Sapiens 12





 itkan The 

Sanskrit Language, naskah induk dari ilmu linguistik komparatif. 

Dalam Artikel  ini Jones menerangkan kemiripan-kemiripan yang 

mengejutkan antara Sansekerta, sebuah bahasa India kuno yang 

menjadi bahasa suci dalam ritual Hindu, dan bahasa Yunani dan 

Latin, di samping kemiripan antara semua bahasa ini dengan 

Gothik, Celtik, Persia Lama, Jerman, Prancis dan Inggris. Maka, 

dalam bahasa Sanskerta, mother (ibu) yaitu  “mater”, dalam 

bahasa Latin “mater”, dan dalam Celtik lama “mathir”. Jones 

menduga bahwa semua bahasa ini pasti memiliki asal-usul yang 

sama, berkembang dari sebuah leluhur kuno yang kini terlupakan. 

Oleh sebab  itu, dialah orang pertama yang mengidentifikasi apa 

yang kelak dikenal dengan rumpun bahasa Indo-Eropa.

Artikel  The Sanskrit Language yaitu  sebuah studi yang sangat 

berpengaruh bukan semata-mata sebab  kekuatan hipotesis Jones 

(dan akurasinya), melainkan juga sebab  ia memiliki metodologi 

runtut yang dia kembangkan untuk membandingkan bahasa-

bahasa. Artikel  ini diadopsi oleh para sarjana lain, memungkinkan 

mereka secara sistematis untuk mempelajari perkembangan semua 

bahasa-bahasa dunia.

Linguistik mendapat dukungan antusias dari imperium. 

Imperium-imperium Eropa percaya bahwa agar bisa menguasai 

secara efektif, mereka harus tahu bahasa-bahasa dan kultur-

kultur jajahannya. Para perwira Inggris yang tiba di India diduga 

menghabiskan waktu sampai tiga tahun di sebuah sekolah tinggi 

Calcutta, tempat mereka belajar hukum Hindu dan Muslim 

selain hukum Inggris; Sanskerta, Urdu, dan Persia serta Yunani 

dan Latin; dan kebudayaan Tamil, Bengal, dan Hindustani, juga 

matematika, ekonomi, dan geografi. Studi linguistik memberi 

bantuan tak ternilai dalam memahami struktur dan tata bahasa 

bahasa-bahasa lokal. 

Berkat karya orang-orang seperti William Jones dan Henry 

Rawlinson, para penakluk dari Eropa mengenal imperium-

imperium mereka dengan baik. Bahkan, jauh lebih bagus 

ketimbang para penakluk-penakluk sebelumnya atau populasi 

pribumi sendiri. Pengetahuan mereka yang superior memiliki 

keuntungan praktis yang jelas. Tanpa pengetahuan semacam itu, 



357

tak mungkin sejumlah kecil orang Inggris bisa sukses memerintah, 

menindas, dan mengeksploitasi beratus-ratus juta orang India 

selama dua abad. Dalam abad ke-19 dan awal abad ke-20, 

kurang dari 5.000 pejabat Inggris, sekitar 40.000 sampai 70.000 

tentara Inggris, dan mungkin 100.000 orang bisnis dari Inggris, 

tanggungan-tanggungan mereka, para istri, anak-anak cukuplah 

untuk menaklukkan dan menguasai sekitar 300 juta orang India.9

Meskipun demikian, keunggulan-keunggulan praktis ini 

bukanlah satu-satunya alasan mengapa imperium-imperium itu 

mendanai studi linguistik, botani, geografi, dan sejarah. Tak 

kalah pentingnya yaitu  fakta bahwa sains memberi imperium-

imperium itu justifikasi ideologis. Bangsa Eropa modern percaya 

bahwa meraih pengetahuan baru selalu baik. Fakta bahwa 

imperium-imperium itu menghasilkan arus tetap pengetahuan 

baru memberi cap mereka sebagai golongan progresif dan positif. 

Bahkan kini, sejarah ilmu seperti geografi, arkeologi, dan botani 

tak bisa mengelak untuk menghargai jasa imperium-imperium 

Eropa, paling tidak secara langsung. Sejarah botani tak banyak 

menceritakan tentang penderitaan Aborigin Australia, namun  

biasanya ada kata-kata tertentu untuk James Cook dan Joseph 

Banks. Lebih dari itu, pengetahuan baru yang diakumulasi oleh 

imperium-imperium itu memungkinkan, paling tidak secara 

teori, memberi manfaat bagi populasi yang ditaklukkan dan 

membawakan kepada mereka manfaat “kemajuan”—memberi 

mereka pengobatan dan pendidikan, membangun rel kereta 

api, dan kanal-kanal, memastikan keadilan dan kemakmuran. 

Kaum imperialis mengklaim bahwa imperium-imperium mereka 

bukanlah upaya-upaya eksploitasi besar, melainkan proyek-proyek 

altruis yang dilakukan untuk kepentingan ras-ras non-Eropa—

dalam ungkapan Rudyard Kipling, “beban Orang Kulit Putih”:

Mengusung beban Orang Kulit Putih—

Menyodorkan keturunan terbaik 

Mengikat putra-putra kalian di pengasingan

Melayani kebutuhan-kebutuhan para tawanan kalian;

Menanti dalam gandar-gandar yang berat,

Pada gerombolan liar dan bingung—


 

358

Orang-orang tangkapan baru kalian yang cemberut,

Setengah setan dan setengah anak.

Tentu saja fakta-fakta sering bertentangan dengan mitos 

ini. Inggris menaklukkan Bengal, provinsi yang kaya di India, 

pada 1764. Penguasa-penguasa baru tak banyak tertarik kecuali 

memperkaya diri mereka. Mereka mengadopsi kebijakan ekonomi 

pembawa bencana yang beberapa tahun kemudian memicu  

meletusnya Kelaparan Besar Bengal. Awalnya terjadi pada 1769, 

mencapai level bencana pada 1770, dan berlangsung hingga 

1773. Sekitar 10 juta orang Bengal, sepertiga populasi provinsi 

itu, mati dalam kesengsaraan.10

Yang benar, cerita penindasan dan eksploitasi maupun kisah 

“Beban Orang Kulit Putih” tidak ada yang sempurna sesuai 

fakta. Imperium-imperium Eropa melakukan begitu banyak hal 

yang bermacam-macam dalam skala besar sehingga Anda bisa 

menemukan banyak sekali contoh untuk mendukung apa pun 

yang ingin Anda katakan tentang itu semua. Anda berpikir 

bahwa imperium-imperium ini anak-anak monster jahat yang 

menyebarkan kematian, penindasan, dan ketidakadilan di seluruh 

dunia? Anda bisa dengan mudah mengisi ensiklopedia kejahatan-

kejahatan mereka. Anda ingin mengemukakan bahwa mereka 

sesungguhnya memperbaiki kondisi rakyat jajahannya dengan 

kedokteran baru, kondisi ekonomi yang lebih baik, dan keamanan 

yang lebih besar? Anda bisa mengisi ensiklopedi lainnya dengan 

prestasi-prestasi mereka. Berkat kerja sama mereka dengan sains, 

imperium-imperium ini menggerakkan begitu besar kekuatan dan 

mengubah dunia sampai ke tingkat yang mungkin mereka tak bisa 

dilabeli begitu saja sebagai baik atau jahat. Mereka menciptakan 

dunia sebagaimana yang kita tahu, termasuk ideologi-ideologi 

yang kita gunakan dalam rangka menilai mereka. 

namun  sains juga dipakai  oleh para imperialis untuk 

tujuan-tujuan yang lebih buruk. Para ahli biologi, antropolog, dan 

bahkan ahli linguistik memberi bukti saintifik bahwa orang-orang 

Eropa memang superior di atas semua ras lain, dan akibatnya 

memiliki hak (kalau bukan tugas, barangkali) untuk menguasai 

mereka. Setelah William Jones mengemukakan bahwa seluruh 



359

bahasa Indo-Eropa merupakan keturunan dari satu bahasa kuno 

tunggal, banyak ahli tergugah mencari siapa yang memakai  

bahasa itu. Mereka melihat bahwa para pengguna paling awal 

bahasa Sanskerta, yang menginvasi India dari Asia Tengah lebih 

dari 3.000 tahun yang lalu, menyebut diri mereka Arya. Para 

pengguna bahasa paling awal Persia menyebut diri mereka 

Airiia. Oleh sebab  itu, para sarjana Eropa menduga bahwa 

orang yang memakai  bahasa primordial yang melahirkan 

Sanskerta maupun Persia (juga Yunani, Latin, Gothik, dan Celtic) 

pasti menyebut diri mereka Arya. Bisakah ini disebut kebetulan 

bahwa mereka yang mendirikan peradaban-peradaban raksasa 

India, Persia, Yunani, dan Romawi semuanya yaitu  orang 

Arya? Selanjutnya, para sarjana Inggris, Prancis, dan Jerman 

mengawinkan teori linguistik tentang bangsa Arya yang rajin 

dengan teori seleksi alam Darwin dan mengemukakan bahwa 

bangsa Arya bukan hanya satu kelompok linguistik, melainkan 

sebuah entitas biologis—sebuah ras. Dan, bukan sembarang ras, 

melainkan ras teratas manusia yang tinggi, berambut terang, 

bermata biru, pekerja keras, dan super rasional yang muncul dari 

keremangan utara untuk meletakkan fondasi-fondasi kultur di 

seluruh dunia. Sayang sekali, orang-orang Arya yang menginvasi 

India dan Persia berkawin silang dengan pribumi setempat yang 

mereka temukan di tanah-tanah itu, kehilangan kulit terang dan 

rambut pirang mereka, beserta rasionalitas dan sifat rajinnya. 

Peradaban-peradaban India dan Persia pun akhirnya surut. Di 

Eropa, di sisi lain, bangsa Arya mempertahankan kemurnian ras 

mereka. Itulah sebabnya bangsa Eropa berhasil menaklukkan 

dunia, dan mengapa mereka sanggup untuk menguasainya—

sepanjang mereka mengikuti kehati-hatian untuk tidak bercampur 

dengan ras-ras inferior. Teori-teori rasis semacam itu, yang 

menonjol dan dihormati selama berpuluh-puluh tahun, menjadi 

anathema di kalangan para ilmuwan dan politikus sekaligus.

Orang-orang terus melakukan perjuangan heroik melawan 

rasisme tanpa melihat bahwa ajang pertempurannya telah 

bergesar, dan bahwa tempat rasisme dalam ideologi imperium 

kini digantikan oleh “kulturalisme”. Tak ada kata semacam itu, 

memang, namun  kinilah saatnya untuk menciptakan istilah itu. 


 

360

Di kalangan para elite masa kini, pendapat tentang keunggulan-

keunggulan kontras di antara kelompok-kelompok manusia yang 

berbeda hampir selalu ditulis dalam konteks perbedaan historis 

antarkultur ketimbang perbedaan-perbedaan biologis dan ras. 

Kita tidak lagi mengatakan, “Ini ada dalam darah mereka”. Kita 

mengatakan, “Ini ada dalam kultur mereka”.

Maka, partai-partai sayap kanan Eropa yang menentang 

imigrasi Muslim biasanya peduli untuk menghindari terminologi 

rasial. Para penulis pidato Marine le Pen mestinya langsung 

diusir kalau benar mereka menyarankan pemimpin Front 

Nasional itu berpidato di televisi untuk mendeklarasikan bahwa 

“Kami tidak ingin kaum Semit inferior itu mengotori darah 

Arya kami dan merusak peradaban Arya kami”. Namun, Front 

Nasional Prancis, Partai Kebebasan Belanda, Aliansi untuk Masa 

Depan Austria, dan sejenisnya cenderung berpendapat bahwa 

kultur Barat, sebagaimana yang berevolusi di Eropa, dicirikan 

oleh nilai-nilai demokrasi, toleransi dan kesetaraan gender, 

sedang  kultur Muslim, yang berevolusi di Timur Tengah, 

dicirikan oleh politik hierarki, fanatisme, dan kebencian pada 

perempuan (misogini). sebab  kedua budaya itu begitu berbeda, 

dan sebab  banyak imigran Muslim tak mau (dan mungkin tak 

mampu) mengadopsi nilai-nilai Barat, mereka seharusnya tak 

dibolehkan masuk, agar mereka tidak membangun konflik internal 

dan merusak demokrasi serta liberalisme Eropa. Argumentasi-

argumentasi kulturalis semacam itu didukung oleh studi-studi 

saintifik dalam ilmu-ilmu humaniora dan sosial yang memperjelas 

apa yang disebut sebagai benturan peradaban dan perbedaan-

perbedaan fundamental antara kultur-kultur yang berbeda. Tak 

semua sejarawan dan antropolog menerima teori-teori ini atau 

mendukung penggunaannya dalam politik. Namun, sementar para 

ahli biologi tak kesulitan menolak rasisme, dengan menjelaskan 

secara sederhana bahwa perbedaan-perbedaan biologis antara 

populasi-populasi manusia masa kini yaitu  kecil, lebih sulit bagi 

para sejarawan dan antropolog untuk menentang kulturalisme. 

Lagi pula, kalaupun perbedaan-perbedaan antara kultur-kultur 

manusia memang kecil, mengapa harus membayar para sejarawan 

dan antropolog untuk mempelajarinya?


Para ilmuwan telah memberi  proyek imperium dengan 

pengetahuan praktis, justifikasi ideologis, dan perangkat-perangkat 

teknologis. Tanpa kontribusi ini, sangat patut dipertanyakan 

apakah bangsa Eropa mampu menaklukkan dunia. Para penakluk 

membalas budi itu dengan memberi para ilmuwan informasi 

dan perlindungan, mendukung semua jenis proyek yang aneh 

dan menarik serta menyebarkan cara berpikir saintifik jauh ke 

sudut-sudut Bumi. Tanpa dukungan imperium, patut diragukan 

apakah sains modern bisa mencapai kemajuan sejauh ini. Sangat 

sedikit disiplin saintifik yang tidak mengawali hidupnya dari 

para pembantu untuk menumbuhkan imperium dan yang tidak 

berutang besar untuk penemuan-penemuan, koleksi-koleksi, dan 

beasiswa-beasiswa mereka pada kemurahan bantuan para perwira 

militer, para kapten kapal, dan para gubernur imperium.

Ini tentu saja bukan seluruh cerita yang lengkap. Sains 

didukung oleh institusi-institusi lain, tidak hanya oleh imperium-

imperium. Dan, imperium-imperium Eropa tumbuh dan 

berkembang juga berkat faktor-faktor lain selain sains. Di belakang 

munculnya kedua meteor, sains, dan imperium, menggeliat juga 

satu kekuatan yang sangat penting: kapitalisme. Kalaupun bukan 

sebab  para pengusaha yang ingin menghasilkan uang, Columbus 

tidak akan mencapai Amerika, James Cook tidak akan mencapai 

Australia, dan Neil Amstrong tidak akan pernah meninggalkan 

jejak kecil kakinya di permukaan Bulan.


 16

Kredo Kapitalis

Uang sudah menjadi hal penting untuk membangun imperium 

maupun memajukan sains. Namun, apakah uang menjadi tujuan 

tertinggi dari tindakan-tindakan ini, atau mungkin hanya suatu 

kebutuhan yang berbahaya?

Tidak mudah, memang, untuk mengerti peran sejati dari 

ekonomi dalam sejarah modern. Seluruh Artikel  yang sudah ditulis 

tentang bagaimana uang mendirikan negara dan meruntuhkannya, 

membuka horizon-horizon baru dan memperbudak jutaan orang, 

menggerakkan roda-roda industri, dan mendorong ratusan spesies 

ke dalam kepunahan. Namun, untuk memahami sejarah ekonomi 

modern, Anda benar-benar perlu memahami satu kata tunggal. 

Kata itu yaitu  pertumbuhan. Entah yang lebih baik atau lebih 

buruk, dalam keadaan sakit atau sehat, ekonomi modern tumbuh 

seperti seorang remaja kebanyakan hormon. Ia lahap apa saja yang 

dijumpai dan tumbuh lebih cepat dari yang bisa Anda hitung.

Nyaris sepanjang sejarahnya, ekonomi tetap dalam ukuran 

yang sama. Ya, produksi global meningkat, namun  ini terutama 

sebab  ekspansi demografis dan permukiman tanah-tanah baru. 

Produksi per kapita tetap statis. Namun, semua itu berubah 

dalam abad modern. Pada 1500, produksi global barang dan jasa 

sekitar $250 miliar; kini angkanya melonjak sekitar $60 triliun. 

Lebih penting lagi, pada 1500, produksi per kapita per tahun 

rata-rata $550, sementara kini setiap laki-laki, perempuan, dan 

anak-anak menghasilkan rata-rata $8.800 setahun.1 Apa yang 

memicu  pertumbuhan menakjubkan ini?

Ekonomi yaitu  masalah yang sangat rumit. Untuk memudah-

kan pemahaman, mari kita bayangkan satu contoh sederhana.


Kredo Kapitalis

363

Samuel Greedy, seorang pemodal cerdik, mendirikan sebuah 

bank di El Dorado, California.

A.A. Slyter, seorang kontraktor yang sedang naik pamor di El 

Dorado, merampungkan pekerjaan besar pertamanya, menerima 

pembayaran tunai sebesar $1 juta.

Dia tabung uang itu di bank Tuan Greedy. Bank kini punya 

modal $1 juta.

Sementara itu, Jane McDoughnut, seorang koki berpengalaman 

namun  miskin di El Dorado, merasa melihat sebuah peluang 

bisnis—tidak ada toko roti yang benar-benar bagus di sekitar 

tempat tinggalnya di kota itu. Namun, dia tidak punya cukup 

uang untuk membeli fasilitas yang dibutuhkan lengkap dengan 

oven industri, wastafel, pisau-pisau, dan panci-pancinya. Dia 

pergi ke bank, mengajukan rencana bisnisnya ke Greedy, dan 

membujuknya bahwa ini investasi yang menguntungkan. Greedy 

mengeluarkan pinjaman $1 juta kepadanya, dengan menempatkan 

dana di rekeningnya di bank sejumlah itu.

McDoughnut kini mempekerjakan Slyter, sang kontraktor, 

untuk membangun dan merapikan toko rotinya. Harganya 

$1.000.000.

Waktu McDoughnut membayar, dengan cek yang ditarik dari 

rekeningnya, Slyter menyimpannya di rekening di bank Greedy.

Jadi, berapa banyak uang Slyter yang ada di rekning bank? 

Benar, $2 juta.

Berapa banyak uang tunai, yang sebenarnya ada di laci 

bank? Ya, $1 juta.

Tak berhenti di sana. Sebagaimana biasa dilakukan para 

kontraktor, saat  waktu pengerjaan memasuki dua bulan, Slyter 

memberi tahu McDoughnut bahwa sebab  masalah-masalah 

dan biaya-biaya tak terduga, tagihan untuk konstruksi toko roti 

membengkak sampai $2 juta. Nyonya McDoughnut tidak senang, 

namun  dia tak mungkin menghentikan pekerjaan itu di tengah 

jalan. Jadi, dia mengunjungi bank lagi, meyakinkan Tuan Greedy 

agar memberi tambahan pinjaman, dan dia menempatkan lagi 

$1 juta dalam rekeningnya. McDoughnut mentransfer uang itu 

ke rekening kontraktor. 


 

364

Berapa banyak uang yang dimiliki Slyter dalam rekeningnya 

saat ini? Dia punya $3 juta.

namun  berapa banyak uang yang sesungguhnya berdiam 

di bank tetap $1 juta. Malah, uang $1 juta yang sama itu selalu 

berada di bank ini .

Undang-undang perbankan di Amerika Serikat membolehkan 

bank mengulang langkah ini tujuh kali. Kontraktor akhirnya 

akan memiliki $10 juta dalam rekeningnya, sekalipun bank 

itu tetap hanya punya $1 juta di laci penyimpanannya. Bank 

dibolehkan meminjamkan $10 untuk setiap dolar yang benar-

benar mereka punyai, yang berarti 90 persen dari seluruh uang 

dalam rekening bank tidak tertutupi oleh koin atau uang kertas 

yang sesungguhnya.2 Jika semua pemegang rekening di Barclay 

Bank tiba-tiba meminta uang mereka, Barclay langsung ambruk 

(kalau pemerintah tidak datang menolongnya). Hal yang sama 

bisa terjadi pada Lloyds, Deutsche Bank, Citibank, dan semua 

bank lain di dunia.

Kedengaran seperti skema Ponzi raksasa, bukan? Namun, 

kalau itu kecurangan, maka segenap ekonomi modern yaitu  

kecurangan. Faktanya, itu bukan penipuan, namun  sebuah 

penghargaan pada kemampuan mengagumkan imajinasi manusia. 

Apa yang memungkinkan bank-bank—dan segenap ekonomi—

untuk bertahan dan tumbuh yaitu  kepercayaan kita pada masa 

depan. Kepercayaan inilah penopang tunggal sebagian besar 

uang di dunia.

Dalam contoh toko roti, diskrepansi antara rekening tertulis 

kontraktor dan jumlah riil uang di bank yaitu  toko roti Nyonya 

McDoughnut. Tuan Greedy sudah menempatkan uang banknya 

ke dalam aset, memercayai bahwa suatu hari toko roti itu akan 

menguntungkan. Toko roti itu belum memanggang seloyang roti 

pun, namun  McDoughnut dan Greedy mengantisipasi itu selama 

satu tahun sehingga ia akan bisa menjual ribuan loyang, roti 

gulung, kue, dan kue kering setiap hari, dengan keuntungan 

yang bagus. Saat itu, Nyonya McDoughnut akan mampu 

membayar utangnya, dengan bunganya. Jika di satu titik Tuan 

Slyter memutuskan untuk menarik tabungannya, Greedy akan 

mampu menghadirkan uang tunainya. Seluruh usaha itu dengan 


Kredo Kapitalis

365

demikian bertumpu pada kepercayaan pada suatu masa depan 

imajiner—kepercayaan yang dimiliki pengusaha dan bankir pada 

toko roti yang mereka impikan, bersama kepercayaan kontraktor 

pada kesanggupan bank di masa depan.

Kita sudah melihat bahwa uang merupakan sesuatu yang 

mencengangkan sebab  ia bisa merepresentasi banyak benda 

yang berbeda dan mengubah segalanya menjadi hampir apa 

saja. Meskipun demikian, sebelum era modern, kemampuan 

ini terbatas. Dalam banyak kasus, uang bisa merepresentasi 

dan mengubah hanya hal-hal yang benar-benar ada saat ini. Ini 

memicu  keterbatasan luar biasa pada pertumbuhan sebab  

sulit untuk mendanai usaha-usaha baru.

Pikirkan lagi toko roti kita. Bisakah McDoughnut membangun 

jika uang hanya bisa merepresentasi benda-benda yang terlihat? 

Tidak. Saat ini, dia punya banyak impian, namun  tidak punya 

sumber daya yang terlihat. Satu-satunya cara yang bisa dia lakukan 

agar toko rotinya terbangun yaitu  mencari kontraktor yang 

bersedia bekerja hari ini dan menerima pembayaran beberapa 

tahun kemudian, hanya kalau dan saat  toko roti mulai 

menghasilkan uang. Tanpa toko roti, dia tidak bisa memanggang 

kue. Tanpa kue, dia tidak bisa menghasilkan uang. Tanpa uang, dia 

tidak bisa menyewa kontraktor. Tanpa kontraktor, dia tak punya 

toko roti. Umat manusia terperangkap dalam keadaan sulit ini 

selama ribuan tahun. Akibatnya, ekonomi tetap membeku. Jalan 

keluar dari perangkap itu baru ada pada era modern, dengan 

munculnya sebuah sistem baru yang didasarkan kepercayaan pada 

masa depan. Di dalamnya, orang-orang setuju merepresentasi 

barang-barang imajiner—benda-benda yang tidak ada saat ini—

dengan suatu jenis uang khusus yang mereka sebut “kredit”. 

Kredit memungkinkan kita membangun saat ini atas biaya masa 

depan. Ia bertumpu pada asumsi bahwa sumber daya masa 

depan kita benar-benar jauh lebih berlimpah ketimbang sumber 

daya kita saat ini. Banyak peluang baru dan luar biasa terbuka 

jika kita bisa membangun hal-hal saat ini dengan memakai  

pendapatan masa depan.

Jika kredit memang hal yang begitu luar biasa, mengapa 

tak seorang pun memikirkannya lebih awal? Tentu saja mereka 


 

366

melakukannya. Pengaturan-pengaturan kredit dengan berbagai 

jenisnya telah muncul dalam semua kultur manusia yang kita 

kenal, sekurang-kurangnya sejak Sumeria kuno. Problem pada 

era-era sebelumnya bukanlah tidak ada orang yang punya ide atau 

tidak tahu cara memakai  ide itu. Masalahnya yaitu  orang 

jarang ingin membesarkan kredit sebab  mereka tidak percaya 

masa depan akan lebih baik dari saat ini. Mereka umumnya 

percaya bahwa masa lalu lebih baik dari masa mereka sendiri dan 

bahwa masa depan akan lebih buruk, atau paling ekstrem sama. 

Jika ditempatkan dalam terminologi ekonomi, mereka percaya 

bahwa jumlah total kekayaan terbatas, kalau bukan menyusut. 

Oleh sebab  itu, orang-orang menganggap buruk jika berasumsi 

bahwa mereka secara pribadi, atau kerajaan mereka, atau seluruh 

dunia, akan menghasilkan lebih banyak kekayaan dalam waktu 

10 tahun mendatang. Bisnis tampak seperti pertarungan habis-

habisan (zero-sum game). Tentu saja, keuntungan satu toko roti 

tertentu bisa naik, namun  atas kerugian yang ditanggung toko 

roti sebelahnya. Venesia bisa tumbuh, namun  hanya dengan 

memiskinkan Genoa. Raja Inggris bisa memperkaya diri, namun  

hanya dengan merampok raja Prancis. Anda bisa memotong pai 

dengan banyak cara yang berbeda, namun  painya tidak pernah 

menjadi lebih besar. 

Dilema Pengusaha


Kredo Kapitalis

367

Itulah kenapa banyak kultur menyimpulkan bahwa menumpuk 

uang yaitu  dosa. Sebagaimana kata Yesus, “Lebih mudah bagi 

seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada orang kaya 

memasuki kerajaan Tuhan” (Matius 19:24). Jika pai statis, dan 

saya punya bagian besar darinya, maka saya pasti mengambil 

potongan milik seseorang lainnya. Yang kaya diwajibkan untuk 

melakukan penebusan dosa atas perbuatan-perbuatan jahat 

mereka dengan memberi sebagian dari kelebihan kekayaan 

mereka untuk amal.

Jika ukuran pai global tetap sama, tidak ada margin untuk 

kredit. Kredit yaitu  selisih antara pai hari ini dan pai besok. 

Jika pai tetap sama, mengapa memperbesar kredit? Itu akan 

menjadi risiko yang tak bisa diterima kalau Anda tidak percaya 

bahwa tukang panggang pai atau raja yang meminta uang 

Anda bisa mencuri sepotong dari kompetitor. Jadi, sulit untuk 

mendapatkan pinjaman dalam dunia pramodern, dan begitu Anda 

mendapatkannya, biasanya kecil, jangka pendek, dan dengan 

beban bunga tinggi. Para pengusaha pemula dengan demikian 

sulit membuka toko roti baru dan raja-raja besar yang ingin 

membangun istana atau melancarkan perang tak punya pilihan 

selain menggalang dana yang diperlukan melalui pajak dan tarif 

tinggi. Hal itu baik-baik saja bagi raja (sepanjang rakyat mereka 

Lingkaran Sihir Ekonomi Modern


 

368

tetap patuh), namun  seorang buruh cuci yang punya ide hebat 

membangun toko roti dan ingin memperbaiki kesejahteraannya 

di dunia pada umumnya hanya bisa mengimpikan kekayaan 

sambil berlutut di lantai-lantai dapur kerajaan.

Yang terjadi yaitu  kalah-kalah. sebab  kredit terbatas, orang 

kesulitan mendanai bisnis-bisnis baru. sebab  sedikit pebisnis 

baru, ekonomi tidak tumbuh. sebab  tidak tumbuh, orang 

berasumsi ekonomi tidak akan pernah tumbuh, dan mereka yang 

memiliki modal was-was untuk mengulurkan kredit. Ekspektasi 

kemacetan terbukti dengan sendirinya.

Pai yang Tumbuh

Lalu, datanglah Revolusi Saintifik dan ide kemajuan. Ide 

kemajuan dibangun pada pemahaman bahwa jika kita mengakui 

ketidaktahuan dan menginvestasikan sumber daya dalam riset, 

keadaan akan membaik. Ide itu kemudian diterjemahkan ke dalam 

urusan ekonomi. Siapa pun yang percaya ada kemajuan berarti 

percaya bahwa penemuan-penemuan geografis, penciptaan-

penciptaan teknologi, dan pengembangan-pengembangan 

organisasi bisa meningkatkan jumlah total produksi, perdagangan, 

dan kekayaan manusia. Rute-rute perdagangan baru di Atlantik 

bisa tumbuh tanpa menghancurkan rute-rute lama di Samudra 

Hindia. Barang-barang baru bisa diproduksi tanpa mengurangi 

produksi barang-barang lama.

Misalnya, seseorang bisa membuka satu toko roti baru 

yang spesialis membuat kue-kue cokelat dan croissant tanpa 

memicu  toko-toko roti yang spesialis roti bangkrut. Setiap 

orang akan dengan mudah mengembangkan rasa-rasa baru dan 

makan lebih banyak. Saya bisa kaya tanpa membuatmu miskin; 

saya bisa gemuk tanpa membuatmu mati kelaparan. Segenap 

pai global bisa tumbuh.

Dalam 500 tahun terakhir, ide kemajuan meyakinkan orang 

untuk menempatkan lebih banyak kepercayaan pada masa 

depan. Kepercayaan ini menciptakan kredit; kredit membawa 

pertumbuhan ekonomi riil; dan pertumbuhan memperkuat 


Kredo Kapitalis

369

kepercayaan pada masa depan serta membuka jalan bagi lebih 

banyak kredit. Itu tidak terjadi dalam waktu semalam—ekonomi 

lebih berperilaku seperti roller coaster ketimbang balon. Namun, 

dalam jangka panjang, dengan penyetaraan-penyetaraan, arah 

umumnya jelas. Kini, begitu banyak kredit di dunia yang dengan 

mudah bisa didapatkan oleh pemerintah, korporasi bisnis, dan 

individu-individu privat dalam bentuk pinjaman besar, jangka 

panjang, dan berbunga ringan yang jauh melebihi pendapatan 

saat ini.

Keyakinan pada tumbuhnya pai global pada akhirnya 

terbukti revolusioner. Pada 1776, ekonom Skotlandia Adam 

Smith menerbitkan The Wealth of Nations, mungkin manifesto 

ekonomi paling penting sepanjang zaman. Pada bab kedelapan 

dari volume pertamanya, Smith membuat argumentasi menarik 

berikut ini: saat  seorang tuan tanah, seorang penenun, atau 

seorang pembuat sepatu memiliki keuntungan yang lebih besar 

ketimbang yang dia butuhkan untuk menghidupi keluarganya, dia 

memakai  kelebihan itu untuk mempekerjakan lebih banyak 

asisten, untuk meningkatkan lagi keuntungannya. Semakin banyak 

keuntungan yang dia dapat, semakin banyak asisten yang bisa 

dia pekerjakan. Yang terjadi yaitu  kenaikan keuntungan usaha 

Sejarah Singkat Ekonomi Modern


 

370

pribadi yaitu  basis untuk kenaikan kekayaan dan kemakmuran 

kolektif.

Ini mungkin tidak mengejutkan Anda sebagai sesuatu yang 

sangat orisinal sebab  kita semua hidup dalam sebuah dunia 

kapitalis yang menerima argumentasi Smith sebagai kebenaran. 

Kita mendengar variasi-variasi pada tema ini setiap hari dalam 

berita. Meskipun demikian, klaim Smith bahwa dorongan manusia 

yang egois untuk meningkatkan keuntungan pribadi menjadi basis 

bagi kekayaan kolektif yaitu  sebuah ide paling revolusioner yang 

pernah ada dalam sejarah manusia—revolusioner tidak hanya dari 

perspektif ekonomi, namun  bahkan lebih dari perspektif moral 

dan politis. Apa yang dikatakan Smith sesungguhnya yaitu  

keserakahan itu bagus, dan bahwa dengan menjadi lebih kaya 

saya memberi manfaat bagi setiap orang, tidak hanya diri saya 

sendiri. Egoism is altruism.

Smith mengajarkan kepada warga  untuk berpikir tentang 

ekonomi sebagai “situasi menang-menang”, yang di dalamnya 

keuntungan saya yaitu  juga keuntungan Anda. Bukan hanya kita 

bisa menikmati irisan pai yang lebih besar pada saat bersamaan, 

melainkan juga bertambahnya bagian Anda bergantung pada 

kenaikan bagian saya. Kalau saya miskin, Anda pun akan miskin 

sebab  saya tidak bisa membeli produk-produk atau jasa Anda. 

Jika saya kaya, Anda juga akan menjadi kaya sebab  Anda kini 

bisa menjual sesuatu kepada saya. Smith membantah kontradiksi 

tradisional antara kekayaan dan moralitas, dan membuka 

gerbang surga bagi orang kaya. Menjadi kaya berarti menjadi 

bermoral. Dalam cerita Smith, orang menjadi kaya bukan dengan 

mengelabui para tetangganya, melainkan dengan meningkatkan 

ukuran keseluruhan kue pai. Dan, saat  pai tumbuh, setiap 

orang beruntung. Dengan demikian, orang kaya yaitu  orang 

yang paling berguna dan paling penuh kebajikan dalam 

warga  sebab  mereka menggerakkan roda pertumbuhan 

untuk keuntungan setiap orang.

namun  semua ini bergantung pada orang kaya yang 

memakai  keuntungan mereka untuk membuka pabrik-

pabrik baru dan mempekerjakan pegawai-pegawai baru, bukan 

membuang-buangnya pada kegiatan-kegiatan yang tidak produktif. 


Kredo Kapitalis

371

Oleh sebab  itu, Smith mengulang-ulang seperti mantra pepatah 

bahwa “saat  keuntungan naik, tuan tanah atau penenun 

akan mempekerjakan lebih banyak asisten” dan bukan “saat  

keuntungan naik, si Kikir menimbun uangnya dalam peti dan 

mengeluarkannya hanya untuk menghitung koin-koinnya”. 

Bagian krusial dari ekonomi kapitalis modern yaitu  munculnya 

sebuah etik baru, yang menggariskan bahwa keuntungan harus 

diinvestasikan kembali pada produksi. Ini bisa membawa 

keuntungan lebih banyak, yang lagi-lagi diinvestasikan kembali 

dalam produksi, yang terus membawa keuntungan lebih besar, 

dan seterusnya dan seterusnya. Investasi bisa dilakukan dalam 

banyak cara: memperbesar pabrik, melakukan riset saintifik, 

mengembangkan produk-produk baru. Meski demikian, semua 

investasi ini harus menaikkan produksi dan menjelma menjadi 

keuntungan yang lebih besar. Dalam kredo kapitalis baru, ayat 

pertama dan paling sakral yaitu : “Keuntungan dari produksi 

harus diinvestasikan kembali dalam meningkatkan produksi”.

Itulah kenapa kapitalisme disebut “kapitalisme”. Kapitalisme 

membedakan “modal” dari “kekayaan” semata-mata. Modal 

terdiri dari uang, barang, dan sumber daya yang diinvestasikan 

pada produksi. Kekayaan, di sisi lain, dikubur di tanah atau 

dihambur-hamburkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak 

produktif. Seorang Fir’aun yang menggelontorkan sumber daya 

untuk piramida yang tidak produktif bukan kapitalis. Seorang 

pembajak yang menjarah armada harta Spanyol dan mengubur 

sepeti penuh koin berkilauan di pantai sebuah Pulau Karibia 

bukan kapitalis. Namun, seorang buruh pabrik pekerja keras 

yang menginvestasikan kembali bagian dari pendapatannya ke 

pasar saham yaitu  kapitalis. 

Ide bahwa “Keuntungan dari produksi harus diinvestasikan 

kembali untuk menaikkan produksi” terdengar seperti biasa. 

Namun, ini asing bagi sebagian besar sepanjang sejarah. Pada 

masa pramodern, orang percaya bahwa produksi kurang lebih 

konstan. Jadi, mengapa menginvestasikan kembali keuntunganmu 

jika produksi tidak akan naik banyak, terlepas dari apa pun 

yang kamu lakukan? Jadi, para bangsawan abad pertengahan 

menyokong etika kedermawanan dan konsumsi berlebihan. 


 

372

Mereka menghabiskan pendapatan mereka untuk turnamen, 

perjamuan, istana, dan perang, juga untuk amal serta katedral-

katedral monumental. Sedikit yang berusaha menginvestasikan 

keuntungan kembali untuk meningkatkan hasil puri mereka, 

mengembangkan jenis gandum yang lebih baik, atau mencari 

pasar-pasar baru.

Pada era modern, kebangsawanan telah diambil alih oleh 

elite baru yang anggota-anggotanya yaitu  penganut sejati 

kredo kapitalis. Elite kapitalis baru ini terdiri dari bukan para 

pangeran dan marquis, melainkan para ketua dewan komisaris, 

para pedagang saham, dan para industrialis. Para hartawan ini 

jauh lebih kaya dari kaum bangsawan abad pertengahan, namun  

mereka jauh kurang berminat pada konsumsi besar-besaran, dan 

mereka menghabiskan jauh lebih kecil bagian dari keuntungan 

mereka untuk kegiatan-kegiatan non-produktif.

Kaum bangsawan abad pertengahan mengenakan jubah-

jubah warna-warni yang terbuat dari emas dan sutra, dan 

mencurahkan banyak waktu untuk menghadiri jamuan-jamuan, 

karnaval, dan turnamen-turnamen glamor. sedang  para CEO 

modern lebih suka pakaian berwarna gelap yang disebut suit, 

yang membuat mereka bisa mendapatkan semua keistimewaan 

orang-orang sebangsanya, dan mereka tak punya banyak waktu 

untuk perayaan-perayaan. Yang khas dari kapitalis ventura yaitu  


Kredo Kapitalis

373

bergegas dari satu pertemuan ke pertemuan lain, berusaha 

merumuskan ke mana harus menginvestasikan modalnya dan 

mengikuti naik-turunnya saham dan obligasi yang dia miliki. 

Benar, pakaian suit-nya mungkin bermerek Versace dan dia 

mungkin bepergian dengan jet pribadi, namun  biaya-biaya ini tak 

ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang dia investasikan 

dalam meningkatkan produksi oleh manusia.

Rakyat biasa dan badan-badan pemerintah berpikir 

mengikuti garis yang sama. Berapa banyak percakapan makan 

malam dalam perkampungan sederhana cepat atau lambat 

akan membentur perdebatan tanpa akhir tentang apakah lebih 

baik menginvestasikan tabungan seseorang di pasar saham, 

obligasi, atau properti? Pemerintah juga giat menginvestasikan 

pendapatan pajaknya dalam usaha-usaha produktif yang akan 

menaikkan pendapatan pada masa depan—misalnya, membangun 

sebuah pelabuhan baru bisa memudahkan pabrik-pabrik 

mengekspor produk-produk mereka, memungkinkan mereka 

untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan yang bisa dipajaki 

sehingga menaikkan pendapatan pemerintah pada masa depan. 

Pemerintah lain mungkin lebih menyukai investasi di pendidikan, 

dengan dasar bahwa orang-orang terdidik akan menjadi basis 

bagi industri-industri high-tech yang menguntungkan, yang dapat 

membayar banyak pajak tanpa memerlukan fasilitas-fasilitas 

pelabuhan yang mahal.

Kapitalisme dimulai sebagai sebuah teori tentang bagaimana 

fungsi-fungsi ekonomi. Ia bersifat deskriptif sekaligus preskriptif—

menawarkan suatu penjelasan tentang bagaimana uang bekerja 

dan mendukung ide bahwa reinvestasi keuntungan dalam 

produksi membawa pertumbuhan ekonomi yang cepat. Namun, 

kapitalisme perlahan-lahan menjadi tak lebih dari sekadar sebuah 

doktrin ekonomi. Kini ia mencakup suatu etika—seperangkat 

ajaran tentang bagaimana orang harus berperilaku, mengedukasi 

anak-anak mereka, dan bahkan berpikir. Ajaran dasarnya yaitu  

bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan kebaikan tertinggi, atau 

paling tidak proxy untuk kebaikan tertinggi sebab  keadilan, 

kebebasan, bahkan kebahagiaan semuanya bergantung pada 

pertumbuhan ekonomi. Tanyalah seorang kapitalis bagaimana 


 

374

membawa keadilan dan kebebasan politik ke tempat seperti 

Zimbabwe atau Afganistan, dan Anda kemungkinan akan dikuliahi 

tentang bagaimana kemakmuran ekonomi dan kemakmuran kelas 

menengah yaitu  penting bagi institusi-institusi demokrasi yang 

stabil dan sebab  itu tentang perlunya mengajarkan warga  

suku Afganistan nilai-nilai kebebasan berusaha, penghematan, 

dan kemandirian.

Agama baru ini sudah memiliki pengaruh menentukan 

pada perkembangan sains modern juga. Riset saintifik biasanya 

didanai oleh pemerintah atau bisnis swasta. saat  pemerintah-

pemerintah atau bisnis-bisnis kapitalis mempertimbangkan 

untuk berinvestasi di proyek saintifik tertentu, pertanyaan 

pertamanya biasanya yaitu , “Apakah proyek ini memungkinkan 

kami meningkatkan produksi dan keuntungan? Akankah ini 

menghasilkan pertumbuhan ekonomi?” Sebuah proyek yang 

tidak bisa menjernihkan persoalan ini kecil peluangnya untuk 

mendapatkan sponsor. Tidak ada sejarah sains modern yang bisa 

meninggalkan kapitalisme di luar gambar mereka. Sebaliknya, 

sejarah kapitalisme tak bisa dimengerti tanpa mempertimbangkan 

sains. Keyakinan kapitalisme pada pertumbuhan ekonomi abadi 

bertentangan dengan hampir semua hal yang kita tahu tentang 

alam semesta. Sebuah warga  serigala akan benar-benar 

bodoh untuk meyakini bahwa pasokan domba akan terus tumbuh 

tak terbatas. Ekonomi manusia bagaimanapun telah berhasil 

tumbuh secara mengagumkan dalam era modern, hanya berkat 

fakta bahwa para ilmuwan menyodorkan penemuan baru atau 

gawai baru setiap beberapa tahun—seperti kontinen Amerika, 

mesin dengan pembakaran internal, atau domba-domba rekayasa 

genetika. Bank-bank dan pemerintah mencetak uang, namun  pada 

akhirnya, ilmuwanlah yang membayar rekening.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, bank-bank dan 

pemerintah-pemerintah gila-gilaan mencetak uang. Setiap 

orang takut bahwa krisis ekonomi saat ini bisa menghentikan 

pertumbuhan ekonomi. Jadi, mereka menciptakan triliunan 

dolar, euro, dan yen dari udara tipis, memompa kredit murah 

ke dalam sistem, dan berharap agar para ilmuwan, teknisi, dan 

insinyur akan berhasil menyodorkan sesuatu yang benar-benar 


Kredo Kapitalis

375

besar, sebelum balon-balon meletus. Segalanya bergantung pada 

laboratorium-laboratorium. Penemuan-penemuan baru di bidang-

bidang seperti bioteknologi dan nanoteknologi bisa menciptakan 

industri-industri yang sama sekali baru, yang keuntungannya bisa 

menopang triliunan uang pura-pura yang diciptakan bank-bank 

dan pemerintah-pemerintah sejak 2008. Jika laboratorium tidak 

bisa memenuhi ekspektasi-ekspektasi ini sebelum balon-balon 

meletus, kita sedang menuju masa yang teramat sulit.

Columbus Mencari Investor 

Kapitalisme memainkan peran menentukan tidak hanya 

dalam bangkitnya sains modern, namun  juga pada kemunculan 

imperialisme Eropa. Dan, imperialisme Eropa lah yang 

menciptakan sistem kredit kapitalis pada kesempatan pertama. 

Tentu saja, kredit tidak diciptakan oleh Eropa modern. Ia ada 

dalam hampir seluruh warga  agrikultur, dan pada periode 

modern awal, kemunculan kapitalisme Eropa terkait erat dengan 

perkembangan-perkembangan ekonomi di Asia. Ingat juga bahwa 

sampai ke pemahaman bahwa bangsa Eropa memiliki modal 

yang jauh di bawah China, Muslim, dan India.

Meskipun demikian, dalam sistem sosiopolitik China, India, 

dan dunia Islam, kredit hanya memainkan peran sekunder. Para 

pedagang dan bankir di pasar-pasar Istanbul, Isfahan, Delhi, 

dan Beijing mungkin saja punya pikiran yang sejalan dengan 

kaum kapitalis, namun  raja-raja dan para jenderal di istana-istana 

dan benteng-benteng cenderung meremehkan pemikiran para 

pedagang dan saudagar. Sebagian besar imperium non-Eropa 

pada era modern awal didirikan oleh para penakluk besar seperti 

Nurhaci dan Nader Shah, atau oleh elite birokrat dan militer 

seperti pada imperium Qing dan Ottoman. Pendanaan perang 

melalui pajak dan perampasan (tanpa membuat pembedaan 

yang jelas antara keduanya), tak banyak bergantung pada sistem 

kredit, dan mereka bahkan kurang peduli terhadap bunga para 

bankir dan investor.


 

376

Di Eropa, di sisi lain, raja-raja dan para jenderal pelan-pelan 

mengadopsi cara berpikir para saudagar, sampai para pedagang 

dan bankir menjadi elite kekuasaan. Penaklukan Eropa atas dunia 

semakin didanai melalui kredit ketimbang pajak, dan semakin 

diarahkan oleh kaum kapitalis yang ambisi utamanya yaitu  

mendapatkan imbal hasil maksimum dari investasi mereka. 

Imperium-imperium yang dibangun oleh para bankir dan saudagar 

bermantel dan bertopi tinggi mengalahkan imperium-imperium 

yang dibangun oleh raja-raja dan kaum bangsawan berbaju emas 

dan persenjataan mengilap. Imperium-imperium saudagar lebih 

lihai dalam mendanai penaklukan-penaklukan. Tak ada orang yang 

ingin membayar pajak, namun  setiap orang senang berinvestasi.

Pada 1484, Christopher Columbus mendekati Raja Portugal 

dengan proposal agar dia mendanai satu armada yang akan 

berlayar ke arah barat untuk mencari rute perdagangan baru 

menuju Asia Timur. Eksplorasi-eksplorasi semacam itu yaitu  

bisnis yang sangat berisiko dan mahal. Banyak uang yang 

dibutuhkan untuk membangun kapal, membeli pasokan, dan 

membayar para pelaut serta tentara—dan tidak ada jaminan 

bahwa investasi itu akan membawa imbal hasil. Raja Portugal 

menolak.

Seperti pengusaha startup masa kini, Columbus tidak 

menyerah. Dia bawa idenya ke investor potensial di Italia, 

Prancis, Inggris, dan Portugal. Dia selalu ditolak. Dia kemudian 

mengadu keberuntungannya dengan Ferdinand dan Isabella, 

penguasa Spanyol yang baru tersatukan. Dia memanfaatkan 

sejumlah pelobi berpengalaman, dan dengan bantuan mereka 

dia berhasil meyakinkan Ratu Isabella untuk berinvestasi. Seperti 

setiap anak sekolah yang tahu, Isabella menang lotre. Penemuan-

penemuan Columbus memungkinkan orang-orang Spanyol 

menaklukkan Amerika, tempat mereka mendirikan tambang emas 

dan perak, selain perkebunan-perkebunan tebu dan tembakau 

yang memperkaya raja-raja, para bankir, dan pedagang-pedagang 

Spanyol di luar impian mereka yang paling liar sekalipun.

Seratus tahun kemudian, para pangeran dan bankir bersedia 

memperbesar kredit ke para penerus Columbus, dan mereka 

mendapatkan modal lebih besar, berkat harta benda yang 


Kredo Kapitalis

377

diboyong dari Amerika. Sama pentingnya, para pangeran dan 

bankir memiliki kepercayaan lebih besar pada potensi eksplorasi, 

dan lebih bersedia ikut ambil bagian dengan uang mereka. Inilah 

lingkaran ajaib kapitalisme imperium: kredit mendanai penemuan-

penemuan baru; penemuan-penemuan menghasilkan koloni-

koloni; koloni-koloni menyediakan keuntungan; keuntungan 

membangun kepercayaan; dan kepercayaan menjelma menjadi 

lebih banyak kredit. Nurhaci dan Nader Shah kehabisan bahan 

bakar setelah beberapa ribu kilometer. Para pengusaha kapitalis 

hanya menaikkan momentum finansial mereka dari penaklukan 

ke penaklukan.

Tetap saja, ekspedisi-ekspedisi ini yaitu  untung-untungan 

sehingga pasar kredit bagaimanapun tetap berhati-hati. Banyak 

ekspedisi yang kembali ke Eropa dengan tangan hampa, tidak 

menemukan apa pun yang bernilai. Inggris, misalnya, membuang-

buang banyak modal dalam upaya sia-sia untuk menemukan jalur 

barat laut ke Asia melalui Arktik. Banyak ekspedisi lain malah 

tidak kembali sama sekali. Kapal-kapal menabrak gunung es, 

karam dalam badai tropis, atau menjadi korban pembajak. Dalam 

rangka meningkatkan jumlah investor potensial dan mengurangi 

risiko yang harus ditanggung, orang-orang Eropa berpaling ke 

perusahaan-perusahaan saham bersama liabilitas terbatas. Bukan 

dengan satu investor tunggal yang mempertaruhkan seluruh 

uangnya untuk sebuah kapal reot, perusahaan saham bersama 

mengumpulkan uang dari banyak investor, masing-masing hanya 

menanggung porsi kecil risiko modal. Dengan demikian, risiko-

risiko itu dikurangi, namun  tidak ada pajak pada penghasilan. 

Bahkan, satu investasi kecil di kapal yang tepat bisa membuat 

Anda menjadi seorang miliuner. 

Dekade demi dekade, Eropa Barat menyaksikan perkembangan 

sistem finansial yang canggih yang bisa menggalang kredit dalam 

jumlah besar dengan pemberitahuan singkat dan menempatkannya 

di tangan pengusaha-pengusaha privat dan pemerintah. Sistem ini 

bisa mendanai eksplorasi-eksplorasi serta penaklukan-penaklukan 

jauh lebih efisien ketimbang kerajaan atau imperium mana pun. 

Kekuatan kredit yang baru ditemukan itu bisa dilihat dalam 

pertarungan sengit antara Spanyol dan Belanda. Pada abad ke-


 

378

16, Spanyol yaitu  negara paling kuat di Eropa, menguasai satu 

imperium global yang sangat luas. Ia menguasai banyak bagian 

Eropa, bagian-bagian besar Amerika Utara dan Selatan, Kepulauan 

Filipina, dan segaris basis sepanjang pesisir Afrika dan Asia. 

Setiap tahun, armada-armada yang penuh muatan harta Amerika 

dan Asia kembali ke pelabuhan-pelabuhan Seville dan Cadiz. 

Belanda, waktu itu, yaitu  sebuah rawa kecil berangin, tanpa 

sumber daya alam, sebuah sudut dari dominion raja Spanyol.

Pada 1568 Belanda, yang kebanyakan Protestan, memberontak 

melawan penguasa Katolik Spanyol. Pada mulanya para 

pemberontak tampak memainkan peran Don Quixote, yang 

dengan berani memerangi musuh imajiner. Namun, dalam 80 

tahun, Belanda tidak semata-mata mengamankan kemerdekaan 

dari Spanyol, namun  juga berhasil menggantikan orang-orang 

Spanyol dan sekutunya, Portugis, sebagai penguasa lautan, untuk 

membangun imperium global Belanda, dan menjadi negara 

terkaya di Eropa. 

Rahasia sukses Belanda yaitu  kredit. Para penduduk kota 

Belanda, yang kurang berpengalaman dalam urusan perang di 

darat, menyewa tentara bayaran untuk memerangi Spanyol. 

Orang-orang Belanda sendiri, sementara itu, turun ke laut 

dalam armada-armada yang lebih besar. Tentara bayaran dan 

armada-armada bermoncong meriam memang sangat mahal, 

namun  Belanda sanggup mendanai ekspedisi-ekspedisi militer 

mereka lebih mudah daripada si raksasa Imperium Spanyol 

sebab  mereka mendapatkan kepercayaan dari sistem finansial 

Eropa yang sudah tumbuh pada saat raja Spanyol secara ceroboh 

justru meruntuhkan kepercayaan sistem itu kepadanya. Para 

pemodal menyalurkan kredit cukup besar kepada Belanda 

untuk membentuk angkatan perang dan armada, dan kedua 

hal itu memberi Belanda kontrol atas jalur-jalur perdagangan 

dunia, yang pada gilirannya menghasilkan keuntungan besar. 

Keuntungan-keuntungan itu memungkinkan Belanda membayar 

kembali utang-utangnya, yang semakin memperkuat kepercayaan 

para pemodal. Amsterdam dengan cepat menjadi bukan hanya 

salah satu pelabuhan paling penting di Eropa, melainkan juga 

Mekkah, finansialnya benua itu.


Kredo Kapitalis

379

Bagaimana sesungguhnya Belanda bisa meraih kepercayaan 

dari sistem finansial? Pertama-tama, mereka ngotot untuk bisa 

membayar utang pada waktunya dan lunas sehingga memperbesar 

kredit menjadi kurang berisiko di mata para pemberi pinjaman. 

Kedua, sistem yudisial mereka menikmati independensi dan 

melindungi hak-hak privat—secara khusus hak-hak properti 

privat. Rembesan-rembesan modal menjauh dari negara-negara 

diktator yang gagal membela individu-individu privat dan properti 

mereka. Jadi, modal mengalir ke negara-negara yang menjunjung 

tinggi tertib hukum dan properti privat.

Bayangkan Anda seorang putra dari keluarga pemodal 

Jerman yang solid. Ayah Anda melihat sebuah peluang untuk 

mengekspansi bisnis dengan membuka cabang-cabang di kota-kota 

besar Eropa. Dia mengirim Anda ke Amsterdam dan adik laki-

laki Anda ke Madrid, memberi masing-masing 10.00 koin emas 

untuk diinvestasikan. Adik Anda meminjamkan modal startup-

nya dengan bunga kepada raja Spanyol, yang membutuhkannya 

untuk membesarkan angkatan perang demi memerangi raja 

Prancis. Anda memutuskan untuk meminjamkan modal ke seorang 

pedagang Belanda, yang ingin berinvestasi di semak belukar di 

ujung selatan sebuah pulau terpencil bernama Manhattan, yakin 

bahwa nilai properti itu akan meroket seperti Sungai Hudson 

berubah menjadi arteri perdagangan besar. Kedua pinjaman itu 

harus dibayar kembali dalam setahun.

Setahun berlalu. Pedagang Belanda menjual pulau yang dia 

beli dengan keuntungan besar dan membayar uang Anda dengan 

bunganya yang dia janjikan. Ayah Anda senang. Namun, adik 

Anda di Madrid cemas. Perang dengan Prancis berakhir baik 

untuk raja Spanyol, namun  dia kini menyibukkan diri dalam konflik 

dengan orang-orang Turki. Dia membutuhkan setiap sen untuk 

mendanai perang baru itu, dan berpikir ini jauh lebih penting 

ketimbang membayar utang-utangnya. Adik Anda mengirim 

surat ke istana dan meminta teman yang punya koneksi dengan 

istana untuk turun tangan, namun  tidak berhasil. Bukan hanya 

tidak mendapatkan bunga yang dijanjikan, adik Anda bahkan 

kehilangan modalnya. Ayah Anda tidak senang.


 

380

Kini, urusannya semakin kacau sebab  raja mengirim 

pejabat keuangan ke adik Anda untuk memberitahunya, tanpa 

kesepakatan yang jelas, bahwa dia berharap menerima pinjaman 

lagi dengan jumlah yang sama, segera. Adik Anda tak punya 

uang lagi. Dia menulis ke Ayah Anda, berusaha membujuknya, 

bahwa kali ini raja akan beres. Ayah iba pada si bungsu, dan 

setuju dengan berat hati. Tambahan 10.000 koin emas lenyap 

ke pundi Spanyol, dan tidak pernah kembali lagi. Sementara 

itu di Amsterdam, keadaan semakin cerah. Anda memberi 

pinjaman semakin banyak dan semakin banyak kepada para 

pedagang Belanda, yang membayar utang cepat dan lunas. 

Namun, keberuntungan Anda tidak bertahan terus tanpa batas. 

Salah satu klien Anda punya firasat bahwa terompah kayu akan 

menjadi demam fashion di Paris, dan meminta Anda pinjaman 

untuk mendirikan toko besar alas kaki di ibu kota Prancis. Anda 

memberinya pinjaman uang, namun  sayang, terompah tidak cocok 

untuk para perempuan Prancis, dan pedagang yang kecewa 

itu tak mau melunasi utang. Ayah Anda marah, dan memberi 

tahu kalian berdua kinilah saatnya mengirim pengacara. Adik 

Anda melayangkan gugatan di Madrid melawan raja Spanyol, 

sementara Anda melayangkan gugatan di Amsterdam melawan si 

tukang sepatu kayu. Di Spanyol, pengadilan tunduk pada raja—

para hakim melayani kesenangannya dan takut dihukum kalau 

mereka tidak menuruti kemauannya. Di Belanda, pengadilan 

yaitu  cabang pemerintahan yang terpisah, tidak bergantung 

pada para warga kota dan pangeran negara itu. Pengadilan di 

Madrid menepis gugatan adik Anda, sedang  pengadilan di 

Amsterdam mendukung Anda dan memerintahkan pegadaian 

aset-aset pedagang terompah untuk memaksanya membayar 

utang. Ayah Anda mendapat pelajaran. Lebih baik melakukan 

bisnis dengan para pedagang ketimbang dengan raja, dan lebih 

baik melakukannya di Belanda ketimbang di Madrid.

Dan, penderitaan adik Anda belum selesai. Raja Spanyol 

kepayahan butuh uang tambahan untuk membayar angkatan 

perangnya. Dia yakin ayah Anda masih punya uang. Maka, dia 

ciptakan tuduhan pengkhianatan terhadap adik Anda. Jadi, kalau 

tidak bisa membawa segera 20.000 koin emas, dia dimasukkan ke 


Kredo Kapitalis

381

dalam penjara bawah tanah dan membusuk di sana sampai mati.

Ayah Anda punya uang cukup. Dia bayar tebusan untuk 

putra kesayangannya, namun  bersumpah tidak akan pernah 

lagi berbisnis dengan Spanyol. Dia tutup cabang Madrid dan 

merelokasi adik Anda ke Rotterdam. Dua cabang di Belanda 

kini tampak benar-benar ide yang bagus. Dia mendengar bahwa 

bahkan para kapitalis Spanyol menyelundupkan hasil usahanya 

ke luar negeri. Mereka juga menyadari bahwa jika ingin uang 

mereka tetap di tangan dan memakai nya untuk mendapatkan 

lebih banyak kekayaan, mereka lebih baik menginvestasikannya 

di tempat yang menjaga tertib hukum dan tempat properti privat 

dihormati—di Belanda, misalnya.

Dengan cara seperti itulah raja Spanyol mengikis kepercayaan 

para investor pada saat yang sama saat  para pedagang 

Belanda mendapatkan kepercayaan mereka. Dan, para pedagang 

Belanda-lah—bukan negara Belanda—yang membangun 

Imperium Belanda. Raja Spanyol tetap berusaha mendanai dan 

mempertahankan penaklukan-penaklukan dengan menggalang 

pajak tak populer dari penduduk yang sudah jengkel. Para 

pedagang Belanda mendanai penaklukan-penaklukan dengan 

mendapatkan pinjaman, dan semakin sering juga dengan menjual 

saham-saham di perusahaan-perusahaan mereka, yang memberi 

hak para pemegangnya untuk menerima porsi keuntungan 

perusahaan. Para investor yang hati-hati, yang tidak sudi lagi 

memberi  uangnya ke raja Spanyol, dan yang akan berpikir dua 

kali untuk menaruk kredit ke pemerintah Belanda, dengan senang 

hati menginvestasikan hartanya di perusahaan-perusahaan saham 

bersama Belanda, yang menjadi penopang utama imperium baru.

Jika Anda berpikir sebuah perusahaan akan menghasilkan 

keuntungan besar namun  sudah menjual semua sahamnya, Anda 

bisa membeli sebagian dari orang-orang yang memilikinya, 

mungkin dengan harga lebih tinggi dari harga asalnya. Jika 

Anda membeli saham dan pada kemudian hari mendapati bahwa 

perusahaan itu sedang mengalami masa sulit, Anda bisa coba 

mengurangi saham Anda dengan harga lebih rendah. Perdagangan 

yang dihasilkan dari saham-saham perusahaan inilah yang kelak 

menjelma menjadi bursa-bursa saham di kota-kota besar Eropa, 


 

382

tempat saham-saham perusahaan diperdagangkan.

Perusahaan saham bersama Belanda yang paling terkenal, 

Vereenigde Oostindische Compagnie, atau disingkat VOC, 

didirikan pada 1602, tepat saat Belanda menggulingkan kekuasaan 

Spanyol dan dentuman artileri Spanyol masih bisa didengar tak 

jauh dari benteng Amsterdam. VOC memakai  uang yang 

digalangnya dari penjualan saham untuk membangun kapal-kapal, 

mengirimnya ke Asia, dan membawa pulang barang-barang dari 

China, India, dan Indonesia. Perusahaan itu juga mendanai aksi-

aksi militer yang diambil oleh kapal-kapal perusahaan melawan 

kompetitor dan pembajak. Akhirnya, uang VOC mendanai 

penaklukan Indonesia.

Indonesia yaitu  negara kepulauan terbesar di dunia. Beribu-

ribu pulaunya diperintah pada awal abad ke-17 oleh ratusan 

kerajaan, kepangeranan, kesultanan, dan suku-suku. saat  para 

pedagang VOC pertama tiba di Indonesia pada 1603, tujuan 

mereka semata-mata komersial. Namun, untuk mengamankan 

kepentingan komersial mereka dan memaksimalkan keuntungan 

para pemegang saham, para pedagang VOC mulai memerangi 

penguasa-penguasa lokal yang mengenakan tarif tinggi, di samping 

memerangi kompetitor-kompetitor Eropa. VOC mempersenjatai 

kapal-kapal dagangnya dengan meriam; merekrut tentara bayaran 

dari Eropa, Jepang, Italia, dan Indonesia; dan membangun 

benteng-benteng serta melakukan pertempuran dan pengepungan 

besar-besaran. Usaha ini mungkin kedengaran agak aneh bagi 

kita, namun  pada era modern awal, lazim perusahaan-perusahaan 

menyewa tidak hanya tentara, namun  juga para jenderal dan 

laksamana, meriam serta kapal, dan bahkan satu angkatan 

perang utuh. warga  internasional menerima hal itu sebagai 

kelaziman dan tidak terusik saat  sebuah perusahaan swasta 

mendirikan sebuah imperium.

Pulau demi pulau jatuh ke tentara bayaran VOC dan satu 

bagian besar Indonesia menjadi koloni VOC. VOC menguasai 

Indonesia selama hampir 200 tahun. Baru pada 1800 negara 

Belanda menjalankan kontrol atas Indonesia, menjadikannya satu 

koloni nasional Belanda selama 150 tahun kemudian.


Kredo Kapitalis

383

Kini sebagian orang mengingatkan bahwa korporasi abad ke-

21 mengakumulasi kekuatan yang terlalu besar. Sejarah modern 

awal menunjukkan betapa jauh akibatnya jika bisnis dibiarkan 

memburu kepentingan mereka tanpa pengawasan.

saat  VOC beroperasi di Samudra Hindia, perusahaan 

Belanda West Indies Company, atau WIC, menjelajahi Atlantik. 

Dalam rangka menguasai perdagangan di Sungai Hudson yang 

penting itu, WIC membangun sebuah permukiman yang diberi 

nama New Amsterdam di sebuah pulau di mulut sungai. Koloni 

itu diancam oleh orang-orang Indian dan berkali-kali diserang 

oleh Inggris, yang akhirnya dapat merebut koloni itu pada 1664. 

Inggris mengubah namanya menjadi New York. Sisa-sisa tembok 

yang dibangun WIC untuk mempertahankan koloni dari serangan 

Indian dan Inggris kini diratakan menjadi jalan paling terkenal 

di dunia—Wall Street.

Menjelang berakhirnya abad ke-17, rasa puas dan perang-

perang kontinental yang menguras dana memicu  Belanda 

kehilangan tidak hanya New York, namun  juga posisi mereka 

sebagai mesin finansial dan imperium Eropa. Kekosongan itu 

diperebutkan dengan sengit oleh Prancis dan Inggris. Mula-

mula Prancis tampak jauh lebih kuat. Ia lebih besar daripada 

Inggris, lebih kaya, lebih banyak penduduknya, dan memiliki 

angkatan perang yang lebih besar serta lebih berpengalaman. 

Namun, Inggris berhasil meraih kepercayaan dari sistem finansial 

sedang  Prancis justru menunjukkan dirinya tidak berguna. 

Perilaku bangsawan Prancis sangat jahat pada masa yang dikenal 

sebagai Mississippi Bubble, krisis finansial terbesar abad ke-18 

Eropa. Kisah itu juga dimulai dengan sebuah perusahaan saham 

bersama yang membangun imperium.

Pada 1717 Mississippi Company, yang didirikan di Prancis, 

bertolak untuk mengolonisasi lembah hilir Mississippi, mendirikan 

kota New Orleans dalam proses itu. Untuk mendanai rencana 

ambisius itu, perusahaan ini , yang memiliki koneksi bagus 

di istana Raja Louis XV, menjual saham-sahamnya di bursa 

saham Paris. John Law, direktur perusahaan, juga gubernur 

bank sentral Prancis. Lebih dari itu, raja sudah menunjuknya 

sebagai pengawas umum keuangan, sebuah jabatan yang kurang 


 

384

lebih setara dengan apa yang dalam era modern disebut menteri 

keuangan. Pada 1717 lembah hilir Mississippi menawarkan 

beberapa daya tarik di samping rawa dan aligator, namun  

Mississippi Company menyebarkan cerita-cerita tentang kekayaan 

menakjubkan dan peluang-peluang tak terbatas. Kaum aristokrat 

Prancis, para pengusaha dan warga  urban borjuis terhanyut 

oleh fantasi-fantasi ini, dan harga saham Mississippi meroket. 

Mula-mula, saham ditawarkan pada harga 500 livre selembar. 

Pada 1 Agustus 1719, saham diperdagangkan pada harga 2.750 

livre. Pada tanggal 30 Agustus, harganya bernilai 4.100 livre, 

dan pada 4 September, harganya mencapai 5.000 livre. Pada 

tanggal 2 Desember harga saham Mississippi menembus ambang 

10.000 livre. Euforia melanda jalan-jalan Paris. Orang-orang 

menjual semua harta bendanya dan mengambil pinjaman besar 

dalam rangka membeli saham Mississippi. Setiap orang percaya 

mereka bakal menemukan cara mudah untuk kaya.

Beberapa hari kemudian, kepanikan dimulai. Sebagian 

spekulan menyadari bahwa harga-harga saham itu benar-benar 

tidak realistis dan tidak akan langgeng. Mereka memperkirakan 

bahwa sebaiknya segera menjual pada saat harga mencapai 

puncak. Saat pasokan saham yang dijual naik, harganya pun 

turun. saat  para investor lain melihat harga turun, mereka 

pun ingin keluar dengan cepat. Harga saham anjlok lebih dalam 

sehingga terjadilah ‘salju longsor’. Dalam rangka menstabilkan 

harga, bank sentral Prancis—atas arahan gubernurnya, John 

Law—membeli saham-saham Mississippi, namun  hal itu tak bisa 

dilakukan terus-menerus. Akhirnya bank sentral pun kehabisan 

uang. saat  itu terjadi, sang pengawas umum keuangan, ya si 

John Law tadi, mengotorisasi pencetakan banyak uang untuk 

membeli lagi saham-saham Mississippi. Ini menempatkan seluruh 

sistem keuangan Prancis dalam balon. Dan, bahkan sihir finansial 

pun tak mampu menyelamatkannya. Harga saham Mississippi 

anjlok dari 10.000 livre kembali ke harga 1.000 livre, dan 

kemudian tumpas sama sekali; dan saham kehilangan seluruh 

nilainya. Kali ini, bank sentral dan keuangan kerajaan memiliki 

saham dalam jumlah besar namun  tak bernilai dan tak punya 

uang. Para spekulan besar bangkit tanpa cedera—mereka sudah 


Kredo Kapitalis

385

menjualnya pada saat yang tepat. Para investor kecil kehilangan 

segala-galanya, dan banyak yang melakukan bunuh diri.

Balon Mississippi yaitu  salah satu prahara finansial paling 

spektakuler dalam sejarah. Sistem finansial Kerajaan Prancis tidak 

pernah pulih seperti sediakala akibat pukulan itu. Cara Mississippi 

Company memakai  kekuatan politiknya untuk memanipulasi 

harga saham dan mendorong kegilaan pembelian memicu  

publik kehilangan kepercayaan pada sistem perbankan Prancis 

dan pada kebijaksanaan finansial raja Prancis. Louis XV semakin 

kesulitan untuk menggalang kredit. Ini menjadi salah satu 

penyebab utama Imperium Prancis di luar negeri jatuh ke tangan 

Inggris. Sementara Inggris dengan mudah bisa meminjam dan 

dengan bunga rendah, Prancis justru kesulitan mencari pinjaman, 

dan harus membayar bunga tinggi untuk pinjaman itu. Dalam 

39. New Amsterdam pada 1660, di ujung Pulau Manhattan. Tembok 

pelindung permukiman itu kemudian rata dan kini menjadi Wall 

Street.


 

386

rangka mendanai utang-utangnya yang tumbuh, raja Prancis 

meminjam lebih banyak uang dengan bunga tinggi. Akhirnya, 

pada 1780-an, Louis XVI, yang naik takhta setelah kematian 

ayahnya, menyadari bahwa separuh dari anggaran tahunannya 

terikat untuk mengatasi bunga pinjamannya, dan bahwa dia 

menuju kebangkrutan. Dengan enggan, pada 1789, Louis XVI 

membuka sidang Estates General, parlemen Prancis yang belum 

pernah bersidang selama 1,5 abad, dalam rangka mencari solusi 

atas krisis ini . Maka, dimulailah Revolusi Prancis.

Sementara imperium Prancis di luar sedang runtuh, Imperium 

Inggris justru berkembang pesat. Seperti Imperium Belanda yang 

mendahuluinya, Imperium Inggris didirikan dan digerakkan 

terutama oleh perusahaan-perushaan saham bersama yang berbasis 

di bursa saham London. Permukiman pertama Inggris di Amerika 

Utara didirikan pada awal abad ke-17 oleh perusahaan-perusahaan 

saham bersama seperti London Company, Plymouth Company, 

Dorchester Company, dan Massachusetts Company.

Anak benua India juga ditaklukkan bukan oleh negara 

Inggris, melainkan oleh tentara bayaran British East India 

Company. Perusahaan ini bahkan mengungguli VOC. Dari markas 

besarnya di Leadenhall Street, London, ia menguasai imperium 

raksasa India selama sekitar satu abad, menempatkan kekuatan 

militer besar sampai 350.000 tentara, yang jelas di atas jumlah 

angkatan perang kerajaan Inggris. Baru pada 1858 Kerajaan 

Inggris menasionalisasi India bersamaan dengan angkatan perang 

perusahaan swasta itu. Napoleon meledek Inggris, menyebutnya 

sebuah negara pemilik toko. Nam