sansekerta di indonesia







Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang memiliki
ciri nonfleksi, peranan kosakata sangat penting.
Kosakata menunjukkan fungsi dalam kategori
gramatikal. Kosakata bahasa Indonesia umumnya
berasal dari bahasa Melayu, karena bahasa
Indonesia merupakan pengembangan dari bahasa di
nusantara, yaitu bahasa Melayu ,Dalam perkembangannya pun bahasa
Indonesia mengalami perubahan kosakata, baik dari
bahasa serumpun, bahasa daerah maupun bahasa
asing melalui perdagangan, penjajahan, maupun situasi
perubahan sosial politik. Salah satu bahasa asing
yang banyak berpengaruh  terhadap
kosakata bahasa Melayu, Kawi, Jawa, maupun
Indonesia adalah bahasa Sanskerta ,Pengaruh bahasa Sanskerta terhadap bahasa-
bahasa di nusantara disebabkan oleh perdagangan
dan penyebaran agama Hindu dan Budha kurang
lebih pada abad ke-7 Masehi.
Bahasa Sanskerta adalah salah satu rumpun
dalam keluarga bahasa Proto Indo Eropa yang
banyak melahirkan bahasa-bahasa di Eropa. Sejalan
dengan perdagangan dan persebaran agama Hindu
dan Budha di Asia Tenggara, termasuk nusantara,
bahasa Sanskerta yang digunakan untuk menulis
Weda menjadi lebih dominan berpengaruh terhadap
bahasa Jawa, Bali, dan Melayu Kuno. Bahasa
Sanskerta digunakan sebagai bahasa kesusasteraan
India yang hanya dikuasai oleh para cerdik pandai
dan para pendeta. Mengingat bahasa Sanskerta
memiliki keterkaitan sejarah dengan bahasa Jawa
dan Melayu, maka perlu diteliti untuk diperoleh
deskripsi linguistis yang relatif lengkap. Penelitian
ini akan memberikan informasi data tentang masalah
(1) asal usul bahasa Indonesia, (2) perubahan bentuk
kata dari bahasa Sanskerta menjadi Melayu Kuno
dan bahasa Indonesia, (3) pendokumentasian kata
serapan dari bahasa Sanskerta . Ditilik dari relevansinya dengan bahasa
Indonesia, hasil penelitian ini akan sangat
bermanfaat bagi pembinaan, pengembangan, dan
pembakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional.
Berkenaan dengan pembelajaran bahasa
Indonesia, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif.
Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya
memerlukan dasar-dasar kebahasaan yang sahih,
lengkap, dan mendalam dari semua bahasa di
Indonesia, khususnya kata serapan yang salah
satunya berasal dari bahasa Melayu dan Sanskerta.
Ditinjau dari pengembangan teori linguistik
nusantara, kajian terhadap kosakata serapan yang
berasal dari bahasa Sanskerta dapat dikembangkan
linguistik nusantara melalui kajian leksikon dan
kamus lama yang berbahasa Melayu, sehingga
akan diperoleh gambaran objektif pertumbuhan dan
perkembangan bahasa Melayu yang akhirnya
menjadi bahasa Indonesia yang sahih, lengkap dan
mendalam , Data kebahasaan
hasil penelitian ini sangat penting karena merupakan
sumber informasi bagi pemahaman sifat
universalisme bahasa. Semakin banyak data
kebahasaan diperoleh dari berbagai sumber dan
lapangan kajian, makin tampak pula keragaman
gejala kebahasaan yang dapat dipahami.
Meskipun pembicaraan dan analisis terhadap
bahasa Sanskerta telah banyak ditulis dan ditelaah,
namun kajian terhadap kamus lama (kodikologi)
yang memuat asal mula kosakata yang digunakan
bahasa Melayu sebagai asal bahasa Indonesia perlu
juga dilakukan sebagai perspektif dan variasi kajian
terhadap asal usul dan sumber kosakata suatu bahasa.
Masalah yang dilaporkan dalam penelitian ini pada
pokoknya berupa penjelasan mengenai (1) kosakata
bahasa Melayu yang diperoleh dari bahasa Sanskerta,
(2) jenis kata yang diserap dari bahasa Sanskerta,
(3) makna kata serapan bahasa Sanskerta, dan
(4) perubahan yang terjadi dari bahasa Sanskerta
ke dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia
(Collins, 2009: 76). Penelitian ini bertujuan
menghimpun kosakata bahasa Sanskerta yang
diserap bahasa Melayu sebagai induk bahasa
Indonesia. Hal ini dimaksudkan mampu melengkapi
perian pemakaian kosakata bahasa Indonesia dalam
upaya penyelamatan, pembinaan, pelestarian bahasa
Indonesia.

Penelitian ini bercorak kualitatif dengan metode
deskriptif. Sumber data penelitian berasal dari
dokumen tertulis berupa kamus, yaitu “Dictionaire
Malais-Français Par L’abbé P. Favre, Vienne
Imprimerie Impériale Et Royale, Tahun
MDCCCLXXV Paris, buku 1 (917 halaman) dan
Buku 2 (879 halaman)”. Buku ini dipilih karena
memuat kosakata yang sudah berbahasa Melayu
serta berhuruf Latin dan Arab Melayu dengan
penjelasan bahasa Sanskerta dengan huruf
Devanagari. Dokumen penunjang lain yaitu buku
kamus: ”Practical Sanskrit Dictionary (Sir Arthur
Anthony McDonell), Oxford University
Press.1958. Sesuai dengan sifat, tujuan dan ruang
lingkup masalah, penelitian ini memakai 
pendekatan historis. Data berupa korpus kata-kata
berbahasa Melayu yang berasal dari bahasa
Sanskerta, baik yang telah mengalami perubahan
bentuk, makna, penulisan, dan gejala kebahasaan
tertentu.
Teknik pengumpulan data adalah mencermati
dan mencatat. Data berupa korpus tulis dalam
kamus yang dicatat setelah melalui pencermatan,
penafsiran, dan penerjemahan. Setelah data
terkumpul dilakukan proses filling dan klasifikasi
data selanjutnya dilakukan analisis. Dalam
praktiknya dilakukan secara bersamaan, seluruh
korpus dikelompokkan menurut persamaan
bentuk, jenis dan makna. Filling dan klasifikasi
dilakukan dengan bantuan instrumen tabulasi data
dan daftar.
 Dalam persiapan penelitian, kegiatan yang
dilakukan adalah menentukan kata beserta arti kata
yang diperoleh dari pencermatan kamus. Selanjutnya
dilakukan seleksi melalui pencermatan kesamaan
kata dalam bahasa Melayu dengan kata dalam
bahasa Indonesia. Dilanjutkan dengan pemeriksaan
transkripsi huruf Arab Melayu dan asal kata dalam
bahasa Sanskerta baru kemudian analisis yaitu
mengklasifikasikan bentuk-bentuk, pengelompokan
berbagai bentuk kata, arti kata, perubahan makna
kata, tabulasi bentuk-bentuk kelompok kata, sehingga
diketahui perubahan dan perkembangan kata yang
diteliti. Pada tahap perumusan dilakukan generalisasi
bentuk kata, pola perubahan secara fungsional,
sehingga diperoleh deskripsi linguistis secara
menyeluruh tentang kata serapan bahasa Sanskerta
dalam bahasa Melayu/Indonesia.
Bahasa Sanskerta yang berkembang di
Indonesia adalah bahasa Sanskerta yang digunakan
untuk menuliskan sastra Hindu, seperti Ramayana,
Mahabarata, dan Weda. Bahasa dan sastra Sanskerta
di Indonesia memegang peranan penting dan
berpengaruh besar terhadap bahasa dan sastra di Indo-
nesia, terutama Jawa Kuno dan Bali. Melalui bahasa
dan sastra Jawa Kuno berpengaruh pula terhadap
tumbuhnya bahasa Melayu dan Indonesia Modern.
Bahasa Sanskerta merupakan bahasa arketipe
yang sudah diteliti dan dipelajari secara mendalam
sejak permulaan abad masehi, sedangkan untuk
pelajaran di luar kawasan budaya India atau Hindu-
Budha sejak abad ke-17. Pengaruh bahasa Sanskerta
terhadap bahasa di nusantara dimulai sejak abad
pertama sampai lebih kurang abad ke-14 yaitu
ketika orang-orang Hindu dari India selatan
melakukan perdagangan ke nusantara. Pusat-pusat
agama Hindu yang banyak tersebar di Jawa
menyebabkan bahasa Sanskerta tumbuh bubur di
wilayah nusantara secara dominan. Masuknya
kosakata bahasa Sanskerta dalam bahasa Jawa
Kuno maupun Melayu pada umumnya masih dalam
keadaan utuh dan murni, baik bunyi maupun arti
meskipun dalam perkembangannya banyak
mengalami perubahan gejala bahasa. Hal ini
disebabkan masuknya bahasa Sanskerta melalui
bahasa pustaka atau bahasa tertulis. Bahasa
Sanskerta ditulis dengan huruf Devanagari,
sedangkan di Indonesia banyak digunakan huruf
Pallawa yaitu huruf yang biasa dipakai oleh orang-
orang Hindu di India Selatan.
Bahasa Sanskerta mempunyai pengaruh yang
kuat untuk dijadikan sumber utama bagi pembentukan
istilah baru, karena sifat kesastraannya yang
memungkinkan kosakata ini menjadi istilah,
sebagaimana penggunaan bahasa Latin untuk bahasa
ilmu pengetahuan. Pada mulanya bahasa Jawa Kuno
menyesuaikan diri dengan bahasa Sanskerta sewaktu
memasukkan struktur kompositum dalam sistem
bahasa. Masuknya kata-kata Sanskerta tidak terjadi
tanpa perubahan, tetapi perubahan itu seringkali
menjadikan salah pengertian atau salah dengar,
sehingga banyak kosakata Sanskerta telah berubah
hingga sulit ditentukan kata asalnya.
Bahasa Indonesia berdasarkan sejarahnya berasal
dari bahasa Melayu Kuno yang berbentuk
kesusasteraan dan tulisan. Prasasti peninggalan
kerajaan Sriwijaya di Palembang, Jambi, Bangka
pada abad ke-7 masehi atau tahun çaka 604, 605,
dan 608 ditulis dengan huruf Pallawa dan
memakai  bahasa Sanskerta (Kridaklasana, 1986:
60). Bahasa Melayu Kuno pada masa Sriwijaya
tersebar ke daerah kekuasaan lain seperti Minangkabau
di Sumatera Barat, Bangka, Malaka. Selanjutnya,
perkembangan bahasa Sanskerta di Jawa karena
pengaruh agama Hindu Budha yang dianut para raja
dan menjadi agama rakyat. Melihat adanya keterkaitan
sejarah antara bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, dan
Melayu, maka pengaruh bahasa Sanskerta banyak
berupa pemakaian kosakata yang bermakna agama,
budaya, dan sebutan untuk kata benda.
Dalam penelitian ini inventarisasi kata
merupakan tugas utama untuk memperoleh korpus
data yang diinginkan. Berdasarkan prinsip kerja
teori linguistik historis, yaitu studi tentang bagaimana
suatu bahasa bekerja pada suatu waktu tertentu
dilakukan dengan mengupas “basic vocabulary”,
sehingga diketahui masalah difusi kebudayaan asing
ke Indonesia. Prinsip-prinsip eklektif digunakan dalam
penelitian dengan pijak. Kajan linguitstik historis,
prinsip lain yang relevan dan berguna bagi analisis
adalah pentingnya data tulis sebuah bahasa arketipe.
Oleh sebab itu, kamus dipandang cukup relevan
karena ketersediaan korpus tulis.
Dalam perkembangan bahasa Indonesia, serapan
sebagai unsur pemerkaya kosakata telah dilakukan,
salah satunya dari bahasa Sanskerta. Penyerapan
istilah asing digunakan untuk mengembangkan
kosakata bahasa Indonesia dengan pertimbangan (1)
istilah serapan yang dipilih lebih cocok konotasinya,
(2) istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika
dibandingkan dengan terjemahannya dalam bahasa
Indonesia, dan (3) istilah serapan yang dipilih dapat
mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonim.
Bahasa Sanskerta sebagai bahasa asing yang
diserap bahasa Indonesia baik dalam bentuk istilah
maupun  bentuk kata yang diambil dari bahasa
Melayu berbentuk dasar dan turunan. Pada prinsipnya
yang dipilih adalah bentuk tunggal. Faktor kepraktisan,
situasi atau konteks pemakaian, kemudahan
mempelajari dan faktor transliterasi sebagai prinsip
pemilihan. Kosakata bahasa Sanskerta yang digunakan
dalam bahasa Melayu dan diambil sebagai bahasa
Indonesia merupakan pengambilan bentuk kosakata
karena faktor kesejarahannya.

Kosakata
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 412 kata
yang berasal dari bahasa Sanskerta, baik yang
digunakan dalam bahasa Melayu maupun bahasa
Indonesia dengan berbagai perubahan bentuk dan
makna.
Tabel 1 Korpus Kata Serapan Bahasa Sanskerta
dalam Bahasa Melayu dan Bahasa
Indonesia
No. Bahasa Melayu  Bahasa  Indonesia Bahasa Sanskerta 
1 ayah ayah vayas 
2 upati upeti utpati 
3 aksara aksara acara 
4 ugama agama agama 
5 angkara angkara shangkara 
6 angkasa angkasa akasa 
7 angga anggota angga 
8 angka angka angka 
9 anggara racun (?) anggara 
10 angsana angsana asana 
11 angsoka asoka acoka 
12 acara acara acara 
13 aji aji aji 
14 ajujah umpat jarj 
15 ajar ajar acarya 
16 utama utama uttama 
17 ataw atau utawa 
18 adi adi adi 
19 adipati adipati adipati 
20 udara udara adara 
21 aniyaya aniaya anyaya 
22 aneka udara aneka 
23 anugerah anugerah anugraha 
24 anta ? anta 
25 antara antara antara 
26 anduwan rentetan andu 
27 indera indera indra 
28 upaya upaya upáya 
29 upama umpama upama 
30 apiun opium apéna 
31 upacara upacara upacara 
32 ama hama ama 
33 usaha usaha utsaha 
34 asu Jw:asu çwan 
35 istanggi setanggi astangga 
36 isteri isteri stri 
37 asmara asmara smarga 
38 hantu hantu hantu 
39 harga harga arga 
40 harta harta arta 
41 hartal ? haritala 
42 kasta kasta kasta 
43 yogiya yogya/Jw yõgia 
44 yojana ? yojana 
45 wijaya wijaya vijaya 
46 weda weda veda 
47 wira wira vira 
48 perwira perwira pravira 
49 warta warta várta 
50 wasangka sangka viçangka 
51 kawi kawi kavi 
52 kaca kaca káca 
53 kata kata kata 
54 kapas kapas kapása 
55 karana karena karana 
56 kala ‘waktu’ kala 
57 kuwasa kuasa vaça 
58 kokila ? kõkila 
59 kota kota kuta 
60 kuli kuli kuli 
61 kolam kolam kula 
62 kangsa Gangsa/Jw kansa 
63 kecapi kecapi kaççapi 
64 kecil kecil kincit 
65 keti keti koti 
66 kotika ketika gatika 
67 kancana kencana káncána 
68 kunci kunci kunciká 
69 kandara kendaraan kandara 
70 kendi kendi kundi 
71 kunarpa kunarpa kunápa 
72 kapala kepala kapála 
73 kumbara mengembara  ambara 
74 kemboja kemboja kámboja 
75 karya kerja Kárya 
76 kertika kartika krettika 
77 kerat kerat kret 
78 karuniya karunia kárunya 
79 kurangjang  keranjang  karanda 
80 kula- keluarga kulavamsa 
81 kulawarga keluarga kulavarga 
82 kulasantana  ? kulaçantana 
83 kusuma kusuma kusuma 
84 kasturi kesturi kasturi 
85 kusumba sumba kusumba 
86 gagak gagak káka 
87 gajah gajah gaja 
88 gada gada gadá 
89 gaharu gaharu agaru 
90 guna  guna guna 
91 goni goni goni 
92 guru guru guru 
93 gula gula gula 
94 gunawan gunawan gunawan 
95 genta genta gantá 
96 ganda ganda kandala 
97 gandha ganda ganda 
98 gandi ? gandiwa 
99 gapura gapura gõpura 
100 gempita gempita kampita 
101 gombala gembala gompita 
102 gambira gembira gambira 
103 gurita gurita grehita 
104 garuda garuda garuda 
105 garagaji gergaji krakaça 
106 gargasi gergaji karkaça 
107 gulana gulana Glana 
108 golega ? Golaka 
109 gusti gusti Gõsti 
110 catur catur Caturangga 
111 cium cium Cum 
112 cuka cuka cukra 
113 cutika curiga curika 
114 cula cula cuda 
115 cakra cakra cakra 
116 cakrawala cakrawala cakrawala 
117 catriya,catria  satria cattriya 
118 cidra ? cidra 
119 cina ? cina 
120 cinangga ? cinnatangga 
121 cinta cinta cinta 
122 candra bulan candra 
123 candrasa bulan candrahasa 
124 cemara cemara camara 
125 cempaka cempaka campaka 
126 cerana ? carana 
127 cerita cerita carita 
128 cerpelay cerpelai sarpari 
129 cerna cerna curna 
130 cela cela cala 
131 jaya jaya jaya 
132 jaga jaga jaga 
133 jagat jagat jagat 
134 jati jati jati 
135 jala jala jala 
136 jasa jasa jasa 
137 jiwa jiwa jiva 
138 juwita juwita juvita 
139 Juga,juwa, jua  juga yoga 
140 jugi yoga yogin 
141 juta juta ayuta 
142 judi judi yodi 
143 jantra ? yatra 
144 jambu jambu jambu 
145 jaladri (Jw) jaladara 
146 jalma (Jw) janma 
147 tabek tabik catavya 
148 teja teja tejas 
149 timah timah tevra 
150 tetapi tetapi tatapi 
151 tatkala ketika tat 
152 tantara tentara tantra 
153 tandak (Jw) tandaka 
154 tembaga tembaga Tamraka 
155 taruna taruna Taruna 
156 tarka terka tarka 
157 trisula trisula trisula 
158 tala tala/bunyi tala 
159 telaga telaga talaka 
160 tuladan teladan tula 
161 daya daya daya 
162 dasa dasa daçan 
163 dasun ? laçuna 
164 dewa dewa deva 
165 dewata dewata devata 
166 dewasa dewasa divasa 
167 dewi dewi devi 
168 dewan-daru  (Jw) devadáru 
169 duwa, dua dua dvi 
170 duka duka duhka 
171 duta duta duta 
172 dupa dupa dupa 
173 dura jauh dura 
174 duli ? duli 
175 dosa dosa dosa 
176 dinihari,  dina  fajar dinadi 
177 danta ? danta 
178 denda ? danda 
179 drawa ? drawa 
180 durhaka durhaka drowa 
181 derita derita drita 
182 dirgahayu dirgahayu dirgháyu 
183 durjana durjana durjana 
184 derma derma darma 
185 dermawan dermawan darmawan 
186 dalima delima dalima 
187 naga naga naga 
188 nadi nadi nadi 
189 nama nama náma 
190 nara pemuda nara 
191 naraka neraka naraka 
192 nali ? náli 
193 nira nira nira 
194 nilakandi biru nilakanta 
195 nilam nilam nilam 
196 nagri negeri nagara 
197 naraca neraca naraci 
198 nurbisa ? nirvisa 
199 nalayan nelayan Nara-ayana 
200 niscaya niscaya niscaya 
201 pawana angin pawana 
202 patih patih pati 
203 pada pada pada 
204 padi padi vrihi 
205 paduka paduka paduka 
206 panah panah wâna 
207 pala pala pala 
208 pahala pahala paha 
209 puwasa puasa upavasa 
210 puja puja puja 
211 puji puji puja 
212 putih putih puti 
213 punah punah puna 
214 puri puri puri 
215 pakriti pekerti pakreti 
216 paksa paksa paca 
217 patala petaka patala 
218 patra minyak patra 
219 putra putra putra 
220 putri putri putri 
221 padma teratai padma 
222 penuh penuh purna 
223 panca Panca/5 pança 
224 pancala Papan  catur  pancálá 
225 panca warna panca-warna pancavarna 
226 pancedar Jw: Panca-driya pancedriya 
227 pancapersada ? Panca-prasada 
228 pancalima ? pancalima 
229 panca-logam ? pancaloha 
230 panjara ? panjara 
231 panjara penjara panjara 
232 pandey Pandai besi panda 
234 pandita pendeta pandita 
235 perkara perkara prakara 
236 perkasa perkasa prakaça 
237 preksa periksa parica 
238 pendapa pendapa mandapa 
239 percaya percaya pratyaya 
240 portama pratama pratama 
241 perdana perdana pradana 
242 purnama purnama purnama 
243 purba purba purva 
244 perbahasa peribahasa paribása 
245 permata permata paramata 
246 permaisuri permaisuri parameçvari 
247 peristiwa peristiwa prastáwa 
248 pelihara pelihara parihara 
249 paseban paseban séva 
250 pustaka pustaka pustaka 
251 puspa bunga puspa 
252 puspa-ragam Beragam bunga pusparaga 
253 bahu bahu báhu 
254 bayu bayu váyu 
255 baca baca vaça 
256 baja baja vajra 
257 bahana wahana bániváni 
258 bahara bahwa báva 
259 bahasa bahasa bása 
260 bahuwa, bahwa bahwa báva 
261 bahagiya bahagia bagya 
262 bahatra bahtera vahitra 
263 biaya biaya vyaya 
264 biyasa biasa abyaça 
265 biku biksu bicu 
266 biji biji vija 
267 beda beda beda 
268 bimasakti bimasakti bimaçakti 
269 bila bila vela 
270 bisa bisa visa 
271 boga boga bõga 
272 bujangga pujangga bujangga 
273 budi budi buddi 
274 bagawan begawan bumi 
275 bengkok bengkok bagavan 
276 bangsi ? vangka 
277 bicara bicara vançi 
278 bijaksana bijaksana viçacana 
279 batara batara battara 
280 betah betah vata 
281 bidara bidadara vidaravata 
282 bidiyadari bidadari vidyadari 
283 budiman budiman buddiman 
284 biduwan biduan vidwas 
285 binasa binasa vinása 
286 baniyan, banij pedagang banji 
287 benda benda banda 
288 bendahara bendahara bandagara 
289 bendahari bendahari Banda-gariksa 
290 bendu (Jw) bandu 
291 bomantara (Jw) bumi+ antara 
292 berahi birahi virahi 
293 brahma brahma bráhma 
294 brahman brahman bráhman 
295 berita berita vártta 
296 baruna baruna varuna 
297 berniaga berniaga banijya 
298 beranda beranda varanda 
299 belia, baluiya belia bálya 
300 busana busana busana 
301 bestari bestari vistara 
302 maya maya maya 
303 mayapada mayapada manas 
304 mana mana mana 
305 manah memanah manas 
306 mani mani mani 
307 manikam manikam mánikya 
308 manusia manusia manusa 
309 masa masa masa 
310 maha maha maha 
311 mega mega mega 
312 muka muka muka 
313 muda muda muda 
314 mahkota mahkota makuta 
315 manggala manggala manggala 
316 mangsa mangsa mánisa 
317 meta ? matta 
318 mutia ? mutya 
319 mantri mantri mantri 
320 mendapa pendapa mandapa 
321 murka murka murka 
322 marga marga mrega 
323 murca murca murcá 
324 marca-pada  marcapa martyapada 
325 merdu merdu mrdu 
326 melati melati málati 
327 mulia mulia maulya 
328 mala-petaka mala-petaka malapataka 
329 ragi ragi rágin 
330 ragam ragam ragam 
331 raja raja rája 
332 rata rata rata 
333 ramai, ramey ramai ramey 
334 rasa rasa rasa 
335 rahasia rahasia rahasya 
336 reka reka reka/leka 
337 rina, dina Rahina (Jw) dina 
338 risaw, risau risau riswa 
339 rupa rupa rupa 
340 rupiyah rupiah rùpya 
341 reksa reksa raca 
342 reca arca arcá 
343 ratna ratna ratna 
344 rancana rencana racana 
345 randa renda randa 
346 remaja remaja ramaniya 
347 resi resi risi 
348 laut laut lavana 
349 laba laba taba 
350 labu labu alabu 
351 loka loka loka 
352 lupa lupa lõpa 
353 laksa laksa laca 
354 lasana laksana lacana 

Berdasarkan data tersebut, dapat dijelaskan
bahwa dari keseluruhan data (412 kata), kosakata
bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Sanskerta
dengan mengalami (a) perubahan bunyi sejumlah
188 kata (47%) (b)  perubahan bentuk sejumlah 234
kata (58,5%), (c)  perubahan makna sejumlah 40
kata (10%), (d) kosakata Sanskerta yang terdapat
dalam bahasa Melayu dan tidak ada dalam bahasa
Indonesia sejumlah 31 kata (7,8%), (e) kosakata
Sanskerta yang terdapat dalam bahasa Melayu,
Jawa, Kawi, Sunda, tetapi tidak terdapat dalam
bahasa Indonesia sejumlah 24 kata (6%), dan
(f) kosakata Sanskerta yang terdapat dalam bahasa
Melayu dan bahasa Indonesia dengan tidak
mengalami perubahan bentuk, bunyi, dan makna
sejumlah 86 kata (21,5%)
Dari klasifikasi tersebut, dapat dipaparkan
beberapa contoh dari keberadaan dan perubahannya.
a. Perubahan bunyi
Secara distribusi korpus sampel kesamaan kasus
kosakata, perubahan bunyi adalah:
acara – aksara  ———— c > ks
açoka – asoka   ——  ç > s
anyaya – aniaya —— y > i
Çwan – asu (Mly) (Ind.ø)—— ç > s dan
berubah bentuk
yogia- yogya ——— i> y
kâca – kaca ————â > a
kâla – kala ———— â > a (dalam BI sering
dipakai kata ‘waktu’)
355 laksamana laksmana lemana 
356 lengkara lengkara alangkara 
357 langkah langkah langgana 
358 lontar lontar tála 
359 sawat Lempar, (Jw) vata 
360 saji saji sajja 
361 saba saba(Jw) sabá 
362 sama sama sama 
363 sahaya, saya 
saya sahâya 
364 sila sila çil, çila 
365 sisa sisa çesa 
366 suami suami swâmi 
367 suara suara svara 
368 sukar sukar sukara 
369 suci suci çuci 
370 sutra sutra sutra 
371 saudara saudara sahðdara 
372 sudi sudi çuddi 
373 suri suri çauri 
374 suwarguri suargi svargi 
375 swasani suasana swasti 
376 sakti sakti çakti 
377 sukma sukma sucma 
378 siksa siksa çica 
379 segara laut sagara 
380 saksi saksi saci 
381 sigrah, segera segera çigra 
382 segala segala sakala 
383 sangka sangka çangka 
384 sang-kakala Sang-kakala Çangkakala 
385 Singgah-sana singgasana sinha+ asana 
386 setia, satya, setya setia satya 
387 satwa satwa sattva 
388 satru seteru çatru 
389 sudah sudah çudda 
390 sediya, sadiya sedia sâsya 
391 sedia sedia sajja 
396 santiyasa sentiasa nityaça 
397 sentosa,santawsa santausa santosa 
398 sendawa sendawa sindudbava 
399 sendi sendi sandi 
400 sundal sundal çandala 
401 seperti seperti prati 
402 sabda sabda çabda 
403 semayam semayam samayâ 
404 sempurna sempurna sampurna 
405 samiosta, semesta semester samasta 
406 seraya sseraya açraya 
407 srigala serigala çrgala 
408 serba, serwa, seru serba sarva 
409 seroja seroja saroja 
410 sastra sastra çastra 
411 sastrawan sastrawan çastrawan 
392 sederhana sederhana sandarana 
293 sana ?  
394 senja senjana sandya 
395 senjata senjata sajja 

gatika – ketika —— g > k; a > e
kandara – kendaraan —— a > e
kundi – kendi ———u > e
kapala- kepala ——a >ê
kret – kerat——ø > ê
karunya – karunia —— y > i
kaka – gagak — k> g
jiva – jiwa———v > w
jivita – juwita———  i> u ; v > w
pakreti – pekerti——re (r)> er
vayu – bayu—— v > b
b. Perubahan Bentuk
Secara distribusi korpus sampel kesamaan kasus
kosakata, perubahan bentuk adalah:
nara + ayana – nelayan —— bentuk sandi,
fleksi, dan a > e; r > l
uttama – utama ——— ut (-t) ama
arga – harga —— (+h)
ama – hama —— (+h)
stri – istri, isteri —— (+i)
vayas – ayah —— (-v) ayah (s>h); catatan
dalam bahasa Jawa “ yayah”.
shangkara- angkara ——— a(-ha)ngkara
vaça – kuasa —— (ku) V/W / asa
naraci – neraca —— n(a>e)rac (i>a)
banijya – berniaga ——ijy > (ga)
upavasa – puasa ——(u)pa (wa) sa
c. Perubahan Makna
Secara distribusi korpus sampel kesamaan kasus
kosakata yang dimaksud adalah:
Kulavamsa - ‘keluarga‘— vamsa (bangsa) dari
bangsa menyempit menjadi keluarga.
Purna – ‘penuh’ —— purna (purnama: bulan
penuh); sudah paripurna; kerja sempurna.
Pala – ‘pala’ —— semula berarti buah menjadi
berubah makna sempit: rempah-rempah.
d. Keberadaan Bahasa Sanskerta dalam Bahasa
Melayu, Indonesia, dan Jawa
Ada berbagai variasi keberadaan bahasa
Sanskerta dalam bahasa Melayu dan Indonesia.
Variasi yang dimaksud adalah adanya kosakata
bahasa Sanskerta yang digunakan dalam bahasa
Melayu tetapi tidak ada dalam bahasa Indonesia,
demikian pula ada kosakata yang terdapat dalam
bahasa Melayu, Jawa Kuno (Kawi) dan Jawa
tetapi tidak ada dalam bahasa Indonesia. Secara
distribusi korpus sampel variasi tersebut adalah
sebagai berikut:
anggara (Skt) – anggara (Melayu; Jawa )——
— BI (ø)
asana (Skt) —angsana (Melayu)——BI (ø);
namun dipakai sebagai nama pohon.
golaka (Skt)——golega (Melayu) ——BI (ø)
vata (Skt) —— sawat (Melayu, Jawa) ——BI
(ø): lempar
pancadriya (Skt) —pancadriya (Jawa) —
pancedar (Melayu): BI (Panca Indera)
janma (Skt) —jalma (Melayu, Jawa)——BI
(manusia)
nara (Skt. Melayu, Jawa)——BI (manusia
muda: istilah).
Meskipun demikian terdapat pula kosakata yang
dalam bahasa Sanskerta, Melayu maupun Jawa
memiliki bentuk dan arti yang sama. Secara distribusi
korpus sampel variasi ini adalah.
angka acara ka ji
adi Adipati antara upaya
upacara hantu kasta ata
Kusuma guna guru ganda
garuda jaya jagat ala
putra Pa(e)ndita bara beda
puri sutra
Temuan dalam penelitian ini adalah informasi
kebahasaan yang berkaitan dengan kata serapan
yang berasal dari bahasa Sanskerta melalui kosakata
bahasa Melayu. Ditemukan data kebahasaan dengan
penjelasan sebagai berikut.
1. Bahasa Melayu sebagai sumber bahasa
Indonesia banyak menyerap kosakata bahasa
Sanskerta. Kategorisasi untuk ini adalah
(1) kata yang berasal dari bahasa Melayu yang
mengambil bahasa Sanskerta berupa kosakata
yang digunakan dalam penamaan dan sebutan
(2) kata yang bersifat asli langsung dari bahasa
Sanskerta dan bahkan mendapat tambahan unsur
dari bahasa Kawi atau Jawa.
2. Berdasarkan kosakata yang sudah ada, kosakata
bahasa Sanskerta dalam bahasa Indonesia tidak
berasal dari bahasa Jawa tetapi dari bahasa
Melayu. Hal ini dapat dibuktikan adanya
kesamaan antara kosakata Melayu dengan Kawi,
Jawa, dan Sunda.
3. Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 412
kosakata bahasa Melayu yang berasal dari
bahasa Sanskerta dengan kategorisasi (a) ada
kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang
mengalami perubahan bentuk, sehingga kronologi
perolehannya dari Sanskerta ke Melayu menjadi
Indonesia, (b) ditemukan kata yang mengalami
perubahan bentuk, baik dari bahasa Sanskerta
ke bahasa Melayu dan menjadi bahasa Indoesia,
(b) ditemukan kata yang mengalami perubahan
makna dengan kategori (1) kata dalam bahasa
Sanskerta dengan Melayu sama tetapi mengalami
perubahan dalam bahasa Indonesia, (2) kata
dalam bahasa Sanskerta dengan Indonesia sama
tetapi dalam bahasa Melayu mengalami
perubahan, (3) kata dalam bahasa Sanskerta
ada dalam bahasa Melayu, tetapi tidak ditemukan
dalam bahasa Indonesia, (4) kata dalam bahasa
Melayu ada dalam bahasa Kawi, Jawa, Sunda,
tetapi tidak terdapat dalam bahasa Indonesia.
4. Pada umumnya kata dalam bahasa Sanskerta telah
mengalami perubahan makna. Perubahan bentuk
dan makna terjadi karena perbedaan rumpun bahasa
yang memiliki ciri bahasa yang berbeda.
5. Beberapa kata yang berasal dari bahasa Sanskerta
setelah menjadi bahasa Indonesia mengalami
perubahan pemakaian. Kata semacam ini dalam
bahasa Indonesia menjadi ragam khusus, misalnya
untuk sastra atau penamaan sesuatu. Contoh
kata /kala/ dalam bahasa Indonesia memiliki
variasi :/tatkala/, /kala/, /senjakala/, banyak
dimanfaatkan untuk sastra. Dalam kosakata
sehari-hari, lebih banyak digunakan kata /waktu/
yang diambil dari bahasa Arab.
6. Beberapa bentukan kata yang memiliki makna
asosiatif antara lain: (a) kata ‘puasa’ lebih
banyak digunakan untuk kosakata keagamaan,
misalnya puasa ramadhan, puasa senin dan
kamis, Kata puasa identik dengan ranah
kosakata Islam. Kata puasa dalam bahasa Arab
adalah ‘shaum’, ‘shiyam’ yang juga ditemukan
dalam bahasa Jawa ragam halus tinggi ‘siyam’.
Dalam bahasa Sanskerta, berasal dari kata/
upavasa/. Kata /upa/ banyak terkait dengan
nilai keagamaan, misalnya /upacara/. (b) kata /
lontar/ dalam bahasa Sanskerta /tâla/. Dalam
bahasa Melayu /lontar/ demikian juga bahasa
Indonesia. Bunyi [l] merupakan perubahan dari
bunyi [r] seperti hokum Van der Tuuk “R-D-
L”. Jadi dari semula kata /ron- tala/ yang
berarti ‘daun-tala’ menjadi /lon-tala/ ke /lontar.
(c) ditemukan kata /dura/ yang terdapat dalam
bahasa Melayu dan Sanskerta, sedangkan dalam
bahasa Indonesia tidak ditemukan. Kata /dura/
bermakna ‘yang jauh’, ‘terisolir’, ‘jarak’. Secara
etimologi kata ini terkait dengan nama pulau
Madura di Jawa Timur. Penduduk Madura
berbahasa Madura yang berbeda dengan bahasa
Jawa dan lebih dekat dengan bahasa Melayu
dan bahasa Indonesia. Awalan /ma-/ dalam
bahasa Jawa Kuno bermakna ‘menuju ke-‘
atau ‘ke-‘, sehingga Madura dimaknai ‘menuju
ke yang terpencil, terpisah, seberang’ yaitu
sebuah pulau yang letaknya terjarak oleh laut
yaitu selat Madura.
Paparan penelitian ini bersifat informasi data
linguistis tentang kosakata bahasa Indonesia yang
diserap dari bahasa Sanskerta, sehingga terbatas
pada kajian kosakata tetapi dapat dijadikan data
awal untuk penelitian lebih lanjut. Berkaitan dengan
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, asal
usul sebuah kata perlu diberikan agar siswa memiliki
pengetahuan yang luas tentang perkembangan
bahasa Indonesia dan sejarah bangsa.

Berdasarkan paparan hasil penelitian dapat
disimpulkan kosakata bahasa Indonesia menyerap
kosakata Sanskerta melalui bahasa Melayu atau
dari bahasa Jawa. Hal ini diperoleh dari dari kategori
kesamaan kata. Serapan kosakata bahasa Sanskerta
dalam bahasa Indonesa lebih banyak berubah fungsi
sebagai istilah, sebutan, dan penamaan. Dari data
sejumlah 412 korpus dikategorikan kata serapan
dari bahasa Sanskerta (1) ada yang mengalami
perubahan bentuk, (2) tidak mengalami perubahan
bentuk, (3) mengalami perubahan makna. Pada
umumnya kata serapan dari bahasa Sanskerta telah
mengalami perubahan makna. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan rumpun bahasa yang memiliki
ciri bahasa yang berbeda.