hukum pertanahan belanda 4

 





ak berkaitan 

dengan pertimbangan-pertimbangan ini ketimbang tugas yang sekarang 

relatif sederhana yaitu melakukan pengalihan hak atas properti dari 

penjual ke pembeli.

Beragamnya pertimbangan eksternal berkenaan dengan pengalihan 

hak yang berlaku di Negara-negara Eropa yang diteliti menyebabkan sulit 

untuk membandingkan biaya dan efisiensi lembaga atau para professional 

yang menangani peralihan hak. Legislasi di bidang perlindungan 

konsumen, perpajakan, hak-hak dan kepentingan publik dan komunal 

semuanya mendatangkan kerumitan pada transaksi tanah dan bangunan 

dan semuanya berbeda di antara negara-negara yang diteliti. Ketentuan-

ketentuan yang berbeda-beda dalam hal hukum nasional yang penting 

(selain dari peraturan tentang fungsi pengalihan hak) juga mempenga-

Sistem dasar transaksi tanah dalam praktik

ruhi sifat dan tingkat kinerja yang diperlukan dari para petugas yang 

menangani pengalihan hak.

Akhirnya, dan mungkin yang terpenting, persyaratan-persyaratan 

dari bank pembiayaan, dan pasar untuk pembiayaan tanah dan bangunan 

itu sendiri, tampaknya sangat bervariasi antara negara-negara yang diteliti, 

sehingga mendatangkan beban-beban yang berbeda pada profesional 

yang melakukan pengalihan dan klien-klien mereka.

Dengan demikian sangat sulit untuk membandingkan efisiensi 

pengalih an harta atau biaya dengan dasar “apel dengan apel” [maksudnya 

benar-benar sebanding].

Hal yang juga sangat sulit yaitu  menemukan sampel yang tepat 

untuk membuat perbandingan ekonomi tentang sistem atau lembaga 

peralih an hak atau harta dengan dasar internasional. Upaya untuk 

mengukur efisiensi atau kualitas relatif dari jasa atau sistem peralihan 

hak atau harta yang didasarkan, misalnya, pada jumlah perbandingan 

atau jumlah sengketa pasca-transaksi, atau premi asuransi jaminan 

profesional yang dibayar atau klaim yang ditopang oleh profesional yang 

melakukan peralihan yaitu  sangat meragukan dalam hal validitasnya. 

Masih terlalu banyak variabel lain, seperti hukum substantif dan hukum 

acara lokal, penampil an profesional lainnya, dan klaim-keramahan dari 

budaya hukum setempat yang mempengaruhi wakil-wakil yang diakui 

ini untuk mengizinkan pelbagai hubungan yang wajar dengan kualitas 

atau efisiensi dari layanan peralihan.

Hal yang juga terbukti yaitu  bahwa biaya-biaya pengalihan 

mewakili elemen yang relatif tidak signifikan berkenaan dengan jual 

beli tanah dan bangunan. Di semua negara yang diteliti, komisi pialang 

tanah dan bangunan mengerdilkan tuduhan oleh para profesional yang 

melakukan serah-terima atau penyerahan/pengalihan harta atau hak.

Di kebanyakan negara pajak pengalihan tanah dan bangunan dalam 

ber bagai bentuk juga berkontribusi lebih banyak untuk biaya transaksi 

secara keseluruhan daripada untuk biaya pengacara atau notaris.”

(...)

“Tidak ada hubungan yang masuk akal antara jenis atau tingkat 

regulasi tentang profesional yang menangani peralihan dan biaya 

peralihan di antara pelbagai negara yang diteliti. Juga ada  terlalu 

banyak variabel lain di antara negara untuk membuat perbandingan 

yang berarti berdasarkan pada tampilan tertentu atau tingkat regulasi 

profesional.”

(...)

“Pada akhirnya tidak ada bukti bahwa biaya peralihan mempenga-

ruhi pasar tanah dan bangunan di salah satu dari Negara Anggota yang 

diteliti. Setiap sistem peralihan dari Negara Anggota mencerminkan 



kebijakan publik dan prioritas nasionalnya dan muncul untuk menanggapi 

persyaratan tentang peserta transaksi dan badan-badan pendanaan 

atau pembiayaan. Tidak ada bukti bahwa keragaman sistem ini  

menghambat lintas batas investasi untuk tanah dan bangunan di Eropa.”


3.1 Posisi pihak ketiga

Arsip publik memainkan peran yang sangat penting dalam sistem 

perlindungan terhadap kejujuran atau niat baik dari pihak ketiga. 

Sistem Belanda didasarkan pada prinsip bahwa pemilik asli pasti telah 

melakukan sesuatu atau telah lalai untuk melakukan sesuatu yang 

sebenarnya harus dilakukannya, sehingga pihak ketiga salah menilai 

situasi. Peran dari arsip publik yaitu  bahwa hukum melindungi pihak 

ketiga yang percaya pada informasi yang muncul dari akta yang terdaftar. 

Jika pihak ketiga bergantung pada informasi yang ada  dalam arsip 

publik, maka dia terbukti berniat baik/jujur.

Ketentuan-ketentuan berikut yang dapat ditawarkan oleh sistem 

Belanda kepada pihak ketiga yang mendapatkan tanah/bangunan atau 

hak atas tanah/bangunan:

a.  pihak ketiga yang berniat baik  dilindungi dari fakta-fakta yang 

dapat didaftarkan dalam register publik tetapi sebenarnya tidak 

terdaftar;

b.  pihak ketiga yang berniat baik  dilindungi dari informasi yang tidak 

akurat yang terdaftar dalam register publik;

c.  pihak ketiga yang berniat baik   dilindungi dari kurangnya kekuasaan 

untuk melepas tanah/bangunan, tetapi hanya jika kurangnya 

kekuasaan yaitu  hasil dari hak yang batal atau peralihan yang 

batal di masa lalu.

sebab  hak kebendaan itu berharga dan dapat dilaksanakan 

terhadap siapa pun yang mencoba melanggarnya, bahkan pemerintah, 

pengalihan dan penetapan hak-hak ini diatur secara hukum. Transaksi 

ini  ha nya mungkin dengan akta notaris dan dengan mengajukan 

salinan akta ke dalam arsip publik. Dengan demikian, pihak ketiga selalu 

dapat melihat siapa sebenarnya pemilik tanah dan bangunan atau siapa 

yang berhak atas hak pakai tanah, apakah ada hak mutlak yang didirikan 

di atas tanah ini  dan apa yang dikandungnya.

Arsip publik memainkan peran penting dalam sistem perlindungan 


pihak ketiga yang beritikad baik. Sistem di Belanda didasarkan pada 

prinsip yang sebenarnya mesti telah melakukan sesuatu atau tidak 

melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukannya, sehingga pihak ketiga 

salah menilai situasi. Peran/fungsi dari arsip publik yaitu  bahwa hukum 

melin dungi pihak ketiga yang mempercayai informasi yang terkandung 

dalam akta-akta yang terdaftar. Jika pihak ketiga percaya pada informasi 

yang ada dalam arsip publik, ia yaitu  pihak ketiga yang berniat baik.

Posisi dari pihak ketiga yang terpercaya dapat ditunjukkan melalui 

sejumlah pertanyaan.


Pertanyaan pertama: apakah pembatalan kontrak penjualan sesudah  peng-

alihan properti memiliki efek pada hak (kepemilikan) yang didapatkan 

oleh pembeli? Mari kita bayangkan adanya pembatalan sebab  penipuan 

atau pemberian informasi yang tidak tepat. A telah menjual dan meng-

alihkan rumah ke B. B membatalkan kontrak sebab  penipuan oleh A. 

Biasanya ini memiliki efek retroaktif: kontrak penjualan dianggap tidak 

pernah ada (tentu saja secara retrospektif). Itu berarti efek pada hak dari 

pembeli B tergantung pada sistem pengalihan yang bisa bersifat kausal 

atau abstrak:

a.  Di bawah UU Jerman, kepemilikan B tidak terpengaruh, ia hanya 

akan berkewajiban untuk mengalihkan kembali kepemilikan 

ini  kepada A. Selama kewajiban itu tidak dijalankan, B tetap 

menjadi pemilik properti ini .

b.  Di bawah hukum Prancis dan Belanda, kepemilikan secara otoma-

tis kembali ke A. Secara retrospektif B tidak pernah merupakan 

pemilik dari properti ini . sebab  tidak pernah ada kontrak 

penjualan yang sah maka tidak pernah ada juga pengalihan yang 

sah; demikian juga, pengalihan tidak pernah terjadi sebab  tidak 

pernah ada penyebab/kausa yang sah untuk mendukungnya.

c.  Hal ini berbeda, paling tidak dalam hukum Belanda, dalam hal 

kontrak penjualan tidak dibatalkan tetapi dibubarkan oleh B. 

Dalam hal itu tidak ada retroaktivitas dalam tindakan penghilangan 

kontrak penjualan; kontrak itu berakhir sejak sekarang (ex nunc) 

bukan sejak waktu lalu (ex tunc). Jadi kepemilikan pembeli B tidak 

dipengaruhi oleh pembubaran penjualan. B berkewajiban untuk 

memberikan properti ini  kembali kepada A, sementara A 

berkewajiban untuk mengembalikan uang sebesar harga pembelian 

kepada B.

Perbedaannya akan terasa penting dalam kasus kebangkrutan B. Dalam 

hal terjadi pembubaran perjanjian oleh B sebagaimana digambarkan 

85

Konsekuensi hukum dari pendaftaran

di atas, wali dalam kebangkrutan ini  harus mengalihkan kembali 

pro perti kepada A yang mana mungkin saja dia dapat menolak untuk 

melakukannya. Dalam kasus pembatalan properti kembali secara otomatis 

dari B kepada A; wali tidak dapat mencegah akibat atau hasil ini .


Pertanyaan kedua: dapatkah seorang pembeli pastikan bahwa kepemilikan 

dari si penjual (vendor) yaitu  seperti yang muncul atau ada  dalam 

register publik dan bahwa hal itu tidak dibebani oleh hak tertentu dari 

pihak ketiga yang tidak diketahui oleh pembeli? Mari kita lanjutkan 

kasus dari pertanyaan sebelumnya: A telah membatalkan kontrak sesudah  

pengalihan kepada B. Tetapi, sekarang B menjual dan mengalihkan pro-

perti ini  ke C yang memiliki itikad baik atau jujur: dia benar-benar 

tidak mengetahui adanya pembatalan penjualan antara A dan B. Apakah 

C memperoleh kepemilikan atas properti ini ?

a.  Mari kita pertama-tama melihatnya berdasarkan hukum Jerman: 

B masih merupakan pemilik dan sebab  itu ia dapat mengalihkan 

kepemilikan ini  kepada C.

b.  Di bawah hukum Prancis B tidak lagi merupakan pemilik, tetapi 

dalam register publik ia masih disebutkan sebagai pemilik. 

Akankah C dilindungi dari A? Jawabannya yaitu  tidak, sebab  

di bawah hukum Prancis tidak ada perlindungan terhadap pihak 

dengan itikad baik dari kecacatan dalam register tanah. Ini disebut 

sistem negatif dalam pendaftaran tanah.

c.  Hal ini berbeda di bawah hukum Jerman. Register Tanah Jerman 

(Grundbuch) telah mengadopsi sebuah sistem positif: pihak de-

ngan itikad baik yang mengandalkan register tanah akan dilindungi 

terhadap kecacatan dalam pendaftaran. Anehnya perlindungan 

ini kurang diperlukan di Negara itu sebab  sistem-pengalihannya 

yang bersifat abstrak. Menurut hukum Jerman, pihak ketiga dilin-

dungi dengan sangat baik.

d.  Hukum Inggris kurang lebih sama seperti hukum Jerman: efek dari 

pendaftaran bahkan lebih kuat. Pendaftaran melindungi hak yang 

terdaftar atas nama seseorang bahkan jika orang itu tidak memiliki 

hak apa pun. Jadi, pendaftaran memberikan hak yang statutoris 

(atau hak berdasarkan ketentuan hukum).

e.  Sebuah buku terkenal mengenai hukum tanah dan bangunan 

mengungkapkan hal ini sebagai berikut: “Ini yaitu  sebuah hak 

statutoris yang cukup independen dari warisan hukum atau 

legitimasi: jika seseorang sebenarnya terdaftar sebagai pemilik, 

maka ia yaitu  pemilik tanah dengan segala perlengkapannya. Dia 

mungkin telah mendapatkan pencatatan tanahnya dengan penipuan


atau sebab  kesalahan, dan menurut hukum tentang tanah yang 

tidak terdaftar ia mungkin tidak memiliki hak sama sekali dalam 

hal itu. Tak satu hal pun dari semua ini akan mencegah dia dari 

memegang kepemilikan atas harta atau tanah yang legal jika dia 

yaitu  pemilik yang terdaftar: ia benar-benar berpredikat demikian 

hanya dengan alasan “keajaiban hukum” dari Undang-Undang 

(UU Pendaftaran Tanah 1925 dengan amendemen terakhir pada 

tahun 1997 HH). Tapi penipuan, kesalahan/kekeliruan, dll. dapat 

memberikan atau menjadi alasan untuk mengubah atau meralat 

pendaftaran yang tidak menguntungkan dia lagi.” (Megarry & 

Wade, The law of real pro perty, 6th ed. 1999, nr. 6-029).

f.  Namun sistem pendaftaran tanah di Inggris tidak sepenuhnya 

tanpa kemungkinan cacat sebab  fakta bahwa beberapa hak, yang 

tidak terdaftar, mungkin membebani tanah dengan efek yang me-

rugikan pembeli yang memiliki itikad baik. Hak-hak ini disebut 

kepentingan yang lebih tinggi. Contoh tentang kepentingan yang 

lebih tinggi ini  yaitu  hak-hak dari pemukim yang sebenarnya 

dari sebuah tanah misalnya penyewa, hak yang diperoleh melalui 

penetapan secara hukum dan hak-hak publik (berdasarkan hukum 

publik). Hak-hak ini juga merupakan hak yang lebih utama di bawah 

hukum Belanda. Tetapi hukum Inggris mengenal lebih banyak hak-

hak yang bukan merupakan hak yang lebih utama menurut hukum 

Belanda; misalnya opsi untuk membeli atau hak beli-pertama dan 

masih banyak lainnya (Megarry & Wade, 6-036 dan seterusnya).

g.  Hukum Belanda modern telah mengadopsi sistem di-antara atau 

jalan tengah: hukum Prancis dalam hal asal-usul dan prinsip, hukum 

Jerman dalam praktik sebab  dalam banyak kasus (meskipun tidak 

semua) pihak ketiga dengan itikad baik dilindungi jika register 

tidak lengkap atau tidak benar.

a.  Menurut hukum Belanda, C dilindungi selama pengembalian 

kepemilikan ke A tidak dicatatkan dalam register tanah. Terserah 

pada A untuk melihat catatan ini ; jika ia gagal melakukannya 

dia tidak dapat meminta kepemilikannya terhadap pihak ketiga 

yang tidak menyadari adanya kepemilikan ini  yang ternyata 

tidak dicatatkan dalam register tanah.

b.  Selain perlindungan terhadap kecacatan dalam pendaftaran pembeli 

juga dapat dilindungi secara langsung terhadap konsekuensi dari 

sistem pengalihan kausal. Jika B kehilangan kepemilikan sebab  

pembatalan kontrak penjualan antara A dan B, ia tetap akan dapat 

mengalihkan kepemilikan ini  kepada C, jika C memiliki 

itikad baik [atau dengan kata lain jika C tidak menyadari atau 

mengetahui adanya kecacatan sebelumnya dalam hal status tanah 

yang diperjual-belikan itu] (Pasal 3:88 KUH Perdata).

Konsekuensi hukum dari pendaftaran

c.  Jadi efek dari sistem kausal ini  diperlemah atau dikurangi 

oleh perlindungan terhadap pihak ketiga yang memiliki itikad 

baik.

Pertanyaan ketiga: bagaimana posisi pembeli dalam kasus kepailitan 

penjual? Pertanyaan-pertanyaan berikut semuanya terkait dengan perta-

nyaan sentral ini: apakah pembeli masih bisa memperoleh kepemilikan 

jika penjual bangkrut sebelum pendaftaran pengalihan? Tentu saja dia 

dapat jika wali dalam kebangkrutan itu atau kreditur yang mendukung 

penjual setuju. Tapi bagaimana jika mereka tidak? Apakah ada bedanya 

antara apakah akta pengalihan sudah ditandatangani atau tidak dengan 

apakah harga telah dibayar atau tidak?

a.  Dalam hukum Jerman yaitu  praktik umum untuk mendaftarkan 

kontrak penjualan dalam register atau pendaftaran tanah. Hal ini 

disebut “Vormerkung” yaitu pemberitahuan prioritas. Pengaruh 

hukum dari Vormerkung ini yaitu  bahwa hak pembeli untuk 

memperoleh kepemilikan hampir menjadi hak kebendaan: ia bisa 

digunakan terhadap pihak ketiga dan dalam kebangkrutan. Jadi 

posisi pembeli dilindungi dengan sangat baik.

b.  Dalam hukum Prancis tidak ada bantuan untuk pembeli ber-

hadapan dengan kebangkrutan penjual selama kontrak penjualan 

belum dipublikasikan di register publik. Bahkan sesudah  kontrak 

penjualan, dengan mana kepemilikan berpindah kepada pembeli, 

penjual tidak dapat menuntut kepemilikannya yang tidak terdaftar 

terhadap pihak ketiga yang beritikad baik, termasuk para kreditur 

dari penjual. Jadi biasanya kreditur pendukung dan wali dalam 

kebangkrutan akan menang.

c.  Dalam hukum Inggris, ada pemberitahuan prioritas: jika sebuah 

kontrak penjualan yang dapat ditegakkan secara hukum telah di-

sepakati, pembeli dapat memperoleh perlindungan untuk jangka 

waktu 15 hari dengan pendaftaran sertifikat pencarian resmi. 

Ia akan dilindungi terhadap semua entri pada register yang 

dibuat sesudah  hari pendaftaran. Kepercayaan konstruktif: sesudah  

pengesahan kontrak penjualan, pihak penjual memegang properti 

sebagai wali untuk pembeli. Ini berarti pembeli memperoleh hak 

atas properti (yang adil) yang dapat digunakan terhadap kreditur 

dari pihak penjual dan walinya dalam kebangkrutan dan secara 

umum terhadap semua pihak ketiga yang telah memperoleh hak 

milik atas properti yang dijual dengan pengecualian terhadap 

mereka yang beritikad baik.

d.  Hukum Belanda yang baru tentang penjualan harta tak bergerak 

yang mulai berlaku pada tanggal 1 September 2003 memperkenalkan 


Vormerkung dalam skala terbatas yaitu hanya dalam hal hak 

untuk memperoleh kepemilikan yang didasarkan pada kontrak 

penjualan. Publikasi kontrak penjualan dalam register publik 

melindungi pembeli, yang belum memperoleh kepemilikan, 

terhadap disposisi yang kemudian dari properti yang dijual oleh 

penjual (penjualan kedua), terhadap tindakan bantuan oleh para 

kreditur penjual (lampiran dari properti yang dijual) dan terhadap 

kebangkrutan. Wali dalam kebangkrutan wajib dan dapat dipaksa 

untuk mengalihkan kepemilikan kepada pembeli.

Kebijakan tata ruang melalui perencanaan tata ruang ...

KEBIJAKAN TATA RUANG MELALUI 

PERENCANAAN TATA RUANG 

DALAM SEBUAH PENDEKATAN YANG 

HOLISTIK


Pemilik sebidang tanah memiliki hak eksklusif atas penikmatan tanah 

dan bangunannya. Ini dapat dikurangi dengan pembentukan hak 

kebendaan yang baru, misalnya sebuah hak sewa yang mengalihkan hak 

atas penikmatan kepada orang lain atau hak atas pengabdian pekarangan 

yang mewajibkan untuk membiarkan beberapa tindakan tidak dilakukan 

atau untuk mentoleransi beberapa perbuatan/tindakan orang lain. Tentu 

saja, juga dimungkinkan untuk mengurangi kewenangan Anda dengan 

sebuah kontrak. Semua contoh yang disebutkan sekarang menunjukkan 

bahwa orang bebas untuk mengurangi kekuasaan mereka yang terkait 

dengan penikmatan atas tanah dan bangunan jika mereka mau.

Namun demikian, dalam beberapa kasus orang tidak ingin untuk 

menyepakati pengurangan kekuasaan mereka secara sukarela, sementara 

pengurangan kekuasaan tetap diperlukan demi kepentingan orang lain 

atau demi seluruh warga . Maka, campur tangan pemerintah mungkin 

diperlukan. Menurut hukum Belanda, misalnya, tidak diperbolehkan 

untuk menyalahgunakan kekuasaan hukum sebagai pemilik. Ini berarti 

misalnya bahwa seseorang tidak dapat memakai  tanahnya dengan 

cara tertentu jika niat satu-satunya dengan perilaku ini  yaitu  

untuk mengganggu orang lain. Misalnya, membangun sebuah konstruksi 

atau bangunan besar yang tidak berguna di kebun Anda tanpa alasan lain 

selain untuk menghalangi pandangan tetangga Anda yaitu  bertentangan 

dengan hukum. Aturan seperti ini mengurangi kekuasaan pemiliknya 

untuk menikmati tanahnya dengan cara yang dia suka. Selain aturan-

aturan umum ini, pemerintah diperkenankan untuk membuat aturan-

aturan untuk bagian-bagian khusus tanah untuk tujuan perencanaan tata 

ruang.



Aturan utama dalam warga  Belanda yaitu  bahwa orang-orang 

diperbolehkan untuk memakai  tanah yang mereka miliki dengan cara 

yang mereka inginkan. Namun demikian, peraturan tentang perencanaan 

kota dan desa hampir selalu diperlukan, sebab  penggunaan persil tanah 

yang berbeda-beda bukanlah sesuatu yang terisolasi. Cara sebidang tanah 

akan digunakan harus diarahkan pada kesesuaian dengan penggunaan 

bidang lainnya dalam rangka menciptakan warga  dengan efisiensi 

penggunaan tanah. Oleh sebab  itu, pemerintah menjelaskan tujuan 

penggunaan persil dalam rencana zonasi (pembagian wilayah/tanah). 

Apakah diperbolehkan untuk memakai  persil hanya untuk keperluan 

perumahan, atau apakah diperbolehkan untuk mendirikan supermarket 

juga di sana? Apakah sebuah tempat dimaksudkan untuk digunakan 

sebagai fasilitas industri? Dalam rencana zonasi, pemerintah mencoba 

untuk mengatur tujuan penggunaan persil, dalam rangka mencocokkan 

penggunaan sebuah tanah dengan penggunaan tanah lainnya, dan 

menciptakan efisiensi penggunaan tanah.

Pemerintah mencoba untuk mengatur misalnya bahwa kawasan 

industri terletak di tempat di mana mereka tidak mengganggu orang 

yang tinggal di daerah pemukiman. Jadi mereka akan mencoba untuk 

menempatkan mereka sebisa mungkin ke bagian utara dari sebuah 

kota besar jika angin biasanya bertiup kencang di atau dari selatan. Hal 

ini untuk menghindari sebisa mungkin bahwa asap yang berasal dari 

pabrik akan mengganggu orang-orang yang tinggal di kota. Selanjutnya, 

kawasan industri akan berlokasi sebagian besar di pinggir jalan raya, 

untuk menghindari sebisa mungkin bahwa truk-truk besar yang datang 

ke pabrik harus melewati jalan-jalan di daerah perumahan dan untuk 

memastikan bahwa pabrik dapat dengan mudah dicapai.

Peraturan tentang cara bagaimana tanah digunakan tidak hanya 

demi kepentingan umum. Hal ini juga memberikan kepastian kepada para 

pengguna bidang tanah lainnya. Jika pemerintah menetapkan misalnya 

bahwa bidang tanah tetangga Anda hanya boleh digunakan untuk tujuan 

perumahan, Anda dapat yakin bahwa ia tidak akan mendirikan sebuah 

supermarket di sana, yang kemudian akan menarik banyak orang ke jalan 

atau tempat di mana Anda berdua tinggal. Kepentingan pribadi seperti 

ini membenarkan adanya hukum untuk mengatur bagaimana tanah milik 

pribadi juga dapat digunakan, terutama di tempat-tempat di mana orang 

hidup cukup dekat satu sama lain seperti di Belanda dan di wilayah 

perkotaan di Indonesia.

Namun demikian, tanah ini  masih tetap milik pribadi dan 

tanah itu akan tetap paling sesuai dengan pemilik pribadinya jika dia 

diperbolehkan untuk memakai  tanahnya dengan cara yang dia 

Kebijakan tata ruang melalui perencanaan tata ruang ...

inginkan. Tujuan penggunaan milik pribadi sering berbentrokan dengan 

kepentingan publik dan dengan kepentingan orang lain. Oleh sebab  itu, 

pembuatan peraturan yang berhubungan dengan cara bagaimana tanah 

milik pribadi dapat atau tidak dapat digunakan menjadi masalah yang 

sangat sulit dipecahkan.

Para legislator berusaha untuk membuat sebuah prosedur dengan 

perlindungan sebanyak mungkin untuk semua kepentingan yang berbeda-

beda. Menyiapkan peraturan-peraturan ini disebut “perencanaan kota 

dan desa” atau “perencanaan tata ruang”, yang merupakan kegiatan 

utama bagi pemerintah Kota masing-masing.


Kota yaitu  tingkat pemerintahan terendah di Belanda. Negara Belanda 

dibagi menjadi 12 provinsi. Ke-12 provinsi ini mencakup seluruh wilayah 

negeri Belanda. Setiap provinsi dibagi menjadi Kota. Jumlah total 

pemerintahan Kota yaitu  443, yang meliputi seluruh wilayah negeri 

Belanda juga.

Semua Kota dan provinsi memiliki dewan mereka sendiri-sendiri, 

de ngan anggota yang dipilih oleh rakyat yang tinggal di Kota atau 

provinsi yang bersangkutan. Selanjutnya, semua Kota dan provinsi 

memiliki “dewan eksekutif”. Di tingkat Kota, dewan eksekutif ini terdiri 

dari seorang Walikota (mayor) yang ditunjuk oleh pemerintah nasional 

dan beberapa anggota dewan senior yang dipilih oleh anggota dewan 

kota.

Di tingkat provinsi, dewan eksekutif terdiri dari seorang Komisioner 

Ke rajaan, yang juga ditunjuk oleh pemerintah nasional, dan beberapa 

anggota lain dari eksekutif provinsi, yang dipilih oleh anggota dewan 

provinsi. Baik provinsi maupun Kota sama-sama berwenang untuk 

melakukan perencanaan tata ruang, dengan cara yang berbeda-beda. 

Namun demikian, perencanaan tata ruang sebagian besar merupakan 

masalah/urusan pemerintah Kota.

Pemerintah kota diberi wewenang untuk mengambil keputusan yang bisa 

disebut keputusan yang paling penting yang terkait dengan perencanaan 

tata ruang. Keputusan ini yaitu  membuat apa yang disebut sebagai 

“rencana zonasi”. Rencana zonasi menjelaskan tujuan penggunaan suatu 

daerah dan untuk itu terdiri dari setidaknya peta wilayah dan beberapa 

peraturan. Peta Kota menjelaskan garis besar yang paling penting dari 

rencana zonasi dan peraturan menjelaskan semua rinciannya.


4.2.2 Sebuah “perencanaan tata ruang yang efektif”

Muatan-muatan spesifik biasanya merupakan hasil dari keinginan dewan 

kota. Dewan ini dipilih setiap empat tahun oleh warga  yang tinggal di 

Kota. Mereka memiliki cukup keleluasaan dalam menentukan keinginan 

mereka. Misalnya: Apakah mereka ingin memiliki kawasan pemukiman 

baru atau malahan sebuah kawasan industri di suatu tempat? Aturan 

paling penting yang ditentukan oleh hukum yaitu  bahwa rencana zonasi 

harus dibuat dengan maksud untuk suatu perencanaan tata ruang yang 

efektif.

Singkatnya, ini berarti bahwa jika pemerintah Kota ingin 

mengubah rencana zonasi, mereka harus menyediakan alokasi yang 

efisien untuk fungsi-fungsi yang berbeda. Pemerintah Kota ini sebagian 

besar diperbolehkan untuk menentukan bahwa area bisnis baru dapat 

dikembangkan, tetapi jika mereka ingin melakukannya, lebih mungkin 

untuk memilih lokasi untuk itu yang dekat dengan jalan raya daripada 

sebuah lokasi di tengah hutan. Pemerintah Kota harus menyeimbangkan 

pelbagai kepen tingan yang relevan dengan hati-hati.

4.2.3 Keputusan pemerintah provinsi dan nasional

Di samping itu, pemerintah Kota dapat terikat oleh keputusan pemerintah 

nasional. Perencanaan tata ruang terutama sekali merupakan kegiatan 

atau pekerjaan pemerintah Kota. Namun demikian, sebab  Kota biasanya 

cukup kecil, kadang-kadang pemerintah provinsi atau pemerintah pusat 

atau nasional terlibat juga. Sebagai contoh: pembangunan jalan raya dari 

satu belahan wilayah negara ke belahan lain wilayah dari negara ini  

akan diselenggarakan oleh pemerintah nasional. Dan pembangunan 

konstruksi dengan fungsi untuk area lebih besar dari sebuah kota dapat 

diselenggarakan oleh pemerintah provinsi. Dalam kasus ini , peme-

rintah nasional atau provinsi diberi kewenangan untuk menentukan 

rencana mereka sendiri, yang nantinya akan mengikat pemerintah Kota. 

Jika pemerintah pusat merencanakan pembangunan jalan raya di suatu 

tempat di wilayah pemerintah Kota, misalnya, maka pemerintah Kota 

yang bersangkutan tidak dapat membangun perumahan di daerah yang 

akan dibangun jalan raya itu, sebab  rencana nasional menempati jajaran 

prioritas yang lebih tinggi.

Ketika pemerintah Kota membuat rencana zonasi yang baru, 

mereka terikat oleh dua aturan penting. Aturan pertama yaitu  bahwa 

mereka harus merencanakan dengan maksud untuk suatu perencanaan 

tata ruang yang efektif, sebuah aturan yang memberikan pemaksaan atau 

penekanan supaya berhati-hati dalam mengambil kebijakan dan praktik 

yang terkait dengan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan tanah. 

Aturan kedua yaitu  bahwa mereka harus menghormati rencana yang 

dibuat oleh provinsi atau oleh pemerintah nasional.

Kebijakan tata ruang melalui perencanaan tata ruang ...

4.2.4 Dampak dari rencana zonasi: Ringkasan

Rencana zonasi memiliki arti yang sangat penting bagi warga negara. 

Rencana ini menggambarkan apa yang diizinkan bagi warga negara 

untuk mereka lakukan di tanah mereka sendiri, bagaimana mereka dapat 

memakai  tanah mereka. Jika, misalnya, rencana zonasi mengatur 

bahwa tempat Anda dimaksudkan untuk digunakan sebagai kawasan 

industri, maka pemiliknya tidak diizinkan untuk membangun tempat 

tinggal di sana. Dan jika rencana zonasi menentukan bahwa sebuah 

tempat dimaksudkan untuk digunakan sebagai kawasan perumahan, 

maka tidak diperbolehkan untuk membangun pabrik di tanah ini .

Warga di Belanda memerlukan izin yang diberikan oleh pemerintah 

Kota jika mereka ingin mendirikan bangunan di tempat mereka. Apakah 

pemerintah Kota akan memberikan semacam izin atau tidak tergantung 

pada peraturan yang ditetapkan dalam rencana zonasi. Jika rencana 

zonasi tidak memungkinkan pembangunan gedung atau bangunan baru, 

izin tidak akan diberikan.

Namun, jika rencana zonasi memang memungkinkan adanya 

bangunan baru, pemerintah Kota kebanyakan malah harus memberi izin. 

Rencana zonasi memiliki arti cukup penting bagi pemerintah Kota juga. 

Jika mereka menginginkan perencanaan tata ruang yang efektif, mereka 

harus membuat rencana zonasi dan jika mereka ingin sebuah perencanaan 

tata ruang yang cukup rinci, mereka harus membuat rencana zonasi 

yang cukup rinci. Rencana zonasi dapat sangat rinci atau cukup rinci. 

Hal ini tergantung sejauh mana pemerintah Kota ingin mempengaruhi 

perencanaan tata ruang di daerah ini .

4.2.5 Contoh; rencana zonasi “Joure”

Dalam contoh kita di sini ditampilkan sebuah daerah kecil yang terletak 

di sebuah kota di bagian utara Belanda. Dalam foto satelit dari daerah 

ini , sekarang ada sebuah lokasi pertanian dan beberapa bangunan. 

Di bagian utara dari peta itu Anda melihat bidang yang dimaksud dalam 

contoh kita ini, yaitu yang dibatasi oleh sebuah hutan kecil dan sebuah 

saluran dan pada bagian tenggara daerah ini  dibatasi oleh sebuah 

kawasan perumahan.

Pemerintah Kota Joure, yang merupakan nama Kota ini , ingin 

agar sebuah kawasan perumahan dibangun juga di daerah ini  dalam 

batas garis merah. Seperti yang akan Anda pahami, itu berarti bahwa 

pertanian yang terletak di sana sekarang harus dihilangkan, demikian 

juga setidaknya beberapa bangunan di seberang jalan di bagian selatan 

lokasi ini .

Rencana untuk mewujudkan sebuah kawasan perumahan baru 

seperti itu tidak dapat direalisasikan tanpa sebuah rencana zonasi baru 


yang meng atur penggunaan yang dimaksudkan untuk tanah yang terletak 

dalam garis merah. Namun demikian, untuk mewujudkan rencana yang 

dibuat oleh pemerintah Kota itu, rencana zonasi saja tidaklah cukup. 

Rencana zonasi tidak bisa memaksa orang untuk mengubah perilaku 

mereka, untuk meninggalkan gedung-gedung mereka atau untuk 

menghancurkan bangunan-bangunan ini . Orang-orang hanya terikat 

oleh ketentuan yang ditetapkan dalam rencana zonasi baru, jika mereka 

ingin mengubah perilaku mereka. Jika mereka ingin terus melakukan apa 

yang sama se perti yang mereka lakukan sebelum rencana zonasi baru 

mulai berlaku, misalnya memiliki dan menjalankan kehidupan pertanian, 

maka rencana zonasi baru tidak bisa memaksa mereka untuk mengubah 

perilaku mereka.

Namun demikian, dalam rangka mewujudkan kawasan perumahan 

baru, beberapa bangunan yang terletak di atas tanah ini sekarang harus 

dibongkar. Rencana zonasi tidak cukup untuk mewujudkan rencana ini. 

Sebuah keputusan untuk mengambil alih tanah itu perlu juga. Keputusan 

ini  harus didasarkan pada rencana yang sangat rinci. Jadi, dalam 

rangka mewujudkan sebuah kawasan perumahan baru, rencana zonasi 

yang rinci serta suatu pengambilalihan akan diperlukan.

Peta wilayah ini merupakan bagian dari rencana zonasi yang telah 

dibuat pemerintah Kota. Peta ini menggambarkan secara sangat cermat 

rencana pemerintah Kota terkait dengan daerah ini. Seperti yang Anda 

lihat, di bagian timur laut daerah ini , sekarang ada  tempat 

tinggal dan pembangkit listrik yang kecil. Bangunan-bangunan itu tidak 

harus menghilang untuk membangun kawasan perumahan baru, sebab  

pemerintah mencakupkan mereka juga untuk rencana baru ini . 

 


Kebijakan tata ruang melalui perencanaan tata ruang ...

Namun wilayah pertanian pada bagian utara dan tempat tinggal di 

bagian tenggara harus disingkirkan agar bisa membangun tiga blok 

perumahan yang Anda lihat di peta ini. Selanjutnya sesudah  pembuatan 

peta ini, pemerintah kota membuat peraturan yang berkaitan dengan peta 

ini, yang menggambarkan dengan sangat cermat tentang rencana yang 

mereka miliki atas daerah ini. Rencana ini berfokus pada realisasi sebuah 

kawasan perumahan baru. Pengambilalihan harus berdasarkan rencana 

yang cukup rinci. Oleh sebab  itu, peta yang Anda lihat di sini cukup 

rinci. Tidak semua rencana zonasi harus serinci itu. Beberapa rencana 

tidak diarahkan untuk mewujudkan secara aktif rencana pemerintah, 

tetapi hanya untuk mencegah perkembangan lain yang tidak diinginkan.

4.2.6 Dampak dari rencana zonasi: Ringkasan

Anda harus memahami bahwa rencana zonasi tidak bisa memaksa orang 

yang memiliki tanah di beberapa daerah untuk mengubah perilaku me-

reka di sana. Jika seseorang telah memiliki pabrik di suatu daerah dan 

kemudian daerah ini direncanakan untuk digunakan untuk tujuan 

perumahan, rencana baru itu tidak bisa memaksa pemilik pabrik untuk 

menghancurkan pabriknya dan kemudian pemerintah membangun 

tempat tinggal di kawasan ini . Jika pemerintah kota ingin 

mewujudkan tempat tinggal di sana sementara pemilik pabrik tidak 

ingin melakukannya, rencana zonasi saja tidaklah cukup. Kemudian 

pengambilalihan dan pembebasan tanah akan dibutuhkan.

Kadang-kadang pemerintah tidak benar-benar ingin mengubah 

cara bagaimana sebuah tanah digunakan, tetapi sebaliknya, mereka ingin 

mencegah perkembangan yang tidak diinginkan, misalnya pembangunan 

sebuah pabrik baru di daerah yang sama. Meskipun rencana zonasi tidak 

bisa memaksa orang untuk mengubah cara mereka memakai  tanah 

mereka, jika orang ingin mengubah cara mereka memakai  tanah, 

mereka terikat oleh peraturan dalam rencana zonasi. Jadi jika seseorang 

ingin membangun sebuah pabrik baru di sekitar tempat yang sama, hal 

ini  hanya dapat diizinkan jika tidak dilarang oleh aturan rencana 

zonasi. Untuk tujuan-tujuan seperti itu, rencana zonasi yang kurang 

rinci sudah cukup. Misalnya, sebuah rencana yang menetapkan sebuah 

area yang luas dengan tujuan penggunaan untuk “kawasan pabrik dan 

usaha”. Dalam peraturan itu dapat ditetapkan bahwa hanya satu pabrik 

yang diperbolehkan di seluruh wilayah ini .

4.2.7 Fungsi dari rencana zonasi

Rencana zonasi memiliki arti penting. Pertama, mereka membuat jelas 

perkiraan pengembangan tata ruang yang terkait dengan penggunaan 

tanah. Apa yang pemerintah kota inginkan dan bagaimana mereka 


mungkin bertindak jika Anda ingin mengubah cara Anda memakai  

tanah Anda? Kejelasan ini sangat penting, misalnya untuk orang yang 

ingin membeli sebidang tanah. Rencana zonasi memberitahu mereka apa 

rencana tata kota untuk masa depan, yang menyangkut lokasi dengan 

rencana tertentu dan daerah sekitarnya. Informasi ini dapat dengan 

mudah mempengaruhi nilai tanah.

Selain fungsi ini, rencana zonasi mungkin memiliki fungsi program. 

Fungsi Program berarti bahwa pemerintah kota membutuhkan rencana 

zonasi sebagai dasar bagi tindakan mereka sendiri yang berkaitan de ngan 

penggunaan tanah. Jika pemerintah kota ingin mengubah cara tanah 

ini  digunakan, mereka membutuhkan rencana zonasi sebelum 

mereka diizinkan misalnya untuk mengambil alih tanah ini .

Selanjutnya, rencana zonasi memiliki fungsi regulasi. Ini berarti, 

rencana zonasi menyediakan sebuah kerangka penilaian untuk keputusan-

keputusan lain dari pemerintah Kota yang bersangkutan. Pengambilalihan 

telah disebutkan: pemerintah kota membutuhkan rencana zonasi untuk 

mengambil alih tanah untuk keperluan tata ruang. Selanjutnya, orang 

yang ingin membangun gedung atau bangunan di atas tanah mereka 

memerlukan izin yang diberikan oleh pemerintah kota. Jika seseorang 

meng ajukan permohonan izin semacam itu dan rencana pembangunannya 

itu tidak berbenturan dengan rencana zonasi, pemerintah sebagian besar 

harus memberinya izin untuk membangun. Dan jika rencana pendirian 

bangunan berbentrokan dengan rencana zonasi, pemerintah kebanyakan 

harus menolak memberikan izin.

Fungsi regulasi menunjukkan bahwa baik pemerintah kota 

dan warga sama-sama terikat oleh rencana zonasi. Jika seseorang 

mengajukan permohonan izin untuk bangunan, pemerintah Kota harus 

memperbolehkan dia untuk membangun jika rencana pembangunannya 

secara umum tidak berbenturan dengan rencana zonasi. Pada prinsipnya, 

pemerintah Kota harus menolak memberikan izin jika rencana seseorang 

itu benar-benar berbentrokan dengan rencana zonasi.

4.2.8 Membuat/mengubah rencana zonasi: Prosedurnya

Mengubah rencana zonasi – atau membuat rencana zonasi pertama ka-

linya untuk sebuah wilayah – yaitu  tidak mudah. Isi dari rencana 

zonasi mempengaruhi cara bagaimana tanah dapat digunakan oleh 

pemiliknya. Untuk itu, hukum Belanda memberikan prosedur yang 

cukup komprehensif. Tujuan dari prosedur ini yaitu  untuk memastikan 

bahwa semua kepentingan yang bersangkutan akan seimbang dan 

juga dimungkinkan sebelum rencana zonasi diberlakukan. Tentu saja, 

perubahan terhadap rencana zonasi dimulai dengan penyusunan rencana 

zonasi baru. Dalam tahap prosedur itu, dewan eksekutif Kota, jadi 

Kebijakan tata ruang melalui perencanaan tata ruang ...

walikota dan anggota dewan senior, menyelidiki keinginan spesifik dari 

lembaga dan orang-orang yang bersangkutan.

Oleh sebab  itu, mereka kebanyakan menyediakan beberapa 

peluang bagi publik untuk mengajukan komentar, misalnya dengan 

datang ke sebuah pusat komunitas di lingkungan yang relevan. Ini yaitu  

untuk membahas pengembangan daerah dengan warga  yang tinggal 

di sana atau yang memiliki bisnis di sana. Walikota dan anggota dewan 

senior tidak hanya meminta orang-orang dan perusahaan yang terletak 

di daerah ini . Mereka akan meminta pemerintah provinsi juga. 

Apa kah mereka memiliki rencana provinsi yang terkait dengan wilayah 

yang bersangkutan, misalnya? sesudah  melakukan konsultasi dengan 

rakyat dan lembaga terkait, walikota dan anggota dewan senior membuat 

konsep rencana zonasi baru. Mereka tidak harus mengikuti saran-saran 

yang diajukan dalam konsultasi itu, tetapi mereka harus memperhatikan 

hal itu dengan membuat sejelas mungkin tentang keinginan mana telah 

tampak jelas pada mereka dan mengapa mereka telah memilih untuk 

tidak mengikuti anjuran-anjuran itu.

Di samping itu, konsep ini harus dimasukkan melalui beberapa 

tes yang berat untuk memeriksa efek dari rencana baru berkaitan dengan 

lingkung an, kebisingan, dan sebagainya. Hukum Belanda menetapkan 

beberapa standard tentang masalah ini, rencana zonasi tidak boleh 

melebihi batas. sebab  hasil tes ini pemerintah Kota bisa mengubah, atau 

kadang-kadang harus mengubah, rencana konsep mereka.

sesudah  ini, sebuah rencana konsep baru, yang memenuhi persyaratan 

yang berhubungan dengan lingkungan, kebisingan, dan sebagainya, akan 

siap siaga. Rencana konsep ini akan disimpan untuk pemeriksaan oleh 

semua orang yang menginginkannya, di kantor pemerintah Kota selama 

enam minggu. Walikota dan anggota dewan senior harus mengurus pu-

blikasi melalui pengumuman di koran lokal, yang menjelaskan bahwa 

rencana konsep itu diendapkan, dan bahwa setiap orang diperbolehkan 

untuk mengajukan keluhan-keluhannya tentang rencana ini selama 

jangka waktu pengendapan dari rencana itu. Pada fase ini, semua orang 

diperbolehkan menyatakan keluhan. Jadi, yang mengajukan keluhan 

bukan hanya orang yang tanahnya akan diambil alih sebab  rencana baru 

itu, atau orang yang tinggal di daerah sasaran rencana baru, atau orang 

yang tinggal sangat dekat dengan daerah itu. Juga orang yang hidup pada 

jarak yang sangat jauh dari daerah yang bersangkutan diizinkan untuk 

datang ke kantor pemerintah Kota dan menyampaikan keluhan mereka 

mengenai rencana konsep ini .

sesudah  rencana konsep disimpan-endapkan di kantor Kota 

selama enam minggu, dewan Kota harus mengambil keputusan. Mereka 

berwenang untuk mengadopsi rencana konsep itu, yang kemudian akan 

menjadi rencana yang definitif, tetapi mereka juga dapat menolaknya atau 



mengubahnya. Mereka tidak diwajibkan untuk mengabulkan keluhan 

yang disampaikan oleh orang-orang di fase sebelumnya, tetapi mereka 

memang harus memberikan perhatian yang serius untuk itu. Jika mereka 

tidak mengabulkan pelbagai keluhan itu, serta jika mereka tidak meng-

ikuti beberapa bagian dari rencana konsep yang dibuat oleh walikota dan 

anggota dewan senior itu, mereka harus mendorong hal itu.

4.2.9 Posisi pemerintah provinsi/nasional

Menurut aturan-aturan baru, pemerintah provinsi tidak harus menyetujui 

rencana zonasi, namun mereka diperbolehkan untuk memberikan 

instruksi kepada pemerintah Kota, instruksi yang pemerintah kota harus 

patuhi. Pemerintah pusat atau tingkat nasional juga diperbolehkan untuk 

memberikan instruksi yang mengikat.

4.2.10 Gugatan di pengadilan

Namun tahap terakhir tetap sama. Dalam bagian dari prosedur ini, orang 

dengan minat khusus yang terkait dengan perubahan rencana zonasi 

diizinkan untuk menggugat keputusan dewan kota di pengadilan. Pada 

fase ini tidak semua orang diperbolehkan lagi untuk menyampaikan 

keluhan terhadap rencana zonasi. Sekarang, orang yang hanya dengan 

minat tertentu, misalnya sebab  mereka tinggal di atau cukup dekat de-

ngan wilayah terkait, diperbolehkan untuk menggugat rencana zonasi di 

pengadilan.

Hakim akan memeriksa apakah dewan kota bertindak sesuai 

dengan hukum atau tidak. Apakah mereka membuat rencana zonasi 

dengan maksud untuk suatu perencanaan tata ruang yang efektif atau 

tidak? Apakah mereka menanganinya dengan hati-hati? Apakah mereka 

memberikan perhatian yang cukup terhadap keluhan yang disampaikan 

oleh orang-orang di fase sebelumnya? Dan sebagainya. Hakim berwenang 

untuk memutuskan bahwa rencana zonasi yang bersangkutan tidak sah, 

atau – dalam kasus kekeliruan yang sangat kecil – untuk memberikan 

petunjuk kepada pemerintah kota agar mengubah lagi rencana zonasi.

4.2.11Kerugian yang disebabkan oleh perubahan rencana zonasi

Namun demikian, bahkan perubahan yang sah secara hukum atas 

rencana zonasi dapat merugikan orang. Dalam rencana zonasi ditetapkan 

apa yang diperbolehkan untuk jenis penggunaan tanah bagian tertentu, 

sehingga perubahan dari rencana zonasi akan mengubah cara orang 

dalam memakai  tanah mereka. Orang tidak dapat dipaksa oleh 

rencana zonasi untuk mengubah perilaku mereka. Namun demikian, jika 

mereka ingin mengubah cara mereka memanfaatkan tanah itu, mereka 

akan terikat oleh ketentuan dalam rencana zonasi baru. Fakta yang 

99

Kebijakan tata ruang melalui perencanaan tata ruang ...

diketahui ini akan mempengaruhi nilai tanah.

Perubahan rencana zonasi dapat mengubah tujuan penggunaan 

bidang tanah lainnya, misalnya sebuah taman publik yang menyenangkan 

di dekat rumah Anda. Bayangkan misalnya bahwa pemerintah kota meng-

ubah tujuan penggunaan tanah dimana taman publik itu terletak menjadi 

sebuah kawasan perumahan. Keputusan seperti itu akan mengurangi 

nilai tanah Anda juga.

Namun, keputusan seperti itu bisa menjadi sebuah keputusan 

hukum, jika ia dibuat dengan maksud untuk suatu perencanaan tata ruang 

yang efektif dan jika pemerintah kota menyeimbangkan kepentingan yang 

relevan dengan hati-hati. Namun demikian, keputusan untuk mengubah 

rencana zonasi akan berbahaya bagi sebagian orang, misalnya untuk 

orang yang hidup dekat dengan taman publik yang akan diubah menjadi 

sebuah kawasan perumahan baru atau – lebih buruk lagi – menjadi 

kawasan bisnis. Kota (maksudnya: pemerintah Kota) berkewajiban untuk 

membayar semua kerugian yang disebabkan oleh perubahan dari rencana 

zonasi itu. Jika perlu, mereka dapat dipaksa untuk membayar, dengan 

keputusan pengadilan.

4.3 Izin mendirikan bangunan (IMB)

Kecuali untuk konstruksi yang cukup kecil, tidak diperbolehkan untuk 

membangun tanpa izin mendirikan bangunan (IMB), yang diberikan 

oleh walikota dan anggota dewan senior dari Kota di mana bangunan 

yang direncanakan akan berada. Untuk mendapatkan izin seperti IMB 

itu, se seorang harus mengirimkan formulir pendaftaran ke walikota dan 

anggota dewan senior dengan menyertakan deskripsi rencana konkret 

bangunannya. Format dan pengisian aplikasi atau permohonan harus 

cukup menjelaskan banyak rincian tentang bangunan yang direncanakan 

akan dibangun itu.

4.3.1 Izin mendirikan bangunan (IMB): Aplikasi/permohonan

Persyaratan yang tepat sedikitnya tergantung pada jenis bangunan, tetapi 

dalam banyak kasus setidaknya draft dari setiap lantai gedung dan dari 

penampang harus dikirim. Draf ini harus menjelaskan permukaan dari 

setiap kamar di gedung ini  bersama dengan tujuan penggunaan 

setiap kamar. Jadi, dalam draf harus dituliskan apakah sebuah ruangan 

dimaksudkan untuk digunakan sebagai ruang tamu, kamar tidur, toilet, 

atau kamar mandi, dan sebagainya.

Selain itu, banyak juga diatur tentang persyaratan lainnya. 

Pemerintah Belanda membuat sebuah daftar setebal 15 halaman yang 

menyebutkan semua persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan 

IMB. Tergantung pada jenis bangunan, pemohon harus memenuhi 


persyaratan-persyaratan yang terkait yang disebutkan dalam daftar itu. 

Misalnya, diperlukan adanya lukisan atau penggambaran yang cukup 

detail tentang bagian yang paling terlihat dari bagian luar bangunan, 

sebagian besar setidaknya di bagian pelataran, serta gambar dari 

situasi saat ini, demikian juga dengan gambaran tentang wilayah tanpa 

gedung. Selain ini, jenis materi yang akan digunakan untuk membangun, 

bersama dengan warna yang digunakan, harus disebutkan dalam 

formulir permohonan untuk mendapatkan IMB itu. Selain itu, pemohon 

harus memberikan kepada walikota dan anggota dewan kota informasi 

mengenai kekokohan gedung yang direncanakan, fasilitas anti-kebakaran, 

tindakan-tindakan yang diambil dalam rangka untuk mencegah adanya 

tikus dan binatang perusak lainnya, dan sebagainya.

4.3.2 Memberikan izin mendirikan bangunan (IMB): “Keputusan 

tentang mendirikan bangunan” (“building decree”)

Pemohon harus memenuhi semua persyaratan ini, untuk memungkinkan 

walikota dan anggota dewan senior untuk memeriksa apakah mereka 

harus memberikan izin atau tidak. Sebuah izin harus diberikan jika 

bangunan yang dimaksudkan memenuhi persyaratan atas empat jenis 

yang berbeda. Persyaratan jenis pertama diatur dalam apa yang disebut 

sebagai peraturan atau keputusan tentang mendirikan Bangunan. Ini 

yaitu  keputusan pemerintah pusat yang menetapkan persyaratan 

keamanan, kesehatan, kegunaan dan lingkungan. Menurut keputusan ini 

setiap ruangan dalam rumah harus memiliki sebuah standard minimum 

udara segar, penghalang kebisingan dan cahaya matahari.

Selanjutnya, setiap rumah harus memiliki minimal sebuah toilet, 

ruang cuci dan ruang penyimpanan. Banyak persyaratan lain juga yang 

menyangkut konstruksi bangunan, misalnya fondasi bangunan dan bahan 

isolasi (anti panas, dingin dan anti bising) yang akan digunakan. Selain 

itu, maka keputusan tentang pendirian Bangunan berisi persyaratan 

untuk menjauhkan hama dari bangunan, persyaratan fasilitas anti-

kebakaran dan keselamatan jika terjadi kebakaran, dan sebagainya. Semua 

persyaratan dalam keputusan tentang pendirian Bangunan berfokus pada 

masalah teknis tentang pembangunan gedung yang dimaksud dan semua 

persyaratan ditulis/dibuat dengan maksud untuk menjamin keselamatan, 

kesehatan, kegunaan atau lingkungan.

4.3.3 Memberikan izin mendirikan bangunan (IMB): “Aturan 

mendirikan bangunan” (“building code”)

Jenis persyaratan kedua yaitu  yang dibuat oleh pemerintah Kota itu 

sendiri. Keputusan ini disebut “aturan pendirian bangunan”. Aturan ini 

tidak berfokus pada persyaratan teknis konstruksi seperti yang dilakukan 

101

Kebijakan tata ruang melalui perencanaan tata ruang ...

oleh keputusan tentang pendirian Bangunan. Sebaliknya ia berfokus pada 

penggunaan tanah. Aturan ini dapat misalnya memberikan ketentuan 

tentang jarak minimum antara sebuah bangunan dan jalan umum dan 

ia dapat menetapkan bahwa dilarang membangun apa pun di atas 

tanah yang telah tercemar. Aturan pendirian bangunan ini juga dapat 

memberikan aturan mengenai jumlah maksimum orang yang mungkin 

tinggal di rumah atau untuk berapa minggu proses pembangunan dapat 

ditangguhkan sesudah  prosesnya dimulai. Bayangkan bahwa pemerintah 

Kota kebanyakan tidak ingin mengalami kekacauan akibat penggalian 

tanah untuk pendirian bangunan dalam jangka waktu yang sangat lama. 

Aturan pendirian bangunan ini bisa berbeda di setiap kota. Namun, ada 

sebuah organisasi nasional yang menyediakan aturan standard pendirian 

bangunan. Kebanyakan Kota mengadopsi standar itu dengan hanya 

beberapa perubahan kecil. Baik Keputusan tentang Pendirian Bangunan 

maupun Aturan Pendirian Bangunan sama-sama memberikan aturan yang 

cukup konkret tentang soal pendirian bangunan atau soal penggunaan 

bangunan dan lingkungan terdekat di sekitarnya.

4.3.4 Memberikan izin mendirikan bangunan (IMB): “Tampilan 

bangunan”

Jenis ketiga dari persyaratan-persyaratan ini tidak terlalu nyata. Ini yaitu  

persyaratan tentang tampilan bangunan. Singkatnya, itu berarti bahwa 

tidak diperbolehkan untuk membangun bangunan yang tampilannya 

sangat jelek. Supaya bisa menilai apakah sebuah bangunan yaitu  cukup 

cantik, masing-masing dewan kota telah membentuk sebuah komite 

independen. Komite ini bekerja untuk menegakkan aturan tentang 

tampilan luar dari bangunan.

Seperti disebutkan sebelumnya, peraturan ini cukup kabur pada 

dirinya sendiri dan oleh sebab  itu dalam setiap kasus tunggal komite wajib 

menjelaskan dengan cukup baik mengapa bangunan yang direncanakan 

itu tidak memenuhi persyaratan mengenai tampilan eksternal yang baik. 

Bagaimana mereka menilai apakah tampilan sebuah bangunan indah atau 

tidak? Nah, bagian paling penting dari pekerjaan mereka yaitu  menilai 

apakah bangunan yang baru sesuai dengan bangunan lain dan selaras 

dengan keadaan ruang publik di lingkungan sekitarnya. Komite ini harus 

mencegah misalnya pembangunan sebuah gedung yang besar, baru, dan 

dicat dengan warna ungu, di sebuah jalan yang dipadati rumah-rumah tua 

berukuran kecil-kecil yang berpendampilan sangat indah dan berkesan 

klasik. sebab  keputusan untuk memberikan atau tidak memberikan 

IMB akan diambil oleh walikota dan anggota dewan senior, komite hanya 

berkewenangan untuk merekomendasikan apakah izin harus diberikan 

atau tidak.


Namun demikian, walikota dan anggota dewan senior Kota 

harus menjelaskan keputusan mereka dengan sangat baik jika mereka 

mengabaikan rekomendasi yang diberikan oleh komite ini . Namun, 

kadang-kadang walikota dan anggota dewan senior diizinkan untuk 

memberikan IMB bahkan jika bangunan tidak memenuhi persyaratan 

mengenai penampilan eksternal. Hal ini dimungkinkan jika ada alasan lain 

yang sangat penting untuk memberikan izin. Bayangkan misalnya rencana 

untuk membangun sebuah bangunan besar yang tampak seperti tempat 

perlindungan bom yang akan terletak di area pusat kota dari sebuah kota 

tua. Biasanya, bangunan seperti itu tidak akan memenuhi persyaratan 

mengenai penampilan luar bangunan yang menarik. Namun demikian, 

misalnya jika bangunan ini  dimaksudkan untuk menyediakan 

akomodasi untuk kedutaan besar dari sebuah negara yang penting, 

walikota dan anggota dewan kota mungkin memberikan izin terlepas dari 

fakta bahwa bangunan ini  tidak memenuhi persyaratan penampilan 

eksternal yang menarik. Selain jenis pengecualian ini, walikota dan anggota 

dewan senior harus menolak untuk memberikan izin jika rencana bangun-

an tidak sesuai dengan persyaratan yang tidak jelas tentang penampilan 

eksternal. Untuk menilai apakah pengecualian itu terjadi atau tidak, 

setiap dewan kota membentuk sebuah komite khusus yang memberikan 

nasihat kepada walikota dan anggota dewan senior. Hanya jika mereka 

bisa menjelaskan dengan baik mengapa mereka tidak mengikuti pendapat 

atau rekomendasi dari komite itu mengenai penampilan bangunan, 

walikota dan anggota dewan senior dapat diizinkan untuk menyimpang 

dari rekomendasi atau nasihat komite ini .

4.3.5 Memberikan izin mendirikan bangunan: Rencana zonasi

Jenis terakhir dari persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap rencana 

bangunan yaitu  persyaratan yang disebutkan dalam rencana zonasi. 

Rencana zonasi menjelaskan tujuan penggunaan tanah. Kadang-kadang 

ia hanya memberikan ketentuan yang bersifat cukup umum, tapi dalam 

banyak kasus aturan-aturan yang diberikan oleh rencana zonasi cukup 

konkret, misalnya bahkan tentang ketinggian maksimum bangunan. 

Selain untuk beberapa pengecualian, walikota dan anggota dewan senior 

wajib menolak pemberian izin jika rencana bangunan berbentrokan 

dengan rencana zonasi. Ini yaitu  kasus misalnya jika gedung yang 

direncanakan lebih tinggi dari yang diperbolehkan menurut rencana 

zonasi atau jika bangunan yang direncanakan itu dimaksudkan untuk 

digunakan dalam cara lain dari yang diperbolehkan. Pada prinsipnya, 

walikota dan anggota dewan senior harus menolak untuk memberikan 

IMB jika rencana bangunan tidak memenuhi persyaratan baik keputusan 

tentang pendirian bangunan, aturan pendirian bangunan, rencana zonasi 

103

Kebijakan tata ruang melalui perencanaan tata ruang ...

atau persyaratan mengenai penampilan eksternal. Namun di sisi lain 

mereka wajib memberikan izin jika semua persyaratan terpenuhi.

Mengubah rencana zonasi membutuhkan banyak waktu. Namun 

demikian, sebagian besar di awal prosedur sudah cukup jelas apa yang 

akan menjadi isi dari rencana zonasi baru. Kemudian, orang yang ingin 

membangun gedung/bangunan, yang mungkin akan berbenturan dengan 

rencana zonasi, dapat didorong untuk mengajukan permohonan izin 

mendirikan bangunan sebelum rencana zonasi yang baru mulai berlaku. 

Untuk mencegah penyalahgunaan pengetahuan ini  mengenai 

rencana zonasi yang akan diberlakukan, walikota dan anggota dewan 

senior harus menunda keputusan mereka untuk memberikan atau 

menolak izin jika rencana bangunan tidak berbenturan dengan rencana 

zonasi saat ini tetapi hanya dan memang berbentrokan dengan rencana 

zonasi yang sedang dalam perencanaan.


Pemerintah harus mengajukan permohonan izin bangunan juga dan me reka 

harus mematuhi persyaratan yang persis sama dengan yang harus dipatuhi 

warga negara. Sebuah pengambilan keputusan yang cermat dan hati-hati 

oleh walikota dan anggota dewan senior yaitu  penting dalam kasus ini, 

sebab  memberikan IMB dapat digugat di pengadilan berbentrokan dengan 

aturan, kepentingan, atau hal-hal lain dalam warga .

4.3.7 Pengecualian dalam hal terjadi bentrokan dengan rencana zonasi

Pada prinsipnya walikota dan anggota dewan senior wajib menolak 

memberikan IMB jika rencana bangunan berbentrokan dengan aturan 

dalam rencana zonasi. Namun, kadang-kadang, yaitu  mungkin untuk 

membuat pengecualian untuk ini. Pertama, beberapa rencana zonasi 

berisi ketentuan untuk membuat pengecualian terhadap aturan tertentu. 

Ini sebagian besar terjadi jika peraturan dari rencana zonasi cukup 

spesifik. Bayangkan, misalnya, bahwa rencana zonasi mengatur bahwa 

tidak diizinkan untuk membangun gedung atau bangunan lebih tinggi 

dari 7 meter di jalan tertentu. Lalu, dapat dibayangkan bahwa rencana 

zonasi menyatakan juga bahwa walikota dan anggota dewan senior 

diizinkan untuk membuat pengecualian jika seseorang ingin membangun 

gedung atau bangunan yang mencapai ketinggian 8 meter dan beberapa 

persyaratan tambahan lainnya akan dipenuhi juga. Apakah pengecualian 

kecil semacam itu akan dibuat, tergantung pada kepentingan yang terlibat. 

Walikota dan anggota dewan senior harus menyeimbangkan kepentingan 

mereka. Selain itu, kebanyakan pemerintah Kota telah menetapkan sebuah 

kebijakan tentang bagaimana menangani permohonan untuk pengecualian-

pengecualian kecil dalam hal pemberian izin mendirikan bangunan.

Jika pengecualian dapat didasarkan pada peraturan dalam rencana 


zonasi, ini tentu saja mengurangi kejelasan dari  rencana itu. Untuk itu, 

hanya pengecualian yang cukup kecil yang diizinkan untuk didasarkan pada 

rencana zonasi. Begitu misalnya jika seseorang ingin membangun sebuah 

pabrik dan bukan rumah seperti yang ditentukan dalam rencana zonasi. Jika 

walikota dan anggota dewan senior ingin memberikan sebuah pengecualian 

yang besar, mereka harus memilih pengecualian dari salah satu kategori lain 

jika mereka tidak ingin hakim membatalkan keputusan mereka.


Jenis pengecualian kedua yaitu  pengecualian sementara. Untuk 

memberikan pengecualian semacam itu, harus cukup beralasan untuk 

memperkirakan bahwa pembangunan yang direncanakan itu akan dihapus 

dalam lima tahun. Hanya kemudian, walikota dan anggota dewan senior 

diizinkan untuk memberikan pengecualian sementara untuk persyaratan 

rencana zonasi. Jadi, tidak diperkenankan untuk memberikan suatu 

pengecualian jika masuk akal untuk memperkirakan bahwa dalam waktu 

lima tahun rencana bangunan tidak akan berbenturan dengan rencana 

zonasi lagi, sebab  mungkin kemudian akan ada rencana baru itu. Penge-

cualian sementara tidak dimaksudkan untuk mengantisipasi perubahan 

dari rencana zonasi. Hanya jika masuk akal atau beralasan untuk menduga 

bahwa pembangunan yang direncanakan akan dihapus dalam lima 

tahun ke depan, pengecualian sementara dapat diberikan. Dan, jika lima 

tahun telah lewat, pemilik bangunan diwajibkan untuk membongkarnya, 

selama bangunan tidak sesuai dengan rencana zonasi baru. Jadi, penge-

cualian sementara tidak dimaksudkan untuk menjadi ukuran untuk 

mengantisipasi perubahan rencana zonasi, namun demikian rencana 

zonasi dapat berubah dalam waktu antara pemberian pengecualian dan 

lima tahun kemudian.

Jika bangunan tertentu dimaksudkan untuk tetap berdiri hanya 

selama lima tahun, walikota dan anggota dewan senior tidak diwajibkan 

untuk membuat pengecualian. Lalu, diperlukan lagi keseimbangan 

kepentingan yang terkait. Dan, sekali lagi juga, kebanyakan Kota telah 

menetapkan sebuah kebijakan tentang bagaimana menangani permohonan 

untuk pengecualian sementara.

Jenis pengecualian terakhir yaitu  pengecualian yang paling signifikan. 

Ini yaitu  pengecualian permanen dari rencana zonasi yang tidak dapat 

didasarkan pada ketentuan dalam rencana zonasi itu sendiri. Pada 

dasarnya, efek dari pengecualian ini tidak jauh berbeda dari efek perubah-

an dari rencana zonasi. sebab  dampak dari pengecualian ini yaitu  

begitu besar, maka prosedur untuk memberikan pengecualian ini hampir 

sama dengan prosedur untuk mengubah rencana zonasi.

Kebijakan tata ruang melalui perencanaan tata ruang ...


Jadi, ada tiga jenis pengecualian dalam rencana zonasi: pertama, penge-

cualian-pengecualian berdasarkan rencana zonasi; kedua, pengecuali an 

sementara; dan ketiga, pengecualian permanen yang tidak didasarkan 

pada rencana zonasi. Dalam kebanyakan kasus, permohonan untuk 

pengecualian datang bersama dengan permohonan izin mendirikan ba-

ngunan. Namun, dimungkinkan juga, bahwa seseorang ingin mengajukan 

permohonan pengecualian sedangkan ia tidak harus membangun 

bangunan di tempat atau tanahnya. Kadang-kadang, bangunan sudah 

dibangun dan pemilik hanya ingin mengubah cara ia memakai  tanah/

bangunannya. Dalam kasus ini , yaitu  mungkin untuk meng ajukan 

permohonan untuk pengecualian yang sama. Perlindungan hukum yang 

sama juga dikenakan pada permohonan ini.


Bagaimana menggugat keputusan untuk memberikan izin atau membuat 

pengecualian dari rencana zonasi? Dan bagaimana menggugat penolak-

an untuk memberikan izin atau membuat pengecualian? Pengecualian 

permanen sudah disebutkan di atas. Prosedur ini hampir sama dengan 

prosedur untuk mengubah rencana zonasi. Prosedur lainnya dibahas di 

bawah ini.

Jika seseorang memohon baik untuk izin bangunan atau 

pengecualian pada rencana zonasi, permohonan ini akan diumumkan di 

koran lokal. Kemudian, semua orang diperbolehkan untuk menghubungi 

kantor pemerintah Kota untuk mengatur waktu untuk menyelidiki isi 

dari permohonan ini . Dalam dua belas minggu sesudah  permohonan, 

walikota dan anggota dewan senior harus memutuskan apakah mereka 

akan memberikan izin atau tidak. Namun, jika rencana pembangunan 

berbentrokan dengan rencana zonasi, izin bangunan hanya dapat diberikan 

bersama-sama dengan pengecualian dari rencana itu. Kemudian, dalam 

waktu delapan minggu sesudah  permohonan, walikota dan anggota dewan 

senior harus memutuskan apakah mereka akan memulai prosedur untuk 

memberikan pengecualian atau tidak. Jadi, jika seseorang mengajukan 

permohnan untuk izin bangunan, walikota dan anggota dewan harus 

menilai dalam delapan minggu apakah rencana bangunan berbentrokan 

dengan rencana zonasi. Jika demikian, mereka dapat memutuskan apakah 

me reka ingin membuat pengecualian terhadap rencana zonasi. Jika 

mereka ingin memberikan pengecualian, prosedur itu akan dijalankan dan 

jika mereka tidak ingin pengecualian, mereka akan menolak pemberian 

izin bangunan. Namun jika rencana bangunan tidak berberbenturan 

dengan rencana zonasi, ada empat minggu lagi untuk menilai apakah 

rencana bangunan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam 

Keputusan tentang Pendirian Bangunan, Aturan Pendirian Bangunan 


serta persyaratan mengenai penampilan luar bangunan. Jika rencana 

bangunan memenuhi semua persyaratan, walikota dan anggota dewan 

berkewajiban untuk memberikan izin bangunan. Jika rencana bangunan 

tidak memenuhi satu atau lebih dari persyaratan, mereka harus menolak 

pemberian izin jika mereka tidak bisa membuat pengecualian.

Semua keputusan bisa digugat oleh orang-orang yang 

berkepentingan entah berkaitan dengan pemberian atau penolakan izin 

atau pengecuali an. Untuk itu, penting bahwa orang yang ingin menggugat 

keputusan dapat mengakses isi dari permohonan-permohonan itu. Oleh 

sebab  itu, setiap permohonan akan diumumkan di koran lokal, demikian 

juga de ngan setiap keputusan untuk memberikan pengecualian terhadap 

rencana zonasi atau pemberian IMB. Orang dapat menghubungi kantor 

pemerintah Kota untuk mengatur waktu untuk menginvestigasi entah 

permohonan atau pengecualian. Segera sesudah  izin bangunan telah 

diberikan atau penge cualian terhadap rencana zonasi telah dibuat, orang 

dengan kepentingan tertentu, misalnya sebab  mereka tinggal cukup dekat 

dengan lokasi yang terkait, diperbolehkan untuk menggugat keputusan 

yang diambil dalam waktu enam minggu. Pertama, mereka memiliki 

kesempatan untuk menyampaikan keluhan mereka kepada walikota dan 

anggota dewan. Kare na walikota dan anggota dewan wajib memberikan 

izin jika rencana pembangunan memenuhi semua persyaratan, orang-

orang yang mengeluh itu hanya akan berhasil jika mereka mampu 

menunjukkan bahwa walikota dan anggota dewan salah ketika mereka 

menilai bahwa rencana itu tidak memenuhi semua persyaratan.

Dalam kasus keluhan terhadap pengecualian yang diberikan, 

mereka harus menunjukkan bahwa walikota dan anggota dewan tidak 

menyeimbangkan kepentingan yang relevan dengan cukup hati-hati. 

Walikota dan anggota dewan harus mengambil keputusan dalam 

menanggapi keluhan dalam waktu delapan minggu. Kemudian, baik 

orang-orang yang meminta keputusan baru atau pemohon izin bangunan 

atau pengecualian, diperbolehkan untuk menggugat keputusan baru di 

pengadilan. Keputusan pengadilan bisa digugat lagi di pengadilan yang lebih 

tinggi. Dalam kasus penolakan untuk memberikan izin atau pengecualian 

dari rencana zonasi, pemohon diperbolehkan untuk menggugat penolakan, 

pertama dengan mengutarakan keluhan-keluhannya kepada walikota dan 

anggota dewan, dan kemudian di pengadilan.

4.4 Dampak dari sebuah rencana zonasi vs. pengambilalihan

Menentukan rencana zonasi merupakan cara yang pasif untuk mengatur 

penggunaan tanah. Orang tidak diperbolehkan untuk mengubah cara 

mereka memakai  tanah menjadi sebuah cara yang bertentangan 

dengan ketentuan dari rencana zonasi. Tapi tetap saja mereka tidak dapat 

dipaksa untuk mengubah penggunaan tanah dengan cara yang sama 

Kebijakan tata ruang melalui perencanaan tata ruang ...

dengan ketentuan rencana zonasi. Jadi kekuasaan rencana zonasi sangat 

terbatas. Terkadang, pemerintah ingin mewujudkan rencana mereka de-

ngan cara yang lebih aktif. Mereka tidak mau menunggu sampai pemilik 

tanah sendiri akan menyadari rencana zonasi. Menurut hukum Belanda, 

tidak ada kemungkinan untuk memaksa orang untuk menyadari tujuan 

penggunaan yang diberikan oleh rencana zonasi. Satu-satunya cara 

untuk mewujudkan rencana ini  tanpa kerja sama dari pemilik pro-

perti yaitu  dengan pengambilalihan tanah mereka. Dalam hal terjadi 

pengambilalihan tanah, itu berarti bahwa pemerintah mengambil tanah 

ini  menjadi di bawah kekuasaan atau kepemilikannya.

4.4.1 Contoh: Pengambilalihan berdasarkan rencana zonasi

Di bawah ini, rencana zonasi baru untuk sebuah kawasan perumahan di 

sebuah kota kecil di bagian utara Belanda ditampilkan.

 

 


Seperti yang Anda lihat, sekarang ada sebuah tanah pertanian 

dan beberapa rumah lainnya terletak di dalam garis merah. Selanjutnya, 

di bagian timur laut ada pembangkit listrik dan tempat tinggal. Situasi 

saat ini terlihat sama sekali berbeda dari rencana zonasi baru. Menurut 

rencana zonasi baru, tiga bangunan besar dapat dibangun untuk 

tujuan perumahan. Untuk mewujudkan rencana ini, tidak perlu untuk 

menghancurkan semua bangunan yang terletak di tempat itu sekarang. 

Seperti yang Anda lihat, di bagian timur laut daerah dalam garis merah, 

sebuah rumah dan pembangkit listrik kecil dibangun dan bangunan-

bangunan itu masih ada di peta rencana baru.

Namun demikian, bangunan-bangunan lainnya, yaitu pertanian 

dan rumah-rumah di bagian tenggara dari tempat itu harus dibongkar 

dalam rangka mewujudkan rencana baru. Anda melihat bangunan-

bangunan dalam warna merah pastel pada peta situasi saat ini.

 

 

 

Di bawah ini, sebuah peta tentang situasi terkini ditampilkan.

Kebijakan tata ruang melalui perencanaan tata ruang ...

Sangat beralasan untuk menduga bahwa pemilik bagian-bagian 

tanah itu sendiri tidak bersedia untuk menghancurkan bangunan 

dan untuk mewujudkan rencana pemerintah Kota. Jadi mungkin 

pengambilalihan bagian-bagian ini akan diperlukan jika pemerintah Kota 

ingin mewujudkan rencananya.

4.4.2 Dampak dari pengambilalihan: persyaratan

Pengambilalihan tanah oleh pemerintah berarti mengambil hak 

kepemilikan (atas tanah tanah dan atau bangunan) yang sudah dipunyai 

oleh orang lain. Hal ini dapat dianggap sebagai gangguan yang paling 

ekstrem dalam hidup warga  berkaitan dengan tanah mereka 

oleh pemerintah. Untuk itu, pengambilalihan tidak dapat terjadi tanpa 

menyelesaikan prosedur yang cukup komprehensif.

Tidak hanya kepemilikan tanah yang dapat diambilalih, tetapi juga 

beberapa hak yang orang lain dapat miliki atas sebidang tanah, misalnya 

hak untuk sewa, hak guna bangunan, hak atas pengabdian pekarangan, 

dan sebagainya. Jadi keputusan untuk mengambil alih juga bisa berarti 

bahwa pemerintah mengambil hak sewa atau bahwa pemerintah 

menghapus sebuah hak atas pengabdian pekarangan. Sebagian besar, 

dalam kasus pengambilalihan, mereka mengambil semua hak-hak yang 

terkait dengan pers