sansekerta di indonesia
By arwahx.blogspot. com at Januari 26, 2024
sansekerta di indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang memiliki
ciri nonfleksi, peranan kosakata sangat penting.
Kosakata menunjukkan fungsi dalam kategori
gramatikal. Kosakata bahasa Indonesia umumnya
berasal dari bahasa Melayu, karena bahasa
Indonesia merupakan pengembangan dari bahasa di
nusantara, yaitu bahasa Melayu ,Dalam perkembangannya pun bahasa
Indonesia mengalami perubahan kosakata, baik dari
bahasa serumpun, bahasa daerah maupun bahasa
asing melalui perdagangan, penjajahan, maupun situasi
perubahan sosial politik. Salah satu bahasa asing
yang banyak berpengaruh terhadap
kosakata bahasa Melayu, Kawi, Jawa, maupun
Indonesia adalah bahasa Sanskerta ,Pengaruh bahasa Sanskerta terhadap bahasa-
bahasa di nusantara disebabkan oleh perdagangan
dan penyebaran agama Hindu dan Budha kurang
lebih pada abad ke-7 Masehi.
Bahasa Sanskerta adalah salah satu rumpun
dalam keluarga bahasa Proto Indo Eropa yang
banyak melahirkan bahasa-bahasa di Eropa. Sejalan
dengan perdagangan dan persebaran agama Hindu
dan Budha di Asia Tenggara, termasuk nusantara,
bahasa Sanskerta yang digunakan untuk menulis
Weda menjadi lebih dominan berpengaruh terhadap
bahasa Jawa, Bali, dan Melayu Kuno. Bahasa
Sanskerta digunakan sebagai bahasa kesusasteraan
India yang hanya dikuasai oleh para cerdik pandai
dan para pendeta. Mengingat bahasa Sanskerta
memiliki keterkaitan sejarah dengan bahasa Jawa
dan Melayu, maka perlu diteliti untuk diperoleh
deskripsi linguistis yang relatif lengkap. Penelitian
ini akan memberikan informasi data tentang masalah
(1) asal usul bahasa Indonesia, (2) perubahan bentuk
kata dari bahasa Sanskerta menjadi Melayu Kuno
dan bahasa Indonesia, (3) pendokumentasian kata
serapan dari bahasa Sanskerta . Ditilik dari relevansinya dengan bahasa
Indonesia, hasil penelitian ini akan sangat
bermanfaat bagi pembinaan, pengembangan, dan
pembakuan bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional.
Berkenaan dengan pembelajaran bahasa
Indonesia, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang efektif.
Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya
memerlukan dasar-dasar kebahasaan yang sahih,
lengkap, dan mendalam dari semua bahasa di
Indonesia, khususnya kata serapan yang salah
satunya berasal dari bahasa Melayu dan Sanskerta.
Ditinjau dari pengembangan teori linguistik
nusantara, kajian terhadap kosakata serapan yang
berasal dari bahasa Sanskerta dapat dikembangkan
linguistik nusantara melalui kajian leksikon dan
kamus lama yang berbahasa Melayu, sehingga
akan diperoleh gambaran objektif pertumbuhan dan
perkembangan bahasa Melayu yang akhirnya
menjadi bahasa Indonesia yang sahih, lengkap dan
mendalam , Data kebahasaan
hasil penelitian ini sangat penting karena merupakan
sumber informasi bagi pemahaman sifat
universalisme bahasa. Semakin banyak data
kebahasaan diperoleh dari berbagai sumber dan
lapangan kajian, makin tampak pula keragaman
gejala kebahasaan yang dapat dipahami.
Meskipun pembicaraan dan analisis terhadap
bahasa Sanskerta telah banyak ditulis dan ditelaah,
namun kajian terhadap kamus lama (kodikologi)
yang memuat asal mula kosakata yang digunakan
bahasa Melayu sebagai asal bahasa Indonesia perlu
juga dilakukan sebagai perspektif dan variasi kajian
terhadap asal usul dan sumber kosakata suatu bahasa.
Masalah yang dilaporkan dalam penelitian ini pada
pokoknya berupa penjelasan mengenai (1) kosakata
bahasa Melayu yang diperoleh dari bahasa Sanskerta,
(2) jenis kata yang diserap dari bahasa Sanskerta,
(3) makna kata serapan bahasa Sanskerta, dan
(4) perubahan yang terjadi dari bahasa Sanskerta
ke dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia
(Collins, 2009: 76). Penelitian ini bertujuan
menghimpun kosakata bahasa Sanskerta yang
diserap bahasa Melayu sebagai induk bahasa
Indonesia. Hal ini dimaksudkan mampu melengkapi
perian pemakaian kosakata bahasa Indonesia dalam
upaya penyelamatan, pembinaan, pelestarian bahasa
Indonesia.
Penelitian ini bercorak kualitatif dengan metode
deskriptif. Sumber data penelitian berasal dari
dokumen tertulis berupa kamus, yaitu “Dictionaire
Malais-Français Par L’abbé P. Favre, Vienne
Imprimerie Impériale Et Royale, Tahun
MDCCCLXXV Paris, buku 1 (917 halaman) dan
Buku 2 (879 halaman)”. Buku ini dipilih karena
memuat kosakata yang sudah berbahasa Melayu
serta berhuruf Latin dan Arab Melayu dengan
penjelasan bahasa Sanskerta dengan huruf
Devanagari. Dokumen penunjang lain yaitu buku
kamus: ”Practical Sanskrit Dictionary (Sir Arthur
Anthony McDonell), Oxford University
Press.1958. Sesuai dengan sifat, tujuan dan ruang
lingkup masalah, penelitian ini memakai
pendekatan historis. Data berupa korpus kata-kata
berbahasa Melayu yang berasal dari bahasa
Sanskerta, baik yang telah mengalami perubahan
bentuk, makna, penulisan, dan gejala kebahasaan
tertentu.
Teknik pengumpulan data adalah mencermati
dan mencatat. Data berupa korpus tulis dalam
kamus yang dicatat setelah melalui pencermatan,
penafsiran, dan penerjemahan. Setelah data
terkumpul dilakukan proses filling dan klasifikasi
data selanjutnya dilakukan analisis. Dalam
praktiknya dilakukan secara bersamaan, seluruh
korpus dikelompokkan menurut persamaan
bentuk, jenis dan makna. Filling dan klasifikasi
dilakukan dengan bantuan instrumen tabulasi data
dan daftar.
Dalam persiapan penelitian, kegiatan yang
dilakukan adalah menentukan kata beserta arti kata
yang diperoleh dari pencermatan kamus. Selanjutnya
dilakukan seleksi melalui pencermatan kesamaan
kata dalam bahasa Melayu dengan kata dalam
bahasa Indonesia. Dilanjutkan dengan pemeriksaan
transkripsi huruf Arab Melayu dan asal kata dalam
bahasa Sanskerta baru kemudian analisis yaitu
mengklasifikasikan bentuk-bentuk, pengelompokan
berbagai bentuk kata, arti kata, perubahan makna
kata, tabulasi bentuk-bentuk kelompok kata, sehingga
diketahui perubahan dan perkembangan kata yang
diteliti. Pada tahap perumusan dilakukan generalisasi
bentuk kata, pola perubahan secara fungsional,
sehingga diperoleh deskripsi linguistis secara
menyeluruh tentang kata serapan bahasa Sanskerta
dalam bahasa Melayu/Indonesia.
Bahasa Sanskerta yang berkembang di
Indonesia adalah bahasa Sanskerta yang digunakan
untuk menuliskan sastra Hindu, seperti Ramayana,
Mahabarata, dan Weda. Bahasa dan sastra Sanskerta
di Indonesia memegang peranan penting dan
berpengaruh besar terhadap bahasa dan sastra di Indo-
nesia, terutama Jawa Kuno dan Bali. Melalui bahasa
dan sastra Jawa Kuno berpengaruh pula terhadap
tumbuhnya bahasa Melayu dan Indonesia Modern.
Bahasa Sanskerta merupakan bahasa arketipe
yang sudah diteliti dan dipelajari secara mendalam
sejak permulaan abad masehi, sedangkan untuk
pelajaran di luar kawasan budaya India atau Hindu-
Budha sejak abad ke-17. Pengaruh bahasa Sanskerta
terhadap bahasa di nusantara dimulai sejak abad
pertama sampai lebih kurang abad ke-14 yaitu
ketika orang-orang Hindu dari India selatan
melakukan perdagangan ke nusantara. Pusat-pusat
agama Hindu yang banyak tersebar di Jawa
menyebabkan bahasa Sanskerta tumbuh bubur di
wilayah nusantara secara dominan. Masuknya
kosakata bahasa Sanskerta dalam bahasa Jawa
Kuno maupun Melayu pada umumnya masih dalam
keadaan utuh dan murni, baik bunyi maupun arti
meskipun dalam perkembangannya banyak
mengalami perubahan gejala bahasa. Hal ini
disebabkan masuknya bahasa Sanskerta melalui
bahasa pustaka atau bahasa tertulis. Bahasa
Sanskerta ditulis dengan huruf Devanagari,
sedangkan di Indonesia banyak digunakan huruf
Pallawa yaitu huruf yang biasa dipakai oleh orang-
orang Hindu di India Selatan.
Bahasa Sanskerta mempunyai pengaruh yang
kuat untuk dijadikan sumber utama bagi pembentukan
istilah baru, karena sifat kesastraannya yang
memungkinkan kosakata ini menjadi istilah,
sebagaimana penggunaan bahasa Latin untuk bahasa
ilmu pengetahuan. Pada mulanya bahasa Jawa Kuno
menyesuaikan diri dengan bahasa Sanskerta sewaktu
memasukkan struktur kompositum dalam sistem
bahasa. Masuknya kata-kata Sanskerta tidak terjadi
tanpa perubahan, tetapi perubahan itu seringkali
menjadikan salah pengertian atau salah dengar,
sehingga banyak kosakata Sanskerta telah berubah
hingga sulit ditentukan kata asalnya.
Bahasa Indonesia berdasarkan sejarahnya berasal
dari bahasa Melayu Kuno yang berbentuk
kesusasteraan dan tulisan. Prasasti peninggalan
kerajaan Sriwijaya di Palembang, Jambi, Bangka
pada abad ke-7 masehi atau tahun çaka 604, 605,
dan 608 ditulis dengan huruf Pallawa dan
memakai bahasa Sanskerta (Kridaklasana, 1986:
60). Bahasa Melayu Kuno pada masa Sriwijaya
tersebar ke daerah kekuasaan lain seperti Minangkabau
di Sumatera Barat, Bangka, Malaka. Selanjutnya,
perkembangan bahasa Sanskerta di Jawa karena
pengaruh agama Hindu Budha yang dianut para raja
dan menjadi agama rakyat. Melihat adanya keterkaitan
sejarah antara bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, dan
Melayu, maka pengaruh bahasa Sanskerta banyak
berupa pemakaian kosakata yang bermakna agama,
budaya, dan sebutan untuk kata benda.
Dalam penelitian ini inventarisasi kata
merupakan tugas utama untuk memperoleh korpus
data yang diinginkan. Berdasarkan prinsip kerja
teori linguistik historis, yaitu studi tentang bagaimana
suatu bahasa bekerja pada suatu waktu tertentu
dilakukan dengan mengupas “basic vocabulary”,
sehingga diketahui masalah difusi kebudayaan asing
ke Indonesia. Prinsip-prinsip eklektif digunakan dalam
penelitian dengan pijak. Kajan linguitstik historis,
prinsip lain yang relevan dan berguna bagi analisis
adalah pentingnya data tulis sebuah bahasa arketipe.
Oleh sebab itu, kamus dipandang cukup relevan
karena ketersediaan korpus tulis.
Dalam perkembangan bahasa Indonesia, serapan
sebagai unsur pemerkaya kosakata telah dilakukan,
salah satunya dari bahasa Sanskerta. Penyerapan
istilah asing digunakan untuk mengembangkan
kosakata bahasa Indonesia dengan pertimbangan (1)
istilah serapan yang dipilih lebih cocok konotasinya,
(2) istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika
dibandingkan dengan terjemahannya dalam bahasa
Indonesia, dan (3) istilah serapan yang dipilih dapat
mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonim.
Bahasa Sanskerta sebagai bahasa asing yang
diserap bahasa Indonesia baik dalam bentuk istilah
maupun bentuk kata yang diambil dari bahasa
Melayu berbentuk dasar dan turunan. Pada prinsipnya
yang dipilih adalah bentuk tunggal. Faktor kepraktisan,
situasi atau konteks pemakaian, kemudahan
mempelajari dan faktor transliterasi sebagai prinsip
pemilihan. Kosakata bahasa Sanskerta yang digunakan
dalam bahasa Melayu dan diambil sebagai bahasa
Indonesia merupakan pengambilan bentuk kosakata
karena faktor kesejarahannya.
Kosakata
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 412 kata
yang berasal dari bahasa Sanskerta, baik yang
digunakan dalam bahasa Melayu maupun bahasa
Indonesia dengan berbagai perubahan bentuk dan
makna.
Tabel 1 Korpus Kata Serapan Bahasa Sanskerta
dalam Bahasa Melayu dan Bahasa
Indonesia
No. Bahasa Melayu Bahasa Indonesia Bahasa Sanskerta
1 ayah ayah vayas
2 upati upeti utpati
3 aksara aksara acara
4 ugama agama agama
5 angkara angkara shangkara
6 angkasa angkasa akasa
7 angga anggota angga
8 angka angka angka
9 anggara racun (?) anggara
10 angsana angsana asana
11 angsoka asoka acoka
12 acara acara acara
13 aji aji aji
14 ajujah umpat jarj
15 ajar ajar acarya
16 utama utama uttama
17 ataw atau utawa
18 adi adi adi
19 adipati adipati adipati
20 udara udara adara
21 aniyaya aniaya anyaya
22 aneka udara aneka
23 anugerah anugerah anugraha
24 anta ? anta
25 antara antara antara
26 anduwan rentetan andu
27 indera indera indra
28 upaya upaya upáya
29 upama umpama upama
30 apiun opium apéna
31 upacara upacara upacara
32 ama hama ama
33 usaha usaha utsaha
34 asu Jw:asu çwan
35 istanggi setanggi astangga
36 isteri isteri stri
37 asmara asmara smarga
38 hantu hantu hantu
39 harga harga arga
40 harta harta arta
41 hartal ? haritala
42 kasta kasta kasta
43 yogiya yogya/Jw yõgia
44 yojana ? yojana
45 wijaya wijaya vijaya
46 weda weda veda
47 wira wira vira
48 perwira perwira pravira
49 warta warta várta
50 wasangka sangka viçangka
51 kawi kawi kavi
52 kaca kaca káca
53 kata kata kata
54 kapas kapas kapása
55 karana karena karana
56 kala ‘waktu’ kala
57 kuwasa kuasa vaça
58 kokila ? kõkila
59 kota kota kuta
60 kuli kuli kuli
61 kolam kolam kula
62 kangsa Gangsa/Jw kansa
63 kecapi kecapi kaççapi
64 kecil kecil kincit
65 keti keti koti
66 kotika ketika gatika
67 kancana kencana káncána
68 kunci kunci kunciká
69 kandara kendaraan kandara
70 kendi kendi kundi
71 kunarpa kunarpa kunápa
72 kapala kepala kapála
73 kumbara mengembara ambara
74 kemboja kemboja kámboja
75 karya kerja Kárya
76 kertika kartika krettika
77 kerat kerat kret
78 karuniya karunia kárunya
79 kurangjang keranjang karanda
80 kula- keluarga kulavamsa
81 kulawarga keluarga kulavarga
82 kulasantana ? kulaçantana
83 kusuma kusuma kusuma
84 kasturi kesturi kasturi
85 kusumba sumba kusumba
86 gagak gagak káka
87 gajah gajah gaja
88 gada gada gadá
89 gaharu gaharu agaru
90 guna guna guna
91 goni goni goni
92 guru guru guru
93 gula gula gula
94 gunawan gunawan gunawan
95 genta genta gantá
96 ganda ganda kandala
97 gandha ganda ganda
98 gandi ? gandiwa
99 gapura gapura gõpura
100 gempita gempita kampita
101 gombala gembala gompita
102 gambira gembira gambira
103 gurita gurita grehita
104 garuda garuda garuda
105 garagaji gergaji krakaça
106 gargasi gergaji karkaça
107 gulana gulana Glana
108 golega ? Golaka
109 gusti gusti Gõsti
110 catur catur Caturangga
111 cium cium Cum
112 cuka cuka cukra
113 cutika curiga curika
114 cula cula cuda
115 cakra cakra cakra
116 cakrawala cakrawala cakrawala
117 catriya,catria satria cattriya
118 cidra ? cidra
119 cina ? cina
120 cinangga ? cinnatangga
121 cinta cinta cinta
122 candra bulan candra
123 candrasa bulan candrahasa
124 cemara cemara camara
125 cempaka cempaka campaka
126 cerana ? carana
127 cerita cerita carita
128 cerpelay cerpelai sarpari
129 cerna cerna curna
130 cela cela cala
131 jaya jaya jaya
132 jaga jaga jaga
133 jagat jagat jagat
134 jati jati jati
135 jala jala jala
136 jasa jasa jasa
137 jiwa jiwa jiva
138 juwita juwita juvita
139 Juga,juwa, jua juga yoga
140 jugi yoga yogin
141 juta juta ayuta
142 judi judi yodi
143 jantra ? yatra
144 jambu jambu jambu
145 jaladri (Jw) jaladara
146 jalma (Jw) janma
147 tabek tabik catavya
148 teja teja tejas
149 timah timah tevra
150 tetapi tetapi tatapi
151 tatkala ketika tat
152 tantara tentara tantra
153 tandak (Jw) tandaka
154 tembaga tembaga Tamraka
155 taruna taruna Taruna
156 tarka terka tarka
157 trisula trisula trisula
158 tala tala/bunyi tala
159 telaga telaga talaka
160 tuladan teladan tula
161 daya daya daya
162 dasa dasa daçan
163 dasun ? laçuna
164 dewa dewa deva
165 dewata dewata devata
166 dewasa dewasa divasa
167 dewi dewi devi
168 dewan-daru (Jw) devadáru
169 duwa, dua dua dvi
170 duka duka duhka
171 duta duta duta
172 dupa dupa dupa
173 dura jauh dura
174 duli ? duli
175 dosa dosa dosa
176 dinihari, dina fajar dinadi
177 danta ? danta
178 denda ? danda
179 drawa ? drawa
180 durhaka durhaka drowa
181 derita derita drita
182 dirgahayu dirgahayu dirgháyu
183 durjana durjana durjana
184 derma derma darma
185 dermawan dermawan darmawan
186 dalima delima dalima
187 naga naga naga
188 nadi nadi nadi
189 nama nama náma
190 nara pemuda nara
191 naraka neraka naraka
192 nali ? náli
193 nira nira nira
194 nilakandi biru nilakanta
195 nilam nilam nilam
196 nagri negeri nagara
197 naraca neraca naraci
198 nurbisa ? nirvisa
199 nalayan nelayan Nara-ayana
200 niscaya niscaya niscaya
201 pawana angin pawana
202 patih patih pati
203 pada pada pada
204 padi padi vrihi
205 paduka paduka paduka
206 panah panah wâna
207 pala pala pala
208 pahala pahala paha
209 puwasa puasa upavasa
210 puja puja puja
211 puji puji puja
212 putih putih puti
213 punah punah puna
214 puri puri puri
215 pakriti pekerti pakreti
216 paksa paksa paca
217 patala petaka patala
218 patra minyak patra
219 putra putra putra
220 putri putri putri
221 padma teratai padma
222 penuh penuh purna
223 panca Panca/5 pança
224 pancala Papan catur pancálá
225 panca warna panca-warna pancavarna
226 pancedar Jw: Panca-driya pancedriya
227 pancapersada ? Panca-prasada
228 pancalima ? pancalima
229 panca-logam ? pancaloha
230 panjara ? panjara
231 panjara penjara panjara
232 pandey Pandai besi panda
234 pandita pendeta pandita
235 perkara perkara prakara
236 perkasa perkasa prakaça
237 preksa periksa parica
238 pendapa pendapa mandapa
239 percaya percaya pratyaya
240 portama pratama pratama
241 perdana perdana pradana
242 purnama purnama purnama
243 purba purba purva
244 perbahasa peribahasa paribása
245 permata permata paramata
246 permaisuri permaisuri parameçvari
247 peristiwa peristiwa prastáwa
248 pelihara pelihara parihara
249 paseban paseban séva
250 pustaka pustaka pustaka
251 puspa bunga puspa
252 puspa-ragam Beragam bunga pusparaga
253 bahu bahu báhu
254 bayu bayu váyu
255 baca baca vaça
256 baja baja vajra
257 bahana wahana bániváni
258 bahara bahwa báva
259 bahasa bahasa bása
260 bahuwa, bahwa bahwa báva
261 bahagiya bahagia bagya
262 bahatra bahtera vahitra
263 biaya biaya vyaya
264 biyasa biasa abyaça
265 biku biksu bicu
266 biji biji vija
267 beda beda beda
268 bimasakti bimasakti bimaçakti
269 bila bila vela
270 bisa bisa visa
271 boga boga bõga
272 bujangga pujangga bujangga
273 budi budi buddi
274 bagawan begawan bumi
275 bengkok bengkok bagavan
276 bangsi ? vangka
277 bicara bicara vançi
278 bijaksana bijaksana viçacana
279 batara batara battara
280 betah betah vata
281 bidara bidadara vidaravata
282 bidiyadari bidadari vidyadari
283 budiman budiman buddiman
284 biduwan biduan vidwas
285 binasa binasa vinása
286 baniyan, banij pedagang banji
287 benda benda banda
288 bendahara bendahara bandagara
289 bendahari bendahari Banda-gariksa
290 bendu (Jw) bandu
291 bomantara (Jw) bumi+ antara
292 berahi birahi virahi
293 brahma brahma bráhma
294 brahman brahman bráhman
295 berita berita vártta
296 baruna baruna varuna
297 berniaga berniaga banijya
298 beranda beranda varanda
299 belia, baluiya belia bálya
300 busana busana busana
301 bestari bestari vistara
302 maya maya maya
303 mayapada mayapada manas
304 mana mana mana
305 manah memanah manas
306 mani mani mani
307 manikam manikam mánikya
308 manusia manusia manusa
309 masa masa masa
310 maha maha maha
311 mega mega mega
312 muka muka muka
313 muda muda muda
314 mahkota mahkota makuta
315 manggala manggala manggala
316 mangsa mangsa mánisa
317 meta ? matta
318 mutia ? mutya
319 mantri mantri mantri
320 mendapa pendapa mandapa
321 murka murka murka
322 marga marga mrega
323 murca murca murcá
324 marca-pada marcapa martyapada
325 merdu merdu mrdu
326 melati melati málati
327 mulia mulia maulya
328 mala-petaka mala-petaka malapataka
329 ragi ragi rágin
330 ragam ragam ragam
331 raja raja rája
332 rata rata rata
333 ramai, ramey ramai ramey
334 rasa rasa rasa
335 rahasia rahasia rahasya
336 reka reka reka/leka
337 rina, dina Rahina (Jw) dina
338 risaw, risau risau riswa
339 rupa rupa rupa
340 rupiyah rupiah rùpya
341 reksa reksa raca
342 reca arca arcá
343 ratna ratna ratna
344 rancana rencana racana
345 randa renda randa
346 remaja remaja ramaniya
347 resi resi risi
348 laut laut lavana
349 laba laba taba
350 labu labu alabu
351 loka loka loka
352 lupa lupa lõpa
353 laksa laksa laca
354 lasana laksana lacana
Berdasarkan data tersebut, dapat dijelaskan
bahwa dari keseluruhan data (412 kata), kosakata
bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Sanskerta
dengan mengalami (a) perubahan bunyi sejumlah
188 kata (47%) (b) perubahan bentuk sejumlah 234
kata (58,5%), (c) perubahan makna sejumlah 40
kata (10%), (d) kosakata Sanskerta yang terdapat
dalam bahasa Melayu dan tidak ada dalam bahasa
Indonesia sejumlah 31 kata (7,8%), (e) kosakata
Sanskerta yang terdapat dalam bahasa Melayu,
Jawa, Kawi, Sunda, tetapi tidak terdapat dalam
bahasa Indonesia sejumlah 24 kata (6%), dan
(f) kosakata Sanskerta yang terdapat dalam bahasa
Melayu dan bahasa Indonesia dengan tidak
mengalami perubahan bentuk, bunyi, dan makna
sejumlah 86 kata (21,5%)
Dari klasifikasi tersebut, dapat dipaparkan
beberapa contoh dari keberadaan dan perubahannya.
a. Perubahan bunyi
Secara distribusi korpus sampel kesamaan kasus
kosakata, perubahan bunyi adalah:
acara – aksara ———— c > ks
açoka – asoka —— ç > s
anyaya – aniaya —— y > i
Çwan – asu (Mly) (Ind.ø)—— ç > s dan
berubah bentuk
yogia- yogya ——— i> y
kâca – kaca ————â > a
kâla – kala ———— â > a (dalam BI sering
dipakai kata ‘waktu’)
355 laksamana laksmana lemana
356 lengkara lengkara alangkara
357 langkah langkah langgana
358 lontar lontar tála
359 sawat Lempar, (Jw) vata
360 saji saji sajja
361 saba saba(Jw) sabá
362 sama sama sama
363 sahaya, saya
saya sahâya
364 sila sila çil, çila
365 sisa sisa çesa
366 suami suami swâmi
367 suara suara svara
368 sukar sukar sukara
369 suci suci çuci
370 sutra sutra sutra
371 saudara saudara sahðdara
372 sudi sudi çuddi
373 suri suri çauri
374 suwarguri suargi svargi
375 swasani suasana swasti
376 sakti sakti çakti
377 sukma sukma sucma
378 siksa siksa çica
379 segara laut sagara
380 saksi saksi saci
381 sigrah, segera segera çigra
382 segala segala sakala
383 sangka sangka çangka
384 sang-kakala Sang-kakala Çangkakala
385 Singgah-sana singgasana sinha+ asana
386 setia, satya, setya setia satya
387 satwa satwa sattva
388 satru seteru çatru
389 sudah sudah çudda
390 sediya, sadiya sedia sâsya
391 sedia sedia sajja
396 santiyasa sentiasa nityaça
397 sentosa,santawsa santausa santosa
398 sendawa sendawa sindudbava
399 sendi sendi sandi
400 sundal sundal çandala
401 seperti seperti prati
402 sabda sabda çabda
403 semayam semayam samayâ
404 sempurna sempurna sampurna
405 samiosta, semesta semester samasta
406 seraya sseraya açraya
407 srigala serigala çrgala
408 serba, serwa, seru serba sarva
409 seroja seroja saroja
410 sastra sastra çastra
411 sastrawan sastrawan çastrawan
392 sederhana sederhana sandarana
293 sana ?
394 senja senjana sandya
395 senjata senjata sajja
gatika – ketika —— g > k; a > e
kandara – kendaraan —— a > e
kundi – kendi ———u > e
kapala- kepala ——a >ê
kret – kerat——ø > ê
karunya – karunia —— y > i
kaka – gagak — k> g
jiva – jiwa———v > w
jivita – juwita——— i> u ; v > w
pakreti – pekerti——re (r)> er
vayu – bayu—— v > b
b. Perubahan Bentuk
Secara distribusi korpus sampel kesamaan kasus
kosakata, perubahan bentuk adalah:
nara + ayana – nelayan —— bentuk sandi,
fleksi, dan a > e; r > l
uttama – utama ——— ut (-t) ama
arga – harga —— (+h)
ama – hama —— (+h)
stri – istri, isteri —— (+i)
vayas – ayah —— (-v) ayah (s>h); catatan
dalam bahasa Jawa “ yayah”.
shangkara- angkara ——— a(-ha)ngkara
vaça – kuasa —— (ku) V/W / asa
naraci – neraca —— n(a>e)rac (i>a)
banijya – berniaga ——ijy > (ga)
upavasa – puasa ——(u)pa (wa) sa
c. Perubahan Makna
Secara distribusi korpus sampel kesamaan kasus
kosakata yang dimaksud adalah:
Kulavamsa - ‘keluarga‘— vamsa (bangsa) dari
bangsa menyempit menjadi keluarga.
Purna – ‘penuh’ —— purna (purnama: bulan
penuh); sudah paripurna; kerja sempurna.
Pala – ‘pala’ —— semula berarti buah menjadi
berubah makna sempit: rempah-rempah.
d. Keberadaan Bahasa Sanskerta dalam Bahasa
Melayu, Indonesia, dan Jawa
Ada berbagai variasi keberadaan bahasa
Sanskerta dalam bahasa Melayu dan Indonesia.
Variasi yang dimaksud adalah adanya kosakata
bahasa Sanskerta yang digunakan dalam bahasa
Melayu tetapi tidak ada dalam bahasa Indonesia,
demikian pula ada kosakata yang terdapat dalam
bahasa Melayu, Jawa Kuno (Kawi) dan Jawa
tetapi tidak ada dalam bahasa Indonesia. Secara
distribusi korpus sampel variasi tersebut adalah
sebagai berikut:
anggara (Skt) – anggara (Melayu; Jawa )——
— BI (ø)
asana (Skt) —angsana (Melayu)——BI (ø);
namun dipakai sebagai nama pohon.
golaka (Skt)——golega (Melayu) ——BI (ø)
vata (Skt) —— sawat (Melayu, Jawa) ——BI
(ø): lempar
pancadriya (Skt) —pancadriya (Jawa) —
pancedar (Melayu): BI (Panca Indera)
janma (Skt) —jalma (Melayu, Jawa)——BI
(manusia)
nara (Skt. Melayu, Jawa)——BI (manusia
muda: istilah).
Meskipun demikian terdapat pula kosakata yang
dalam bahasa Sanskerta, Melayu maupun Jawa
memiliki bentuk dan arti yang sama. Secara distribusi
korpus sampel variasi ini adalah.
angka acara ka ji
adi Adipati antara upaya
upacara hantu kasta ata
Kusuma guna guru ganda
garuda jaya jagat ala
putra Pa(e)ndita bara beda
puri sutra
Temuan dalam penelitian ini adalah informasi
kebahasaan yang berkaitan dengan kata serapan
yang berasal dari bahasa Sanskerta melalui kosakata
bahasa Melayu. Ditemukan data kebahasaan dengan
penjelasan sebagai berikut.
1. Bahasa Melayu sebagai sumber bahasa
Indonesia banyak menyerap kosakata bahasa
Sanskerta. Kategorisasi untuk ini adalah
(1) kata yang berasal dari bahasa Melayu yang
mengambil bahasa Sanskerta berupa kosakata
yang digunakan dalam penamaan dan sebutan
(2) kata yang bersifat asli langsung dari bahasa
Sanskerta dan bahkan mendapat tambahan unsur
dari bahasa Kawi atau Jawa.
2. Berdasarkan kosakata yang sudah ada, kosakata
bahasa Sanskerta dalam bahasa Indonesia tidak
berasal dari bahasa Jawa tetapi dari bahasa
Melayu. Hal ini dapat dibuktikan adanya
kesamaan antara kosakata Melayu dengan Kawi,
Jawa, dan Sunda.
3. Dari hasil penelitian diperoleh sebanyak 412
kosakata bahasa Melayu yang berasal dari
bahasa Sanskerta dengan kategorisasi (a) ada
kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yang
mengalami perubahan bentuk, sehingga kronologi
perolehannya dari Sanskerta ke Melayu menjadi
Indonesia, (b) ditemukan kata yang mengalami
perubahan bentuk, baik dari bahasa Sanskerta
ke bahasa Melayu dan menjadi bahasa Indoesia,
(b) ditemukan kata yang mengalami perubahan
makna dengan kategori (1) kata dalam bahasa
Sanskerta dengan Melayu sama tetapi mengalami
perubahan dalam bahasa Indonesia, (2) kata
dalam bahasa Sanskerta dengan Indonesia sama
tetapi dalam bahasa Melayu mengalami
perubahan, (3) kata dalam bahasa Sanskerta
ada dalam bahasa Melayu, tetapi tidak ditemukan
dalam bahasa Indonesia, (4) kata dalam bahasa
Melayu ada dalam bahasa Kawi, Jawa, Sunda,
tetapi tidak terdapat dalam bahasa Indonesia.
4. Pada umumnya kata dalam bahasa Sanskerta telah
mengalami perubahan makna. Perubahan bentuk
dan makna terjadi karena perbedaan rumpun bahasa
yang memiliki ciri bahasa yang berbeda.
5. Beberapa kata yang berasal dari bahasa Sanskerta
setelah menjadi bahasa Indonesia mengalami
perubahan pemakaian. Kata semacam ini dalam
bahasa Indonesia menjadi ragam khusus, misalnya
untuk sastra atau penamaan sesuatu. Contoh
kata /kala/ dalam bahasa Indonesia memiliki
variasi :/tatkala/, /kala/, /senjakala/, banyak
dimanfaatkan untuk sastra. Dalam kosakata
sehari-hari, lebih banyak digunakan kata /waktu/
yang diambil dari bahasa Arab.
6. Beberapa bentukan kata yang memiliki makna
asosiatif antara lain: (a) kata ‘puasa’ lebih
banyak digunakan untuk kosakata keagamaan,
misalnya puasa ramadhan, puasa senin dan
kamis, Kata puasa identik dengan ranah
kosakata Islam. Kata puasa dalam bahasa Arab
adalah ‘shaum’, ‘shiyam’ yang juga ditemukan
dalam bahasa Jawa ragam halus tinggi ‘siyam’.
Dalam bahasa Sanskerta, berasal dari kata/
upavasa/. Kata /upa/ banyak terkait dengan
nilai keagamaan, misalnya /upacara/. (b) kata /
lontar/ dalam bahasa Sanskerta /tâla/. Dalam
bahasa Melayu /lontar/ demikian juga bahasa
Indonesia. Bunyi [l] merupakan perubahan dari
bunyi [r] seperti hokum Van der Tuuk “R-D-
L”. Jadi dari semula kata /ron- tala/ yang
berarti ‘daun-tala’ menjadi /lon-tala/ ke /lontar.
(c) ditemukan kata /dura/ yang terdapat dalam
bahasa Melayu dan Sanskerta, sedangkan dalam
bahasa Indonesia tidak ditemukan. Kata /dura/
bermakna ‘yang jauh’, ‘terisolir’, ‘jarak’. Secara
etimologi kata ini terkait dengan nama pulau
Madura di Jawa Timur. Penduduk Madura
berbahasa Madura yang berbeda dengan bahasa
Jawa dan lebih dekat dengan bahasa Melayu
dan bahasa Indonesia. Awalan /ma-/ dalam
bahasa Jawa Kuno bermakna ‘menuju ke-‘
atau ‘ke-‘, sehingga Madura dimaknai ‘menuju
ke yang terpencil, terpisah, seberang’ yaitu
sebuah pulau yang letaknya terjarak oleh laut
yaitu selat Madura.
Paparan penelitian ini bersifat informasi data
linguistis tentang kosakata bahasa Indonesia yang
diserap dari bahasa Sanskerta, sehingga terbatas
pada kajian kosakata tetapi dapat dijadikan data
awal untuk penelitian lebih lanjut. Berkaitan dengan
pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah, asal
usul sebuah kata perlu diberikan agar siswa memiliki
pengetahuan yang luas tentang perkembangan
bahasa Indonesia dan sejarah bangsa.
Berdasarkan paparan hasil penelitian dapat
disimpulkan kosakata bahasa Indonesia menyerap
kosakata Sanskerta melalui bahasa Melayu atau
dari bahasa Jawa. Hal ini diperoleh dari dari kategori
kesamaan kata. Serapan kosakata bahasa Sanskerta
dalam bahasa Indonesa lebih banyak berubah fungsi
sebagai istilah, sebutan, dan penamaan. Dari data
sejumlah 412 korpus dikategorikan kata serapan
dari bahasa Sanskerta (1) ada yang mengalami
perubahan bentuk, (2) tidak mengalami perubahan
bentuk, (3) mengalami perubahan makna. Pada
umumnya kata serapan dari bahasa Sanskerta telah
mengalami perubahan makna. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan rumpun bahasa yang memiliki
ciri bahasa yang berbeda.