera jang baik, djustru paling di-
hargai di luar negeri, dan tidak di Perantjis sendiri. Pengikut-
pengikut aliran itu - saja kira sekarang tidak ada lagi, -
merasa mudah meraup kedalam genangan darah dan melontar-
kan gumpalan-gumpalan besar keatas lukisan, supaja kelihatan 
dari djauh. Mudah sadja melukis garis-garis kasar merah dan 
hitam, lebih mudah dari menarik garis-garis halus jang 
nampak dalam kelopak kembang bakung. Karena itulah mereka 
biasanja memilih radja-radja sebagai pahlawan tjerita-tjeritanja, 
sebaiknja dari zaman dahulu kala ketika bangsa-bangsa masih 
biadab. Lihatlah, kesedihan radja dilukiskan diatas kertas de-
ngan tangisan rakjat; kemarahannja memberi pengarang kesem-
patan untuk membunuh beribu-ribu orang dimedan perang; 
kesalahan-kesalahannja memberi peluang untuk melukiskan 
kelaparan dan penjakit sampar ...... itulah jang 'bisa digambar-
kan oleh pensil-pensil jang kasar. Djika anda tidak terharu oleh 
majat laki-Iaki jang tergeletak disana, nah, didalam tjerita saja 
ada tempat untuk seorang "lagi" jang masih meregang-regang 
dan mendjerit-djerit; apakah anda tidak menangis melihat ibu 
jang sia-sia mentjari anaknja, nah, saja perlihatkan kepada anda 
seorang ibu lain jang menjaksikan anaknja dibelah empat; 
kalau anda belum djuga terharu dengan siksaan orang laki-Iaki 
itu sampai mati, saja akan melipatgandakan perasaan anda se-
ratus kali dengan menjuruh siksa sembilan puluh sembilan orang 
lain disampingnja; djika anda membatu djuga dan tidak ngeri 
melihat serdadu jang memakan tangan kirinja didalam benteng 
terkepung karena lapamja ...... 
196 
Epikuris ! Saja usuIkan anda memberi komanáo : "Kanan dan 
kiri, bentuklah lingkaran, masing-masing makan tangan kiri 
orang jang berdiri dikanannja ...... kerdjakan!" 
Ja, demikianlah seni jang berlebih-lebihan itu mendjadi ke-
bodohan, ...... saja hanja hendak membuktikannja sambil lalu. 
Dan itulah jang terdjadi djika orang terlalu tjepat menjalah-
kan seorang pengarang, jang hendak mempersîapkan anda me-
lihat bentjana, tanpa mempergunakan warna-warna menjala. 
Tapi sebaliknja bahaja lebih besar lagi. Anda bentji penga-
rang jang kasar, jang mentjoba menguasai perasaan anda de-
ngan sendjata jang begitu kas ar, tapi djika pengarang itu me-
nempuh djalan sebaliknja, djika ia melakukan kesalahan dengan 
terlalu banjak menjimpang dari soal utama, dengan terlalu 
banjak memperlihatkan garis-garis jang dibikin-bikin, maka 
anda lebih murka lagi, dan memang pantas anda marah; sebab 
ia telah mendjemukan anda, dan itu tidak bisa diampuni. 
Kalau kita djalan bersama-sama dan anda selalu menjimpang, 
dan memanggil saja kedalam belukar, hanja dengan maksud 
untuk memperpandjang perdjalanan, saja tidak akan senang, 
dan saja berniat lain kali akan berdjalan sendiri. Tapi djika 
anda dapat menundjukkan saja tumbuhan jang tidak saja kenal, 
atau saja melihat sesuatu padanja jang dulunja luput dari per-
hatian saja; djika anda sekali-sekali memperlihatkan kepada 
saja sekuntum bunga jang ingin saja petik dan taruh dalam 
lubang kantjing saja, maka saja maafkan anda menjimpang, 
malahan saja berterima kasih kepada anda. 
Bahkan djuga tanpa kembang atau tumbuhan, djika anda 
mengadjak saja ketepi untuk menundjukkan djalan diantara 
pohon-pohonan jang nanti akan kita djalani, tapi masih djauh 
didepan kita djauh dibawah dan melingkar seperti garis jang 
hampir tidak kelihatan melalui padang dibawah saja, pun dalam 
hal itu saja tidak akan marah anda menjimpang. Sebab djika 
kita achirnja sudah sampai kesana, tahulah saja betapa djalan 
kita melingkar-lingkar dipegunungan, apa sebabnja maka mata-
hari jang tadinja berada disana, sekarang sudah disebelah kiri 
197 
kita, mengapa bukit itu sekarang ada dibelakang kita, bukit 
jang puntjaknja tadi kita lihat didepan kita ...... Dalam hal itu, 
dengan penjimpangan tadi, anda memudahkan saja mengerti 
perdjalanan saja, dan mengerti adalab suatu kenikmatan. 
Saja, saudara pembatja, seringkali meninggalkan anda didja-
lan besar dalam tjerita saja, meskipun sukar bagi saja untuk 
tidak membawa anda masuk kedalam belukar. Saja kuatir per-
djalanan itu akan menjedihkan anda, karena saja tidak tabu 
apakab anda senang dengan kembang-kembang atau tumbuh-
tumbuhan j~g hendak saja tundjukkan kepada anda; tapi ka-
rena saja ma babwa nanti anda akan senang telab melihat 
djalan ketjil jang nanti akan kita djalani, maka saja terpaksa 
mengatakan sesu~tu tentang rumah Havelaar. 
Orang keliru · djika menggambarkan rumab dinegeri Hindia 
menurut pengertian orang Eropab, dan mengira rumah itu 
ialab seonggokan batu-batu terdiri dari kamar-kamar besar dan 
ketjil jang tersusun jang satu diatas jang lain, didepannja 
ada djalan, dikiri kanan tetangga-tetangga, jang dewa-dewa ru-
mahnja bersandar pada dewa-dewa rumab anda, dan dibelakang-
nja sebuah taman d~gan tiga pohon bezi. Ketjuali beberapa, 
rumab-rumab dinegeri Hindia tidak bertingkat. Ini agak aneh 
bagi pembatja bangsa Eropab, sebabadalab suatu keanehan 
peradaban, atal1 apa jang disebut peradaban, babwa ia merasa 
aneh segala apa jang wadjar. Rumab-rumab dinegeri Hindia 
lain sekaIi dari rumab-rumah kita, tapi bukan rumah-rumah itu 
jang aneh, tapi rumab-l1lmah kita. Orang jang mula-mula da-
huIu tjukup bja dan tidak usab tidur bersama dalam satu 
kamar dengan sapi-sapinja, membuat kamar lain dirumahnja, 
bukan diatas, tapi disamping kamarnja, sebab membangun se-
lantai lebih mudab dan djuga lebih mudab meninggalinja. 
Rumab-rumab kita jang tinggi dibangun karena kekurangan 
ruang, kita tjari diudara apa jang tidak ada diatas tanab, dan 
demikianlah sebenarnja tiap gadis pelajan jang malam hari 
menutup djendela kamar lotengnja dimana ia tidur, merupakan 
suatu protes terhadap kelimpaban penduduk, meskipun ia sendiri 
198 
teringat kepada sesuatu jang lain, hal mana saja pertjaja. 
Djadi, dinegeri-negeri, dimana peradaban dan kelimpahan 
penduduk belum lagi mendorong penduduk keatas karena di-
bawah sudab keliwat penuh, rumah-rumah tidak bertingkat, dan 
rumah Havelaar tidak termasuk keketjualian jang sedikit dalam 
hal itu. Kalau anda masuk, ...... tapi tidak, saja hendak mem-
buktikan bahwa saja tidak hendak melukiskan keindahan. "Di-
ketahui" : Sebuah persegi pandjang, terbagi atas dua puluh 
satu bidang, tiga leb ar, tudjuh tinggi. Anda nomori bidang-
bidang itu, dimulai dengan podjok kiri atas, kekanan, sehingga 
bidang empat berada dibawah bidang satu, dan begitu seterusnja. 
Tiga nomor pertama bersama-sama merupakan serambi mu-
ka, jang terbuka pada tiga sisinja, atapnja didepan bertumpu 
pada tiang-tiang. Dari sana kita masuk melalui dua pintu kem-
bar kedalam serambi dalam, jang digambarkan dengan tiga 
bidang berikutnja. Bidang-bidang 7, 9, 10, 12, 13, 15, 16 dan 
18 adalah kamar-kamar, jang kebanjakannja dihubungkan de-
ngan pintu-pintu dengan kamar disebelahnja. Tiga nomor ter-
achir merupakan serambi belakang jang terbuka, dan apa jang 
tidak saja sebut adalah sematjam serambi dalam jang tertutup 
atau ruang djalan. Saja sungguh bangga atas gambaran ini. 
Saja tidak tabu kata apa dinegeri Belanda jang menggambar-
kan apa jang dinegeri Hindia dinjatakan dengan kata: "peka-
rangan". Pekarangan disana bukan kebun, bukan taman, bukan 
ladang, bukan pula hutan, tapi sesuatu jang menjerupainja, atau 
semua itu, atau sama sekali bukan semua itu. Pekarangan ialah 
tanah jang merupakan sebagian dari rumah itu, sepandjang tidak 
ditempati oleh rumah itu, sehingga di Hindia ungkapan "kebun 
dan pekarangan" dianggap sebagai pleonasme. Disana tidak 
ada atau tidak banjak rumah tanpa pekarangan demikian. Bebe-
rapa pekarangan meliputi hutan dan kebun dan padang rumput, 
dan mengingatkan sebuah taman; jang lainnja ialah kebun 
bunga; ditempat lain lagi seluruh pekarangan merupakan padang 
rumput jang luas; dan achirnja ada pula pekarangan jang sama 
sekali didjadikan tanah lapang berbatu kersik, jang barangkali 
199 
tidak begitu enak dipandang mata, tapi rumah-rumah tetap 
bersih karenanja, sebab kebanjakan serangga tertarik oleh rum-
put dan pohon-pohon. 
Pekarangan Havelaar luas sekali, ja, betapapun aneh kede-
ngarannja, sisinja jang satu boleh dikatakan tidak berudjung, 
sebab berbatasan dengan djurang jang membentang sampai ke-
tebing-tebing Tjiudjung, sungai jang memeluk Rangkas-Betung 
dalam salah satu keluknja jang banjak. Sukar menentukan di-
mana berachirnja pekarangan rum ah asisten residen, dan dimana 
mulainja tanah kotapradja, sebab batas-batasnja selalu berubah 
karena banjaknja air jang mengalir kedalam sungai Tjiudjung; 
sekali-sekali pinggirannja mundur sampai sedjauh mata me-
mandang, dan lain kali pula air memenuhi djurang sampai dekat 
sekali kerumah Havelaar. 
Karena itu njonja Slotering selalu bentji kepada djurang itu, 
dan hal itu dapat dimengerti. Dimana-mana dinegeri Hindia 
tumbuh-tumbuhan tjepat sekali tumbuhnja, dan oleh lumpur 
jang tinggal, tumbuh-tumbuhan subur sekali didjurang itu, be-
gitu suburnja, sehingga, meskipun air naik dan turun dengan 
kekuatan jang mentjabut akar-akar belukar dan air itu menjeret-
nja; sebentar sadja tanah sudah tertutup lagi dengan tumbuh-
tumbuhan, sehingga sukar membersihkan pekarangan, djuga de-
kat rumah. Dan ini sungguh mengesalkan, djuga bagi orang 
jang bukan ibu rumah tangga. Sebab biasanja malam hari ber-
mat jam-mat jam serangga berputar-putar sekeliling lampu, begitu 
banjaknja sehingga orang tidak bisa membatja dan menulis, hal 
mana amat mengganggu dibanjak tempat dinegeri Hindia. Selain 
itu didalam belukar itu banjak ular dan binatang-binatang lain, 
jang tidak hanja tinggal didalam djurang, tapi djuga selalu ke-
dapatan didalam kebun disamping dan dibelakang rumah atau 
didalam rumput ditanah Iapang depan. 
Tanah lapang itu letaknja persis didepan djika orang berdiri 
diserambi luar membelakang kerumah ; dikirinja terletak gedung 
dengan kantor-kantor, kas dan ruang rapat dimana Havelaar 
pagi itu berpidato dihadapan kepala-kepala, dan dibelakangnja 
200 
terbentang djurang, jang meluas sampai ke Tjiudjung. Persis 
diseberang kantor-kantor itu berdiri rumah asisten residen jang 
toa, jang kini buat sementara didiami oleh njonja Slotering ; 
dari djalan besar kepekarangan itu orang dapat masuk melalui 
dua djalan dikedua sisi padang rumput itu; maka dengan sen-
dirinja setiap orang jang memasuki pekarangan itu untuk pergi 
kebelakang gedung utama itu, kedapur atau kandang kuda, ha-
rus melewati kantor-kantor atau rumah njonja Slotering itu. 
Disamping gedung utama dan dibelakangnja, terletak kebun 
jang lumajan besamja, jang menjenangkan Tine karena banjak-
nja kembang-kembang jang ditemuinja disana, dan lebih-Iebih 
karena si Max ketjil begitu sering main disana ..... . 
Havelaar mengirim salam kepada njonja Slotering dan mohon 
maaf, bahwa ia belum sempat berkundjung kepadanja ; dia akan 
datang keesokan harinja, katanja. Tapi Tine sudah berkundjung 
dan berkenalan dengannja. Sudah saja katakan bahwa njonja 
itu seorang "anak bumiputera", jang hanja bitjara bahasa Me-
laju. Dia menjatakan keinginannja untuk terus mengurus rumah 
tangganja sendiri, dan Tine tidak keberatan apa-apa. Bukan 
karena ia tidak suka menerimanja dalam rumah, tapi terutama 
karena kuatir bahw~ . ia, jang baru sadja tiba di Lebak, tidak 
akan bisa menerima njonja Slotering seperti mestinja, dalam 
keadaannja jang masih berdukatjita. Memang njonja itu jang 
tidak mengerti bahasa Belanda, tidak akan "terganggu" oleh 
tjerita-tjerita Max, seperti kata Tine, tapi ia mengerti bahwa 
soalnja bukan hanja itu. Lagi pula niat Tine hendak berhemat 
dengan belandja dapur, membuat ia sungguh-sungguhdapat me-
mudji sikap njonja Slotering itu. Sekiranja keadaan lain, masih 
diragukan apakah pergaulan dengan orang jang hanja bitjara 
satu bahasa, dalam bahasa mana tidak ada sesuatu jang tertje-
tak jang dapat menghaluskan djiwa, dapat membawa kesena-
ngan bagi kedua belah pihak. Agaknja Tine akrab djuga omong-
omong dengan njonja itu, dan banjak bitjara tentang "dapur" 
dan "penganan", tapi itu selalu merupakan pengorbanan ; djadi, 
karena njonja Slotering mau semuanja serba sendiri, dirasa se-
201 
baiknja masing-masing mengatur sendiri rumah tangganja menu-
rut kemauannja. Tapi aneh djuga bahwa njonja itu tidak mau 
makan bersama, malahan tidak mau menerima tawaran untuk 
memasakkan makanannja dirumah Havelaar, dan "kerendahan 
hati itu, kata Tine, agak keterlaluan, sebab dapur tjukup besar." 
202 
Bab XIV 
"Anda tabu, Havelaar mulai, bagaimana tanab-tanab milik 
Belanda di Pantai Barat Sumatera berbatasan dengan keradjaan-
keradjaan merdeka disudut Utara, antaranja Atjeb adalab jang 
paling penting. Kata orang ada satu pasal rabasia dalam per-
djandjian 1824, dalam mana kita berdjandji kepada orang Ing-
geris tidak akan melewati sungai Singkel. Djadi djenderal van 
Damme jang dengan "faux air Napoleon" 1) ingin meluaskan 
pemerintaban seluas-Iuasnja, tertumbuk pada rintangan jang 
tidak dapat diatasi dalam djurusan itu. Saja tjenderung pertjaja 
akan adanja pasal rabasia itu, sebab saja beran djuga mengapa 
radja-radja Trumon daR Analabu, jang daerah-daerahnja pen-
ting untuk perdagangan lada jang ram ai disana, tidak ditakluk-
kan sudab lama kebawab kedaulatan Belanda. Anda tabu betapa 
mudab mentjari dalih untuk memerangi keradjaan-keradjaan 
ketjil seperti itu, dan menaklukkannja. Mentjuri suatu wilajab 
selalu lebib mudab dari mentjuri kintjir. Tentang djenderal van 
Damme saja rasa kintjirpun dia mau merampasnja, kalau dia 
suka, maka saja tidak mengerti mengapa ia tidak menaklukkan. 
daerab-daerab di Utara itu, sekiranja untuk itu tidak ada alasan-
alasan jang lebih kuat dari hukum dan keadilan. 
Betapapun djuga, ia tidak mengarahkan pandangannja, pan .. 
dangan seorang penakluk, ke Utara tapi ke Timur. Tanab-tanah 
Mandailing dan Angkola, - inilab nama daerah asisten residen 
jang dibentuk dari tanab Batak jang baru sadja diamankan, -
1) Meniru-niru Napoleon. 
203 
belum lagi bersih dari pengaruh Atjeh, - sebab dimana telah 
berakar semangat fanatik, sukar sekali menghilangkannja-, tapi 
orang Atjeh tidak ada lagi, namun ini tidak tjukup bagi gu-
bemur. Ia meluaskan kekuasaannja sampai kepantai Timur dan 
dikirimlab pedjabat-pedjabat Belanda dan garnisun-garnisun 
Belanda ke Bila dan Pertibi, tapi pos-pos itu, seperti anda tabu, 
kemudian ditinggalkan lagi. 
Ketika di Sumatera datang seorang komisaris pemerintah, 
jakni tuan Merkus, jang menganggap perluasan itu tidak berguna 
dan karena itu tidak menjetudjuinja, terutama djuga karena 
bertentangan dengan aturan-aturan penghematan, sebagaimana 
diandjurkan oleh mereka dinegeri Belanda, djenderal van Dam-
me mengatakan babwa perluasan itu tidak berpengaruh mem-
beratkan bagi anggaran belandja, karena garnisun-garnisun baru 
itu dibentuk dari pasukan-pasukan jang biajanja sudab düzin-
kan, sehingga ia menaklukkan suatu daerah jang luas sekali 
kebawah pemerintah Belanda, tanpa pengeluaran uang. Dl!n se-
landjutnja mengenai pengosongan sebagian temp at-temp at laia, 
terutama didaerab Mandailing, ia tidak melihat sesuatu kebe-
ratan, karena ia beranggapan dapat mengandalkan kesetiaan 
dan kepatuhan J ang Dipertuan, kepala negeri jang paling ter-
kemuka ditanab 'Batak. 
Dengan enggan tuan Merkus mengalab, jakni sesudah dj en-
deral berulang-ulang mengatakan babwa ia pribadi mendjamin 
kesetiaan Jang Dipertuan. 
Adapun kontelir jang sebelum saja memerintah daerah Natal, 
adalah menantu asisten residen tanab Batak, dan asisten residen 
ini kemudian hidup bermusuhan dengan J ang Dipertuan. Kemu-
dian saja banjak mendengar tentang pengaduan jang dimasuk-
kan orang terhadap asisten residen itu, tapi kita harus berhati-
hati mempertjajai tuduhan-tuduhan itu, karena berasal dari Jang 
Dipertuan, bertepatan pula dengan waktu sesudab J ang Diper-
tuan diadukan melakubn hal-hal jang djauh lebih berat sifatnja, 
hal mana barangkali memaksanja mentjari kesalaban-kesalahan 
orang jang mengadukannja untuk membela diri. Betapapun dju-
204 
ga, kontelir Natal memihak mertuanja melawan lang Dipertuan, 
dan ini lebih-Iebih karena kontelir itu bersahabat rapat dengan 
seorang jang bernama Sutan Salim, seorang kepala negeri Na-
tal jang djuga bentji sekali kepada kepala orang Batak itu. Ada 
permusuhan antara keluarga kedua kepala itu ; pernah Iamaran 
kawin ditolak, ada irihati mengenai pengaruh, kebanggaan di-
pihak lang Dipertuan jang merasa lebih tinggi deradjat ketu-
runannja, dan banjak lagi sebab-sebab jang menegangkan hubu-
ngan antara Natal dan Mandailing. 
Sekonjong-konjong tersiar desas-desus bahwa telah ditemukan 
komplotan di Mandailing, dimana lang Dipertuan terlibat, dan 
jang bermaksud mengadakan pemberontakan, dan membunuh 
semua orang Eropah. Komplotan itu pertama kali diketahui di 
Natal, hal mana adalah wadjar, karena biasanja orang didaerah-
daerah berdekatan lebih mengetahui keadaan dari ditempat ke-
adaan itu sendiri, sebab banjak orang jang dikampung halaman 
sendiri tidak berani mengumumkan sesuatu jang mereka ketahui, 
karena takut kepada kepala bersangkutan, tapi sesudah mereka 
berada didaerah lain dimana kepala tersebut tidak mempunjai 
pengaruh, mereka lalu agak berani sedikit. 
Inilah pula sebabnja, Verbrugge, mengapa saja bukan orang 
asing dalam soal-soal Lebak. Saja banjak mengetahui tentang 
apa jang bergolak disini, sebelum saja termimpi akan pemah 
ditempatkan disini. Tahun 1844 saja didaerah Krawang, saja 
banjak berkeliling ditanah Priangan, dimana saja dalam tahun 
1842 sudah menemukan pelarian-pelarian dari Lebak. Pun saja 
mengenal banjak pemilik tanah-tanah partikulir didaerah Bogor 
dan tanah-tanah sekitar Betawi dan saja tahu betapa pemilik-
pemilik tanah itu sudah lama merasa senang dengan keadaan 
jang buruk didaerah ini, sebab hal itu berarti bahwa tanah me-
reka menarik penduduk ..... . 
Nah, demikian djuga agaknja tjara orang mengetahui kom-
plotan di Natal itu, jang memperkenalkan lang Dipertuan se-
bagai pengchianat, - djika memang ada komplotan sematjam 
itu, hal mana tidak saja tahu. Menurut keterangan saksi-saksi 
205 
jang didengar oleh kontelir Natal, ia bersama-sama dengan 
saudaranja Sutan Adam telah mengumpulkan kepala-kepala 
Batak dalam sebuah hutan keramat, dimana mereka bersumpah 
tidak akan berhenti sebe1um kekuasaan andjing Kristen di Man-
dailing hantjur binasa. Sudah barang tentu untuk itu ia mendapat 
petundjuk dari Tuhan, anda tahu ini selalu mesti begitu pada 
kedJadian demikian. 
Apakah memang ada maksud itu pada J ang Dipertuan, saja 
tidak bisa memastikannja. Saja telah membatja keterangan 
saksi-saksi, tapi anda akan lihat mengapa keterangan-keterangan 
itu tidak bisa dipertjaja begitu sadja. Jang dapat dipastikan ialah 
bahwa, sebagai orang Islam jang fanatik, ia bisa sadja mela-
kukan jang demikian itu. Belum lama berselang ia dengan se-
luruh penduduk Batak telah diislamkan oleh kaum Paderi, dan 
orang jang baru sadja memeluk agama baru, biasanja fanatik. 
Setelah komplotan itu diketahui, entah beralasan entah tidak, 
Jang Dipertuanpun ditangkap. Ia dibawa ke Natal, dimana 
kontelir menahannja didalam benteng, dan pada kesempatan 
jang pertama ia dinaikkan kekapal dan dikirim kegubemur Su-
mat