revolusi iran 4




Iran telah merun­
tehka:1 bentuk monarki yang berabad-abad 
rrengu.-.sai Iran. Republik Isl2.m Iran segera 
dicanangkan oleh Khomeini ke seluruh pen­
juru dunia 

sesudah  pengunduran diri Azhari, Shah Iran men­
cari berbagai kandidat untuk menjabat Perdana Men­
teri. Tak seorang yang mau, kecuali Shapur Baktiar, 
bekas tokoh Front Nasional, yang mendapatkan du­
kungan AmP.rika Serikat. Orang yang pernah di­
tangkap dan dipenjarakan oleh Shah sel&ma bebe­
rapa tahun ini mengatakan bahwa ia menerima ja­
batan itu sebab tak ada orang lain: ia ingin meng­
hindarkan Iran dari sebuah cr.aos total. 
Dengan terus terang di muka wartawan inter­
nasional Baktiar mer.gatakaa, bahwa ia tak pernah 
menyukai Shah Iran yang "kediktatorannya merupa­
kan penyebab dari krisis di Iran saat ini". 
Tanggal 6 Januari 1978 Baktiar mulai memangku 
jabatannya sebagai Perdana Menteri kelima dalam 
masa setengah tahun terakhir berkuasanya Shah Iran. 
Ia melakukan berbagai hal spektakuler: mencabut 
sensor pers, pembubaran polisi rahasia SAV AK. ber­
hasil meyakinkan Shah Iran untuk pergi ke luar ne­
geri dengan alasan kesehatan seandainya ingin krisis 
politik berakhir. 
Sebelum berangkat, Shah Iran telah membentuk sebuah Dewan Negara pada tanggal 13 Januari yang 
anggota-anggotanya sebagai berikut : Teherani, Sha­pur Baktiar, Parelem Javad Sayed, Sajadi (Ketua Se- 
-nat), Ali Qoli Ardalan, Nasser Yenageh, Jenderal 
Gharabagi (Kepala Staf Angkatan Perang), Abdullah 
Entezam, dan Ali Varastech. Di samping itu Shah ma­
sih percaya pada kesetiaan pasukan padanya, terutama 
The Immartals Imperial Guards. 
Beberapa hari sebelum kepergian Shah, ibu dan 
keluarga-keluarga lainnya sudah berangkat ke Ame­
rika Serikat. Di sana, di Los Angeles mereka men­
dapat sambutan demonstrasi besar dan berdarah dari 
orang-orang Iran dan Amerika yang anti Shah. Jen­
deral Oveissy, Gubernur Militer dan penanggung ja­
wab SOB, tanggal 4 Januari, sebelum Baktiar dilantik, 
malah sudah lebih dulu kabur ke Amerika Serikat. 
Pengangkatan Baktiar ditolak rakyat dengan 
demonstrasi-demonstrasi dan spanduk-spanduk: 
"Baktiar, Penguasaanmu mana mungkin." "Kerja­
sama? Tidak!" Satu-satunya jalan adalah perjuangan 
bersenjata. Seperti diketahui, meskipun ada yang 
berangkat namun masih banyak anggota-anggota mili­
ter lainnya yang keras yang berkedudukan penting di 
kepasukanan Iran. 
Hari pertama Penguasaan Baktiar dit2.ndai 
dengan munculnya kembali seluruh suratkabar Iran. 
Mereka serempak merr.uat foto dan berita-berita be­
sar mer..genai Khorr.eini,yang malam itu jaga 1nen0lak 
pengangkatan Baktiar. Pemindahan kekuasaan se­
cara konstitusional sama sekali ditolaknya. 
Padahal Baktiar sanggup membuat beberapa 
konsesi: dicabutnya SOB, diher.tilrnnnya penjualan 
minyak ke Israel dan Afrika Selatan, juga peme­
rintahnya akan tunduk pada Deklarasi Dunia me­ngenai hak-hak manusia, dan lain sebagainya. 
a. Shah Pergi 
Menjelang keberangkatannya, Shah meminta 
aear tanah yang . terletak di atas kuburan ayahnya d,masukkan ke dalam sebuah kotak dari perak. 
Eiasanya bila ia berangkat selalu banyak pengan- 
tar yang bukan saja orang sipil dan militer, namun  juga 
orang agama. Tapi kali ini, hanya ada Perdana Men­
teri, Menteri Kerajaan, Ketua Senat dan Parlemen, 
beberapa pembantu dan teman dekat, ditambah de­
ngan dua orang wartawan Iran. 
Muka Shah pucat saat  jam 15.15 (waktu Iran), ia 
dan permaisurinya akan menaiki pesawat Boeing 747 
pribadinya. Ia tampak sedih dan mukanya seperti 
seorang yang tak bakal melihat tanah airnya lagi. Bia­
sanya kala itu, pemimpin agama tertinggi di ibu kota 
berada di sebelahnya dan memegang Qur'an di atas 
kepala Shah sebanyak tiga kali. 
Shah bertanya kepada Baktiar: "Tuan Perdana 
Menteri, apakah Imam Jom'eh ada?." 
"Tidak Tuan. ia tak ada." 
Ia mengangkat kepalanya dan menyebutkan nama 
seorang tokoh agama lainnya. Baktiar menjawab: "Ti­
dak Tuan. " 
Shah berkata: "Dia pun tak datang." 
Seorang wartawan mengambil Qur'an dan mele ­
takkan di atas kepala Shah. sesudah  selesai ia 
meletakkan di atas keningnya dan lalu diciumnya. 
Permaisuri melakukan hal sama. Beberapa saat ke­
mudian, mata Shah berlinang air mata dan "dengan 
langkah tRk pasti, sambil memegaug pagar tangga 
pesawat, ia naik ke atasnya tanpa memalingkan muka 
dan memandang orangeorang yang ada di bawah. 
Biasanya, saat  di atas tangga ia selalu menoleh dan 
memberi salam. Kali ini tidak." Demikian kesaksian 
seorang wartawan Iran yang hadir pada waktu itu. 
Pengangkatan Baktiar tidak membuat roda kehi­
dupan sehari-hari berjalan di Iran. Bazar, pabrik­
-pabrik, kantor-kantor masih mogok. Setiap hari 
koran-koran hanya memberitakan Khomeini yang 
berada di Neauphle-le-Chateau. 
Keberangkatan Shah juga tidak disambut dengan 
demonstrasi besar, meskipun orang-orang puas. Di 
Neauphle-le-Chateau, berkatalah Khomeini pada 
wartawan: "Sebuah langkah dalam keakhiran dinasti  
:Pahlavi.. . .. Harns kita beri pujian pada orang-oran 
berani di Iran ..... Sekarang kita masih punya banya 
masalah. Negeri harus dibangun kembali .. . .. " Da 
untuk itu ia memohon bantuan seluruh orang Iran. 
Kerusuhan terus berlangsung di provins 
provinsi selama kekuasaan Baktiar. Lima belas ang gota Parlemen mengundurkan diri. Menteri Peru 
hanan, Menteri Kehakiman dan anggota-anggota kc 
binet lainnya mulai mengundurkan diri mereka, sat, 
per satu . Tapi Baktiar tak i:nau mundur. "Saya Pei 
dana Menteri dan saya akan tetap menjabatnya . Bu 
kan populace 1 yang mengatur Iran," katanya . 
Pada tanggal 19 Januari , demonstrasi jutaa1 
orang rnengelu-elukan Khomeini dan meminta Bak 
tiar untuk mundur. Bahkan seluruh pemimpin agamc: 
di Iran menyerukan dipP-ringatinya tanggal 29Jan-:..ari 
secara besar-besaran: hari ke-40 wafatnya Imam Hu• sin. Ayatollah Khomeini ingin pulang tanggal 26 di 
hari ulang tahun "Revolusi Putih" (land refurm) yang 
amat ditentangnya sejak dulu . Baktiar meng• 
halanginya dengan jalan mengirimkan pasukan sejak 
tanggal 24 di Lapangan TerbangMehrabad. Khomeini 
terus meminta Baktiar agar mundur. 
b. Khomeini Pulang 
Tentu saja Baktiar, pahlawan patetik yang keras kepala ini menolak. Ia menyetujui seluruh ide Kho­
meini kecuali  satu : yaitu bahwa Penguasaannya 
ilegal. Baktiar mencoba berdialog. Dikirimnyc>. Tehe-
rani anggota Dewan Negara untuk berunding dengan 
Khomeini di Paris. Si orang tua menolak menerima 
Teherani bila ia tidak mengundurkan . diri dan me­ngutuk Dewan Negara . 
I Rakyat kecil dan bodoh. Perkataari ini merupakan hinaan besar 
dalam bahasa Prancis.  
Kali ini Baktiar sendiri yang ingin ke Neauphle-le­
Chateau untuk berunding dengan Khomeini. Ditolak. 
Khomeini hanya mau menerima Baktiar kalau ia ter­
lebih <lulu mengundurkan diri. Padahal sebuah ske­
nario telah dibuat: Baktiar ke Paris lalu ia meng­
undurkan diri. Kemudian Ayatollah Khomeini akan 
mengangkatnya kembali sebagai Perdana Menteri. 
Keadaan yang makin panas, boleh jadi menjadi 
penyebab kegagalan skenario ini. Seorang jenderal 
gerularmerie ditikam di tengah kota Teheran. Seorang 
letnan kolonel Angkatan Udara Amerika Iuka berat 
ditemhak lirr.a peluru di kota satelit, Teheran Utara. 
Seorang wartawan Italia ditembak pundaknya, dan 
lain-lain sebagainya..... Tak ada pilihan lain: Kho­
meini !1arus pulang. Tak ada satu pun yang dapat 
menghalanginya. Tidak juga pasukan. 
Akhir Januari H179, jam 1.00 pagi waktu Prancis, 
Khomeini meninggalkan nege!"'i itu menuju tanah air 
yang telah ditinggalkan!lya selama rn tahun. 
Ada anekdot di Iran. Seandainya Baktiar me­
nyuruh tembak pesawat ini boleh jadi ia ticiak ke­
hilangan kekuasaannya. Dan alasan mengapa ia tidak 
melakukan hal ini  adalah sebab adanya 
wartawan-w&rtaw&n interm1sional ini . Sebab 
kalau mereka terbunuh maka ia akan dapat kritik 
internasional yang keras. Dengan kata lain, wartawan 
telah menjadi penjamin Khomeini. 
Boleh dikatakan keberangkatan Khomeini terse­
but telah tidak disambat dengan antusiasme oleh war­
tawan. Alasannya sebab sudah beberapa kali di­
batalkan. Jadi mereka berhati-hati. Memang, Kho­
meini seharusnya sudah pulang tanggal 25 Januari 
1ITT8 dengan Air France juga. 
Dengan alasan keselamatan, Baktiar tiba-tiba 
menutup seluruh lapangan terbang di Iran selama 3 
hari. Baru tanggal 30 Januari lapangan terbang di­
buka untuk kasih jalan bagi kep11Jangan KllQrr.eini. 
Keputusan ini akan berakibat fatae baginya. Tapi, 
dapatkah ia berbuat lain?  
Jam 9.00 pagi satu Februari, Khomeini men­
daratkan kakinya di tanah airnya kembali. Dan ..... ju­
taan orang Iran (antara 5 sampai 6 juta orang) telah 
menyambutnya sebagai pahlawan agung negeri tere 
sebut. 
Penyambutannya sulit digambarkan dengan 
kata-kata. Seluruh polisi dan pasukan akan jatuh mo­
ralnya melihat luapan kegembiraan ini , yang 
dapat menggambarkan dan membuat mP.ngerti bagi 
orang yang per..ama kali tiba di negeri ini . Betapa 
populernya Khomeini dan bahwa tak mungkin bagi 
orang lain untuk memerintah Iran tanpa perse­
tujuannya! Tak ada seorang polisi ;:i,tau tcntara pun 
yang ikut campur. Padahal tadinya telah dirunding­
kan bahwa pasukan akan menjaga kcamanan Kho­
meini d:iri LapangaP- Terbang Mehrabad d&r. Tugu 
Chahyad. 
Dari sini saja sudah dapat dHihat betapa ber­
kuasanya Khomeini. 
Seluruh te!ekamunikasi Penguasaan dan kedu­
taan, terputus se!ama bebernpa minggu sejak ke­
datangan Khomeini. Yang jalan hanyalah semua yang 
mendapat restu dan dipakai 1mtuk kepentingan 
Khomeini. Penulis berhasil mengirimkan berita­
bereta haagat belania revolubi Iran ke Sinar Harapan 
hanya dariteleks di markas besar Khomeini di Madra­
sah Alafi, Teheran Selatan. 
"Dinasti Shah adalah ilegal ..... sekarang saya 
yang alon mengangkat Pcmeriutar.. seperti yang di­
maui rakyat," kata Khomeini di kuburan pahlawan 
Eehect Zahra. Dalam pidatonya selama 40 menit itu , 
Khomeini mengaacam langsung Penguasaan Bak­
tiar yang tidak mau mundur: "Saya akan hancurkan 
Penguasaan ini. Lalu seluruh penanggung jawab­
nya akan diadili langsung di muka pengadilan Islam 
yang akan dibuat." 
Seperti diketahui, Rabu malam, sebelum Kho­
meini tiba, Baktiar berbicara di muka televisi Iran d: 
mana ia menyatakan bahwa tak akan mengundurkan  
diri dan bahwa akan dapat mengendalikan krisis dan 
chaos yang timbul akibat kepulangan Khomeini. 
c. Pidato Pertama Khomeini 
Begini teks pidato Khomeini yang dengan berani­
nya menentang Penguasaan Baktiar, di kandangnya 
sendiri itu: 
"Dengan nama Tuhan Allah Yang Maha Kuasa, 
kit.a telah berhasil menghentikan banyak keseng­saraan saat-saat ini. Kesengsaraan yang betul-betul 
berat. Telah tercapai kemer1angan yang besar sekali. 
Wanita telah kehilangan anak mereka. Lelaki kehi­
langan anak, anak kehilangan orang tua. saat  kuli­hat banyak orang tua kehilangan anak mereka saya 
merasa betapa beratnya beban di bahukn. Saya tak 
dapat membenarkan seluruh bencana yang menimpa bangsa Iran ..... 
"Saya mengucapkan dukacitaku pada ibu ...clan 
ayah yang telah kehilangan anak mereka. Juga pada 
anak yang kehi langan or:mg tua mereka. namun  harus 
dilihat mengapa bencana itu di negeri ini ? Apa yang 
cJikerjakan oleh bangsa Iota untuk membenarkan ter­jadinya perampokan, tirani dan pembunuhan? Apa 
yang dikerjakan untuk melepaskan diri dari tali peng­ikat bencana besar ini? Satu pokok yang terpenting 
adalah bahwa Penguasaan dinasti Pahlavi adalah i legal dari sejak mulanya. 
"Mereka yang seusia dengan saya tahu betul, 
bahw8 jlliggota Dewan Konstitusi (yang mengangkat 
dinastf Pahlavi sebagai raja) telah diancam dengan tayonet. Iran telah mengatakau tidak, dalam konvensi 
mereka; namun  wakil-wakil rakyat telah dipaksa untuk 
memberi  suara mereka pada Reza Khan. Oleh 
sebabnya dinasti Pahlavi adalan ilegal dari per­mulaannya. Lebih lanjut, kera;aan meskipun di­
dukung dengan pilihan rakyat tidaklah dapat di­terima.  
"Kita dapat menerima bahwa sebuah bangsa, 
misalnya, memilih bentuk kerajaan. Bila raja ber­
kuasa dengan garis keturunan, itu berarti bahwa 
rakyat itu telah menentukan nasib mereka yang 
akan hidup lima puluh tahun yang akan datang di 
negeri ini. Bagaimana mungkin rakyat berbuat de­
mikian? Setiap bangsa dan penerusnya hanya mem­
punyai hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. 
"Boleh kita terima bahwa seluruh rakyat telah 
memilih dinasti Qajar, untuk Tuan Mohamad Qajar (pendiri dinasti), namun  rakyat itu bicara untuk me­
reka sendiri. Dan mereka tidak me.mpunyai hak bi­cara atas nama kita, generasi berikutnya. Lebih lan­
jut, boleh jadi rakyat sendiri yang telah memilih Pahlavi pertama se bagai raja. Reza Kl:tan harus jadi 
raja. Bukan orang lain. Dan jadinya hanya untuk 
rakyat yang telah mengangkatnya. 
"Tapi dari mana Mohamad Reza mempur.yai 
hak berkuasa? Rakyat (di zaman Reza Shah) tidak 
memiliki hak untuk mene ntulc.an nasib rakyat 
yang hidup sekarang ini. Pe merintah Mohamad 
Reza adalah ilegal, tidak saja sebab peme rintahan 
ayahnya juga ilegal, namun  juga sebab rakyat seka­
rang ini tidak boleh dirugikan dengan keputusan 
yang telah dibuat 50 tahun yang lalu. 
"Iran ingin 'llenjadi penentu dari nasibnya sen­diri. Rakyat berkata : "Kami tak ingin kerajaan." 
Bila mereka oer!lasil menjatuhkan kerajaan maka 
mereka akan berhasil menentukan nasib mereka sendiri. 
"Sekarang mari kita lihat Parlemen, S e nat dan 
Penguasa yang diangkat oleh Mohamad Reza 
Shah. Melalui c;cjarah konstitusi kita, d e ngan sedi­
kit kekecualian , terlihat b,ahwa kita tc:k p ernah 
1r.empunyai sebuah Parlemetr-y3ng wakil-wakilnya 
telah dipilih rakyat. Begitu juga Parlemen yang ada 
sekarang. Saya ingin tahu, kendlkah kalian pada 
Tuan- tuan yang menjadi anggota Parlemen? Apa-
kah sebagian besar rakyat mengenal merek.::\':" Atau 
mereka ingin memaksakan diri sebagai wak;.H rak-
yat, yang sebetulnya tak setuju? Oleh kat,'nanya 
Parlemen juga ilegal. 
"Oleh sebabnya, sebuah Penguasa Ym1g di­
angkat oleh sebuah kerajaan ilegal sept•rt , juga 
Parlemennya, adalah ilegal. Semasa Penguasaan 
Mohamad Reza Khan, rakyat tel ah berket:\ :"Ki­
ta tak ingin kerajaan ini." Sekarang merektl kata­
kan bahwa mereka tak mau Parlemen dan Pt•merin­
tah ini. Bagaimana mungkin seorang (Perdann Men­
teri) menjadi IP-gal bila ia diangkat oleh Pm·lemen 
dan Raja yang ilegal. Kita katakan pada nwreka: 
"Kalian ilegal !  Kau harus pergi ! "  Bnhkan 
Penguasa-Penguasa itu sendiri sebelumnya, 
seja.k beberapa tahun yang lalu, mengakui hnhwa 
mereka ilegal; bagaimana mungkin Penwri utah 
yang muncul tiba-tiba ini menganggap dirinya le­
gal? ( ... ) 
"Harus kukatakan bahwa Mohamad Rt-1.u Pah­
lavi, pengkhianat ini, telah pergi, te!ah terbang se­
telah merampok seluruh milik kita. Dia telnh 'me­
rampok negara dan membangun kuburan-kuhuran. 
Seluruh struktur ekonomi kita rusak. Iran harus 
bekerja keras, dan lama, untuk membaneunnya 
kembali. Mereka mengira telah memberikun tnnah 
pada petani, padahal sesungguhnya mereka meng­
hancurkan pertaaian kita, sehingga sekarnne kita 
tergantung sekali dengan negara asing. Mohnmad 
Reza telah memlmat ini agar kita tergantung pada 
Amerika Serikat dan Israel." 
"Seluruh yang dikerjakannya telah m<.n·usak 
berat negeri kita sehingga dibutuhkan 20 tahun un­
tuk memperbaiki. Ia telah membuat kebuduyaan 
kita mundur sehingga orang muda kita tak ,iapat 
rr.enyelesaiean pendidikan mereka di Iran. Mcreka 
meresapkan _sP.tengah pendidikan di sini da11 kcmu­
diaa pergi ke luar negeri, ciengan seluruh m:i sulah 
yang kalian ketahui dengan baik, untuk rnenye- 
lesaikan pendidikan mereka. Kita telah memiliki 
universitas sejak 50 tahun yang lalu, namun  sebab 
adanya pengkhianatan itu pendidikan tinggi sama 
sekali tidak berkembang." 
Sejak tibanya Khomeini, suasana makin panas 
dari hari ke hari. Bentrokan antara polisi dan ten­
tara pendukung Baktiar dan kerajaan melawan para 
pengikut Khomeini berlangsung setiap hari. 
Keamanan makin hari makin gawat di Tehernn. 
Seandainya ada tabrakan, maling, perampokan dan 
kecelakaan jangan ha!"apkan akan ada polisi yang 
datang. Toko-toko tutup. Antri bensin berjam-jam. 
Penguasaan sama sekali tiditk berjalan. Kacau 
sekali. 
Akhirnya, tanggal 3 Februari di muka war­
tawan-wartawan internasional dan Iran, Ayatollah 
Khomeini mengumumkan pembentukan sebuah 
Dewan Revolusi yang anggota-anggotanya akan 
diumumkan dalam "tempo dekat" (namun  pada ke­
nyataan sampai buku ini ditulis tak pernah secara 
resmi anggota-anggotanya disebutkan). Dewan 
Revolusi ini akan bertugas untuk membentuk sc­
buah Penguasa sementara yang tugasnya akan 
ditentukan kemudian. 
Baktiar diminta mundur. Kalau tidak ia dian­
cam dengan perang suci (jihad). Baktiar, &nehnya, 
tak berani menangkap Khomeini yang ada di sana, 
didepan matanya.Padahal sebelumnya iamengata­
kan akan menangkap siapa pun yang berani menen-
tang kekuasaan yang sah. "Saya mendukung de­
mokrasi, bukannya kekacauan," katanya kemudian. 
la menambahkan : "Ada saatnya untuk berani bi­
lang tidak." 
Pembentukan Dewan Revolusi itu diumumkan 
oleh Khomeini di muka pers. Sebelumnya ia me­ngeluarkan pernyataan: "Sebagai telah kami nyatakan sebe!umnya, Sliah dan kerajaannya adalah ilegal. Sesungguhnya, 
pembentukan rezim Pahlavi yar.g dibuatnya sendiri 
adalah ilegal, bertentangan dengan Konstitusi. 
Kekuasaannya telah dibuat dengan tekanan militer 
pada anggota Dewan Konstitusi. 
"Dengan jatuhnya kerajaan yang ilegal ini ,  se­
buah Repu blik Islam akan didirikan di Iran. Adanya 
pemeriutahan ilegal sekarang ini menghalangi rea­
lisasi keinginan rakyat. Kami akan mengumumkan 
dibentuknya segera sebuah Dewan Revol usi yang 
akan membentuk sebuah P emerintah Sementara 
yang kemudi a !l akan mempersiapkan sebuah 
Dewan Konstitusi yang bertugas merancang Konsti­tusi Republik Islam. "Bila konsepsinya telah selesai, maka ia aka n 
oimajukan kepada rakyat secara referendum, untuk 
disetujui atau ti.dak. Kami haraµkan agar Peme­
rintah (Baktiar) yang memalukan sekarang ini mu!l­
dur .... " 
Wartawan mengajukan berbagai pertanyaan, di antaraaya peuulis. 
Tanya: Bila Baktiar tak mundur dan sebuah 
jalan keluar politik tak didapat, apakah kalian akan 
melakukan perjuangan bersenjata? 
Khomeini : Kami ingin sebuah jalan keluar e•ang damai, tanpa kekerasan, dalam menyelesaikan 
masalah ini. Kami minta agar Penguasa ilegal ini 
mengundurkan diri sendiri . Betepapun, seandainya Baktiar yang dikudung oleh Amerika terus mem­
bangkang kepada bangsa dan membawa masuk ten­tara Israel ke Iran, kami akan terpaksa meng- 
gunakan jalan lain. Saya minta Penguasa agar 
mundur dan jangan bergerak ke arah itu. 
Tanya: Akankah Anda menerima Baktiar? 
Khomeini: Tidak! Sebelum ia mundur. 
Tanya: Punyakah Anda kontak dengan pe­
mimpin-pemimpin militer? 
Khomeini: Sudah ada kontak sekarang, dan 
akan lebih banyak lagi. Saya harap mereka akan 
dapat memilih jalan yang benar. Mereka berasal 
dari rakyat. B:;mgsa dan pasukan adalah satu. Kami 
ingin memiliki pasukan yang kuat dan dihormati. 
pasukan yang bebas dan merdeka. Kami ingin ten­
tara tak menduk:ung Penguasaan koruptor ini, 
agar rakyat dapat menghabiskan nyawa Penguasa 
yang ilegal. 
Tanya: Bagaimana nasib minoritas agrima nanti, 
seandainya kalian berk:uctsa? 
Khomeini: Mereka merupakan sebagian dari 
bangsa Iran. Kami akan menghormati dan meme­
lihara hak-hak mereka. Kami menyesal bahwa di 
rezim Shah mereka telah ditekan seperti halnya 
pemimpin-pemimpin Islam. 
Tanya: Bagaimana tentang orang asing di Iran, 
tetap boleh bekerja? 
Khomeini: Merek.a tetap diperbolehkan bekerja 
di Iran selama kegiatan mereka tak bertentangan 
dengan kepentingan Penguasa dan rakyat Iran. 
Tanya: Apakah k.au punya pasukan dan se!ljata 
untuk melak:ukan Jihad? 
Khomeini: Bila saatnya tiba untuk berjihad, 
kami akan punya senjata yang dibutuhkan. 
Tanya: Bagaimana politik Republik Islam me­
ngenai sensor di pers, radio dan televisi ? 
Khomeini: Di bawah Republik Islam, tak akan 
ada turut campur Penguasa rlalam kebebasan 
mass-media termasuk radio dan televisi. 
Terjadi dualisme kekuasaan. Tapi jelas, makin 
lama kekuas'aan Khomeini makin besar dan ofensif 
sedang kek:uasaan Baktiar menurun dan ia men- 
jadi defensif. Ancam-mengancam terjadi antara 
kedua pihak. 
a. Situasi berubah 
Sejak kepulangan Khomeini, sedikit demi sedi­
kit toko-toko mulai membuka pintu mereka meski­
pun B?Zar masih i.utup. Universitcis selalu dipenuhi 
oleh puluhan ribu orang yang berdiskusi politik 
mengenai nasib Iran dan terutama tentang kapan berakhirnya kekuasaan Baktiar. Setiap hari puluhan ribu , ratusan ribu, wanita, 
lelald, pasukan, pekerja di kementerian, llan1', per­usahaan-perusahaan swasta dan negara datang 
mengunjungi Khomeini tmtuk menunjukkan du­
kungan inereka. Dari jendela rumahnya yailg seder­
hana Khomeini menyambut lautan rakyat yang 
mengeiu-elukannya. Sukar sekali menemuinya. 
Penjagaan ketat sekali. Oleh ribuan orang, lebih 
3.000 , menJaga bagian kota tempat ia tinggal. 
Di Teheran dan seluruh Iran, tak ada dinding putih yang terhindar dari wajahnya yang di­
gambarkan dalam lukisan, foto , poster dan see 
bagainya. Di muka universitas ada  parr.flet­
pamflet yaT1g berisi keterangan ccra membn e t  born, alat-alat subversif, dan juga cara penggunaan sen­
jata api. Begitupun di beberapa mesjid. Di Universitas Teheran ini, para golongan yang 
biasanya bukan merupakan teman: Islam, Kristen, 
Komunis dan ekstrim kiri maupun kanan, bersatu. 
Mereka percaya bahwa Khomeini lah satu-satunya 
p e mimp in yang dap at m e n y ela m a t ka n  I r an. 
Khomeini seakan menjadi pembebas. 
Seorang wanita berpakaian b[ue jean dan baju a 
la Eropa mengatakan kepada penulis, di U niver­
sitas Teheran: "Berkat Khomeini saya dapat meng­
utarakan pendapat saya terhadap seluruh per­
soalan, politik, ekonorni sosial yang rr.enyangk:it 
Iran. Di zaman Seiah tak ada kesempatan semacam 
itu. Siapa yang berani mengemukakan hal-hal yang 
tak sama dengan pendapat rezim langsung di­
tangkap SAVAK, tanpa pengadilan dan tanpa tahu 
berapa lama akan ditahan. Malah dapat begitu saja 
dibunuh. SAVAK ada di mana-mana: universitas, 
sekolah, Bazar, di kedutaan, di pusat-pusat per­
dag·angan dan lain-lain .... " 
b. Penguasaan Tandingan 
Tanggal 5 Desember, Khomeini mengangkat Ir. 
Bazargan sebagai Perdana Menteri untuk me­
nyaingi Baktiar yang tak mau ·mundur. 
Orang berumur 72 tahun itu bertubuh kecil, 
berambut putih, begitupun janggutnya, adalah se­
orang jujur. Bekas orang dekat dengan Mossadeq ini 
mendapat pendidikannya di Ecole Ccntrale Paris. 
Dialah orang Iran pertama ynr.g meujadi Direktur 
Perusahaan Minyak Nasional Iran (NIOC) sesudah  
nasionalisasi oleh Mossadeq. Di tahun 1961 ia men­
dirikan Gerakan Pe:nbebasan Iran yang beroposisi 
dengan Shah, yangmenyebabkan dia dijebloskan ke 
penjara selama bertahun-tahun. 
Nasib baik telah rr.embuat penulis rnengenal­
nya, bulan Februari sore hari saat  ia berkunjung 
di markas besafliliomeini, Madrasah Alafi. "Semua 
aktivitas ekonomi untuk mengembalikan ekonomi 
Iran yang sudah haneur akan rlapat dimul&i bila 
ada  sebuah jalan keluar politik," katanya 
waktu itu. 
Ternyata orang yang berket jasanya membuat 
hubungan pekerjaan lebih mudah bagi penulis itu, 
lima hari kemudian diangkat sebagai Perdana Men­
teri. 
Pengangkatannya dilakukan di muka 400 war­
tawan !ran dan asing di gedune bic,skop Madrasah 
Alafi. "Dengan nama Allah Yang Maha Esa saya 
angkat kau sebagai Perdana Menteri Iran-," kata 
Khomeini . Baza!.·gan bangkit dari kursinya dan me- 
langkah ke arah mikrofon: "Saya terima pengang­
katan ini." Dokter Yazdi dan seorang temannya 
menjadi penterjemah ke dalam bahasa Inggris dan 
Prancis. 
Beberapa saat kemudian Khomeini menghilang 
ke dalam kamarnya. Bazargan, penulis buku Pembe­
basan India; Apakah Marxisme Adalah Berdasarkan 
Ilmu Pengetahuan; Resureksi dan Ideologi, dan lain-la­
in, juga menghilang. Sementara itu di luar rakyat 
mengelu-dukannya . Secara lengkap, teks pengangkatan Bazargan 
sebagai Perrlana Menteri oleh Khomeini adalah 
sebagai be:::ikut: 
"Tuan Bazargan yang Mulia , dengan rekomen­
dasi Dewan Revolusi, dengan dasar yang legal dan 
berdasarkan keputusan mayoritas rakyat Iran yang 
mereka sampaikan melalui demonstrasi-demons­
trasi di seluruh negeri untuk menyatakan du­
kungan mereka pada gerakan ini: 
- dengan dasar kepercayaan saya bahwa Tuan 
percaya pada ideologi Islam yang suci; dengan da­
sar pengetahuan saya tentang perjuangan Tuan di 
masa lampau b;tgi Islam dan Iran; tanpa memperha­
tikan dari partai politik dan kelompok mana Tuan 
berasal, saya angkatTmm untuk membentuk sebuah 
Penguasa Sementara dengan tujuan mengatur 
seluruh 11rusan negara, d;tn secara khusus: 
-- membuat referendum untuk mendapat per­
setujuan rakyat dalam perpindahan sistem politik 
negara yang sekarang ini ke Republik Islam; pem­
bentukan sebuah Dewan Kor.stitusi yang dipilih 
untuk membuat rancangan Konstitusi baru ; serta 
pemi!ihan Parlemen baru dengan dasar Konsti tusi 
baru itu. 
''Dengan berpedoman pada apa yang saya garis­
kan, adalah menjadi hak Tuan untuk me11entukan 
dan memperkenalkan seluruh anggota Pemee·intah 
Sementara secepat mungkin. 
"Pegawai Penguasa, pasukan dJn setiap war- 
ganegara Iran akan ·bekerja sama secara penuh de­
ngan Penguasa Sementara Tuan, dengan disiplin 
tinggi, guna menyelesaikan tugas suci Revolusi dan 
untuk memperbaiki seluruh urusan negara Iran. 
"Saya berdoa pada Tuhan demi kesuksesan 
Penguasa Sementara Tuan, dan untuk Tuan sen­
diri, pada saat yang kritis dalam sejarah kita ini. ­
Rohullah Moosavi Khomeini. 
c. Pcrang Urat Saraf 
Pertama-tama, Bazargan harus menghadapi 
,sahabatnya sendiri, yang pernah sama-sama dipen­
jara olE:h Shah bersamanya. Ia didukung oleh Kho­
meini dan rakyat, sedang Baktiar dia ngkat Shah 
dan didukung pasukan. 
Pada mulanya terjadi semacam konsesi dari 
Baktiar. Di muka pers ia mengatakan dapat mene­
rima adanya Penguasa Sementara Iran asa1kan 
tak ikut campur dalam Penguasaan Baktiar yang 
lumpuh sama sekali. Tapi jumlah pasukan yang di­
siap-siagakan di Teheran tambah banyak saja. Se­
mentara itu wartawan terkenal Ali Asyhar Hsj 
Sayyed Javadi menunjukkan melalui tulisannya 
bahwa banyak pasukan yang membangkang terhadap 
Baktiar. 
Waktu itu dilihat dua kemungkinan jalan ke­
luar. Baktiar dengan sengaja memperlemah kedu­
dukannya agar sebuah situasi tertentu akan me­
mungkinkan pemindahan kekuasaan ke tangan 
Bazargan, tanpa ia harus kehile.ngan muka. 
Baktiar dan pasukan mengulur waktu agar rakyat 
yaeg selama ini melihat Khomeini sebagaj orang 
ba1k, jujur dan bijaksana akan kecewa sebab ia ternyata- tek daI?at mengembalikan pembangunan dae ketertiban d1 Iran. Kemudiar. rr,ereka akan ber­bahk eenentang Khomeini. Du ... ,.mgan terhadap Bazargan mengalir deras.  
Di antaranya dari Kementerian Kehakiman, Luar 
Negeri , Perumahan, Ekonomi Keuangan, Kesehat­
an, Perusahaan "Iran Air", "Arya National Ship­
ping" dan Perusahaan Assuransi Nasional. Sekre­
tariat Perdana Menteri Baktiar lumpuh sama sekali, 
karyawannya mogok untuk menunjukkan dukungan 
mereka pada Khomeini. Sementara itu ,  Kantor Be­
rita Nasional Iran, Pars, juga akhirnya memihak 
Khomeini. Lalu lintas di Teheran, di seluruh Iran, 
sudah mulai diatur oleh orang-orang Khomeini .  
Bahkan Dr. Yazdi , salah seorang pembantu 
Khomeini, mengatakan dj muka pers di markas be­
sar Khomeini, tanggal 6 Februari , bahwa pasukan 
sudah mendukung Bazargan. Dan pada tanggal 8 
akan diadakan demonstrasi besar-besaran di Tehe­
ran untuk menunjukkan dukungan pada Bazargan 
sebagai Perdana Menteri. 
Roda Penguasaan Iran sama sekali tak berpu­
tar. Di kementerian-kementerian sebagian besar 
pegawai memang datang, tapi hanya untuk duduk­duduk mengobrol atau membaca koran. Di Kernen­
terian Pertambangan, tak ada sebuah foto Shah pun 
yang tersisa, walaupun pasukan mengawal kemen­
terian-kementerian terus. 
Taneal 7, sebuah partai politik pro-Shah , Front 
Nasional Iran, dibentuk. Tapi hanya 5.000 orang 
yang datang di lapangan Amidjieh, pada rapat par­
tai yang anggota-anggotanya kebanyakan orang­
orang borjuis besar itu. Ka bar tentang akan adanya 
kudeta militer makin santer. Perang psikologi an­
tara Baktiar - Bazargan terus berlangsung. 
Baktiar mengatakan : "Saya bilang tidak, pada 
orang agama! Kami tak akan menggantikan kedikta­
toran yang lama dengan kediktatoran yang baru. 
Kami tak membubai·kan polisi rahasia SA V AK un­
tuk mem1mnyai dua buah, yang dibuat mollah dan 
yang c!ibuat komunis. Khomeini adalah seorang 
yang negatif, OP,rusak <:Ian hina. Ia tak memiliki 
tentera seperti juga ia tak memiliki cerdik pan- 
dai di belakangnya. Orang-orang ini sekarang takut 
bicara. Kalau diadakan pemilihan sekarang, 9 dari 
10 orang Iran akan memilih Khomeini , tapi dalam 6 
bulan, bila sudah tenang, tak akan begitulah keada-
annya .... . . Seperempat jam yang terakhir harus di-
pertahankan. Mata orang-orang akan terbuka le­
bar .... Bila besok para mollah punya nasib baik un­
tuk dapat memerintah negeri ini, saya akan meng­
undurkan diri."1 
Tapi Baktiar tak tahu keadaan yang sesungguh­
nya. Di saat ia mengadakan jumpa pers yang terakhir 
kalinya, 8 Februari, sebuah demonstrasi yang diikuti 
jutaan orang Jari berbagai aliran berlangsung di 
Teheran. Wanita, anggota gerilya Feedayen Khalq 
dan Mojaheddin Khalq bergabung dengar. anggota­
anggota pasukan berseragam lengkap, yang menunjuk­
kan dukungan mereka pada Khomeini . Kali ini 
demonstrasi mengambil tema revolusi Irar:, secara 
langsung. Orang-orang berteriak: "Khomeini, berilah 
kami senjata," "Khomeini , beri kami perintah pe­
rang .... !" 
Ribuan pasukan penjaga bersiap siaga dengan sen­
jata terhunus. Seorang wanita, dE>monstran, datang 
menghampiri: "Saudaraku pasukan, untuk apa kau 
terus berpihak pada diktator? Mari ikut kami." Lalu 
diberikannya setangkai bunga. Serdadu itu salah 
tingkah. 
Di Kantor Perdana Menteri, sejak Jam 9 pagi, ra­
tusan wartawan menunggu Baktiar. Orang ini muncul 
dan tampak lelah. Tak percaya diri. Sebclum jumpa 
pers dimulai, foto Shah yang ada di belakang mejanya 
ditutup dengan sebuah layar petih. saat  ditanya 
mengapa hal itu dilakukan, Baktiar mengatakan 
bahwa "saya tak tahu ada ioto di sini." Dalam jumpa pers itu, Baktiar sekali lagi mengritik Khomeini dan 
Bazargan. Ia menuduh mereka tak bertanggung ja­wab, sebab dulu mendukung Konstitusi namun  se-
l. Satu tahun sesudah  ucapan ini Khomeini masih populer sekali. 
Sekali lagi Baktiar salah perhitungan.  
karang menulaknya. Baktiar bersikap angkuh dalam memberi komen­
tar terhadap berbagai persoalan. la menunjukkan 
sikap yang menghina terhadap para demonstran yang 
dianggapnya mengerahkan kanak-kanak dan "tak 
tahu tentang apa yang sedang mereka kerjakan" se­
lain terhasut oleh para mollah. 
Padahal itu tidak benar! Kalau saja ia mau turun 
menyaksikan demonstrasi itu, ia akan mengerti: Tak 
sampai lo/c kanak-kanak yang ikut berdemonstrasi. Baktiar mengakui di muka wartawan, bahwa se 
buah konsesi siap dilakukannya , yaitu mengubah Konstitusi Iran. 
. "namun  itu hams dilakukan secara bebas raha­sia," katanya. ''Tak perduli biarpun Bazargan yang 
melakukan, asalkan cc1.ranya demok.ratis. Pemilihan 
itu dapat dilakukan dalam 6 atau 8 hulan ini, bahkan 
bisa lebih cepat asal dilakukan dengan jalan damai ." Bakti2r mengulur waktu dan ia percaya bahwa 
kiili ini Khomeini mau mundur. 
d. pasukan di Pihak Siapa? 
Penguasa Bazargan juga memiliki kontak 
dengan pemimpin-pemimpin pasukan. Bahkan Ke­
pala Staf Angkatan Perang, Jenderal Gharabaghi 
menyatakan kepada Bazargan bahwa pasukan tak 
akan ikut campur dalam politik 1 Penguasa Ame­
rika meskipun selalu berhubungan dengan .Baktiar 
juga memiliki hnbungan dengan pemt-antu­pembantu Khomeini yang mereka garap dari Paris 
saat  orang tua ini berada di pengasingan. 
1. Dalai:n jumpa persnya tanggal 8 Februari 1978, Jenderal Qara­
bagh1 menggariskan tugas-tugas pasukan Iran, yaitu : 1. Tidak 
turut campur dalam urusan politik. 2. l\ie.njaga kemerdekaan 
dan keutuhan wilayah Iran. 3. Mendukung Konstitusi dan 
Pemermtah yang sah. Pernyataannya hari i tu ditafsirk::n sc­
akan-akan pasukan seluruhnya di belakang Baktiar. 
Tanggal 9 Februari, Bazargan mengumumkan 
program Penguasaannya di Universitas Teheran. 
Program -programnya adalah sebagai berikut: Per­
pindahan kekuasaan dari Baktiar ke Bazargan; pe­
nyelenggaraan sebuah referendum untuk mensah­
kan sebuah rencana konstitusf baru; pengontrolan 
roda Penguasaan di Iran; pemilihan .Majelis; 
pemilihan Pt!merintah Iran dan kontrol terhadap 
pelaksanaan jalannya konstitusi baru; pembentuk­an Penguasa tetap yaitu Republik Islam Iran. Pidato Bazargan mendapat sambutan hangat luar biasa dari rakyat. Ia pandai bergurau dan me­narik perhatian orang. Ia banyak mengutip kalimat dari Qur'an den pepatah Iran. Menurutnya, Shah tak mungkin kembali lagi ke Iran. Bazargan pada kesempatan itu memuji usaha Baktiar dalam mele­paskan tawanan politik, memberi kebebasan pe:rs, memperlunak SOB. namun  dituntutnya Ba ktiar un­tuk mundur, sebab Baktiar dan juga Parlemen telah diangkat oleh Shah. 
"Tentar& memihak kami," kata Bazargan. "Ten­
tara ada di hati rakyat clan oleh sebabnya tak bvlP.h 
berpolitik. Demonstrasi yang tertib kemarin me­
nunjukkan bahwa bila pasukan tidak brutal dan ke­
jam, maka rakyat p'1n tidak kej a m, "  kata Bazargan 
yang mengritik juga pemakaian minyak terlalu 
banyak (2.000 gallon per hari) oleh pasukan. Sebuah 
pidato yang pandai di saat seluruh orang Iran antri 
minyak. 
Ba7.argan mengakui kebangkrutan ekonomi 
lran. "namun  para pekerja akan mulai bekerja bila 
Baktiar mundur," katanya menegaskan. Selama 
masa krisis janganlah berbuat buruk, misalnya: 
"Dengan mencuri barang-barang kedutaan asing 
yang ditinggalkan," kata Bazargan. Publik tertawa 
di muka orator yang pandai ini.  
Sementara itu, di atas se buah helikopter militer 
meiayang-Iayang mengawasi pidato Bazargan itu 
terus-menerus. Bersamaan dengan pidato Bazargan, 
pengikut Shah berkumpuI di Iapangan Amidjieh 
untuk menyatakan dukungan mereka pada Shah dan 
Baktiar. saat  mereka keiuar, terjadi perkeiahian antara pihak mereka dengan pendukung Bazargan. 
Seorang supir truk pro Bazargan berkeiahi dengan seorang pengikut Baktiar. Y ang satu memegang 
pipa leding dan yang lainnya mencekam pisau. 
-Keduanya Iuka-Iuka. 
Di dekat Kedutaan Amer. ka Serikat para de­
monstran melemparkan batu, l! ayu, besi ke arah ten­tara yang mencoba membubarkan demonstrasi de­
ngan sangkur terhunus. Satu jam kemudian datang bala bantuan 3 truk militer, masing-masiag berisi 100 
orang. 
Tak jauh dari situ, seorang wanita pro-Shah ber­
pakaian mewah mencium pistol seorang serdadu. 
Para wartawan Iangsung menjepretkan alat foto 
mereka. Hanya beberapa saat sebel umnya, seorang wanita berusia kira-kira 30 tahun dan bercadar, 
memberi  bunga kepada SP,Orang serdadu sambil berteriak: "Hidup Khomeini". sebab menurut Is­
lam seorang wanita tak boieh mencium Iaki-Iaki 
yang bukan suaminya, maka wanita itu hanya men­
cium terpal mobil gas buatan Rusia sel"dadu itu. 
Kejadian siang itu menunjukkan naiknya suasana 
di Iran. Jumat malam itu juga, pasukan berani mati The 
lmmmtals Imperial Guard menyerang markas teknisi 
Angkatan Udara di Fahrabad. Markas besar itu dise­
rang sebab telah ikut serta berdemonstrasi di pihak 
Khomeini ; juga sebab bera!1i menyaksikan si&ran te­
levisi tandingan yang menyiarkan seluruh pesan Kho­
meini . 
Pertempuran terjadi dengan gempita. Para telmisi 
yang biasa disebut Hornafar !tu bertahan dengan tang­
guhnya. Rakyat di daerah itu iknt maju lee deµan tanµa 
takut mati membantu Homafar. Yang lainnya berteriak 
"Allah Akbar". 
a. Majunya Perlawanan Rakyat 
Tanpa ada yang menyangka timbullah insureksi , 
pemberontakan total. Enarnpuluh orang terbunuh da­
lam tembak-menembak itu. Rakyat berteriak: "Mereka 
menyerang Homafar." Malah ada yang berteriak: "Me­
reka menangkap Khomeini." 
Suasana . tambah panas. Jam malam yang ber­langsung dar1. tengah malam sampai jam 6.00 pagi tak 
diindahkan orang. Beberapa jam kemudian ratusan 
237 
korban bergelimpangan, banyak yang dari rakyat jela­
ta. The Immortals kewalahan. Mereka minta bantuan 
dari markas besar mereka (Djavidan, dalam bahasa 
Iran) di Lavizan pada jam 3 pagi. 
Sabtu pagi, Baktiar tidak mau mengakui apa yang 
sesungguhnya terjadi. Ia mengatakan pada Kantor Be­rita, Pars: "pasukandikirim untuk menjaga ketertiban; 
mereka memakai gas air mata dan hanya menem­
bak di angkasa." Padahal berpuluh-puluh wartawan menyaksikan hal itu dengan mata kepala sendiri. Di 
seluruh Teheran pertempuran merambat, menjalar. 
Apalagi Feedayen Khalaq dan Mojaheddin Khalq, dua organisasi gerilya bersenjata, ikut campur membela 
Homafar dan rakyat yang berontak. Pemberontakan 
menjadi total. Ambulc:.ns berkcliaran, dolrter dan pe­
rawat berteriak-teriak di jalan meminta sumbangan 
darah bagi korban. Barikade, born-born molotov, dibuat 
hukan saja oleh lelaki namun  juga oleh war,ita dan kanak-kanak. di scpanjang jalan di Teheran yang ber­ubah jadi lautan api. Rakyat menembaki pasukan dan 
markas besar mereka. 
Jam 1 siang Baktiar mengumumkan dipercepatnya 
j&m malan, dari jam 6.30 sampai jem 5 pagi (J:)eng­
umuman no. 40). saat  jam 6 sore tiba, peraturan di­
ubah lagi: jam malam ditambah dari tengah malam ke 
jam 12 siang. Beberapa saat sebelum jam malam ber­
langsung, Ayatollah Khomeini menyerukan melalui radio televisi tandingan. 
"Saya belum memberi perintah untuk berjihad dan 
saya mengl,arapkan agar rakyat menentukan masa 
depan mereka dengan jalan pemilihan bebas rahasia. Tapi saya tak mau kekejaman dan kebuasan ini dilang­sungkan. Bila pembunuhan ini tak dihentikan, bila 
Djavidltn tee kembali ke markas besar mereka, dan bila 
pemimpin-pemimpin pasukan tidak menghentikan ke­
tidakadilan dan penindasan, dengan nama Tuhan saya akan mengambil keputusan terakhir ...... Undang-undang darurat (SOB) adalal, ilegal dan tidak sr.h.Rak­yat jangan mengikutinya. Jangan takut.. .... " 
238 
Malam tiba. 
Dari hotel-hotel internasional, wartawan menyak­
sikan seluruh Kota Teheran menggema dalam teriakan 
"Allah Akbar" yang tak henti-hentinya. Pertempuran 
masih eerlangsung. Tank-tank berkeliaran. Tapi kali 
ini Angkatan Udara dan rakyat langsung turun tangan. 
Mereka menyerang Dja'V'!dan dalam jumlah yang besar 
sekali. Jutaan rak.yat keluar. Mereka membuat bari­
kade di tempat-tempat strategis: dari pasir, kayu, batu, 
besi dan ban mobil. Seluruh Kantor Polisi dibom de­
ngan born molotov dan granat. Diserang dan dirusak 
oleh rakyat. Tak satu pun yang keesokan harinya 11tuh. ,.,,. 
Seorang anak kecil melemparkan bom molotov ke 
dalam sebuah tank. Beberapa detik kemudian muncul 
seoreng Jenderal yang Iuka-Iuka sebabnya. Belum 
sempat dibawa ke rumah sakit, ia sudah mati. 
Pertempuran hebat juga berlangsu11g di Jaleh, 
tempat pabrik senjata, tak jauh dari tempat pembu­
nuhan Jumat Hit.am. Beberapa jam kemudian pasukan 
penjaga itu menyerah. Rakyat masuk berbondong­
bondong mengambil senjata yang ada. Bagian kea­
manan Khomeini yang menganjurkan agar senjata­
senjata itu dibawa ke markas besar di Madrasah Alafl, 
tak dipcrduliknP. 
Melihat pasukan kalah dan jatuh moralnya, Kepala 
Staf Angkatan Perang Jenderal Gharabaghi menyuruh 
seluruh pasukan mundur ke asrama masing-masing, 
kecuali mereka yang bertugas menjaga gedung-gedung 
penting. Sebelumnya Dewan Tertinggi Tentaia telah 
memutuskan untuk mengkhianati Baki:iar. Tanggal 12, 
Jenderal Rabii, bekas KSAU, mengatakan: "Kami pu­
tuskan hal itu sebab Bazarga!'! juga setuju dengan Bak­
tiar untuk membuat republik. Baktiar ir.gin secara 
konstitusi sedang Bazargan secara langsung!" Bak­
tiar tinggal sendiri. 
Pertempt!ran berkngsung sampai tanggal 11  Feb­
ruari. Seluruh markas besar pasukan dan poli.si bahkan 
yang terbesar, di Echratabad, diserang. sesudah  terbu­
nuhnya seorang wartawan Los Angeles Times sehari 
239 
sebelumnya, para wartawan lebih berhati-hati. Apa­
lagi rakyat amat benci orang asing. Berapa banyak 
kamera foto dan film yang dihancurkan pada dua hari 
itu! 
Jam 15.30 Kantor Polisi Militer jatuh. Penjaganya 
ditahan satu per satu. Kertas-kertas, dokt:men, dihan­
curkan seperti halnya seluruh yang ada di dalam 
ruangan. Pakaian seragam diinjak-injak, topi -topi di­
nas dikampaki. Jenderal Mehdi Rahemi dan aseisten­
nya, Jenderal Nuruji, Kepala Polisi Teheran dan pe­
nanggung jawab SOB ditangkap justru saat  asyik .riemberikan perintah berte :npur pada pasukan­
pasukannya. Bersama. tahanan-tahanan lainnya me­
reka langsung dibawa ke markas Khomeini. 
Jam 16.00 studio-studio radio-televisi lr;m j atuh ke 
tangan pemberontak eetelah terjadi perten ,uran se­
ngit lebih dari 3 jam. Langsung terdengar di u,.'<tra mu­
sik mars dan siaran radio Revolusi Iran, radio Khomei­
ni. Beberapa menit sebelumnya radio yang sama 
mengumumkan pengunduran di ri Baktiar. 
Jumlah korban yang mati dan luka-luka selama 2 
hari itu ribuau orang. Rumah-rumah sakit dipe l!uhi 
korban. Anehnya selama dua hari itu tak sebuah pesa­
wat terbang ataupun helikopter yang digunako\n. Itu jelcis menunjukkan bahwa Angkatan U<iara ber!)i hak 
pada Khomeini. 
Penjara Qasr, Evin, Kantor Perdana Menteri, 
Televisi-radio maupun Kementerian-kementerian, 
telah jatuh. Pagi hari tanggal 12 Februari kantor besar 
SAVAK mengalami nasib yang sama. The Immortals 
Imperial C'.uard yang dimitoskan itu akhirnya menyerah 
di dekat dan di dalam Istana Niavaran, tempat Shah tinggal, yang biasa mereka jaga dengan kerasnya. Se­
panjang malam tanggal 1 1  tembakan masih terdengar 
di mana-m!ina. Juga letusan-letusan. 
sesudah  pertempu.·an selesai pada tanggal 11 Feb-
1"'.lari, penuli3 harus pergi ke markas Khomeini. Jumlah orang lima kali lipat dibandingkan jam 10 pagi. Ra­
tusan r,enjaga berseragam militer mengawal markas 
240 
besarnya itu. Kesibukan tambah besar. Senjata-senjata 
rampasan yang diangkut oleh puluhan truk dimasuk­
kan ke dalam rumah: Puluhan ribu pucuk, terdiri dari 
berbagai jenis dan kaliber. Tank-tank rampasan berje­
jer seperti halnya kendaraan-kendaraan militer lain­
nya, di muka jalan menuju ke markas besar itu. 
b. Mengikuti lnterogasi 
Tengah hari, radio mengumumkan perintah Peme­
rintahan Sementara Iran dengan Perdana Menterinya 
Ir. Mehdi Bazargan. Mereka meminta pada masyarakat 
untuk menjaga ketertiban: "Jangan lagi menyerang 
markas-markas besar pasukan dan polisi dan juga 
kantor-kantor Penguasa! Harap menyerahkan sen­
jata ke Penguasa revolusioner, sebab revolusi telah 
menang.". 
Di sore harinya,jam 5.30, Dr. Yc1.zdi membawa kami, 
kira-kira 40 wartawan yang kebetulan dapat menembus 
ribuan pengawal Khomeini, ke ruang Pers. Yaitu se­
buah ruang kecil ukuran 4 kali 5 meter. Di situ telah 
menunggu Jenderal Mehdi Rahemi dan asistennya 
Jenderal Nuruji. Mereka sedang diinterogasi. Jende­
ral Mehdi Rahemi, umur 55 tahun, tampak pucat. Tapi 
ia menjawab pertanyaan-pertanyaan: 
Tanya: Mengapa kamu ditangkap, menentang 
Dewan Revolusi? 
Jawab: Saya tak tahu apa ituDewan Revolusi. Saya 
juga tak tahu mengapa ditangkap. 
Tanya: Apakah pasukan sudah kalah? 
Jawab'. Belum, saya kira! 
Tanya: Mengapa mereka tak membelamu? 
Jawab: sebab mereka tak tahu saya di mana. 
Tanya: Kenapa pasukan menyerang Homafar dan 
rakyat, sebagai kepala SOB kamu mesti tahu jawaban­
nya. 
Jawab: Saya tak tahu. lni masalah :i:,olitik. Ada 
Dewan Tertinggi pasukan yang dipimpin J enderal Gha-
241 
rabaghi yang memutuskan segala sesuatunya. Baktiar, 
Perdana Menteri, sependapat dengan mereka. 
Tanya: Bagaimana perlakuan rakyat sejak kamu 
ditangkap? 
Jawab: Cukup baik. Saya tidak dipukuli dan dihina. 
Saya diberi makan dan minum. 
Tanya: Apakah Anda ada hubungan dengan utusan 
militer Amerika yang ke Teheran minggJ yang lalu?l 
. Jawab: Tidak. Saya tak bertemu dengannya. Maaf 
saya orang militer. Saya tak berpolitik. 
Tanya: Apakah kamu memihak Khomeini seka­
rang? 
Jawab: Tidak sama sekali. Saya tetap setia pada 
Shah Iran. Sebab ia yang mengangkat saya dalam ke­
dudukan saya. 
Jenderal ini merupakan jenderal pertama yang 
dihukum mati oleh Mahkamah Revolusi Iran, di antara 
ratu san orang lainnya yang menemui nasib di bawah 
regu tembak. Pemberontakan rakyat yang tak diduga 
seperti itu mengakhiri lebih cepat nasib pemcrintahan 
yang tak menentu, yang dipfmpin oieh Baktiar. 
Seluruh pemimpin agama dan politik Iran ta!e 
menyangka banwa revolusi ak:in berlangsung begitu 
cepat. Tanggal 10 mala!ll, saat  kerusuhan mulai ter­
jadi, mereka disembunyikan oleh penjaga-penjaga 
keamanan mereka dari seluruh bahaya. Takut sehuah 
kudeta militer terjadi dan mereka diserang. Sepanjang 
m;:i.lam mereka tak tidur dan menanti dengan cemas 
tentang apa yang sedang terjadi di lran. 
saat  keesokan harinya suasana menjadi lebih 
pasti, mereka gembira sekali. namun  di samping itu 
juga cemas, melihat banyaknya senjata yang berada di 
luar. Organisasi-organisasi gerilya yang pand.ai berpe­
rang seperti Feedayen Khalq dan Mohadjeddin Khalq, 
dengan senjata dan kepopuleran mereka, dapat saja 
menjadi duri dalam daging bagi Penguasaan mereka 
di masa datang. 
1. Jenderal Huyser 
242 
c. Penguasaan Bazargan 
Bazargan menjabat Perdana Menteri Iran hanya sembilan bulan. Dari tanggal 5 Februari sampai tang­
gal 6 November 1!179. Selama itu , beberapa kali ia telah mengancam untuk mengundurkan diri. Bazargan telah dianggap sebagai orang yang tak 
tepat dalam sebuah suasana revolusioner. Ia dianggap 
juga ingin mengembalikan keadaan Iran seperti semu­
la, cuma dikurangi Shah belaka. Dengan kata lain: ia tidak revolusioner. 
namun  saat  ia menjabat Perdana Menteri , ba­
nyak sekali yang hams dilakukannya. Ekonomi Iran 
sesudah  2 tahun demonstrasi dan 5 bulan mogok terus­
menerus boleh dikatakan hancur. Diduga wakt:u itu, 
penghasilan minyak adalah 450 juta dollar AS per 
minggu dan memproduksi 6 juta barel per hari sebelum 
pemogokan. Dengan adanya pemogokan terang minyak 
tak dapat diekspor. 
Bazargan tidak hanya harus menjalankan lagi roda 
ekonomi, namun  juga mengurusi hal-hal sebagai ber­
ih.7.lt: pembersihan di kalangan pasukan, pengangkatan 
Gubernur di proviusi-provinsi, mengangkat penang­
gung jawab aclmini strasi, mengusahak:m produksi mirryak ya!lg ter&tur, membuat doktrin ekonomi baru, 
meredakan agitasi otonomi Kurdistan, mengumpulkan 
seluruh senjata yang beredar di tangan orang-orang 
sehingga bandit-bandit tidak · memakainya, 
mengontrol aktivitas kalangan agama yang dengan sen­
j::ita di tangan seolah-olah ingin memerintah Iran, 
menghadapi gerilya Feedayen dan Modjaheddin Khalq 
yang juga bersenjata dan mendapat p engikut banyak 
di kalangan pemuda-pemudi. 
Untuk menjalankan semua itl! dalam suasana revo­
lusioner, Bazargan tak mampu. Lagi pula kekuasaan­
nya terbatas akibat bany2 lr.nya pusat kekuasaan para­lel yang mengimbanginya. Salah satunya adalah Ko­
mite Khomeini di Teheran yang hany:i tunduk pada 
Dewan Revolusi yang menjadi pendc.:mping pemerin-
243 
tahannya. Di samping itu, di provinsi-provinsi, banyak 
Komite Revolusioner lainnya yang mengaku bernaung 
di bawah Khomeini. Mereka sering niembuat hal yang 
berbeda dengan rencana-rencana Penguasanya. 
Bazargan sampai mengumpamakan Iran waktu itu se­
bagai "kota dengan 100 orang Sheriff''. 
Salah satu tindakan yang harus dihadapinya 
mula -;nula adalah penghukuman mati dengan sewenang-wenang tokoh-tokoh utama Iran yang pro 
Shah. Yang pertama-tama adalah penembakan mati 
empat jenderal, tanggal 15 Februari malam: Jenderal 
Rahemi (Gubernur Militer Teheran), Jenderal Nassiri 
(bekas kepala SAVAK), Jenderc1.l Kliosrowad eKepala 
Pasukan Gerak Cepat) dan Jenderal Naji (Gubernur 
Militer di Isfahan). Matinya kepala SA V AK, mengaki­
batkan misteri SA V AK yang sesungguhnya sukar dike­
tahui nanti, sebab tokoh utamanya sudah tak ada. Apa­kah beberapa orang pro Khomeini sebelumnya ada 
yang terlibat dengan SAV AK, sehingga agar tak ter­
bongkar mereka bunuh saja Jenderal itu? Wallahua­
lam. 
Yang penting, bagi Bazargan yang !)ernah menjadi Presiden Komite Pelaksana Organisasi Iran pembela kebebasan dan hak-hak manusia, apa yang dilakukan oieh Pengadilan-pengadilan Revolusioner itu berten­tangan dengan kemanusiaan. Seorang manusia dihu­kum tanpa memiliki kcsempatan untuk membela diri. Tanggal 14 Maret H179, Bazargan protes keras dan mengancam di televisi untuk undurkan diri bila peng­adilan semacam itu tidak c.ihentikan. namun  toh proses itu berlangsung terus: Amir Abbas Hoyveda, bekas Perdana Menteri, misalnya, dihukum mati tanggal 7 April malam. 
Gerilyawan Mojaheddin dan Feedayen Khalq dengan didukung banyak orang mengritik tindakan itu juga. Mereka rnengingini pengadilan yang terbuka oleh Pengadilan Revolusioner. Dengan demikian seluruh kesalahan rezim dapat diketahui oleh 01 ang Iran. Ba;;argan dan orang-orang lain mengingini proses 
244 
peru!adilan klasik seperti di negara Barat. 
Kritikan-kritikan terhadap pengadilan-pengadilan 
itu mendapat gemanya bukan saja di Iran sendiri, tapi 
juga di dunia internasional, terutama di Barat Akhir­
nya sebuah sistem pengadilan baru dibuat dengan da­
sar hukum Islam. Pada kesempatan itu Ayatollah Kho­
meini mengungkapkan konsepsinya dalam hukum Is­
lam: "Orang-orang itu (bekas kolabolator dengan rezim 
Shah) mestinya langsung dibunuh dari hari pertama, 
sebelum dipenjara. Mereka bukannya orang yang ter­
tuduh namun  betul-betul kriminil ..... Kallli lenyapkan 
nyawa kriminil besar saja ..... Kami adili orang-orang 
itu berdasarkan dokumen dan bukti-buh.-ti, tapi kami 
pertimbangkan bahwa kriminil-kriminil itu tidak perlu 
diadili. Mereka harus dibunuh. Saya kecewa sebab 
ide-ide Barat masih :;aja ada di tangan kita."1 
Politik luar negeri juga mengalami perubahan. 
Untuk selanjutnya Iran lebih bebas dari Amerika dan 
sebabnya ingin memainkan peranan lebih aktiflagi di 
non-blok. Demikian kata Menteri Luar Negeri Sodeq 
Gotbzadeh. 
Beberapa hal membuktikan pernyataan itu. 
Ikut sertanya Iran yang diwakili oleh Dr. Yazdl da­
lam Konperensi Non Blok di La Havana, Kuba, tahun 
yang lalu. Diputuskannya hubtmgan dengan Israel dan 
Afrika Selatan yang zionis dan rasialis. Iran jadi jauh 
lebih dekat dengan negara-negara dar1 gerakan­
gerakan progresif pembebasan nasional. 
Arafat datang ke Teheran tanggal 17 Feb­
ruari l!n9 dengan rombongan yang besar. Sesudah itu 
perwakilan PLO di Teheran dibuka dan tempatnya di 
bekas Kedutaan Israel di Teheran. 
Wanita-wanita juga berdemonstrasi mulai 8 Maret 
1ITT9 untuk menunjukkan ketidakpuasan mereka pada 
pemaksaan memakai cada:r bagi wanita di Iran. Lebih 
dari itu sesungguhnya wanita Iran menghendaki ada-
1. P. Balta, Op. Cit, hal. 145. 
245 
nya persamaan hak dengan laki-laki di segala bidang: 
gaji, pekerjaan, perkawinan, perceraian, pemegangan 
kekuasaan di negara, dan lain sebagainya. Masalah 
cadar di Iran sesungguhnya merupakan masalah se­
kunder. 
Di bulan Juni terjadi nasionalisasi seluruh bank di 
Iran. Begitu juga di bi dang asuransi. Tapi perbuatan itu 
lebih dilakukan oleh Dewan Revolusi di bawah an­
juran Bani Sadr, Presiden sekarang. Sebelumnya refe­
rendum tentang bentuk negara Islam telah berhasil 
dilakukan pada tanggal 30-31 Maret 1979. Rakyat Iran, 
sebagian besar; mengatakan "ya" pada konstitusi baru. 
Pertentangan antara pengik:ut AyatoBah Taleghani 
dan Ayatollah Khomeini berlangsung di pertengahan 
tahun, sesudah  beberapa orang anggota Komite Kho­
meini menangkap putra Taleghani yang masuk organi­
sasi Paykar, pecahan dari Modjaheddin Khalq. Orang 
Kurdistan mengangkat senjata lagi. 
Di setiap kejadian yang bertentangan dengan poli­
tiknya, Bazargau mengancam mengundurkan dlri. Ia 
juga mengakui bahwa ia seperti "semut dibanding 
dengan gajah", bila dibandir,g dengan Khomeini. Pen­
dekatannya pada Amenka melalui Dr. Yazdi, diteri­
manya Shah ke Amerika untuk berobat di akhir bulan 
Oktober J l119, menyebabkan Penguasaan Bazargan 
dianggap lemah dan dikritik keras. Tapi pendudukan 
Kedutaan Besar Amerika di Teheran dan penyande­
raan 49 orang diplomat tanggal 4 November 1979 oleh 
mahasiswa-mahasiswa Iran yang menamakan diri 
pengikut Khomeini, menyebabkan ia mundur tanggal 6 
November. Dan Khomeini menyetujuinya. 
246 
XVIII  
MEMBUAT 
SEBUAB 
NEGERI 
ASLI ISLAM 
Bulan Januari U179, saat  masih di pengasingan di 
Neauphle-le -Chateau, sebuah desa kecil 30 km dari 
Paris, Ayatollah Khomeini yang biasa dipanggil Imam 
Khomeini oleh pengikut-pengikutnya saat  ditanya 
tentang bentuk negara Islam apa yang dicita­
citakannya. menjawab: "Seperti 10 tahun pertama pe­
merintahan Nabi Muhammad atau 5 tahun pemerin­
tahan Ali di Kufa." 
Bagi Khomeini maupun pembantu-pemt-antu ter­
dekatnya, negara Islam yang ada sekarang seperti Pa­
kistan, Saudi Arabia, Malaysia, Libia ditn lain-lainnya 
tidaklah dapat dijadikan contoh dari sebuah negara 
· Islam yang berhasil dan patut ditiru. Iran harus mene­
mukan jalannya sendiri, biarpun tidak mudah. 
a. Ali · Sebagai Model 
Mengapa Ali menjadi contoh µemerintahan yang 
ideal? Bila ditinjau secara dekat maka didapat kesim­
pulan sebagai berikut: Ali yang bukan saja kerabat dan 
adalah menantu Muhammad, juga seorang yang seder­
hana, jujur dan dapat membagi waktunya untuk menja­
lankan_ Penguasaan, menjalankan ajaran agarna, 
eempunyai waktu untuk berpikir, namun · juga pandai 
247 
memakai tangannya untuk bekerja. Seperti dike­
tahui Ali memerintah dari tahun 656 sampa1 dengan 
659 Masehi. 
Dr. Yazdi,saat  menjawab pertanyaan 
penulis mengenai apakah contoh yang akan dipakai itu 
masih sesuai dengan zaman, menjawab: "Tugas para 
pemimpin agamalah untuk menginterpretasi dan 
mengadaptasi prinsip-prinsip agama Islam, terutama 
mengenai Penguasaan Islam berdasarkan contoh 
tingkah laku Nabi Muhammad dan Ali di masa hidup­
nya". Bagi Yazdi cara memimpin dan bentuk pemerin­
tahan mereka cukup progresif dan malahan avant garde 
(mendahului zaman). 
Tapi Yazdi lupa bahwa tidak semua mollah (pe­
mimpin agama) adalah progresif dan avant garde. Di 
lran ada  kontradiksi yang besar antara golongan 
ekstrim kiri, kiri, kanan, ekstrim kanan, nasionalis, 
seperti juga ada  perbedaan besar antara mollah 
yang revolusioner aengan rekannya yang kolot dan 
rec::ksioner. Begitupun bahwa sesudah  zarnan keema­
sannya Islam telah tertidur lama sekali dan usaha­
usaha pembaruan tidak banyak yang dapat dijadikan 
contoh. 
Di Iran sendiri juga telah ada  kebiasaan­
kebiasaan yang mengakar dalam masyarakat dalam 
berbagai hal: pendidikan, peranan wanita, hubungan 
minoritas agama dan lain sebagainya, yang sama sekali 
berbeda dengan yang dicita-citakan Khomeini. 
b. Faktor Manusiawi 
Di zaman Shah berkuasa, pembangunan dipusat­
kan pc1.dll industri dengan cita-cita ambisius bahwa 
dengan membuat proyek-proyek raksasa yang berbiaya 
:atusan_ juta dollar Af\ Iran akan dapat menjadi negeri 1edustn sedeng sepert1 halnya Prancis, Inggris, Repub­
hk Federas1 .Jerman. Iran ing'in mefompat dari negeri 
berkembang ke negeri industri. Ia lupa bahwa Negara-
248 
negara Barat telah memiliki revolusi industri me­
reka 2 abad yang lalu. Dan proses industrialisasi ada­
lah proses yang panjang.1 
Banyak proyek yang belum selesai saat  revolusi 
Iran tiba. Misalnya 2 reaktor nuklir di Busher, per­
luasan pabrik-pabrik besi baja di Isfahan, penyele­
saian tahap kedua Trans-Iranian Pipeline, kompleks 
petro kimia terbesar di dunia di Bandar Khomeini 
bekas Bandar Shapur (Iran-Japan Petrochemical Com­
pany), pabrik tembaga di Sar Chesmeh, pabrik kertas di 
Laut Kaspia. 
Selain itu oeberapa proyek raksasa yang sebelum 
revolusi telah berfungsi nyatanya. menunjukkan kega­
galan. Misalnya pabrik besi di Isfahan berfungsi namun  
harga penjualan 2 kali lebih besar dari harga besi im­
por. Contoh lain ialah industri agro-bussiness cii Khu­
zestan. Bukan saja telah menghancurkan air bersih 
yang mahal harganya di daerah penghasil minyak itu, 
namun  juga bahwa jumlah uang yang dikeluarkan jauh 
meleb1hi perhitungan keuntungan, akibat adanya per­
mainan komisi, pembayaran tenaga-tenaga asing yang 
begitu mahal tapi tak ada gunanya dan juga oleh pem­
belian mesin-mesin yang luar biasa mahalnya. Mesin­
mesin ini  sering tak ada faedahnya namun  dibeli 
juga sebab ada komisi luar biasa yang diberikan oleh 
pabrik penjualnya kepada para penanggung jawab . 
proyek. 
Gabungan perusahaim-perusahaan industri The 
Industrial Development and Renovation Organization 
(IDRO) yang memiliki 140 kompleks industri dan pu­
luhan anak cabangnya (termasukpabrik traktordi Tab­
riz dan pabrik aluminium di Irak) telah menghambur­
kan ratusan juta dollar begitu saja. Jumlah penjualan 
produksi sama sekali tidak dapat menutupi biaya, bah­
kan sampai berpuluh tahun kemudian. 
Dan semua itu dibiayai dengan uang minyak. 
1. Di antaranya faktor kebudayaan masyarakat :1arus dipertimbang­
kan dengan seksama. 
249 
Sampai sebelum revolusi Iran jumlah minyak yang 
diproduksi per hari mendekati 6,5 juta barel. Kalau hal 
itu berlangsung terns dalam tempo 20 tahun Iran tak 
akan memiliki minyak lagi. Minyak juga dipakai 
untuk mengimpor 60% kebutuhan makanan Iran sebab 
basil pertanian begitu tidak menguntungkan petani 
sehingga mereka lari ke kota untuk menjadi buruh. 
Orang-orang Iran sebenarnya tidak siap untuk 
melaksanakan ambisi besar Shah yang dijalankan 
dengan kekejaman melalui polisi rahasia SA V AK dan 
pasukannya. Waktu itu tak boleh ada kritik apa pun juga. 
Siapa yang mengritik langsung ditangkap tanpa diadiH 
dan dituduh nielakukan tindakan subversif. Seluruh 
sendi sosial, struktur sosial masyarakat Iran berubah. 
Dan pada akhirnya ideologi Shah: industrialisasi, 
pembangunan, peradaban baru, gagal same sekali. 
Sebab ia sama sekali tidak didukung oleh ke-35 juta penduduk Iran di mana 60% dari mereka kurang dari 20 
tah11n. 
Semua yang terjadi menunjukkan betapa pentingnya 
faktor manusiawi dan nilai-nilai yang mereka anut tak dapat diukur dengan uang. Untuk apa seluruh pemba­
ngunan bila rakyat tak dapat mencernakannya? 
Seorang wartawan Iran, Bijan Najib, dengan tepat 
IT!embuat definisi rezim l2ma c!an model perabangu­
nannya yang dibuat oleh teknokrat-teknokrat terbaik 
AS, meskipun pad a kenyataannya tak ada seorang pun ahli Iran di negeri itu; katanya: "Iran telah dibangun 
menurut sat.u nilai: uang; satu manusia: Shah; satu slogan: peradaban besar; satu ·kata: kekuasaan; satu 
kekuatan: polisi rahasia SA V AK; satu sumb'3r ekono­mi: minyak mentah; satu kesalahan: orang-orang Iran sama sekali tak dianggap ada dan oleh sebabnya 
pendapat-pendapat mereka tidak dibutuhkan." 
c. Men1bangun Sistem Ekonomi yang Baru 
Masalah yang sedang dihadapi oleh pemimpin-
250 
pemimpin Iran sekarang adalah bagaimana memba­
ngun sebuah sistem ekonomi Iran yang baru "yang da­
pat membebaskan Iran dari ketergantungan ekonomi, 
politik dan sosial dari AS dan dari negeri mana pun 
juga", seperti kata Bani Sadr pada penulis. 
Beberapa langkah besar telah dilakukan. Antara 
lain dengan nasionalisasi seluruh bank dan industri 
berat yang memegang peranan penting bagi masyara­
kat Iran.1 Bunga dari penyimpanan uang di bank juga 
diturunkan2. Para pemilik mendapat balas jasa atas 
partisipasi mereka dalam menghimpun modal yang 
dapat dipakai untuk pembangunan Iran. Ini satu 
langkah ke arah huirum Islam. 
Empat puluh juta hektar tanah disiapkan untuk 
digarap oleh 4-5 juta penduduk kota yang akan dikem­
bali kan ke tempat-tempat pertanian. Severti diketahui 
<lulu banyak petani yang meninggalkan tanah mereka 
untuk bekerja sebagai buruh di kota. 
Sistem ekonomi baru yang meskipun belum begitu 
jelas konsepsinya akan menunjang se!uruh proyek 
industri kecil clan sedang yang benar-benar dibutuh­
kan dan mampu dilakukan orang Iran. Pertanian dan 
industri petro kimia akar. mendapat prioritas utame. 
Industri minyak dibutuhkan sekali untuk mengisi ke­
butuhan dalam negeri maupun bagi menyedot 
valuta asing, misalkan untuk membeli barang-barang 
yang terpaksa diimpor di luar neger; . Pete:i:nakan, per­
ikanan, industri kertas, pembuatan alat-alat mesin 
seperti palu, tang, sekrup, obeng dan lain-lain akan 
diproduksi di dalam negeri dan akan 1:erus cUkembang­
kan. 
Rumah, air dan listrik akan mendapat prioritas 
utama di bidang kesejahteraan rakyat. Pendidikan dan 
kesehatan juga mendapat perbatian besar, mungkin 
buat sementara mutu terpaksa dikorbankan guna 
memberi kesefnpatan lebih besar pada banyak orang. 
Untuk selanjutnya, tanah hanya akan diberikan pada 
1. Di pertengah,rn tahun 1979. 
2. Dari 14% menjadi 4%. 
251 
mereka yang mengerjakannya secara langsung. Ini 
dapat mengurangi pengangguran. Juga para petani 
akan diberi otonomi lebih besar dalam menjalankan 
usaha mereka. 
Untuk menjalankan semua itu perlulah ide-ide asli 
dan yang sesuai dengan situasi dan kondisi di Iran. 
Partisipasi seluruh orang Iran amat dibutuhkan. Mo­
nopoli oleh sekelompok orang yang memiliki uang a tau 
sebab memiliki kekuasaan birokrasi harus dihi­
langkan. "Berdiri di atas kaki sendiri" adalah sem­
boyan bagi rakyat, teknokrat dan penguasa Iran saat 
ini. Jelas ini tak bertentangan dengan kebudayaan 
mereka. Juga ini merupakan hal yang penting: Masalah 
hidup-matinya orang Iran di masa kini dan di ma:;a 
depan. 
Sebelum itu dilakukan, beberapa masalah pokok 
yang mengganggu stabilitas dan mengancam perang 
saudara haruslah diselesaikan dalam tempo dekat. 
Misalkan soal otonomi Kurdistan dan Baluchistan yang 
beraliran Islam Sunnah, dan juga Azarbaijan yang ber­
penduduk lebih 10 juta orang dan menjadi pengikut 
kuat Ayatollah Shariat Madari, orang kuat kedua di 
Iran. Kesalahen rezim Shah yaitu tidak memperhati­
kan keadaan di daerah-daerah dari sudut pemba­
ngumtn ekonomi maupun keistimewaan dan bahasa. 
Di Iran ada  minimum 5 bahasa besar: Persia, 
Arab, Turki, Kurdi dan Baluchistan. Dulu seluruh 
pengajaran bahasa daerah dan penggunaannya di 
kantor-kantor Penguasa dilarang. Semua orang ha­
rus pandai berbahasa dan harus memakai bahasa 
Persia. Shah dan rezimnya ingin mengembalikan kebe­
saran Empire Achemenide di bawah pimpinan Cyrus 
yang berpusat di Persia. Paradoks sekali bahwa Shah 
lebih menycnangi zaman itu, saat  Empire Acheme­
nide dan Yunani telah menguasai bersama negara­
negara beradab di Eropa dan di Asia. Shah sama sekali 
tidak menyukai masa Islam yang dianggapnya mem­
bawa kemunduran Iran padaha! 95% orang Iran ber­
agama Islam. 
252 
. Bukan itu saja yang menjadi masalah bagi peme­rmtahan yang baru ini di mana ia dikuasai oleh orang­
orang agama. 
Faktor-faktor di bawah ini juga patut mereka per­
hatikan: 
1. Mentalitas masyarakat yang telah hidup dalam 
kekangan selama lebih dari 25 tahun dan oleh sebab­
nya tidak terbiasa dengan kebebasan berpikir dan 
mengungkapkannya, haruslah diubah. Perpindahan 
· gaya-hidup dari yang lama ke yang baru tidaklah gam­
pang. 
2. Organisasi ekonomi yang lebih menjurus ke kon­
sumtif dibandingt(an produktivitas, peninggalan 
zaman Shah, haruslah diubah. Tapi mesin-mesin yang 
telah dibeli dengan harga mahal itu harus dapat di­
manfaatkan dan bila dapat diubah produksinya se­
hingga pemborosan tak terjadi. Juga berhentinya pro­
duksi mengak.ibatkan timbulnya pengangguran. 
3. Pembentukan suasana yang harmoni di antare 
kader-kader dan pemimpin-pemimpin perusal,aan dan 
industri yang bani, membutuhkan waktu. Larinya ba­
nyak cerdik pandai yang terlalu dekat dengan Shah dan 
tak suka dengan Penguasaan sekarang, juga menJadi 
persoalan. Dari 15.000 dokter yang ada di zaman Shae. 
5.000 orang paling sedikit telah meninggalkan Iran se­
jak revolusi. 
Seorang Armania, Direktur Jordania Airlines d1 
Teheran mengatakan dalam perjalanan Teheran-Paris 
kepada penulis: "Kalau tidak hati-hati dalam tempo 
dekat perusahaan penerbangan nasional Iran ("Iran 
Air") akan hancur. Sebab pemimpinnya masih muda 
sekali, 30 tahun, dan ia tak tahu apa-apa mengenai ma­
salah perusahaan penerbangan." 
Seorang E:k0!lom wanita yang bekerja di perusa­
haan minyak Iran (NIOC) juga menganggap direktur 
yang sekarang tidak cakep: "Moinfa.i:- tidaklah sepandai 
Nazih." Nazih, bekas direktur, ditangkap bulan De­
sember 1979 sebab dianggap mendapat gaji terlalu besar. Direktur yang baru, Moinfar, seperti diketahui 
253 
adalah anggota Dewan Revolusi. Ia insinyur gempa 
bumi, bukan ahli minyak, apalagi ahli ekonomi. 
d.Sosialisme a la Iran 
Kalau ditinjau lebih mendalam, bila rencana pem­
bangunari ekonomi Bani Sadr yang akan dipakai seba­
gai pedoman pembangunan kerrtbali ekonomi Iran, 
maka jelas terlihat keinginan untuk melaksanakan 
pembangunan yang hasilnya dapat dinikmati merata 
oleh para pekerja, jadi bukan saja oleh para pemilik 
modal. 
Hal ini sejalan dengan pikiran pembaharu Islam 
Shi'ah, Dr. Ali Shariati, yang meninggal di London. 
Demikian juga <lengan organisasi bersenjata Islam 
progresif . Mojaheddin Khalq, yang pikirannya ber­
temu dengan Feedayen Khalq yang marxis nasionalis. 
Kedua organisasi yang memimpin revolusi dan me­
mungkinkan tumbangnya rezim Shah secara cepat 
tanggal 10 dan 11 Februari H179 itu sama-sama meng­
ingini terwujudnya sebuah masyarakat tanpa ke­
las/sama rata di Iran. Kedua organisasi ini  terla­
rang, saat ini. Tapi mereka mendapat dukunga!l dari 
banyak intelektual. Di sekolah politeknik dan Univer­
sitas Teheran, banyak pengikut militan mereka. 
Pikiran yang sosialis Islam seperti yang dicerminkan 
oleh Bani Sadr ini  tidak seluruhnya mendapat 
dukungan kaum agama maupun golongan borjuasi na­
sional. 
sesudah  menangnya revolusi, kaum buruh jadi le,:. 
bih militan dalam membela kepentingan-kepentingan 
mereka. Mereka menyadari kekuatan mereka yang 
berhasil menjadi faktor utama dalam penumbangan 
· rezim Shah di bidang ekonomi. Buruh-buruh ini seba­
gian besarnya bukan marxis- Mereka meminta partisi­
pasi dalam perusahaan dan meminta ikut mengontrol 
ekonomi perusahaan. Ini akan dapat menumbangkan 
aturan-aturan permainan lama di mana para pemilik 
254 
modal selamanya dapat mengeruk keuntungan besar 
berkat bekerjanya para buruh, tanpa banyak rewel. 
Masalah keadilan akan menjadi lanjutan dari ''revolusi 
Iran", yang oleh para intelektual marxis di Eropa di­
anggap bukan revolusi sebab tidak berjalan lewat 
teori-teori yang ada di benai< mereka. 
Seperti diketahui, banyak buruh Iran yang berasal 
dari kalangan petani. Mereka menjadi sub-pr.>letariat 
dan sama sekali kehilangan kebudayaan mereka saat  
mttlai tinggal di kota. Mereka berlindung di bawah Is­
lam. Seluruh harapan mereka bahwa kehidupan akan 
lebih baik nanti di Republik Islam bertumpu pada 
agama ini. Oleh sebab itu mereka mendukung Kho­
meini. Mereka ini orang-orang yang sanggup mati untuk 
dan betul-betul membela Khomeini. 
Paradoksnya bahwa K.homeini selama perjua­
ngannya juga didukung oleh borjuasi nasional, dalam 
hal ini oleh kalangan bezar. Mereka tanpa ragu-ragu 
telah membiayai seluruh perjuangan Khomeini. Bila 
Khomeini perintahk8n berdagang, rnertka berdagang; 
bila Khomeini perintahkan tutup maka bazar pun ditu­
tuplah. Tapi mereka ini tidak mau adanya masyarakat 
yang tanpa kelas, masyarakat sama rata. Mereka me­
raea bahwa mereka adalah korban persekutuan Shah 
dengan kapitafo: internasional scrta pedagang­
pedagang multi nasional. Dan dengan menangnya rc­
volusi Iran mereka mengharapkan dapat memegang 
dan menguasai ekonomi nasional. Mungkin nanti akan terjadi pertentangan antara 
mereka versus kaum buruh, yang merupakan kekuatan 
cukup besar, dan yang jasa-jasa mereka selama revo­
lusi Iran juga tak dapat diabaikan. Dua tahun demon­
strasi terus-menerus dan 5 bulan pemogokan bu;:uh 
telah menyebabkan timbulnya perubahan sosial iuar 
biasa. Terjadilah transformasi mentalitas buruh Iran: 
Mereka leeih pandai berpolitik dan menjadi revolu­
sioner. 
255 
L_ 
e. Dewan Revolusi Iran 
sesudah  mundurnya Bazargan, Dewan Revolusi, 
memerintah Iran seorang diri sampai dengan ter­
pilihnya Presiden Iran (tanggal 25 Januari 1980) dan 
anggota Parlemen di bulan Maret 1980. 
Tanggal 8 November, dua hari sesudah  mundurnya 
Bazargan, secara resmi Dewan Revolusi yang berang­
gotakan 14 orang memerintah Iran. saat  dibentuk 
tanggal 11.Februari 1!179, .Dewan ini hanya beranggota­
kan 9 orang saja. Dewan bertanggung jawab langsung 
pada Khomeini seorang diri. Meski demikian, Dewan 
juga dibantu oleh 6 orang bekas menteri Bazargan dan 
4 orang muka baru lainnya: kesemuanya memiliki 
jabatan setingkat menteri. 
Dokter Yazdi, atas keinginannya senciiri, tidak 
merupakan anggota Dewan Revolusi. sedang kedua 
orang bekas pembantu Khomeini lainnya selama peng­
asingan di Neauphle-le-Chateau, Bani Sadr dan S'Jdeq 
Gothzadeh masnkdi dalemnya. Y,mgjelas, ketiga orang 
ini sudah tak dekat lagi satu sama lainnya. Sudah men­
jadi rahasia umum di Teheran bahwa mereka sering 
saling mengritik di depan umum. 
Misalnya sikap politik luar negeri Dr. Yazdi (saat  
ia menj2bat Menteri Luar Negeri) dil:ecam oleh Bani 
Sadr dan Sodeq Gotbzadeh.Rencana p"', 1yelesaian 
Bani Sadr saat  menjabat Menteri Luar Negeri dalam 
penyelesaian krisis Amerika-Iran ditentang habis oleh 
Sodeq Gotbzadeh. Sehingga akhirnya Bani Sadr meng­
undurkan diri. 
Presiden Iran yang pertama ini mengritik cara 
kerja Sodeq Gotbzadeh sewaktu menjabat Direktur 
Radi<rTV Iran yang dianggapnya otoriter, he:rat sebe­
lah dan sering membuat sensor bagi musuh politiknya. 
Tugas utama Dewan Revolusi adalah 5ebagai ber­
ikut: 
1. Menghilangkan kek1cauar. can menjalankan peme­
rintahan dalam negeri yang telah macet sejak terja­
dinya Revolusi Iran. 
256 
2. Mengkordinasi dan membuat kerjasama yang erat 
dan harmonis antara para pejabat eksekutif se­
hingga terciptalah sebuah Penguasaan yang kuat 
dan dapat bekerja dengan tuntas. 
3. Mempersiapkan reformasi-refor masi yang radikal 
di segala bidang sesuai dengan sikap hidup Islam Iran. 
Bagi Bani Sadr, tugas utama yang harus diselesai­
kan oleh Dewan Revolusi adalah "membebaskan Iran 
dari ketergantungan militer, ekonomi dan keuangan 
dari Amerika". Seperti diketahui sampai sebelum kri­
sis kebutuhan i mpor makanan dan ke butuhan tekno­
logi Iran pada Amerika Serikat besar sekali: lebih dari 
50%. 
Boleh dikatakan tugas jangka pendek Dewan Revo­
lusi , namun  yang telah dipersiapkan sejak zaman Ba­zargan, telah tercapai: referendum konstitusi tanggal 2 
dan 3 Des ember 1979 dan pemilihan Presiden Iran yang 
pertama dalam sejarah negeri ini yang telah berbentuk 
kerajaan selama lebih dari 2.500 tahun. Pre5iden yang 
terpilih ,  pada tanggal 25 Januari 1980 ternyata Bani 
Sadr yang juga anggota Dewan Revolusi,1 merangkap 
jabatan Menteri Ekonomi dan Keuangan Iran. 
Tapi Bani Sadr merupak&n minoritas dalam Dewan Revolusi Iran. Oleh sebab itu banyak yang ti­
dak suka atas kemenangannya yang luar biasa: 75%dari hampir 15 juta memilih. Bani Sadr baru dapat berkllasa 
penuh sesudah  pemilihan Parlemen yang akan me­r.yumpahnya di bulan Maret. Tapi agar dapat memerin­
tah, maka Bani Sadr yang tak kalah cerdiknya meminta 
restu Ayatollah Khomeini.2 Dia berharap agar Dewan 
Revolusi dapat dibubarkan secepat mungkin, eebelum pemilihan Parlemen di bulan Maret. 
l. Kemudian ia diangkat menjadi Ketua Dewan Revolusi (8 Februari 
1980) untuk menggantikan Ayatollah Dr. Beheshti. 
2. Bani Sadr diambil sumpahnya oleh Ayatollah Khomeini pada 
tanggal 4 Februari 1980 bertepatan dengan Harl Ulang Tahun Iiij-
- rah N;ihi Mnh<nnm.in rl.iri M""lrlrah k-e Madinah. 
257 
Betapapun, satu hal yang pasti adalah Dewan Re­
volusi tidak dapat menyelesaikan masalah penyande­
raan orang Amerika dan penawanan ke-49 orang di­
plomatnya sampai dengan terpilihnya Presiden Iran. 
Khomeini sendiri di bulan Januari 1980 mengatakan 
bahwa nasib tawanan akan dibicarakan oleh Parlemen 
yang akan mulai bersidang di bulan Mei 1980. 
258 
Admiral Madani, kandidat Presiden yang ga­gaI 
Menlu Sodeq Gotbzadeh di k ::mtomya 
260 
Nasir Tamara, penulis bnku in i_, me·,\'awanca 
rai Ir. Moinfar, Menteri Minyak Iran. 
PM Baktiar di masa krisis Penguasaannya 
262 
Konperensi Pers terakhir Baktiar di kediaman 
Perdana Menteri. Bendera di belakangnya 
masih memakai lambang dinasti Pahlavi , 
gambar singa dan pedang 
PM Bazargan sedang diwawancarai Nasir 
Tamara. Suratkabar yang dibuka di latar de­
pan memberitakan kedatangan Khomeini. 
264 
Bani Sadr, presiden pertama Iran yang masih 
terus menekuni kerjanya sebagai redaktur 
sebuah suratkabar 
265 
266 
T_ugas Bani Sadr sesudah  terpil ih menjadi Pre­s1den Iran. Karikatur oleh Konk Le Mondc 9.12/80 
' · 
XIX 
KE ARAH 
NORMALISASI 
KEHIDUPAN 
POLITIK IRAN 
a. Penguasaan Presiden yang Pertama 
sesudah  diterimanya Konstitusi baru Iran yang di­
ref erendumkan tanggal 2 dan 3 Desember 1979, Iran 
melangkah ke arah normalisasi kehidupan politik. Se­
telah mundurnya Penguasaan sement2.ra di bawah 
Bazargan, Dewan Revolusi harus mundur pula sesudah  
seorang Presiden dan Parlemen Iran dipilih secara 
bebas rahasia. Kampanye Presiden telah dimulai sejak perrnu­
laan bulan Januari 1980. Di Teheran, di seluruh Iran, 
foto, poster, spanduk menempel di dinding-dinding 
· penuh dengan wajah para kandidat. Seluruh kandidat yang tadinya seratus orang, kemudian turun menjacii 
tujuh orang saja - yang lainuya gugur di tengah jalan 
antara lain: Sodeq Gotbzadeh, Dr. Hassan Habibi, 
Admiral Madani, mene"'l.lnakan wajah Khomeini di 
belakang mereka. Satu-satunya yang tidak mengguna­kan Khomeini adalah Bani Sadr. 
Wajah, foto Bani Sad r terpancang di antara kutipan kalimat-kalimat yang ditullsnya dalam buku, artikel­
nya sendiri mengenai berbagai persoalan di Iran. Cara kampanyenya juga yang paling modern, a la Amerika. 
Ia memiliki staf yang kuat, dipimpin oleh sarjana­
sarjana lulusan Iran, Eropa, Amerika. Di kantor me-
267 
reka di no. 212 Avenue Apadana, Teheran, terpasang 
peta, grafik, statistik yang menunjukkan jumlah suara 
yang diperoleh Bani Sadr. Keadaan sosial, ekonomi 
dan kebudayaan suku di mana para pemilih bertempat 
tinggal telah dipelajari dengan seksama. Sehingga se­tiap kalimat kampanye diperhitungkan dengan matang 
sesuai dengan kondisi sosial, ekonomi dan kebudayaan 
rakyat setempat. Ternyata pengenalan medan yang baik itu mem­
bu.e}lkan hasil bagus. Tanggal 26 Januari , radio dan 
Kantor Berita Iran Pars telah menunjukkan dengan mutlak bahwa Bani Sadr memenangkan pemilihan 
Presiden Iran. Pemilihan yang kedua tak perlu ber­
langsung seminggu kcmudian sebab mayoritas besar 
tercapai di pemilihan yang pertama. Tanggal 28 Januari 1980, hasil pemilihan secara 
resmi dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri: 
Bani Sadr memenangkan 75,7% suara. Perinciannya 
adaiah ::;ebagai berikut: Jumlah pemilih seluruhnya: 
14. 146.622. Pembagian suara adalah: Bani Sadr 
(10.709.230, artinya 75,7%), Admiral Ahmad Madani 
(2.224.5..."4, artinya 15,7%). Dr. Hassan Habibi (674.859, 
artinya 4,7%), Darius Furuhar (133.478), Sadeq Tabata­
bai (114.776), Kazem Sarni (89,270), Sodeq Gotbzadeh 
(48.547). Dan pemilih yang tidak memilih siapa-siapa terdiri dari 151.908 orang. 
Beberapa buah pelajaran dapat ditarik dari basil 
pemilihan ini . 
1. Lancarnya pemilihan secara bebas rahasia di sebuah negara berkembang yang baru lepas darikedik­
tatoran adalah suatu hal yang amat patut dipuji. Se­
lama ini baru di Aljazair dan Iran, sebuah pemilihan bebas rahasia dapat berlangsung. 
2. Ayatollah Khomeini tidak mendukung Partai 
Repuhlik Islam di bawah pimpinan Ayatollah Behesti 
yang selama ini dianggap bakal menj2di penguasa Iran. 
Khomeini tak setuju dengan ikut sertanya Ayatollah 
Behesti dalam pemilihan presiden. Kandidat yang per­
tama, Jaeal Eddin Farsi, telah dike!uarkan sebab ibu-
268 
nya bukan orang Iran (bertentangan dengan Konstitu­
si). Meskipun didukung oleh Ayatollah-Ayatollah besar 
di Iran, kandidat partai ini yang baru, Dr. Hassan Habi­
bi, hanya mendapat suara 4,7% belaka. 
3. Kegagalan Admiral Madani menunjukkan ba­
nyak orang Iran yang tak suka pada Penguasaan yang 
keras lagi, yang didambakan oleh kaum borjuis dan 
liberal a la Eropa yang mendukung Madani. 
b. Mengapa Bani Sadr Menang? 
Bani Sadr mendapat serangan hebat sekali dalam 
kampanyenya. Datang dari Partai Republik Islam, 
partai-partai kiri, kanan dan organisasi-organtsasi 
lainnya. Selebaran-selebaran gelap bermunculan de­
ngan isi yang menuduhnya macam-macam: "Agen ra­
hasia Prancis atau Israel" (di antaranya ia dituduh 
pernah diterima oleh bekas Perdana Menteri Israel Ny. 
Golda Meir) alrnarhum ayahnya dituduh pernah beker­
jasama dengan Jenderal Zahedi yang mengkudeta Mos­
sadeq dan berhasil menempatkan Shah - dengan ban­
tuan CIA - ke tahtanya di tahun 1953. 
Ada yang menuduhnya anti Konstitusi baru sebab 
Bani Sadr pernah mengajukan keberatannya dengan 
kekuasaan velayate fa.ghih yang terlalu besar. Juga po­
sisi Bani Sadr yang anti pendudukan Uni Soviet di Af­
ghanistan dikritik orang sehingga ia dituduh "Agen 
Amerika". 
. Kenara Bani Sadrmcnang mesk.ipun diserang dari 
mana-mana? Jawabannya berbeda-beda. Tapi banyak 
yang menjawab bahwa mereka mengenal Bani Sadr 
dari tulisannya baik melalui koran Revolusi Islam yang 
dipimpinnya maupun buku-bukunya. Seorang guru 
Sekolah Dasar mengabkan: "Bani Sadr adalah se.orang 
ekonom yang kompeten yang dapat menyelesaikan 
masalah-masalah kami . " 
Seorang pcdagang kecil Bazar di Teheran menja­
wab: "la menurunkan bunga bank dari 14% menjadi 
4%". Seorang pengawas bangunan menjawab: "la akan 
269 
memihak Islam da n para buruh." Seorang penganggur di daerah miskin Selatan Teheran mengatakan: "Bani Sadr menjanjikan pekerjaan, perumahan, dan ia anti Amerika." Bani Sadr sendiri dalam pidato-pidatonya telah menjanjikan "tanah bagi siapa yang bekerja di atasnya." Maka 98% suara dari desa Ahmad Abas dibe­rikan pada Bani Sadr. 
Malah di wilayah yang banyak orang Yahudinya di Olajan, Bani Sadr mendapat suara terbanyak. Seorang 
penting Yahudi menjelaskan: "Ia seorang liberal dan 
penuh toleransi ." Kecuali di Kurdistan, di mana rakyat 
lebih memilih Dr. Hasban Habi bi , dengan anjuran yang datang dari Partai Komunis Tudeh dan Partai Demo­
krasi Kurdi dan Baluchistan, orang Iran memilih Bani Sadr. 
"Saya akan menjadi Presiden bagi orang-orang miskin dan go!ongan minoritas," kata Bani Sadr saat  
mengetahui " bahwa ia menang. Malam itu juga ia 
mengadakan upacara kecil yang dihadiri oleh saudara, ibu, dan pembantu-pembantunya." Untuk memberi  
penghormatan kepada rakyat yang telah memilih 
saya/ demikian Bani Sadr. 
c. Mencoba Memahami Bani Sadr 
"Saya akan menjadi Presiden Iran yang pertama," 
demikian kurang lebih sepuluh tahun yang lalu ber­
kata Bani Sadr kepada filsaf eksistensialisme Jean 
Paul Sartre, di Paris.1 "Saya ingin jadi Presiden," katanya saat  ia berumur 17 tahun - tigapuluh tahun 
yang lampau - kepada orang tuanya.2 Ayatollah Nas­rullah Bani Sadr hanya mengerutkan keningnya sam­
bH melirik kepadanya. SedangJr.an ibunya tertawa tapi 
percaya, meskipun suaminya skeptis. Siapa eyana ucapannya akan menjadi kenyataan. Pada usianya 
yang ke-47 tahun ia menjadi Presiden Iran yang per-
1. Lihat Le Matinde Paris, artikel Bernard Poulet, 28 Januari 1980. 
2. Eric Rouleau, Le Monde, 29 Januari 198C. 
270 
tama mengganti raja berdarah Reza Pahlavi. 
Bani Sadr, bersama Sodeq Gotbzadeh dan Dr. 
Yazdi telah menjadi trio penasehat utama Ayatollah 
Khomeini saat  ia berada di pengasingan di 
Neauphle-le-Chateau. Paris. Tapi waktu itu ia yang paling pendiam. Tak pernah berebut mikrofon; tak 
pernah mengambil inisiatifuntuk diwawancarai. Bila 
perlu saja ia datang menemui Imam Khomeini. Ka­
rena itu jarang wartawan memperhatikannya. 
Padahal ia merupakan penasehat yang paling di­cintai Imam Khomeini, Fils spirituel (anak angkat), kata orang. Cukup banyak alasan bagi Khomeini un­
tuk menyukainya : Bani Sadr pandai, bicara seperlu­
nya, berpikir panjang sebelum mengemukakan pen­
dapatnya. Seperti Khomeini, ia juga kera.s kepala. 
Mereka sama-sama tidak mau kompromi : "Shah ha­
rus mundur, Parlemen dan Perdana Menteri Baktiar 
yang diangkatnya juga harus mundur, sebab SP.mua­
nya bukan mendapat jabatan secara sah." Dan keke­
rasan hati mereka membawa hasil : satu per satu 
musuhnya mundur. 
Bani Sadr kenal dengan Khomeini di tahun 1972 
saat  Khomeini menghadiri pemakaman ayah Bani 
Sadr di Najaf (Irak). Sejak itu mereka saling ber­
hubungan terus menerus. saat  Khomeini diusir oleh Penguasa Irak atas desakan bekas Shah Jran, begitu tiba di Paris ia tinggal selama beberapa hari di 
rumah Sadr yang sederhana di Cachan. Banyak maha­
siswa Indonesia yang tinggal di asrama mahasiswa di 
Cachan, sebuah kota satelit Paris. 
Dia mulai aktif dalam gerakan politik di ta.hun 1950, saat  belajar di Teheran sesudah  meniuggalkan kotanya yang kecil, Baghdheh, di Iran Barat tak jauh dari Hamadan. Di Teheran, sambil belajar di sebuah Fakultas Agama ia sibuk mengumpulkan tanda tanean d_i elaegan pemuda Iran untuk mendukung nas10nahsas1 mmyak. Seperti banyak pemuda waktu itu, ia terbaka:i:-oleh gerakan nasionalis D:r Mossadeq .  Bani Sadr mengomentari saat itu beberapa tahun 
271 
-· kemudian1 : "Waktu itu masalah yang utama adalah 
meyakinkan pemuda-pemudi untuk memiliki pikiran 
sendiri yang sesuai, dengan demikian memiliki iden­
titas yang kuat agar dapat terlindung dari ideologi 
impor. Sebuah visi unidimensional Islam saja tak 
cukup untuk menyembuhkan penyakit-penyakit ka­
mi," katanya. 
Ayahnya selalu mengajarkan kebencian terhadap 
kerajaan yang memerintah secara kejam luar biasa. 
Di depan matanyaBani Sedr melihat bagaimana Ing­
gris berhasil memaksa raja untuk mengangkat Jende­
ral Ali Razmara, seorang kejam dan anti nasionalis, 
menjadi PP-rdana Menteri. Ia juga masih ingat betapa 
Dr. Mossadeq, nasionalis, mengalamj kejatuhannya 
akibat sebuah kudeta yang dilakukaa oleh CIA. Bani 
Sadr melihat semua itu dengan jijik : "Jalan sa.tu­
satunya untuk mengemb&likan Iran pada Iran adalah 
dengan menghancurkan Raja dan kerajaan sekaligus. 
Bila mereka hancur otomatis imperialis d2n kolcnia­
lis ekonomi juga akan haricur." 
Ia tak melihat satu pun orang yang mamou menja­
lankan tugas itu . Dr. MossadP-q sudah terlalu tua. 
Mengapa saya tidak bekerja sebaik-baiknya, demi­
kian pikirnya. Lagi pula, orang-orar.g yang kompro­
mistis dan borjuis liberal tak Bkan mungkir1 mene­
gakkan keadilan di Iran. · 
Di Teheran diperdalamnya ilmu sosiologi dan 
ekonomi di samping ilmu keagamaan. Diikutinya 
kuliah-lruliah almarhum Ayatollah Taleghani di Uni­
versitas Teheran. Kegiatan politik diteruskannya di 
antara itu, Di tahun 1963 ia terlibat langsung -pada 
kegiatan pemberontakan yang membuat Shah mem­
bunuh "15.000 orang". 
Demi keselamatannya ia menyingkir ke Paris ber­
sama-sama beberapa militan lainnya seperti Sodeq 
Gotbzadeh dan Dr. Hassan Habibi ya11g menjadi sai­
ngannya pada pemilihan -Presiden tanggal e5 Januari 
1. Marc Kravets, Liberatian,2.B Januari 1980. 
272 
yahg lalu. Sementara itu Ayatollah Khomeini dising­
kirkan Shah ke Najef, Irak. 
Selama di Teheran ia berhasil menyelesaikan 
sarjananya di bidang Hukum Islam, ekonomi dan so­
siologi. Di Paris ia menyiapkan sebuah tesis di bawah 
pimpinan Profesor Balandier mengenai kehancuran 
struktur