maxhavelar 3
By arwahx.blogspot. com at Juli 19, 2023
maxhavelar 3
a.
Adipati pamitan lalu pulang kerumahnja. Njonja Havelaar
melihat-lihat rumahnja jang baru, dan sangat puas, terutama
karena kebunnja luas, djustru baik untuk Max jang harus banjak
menghirup udara segar. Residen dan Havelaar masing-masing
masuk sebuah kamar untuk berganti pakaian, sebab pada upa-
tjara jang akan dilangsungkan, diwadjibkan memakai pakaian
resmi jang ditentukan. Sekitar rumah berkumpul beratus-ratus
97
orang jang telah mengiringi kereta residen dengan berkuda, atau
jang mengiringi kepala-kepala jang berhimpun itu. Polisi dan
opas-opas kantor ramai mundar-mandir; pendeknja, pada sega-
lanja nampak bahwa kesepian ditempat jang terlupa itu untuk
sementara berganti dengan kesibukan.
Tidak lama kemudian sebuah kereta jang indah kepunjaan
adipati masuk pekarangan; residen dan Havelaar, pakaiannja
berkilauan dengan emas dan perak, tapi mereka tersandung-
sandung pada pedangnja; mereka masuk kedalam kereta, dan
dibawa kerumah bupati, dimana mereka disambut dengan gong,
gamelan, dan alat-alat musik memakai senar.
Pun Verbrugge jang telah mengganti pakaiannja jang berlum-
pur, sudah sampai disana. Kepala-kepala bawahan duduk dalam
lingkaran besar, menurut tjara ketimuran duduk diatas tikar
dibawah, dan diudjung serambi jang pandjang itu, ada sebuah
medja dimana residen, adipati, asisten residen, kontelir dan
beberapa orang kepala, mengambil tempat duduk. Diedarkan
teh dan kuwe, dan mulailah upatjara sederhana itu.
Residen berdiri dan membatjakan keputusan gubemur dj en-
deral dimana disebutkan, bahwa tuan Max Havelaar diangkat
djadi asisten residen daerah Bantam Kidul atau Bantam Selatan,
sebagaimana Lebak disebut oleh anak Bumiputera. Lalu diam-
bilnja Lembaran Negara dimana termaktub sumpah jang barus
diutjapkan pada waktu menerima djabatan umumnja, bunjinja
ialah "bahwa untuk diangkat atau dinaikkan pangkatnja men-
djadi ...... , orang tidak boleh pemah mendjandjikan atau mem-
berikan sesuatu kepada seseorang, tidak akan mendjandjikan
atau memberikan sesuatu, bahwa ia akan setia dalam segala
keadaan kepada Seri Baginda radja negeri Belanda, patuh ke-
pada wakil Seri Baginda didaerah-daerah Hindia, bahwa ia
dengan tjermat akan mematuhi, dan menjuruh patuhi undang-
undang dan peraturan-peraturan jang telah diberikan dan akan
diberikan, dan bahwa ia dalam segala hal akan bertindak sebagai
...... (disini: asisten residen) jang baik."
Sesudah itu tentu sadja menjusul kata-kata sakramentil:
98
"Semoga Tuhan Mahakuasa membantu saja".
Havelaar mengulangi menjebutkan kata-kata jang diutjapkan
itu. Sebenarnja dalam sumpah itu mestinja sudah dianggap ter-
masuk djandji untuk melindungi penduduk bumiputera terhadap
penghisapan dan penindasan, sebab djika orang bersumpah
akan menegakkan hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan jang
ada, tjukuplah ia memperhatikan sekian banjak aturan-aturan
tentang itu, dan tahulah ia bahwa sebenarnja tidak perlu ada
sumpah chusus mengenai itu. Tapi rnpanja pembuat undang-
undang menganggap kebaikan jang berlebih-lebihan tidak me-
rugikan, njatanja, kepada asisten residen diminta mengutjapkan
sumpah chusus, dimana kewadjiban itu sekali lagi disebutkan
setjara djelas, dan Havelaar sekali lagi bersaksi kepada: "Tuban
Mahakuasa", bahwa ia "akan melindungi penduduk bumipu-
tera terhadap penindasan, penjiksaan dan penganiajaan".
Bagi orang jang halus penglihatannja, akan menarik mem-
perhatikan perbedaan antara sikap dan nada residen dan Ha-
velaar pada upatjara ini. Keduanja sudah berkali-kali menghadiri
upatjara demikian; djadi, perbedaan jang saja maksudkan
bukanlah soal tersentuhnja perasaan mereka sedikit banjaknja
oleh hal-hal jang barn dan tidak lazim, tapi semata-mata
disebabkan karena berbeda-bedanja watak kedua orang itu.
Residen bitjaranja agak lebih tjepat dari biasanja, karena ia
hanja membatjakan keputusan dan sumpah itu, sehingga ia
tidak perlu mentjari-tjari kata penutup, namun demikian sega-
lanja terdjadi dengan penuh martabat dan dengan kesungguhan
jang memberikan kesan kepada orang jang melihat, bahwa ia
sangat menganggap penting soal itu. Sebaliknja Havelaar, pada
wadjah, suara dan sikapnja ada sesuatu, ketika ia dengan djari
diangkat mengulangi menjebutkan sumpah, seolah-olah hendak
berkata: "itu sudah dengan sendirinja, pun tanpa "Tuban Ma-
hakuasa" saja mau melakukannja", dan barangsiapa mengenal
manusia, akan lebih mempertjajai sikapnja jang tidak dipaksa-
paksa dari tjara jang kaku formil dari residen.
Bukankah sesungguhnja mentertawakan, djika kita mengira
99
bahwa orang jan,g terpanggil untuk menegakkan keadilan, orang
jang diberi tanggungdjawab atas keselamatan beribu-ribu djiwa,
akan merasa dirinja terikat oleh beberapa bunji jang diutjapkan-
nja, djika ia tidak, djuga tanpa bunji-bunji itu, merasa terpanggil
untuk itu oleh bati sanubarinja sendiri ?
Kami kira Havelaar akan melindungi orang miskin dan orang
tertindas, dimanapun ia temukan mereka, sekalipun ia demi
"Tuhan lang Mahakuasa" mendjandjikan jang sebaliknja.
Kemudian menjusul pidato residen kepada kepala-kepala,
dimana ia memperkenalkan asisten residen sebagai kepala jang
paling tinggi dalam daerah; ia minta kepada mereka supaja patuh
kepadanja, memenuhi kewadjibannja dengan tjermat dan kata-
kata konjol lainnja seperti itu. Kemudian kepala-kepala seorang
demi seoran,g diperkenalkan namanja kepada Havelaar: Havelaar
mengulurkan tangannja kepada masing-masing, dan pelantikan-
pun selesai.
Mereka makan siang dirumah adipati, dimana komandan Du-
clari pun diundang. Segera sesudah selesai, residen jang ingin
malam itu djuga tiba di Serang, "karena. Dia. Sangat. Sibok",
naik keretanja, dan Rangkas-Betung mendjadi sunji kembali,
sebagai sebuah pos dipedalaman pulau Djawa jang sedikit pen-
duduk Eropahnja, lagipula tidak terletak didjalan raja.
Perkenalan antara Duclari dan Havelaar segera mendjadi
akrab : adipati nampaknja senang dengan "saudara tua"nja jang
baru, dan Verbrugge mentjeritakan kemudian bahwa pun resi-
den jang diiringinja sebentar dalam perdjalanannja pulang ke
Serang, sangat senang dengan keluarga Havelaar , jang dalam
perdjalanannja ke Lebak beberapa hari tinggal dirumahnja;
tapi ia menambahkan pula, bahwa mungkin sekali Havelaar jang
mempunjai nama baik pada pemerintah, tidak lama lagi akan
diberi djabatan jang lebih tinggi, atau sedikitnja dipindahkan
kedaerah jang lebih "menguntungkan".
Max dan Tine baru-baru ini kembali dari perdjalanan ke Ero-
pah, dan merasa letih oleh apa jang orang sebut "kehidupan
100
kopor" , suatu penamaan jang agak gandjil. Djadi, mereka se-
nang bahwa mereka sesudah banjak mengembara, achirnja ting-
gal lagi disuatu tempat dimana mereka merasa aman. Sebelum
keberangkatan mereka ke Eropah, Havelaar djadi asisten residen
di Ambon; disana ia menghadapi banjak kesukaran, karena
penduduk pulau itu sedang bergolak dan dalam suasana mem-
berontak, disebabkan banjaknja aturan-aturan jang salah jang
diadakan masa belakangan ini; semangat pemberontakan itu
dapat dipadamkannja, dengan banjak enersi, tapi ia sedih ka-
rena sedikitnja bantuan jang diberikan kepadanja dari pihak
atasan dan kesal oleh buruknja pemerintahan jang telah ber-
abad-abad membinasakan penduduk dan merusak daerah-daerah
Maluku jang indah itu; - tjobalah bat ja apa jang dikatakan
tentang itu sudah dalam tahun 1825 oleh baron Van der Capel-
len 6), tulisan-tulisan pentjinta manusia itu dapat anda bat ja
dalam Indisch Staatsblad tahun itu, dan sedjak itu keadaan tidak
bertambah baik; - karena kesal memikirkan semua itu Have-
laar djatuh sakit, dan ini menjebabkan ia minta perlop ke Ero-
pah. Sebenarnja, pada penempatan kembali, ia berhak memilih
tempat jang lebih baik dari daerah Lebak jang miskin dan
djauh dari makmur itu, sebab lingkungan kerdjanja di Ambon
djauh lebih penting, dan disana ia bebas, tanpa seorang residen
diatasnja. Lagipula sebelum ia berangkat ke Ambon, ada pem-
bitjaraan untuk menaikkan pangkatnja djadi residen, karen a itu
orang merasa heran mengapa ia dikirim kedaerah jang begitu
sedikit penghasilan ekstra dari hasil buminja; kebanjakan orang
mengukur pentingnja suatu djabatan kepada keuntungan tam-
bahan sematjam itu. Tapi ia sendiri tida~ mengeluh mengen ai
hal inL Keinginannja untuk dihormati tidak begitu rupa, sehing-
ga ia mau mengemis-ngemis minta pangkat lebih tinggi atau ke-
untungan lebih besar.
Dan keuntungan, itulah sebenarnja jang diperlukannja, sebab
6) Gubernur Djenderal (1819-1826), terkenal karena sikapnja dan tin-
dakan-tindakannja jang menguntungkan bagi penduduk Bumiputera.
101
dalam perdjalanannja di Eropah wang sedikit jang dikumpul-
kannja dalam tahun-tahun sebelumnja, habis dipergunakannja;
malahan ia terpaksa meninggalkan hutang disana, djadi ia terus
terang sadja, miskin. Tapi tidak pernah ia bermaksud mentjari
keuntungan dengan djabatannja, dan ketika ia ditundjuk untuk
bekerdja di Lebak, dengan senang hati ia berniat untuk mem-
bajar hutang-hutangnja dengan berhemat, dan isterinja jang
sederhana dalam selera dan kebutuhannja, berdjandji akan
membantunja dalam hal itu.
Tapi Havelaar tidak pandai berhemat. Dia sendiri dapat mem-
batasi diri kepada jang perlu-perlu sadja, tapi bila orang lain
memerlukan bantuan, ia tidak bis a menahan diri untuk meno-
long. Dia sendiri tahu bahwa ini adalah suatu kelemahan, ia
memikirkan dengan pikirannja jang sehat betapa tidak adil ia
menelong seseorang, sedang ia sendiri lebih memerlukan perto-
longan; ia merasakan ketidak adilan itu lebih keras lagi, djika
pun "Tine"nja dan Max, jang keduanja sangat ditjintainja, men-
derita sebagai akibat kemurahan' hatinja, ia menjalahkan ke-
baikan hatinja sebagai kelemahan, sebagai keriahan, sebagai
keinginan untuk berlagak sebagai pangeran jang menjamar, ia
berdjandji akan memperbaiki dirinja, tapi selalu, djika ada
orang jang datang kepadanja mengatakan bahwa ia mendjadi
korban nasib jang buruk, iapun lupa segalanja lalu memberikan
bantuan. Pada hal ia mempunjai pengalaman jang pahit sebagai
akibat dari sifatnja jang terlalu baik itu. Delapan hari sebelum
Max lahir, ia tidak mempunjai apa-apa untuk membeli buaian
tempat tidur anak kesajangannja itu, dan tidak lama sebelumnja
ia mengorbankan barang perhiasan isterinja jang sedikit, untuk
menolong seorang jang pasti keadaannja lebih baik dari padanja.
Tapi semua itu sudah lama pula lampau, ketika mereka tiba
di Lebak; dengan tenang dan gembira mereka menempati ru-
mah itu, "dimana mereka mengharap akan tinggal beberapa
waktu" . Dengan perasaan nikmat jang aneh mereka memesan
perabot di Betawi, jang akan memberikan segalanja suasana
102
"comfortabie" 7) dan ákrab ; mereka saling menundjukkan tem-
pat dimana mereka akan makan pagi, dimana Max ketjil akan
bermain-main, dimana perpustakaan akan ditaruh, dimana ia
malam hari akan membatjakan apa jang ditulisnja hari itu; -
sebab ia terus menuliskan pikiran-pikirannja diatas kertas ..... .
"sekali waktu itu semua ditjetak, kata isterinja, dan tahulah
orang siapa Max, suaminja ...... " Tapi tidak pemah ia menju-
ruh tjetak apa jang hidup dalam benaknja, karena ada sesuatu
keengganan padanja, jang mirip-mirip rasa kesopanan. Dia sen-
diri tidak bisa lain dari menggambarkan keengganan itu dengan
menanjakan kepada orang jang mengandjurkan untuk meng-
umumkan tulisannja itu: Apakah anda akan menjuruh puteri
anda berdjalan ditengah djalan tanpa badju?"
Ini adalah pula salah satu "boutade" 8), jang membuat orang
sekitarnja mengatakan "bahwa Havelaar itu seorang jang aneh" ,
dan saja tidak akan mengatakan jang sebaliknja; tapi djika
kita mentjoba menterdjemahkan tjaranja jang tak; lazim, maka
mungkin kita akan menemukan dalam pertanjaan jang aneh
mengenai pakaian anak gadis itu, teks untuk suatu uraian me-
ngenai kesutjian pikiran jang takut kepada pandangan orang
lewat jang kasar dan jang menjembunjikan diri dalam selimut
keengganan jang sutji.
Ja, mereka akan bahagia di Rangkas-Betung, Havelaar dan
isterinja Tine I Satu-satunja jang menekan djiwa mereka ialah
hutang-hutang jang ditinggalkannja di Eropah, ditambah lagi
dengan ongkos-ongKos perdjalanan kembali ke Hindia jang be-
lurn terbajar, dan pengeluaran-pengeluaran untuk perabot rumah.
Tapi bukankah mereka akan hidup dari separoh, dari sepertiga
penghasilannja ..... barangkali ia segera akan djadi residen .... .
dan dapatlah segalanja diatur dalam beberapa tahun sadja ..... .
- "Meskipun aku merasa sajang, Tine, untuk meninggalkan
Lebak, sebab banjak jang harus dikerdjakan disini. Kau harus
'1) Senang.
8) Kelutjuan jang bemadakan kritlk.
103
hemat sekali manis, mungkin kita bisa lunaskan semua, djuga
tanpa kenaikan pangkat ...... dan aku ingin tinggal lama di-
sini."
Andjuran untuk berhemat, tak pedu ia tudjukan kepadanja.
Bukan salahnja bahwa mereka sekarang harus berhemat, tapi
ia telah begitu menjatukan diri dengan suaminja Max, sehingga
sama sekali tidak menganggap andjuran itu sebagai suatu penje-
salan, dan memang itu bukan penjesalan, sebab Havelaar tahu
benar, bahwa dia sendirilab' jang gagal karena kedermawanan-
nja jang keterlaluan, dan bahwa kesalahan Tine, - kalaupun
ada kesalahan pada pihaknja, - hanjalah karena ia, oleh tjinta-
nja kepada Max, selalu membenarkan apa jang dilakukannja.
Ja, dia membenarkan suaminja membawa ke1iling dikermis
Haarlem 9) dua orang perempuan miskin dari djalan Nieuw-
straat, perempuan-perempuan jang belum pemah meninggalkan
Amsterdam, dan tidak pemah "pesiar", dengan dalih jang lu-
tju, bahwa radja memerintahkan kepadanja untuk "menjenang-
kan perempuan-perempuan tua jang berkelakuan baik". Dia
membenarkan suaminja mentraktir anak-anak jatim piatu dari
semua rumah piatu di Amsterdam dengan kuwe dan susu badam,
dan melimpahi mereka dengan mainan. Dia mengerti sepenuhnja
suaminja jang membajarkan rekening losmen untuk keluarga
penjanji miskin jang hendak kembali kenegerinja, tapi tidak
mau meninggalkan milik mereka, termasuk harpa, dan biola,
dan bas jang amat diperlukannja untuk usaha mereka jang ke-
tjii. Dia tidak bisa menolak, anak gadis jang dibawa suaminja
malam hari, gadis jang menjapa suaminja didjalan, diberinja
makan dan penginapan, dan suaminja tidak mengutjapkan kata-
kata "pergilah dan djangan lagi berbuat dosa!" sebelum ia
memberinja pesangon jang tjukup supaja "tidak berbuat dosa"
lagi. Dia menganggap perbuatan Max sangat terpudji, ketika ia
menjuruh kembalikan klavir dikamar depan sang ajah, jang di-
dengarnja berkata betapa sedih hatinja, bahwa anak-anak gadis-
9) Kota Haarlem ± 25 kilometer dari Amsterdam.
104
nja tidak bisa lagi main musik sesudah ia bangkrut. Dia mengerti
benar perbuatan suaminja jang membeli dan membebaskan
keluarga budak di Menado, jang sedih sekali karena harus naik
medja untuk dilelang. Dia menganggap suatu perbuatan jang
wadjar, bahwa Max memberikan kuda lain kepada orang~oran,
jang kudanja mati dipatju oleh opsir-opsir Bayonnaise. Dia tidak
keberatan ketika suaminja di Menado dan Ambon mengadja1c
semua penumpang kapal Amerika "Whalers" 10) jang karam
kerumahnja, dan merasa dirinja terlalu "grand seigneur" 11) un-
tuk menjodorkan kwitansi penginapan kepada pemerintah Ame-
rika. Dia men,gerti sepenuhnja mengapa opsir-opsir tiap kapal
perang jang datang, sebagian besar menginap pada Max dan
rumahnja mendjadi "pied à terre" mereka.
Bukankah Max suaminja? - Apakah tidak terlalu ket jU,
terlalu kerdil, apakah tidak bertentangan dengan pikiran sehat,
untuk mengikat orang jang begitu mulia pikirannja, kepada
aturan-aturan kehematan dan kerumahtanggaan, jang berlaku
bagi orang lain ? Lagipula, meskipun sekarang barangkali agak
kurang berbanding penghasilan dan pengeluaran, bukankah
Max, "suaminja Max," akan mempunjai karier jang gilang-gemi-
lang dimasa depan? Bukankah tidak lama lagi keadaannja akan
memungkinkan dia mengikuti sesukanja ketjenderungan-ketjen-
derungannja jang mulia, tanpa melampaui penghasilannja? Me-
ngapa "suaminja Max" tidak akan mendjadi gubernur djenderal,
atau seorang radja? Malahan apakah tidak aneh, bahwa ia
belum djuga djadi radja?
Kalau bisa didapatkan kesalahan padanja, maka itu disebab-
kan karena ketjintaannja kepada Havelaar, dan djika pemah
ada, disinilah berlaku ut japan : "bahwa kita harus banjak me..
maafkan orang jang telah banjak mentjintai".
Tapi tidak ada jang harus dimaafkan. Kita tidak usah setudju
dengan pendapat-pendapatnja jang berlcbih-lebihan mengenai
10) Pcnanjkap ikan paus.
11) Tuan besar.
lOS
suaminja Max, tapi memang dapat diterima bahwa ia mempu-
njai karier jang baik dimasa depan, dan apabila harapan jang
beralasan ini telah terlaksana, sesungguhnja dapatlah dihilang-
kan akibat-akibat jang kurang enak karena kedermawanannja.
Tapi ada Iagi satu sebab lain jang membikin mereka keduanja
beralasan untuk tidak usah berpikir susah-susah.
. Tin~ kehilangan orang tuanja waktu masih ketjil, dan ia di-
besarkan pada keluarganja. Ketika ia kawin, ia mendapat kabar
bahwa ia menipunjai harta sedikit, dan itu dibajarkan kepada-
nja; tapi Havelaar menemukan dalam beberapa surat masa
lampau, dan beberapa tjatatan lepas jang disimpan Tine dalam
sebuah peti ketjil jang didapatnja dari ibunja, bahwa keluarga-
nja dari pihak ajah mapun ibunja kaja sekali, tapi ia tidak me-
ngerti dimana, karena apa atau bila kekajaan itu hHang. Dia
sendiri, jang tidak pemah punja perhatian dalam hal-hal ke-
uangan, sedikit sekali atau sama sekali tidak bisa mendjawab~
ketika Havelaar mendesaknja untuk memberikan beberapa ke-
terangan mengen ai harta benda keluarganja dahulu. Kakeknja~
baron van W, menjingkir ke Inggris bersama Willem Kelima 12),
dan mendjadi kapten kavaleri dalam tentara hertog Y ork. Rupa-
nja la hidup berfoja-foja dengan anggota-anggota keluarga stad-
houder jang menjingkir itu, dan itulah jang kata orang men-
djadi sebab maka kekajaannja habis tandas. Kemudian di Water-
loo ia tewas dalam suatu serangan sebagai husar dibawah pim-
pinan Boreel. Mengharukan membatja surat-surat ajah Tine
kepada ibunja, dimana ia mengeluh telah mentjari dengan sia-
sia majat ajahnja ditengah medan pertempuran.
Ajah Tine ketika itu seorang pemuda delapan belas tahun,
jáng sebagai letnan dalam pasukan itu, dalam serangan jang sa-
ma kena palu pedang diatas kepalanja, jang menjebabkan ia
delapan tahun kemudian mati gila.
Dari pihak ibunja Tine ingat, bahwa kakeknja hidup mewah
12) Pangeran Oranje jang dalam tahun 1794 menjingkir kenegeri Inggris.
ketika tentera Perantjis menduduki negeri Belanda.
106
sekali, dan dari beberapa surat-surat ternjata, bahwa ia memi-
liki perusahaan pos di Swiss, seperti jang sekarang ini masih
kedapatan disebagian besar negeri Djerman dan Itali; tjabang
penghasilan itu merupakan "apanage" 13) dari radja-radja Turn
dan Taxis. Ini membikin orang menduga, bahwa ia mempunjai
kekajaan jang besar, itu pun tidak ada atau sedikit sekali ber-
pindah kepada keturunan jang kedua, oleh sebab-seoab jang
sama sekali tidak diketahui.
Sesudah perkawinannja barulah Havelaar mendengar sedikit
apa jang dapat diketahuinja, dan dalam pengusutannja ia heran,
bahwa peti ketjil jang saja sebutkan tadi, dan jang disimpan
oleh isterinja bersama isinja karen a perasaan hormat, tanpa
menduga bahwa didalamnja mungkin ada surat-surat jang pen-
ting dari sudut keuangan, - telah hiIang dengan tjara jang
tidak dapat diterangkan. Meskipun ia tidak mentjari keuntungan,
namun berdasarkan hal ini dan banjak hal-hal lainnja, ia mem-
bangun gambaran bahwa dibelakang semua ini tersembunji suatu
"roman intime", dan kita tidak bis a menjalahkannja, bahwa ia,
jang untuk tjaranja hidup mempunjai banjak keperluan itu, akan
suka hati djika roman itu diachiri setjara menggembirakan. Ba-
gaimanapun roman itu, apakah ada atau tidak ada terdjadi
"spoliatie" 14), jang pasti ialah bahwa dalam chajalan Havelaar
Iahir sesuatu, jang dapat disebut: suatu "rève aux miIIions" Ui),
Tapi nampak pula keanehan, b~wa orang jang dengan tjer-
mat dan tadjam dapat mengusut dan membela hak orang lain
ini, sekalipun tertimbun djauh dibawah surat-surat perlawanan
berdebu, dan dibawah sarang Iaba-Iaba jang tebaI, bahwa ia,
kalau menjangkut kepentingan sendiri, Ialai mempergunakan
saat jang baik untuk menjelesaikan soal itu. Seolah-olah ia malu,
bahwa ia disini memperdjuangkan keuntungannja sendiri, dan
saja jakin, djika "Tinenja" kawin dengan orang lain, dan orang
13) M"tlik keluarga radja jang menghasilkan nafkahnja.
H) Perampokan.
15) Impian harta karun.
107
itu meminta pertolongan kepadanja, untuk menjingkirkan sarang
laba-laba jang mendjerat kekajaan leluhur isterinja itu, bahwa
ia akan berhasil untuk mengembalikan kekajaan itu kepada
"anak piatu jang menarik" itu, kekajaan jang memang miliknja.
Tapi sekarang anak piatu jang menarik itu adalah isterinja, ke-
kajaan isterinja adalah kekajaannja, djadi ia merasa seperti pe-
dagang; ada sesuatu jang "derogerend" 16), menurut perasaan-
nja, djika ia atas nama isterinja bertanja: "Bukankah anda
masih punja hutang kepada saja 1"
Meskipun demikian ia tidak bisa melupakan impian harta
karun itu, sekalipun hanja sebagai dalih terhadap penjesalan
diri jang selalu munt jul, karena ia terlalu banjak mengeluarkan
uang.
Tidak lama sebelum pulang ke Djawa, ketika ia telah banjak
menderita karena tekanan keuangan, ketika ia terpaksa menun-
dukkan kepalanja jang gagah dibawah "furca caudina" 17) dari
penagih hutang jang banjak, barulah ia dapat mengatasi kelam-
banannja atau keengganannja, untuk mengurus harta karun jang
disangkanja masih ada itu. Dan orang memperlihatkan kepada-
nja sebuah rekening kuran tua, jang seperti dimaklumi, meru-
pakan argumen jang tidak bisa dibantah.
Tapi mereka akan berhemat di Lebak. Dan mengapa tidak 1
Dinegeri jang biadab demikian, tidak ada gadis-gadis berdjalan
malam hari, gadis-gadis jang mendjual kehormatannja untuk
sekedar mendapat makan; tidak ada orang gelandangan jang
hidup dari pekerdjaan tidak menentu. Disana tidak pernah ter-
djadi, bahwa suatu keluarga tiba-tiba binasa karena nasibnja
buruk, ...... dan itulah biasanja batu karang, dimana terkandas
maksud-maksud Havelaar jang baik. Djumlah orang Eropah
didaerah itu, begitu sedikit sehingga tidak berarti; dan orang
Djawa di Lebak terlalu miskin, untuk - pada pergantian nasib
18) Merendahkan deradjat.
17) Sesudah pertempuran di Caudium orang Rumawi jang kalah perang
harus berdjalan dibawah gandar jang terbuat dari tiga batang
tombak - lambang penghinaan.
108
manapun djuga, - djadi menarik oleh kemiskinan jang lebih
besar. Semua itu tidak begitu dipikirkan oleh Tine; untuk itu
seharusnja ia lebih tepat memikirkan sebab-sebab keadaan me-
reka jang kurang baik, tapi itu tidak hendak dilakukannja djus-
tru karena ia mentjintai Max ; tapi lingkungan mereka jang baru
bemafaskan ketenangan, tidak ada sebab musabab, jang ber-
tjorak romanesk palsu, jang membuat Havelaar dulu sering
berkata : "bukankah demikian Tine, bukankah itu suatu hal jang
aku tidak bisa biarkan begitu sadja tanpa tjampur tangan 1"
dan Tine mendjawab: "tentu sadja tidak Max, kau tidak bisa
berlepas tangan."
Kita akan melihat, betapa Lebak jang sederhana dan nampak
tenan,g itu, lebih banjak memerlukan pengeluaran Havelaar dari
segala pergolakan hatinja dahulu bersama-sama.
Tapi mereka tidak tahu ! Mereka memandang kemasa depan
dengan penuh kepertjajaan, dan mereka begitu bahagia dalam
tjintanja, bahagia dengan anaknja ......
- "Alangkah banjaknja bunga mawar dikebun itu, Tine
berseru, dan lihat, disana djuga ada rampah dan tjempaka, dan
begitu banjak melati, dan lihat kembang bakung jang indah
itu ...... "
Dan, laksana anak-anak, mereka bermain-main dalam rumah-
nja jang baru, dan ketika Duclari dan Verbrugge, setelah
berkundjung kepada keluarga Havelaar, pada malam hari pulang
kerumah jang didiaminja bersama, mereka banjak berbitjara
tentang kegembiraan kekanak-kanakan keluarga jang baru da-
tang itu.
Havelaar pergi kekantomja, dan bekerdja disitu sampai ke-
esokan paginja.
109
Ba b VIII
Havelaar meminta kepada kontelir untuk mengundang kepala-
kepala jang hadir di Rangkas-Betung, supaja tinggal disana
sampai keesokan harinja untuk menghadiri "sebah" (persidang-
an), jang hendak diadakannja. Rapat demikian biasanja diadakan
sekali sebulan, tapi mungkin karena ia tidak ingin beberapa
kepala jang djauh tinggalnja dari ibukota, tjapek-tjapek bulak-
balik, mungkin djuga karena ia tanpa menunggu-nunggu hari
jang ditentukan, hendak segera berbitjara kepada mereka dengan
upatjara, maka ia menetapkan mengadakan hari sebab jang
pertama, pada keesokan harinja.
Disebelah kiri didepan rumahnja, tapi masih dalam "peka-
rangan" jang sama, dan diseberang rumah jang didiami njonja
Slotering, ada sebuah gedung jang sebagian dipakai sebagai
kantor asisten residen, termasuk dalamnja kas negeri, dan se-
bagian merupakan serambi terbuka jang tjukup luas, jang baik
sekali untuk mengadakan rapat demikian. Disanalah kepala-
kepala keesokan harinja pagi-pagi sudah berkumpul. Havelaar
masuk, memberi salam dan duduk. Ia menerima laporan-Iaporan
mengenai pertanian, kepolisian dan kehakiman, dan menjisih-
kannja untuk diperiksa lebih landjut.
Masing-masing mengira akan mendengarkan suatu pidato
seperti jang diutjapkan oleh residen sehari sebelumnja, dan
mungkin djuga Havèlaar sendiri tidak bermaksud mengatakan
sesuatu jang lain kepada kepala-kepala, tapi kita harus pemah
menden,gar dan melihatnja pada waktu-waktu demikian, untuk
mengerti bagaimana ia, pada pidato-pidato seperti ini, djadi
110
bersemangat, dan oleh tjaranja bitjara jang chas, memberikan
wama baru kepada hal-hal jang paling biasa; bagaimana ia
tegak, bagaimana matanja memantjarkan api, bagaimana suara-
nja beralih dari lemah meraju mendjadi tadjam mengiris, bagai-
mana kiasan-kiasan mengalir dari bibimja seolah-olah ia
menaburkan barang-barang jang berharga kesekitamja, barang-
barang jang tidak usah dibelinja, dan bagaimana, bila dia ber-
henti bitjara, semuanja memandangnja dengan mulut terbuka,
seolah-olah bertanja: "masja Allah, siapakah anda?"
Memang benar, bahwa ia sendiri, jang pada waktu demikian
berbitjara seperti rasul, seperti nabi, kemudian tidak tahu lagi
bagaimana ia bitjara, dan kefasihannja lebih bersifat menim-
bulkan kekaguman dan menubruk sasaran, dari mejakinkan de-
ngan djalan menguraikan setjara ringkas. Sekiranja ia hidup
dimasa Iunani ketika diambil putusan untuk berperang mela-
wan Philippus 1), ia dapat memberikan semangat berapi-api
kepada orang Athena, tapi ia tidak akan begitu berhasil, se-
kiranja ia mendapat tugas untuk mempengaruhi mereka supaja
mau berperang, dengan memberikan uraian. Pidatonja kepada
kepala-kepala Lebak terus sadja dalam bahasa Melaju, dan
karena itu mempunjai satu keistimewaan lagi; bihasa-bahasa
Timur amat sederhana, sebab itu banjak ungkapan-ungkapannja
jang penuh tenaga; bahasa-bahasa Barat sudah kehilaQgan te-
naga itu karena sifatnja jang dibuat-buat; sebaliknja nada jang
mengalir manis dalam bahasa Melaju sukar dinjatakan dalam
bahasa lain; - lagipula harus diingat, bahwa sebagian besar
pendengamja terdiri dari orang-orang sederhana, tapi sama se-
kali tidak bodoh, dan lagi mereka itu orang Timur, jang pene-
rimaannja berbeda sekali dari penerimaan kita.
Havelaar berkata kurang lebih sebagai berikut:
"Tuanku Raden Adipati bupati Bantam Kidul dan sekalian
para Raden Demang, jang mendjadi kepala distrlk didaerah ini,
1) Radja Macedonia (382-326 s.M.), ajah Iskandar Zulkarnain, jang
menaklukkan negara-negara Junani, antaranja Athena.
111
tuan Raden Djaksa, jang bekerdja menegakkan keadilan dan
tuan Raden Kliwon, jang mendjalankan kekuasaan diibu kota.
dan sekalian para Raden, Mantri-Mantri, serta sekalian kepala-
kepala didaerah Bantam KiduI, terimalah salam saja.
Saja merasa gembira melihat tuan-tuan berkumpul disini.
mendengarkan kata-kata jang keluar dari mulut saja.
Saja tahu diantara tuan-tuan ada jang unggul dalam ilmu
dan kebaikan hati; saja harap pengetahuan saja akan bertam-
bah dengan ilmu tuan-tuan, sebab saja tidak begitu banjak tahu
seperti jàng saja kehendaki ; dan saja suka kebaikan, tapi sering
saja merasa, bahwa didalam hati saja ada kesalahan-kesalahan
jang menutupi kebaikan dan menghambat pertumbuhannja,
sebab tuan-tuan tahu bagaimana pohon jang besar mendesak
jang ketjil dan membunuhnja. Sebab itu saja akan memperhati-
kan orang-orang diantara tuan-tuan jang unggul dalam keba-
djikan, dalam usaha saja supaja djadi lebih baik dari sekarang.
Terimalah salam takzim saja.
Tatkala Gubemur Djenderal memerintahkan saja untuk da-
tang kepada tuan-tuan mendjadi asisten residen didaerah ini,
hati saja gembira. Tuan-tuan sekalian tahu, bahwa saja belum
pernah mendjedjak Bantam KiduI; karen a itu saja minta tulisan-
tulisan mengenai daerah tuan-tuan, dan saja lihat bahwa banjak
hal jang haik di Bantam Kidul. Rakjat tuan-tuan memiliki
sawah-sawah dilembah-Iembah, dan ada pula sawah-sawah di-
gunung-gunung. Dan tuan-tuan in,gin hidup damai, dan tuan-
tuan tidak suka tinggal diwilajah-wilajah jang ditinggali orang
lam. Ja, saja tahu, banjak hal-hal jang baik di Bantam Kidul.
Tapi bukan karena itu hati saja gembira, sebab diwilajah-
wilajah lain pun saja akan bisa menemukan banjak hal-hal jang
baik.
Tapi saja lihat bahwa rakjat tuan-tuan miskin, dan itulah
jang menggembirakan hati nurani saja.
Sebab saja tahu bahwa Allah tjinta orang jang miskin, dan
bahwa Ia melimpahkan kekajaan kepada orang jang hendak
diudjiNja, tetapi kepada orang miskin diutusNja orang jang
112
menjampaikan firmanNja, supaja mereka bangkit dalam keme-
laratannja.
Bukankah Dia mentjurahkan hudjan dimana batang laju
mengering dan meneteskan embun dalam kelopak bunga ke-
hausan 7
Bukankah tugas jang mulia dikirim untuk mentjari orang-
orang jang lelah jang ketinggalan sesudah selesai bekerdja dan
tersungkur ditepi djalan karena lututnja tak k,uat lagi untuk
berdjalan ketempat menerima upah 7 Tidakkah saja akan gem-
bira mengulurkan tangan kepada orang jang djatuh kedalam
lubang, dan memberi tongkat kepada orang jang mendaki gu-
nung 7 Tidakkah hati saja akan menggedjolak karena terpilih
antara jang banjak untuk merobah keluhan mendjadi doa dan
ratapan mendjadi tasjakkur 7
Ja, saja amat gembira terpanggil ke Bantam Kidul.
Saja berkata kepada wanita jang turut menanggung derita
saja dan jang memperbesar bahagia saja: "bergembiralah, ka-
rena kulihat Alläh menurunkan sempana diatas kepala anak
kita! Dia utus aku kesatu tempat dimana pekerdjaan belum
selesai, dan Dia anggap aku tjakap untuk berada disana, sebe-
lum panen. Sebab kita bersukatjita bukan karena mèmotong
padi ; kita bersukatjita karena memotong padi jang kita tanam.
Dan djiwa manusia bukan tumbuh karena upah, tapi karena ker-
dja jang membikin ia berhak untuk menerima upah.
Dan saja berkata kepadanja: "Allah mengaruniai kita seorang
anak, jang sekali waktu akan berkata: anda tahu bahwa saja
anaknja 7", maka didalam negeri ada orang-orang jang mem-
beri hormat kepadanja dengan kasih sajang, dan menaruh ta-
ngannja diatas kepalanja sambil berkata: "marilah makan
bersama, dan tinggallah dirumah kami dan pergunakanlah apa
jang kami miliki, sebab aku pemah rnengenal ajahrnu."
Sebab, kepala-kepala negeri Lebak, banjak jang harus diker-
djakan diwilajah tuan.
Katakan kepada saja, bukankah sipetani miskin ? Bukankaà
padi menguning seringkali untuk rnernberi makan orang jang
113
tidak menanamnja ? Bukankah banjak kekeliruan dinegeri tuan?
Bukankah djumlah anak tuan sedikit?
Tidakkah ada rasa malu dalam djiwa tuan, apabifa orang
Bandung jang terletak di Timur sana, mengundjungi daerah tuan
dan bertanja: "dimanakah desa-desa, dan dimana petani-petani,
.dan mengapa tidak kudengar gamelan jang menjatakan kegi-
rangannja dengan mulut tembaga, ataupun bunji anak-anak gadis
tuan menumbuk padi ?"
Tidakkah getir untuk berdjalan dari sini kepantai Selatan dan
melihat gunung-gunung jang tidak mengandung air pada lereng-
lerengnja, atau tanah-tanah datar dimana tidak pemah kerbau
menarik badjak ?
Ja, ja, ja, saja katakan itu kepada tuan, bahwa djiwa tuan
dan djiwa saja sedih memikirkannja; dan djustru itulah sebab-
nja kita bersjukur kepada Allah, bahwa Ia memberi kita kekua-
saan untuk bekerdja disini.
Sebab dinegeri ini ada huma buat banjak orang, meskipun
penduduk tidak banjak. Dan bukannja tidak ada hudjan, sebab
punt jak-punt jak gunung menghisap awan-awan dari langit ke-
bumi. Dan tidak dimana-mana ada batu jang tidak mau mem-
beri tempat kepada akar, sebab banjak tempat jang tanahnja
gembur dan subur, jang meminta ditanami padi, jang akan di-
kembalikannja dalam batang jang merunduk. Dan tidak ada
perang didalam negeri jang menjebabkan padi terindjak-indjak
tatkala masih hidjau, dan tidak ada penjakit jang membikin
pat jul tidak berguna. Pun tidak ada sinar matahari, lebih panas
dari jang diperlukan untuk mematangkan padi, padi jang akan
mendjadi makanan tuan dan anak-anak tuan, dan tidak ada
bandjir jang menjebabkan tuan berkata: "tundjukkanlah tem-
pat dimana saja menabur dahulu."
Dimana Allah mengirim bandjir jang melanda huma, dimana
Ia mengeraskan tanah seperti batu jang kering, dimana Ia me-
manaskan matahari hingga pidjar membakar, dimana Ia me-
nimbulkan perang jang melunjah tanah, dimana Ia menurunkan
penjakit jang melemahkan tangan-tangan, atau menjiksa dengan
114
musim kering jang mematikan bulir-bulir...... disitulah, kepala-
kepala negeri Lebak, kita menundukkan kepala dan berkata:
"Demikianlah kehendakNja !"
Tapi tidak demikianlah halnja di Bantam Kidui!
Saja dikirim kemari untuk mendjadi sahabat tuan-tuan, men-
djadi saudara jang lebih tua. Apakah tuan tidak memberitahu
adik tuan, djika tuan melihat ada harlmau didjalan jang akan
dilaluinja?
Kepala-kepala negeri Lebak, kita sering melakukan kesalahan-
kesalahan dan negeri kita miskin, karena kita melakukan banjak
kesalahan-kesalahan.
Sebab di Tjikandi dan Bolang dan didaerah Krawang dan
ditanah-tanah sekitar Betawi, banjak tinggal orang-orang jang
lahir dinegeri kita, dan jang meninggalkan negeri kita.
Mengapa mereka mentjari kerdja djauh dari tempat mereka
menguburkan orang tuanja? Mengapa mereka lari dari desa,
dimana mereka disunat? Mengapa mereka lebih suka mentjari
keteduhan pohon jang tumbuh disana, dari naungan hutan-hutan
kita?
Malahan nun di barat laut diseberang laut, banjak orang jang
sebenarnja anak kita, tapi meninggalkan Lebak untuk mengem-
bara didaerah-daerah asing, membawa keris dan kelewang dan
senapan. Dan mereka mati dengan menjedihkan, sebab disana
ada kekuasaan pemerintah, jang mengalahkan pemberontak.
Saja bertanja kepada tuan, kepala-kepala negeri Lebak, me-
ngapa banjak jang pergi untuk tidak dikuburkan ditempat ke·
lahirannja? Mengapa pohon bertanja: "dimana orang jang
kulihat bermain sebagai anak ketjil dikakiku dahulu?"
Havelaar disini berdiam diri sedjenak. Untuk men.getahui
betapa mengesankan kata-katanja, orang harns mendengar dan
melihatnja. Ketika ia berbitjara tentang anaknja, ada sesuatu
jang lembut dalam suaranja, sesuatu jang mengharukan jang
tidak bisa kita mengerti, jang memantjing kita untuk bertanja:
"dimanakah siketjil itu, aku ingin mentjiumnja sekarang djuga,
anak jang membuat ajahnja berkata demikian", tapi tatkala
115
beberapa saat sesudah itu, dengan agak tiba-tiba ia mulai ber-
tanja: mengapa Lebak miskin, dan mengapa begitu banjak
penduduk daerah itu pindah ketempat lain, ada sesuatu dalam
nada suaranja jang mengingatkan kepada bunji gurdi, apabila
diputar dengan kekerasan dalam kaju jang keras. Pada hal ia
tidak berbitjara keras, dan tidak pula memberi tekanan istimewa
pada beberapa kata-kata, malahan ada sesuatu kedataran dalam
suaranja, tapi entah karena dipeladjari atau memang sudah si-
fatnja, djustru karena kedataran itu, ia memperkuat kesan
kata-katanja pada djiwa orang-orang jang amat peka terhadap
bahasa demikian.
Kiasan-kiasannja selalu diambil dari kehidupan sekitarnja,
dan baginja sungguh-sungguh djadi alat pembantu untuk djustru
mendjelaskan apa jang dimaksudnja, dan bukan, seperti sering
terdjadi, merupakan tambahan-tambahan jang mengganggu, jang
memberati bagian-bagian kalimat pembitjara, tanpa memper-
djelas pengertian soal jang hendak didjelaskan. Sekarang kita
sudah terbiasa dengan kemustahilan ungkapan: "kuat seperti
singa" , tapi orang jang mempergunakan perumpamaan itu -di
Eropah pertama kali, rupanja tidak mengambil perbandingan itu
dari puisi djiwa jang memberikan gambaran untuk penuturan,
dan tidak bisa berkata lain, klise itu diambilnja dari salah satu
buku, - dari kitab Jndjil barangkali, - dimana ditjeritakan
seekor singa. Sebab tidak seorangpun pendengarnja pernah me-
ngalami kekuatan singa, dan mestinja lebih pedu mendjadikan
mereka ingat akan kekuatan itu, dengan membandingkan singa
dengan sesuatu jang lain, jang mereka ketahui tenaganja, dari
sebaliknja.
Tahulah kita bahwa Havelaar sungguh-sungguh seorang pe-
njair; kita merasa, apabila ia berbitjara ten tang sawah-sawah
digunung-gunung, matanja memandang kesana melalui sisi bala-
irun,g jang terbuka, dan sungguh-sungguh melihat sawah-sawah
itu; orang merasa, apabila ia menjuruh pohon bertanja: di-
manakah orang jang dahulu sebagai anak bermain dikakinja,
bahwa pohon itu sungguh-sungguh ada disana, dan dalam cha-
116
jalan para hadirin jang mendengarkan Havelaar sunggl,lh-sungguh
pohon itu memandang sekitar dengan mata bertanja mentjari
orang-orang Lebak jang telah pergi. Iapun tidak mengada-ada ;
didengamja pohon berkata, dan ia merasa hanja mengulang apa
jang dengan djelas didengamja dalam tanggapan kepenjairannja.
Mungkin ada orang berkata bahwa tjara Havelaar bitjara di-
ragukan keasliannja, sebab bahasanja mengingatkan gaja para
nabi dalam Wasiat Lama; saja ingatkan bahwa pemah saja
berkata, dalam saat-saat ia berada dalam ekstase, ia sungguh-
sungguh seperti seorang resi, dan bahwa mungkin tidak akan
lain tjaranja berbitjara, sekalipun ia tidak pemah membatja
sjair-sjair jang indah dalam Wasiat Lama, mengingat bahwa
kehidupan dihutan-hutan dan digunung-gunung banjak mening-
galkan kesan dalam djiwanja dan karena suasana dunia timur
jang bemafaskan puisi.
Bukankah telah kita dapati dalam sadjak-sadjak jang berasal
dari masa mudanja, baris-baris seperti ini, jang ditulis digunung
Salak, - salah satu raksasa, tapi bukan jang paling besar,
diantara gunung-gunung dalam kabupaten-kabupaten Priangan,
- sadjak jang permulaannja melukiskan kelembutan perasaan
hatinja, tapi tiba-tiba ia menirukan guntur jang didengamja di-
bawahnja:
Lebih senang disini memudja sang pentjipta;
Indah bunjinja doa dilereng gunung dan bukit;
Lebih tinggi disini hati melambung dari disana :
Lebih dekat kita ke Tuhan digunung-gunung.
Dia sendiri tjiptakan altar disini dan kor kelenting,
Belum pemah dinodai djedjak kaki manusia;
Disini ia terdengar dalam guruh mengguntur ......
Dan mengguntur guruhNja menjeru: Tuhanku !
dan tidakkah kita merasakan bahwa baris-baris jang terachir
117
tidak akan dapat ditulisnja demikian, kalau ia tidak sungguh-
sungguh mendengar guruh Tuban menjampaikan baris-baris itu
kepadanja, dengan getaran-getaran berderai-derai memantul dari
tembok-tembok gunung?
Tapi ia tidak suka sadjak-sadjak, "itu adalah korset jang
djelek", katanja, dan apabila ia disuruh membatja apa jang
telah "dilakukannja", sebagaimana katanja, ia senang merusak
pekerdjaannja sendiri, baik dengan membatjakannja dengan
nada jang mesti menggelikan, maupun dengan tiba-tiba oerhenti
pada bagian kalimat jang isinja sungguh-sungguh dan melon-
tarkan lelutjon diantaranja, jang menjakitkan bagi pendengar,
tapi baginja hanja merupakan satire atas ketidakimbangan an-
tara korset dan djiwanja, jang merasa sesak dalam korset itu.
Diantara kepala-kepala itu hanja beberapa orang jang me-
ngambil penganan dan minuman jang diedarkan. Dengan isjarat
Havelaar telah memerintahkan untuk mengedarkan "teh dan
manisan" jang tak boleh tidak diedarkan pada pertemuan de-
mikian. Rupanja ia dengan sengadja mengambil istirahat, sesu-
dah bagian kalimat jang terachir dari pidatonja, dan memang
beralasan. "Hai," demikian agaknja pikir kepala-kepala itu,
"dia sudah tahu bahwa banjak orang-orang jang meninggalkan
wilajah kita, dengan hati jang getir. Dia sudah tahu betapa
banjak keluarga jang pindah kewilajah-wilajah jang berdekatan
untuk menghindari kemiskinan jang berketjamuk disini. Malahan
dia tahu bahwa banjak orang Bantam diantara gerombolan-ge-
rombolan jang di Lampung mengibarkan bendera pemberontakan
terhadap pemerintah Belanda. Apa maunja, apa maksudnja,
kepada siapa ditudjukan pertanjaan-pertanjaannja ?"
Dan ada pula jang memandang kearah Raden ...... , kepala
distrik Parangkudjang 2). Tapi kebanjakannja menunduk ketanah.
"Marl sini, Max," seru Havelaar, jang melihat anaknja ber-
main-main dipekarangan, dan adipati memangku anak itu ; tapi
2) Kepala distrik Parangkudjang, Raden Wira Kusuma, menantu
bupati, salah seorang kepaIa negeri jang ditakut'i.
118
anak itu terlalu lasak untuk lama-lama tinggal dalam pangkuan;
ia melontjat dan berlari-Iari mengelilingi lingkaran dan menju-
kakan hati kepala-kepala oleh omongannja, dan bermain-main
dengan huIu keris mereka. Ketika ia tiba kepada djaksa, jang
pakaiannja lebih indah dari jang lain-lain, dan karena itu me-
narik perhatian anak itu, tuan djaksa membisikkan sesuatu
kepada Kliwon jang duduk disampingnja sambil menundjuk
sesuatu dikepala Max, dan Kliwon nampaknja membenarkan
perkataan djaksa itu.
"Pergilah, Max, kata Havelaar, ajah hendak mengatakan
sesuatu kepada tuan-tuan ini," dan siketjil itupun pergi sesudah
memberi hormat dengan mentjium tangannja sendiri.
"Tuan-tuan kepala negeri Lebak, kita semua mengabdi radja
Belanda. Tapi radja jang adil itu, jang ingin supaja kita melaku-
kan kewadjiban kita, djauh dari sini. Tigapuluh kali seribu kali
seribu djiwa, ja, lebih dari itu, harus mematuhi perintahnja,
tapi dia tidak bisa dekat kepada semua orang, jang tergantung
kepada kehendaknja.
Tuan besar di Bogor adil, dan ingin supaja tiap orang me-
lakukan kewadjibannja, tapi dia pun, meski berkuasa, dan
memerintah segala jang berkuasa dikota-kota, dan segala jang
tertua didesa-desa, menguasai balatentara dan kapal-kapal di-
lautan, dia pun tidak dapat melihat dimana berlaku ketidak-
adilan, sebab ketidakadilan tetap djauh daripadanja.
Dan residen di Serang, jang adalah penguasa wilajah Bantam.
dimana berdiam lima kali seratus ribu manusia. ingin supaja
keadilan berlaku didaerahnja, dan supaja berlaku keadilan di-
swapradja-swapradja jang patuh kepadanja. Tapi dimana ada
ketidakadilan, ia djauh daripadanja, dan orang jang melakukan
kedjahatan, bersembunji dari pandangannja karena takut akan
hukuman.
Dan tuan adipati jang adalah bupati Bantam Selatan, ingin.
supaja hiduplah orang jang mentjari kebaikan, dan djanganlah..
hendaknja ada kenistaan diwilajah kekuasaannja.
Dan saja jang kemarin bersaksi kepada Tuhan Jang Maha-
119
kuasa, bahwa saja akan berlalcu adil dan penuh kasih sajang,
bahwa saja akan mendjalankan keadilan tanpa ketakutan dan
tanpa kebentjian, bahwa saja akan mendjadi "seorang asisten
residen jang baik", - saja pun hendak melakukan kewadjiban
saja.
Tuan-tuan kepala negeri Lebak, kita semua menginginlçan itu.
Tapi djika ada orang diantara kita jang melalaikan kewadjib-
annja untuk mentjari keuntungan, jang mendjual keadiIan demi
uang, atau jang merampas kerbau dari orang miskin, dan buah
kepunjaan orang jang lapar ......... siapa jang akan menghu-
kumnja?
Djika salah seoran,g dari tuan-tuan mengetahuinja, tentu dia
akan mentjegahnja, dan bupati tidak akan membiarkan jang de-
mikian terdjadi dalam daerah kekuasaannja, dan saja pun djuga
akan mentjegahnja dimana saja bisa, tapi apabila tuan tidak
tahu, adipati tidak tahu, saja tidak tahu ..... .
Tuan-tuan kepala negeri Lebak, siapakah jang akan mendja-
lankan keadilan di Bantam Kidui?
Dengarkanlah saja, djika saja katakan kepada tuan, bagai-
mana akan didjalankan keadilan.
Akan tiba masanja anak-anak dan isteri kita akan menangis
mempersiapkan kain kafan kita, dan oran,g lalu akan berkata:
"ada orang meninggal. " Maka orang jang tiba didesa akan
membawa berita tentang kematian orang jang meninggal itu,
dan orang jan,g memberi tumpangan kepadanja akan bertanja:
"siapakah orang jang meninggal itu?"
"Dia adalah orang jang baik dan adil. Dia mengadili dan
tidak mengusir orang jang mengadu dari pintunja. Dia mende-
ngarkan dengan sabar orang jang datang kepadanja, dan me-
ngembalikan apa jang dirampas. Dan orang jan,g tidak dapat
membadjak tanah, karena kerbaunja ditjuri orang dari kandang-
nja, ditolongnja orang itu mentjari kerbaunja; dan dimana ada
anak gadis ditjulik dari rumah ibunja, ditjarinja pentjulik itu
dan sigadis dikembalikannja. Dan dimana orang telah bekerdja,
ia tidak menahan upahnja, dan tidak diambilnja buah dari orang
120
jang menanam pohon; dan ia tidak mengenakan pakaian jang
seharusnja menutup badan orang lain, dan tidak ia memakan
makanan kepunjaan orang miskin."
Maka berkatalah orang didesa-desa: "Allah Maha Besar, Al-
lah telah memanggilnja kembali. KehendakNja berlaku; seorang
baik telah meninggal."
Tapi sekali lagi orang lalu berhenti didepan sebuah rumah,
dan bertanja: "Ada apa maka gamelan tidak berbunji dan
gadis-gadis tidak bernjanji?" dan orang berkata pula: "Ada
orang meninggal."
Dan orang jang berkeliling didesa-desa, malam bari akan
duduk bersama tuan rumah, dan sekitarnja duduk putera-puteri
tuan rumah, dan anak-anak penghuni desa, dan ia akan ber-
kata: "Telah meninggal seorang jang berdjandji akan berlaku
adil, dan mendjual keadilan kepada orang jang memberinja
uang. Ia pupuk ladangnja dengan keringat pekerdja, jang di-
panggilnja dari ladangnja. Upab pekerdja tidak dibajarnja dan
ia makan makanan orang jang miskin. Ia mendjadi kaja dari
kemiskinan orang lain. Banjak barang mas dan perak kepunja-
annja, dan banjak batu permata, tapi sipetani jang tinggal
didekat situ, tidak tabu bagaimana menghilangkan lapar anaknja.
Ia tersenjum sebagai manusia jang bahagia, tapi orang jang me-
ngadu mentjari keadilan menggertapkan giginja. Wadjahnja
bersinar puas, tapi tidak ada air susu dalam tetek ibu-ibu jang
menjusukan. "
Maka berkatalab pengbuni desa: "Allah Maha Besar ........ .
kita tidak mengutuk siapa-siapa!"
Tuan-tuan kepala negeri Lebak, kita semua akan mati !
Apa kata orang didesa-desa dimana pernab kita berkuasa,
dan apa kata orang lalu jang menjaksikan penguburan kita ?
Dan apa djawab kita, kalau sesudah kita mati, ada suara
menegur rob kita dan bertanja: "mengapa orang meratap di-
ladang-ladang, dan mengapa pemuda-pemuda menjembunjikan
diri ? Siapa jang mengambil panen dari lumbung dan menjeret
kerbau jang akan membadjak ladang dari kamiang? Apa jang
121
telah kau Iakukan dengan saudaramu jang kuserahkan pendja-
gaannja kepadamu 'I Mengapa sitjelaka itu bersedih hati dan
mengutuk kesuburan isterinja 'I"
Disini Havelaar berhenti pula berkata-kata, dan sesudah
berdiam sedjenak, ia melandjutkan, dengan nada jang biasa
sebiasa-biasanja, dan seolah-olah tidak terdjadi sesuatu jang tak
dapat tidak seharusnja mengesankan:
Saja ingin hidup bersahabat dengan tuan-tuan, dan karena
itu saja minta tuan-tuan menganggap saja sebagai sahabat.
Siapa-siapa jang tersesat, pertjajalah bahwa saja akan mengadili
dengan lunak, sebab saja sendiri sering chilaf, sebab itu saja
tidak akan keras; artinja saja tidak akan menghukum berat
dalam kesalahan-kesalahan pekerdjaan atau kelalaian-kelalaian
biasa. Hanja dimana kelalaian mendjadi kebiasaan, saja akan
mentjegahnja. Adapun kesalahan-kesalahan jang lebih besar ...
...... penganiajaan dan penindasan, saja tidak akan membitjara-
kannja ...... itu tidak akan terdjadi bukan, tuan adipati ?
- ,,0 tidak, tuan asisten residen, itu tidak akan terdjadi
di Lebak."
- "Nah, tuan-tuan kepala negeri Bantam Kidul. Marilah
kita bersukatjita, bahwa daerah kita miskin sekali. Kita dapat
melakukan sesuatu jang mulia. Kalau Allah melindungi kita,
kita akan usahakan supaja negeri mendjadi sedjahtera. Tanah
tjukup subur, penduduk patuh, djika setiap orang dibiarkan
menikmati hasil usahanja, pastilah dalam waktu jang singkat
penduduk akan bertambah, baik dalam djumlah, maupun dalam
harta benda dan peradaban, sebab semua itu seringkali berdjalan
sama. Sekali lagi saja minta tuan-tuan menganggap saja sebagai
sahabat, jang akan membantu tuan-tuan dimana dapat, terutama
dimana ketidakadilan harus dibanteras. Dan dengan ini saja
mohon a,gar tuan-tuan bekerdjasama dengan saja, bekerdjasama
dengan baik.
Saja akan kembalikan laporan-Iaporan jang saja terima me-
ngenai pertanian, petemakan, kepolisian dan kehakiman, disertai
keputusan-keputusan saja.
122
Tuan-tuan kepala negeri Bantam Kidui, sekianlah. Kembali-
lah tuan kerumah tuan masing-masing. Terimalah salam takzim
saja.
Ia membungkuk, diulurkannja tangannja kepada bupati, dan
dituntunnja orang tua itu melalui pekarangan rumahnja, dimana
Tine menunggu diberanda muka.
- "Mari, Verbrugge, djangan pulang dulu, marilah, minum
segelas Madera! Dan, ja, itu saja ingin tahu, Raden Djaksa~
tjoba katakan !"
Havelaar mengatakan ini ketika semua kepala bersiap-siap
akan pulang, sesudah banjak bungkuk membungkuk. Pun
Verbrugge sudah akan meninggalkan pekarangan, tapi kembali
lagi dengan djaksa.
"Tine, aku ingin minum madera, Verbrugge djuga. Djaksa.
tjoba katakan, apa jang anda bilang kepada Kliwon mengenai
Max ?"
- "Minta ampun tuan asisten residen; saja melihat kepala-
nja, karena tuan berbitjara."
- "Persetan, apa hubungannja dengan kepalanja ? ...... Saja
sendiri tak tabu lagi apa jang saja katakan ...... "
- "Tuan, saja katakan kepada Kliwon ...... "
Tine mendekat ; anak kesajangannja Max djadi pembitjaraan l
- "Saja katakan kepada Kliwon, bahwa Sinjo anak radja
(Sinjo berasal dari bahasa Portugis Senho, jang disini berlaku
sebagai lucus a non lucendo 3), untuk tuan muda).
Tine senang mendengarnja, ......... dia djuga berpendapat
demikian!
Dan adipati melihat kepala siketjil itu, dan sungguh. ia pun
melihat "user-useran", jang menurut tahjul dipulau Djawa, akan
mendjundjung mahkota.
Karena menurut etiket djaksa tidak boleh disilahkan duduk
sementara ada bupati, iapun pamitan, dan mereka berkumpul
3) Lat. Kata lucus (hutan) berasal dari non lucere (tidak bersinar.
gelap). Etimologi jang diragukan.
123
beberapa waktu, tanpa menjinggung sesuatu jang berhubungan
dengan "djabatan". Tapi bupati tiba-tiba bertanja "apakah uang
jang harus diteriroa oleh pemongut padjak, tidak bisa dibajar-
kan 7"
- "Tidak, kata Verbrugge, tuan adipati tahu bahwa ini
tidak boleh dilakukan, sebelum selesai pertanggungandjawabnja."
Havelaar bermain dengan Max, tapi dia melihat djuga pada
air muka bupati, bahwa ia tidak senang dengan djawaban Ver-
brugge itu.
- "Djangan, Verbrugge, djanganlah kita menjusahkan orang
Iain," katanja; dan disuruhnja panggil seorang klerk dari kan-
tor. "Kita akan membajarnja, pertanggungandjawabnja pasti
akan disetudjui".
Sesudah adipati berangkat, berkata Verbrugge jang senang
sekali dengan lembaran-Iembaran negara :
- "Tapi, tuan Havelaar, itu tidak boleh! Pertanggungan-
djawab pembantu pemungut padjak sedang diperiksa di Serang
...... sekiranja ada kekurangan ?"
- "Nanti saja tambahkan," kata Havelaar.
Verbrugge tidak bisa mengerti mengapa ia begitu sabar ter-
hadap pemungut padjak. Klerk segera kembali dengan beberapa
.surat-surat; Havelaar menandatangani, dan mengatakan bahwa
pembajaran harus tjepat dilaksanakan.
- "Verbrugge, saja akan katakan kepada anda mengapa
saja lakukan itu. Bupati tidak punja sepeser pon dirumah;
djurutulisnja mengatakan itu kepada saja...... dia sendiri me-
merlukan wang itu, dan pemungut padjak hendak memlndjami-
nja lebih dulu. Saja lebih suka atas tanggungdjawab sendiri
melanggar suatu tatatjara dari membikin susah orang jang mem-
punjai kedudukan dan sudah tua seperti dia. Lagipula, Ver-
brugge, di Lebak orang menjalahgunakan kekuasaan setjara
:mengerlkan ...... anda harus tahu...... tahukah anda 7"
Verbrugge berdiam diri.
- "Saja tahu, Havelaar melandjutkan, saja tahu ! Bukankah
tuan Slotering meninggal bulan Nopember 7 Nah, sehari sesudah
124
ia meninggal, bupati mengerahkan rakjat untuk mengerdjakan
sawahnja, tanpa bajaran. Anda seharusnja tahu, tahukah anda?"
Verbrugge tidak tahu.
- "Anda seharusnja tahu. Saja tahu, Havelaar melandjutkan.
Disitu ada daftar-daftar bulanan dari distrik-distrik," - dan
ditundjukkannja bungkusan surat-surat jan,g diterimanja dalam
rapat - "lihatlah, saja tidak buka apa-apa; didalamnja antara
lain ada laporan-laporan mengenai pekerdja-pekerdja rodi di-
ibukota ...... nah, apakah laporan-laporan itu benar?"
- "Saja belum melihatnja ...... "
- "Saja djuga belum, namun saja bertanja kepada ancla
apakah laporan-laporan itu benar? Apakah laporan-Iaporan
bulan jang lalu benar?"
Verbrugge berdiam diri.
- "Saja akan katakan kepada anda, semuanja palsu! Sebab
jang dikerahkan untuk bekerdja pada bupati tiga kali lebih
banjak dari jang dibolehkan menurut aturan pekerdjaan rodi.
dan itu orang tidak berani menjebutnja dalam dartar. Benarkah
jang saja katakan ?"
Verbrugge tidak berkata.
- "Djuga daftar-daftar jang saja terima tadi, palsu. kata
Havelaar selandjutnja. Bupati miskin ; bupati-bupati Bogor. dan
Tjiandjur adalah anggota-anggota kaumnja dan dialah jang
mendjadi kepala kaum. Dia adalah "Adipati" dan bupati Tji-
andjur hanja "Tumenggung", namun penghasilannja tidak
tjukup untuk bersaingan dalam hal kemewahan dengan seorang
"demang" biasa di Priangan, jang akan menahan kendali bila
keponakan-keponakannja naik kuda; sebabnja karena Lebak
tidak baik untuk menanam kopi, dan karena itu tidak membe-
rikan penghasilan tambahan kepadanja. Betulkah itu ?"
- "Ja, betul."
- "Dia tidak punja apa-apa selain gadjinja, dan itupun
dipotong untuk membajar pindjaman jang diberikan oleh pe.
merintah kepadanja, ketika ia ....•. tahukah anda 1"
- "Ja, saja tahu."
125
- "Ketika ia hendak menjuruh bangun mesdjid baru, jang
memerlukan wang banjak ; ditambah lagi, banjak anggota ke-
luarganja ...... tahukah anda?"
, - "Ja, saj!! tahu."
- "Banjak anggota keluarganja jang sebenarnja tidak
tinggal di Lebak, dan karena itu djuga tidak popu1er pada pen-
duduk, - mengelilinginja seperti gerombolan perampok, dan
meminta uang kepadanja, ...... benarkah itu?"
- "Ja, kata Verbrugge."
- "Dan djika kasnja kosong, suatu hal jang sering terdjadi,
mereka ambil dari penduduk apa jang mereka suka, .....• be-
tulkah itu ?"
- "Ja, betu!."
- "Djadi, benar keterangan-keterangan jang saja dapat, tapi
tentang itu kita bitjara lagi nanti. Bupati jang bertambah tua
itu, sedjak beberapa tahun in,gin berdjasa dengan memberikan
hadiah kepada orang-orang agama; dia banjak keluar uang un-
tuk mengongkosi orang jang hendak pergi ke Mekah, dan me-
reka itu memberikan kepadanja kain-kain buruk pusaka, barang
penangkal dan "djimat" . Bukankah begitu ?" .
- "Ja, betu1."
- "Nah, itulah jang mendjadikannja begitu miskin. Demang
Parangkudjang, Raden Wira Kusuma, adalah menantunja. Bu-
pati sendiri malu mengambil apa-apa karena kedudukannja, tapi
demang itulah, - dan bukan dia sendiri - jang berkuasa di-
rumah adipati dan meminta wang dan harta benda dari pen-
duduk jang miskin, menarik mereka dari sawahnja sendiri un-
tuk mengerdjakan sawah bupati; dan bupati ...... saja pertjaja
bahwa ia ingin lain, tapi karena keadaan ia terpaksa mem per-
gunakan tjara-tjara demikian. Tidak benarkah semua itu, Ver-
brugge ?"
- "Benar, benar," kata Verbrugge, jang tambah lama tam-
bah jakin, bahwa Havelaar mempunjai pandangan jang tadjam.
- "Saja tahu, bahwa ia tidak punja uang dirumah. Tadi pagi
anda sudah mendengar, bahwa saja bermaksud melakukan ke-
126
wadjiban saja. Saja tidak akan biarkan berlaku ketidakadilan,
demi Tuhan, saja tidak akan biarkan !" Dan iapun berdiri, dan
dalam suaranja ada sesuatu jang lain sama sekali dari sehari
sebelumnja, ketika ia mengangkat sumpah dengan resmi.
- "Tapi, ia melandjutkan, saja akan melakukan kewadjiban
saja dengan lemab lembut. Saja tidak mau mengetabui dengan
teliti apa jang telah terdjadi. Tapi apa jang terdjadi sedjak
hari ini, adalah tanggungdjawab saja; itu akan saja urus. Saja
harap saja akan lama tinggal disini. Tabukah anda, Verbrugge,
babwa panggilan hidup kita indab sekali ? Tapi, tabukah pula
anda, babwa segala jang saja tjeritakan tadi itu, seharusnja
saja dengar dari anda? Saja tidak ken al anda, seperti djuga
saja tidak tabu siapa jang membuat garam gelap di Pantai Se-
latan; anda seorang jang haik, saja tabu, tapi mengapa anda
tidak mengatakan kepada saja, bahwa disini terdjadi banjak
hal-hal jang tidak benar? Anda dua bulan lamanja mendjadi
wakil asisten residen, lagipula sudah lama djadi konteUr disini,
djadi anda seharusnja tahu."
- "Tuan Havelaar, saja belum pernah bekerdja dibawah
orang seperti anda, ...... anda istimewa sekali, maafkanlab saja."
- "Tentu, tentu; saja tahu bahwa saja tidak seperti orang
lain ...... tapi apa hubungannja dengan persoalan?"
- "Soalnja ialab, babwa anda datang dengan pengertian-
pengertian dan pikiran-pikiran jang dulu tidak ada."
- "Bukan, pikiran-pikiran itu ada, tapi terlelap dibawab
kebiasaan resmi-resmian jang djahanam, dengan gaja "dengan
hormat saja memberitahukan ...... " dan ungkapan perasaan
"demi menjukakan pemerintah." Tidak, Verbrugge, djanganlah
anda mengumpat diri sendiri. Anda tidak perlu beladjar apa-
apa dari saja ...... misalnja pagi tadi, disebah, apakah saja
mentjeritakan sesuatu jang baru kepada anda 1"
- "Tidak, sesuatu jang baru tidak...... tapi anda hitjara
lain dari orang lain."
- "Ja, itu karena pendidikan saja terbengkalai ...... saja bi-
tjara tidak karuan. Tapi tjoba katakan kepada saja, mengapa
127
anda diam sadja melihat segala kesalahan di Lebak?"
- "Saja tidak pemah melihat adanja inisiatif ...... lagipula,
semua itu sedjak dahulu sudah begitu didaerah ini."
- "Ja, ja, saja tahu ...... tidak semua orang bisa djadi nabi,
atau rasul...... kaju akan mendjadi mahal karena menjalib
mereka. Tapi bukankah anda mau membantu saja meluruskan
semua itu, anda mau melakukan kewadjiban anda, bukan ?"
- "Tentu! Terutama dengan anda. Tapi tidak semua orang
akan menuntut pelaksanaan jang keras, atau menilainja tinggi,
dan kitapun dengan mudah djadi seperti orang jang berkelahi
dengan kintjir angin."
- "Tidak, djika demikian orang jang menjukai ketidakadi-
lan, karena mereka hidup daripadanja, akan mengatakan bahwa
tidak ada ketidakadilan, supaja mereka bisa mengedjek anda
sebagai Don Kisot, dan sekaligus tetap memutar kintjir anginnja.
Tapi Verbrugge, anda tidak pedu menunggu saja untuk melaku-
kan kewadjiban anda. Tuan Slotering seorang jang pandai dan
djudjur; dia tahu apa jang terdjadi, dia tidak membenarkan,
dan menentangnja. Lihatlah disini !"
Havelaar mengambil dua lembar kertas dari sebuah portepel,
dan sambil mempedihatkannja kepada Verbrugge, ia bertanja:
- "Tulisan siapa ini ?"
- "Tulisan tuan Slotering ....... "
- "Betul. Nah, ini konsep nota-nota jang rupanja mengenai
hal-hal jang hendak dibitjarakannja dengan residen. Batjalah:
,,1. Tentang penanaman padi. 2. Tentang rumah kepala-kepala
desa. 3. Tentang pemungutan padjak tanah, dan sebagainja".
Dibelakangnja terpatjak dua tanda seru ; apa maksud tuan Slo-
tering ?"
- "Saja tidak tabu," kata Verbrugge.
- "Saja tahu. Itu artinja bahwa djauh lebih banjak padjak
tanah jang dibajar, dari jang masuk kas negeri. Tapi sekarang
saja akan tundjukkan apa jang kita ketahui berdua karena di-
tulis dengan huruf dan bukan dengan tanda-tanda. Ini:
12. Tentang penjalahgunaan penduduk oleh bupati-bupati
128
dan kepala-kepala bawahan. (Tentang memiliki beberapa
rumah atas kerugian penduduk), dan seterusnja".
Djelas ? Anda libat, bahwa tuan Slotering adalah orang jang
pandai mengambil inisiatif,' djadi, anda sebenamja bisa beker-
djasama dengan beliau. Dengar:
15. Bahwa banjak anggota keluarga, dan pesuruh-pesuruh
kepala bumiputera jang tertjatat daJam daftar pembajaran
gadji, tapi sebenarnja tidak turut bekerdja " sehingga mereka
mendapat untung, atas kerugian orang-orang jang sungguh
bekerdja. Pun mereka dibiarkan memiliki setjara tidak sak
sawah-sawah, sedangkan jang boleh memilikinja hanjalah
orang-orang jang turut menanaminja."
Disini ada satu nota lagi, ditulis dengan potlot. Lihatlah, di-
situ pun djelas sekali dikatakan :
Kemunduran rakjat Parangkudjang hanja disebabkan karena
penduduk disalahgunakan setjara keterlaluan".
Apa kata anda ? Bukankah saja tidak begitu eksentrik, seperti
kesan orang, djika saja mempermasalahkan keadilan, dan bukan-
kah orang lain pun melakukan itu ?"
- "Benar, kata Verbrugge, tuan Slotering sering membitjara-
kan hal ini dengan residen."
- "Lalu apa jang terdjadi kemudian ?"
- "Bupatipun dipanggil ...... lalu diadakan pembitjaraan ... "
- "Ja! Dan kemudian ?"
- "Biasanja bupati menjangkal segalanja. Lalu dipanggil
saksi-saksi ...... tidak ada jang berani melawan bupati dalam
kesaksiannja ...... tuan Havelaar, soalnja sukar sekali !"
Sebelum pembatja selesai membatja buku ini, ia akan tahu,
sama seperti djuga Verbrugge tabu, mengapa soalnja sukar sekali.
- "Tuan Slotering marah sekali tentang itu; kontelir me-
landjutkan, ia menulis surat jang bemada tadjam kepada kepala-
kepala ...... "
- "Saja telah membatjanja tadi malam," kata Havelaar.
- "Dan sering saja dengar dia berkata, kalau tidak ada pe-
robahan, dan kalau residen tidak mengambil tindakan jang te-
129
gas, ia akan langsung berhubungan dengan gubernur djenderal.
Dan itu dikatakannja djuga kepada kepala-kepala pada sebah
jang terachir, jang dia sendiri mengetuainja."
- "Hu satu perbuatan jang tidak benar, sebab residen ada-
lah sepnja jang tidak boleh dia langkahi, dan mengapa pula dia
akan melangkahinja? Tidak mungkin bahwa residen Bantam
akan membenarkan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan,
bukan ?"
- "Membenarkan ...... tidak, tapi dia tidak mau menggugat
seorang kepala ...... "
- "Saja tidak suka menggugat siapapun djuga; tapi kalau
harus, biar dia kepala tentu saja gugat. Tapi sjukurlah, disini
kita belum perlu menggugat. Besok saja akan berkundjung ke-
pada bupati. Saja akan mengatakan kepadanja tidak baik me-
njalahgunakan kekuasaan, terutama mengenai hak milik orang
miskin. Tapi sementara menunggu sampai segalanja beres, saja
akan menolongnja sebisa-bisanja dalam kesukarannja. Itulah
sebabnja saja segera memerintahkan kepada pemungut padjak
untuk membajarkan wang itu. Pun saja bermaksud memadju-
kan permohonan kepada pemerintah untuk menghapuskan hu-
tang persekotnja. Dan kepada anda, Verbrugge, saja andjurkan
melakukan kewadjiban kita dengan tjermat, sebisa-bisanja de-
ngan lemah lembut, tapi kalau terpaksa, tanpa perasaan takut.
Anda seorang jang djudjur, saja tahu, tapi anda segan-segan.
Mulai sekarang katakanlah terus terang apa jang harus dikata-
kan ......... advienne que poura 4) .•.••••.• lemparkan sifat sete-
ngah-setengah itu djauh-djauh ...... dan sekarang, djanganlah
pergi dulu, makan dirumah kami, kami ada kol kembang da-
lam kaleng ...... tapi kita makan sederhana sadja, sebab saja
harus berhemat sekali ...... mari, Max!"
Dan dengan Max diatas bahunja, mereka masuk kedalam se-
rambi, dimana Tine sudah menunggu mereka dengan makanan
dimedja, jang seperti kata Havelaar, memang sangat sederhana.
4) Apapun jang akan terdjadi.
130
Duclari jang menjusul Verbrugge untuk menanjakan apakah ia
tidak pulang makan siang, djuga ditahan makan, dan djika
anda menghendaki pergantian suasana dalam tjerita saja, sila-
kanIah membatja bab berikut, dimana saja akan mentjeritakan
apa jang dibitjarakan dalam perdjamuan itu.
131
Bab IX
Saja ingin mengetahui saudara pembatja, berapa lama saja da-
pat membiarkan pahlawan srikandi saja melajang diudara, sebe-
lum anda, sementara saja melukiskan sebuah istana, meletak-
kan buku saja dengan djemu, tanpa menunggu srikandi itu
djatuh diatas tanah. Djika saja didalam tjerita saja, memerlukan
lontjatan diudara demikian, untuk amannja saja masih akan
memilih tingkat pertama sebagai point de départ 1), dan sebuah
istana jang tidak banjak jang akan ditjeritakan. Tapi djangan
kuatir, mmah Havelaar tidak bertingkat, dan srikandi buku sa-
ja, - Tine jang "ansprüchlose" jang manis, jang setia, se-
orang srikandi! - tidak pernah melontjat dari djendela.
Ketika saja menjudahi bab sebelum ini dengan berdjandji
akan memberikan pergantian suasana dalam bab berikut, sebe-
narnja hal itu hanja merupakan suatu siasat seni pidato, dan
untuk membuat suatu pengachiran jang "tjotjok", bukan karena
saja sungguh-sungguh beranggapan bahwa bab berikutnja hanja
mempunjai nilai "untuk pergantian suasana". Seorang pengarang
bersifat riah seperti ...... lelaki. Anda boleh mendjelek-djelek-
kan ibunja, atau warna rambutnja, anda boleh mengatakan bah-
wa ia mempunjai aksen Amsterdam, suatu hal jang tidak pernah
dibenarkan oleh orang Amsterdam, mungkin ia akan memaafkan
semua itu; tapi djangan sekali-kali menjinggung bagian luar
dari bagian seketjil-ketjilnjapun dari sesuatu jang berada di-
1) Titik permulaan.
2) Rendah hati, tanpa pretensi.
132
samping tulisannja, ...... sebab itu tidak dapat dimaafkannja.
Djadi, djika anda menganggap buku saja tidak bagus, dan anda
bertemu saja, buatlah seolah-olah kita tidak saling kenal.
Tidak, pun djuga suatu bab "untuk pergantian suasana", me-
nurut saja, dilihat dari kat ja pembesar keriahan saja sebagai
pengarang sangat penting dan tidak boleh dihilangkan, dan dji-
ka anda melampauinja, dan kemudian anda tidak senang de-
ngan buku saja seperti semestinja, saja tidak ragu-ragu untuk
mengatakan bahwa anda tidak dapat menghargai buku saja,
djustru karena anda tidak membatja bagian jang. dilampaui itu,
sebab anda tidak membatja bagiannja jang "esensiil". Maka
tiap bab jang anda lewati dengan kesemberonoan seorang pem-
bat ja jang tidak· bisa dimaafkan, akan saja anggap "esensiil",
- sebab saja seorang lelaki dan pengarang.
Saja dapat membajangkan isteri anda bertanja: "Apakah ada
sesuatu jang baik "pada" buku itu?" dan misalnja anda men-
djawab - ho"ibile auditu 3) bagi saja, - dengan kelimpahan
kata-kata jang kita temukan pada laki-Iaki jang sudah kawin:
- "Hm...... anu ...... saja belum tahu."
Nah, orang utan, batjalah terus, segera akan anda bat ja jang
penting. Dan dengan bibir gemetar saja memandang anda, dan
mengira-ngira berapa halaman sudah jang anda bat ja ...... dan
saja mentjari-tjari pada wadjah anda pantulan dari bab "jang
begitu bagus" itu ...... "Tidak, kata saja, dia belum sampai di-
situ, ...... sebentar lagi dia akan melompat,...... dengan ter-
pesona memeluk sesuatu, ...... mungkin isterinja ...... "
Tapi anda membatja terus ; "bah jang bagus" itu sudah lewat,
saja kira ...... tapi anda tidak melompat, dan tidak memeluk
apa-apa ..... .
Dan semakin tipis djumlah halaman jang belum anda batik,
...... dan semakin sedikit harapan saja atas pelukan itu ..... .
ja sungguh, saja malahan mengharapkan setetes air mata !
Dan anda bat ja roman itu sampai hahis, sampai "mereka
3) Tidak enak untuk mendengarkan.
1.33
saling bertemu", dan anda berkata sambil menguap, - ini
adalah pertanda lain lagi dari kefasihan dalam hidup perka-
winan, -
- "Jah, ...... jah ...... inilah buku jang ...... ja, orang ba-
njak sekali menulis sekarang ini!"
Tapi, tidakkah anda tahu, setan, harimau, orang Eropah,
pembatja ! tidakkah anda tahu, bahwa anda sedjam lamanja
menggigit-gigit djiwa saja seperti menggigit pentjungkil gigi;
memamah-mamah dan mengunjah-ngunjah daging dan tulang
kaum anda ...... ? Pemakan manusia, didalamnja ada djiwa saja,
jang anda telah kunjah seperti mengunjah rumput jang masuk
perut anda...... Itulah djantung saja, jang telah anda telan
sebagai djuadah,...... sebab didalam buku itu telah saja tju-
rahkan hati saja dan djiwa saja, dan banjak air mata djatuh
diatas naskah itu, dan darah saja surut dari urat nadi saja,
sementara saja menulis, dan saja berikan itu semua kepada anda,
dan anda membelinja dengan beberapa kelip...... dan anda
berkata "Hm !" ......
Saudara pembatja tentu mengerti bahwa saja disini tidak bi-
tjara tentang buku saja.
Sehingga saja hanja hendak mengatakan, seperti Abraham
Blankaart 4) mengatakan ..... .
- "Siapa itu, Abraham Blankaart ?" tanja Louise Rosemeijer,
dan Frits mendjelaskannja, hal mana menjenangkan bagi saja,
sebab saja mendapat kesempatan untuk berdiri, dan menjudahi
pembatjaan untuk malam itu. Anda tahu bahwa saja makelar
kopi, (Lauriergracht No. 37) dan bahwa saja mempertaruhkan
segala-galanja untuk vak saja ; djadi, anda bisa mengerti bahwa
saja tidak begitu puas dengan pekerdjaan Stern. Saja mengha-
rapkan kopi, dan dia memberi kami ...... ' ja, entah apa.
Tiga kali malam pertemuan dia membatjakan kepada kami
sepuluh bab terachir, dan tjelakanja, keluarga Rosemeijer me-
4) Tokoh roman Belanda abad ke-18, "Sara Burgerhart".
134
nganggapnja bagus. Kalau saja mentjela sesuatu, ia mengemu-
kakan pendapat Louise. "Pudjiannja, katanja, baginja lebih
penting dari segala kopi diseluruh dunia, dan lagi, kalau hati
saja membara, dan seterusnja. (Lihat tirade dihalaman sekian,
atau lebih baik, tak usah lihat). Saja djadi melongo, dan saja
tidak tahu apa jang harus saja lakukan! Bungkusan Sjaalman
itu sungguh-sungguh seperti kuda Troja 5); Frits pun mendjadi
rusak. Saja lihat dia menolong Stern, sebab Abraham Blankaart
terlalu Belanda bagi seorang Djerman. Keduanja begitu sombong,
sehingga saja sungguh-sungguh djadi tidak tahu apa jang harus
saja lakukan dengan perusahaan. Malangnja saja telah mengada-
kan perdjandjian dengan Gaafzuiger untuk menerbitkan buku
tentang pelelangan kopi. Seluruh negeri Belanda menunggu, dan
Stern mengambil djalan lain sama sekali. Kemaren dia berkata :
"Djangan kuatir, semua djalan menudju ke Roma, tunggulah
duiu penutup kata pendahuluan....... (apakah semua itu baru
kata pendahuluan ?)" saja berdjandji bahwa soalnja akan tiba
kepada kopi, kopi dan tidak Iain dari kopi. Ingatlah kepada
Horatius, ia melandjutkan, bukankah dia pun telah mengatakan :
"omne tuUt punctum, qui miscuit" 6), ...... kopi dengan sesuatu
jang lain ? Bukankah anda pun melakukan jang demikian, djika
anda menaruh gula dan susu didalam tjangkir?"
Dan sajapun harus berdiam diri: bukan karena ia benar, tapi
brena saja berkewadjiban kepada firma (Last & Co) untuk
mendjaga supaja Stern senior djangan lari kepada Busselinek &
Waterman, jang akan meiajaninja tidak baik, karena mereka
5) Mengingatkan peristiwa bersedjarah penghantjuran kota Troja di
Asia-Ketjil oleh orang Junani. Orang Junani membuat kudà dari
kaju dan menjembunjikan didalamnja beberapa orang pradjurit.
Orang Troja menjeret kuda itu kedalam kotanja. Rat ini berarti
keruntuhan mereka: malam hari pradjurit Junani keluar dari kuda
itu; mereka membuka gerbang kota dan masuklah tentara Junani.
- Dengan lain perkataan : dengan tidak sengadja menjebabkan ke-
runtuhan sendiri.
6) Lat. Barangsiapa menggabungkan jang berguna dengan jang menje-
nangkan, mendapat pudjian setinggi langit.
135
itu tjeroboh.
Kepada anda, saudara pembatja, saja tjurahkan hati saja, dan
supaja anda, sesudah membatja tulisan Stem, - apakah anda
sungguh telah membatjanja ? - supaja anda djangan melim-
pahkan kemarahan anda kepada orang jang tidak bersalah, -
sebab siapakah jang mau memakai makelar jang mengatakan
bahwa ia pemakan orang? - saja ingin supaja anda jakin saja
tidak bersalah. Saja kan tidak bisa mengeluarkan Stem dari
firma dalam buku saja, sebab setiap Louise Rosemeijer keluar
dari geredja, (rupanja pemuda-pemuda itu selalu menunggunja),
ia meminta supaja Stem malam itu datang lebih tjepat, supaja
bisa lebih banjak membatjakan tjerita tentang Max dan Tine.
Tapi karena anda telah membeli atau memindjam buku itu
dengan pembajaran, tertarik kepada djudulnja jang mendjandji-
kan sesuatu jang baik, saja akui hak anda untuk me!1dapatkan
sesuatu jang baik untuk uang anda, dan karena itu saja tulis
pula beberapa bab. Anda tidak turut dalam pertemuan dirumah
keluarga Rosemeijer, saudara pembatja, djadi anda lebih ber-
bahagia dari saja, jang hams mendengarkan segalanja. Anda
bisa sadja melampaui bab-bab jang bersemangat Djerman, dan
hanja membatja apa jang saja tulis, saja, orang jang penting,
dan makelar kopi.
Dengan heran saja mengetahui dari tulisan Stem, dan dari
bungkusan Sjaalman ia membuktikan bahwa itu memang benar;
bahwa didaerah Lebak tidak ditanam kopi. ltu suatu kesalahan
besar dan saja akan bersenang hati djika pemerintah oleh buku
saja menjadari kesalahan itu. Dari dokumen-dokumen Sjaalman
temjata, bahwa tanah didaerah itu tidak baik untuk menanam
kopi, tapi ini bukan sekali-kali suatu alasan untuk memaafkan,
dan saja berpendapat bahwa disini orang telah melakukan kesa-
lahan besar melalaikan kewadjibannja terhadap negeri Belanda
pada umumnja, dan terhadap makelar kopi pada chususnja, ja,
terhadap orang Djawa sendiri ; mengapa tanah itu tidak dirobah,
(orang Djawa toh tidak punja pekerdjaan lain), atau kalau me-
reka merasa tidak dapat merobahnja, mengapa tidak dikirim
136
orang-orang jang tinggal disana kedaerah-daerah lain, dimana
tanah baik untuk ditanami kopi ?
Saja tidak pemah mengatakan sesuatu jang tidak saja per-
timbangkan betul-betul, dan saja berani mengatakan bahwa saja
disini berbitjara sebagai orang jang tahu persoalan, sebab me-
ngenai hal ini saja telah berpikir masak-masak, sedjak men-
dengar chotbah pendeta Wawelaar 7) waktu sembahjang men-
doakan supaja orang-orang tidak beragama terbuka hatinja un-
tuk memeluk agama.
Terdjadinja hari Rebo malam. Anda harus tahu, saja selalu me-
lakukan kewadjiban saja sebagai ajah dengan tjermat, dan saja
sangat memperhatikan pendidikan kesusilaan anak-anak saja -
Sudah beberapa waktu Prits berobah sikapnja, nada dan tingkah
lakunja tidak saja senangi (itu semua pengaruh bungkusan dja-
hanam itu), karena itu saja marahi dia dan saja katakan: "Prits,
tingkah laku anda tidak saja senangi; saja selalu mengadjarkan
jang baik, tapi anda menjimpang dari djalan jang baik; anda
sombong dan brengsek, anda membuat sadjak-sadjak, dan men-
tjium Bethsy Rosemeijer. Takwa kepada Tuhan ialah sumber
segala kearifan, djadi, anda tidak boleh mentjium keluarga Ro-
semeijer, dan anda tidak boleh begitu sombong. Ketjabulan
membawa keruntuhan, batjalah dalam Alkitab, dan tjoba per-
hatikan Sjaalman. Dia tel ah meninggalkan djalan Tuhan, seka-
rang ia miskin dan tinggal dikamar jang ketjil, itulah akibat
ketjabulan dan tabiat jang buruk; dia menulis karangan-kara-
ngan jang tidak benar dalam Indépendance dan dia mendjatuh-
kan Aglaïa, begitulah djadinja kalau orang menganggap dirinja
arif; sekarang ia tidak tahu djam berapa hari, dan anaknja se-
paroh telandjang. Ingatlah bahwa tubuh anda adalah kuil Tuhan,
dan bahwa ajah anda selalu harus bekerdja keras untuk men-
tjari nafkah (itu memang benar). Mintalah petundjuk kepada
Tuhan, dan tjobalah berusaha mendjadi seorang makelar jang
7) Dari kata kerdja "wawelen" = bitjara bodoh dan mendjemukan.
mentjeloteh. Wawelaar = Tukang Tjeloteh. Lihat Pendahuluan.
137
baik, djika saja pergi ke Driebergen. Dan perhatikanlah orang-
orang jang tidak mau mendengarkan nasehat jang baik, orang
jang mengindjak-indjak agama dan kesusilaan, dan bertjerminlah
kepada mereka itu. Dan djangan anda samakan diri anda de-
ngan Stern, jang ajahnja kaj a, dan karena itu selalu punja wang
banjak, sekalipun ia tidak mau djadi makelar. Ingatlah bahwa
segala kedjahatan akan mendapat hukuman, lihatlah Sjaalman,
jang tidak punja djas musÏm dingin, dan tampangnja seperti
pemain komedi. Pasanglah kuping baik-baik dalam geredja, dan
djangan duduk gelisah dibangku anda, seolah-olah anda djemu ;
dan djangan menunggu gadis-gadis kalau geredja sudah usai,
nanti hHang pahala ibadat. Dan djangan pula membuat Marie
tertawa, djika saja membatja dari Alkitab waktu sarapan ; semua
itu tidak pantas dalam rumah tangga jang baik. Pun anda
menggambar boneka dikertas penanda halaman kepunjaan Bas-
tiaans, ketika ia tidak masuk lagi, karena selalu sakit ent jok, -
itu mengganggu orang sedang bekerdja dikantor, dan didalam
Kitab Indjil dikatakan bahwa kebodohan-kebodohan demikian
membawa kepada keruntuhan. Si Sjaalman pun melakukan jang
demikian waktu masih ketjH; sebagai anak-anak ia memukul
seorang Junani di Pasar Barat, sekarang ia malas, sombong dan
penjakitan. Djadi djanganlah selalu berkelakar dengan Stem,
ajahnja kaja, berbuatlah pura-pura tidak melihatnja, kalau ia
menjeringai-njeringai kepada pemegang buku; dan djika ia diluar
kantor sibuk membuat sadjak, katakan kepadanja lebih baik ia
menulis kepada ajahnja, mengatakan bahwa ia senang pada kita,
dan bahwa Marie menjulam selop untuknja. Tanjakan kepadanja
sambil Ialu apakah menurut pikirannja ajahnja akan beralih
kepada Busselinek & Waterman, dan katakan kepadanja bahwa
mereka itu sembrono. Nah, dengan tjara demikianlah anda mem-
bawanja kedjalan jang benar, itulah kewadjiban kita kepada
sesama manusia, dan pekerdjaan membuat sadjak-sadjak itu
nonsen belaka. Berbuat saleh dan patuhlah, Frits, dan djangan
tarik rok pelajan, kalau ia membawa teh kekantor, dan ingatlah
bahwa Jesus mati disalib demi keselamatan anda, dan djangan-
138
lah bikin malu saja, sebab nanti dia djatuh ; Paulus mengatakan
seorang anak sama sekali tidak boleh membikin sedih ajahnja.
Saja sudah duapuluh tahun mengundjungi bursa, dan berani
mengatakan bahwa saja dihormati dipilar8) saja. Djadi, dengar-
kanlah nasehat-nasehat saja, Prits, dan ambillah topi anda, dan
pakailah djas anda, dan marilah ikut sembahjang, itu baik bagi
anda."
Demikianlah saja berbitjara dan saja jakin, bahwa perkataan
saja berkesan kepadanja, terutama karena pendeta Wawelaar
mengambil sebagai pokok pembitjaraan: Kasih Tuhan ternjata
dari murkaNja terhadap orang-orang kafir 9).
Selama mendengarkan chotbahnja saja senantiasa berpikir
alangkah beda kebidjaksanaan manusia dan kebidjaksanaan Tu-
han. Saja sudah katakan bahwa didalam bungkusan Sjaalman
itu, diantara barang-barang rombengan itu, banjak djuga jang
baik tutur bahasanja, tapi alangkah ketjil artinja djika diban-
dingkan dengan bahasa pendeta Wawelaar. Dan bukan karena
kemampuannja sendiri, sebab saja kenal Wawelaar, dan saja
anggap dia manusia biasa; tidak, dia mendapat tenaga dari
sorga. Perbedaan itu tambah djelas karena banjak hal-hal jang
dibitjarakannja jang djuga dibitjarakan oleh Sjaalman, sebab
anda lihat bahwa didalam bungkusannja banjak jang mengenai
orang Djawa dan orang-orang kafir lainnja. (Prits mengatakan
bahwa orang Djawa bukan kafir, tapi saja menjebut tiap orang
jang berpegang pada agama jang salah, seorang kafir).
Saja akan kemukakan disini beberapa keping dari chotbahnja,
jang sangat menarik, sebab dari pidato Wawelaarlah saja me-
metik pendapat bahwa penghentian peraturan penanaman kopi
di Lebak tidak sah, hal ini akan saja bitjarakan nanti, lagipula
sebagai orang jang djudjur saja tidak mau pembatja tidak akan
menerima apa-apa untuk wang jang dikeluarkannja.
8) Seorang makelar mempunjai tempat jang tetap pada salab sebuah
pilar atau tiang jang banjak didalam gedung bursa.
11) Lihat kitab Samuel XV: 33b.
139
Wawelaar dengan singkat membuktikan ketjintaan Tuhan
dari kata-kata jang dikutipnja dari Kitab Indjil, dan segera
membitjarakan hal jang penting disini, jakni menasranikan
orang-orang Djawa, Melaju dan entah apa lagi namanja bangsa-
bangsa itu.
"Demikianlah para Kekasihku, panggilan tugas kaum Israil
jang mulla, (maksudnja membinasakan penduduk Kanaan), dan
demikian pula panggilan tugas negeri Belanda! Tidak, orang
tidak akan mengatakan bahwa terang jang menjinari kita, kita
tutup dengan takaran gandum, bahwa kita pelit dalam memba-
gikan rezeki kehidupan jang kekal. Pandanglah pulau-pulau
di Samudera Hindia, jang didiami oleh berdjuta-djuta tjutju
dari putera nabi Nuh jang dibuang, dan memang sepantasnja
dia dibuang - sedangkan nabi Nuh jang mulia itw berkenan
kepada Tuhan. Disana mereka itu merajap dalam lubang-Iubang
ular jang baunja mendjidjikkan, sarang-sarang kebodohan orang
kafir, disana mereka itu menundukkan kepalanja jang berambut
keriting dibawah gandaran pendeta-pendeta jang hanja ingat
kepentingan sendiri. Disana mereka itu menjembah Tuhan sam-
bil memanggil nabi jang palsu, suatu kedjidjikan dimata Tuhan ;
dan, para Kekasih, seolah-olah tidak tjukup tunduk kepada
seorang nabi jang palsu, malahan ada jang menjembah Tuhan
jang lain, menjembah tuhan-tuhan, jang terbuat dari kaju atau
batu jang mereka bikin sendiri, menurut gambaran dirinja,
hitam, mendjidjikan dengan hidung pesek, dan laksana setan.
Ja, para kekasih, hampir-hampir saja tidak dapat meneruskan
karena air mata mendesak, lebih parah lagi keruntuhan achlak
keturunan Cham 10). Diantara mereka ada jang tidak mengenal
Tuhan, dengan nama apapun djuga, jang mengira tjukuplah
mematuhi hukum-hukum pergaulan umum; jang menganggap
lagu panen jang menjatakan kegembiraan mereka karena peker-
10) Putera nabi Nuh, jang menurut kitab Indjil memperolok-olokkan
ajahnja. Ia digambarkan oleh Wawelaar sebagai mojang "orang
jang tidak beriman", jakni orang bukan Kristen.
140
djaannja berhasil, tjukup sebagai terima kasih kepada Jang
Mahautama jang mendjadikan panen itu; disana ada orang-
orang jang tersesat, para Kekasih, jang mengira tjukuplah men-
tjintai anak dan isteri, dan tidak mengambil dari sesamanja apa
jang bukan kepunjaannja, dan malam hari membaringkan diri
dengan tenang untuk tidur! Tidakkah anda ngeri mengingat
tamasja itu, tidakkah hati anda remuk memikirkan bagaimana
djadinja orang-orang jang dungu itu, apabila sangkakala ber-
bunji membangkitkan orang-orang jang mati untuk memisahkan
jang henar dari jang tidak henar? Tidakkah anda dengar, ja,
anda dengar, sebab dari kata-kata Alkitab jang dibatjakan itu,
anda melihat bahwa Tuhan anda adalah Tuhan jang mahakuasa,
dan Tuhan jang memberi p€mbalasan dengan adil, ja, anda
dengar tulang-tulang herderak-derak dan njala api mendedas
didalam Gehenna 11) jang abadi, penuh tangisan dan gertapan
gigi, - disana, disanalah mereka dibakar, tapi tidak binasa,
sebab hukumannja untuk selama-Iamanja; - disana njala api
mendjilat dengan lidahnja jang tidak puas-puasnja orang-orang
kafir jang mendjerit-djerit ; - disana tjatjing-tjatjing tidak me-
ngenal mati, tjatjing-tjatjing jang terus menerus menggeragoti
hati mereka, tanpa membinasakannja, supaja selalu ada sadja
hati jang dapat digeragoti didalam dada orang jang lupa kepada
Tuhan. Lihatlah bagaimana anak jang tidak dibaptis itu dikuliti,
dikeluarkan kulitnja jang hitam, anak jang begitu lahir, direng-
gutkan dari tetek ibunja, dilontarkan kedalam kubangan neraka
dimana ia disiksa untuk selama-Iamanja ...... "
Seorang perempuan djatuh pingsan.
"Tapi, para Kekasih, Pendeta Wawelaar meneruskan, Tuhan
adalah Tuhan tjinta kasih. Ia tidak mau orang berdosa djadi
binasa, tapi supaja ia bahagia dengan anugerah, didalam Krlstus,
oleh kepertjajaan ! Karena itulah negeri Belanda terpilih untuk
menjelamatkan apa-apa jang dapat diselamatkan dari orang-
orang jang tjelaka itu. Untuk itu Ia, dalam KebidjaksanaanNja
11) Neraka.
141
jang tidak dapat diduga, memberikan kekuasaan kepada sebuah
negeri jang ketjil, tapi besar dan kuat karena pengetahuannja
akan Tuhan, untuk menguasai penduduk daerah-daerah itu, su-
paja mereka dapat diselamatkan dari azab neraka oleh Jndjil
jang sutji dan mulla. Kapal-kapal negeri Belanda melajari samu-
dera Iuas, dan membawaperadaban, agama, kekristenan, ke-
pada orang Djawa jang tersesat.
Tidak, negeri Belanda jang bahagia, tidak menginginkan ke-
bahagiaan untuk dirinja sendiri; kita djuga ingin membaginja
kepada orang-orang jang tjelaka dipantai-pantai jang djauh,
orang-orang jang terbelenggu dalam ketidakpertjajaan, tahjul
dan ketjabulan. Dalam bagian chotbah saja jang ketudjuh saja
akan membitjarakan kewadjiban-kewadjiban kita dalam hal ini."
Sebab bagian chotbah sebelumnJa adalah jang keenam. Ke-
wadjiban-kewadjiban jang harus dipenuhi terhadap orang-orang
kafir jang malang itu, antara lain disebut:
"1. Memberikan sumbangan-sumbangan jang besar berupa
uang kepada perkumpulan zending.
"2. Menjokong perkumpulan-perkumpulan Alkitab, supaja
sanggup membagi-bagikan Indjil dipulau Djawa.
"3. Mengadakan "Kebaktian-kebaktian" di Harderwijk untuk
keperluan persediaan tentera djadjahan.
"4. Menullskan chotbah-chotbah dan njanjian keagamaan
jang tjotjok untuk dibatjakan dan dinjanjikan oleh sol-
dadu-soldadu dan matros-matros kepada orang Djawa.
"5. Mendirikan sebuah perkumpulan orang-orang berpenga-
ruh jang tugas kewadjibannja ialah memohon kepada
seri baginda radja:
142
a) supaja hanja mengangkat gubemur-gubemur, opsir-
opsir dan pegawai-pegawai jang dapat dianggap teguh
memegang agamanja jang benar.
b) supaja mengizinkan orang Djawa mengundjungi tang-
si-tangsi dan djuga kapal-kapal perang dan kapal-kapal
niaga jang berlabuh dipelabuhan-pelabuhan, agar mereka
dapat bergaul dengan soldadu-soldadu dan matros-matros
dan dengan demikian dapat dididik untuk masuk keda-
lam Keradjaan Allah.
c) melarang mendjual kitab-kitab Indjil atau risalat ke-
agamaan dirumah-rumah minuman keras.
ti) memasukkan kedalam sjarat-sjarat untuk mempak
madat dipulau Djawa, ketentuan bahwa dalam tiap rumah
madat disediakan sedjumlah kitab Indjil, sebanding de-
ngan djumlah orang jang mungkin akan mengundjungi
rumah demikian; dan pemilik rumah pak harus berdjan-
dji tidak akan mendjual madat kepada orang jang tidak
mau sekaligus membeli pula risalat keagamaan.
e} memerintahkan supaja orang Djawa dibimbing kepa-
da Tuhan dengan bekerdja..
"6. Memberikan sumbangan-sumbangan jang besar kepada
perkumpulan-perkumpulan zending."
Saja tahu bahwa isi angka enam ini sudah saja sebut pada
angka satu, tapi dia mengulanginja, dan kelebihan sematjam itu
saja rasa tidak mengherankan kalau diingat betapa bersemangat-
nja ia bitjara.
Tapi, pembatja jang terhormat, adakah anda perhatikan no-
mor 5 e? Nah, andjuran itulah jang begitu mengingatkan saja
kepada lelang kopi dan tanah di Lebak jang katanja tidak subur;
tentulah anda tidak heran lagi, kalau saja katakan bahwa soal
ini sedjak Rebo malam tidak hilang-hilang lagi dari pikiran saja.
Dominé Wawelaar membatjakan berita-berita orang zending,
djadi tidak bisa disangkal bahwa ia mempunjai pengetahuan jang
mendalam. Nah, kalau dia, setelah mendapat laporan-Iaporan
dan mengingat kepada Tuhan, mengatakan bahwa dengan be-
kerdja keras orang Djawa akan dapat ditaklukkan djiwanja
untuk masuk kedalam Keradjaan Tuhan, maka bolehlah dipas-
tikan bahwa saja tidak bohong, kalau saja mengatakan bahwa
di Lebak bisa sadja ditanam kopi ; - dan lebih lagi, barangkali
J ang Maha Kuasa djustru membikin tanah itu tidak subur untuk
menanam kopi, supaja penduduk daerah itu dapat mendjadi
bahagia, dengan mengeluarkan keringat, bekerdja memindahkan
143
tanah jang subur kesana.
Mudah-mudahan sadja buku saja ini akan dibatja oleh baginda
radja dan bahwa dengan adanja pelelangan jang lebih besar
segera temjata betapa erat hubungan pengenalan Tuhan dengan
kepentingan seluruh warga masjarakat. Lihatlah betapa Wa-
welaar jang sederhana dan rendah hati itu, tanpa· kearifan,
menurut manusia - (dia belum pemah mendjedjakkan kaki
dibursa), tapi diterangi oleh Indjil, jang merupakan lampu
dalam perdjalanannja, tiba-tiba memberi petundjuk kepada saja,
makelar kopi, jang bukan sadja penting bagi seluruh negeri
Belanda, tapi jang akan memungkinkan saja, pergi ke Drieber-
gen, mungkin lima tahun lebih tjepat, kalau Frits berhati-hati
(dalam geredja tjukup diam-diam dia duduk). Ja, kerdja, kerdja,
itulah sembojan saja; kerdja untuk orang Djawa, itulah prinsip
saja, dan prinsip-prinsip saja adalah keramat.
Bukankah Indjil barang jang paling mulia? Adakah jang lebih
tinggi dari pada kebahagiaan? Maka bukankah kewadjiban kita
untuk membahagiakan manusia? Dan djika untuk itu diperlukan
kerdja, - saja sendiri dua puluh tahun mengundjungi bursa, -
bolehkah kita melarang orang Djawa bekerdja, pekerdjaan jang
diperlukan untuk kebahagiaan djiwanja, supaja nanti tidak akan
dibakar dalam api neraka ? Itulah ketamakan, ketamakan jang
kedji, djika kita tidak melakukan segala usaha supaja orang-
orang malang jang sesat itu djangan mengalami masa depan
jang dahsjat, jang digambarkan oleh Pendeta Wawelaar dengan
begitu fasih. Seorang perempuan djatuh pingsan, ketika ia ber-
tjerita tentang seorang anak ketjil berkulit hitam; barangkali
ia mempunjai anak jang kulitnja agak hitam; memang perem-
puan begitu.
Dan apakah saja tidak akan mengandjurkan untuk bekerdja,
saja jang dari pagi sampai malam ingat kepada pekerdjaan?
Dan bukankah malahan buku ini, buku jang begitu menjusahkan
saja gara-gara Stem, merupakan suatu bukti betapa besar ke-
inginan saja untuk memperbaiki kesedjahteraan negeri ini, dan
betapa saja mempertaruhkan segala-galanja untuk itu? Dan
144
djika saja begitu keras barus bekerdja, saja jang dibaptis (di-
geredja Amstel), maka tidakkab boleb kita menuntut dari orang
Djawa, jang masih barus bekerdja untuk mentjapai babagia,
supaja mereka itu menjingsingkan lengan badjunja ?
Djika perkumpulan itu sudab berdiri (perkumpulan jang di-
sebut pada 5 e maksud saja), saja akan masuk djadi anggota,
dan saja djuga akan mengadjak keluarga Rosemeijer, sebab
perusahaan pemurnian gula djuga berkepentingan, meskipun
saja kira mereka tidak begitu murni dalam pengertian-penger-
tiannja, maksud saja keluarga Rosemeijer itu, sebab pelajannja
seorang gadis Katolik.
Betapapun djuga, saja akan melakukan kewadjiban saja. Saja
sudah berniat demikian ketika pulang bersama Frits dari upa-
tjara sembahjang digeredja. Dirumah saja orang mengabdi
kepada Tuhan, itu akan saja usahakan, dan saja akan lebih
radjin lagi, sebab tambah lama tambab djelas bagi saja betapa
bidjaksana segalanja diatur, betapa penuh kasih djalan-djalan
Tuban memimpin kita, betapa Ia memelihara kita untuk ke-
bidupan abadi dan untuk kebidupan sementara, sebab tanab di
Lebak itu dapat disuburkan untuk penanaman kopi.
145
Bab X
Meskipun saja, mengenai pnnslp-pnnslp, tidak pandang bulu,
namun saja mengerti bahwa saja haf us menempuh djalan lain
dalam menghadapi Stem, lain dari dalam menghadapi Frits,
dan karena bisa dibajangkan bahwa nama saja (nama firma ialah
Last & Co, tapi nama saja Droogstoppel, Batavus Droogstoppel),
bahwa nama saja akan dihubung-hubungkan dengan sebuah
buku, jarig didalamnja ada hal.:.hal jang tidak sesuai dengan
kehormatan diri setiap orang dan setiap makelar jang baik,
maka saja merasa berkewadjiban untuk mengatakan kepada
anda, betapa saja telah berusaha untuk djuga mengembalikan
Stem kedjalan jang benar.
Saja tidak bitjara kepadanja tentang Tuhan, karena ia pe-
ngikut Luther, tapi saja mentjoba mempengaruhi djiwanja dan
rasa kehormatan dirinja. Dengarlah bagaimana usaha saja itu,
dan perhatikanlah betapa djauhnja orang bisa berhasil dengan
mengenal sifat manusia. Saja dengar dia berkata: "au! Ehren-
wort" dan saja tanjakan apa maksudnja ?
- "Jaitu, katanja, bahwa saja mempertaruhkan kehormatan
saja atas kebenaran perkataan saja."
- "Itu banjak sekali, kata saja pula, begitukah jakinnja
anda atas kebenaran jang anda katakan ?"
- "Ja, ia mendjelaskan, saja selalu mengatakan jang benar.
Kalau hati saja menjala ...... " Pembatja tahu landjutannja.
- "ltu indah sekali," kata saja, dan saja pura-pura pertjaja.
Tapi begitulah djustru halusnja djerat saja, sambil mendjaga
146
supaja Stem senior djangan sampai djatuh ketangan Busselinck
& Waterman, saja hendak menundjukkan kekeliruan sibujung
itu, sehingga ia merasa betapa besar bedanja orang jang baru
mulai, meskipun ajahnja punja perusahaan besar, dengan se-
orang makelar jang sudah duapuluh tahun mengundjungi bursa.
Saja tahu bahwa ia hafal banjak rombengan sadjak-sadjak (dia
bHang: "hafal diluar kepala"), dan karena saja tahu bahwa
sadjak-sadjak selalu berisi kebohongan-kebohongan, saja me-
rasa pasti akan segera mempergokinja berkata tidak benar. Dan
memang tidak lama saja mendapat kesempatan itu. Saja duduk
dikamar samping, dan dia dudU'k di"suite" 1), sebab kami mem-
punjai suite. Marie sedang meradjut, dan dia hendak ment je-
ritakan sesuatu kepadanja. Saja mendengarkan penuh perhati-
an, dan sesudah selesai, saja menanjakan apakah ia memiliki
buku jang memuat sadjak itu, sadjak jang baru sadja dibatja-
kannja dengan suara keras. Katanja ja, dan diberikannja buku
itu kepada saja ; buku itu ialah satu djilid dari karangan-karang-
an orang jang bemama Heine. Keesokan harinja saja berikan
tjatatan berikut kepadanja, kepada Stem maksud saja:
ULASAN MENGENAI TJINTA KEBENARAN SESEQRANG
lANG MEMBATJAKAN SADIAK KITSCH REINE
lANG BERIKUT KEPADA SEORANG GADIS
lANG DUDUK MERADJUT DIDALAM SUITE
Auf Flü!!len des Gesanges,
Herzliebchen, trag ich dich fort
Herzliebchen ...... ? Marie Herzliebchen anda? Tahukah orang
tua anda tentang itu, dan Louise Rosemeijer? Apakah pantas
mengatakan jang demikian kepada seorang anak jang bisa men-
djadi tidak patuh kepada ibunja karena perkataan itu, karena
dia mengira dia sudah dewasa, karena ada jang menjebutnja:
"HerzUebchen"? Apa arti "membawa terbang diatas sajapku"?
1 ) Salah sebuah dari dua atau beberapa kamar jang berderet, dipisah-
kan oleh pintu jang bisa dibuka dan ditutup atau pintu sorong.
147
Anda tidak punja sajap, dan lagu anda pun tidak. Tjobalah
dulu terbang melintasi lauriergracht, jang tidak begitu lebar.
Tapi sekalipun anda punja sajap, bolehkah anda mengadjak
anak gadis melakukan itu, anak gadis jang belum lagi masuk
djadi anggota geredja Protestan? Dan sekalipun ia diterima,
apa arti adjakan untuk terbang bersama itu ? Huh!
Fort noch den Fluren des Ganges,
Da weiss ich den schönsten Ort
Pergilah sendiri, dan sewalah pondok, tapi djangan bawa
seorang gadis jang harus menolong ibunja mengurus rumah
tangga. Tapi memang anda tidak sungguh-sungguh; pertama-
tama anda belum pemah melihat sungai Gangga, dan tentu
sadja anda tidak bisa mengetahui apakah enak hidup disana.
Bolehkah saja mengatakan kepada anda bagaimana keadaan
sesungguhnja ? Semua itu bohong belaka, jang hanja anda tjeri-
takan karena dalam segala persadjakan itu anda menghambakan
diri kepada metrum dan rima. Djika baris pertama berachir pada
"kina", anda akan mengadjak Marie kekota Tjina, dan seterusnja.
Anda lihatlah bahwa rute perdjalanan anda itu hanja ditjari-tjari,
dan bahwa segalanja itu hanja sekedar bunji kata-kata jang tidak
ada udjung pangkalnja dan tidak ada artinja. Bagaimana kalau
Marie sungguh-sungguh mau melakukan perdjalanan itu? Be-
lum lagi saja bitjara tentang tjara jang tidak mudah, jang anda
usulkan; tapi sjukurlah, ia terlalu tjerdik untuk merindukan
negeri jang anda katakan :
Da liegt ein rothblühender Garten,
lm stillen Mondenschein ,.
Die Lotosblumen erwarten
lhr trautes Schwesterlein;
Die Veilchen kirchen und kosen,
Vnd schau'n nach den Sternen empor;
Heimlich er.zäMen die Rosen
Sich düftende Mährchen in's Ohr!
Anda mau apa ditaman dengan Marie dimalam terang bulan ?
Apakah itu sopan, apakah itu baik, apakah itu pantas, Stem?
148
Apakah anda mau saja mengandung malu seperti Busse1inck &
Waterman, jang tidak satupun perusahaan dagang jang baik mau
berhubungan dengannja, karena anak gadisnja melarikan diri,
dan karena mereka itu tidak bisa dipertjaja? Apa jang harus
saja djawab kalau orang bertanja dibursa mengapa anak gadis
saja begitu lama tinggal ditaman? Sebab anda tentu mengerti, bah-
wa tidak ada orang jang mau pertjaja, kalau saja katakan bahwa
ia harus kesana untuk mengundjungi bunga serodja, jang me-
nurut kata anda, sudah lama menanti-nantinja. Demikian pula
tiap orang jang waras akan mentertawakan saja, djika saja begi-
tu gila untuk mengatakan: Marie berada dalam taman jang
merah itu (mengapa merah, dan bukan kuning atau ungu ?),
untuk mendengarkan kembang-kembang biola bertjeloteh dan
terkikih-kikih, atau mendengarkan dongeng-dongeng jang dit je-
ritakan sembunji-sembunji oleh kembang mawar jang satu ke-
pada jang lain. Sekalipun jang demikian itu mungkin terdjadi,
apa gunanja bagi Marie, kalau ditjeritakan sembunji-sembunji,
sehingga dia tidak bis a menangkap isinja? Tapi semua itu dusta,
dusta jang tjempelang, dan djelek lagi; sebab tjobalah ambil
potIot dan gambarkan kembang mawar jang bertelinga, dan
lihatlah bagaimana rupanja. Dan apakah artinja itu, bahwa
"Mährchen" itu "düftend"? Anda ingin tahu bagaimana saja
mengatakan!lja dalam bahasa Belanda jang baik? Artinja, ada
sesuatu jang tidak beres dengan dongeng-dongeng itu ...... itulah
soalnja!
Da hilpfen herbei, und /auschen
Die frommen, klugen Gazellen,·
Und in der Ferne rauschen
Des heiligen Stromes Wellen ..... .
Da wollen wir niedersinken
Unter den Palmenbaum,
Und Ruhe und Liebe trinken
Und träumen seJigen Traum.
Tidakkah anda dapat pergi ke "Artis", kalau anda hendak
melihat hewan jang asing sama sekali ? Haruskah itu mendja-
149
ngan sungai Gangga, jang tidak akan dapat dilihat djelas dida-
lam hutan, tidak begitu djelas seperti didalam pagar rapi dari
besi jang diter hitam? Mengapa hewan-hewan itu saleh dan
tjerdik? Tjerdik, baiklah, saja bisa terima, sedikitnja mereka
tidak membikin sadjak-sadjak jang gila seperti itu, tapi saleh ?
Apa artinja itu ? Apakah itu bukan menjalahgunakan perkataan
jang keramat, jang hanja boleh dipergunakan untuk orang-orang
jang menganut kepertjajaan jang benar? Dan arus keramat itu ?
Bolehkah anda mengatakan kepada Marie hal-hal jang akan
membuat ia mendjadi seorang musjrik? Bolehkah anda meng-
gontjang keimanannja bahwa tidak ada air keramat lain dari
air baptisan, dan tidak ada sungai keramat lain dari J ordan ?
Bukankah itu merusak kesusilaan, kebadjikan, agama, kristen-
dom dan tingkah laku jang baik?
Pikirkanlah semua itu, Stern. Ajah anda dari keluarga jang
baik, dan saja merasa pasti bahwa ia membenarkan saja berbi-
tjara kepada hati nurani anda, dan bahwa ia suka berdagang
dengan orang jang membela kebadjikan dan agama. Ja, prinsip-
prinsip saja anggap sutji, saja tidak segan-segan mengatakan
terus-terang pendapat saja; djadi, tak usah anda sembunji-sem-
bunjikan apa jang saja katakan, tulislah kepada ajah anda bah-
wa anda disini tinggal pada keluarga jang bisa dipertjaja, bahwa
saja menundjukkan anda hal-hal jang baik, dan tjobalah anda
bajangkan apa jang akan terdjadi dengan anda, sekiranja anda
pergi kepada Busselinek & Waterman. Disanapun anda pasti
mengutjapkan sadjak-sadjak jang demikian, tapi disana orang
tidak akan berbitjara kepada hati nurani anda, sebab mereka
itu penipu-penipu; tulislah ini kepada ajah anda, sebab djika
soalnja mengenai prinsip, maka saja tidak takut siapa-siapa. Di-
sana gadis-gadis akan turut beserta anda kesungai Gangga, dan
barangkali anda disana sekarang ini terbaring dibawah pohon
didalam rumput; ~dangkan sekarang, karena saja memperingat-
kan anda, maka anda boleh sadja tinggal bersama kami dalam
rumah jang pantas. Tulislah semua itu kepada ajah anda, dan
katakan kepadanja bahwa anda sangat bersjukur bahwa anda
150
datang kepada kami, dan bahwa saja mendjaga anda dengan
baik, dan bahwa anak gadis Busselinek & Waterman melarikan
diri, dan sampaikan salam saja jang chidmat kepadanja, dan
tu1is pula bahwa saja akan menurunkan upah kurtasi 2) 1/16
persen dibawah tawaran