itkan The
Sanskrit Language, naskah induk dari ilmu linguistik komparatif.
Dalam Artikel ini Jones menerangkan kemiripan-kemiripan yang
mengejutkan antara Sansekerta, sebuah bahasa India kuno yang
menjadi bahasa suci dalam ritual Hindu, dan bahasa Yunani dan
Latin, di samping kemiripan antara semua bahasa ini dengan
Gothik, Celtik, Persia Lama, Jerman, Prancis dan Inggris. Maka,
dalam bahasa Sanskerta, mother (ibu) yaitu “mater”, dalam
bahasa Latin “mater”, dan dalam Celtik lama “mathir”. Jones
menduga bahwa semua bahasa ini pasti memiliki asal-usul yang
sama, berkembang dari sebuah leluhur kuno yang kini terlupakan.
Oleh sebab itu, dialah orang pertama yang mengidentifikasi apa
yang kelak dikenal dengan rumpun bahasa Indo-Eropa.
Artikel The Sanskrit Language yaitu sebuah studi yang sangat
berpengaruh bukan semata-mata sebab kekuatan hipotesis Jones
(dan akurasinya), melainkan juga sebab ia memiliki metodologi
runtut yang dia kembangkan untuk membandingkan bahasa-
bahasa. Artikel ini diadopsi oleh para sarjana lain, memungkinkan
mereka secara sistematis untuk mempelajari perkembangan semua
bahasa-bahasa dunia.
Linguistik mendapat dukungan antusias dari imperium.
Imperium-imperium Eropa percaya bahwa agar bisa menguasai
secara efektif, mereka harus tahu bahasa-bahasa dan kultur-
kultur jajahannya. Para perwira Inggris yang tiba di India diduga
menghabiskan waktu sampai tiga tahun di sebuah sekolah tinggi
Calcutta, tempat mereka belajar hukum Hindu dan Muslim
selain hukum Inggris; Sanskerta, Urdu, dan Persia serta Yunani
dan Latin; dan kebudayaan Tamil, Bengal, dan Hindustani, juga
matematika, ekonomi, dan geografi. Studi linguistik memberi
bantuan tak ternilai dalam memahami struktur dan tata bahasa
bahasa-bahasa lokal.
Berkat karya orang-orang seperti William Jones dan Henry
Rawlinson, para penakluk dari Eropa mengenal imperium-
imperium mereka dengan baik. Bahkan, jauh lebih bagus
ketimbang para penakluk-penakluk sebelumnya atau populasi
pribumi sendiri. Pengetahuan mereka yang superior memiliki
keuntungan praktis yang jelas. Tanpa pengetahuan semacam itu,
357
tak mungkin sejumlah kecil orang Inggris bisa sukses memerintah,
menindas, dan mengeksploitasi beratus-ratus juta orang India
selama dua abad. Dalam abad ke-19 dan awal abad ke-20,
kurang dari 5.000 pejabat Inggris, sekitar 40.000 sampai 70.000
tentara Inggris, dan mungkin 100.000 orang bisnis dari Inggris,
tanggungan-tanggungan mereka, para istri, anak-anak cukuplah
untuk menaklukkan dan menguasai sekitar 300 juta orang India.9
Meskipun demikian, keunggulan-keunggulan praktis ini
bukanlah satu-satunya alasan mengapa imperium-imperium itu
mendanai studi linguistik, botani, geografi, dan sejarah. Tak
kalah pentingnya yaitu fakta bahwa sains memberi imperium-
imperium itu justifikasi ideologis. Bangsa Eropa modern percaya
bahwa meraih pengetahuan baru selalu baik. Fakta bahwa
imperium-imperium itu menghasilkan arus tetap pengetahuan
baru memberi cap mereka sebagai golongan progresif dan positif.
Bahkan kini, sejarah ilmu seperti geografi, arkeologi, dan botani
tak bisa mengelak untuk menghargai jasa imperium-imperium
Eropa, paling tidak secara langsung. Sejarah botani tak banyak
menceritakan tentang penderitaan Aborigin Australia, namun
biasanya ada kata-kata tertentu untuk James Cook dan Joseph
Banks. Lebih dari itu, pengetahuan baru yang diakumulasi oleh
imperium-imperium itu memungkinkan, paling tidak secara
teori, memberi manfaat bagi populasi yang ditaklukkan dan
membawakan kepada mereka manfaat “kemajuan”—memberi
mereka pengobatan dan pendidikan, membangun rel kereta
api, dan kanal-kanal, memastikan keadilan dan kemakmuran.
Kaum imperialis mengklaim bahwa imperium-imperium mereka
bukanlah upaya-upaya eksploitasi besar, melainkan proyek-proyek
altruis yang dilakukan untuk kepentingan ras-ras non-Eropa—
dalam ungkapan Rudyard Kipling, “beban Orang Kulit Putih”:
Mengusung beban Orang Kulit Putih—
Menyodorkan keturunan terbaik
Mengikat putra-putra kalian di pengasingan
Melayani kebutuhan-kebutuhan para tawanan kalian;
Menanti dalam gandar-gandar yang berat,
Pada gerombolan liar dan bingung—
358
Orang-orang tangkapan baru kalian yang cemberut,
Setengah setan dan setengah anak.
Tentu saja fakta-fakta sering bertentangan dengan mitos
ini. Inggris menaklukkan Bengal, provinsi yang kaya di India,
pada 1764. Penguasa-penguasa baru tak banyak tertarik kecuali
memperkaya diri mereka. Mereka mengadopsi kebijakan ekonomi
pembawa bencana yang beberapa tahun kemudian memicu
meletusnya Kelaparan Besar Bengal. Awalnya terjadi pada 1769,
mencapai level bencana pada 1770, dan berlangsung hingga
1773. Sekitar 10 juta orang Bengal, sepertiga populasi provinsi
itu, mati dalam kesengsaraan.10
Yang benar, cerita penindasan dan eksploitasi maupun kisah
“Beban Orang Kulit Putih” tidak ada yang sempurna sesuai
fakta. Imperium-imperium Eropa melakukan begitu banyak hal
yang bermacam-macam dalam skala besar sehingga Anda bisa
menemukan banyak sekali contoh untuk mendukung apa pun
yang ingin Anda katakan tentang itu semua. Anda berpikir
bahwa imperium-imperium ini anak-anak monster jahat yang
menyebarkan kematian, penindasan, dan ketidakadilan di seluruh
dunia? Anda bisa dengan mudah mengisi ensiklopedia kejahatan-
kejahatan mereka. Anda ingin mengemukakan bahwa mereka
sesungguhnya memperbaiki kondisi rakyat jajahannya dengan
kedokteran baru, kondisi ekonomi yang lebih baik, dan keamanan
yang lebih besar? Anda bisa mengisi ensiklopedi lainnya dengan
prestasi-prestasi mereka. Berkat kerja sama mereka dengan sains,
imperium-imperium ini menggerakkan begitu besar kekuatan dan
mengubah dunia sampai ke tingkat yang mungkin mereka tak bisa
dilabeli begitu saja sebagai baik atau jahat. Mereka menciptakan
dunia sebagaimana yang kita tahu, termasuk ideologi-ideologi
yang kita gunakan dalam rangka menilai mereka.
namun sains juga dipakai oleh para imperialis untuk
tujuan-tujuan yang lebih buruk. Para ahli biologi, antropolog, dan
bahkan ahli linguistik memberi bukti saintifik bahwa orang-orang
Eropa memang superior di atas semua ras lain, dan akibatnya
memiliki hak (kalau bukan tugas, barangkali) untuk menguasai
mereka. Setelah William Jones mengemukakan bahwa seluruh
359
bahasa Indo-Eropa merupakan keturunan dari satu bahasa kuno
tunggal, banyak ahli tergugah mencari siapa yang memakai
bahasa itu. Mereka melihat bahwa para pengguna paling awal
bahasa Sanskerta, yang menginvasi India dari Asia Tengah lebih
dari 3.000 tahun yang lalu, menyebut diri mereka Arya. Para
pengguna bahasa paling awal Persia menyebut diri mereka
Airiia. Oleh sebab itu, para sarjana Eropa menduga bahwa
orang yang memakai bahasa primordial yang melahirkan
Sanskerta maupun Persia (juga Yunani, Latin, Gothik, dan Celtic)
pasti menyebut diri mereka Arya. Bisakah ini disebut kebetulan
bahwa mereka yang mendirikan peradaban-peradaban raksasa
India, Persia, Yunani, dan Romawi semuanya yaitu orang
Arya? Selanjutnya, para sarjana Inggris, Prancis, dan Jerman
mengawinkan teori linguistik tentang bangsa Arya yang rajin
dengan teori seleksi alam Darwin dan mengemukakan bahwa
bangsa Arya bukan hanya satu kelompok linguistik, melainkan
sebuah entitas biologis—sebuah ras. Dan, bukan sembarang ras,
melainkan ras teratas manusia yang tinggi, berambut terang,
bermata biru, pekerja keras, dan super rasional yang muncul dari
keremangan utara untuk meletakkan fondasi-fondasi kultur di
seluruh dunia. Sayang sekali, orang-orang Arya yang menginvasi
India dan Persia berkawin silang dengan pribumi setempat yang
mereka temukan di tanah-tanah itu, kehilangan kulit terang dan
rambut pirang mereka, beserta rasionalitas dan sifat rajinnya.
Peradaban-peradaban India dan Persia pun akhirnya surut. Di
Eropa, di sisi lain, bangsa Arya mempertahankan kemurnian ras
mereka. Itulah sebabnya bangsa Eropa berhasil menaklukkan
dunia, dan mengapa mereka sanggup untuk menguasainya—
sepanjang mereka mengikuti kehati-hatian untuk tidak bercampur
dengan ras-ras inferior. Teori-teori rasis semacam itu, yang
menonjol dan dihormati selama berpuluh-puluh tahun, menjadi
anathema di kalangan para ilmuwan dan politikus sekaligus.
Orang-orang terus melakukan perjuangan heroik melawan
rasisme tanpa melihat bahwa ajang pertempurannya telah
bergesar, dan bahwa tempat rasisme dalam ideologi imperium
kini digantikan oleh “kulturalisme”. Tak ada kata semacam itu,
memang, namun kinilah saatnya untuk menciptakan istilah itu.
360
Di kalangan para elite masa kini, pendapat tentang keunggulan-
keunggulan kontras di antara kelompok-kelompok manusia yang
berbeda hampir selalu ditulis dalam konteks perbedaan historis
antarkultur ketimbang perbedaan-perbedaan biologis dan ras.
Kita tidak lagi mengatakan, “Ini ada dalam darah mereka”. Kita
mengatakan, “Ini ada dalam kultur mereka”.
Maka, partai-partai sayap kanan Eropa yang menentang
imigrasi Muslim biasanya peduli untuk menghindari terminologi
rasial. Para penulis pidato Marine le Pen mestinya langsung
diusir kalau benar mereka menyarankan pemimpin Front
Nasional itu berpidato di televisi untuk mendeklarasikan bahwa
“Kami tidak ingin kaum Semit inferior itu mengotori darah
Arya kami dan merusak peradaban Arya kami”. Namun, Front
Nasional Prancis, Partai Kebebasan Belanda, Aliansi untuk Masa
Depan Austria, dan sejenisnya cenderung berpendapat bahwa
kultur Barat, sebagaimana yang berevolusi di Eropa, dicirikan
oleh nilai-nilai demokrasi, toleransi dan kesetaraan gender,
sedang kultur Muslim, yang berevolusi di Timur Tengah,
dicirikan oleh politik hierarki, fanatisme, dan kebencian pada
perempuan (misogini). sebab kedua budaya itu begitu berbeda,
dan sebab banyak imigran Muslim tak mau (dan mungkin tak
mampu) mengadopsi nilai-nilai Barat, mereka seharusnya tak
dibolehkan masuk, agar mereka tidak membangun konflik internal
dan merusak demokrasi serta liberalisme Eropa. Argumentasi-
argumentasi kulturalis semacam itu didukung oleh studi-studi
saintifik dalam ilmu-ilmu humaniora dan sosial yang memperjelas
apa yang disebut sebagai benturan peradaban dan perbedaan-
perbedaan fundamental antara kultur-kultur yang berbeda. Tak
semua sejarawan dan antropolog menerima teori-teori ini atau
mendukung penggunaannya dalam politik. Namun, sementar para
ahli biologi tak kesulitan menolak rasisme, dengan menjelaskan
secara sederhana bahwa perbedaan-perbedaan biologis antara
populasi-populasi manusia masa kini yaitu kecil, lebih sulit bagi
para sejarawan dan antropolog untuk menentang kulturalisme.
Lagi pula, kalaupun perbedaan-perbedaan antara kultur-kultur
manusia memang kecil, mengapa harus membayar para sejarawan
dan antropolog untuk mempelajarinya?
Para ilmuwan telah memberi proyek imperium dengan
pengetahuan praktis, justifikasi ideologis, dan perangkat-perangkat
teknologis. Tanpa kontribusi ini, sangat patut dipertanyakan
apakah bangsa Eropa mampu menaklukkan dunia. Para penakluk
membalas budi itu dengan memberi para ilmuwan informasi
dan perlindungan, mendukung semua jenis proyek yang aneh
dan menarik serta menyebarkan cara berpikir saintifik jauh ke
sudut-sudut Bumi. Tanpa dukungan imperium, patut diragukan
apakah sains modern bisa mencapai kemajuan sejauh ini. Sangat
sedikit disiplin saintifik yang tidak mengawali hidupnya dari
para pembantu untuk menumbuhkan imperium dan yang tidak
berutang besar untuk penemuan-penemuan, koleksi-koleksi, dan
beasiswa-beasiswa mereka pada kemurahan bantuan para perwira
militer, para kapten kapal, dan para gubernur imperium.
Ini tentu saja bukan seluruh cerita yang lengkap. Sains
didukung oleh institusi-institusi lain, tidak hanya oleh imperium-
imperium. Dan, imperium-imperium Eropa tumbuh dan
berkembang juga berkat faktor-faktor lain selain sains. Di belakang
munculnya kedua meteor, sains, dan imperium, menggeliat juga
satu kekuatan yang sangat penting: kapitalisme. Kalaupun bukan
sebab para pengusaha yang ingin menghasilkan uang, Columbus
tidak akan mencapai Amerika, James Cook tidak akan mencapai
Australia, dan Neil Amstrong tidak akan pernah meninggalkan
jejak kecil kakinya di permukaan Bulan.
16
Kredo Kapitalis
Uang sudah menjadi hal penting untuk membangun imperium
maupun memajukan sains. Namun, apakah uang menjadi tujuan
tertinggi dari tindakan-tindakan ini, atau mungkin hanya suatu
kebutuhan yang berbahaya?
Tidak mudah, memang, untuk mengerti peran sejati dari
ekonomi dalam sejarah modern. Seluruh Artikel yang sudah ditulis
tentang bagaimana uang mendirikan negara dan meruntuhkannya,
membuka horizon-horizon baru dan memperbudak jutaan orang,
menggerakkan roda-roda industri, dan mendorong ratusan spesies
ke dalam kepunahan. Namun, untuk memahami sejarah ekonomi
modern, Anda benar-benar perlu memahami satu kata tunggal.
Kata itu yaitu pertumbuhan. Entah yang lebih baik atau lebih
buruk, dalam keadaan sakit atau sehat, ekonomi modern tumbuh
seperti seorang remaja kebanyakan hormon. Ia lahap apa saja yang
dijumpai dan tumbuh lebih cepat dari yang bisa Anda hitung.
Nyaris sepanjang sejarahnya, ekonomi tetap dalam ukuran
yang sama. Ya, produksi global meningkat, namun ini terutama
sebab ekspansi demografis dan permukiman tanah-tanah baru.
Produksi per kapita tetap statis. Namun, semua itu berubah
dalam abad modern. Pada 1500, produksi global barang dan jasa
sekitar $250 miliar; kini angkanya melonjak sekitar $60 triliun.
Lebih penting lagi, pada 1500, produksi per kapita per tahun
rata-rata $550, sementara kini setiap laki-laki, perempuan, dan
anak-anak menghasilkan rata-rata $8.800 setahun.1 Apa yang
memicu pertumbuhan menakjubkan ini?
Ekonomi yaitu masalah yang sangat rumit. Untuk memudah-
kan pemahaman, mari kita bayangkan satu contoh sederhana.
Kredo Kapitalis
363
Samuel Greedy, seorang pemodal cerdik, mendirikan sebuah
bank di El Dorado, California.
A.A. Slyter, seorang kontraktor yang sedang naik pamor di El
Dorado, merampungkan pekerjaan besar pertamanya, menerima
pembayaran tunai sebesar $1 juta.
Dia tabung uang itu di bank Tuan Greedy. Bank kini punya
modal $1 juta.
Sementara itu, Jane McDoughnut, seorang koki berpengalaman
namun miskin di El Dorado, merasa melihat sebuah peluang
bisnis—tidak ada toko roti yang benar-benar bagus di sekitar
tempat tinggalnya di kota itu. Namun, dia tidak punya cukup
uang untuk membeli fasilitas yang dibutuhkan lengkap dengan
oven industri, wastafel, pisau-pisau, dan panci-pancinya. Dia
pergi ke bank, mengajukan rencana bisnisnya ke Greedy, dan
membujuknya bahwa ini investasi yang menguntungkan. Greedy
mengeluarkan pinjaman $1 juta kepadanya, dengan menempatkan
dana di rekeningnya di bank sejumlah itu.
McDoughnut kini mempekerjakan Slyter, sang kontraktor,
untuk membangun dan merapikan toko rotinya. Harganya
$1.000.000.
Waktu McDoughnut membayar, dengan cek yang ditarik dari
rekeningnya, Slyter menyimpannya di rekening di bank Greedy.
Jadi, berapa banyak uang Slyter yang ada di rekning bank?
Benar, $2 juta.
Berapa banyak uang tunai, yang sebenarnya ada di laci
bank? Ya, $1 juta.
Tak berhenti di sana. Sebagaimana biasa dilakukan para
kontraktor, saat waktu pengerjaan memasuki dua bulan, Slyter
memberi tahu McDoughnut bahwa sebab masalah-masalah
dan biaya-biaya tak terduga, tagihan untuk konstruksi toko roti
membengkak sampai $2 juta. Nyonya McDoughnut tidak senang,
namun dia tak mungkin menghentikan pekerjaan itu di tengah
jalan. Jadi, dia mengunjungi bank lagi, meyakinkan Tuan Greedy
agar memberi tambahan pinjaman, dan dia menempatkan lagi
$1 juta dalam rekeningnya. McDoughnut mentransfer uang itu
ke rekening kontraktor.
364
Berapa banyak uang yang dimiliki Slyter dalam rekeningnya
saat ini? Dia punya $3 juta.
namun berapa banyak uang yang sesungguhnya berdiam
di bank tetap $1 juta. Malah, uang $1 juta yang sama itu selalu
berada di bank ini .
Undang-undang perbankan di Amerika Serikat membolehkan
bank mengulang langkah ini tujuh kali. Kontraktor akhirnya
akan memiliki $10 juta dalam rekeningnya, sekalipun bank
itu tetap hanya punya $1 juta di laci penyimpanannya. Bank
dibolehkan meminjamkan $10 untuk setiap dolar yang benar-
benar mereka punyai, yang berarti 90 persen dari seluruh uang
dalam rekening bank tidak tertutupi oleh koin atau uang kertas
yang sesungguhnya.2 Jika semua pemegang rekening di Barclay
Bank tiba-tiba meminta uang mereka, Barclay langsung ambruk
(kalau pemerintah tidak datang menolongnya). Hal yang sama
bisa terjadi pada Lloyds, Deutsche Bank, Citibank, dan semua
bank lain di dunia.
Kedengaran seperti skema Ponzi raksasa, bukan? Namun,
kalau itu kecurangan, maka segenap ekonomi modern yaitu
kecurangan. Faktanya, itu bukan penipuan, namun sebuah
penghargaan pada kemampuan mengagumkan imajinasi manusia.
Apa yang memungkinkan bank-bank—dan segenap ekonomi—
untuk bertahan dan tumbuh yaitu kepercayaan kita pada masa
depan. Kepercayaan inilah penopang tunggal sebagian besar
uang di dunia.
Dalam contoh toko roti, diskrepansi antara rekening tertulis
kontraktor dan jumlah riil uang di bank yaitu toko roti Nyonya
McDoughnut. Tuan Greedy sudah menempatkan uang banknya
ke dalam aset, memercayai bahwa suatu hari toko roti itu akan
menguntungkan. Toko roti itu belum memanggang seloyang roti
pun, namun McDoughnut dan Greedy mengantisipasi itu selama
satu tahun sehingga ia akan bisa menjual ribuan loyang, roti
gulung, kue, dan kue kering setiap hari, dengan keuntungan
yang bagus. Saat itu, Nyonya McDoughnut akan mampu
membayar utangnya, dengan bunganya. Jika di satu titik Tuan
Slyter memutuskan untuk menarik tabungannya, Greedy akan
mampu menghadirkan uang tunainya. Seluruh usaha itu dengan
Kredo Kapitalis
365
demikian bertumpu pada kepercayaan pada suatu masa depan
imajiner—kepercayaan yang dimiliki pengusaha dan bankir pada
toko roti yang mereka impikan, bersama kepercayaan kontraktor
pada kesanggupan bank di masa depan.
Kita sudah melihat bahwa uang merupakan sesuatu yang
mencengangkan sebab ia bisa merepresentasi banyak benda
yang berbeda dan mengubah segalanya menjadi hampir apa
saja. Meskipun demikian, sebelum era modern, kemampuan
ini terbatas. Dalam banyak kasus, uang bisa merepresentasi
dan mengubah hanya hal-hal yang benar-benar ada saat ini. Ini
memicu keterbatasan luar biasa pada pertumbuhan sebab
sulit untuk mendanai usaha-usaha baru.
Pikirkan lagi toko roti kita. Bisakah McDoughnut membangun
jika uang hanya bisa merepresentasi benda-benda yang terlihat?
Tidak. Saat ini, dia punya banyak impian, namun tidak punya
sumber daya yang terlihat. Satu-satunya cara yang bisa dia lakukan
agar toko rotinya terbangun yaitu mencari kontraktor yang
bersedia bekerja hari ini dan menerima pembayaran beberapa
tahun kemudian, hanya kalau dan saat toko roti mulai
menghasilkan uang. Tanpa toko roti, dia tidak bisa memanggang
kue. Tanpa kue, dia tidak bisa menghasilkan uang. Tanpa uang, dia
tidak bisa menyewa kontraktor. Tanpa kontraktor, dia tak punya
toko roti. Umat manusia terperangkap dalam keadaan sulit ini
selama ribuan tahun. Akibatnya, ekonomi tetap membeku. Jalan
keluar dari perangkap itu baru ada pada era modern, dengan
munculnya sebuah sistem baru yang didasarkan kepercayaan pada
masa depan. Di dalamnya, orang-orang setuju merepresentasi
barang-barang imajiner—benda-benda yang tidak ada saat ini—
dengan suatu jenis uang khusus yang mereka sebut “kredit”.
Kredit memungkinkan kita membangun saat ini atas biaya masa
depan. Ia bertumpu pada asumsi bahwa sumber daya masa
depan kita benar-benar jauh lebih berlimpah ketimbang sumber
daya kita saat ini. Banyak peluang baru dan luar biasa terbuka
jika kita bisa membangun hal-hal saat ini dengan memakai
pendapatan masa depan.
Jika kredit memang hal yang begitu luar biasa, mengapa
tak seorang pun memikirkannya lebih awal? Tentu saja mereka
366
melakukannya. Pengaturan-pengaturan kredit dengan berbagai
jenisnya telah muncul dalam semua kultur manusia yang kita
kenal, sekurang-kurangnya sejak Sumeria kuno. Problem pada
era-era sebelumnya bukanlah tidak ada orang yang punya ide atau
tidak tahu cara memakai ide itu. Masalahnya yaitu orang
jarang ingin membesarkan kredit sebab mereka tidak percaya
masa depan akan lebih baik dari saat ini. Mereka umumnya
percaya bahwa masa lalu lebih baik dari masa mereka sendiri dan
bahwa masa depan akan lebih buruk, atau paling ekstrem sama.
Jika ditempatkan dalam terminologi ekonomi, mereka percaya
bahwa jumlah total kekayaan terbatas, kalau bukan menyusut.
Oleh sebab itu, orang-orang menganggap buruk jika berasumsi
bahwa mereka secara pribadi, atau kerajaan mereka, atau seluruh
dunia, akan menghasilkan lebih banyak kekayaan dalam waktu
10 tahun mendatang. Bisnis tampak seperti pertarungan habis-
habisan (zero-sum game). Tentu saja, keuntungan satu toko roti
tertentu bisa naik, namun atas kerugian yang ditanggung toko
roti sebelahnya. Venesia bisa tumbuh, namun hanya dengan
memiskinkan Genoa. Raja Inggris bisa memperkaya diri, namun
hanya dengan merampok raja Prancis. Anda bisa memotong pai
dengan banyak cara yang berbeda, namun painya tidak pernah
menjadi lebih besar.
Dilema Pengusaha
Kredo Kapitalis
367
Itulah kenapa banyak kultur menyimpulkan bahwa menumpuk
uang yaitu dosa. Sebagaimana kata Yesus, “Lebih mudah bagi
seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada orang kaya
memasuki kerajaan Tuhan” (Matius 19:24). Jika pai statis, dan
saya punya bagian besar darinya, maka saya pasti mengambil
potongan milik seseorang lainnya. Yang kaya diwajibkan untuk
melakukan penebusan dosa atas perbuatan-perbuatan jahat
mereka dengan memberi sebagian dari kelebihan kekayaan
mereka untuk amal.
Jika ukuran pai global tetap sama, tidak ada margin untuk
kredit. Kredit yaitu selisih antara pai hari ini dan pai besok.
Jika pai tetap sama, mengapa memperbesar kredit? Itu akan
menjadi risiko yang tak bisa diterima kalau Anda tidak percaya
bahwa tukang panggang pai atau raja yang meminta uang
Anda bisa mencuri sepotong dari kompetitor. Jadi, sulit untuk
mendapatkan pinjaman dalam dunia pramodern, dan begitu Anda
mendapatkannya, biasanya kecil, jangka pendek, dan dengan
beban bunga tinggi. Para pengusaha pemula dengan demikian
sulit membuka toko roti baru dan raja-raja besar yang ingin
membangun istana atau melancarkan perang tak punya pilihan
selain menggalang dana yang diperlukan melalui pajak dan tarif
tinggi. Hal itu baik-baik saja bagi raja (sepanjang rakyat mereka
Lingkaran Sihir Ekonomi Modern
368
tetap patuh), namun seorang buruh cuci yang punya ide hebat
membangun toko roti dan ingin memperbaiki kesejahteraannya
di dunia pada umumnya hanya bisa mengimpikan kekayaan
sambil berlutut di lantai-lantai dapur kerajaan.
Yang terjadi yaitu kalah-kalah. sebab kredit terbatas, orang
kesulitan mendanai bisnis-bisnis baru. sebab sedikit pebisnis
baru, ekonomi tidak tumbuh. sebab tidak tumbuh, orang
berasumsi ekonomi tidak akan pernah tumbuh, dan mereka yang
memiliki modal was-was untuk mengulurkan kredit. Ekspektasi
kemacetan terbukti dengan sendirinya.
Pai yang Tumbuh
Lalu, datanglah Revolusi Saintifik dan ide kemajuan. Ide
kemajuan dibangun pada pemahaman bahwa jika kita mengakui
ketidaktahuan dan menginvestasikan sumber daya dalam riset,
keadaan akan membaik. Ide itu kemudian diterjemahkan ke dalam
urusan ekonomi. Siapa pun yang percaya ada kemajuan berarti
percaya bahwa penemuan-penemuan geografis, penciptaan-
penciptaan teknologi, dan pengembangan-pengembangan
organisasi bisa meningkatkan jumlah total produksi, perdagangan,
dan kekayaan manusia. Rute-rute perdagangan baru di Atlantik
bisa tumbuh tanpa menghancurkan rute-rute lama di Samudra
Hindia. Barang-barang baru bisa diproduksi tanpa mengurangi
produksi barang-barang lama.
Misalnya, seseorang bisa membuka satu toko roti baru
yang spesialis membuat kue-kue cokelat dan croissant tanpa
memicu toko-toko roti yang spesialis roti bangkrut. Setiap
orang akan dengan mudah mengembangkan rasa-rasa baru dan
makan lebih banyak. Saya bisa kaya tanpa membuatmu miskin;
saya bisa gemuk tanpa membuatmu mati kelaparan. Segenap
pai global bisa tumbuh.
Dalam 500 tahun terakhir, ide kemajuan meyakinkan orang
untuk menempatkan lebih banyak kepercayaan pada masa
depan. Kepercayaan ini menciptakan kredit; kredit membawa
pertumbuhan ekonomi riil; dan pertumbuhan memperkuat
Kredo Kapitalis
369
kepercayaan pada masa depan serta membuka jalan bagi lebih
banyak kredit. Itu tidak terjadi dalam waktu semalam—ekonomi
lebih berperilaku seperti roller coaster ketimbang balon. Namun,
dalam jangka panjang, dengan penyetaraan-penyetaraan, arah
umumnya jelas. Kini, begitu banyak kredit di dunia yang dengan
mudah bisa didapatkan oleh pemerintah, korporasi bisnis, dan
individu-individu privat dalam bentuk pinjaman besar, jangka
panjang, dan berbunga ringan yang jauh melebihi pendapatan
saat ini.
Keyakinan pada tumbuhnya pai global pada akhirnya
terbukti revolusioner. Pada 1776, ekonom Skotlandia Adam
Smith menerbitkan The Wealth of Nations, mungkin manifesto
ekonomi paling penting sepanjang zaman. Pada bab kedelapan
dari volume pertamanya, Smith membuat argumentasi menarik
berikut ini: saat seorang tuan tanah, seorang penenun, atau
seorang pembuat sepatu memiliki keuntungan yang lebih besar
ketimbang yang dia butuhkan untuk menghidupi keluarganya, dia
memakai kelebihan itu untuk mempekerjakan lebih banyak
asisten, untuk meningkatkan lagi keuntungannya. Semakin banyak
keuntungan yang dia dapat, semakin banyak asisten yang bisa
dia pekerjakan. Yang terjadi yaitu kenaikan keuntungan usaha
Sejarah Singkat Ekonomi Modern
370
pribadi yaitu basis untuk kenaikan kekayaan dan kemakmuran
kolektif.
Ini mungkin tidak mengejutkan Anda sebagai sesuatu yang
sangat orisinal sebab kita semua hidup dalam sebuah dunia
kapitalis yang menerima argumentasi Smith sebagai kebenaran.
Kita mendengar variasi-variasi pada tema ini setiap hari dalam
berita. Meskipun demikian, klaim Smith bahwa dorongan manusia
yang egois untuk meningkatkan keuntungan pribadi menjadi basis
bagi kekayaan kolektif yaitu sebuah ide paling revolusioner yang
pernah ada dalam sejarah manusia—revolusioner tidak hanya dari
perspektif ekonomi, namun bahkan lebih dari perspektif moral
dan politis. Apa yang dikatakan Smith sesungguhnya yaitu
keserakahan itu bagus, dan bahwa dengan menjadi lebih kaya
saya memberi manfaat bagi setiap orang, tidak hanya diri saya
sendiri. Egoism is altruism.
Smith mengajarkan kepada warga untuk berpikir tentang
ekonomi sebagai “situasi menang-menang”, yang di dalamnya
keuntungan saya yaitu juga keuntungan Anda. Bukan hanya kita
bisa menikmati irisan pai yang lebih besar pada saat bersamaan,
melainkan juga bertambahnya bagian Anda bergantung pada
kenaikan bagian saya. Kalau saya miskin, Anda pun akan miskin
sebab saya tidak bisa membeli produk-produk atau jasa Anda.
Jika saya kaya, Anda juga akan menjadi kaya sebab Anda kini
bisa menjual sesuatu kepada saya. Smith membantah kontradiksi
tradisional antara kekayaan dan moralitas, dan membuka
gerbang surga bagi orang kaya. Menjadi kaya berarti menjadi
bermoral. Dalam cerita Smith, orang menjadi kaya bukan dengan
mengelabui para tetangganya, melainkan dengan meningkatkan
ukuran keseluruhan kue pai. Dan, saat pai tumbuh, setiap
orang beruntung. Dengan demikian, orang kaya yaitu orang
yang paling berguna dan paling penuh kebajikan dalam
warga sebab mereka menggerakkan roda pertumbuhan
untuk keuntungan setiap orang.
namun semua ini bergantung pada orang kaya yang
memakai keuntungan mereka untuk membuka pabrik-
pabrik baru dan mempekerjakan pegawai-pegawai baru, bukan
membuang-buangnya pada kegiatan-kegiatan yang tidak produktif.
Kredo Kapitalis
371
Oleh sebab itu, Smith mengulang-ulang seperti mantra pepatah
bahwa “saat keuntungan naik, tuan tanah atau penenun
akan mempekerjakan lebih banyak asisten” dan bukan “saat
keuntungan naik, si Kikir menimbun uangnya dalam peti dan
mengeluarkannya hanya untuk menghitung koin-koinnya”.
Bagian krusial dari ekonomi kapitalis modern yaitu munculnya
sebuah etik baru, yang menggariskan bahwa keuntungan harus
diinvestasikan kembali pada produksi. Ini bisa membawa
keuntungan lebih banyak, yang lagi-lagi diinvestasikan kembali
dalam produksi, yang terus membawa keuntungan lebih besar,
dan seterusnya dan seterusnya. Investasi bisa dilakukan dalam
banyak cara: memperbesar pabrik, melakukan riset saintifik,
mengembangkan produk-produk baru. Meski demikian, semua
investasi ini harus menaikkan produksi dan menjelma menjadi
keuntungan yang lebih besar. Dalam kredo kapitalis baru, ayat
pertama dan paling sakral yaitu : “Keuntungan dari produksi
harus diinvestasikan kembali dalam meningkatkan produksi”.
Itulah kenapa kapitalisme disebut “kapitalisme”. Kapitalisme
membedakan “modal” dari “kekayaan” semata-mata. Modal
terdiri dari uang, barang, dan sumber daya yang diinvestasikan
pada produksi. Kekayaan, di sisi lain, dikubur di tanah atau
dihambur-hamburkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak
produktif. Seorang Fir’aun yang menggelontorkan sumber daya
untuk piramida yang tidak produktif bukan kapitalis. Seorang
pembajak yang menjarah armada harta Spanyol dan mengubur
sepeti penuh koin berkilauan di pantai sebuah Pulau Karibia
bukan kapitalis. Namun, seorang buruh pabrik pekerja keras
yang menginvestasikan kembali bagian dari pendapatannya ke
pasar saham yaitu kapitalis.
Ide bahwa “Keuntungan dari produksi harus diinvestasikan
kembali untuk menaikkan produksi” terdengar seperti biasa.
Namun, ini asing bagi sebagian besar sepanjang sejarah. Pada
masa pramodern, orang percaya bahwa produksi kurang lebih
konstan. Jadi, mengapa menginvestasikan kembali keuntunganmu
jika produksi tidak akan naik banyak, terlepas dari apa pun
yang kamu lakukan? Jadi, para bangsawan abad pertengahan
menyokong etika kedermawanan dan konsumsi berlebihan.
372
Mereka menghabiskan pendapatan mereka untuk turnamen,
perjamuan, istana, dan perang, juga untuk amal serta katedral-
katedral monumental. Sedikit yang berusaha menginvestasikan
keuntungan kembali untuk meningkatkan hasil puri mereka,
mengembangkan jenis gandum yang lebih baik, atau mencari
pasar-pasar baru.
Pada era modern, kebangsawanan telah diambil alih oleh
elite baru yang anggota-anggotanya yaitu penganut sejati
kredo kapitalis. Elite kapitalis baru ini terdiri dari bukan para
pangeran dan marquis, melainkan para ketua dewan komisaris,
para pedagang saham, dan para industrialis. Para hartawan ini
jauh lebih kaya dari kaum bangsawan abad pertengahan, namun
mereka jauh kurang berminat pada konsumsi besar-besaran, dan
mereka menghabiskan jauh lebih kecil bagian dari keuntungan
mereka untuk kegiatan-kegiatan non-produktif.
Kaum bangsawan abad pertengahan mengenakan jubah-
jubah warna-warni yang terbuat dari emas dan sutra, dan
mencurahkan banyak waktu untuk menghadiri jamuan-jamuan,
karnaval, dan turnamen-turnamen glamor. sedang para CEO
modern lebih suka pakaian berwarna gelap yang disebut suit,
yang membuat mereka bisa mendapatkan semua keistimewaan
orang-orang sebangsanya, dan mereka tak punya banyak waktu
untuk perayaan-perayaan. Yang khas dari kapitalis ventura yaitu
Kredo Kapitalis
373
bergegas dari satu pertemuan ke pertemuan lain, berusaha
merumuskan ke mana harus menginvestasikan modalnya dan
mengikuti naik-turunnya saham dan obligasi yang dia miliki.
Benar, pakaian suit-nya mungkin bermerek Versace dan dia
mungkin bepergian dengan jet pribadi, namun biaya-biaya ini tak
ada apa-apanya dibandingkan dengan apa yang dia investasikan
dalam meningkatkan produksi oleh manusia.
Rakyat biasa dan badan-badan pemerintah berpikir
mengikuti garis yang sama. Berapa banyak percakapan makan
malam dalam perkampungan sederhana cepat atau lambat
akan membentur perdebatan tanpa akhir tentang apakah lebih
baik menginvestasikan tabungan seseorang di pasar saham,
obligasi, atau properti? Pemerintah juga giat menginvestasikan
pendapatan pajaknya dalam usaha-usaha produktif yang akan
menaikkan pendapatan pada masa depan—misalnya, membangun
sebuah pelabuhan baru bisa memudahkan pabrik-pabrik
mengekspor produk-produk mereka, memungkinkan mereka
untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan yang bisa dipajaki
sehingga menaikkan pendapatan pemerintah pada masa depan.
Pemerintah lain mungkin lebih menyukai investasi di pendidikan,
dengan dasar bahwa orang-orang terdidik akan menjadi basis
bagi industri-industri high-tech yang menguntungkan, yang dapat
membayar banyak pajak tanpa memerlukan fasilitas-fasilitas
pelabuhan yang mahal.
Kapitalisme dimulai sebagai sebuah teori tentang bagaimana
fungsi-fungsi ekonomi. Ia bersifat deskriptif sekaligus preskriptif—
menawarkan suatu penjelasan tentang bagaimana uang bekerja
dan mendukung ide bahwa reinvestasi keuntungan dalam
produksi membawa pertumbuhan ekonomi yang cepat. Namun,
kapitalisme perlahan-lahan menjadi tak lebih dari sekadar sebuah
doktrin ekonomi. Kini ia mencakup suatu etika—seperangkat
ajaran tentang bagaimana orang harus berperilaku, mengedukasi
anak-anak mereka, dan bahkan berpikir. Ajaran dasarnya yaitu
bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan kebaikan tertinggi, atau
paling tidak proxy untuk kebaikan tertinggi sebab keadilan,
kebebasan, bahkan kebahagiaan semuanya bergantung pada
pertumbuhan ekonomi. Tanyalah seorang kapitalis bagaimana
374
membawa keadilan dan kebebasan politik ke tempat seperti
Zimbabwe atau Afganistan, dan Anda kemungkinan akan dikuliahi
tentang bagaimana kemakmuran ekonomi dan kemakmuran kelas
menengah yaitu penting bagi institusi-institusi demokrasi yang
stabil dan sebab itu tentang perlunya mengajarkan warga
suku Afganistan nilai-nilai kebebasan berusaha, penghematan,
dan kemandirian.
Agama baru ini sudah memiliki pengaruh menentukan
pada perkembangan sains modern juga. Riset saintifik biasanya
didanai oleh pemerintah atau bisnis swasta. saat pemerintah-
pemerintah atau bisnis-bisnis kapitalis mempertimbangkan
untuk berinvestasi di proyek saintifik tertentu, pertanyaan
pertamanya biasanya yaitu , “Apakah proyek ini memungkinkan
kami meningkatkan produksi dan keuntungan? Akankah ini
menghasilkan pertumbuhan ekonomi?” Sebuah proyek yang
tidak bisa menjernihkan persoalan ini kecil peluangnya untuk
mendapatkan sponsor. Tidak ada sejarah sains modern yang bisa
meninggalkan kapitalisme di luar gambar mereka. Sebaliknya,
sejarah kapitalisme tak bisa dimengerti tanpa mempertimbangkan
sains. Keyakinan kapitalisme pada pertumbuhan ekonomi abadi
bertentangan dengan hampir semua hal yang kita tahu tentang
alam semesta. Sebuah warga serigala akan benar-benar
bodoh untuk meyakini bahwa pasokan domba akan terus tumbuh
tak terbatas. Ekonomi manusia bagaimanapun telah berhasil
tumbuh secara mengagumkan dalam era modern, hanya berkat
fakta bahwa para ilmuwan menyodorkan penemuan baru atau
gawai baru setiap beberapa tahun—seperti kontinen Amerika,
mesin dengan pembakaran internal, atau domba-domba rekayasa
genetika. Bank-bank dan pemerintah mencetak uang, namun pada
akhirnya, ilmuwanlah yang membayar rekening.
Dalam beberapa tahun terakhir ini, bank-bank dan
pemerintah-pemerintah gila-gilaan mencetak uang. Setiap
orang takut bahwa krisis ekonomi saat ini bisa menghentikan
pertumbuhan ekonomi. Jadi, mereka menciptakan triliunan
dolar, euro, dan yen dari udara tipis, memompa kredit murah
ke dalam sistem, dan berharap agar para ilmuwan, teknisi, dan
insinyur akan berhasil menyodorkan sesuatu yang benar-benar
Kredo Kapitalis
375
besar, sebelum balon-balon meletus. Segalanya bergantung pada
laboratorium-laboratorium. Penemuan-penemuan baru di bidang-
bidang seperti bioteknologi dan nanoteknologi bisa menciptakan
industri-industri yang sama sekali baru, yang keuntungannya bisa
menopang triliunan uang pura-pura yang diciptakan bank-bank
dan pemerintah-pemerintah sejak 2008. Jika laboratorium tidak
bisa memenuhi ekspektasi-ekspektasi ini sebelum balon-balon
meletus, kita sedang menuju masa yang teramat sulit.
Columbus Mencari Investor
Kapitalisme memainkan peran menentukan tidak hanya
dalam bangkitnya sains modern, namun juga pada kemunculan
imperialisme Eropa. Dan, imperialisme Eropa lah yang
menciptakan sistem kredit kapitalis pada kesempatan pertama.
Tentu saja, kredit tidak diciptakan oleh Eropa modern. Ia ada
dalam hampir seluruh warga agrikultur, dan pada periode
modern awal, kemunculan kapitalisme Eropa terkait erat dengan
perkembangan-perkembangan ekonomi di Asia. Ingat juga bahwa
sampai ke pemahaman bahwa bangsa Eropa memiliki modal
yang jauh di bawah China, Muslim, dan India.
Meskipun demikian, dalam sistem sosiopolitik China, India,
dan dunia Islam, kredit hanya memainkan peran sekunder. Para
pedagang dan bankir di pasar-pasar Istanbul, Isfahan, Delhi,
dan Beijing mungkin saja punya pikiran yang sejalan dengan
kaum kapitalis, namun raja-raja dan para jenderal di istana-istana
dan benteng-benteng cenderung meremehkan pemikiran para
pedagang dan saudagar. Sebagian besar imperium non-Eropa
pada era modern awal didirikan oleh para penakluk besar seperti
Nurhaci dan Nader Shah, atau oleh elite birokrat dan militer
seperti pada imperium Qing dan Ottoman. Pendanaan perang
melalui pajak dan perampasan (tanpa membuat pembedaan
yang jelas antara keduanya), tak banyak bergantung pada sistem
kredit, dan mereka bahkan kurang peduli terhadap bunga para
bankir dan investor.
376
Di Eropa, di sisi lain, raja-raja dan para jenderal pelan-pelan
mengadopsi cara berpikir para saudagar, sampai para pedagang
dan bankir menjadi elite kekuasaan. Penaklukan Eropa atas dunia
semakin didanai melalui kredit ketimbang pajak, dan semakin
diarahkan oleh kaum kapitalis yang ambisi utamanya yaitu
mendapatkan imbal hasil maksimum dari investasi mereka.
Imperium-imperium yang dibangun oleh para bankir dan saudagar
bermantel dan bertopi tinggi mengalahkan imperium-imperium
yang dibangun oleh raja-raja dan kaum bangsawan berbaju emas
dan persenjataan mengilap. Imperium-imperium saudagar lebih
lihai dalam mendanai penaklukan-penaklukan. Tak ada orang yang
ingin membayar pajak, namun setiap orang senang berinvestasi.
Pada 1484, Christopher Columbus mendekati Raja Portugal
dengan proposal agar dia mendanai satu armada yang akan
berlayar ke arah barat untuk mencari rute perdagangan baru
menuju Asia Timur. Eksplorasi-eksplorasi semacam itu yaitu
bisnis yang sangat berisiko dan mahal. Banyak uang yang
dibutuhkan untuk membangun kapal, membeli pasokan, dan
membayar para pelaut serta tentara—dan tidak ada jaminan
bahwa investasi itu akan membawa imbal hasil. Raja Portugal
menolak.
Seperti pengusaha startup masa kini, Columbus tidak
menyerah. Dia bawa idenya ke investor potensial di Italia,
Prancis, Inggris, dan Portugal. Dia selalu ditolak. Dia kemudian
mengadu keberuntungannya dengan Ferdinand dan Isabella,
penguasa Spanyol yang baru tersatukan. Dia memanfaatkan
sejumlah pelobi berpengalaman, dan dengan bantuan mereka
dia berhasil meyakinkan Ratu Isabella untuk berinvestasi. Seperti
setiap anak sekolah yang tahu, Isabella menang lotre. Penemuan-
penemuan Columbus memungkinkan orang-orang Spanyol
menaklukkan Amerika, tempat mereka mendirikan tambang emas
dan perak, selain perkebunan-perkebunan tebu dan tembakau
yang memperkaya raja-raja, para bankir, dan pedagang-pedagang
Spanyol di luar impian mereka yang paling liar sekalipun.
Seratus tahun kemudian, para pangeran dan bankir bersedia
memperbesar kredit ke para penerus Columbus, dan mereka
mendapatkan modal lebih besar, berkat harta benda yang
Kredo Kapitalis
377
diboyong dari Amerika. Sama pentingnya, para pangeran dan
bankir memiliki kepercayaan lebih besar pada potensi eksplorasi,
dan lebih bersedia ikut ambil bagian dengan uang mereka. Inilah
lingkaran ajaib kapitalisme imperium: kredit mendanai penemuan-
penemuan baru; penemuan-penemuan menghasilkan koloni-
koloni; koloni-koloni menyediakan keuntungan; keuntungan
membangun kepercayaan; dan kepercayaan menjelma menjadi
lebih banyak kredit. Nurhaci dan Nader Shah kehabisan bahan
bakar setelah beberapa ribu kilometer. Para pengusaha kapitalis
hanya menaikkan momentum finansial mereka dari penaklukan
ke penaklukan.
Tetap saja, ekspedisi-ekspedisi ini yaitu untung-untungan
sehingga pasar kredit bagaimanapun tetap berhati-hati. Banyak
ekspedisi yang kembali ke Eropa dengan tangan hampa, tidak
menemukan apa pun yang bernilai. Inggris, misalnya, membuang-
buang banyak modal dalam upaya sia-sia untuk menemukan jalur
barat laut ke Asia melalui Arktik. Banyak ekspedisi lain malah
tidak kembali sama sekali. Kapal-kapal menabrak gunung es,
karam dalam badai tropis, atau menjadi korban pembajak. Dalam
rangka meningkatkan jumlah investor potensial dan mengurangi
risiko yang harus ditanggung, orang-orang Eropa berpaling ke
perusahaan-perusahaan saham bersama liabilitas terbatas. Bukan
dengan satu investor tunggal yang mempertaruhkan seluruh
uangnya untuk sebuah kapal reot, perusahaan saham bersama
mengumpulkan uang dari banyak investor, masing-masing hanya
menanggung porsi kecil risiko modal. Dengan demikian, risiko-
risiko itu dikurangi, namun tidak ada pajak pada penghasilan.
Bahkan, satu investasi kecil di kapal yang tepat bisa membuat
Anda menjadi seorang miliuner.
Dekade demi dekade, Eropa Barat menyaksikan perkembangan
sistem finansial yang canggih yang bisa menggalang kredit dalam
jumlah besar dengan pemberitahuan singkat dan menempatkannya
di tangan pengusaha-pengusaha privat dan pemerintah. Sistem ini
bisa mendanai eksplorasi-eksplorasi serta penaklukan-penaklukan
jauh lebih efisien ketimbang kerajaan atau imperium mana pun.
Kekuatan kredit yang baru ditemukan itu bisa dilihat dalam
pertarungan sengit antara Spanyol dan Belanda. Pada abad ke-
378
16, Spanyol yaitu negara paling kuat di Eropa, menguasai satu
imperium global yang sangat luas. Ia menguasai banyak bagian
Eropa, bagian-bagian besar Amerika Utara dan Selatan, Kepulauan
Filipina, dan segaris basis sepanjang pesisir Afrika dan Asia.
Setiap tahun, armada-armada yang penuh muatan harta Amerika
dan Asia kembali ke pelabuhan-pelabuhan Seville dan Cadiz.
Belanda, waktu itu, yaitu sebuah rawa kecil berangin, tanpa
sumber daya alam, sebuah sudut dari dominion raja Spanyol.
Pada 1568 Belanda, yang kebanyakan Protestan, memberontak
melawan penguasa Katolik Spanyol. Pada mulanya para
pemberontak tampak memainkan peran Don Quixote, yang
dengan berani memerangi musuh imajiner. Namun, dalam 80
tahun, Belanda tidak semata-mata mengamankan kemerdekaan
dari Spanyol, namun juga berhasil menggantikan orang-orang
Spanyol dan sekutunya, Portugis, sebagai penguasa lautan, untuk
membangun imperium global Belanda, dan menjadi negara
terkaya di Eropa.
Rahasia sukses Belanda yaitu kredit. Para penduduk kota
Belanda, yang kurang berpengalaman dalam urusan perang di
darat, menyewa tentara bayaran untuk memerangi Spanyol.
Orang-orang Belanda sendiri, sementara itu, turun ke laut
dalam armada-armada yang lebih besar. Tentara bayaran dan
armada-armada bermoncong meriam memang sangat mahal,
namun Belanda sanggup mendanai ekspedisi-ekspedisi militer
mereka lebih mudah daripada si raksasa Imperium Spanyol
sebab mereka mendapatkan kepercayaan dari sistem finansial
Eropa yang sudah tumbuh pada saat raja Spanyol secara ceroboh
justru meruntuhkan kepercayaan sistem itu kepadanya. Para
pemodal menyalurkan kredit cukup besar kepada Belanda
untuk membentuk angkatan perang dan armada, dan kedua
hal itu memberi Belanda kontrol atas jalur-jalur perdagangan
dunia, yang pada gilirannya menghasilkan keuntungan besar.
Keuntungan-keuntungan itu memungkinkan Belanda membayar
kembali utang-utangnya, yang semakin memperkuat kepercayaan
para pemodal. Amsterdam dengan cepat menjadi bukan hanya
salah satu pelabuhan paling penting di Eropa, melainkan juga
Mekkah, finansialnya benua itu.
Kredo Kapitalis
379
Bagaimana sesungguhnya Belanda bisa meraih kepercayaan
dari sistem finansial? Pertama-tama, mereka ngotot untuk bisa
membayar utang pada waktunya dan lunas sehingga memperbesar
kredit menjadi kurang berisiko di mata para pemberi pinjaman.
Kedua, sistem yudisial mereka menikmati independensi dan
melindungi hak-hak privat—secara khusus hak-hak properti
privat. Rembesan-rembesan modal menjauh dari negara-negara
diktator yang gagal membela individu-individu privat dan properti
mereka. Jadi, modal mengalir ke negara-negara yang menjunjung
tinggi tertib hukum dan properti privat.
Bayangkan Anda seorang putra dari keluarga pemodal
Jerman yang solid. Ayah Anda melihat sebuah peluang untuk
mengekspansi bisnis dengan membuka cabang-cabang di kota-kota
besar Eropa. Dia mengirim Anda ke Amsterdam dan adik laki-
laki Anda ke Madrid, memberi masing-masing 10.00 koin emas
untuk diinvestasikan. Adik Anda meminjamkan modal startup-
nya dengan bunga kepada raja Spanyol, yang membutuhkannya
untuk membesarkan angkatan perang demi memerangi raja
Prancis. Anda memutuskan untuk meminjamkan modal ke seorang
pedagang Belanda, yang ingin berinvestasi di semak belukar di
ujung selatan sebuah pulau terpencil bernama Manhattan, yakin
bahwa nilai properti itu akan meroket seperti Sungai Hudson
berubah menjadi arteri perdagangan besar. Kedua pinjaman itu
harus dibayar kembali dalam setahun.
Setahun berlalu. Pedagang Belanda menjual pulau yang dia
beli dengan keuntungan besar dan membayar uang Anda dengan
bunganya yang dia janjikan. Ayah Anda senang. Namun, adik
Anda di Madrid cemas. Perang dengan Prancis berakhir baik
untuk raja Spanyol, namun dia kini menyibukkan diri dalam konflik
dengan orang-orang Turki. Dia membutuhkan setiap sen untuk
mendanai perang baru itu, dan berpikir ini jauh lebih penting
ketimbang membayar utang-utangnya. Adik Anda mengirim
surat ke istana dan meminta teman yang punya koneksi dengan
istana untuk turun tangan, namun tidak berhasil. Bukan hanya
tidak mendapatkan bunga yang dijanjikan, adik Anda bahkan
kehilangan modalnya. Ayah Anda tidak senang.
380
Kini, urusannya semakin kacau sebab raja mengirim
pejabat keuangan ke adik Anda untuk memberitahunya, tanpa
kesepakatan yang jelas, bahwa dia berharap menerima pinjaman
lagi dengan jumlah yang sama, segera. Adik Anda tak punya
uang lagi. Dia menulis ke Ayah Anda, berusaha membujuknya,
bahwa kali ini raja akan beres. Ayah iba pada si bungsu, dan
setuju dengan berat hati. Tambahan 10.000 koin emas lenyap
ke pundi Spanyol, dan tidak pernah kembali lagi. Sementara
itu di Amsterdam, keadaan semakin cerah. Anda memberi
pinjaman semakin banyak dan semakin banyak kepada para
pedagang Belanda, yang membayar utang cepat dan lunas.
Namun, keberuntungan Anda tidak bertahan terus tanpa batas.
Salah satu klien Anda punya firasat bahwa terompah kayu akan
menjadi demam fashion di Paris, dan meminta Anda pinjaman
untuk mendirikan toko besar alas kaki di ibu kota Prancis. Anda
memberinya pinjaman uang, namun sayang, terompah tidak cocok
untuk para perempuan Prancis, dan pedagang yang kecewa
itu tak mau melunasi utang. Ayah Anda marah, dan memberi
tahu kalian berdua kinilah saatnya mengirim pengacara. Adik
Anda melayangkan gugatan di Madrid melawan raja Spanyol,
sementara Anda melayangkan gugatan di Amsterdam melawan si
tukang sepatu kayu. Di Spanyol, pengadilan tunduk pada raja—
para hakim melayani kesenangannya dan takut dihukum kalau
mereka tidak menuruti kemauannya. Di Belanda, pengadilan
yaitu cabang pemerintahan yang terpisah, tidak bergantung
pada para warga kota dan pangeran negara itu. Pengadilan di
Madrid menepis gugatan adik Anda, sedang pengadilan di
Amsterdam mendukung Anda dan memerintahkan pegadaian
aset-aset pedagang terompah untuk memaksanya membayar
utang. Ayah Anda mendapat pelajaran. Lebih baik melakukan
bisnis dengan para pedagang ketimbang dengan raja, dan lebih
baik melakukannya di Belanda ketimbang di Madrid.
Dan, penderitaan adik Anda belum selesai. Raja Spanyol
kepayahan butuh uang tambahan untuk membayar angkatan
perangnya. Dia yakin ayah Anda masih punya uang. Maka, dia
ciptakan tuduhan pengkhianatan terhadap adik Anda. Jadi, kalau
tidak bisa membawa segera 20.000 koin emas, dia dimasukkan ke
Kredo Kapitalis
381
dalam penjara bawah tanah dan membusuk di sana sampai mati.
Ayah Anda punya uang cukup. Dia bayar tebusan untuk
putra kesayangannya, namun bersumpah tidak akan pernah
lagi berbisnis dengan Spanyol. Dia tutup cabang Madrid dan
merelokasi adik Anda ke Rotterdam. Dua cabang di Belanda
kini tampak benar-benar ide yang bagus. Dia mendengar bahwa
bahkan para kapitalis Spanyol menyelundupkan hasil usahanya
ke luar negeri. Mereka juga menyadari bahwa jika ingin uang
mereka tetap di tangan dan memakai nya untuk mendapatkan
lebih banyak kekayaan, mereka lebih baik menginvestasikannya
di tempat yang menjaga tertib hukum dan tempat properti privat
dihormati—di Belanda, misalnya.
Dengan cara seperti itulah raja Spanyol mengikis kepercayaan
para investor pada saat yang sama saat para pedagang
Belanda mendapatkan kepercayaan mereka. Dan, para pedagang
Belanda-lah—bukan negara Belanda—yang membangun
Imperium Belanda. Raja Spanyol tetap berusaha mendanai dan
mempertahankan penaklukan-penaklukan dengan menggalang
pajak tak populer dari penduduk yang sudah jengkel. Para
pedagang Belanda mendanai penaklukan-penaklukan dengan
mendapatkan pinjaman, dan semakin sering juga dengan menjual
saham-saham di perusahaan-perusahaan mereka, yang memberi
hak para pemegangnya untuk menerima porsi keuntungan
perusahaan. Para investor yang hati-hati, yang tidak sudi lagi
memberi uangnya ke raja Spanyol, dan yang akan berpikir dua
kali untuk menaruk kredit ke pemerintah Belanda, dengan senang
hati menginvestasikan hartanya di perusahaan-perusahaan saham
bersama Belanda, yang menjadi penopang utama imperium baru.
Jika Anda berpikir sebuah perusahaan akan menghasilkan
keuntungan besar namun sudah menjual semua sahamnya, Anda
bisa membeli sebagian dari orang-orang yang memilikinya,
mungkin dengan harga lebih tinggi dari harga asalnya. Jika
Anda membeli saham dan pada kemudian hari mendapati bahwa
perusahaan itu sedang mengalami masa sulit, Anda bisa coba
mengurangi saham Anda dengan harga lebih rendah. Perdagangan
yang dihasilkan dari saham-saham perusahaan inilah yang kelak
menjelma menjadi bursa-bursa saham di kota-kota besar Eropa,
382
tempat saham-saham perusahaan diperdagangkan.
Perusahaan saham bersama Belanda yang paling terkenal,
Vereenigde Oostindische Compagnie, atau disingkat VOC,
didirikan pada 1602, tepat saat Belanda menggulingkan kekuasaan
Spanyol dan dentuman artileri Spanyol masih bisa didengar tak
jauh dari benteng Amsterdam. VOC memakai uang yang
digalangnya dari penjualan saham untuk membangun kapal-kapal,
mengirimnya ke Asia, dan membawa pulang barang-barang dari
China, India, dan Indonesia. Perusahaan itu juga mendanai aksi-
aksi militer yang diambil oleh kapal-kapal perusahaan melawan
kompetitor dan pembajak. Akhirnya, uang VOC mendanai
penaklukan Indonesia.
Indonesia yaitu negara kepulauan terbesar di dunia. Beribu-
ribu pulaunya diperintah pada awal abad ke-17 oleh ratusan
kerajaan, kepangeranan, kesultanan, dan suku-suku. saat para
pedagang VOC pertama tiba di Indonesia pada 1603, tujuan
mereka semata-mata komersial. Namun, untuk mengamankan
kepentingan komersial mereka dan memaksimalkan keuntungan
para pemegang saham, para pedagang VOC mulai memerangi
penguasa-penguasa lokal yang mengenakan tarif tinggi, di samping
memerangi kompetitor-kompetitor Eropa. VOC mempersenjatai
kapal-kapal dagangnya dengan meriam; merekrut tentara bayaran
dari Eropa, Jepang, Italia, dan Indonesia; dan membangun
benteng-benteng serta melakukan pertempuran dan pengepungan
besar-besaran. Usaha ini mungkin kedengaran agak aneh bagi
kita, namun pada era modern awal, lazim perusahaan-perusahaan
menyewa tidak hanya tentara, namun juga para jenderal dan
laksamana, meriam serta kapal, dan bahkan satu angkatan
perang utuh. warga internasional menerima hal itu sebagai
kelaziman dan tidak terusik saat sebuah perusahaan swasta
mendirikan sebuah imperium.
Pulau demi pulau jatuh ke tentara bayaran VOC dan satu
bagian besar Indonesia menjadi koloni VOC. VOC menguasai
Indonesia selama hampir 200 tahun. Baru pada 1800 negara
Belanda menjalankan kontrol atas Indonesia, menjadikannya satu
koloni nasional Belanda selama 150 tahun kemudian.
Kredo Kapitalis
383
Kini sebagian orang mengingatkan bahwa korporasi abad ke-
21 mengakumulasi kekuatan yang terlalu besar. Sejarah modern
awal menunjukkan betapa jauh akibatnya jika bisnis dibiarkan
memburu kepentingan mereka tanpa pengawasan.
saat VOC beroperasi di Samudra Hindia, perusahaan
Belanda West Indies Company, atau WIC, menjelajahi Atlantik.
Dalam rangka menguasai perdagangan di Sungai Hudson yang
penting itu, WIC membangun sebuah permukiman yang diberi
nama New Amsterdam di sebuah pulau di mulut sungai. Koloni
itu diancam oleh orang-orang Indian dan berkali-kali diserang
oleh Inggris, yang akhirnya dapat merebut koloni itu pada 1664.
Inggris mengubah namanya menjadi New York. Sisa-sisa tembok
yang dibangun WIC untuk mempertahankan koloni dari serangan
Indian dan Inggris kini diratakan menjadi jalan paling terkenal
di dunia—Wall Street.
Menjelang berakhirnya abad ke-17, rasa puas dan perang-
perang kontinental yang menguras dana memicu Belanda
kehilangan tidak hanya New York, namun juga posisi mereka
sebagai mesin finansial dan imperium Eropa. Kekosongan itu
diperebutkan dengan sengit oleh Prancis dan Inggris. Mula-
mula Prancis tampak jauh lebih kuat. Ia lebih besar daripada
Inggris, lebih kaya, lebih banyak penduduknya, dan memiliki
angkatan perang yang lebih besar serta lebih berpengalaman.
Namun, Inggris berhasil meraih kepercayaan dari sistem finansial
sedang Prancis justru menunjukkan dirinya tidak berguna.
Perilaku bangsawan Prancis sangat jahat pada masa yang dikenal
sebagai Mississippi Bubble, krisis finansial terbesar abad ke-18
Eropa. Kisah itu juga dimulai dengan sebuah perusahaan saham
bersama yang membangun imperium.
Pada 1717 Mississippi Company, yang didirikan di Prancis,
bertolak untuk mengolonisasi lembah hilir Mississippi, mendirikan
kota New Orleans dalam proses itu. Untuk mendanai rencana
ambisius itu, perusahaan ini , yang memiliki koneksi bagus
di istana Raja Louis XV, menjual saham-sahamnya di bursa
saham Paris. John Law, direktur perusahaan, juga gubernur
bank sentral Prancis. Lebih dari itu, raja sudah menunjuknya
sebagai pengawas umum keuangan, sebuah jabatan yang kurang
384
lebih setara dengan apa yang dalam era modern disebut menteri
keuangan. Pada 1717 lembah hilir Mississippi menawarkan
beberapa daya tarik di samping rawa dan aligator, namun
Mississippi Company menyebarkan cerita-cerita tentang kekayaan
menakjubkan dan peluang-peluang tak terbatas. Kaum aristokrat
Prancis, para pengusaha dan warga urban borjuis terhanyut
oleh fantasi-fantasi ini, dan harga saham Mississippi meroket.
Mula-mula, saham ditawarkan pada harga 500 livre selembar.
Pada 1 Agustus 1719, saham diperdagangkan pada harga 2.750
livre. Pada tanggal 30 Agustus, harganya bernilai 4.100 livre,
dan pada 4 September, harganya mencapai 5.000 livre. Pada
tanggal 2 Desember harga saham Mississippi menembus ambang
10.000 livre. Euforia melanda jalan-jalan Paris. Orang-orang
menjual semua harta bendanya dan mengambil pinjaman besar
dalam rangka membeli saham Mississippi. Setiap orang percaya
mereka bakal menemukan cara mudah untuk kaya.
Beberapa hari kemudian, kepanikan dimulai. Sebagian
spekulan menyadari bahwa harga-harga saham itu benar-benar
tidak realistis dan tidak akan langgeng. Mereka memperkirakan
bahwa sebaiknya segera menjual pada saat harga mencapai
puncak. Saat pasokan saham yang dijual naik, harganya pun
turun. saat para investor lain melihat harga turun, mereka
pun ingin keluar dengan cepat. Harga saham anjlok lebih dalam
sehingga terjadilah ‘salju longsor’. Dalam rangka menstabilkan
harga, bank sentral Prancis—atas arahan gubernurnya, John
Law—membeli saham-saham Mississippi, namun hal itu tak bisa
dilakukan terus-menerus. Akhirnya bank sentral pun kehabisan
uang. saat itu terjadi, sang pengawas umum keuangan, ya si
John Law tadi, mengotorisasi pencetakan banyak uang untuk
membeli lagi saham-saham Mississippi. Ini menempatkan seluruh
sistem keuangan Prancis dalam balon. Dan, bahkan sihir finansial
pun tak mampu menyelamatkannya. Harga saham Mississippi
anjlok dari 10.000 livre kembali ke harga 1.000 livre, dan
kemudian tumpas sama sekali; dan saham kehilangan seluruh
nilainya. Kali ini, bank sentral dan keuangan kerajaan memiliki
saham dalam jumlah besar namun tak bernilai dan tak punya
uang. Para spekulan besar bangkit tanpa cedera—mereka sudah
Kredo Kapitalis
385
menjualnya pada saat yang tepat. Para investor kecil kehilangan
segala-galanya, dan banyak yang melakukan bunuh diri.
Balon Mississippi yaitu salah satu prahara finansial paling
spektakuler dalam sejarah. Sistem finansial Kerajaan Prancis tidak
pernah pulih seperti sediakala akibat pukulan itu. Cara Mississippi
Company memakai kekuatan politiknya untuk memanipulasi
harga saham dan mendorong kegilaan pembelian memicu
publik kehilangan kepercayaan pada sistem perbankan Prancis
dan pada kebijaksanaan finansial raja Prancis. Louis XV semakin
kesulitan untuk menggalang kredit. Ini menjadi salah satu
penyebab utama Imperium Prancis di luar negeri jatuh ke tangan
Inggris. Sementara Inggris dengan mudah bisa meminjam dan
dengan bunga rendah, Prancis justru kesulitan mencari pinjaman,
dan harus membayar bunga tinggi untuk pinjaman itu. Dalam
39. New Amsterdam pada 1660, di ujung Pulau Manhattan. Tembok
pelindung permukiman itu kemudian rata dan kini menjadi Wall
Street.
386
rangka mendanai utang-utangnya yang tumbuh, raja Prancis
meminjam lebih banyak uang dengan bunga tinggi. Akhirnya,
pada 1780-an, Louis XVI, yang naik takhta setelah kematian
ayahnya, menyadari bahwa separuh dari anggaran tahunannya
terikat untuk mengatasi bunga pinjamannya, dan bahwa dia
menuju kebangkrutan. Dengan enggan, pada 1789, Louis XVI
membuka sidang Estates General, parlemen Prancis yang belum
pernah bersidang selama 1,5 abad, dalam rangka mencari solusi
atas krisis ini . Maka, dimulailah Revolusi Prancis.
Sementara imperium Prancis di luar sedang runtuh, Imperium
Inggris justru berkembang pesat. Seperti Imperium Belanda yang
mendahuluinya, Imperium Inggris didirikan dan digerakkan
terutama oleh perusahaan-perushaan saham bersama yang berbasis
di bursa saham London. Permukiman pertama Inggris di Amerika
Utara didirikan pada awal abad ke-17 oleh perusahaan-perusahaan
saham bersama seperti London Company, Plymouth Company,
Dorchester Company, dan Massachusetts Company.
Anak benua India juga ditaklukkan bukan oleh negara
Inggris, melainkan oleh tentara bayaran British East India
Company. Perusahaan ini bahkan mengungguli VOC. Dari markas
besarnya di Leadenhall Street, London, ia menguasai imperium
raksasa India selama sekitar satu abad, menempatkan kekuatan
militer besar sampai 350.000 tentara, yang jelas di atas jumlah
angkatan perang kerajaan Inggris. Baru pada 1858 Kerajaan
Inggris menasionalisasi India bersamaan dengan angkatan perang
perusahaan swasta itu. Napoleon meledek Inggris, menyebutnya
sebuah negara pemilik toko. Nam