maxhavelar 3

a. 
Adipati pamitan lalu pulang kerumahnja. Njonja Havelaar 
melihat-lihat rumahnja jang baru, dan sangat puas, terutama 
karena kebunnja luas, djustru baik untuk Max jang harus banjak 
menghirup udara segar. Residen dan Havelaar masing-masing 
masuk sebuah kamar untuk berganti pakaian, sebab pada upa-
tjara jang akan dilangsungkan, diwadjibkan memakai pakaian 
resmi jang ditentukan. Sekitar rumah berkumpul beratus-ratus 
97 
orang jang telah mengiringi kereta residen dengan berkuda, atau 
jang mengiringi kepala-kepala jang berhimpun itu. Polisi dan 
opas-opas kantor ramai mundar-mandir; pendeknja, pada sega-
lanja nampak bahwa kesepian ditempat jang terlupa itu untuk 
sementara berganti dengan kesibukan. 
Tidak lama kemudian sebuah kereta jang indah kepunjaan 
adipati masuk pekarangan; residen dan Havelaar, pakaiannja 
berkilauan dengan emas dan perak, tapi mereka tersandung-
sandung pada pedangnja; mereka masuk kedalam kereta, dan 
dibawa kerumah bupati, dimana mereka disambut dengan gong, 
gamelan, dan alat-alat musik memakai senar. 
Pun Verbrugge jang telah mengganti pakaiannja jang berlum-
pur, sudah sampai disana. Kepala-kepala bawahan duduk dalam 
lingkaran besar, menurut tjara ketimuran duduk diatas tikar 
dibawah, dan diudjung serambi jang pandjang itu, ada sebuah 
medja dimana residen, adipati, asisten residen, kontelir dan 
beberapa orang kepala, mengambil tempat duduk. Diedarkan 
teh dan kuwe, dan mulailah upatjara sederhana itu. 
Residen berdiri dan membatjakan keputusan gubemur dj en-
deral dimana disebutkan, bahwa tuan Max Havelaar diangkat 
djadi asisten residen daerah Bantam Kidul atau Bantam Selatan, 
sebagaimana Lebak disebut oleh anak Bumiputera. Lalu diam-
bilnja Lembaran Negara dimana termaktub sumpah jang barus 
diutjapkan pada waktu menerima djabatan umumnja, bunjinja 
ialah "bahwa untuk diangkat atau dinaikkan pangkatnja men-
djadi ...... , orang tidak boleh pemah mendjandjikan atau mem-
berikan sesuatu kepada seseorang, tidak akan mendjandjikan 
atau memberikan sesuatu, bahwa ia akan setia dalam segala 
keadaan kepada Seri Baginda radja negeri Belanda, patuh ke-
pada wakil Seri Baginda didaerah-daerah Hindia, bahwa ia 
dengan tjermat akan mematuhi, dan menjuruh patuhi undang-
undang dan peraturan-peraturan jang telah diberikan dan akan 
diberikan, dan bahwa ia dalam segala hal akan bertindak sebagai 
...... (disini: asisten residen) jang baik." 
Sesudah itu tentu sadja menjusul kata-kata sakramentil: 
98 
"Semoga Tuhan Mahakuasa membantu saja". 
Havelaar mengulangi menjebutkan kata-kata jang diutjapkan 
itu. Sebenarnja dalam sumpah itu mestinja sudah dianggap ter-
masuk djandji untuk melindungi penduduk bumiputera terhadap 
penghisapan dan penindasan, sebab djika orang bersumpah 
akan menegakkan hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan jang 
ada, tjukuplah ia memperhatikan sekian banjak aturan-aturan 
tentang itu, dan tahulah ia bahwa sebenarnja tidak perlu ada 
sumpah chusus mengenai itu. Tapi rnpanja pembuat undang-
undang menganggap kebaikan jang berlebih-lebihan tidak me-
rugikan, njatanja, kepada asisten residen diminta mengutjapkan 
sumpah chusus, dimana kewadjiban itu sekali lagi disebutkan 
setjara djelas, dan Havelaar sekali lagi bersaksi kepada: "Tuban 
Mahakuasa", bahwa ia "akan melindungi penduduk bumipu-
tera terhadap penindasan, penjiksaan dan penganiajaan". 
Bagi orang jang halus penglihatannja, akan menarik mem-
perhatikan perbedaan antara sikap dan nada residen dan Ha-
velaar pada upatjara ini. Keduanja sudah berkali-kali menghadiri 
upatjara demikian; djadi, perbedaan jang saja maksudkan 
bukanlah soal tersentuhnja perasaan mereka sedikit banjaknja 
oleh hal-hal jang barn dan tidak lazim, tapi semata-mata 
disebabkan karena berbeda-bedanja watak kedua orang itu. 
Residen bitjaranja agak lebih tjepat dari biasanja, karena ia 
hanja membatjakan keputusan dan sumpah itu, sehingga ia 
tidak perlu mentjari-tjari kata penutup, namun demikian sega-
lanja terdjadi dengan penuh martabat dan dengan kesungguhan 
jang memberikan kesan kepada orang jang melihat, bahwa ia 
sangat menganggap penting soal itu. Sebaliknja Havelaar, pada 
wadjah, suara dan sikapnja ada sesuatu, ketika ia dengan djari 
diangkat mengulangi menjebutkan sumpah, seolah-olah hendak 
berkata: "itu sudah dengan sendirinja, pun tanpa "Tuban Ma-
hakuasa" saja mau melakukannja", dan barangsiapa mengenal 
manusia, akan lebih mempertjajai sikapnja jang tidak dipaksa-
paksa dari tjara jang kaku formil dari residen. 
Bukankah sesungguhnja mentertawakan, djika kita mengira 
99 
bahwa orang jan,g terpanggil untuk menegakkan keadilan, orang 
jang diberi tanggungdjawab atas keselamatan beribu-ribu djiwa, 
akan merasa dirinja terikat oleh beberapa bunji jang diutjapkan-
nja, djika ia tidak, djuga tanpa bunji-bunji itu, merasa terpanggil 
untuk itu oleh bati sanubarinja sendiri ? 
Kami kira Havelaar akan melindungi orang miskin dan orang 
tertindas, dimanapun ia temukan mereka, sekalipun ia demi 
"Tuhan lang Mahakuasa" mendjandjikan jang sebaliknja. 
Kemudian menjusul pidato residen kepada kepala-kepala, 
dimana ia memperkenalkan asisten residen sebagai kepala jang 
paling tinggi dalam daerah; ia minta kepada mereka supaja patuh 
kepadanja, memenuhi kewadjibannja dengan tjermat dan kata-
kata konjol lainnja seperti itu. Kemudian kepala-kepala seorang 
demi seoran,g diperkenalkan namanja kepada Havelaar: Havelaar 
mengulurkan tangannja kepada masing-masing, dan pelantikan-
pun selesai. 
Mereka makan siang dirumah adipati, dimana komandan Du-
clari pun diundang. Segera sesudah selesai, residen jang ingin 
malam itu djuga tiba di Serang, "karena. Dia. Sangat. Sibok", 
naik keretanja, dan Rangkas-Betung mendjadi sunji kembali, 
sebagai sebuah pos dipedalaman pulau Djawa jang sedikit pen-
duduk Eropahnja, lagipula tidak terletak didjalan raja. 
Perkenalan antara Duclari dan Havelaar segera mendjadi 
akrab : adipati nampaknja senang dengan "saudara tua"nja jang 
baru, dan Verbrugge mentjeritakan kemudian bahwa pun resi-
den jang diiringinja sebentar dalam perdjalanannja pulang ke 
Serang, sangat senang dengan keluarga Havelaar , jang dalam 
perdjalanannja ke Lebak beberapa hari tinggal dirumahnja; 
tapi ia menambahkan pula, bahwa mungkin sekali Havelaar jang 
mempunjai nama baik pada pemerintah, tidak lama lagi akan 
diberi djabatan jang lebih tinggi, atau sedikitnja dipindahkan 
kedaerah jang lebih "menguntungkan". 
Max dan Tine baru-baru ini kembali dari perdjalanan ke Ero-
pah, dan merasa letih oleh apa jang orang sebut "kehidupan 
100 
kopor" , suatu penamaan jang agak gandjil. Djadi, mereka se-
nang bahwa mereka sesudah banjak mengembara, achirnja ting-
gal lagi disuatu tempat dimana mereka merasa aman. Sebelum 
keberangkatan mereka ke Eropah, Havelaar djadi asisten residen 
di Ambon; disana ia menghadapi banjak kesukaran, karena 
penduduk pulau itu sedang bergolak dan dalam suasana mem-
berontak, disebabkan banjaknja aturan-aturan jang salah jang 
diadakan masa belakangan ini; semangat pemberontakan itu 
dapat dipadamkannja, dengan banjak enersi, tapi ia sedih ka-
rena sedikitnja bantuan jang diberikan kepadanja dari pihak 
atasan dan kesal oleh buruknja pemerintahan jang telah ber-
abad-abad membinasakan penduduk dan merusak daerah-daerah 
Maluku jang indah itu; - tjobalah bat ja apa jang dikatakan 
tentang itu sudah dalam tahun 1825 oleh baron Van der Capel-
len 6), tulisan-tulisan pentjinta manusia itu dapat anda bat ja 
dalam Indisch Staatsblad tahun itu, dan sedjak itu keadaan tidak 
bertambah baik; - karena kesal memikirkan semua itu Have-
laar djatuh sakit, dan ini menjebabkan ia minta perlop ke Ero-
pah. Sebenarnja, pada penempatan kembali, ia berhak memilih 
tempat jang lebih baik dari daerah Lebak jang miskin dan 
djauh dari makmur itu, sebab lingkungan kerdjanja di Ambon 
djauh lebih penting, dan disana ia bebas, tanpa seorang residen 
diatasnja. Lagipula sebelum ia berangkat ke Ambon, ada pem-
bitjaraan untuk menaikkan pangkatnja djadi residen, karen a itu 
orang merasa heran mengapa ia dikirim kedaerah jang begitu 
sedikit penghasilan ekstra dari hasil buminja; kebanjakan orang 
mengukur pentingnja suatu djabatan kepada keuntungan tam-
bahan sematjam itu. Tapi ia sendiri tida~ mengeluh mengen ai 
hal inL Keinginannja untuk dihormati tidak begitu rupa, sehing-
ga ia mau mengemis-ngemis minta pangkat lebih tinggi atau ke-
untungan lebih besar. 
Dan keuntungan, itulah sebenarnja jang diperlukannja, sebab 
6) Gubernur Djenderal (1819-1826), terkenal karena sikapnja dan tin-
dakan-tindakannja jang menguntungkan bagi penduduk Bumiputera. 
101 
dalam perdjalanannja di Eropah wang sedikit jang dikumpul-
kannja dalam tahun-tahun sebelumnja, habis dipergunakannja; 
malahan ia terpaksa meninggalkan hutang disana, djadi ia terus 
terang sadja, miskin. Tapi tidak pernah ia bermaksud mentjari 
keuntungan dengan djabatannja, dan ketika ia ditundjuk untuk 
bekerdja di Lebak, dengan senang hati ia berniat untuk mem-
bajar hutang-hutangnja dengan berhemat, dan isterinja jang 
sederhana dalam selera dan kebutuhannja, berdjandji akan 
membantunja dalam hal itu. 
Tapi Havelaar tidak pandai berhemat. Dia sendiri dapat mem-
batasi diri kepada jang perlu-perlu sadja, tapi bila orang lain 
memerlukan bantuan, ia tidak bis a menahan diri untuk meno-
long. Dia sendiri tahu bahwa ini adalah suatu kelemahan, ia 
memikirkan dengan pikirannja jang sehat betapa tidak adil ia 
menelong seseorang, sedang ia sendiri lebih memerlukan perto-
longan; ia merasakan ketidak adilan itu lebih keras lagi, djika 
pun "Tine"nja dan Max, jang keduanja sangat ditjintainja, men-
derita sebagai akibat kemurahan' hatinja, ia menjalahkan ke-
baikan hatinja sebagai kelemahan, sebagai keriahan, sebagai 
keinginan untuk berlagak sebagai pangeran jang menjamar, ia 
berdjandji akan memperbaiki dirinja, tapi selalu, djika ada 
orang jang datang kepadanja mengatakan bahwa ia mendjadi 
korban nasib jang buruk, iapun lupa segalanja lalu memberikan 
bantuan. Pada hal ia mempunjai pengalaman jang pahit sebagai 
akibat dari sifatnja jang terlalu baik itu. Delapan hari sebelum 
Max lahir, ia tidak mempunjai apa-apa untuk membeli buaian 
tempat tidur anak kesajangannja itu, dan tidak lama sebelumnja 
ia mengorbankan barang perhiasan isterinja jang sedikit, untuk 
menolong seorang jang pasti keadaannja lebih baik dari padanja. 
Tapi semua itu sudah lama pula lampau, ketika mereka tiba 
di Lebak; dengan tenang dan gembira mereka menempati ru-
mah itu, "dimana mereka mengharap akan tinggal beberapa 
waktu" . Dengan perasaan nikmat jang aneh mereka memesan 
perabot di Betawi, jang akan memberikan segalanja suasana 
102 
"comfortabie" 7) dan ákrab ; mereka saling menundjukkan tem-
pat dimana mereka akan makan pagi, dimana Max ketjil akan 
bermain-main, dimana perpustakaan akan ditaruh, dimana ia 
malam hari akan membatjakan apa jang ditulisnja hari itu; -
sebab ia terus menuliskan pikiran-pikirannja diatas kertas ..... . 
"sekali waktu itu semua ditjetak, kata isterinja, dan tahulah 
orang siapa Max, suaminja ...... " Tapi tidak pemah ia menju-
ruh tjetak apa jang hidup dalam benaknja, karena ada sesuatu 
keengganan padanja, jang mirip-mirip rasa kesopanan. Dia sen-
diri tidak bisa lain dari menggambarkan keengganan itu dengan 
menanjakan kepada orang jang mengandjurkan untuk meng-
umumkan tulisannja itu: Apakah anda akan menjuruh puteri 
anda berdjalan ditengah djalan tanpa badju?" 
Ini adalah pula salah satu "boutade" 8), jang membuat orang 
sekitarnja mengatakan "bahwa Havelaar itu seorang jang aneh" , 
dan saja tidak akan mengatakan jang sebaliknja; tapi djika 
kita mentjoba menterdjemahkan tjaranja jang tak; lazim, maka 
mungkin kita akan menemukan dalam pertanjaan jang aneh 
mengenai pakaian anak gadis itu, teks untuk suatu uraian me-
ngenai kesutjian pikiran jang takut kepada pandangan orang 
lewat jang kasar dan jang menjembunjikan diri dalam selimut 
keengganan jang sutji. 
Ja, mereka akan bahagia di Rangkas-Betung, Havelaar dan 
isterinja Tine I Satu-satunja jang menekan djiwa mereka ialah 
hutang-hutang jang ditinggalkannja di Eropah, ditambah lagi 
dengan ongkos-ongKos perdjalanan kembali ke Hindia jang be-
lurn terbajar, dan pengeluaran-pengeluaran untuk perabot rumah. 
Tapi bukankah mereka akan hidup dari separoh, dari sepertiga 
penghasilannja ..... barangkali ia segera akan djadi residen .... . 
dan dapatlah segalanja diatur dalam beberapa tahun sadja ..... . 
- "Meskipun aku merasa sajang, Tine, untuk meninggalkan 
Lebak, sebab banjak jang harus dikerdjakan disini. Kau harus 
'1) Senang. 
8) Kelutjuan jang bemadakan kritlk. 
103 
hemat sekali manis, mungkin kita bisa lunaskan semua, djuga 
tanpa kenaikan pangkat ...... dan aku ingin tinggal lama di-
sini." 
Andjuran untuk berhemat, tak pedu ia tudjukan kepadanja. 
Bukan salahnja bahwa mereka sekarang harus berhemat, tapi 
ia telah begitu menjatukan diri dengan suaminja Max, sehingga 
sama sekali tidak menganggap andjuran itu sebagai suatu penje-
salan, dan memang itu bukan penjesalan, sebab Havelaar tahu 
benar, bahwa dia sendirilab' jang gagal karena kedermawanan-
nja jang keterlaluan, dan bahwa kesalahan Tine, - kalaupun 
ada kesalahan pada pihaknja, - hanjalah karena ia, oleh tjinta-
nja kepada Max, selalu membenarkan apa jang dilakukannja. 
Ja, dia membenarkan suaminja membawa ke1iling dikermis 
Haarlem 9) dua orang perempuan miskin dari djalan Nieuw-
straat, perempuan-perempuan jang belum pemah meninggalkan 
Amsterdam, dan tidak pemah "pesiar", dengan dalih jang lu-
tju, bahwa radja memerintahkan kepadanja untuk "menjenang-
kan perempuan-perempuan tua jang berkelakuan baik". Dia 
membenarkan suaminja mentraktir anak-anak jatim piatu dari 
semua rumah piatu di Amsterdam dengan kuwe dan susu badam, 
dan melimpahi mereka dengan mainan. Dia mengerti sepenuhnja 
suaminja jang membajarkan rekening losmen untuk keluarga 
penjanji miskin jang hendak kembali kenegerinja, tapi tidak 
mau meninggalkan milik mereka, termasuk harpa, dan biola, 
dan bas jang amat diperlukannja untuk usaha mereka jang ke-
tjii. Dia tidak bisa menolak, anak gadis jang dibawa suaminja 
malam hari, gadis jang menjapa suaminja didjalan, diberinja 
makan dan penginapan, dan suaminja tidak mengutjapkan kata-
kata "pergilah dan djangan lagi berbuat dosa!" sebelum ia 
memberinja pesangon jang tjukup supaja "tidak berbuat dosa" 
lagi. Dia menganggap perbuatan Max sangat terpudji, ketika ia 
menjuruh kembalikan klavir dikamar depan sang ajah, jang di-
dengarnja berkata betapa sedih hatinja, bahwa anak-anak gadis-
9) Kota Haarlem ± 25 kilometer dari Amsterdam. 
104 
nja tidak bisa lagi main musik sesudah ia bangkrut. Dia mengerti 
benar perbuatan suaminja jang membeli dan membebaskan 
keluarga budak di Menado, jang sedih sekali karena harus naik 
medja untuk dilelang. Dia menganggap suatu perbuatan jang 
wadjar, bahwa Max memberikan kuda lain kepada orang~oran, 
jang kudanja mati dipatju oleh opsir-opsir Bayonnaise. Dia tidak 
keberatan ketika suaminja di Menado dan Ambon mengadja1c 
semua penumpang kapal Amerika "Whalers" 10) jang karam 
kerumahnja, dan merasa dirinja terlalu "grand seigneur" 11) un-
tuk menjodorkan kwitansi penginapan kepada pemerintah Ame-
rika. Dia men,gerti sepenuhnja mengapa opsir-opsir tiap kapal 
perang jang datang, sebagian besar menginap pada Max dan 
rumahnja mendjadi "pied à terre" mereka. 
Bukankah Max suaminja? - Apakah tidak terlalu ket jU, 
terlalu kerdil, apakah tidak bertentangan dengan pikiran sehat, 
untuk mengikat orang jang begitu mulia pikirannja, kepada 
aturan-aturan kehematan dan kerumahtanggaan, jang berlaku 
bagi orang lain ? Lagipula, meskipun sekarang barangkali agak 
kurang berbanding penghasilan dan pengeluaran, bukankah 
Max, "suaminja Max," akan mempunjai karier jang gilang-gemi-
lang dimasa depan? Bukankah tidak lama lagi keadaannja akan 
memungkinkan dia mengikuti sesukanja ketjenderungan-ketjen-
derungannja jang mulia, tanpa melampaui penghasilannja? Me-
ngapa "suaminja Max" tidak akan mendjadi gubernur djenderal, 
atau seorang radja? Malahan apakah tidak aneh, bahwa ia 
belum djuga djadi radja? 
Kalau bisa didapatkan kesalahan padanja, maka itu disebab-
kan karena ketjintaannja kepada Havelaar, dan djika pemah 
ada, disinilah berlaku ut japan : "bahwa kita harus banjak me.. 
maafkan orang jang telah banjak mentjintai". 
Tapi tidak ada jang harus dimaafkan. Kita tidak usah setudju 
dengan pendapat-pendapatnja jang berlcbih-lebihan mengenai 
10) Pcnanjkap ikan paus. 
11) Tuan besar. 
lOS 
suaminja Max, tapi memang dapat diterima bahwa ia mempu-
njai karier jang baik dimasa depan, dan apabila harapan jang 
beralasan ini telah terlaksana, sesungguhnja dapatlah dihilang-
kan akibat-akibat jang kurang enak karena kedermawanannja. 
Tapi ada Iagi satu sebab lain jang membikin mereka keduanja 
beralasan untuk tidak usah berpikir susah-susah. 
. Tin~ kehilangan orang tuanja waktu masih ketjil, dan ia di-
besarkan pada keluarganja. Ketika ia kawin, ia mendapat kabar 
bahwa ia menipunjai harta sedikit, dan itu dibajarkan kepada-
nja; tapi Havelaar menemukan dalam beberapa surat masa 
lampau, dan beberapa tjatatan lepas jang disimpan Tine dalam 
sebuah peti ketjil jang didapatnja dari ibunja, bahwa keluarga-
nja dari pihak ajah mapun ibunja kaja sekali, tapi ia tidak me-
ngerti dimana, karena apa atau bila kekajaan itu hHang. Dia 
sendiri, jang tidak pemah punja perhatian dalam hal-hal ke-
uangan, sedikit sekali atau sama sekali tidak bisa mendjawab~ 
ketika Havelaar mendesaknja untuk memberikan beberapa ke-
terangan mengen ai harta benda keluarganja dahulu. Kakeknja~ 
baron van W, menjingkir ke Inggris bersama Willem Kelima 12), 
dan mendjadi kapten kavaleri dalam tentara hertog Y ork. Rupa-
nja la hidup berfoja-foja dengan anggota-anggota keluarga stad-
houder jang menjingkir itu, dan itulah jang kata orang men-
djadi sebab maka kekajaannja habis tandas. Kemudian di Water-
loo ia tewas dalam suatu serangan sebagai husar dibawah pim-
pinan Boreel. Mengharukan membatja surat-surat ajah Tine 
kepada ibunja, dimana ia mengeluh telah mentjari dengan sia-
sia majat ajahnja ditengah medan pertempuran. 
Ajah Tine ketika itu seorang pemuda delapan belas tahun, 
jáng sebagai letnan dalam pasukan itu, dalam serangan jang sa-
ma kena palu pedang diatas kepalanja, jang menjebabkan ia 
delapan tahun kemudian mati gila. 
Dari pihak ibunja Tine ingat, bahwa kakeknja hidup mewah 
12) Pangeran Oranje jang dalam tahun 1794 menjingkir kenegeri Inggris. 
ketika tentera Perantjis menduduki negeri Belanda. 
106 
sekali, dan dari beberapa surat-surat ternjata, bahwa ia memi-
liki perusahaan pos di Swiss, seperti jang sekarang ini masih 
kedapatan disebagian besar negeri Djerman dan Itali; tjabang 
penghasilan itu merupakan "apanage" 13) dari radja-radja Turn 
dan Taxis. Ini membikin orang menduga, bahwa ia mempunjai 
kekajaan jang besar, itu pun tidak ada atau sedikit sekali ber-
pindah kepada keturunan jang kedua, oleh sebab-seoab jang 
sama sekali tidak diketahui. 
Sesudah perkawinannja barulah Havelaar mendengar sedikit 
apa jang dapat diketahuinja, dan dalam pengusutannja ia heran, 
bahwa peti ketjil jang saja sebutkan tadi, dan jang disimpan 
oleh isterinja bersama isinja karen a perasaan hormat, tanpa 
menduga bahwa didalamnja mungkin ada surat-surat jang pen-
ting dari sudut keuangan, - telah hiIang dengan tjara jang 
tidak dapat diterangkan. Meskipun ia tidak mentjari keuntungan, 
namun berdasarkan hal ini dan banjak hal-hal lainnja, ia mem-
bangun gambaran bahwa dibelakang semua ini tersembunji suatu 
"roman intime", dan kita tidak bis a menjalahkannja, bahwa ia, 
jang untuk tjaranja hidup mempunjai banjak keperluan itu, akan 
suka hati djika roman itu diachiri setjara menggembirakan. Ba-
gaimanapun roman itu, apakah ada atau tidak ada terdjadi 
"spoliatie" 14), jang pasti ialah bahwa dalam chajalan Havelaar 
Iahir sesuatu, jang dapat disebut: suatu "rève aux miIIions" Ui), 
Tapi nampak pula keanehan, b~wa orang jang dengan tjer-
mat dan tadjam dapat mengusut dan membela hak orang lain 
ini, sekalipun tertimbun djauh dibawah surat-surat perlawanan 
berdebu, dan dibawah sarang Iaba-Iaba jang tebaI, bahwa ia, 
kalau menjangkut kepentingan sendiri, Ialai mempergunakan 
saat jang baik untuk menjelesaikan soal itu. Seolah-olah ia malu, 
bahwa ia disini memperdjuangkan keuntungannja sendiri, dan 
saja jakin, djika "Tinenja" kawin dengan orang lain, dan orang 
13) M"tlik keluarga radja jang menghasilkan nafkahnja. 
H) Perampokan. 
15) Impian harta karun. 
107 
itu meminta pertolongan kepadanja, untuk menjingkirkan sarang 
laba-laba jang mendjerat kekajaan leluhur isterinja itu, bahwa 
ia akan berhasil untuk mengembalikan kekajaan itu kepada 
"anak piatu jang menarik" itu, kekajaan jang memang miliknja. 
Tapi sekarang anak piatu jang menarik itu adalah isterinja, ke-
kajaan isterinja adalah kekajaannja, djadi ia merasa seperti pe-
dagang; ada sesuatu jang "derogerend" 16), menurut perasaan-
nja, djika ia atas nama isterinja bertanja: "Bukankah anda 
masih punja hutang kepada saja 1" 
Meskipun demikian ia tidak bisa melupakan impian harta 
karun itu, sekalipun hanja sebagai dalih terhadap penjesalan 
diri jang selalu munt jul, karena ia terlalu banjak mengeluarkan 
uang. 
Tidak lama sebelum pulang ke Djawa, ketika ia telah banjak 
menderita karena tekanan keuangan, ketika ia terpaksa menun-
dukkan kepalanja jang gagah dibawah "furca caudina" 17) dari 
penagih hutang jang banjak, barulah ia dapat mengatasi kelam-
banannja atau keengganannja, untuk mengurus harta karun jang 
disangkanja masih ada itu. Dan orang memperlihatkan kepada-
nja sebuah rekening kuran tua, jang seperti dimaklumi, meru-
pakan argumen jang tidak bisa dibantah. 
Tapi mereka akan berhemat di Lebak. Dan mengapa tidak 1 
Dinegeri jang biadab demikian, tidak ada gadis-gadis berdjalan 
malam hari, gadis-gadis jang mendjual kehormatannja untuk 
sekedar mendapat makan; tidak ada orang gelandangan jang 
hidup dari pekerdjaan tidak menentu. Disana tidak pernah ter-
djadi, bahwa suatu keluarga tiba-tiba binasa karena nasibnja 
buruk, ...... dan itulah biasanja batu karang, dimana terkandas 
maksud-maksud Havelaar jang baik. Djumlah orang Eropah 
didaerah itu, begitu sedikit sehingga tidak berarti; dan orang 
Djawa di Lebak terlalu miskin, untuk - pada pergantian nasib 
18) Merendahkan deradjat. 
17) Sesudah pertempuran di Caudium orang Rumawi jang kalah perang 
harus berdjalan dibawah gandar jang terbuat dari tiga batang 
tombak - lambang penghinaan. 
108 
manapun djuga, - djadi menarik oleh kemiskinan jang lebih 
besar. Semua itu tidak begitu dipikirkan oleh Tine; untuk itu 
seharusnja ia lebih tepat memikirkan sebab-sebab keadaan me-
reka jang kurang baik, tapi itu tidak hendak dilakukannja djus-
tru karena ia mentjintai Max ; tapi lingkungan mereka jang baru 
bemafaskan ketenangan, tidak ada sebab musabab, jang ber-
tjorak romanesk palsu, jang membuat Havelaar dulu sering 
berkata : "bukankah demikian Tine, bukankah itu suatu hal jang 
aku tidak bisa biarkan begitu sadja tanpa tjampur tangan 1" 
dan Tine mendjawab: "tentu sadja tidak Max, kau tidak bisa 
berlepas tangan." 
Kita akan melihat, betapa Lebak jang sederhana dan nampak 
tenan,g itu, lebih banjak memerlukan pengeluaran Havelaar dari 
segala pergolakan hatinja dahulu bersama-sama. 
Tapi mereka tidak tahu ! Mereka memandang kemasa depan 
dengan penuh kepertjajaan, dan mereka begitu bahagia dalam 
tjintanja, bahagia dengan anaknja ...... 
- "Alangkah banjaknja bunga mawar dikebun itu, Tine 
berseru, dan lihat, disana djuga ada rampah dan tjempaka, dan 
begitu banjak melati, dan lihat kembang bakung jang indah 
itu ...... " 
Dan, laksana anak-anak, mereka bermain-main dalam rumah-
nja jang baru, dan ketika Duclari dan Verbrugge, setelah 
berkundjung kepada keluarga Havelaar, pada malam hari pulang 
kerumah jang didiaminja bersama, mereka banjak berbitjara 
tentang kegembiraan kekanak-kanakan keluarga jang baru da-
tang itu. 
Havelaar pergi kekantomja, dan bekerdja disitu sampai ke-
esokan paginja. 
109 
Ba b VIII 
Havelaar meminta kepada kontelir untuk mengundang kepala-
kepala jang hadir di Rangkas-Betung, supaja tinggal disana 
sampai keesokan harinja untuk menghadiri "sebah" (persidang-
an), jang hendak diadakannja. Rapat demikian biasanja diadakan 
sekali sebulan, tapi mungkin karena ia tidak ingin beberapa 
kepala jang djauh tinggalnja dari ibukota, tjapek-tjapek bulak-
balik, mungkin djuga karena ia tanpa menunggu-nunggu hari 
jang ditentukan, hendak segera berbitjara kepada mereka dengan 
upatjara, maka ia menetapkan mengadakan hari sebab jang 
pertama, pada keesokan harinja. 
Disebelah kiri didepan rumahnja, tapi masih dalam "peka-
rangan" jang sama, dan diseberang rumah jang didiami njonja 
Slotering, ada sebuah gedung jang sebagian dipakai sebagai 
kantor asisten residen, termasuk dalamnja kas negeri, dan se-
bagian merupakan serambi terbuka jang tjukup luas, jang baik 
sekali untuk mengadakan rapat demikian. Disanalah kepala-
kepala keesokan harinja pagi-pagi sudah berkumpul. Havelaar 
masuk, memberi salam dan duduk. Ia menerima laporan-Iaporan 
mengenai pertanian, kepolisian dan kehakiman, dan menjisih-
kannja untuk diperiksa lebih landjut. 
Masing-masing mengira akan mendengarkan suatu pidato 
seperti jang diutjapkan oleh residen sehari sebelumnja, dan 
mungkin djuga Havèlaar sendiri tidak bermaksud mengatakan 
sesuatu jang lain kepada kepala-kepala, tapi kita harus pemah 
menden,gar dan melihatnja pada waktu-waktu demikian, untuk 
mengerti bagaimana ia, pada pidato-pidato seperti ini, djadi 
110 
bersemangat, dan oleh tjaranja bitjara jang chas, memberikan 
wama baru kepada hal-hal jang paling biasa; bagaimana ia 
tegak, bagaimana matanja memantjarkan api, bagaimana suara-
nja beralih dari lemah meraju mendjadi tadjam mengiris, bagai-
mana kiasan-kiasan mengalir dari bibimja seolah-olah ia 
menaburkan barang-barang jang berharga kesekitamja, barang-
barang jang tidak usah dibelinja, dan bagaimana, bila dia ber-
henti bitjara, semuanja memandangnja dengan mulut terbuka, 
seolah-olah bertanja: "masja Allah, siapakah anda?" 
Memang benar, bahwa ia sendiri, jang pada waktu demikian 
berbitjara seperti rasul, seperti nabi, kemudian tidak tahu lagi 
bagaimana ia bitjara, dan kefasihannja lebih bersifat menim-
bulkan kekaguman dan menubruk sasaran, dari mejakinkan de-
ngan djalan menguraikan setjara ringkas. Sekiranja ia hidup 
dimasa Iunani ketika diambil putusan untuk berperang mela-
wan Philippus 1), ia dapat memberikan semangat berapi-api 
kepada orang Athena, tapi ia tidak akan begitu berhasil, se-
kiranja ia mendapat tugas untuk mempengaruhi mereka supaja 
mau berperang, dengan memberikan uraian. Pidatonja kepada 
kepala-kepala Lebak terus sadja dalam bahasa Melaju, dan 
karena itu mempunjai satu keistimewaan lagi; bihasa-bahasa 
Timur amat sederhana, sebab itu banjak ungkapan-ungkapannja 
jang penuh tenaga; bahasa-bahasa Barat sudah kehilaQgan te-
naga itu karena sifatnja jang dibuat-buat; sebaliknja nada jang 
mengalir manis dalam bahasa Melaju sukar dinjatakan dalam 
bahasa lain; - lagipula harus diingat, bahwa sebagian besar 
pendengamja terdiri dari orang-orang sederhana, tapi sama se-
kali tidak bodoh, dan lagi mereka itu orang Timur, jang pene-
rimaannja berbeda sekali dari penerimaan kita. 
Havelaar berkata kurang lebih sebagai berikut: 
"Tuanku Raden Adipati bupati Bantam Kidul dan sekalian 
para Raden Demang, jang mendjadi kepala distrlk didaerah ini, 
1) Radja Macedonia (382-326 s.M.), ajah Iskandar Zulkarnain, jang 
menaklukkan negara-negara Junani, antaranja Athena. 
111 
tuan Raden Djaksa, jang bekerdja menegakkan keadilan dan 
tuan Raden Kliwon, jang mendjalankan kekuasaan diibu kota. 
dan sekalian para Raden, Mantri-Mantri, serta sekalian kepala-
kepala didaerah Bantam KiduI, terimalah salam saja. 
Saja merasa gembira melihat tuan-tuan berkumpul disini. 
mendengarkan kata-kata jang keluar dari mulut saja. 
Saja tahu diantara tuan-tuan ada jang unggul dalam ilmu 
dan kebaikan hati; saja harap pengetahuan saja akan bertam-
bah dengan ilmu tuan-tuan, sebab saja tidak begitu banjak tahu 
seperti jàng saja kehendaki ; dan saja suka kebaikan, tapi sering 
saja merasa, bahwa didalam hati saja ada kesalahan-kesalahan 
jang menutupi kebaikan dan menghambat pertumbuhannja, 
sebab tuan-tuan tahu bagaimana pohon jang besar mendesak 
jang ketjil dan membunuhnja. Sebab itu saja akan memperhati-
kan orang-orang diantara tuan-tuan jang unggul dalam keba-
djikan, dalam usaha saja supaja djadi lebih baik dari sekarang. 
Terimalah salam takzim saja. 
Tatkala Gubemur Djenderal memerintahkan saja untuk da-
tang kepada tuan-tuan mendjadi asisten residen didaerah ini, 
hati saja gembira. Tuan-tuan sekalian tahu, bahwa saja belum 
pernah mendjedjak Bantam KiduI; karen a itu saja minta tulisan-
tulisan mengenai daerah tuan-tuan, dan saja lihat bahwa banjak 
hal jang haik di Bantam Kidul. Rakjat tuan-tuan memiliki 
sawah-sawah dilembah-Iembah, dan ada pula sawah-sawah di-
gunung-gunung. Dan tuan-tuan in,gin hidup damai, dan tuan-
tuan tidak suka tinggal diwilajah-wilajah jang ditinggali orang 
lam. Ja, saja tahu, banjak hal-hal jang baik di Bantam Kidul. 
Tapi bukan karena itu hati saja gembira, sebab diwilajah-
wilajah lain pun saja akan bisa menemukan banjak hal-hal jang 
baik. 
Tapi saja lihat bahwa rakjat tuan-tuan miskin, dan itulah 
jang menggembirakan hati nurani saja. 
Sebab saja tahu bahwa Allah tjinta orang jang miskin, dan 
bahwa Ia melimpahkan kekajaan kepada orang jang hendak 
diudjiNja, tetapi kepada orang miskin diutusNja orang jang 
112 
menjampaikan firmanNja, supaja mereka bangkit dalam keme-
laratannja. 
Bukankah Dia mentjurahkan hudjan dimana batang laju 
mengering dan meneteskan embun dalam kelopak bunga ke-
hausan 7 
Bukankah tugas jang mulia dikirim untuk mentjari orang-
orang jang lelah jang ketinggalan sesudah selesai bekerdja dan 
tersungkur ditepi djalan karena lututnja tak k,uat lagi untuk 
berdjalan ketempat menerima upah 7 Tidakkah saja akan gem-
bira mengulurkan tangan kepada orang jang djatuh kedalam 
lubang, dan memberi tongkat kepada orang jang mendaki gu-
nung 7 Tidakkah hati saja akan menggedjolak karena terpilih 
antara jang banjak untuk merobah keluhan mendjadi doa dan 
ratapan mendjadi tasjakkur 7 
Ja, saja amat gembira terpanggil ke Bantam Kidul. 
Saja berkata kepada wanita jang turut menanggung derita 
saja dan jang memperbesar bahagia saja: "bergembiralah, ka-
rena kulihat Alläh menurunkan sempana diatas kepala anak 
kita! Dia utus aku kesatu tempat dimana pekerdjaan belum 
selesai, dan Dia anggap aku tjakap untuk berada disana, sebe-
lum panen. Sebab kita bersukatjita bukan karena mèmotong 
padi ; kita bersukatjita karena memotong padi jang kita tanam. 
Dan djiwa manusia bukan tumbuh karena upah, tapi karena ker-
dja jang membikin ia berhak untuk menerima upah. 
Dan saja berkata kepadanja: "Allah mengaruniai kita seorang 
anak, jang sekali waktu akan berkata: anda tahu bahwa saja 
anaknja 7", maka didalam negeri ada orang-orang jang mem-
beri hormat kepadanja dengan kasih sajang, dan menaruh ta-
ngannja diatas kepalanja sambil berkata: "marilah makan 
bersama, dan tinggallah dirumah kami dan pergunakanlah apa 
jang kami miliki, sebab aku pemah rnengenal ajahrnu." 
Sebab, kepala-kepala negeri Lebak, banjak jang harus diker-
djakan diwilajah tuan. 
Katakan kepada saja, bukankah sipetani miskin ? Bukankaà 
padi menguning seringkali untuk rnernberi makan orang jang 
113 
tidak menanamnja ? Bukankah banjak kekeliruan dinegeri tuan? 
Bukankah djumlah anak tuan sedikit? 
Tidakkah ada rasa malu dalam djiwa tuan, apabifa orang 
Bandung jang terletak di Timur sana, mengundjungi daerah tuan 
dan bertanja: "dimanakah desa-desa, dan dimana petani-petani, 
.dan mengapa tidak kudengar gamelan jang menjatakan kegi-
rangannja dengan mulut tembaga, ataupun bunji anak-anak gadis 
tuan menumbuk padi ?" 
Tidakkah getir untuk berdjalan dari sini kepantai Selatan dan 
melihat gunung-gunung jang tidak mengandung air pada lereng-
lerengnja, atau tanah-tanah datar dimana tidak pemah kerbau 
menarik badjak ? 
Ja, ja, ja, saja katakan itu kepada tuan, bahwa djiwa tuan 
dan djiwa saja sedih memikirkannja; dan djustru itulah sebab-
nja kita bersjukur kepada Allah, bahwa Ia memberi kita kekua-
saan untuk bekerdja disini. 
Sebab dinegeri ini ada huma buat banjak orang, meskipun 
penduduk tidak banjak. Dan bukannja tidak ada hudjan, sebab 
punt jak-punt jak gunung menghisap awan-awan dari langit ke-
bumi. Dan tidak dimana-mana ada batu jang tidak mau mem-
beri tempat kepada akar, sebab banjak tempat jang tanahnja 
gembur dan subur, jang meminta ditanami padi, jang akan di-
kembalikannja dalam batang jang merunduk. Dan tidak ada 
perang didalam negeri jang menjebabkan padi terindjak-indjak 
tatkala masih hidjau, dan tidak ada penjakit jang membikin 
pat jul tidak berguna. Pun tidak ada sinar matahari, lebih panas 
dari jang diperlukan untuk mematangkan padi, padi jang akan 
mendjadi makanan tuan dan anak-anak tuan, dan tidak ada 
bandjir jang menjebabkan tuan berkata: "tundjukkanlah tem-
pat dimana saja menabur dahulu." 
Dimana Allah mengirim bandjir jang melanda huma, dimana 
Ia mengeraskan tanah seperti batu jang kering, dimana Ia me-
manaskan matahari hingga pidjar membakar, dimana Ia me-
nimbulkan perang jang melunjah tanah, dimana Ia menurunkan 
penjakit jang melemahkan tangan-tangan, atau menjiksa dengan 
114 
musim kering jang mematikan bulir-bulir...... disitulah, kepala-
kepala negeri Lebak, kita menundukkan kepala dan berkata: 
"Demikianlah kehendakNja !" 
Tapi tidak demikianlah halnja di Bantam Kidui! 
Saja dikirim kemari untuk mendjadi sahabat tuan-tuan, men-
djadi saudara jang lebih tua. Apakah tuan tidak memberitahu 
adik tuan, djika tuan melihat ada harlmau didjalan jang akan 
dilaluinja? 
Kepala-kepala negeri Lebak, kita sering melakukan kesalahan-
kesalahan dan negeri kita miskin, karena kita melakukan banjak 
kesalahan-kesalahan. 
Sebab di Tjikandi dan Bolang dan didaerah Krawang dan 
ditanah-tanah sekitar Betawi, banjak tinggal orang-orang jang 
lahir dinegeri kita, dan jang meninggalkan negeri kita. 
Mengapa mereka mentjari kerdja djauh dari tempat mereka 
menguburkan orang tuanja? Mengapa mereka lari dari desa, 
dimana mereka disunat? Mengapa mereka lebih suka mentjari 
keteduhan pohon jang tumbuh disana, dari naungan hutan-hutan 
kita? 
Malahan nun di barat laut diseberang laut, banjak orang jang 
sebenarnja anak kita, tapi meninggalkan Lebak untuk mengem-
bara didaerah-daerah asing, membawa keris dan kelewang dan 
senapan. Dan mereka mati dengan menjedihkan, sebab disana 
ada kekuasaan pemerintah, jang mengalahkan pemberontak. 
Saja bertanja kepada tuan, kepala-kepala negeri Lebak, me-
ngapa banjak jang pergi untuk tidak dikuburkan ditempat ke· 
lahirannja? Mengapa pohon bertanja: "dimana orang jang 
kulihat bermain sebagai anak ketjil dikakiku dahulu?" 
Havelaar disini berdiam diri sedjenak. Untuk men.getahui 
betapa mengesankan kata-katanja, orang harns mendengar dan 
melihatnja. Ketika ia berbitjara tentang anaknja, ada sesuatu 
jang lembut dalam suaranja, sesuatu jang mengharukan jang 
tidak bisa kita mengerti, jang memantjing kita untuk bertanja: 
"dimanakah siketjil itu, aku ingin mentjiumnja sekarang djuga, 
anak jang membuat ajahnja berkata demikian", tapi tatkala 
115 
beberapa saat sesudah itu, dengan agak tiba-tiba ia mulai ber-
tanja: mengapa Lebak miskin, dan mengapa begitu banjak 
penduduk daerah itu pindah ketempat lain, ada sesuatu dalam 
nada suaranja jang mengingatkan kepada bunji gurdi, apabila 
diputar dengan kekerasan dalam kaju jang keras. Pada hal ia 
tidak berbitjara keras, dan tidak pula memberi tekanan istimewa 
pada beberapa kata-kata, malahan ada sesuatu kedataran dalam 
suaranja, tapi entah karena dipeladjari atau memang sudah si-
fatnja, djustru karena kedataran itu, ia memperkuat kesan 
kata-katanja pada djiwa orang-orang jang amat peka terhadap 
bahasa demikian. 
Kiasan-kiasannja selalu diambil dari kehidupan sekitarnja, 
dan baginja sungguh-sungguh djadi alat pembantu untuk djustru 
mendjelaskan apa jang dimaksudnja, dan bukan, seperti sering 
terdjadi, merupakan tambahan-tambahan jang mengganggu, jang 
memberati bagian-bagian kalimat pembitjara, tanpa memper-
djelas pengertian soal jang hendak didjelaskan. Sekarang kita 
sudah terbiasa dengan kemustahilan ungkapan: "kuat seperti 
singa" , tapi orang jang mempergunakan perumpamaan itu -di 
Eropah pertama kali, rupanja tidak mengambil perbandingan itu 
dari puisi djiwa jang memberikan gambaran untuk penuturan, 
dan tidak bisa berkata lain, klise itu diambilnja dari salah satu 
buku, - dari kitab Jndjil barangkali, - dimana ditjeritakan 
seekor singa. Sebab tidak seorangpun pendengarnja pernah me-
ngalami kekuatan singa, dan mestinja lebih pedu mendjadikan 
mereka ingat akan kekuatan itu, dengan membandingkan singa 
dengan sesuatu jang lain, jang mereka ketahui tenaganja, dari 
sebaliknja. 
Tahulah kita bahwa Havelaar sungguh-sungguh seorang pe-
njair; kita merasa, apabila ia berbitjara ten tang sawah-sawah 
digunung-gunung, matanja memandang kesana melalui sisi bala-
irun,g jang terbuka, dan sungguh-sungguh melihat sawah-sawah 
itu; orang merasa, apabila ia menjuruh pohon bertanja: di-
manakah orang jang dahulu sebagai anak bermain dikakinja, 
bahwa pohon itu sungguh-sungguh ada disana, dan dalam cha-
116 
jalan para hadirin jang mendengarkan Havelaar sunggl,lh-sungguh 
pohon itu memandang sekitar dengan mata bertanja mentjari 
orang-orang Lebak jang telah pergi. Iapun tidak mengada-ada ; 
didengamja pohon berkata, dan ia merasa hanja mengulang apa 
jang dengan djelas didengamja dalam tanggapan kepenjairannja. 
Mungkin ada orang berkata bahwa tjara Havelaar bitjara di-
ragukan keasliannja, sebab bahasanja mengingatkan gaja para 
nabi dalam Wasiat Lama; saja ingatkan bahwa pemah saja 
berkata, dalam saat-saat ia berada dalam ekstase, ia sungguh-
sungguh seperti seorang resi, dan bahwa mungkin tidak akan 
lain tjaranja berbitjara, sekalipun ia tidak pemah membatja 
sjair-sjair jang indah dalam Wasiat Lama, mengingat bahwa 
kehidupan dihutan-hutan dan digunung-gunung banjak mening-
galkan kesan dalam djiwanja dan karena suasana dunia timur 
jang bemafaskan puisi. 
Bukankah telah kita dapati dalam sadjak-sadjak jang berasal 
dari masa mudanja, baris-baris seperti ini, jang ditulis digunung 
Salak, - salah satu raksasa, tapi bukan jang paling besar, 
diantara gunung-gunung dalam kabupaten-kabupaten Priangan, 
- sadjak jang permulaannja melukiskan kelembutan perasaan 
hatinja, tapi tiba-tiba ia menirukan guntur jang didengamja di-
bawahnja: 
Lebih senang disini memudja sang pentjipta; 
Indah bunjinja doa dilereng gunung dan bukit; 
Lebih tinggi disini hati melambung dari disana : 
Lebih dekat kita ke Tuhan digunung-gunung. 
Dia sendiri tjiptakan altar disini dan kor kelenting, 
Belum pemah dinodai djedjak kaki manusia; 
Disini ia terdengar dalam guruh mengguntur ...... 
Dan mengguntur guruhNja menjeru: Tuhanku ! 
dan tidakkah kita merasakan bahwa baris-baris jang terachir 
117 
tidak akan dapat ditulisnja demikian, kalau ia tidak sungguh-
sungguh mendengar guruh Tuban menjampaikan baris-baris itu 
kepadanja, dengan getaran-getaran berderai-derai memantul dari 
tembok-tembok gunung? 
Tapi ia tidak suka sadjak-sadjak, "itu adalah korset jang 
djelek", katanja, dan apabila ia disuruh membatja apa jang 
telah "dilakukannja", sebagaimana katanja, ia senang merusak 
pekerdjaannja sendiri, baik dengan membatjakannja dengan 
nada jang mesti menggelikan, maupun dengan tiba-tiba oerhenti 
pada bagian kalimat jang isinja sungguh-sungguh dan melon-
tarkan lelutjon diantaranja, jang menjakitkan bagi pendengar, 
tapi baginja hanja merupakan satire atas ketidakimbangan an-
tara korset dan djiwanja, jang merasa sesak dalam korset itu. 
Diantara kepala-kepala itu hanja beberapa orang jang me-
ngambil penganan dan minuman jang diedarkan. Dengan isjarat 
Havelaar telah memerintahkan untuk mengedarkan "teh dan 
manisan" jang tak boleh tidak diedarkan pada pertemuan de-
mikian. Rupanja ia dengan sengadja mengambil istirahat, sesu-
dah bagian kalimat jang terachir dari pidatonja, dan memang 
beralasan. "Hai," demikian agaknja pikir kepala-kepala itu, 
"dia sudah tahu bahwa banjak orang-orang jang meninggalkan 
wilajah kita, dengan hati jang getir. Dia sudah tahu betapa 
banjak keluarga jang pindah kewilajah-wilajah jang berdekatan 
untuk menghindari kemiskinan jang berketjamuk disini. Malahan 
dia tahu bahwa banjak orang Bantam diantara gerombolan-ge-
rombolan jang di Lampung mengibarkan bendera pemberontakan 
terhadap pemerintah Belanda. Apa maunja, apa maksudnja, 
kepada siapa ditudjukan pertanjaan-pertanjaannja ?" 
Dan ada pula jang memandang kearah Raden ...... , kepala 
distrik Parangkudjang 2). Tapi kebanjakannja menunduk ketanah. 
"Marl sini, Max," seru Havelaar, jang melihat anaknja ber-
main-main dipekarangan, dan adipati memangku anak itu ; tapi 
2) Kepala distrik Parangkudjang, Raden Wira Kusuma, menantu 
bupati, salah seorang kepaIa negeri jang ditakut'i. 
118 
anak itu terlalu lasak untuk lama-lama tinggal dalam pangkuan; 
ia melontjat dan berlari-Iari mengelilingi lingkaran dan menju-
kakan hati kepala-kepala oleh omongannja, dan bermain-main 
dengan huIu keris mereka. Ketika ia tiba kepada djaksa, jang 
pakaiannja lebih indah dari jang lain-lain, dan karena itu me-
narik perhatian anak itu, tuan djaksa membisikkan sesuatu 
kepada Kliwon jang duduk disampingnja sambil menundjuk 
sesuatu dikepala Max, dan Kliwon nampaknja membenarkan 
perkataan djaksa itu. 
"Pergilah, Max, kata Havelaar, ajah hendak mengatakan 
sesuatu kepada tuan-tuan ini," dan siketjil itupun pergi sesudah 
memberi hormat dengan mentjium tangannja sendiri. 
"Tuan-tuan kepala negeri Lebak, kita semua mengabdi radja 
Belanda. Tapi radja jang adil itu, jang ingin supaja kita melaku-
kan kewadjiban kita, djauh dari sini. Tigapuluh kali seribu kali 
seribu djiwa, ja, lebih dari itu, harus mematuhi perintahnja, 
tapi dia tidak bisa dekat kepada semua orang, jang tergantung 
kepada kehendaknja. 
Tuan besar di Bogor adil, dan ingin supaja tiap orang me-
lakukan kewadjibannja, tapi dia pun, meski berkuasa, dan 
memerintah segala jang berkuasa dikota-kota, dan segala jang 
tertua didesa-desa, menguasai balatentara dan kapal-kapal di-
lautan, dia pun tidak dapat melihat dimana berlaku ketidak-
adilan, sebab ketidakadilan tetap djauh daripadanja. 
Dan residen di Serang, jang adalah penguasa wilajah Bantam. 
dimana berdiam lima kali seratus ribu manusia. ingin supaja 
keadilan berlaku didaerahnja, dan supaja berlaku keadilan di-
swapradja-swapradja jang patuh kepadanja. Tapi dimana ada 
ketidakadilan, ia djauh daripadanja, dan orang jang melakukan 
kedjahatan, bersembunji dari pandangannja karena takut akan 
hukuman. 
Dan tuan adipati jang adalah bupati Bantam Selatan, ingin. 
supaja hiduplah orang jang mentjari kebaikan, dan djanganlah.. 
hendaknja ada kenistaan diwilajah kekuasaannja. 
Dan saja jang kemarin bersaksi kepada Tuhan Jang Maha-
119 
kuasa, bahwa saja akan berlalcu adil dan penuh kasih sajang, 
bahwa saja akan mendjalankan keadilan tanpa ketakutan dan 
tanpa kebentjian, bahwa saja akan mendjadi "seorang asisten 
residen jang baik", - saja pun hendak melakukan kewadjiban 
saja. 
Tuan-tuan kepala negeri Lebak, kita semua menginginlçan itu. 
Tapi djika ada orang diantara kita jang melalaikan kewadjib-
annja untuk mentjari keuntungan, jang mendjual keadiIan demi 
uang, atau jang merampas kerbau dari orang miskin, dan buah 
kepunjaan orang jang lapar ......... siapa jang akan menghu-
kumnja? 
Djika salah seoran,g dari tuan-tuan mengetahuinja, tentu dia 
akan mentjegahnja, dan bupati tidak akan membiarkan jang de-
mikian terdjadi dalam daerah kekuasaannja, dan saja pun djuga 
akan mentjegahnja dimana saja bisa, tapi apabila tuan tidak 
tahu, adipati tidak tahu, saja tidak tahu ..... . 
Tuan-tuan kepala negeri Lebak, siapakah jang akan mendja-
lankan keadilan di Bantam Kidui? 
Dengarkanlah saja, djika saja katakan kepada tuan, bagai-
mana akan didjalankan keadilan. 
Akan tiba masanja anak-anak dan isteri kita akan menangis 
mempersiapkan kain kafan kita, dan oran,g lalu akan berkata: 
"ada orang meninggal. " Maka orang jang tiba didesa akan 
membawa berita tentang kematian orang jang meninggal itu, 
dan orang jan,g memberi tumpangan kepadanja akan bertanja: 
"siapakah orang jang meninggal itu?" 
"Dia adalah orang jang baik dan adil. Dia mengadili dan 
tidak mengusir orang jang mengadu dari pintunja. Dia mende-
ngarkan dengan sabar orang jang datang kepadanja, dan me-
ngembalikan apa jang dirampas. Dan orang jan,g tidak dapat 
membadjak tanah, karena kerbaunja ditjuri orang dari kandang-
nja, ditolongnja orang itu mentjari kerbaunja; dan dimana ada 
anak gadis ditjulik dari rumah ibunja, ditjarinja pentjulik itu 
dan sigadis dikembalikannja. Dan dimana orang telah bekerdja, 
ia tidak menahan upahnja, dan tidak diambilnja buah dari orang 
120 
jang menanam pohon; dan ia tidak mengenakan pakaian jang 
seharusnja menutup badan orang lain, dan tidak ia memakan 
makanan kepunjaan orang miskin." 
Maka berkatalah orang didesa-desa: "Allah Maha Besar, Al-
lah telah memanggilnja kembali. KehendakNja berlaku; seorang 
baik telah meninggal." 
Tapi sekali lagi orang lalu berhenti didepan sebuah rumah, 
dan bertanja: "Ada apa maka gamelan tidak berbunji dan 
gadis-gadis tidak bernjanji?" dan orang berkata pula: "Ada 
orang meninggal." 
Dan orang jang berkeliling didesa-desa, malam bari akan 
duduk bersama tuan rumah, dan sekitarnja duduk putera-puteri 
tuan rumah, dan anak-anak penghuni desa, dan ia akan ber-
kata: "Telah meninggal seorang jang berdjandji akan berlaku 
adil, dan mendjual keadilan kepada orang jang memberinja 
uang. Ia pupuk ladangnja dengan keringat pekerdja, jang di-
panggilnja dari ladangnja. Upab pekerdja tidak dibajarnja dan 
ia makan makanan orang jang miskin. Ia mendjadi kaja dari 
kemiskinan orang lain. Banjak barang mas dan perak kepunja-
annja, dan banjak batu permata, tapi sipetani jang tinggal 
didekat situ, tidak tabu bagaimana menghilangkan lapar anaknja. 
Ia tersenjum sebagai manusia jang bahagia, tapi orang jang me-
ngadu mentjari keadilan menggertapkan giginja. Wadjahnja 
bersinar puas, tapi tidak ada air susu dalam tetek ibu-ibu jang 
menjusukan. " 
Maka berkatalab pengbuni desa: "Allah Maha Besar ........ . 
kita tidak mengutuk siapa-siapa!" 
Tuan-tuan kepala negeri Lebak, kita semua akan mati ! 
Apa kata orang didesa-desa dimana pernab kita berkuasa, 
dan apa kata orang lalu jang menjaksikan penguburan kita ? 
Dan apa djawab kita, kalau sesudah kita mati, ada suara 
menegur rob kita dan bertanja: "mengapa orang meratap di-
ladang-ladang, dan mengapa pemuda-pemuda menjembunjikan 
diri ? Siapa jang mengambil panen dari lumbung dan menjeret 
kerbau jang akan membadjak ladang dari kamiang? Apa jang 
121 
telah kau Iakukan dengan saudaramu jang kuserahkan pendja-
gaannja kepadamu 'I Mengapa sitjelaka itu bersedih hati dan 
mengutuk kesuburan isterinja 'I" 
Disini Havelaar berhenti pula berkata-kata, dan sesudah 
berdiam sedjenak, ia melandjutkan, dengan nada jang biasa 
sebiasa-biasanja, dan seolah-olah tidak terdjadi sesuatu jang tak 
dapat tidak seharusnja mengesankan: 
Saja ingin hidup bersahabat dengan tuan-tuan, dan karena 
itu saja minta tuan-tuan menganggap saja sebagai sahabat. 
Siapa-siapa jang tersesat, pertjajalah bahwa saja akan mengadili 
dengan lunak, sebab saja sendiri sering chilaf, sebab itu saja 
tidak akan keras; artinja saja tidak akan menghukum berat 
dalam kesalahan-kesalahan pekerdjaan atau kelalaian-kelalaian 
biasa. Hanja dimana kelalaian mendjadi kebiasaan, saja akan 
mentjegahnja. Adapun kesalahan-kesalahan jang lebih besar ... 
...... penganiajaan dan penindasan, saja tidak akan membitjara-
kannja ...... itu tidak akan terdjadi bukan, tuan adipati ? 
- ,,0 tidak, tuan asisten residen, itu tidak akan terdjadi 
di Lebak." 
- "Nah, tuan-tuan kepala negeri Bantam Kidul. Marilah 
kita bersukatjita, bahwa daerah kita miskin sekali. Kita dapat 
melakukan sesuatu jang mulia. Kalau Allah melindungi kita, 
kita akan usahakan supaja negeri mendjadi sedjahtera. Tanah 
tjukup subur, penduduk patuh, djika setiap orang dibiarkan 
menikmati hasil usahanja, pastilah dalam waktu jang singkat 
penduduk akan bertambah, baik dalam djumlah, maupun dalam 
harta benda dan peradaban, sebab semua itu seringkali berdjalan 
sama. Sekali lagi saja minta tuan-tuan menganggap saja sebagai 
sahabat, jang akan membantu tuan-tuan dimana dapat, terutama 
dimana ketidakadilan harus dibanteras. Dan dengan ini saja 
mohon a,gar tuan-tuan bekerdjasama dengan saja, bekerdjasama 
dengan baik. 
Saja akan kembalikan laporan-Iaporan jang saja terima me-
ngenai pertanian, petemakan, kepolisian dan kehakiman, disertai 
keputusan-keputusan saja. 
122 
Tuan-tuan kepala negeri Bantam Kidui, sekianlah. Kembali-
lah tuan kerumah tuan masing-masing. Terimalah salam takzim 
saja. 
Ia membungkuk, diulurkannja tangannja kepada bupati, dan 
dituntunnja orang tua itu melalui pekarangan rumahnja, dimana 
Tine menunggu diberanda muka. 
- "Mari, Verbrugge, djangan pulang dulu, marilah, minum 
segelas Madera! Dan, ja, itu saja ingin tahu, Raden Djaksa~ 
tjoba katakan !" 
Havelaar mengatakan ini ketika semua kepala bersiap-siap 
akan pulang, sesudah banjak bungkuk membungkuk. Pun 
Verbrugge sudah akan meninggalkan pekarangan, tapi kembali 
lagi dengan djaksa. 
"Tine, aku ingin minum madera, Verbrugge djuga. Djaksa. 
tjoba katakan, apa jang anda bilang kepada Kliwon mengenai 
Max ?" 
- "Minta ampun tuan asisten residen; saja melihat kepala-
nja, karena tuan berbitjara." 
- "Persetan, apa hubungannja dengan kepalanja ? ...... Saja 
sendiri tak tabu lagi apa jang saja katakan ...... " 
- "Tuan, saja katakan kepada Kliwon ...... " 
Tine mendekat ; anak kesajangannja Max djadi pembitjaraan l 
- "Saja katakan kepada Kliwon, bahwa Sinjo anak radja 
(Sinjo berasal dari bahasa Portugis Senho, jang disini berlaku 
sebagai lucus a non lucendo 3), untuk tuan muda). 
Tine senang mendengarnja, ......... dia djuga berpendapat 
demikian! 
Dan adipati melihat kepala siketjil itu, dan sungguh. ia pun 
melihat "user-useran", jang menurut tahjul dipulau Djawa, akan 
mendjundjung mahkota. 
Karena menurut etiket djaksa tidak boleh disilahkan duduk 
sementara ada bupati, iapun pamitan, dan mereka berkumpul 
3) Lat. Kata lucus (hutan) berasal dari non lucere (tidak bersinar. 
gelap). Etimologi jang diragukan. 
123 
beberapa waktu, tanpa menjinggung sesuatu jang berhubungan 
dengan "djabatan". Tapi bupati tiba-tiba bertanja "apakah uang 
jang harus diteriroa oleh pemongut padjak, tidak bisa dibajar-
kan 7" 
- "Tidak, kata Verbrugge, tuan adipati tahu bahwa ini 
tidak boleh dilakukan, sebelum selesai pertanggungandjawabnja." 
Havelaar bermain dengan Max, tapi dia melihat djuga pada 
air muka bupati, bahwa ia tidak senang dengan djawaban Ver-
brugge itu. 
- "Djangan, Verbrugge, djanganlah kita menjusahkan orang 
Iain," katanja; dan disuruhnja panggil seorang klerk dari kan-
tor. "Kita akan membajarnja, pertanggungandjawabnja pasti 
akan disetudjui". 
Sesudah adipati berangkat, berkata Verbrugge jang senang 
sekali dengan lembaran-Iembaran negara : 
- "Tapi, tuan Havelaar, itu tidak boleh! Pertanggungan-
djawab pembantu pemungut padjak sedang diperiksa di Serang 
...... sekiranja ada kekurangan ?" 
- "Nanti saja tambahkan," kata Havelaar. 
Verbrugge tidak bisa mengerti mengapa ia begitu sabar ter-
hadap pemungut padjak. Klerk segera kembali dengan beberapa 
.surat-surat; Havelaar menandatangani, dan mengatakan bahwa 
pembajaran harus tjepat dilaksanakan. 
- "Verbrugge, saja akan katakan kepada anda mengapa 
saja lakukan itu. Bupati tidak punja sepeser pon dirumah; 
djurutulisnja mengatakan itu kepada saja...... dia sendiri me-
merlukan wang itu, dan pemungut padjak hendak memlndjami-
nja lebih dulu. Saja lebih suka atas tanggungdjawab sendiri 
melanggar suatu tatatjara dari membikin susah orang jang mem-
punjai kedudukan dan sudah tua seperti dia. Lagipula, Ver-
brugge, di Lebak orang menjalahgunakan kekuasaan setjara 
:mengerlkan ...... anda harus tahu...... tahukah anda 7" 
Verbrugge berdiam diri. 
- "Saja tahu, Havelaar melandjutkan, saja tahu ! Bukankah 
tuan Slotering meninggal bulan Nopember 7 Nah, sehari sesudah 
124 
ia meninggal, bupati mengerahkan rakjat untuk mengerdjakan 
sawahnja, tanpa bajaran. Anda seharusnja tahu, tahukah anda?" 
Verbrugge tidak tahu. 
- "Anda seharusnja tahu. Saja tahu, Havelaar melandjutkan. 
Disitu ada daftar-daftar bulanan dari distrik-distrik," - dan 
ditundjukkannja bungkusan surat-surat jan,g diterimanja dalam 
rapat - "lihatlah, saja tidak buka apa-apa; didalamnja antara 
lain ada laporan-laporan mengenai pekerdja-pekerdja rodi di-
ibukota ...... nah, apakah laporan-laporan itu benar?" 
- "Saja belum melihatnja ...... " 
- "Saja djuga belum, namun saja bertanja kepada ancla 
apakah laporan-laporan itu benar? Apakah laporan-Iaporan 
bulan jang lalu benar?" 
Verbrugge berdiam diri. 
- "Saja akan katakan kepada anda, semuanja palsu! Sebab 
jang dikerahkan untuk bekerdja pada bupati tiga kali lebih 
banjak dari jang dibolehkan menurut aturan pekerdjaan rodi. 
dan itu orang tidak berani menjebutnja dalam dartar. Benarkah 
jang saja katakan ?" 
Verbrugge tidak berkata. 
- "Djuga daftar-daftar jang saja terima tadi, palsu. kata 
Havelaar selandjutnja. Bupati miskin ; bupati-bupati Bogor. dan 
Tjiandjur adalah anggota-anggota kaumnja dan dialah jang 
mendjadi kepala kaum. Dia adalah "Adipati" dan bupati Tji-
andjur hanja "Tumenggung", namun penghasilannja tidak 
tjukup untuk bersaingan dalam hal kemewahan dengan seorang 
"demang" biasa di Priangan, jang akan menahan kendali bila 
keponakan-keponakannja naik kuda; sebabnja karena Lebak 
tidak baik untuk menanam kopi, dan karena itu tidak membe-
rikan penghasilan tambahan kepadanja. Betulkah itu ?" 
- "Ja, betul." 
- "Dia tidak punja apa-apa selain gadjinja, dan itupun 
dipotong untuk membajar pindjaman jang diberikan oleh pe. 
merintah kepadanja, ketika ia ....•. tahukah anda 1" 
- "Ja, saja tahu." 
125 
- "Ketika ia hendak menjuruh bangun mesdjid baru, jang 
memerlukan wang banjak ; ditambah lagi, banjak anggota ke-
luarganja ...... tahukah anda?" 
, - "Ja, saj!! tahu." 
- "Banjak anggota keluarganja jang sebenarnja tidak 
tinggal di Lebak, dan karena itu djuga tidak popu1er pada pen-
duduk, - mengelilinginja seperti gerombolan perampok, dan 
meminta uang kepadanja, ...... benarkah itu?" 
- "Ja, kata Verbrugge." 
- "Dan djika kasnja kosong, suatu hal jang sering terdjadi, 
mereka ambil dari penduduk apa jang mereka suka, .....• be-
tulkah itu ?" 
- "Ja, betu!." 
- "Djadi, benar keterangan-keterangan jang saja dapat, tapi 
tentang itu kita bitjara lagi nanti. Bupati jang bertambah tua 
itu, sedjak beberapa tahun in,gin berdjasa dengan memberikan 
hadiah kepada orang-orang agama; dia banjak keluar uang un-
tuk mengongkosi orang jang hendak pergi ke Mekah, dan me-
reka itu memberikan kepadanja kain-kain buruk pusaka, barang 
penangkal dan "djimat" . Bukankah begitu ?" . 
- "Ja, betu1." 
- "Nah, itulah jang mendjadikannja begitu miskin. Demang 
Parangkudjang, Raden Wira Kusuma, adalah menantunja. Bu-
pati sendiri malu mengambil apa-apa karena kedudukannja, tapi 
demang itulah, - dan bukan dia sendiri - jang berkuasa di-
rumah adipati dan meminta wang dan harta benda dari pen-
duduk jang miskin, menarik mereka dari sawahnja sendiri un-
tuk mengerdjakan sawah bupati; dan bupati ...... saja pertjaja 
bahwa ia ingin lain, tapi karena keadaan ia terpaksa mem per-
gunakan tjara-tjara demikian. Tidak benarkah semua itu, Ver-
brugge ?" 
- "Benar, benar," kata Verbrugge, jang tambah lama tam-
bah jakin, bahwa Havelaar mempunjai pandangan jang tadjam. 
- "Saja tahu, bahwa ia tidak punja uang dirumah. Tadi pagi 
anda sudah mendengar, bahwa saja bermaksud melakukan ke-
126 
wadjiban saja. Saja tidak akan biarkan berlaku ketidakadilan, 
demi Tuhan, saja tidak akan biarkan !" Dan iapun berdiri, dan 
dalam suaranja ada sesuatu jang lain sama sekali dari sehari 
sebelumnja, ketika ia mengangkat sumpah dengan resmi. 
- "Tapi, ia melandjutkan, saja akan melakukan kewadjiban 
saja dengan lemab lembut. Saja tidak mau mengetabui dengan 
teliti apa jang telah terdjadi. Tapi apa jang terdjadi sedjak 
hari ini, adalah tanggungdjawab saja; itu akan saja urus. Saja 
harap saja akan lama tinggal disini. Tabukah anda, Verbrugge, 
babwa panggilan hidup kita indab sekali ? Tapi, tabukah pula 
anda, babwa segala jang saja tjeritakan tadi itu, seharusnja 
saja dengar dari anda? Saja tidak ken al anda, seperti djuga 
saja tidak tabu siapa jang membuat garam gelap di Pantai Se-
latan; anda seorang jang haik, saja tabu, tapi mengapa anda 
tidak mengatakan kepada saja, bahwa disini terdjadi banjak 
hal-hal jang tidak benar? Anda dua bulan lamanja mendjadi 
wakil asisten residen, lagipula sudah lama djadi konteUr disini, 
djadi anda seharusnja tahu." 
- "Tuan Havelaar, saja belum pernah bekerdja dibawah 
orang seperti anda, ...... anda istimewa sekali, maafkanlab saja." 
- "Tentu, tentu; saja tahu bahwa saja tidak seperti orang 
lain ...... tapi apa hubungannja dengan persoalan?" 
- "Soalnja ialab, babwa anda datang dengan pengertian-
pengertian dan pikiran-pikiran jang dulu tidak ada." 
- "Bukan, pikiran-pikiran itu ada, tapi terlelap dibawab 
kebiasaan resmi-resmian jang djahanam, dengan gaja "dengan 
hormat saja memberitahukan ...... " dan ungkapan perasaan 
"demi menjukakan pemerintah." Tidak, Verbrugge, djanganlah 
anda mengumpat diri sendiri. Anda tidak perlu beladjar apa-
apa dari saja ...... misalnja pagi tadi, disebah, apakah saja 
mentjeritakan sesuatu jang baru kepada anda 1" 
- "Tidak, sesuatu jang baru tidak...... tapi anda hitjara 
lain dari orang lain." 
- "Ja, itu karena pendidikan saja terbengkalai ...... saja bi-
tjara tidak karuan. Tapi tjoba katakan kepada saja, mengapa 
127 
anda diam sadja melihat segala kesalahan di Lebak?" 
- "Saja tidak pemah melihat adanja inisiatif ...... lagipula, 
semua itu sedjak dahulu sudah begitu didaerah ini." 
- "Ja, ja, saja tahu ...... tidak semua orang bisa djadi nabi, 
atau rasul...... kaju akan mendjadi mahal karena menjalib 
mereka. Tapi bukankah anda mau membantu saja meluruskan 
semua itu, anda mau melakukan kewadjiban anda, bukan ?" 
- "Tentu! Terutama dengan anda. Tapi tidak semua orang 
akan menuntut pelaksanaan jang keras, atau menilainja tinggi, 
dan kitapun dengan mudah djadi seperti orang jang berkelahi 
dengan kintjir angin." 
- "Tidak, djika demikian orang jang menjukai ketidakadi-
lan, karena mereka hidup daripadanja, akan mengatakan bahwa 
tidak ada ketidakadilan, supaja mereka bisa mengedjek anda 
sebagai Don Kisot, dan sekaligus tetap memutar kintjir anginnja. 
Tapi Verbrugge, anda tidak pedu menunggu saja untuk melaku-
kan kewadjiban anda. Tuan Slotering seorang jang pandai dan 
djudjur; dia tahu apa jang terdjadi, dia tidak membenarkan, 
dan menentangnja. Lihatlah disini !" 
Havelaar mengambil dua lembar kertas dari sebuah portepel, 
dan sambil mempedihatkannja kepada Verbrugge, ia bertanja: 
- "Tulisan siapa ini ?" 
- "Tulisan tuan Slotering ....... " 
- "Betul. Nah, ini konsep nota-nota jang rupanja mengenai 
hal-hal jang hendak dibitjarakannja dengan residen. Batjalah: 
,,1. Tentang penanaman padi. 2. Tentang rumah kepala-kepala 
desa. 3. Tentang pemungutan padjak tanah, dan sebagainja". 
Dibelakangnja terpatjak dua tanda seru ; apa maksud tuan Slo-
tering ?" 
- "Saja tidak tabu," kata Verbrugge. 
- "Saja tahu. Itu artinja bahwa djauh lebih banjak padjak 
tanah jang dibajar, dari jang masuk kas negeri. Tapi sekarang 
saja akan tundjukkan apa jang kita ketahui berdua karena di-
tulis dengan huruf dan bukan dengan tanda-tanda. Ini: 
12. Tentang penjalahgunaan penduduk oleh bupati-bupati 
128 
dan kepala-kepala bawahan. (Tentang memiliki beberapa 
rumah atas kerugian penduduk), dan seterusnja". 
Djelas ? Anda libat, bahwa tuan Slotering adalah orang jang 
pandai mengambil inisiatif,' djadi, anda sebenamja bisa beker-
djasama dengan beliau. Dengar: 
15. Bahwa banjak anggota keluarga, dan pesuruh-pesuruh 
kepala bumiputera jang tertjatat daJam daftar pembajaran 
gadji, tapi sebenarnja tidak turut bekerdja " sehingga mereka 
mendapat untung, atas kerugian orang-orang jang sungguh 
bekerdja. Pun mereka dibiarkan memiliki setjara tidak sak 
sawah-sawah, sedangkan jang boleh memilikinja hanjalah 
orang-orang jang turut menanaminja." 
Disini ada satu nota lagi, ditulis dengan potlot. Lihatlah, di-
situ pun djelas sekali dikatakan : 
Kemunduran rakjat Parangkudjang hanja disebabkan karena 
penduduk disalahgunakan setjara keterlaluan". 
Apa kata anda ? Bukankah saja tidak begitu eksentrik, seperti 
kesan orang, djika saja mempermasalahkan keadilan, dan bukan-
kah orang lain pun melakukan itu ?" 
- "Benar, kata Verbrugge, tuan Slotering sering membitjara-
kan hal ini dengan residen." 
- "Lalu apa jang terdjadi kemudian ?" 
- "Bupatipun dipanggil ...... lalu diadakan pembitjaraan ... " 
- "Ja! Dan kemudian ?" 
- "Biasanja bupati menjangkal segalanja. Lalu dipanggil 
saksi-saksi ...... tidak ada jang berani melawan bupati dalam 
kesaksiannja ...... tuan Havelaar, soalnja sukar sekali !" 
Sebelum pembatja selesai membatja buku ini, ia akan tahu, 
sama seperti djuga Verbrugge tabu, mengapa soalnja sukar sekali. 
- "Tuan Slotering marah sekali tentang itu; kontelir me-
landjutkan, ia menulis surat jang bemada tadjam kepada kepala-
kepala ...... " 
- "Saja telah membatjanja tadi malam," kata Havelaar. 
- "Dan sering saja dengar dia berkata, kalau tidak ada pe-
robahan, dan kalau residen tidak mengambil tindakan jang te-
129 
gas, ia akan langsung berhubungan dengan gubernur djenderal. 
Dan itu dikatakannja djuga kepada kepala-kepala pada sebah 
jang terachir, jang dia sendiri mengetuainja." 
- "Hu satu perbuatan jang tidak benar, sebab residen ada-
lah sepnja jang tidak boleh dia langkahi, dan mengapa pula dia 
akan melangkahinja? Tidak mungkin bahwa residen Bantam 
akan membenarkan ketidakadilan dan kesewenang-wenangan, 
bukan ?" 
- "Membenarkan ...... tidak, tapi dia tidak mau menggugat 
seorang kepala ...... " 
- "Saja tidak suka menggugat siapapun djuga; tapi kalau 
harus, biar dia kepala tentu saja gugat. Tapi sjukurlah, disini 
kita belum perlu menggugat. Besok saja akan berkundjung ke-
pada bupati. Saja akan mengatakan kepadanja tidak baik me-
njalahgunakan kekuasaan, terutama mengenai hak milik orang 
miskin. Tapi sementara menunggu sampai segalanja beres, saja 
akan menolongnja sebisa-bisanja dalam kesukarannja. Itulah 
sebabnja saja segera memerintahkan kepada pemungut padjak 
untuk membajarkan wang itu. Pun saja bermaksud memadju-
kan permohonan kepada pemerintah untuk menghapuskan hu-
tang persekotnja. Dan kepada anda, Verbrugge, saja andjurkan 
melakukan kewadjiban kita dengan tjermat, sebisa-bisanja de-
ngan lemah lembut, tapi kalau terpaksa, tanpa perasaan takut. 
Anda seorang jang djudjur, saja tahu, tapi anda segan-segan. 
Mulai sekarang katakanlah terus terang apa jang harus dikata-
kan ......... advienne que poura 4) .•.••••.• lemparkan sifat sete-
ngah-setengah itu djauh-djauh ...... dan sekarang, djanganlah 
pergi dulu, makan dirumah kami, kami ada kol kembang da-
lam kaleng ...... tapi kita makan sederhana sadja, sebab saja 
harus berhemat sekali ...... mari, Max!" 
Dan dengan Max diatas bahunja, mereka masuk kedalam se-
rambi, dimana Tine sudah menunggu mereka dengan makanan 
dimedja, jang seperti kata Havelaar, memang sangat sederhana. 
4) Apapun jang akan terdjadi. 
130 
Duclari jang menjusul Verbrugge untuk menanjakan apakah ia 
tidak pulang makan siang, djuga ditahan makan, dan djika 
anda menghendaki pergantian suasana dalam tjerita saja, sila-
kanIah membatja bab berikut, dimana saja akan mentjeritakan 
apa jang dibitjarakan dalam perdjamuan itu. 
131 
Bab IX 
Saja ingin mengetahui saudara pembatja, berapa lama saja da-
pat membiarkan pahlawan srikandi saja melajang diudara, sebe-
lum anda, sementara saja melukiskan sebuah istana, meletak-
kan buku saja dengan djemu, tanpa menunggu srikandi itu 
djatuh diatas tanah. Djika saja didalam tjerita saja, memerlukan 
lontjatan diudara demikian, untuk amannja saja masih akan 
memilih tingkat pertama sebagai point de départ 1), dan sebuah 
istana jang tidak banjak jang akan ditjeritakan. Tapi djangan 
kuatir, mmah Havelaar tidak bertingkat, dan srikandi buku sa-
ja, - Tine jang "ansprüchlose" jang manis, jang setia, se-
orang srikandi! - tidak pernah melontjat dari djendela. 
Ketika saja menjudahi bab sebelum ini dengan berdjandji 
akan memberikan pergantian suasana dalam bab berikut, sebe-
narnja hal itu hanja merupakan suatu siasat seni pidato, dan 
untuk membuat suatu pengachiran jang "tjotjok", bukan karena 
saja sungguh-sungguh beranggapan bahwa bab berikutnja hanja 
mempunjai nilai "untuk pergantian suasana". Seorang pengarang 
bersifat riah seperti ...... lelaki. Anda boleh mendjelek-djelek-
kan ibunja, atau warna rambutnja, anda boleh mengatakan bah-
wa ia mempunjai aksen Amsterdam, suatu hal jang tidak pernah 
dibenarkan oleh orang Amsterdam, mungkin ia akan memaafkan 
semua itu; tapi djangan sekali-kali menjinggung bagian luar 
dari bagian seketjil-ketjilnjapun dari sesuatu jang berada di-
1) Titik permulaan. 
2) Rendah hati, tanpa pretensi. 
132 
samping tulisannja, ...... sebab itu tidak dapat dimaafkannja. 
Djadi, djika anda menganggap buku saja tidak bagus, dan anda 
bertemu saja, buatlah seolah-olah kita tidak saling kenal. 
Tidak, pun djuga suatu bab "untuk pergantian suasana", me-
nurut saja, dilihat dari kat ja pembesar keriahan saja sebagai 
pengarang sangat penting dan tidak boleh dihilangkan, dan dji-
ka anda melampauinja, dan kemudian anda tidak senang de-
ngan buku saja seperti semestinja, saja tidak ragu-ragu untuk 
mengatakan bahwa anda tidak dapat menghargai buku saja, 
djustru karena anda tidak membatja bagian jang. dilampaui itu, 
sebab anda tidak membatja bagiannja jang "esensiil". Maka 
tiap bab jang anda lewati dengan kesemberonoan seorang pem-
bat ja jang tidak· bisa dimaafkan, akan saja anggap "esensiil", 
- sebab saja seorang lelaki dan pengarang. 
Saja dapat membajangkan isteri anda bertanja: "Apakah ada 
sesuatu jang baik "pada" buku itu?" dan misalnja anda men-
djawab - ho"ibile auditu 3) bagi saja, - dengan kelimpahan 
kata-kata jang kita temukan pada laki-Iaki jang sudah kawin: 
- "Hm...... anu ...... saja belum tahu." 
Nah, orang utan, batjalah terus, segera akan anda bat ja jang 
penting. Dan dengan bibir gemetar saja memandang anda, dan 
mengira-ngira berapa halaman sudah jang anda bat ja ...... dan 
saja mentjari-tjari pada wadjah anda pantulan dari bab "jang 
begitu bagus" itu ...... "Tidak, kata saja, dia belum sampai di-
situ, ...... sebentar lagi dia akan melompat,...... dengan ter-
pesona memeluk sesuatu, ...... mungkin isterinja ...... " 
Tapi anda membatja terus ; "bah jang bagus" itu sudah lewat, 
saja kira ...... tapi anda tidak melompat, dan tidak memeluk 
apa-apa ..... . 
Dan semakin tipis djumlah halaman jang belum anda batik, 
...... dan semakin sedikit harapan saja atas pelukan itu ..... . 
ja sungguh, saja malahan mengharapkan setetes air mata ! 
Dan anda bat ja roman itu sampai hahis, sampai "mereka 
3) Tidak enak untuk mendengarkan. 
1.33 
saling bertemu", dan anda berkata sambil menguap, - ini 
adalah pertanda lain lagi dari kefasihan dalam hidup perka-
winan, -
- "Jah, ...... jah ...... inilah buku jang ...... ja, orang ba-
njak sekali menulis sekarang ini!" 
Tapi, tidakkah anda tahu, setan, harimau, orang Eropah, 
pembatja ! tidakkah anda tahu, bahwa anda sedjam lamanja 
menggigit-gigit djiwa saja seperti menggigit pentjungkil gigi; 
memamah-mamah dan mengunjah-ngunjah daging dan tulang 
kaum anda ...... ? Pemakan manusia, didalamnja ada djiwa saja, 
jang anda telah kunjah seperti mengunjah rumput jang masuk 
perut anda...... Itulah djantung saja, jang telah anda telan 
sebagai djuadah,...... sebab didalam buku itu telah saja tju-
rahkan hati saja dan djiwa saja, dan banjak air mata djatuh 
diatas naskah itu, dan darah saja surut dari urat nadi saja, 
sementara saja menulis, dan saja berikan itu semua kepada anda, 
dan anda membelinja dengan beberapa kelip...... dan anda 
berkata "Hm !" ...... 
Saudara pembatja tentu mengerti bahwa saja disini tidak bi-
tjara tentang buku saja. 
Sehingga saja hanja hendak mengatakan, seperti Abraham 
Blankaart 4) mengatakan ..... . 
- "Siapa itu, Abraham Blankaart ?" tanja Louise Rosemeijer, 
dan Frits mendjelaskannja, hal mana menjenangkan bagi saja, 
sebab saja mendapat kesempatan untuk berdiri, dan menjudahi 
pembatjaan untuk malam itu. Anda tahu bahwa saja makelar 
kopi, (Lauriergracht No. 37) dan bahwa saja mempertaruhkan 
segala-galanja untuk vak saja ; djadi, anda bisa mengerti bahwa 
saja tidak begitu puas dengan pekerdjaan Stern. Saja mengha-
rapkan kopi, dan dia memberi kami ...... ' ja, entah apa. 
Tiga kali malam pertemuan dia membatjakan kepada kami 
sepuluh bab terachir, dan tjelakanja, keluarga Rosemeijer me-
4) Tokoh roman Belanda abad ke-18, "Sara Burgerhart". 
134 
nganggapnja bagus. Kalau saja mentjela sesuatu, ia mengemu-
kakan pendapat Louise. "Pudjiannja, katanja, baginja lebih 
penting dari segala kopi diseluruh dunia, dan lagi, kalau hati 
saja membara, dan seterusnja. (Lihat tirade dihalaman sekian, 
atau lebih baik, tak usah lihat). Saja djadi melongo, dan saja 
tidak tahu apa jang harus saja lakukan! Bungkusan Sjaalman 
itu sungguh-sungguh seperti kuda Troja 5); Frits pun mendjadi 
rusak. Saja lihat dia menolong Stern, sebab Abraham Blankaart 
terlalu Belanda bagi seorang Djerman. Keduanja begitu sombong, 
sehingga saja sungguh-sungguh djadi tidak tahu apa jang harus 
saja lakukan dengan perusahaan. Malangnja saja telah mengada-
kan perdjandjian dengan Gaafzuiger untuk menerbitkan buku 
tentang pelelangan kopi. Seluruh negeri Belanda menunggu, dan 
Stern mengambil djalan lain sama sekali. Kemaren dia berkata : 
"Djangan kuatir, semua djalan menudju ke Roma, tunggulah 
duiu penutup kata pendahuluan....... (apakah semua itu baru 
kata pendahuluan ?)" saja berdjandji bahwa soalnja akan tiba 
kepada kopi, kopi dan tidak Iain dari kopi. Ingatlah kepada 
Horatius, ia melandjutkan, bukankah dia pun telah mengatakan : 
"omne tuUt punctum, qui miscuit" 6), ...... kopi dengan sesuatu 
jang lain ? Bukankah anda pun melakukan jang demikian, djika 
anda menaruh gula dan susu didalam tjangkir?" 
Dan sajapun harus berdiam diri: bukan karena ia benar, tapi 
brena saja berkewadjiban kepada firma (Last & Co) untuk 
mendjaga supaja Stern senior djangan lari kepada Busselinek & 
Waterman, jang akan meiajaninja tidak baik, karena mereka 
5) Mengingatkan peristiwa bersedjarah penghantjuran kota Troja di 
Asia-Ketjil oleh orang Junani. Orang Junani membuat kudà dari 
kaju dan menjembunjikan didalamnja beberapa orang pradjurit. 
Orang Troja menjeret kuda itu kedalam kotanja. Rat ini berarti 
keruntuhan mereka: malam hari pradjurit Junani keluar dari kuda 
itu; mereka membuka gerbang kota dan masuklah tentara Junani. 
- Dengan lain perkataan : dengan tidak sengadja menjebabkan ke-
runtuhan sendiri. 
6) Lat. Barangsiapa menggabungkan jang berguna dengan jang menje-
nangkan, mendapat pudjian setinggi langit. 
135 
itu tjeroboh. 
Kepada anda, saudara pembatja, saja tjurahkan hati saja, dan 
supaja anda, sesudah membatja tulisan Stem, - apakah anda 
sungguh telah membatjanja ? - supaja anda djangan melim-
pahkan kemarahan anda kepada orang jang tidak bersalah, -
sebab siapakah jang mau memakai makelar jang mengatakan 
bahwa ia pemakan orang? - saja ingin supaja anda jakin saja 
tidak bersalah. Saja kan tidak bisa mengeluarkan Stem dari 
firma dalam buku saja, sebab setiap Louise Rosemeijer keluar 
dari geredja, (rupanja pemuda-pemuda itu selalu menunggunja), 
ia meminta supaja Stem malam itu datang lebih tjepat, supaja 
bisa lebih banjak membatjakan tjerita tentang Max dan Tine. 
Tapi karena anda telah membeli atau memindjam buku itu 
dengan pembajaran, tertarik kepada djudulnja jang mendjandji-
kan sesuatu jang baik, saja akui hak anda untuk me!1dapatkan 
sesuatu jang baik untuk uang anda, dan karena itu saja tulis 
pula beberapa bab. Anda tidak turut dalam pertemuan dirumah 
keluarga Rosemeijer, saudara pembatja, djadi anda lebih ber-
bahagia dari saja, jang hams mendengarkan segalanja. Anda 
bisa sadja melampaui bab-bab jang bersemangat Djerman, dan 
hanja membatja apa jang saja tulis, saja, orang jang penting, 
dan makelar kopi. 
Dengan heran saja mengetahui dari tulisan Stem, dan dari 
bungkusan Sjaalman ia membuktikan bahwa itu memang benar; 
bahwa didaerah Lebak tidak ditanam kopi. ltu suatu kesalahan 
besar dan saja akan bersenang hati djika pemerintah oleh buku 
saja menjadari kesalahan itu. Dari dokumen-dokumen Sjaalman 
temjata, bahwa tanah didaerah itu tidak baik untuk menanam 
kopi, tapi ini bukan sekali-kali suatu alasan untuk memaafkan, 
dan saja berpendapat bahwa disini orang telah melakukan kesa-
lahan besar melalaikan kewadjibannja terhadap negeri Belanda 
pada umumnja, dan terhadap makelar kopi pada chususnja, ja, 
terhadap orang Djawa sendiri ; mengapa tanah itu tidak dirobah, 
(orang Djawa toh tidak punja pekerdjaan lain), atau kalau me-
reka merasa tidak dapat merobahnja, mengapa tidak dikirim 
136 
orang-orang jang tinggal disana kedaerah-daerah lain, dimana 
tanah baik untuk ditanami kopi ? 
Saja tidak pemah mengatakan sesuatu jang tidak saja per-
timbangkan betul-betul, dan saja berani mengatakan bahwa saja 
disini berbitjara sebagai orang jang tahu persoalan, sebab me-
ngenai hal ini saja telah berpikir masak-masak, sedjak men-
dengar chotbah pendeta Wawelaar 7) waktu sembahjang men-
doakan supaja orang-orang tidak beragama terbuka hatinja un-
tuk memeluk agama. 
Terdjadinja hari Rebo malam. Anda harus tahu, saja selalu me-
lakukan kewadjiban saja sebagai ajah dengan tjermat, dan saja 
sangat memperhatikan pendidikan kesusilaan anak-anak saja -
Sudah beberapa waktu Prits berobah sikapnja, nada dan tingkah 
lakunja tidak saja senangi (itu semua pengaruh bungkusan dja-
hanam itu), karena itu saja marahi dia dan saja katakan: "Prits, 
tingkah laku anda tidak saja senangi; saja selalu mengadjarkan 
jang baik, tapi anda menjimpang dari djalan jang baik; anda 
sombong dan brengsek, anda membuat sadjak-sadjak, dan men-
tjium Bethsy Rosemeijer. Takwa kepada Tuhan ialah sumber 
segala kearifan, djadi, anda tidak boleh mentjium keluarga Ro-
semeijer, dan anda tidak boleh begitu sombong. Ketjabulan 
membawa keruntuhan, batjalah dalam Alkitab, dan tjoba per-
hatikan Sjaalman. Dia tel ah meninggalkan djalan Tuhan, seka-
rang ia miskin dan tinggal dikamar jang ketjil, itulah akibat 
ketjabulan dan tabiat jang buruk; dia menulis karangan-kara-
ngan jang tidak benar dalam Indépendance dan dia mendjatuh-
kan Aglaïa, begitulah djadinja kalau orang menganggap dirinja 
arif; sekarang ia tidak tahu djam berapa hari, dan anaknja se-
paroh telandjang. Ingatlah bahwa tubuh anda adalah kuil Tuhan, 
dan bahwa ajah anda selalu harus bekerdja keras untuk men-
tjari nafkah (itu memang benar). Mintalah petundjuk kepada 
Tuhan, dan tjobalah berusaha mendjadi seorang makelar jang 
7) Dari kata kerdja "wawelen" = bitjara bodoh dan mendjemukan. 
mentjeloteh. Wawelaar = Tukang Tjeloteh. Lihat Pendahuluan. 
137 
baik, djika saja pergi ke Driebergen. Dan perhatikanlah orang-
orang jang tidak mau mendengarkan nasehat jang baik, orang 
jang mengindjak-indjak agama dan kesusilaan, dan bertjerminlah 
kepada mereka itu. Dan djangan anda samakan diri anda de-
ngan Stern, jang ajahnja kaj a, dan karena itu selalu punja wang 
banjak, sekalipun ia tidak mau djadi makelar. Ingatlah bahwa 
segala kedjahatan akan mendapat hukuman, lihatlah Sjaalman, 
jang tidak punja djas musÏm dingin, dan tampangnja seperti 
pemain komedi. Pasanglah kuping baik-baik dalam geredja, dan 
djangan duduk gelisah dibangku anda, seolah-olah anda djemu ; 
dan djangan menunggu gadis-gadis kalau geredja sudah usai, 
nanti hHang pahala ibadat. Dan djangan pula membuat Marie 
tertawa, djika saja membatja dari Alkitab waktu sarapan ; semua 
itu tidak pantas dalam rumah tangga jang baik. Pun anda 
menggambar boneka dikertas penanda halaman kepunjaan Bas-
tiaans, ketika ia tidak masuk lagi, karena selalu sakit ent jok, -
itu mengganggu orang sedang bekerdja dikantor, dan didalam 
Kitab Indjil dikatakan bahwa kebodohan-kebodohan demikian 
membawa kepada keruntuhan. Si Sjaalman pun melakukan jang 
demikian waktu masih ketjH; sebagai anak-anak ia memukul 
seorang Junani di Pasar Barat, sekarang ia malas, sombong dan 
penjakitan. Djadi djanganlah selalu berkelakar dengan Stem, 
ajahnja kaja, berbuatlah pura-pura tidak melihatnja, kalau ia 
menjeringai-njeringai kepada pemegang buku; dan djika ia diluar 
kantor sibuk membuat sadjak, katakan kepadanja lebih baik ia 
menulis kepada ajahnja, mengatakan bahwa ia senang pada kita, 
dan bahwa Marie menjulam selop untuknja. Tanjakan kepadanja 
sambil Ialu apakah menurut pikirannja ajahnja akan beralih 
kepada Busselinek & Waterman, dan katakan kepadanja bahwa 
mereka itu sembrono. Nah, dengan tjara demikianlah anda mem-
bawanja kedjalan jang benar, itulah kewadjiban kita kepada 
sesama manusia, dan pekerdjaan membuat sadjak-sadjak itu 
nonsen belaka. Berbuat saleh dan patuhlah, Frits, dan djangan 
tarik rok pelajan, kalau ia membawa teh kekantor, dan ingatlah 
bahwa Jesus mati disalib demi keselamatan anda, dan djangan-
138 
lah bikin malu saja, sebab nanti dia djatuh ; Paulus mengatakan 
seorang anak sama sekali tidak boleh membikin sedih ajahnja. 
Saja sudah duapuluh tahun mengundjungi bursa, dan berani 
mengatakan bahwa saja dihormati dipilar8) saja. Djadi, dengar-
kanlah nasehat-nasehat saja, Prits, dan ambillah topi anda, dan 
pakailah djas anda, dan marilah ikut sembahjang, itu baik bagi 
anda." 
Demikianlah saja berbitjara dan saja jakin, bahwa perkataan 
saja berkesan kepadanja, terutama karena pendeta Wawelaar 
mengambil sebagai pokok pembitjaraan: Kasih Tuhan ternjata 
dari murkaNja terhadap orang-orang kafir 9). 
Selama mendengarkan chotbahnja saja senantiasa berpikir 
alangkah beda kebidjaksanaan manusia dan kebidjaksanaan Tu-
han. Saja sudah katakan bahwa didalam bungkusan Sjaalman 
itu, diantara barang-barang rombengan itu, banjak djuga jang 
baik tutur bahasanja, tapi alangkah ketjil artinja djika diban-
dingkan dengan bahasa pendeta Wawelaar. Dan bukan karena 
kemampuannja sendiri, sebab saja kenal Wawelaar, dan saja 
anggap dia manusia biasa; tidak, dia mendapat tenaga dari 
sorga. Perbedaan itu tambah djelas karena banjak hal-hal jang 
dibitjarakannja jang djuga dibitjarakan oleh Sjaalman, sebab 
anda lihat bahwa didalam bungkusannja banjak jang mengenai 
orang Djawa dan orang-orang kafir lainnja. (Prits mengatakan 
bahwa orang Djawa bukan kafir, tapi saja menjebut tiap orang 
jang berpegang pada agama jang salah, seorang kafir). 
Saja akan kemukakan disini beberapa keping dari chotbahnja, 
jang sangat menarik, sebab dari pidato Wawelaarlah saja me-
metik pendapat bahwa penghentian peraturan penanaman kopi 
di Lebak tidak sah, hal ini akan saja bitjarakan nanti, lagipula 
sebagai orang jang djudjur saja tidak mau pembatja tidak akan 
menerima apa-apa untuk wang jang dikeluarkannja. 
8) Seorang makelar mempunjai tempat jang tetap pada salab sebuah 
pilar atau tiang jang banjak didalam gedung bursa. 
11) Lihat kitab Samuel XV: 33b. 
139 
Wawelaar dengan singkat membuktikan ketjintaan Tuhan 
dari kata-kata jang dikutipnja dari Kitab Indjil, dan segera 
membitjarakan hal jang penting disini, jakni menasranikan 
orang-orang Djawa, Melaju dan entah apa lagi namanja bangsa-
bangsa itu. 
"Demikianlah para Kekasihku, panggilan tugas kaum Israil 
jang mulla, (maksudnja membinasakan penduduk Kanaan), dan 
demikian pula panggilan tugas negeri Belanda! Tidak, orang 
tidak akan mengatakan bahwa terang jang menjinari kita, kita 
tutup dengan takaran gandum, bahwa kita pelit dalam memba-
gikan rezeki kehidupan jang kekal. Pandanglah pulau-pulau 
di Samudera Hindia, jang didiami oleh berdjuta-djuta tjutju 
dari putera nabi Nuh jang dibuang, dan memang sepantasnja 
dia dibuang - sedangkan nabi Nuh jang mulia itw berkenan 
kepada Tuhan. Disana mereka itu merajap dalam lubang-Iubang 
ular jang baunja mendjidjikkan, sarang-sarang kebodohan orang 
kafir, disana mereka itu menundukkan kepalanja jang berambut 
keriting dibawah gandaran pendeta-pendeta jang hanja ingat 
kepentingan sendiri. Disana mereka itu menjembah Tuhan sam-
bil memanggil nabi jang palsu, suatu kedjidjikan dimata Tuhan ; 
dan, para Kekasih, seolah-olah tidak tjukup tunduk kepada 
seorang nabi jang palsu, malahan ada jang menjembah Tuhan 
jang lain, menjembah tuhan-tuhan, jang terbuat dari kaju atau 
batu jang mereka bikin sendiri, menurut gambaran dirinja, 
hitam, mendjidjikan dengan hidung pesek, dan laksana setan. 
Ja, para kekasih, hampir-hampir saja tidak dapat meneruskan 
karena air mata mendesak, lebih parah lagi keruntuhan achlak 
keturunan Cham 10). Diantara mereka ada jang tidak mengenal 
Tuhan, dengan nama apapun djuga, jang mengira tjukuplah 
mematuhi hukum-hukum pergaulan umum; jang menganggap 
lagu panen jang menjatakan kegembiraan mereka karena peker-
10) Putera nabi Nuh, jang menurut kitab Indjil memperolok-olokkan 
ajahnja. Ia digambarkan oleh Wawelaar sebagai mojang "orang 
jang tidak beriman", jakni orang bukan Kristen. 
140 
djaannja berhasil, tjukup sebagai terima kasih kepada Jang 
Mahautama jang mendjadikan panen itu; disana ada orang-
orang jang tersesat, para Kekasih, jang mengira tjukuplah men-
tjintai anak dan isteri, dan tidak mengambil dari sesamanja apa 
jang bukan kepunjaannja, dan malam hari membaringkan diri 
dengan tenang untuk tidur! Tidakkah anda ngeri mengingat 
tamasja itu, tidakkah hati anda remuk memikirkan bagaimana 
djadinja orang-orang jang dungu itu, apabila sangkakala ber-
bunji membangkitkan orang-orang jang mati untuk memisahkan 
jang henar dari jang tidak henar? Tidakkah anda dengar, ja, 
anda dengar, sebab dari kata-kata Alkitab jang dibatjakan itu, 
anda melihat bahwa Tuhan anda adalah Tuhan jang mahakuasa, 
dan Tuhan jang memberi p€mbalasan dengan adil, ja, anda 
dengar tulang-tulang herderak-derak dan njala api mendedas 
didalam Gehenna 11) jang abadi, penuh tangisan dan gertapan 
gigi, - disana, disanalah mereka dibakar, tapi tidak binasa, 
sebab hukumannja untuk selama-Iamanja; - disana njala api 
mendjilat dengan lidahnja jang tidak puas-puasnja orang-orang 
kafir jang mendjerit-djerit ; - disana tjatjing-tjatjing tidak me-
ngenal mati, tjatjing-tjatjing jang terus menerus menggeragoti 
hati mereka, tanpa membinasakannja, supaja selalu ada sadja 
hati jang dapat digeragoti didalam dada orang jang lupa kepada 
Tuhan. Lihatlah bagaimana anak jang tidak dibaptis itu dikuliti, 
dikeluarkan kulitnja jang hitam, anak jang begitu lahir, direng-
gutkan dari tetek ibunja, dilontarkan kedalam kubangan neraka 
dimana ia disiksa untuk selama-Iamanja ...... " 
Seorang perempuan djatuh pingsan. 
"Tapi, para Kekasih, Pendeta Wawelaar meneruskan, Tuhan 
adalah Tuhan tjinta kasih. Ia tidak mau orang berdosa djadi 
binasa, tapi supaja ia bahagia dengan anugerah, didalam Krlstus, 
oleh kepertjajaan ! Karena itulah negeri Belanda terpilih untuk 
menjelamatkan apa-apa jang dapat diselamatkan dari orang-
orang jang tjelaka itu. Untuk itu Ia, dalam KebidjaksanaanNja 
11) Neraka. 
141 
jang tidak dapat diduga, memberikan kekuasaan kepada sebuah 
negeri jang ketjil, tapi besar dan kuat karena pengetahuannja 
akan Tuhan, untuk menguasai penduduk daerah-daerah itu, su-
paja mereka dapat diselamatkan dari azab neraka oleh Jndjil 
jang sutji dan mulla. Kapal-kapal negeri Belanda melajari samu-
dera Iuas, dan membawaperadaban, agama, kekristenan, ke-
pada orang Djawa jang tersesat. 
Tidak, negeri Belanda jang bahagia, tidak menginginkan ke-
bahagiaan untuk dirinja sendiri; kita djuga ingin membaginja 
kepada orang-orang jang tjelaka dipantai-pantai jang djauh, 
orang-orang jang terbelenggu dalam ketidakpertjajaan, tahjul 
dan ketjabulan. Dalam bagian chotbah saja jang ketudjuh saja 
akan membitjarakan kewadjiban-kewadjiban kita dalam hal ini." 
Sebab bagian chotbah sebelumnJa adalah jang keenam. Ke-
wadjiban-kewadjiban jang harus dipenuhi terhadap orang-orang 
kafir jang malang itu, antara lain disebut: 
"1. Memberikan sumbangan-sumbangan jang besar berupa 
uang kepada perkumpulan zending. 
"2. Menjokong perkumpulan-perkumpulan Alkitab, supaja 
sanggup membagi-bagikan Indjil dipulau Djawa. 
"3. Mengadakan "Kebaktian-kebaktian" di Harderwijk untuk 
keperluan persediaan tentera djadjahan. 
"4. Menullskan chotbah-chotbah dan njanjian keagamaan 
jang tjotjok untuk dibatjakan dan dinjanjikan oleh sol-
dadu-soldadu dan matros-matros kepada orang Djawa. 
"5. Mendirikan sebuah perkumpulan orang-orang berpenga-
ruh jang tugas kewadjibannja ialah memohon kepada 
seri baginda radja: 
142 
a) supaja hanja mengangkat gubemur-gubemur, opsir-
opsir dan pegawai-pegawai jang dapat dianggap teguh 
memegang agamanja jang benar. 
b) supaja mengizinkan orang Djawa mengundjungi tang-
si-tangsi dan djuga kapal-kapal perang dan kapal-kapal 
niaga jang berlabuh dipelabuhan-pelabuhan, agar mereka 
dapat bergaul dengan soldadu-soldadu dan matros-matros 
dan dengan demikian dapat dididik untuk masuk keda-
lam Keradjaan Allah. 
c) melarang mendjual kitab-kitab Indjil atau risalat ke-
agamaan dirumah-rumah minuman keras. 
ti) memasukkan kedalam sjarat-sjarat untuk mempak 
madat dipulau Djawa, ketentuan bahwa dalam tiap rumah 
madat disediakan sedjumlah kitab Indjil, sebanding de-
ngan djumlah orang jang mungkin akan mengundjungi 
rumah demikian; dan pemilik rumah pak harus berdjan-
dji tidak akan mendjual madat kepada orang jang tidak 
mau sekaligus membeli pula risalat keagamaan. 
e} memerintahkan supaja orang Djawa dibimbing kepa-
da Tuhan dengan bekerdja.. 
"6. Memberikan sumbangan-sumbangan jang besar kepada 
perkumpulan-perkumpulan zending." 
Saja tahu bahwa isi angka enam ini sudah saja sebut pada 
angka satu, tapi dia mengulanginja, dan kelebihan sematjam itu 
saja rasa tidak mengherankan kalau diingat betapa bersemangat-
nja ia bitjara. 
Tapi, pembatja jang terhormat, adakah anda perhatikan no-
mor 5 e? Nah, andjuran itulah jang begitu mengingatkan saja 
kepada lelang kopi dan tanah di Lebak jang katanja tidak subur; 
tentulah anda tidak heran lagi, kalau saja katakan bahwa soal 
ini sedjak Rebo malam tidak hilang-hilang lagi dari pikiran saja. 
Dominé Wawelaar membatjakan berita-berita orang zending, 
djadi tidak bisa disangkal bahwa ia mempunjai pengetahuan jang 
mendalam. Nah, kalau dia, setelah mendapat laporan-Iaporan 
dan mengingat kepada Tuhan, mengatakan bahwa dengan be-
kerdja keras orang Djawa akan dapat ditaklukkan djiwanja 
untuk masuk kedalam Keradjaan Tuhan, maka bolehlah dipas-
tikan bahwa saja tidak bohong, kalau saja mengatakan bahwa 
di Lebak bisa sadja ditanam kopi ; - dan lebih lagi, barangkali 
J ang Maha Kuasa djustru membikin tanah itu tidak subur untuk 
menanam kopi, supaja penduduk daerah itu dapat mendjadi 
bahagia, dengan mengeluarkan keringat, bekerdja memindahkan 
143 
tanah jang subur kesana. 
Mudah-mudahan sadja buku saja ini akan dibatja oleh baginda 
radja dan bahwa dengan adanja pelelangan jang lebih besar 
segera temjata betapa erat hubungan pengenalan Tuhan dengan 
kepentingan seluruh warga masjarakat. Lihatlah betapa Wa-
welaar jang sederhana dan rendah hati itu, tanpa· kearifan, 
menurut manusia - (dia belum pemah mendjedjakkan kaki 
dibursa), tapi diterangi oleh Indjil, jang merupakan lampu 
dalam perdjalanannja, tiba-tiba memberi petundjuk kepada saja, 
makelar kopi, jang bukan sadja penting bagi seluruh negeri 
Belanda, tapi jang akan memungkinkan saja, pergi ke Drieber-
gen, mungkin lima tahun lebih tjepat, kalau Frits berhati-hati 
(dalam geredja tjukup diam-diam dia duduk). Ja, kerdja, kerdja, 
itulah sembojan saja; kerdja untuk orang Djawa, itulah prinsip 
saja, dan prinsip-prinsip saja adalah keramat. 
Bukankah Indjil barang jang paling mulia? Adakah jang lebih 
tinggi dari pada kebahagiaan? Maka bukankah kewadjiban kita 
untuk membahagiakan manusia? Dan djika untuk itu diperlukan 
kerdja, - saja sendiri dua puluh tahun mengundjungi bursa, -
bolehkah kita melarang orang Djawa bekerdja, pekerdjaan jang 
diperlukan untuk kebahagiaan djiwanja, supaja nanti tidak akan 
dibakar dalam api neraka ? Itulah ketamakan, ketamakan jang 
kedji, djika kita tidak melakukan segala usaha supaja orang-
orang malang jang sesat itu djangan mengalami masa depan 
jang dahsjat, jang digambarkan oleh Pendeta Wawelaar dengan 
begitu fasih. Seorang perempuan djatuh pingsan, ketika ia ber-
tjerita tentang seorang anak ketjil berkulit hitam; barangkali 
ia mempunjai anak jang kulitnja agak hitam; memang perem-
puan begitu. 
Dan apakah saja tidak akan mengandjurkan untuk bekerdja, 
saja jang dari pagi sampai malam ingat kepada pekerdjaan? 
Dan bukankah malahan buku ini, buku jang begitu menjusahkan 
saja gara-gara Stem, merupakan suatu bukti betapa besar ke-
inginan saja untuk memperbaiki kesedjahteraan negeri ini, dan 
betapa saja mempertaruhkan segala-galanja untuk itu? Dan 
144 
djika saja begitu keras barus bekerdja, saja jang dibaptis (di-
geredja Amstel), maka tidakkab boleb kita menuntut dari orang 
Djawa, jang masih barus bekerdja untuk mentjapai babagia, 
supaja mereka itu menjingsingkan lengan badjunja ? 
Djika perkumpulan itu sudab berdiri (perkumpulan jang di-
sebut pada 5 e maksud saja), saja akan masuk djadi anggota, 
dan saja djuga akan mengadjak keluarga Rosemeijer, sebab 
perusahaan pemurnian gula djuga berkepentingan, meskipun 
saja kira mereka tidak begitu murni dalam pengertian-penger-
tiannja, maksud saja keluarga Rosemeijer itu, sebab pelajannja 
seorang gadis Katolik. 
Betapapun djuga, saja akan melakukan kewadjiban saja. Saja 
sudah berniat demikian ketika pulang bersama Frits dari upa-
tjara sembahjang digeredja. Dirumah saja orang mengabdi 
kepada Tuhan, itu akan saja usahakan, dan saja akan lebih 
radjin lagi, sebab tambah lama tambab djelas bagi saja betapa 
bidjaksana segalanja diatur, betapa penuh kasih djalan-djalan 
Tuban memimpin kita, betapa Ia memelihara kita untuk ke-
bidupan abadi dan untuk kebidupan sementara, sebab tanab di 
Lebak itu dapat disuburkan untuk penanaman kopi. 
145 
Bab X 
Meskipun saja, mengenai pnnslp-pnnslp, tidak pandang bulu, 
namun saja mengerti bahwa saja haf us menempuh djalan lain 
dalam menghadapi Stem, lain dari dalam menghadapi Frits, 
dan karena bisa dibajangkan bahwa nama saja (nama firma ialah 
Last & Co, tapi nama saja Droogstoppel, Batavus Droogstoppel), 
bahwa nama saja akan dihubung-hubungkan dengan sebuah 
buku, jarig didalamnja ada hal.:.hal jang tidak sesuai dengan 
kehormatan diri setiap orang dan setiap makelar jang baik, 
maka saja merasa berkewadjiban untuk mengatakan kepada 
anda, betapa saja telah berusaha untuk djuga mengembalikan 
Stem kedjalan jang benar. 
Saja tidak bitjara kepadanja tentang Tuhan, karena ia pe-
ngikut Luther, tapi saja mentjoba mempengaruhi djiwanja dan 
rasa kehormatan dirinja. Dengarlah bagaimana usaha saja itu, 
dan perhatikanlah betapa djauhnja orang bisa berhasil dengan 
mengenal sifat manusia. Saja dengar dia berkata: "au! Ehren-
wort" dan saja tanjakan apa maksudnja ? 
- "Jaitu, katanja, bahwa saja mempertaruhkan kehormatan 
saja atas kebenaran perkataan saja." 
- "Itu banjak sekali, kata saja pula, begitukah jakinnja 
anda atas kebenaran jang anda katakan ?" 
- "Ja, ia mendjelaskan, saja selalu mengatakan jang benar. 
Kalau hati saja menjala ...... " Pembatja tahu landjutannja. 
- "ltu indah sekali," kata saja, dan saja pura-pura pertjaja. 
Tapi begitulah djustru halusnja djerat saja, sambil mendjaga 
146 
supaja Stem senior djangan sampai djatuh ketangan Busselinck 
& Waterman, saja hendak menundjukkan kekeliruan sibujung 
itu, sehingga ia merasa betapa besar bedanja orang jang baru 
mulai, meskipun ajahnja punja perusahaan besar, dengan se-
orang makelar jang sudah duapuluh tahun mengundjungi bursa. 
Saja tahu bahwa ia hafal banjak rombengan sadjak-sadjak (dia 
bHang: "hafal diluar kepala"), dan karena saja tahu bahwa 
sadjak-sadjak selalu berisi kebohongan-kebohongan, saja me-
rasa pasti akan segera mempergokinja berkata tidak benar. Dan 
memang tidak lama saja mendapat kesempatan itu. Saja duduk 
dikamar samping, dan dia dudU'k di"suite" 1), sebab kami mem-
punjai suite. Marie sedang meradjut, dan dia hendak ment je-
ritakan sesuatu kepadanja. Saja mendengarkan penuh perhati-
an, dan sesudah selesai, saja menanjakan apakah ia memiliki 
buku jang memuat sadjak itu, sadjak jang baru sadja dibatja-
kannja dengan suara keras. Katanja ja, dan diberikannja buku 
itu kepada saja ; buku itu ialah satu djilid dari karangan-karang-
an orang jang bemama Heine. Keesokan harinja saja berikan 
tjatatan berikut kepadanja, kepada Stem maksud saja: 
ULASAN MENGENAI TJINTA KEBENARAN SESEQRANG 
lANG MEMBATJAKAN SADIAK KITSCH REINE 
lANG BERIKUT KEPADA SEORANG GADIS 
lANG DUDUK MERADJUT DIDALAM SUITE 
Auf Flü!!len des Gesanges, 
Herzliebchen, trag ich dich fort 
Herzliebchen ...... ? Marie Herzliebchen anda? Tahukah orang 
tua anda tentang itu, dan Louise Rosemeijer? Apakah pantas 
mengatakan jang demikian kepada seorang anak jang bisa men-
djadi tidak patuh kepada ibunja karena perkataan itu, karena 
dia mengira dia sudah dewasa, karena ada jang menjebutnja: 
"HerzUebchen"? Apa arti "membawa terbang diatas sajapku"? 
1 ) Salah sebuah dari dua atau beberapa kamar jang berderet, dipisah-
kan oleh pintu jang bisa dibuka dan ditutup atau pintu sorong. 
147 
Anda tidak punja sajap, dan lagu anda pun tidak. Tjobalah 
dulu terbang melintasi lauriergracht, jang tidak begitu lebar. 
Tapi sekalipun anda punja sajap, bolehkah anda mengadjak 
anak gadis melakukan itu, anak gadis jang belum lagi masuk 
djadi anggota geredja Protestan? Dan sekalipun ia diterima, 
apa arti adjakan untuk terbang bersama itu ? Huh! 
Fort noch den Fluren des Ganges, 
Da weiss ich den schönsten Ort 
Pergilah sendiri, dan sewalah pondok, tapi djangan bawa 
seorang gadis jang harus menolong ibunja mengurus rumah 
tangga. Tapi memang anda tidak sungguh-sungguh; pertama-
tama anda belum pemah melihat sungai Gangga, dan tentu 
sadja anda tidak bisa mengetahui apakah enak hidup disana. 
Bolehkah saja mengatakan kepada anda bagaimana keadaan 
sesungguhnja ? Semua itu bohong belaka, jang hanja anda tjeri-
takan karena dalam segala persadjakan itu anda menghambakan 
diri kepada metrum dan rima. Djika baris pertama berachir pada 
"kina", anda akan mengadjak Marie kekota Tjina, dan seterusnja. 
Anda lihatlah bahwa rute perdjalanan anda itu hanja ditjari-tjari, 
dan bahwa segalanja itu hanja sekedar bunji kata-kata jang tidak 
ada udjung pangkalnja dan tidak ada artinja. Bagaimana kalau 
Marie sungguh-sungguh mau melakukan perdjalanan itu? Be-
lum lagi saja bitjara tentang tjara jang tidak mudah, jang anda 
usulkan; tapi sjukurlah, ia terlalu tjerdik untuk merindukan 
negeri jang anda katakan : 
Da liegt ein rothblühender Garten, 
lm stillen Mondenschein ,. 
Die Lotosblumen erwarten 
lhr trautes Schwesterlein; 
Die Veilchen kirchen und kosen, 
Vnd schau'n nach den Sternen empor; 
Heimlich er.zäMen die Rosen 
Sich düftende Mährchen in's Ohr! 
Anda mau apa ditaman dengan Marie dimalam terang bulan ? 
Apakah itu sopan, apakah itu baik, apakah itu pantas, Stem? 
148 
Apakah anda mau saja mengandung malu seperti Busse1inck & 
Waterman, jang tidak satupun perusahaan dagang jang baik mau 
berhubungan dengannja, karena anak gadisnja melarikan diri, 
dan karena mereka itu tidak bisa dipertjaja? Apa jang harus 
saja djawab kalau orang bertanja dibursa mengapa anak gadis 
saja begitu lama tinggal ditaman? Sebab anda tentu mengerti, bah-
wa tidak ada orang jang mau pertjaja, kalau saja katakan bahwa 
ia harus kesana untuk mengundjungi bunga serodja, jang me-
nurut kata anda, sudah lama menanti-nantinja. Demikian pula 
tiap orang jang waras akan mentertawakan saja, djika saja begi-
tu gila untuk mengatakan: Marie berada dalam taman jang 
merah itu (mengapa merah, dan bukan kuning atau ungu ?), 
untuk mendengarkan kembang-kembang biola bertjeloteh dan 
terkikih-kikih, atau mendengarkan dongeng-dongeng jang dit je-
ritakan sembunji-sembunji oleh kembang mawar jang satu ke-
pada jang lain. Sekalipun jang demikian itu mungkin terdjadi, 
apa gunanja bagi Marie, kalau ditjeritakan sembunji-sembunji, 
sehingga dia tidak bis a menangkap isinja? Tapi semua itu dusta, 
dusta jang tjempelang, dan djelek lagi; sebab tjobalah ambil 
potIot dan gambarkan kembang mawar jang bertelinga, dan 
lihatlah bagaimana rupanja. Dan apakah artinja itu, bahwa 
"Mährchen" itu "düftend"? Anda ingin tahu bagaimana saja 
mengatakan!lja dalam bahasa Belanda jang baik? Artinja, ada 
sesuatu jang tidak beres dengan dongeng-dongeng itu ...... itulah 
soalnja! 
Da hilpfen herbei, und /auschen 
Die frommen, klugen Gazellen,· 
Und in der Ferne rauschen 
Des heiligen Stromes Wellen ..... . 
Da wollen wir niedersinken 
Unter den Palmenbaum, 
Und Ruhe und Liebe trinken 
Und träumen seJigen Traum. 
Tidakkah anda dapat pergi ke "Artis", kalau anda hendak 
melihat hewan jang asing sama sekali ? Haruskah itu mendja-
149 
ngan sungai Gangga, jang tidak akan dapat dilihat djelas dida-
lam hutan, tidak begitu djelas seperti didalam pagar rapi dari 
besi jang diter hitam? Mengapa hewan-hewan itu saleh dan 
tjerdik? Tjerdik, baiklah, saja bisa terima, sedikitnja mereka 
tidak membikin sadjak-sadjak jang gila seperti itu, tapi saleh ? 
Apa artinja itu ? Apakah itu bukan menjalahgunakan perkataan 
jang keramat, jang hanja boleh dipergunakan untuk orang-orang 
jang menganut kepertjajaan jang benar? Dan arus keramat itu ? 
Bolehkah anda mengatakan kepada Marie hal-hal jang akan 
membuat ia mendjadi seorang musjrik? Bolehkah anda meng-
gontjang keimanannja bahwa tidak ada air keramat lain dari 
air baptisan, dan tidak ada sungai keramat lain dari J ordan ? 
Bukankah itu merusak kesusilaan, kebadjikan, agama, kristen-
dom dan tingkah laku jang baik? 
Pikirkanlah semua itu, Stern. Ajah anda dari keluarga jang 
baik, dan saja merasa pasti bahwa ia membenarkan saja berbi-
tjara kepada hati nurani anda, dan bahwa ia suka berdagang 
dengan orang jang membela kebadjikan dan agama. Ja, prinsip-
prinsip saja anggap sutji, saja tidak segan-segan mengatakan 
terus-terang pendapat saja; djadi, tak usah anda sembunji-sem-
bunjikan apa jang saja katakan, tulislah kepada ajah anda bah-
wa anda disini tinggal pada keluarga jang bisa dipertjaja, bahwa 
saja menundjukkan anda hal-hal jang baik, dan tjobalah anda 
bajangkan apa jang akan terdjadi dengan anda, sekiranja anda 
pergi kepada Busselinek & Waterman. Disanapun anda pasti 
mengutjapkan sadjak-sadjak jang demikian, tapi disana orang 
tidak akan berbitjara kepada hati nurani anda, sebab mereka 
itu penipu-penipu; tulislah ini kepada ajah anda, sebab djika 
soalnja mengenai prinsip, maka saja tidak takut siapa-siapa. Di-
sana gadis-gadis akan turut beserta anda kesungai Gangga, dan 
barangkali anda disana sekarang ini terbaring dibawah pohon 
didalam rumput; ~dangkan sekarang, karena saja memperingat-
kan anda, maka anda boleh sadja tinggal bersama kami dalam 
rumah jang pantas. Tulislah semua itu kepada ajah anda, dan 
katakan kepadanja bahwa anda sangat bersjukur bahwa anda 
150 
datang kepada kami, dan bahwa saja mendjaga anda dengan 
baik, dan bahwa anak gadis Busselinek & Waterman melarikan 
diri, dan sampaikan salam saja jang chidmat kepadanja, dan 
tu1is pula bahwa saja akan menurunkan upah kurtasi 2) 1/16 
persen dibawah tawaran